Joyful Learning

download Joyful Learning

of 12

Transcript of Joyful Learning

Joyful LearningPEMBELAJARAN MENYENANGKAN (JOYFUL LEARNING) *) Das Salirawati, M.Si **) PENDAHULUAN Jika kita mencermati konsep-konsep kimia, hampir sebagian besar merupakan konsep yang abstrak dan dapat dikatakan misterius. Seolah-olah tidak dapat dijelaskan secara logis kebenarannya, baik dengan menggunakan penalaran atau logika kita. Kemisteriusan tidak benar, karena ilmu kimia bukan sesuatu yang misterius, tetapi sesuatu yang serius. Kalaupun dikatakan misterius, itu karena tidak mempelajari ilmu kimia secara serius. Konsep kimia apapun sebenarnya dapat dijelaskan dan dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan penjelasan yang logis dan masuk akal (rasional). Untuk mampu menjelaskan konsep-konsep kimia agar tidak dianggap misterius kita memang harus serius menggali konsep tersebut secara cermat dan seksama. Kita harus mampu menggali sisi-sisi kehidupan yang ada kaitannya dengan ilmu kimia. Demikian juga kita harus peka, kritis, dan kreatif mencari jawaban atas berbagai aspek kehidupan yang berkaitan dengan ilmu kimia, baik melalui aktivitas percobaan maupun penelusuran lewat kaji pustaka. Setelah kita serius mendalami ilmu kimia, maka secara serius pula kita akan dapat menangkap segala fenomena di sekitar kita sebagai peristiwa yang dapat dijelaskan dengan ilmu kimia. Keseriusan ini bukan berarti kita mempelajari ilmu kimia secara tegang tetapi justru sebaliknya, kita mampu membawa ilmu kimia sebagai ilmu yang menyenang-kan dan menarik dalam melihat alam sekitar. Seperti slogan life is chemistry and there is no lives without chemistry, semua aspek kehidupan berkaitan dan dapat dijelaskan dengan ilmu kimia. Marilah kita kupas keseriusan ilmu kimia dalam menjelaskan feno-mena di sekitar kita agar kita tidak menganggap ilmu kimia sebagai ilmu yang misterius. IMAGE TENTANG KIMIA Ilmu kimia banyak yang menganggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit dan menakutkan, baik oleh peserta didik di tingkat SMP, SMA, maupun mahasiswa. Bahkan guru kimia yang bergulat dengan ilmu kimia setiap haripun masih banyak yang beranggapan sulit untuk membuat peserta didik paham terhadap materi yang disampai-kan. Meskipun banyak seminar dan lokakarya yang membahas tentang pembelajaran kimia, namun belum pernah terdengar strategi atau solusi apa yang dapat mengubah anggapan itu agar menjadi sebaliknya. Anggapan bisa berasal dari hanya mendengar kemudian berapriori bahwa itu memang benar, bisa juga setelah mendalami kimia merasa bahwa itu benar. Pada kenyataannya menarik dan tidaknya suatu proses pembelajaran berlangsung, fokusnya pada guru. Cobalah kita tanyakan pada anak-anak kita, apakah mereka suka dengan pelajaran kimia, kalau ya tanyakan lebih lanjut bagaimana gurunya, baik cara mengajarnya, penampilannya, serta semua hal yang berkaitan dengan guru tersebut. Disadari atau tidak, guru merupakan magnet utama ketertarikan peserta didik pada materi yang disampaikan, meskipun kita tahu bahwa komponen pembelajaran tidak hanya guru. Kimia, adalah satu kata yang bila orang mendengar langsung memberi kesan menakutkan, mengerikan, dan langsung membayangkan berbagai peristiwa yang ada kaitannya dengan kimia, mulai dari senjata kimia, bahan kimia berbahaya, ledakan kimia sampai pada bom atom dan bom nuklir. Namun apakah seperti itu sebenarnya kimia itu ? Kesan yang kurang baik terhadap kimia (ilmu kimia) kemungkinan besar disebab-kan kita tidak mengenal secara baik ilmu tersebut, ruang lingkup yang dipelajari dan pemahaman terhadap ilmu kimia terlalu dangkal. Padahal jika kita mau mempelajari secara mendalam,

