Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

97
PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN ZAKAT. (Study Tindakan Kelas IV Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh ABDUL GHOFAR NIM : 093111232 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

Page 1: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN ZAKAT.

(Study Tindakan Kelas IV Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah HIFAL 02

Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan

Tahun Pelajaran 2010/2011)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Islam

Oleh

ABDUL GHOFAR

NIM : 093111232

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Abdul Ghofar

NIM : 093111232

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, Juni 2011

Saya yang menyatakan,

Abdul Ghofar

NIM. 093111232

Page 3: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan

Judul : Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar pada Mapel Fiqih Pokok Bahasan Zakat.

(Study Tindakan Kelas IV Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah

HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan Selatan Kota

Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011)

Nama : Abdul Ghofar

NIM : 093111232

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh dewan penguji Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, Juni 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua, Sekretaris,

Drs. Mat Solikhin, M.Ag Dr. Hamdani Muín, M.Ag

NIP. 19600524 199403 1 001 NIP. 19720405 199903 1 001

Penguji I Penguji II

Lift Anis Mas’shumah, M.Ag Ahmad Muthohar, M.Ag

NIP. 19720928 199703 2 001 NIP. 19691107 199603 1 001

Pembimbing,

Dr. Sujaí, M.Ag

NIP. 19700503199603 1 003

Page 4: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

iv

Semarang, Juni 2011

NOTA PEMBIMBING

Kepada :

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Di – Semarang

Assalamuálaikum wr wb

Dengan ini dibertitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan :

Judul : Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar pada Mapel Fiqih Pokok Bahasan Zakat.

(Study Tindakan Kelas IV Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah

HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan Selatan Kota

Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011)

Nama : Abdul Ghofar

NIM : 093111232

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Munaqosyah.

Wassalamuálaikum wr wb

Pembimbing,

Page 5: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

v

ABSTRAK

Abdul Ghofar (NIM. 093111232). Penerapan Metode Problem Solving untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar pada Mapel Fiqih Pokok Bahasan Zakat.

(Study Tindakan Kelas IV Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah HIFAL 02

Banyurip Alit Pekalongan Selatan Kota Pekalongan Tahun Pelajaran

2010/2011).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: peningkatan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran fiqih pokok bahasan zakat dengan

menggunakan metode Problem Solving.

Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada

siswa kelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan

Kota Pekalongan. Dari observasi secara langsung secara langsung dikelas IV

sebelum penelitian tindakan, dapat diketahui bahwa metode yang diberikan guru

pada mata pelajaran fiqih masih menggunakan metode ceramah, siswa

menunjukkan sikap yang kurang aktif pada saat pembelajaran berlangsung.

Selama proses pembelajaran ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan

penjelasan dari guru pengampu, mereka lebih suka bermainkarya sendiri baik

mencoret-coret bukunya ataupun berbicara dengan teman sebangkunya, sehingga

keaktifan siswa dalam pembelajaran tidak tampak.

Obyek penelitian ini adalah MSI HIFAL 02 Banyurip Alit

Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan. Dalam penelitian yang diambil

kelas IV untuk penerapan pembelajaran melalui metode Problem Solving yang

jumlahnya ada 28 siswa. Sebelum dilakukan peneletian metode yang digunakan

oleh guru pengampu mata pelajaran fiqih dengan menggunakan metode ceramah

sehingga keaktifan siswa dalam pembelajaran tidak tampak, peserta didik tampak

jenuh sehingga kejenuhan mereka diekspresikan dengan cara berbicara dengan

temannya sendiri, mengantuk dan tidur-tiduran, mencoret-coret sobekan kertas,

saling bergantian keluar kelas dengan alasan buang air kecil. Dan setelah

dilakukan evaluasi berupa tes hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata tidak

memenuhi KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Setelah dilaksanakan tindakan

melalui pembelajaran dengan metode problem Solving dengan menciptakan

suasana pembelajaran aktif maka pembelajaran dikelas menjadi hidup, siswa

menjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa menjadi

maksimal.

Penelitian ini dilaksankan dalam tiga tahap yaitu prasiklus, siklus 1

dan siklus 2. Pada tahap prasiklus keaktifan belajar siswa mempunyai prosentase

65,71% dan nilai rata-rata akhir 68,07. kemudian setelah dilaksanakan siklus 1

keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 72,86% dan nilai tes akhir 73,03

sedangkan setelah dilakukan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus 2

keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 81,43% dan nilai tes akhir 78,57.

Page 6: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

vi

Tiga tahap tersebut jelaslah bahwa penggunaan metode Problem

Solving dalam pembelajaran fiqih pokok bahasan zakat dikelas IV MSI HIFAL 02

Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan ada peningkatan

dibandingkan dengan metode sebelumnya yakni ceramah.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan

masukan bagi mahasiswa, pengajar, para peneliti dan semua pihak yang

membutuhkan dilingkungan IAIN Walisongo Semarang khususnya Fakultas

Tarbiyah.

Page 7: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

vii

MOTTO

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka

"Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah

zakat!" setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari

mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya

kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. mereka berkata: "Ya Tuhan

Kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? mengapa tidak Engkau

tangguhkan (kewajiban berperang) kepada Kami sampai kepada beberapa waktu

lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih

baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun”

1 Fadlun Abdurrahman,et.al, Qurán Tajwi dan Terjemahnya, (Jakarta: Maghfiroh

Pustaka, 2006), hlm 90.

Page 8: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang saya cintai

dan saya banggakan yang senantiasa mengiringi langkah saya dalam menggapai

cita-cita.

1. Ayah dan Ibuku yang telah melahirkan dan mendidik serta mencurahkan

kasih sayanganya serta memberikan doa disetiap langkahku

2. Istriku tercinta Eni Purwanti, S.STP yang selalu mendukung dan memberikan

motivasi dalam setiap nafasku

3. Kakak dan segenap keluaraga yang senantiasa memberikan arahan

4. Ibu Rini Widiyastuti, S.Pd.I yang telah memberikan izin belajar

5. Teman seperjuangan Ibu Uswatun Khasanah, Nur Habibah dan Iffati Zahro

6. Teman-teman di madrasah dan lingkungan masyarakat yang tidak bisa saya

sebut satu persatu

Page 9: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

ix

KATA PENGANTAR

Bismillah ar rahman ar rahim

Segala puji dan syukur serta kenikmatan saya panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad taufiq serta hidayah-Nya seningga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini tanpa ada halangan dan

rintangan yang berarti. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda

Rasulullah saw, keluarga, shohabat dan para pengikutnya semoga kelak dihari

akhir kita semua mendapat syafaatnya.

Skripsi yang berjudul “ PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA

PELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN ZAKAT (Study Tindakan Kelas

IV Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan

Pekalongan Selatan Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011) ” , ditulis

untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

fakultas tarbiyah Institut Agama Islan Negeri Walisongo Semarang.

Dengan selesainya skripsi ini penulis menyampaikan banyak

ucapan terima kasih kepada :

1. Rektor IAIN Walisongo Semarang

2. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

3. Ketua Jurusan PAI IAIN Walisongo Semarang

4. Ketua Program Kualifikasi tahun anggaran 2009

5. Dr. Sujaí, M.Ag selaku pembimbing yang telah meluangkan banyak

waktu, tenaga, pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan

dalam penyusunan skripsi ini

6. Segenap dosen yang telah mentransferkan berbagai macam ilmu kepada

penulis

7. Kepala madrasah HIFAL 02, guru dan stafnya yang bersedia menerima

dan membantu penulis selama mengadakan penelitian

8. Ayah dan Ibuku yang telah melahirkan dan mendidik serta mencurahkan

kasih sayanganya serta memberikan doa disetiap langkahku

Page 10: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

x

9. Istriku tercinta Eni Purwanti, S.STP yang selalu mendukung dan

memberikan motivasi dalam setiap nafasku sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

10. Kakak dan segenap keluaraga yang senantiasa memberikan arahan

11. Ibu Rini Widiyastuti, S.Pd.I yang telah memberikan izin belajar

12. Teman seperjuangan Ibu Uswatun Khasanah, Nur Habibah dan Iffati

Zahro

13. Teman-teman di madrasah dan lingkungan masyarakat yang tidak bisa

saya sebut satu persatu

14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain

ungkapan terima kasih dan iringan doa jazakumullah akhsanl jaza, jaza kumullah

khairon katsiro, amien

Penulis menyadari betul akan ketidaksempurnaan skripsi ini.

Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, Juni 2011

Penulis,

Abdul Ghofar

NIM. 093111232

Page 11: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

MOTTO ............................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................

B. Penegasan Istilah ..............................................................

C. Identifikasi Masalah .........................................................

D. Pembetasan Masalah .......................................................

E. Rumusan Masalah ............................................................

F. Tujuan Penelitian ..............................................................

G. Manfaat Penelitian ............................................................

1

3

5

5

6

6

6

BAB II : LANDASAN TEORI ................................................................... 8

A. Kajian Pustaka ..................................................................

B. Kerangka Berfikir .............................................................

1. Tentang Problem Solving ...........................................

a. Pengertian Metode Problem Solving ....................

b. Ciri-ciri Pembelajaran Problem Solving ..............

c. Tujuan dan Manfaat Problem Solving .................

d. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Problem

Solving ..................................................................

2. Prestasi Belajar ...... ...................................................

8

9

9

9

11

12

14

16

Page 12: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

xii

a. Pengertian Prestasi Belajar....................................

b. Aspek-aspek Prestasi Belajar ...............................

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi

Belajar.................................................................

3. Pembelajaran Fiqih ...............................................

a. Pengertian Pembelajaran ....................................

b. Pengertian Fiqih ...............................................

c. Karakteristik Fiqih ................................................

d. Dasar-dasar Bidang Studi Fiqih ..........................

e. Materi Zakat .........................................................

4. Penerapan Metode Problem Solving dalam

Pembelajaran Fiqih ................................................

5. Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih

menggunakan Metode Problem Solving ...................

C. Hipotesis Tindakan ...........................................................

16

17

18

19

19

20

20

21

22

23

26

28

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 30

A. Metode Penelitian .............................................................

B. Indikator Kerja ..................................................................

C. Subjek Penelitian ..............................................................

D. Teknik Pengumpulan Data ...............................................

E. Cara Pengolahan Data ......................................................

30

36

37

38

39

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN .............................................. 40

A. Gambaran Umum MSI HIFAL 02 Banyurip Alit .......

B. Hasil Penelitian ................................................................

C. Pembahasan hasil Penelitian ...........................................

D. Keterbatasan Penelitian ....................................................

40

43

56

58

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................

B. Saran .................................................................................

C. Penutup .............................................................................

59

60

60

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

xiii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan teknologi dan informasi dalam era globalisasi

membawa pengaruh perubahan yang signifikan dalam membentuk watak dan

kepribadian seseorang, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Dalam

Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan

bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Pendidikan agama Islam salah satu bagian dari materi pendidikan1

mempunyai tanggung jawab untuk dapat merealisasikan tujuan tujuan

pendidikan nasional tersebut. Sebagai bagian dari mata pelajaran di

sekolah/madrasah, pendidikan agama Islam seringkali mengalami kendala

diantaranya keberadaan mata pelajaran agama Islam tidak mendapatkan

perhatian yang serius dari pemerintah hal ini dapat dilihat dari alokasi waktu

yang hanya 2 jam perminggu bila dibandingkan dengan mata pelajaran umum.

Disisi lain minat para siswa untuk belajar materi pendidikan agama Islam sangat

minim dan menggampangkan materi didalamnya, mereka lebih menyukai mata

pelajaran yang berbasis teknologi.

Hal tersebut diatas tidak terlepas juga dari strategi yang diterapkan guru dalam

kesehariannya mengajar yang hanya menggunakan metode ceramah. Padahal

metode atau strategi dalam pembalajaran mempunyai kedudukan yang sangat

signifikan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan.

Keberhasilan belajar mengajar pada dasarnya merupakan perubahan

positif selama dan sesudah proses belajar mengajar dilaksanakan. Keberhasilan

1 Khairudin et,al, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jogjakarta:Nuansa Aksara, 2007)

Page 15: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

2

ini antara lain dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik secara aktif dalam

proses pembelajaran dan perubahan positif yang ditimbulkan sebagai akibat dari

proses belajar mengajar tersebut. Keterlibatan peserta didik tersebut bukan

hanya dilihat dari segi fisiknya, melainkan yang lebih penting adalah dari segi

intelektual dan emosional selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar

tersebut, dan peserta didik mengalami perubahan secara sadar atau tidak sadar

setelah mengalami proses belajar mengajar tersebut2.

Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan

Pekalongan Selatan Kota Pekalongan adalah salah satu dari sekian banyak

madrasah yang masih menggunakan metode-metode ceramah sehingga pada

akhir materi mata pelajara fiqih kelas empat dengan sub pokok bahasan zakat

ketika anak diberikan evaluasi hanya sedikit yang dapat dikatakan telah tercapai

ketuntasan yakni 70,keaktifan siswa dalam pembelajaran seolah terbelenggu

dengan suasana yang ada dan bahkan kecenderungan peserta didik dalam

menerima pelajaran yang diterangkan disepelekan sehingga guru pengampu

kurang puas atas apa yang diterangkan kepada siswa selama ini.

Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu menemukan

formula yang tepat untuk diterapkan sebagai metode dalam proses pembelajaran.

Metode tersebut menggunakan motode Problem Solving dimana metode ini

merupaka suatu metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan

memecahkan persoalan-persoalan tertentu3.

Berdasarkan deskripsi diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang akan dituangkan dalam penelitian dengan judul “ PENERAPAN

METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI

BELAJAR PADA MAPEL FIQIH POKOK BAHASAN ZAKAT.

(Study Tindakan Kelas IV Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah HIFAL 02

Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan Tahun

Pelajaran 2010/2011)

2 Nata, Abudin, Perpektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Kencana Prenada Media,

2009), hlm 311. 3 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail,

2008)

Page 16: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

3

B. PENEGASAN ISTILAH

Untuk menghindari kesalahfahaman tentang arti yang penulis bahas

maka penulis jelaskan dulu tentang istilah-istilah yang terkandung didalam

tulisan ini.

1. Penerapan

Pada dasarnya dalam melaksanakan pembelajaran faktor yang paling

mempengaruhi adalah lingkungan dan iklim. Pembelajaran haruslah menarik

dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk memperhatikan

pelajarannya.. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk meneliti penerapan

pembelajaran yang dapat menciptakan situasi belajar yang efektif, dapat

memotivasi siswa atau merangsang siswa untuk belajar sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Adapun penerapan yang dimaksud yaitu pembelajaran yang

memberikan informasi kembali atau inforcement tentang hasil yang

diperolehnya pada saat ulangan, dengan itu mereka dapat mengetahui apakah

telah atau belum mengerti tentang apa yang diajarkan. Dengan ini dapat

memberikan penguat pada mereka atau siswa untuk penampilan yang

berhasil4.

