jsfsgeqhaoihaodbaoifb dvaidaujsfsgeqhaoihaodbaoifb dvaidaujsfsgeqhaoihaodbaoifb...
-
Upload
miftahuljannah -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of jsfsgeqhaoihaodbaoifb dvaidaujsfsgeqhaoihaodbaoifb dvaidaujsfsgeqhaoihaodbaoifb...
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF & PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Tahapan dalam menegakkan diagnosis dan membuat rencana perawatan : 1) Tentukan keluhan utamanya2) Tentukan informasi penting yang
berkaitan dengan riwayat medis dan riwayat kesehatan gigi pasien.
3) Lakukan pemeriksaan subjektif, objektif dan radiografis yang teliti
4) Lakukan analisis data yang diperoleh5) Formulasikan diagnosis dan rencana
perawatan yang tepat.
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Gejala-gejala subjektif yang
dirasakan pasien
Riwayat Penyakit
Riwayat Dental
Riwayat Sosio-kultural
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
(PEMEKRIKSAAN KLINIS)
PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
Penampilan umum, bibir, tipe
muka, profil wajah, simetri wajah,
dan kelenjar submandibular,
submentale, dan kelenjar parotis.
PEMERIKSAAN INTRAORALJaringan lunak : mukosa pipi,
bibir, lidah, frenulum, tonsil, bentuk palatum, palatum lunak, dan gingival.
Gigi : kebersihan mulut, keadaan gigi-gigi, posisi gigi-gigi-crowding, spasing, drifting, oklusi.
Gejala Gejala Klinis
Melalui pengujian :1) Pemeriksaan visual dan taktil2) Perkusi3) Palpasi4) Mobilitas dan depresiilitas5) Uji elektrik6) Uji termal (panas dan dingin)7) Uji kavitas
Pemeriksaan Visual dan Taktil
Mengandalkan pada
pemeriksaan “three Cs” yaitu color,
contour, dan consistency (warna,
kontur dan konsistensi) pada
jaringan keras maupun jaringan
lunak di rongga mulut.
Perkusi
Tujuannya untuk mengetahui ada atau tidaknya peradangan pada jaringan periodontal.
Dilakukan dengan cara memberi pukulan cepat tetapi tidak keras pada gigi bagian incisal atau oklusal dengan menggunakan ujung jari atau ujung instrumen.
Ketika tes perkusi, klinisi harus memperhatikan respon pasien.
Palpasi
Tes sederhana ini dilakukan dengan ujung jari menggunakan tekanan ringan untuk memeriksa konsistensi jaringan dan respon rasa sakit.
Tujuannya untuk menentukan ada atau tidaknya proses inflamasi yg sudah sampai ke periapikal.
Mobilitas dan DepresibilitasUji Mobilitas Caranya: dengan menggerakkan
suatu gigi ke arah lateral dengan menggunakan jari atau tangkai dua instrument
Tujuan: untuk menentukan apakah gigi terikat kuat atau longgar pada alveolusnya. Jumlah gerakan menunjukkan kondisi periodonsium; makin besar gerakannya, makin jelek status periodontalnya.
Uji DepresibilitasCara: dengan menggerakkan gigi
ke arah vertikal dalam soketnya. Tes ini dapat dilakukan dengan jari atau instrumen. Bila dijumpai depresibilitas, kemungkinan untuk mempertahankan gigi berkisar antara jelek dan tidak ada harapan.
Uji Elektrik
Tujuannya untuk merangsang respon pulpa dengan mengenakan arus listrik yang makin meningkat pada gigi. Suatu respon positif merupakan suatu indikasi vitalitas dan membantu dalam menentukan normalitas atau abnormalitas pulpa tersebut. Tidak adanya respon terhadap stimulus listrik dapat merupakan indikasi adanya nekrosis pulpa.
Uji Termal
Tes ini meliputi aplikasi dingin dan panas pada gigi, untuk
menentukan sensitivitas terhadap perubahan termal, baik
panas atau dingin.
Tes Panas
Dilakukan dengan menggunakan bahan yaitu gutta perca
panas, compound panas, alat touch and heat dan instrumen yang
dapat menghantarkan panas dengan baik (Grossman, dkk,1995).
Tes Dingin
Dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan, yaitu etil
klorida, salju karbon dioksida (es kering) dan refrigerant (-50oC).
Tes Panas
Pemeriksaan dilakukan dengan mengisolasi gigi
yang akan di periksa. Kemudian gutta perca
dipanaskan diatas bunsen. Selanjutnya gutta perca
diaplikasikan pada bagian okluso bukal gigi.
Apabila tidak ada respon maka oleskan pada sepertiga
servikal bagian bukal. Rasa nyeri yang tajam dan
singkat ketika diberi stimulus gutta perca menandakan
gigi vital, sebaliknya respon negatif atau tidak
merasakan apa-apa menandakan gigi sudah non vital
(Walton dan Torabinejad, 2008).
Tes DinginApabila pasien merespon ketika
diberi stimulus dingin dengan keluhan nyeri tajam yang singkat maka menandakan bahwa gigi tersebut vital. Apabila tidak ada respon atau pasien tidak merasakan apa-apa maka gigi tersebut nonvital atau nekrosis pulpa. Respon dapat berupa respon positif palsu apabila aplikasi tes dingin terkena gigi sebelahnya tau mengenai gingiva (Grossman, dkk, 1995).
Uji KavitasBertujuan untuk mengetahui
vitalitas gigi dengan cara melubangi gigi. Alat yang digunakan bur tajam dengan cara melubangi atap pulpa hingga timbul rasa sakit. Jika tidak merasakan rasa sakit dilanjutkan dengan tes jarum miller. Hasil vital jika terasa sakit dan tidak vital jika tidak ada sakit (Grossman, dkk, 1995).
PEMERIKSAAN PENUNJANGRadiografiUntuk mendiagnosis karies gigi pada
permukaan gigi yang tidak bisa dilihat pada pemeriksaan klinis.
Untuk mendeteksi kelainan pada perkembangan gigi.
Untuk menemukan gangguan khusus, misalnya kondisi jaringan periapikal yang berhubungan dengan gigi-gigi nonvital atau yang mengalami trauma.