banyak sisi-sisi menarik dan unik yang ada di balik ketidaksenangan atau kebencian kita terhadap ilmu kimia. Sejalan dengan harapan kurikulum kita yang baru, dimana menginginkan agar peserta didik lebih aktif, kreatif, inovatif, dan mampu mengikuti pelajaran dengan antusiasme yang tinggi, maka sudah sewajarnya jika guru mulai berpikir untuk mengubah paradigma pembelajaran yang lama menjadi praktik pembelajaran terbaik yang dapat memenuhi harapan kurikulum. Sesuatu akan menjadi menarik, bila kita melihat sesuatu itu dari sisi yang menarik, dan itu hanya dapat tercipta bila kita jeli melihat sisi-sisi menariknya. Guru dapat saja membawakan materi pelajaran tidak menarik, tetapi dengan kejelian peserta didik melihat sisi menarik, maka semua materi terasa menarik untuk diikuti. Demikian sebaliknya, peserta didik mungkin tidak mampu melihat sisi-sisi menarik kimia secara jeli, namun guru dapat menampilkan sisi menarik tersebut dihadapan peserta didik. Dengan melihat sisi-sisi menarik kimia, maka image kita terhadap kimia akan berubah, dari benci menjadi cinta kimia, dari sulit menjadi mudah, dan dari buta menjadi terbuka untuk melihat keindahan fenomena sekitar. Akhirnya kita akan dapat menyerukan kepada semua orang Siapa bilang kimia itu sulit ! ILMU KIMIA SANGAT MENARIK DAN UNIK IPA adalah ilmu yang sangat menakjubkan dan penuh keindahan. Dengan kemajuan IPA, otak kita yang volumnya kurang dari 1000 cc dapat membuat burung yang dapat dinaiki oleh lebih dari 500 orang. Dengan otak kita yang mungkin sampai sekarang tidak pernah merasakan enaknya masakan Eropa, kita dapat melihat organ tubuh dengan sinar-X, dan dengan otak kita dapat berbicara dengan semua orang dimanapun mereka berada. Sungguh luar biasa ! Pernahkah Anda berpikir seperti itu ? Demikian pula dengan ilmu kimia, bagaimana mungkin garam dapur yang kita gunakan untuk bumbu setiap hari ternyata berasal dari logam Na yang sangat reaktif dan gas chlor yang sangat beracun. Bagaimana alkohol dan asam karboksilat yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dapat bertemu menghasilkan senyawa ester yang berguna bagi kita ? Bagaimana bahan minyak tanah dibuat metanol dan kemudian dijadikan asam amino menjadi campuran makanan ternak dan menghasilkan ternak unggul ? Bagaimana dua elektron yang sama muatannya dapat membentuk suatu ikatan kimia ? Semua pertanyaan itu dapat dijelaskan dengan ilmu kimia, sungguh ilmu yang sangat menarik dan menakjubkan. Lalu mengapa ilmu kimia menjadi kurang menarik bagi kita yang mempelajarinya ? Dimana letak tidak menariknya ? Kuncinya adalah mungkin kita tidak dapat melihat sisi-sisi menarik kimia dengan cara kita sendiri, atau kita terlalu banyak mengharapkan orang lain untuk mampu menunjukkan sisi-sisi menarik tersebut. Sangat bijaksana jika kita sebagai guru berusaha mencari dan menemukan sisi-sisi menarik kimia dari diri kita sendiri, sehingga dapat membawa suasana pembelajaran kimia yang menyenangkan (joyful learning) seperti yang sedang digalakkan di berbagai negara di dunia saat ini. MENGGALI SISI-SISI MENARIK KIMIA Bagaimanakah sebenarnya kiat kita agar dapat menggali atau melihat sisi-sisi menarik kimia. Untuk dapat melakukan itu, maka kita harus memiliki tiga sifat, yaitu peka, kritis, dan kreatif terhadap fenomena yang ada di sekitarnya. Peka artinya orang lain tdk dpt melihat keterkaitannya dengan ilmu kimia, tetapi kita mampu menangkapnya sebagai fenomena yang dapat dijelaskan dengan ilmu kimia. Kritis artinya fenomena yang tertangkap oleh mata kita mampu diolah dalam pikiran hingga memunculkan berbagai pertanyaan yang menggelitik kita untuk mencari jawabannya. Kreatif artinya dengan kepiawaian pola pikir kita didasari pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep kimia lalu kita berusaha menjelaskan atau bahkan menciptakan suatu aktivitas yang mampu menjelaskan fenomena tersebut kepada