2. Metode

Kenyataan telah menunjukkan bahwa manusia dalam segala hal selalu

beusaha mencari efisiensi-efesiensi kerja dengan jalan memilih dan

menggunakan suatu metode yang dianggap untuk mencapai tujuannya.

Demikian pula halnya yang terjadi di lingkungan pendidikan, seorang guru

selalu berusaha memilih metode pengajarannya yang setepat-tepatnya yang

dipandang lebih efektif dari pada metode-metode lainnya sehingga kecakapan

dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar-benar menjadi milik

murid5.

4 http://www.masbied.com/2011/02/16/proposal-skripsi-fisika-penerapan-pemberian-umpan-

balik-dalam-bahasan-impuls-dan-momentum/#more-7632 jam 10.15 wib 5 B Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)

Page 17: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

4

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan

oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapaisetelah pengajaran berakhir6.

3. Metode Problem Solving

Metode Problem Solving (pemecahan masalah) merupakan suatu

metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan

persoalan-persoalan tertentu.metode ini bukan hanya sekedar metode

pembelajaran biasa tetapi juga merupakan metode berfikir, sebab dalam

problem solving ini dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai

dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan7. Metode ini

merupakan pelatihan peserta didik yang dihadapkan pada berbagai masalah

suatu cabang ilmu pengetahuan dengan solusinya. Metode ini dapat

dikembangkan melalui teknik simulasi, micro teaching dan critical incident

(tanqibiyah). Didalam metode ini, cara mengasahan ketrampilan lebih

dominan ketimbang pengembangan mental intelektual, sehingga terdapat

kelemahan, yakni perkembangan pikiran peserta didik mungkin hanya

terbatas pada kerangka yang sudah tetap dan akhirnya bersifat mekanistik8.

4. Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kalimat antara prestasi dan belajar.

Prestasi dalam kamus bahasa indonesia mempunyai arti hasil yang dicapai

melebihi ketentuan9 sedangkan belajar adalah proses perubahan manusia ke

arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain10

.

Melihat dari devinisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah proses perubahan manusia ke arah yang lebih baik guna untuk

mencapai kelebihan-kelebihan yang di tentukan.

6 Drs. Syaiful Bahri Djamarah-Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,

(Banjarmasin,Rineka Cipta, 1995) 7 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm 22.

8 Suyanto, Ilmu Pendidikan IslamI, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm 181. 9 Fahmi Idrus, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Greisinda Press, tt), hlm 499.

10 H. Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), hlm

15.

Page 18: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

5

5. Mata Pelajaran Fiqih

Fiqih menurut bahasa artinya pemahaman, sedangkan menurut istilah

berarti pengetahuan diri seseorang tentang apa yang menjadi haknya dan apa

yang menjadi kewajibannya11

. Fiqih yang masuk dalam rumpun pembelajaran

di madrasah merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan agama Islam

yang harus diajarkan kepada siswa dari tingkat satuan ibtidaiyah, tsanawiyah

dan aliyah . Cakupan materi yang ada didalamnya meliputi hukum-hukum

yang berhubungan dengan amal perbuatan (hukum ibadah dan muamalah)dan

hukum yang berkaitan dengan aqidah serta ilmu akhlaq.

6. Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah HIFAL 02

Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah HIFAL 02 merupakan lembaga

pendidikan formal setara SD yang kurikulum, pengawasan dan pembinaannya

dilakukan oleh Kementerian Agama, sedangkan HIFAL 02 merupakan

kepanjangan dari HIDAYATUL ATHFAL yang sebelum madrasah ini lahir

sudah berdiri HIFAL 01 di Kelurahan Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan

Selatan Kota Pekalongan.

C. IDENTIFIKASI MASALAH

Masalah yang dihadapi peserta didik dan guru mata pelajaran fiqih di

MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan

adalah sebagai berikut :

1. Guru masih menggunakan pendekatan konvensional dalam pembelajaran

berupa ceramah selalu sehingga membuat siswa jenuh

2. Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran fiqih karena metode yang

digunakan guru berupa ceramah.

3. Prestasi siswa dalam mata pelajaran fiqih masih rendah, sedikit sekali yang

nilainya diatas KKM

D. PEMBATASAN MASALAH

11

Satria Effendi, Ushul Fiqh, (Jakarta: Prenada Media, 2005), hlm.3

Page 19: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

6

Metode Problem Solving digunakan untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan

Selatan Kota Pekalongan dalam mata pelajaran fiqih pokok bahasan zakat.

E. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan batasan masalah tersebut, penulis merumuskan masalah

penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : Apakah penerapan

Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MSI HIFAL

02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan pada mata

pelajaran fiqih pokok bahasan zakat?

F. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian yang ingin dicapai peneliti adalah :

1. Untuk mendiskripsikan penerapan strategi Problem Solving pada mata

pelajaran fiqih pokok bahasan zakat di kelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit

Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan.

2. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran fiqih pokok bahasan zakat di kelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit

Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan setelah menggunakan

metode Problem Solving

G. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan terdapat beberapa manfaat antara lain :

1. Bagi peserta didik MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kota Pekalongan

a. Upaya meningkatkan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran fiqih

b. Sebagai pengetahuan tentang banyaknya metode mengajar, salah satunya

dengan metode Problem Solving

2. Bagi Guru MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kota Pekalongan

a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih atau

menentukan strategi dan metode pembelajaran.

Page 20: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

7

b. Sebagai informasi bagi semua tenaga pendidik tentang kelebihan dan

kekurangan Problem Solving.

c. Sebagai informasi penggunaan Metode Problem Solving dalam

pembelajaran fiqih

d. Bahan masukan yang objektif dalam meningkatkan prestasi siswa

e. Pedoman dalam mengatasi dan menanggulangi permasalahan dalam

proses belajar mengajar dimadrasah

f. Peningkatan kualitas pembelajaran terutama pada mata pelajaran fiqih

pokok bahasan zakat

3. Bagi Pihak MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kota Pekalongan

a. Sebagai usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran

fiqih baik dari hasil belajar, maupun aktifitas belajar.

b. Sebagai tutntutan kepada guru pengampu tentang variasi mengajar yang

berbasis KTSP

Page 21: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa

penelitian yang dilakukan terdahulu relevensinya dengan judul skripsi ini.

Adapaun karya-karya skripsi tersebut adalah :

1. Skripsi saudara M Khoiruddin Zuhdi, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang 2010 dengan judul : Upaya meningkatkan prestaasi siswa

pada mata pelajaran Fiqih kelas IX melalui metode Problem Solving (

studi tindakan kelas di MTs Nurul Huda Bogorejo Blora ). Presentasi

penelitiannya dapat di simpulkan bahwa melalui metode problem solving

dapat meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan kekreatifan siswa

dalam memecahkan masalah1.

2. Skripsi saudara Mualifatul Aliyah, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang 2010 dengan judul : Upaya meningkatkan penguasaan siswa

pada mata pelajaran Fiqih materi zakat melalui metode card sort (

penelitian tindakan kelas XA MA Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo

Grobogan ). Presentasi penelitiannya dapat disimpulkan bahwa

penggunaan metode card sort pada mata pelajaran Fiqih materi zakat dapat

meningkatkan penguasaan pada diri siswa2.

3. Skripsi saudara Eni Rahmawati, Fakultaas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang dengan judul : Efektifitas model pembelajaran Problem

Solving dalam materi sistem parsamaan linier dua variabel dikelas

VIII MTs Negeri Tanjungtani Prambon tahun pelajaran 2009/2010.

Presentasi penelitiannya dpat disimpulkan bahwa hasil tes eksperimen

lebih besar dari pada kelas kontrol sehingga dapat dikatakan pembelajaran

problem solving lebih efektif dari pada pembelajaran langsung dengan

1M. Khoirudin Zuhdi, “Upaya meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran fiqih

kelas IX dengan metode Problem Solving”, Skripsi, (Semarang: IAIN Walisongo,2010) 2Mualifatul Aliyah, “Upaya meningkatkan penguasaan siswa pada mata pelajaran Fiqih

materi zakat melalui metode card sort”, Skripsi, (Semarang: IAIN Walisongo, 2010)

Page 22: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

9

metode ekspositori terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs

Negeri Tanjung Tani Prambon pada materi pokok sistem persaman linier

dua variabel3.

Dari beberapa kajian pustaka diatas terdapat adanya persamaan

dalam penelitian yaitu sama-sama menggunakan metode problem Solving,

tetapi terdapat juga perbedaan, diantaranya seting penelitian dan pokok

bahasan yang dilakukan oleh peneliti.

B. Kerangka Berfikir

1. Tentang Problem Solving

a. Pengertian Metode Problem Solving

Kenyataan telah menunjukkan bahwa manusia dalam segala hal

selalu beusaha mencari efisiensi-efesiensi kerja dengan jalan memilih dan

menggunakan suatu metode yang dianggap untuk mencapai tujuannya.

Demikian pula halnya yang terjadi di lingkungan pendidikan, seorang guru

selalu berusaha memilih metode pengajarannya yang setepat-tepatnya

yang dipandang lebih efektif dari pada metode-metode lainnya sehingga

kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar-benar

menjadi milik murid4.

Metode berasal dari kata meta dan hados. Meta berarti melalui dan

hados artinya jalan atau cara5. Metode adalah suatu cara yang digunakan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar

mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir6.

Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

3Eni Rahmawati, Efektifitas model pembelajaran Problem Solving dalam materi sistem

parsamaan linier dua variabel dikelas VIII MTs Negeri Tanjungtani Prambon tahun pelajaran

2009/2010, Skripsi, (Semarang: IAIN Walisongo, 2010) 4 B Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)

5 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet 5. hlm 61.

6Drs. Syaiful Bahri Djamarah-Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,

(Banjarmasin,Rineka Cipta, 1995)

Page 23: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

10

pengajaran. Peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan

proses mengajar dan belajar. Melalui metode diharapkan tumbuh berbagai

kegiatan siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Terciptanya

interaksi edukatif ini, guru berperan sebagai penggerak dan pembimbing,

sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses

interaksi ini akan berjalan baik jika siswa banyak aktif dibandingkan

dengan guru, karena metode mengajar yang baik adalah metode yang

dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa7.

Metode Problem Solving merupakan pelatihan peserta didik yang

dihadapkan pada berbagai masalah suatu cabang ilmu pengetahuan dengan

solusinya. Metode ini dapat dikembangkan melalui teknik simulasi, micro

teaching dan critical incident (tanqibiyah). Didalam metode ini, cara

mengasakan ketrampilan lebih dominan ketimbang pengembangan mental

intelektual, sehingga terdapat kelemahan, yakni perkembangan pikiran

peserta didik mungkin hanya terbatas pada kerangka yang sudah tetap dan

akhirnya bersifat mekanistik8. Metode Problem Solving juga merupakan

metode pembalajaran yang mendorong siswa untuk memecahkan masalah-

masalah tertentu9.

Metode Problem Solving adalah suatu teknik intruksional dimana

dalam proses belajar mengajar siswa dihadapkan pada suatu masalah.

Bentuk pengajaran terutama memberi motivasi kepada siswa untuk

menyelidiki masalah-masalah yang ada dengan menggunakan cara-cara

dan ketrampilan ilmiah dalam rangka mencari penjelasan. Pengajaran ini

untuk mendorong siswa mengembangkan ketrampilan-ketrampilan

penemuan ilmiah (scientific problem solving). Pengajaran ini untuk

menarik siswa menyelidiki sejumlah informasi dalam rangka mencari

pemecahan masalah serta untuk melatih siswa mengembangkan fakta-

7 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 1995), Cet 3, hlm 76. 8 Suyanto, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm 181. 9 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail

Media Grup, 2008), hlm 22.

Page 24: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

11

fakta, membangun konsep-konsep dan menarik kesimpulan umum atau

teori-teori yang menerangkan fenomena-fenomena yang dihadapkan

kepadanya10

.

Penggunaan metode Problem Solving dalam proses belajar

mengajar untuk melatih siswa melakukan berbagai macam aktivitas, yaitu

pengamatan, penyelidikan, percobaan, membandingkan penemuan yang

satu dengan yang lain, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban atas

pertanyaan sendiri. Sehigga prestasi dari kegiatan itu siswa akan

mendapatkan fakta-fakta secara lengkap tentang objek yang diamati.

Berdasarkan berbagai devinisi tersebut diatas maka penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa metode Problem Solving adalah suatu

metode pembelajaran yang menitikberatkan pada suatu masalah akan

tetapi pemecahanya membutuhkan waktu yang panjang untuk mencari

jawabannya.

b. Ciri-ciri Pembelajaran Problem Solving

Menurut Udin Syarifudin dalam bukunya yang berjudul Model-

model Pembelajaran, mengemukakan bahwa ciri-ciri pembelajaran

Problem Solving adalah sebagai berikut :

a. Memiliki anggota kelompok yang bersifat luwes

b. Waktu pertemuan bervariasi sesuai dengan tingkat kesulitan

kasus/masalah

c. Para peserta didik dihadapkan pada suasana problemik

d. Para peserta dituntut untuk berbagi evaluasi terhadap kasus dan

memberi jalan melakukan tindakan.

Trianto dalam bukunya model-model Pembelajaran Inovatif

Berorientasi Konstruktivistik menyebutkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan Problem Solving mempunyai ciri khusus, yaitu :

10

Udin S. Winataputra, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Universitas Terbuka, 2001), Cet

2 , hlm. 222

Page 25: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

12

a. Pengajuan pertanyaan atau masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran

disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial

penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka

menunjukkan situasi kehidupan nyata, menghindari jawaban

sederhana dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk

situasi itu.

b. Berfokus antar keterkaitan disiplin

Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah berpusat pada mata

pelajaran tertentu, masalah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam

pemecahannya siswa meninjau masalah tersebut dari banyak mata

pelajaran

c. Penyelidikan autentik

Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan

penyelidikan autentik untuk mencari pemecahannyata terhadap

masalah nyata.

d. Menghasilkan produk/pemecahan masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah menuntuk siswa untuk

menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karyanyata atau artefak

dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian

masalah yang mereka temukan, produk itu dapat berupa transkip

debat.

e. Kolaborasi

Pembelajaran berdasarkan masalah disirikan oleh seorang siswa yang

bekerja sama antara satu dengan yang lainnya, paling sering secara

berpasangan atau dalam kelompok kecil11

.

c. Tujuan dan Manfaat Problem Solving

11

Trianto, Model-model pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007), hlm 69-70.

Page 26: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

13

Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai. Dalam proses

belajar mengajar tujuan akan menjadi pedoman yang memberi arah

kemana kegiatan belajar mengajar akan tercapai. Tujuan dirumuskan agar

anak didik memiliki ketrampilan tertentu yang dapat menunjang kegiatan

belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk

mencapai tujuan pengajaran12

. Penggunaan metode Problem Solving yang

digunakan oleh seorang guru bertujuan agar siswa terangsang oleh tugas,

dan aktif mencari serta meneliti pemecahan masalah itu sendiri, mencari

sumber dan belajar bersama didalam kelompok. Diharapkan juga siswa

mampu mengemukakan pendapatnya, berdebat, menyanggah dan

memperhatikan pendapatnya, menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat

ingin tahu, terbuka dan lain sebagainya13

. Sistem pembelajaran ini

bertujuan agar prestasi belajar lebih mudah dihafal dan diingat, mudah

ditransfer untuk memecahkan masalah. Pengetahuan dan kecakapan anak

didik dapat menumbuhkan motivasi intrinsik, karena anak didik merasa

puas atas ushanya sendiri14

.