diri sendiri atau orang lain. Sebagai contoh, ketika kita sakit panas dalam dan membeli minuman penyegar dalam bentuk bubuk, maka bagi kita yang tidak peka, kritis, dan kreatif tidak muncul apapun di kepalanya tentang minuman penyegar itu. Namun bagi yang memiliki ketiga sifat tadi, maka ketika ia membaca aturan minum dalam kemasan minuman penyegar tersebut tertulis aduk 18 kali, pasti ia mulai berpikir kenapa harus 18 kali? lalu mencari-cari konsep kimia yang berkaitan dengan hal itu, mulai dari mencari komposisi zat kimia yang menyusun minuman penyegar, sampai pada reaksi kimia apa yang terjadi sehingga ketika dicampur harus diaduk 18 kali. Contoh lainnya, ketika kita membeli minuman isotonik, maka bila kita memiliki ketiga sifat tersebut, pikiran kita akan langsung menghubungkan dengan konsep kimia yang ada istilah isotonik, yaitu konsep sifat koligatif larutan tentang tekanan osmosis. Banyak pertanyaan muncul, mulai dari apa ada hubungan minuman isotonik dengan sifat isotonik yang ada dalam konsep tekanan osmosis sampai bagaimana cara menguji sifat isotonik pada minuman isotonik tersebut. Beberapa contoh di atas cukup memberikan gambaran bahwa jika kita mampu melihat sisisisi menarik kimia, maka apapun yang dihadapi dan ditemui setiap hari mampu memunculkan keingintahuan yang berujung pada pencarian jawaban secara serius. Setelah memperoleh jawabnya, pasti akan memunculkan dorongan lebih kuat untuk menggali, menggali ... dan menggali sisi menarik kimia lainnya. SISI-SISI MENARIK KIMIA DALAM KEHIDUPAN Seperti disebutkan di atas, dunia kita adalah dunia kimia, kalimat itu mengandung makna pula bahwa semua fenomena dan aktivitas yang berlangsung di sekitar kita ada kaitannya dan dapat dijelaskan dengan ilmu kimia. Coba kita perhatikan beberapa contoh berikut ini : 1. Orang di desa yang pulang dari sawah biasanya kegerahan lalu mandi. Air yang digunakan untuk mandi ditaburi garam dapur, yang menurut mereka membuat lebih segar. Hal ini dapat dijelaskan dengan ilmu kimia, yaitu garam dapur yang dilarutkan dalam air akan terionisasi, ion-ion tersebut menyebabkan tegangan permukaan air menjadi besar, sehingga ketika digunakan mandi akan membantu membuka pori-pori kulit lebih lebar, akibatnya penguapan tubuh menjadi lebih cepat dan badan merasa lebih segar. 2. Orang yang sakit panas, untuk menurunkan panasnya dikompres dengan alkohol, hal ini karena untuk menguap alkohol memerlukan energi panas yang diambil di sekitarnya, yaitu diambil dari tubuh orang yang dikompres, sehingga suhu tubuh orang tersebut menjadi turun. 3. Pada lumbung-lumbung padi biasanya orang menyimpan beras yang diletakkan di atas tumpukan arang (banyak dilakukan petani di Kalimantan). Hal ini karena arang bersifat menyerap air yang menjadikan beras tetap kering (tidak lembab) sehingga kutu beras tidak datang. 4. Ketika orang di desa mengeringkan tepung biasanya diberi cabe merah, tujuannya agar tepung cepat kering. Mengapa demikian ? Oleh karena cabe mengandung zat kapsaisin yang memberi rasa pedas dan bersifat higroskopis, maka cabe membantu mempercepat keringnya tepung tersebut. 5. Orang yang keracunan disuruh menelan telur (terutama putih telurnya), mengapa ? Oleh karena zat putih telur adalah albumin, yaitu salah satu protein yang bersifat mengikat racun dengan cara menkoagulasi racun tersebut agar tidak menyebar ke seluruh tubuh. Kadangkadang bisa juga menggunakan air kelapa muda (tidak harus kelapa hijau), karena air kelapa muda mengandung enzim yang bertugas membentuk daging kelapa. Enzim adalah salah satu bentuk protein yang bersifat sama dengan putih telur. 6. Penjual jamu mencampurkan kuning telur pada jamunya, mengapa kuning telur ? Zat aktif pada jamu larut pada pelarut organik, maka kuning telur yang digunakan sebab zat kuning telur mengandung kolesterol yang bersifat non polar / organik.