Metode Problem Solving merupakan suatu metode yang disusun

oleh guru dalam proses belajar mengajar dengan tujuan pelaksanaannya

adalah mengarah pada peningkatan kemampuan baik dalam bentuk

kognitif, afektif maupun psikomotor guna untuk mencapai tujuan

pendidikan. Penerapan metode Problem Solving dalam pembelajaran dapat

mampu mengembangkan rasa keingintahuan dan keberanian berpartisipasi

dalam proses belajar mengajar15

. Manfaat diterapkannya metode Problem

Solving antara lain :

a. Merupakan suatu cara belajar siswa aktif

b. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-

betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain

12

Syaiful bahri Djamarah-Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, hlm 84. 13

Roestiyah NK, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), Cet 5, hlm

76. 14

Syaiful Bahri Djamarah-Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Hal 23 15

Syaiful Nurdin, Guru Profesional dan implementasi Kurikulum, (Jakarta: Inter Masa,

2002), hlm 129

Page 27: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

14

c. Akan meningkatkan potensi intelektual siswa, karena siswa diberi

kesempatan untuk mencari dan menemukan hal-hal yang saling

berhubungan melalui pengamatan dan pengalamannya sendiri.

d. Hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tak mudah

dilupakan karena penemuan-penemuan dan penyelidikannya dilakukan

sendiri.

e. Anak belajar berfikir analisis dan memecahkan problema yang dihadapi

sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat16

.

f. Jika siswa telah berhasil dalam penemuannya, ia akan memperoleh

kepuasan intelektual, yang datang dari diri siswa sendiri yang

merupakan suatu hadiah intrinsik.

d. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Problem Solving

Problem Solving adalah belajar mencari dan menemukan jawaban

sendiri. Sistem belajar mengajar dengan metode ini guru menyajikan

bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final, tetapi peserta didik

diberi peluang untuk mencari da menemukan jawabannya sendiri.

Pembelajaran dengan Problem solving membaca keinginan siswa

untuk mengetahui dan belajar memecahkan masalah secara mandiri

serta memiliki ketrampilan berfikir yang logis, kritis dan analisis17

.

Selama proses Problem Solving berlangsung seorang guru mengajukan

pertanyaan, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan,

menyanggah dan mempertahankan pendpatnya. Apabila yang

diharapkan guru belum tercapai, guru menggali pengetahuan awal

siswa dengan cara memberi pertanyaan sebagai umpan balik kepada

siswa supaya siswa termotivasi menjawab pertanyaan dari guru.

Proses Problem Solving dapat dilaksanakan dengan berbagai

variasi dalam proses mengajar, antara lain dengan observasi, tanya

jawab maupun diskusi, yang menuntut guru bertindak sebagai

16

B Suryosubroto, Proses Belajar mengajar di Sekolah, hlm 191. 17

W.Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grasindo, 2002), cet 1, hlm 85.

Page 28: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

15

fasilotator, nara sumber, dan penyuluh kelompok. Siswa didorong

untuk mencari pengetahuan sendiri18

.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran Problem Solving

adalah sebagai berikut :

a. Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang

diperlukan, memunculkan fenomena atau cerita yang memunculkan

masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah

yang disampaikan.

b. Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi

tugas belajar yang berhubungan dengan maslah tersebut.

c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk menggali informasi yang sesuai,

melakukan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah

d. Mengembangkan dan menyajikan prestasi karya

Guru membanytu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuia dengan laporannya.

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap tugas mereka, dan proses-proses yang mereka gunakan19

.

Metode Problem Solving merupakan komponen dari praktek

pendidikan yang meliputi metode mangajar yang memajukan cara

berfikir, belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri,

mencari sendiri dan reflektif20

. Sehingga strategi ini dapat bervariasi

bentuk dalam berbagai cara, termasuk pengajaran ketrampilan

menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk

18

Oemar Hamelik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet 6, hlm

226. 19

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, hlm 71-72. 20

B. Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, hlm 192.

Page 29: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

16

mencapai tujuan pendidikan. Seorang guru fiqih dapat menggunakan

strategi Problem Solving dalam menyampaikan materi dengan

maksud supaya siswa mengetahui berbagai macam strategi yang ada

dalam pembelajaran. Khusus metode Problem Solving siswa

diharapkan lebih paham dalam menguasai materi yang disampaikan

guru. Model metode ini memang efektif dan dibutuhkan dalam

melaksanakan proses kegiatan belajar dan mengajar fiqih, karena ada

beberapa bagian yang tepat sekali untuk digunakan. Sebagai contoh

yaitu materi zakat yang pasti memerlukan metode ini, karena dengan

mencari dan menemukan teori harus juga mempertunjukkan akan

lebih mudah dan lebih cepat dipahami. Jika hanya teori saja tentunya

akan lebih lama dan kurang jelas.

Salah satu proses pembelajaran yang selalu berkembang dengan

aktivitas kehidupan nyata sehari-hari adalah pembelajaran fiqih.

Proses pembelajaran fiqih sebagai kegiatan dalam rangka mencapai

tujuan nasional, harus betumpu kepada upaya-upaya untuk

menumbuhkan rasa cinta tanah air, dan iklim belajar serta

diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan kreatif. Pada

akhirnya nanti pendidikan akan mampu mewujudkan sumber daya

manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kalimat antara prestasi dan belajar.

Prestasi dalam kamus bahasa indonesia mempunyai arti hasil yang

dicapai melebihi ketentuan21

. Sedangkan belajar adalah proses

perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi

dirinya maupun orang lain22

. Melihat dari devinisi tersebut maka dapat

21

Fahmi Idrus, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Greisinda Press, tt), hlm

499. 22

H. Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008),

hlm 15.

Page 30: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

17

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah proses perubahan manusia

ke arah yang lebih baik guna untuk mencapai kelebihan-kelebihan

yang di tentukan. Secara terminologi belajar merupakan perubahan

tingkah laku yang menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik

maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu

masalah, berfikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.

Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek

yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi belajar dapat diraih

melalui proses belajar, dan belajar tidak hanya mendengarkan dan

memperhatikan guru yang sedang memberikan peljaran didalam kelas,

akan tetapi lebih luas dari aktivitas tersebut. Prestasi belajar merupakan

penguasaan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki peseta didik

dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan tes atau nilai yang

diberikan guru dan kemampuan perubahan sikap/tingkah laku yang

diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar.

b. Aspek-aspek Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu

aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

1) Aspek kognitif

Yaitu yang berkenaan dengan pengenalan baru atau mengingat

kembali (menghafal), memahami, mengaplikasikan, menganalisis,

dan kemampuan mengevaluasi.

2) Aspek afektif

Yaitu yang berhubungan dengan pembangkitan minat, sikap/emosi,

penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai atau norma.

3) Aspek psikomotor

Yaitu pengajaran yang bersifat ketrampilan atau yang menunjukkan

gerak (skill). Ketrampilan tangan menunjukkan pada tingkat

Page 31: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

18

keahlian seseorang dalam suatu tugas atau kumpulan tugas

tertentu23

.

Untuk mencapai keberprestasian belajarmaka ketiga aspek tersebut

tidak dapat dipisahkan, namun jauh lebih baik jika dihubungkan.

Karena dengan penggabungan tiga aspek tersebut akan dapat diketahui

kualitas kebeeprestasian pembelajaran. Prestasi belajar merupakan

bukti keberprestasian yang telah dicapai seorang peserta didik sebab

Setiap pembelajaran dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat

dikatagorikan menjadi tiga macam, antara lain :

1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa)

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua

aspek yaitu aspek pisiologis dan aspek psikologis. Aspek pisiologis

merupakan kondisi umum jasmnai dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendinya,

dapat mempengaruhi semangat dan intesitas siswa dalam

mengikuti pelajaran. Sedangkan aspek psikologis merupakan

aspek yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan

pembelajaran siswa, faktor yang lebih esensial diantaranya tingkat

kecerdasan, sikap, bakat, minat dan motivasi24

.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)

Faktor eksternal dalam prstasi belajar siswa terbagi menjadi dua

macam, yaitu : lingkungan sosial (teman-teman sepermainan siswa,

masyarakat dan tetangga) dan lingkungan nonsosial (gedung

sekolah, rumah tempat tinggal, alat-alat belajar, keadaan cuaca,

23

Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya,

1999), hlm 21-23. 24

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2000) hlm 132-133.

Page 32: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

19

waktu belajar yang digunakan). Kedua faktor tersebut yang

menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa25

.

3. Faktor pendekatan belajar (jenis upaya belajar siswa)

Faktor pendekatan juga berpengaruh terhadap taraf keberhailan

proses pembelajaran siswa. Faktor ini terbagi menjadi tiga

tingkatan, yaitu pendekatan tinggi (speculative achieving),

pendekatan sedang (analitical deep) dan pendekatan rendah

(reproductive surface)26

.

Sedangkan menurut M Dalyono faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah sebagai berikut :

a. Faktor internal, meliputi:

1. Kesehatan

2. Intelegensi dan bakat

3. Minat dan motivasi

4. Cara belajar

b. Faktor eksternal, meliputi:

1. Keluarga

2. Sekolah

3. Masyarakat

4. Lingkungan sekitar

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan

anak dalam proses untuk mencapai prestasi terutama dalam bidang

materi fiqih lebuh banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal yang

bersifat sosial/nonsosial, namun begitu faktor internal juga

mempunyai pengaruh yang besar bagi prestasi belajar khususnya mata

pelajaran fiqih ini.

3. Pembelajaran Fiqih

a. Pengertian Pembelajaran

25

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 137-138 26

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm 139

Page 33: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

20

Undang-undang sisdiknas No 20 tahun 2003menyatakan bahwa

pembelajaran adalah proses interaktif peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar27

. Interaksi yang

terjadi dalam proses pembelajaran banyak faktor yang

mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dai diri siswa

maupun faktor eksternal yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan

peserta didik itu sendiri.

b. Pengertian Fiqih

Fiqih menurut bahasa artinya pemahaman, sedangkan menurut

istilah berarti pengetahuan diri seseorang tentang apa yang menjadi

haknya dan apa yang menjadi kewajibannya28

. Fiqih yang masuk

dalam rumpun pembelajaran di madrasah merupakan salah satu mata

pelajaran pendidikan agama Islam yang harus diajarkan kepada siswa

dari tingkat satuan ibtidaiyah, tsanawiyah dan aliyah . Cakupan materi

yang ada didalamnya meliputi hukum-hukum yang berhubungan

dengan amal perbuatan (hukum ibadah dan muamalah)dan hukum

yang berkaitan dengan aqidah serta ilmu akhlaq.

c. Karakteristik Fiqih

Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah

merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran agama Islam yang

diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan

hukum Islam. Hal ini kemudian menjadi dasar pandangan hidup bagi

peserta didik melalui kegiatannya sehari-hari. Karakteristik suatu

pembelajaran dalam mata pelajaran tertentu perlu diidentifikasikan

dalam rangka pengembangan silabus mata pelajaran tersebut. Struktur

suatu mata pelajaran menyangkut dimensi standar kompetensi,

kompetensi dasar dan materi pokok atau struktur keilmuan mata

pelajaran tersebut. Hasil identifikasi karakteristik mata pelajaran

tersebut bermanfaat sebagai acuan dalam mengembangkan silabus dan

27

Undang-undang SISDIKNAS Nomor 20 tahun 2003, (Bandung: Fokos Media, 2006)

hlm 4. 28

Satria Effendi, Ushul Fiqh, (Jakarta: Prenada Media, 2005), hlm 3.

Page 34: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

21

rencana pembelajaran bagi seorang pendidik untuk meninglatkan

kualitas mengajarnya.

Materi keilmuan mata pelajaran fiqih sebagaimana lazimnya suatu

bidang studi mencakup dimensi pengetahuan, ketrampilan dan nilai.

Hal ini dengan tujuan pokok pembelajaran mata pelajaran fiqih yaitu

mengarahkan peserta didik untuk memahami, mengenal, menghayati

dan mengamalkan hukum Islam yang mengarah pada penciptaan yang

taat dan bertaqwa kepada Allah SWT melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, latihan serta pengalaman peserta didik sehingga menjadi

muslim yang selalu bertambah keilmuannya kepada Allah SWT. Selain

itu juga pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem

Solving didalamnya terdapat beberapa komponen yang memungkinkan

siswa untuk terjun langsung dalam masyarakat luas dengan maksud

materi yang diajarkan berkaitan dengan permasalahan yang peserta

didik hadapi secara nyata dalam masyarakat.

d. Dasar Bidang Study Fiqih

Dasar pelaksanaan studi fiqh dapat dipandang dari berbagai segi,

antara lain :

1. Yuridis/hukum

Pelaksanaan pendidikan agama Islam di madrasah berasal dari

perundang-undangan yang secara lagsung menjadi pegangan untuk

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dasar yuridis ini terbagi

menjadi dua macam, yaitu :

a. Dasar Ideal

Yakni falsafah negara yaitu pancasila, dimana sila pertama

berbunyi ketuhanan Yang Yaha Esa. Maksud kandungan dari

sila pertama adalah bahwa seluruh warga negara Indonesia

harus beragama. Untuk dapat merealisasikan hal tersebut

diperlukan adanya pendidikan agama Islam kepada anak-anak.

Karena tanpa adanya pendidikan agama Islam tentunya akan

sulit mewujudkan dari sila pertama.

Page 35: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

22

b. Dasar Konstitusional

Yakni Undang-undang Dasar 1945 dalam bab XI pasala 29 ayat

1 dan ayat 2 yang berbunyi :

Ayat 1 :

Negara berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa

Ayat 2 :

Negara menjamin tiap-tipa penduduk untuk memeluk

agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut

agaman dan kepercayaannya itu.

Serta bab XIII pasal 31 ayat 3 yang berbunyi :

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem

pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan serta akhlaq yang mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur oleh Undang-

undang.

2. Religius

Dasar regius adalah yang bersumber pada ajaran Islam yang

terdapat dalam ayat al-qurán dan atau hadits.

3. Psikologis

Kehidupan berkelompok merupakan fitrah manusia, merka saling

membutuhkan antar satu dengan yang lain, saling memikili

kebudayaan dan keyakinan masing-masing. Mereka akan marasa

tenang dan tentram hatinya

e. Materi Zakat

Materi pelajaran adalah isi dari materi pelajaran yang diberikan

kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan29

.komponen

yang diperlukan oleh seorang guru berupa standar kompetensi dan

kompetensi dasar.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar materi zakat kelas IV

adalah sebagai berikut :

29

B. Suryosubroto, Proses Belajar di Sekolah, hlm 42

Page 36: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

23

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mengetahui ketentuan zakat

- Menjelaskan macam-macam

zakat

- Menjelaskan ketentuan zakat

fitrah

4. Penerapan Metode Problem Solving Dalam Pembelajaran Fiqih

Metode Problem Solving merupakan metode pembelajaran yang

berupaya menanamkan dasar-dasar befikir ilmiah pada diri siswa,

sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyakj belajar

sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa

benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peran guru dalam

pembelajaran dengan metode Problem Solving adalah sebagai

pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yangg

perlu disampaikan kepada peserta didik untuk dipecahkan guna

menenukan jawaban. Bimbingan dan pengawasan oleh seorang guru

masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan peserta didik dalam

memecahkan masalah harus dikurangi. Strategi pembelajran Problem

Solving adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada

proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan

sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses befikir itu

sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antar guru dan siswa.

Pendekatan Problem Solving merupaka pendekatan mengajar yang

berusaha mengembangkan cara berfikir ilmiah. Pendekatan ini

menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri dan mengembangkan

kekreatifan dalam pemecahan masalah30

.

Penggunaan metode Problem Solving dalam pembalajaran fiqih

diharapkan siswa tidak hanya tergantung dari guru saja. Siswa harus lebih

aktif dalam mencari segala sesuatu yang akan atau sudah dipelajari, tidak

hanya menghafal materi yang sudah diajarkan saja tetapi harus benar-

30

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar mengajar, hlm 154.

Page 37: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

24

benar dipahami, sehingga pengetahuan lebih menunjukkan pada

pengalaman seseorang, karena tanpa pangalaman seseorang tidak dapat

membentuk. Pengetahuan bukanlah suatu yang harus ditransfer begitu

saja oleh guru kepada siswa, guru hanya bersifat mengarahkan dan

memtotivasi sedangkan siswa dituntut untuk mandiri dan aktif mencari

sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan materi dipelajari baik

dalam diskusi maupun individu.

Pendekatan Problem Solving berprinsip menjadikan peserta didik

sebagai individu yang mempunyai potensi untuk mencari dan

mengembangkan dirinya. Guru tidak perlu lagi menjejali anak didik

dengan sugudang informasi sehingga membuat anak didik kurang kreatif,

guru memberi kesempatan kepada anak didik untuk mencari dan

menemukan sendiri dasar pijakannya. Cara mengjar seperti ini akan

menemukan kepercayaan pada diri anak didik tentang apa yang mereka

lakukan. Pendekatan Problem Solving dalam pembelajaran adalah solusi

ari berbagai persoalan pemelajaran pada saat ini, karena pendekatan

problem Solving merupakan pendekatan yang berpusat pada student

centered, siswalah yang memegang peranan utama dan berfikir sendiri.

Guru harus menolong setiap siswa dalam kesulitan yang dihadapi, seperti

memperjelas tujuan, mancari sumber-sumber , membantu murid dalam

segala hal yang memerlukan guru dan lain sebagainya31

. Firman Allah

dalam surat As Shaff ayat 2-3 :

Artinya “(2) Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu

mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. (3) Amat besar kebencian

di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu

kerjakan.”

31 B. Suryosubroto, Proses Belajar di Sekolah, hlm 9

32 Fadlun Abdurrahman.et.al, Qurán Tajwid dan Terjemahnya, (Jakarta: Maghfiroh

Pustaka, 2006), hlm 551.

Page 38: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

25

Ayat tersebut menerangkan bahwa untuk mendorong manusia

terdidik agar mengamalkan segala pengetahuan yang telah diperoleh

dalam proses belajar mengajar atau pengamatan dari keyakinan dan sikap

yang mereka hayati dan pahami sehingga benar-benar nilai yang telah

ditransformasikan ke dalam diri manusia didik akan mengprestasikan

buah karya yang bermanfaat bagi diri sendiri khususnya dan masyarakat

sekitar pada umumnya. Hal ini menjadi prisnsip keharusan dalam proses

belajar mengajar, seperti diberi pelajaran ilmu pengetahuan baru yang

dapat menarik minat dan mendorong siswa untuk belajar aktif dan kreatif

melalui tekhnik Problem Solving33

.

Pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Solving, guru

menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final dengan kata

lain guru tidak memberikan konsep-konsep fiqih yang sudah jadi.

Siswalah yang diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri

konsep-konsep. Guru berperan sebagai penyedia fasilitas, motivator dan

mencitakan suasana kondusif dalam pembelajaran yang mendorong

keaktifan siswa. Usaha untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang

dapat melibatkan peran aktif siswa membutuhkan kemampuan siswa

dalam menerapkan pendekatan strategi pembelajaran yang sesuai dan

bervariasi agar siswa tidak merasa bosan. Salah atu alternatif yang dapat

digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran adalah dengan

menerapkan pendekatan melalui strategi Problem Solving. Pembelajaran

menggunakan pendekatan Problem Solving dapat membangun

pengetahuan siswa dengan cara mengkaitkan informasi baru dengan

pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, sehingga memungkinkan

keingintahuan siswa untuk melakukan penyelidikan sehingga dapat

menemukan sendiri jawabannya.

Tujuan menggunakan strategi pembelajaran Problem Solving

adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis,

kritis. Siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, tatapi

33

HM. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, hlm 207.

Page 39: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

26

bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimiliki. Strategi

pembelajaran Problem Solving merupakan bentuk dari pendekatan

pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered) karena

dalam strategi ini siswa memegang peranan yang sangat dominan dalam

proses pembelajaran34

.

Pembelajaran fiqih dapat mempermudah dan memotivasi siswa

untuk mengenal, menerima, menyerap dan memahami keterkaitan atau

hubungan antara konsep pengetahuan dan tindakan yang termuat dalam

tema pembelajaran. Melalui metode pembelajaran yang sesuai dengan

kehidupan sehari-hari, peserta didik digiring untuk berfikir luas dan

mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan konseptual yang

disajikan guru.selanjutnya peserta didik akan terbiasa berfikir terarah dan

teratur. Peserta didik akan lebih termotivasi dalam belajar bila mereka

menerapkan apa yang telah dipelajarinya.

5. Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih Menggunakan

metode Problem Solving

Metode mengajar merupakan salah satu kunci pokok

keberprestaian suatu proses pembelajaran, karena dengan menggunakan

metode mengajar yang sesuai tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan

terlaksana dengan baik. Penerapan merode mengajar harus memperhatikan

partisipasi peserta didik untuk terlibat aktif didalam proses pembelajaran.

Peserta didik dirangsang untuk menyelesaikan problem-problem baik

secara individu maupun kelompok yang pada akhirnya diharapkan dapat

terlatih untuk belajar mandiri dan tidak tergantung pada guru.

Meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran merupakan

tugas guru sebagai motivator, karena yang didapatkan sewaktu

pembelajaran untuk bekal hidup dimasa mendatang.

34

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

Hal 196-197

Page 40: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

27

Pendidik harus membangkitkan semangat belajar peserta didik

pada pembelajaran, dapat dilakukan dengan memberikan dorongan atau

memberikan pernyataan berkaitan dengan pentingnya materi yang sedang

diajarkan untuk kehidupan kelak ketika mereka sudah menyelesaikan

jenjang pendidikan. Peningkatan semangat belajar peserta didik yang

berpengaruh pada prestasi belajar melalui pendekatan-pendekatan maupun

strategi pembelajaran yang tepat agar prestasi belajar peserta didik

meningkat. Melalui pendekatan problem Solving ini dapat mendorong

siswa untuk memahami hakikat, makna dan manfaat belajar sehingga akan

memberikan stimulus dan motivasi kepada mereka untuk rajindan

senatiasa belajar.

Pendekatan Problem Solving merupakan bagian dari pembelajaran

aktif yang sekaligus pembalajaran yang menyenangkan. Pembelajaran

yang menyenangkan akan memotivasi peserta didik dalam belajar dan

mengurangi kejenuhan ketika setiap hari siswa berada didalam kelas

apalagi kalau hanya mengunakan ceramah selalu. Problem Solving dapat

membuat semangat peserta didik menjadi semakin besar hasrat belajar

mereka untuk terus mencari ilmu. Pembelajarn dengan pendekatan ini juga

akan lebih menjadi bermakna, menemukan situasi baru ketika belajar

bersama teman-temannya dan mampu menyelesaikan permasalahan baik

individu maupun kelompok.

Pendekatan Problem Solving merupakan pendekatan mengajar

yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir secara

ilmiah. Pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri,

mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah, karena siswa

betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Salah satu

pendekatan dapat dilakukan dengan cara menyelidiki sendiri atau dalam

bentuk kelompok untuk memechkan permasalahan dengan bimbingan

guru35

. Guru harus senantiasa siap memberikan bantuan kepada kelompok

35

Syaifudin Sagala, Konsep Dasar Makna Pembelajaran untuk Membantu memecahkan

Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: CV Alfabeta,), hlm 196.

Page 41: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

28

dalam melakukan interaksi. Guru tidak melakukan atau memimpin

kelompokdalam pertemuan Problem Solving, tetapi bekeliling dari satu

kelompok ke kelompok lain untukmengamati kemajuan kelompok36

.

Pembelajaran fiqih melalui metode Problem Solving akan

membawa dampak besar bagi perkembangan mental positif bagi siswa,

sebab melalui cara ini siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk

mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkan. Bila siswa telah

menguasai ketrampilan proses tersebut sangat dimungkinkan siswa dapat

menemukan fakta,membangun konsep-konsep dan menarik kesimpulan,

yang pada akhirnya nanti siswa mampu mengaplikaikan konsep dalam

bentuk teknologi.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-

sungguh dikarenakan memiliki motivasi yang tinggi. Peserta didik dapat

aktif dan merasa senang dalam kegiatan pembelajaran karena adanya

motivasi, Hal ini tidak terlepas dari peranan guru dalam kelas yang

menyampaikan materi dengan strategi yang tepat. Penulis memberikan

indikator bahwa prestasi beljar peserta didik meningkat dapat dilihat dari

keaktifan mereka ketika proses pembelajaran berlangsung.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian yang sebenarnya harus diteliti secara empirik37

. Hipotesis

merupakan dugaan yang mungkin benar dan mungkin juga salah. Hipotesis

ditolak apabila salah/palsu dan akan diterima apabila fakta-fakta

membenarkan. Penolakan dan hipotesis sangat bergantung pada prestasi-

prestasi penyelidikan terhadap fakta-fakta dan data-data yang dikumpulkan.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian

ini dirumuskan hipotesis tindakan yaitu dengan menggunakan metode

36

Oemar Hamelik, Proses Belajar Mengajar, hlm 226. 37

Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Grafindo, 2001), hlm 69.

Page 42: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

29

Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fiqih

pokok bahasan zakat di kelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan

Pekalongan Selatan Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011.

Page 43: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian adalah suatu proses pengumpulan data yang sistematis dan

analisis terhadap informasi (data) untuk tujuan tertentu. Sedangkan metode penelitian

adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yaqng

dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang

reliabel dan terpercaya1. Metodologi juga mengandung makna yang lebih luas

menyangkut prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk

menjawab masalah penelitian2.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dalam bahasa inggris disebut juga Classroom Action Research, yaitu penelitian

yang dilakukan oleh guru dikelas dengan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan praktek dan proses pembelajaran3.

1. Model Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dalam analisis data menggunakan model

spiral dari kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan

dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tinddakan-

tindakan pada siklus sebelumnya, dimana setiap siklus tersebut terdiri dari

empat tahapan yang meliputi perencnaan, pelaksanaan, pengamatan

(observasi) dan refleksi4. Model spiral dari Kemmis dan Taggart yang dikutip

oleh Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul Penelitian Tindakan

Kelas5 seperti dalam bagan dibawah ini

1 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Rafindo

Grafindo Persada, 1996), hlm.10. 2 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelaian dalam Pendidikan, ( Bandung: Sinar

Baru Algesindo, 2001), hlm. 16 3 Susilo, Penelitian Tindakan Kelas, ( Yogyakarta: Pustaka Book Publiser, 2007), hlm 16.

4 Rochiati Wiraatmaja, Meto.de Penelitian Tindakan Kelas, ( Bandung: Remaja Rosdakarya,

2005), hlm. 66 5 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 16

Page 44: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

31

2. Siklus Penelitian

Siklus kegiatan dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas, kegiatan

ini diterapkan dalam rangka meningkatkan upaya meningkatkan prestasi

siswa dalam pembelajaran fiqih pokok bahasan zakat melalui metode

Problem Solving. Metode ini mampu mengaktifkan siswa dalam nelajar

khususnya mata pelajaran fiqih pokok bahasan zakatdi kelas IV MSI HIFAL

02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan. Tahapan

dalam penelitian ini disusun melalui siklus penelitian. Setiap siklus terdiri

atas perencnaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi.

Penelitian dirancang dalam tiga tahap yaitu Prasiklus, siklus 1 dan

siklus 2. Pelaksanaan tiap tahap akan diambil dikelas IV MSI HIFAL 02

Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan dengan

kolabor guru pengampu mata pelajaran fiqih Bapak Sasmito, S.Pd.I

a. Prasiklus

Tahap prasiklus ini peneliti akan melihat pembelajaran fiqih secara

langsung dikelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan Selatan

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi SIKLUS II

Pengamatan

Dst

Page 45: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

32

Kota Pekalongan. Dalam pembelajaran mata pelajaran fiqih materi

pengertian zakat belum menggunakan model pembalajran secara aktif

dan masih menggunakan metode ceramah yang siswanya masih belum

banyak ikut aktif dalam proses pembelajaran, dan siswa cenderung pasif

dalam berkomunikasi. Artinya guru yang lebih banyak berbicara dan

menerangkan materi dan siswa hanya mendengarkan. Keberanian untuk

bertanya terhadap suatu masalah yang belum jelas tidak dapat

diungkapkan secara maksimal.

b. Siklus 1

Pelaksanaan siklus 1 dilakukan dikelas IV yang diampu oleh Bapak

Sasmito, S.Pd.I. langkah-langkah dalam siklus 1 dimulai dari

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi yang akan

dijelaskan sebagai berikut :

1) Perencanaan

a. Peneliti mengidentifikasi kesulitan siswa pada pelajaran fiqih

kemudian peneliti mencari apa penyebab siswa kurang aktif sat

pembelajaran belangsung

b. Peneliti menyiapkan RPP tentang macam-macam zakat

c. Peneliti membuat lembar pengamatan pembelajaran kooperatif

untuk siswa

d. Peneliti menyiapkan LKS tentang zakat

e. Peneliti menyiapkan soal-soal evaluasi beserta kunci jawaban

yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar.

f. Peneliti merencanakan pembentukan kelompok

2) Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan

skenario pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu:

a. Mengkondisikan kelas supaya siap dalam menerima pelajaran

b. Memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan

c. Menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan.