7. Orang yang mengunyah nasi lama-lama berasa manis, karena adanya air ludah yang mengandung enzim ptialin yang mampu menghidrolisis karbohidrat menjadi molekul yang lebih sederhana diantaranya glukosa yang berasa manis. Masih banyak lagi fenomena yang terjadi di sekitar kita dapat dijelaskan secara ilmiah dengan ilmu kimia. Hanya saja terkadang kita tidak mampu / mau berusaha untuk mencari hubungan itu. Satu lagi bukti bahwa semua sepertinya misterius, tetapi ternyata dapat dijelaskan secara logis dan rasional dengan ilmu kimia. KIAT MENGHAFAL KONSEP KIMIA YANG MENARIK Seringkali peserta didik kita menghadapi kesulitan dalam menghafal atau memahami konsepkonsep kimia. Selain mungkin konsepnya yang abstrak, banyak konsep kimia yang memang sulit dipahami, apalagi jika ada dua istilah yang artinya berlawanan, seringkali tertukar dalam pikiran. Nah kita dapat menciptakan cara-cara menarik yang dapat mempermudah menghafal sekaligus memahami konsep kimia. Berikut ini beberapa contohnya : 1. Jika ada dua istilah yang berlawanan, sebaiknya kita hanya menghafalkan pengertian dari salah satunya, karena otomatis yang satunya memiliki pengertian sebaliknya. Dengan demikian tidak mungkin tertukar dalam pikiran kita. 2. Carilah keanehan dalam hubungan antar konsep yang mudah diingat. Sebagai contoh : dalam Katoda terjadi Reduksi, dan dalam Anoda terjadi Oksidasi. Perhatikan bahwa kedua pasangan konsep tersebut merupakan pasangan huruf mati dan huruf hidup. 3. Kita dapat membuat singkatan kata Kapan (katoda positif anoda negatif) untuk sel volta dan knap (katoda negatif anoda positif) untuk sel elektrolisis. Dengan melihat prinsip nomor satu, kita dapat juga hanya menghafal salah satu. 4. Untuk menghafal urutan tata nama senyawa karbon, kita dapat berkreasi sendiri membuat kalimat. Sebagai contoh Meta pro bu Peni, Heksa hepi karena bersaing dengan Okta, nona yang dekil. CIPTAKAN PERCOBAAN YANG MENARIK Selama ini peserta didik kita melakukan praktikum selalu hanya mendasarkan pada petunjuk praktikum yang sudah ada dimana dari tahun ke tahun sama, seperti membaca sebuah resep masakan lalu mereka mempraktikkannya di laboratorium. Hal ini sangat monoton dan membosankan, karena terkadang praktikum yang dilakukan sudah pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, agar pembelajaran praktikum sebagai bagian pembelajaran kimia secara utuh dapat menarik, kita perlu menciptakan percobaan-percobaan baru yang berkaitan dengan kehidupan dan bahkan kalau memungkinkan dapat dipraktikkan tanpa harus di laboratorium. Hal ini karena tidak semua sekolah memiliki laboratorium lengkap dengan bahan-bahan kimia yang diperlukan untuk praktikum. Bagaimanakah cara kita sebagai guru menciptakan suatu percobaan baru sehingga peserta didik tertantang dan tertarik untuk melakukannya ? Suatu materi ajar dapat dikonstruksi menjadi percobaan dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini : 1. Pelajari secara mendalam materi ajar tersebut, lalu coba cari hubungan setiap konsep yang ada dengan fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari. 2. Setelah kita menemukan suatu fenomena, cobalah berpikir bagaimana mengangkat fenomena tersebut menjadi suatu rancangan percobaan sederhana dengan mencari hubungannya dengan konsep kimia tertentu. 3. Buatlah langkah-langkah pengujian / pembuktiannya. 4. Ujicobalah sesuai dengan rancangan yang dibuat. 5. Tulis rancangan kita dengan format prosedur sederhana yang mudah dipahami.