Page 46: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

33

d. Memberikan motivasi dengan cara menginformasikan kegunaan

materi pembelajaran

e. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok

f. Membagi LKS untuk membantu siswa memahami materi yang

akan diajarkan

g. Memberikan bimbingan pada kelompok tertentu apabila

diperlukan

h. Menganalisis proses hasil kerja tipa kelompok dan memberikan

umpan balik kepada siswa sebagai penguatan terhadap hsil kerja

kelompok

i. Menyimpulkan materi dan mengevaluasi bersama siswa

j. Memberikan tes formatif, pekerjaan rumah dan tes akhir siklus 1

sebgai hasil evaluasi terhadap pertama

3) Pengamatan

Pengamatan terhadap pembelajara yang sedang berlangsung

untuk mengetahui keaktifan dan kendala yang dihadapai dalam

menerapkan pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini peneliti sebagai

observer dan guru fiqih sebagai pengajar.

4) Refleksi

Hasil pengamatan terhadap prestai belajar dan keaktifan siswa

pada siklus 1 dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh

peneliti sebagai dasar untuk membuat perencanaan pembelajara pada

siklus 2.

c. Siklus 2

Untuk pelaksanaan siklus 2 yang dilaksanakan dikelas IV MSI HIFAL

02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan adalah

sebagai tindak lanjut evaluasi dari pelaksanaan siklus 1.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus 2 dimulai dari

perencanaan , pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

1) Perencanaan

Page 47: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

34

a. Peneliti mengidentifikasi kesulitan siswa pada pelajaran fiqih

kemudian peneliti mencari apa penyebab siswa kurang aktif saat

pembelajaran belangsung

b. Peneliti menyiapkan RPP tentang ketentuan zakat fitrah

c. Peneliti membuat lembar pengamatan pembelajaran kooperatif

untuk siswa

d. Peneliti menyiapkan LKS tentang zakat

e. Peneliti menyiapkan soal-soal evaluasi beserta kunci jawaban

yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar.

2) Pelaksanaan

Guru mitra didampingi peneliti melaksanakan pembelajaran

sesuai denga RPP yang telah disiapkan oleh peneliti dan direvisi

berdasarkan evaluasi pada siklus 1.

a. Mengkondisikan kelas supaya siap dalam menerima pelajaran

b. Memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan

c. Menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan.

d. Memberikan motivasi dengan cara menginformasikan kegunaan

materi pembelajaran

e. Siswa berkumpul sesuai kelompok pada siklus 1

f. Menyampaikan apersepsi dan menyampaikan indikator tentang

zakat

g. Membagi LKS untuk membantu siswa memahami materi yang

akan diajarkan

h. Memberikan bimbingan pada kelompok tertentu apabila

diperlukan

i. Menganalisis proses hasil kerja tipa kelompok dan memberikan

umpan balik kepada siswa sebagai penguatan terhadap hsil kerja

kelompok

j. Menyimpulkan materi dan mengevaluasi bersama siswa

Page 48: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

35

k. Memberikan tes formatif, pekerjaan rumah dan tes akhir siklus 1

sebgai hasil evaluasi terhadap pertama

3) Pengamatan

Pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung

untuk mengetahui motivasi belajar, kreativitas dan mengetahui

kendala yang dihadapai dalam menerapkan pembelajaran berlangsung.

Dalam hal ini peneliti sebagai observer dan guru fiqih sebagai

pengajar.

4) Refleksi

Refleksi yang dilakukan pada siklus 2dilakukan analisis data,

apakah pada siklus 2 siswa nilainya sudah tuntas dari KKM, sehingga

hasil analisis refleksi ini sebagai penentu keberhasilan dari

pembelajaran menggunakan metode Problem Solving dalam penelitian

ini mampu meningkatkan prestasi belajar.

d. Kolaborasi

Kolaborasi adalah pandangan setiap orang akan dianggap memberikan

andil pada pemahaman. Dalam asas ini penelitim perlu selalu ingat bahwa

dia adalah bagia dari situasi yang diteliti, ia bukan hanya pengamat tetapi

juga terlibat langsung dalam proses situasi tersebut6. Kolabor dalam

Penelitian Tindakan Kelas adalah orang yang membantu untuk

mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang digarap

bersama-sama dengan peneliti.

Kolabor dalam penelitian ini adalah guru fiqih di MSI HIFAL 02

Bnayurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan kota Pekalongan yaitu

Bapak Sasmito, S.Pd.I.

e. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan oleh peneliti pada tanggal 2

sampai 16 Mei 2011 di MSI HHIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan

Pekalongan Selatan Kota Pekalongan.

6 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

hlm. 71

Page 49: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

36

Berikut ini jadwal rencana kegiatan penelitian tindkan kelas yang akan

dilaksanakan di MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan

Selatan Kota Pekalongan.

Tabel 1

Jadwal Penelitian

No Rencana Kegiatan Minggu ke

1 2 3

1 Observasi awal X

2 Persiapan :

Menyusun konsep pelaksanaan X

Menyepakati jadwal dan tugas X

Menyusun instrumen X

Diskusi konsep pelaksanaan X

3 Pelaksanaan :

Menyiapkan kelas dan alat X

Pelaksanaan prasiklus X

Pelaksanaan siklus 1 X

Melakukan tindakan siklus 1 X

Pelaksanaan siklus 2 X

Melakukan tindakan siklus 2 X

4 Pembuatan laporan:

Menyusun konsep laporan X

B. Indikator Kerja

1. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes

Tabel 2

Indikator keberhasilan siswa dalam pembelajaran

No Indikator Aspek Penilaian

1 Hasil belajar rata-rata nilai yang

dicapai diatas KKM yaitu 70

- Diadakan tes akhir setelah pra

siklus, siklus 1 dan siklus 2

Page 50: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

37

C. Subjek Penelitian

Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas IV MSI HIFAL 02

Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan dengan jumlah

siswa 28.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data guna

memperoleh informasi antara lain :

1. Pengamatan (Observasi)

Yaitu tindakan atau proses pengambilan informasimelalaui media

pengamatan7. Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung

aktivitas siswa pada pembelajaran fiqih dengan metode Problem Solving.

Pengamatan dilaksanakan pada tiap siklus, untuk membuat kesimpulan

pelaksanaan pembelajaran pada prasiklus, siklus 1 dan siklus 2.

2. Wawancara

Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan data dari kolabor

mengenai hasil refleksi setelah tindakan pembelajaran dilakukan.

3. Tes

Yaitu seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk untuk mendapatkan jawaban yang dapat

dijadikan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penentu skor angka8.

Metode tes oleh peneliti digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa

yang telah melakukan pembelajaran fiqih melalui model pembelajaran

E. Cara Penggolahan Data

- Analisis diskriptif kuantitatif

Analisis diskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis jumlah

siswa yang mengalami pemahaman atau penguasaan materi dan peningkatan

prestasi belajar pada mata pelajaran fiqih yang diperoleh dari siklus 1 dan

7 Sukardi, Penelitian Kualitatif-Naturalistik Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Usaha

Keluarga, 2006) hlm 78. 8 Maragono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Reneka Cipta, 2000), hlm 170.

Page 51: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

38

siklus 2. Data yang diperoleh dapat diolah dengan mencari prosentase

dengan menggunakan rumus :

N = skor yang dicapai

skor maksimal x 100%

Sedangkan untuk mencari rata-rata kelas menggunakan rumus :

X = F

N

X : Rata-rata nilai

F : Jumlah nilai seluruh peserta didik

N : Jumlah peserta didik

Dengan menggunakan rumus tersebut dapat diketahui prosentase dan rata-

rata nilai peningkatan prestasi belajar siswa. Jika prosentase dan rata-rata

nilai yang diperoleh itu meningkat, berarti upaya meningkatkan prestasi

belajar pada pelajaran fiqih bagi siswa mencapai keberhasilan.

Page 52: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

39

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan

1. Letak Geografis

MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota

Pekalongan merupakan madrasah yang berada diwilayah perkotaan sebelah

selatan yang menghubungkan dengan wilayah Kabupaten Pekalongan.

Letak madrasah ini sangat strategis karena dapat dijangkau oleh semua

kendaraan baik kendaraan umum maupun pribadi. Wilayah Pekalongan

Selatan adalah wilayah yang penduduknya sangat religius sehingga

madrasah di wilayah ini sangat berkembang dan diminati oleh masyarakat

dibandingkan dengan tiga wilayah yang termasuk dalam Kota pekalongan.

Secara geografis MSI HIFAL 02 Banyurip Alit diapit oleh :

Sebelah utara : Rumah-rumah Penduduk

Sebelah Selatan : Terdapat MTS HIFAL

Sebelah Barat : Rumah mertua mantan menteri agama (M. Ilyas)

Sebelah timur : Terdapat pasar tradisional Banyurip Alit

2. Historis berdirinya MSI HIFAL 02

Tokoh-tokoh agama di kelurahan Banyurip Alit Kecamatan

Pekalongan Selatan Kota Pekalongan memandang bahwa wadah

pendidikan yang telah berdiri terlebih dahulu yakni HIFAL 01 semakin

tahun semakin bertambah jumlah siswanya. Hal tersebut dikarenakan

tempat yang strategis dan tenaga muda yang menjadi pengajar di madrasah

menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Oleh karenanya pada tahun

1980 beberapa orang yang ditunjuk untuk merelisasikan pendirian

madrasah salafiyah yang akan diberi nama HIFAL 02 dibawah naungan

yayasan hidayatul athfal.

Beberapa orang yang ditunjuk antara lain tokoh masyarakat, aparat

pemerintah (perangkat), dan tokoh muda yang peduli dengan pendidikan

agar mengurus surat perizinan pendirian. Maka pada tahun 1980

Page 53: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

40

Departemen Agama Kabupaten Pekalongan (dulu kelurahan Banyurip Alit

ikut Kabupaten Pekalongan)mengeluarkan surat tentang izin berdirinya

pendidikan yang bernama HIFAL 02.

3. Visi Misi MSI HIFAL 02

Visi : Berusaha menciptakan linkungan masyarakat yang islami sesuai

dengan ajaran aswaja dan pedeli dengan kebutuhan masyarakat

dalam bidang sosial.

Misi :

1. Menyelenggarakan pendidikan madrasah yang bibutuhkan oleh

masyarakat agar anak-anak tumbuh berkembang dalam lingkungan

yang islami sesuai ajaran aswaja

2. Membimbing para siswa agar bisa mempelajari bahasa arab ( Al-qurán)

sehingga bisa mendalami ajaran agama dari sumber pertama

3. Mengarahkan para siswa agar punya pengetahuan yang luas sesuai

dengan kemajuan iptek serta punya ketrampilan untukbekal masa depan

4. Mengupayakan terciptanya masyarakat pendidik yang peduli dengan

lingkungan dan punya jiwa sosial yang tinggi

5. Menjadikan para siswa agar terbentuk pribadi muslim berpengetahuan

agamis bisa mengenal kitab-kitab yang merupakan acuan ajaran Islam

(kitab kuning), kitab Al-qurán dan hadits serta kitabsalaf lainnya1.

4. Keadaan siswa

Tabel 3

Jumlah siswa tahun pelajaran 2010/2011

KELAS Jumlah Rombongan

Belajar

Jumlah Murid

Lk. Pr Jumlah

Semua

I 1 26 16 42

II 1 15 24 39

1 Yayasan Hifal, Empat Windu, 2005, hlm. 24

Page 54: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

41

III 1 29 17 46

IV 1 12 16 28

V 1 19 20 39

VI 1 11 20 31

Jumlah 6 112 113 225

5. Keadaan pendidik dan tenaga kependidikan

Tabel 4

Daftar guru dan karyawan

No Nama Jabatan TMT Ijazah Ket

1 M. Nashir usman Kamad 2011 Ponpes Wiyata

2 Abdul Ghofar GMP 2009 D.2 PNS

3 Uswatun Khasanah Walas V 1989 D.2 Wiyata

4 A. Sasmito Walas IV 1990 S.1 Sda

5 H. Masruri Walas III 1995 D.2 Sda

6 Nur Hobibah Walas II 1995 D.2 Sda

7 Masitoh Walas I 2000 PGAN Sda

8 A.Assabti Wals VI 2007 MAS Sda

9 Mujiburrokhman T.U 2009 D.3 Sda

10 Eva Masúlah GMP 2010 SMA Sda

11 Lutfil Imam TU 2011 D.3 Sda

12 Supandi Penjaga 2009 SD sda

6. Fasilitas madrasah

Tabel 5

Fasilitas sarana MSI HIFAL 02

No Jenis fasilitas Jumlah Keadaan

1 Ruang kamad 1 Baik

2 Ruang Guru 1 Baik

Page 55: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

42

3 Ruang kelas 6 Baik

4 Ruang UKS 1 Baik

5 Ruang Perpustakaan 1 Baik

6 Komputer 2 Baik

7 Laptop 2 Baik

8 MCK siswa 3 Baik

9 MCK guru 1 Baik

10 Musholla 1 baik

B. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu

prasiklus untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum menggunakan model,

siklus 1 dilaksanakan 1 kali pertemuan dan siklus 2 dilaksanakan 1 kali. Dari

penelitian tersebut dipdroleh data-data sebagai berikut :

1. Hasil prasiklus

Pelaksanaan pembelajaran prasiklus dikelas IV MSI HIFAL 02

Banyurip Alit Pekalongan yang diampu oleh Bapak Sasmito, S.Pd.I

dilaksanakan pada hari senin tanggal 2 Mei 2011. Tahap prasiklus ini

materi yang diajarkan adalah tentang pengertian zakat. Tahap prasiklus ini

bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh keaktifan siswa untuk mengikuti

pembelajaran fiqih dikelas sebelum diterapkan metode pembelajaran

menggunakan Problem Solving, dengan melihat atau mengamati secara

langsung pembelajaran yang ada di kelas, kemudian dicatat yang terjadi

selama proses pembelajatan berlangsung. Metode pembelajaran yang

digunakan berupa metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam

pembelajarandan pengerjaan lembar kerja siswa. Pada pembelajaran ini

siswa prestasi belajar dalam pra siklus rata-rata 68,07%, nilai tertinggi 78

dan nilai terrendah 56. Berikut tabel skor observasi keaktifan siswa.

Tabel 6

Skor observasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih

pada tahap prasiklus

Page 56: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

43

Sub

Indikator Indikator 1 Indikator 2

Jumlah

skor

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8

2 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7

3 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7

4 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 6

5 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7

6 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 6

7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3

8 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2

Jml skor 0 0 9 12 0 0 4 9 12 0 46

Keterangan :

Indikator 1 : kesiapan menerima pelajaran

Indikator 2 : keaktifan dalam pembelajaran

Skor : 1 (kurang)

2 (rendah)

3 (cukup)

4 (baik)

5 (memuaskan)

Tabel 7

Hasil ulangan siswa

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 M. Rifán 68 Tidak Tuntas

2 Aula Rizqi 74 Tuntas

3 Amilatul Khusna 66 Tidak Tuntas

4 Sholikhin 70 Tuntas

5 Akbar Alfayat 76 Tuntas

6 Arini Khaira Munaya 62 Tidak Tuntas

Page 57: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

44

7 Dewi Aulia 70 Tuntas

8 Dewi Faila Shofa 64 Tidak Tuntas

9 Fahad Affuan 70 Tuntas

10 Haninna Rifqia 62 Tidak Tuntas

11 Intan Kharasa Sabila 58 Tidak Tuntas

12 Iguh Ilham 70 Tuntas

13 Lia Hikmatul Maula 74 Tuntas

14 Moch Abid 56 Tidak Tuntas

15 M. Ubaidillah 60 Tidak Tuntas

16 Mela Ocktavia 66 Tidak Tuntas

17 Mislina 66 Tidak Tuntas

18 Mohamad Abdun Nafi’ 76 Tuntas

19 Muhammad Adib 56 Tidak Tuntas

20 M. Alfian 78 Tuntas

21 Muhammad Imam Yahya 72 Tuntas

22 Najwa Rosyada 62 Tidak Tuntas

23 Pria Raihan Janani 68 Tidak Tuntas

24 Qotrun Nada 64 Tidak Tuntas

25 Uzlatul Mufida 68 Tidak Tuntas

26 Zahwa Rizqi Lutfia 76 Tuntas

27 Roosa Aprilianti 72 Tuntas

28 Hamada Syafia 72 Tuntas

Jumlah 1906

Rata-rata 68,07 Tidak Tuntas

Hasil pengamatn peneliti yang dilihat dari indikator kesiapan dan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran fiqih pada tahap prasiklus

dapat diprosentasekan bahwa kesiapan dan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran sebelum diterapkan metode Problem Solving adalah

Nilai :Skor yang dicapai

Skor maksimal x 100%

Page 58: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

45

: 46

70 x 100%

: 65,71%

Hasil pengamatan pada tahap prasiklus tersebut dapat disimpulkan

bahwa siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajran.

Keaktifan siswa adalah sebagai indikator adanya keaktifan dalam proses

pembelajaran. Siswa yang kesiapannya matang dalam pembelajaran

dikelas menunjukkan adanya keaktifan atau keinginan untuk bisa.

Rendahnya keaktifan siswa kelas IV MSI HIFAL Banyurip Alit

Pekalongan yang menjadi objek penelitian dapat ditunjukkan dari

prosentase hasil penelitian keaktifan siswa dan kesiapan dalam mengikuti

pembelajaran yaitu sebesar 65,71% yang masih berada dibawah ketentuan

yaitu 70%.

Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilaksanakan diakhir

pembelajaran didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada tahap prasiklus

yaitu 68,07 yang berada dibawah standar yaitu diatas 70. Dari data yang

diperoleh pada tahap prasiklus ada 15 siswa yang belum tuntas.

2. Hasil siklus 1

Penelitian tindakan kelas pada siklus 1dilaksanakan oleh peneliti

dengan Bapak Sasmito, S.Pd.I sebagai guru mitra atau kolabor peneliti

sekaligus sebagai pengampu mata pelajaran fiqih kelas IV MSI HIFAL 02

Banyurip Alit Pekalongan. Pada siklus 1 ini observasi dilakukan di kelas IV

dengan materi macam-macam zakat pada tanggal 9 Mei 2011. Dalam siklus

ini solusi yang diperoleh dari tahap refleksi pada tahap prasiklus sebagai

tindakan untuk mengatasi masalah-masalah permasalahan dalam

pelaksanaan pembelajaran fiqih di kelas kaitannya dengan keaktifan dan

prestasi belajar. Dalam siklus ini dibagi dalam beberapa tahap, antara lain :

a. Tahap perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menyiapkan segala sesuatu yang

diperlukan dalam skenario pembelajaran yang telah direncanakan,

meliputi :

Page 59: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

46

1) Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan metode

Problem Solving

2) Membuat lembar kerja siswa untuk berdiskusi kelompok

3) Membuat kunci jawaban lembar kerja siswa

4) Menyiapkan alat, sarana dan media pembelajaran

5) Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil

6) Mempersiapkan alat evaluasi akhir siklus 1

b. Tahap tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap tindakan adalah

melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan pertama adalah sebagai

berikut :

1) Guru memberikan apersepsi tentang hsil prasiklus

2) Guru memberikan motivasi mengenai materi macam-macam

zakat

3) Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran

4) Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan

dengan soal dalam lembar kerja

5) Guru membentuk beberapa kelompok kecil

6) Guru memberitahu agar dalam setiap kelompok terjadi

serangkaian kegiatan specifik. (a) Salah satu anggota kelompok

membaca soal. (b) menafsirkan isi soal, menulis apa yang

diketahui atau ditanyakan

7) Guru berkeliling untuk mengawasi kegiatan kelompok

8) Setelah permasalahan dapat diselesaikan dalam kelompok,

kemudian salah satu perwakilan dari kelompok diberi kesempatan

untuk mempresentasikan hasil kelompoknya, kemudian

memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

menanggapi.

9) Guru mengumumkan hasil dan menetapkan kelompok terbaik

sampai yang kurang berhasil

Page 60: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

47

10) Guru memberikan pendalaman secara klasikal dengan

menekankan strategi pemecahan masalah

11) Siswa bersama guru menyimpulkan materi.

c. Observasi

Dengan mengamati pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan metode Problem Solving, pemberian soal tentang

pengertian dan macam-macam zakat. Kemudian menyelesaikan soal

melalui langkah-lamgkah pembelajaran yang diawali dengan diskusi

dalam kelompok yang heterogen, presentasi terhadap hasil diskusi, dan

pelaksanaan secara individu.

d. Analisis data

Berdasarkan pelaksanaan tes evaluasi hasil belajar siswa pada

siklus 1 diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 8

Skor observasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih

pada siklus 1

Sub

Indikator Indikator 1 Indikator 2

Jumlah

skor

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 9

2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8

3 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7

4 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7

5 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8

6 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 6

7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3

8 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3

Jml skor 0 0 3 16 5 0 2 9 16 0 51

Keterangan :

Indikator 1 : kesiapan menerima pelajaran

Page 61: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

48

Indikator 2 : keaktifan dalam pembelajaran

Skor : 1 (kurang baik)

2 (rendah)

3 (cukup)

4 (baik)

5 (memuaskan)

Hasil pengamatan oleh peniliti yang dilihat dari indikator kesiapan

dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran fiqih pada tahap siklus 1

dapat diprosentasekan bahwa kesiapan dan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran sebelum diterapkan metode Problem Solving yaitu :

Nilai : skor yang dicapai

skor maksimal x 100%

: 51

70 x 100 %

: 72,86%

Dari hasil pengamatan pada siklus 1 dapat disimpulkan bahwa

siswa mulai ada peningkatan kesiapan belajar maupun keaktifannya dalam

proses pembelajaran. Keaktifan siswa adalah sebagai indikator adanya

keaktifan dalam proses pembelajaran. Siswa yang kesiapannya matang

dalam pembelajaran dan aktif dalam kelas menunjukkan adanya keaktifan

dan keinginan untuk bisa. Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan dari

prosentase hasil penilaian keatifan dan kesiapan siswa dalam mengikuti

pembelajaran yaitu sebesar 72,86% dan diatas ketuntasan yang telah

ditetapkan yaitu 70%

Tabel 9

Hasil tes akhir siklus 1

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 M. Rifán 72 Tuntas

2 Aula Rizqi 75 Tuntas

3 Amilatul Khusna 69 Tidak Tuntas

4 Sholikhin 73 Tuntas

5 Akbar Alfayat 76 Tuntas

Page 62: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

49

6 Arini Khaira Munaya 78 Tuntas

7 Dewi Aulia 74 Tuntas

8 Dewi Faila Shofa 74 Tuntas

9 Fahad Affuan 72 Tuntas

10 Haninna Rifqia 77 Tuntas

11 Intan Kharasa Sabila 58 Tidak Tuntas

12 Iguh Ilham 73 Tuntas

13 Lia Hikmatul Maula 75 Tuntas

14 Moch Abid 71 Tuntas

15 M. Ubaidillah 79 Tuntas

16 Mela Ocktavia 66 Tidak Tuntas

17 Mislina 78 Tuntas

18 Mohamad Abdun Nafi’ 76 Tuntas

19 Muhammad Adib 56 Tidak Tuntas

20 M. Alfian 79 Tuntas

21 Muhammad Imam Yahya 74 Tuntas

22 Najwa Rosyada 71 Tuntas

23 Pria Raihan Janani 70 Tuntas

24 Qotrun Nada 64 Tidak Tuntas

25 Uzlatul Mufida 75 Tuntas

26 Zahwa Rizqi Lutfia 76 Tuntas

27 Roosa Aprilianti 72 Tuntas

28 Hamada Syafia 92 Tuntas

Jumlah 2045

Rata-rata 73,03 Tuntas

Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan diakhir

pembelajaran pada siklus 1 didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada

tahap prasiklus yaitu 73,03 yang berada diatas standar yang ditentukan

yaitu diatas 70. Dari data yang diperoleh pada siklus 1 ada 5 siswa yang

Page 63: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

50

belum tuntas. Berbeda dengan sebelumnya siswa yang tidak tuntas ada 15

siswa.

Dilihat dari tabel diatas perbandingan keaktifan dan hasil tes akhir

pada tahap prasiklus masih menggunakan metode ceramah dan penugasan

lembar kerja siswa dan siklus 1 yang menggunakan metode pembelajaran

Problem Solving menunjukkan adanya sebuah peningkatan.

e. Refleksi

Berdasarkan hasil penilaian siklus 1 diperoleh nilai rata-rata hasil

belajar siswa sebesar 73,03 dan prosentase keaktifan siswa pada siklus

1 sebesar 72,86%. Meskipun hasil prestasi pada siklus 1 sudah

memenuhi KKM, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang belum

tuntas. Hasil refleksi siklus 1 masih adanya siswa yang belum tuntas

kelulusannya dikarenakan pada siklus ini masih ada sebagian siswa

yang masih bercanda dengan teman sebelahnya, tidak memperhatikan

penjelasan guru dengan menggambar-gambar dibuku catatannya dan

sering bergantian antara satu siswa dengan siswa lainya ke toilet

dengan alasan buang air kecil, sehingga pada akhir penelitian dalam

siklus 1 mengalami permasalahan yaitu 5 siswa belum tuntas,

karenanya penelitian ini dilanjutkan dengan siklus 2.

Dari hasil refleksi siklus 1 maka perlu dilakukan beberapa

tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus 2.

Bebrapa tindakan tersebut antara lain:

a) Guru harus dapat mengatur waktu dengan baik sehingga

pembelajaran tidak mengalami keterlambatan waktu dan dapat

berjalan sesuia dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

b) Pengkondisian kelas yang lebih baik agar pembelajaran menjadi

lancar

c) Guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam

pembelajaran (diskusi kelompok)

d) Guru semaksimal mungkin membimbing siswa dalam berdiskusi.

3. Hasil siklus 2

Page 64: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

51

Sama halnya pada tatah prasiklus dan siklus 1, observasi dilakukan

oleh peneliti dan kolabor untuk berupaya meningkatkan keaktifan siswa

yang berdampak pada hasil belajar dan pemahaman terhadap materi

pelajaran yang menjadi pokok bahasan. Pada siklus 2 ini dilakukan di kelas

IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan dengan materi ajar zakat

fitrah pada tanggal 16 Mei 2011. Tindakan yang telah dirumuskan pada

siklus 1 akan diterapkan pada siklus 2. Dalam siklus 2 ini dibagi dalam

beberapa tahap, antara lain :

a. Tahap perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menyiapkan segala sesuatu yang

diperlukan dalam skenario pembelajaran yang telah direncanakan,

meliputi :

1) Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan metode

Problem Solving

2) Membuat lembar kerja siswa untuk berdiskusi kelompok

3) Membuat kunci jawaban lembar kerja siswa

4) Menyiapkan alat, sarana dan media pembelajaran

5) Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil

6) Guru sudah memberi tugas membaca materi pelajaran dirumah

7) Mempersiapkan alat evaluasi akhir siklus 2

b. Tahap tindakan

1) Guru memberikan apersepsi tentang zakat fitrah

2) Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya zakat fitrah

3) Guru menyampaiakn tujuan pembelajaran

4) Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan

dengan soal dalam lembar kerja

5) Guru membentuk beberapa kelompok kecil sesuai dengan

kelompok pada siklus 1

6) Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok

dan diberikan kesempatan untuk menyelesaikan lembar kerja

Page 65: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

52

7) Guru memberitahu agar dalam setiap kelompok untuk bekerja

sama dalam menyelesaikan.

8) Guru berkeliling untuk mengawasi kegiatan kelompok

9) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya kepad

guru

10) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap

anggotanya telah memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja

yang diberikan guru

11) Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil

kelompoknya, dan kelompok lain untuk menanggapinya.

12) Guru mengumumkan hasil dan menetapkan kelompok terbaik

sampai yang kurang berhasil

13) Guru memberikan pendalaman secara klasikal dengan

menekankan strategi pemecahan masalah

14) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

c. Observasi

Dengan mengamati pelaksanaan metode Problem Solving,

pemberian soal tentang zakat fitrah. Kemudian menyelesaikan soal

melalui langkah-langkah pembelajaran yang diawali dengan diskusi

dalam kelompok, presentasi terhadap hasil diskusi dan pelaksanaan tes

secara individu.

d. Analisa data

Berdasarkan pelaksanaan tes evaluasi hasil belajar pada siklus 2

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 10

Skor observasi keaktifan dalam mengikuti pembelajaran fiqih pada siklu 2

Sub

Indikator Indikator 1 Indikator 2

Jumlah

skor

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 10

Page 66: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

53

2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8

3 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7

4 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 9

5 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 9

6 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 6

7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4

8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4

Jml skor 0 0 3 8 15 0 2 6 20 5 57

Keterangan :

Indikator 1 : kesiapan menerima pelajaran

Indikator 2 : keaktifan dalam pembelajaran

Skor : 1 (kurang baik)

2 (rendah)

3 (cukup)

4 (baik)

5 (memuaskan)

Hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator kesiapan

dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran fiqih pada tahap siklus

2 dapat diprosentasekan bahwa kesiapan dan keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran sebelum diterapkan metode Problem Solving

yaitu:

Nilai : skor yang dicapai

skor maksimal x 100%

: 57

70 x 100 %

: 81,43%

Hasil observasi keaktifan dan kesiapan dalam pembelajaran pada

siklus 2 penelitian tindakan kelas dikelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip

Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan dengan

prosentase 81,43% yang sudah berada di atas ketentuan yang

Page 67: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

54

ditetapkan yaitu 70%. Keaktifan siswa telah mengalami peningkatan

bila dibandingkan dengan tahap prasiklus dan siklus 1.