Untuk dapat menemukan fenomena yang berkaitan dengan materi ajar mungkin dirasa sulit oleh kita, namun sebenarnya semakin banyak membaca buku dan membuka internet, semakin besar kepekaan kita terhadap fenomena kimia di sekitarnya. Berikut ini contoh-contoh percobaan sederhana yang idenya muncul dari fenomena kimia yang ada di sekitar kita yang ada kaitannya dengan materi ajar di kelas. 1. Untuk menunjukkan adanya ikatan hidrogen antar molekul air, letakkan 2 batang tusuk gigi secara berhadapan. Adanya molekul-molekul air dapat ditunjukkan dengan mematahkan ikatan antar molekulnya menggunakan 1 batang tusuk gigi yang dicelupkan ke dalam air sabun dan kemudian diletakkan diantara 2 batang tusuk gigi tadi, sehinggga secara spontan kedua batang akan saling menjauh sebagai akibat patahnya ikatan antar molekul air. Hal ini dapat dimodifikasi dengan menggunakan air susu yang ditetesi beberapa warna di tengahtengah, lalu dengan cara yang sama tusuk gigi yang telah dicolekkan pada sabun colek diletakkan di tengah-tengah warna tersebut, maka secara spontan warna-warna tersebut akan menepi. 2. Untuk menunjukkan ciri-ciri reaksi kimia, dapat dilakukan dengan cara mudah, yaitu : a. Pembentukan gas : mereaksikan asam cuka dengan soda kue, cangkang telur dengan asam cuka. b. Pembentukan endapan : mereaksikan uang logam dengan asam cuka, garam inggris dengan ammonium hidroksida (dapat dibeli di apotik). c. Perubahan warna : daging apel dengan oksigen di udara, roti tawar dengan larutan iodin, kertas dengan larutan iodin (tulisan ajaib). d. Perubahan suhu : mereaksikan soda kue dengan asam sitrat. 3. Untuk menunjukkan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, dan suhu kita dapat menggunakan reaksi soda kue dengan cuka pada berbagai variasi konsentrasi dari salah satunya (soda kue / cuka), cangkang telur (digerus dan dipotong-potong) dengan cuka, dan garam inggris (dipanaskan pada berbagai suhu) dengan ammonia. 4. Untuk menunjukkan tekanan osmosis, kita dapat melakukan percobaan : sediakan dua gelas, gelas yang satu diisi air sedangkan yang satunya diisi air garam. Masukkan ke dalam kedua gelas wortel yang masih segar dengan ukuran sama. Amati yang terjadi setelah 24 jam. 5. Kita dapat membuktikan adanya ion fosfat dalam minuman bersoda (sprite, coca-cola, fanta) sebagai buffer yang mampu mempertahankan pH dengan cara menambah sedikit asam, basa, dan pengenceran. 6. Untuk mengetahui adanya zat besi pada beberapa buah-buahan, seperti anggur, nanas, apel, arbei, dapat dilakukan percobaan : Siapkan jus buah-buahan yang akan diteliti, lalu tuangkan sedikit pada gelas bening. Tambahkan sejumlah yang sama teh kental yang telah didiamkan kira-kira 1 jam. Aduk dan biarkan beberapa saat, catat waktu terjadinya endapan pada dasar gelas. Endapan yang terbentuk merupakan zat besi yang terkandung dalam buah yang bereaksi dengan zat kimia dalam teh. Jumlah dan kecepatan terbentuknya endapan menandakan banyaknya zat besi di dalam buah. Semua bahan dan alat yang digunakan dalam percobaan tersebut dapat dengan mudah diperoleh dan harganya murah, tetapi mampu menunjukkan pembuktian suatu konsep. Percobaan-percobaan tersebut pasti menarik bagi kita, karena selain mudah dilakukan juga merupakan percobaan yang baru karena belum pernah dijumpai sebelumnya. KIMIA DALAM KEHIDUPAN Seseorang akan belajar dan menyimak materi pelajaran dengan seksama ketika tahu bahwa yang sedang dipelajarinya ada hubungan dengan kehidupannya. Hal ini banyak diungkap dalam berbagai teori belajar, diantaranya teori belajar Bruner. Oleh karena itu belajar kimia akan menarik jika guru mampu menghubungkan dengan kehidupan yang ada di sekitar diri peserta didik. Perhatikan beberapa contoh berikut ini :