Tabel 11

Tes akhir pada siklus 2

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 M. Rifán 77 Tuntas

2 Aula Rizqi 78 Tuntas

3 Amilatul Khusna 72 Tuntas

4 Sholikhin 75 Tuntas

5 Akbar Alfayat 77 Tuntas

6 Arini Khaira Munaya 88 Tuntas

7 Dewi Aulia 80 Tuntas

8 Dewi Faila Shofa 79 Tuntas

9 Fahad Affuan 75 Tuntas

10 Haninna Rifqia 87 Tuntas

11 Intan Kharasa Sabila 72 Tuntas

12 Iguh Ilham 75 Tuntas

13 Lia Hikmatul Maula 77 Tuntas

14 Moch Abid 75 Tuntas

15 M. Ubaidillah 80 Tuntas

16 Mela Ocktavia 74 Tuntas

17 Mislina 89 Tuntas

18 Mohamad Abdun Nafi’ 79 Tuntas

19 Muhammad Adib 72 Tuntas

20 M. Alfian 81 Tuntas

21 Muhammad Imam Yahya 77 Tuntas

22 Najwa Rosyada 76 Tuntas

23 Pria Raihan Janani 73 Tuntas

24 Qotrun Nada 72 Tuntas

25 Uzlatul Mufida 81 Tuntas

Page 68: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

55

26 Zahwa Rizqi Lutfia 86 Tuntas

27 Roosa Aprilianti 79 Tuntas

28 Hamada Syafia 94 Tuntas

Jumlah 2200

Rata-rata 78,57 Tuntas

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa

sebesar 78,57 dan semua siswa telah lulus dari KKM yang ditentukan

yaitu 70.

e. Refleksi

Hasil pengamatan siklus 2 dapat disimpulkan bahwa hampir

seluruh siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa secara individu

maupun kelompok terlibat aktif bertanya, menulis keterangan yang

disampaikan oleh guru atau sumber lain, menyelesaikan tugas sesuai

dengan fungsinya pada kelomponya dalam pembelajaran fiqih dikelas.

Sehingga dalam proses pembelajaran tidak tergantung sepenuhnya

kepada guru. Mereka berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya

untuk didiskusikan dalam kelas atau permasalahan yang mereka hadapi

untuk ditanyakan kepada guru. Dari hasi tes akhir siklus 2 didapati

bahwa semua siswa telah tuntas dari nilai KKM yang ditentukan

sehingga penelitian dirasa cukup sampai siklus 2.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada prasiklus penelti mengumpulkan data awal berupa daftar

nama dan nilai awal siswa. Nilai awal siswa diambil berdasarkan nilai harian

siswa, data yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar

siswa sebesar 68,07 dan presentase keaktifan siswa pada prasiklus sebesar

65,71% masih belum memenuhi KKM yang ditentukan yakni 70 dan

ketuntasan klasikan 70%. Pada siklus 1 petemuan petama adalah

menyampaikan tujuan pembelajaran dan membagi siswa dalam beberapa

kelompok. Pengelompokan dilakukan secara heterogen. Seblum memulai

Page 69: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

56

pembelajaran terlebih dahulu guru memberikan gambaran tentang metode

Problem solving kepada siswa, kemudian memulai pelajaran dengan materi

pengertian dan maenjelaskan macam-macam zakat.

Berdasarkan hasil evaluasi siklus 1 diperoleh nilai rata-rata hasil

belajar siswa sebesar 73,03 dan prosentase ketuntasan klasikal 72,86%. Hasil

ini memang menunjukkan sudah tercapainya KKM, akan tetapi masih ada 5

siswa yang belum lulus KKM. Dengan demikian diperlukan tindakan

selanjutnya yakni siklus 2.

Tabel 12

Perbandingan jumlah skor dan prosentase keaktifan belajar pada tahap

prasiklus dan siklus 1

No Pelaksanaan siklus Jumlah skor Prosentase (%)

1 Prasiklus 46 65,71

2 Siklus 1 51 72,86

Tabel 13

Perbandingan rata-rata tes pada tahap prasiklus dan siklus 1

No Pelaksanaan siklus Rata-rata

1 Prasiklus 68,07

2 Siklus 1 73,03

Dalam siklus 2 dibahas pada pertemuan pertama yakni materi

pengertian zakat dan macam-macam zakat. Berdasarkan hasil evaluasi dari

siklus 2 diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 78,57 skor

keaktifan 81,43%. Maka hasil tindakan dari tahap prasiklus, siklus 1 dan

siklu 2 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terjadi peningkatan keaktifan siswa dari tahap prasiklus, siklus 1 dan

siklus 2 yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14

Perbandingan jumlah skor dan prosentase keaktifan pada tahap prasiklus,

siklus 1 dan siklus 2

Page 70: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

57

No Pelaksanaan siklus Jumlah skor Prosentase (%)

1 Prasiklus 46 65,71

2 Siklus 1 51 72,86

3 Siklus 2 57 81,43

2. Hasil tes akhir juga menunjukkan peningkatan dari tahap prasiklus,

siklus 1 dan siklus 2

Tabel 15

Perbandingan rata-rata akhir tes pada tahap prasiklus, siklus 1 dan siklus 2

No Pelaksanaan siklus Rata-rata

1 Prasiklus 68,70

2 Siklus 1 73,03

3 Siklus 2 78,57

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti banyak

mengalami keterbatasan, diantaranya :

1. Cara memperoleh data dari penelitian, peneliti harus mengamati secara

langsung dengan cermat penerapan model pembelajaran Problem Solving

dikelas sebagai upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

2. Segala keterbatasan yang dimiliki oleh penelitiberupa sumber-sumber

pustaka sebagai landasan teori kurang maksimal sehingga ini menjadi

kekurangan dan keterbatasan peneliti

3. Penelitian dilakanakan paa saat menjelang UAS-BN bagi kelas VI dan

ujian kenaikan kelas bagi kelas I sampai kelas V sehingga penelitian

dilakukan dalam tiga tahap, yakni prasiklus, siklus 1 dan siklus 2

Keterbatasan diatas sedikit banyak berpengaruh terhadap hasil

penelitian. Akan tetapi peneliti merasa bersyukur bahwa penelitian ini

dapat dilalui dengan lancar dan sukses walaupun masih banyak kekurangan

sana sini.

Page 71: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diskripsi data dan analisis penelitian tentang penerapan metode

Problem Solving untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran fiqih

pokok bahasan zakat di MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan

Selatan Kota Pekalongan maka pada akhir skripsi ini dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti di MSI HIFAL 02

Banyurip Alit Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan dengan

menerapkan model pembelajaran dengan metode Problem Solving sebagai

upaya meningkatkan prestasi peserta didik pada mapel fiqih pokok bahasan

zakat. Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan yang disebut

siklus yaitu untuk mengetahui perkembangan dan peningkatan prestasi belajar

fiqih dengan metode Problem Solving dalam penelitian ini membawa dampak

yang positif terhadap aktivitas belajar peserta didik terutama mengurangi

kejenuhan dan sebagai variasi pembelajaran. Ada beberapa peserta didik yang

sebelumnya mempunyai prestasi dan hasil belajar yang rendah menjadi lebih

berprestasi dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dpat dilihat dari perolehan

skor yang diprosentasekan melalui pengamatan tentang prestasi belajar peserta

didik dengan indikator kesiapan dan keaktifan dalam proses pembelajaran.

Prosentase peningkatan prestasi belajar dari prasiklus, siklus 1 dan

siklus 2 yaitu dari prasiklus 65,71 meningkat menjadi 72,86 pada siklus 1 dan

meningkat menjadi 81,43 pada siklus 2 diatas rata-rata yang ditentukan yaitu

70%. Sedangkan peningkatan tes akhir dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2

dapat dilihat dari nilai rata-rata pada masing-masing siklus yaitu 68,07 pada

prasiklus meningkat menjadi 73,03 pada siklus 2 dan meningkat menjadi 78,

57 pada siklus 2, peningkatan tersebut diatas kreteria ketuntasan minimal

(kkm) yaitu 70. Seperti peserta didik yang tes akhirnya dibawah KKM

menjadi meningkat sampai diatas KKM yaitu dari prasiklus yang tidak

Page 72: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

59

memenuhi KKM sebanyak 15 siswa , siklus 1 sebanyak 5 siswa dan siklus 2

semua peserta tuntas.

B. Saran

Meningat pentingnya metode pembelajaran Problem Solving untuk

meningkatkan prestasi belajar peserta didik,maka peneliti mengharapkan

beberapa hal yang berhubungan dengan masalah tersebut diatas sebagai

berikut:

1. Bagi guru fiqih

a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar guru harus benar-benar

paham menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi

tersampaikan secara maksimal

b. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya

variasi mengajar guna mengantisipasi kejenuhan siswa dalam belajar.

c. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode problem solving tidak hanya

sampai pada penelitian, akan tetapi bisa dilanjutkan secara kontinu.

2. Pihak madrasah

a. Hendaknya seluruh pihak madrasah mendukung dalam kegiatan

pembelajaran berlangsung

b. Melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan agar terlaksana

dengan baik.

Kepada semua pihak terutama dewan guru sudah seharusnya

meningkatkan kompetensi profesionalisme serta membekali pengetahuan yang

luas, karena itu semua akan mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran.

C. Penutup

Rasa syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah swt

yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini tanpa adanya rintangan yang berarti.

Dalam pembahasan skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan

dan kesalahan dan kekurang sempurnaan, hal ini dikarenaka keterbatasan dan

pengetahuan penulis. Oleh karenanya saran dan kritik yang membangun selalu

penulis harapkan guna keprofesionalan penulis dalam mengeluti dunia

Page 73: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

60

pendidikan yang nyata. Dan kepada pihak madrasah, saran-saran yang penulis

ungkapkan diatas diharapkan menjadi koreksi dan bahan pertimbangan

kebijakan dalam pengambilan keputusan selanjutnya.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi khalayak ramai pada umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya.

Wallahu a’lam bishowaf

Page 74: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

Daftar Pustaka

Abdurrahman,Fadlun, Qurán Tajwid dan Terjemahnya, Jakarta:Maghfiroh Pustaka,

2006

Abudin,Nata, Perpektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, ----:Kencana Prenada

Maedia,2009

Aliyah,Mualifatul , Upaya Meningkatkan Penguasaan siswa pada Mata Pelajaran

Fiqih Mareti Zakat melalui Metode Cadr Sort, Skripsi IAIN Walisongo, 2010

Arifin,M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, 2003

Arikunto,Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:Bumi Aksara,2006

Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran,Jogjakarta:Ar-ruzz Media,2008

Djamarah, Saiful Bahri-Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar,

Banjarmasin:Rieneka Cipta,1995

Efendi,Satria, Ushul Fiqh, Jakarta:Prenada Media,2005

Gulo W, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Grasindo, 2002

Hadjar, Ibnu, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan, Jakarta:Rafindo

Grafindo Persada, 1996

Hamelik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara, 2007

http://www.masbied.com// diakses 16 Pebruari 2011

Idrus,Fahmi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya:Greisinda Press,tt

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM,

Semarang:Rasail,2008

Khairudin,dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jogjakarta:Nuansa

Aksara,2007

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:Rieneka Cipta,2000

Nurdin, Syaiful, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta:Inter Masa,

2002

NK Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rieneka Cipta, 1998

Page 75: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

Rahmawati , Eni, Efektifitas Model Pembelajaran Problem Solving dalam Materi

Sistem Persamaam Linier Dua Variabel di Kelas VIII MTsN Tanjungtani

Prambon, Skripsi IAIN Walisongo, 2010

Sagala, Syaifudin, Konsep Dasar Makna Pembelajaran untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung:CV Alfabeta,

Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum berbasis Kompetensi,

Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung:Sinar Baru

Algensindo, 1995

Sudjana Nana – Ibrahim, Penelitian dan penilaian dalam Pendidikan, Bandung:

Sinar Baru Algesindo, 2001

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya,

Jakarta:Bumi Aksara,2003

Sukardi, Penelitian Kualitatif-Naturalistik Dalam Pendidikan, Yogyakarta:Usaha

Keluarga,2006

Suryobroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta:Rieneka Cipta,2009

Suryabrata,Sumardi, Metodologi Penelitian, Jakarta:Grafindo,2001

Susilo, Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta:Pustaka Book Publiser, 2007

Suyanto, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kencana Prenada Media,2006

Syah, Muhibbin, Psikologi pendidikan dengan pendekatan Baru, Bandung:PT

Remaja Rosdakarya, 2000

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Kontruktivistik,

Jakarta:Prestasi Pustaka, 2007

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung:Fokus Media, 2006

Winataputra, Udin S, Strategi Balajar Mengajar IPA, Universitas Terbuka, 2001

Wiriatmaja Rochiati, Metodologi Penelitian Tindakan Kelas, Bandung:Remaja

Rosda Karya,2005

Yayasan Hifal, Empat Windu, 2005

Page 76: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

Zuhdi, M Khoirudin, Upaya Meningkatkan Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran

Fiqih Kelas IX dengan Metode Problem Solving, Skripsi IAIN Walisongo,

2010

Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara,

2006

Page 77: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

RENCANA PEMBERIAN ALTERNATIF TINDAKAN SIKLUS 1

Hari / tanggal : Senin, 9 Mei 2011

Tempat : Kelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan

Proses : Diskusi, tanya jawab

No Permasalahan pada prasiklus Alternatif tindakan

1

2

3

4

5

Pelaksanaan pembelajaran masih satu

arah

Model pembelajaran belum

mengedepankan adanya praktek

Pembelajaran dikelas masih

menggantungkan LKS

Metode yang diterapkan menggunakan

ceramah terus

Penataan ruangan belum

menggambarkan pembelajaran aktif

Sebelum peneliti dan guru mitra

sebagai kolabolator bediskusi

berkaitan pembelajaran di kelas

sebelum diterapkannya

pendekatan konteksrual

menghasilkan beberapa tindakan

yang akan diterapkna pada siklus

1 yaitu :

- Sesuai dengan topik yang

sedang digarap oleh peneliti

yaitu menerapkan

pembelajaran dengan

menggunakan metode

Problem Solving

- Meninjau kembali RPP untuk

siklus 1

- Membuat skema ruangan

dengan bentuk kelompok kecil

Kolabolator Peneliti

A. Sasmito, S.Pd.I Abdul Ghofar NIM. 093111232

Page 78: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

RENCANA PEMBERIAN ALTERNATIF TINDAKAN SIKLUS 2

Hari / Tanggal : Senin, 16 Mei 2011

Tempat : Kelas IV MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan

Proses : Diskusi , tanya jawab

No Permasalahan pada siklus 1 Alternatif tindakan

1

2

3

4

Suasana pembelajaran aktif belum

muncul secara maksimal, rata-rata

hasil tes akhir belum memenuhi

standar yang ditetapkan

Pelaksanaan rencana pembelajaran

pada siklus sebelumnya belum

maksimal

Pemberian bimbingan kepada

kelompok saat terjadi diskusi belum

maksimal

Peserta didik masih sulit untuk

dikendalikan terutama dalam

pembelajaran kelompok

Tindakan yang akan diterapkan

pada siklus 2 yaitu :

- Memberikan motivasi untuk

semangat belajar kepada peserta

didik

- Adanya pemecahan masalah

berkaitan dengan topik materi

pelajaran yang sedang dibahas

- Memebrikan tugas observasi

terhadap satu pokok pelajaran

di lingkungan temnpat tinggal

mereka.

Kolabolator Peneliti

A. Sasmito, S.Pd.I Abdul Ghofar NIM. 093111232

Page 79: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

LEMBAR OBSERVASI

KEAKTIFAN BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN

A. Indikator

1. Kesiapan menerima pelajaran

2. Kekatifan siswa dalam pembelajaran

3. Ketrampilan siswa dalam pembelajaran

4. Hasil belajar. Rata-rata yang dicapai diatas hasil ketuntasan belajar

B. Butir-butir pertanyaan

No Indikator Aspek perilaku yang dinilai Skor

1 2 3 4 5

1 Kesiapan

menerima

pelajaran

1. Menyediakan buku dan alat

tulis

2. Siswa mengkondisikan diri

agar suasana kelas tenang

3. Mendengarkan penjelasan

guru pada saat pelajaran

4. Perhatian siswa terpusat dan

aktivitas pembelajaran

tampak

5. Siswa menyiapkan buku

pelajaran dan sumber belajar

lainnya

2 Keaktifan

siswa dalam

pembelajaran

1. Keaktifan mengikuti

pelajaran

2. Keaktifan bertanya

3. Keaktifan menjawab

4. Keaktifan menulis

5. Menyelesaikan tugas

individu

Page 80: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

6. Menyelesaikan tugas

kelompok

7. Keaktifan mencari informasi

dan pengetahuan untuk

sisampaikan dalam kelas

Keterangan

Jumlah maksimal skor 70

Nilai = skor yang dicapai

skor maksimal x 100%

Page 81: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

ANALISIS DATA

PENILAIAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

No Indikator Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

1 Kesiapan dalam menerima

pelajaran dan keaktifan siswa

dalam pembelajaran

Jumlah

Rata-rata

Prosentase (%)

Kreteria nilai

Kreteria nilai :

76% - 100% : Baik sekali

56% - 75% : Baik

26% - 55% : Cukup

0% - 25% : Kurang

Page 82: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

Analisis Data Tes Akhir

Instrumen tes dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan soal

setelah pembelajaran berupa lembar kerja yang berisikan soal-soal pada siklus 1

dan siklus 2. Dengan mengambil rata-rata nilai pada setiap siklus. Adapun rata-

rata nilai yang ditetapkan untuk mencapai ketuntasan minimal adalah 70.

No Nama Siswa Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Jumlah skor

Rata-rata

Prosentase (%)

Kreteria penilaian

Kreteria penilaian :

76% - 100% : Baik sekali

56% - 75% : Baik

26% - 55% : Cukup

0% - 25% : Kurang

Page 83: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

PEDOMAN INSTRUMEN DOKUMENTASI

Pengumpulan data dokumentasi dilakukan dengan cara

mewawancarai kepada pihak terkait dan informasi yang berupa dokumen baik

dalam bentuk laporan resmi maupun laporan statistik

Gambaran umum MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan

1. Tinjauan historis

a. Sejarah berdiri

b. Visi dan misi

2. Letak geografis

a. Letak daerah

b. Batas areal

3. Struktur organisasi MSI HIFAL 02 Banyurip Alit Pekalongan

a. Struktur guru

4. Kondisi guru dan siswa

a. Jumlah guru dan TU

b. Jumlah siswa kelas I s.d VI pada tahun berjalan

5. Kondisi sarana dan prasarana

a. Apa saja sarana dan prasarana yang ada

Page 84: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

lampiran

Siklus 1.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BERBASIS PAIKEM ( CTL )

Sekolah : MSI HIFAL 02

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas / Semester : IV / Genap

Materi Pokok : Zakat

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

Mengetahui ketentuan zakat

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan macam-macam zakat

C. Indikator

Menyebutkan macam macam zakat

Menunjukkan hukum zakat

Menyebutkan jenis-jenis harta yang wajib dizakati dan manfaatnya

Menyebutkan orang-orang yang wajib menerima zakat

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah memahami pokok pembahasan ini, diharapkan siswa dapat :

Menyebutkan macam macam zakat

Menunjukkan hukum zakat

Menyebutkan jenis-jenis harta yang wajib dizakati dan manfaatnya

Menyebutkan orang-orang yang wajib menerima zakat

E. Metode / Strategi Active Learning : Problem Solving

F. Skenario Pembelajaran

Page 85: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

Kegiatan pembelajaran Alokasi Waktu

Kegiatan awal

- Salam pembuka , presensi, pengaturan kelas,

berdoa dan apersepsi

5 menit

Kegiatan inti

Eksplorasi

- Guru menanyakan pengetahuan kepada siswa

tentang sub materi yang akan disampaikan

antara lain :

Macam-macam zakat

Elaborasi

- Guru membagi membagi siswa dalam 4

kelompok

- Setiap kelompok menyelesaikan tugas yang

telah diberikan

- Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan

merangkum hasil diskusi. Setiap kelompok

menugaskan satu anggotanya untuk

menyampaikan hasil diskusinya

- Kembalikan seperti semula (kelompok besar

dalam satu kelas) untuk penyampaian hasil

diskusi mengulas permasalahan

- Guru mengajukan beberapa pertanyaan (kepada

semua siswa) untuk penjajakan

Konfirmasi

- Guru memberikan kesimpulan, penekanan dan

tindak lanjut

50 menit

Kegiatan akhir

- Refleksi

- Penilaian dengan memberikan soal tes yang

telah disiapkan.

15 menit

Page 86: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

G. Media / Alat / Bahan / Sumber

- Buku pengantar Fiqih kelas 4 terbitan Tiga Serangkai

- LKS fiqih kelas IV

Catatan aspek-aspek Problem Solving

1. Aspek inquiri-discovery learning, pada pembelajaran ini siswa

melakukan diskusi, bertanya, penggalian data selanjutnya siswa

melakukan hipotesis dan penyimpulan

2. Learning Community. Antar siswa dalam kelompok terlibat diskusi dn

berbagi pendapat untuk merumuskan kesimpulan diskusi yang akan

dipresentasikan

3. Questioning. Ada proses saling bertanya, antara guru kepada siswa ,

siswa kepada siswa, maupun siswa kepada guru tentang materi.

4. Rerlektioning. Ada proses saling menanggapi dan memberi kesan serta

evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah diikuti.

5. Authentic assesment. Penilaian guru terhadap proses pembelajaran

siswa meliputi partisipasi dalam kerja kelompok, penyajian/presentasi

hasil diskusi kelompok

Pekalongan, Mei 2011

Kepala MSI HIFAL 02 Guru Mapel fiqih

M. Nashir Usman A. Sasmito, S.Pd.I

Page 87: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

lampiran

Siklus 2.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BERBASIS PAIKEM ( CTL )

Sekolah : MSI HIFAL 02

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas / Semester : IV / Genap

Materi Pokok : Zakat

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

Mengetahui ketentuan zakat

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan ketentuan zakat fitrah

C. Indikator

Menjelaskan penegrtian zkat fitrah

Menunjukkan hukum zakat fitrah

Menunjukkan waktu mengeluarkan zakat fitrah

Menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah memahami pokok pembahasan ini, diharapkan siswa dapat :

Menjelaskan penegertian zakat fitrah

Menunjukkan hukum zakat fitrah

Menunjukkan waktu mengeluarkan zakat fitrah

Menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah

E. Metode / Strategi Active Learning : Problem Solving diskusi kelompok

F. Skenario Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran Alokasi Waktu

Kegiatan awal

- Salam pembuka , presensi, pengaturan kelas,

berdoa dan apersepsi

5 menit

Page 88: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

Kegiatan inti

Eksplorasi

- Guru menanyakan kepada siswa tentang sub

materi yang akan disampaikan antara lain :

Pengertian zakat fitrah

Hukum zakat fitah

Ketentuan zakat fitrah

Elaborasi

- Guru membagi membagi siswa dalam 4

kelompok berdasarkan nomor urut absensi.

- Setiap kelompok bertugas menyelesaikan soal

materi yang telah disediakan

- Setiap kelompok berdiskusi dan merangkum

diskusinya

- Setiap kelompok mendelegasikan satu

anggotanya untuk mempresentasikan hasilnya

- Kembalikan dalam kelompok besar untuk

mengulas permasalahan

- Guru memberikan pertanyaan untuk penjajagan

pemahaman materi

Konfirmasi

- Guru memberikan kesimpulan, penekanan dan

tindak lanjut

50 menit

Kegiatan akhir

- Refleksi

- Penilaian dengan memberikan soal tes yang

telah disiapkan.

15 menit

G. Media / Alat / Bahan / Sumber

- Buku pengantar Fiqih kelas 4 terbitan Tiga Serangkai

- LKS fiqih kelas IV

Page 89: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

- Buku tulis

Catatan aspek-aspek Problem Solving

1. Aspek inquiri-discovery learning, pada pembelajaran ini siswa

melakukan diskusi, bertanya, penggalian data selanjutnya siswa

melakukan hipotesis dan penyimpulan

2. Learning Community. Antar siswa dalam kelompok terlibat diskusi dn

berbagi pendapat untuk merumuskan kesimpulan diskusi yang akan

dipresentasikan

3. Questioning. Ada proses saling bertanya, antara guru kepada siswa ,

siswa kepada siswa, maupun siswa kepada guru tentang materi.

4. Rerlektioning. Ada proses saling menanggapi dan memberi kesan serta

evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah diikuti.

5. Authentic assesment. Penilaian guru terhadap proses pembelajaran

siswa meliputi partisipasi dalam kerja kelompok, penyajian/presentasi

hasil diskusi kelompok

Pekalongan, Mei 2011

Kepala MSI HIFAL 02 Guru Mapel fiqih

M. Nashir Usman A. Sasmito, S.Pd.I

Page 90: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

Lampiran soal tes siklus 1

SOAL TES

Materi : Zakat

Kelas : IV

I. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar.

1. Zakat menurut bahasa artinya .......

a. Bersih b. Ikhlas c. Wajib d. Menerima

2. Orang yang wajib mengeluarkan zakat disebut .............

a. Orang kaya b. Muzzaki c. Bos d. Pemberi

3. Diantara syarat orang mengeluarkan zakat adalah .............

a. Laki-laki b. Perempuan c. Baligh d. Islam

4. Jumlah penerima zakat ada ........... golongan

a. 7 b. 8 c. 5 d. 6

5. Yang termasuk penerima zakat adalah........

a. Miskin b. Anak-anak c. Rumah kumuh d. Suami istri

II Jawablah dengan benar.

6. Jenis-jenis harta yang wajib dizakati antara lain ................

7. 8 golongan yang wajib menerima zakat yaitu ..............

8. Zakat terdiri dari 2 macam yaitu zakat ............ dan .........

9. Zakat mal artinya .........

10. Dalil untuk mengeluarkan zakat yaitu surat annisa ayat .........

Page 91: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

Kunci jawaban soal tes Siklus 1

1. A

2. B

3. D

4. B

5. A

6. Binatang ternak, emas dan perak, buah-buahan, harta perniagaan dan biji

makanan yang mengenyangkan

7. Fakir , miskin, amil, mualaf, riqob, ghorim, sabilillah, ibnu sabil

8. Mal dan zakat fitrah

9. Zakat harta benda yang telah mencapai nisab

10. 77

Page 92: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

Lampiran soal tes siklus 2

SOAL TES

Materi : Zakat fitrah

Kelas : IV

I. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar.

1. Hukum zakat fitrah .......

a. Sunnah b. Makruh c. Wajib d. haram

2. Orang yang wajib membayar zakat fitrah antara lain .............

a. Islam b. Suami dan istri c. Petani d. pengusaha

3. Tujuan membayar zakat fitrah adalah .............

a. Membersihkan jiwa b. Cepat kaya c. dipuji d. dikenal

4. Jumlah zakat fitrah adalah 1 sa’. 1 sa’= ......... kg makanan pokok

a. 3 b. 2 c. 1,5 d. 2,5

5. Zakat fitrah dapat diberikan kepada

a. Tetangga b. Orang fakir c. Orang kafir d. Orang kaya

II Jawablah dengan benar.

6. Jenis makanan pokok di Indonesia untuk zakat fitrah berupa ................

7. Waktu pembayaran zakat fitrah dimulai semenjak bulan ..............

8. Meningkatkan derajat ketakwaan kepada Allah termasuk dari ...................

9. Zakat fitrah dapat melalui amil zakat. Amil zakat artinya ....................

10. Dalil orang yang berhak menerima zakat adalah surat at-taubah ayat .....

Page 93: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

Kunci jawaban sola tes Siklus 2

1. C

2. A

3. A

4. D

5. B

6. Beras

7. Romadhon sampai menjelang sholat idul fitri

8. Manfaat zakat fitrah

9. Panitia zakat

10. 60

Page 94: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

Lembar kerja siklus 1

1. Menurut istilah fikih, zakat artinya .........................................................

2. Mualaf termasuk orang yang wajib mererima zakat. Mualaf artinya ......

3. BAZIS kepanjangan dari .........................................................................

4. Orang yang bepergian jauh kemudian kehabisan bekal, maka ia berhak

menerima zakat. Orang tersebut dinamakan ...................................

Page 95: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

Lembar kerja siklus 2

1. Waktu yang baik (afdhol) untuk mengeluarkan zakat fitrah yaitu

............................................................................................................

2. Zakat fitrah yang dikeluarkan sesudah sholat idul fitri tetapi

matahari belum terbenam hukumny ..................................................

3. Misalkan harga beras sekarang per 1 kg = 6.000 rupiah. Berapa

rupiah seseorang mengeluarkan zakat fitrah jika dinominalkan

dengan uang ? .................................................................................

4. Memberikan zakat fitrah secara langsung kepada fakir miskin

tanpa melalui panitia dinamakan mengeluarkan zakat secara

...........................................................................................................

Page 96: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2
Page 97: Jtptiain Gdl Abdulghofa 5448 1 Abdulgh 2

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Abdul Ghofar

Tempat tanggal lahir : Pekalongan, 27 Pebruari 1982

Alamat : Buaran gg 3 no 30 Rt 05 Rw 03 Pekalongan Selatan

Riwayat Pendidikan

1. Lulus RA Muslimat NU Tahun 1989

2. Lulus MINU Buaran Pekalongan Selatan Tahun 1995

3. Lulus MTs Hidayatul Athfal Banyurip Alit Pekalongan Selatan Tahun 1998

4. Lulus MA Simbang Kulon Kecamatan Buaran Kab Pekalongan Tahun 2001

5. Lulus D.2 STAIN Pekalongan Tahun 2007

6. Lulus S.1 IAIN Walisongo Semarang Tahun 2011