1. Ketika kita mempelajari reaksi netralisasi antara asam dengan basa, maka kita dapat mencoba mengaitkan peristiwa netralisasi asam lambung (HCl) oleh obat maag yang mengandung senyawa basa (Mg(OH)2 atau Al(OH)3)). Jadi, orang yang sakit maag, produksi asam lambung berlebihan, sehingga menyebabkan iritasi pada permukaan dalam lambung. Oleh karena itu agar tidak merasakan perih karena iritasi tersebut, sebelum makanan masuk, lambung harus dinetralkan terlebih dahulu. 2. Prinsip netralisasi ini dapat diterapkan pada berbagai peristiwa, misalnya ketika kita tersengat tawon dapat diobati dengan mengoleskan cuka, karena sifat racun tawon adalah basa. Sebaliknya jika tersengat lebah kita obati dengan soda atau sabun, karena racunnya bersifat asam. 3. Ketika mempelajari konsep pH, kita dapat mengaitkan dengan pertanyaan mengapa produk sabun untuk kulit harus mempunyai pH seimbang. Dengan demikian konsep pH yang sulit tetap akan dipelajari serius karena ada kaitannya dengan kehidupannya. 4. Ketika mempelajari tentang penurunan titik beku pada konsep sifat koligatif larutan, kita dapat menghubungkan dengan pembuatan es krim yang ditambah garam dengan tujuan untuk mempertahankan agar es krim sulit mencair. 5. Ketika kita mempelajari tentang senyawa yang terbentuk dari unsur-unsur golongan halogen, maka kita pasti mempelajari senyawa NaCl. Senyawa NaCl dalam kehidupan sering dihubungkan dengan iodium yang dikenal dengan garam beryodium. Konsep ini akan menarik jika dihubungkan dengan pertanyaan benarkah garam beryodium membuat seseorang yang mengkonsumsi menjadi pintar? seperti iklan di televisi. 6. Ketika kita mempelajari senyawa golongan aldehid, kita dapat menghubungkan dengan formalin yang isunya marak pada tahun lalu. 7. Ketika kita mempelajari konsep protein yang salah satu bentuknya dalam tubuh kita berupa hormon, kita dapat menghubungkan dengan pertanyaan mengapa kita tidak boleh berpacaran di tempat yang sepi? yang dapat dijelaskan dengan konsep ini. KIMIA SAHABAT DALAM KERESAHAN Dalam kehidupan sudah pasti kita sering mendengar berbagai isu yang beredar yang berkaitan dengan sesuatu yang ada di sekitar kita. Mulai dari jenis makanan yang kita makan, barang yang kita gunakan, sampai pada keadaan lingkungan alam yang mengganggu ketenangan hidup kita. Dalam menanggapi isu-isu yang demikian, ilmu kimia juga dapat tampil sebagai senjata yang dapat menangkis isu tersebut, sehingga menghilangkan ketakutan, kekhawatiran, dan keraguan kita terhadap sesuatu. Dengan pemahaman ilmu kimia yang benar dan mendalam, kita dapat menjelaskannya hingga hilang keresahan kita akan isu yang mengkhawatirkan. Sebagai contoh, ketika muncul isu tentang MSG dan bahayanya. Sebagai orang yang menggeluti ilmu kimia, seyogyanya kita ikut membantu keresahan masyarakat dengan memberikan penjelasan yang benar, logis, dan rasional, tetapi bukan mengelabui mereka. MSG atau Mono Sodium Glutamat adalah garam natrium dari asam glutamat yang berfungsi sebagai penyedap rasa, artinya dapat memberikan, menambah, atau mempertegas rasa makanan. Di pasaran senyawa ini terdapat dalam bentuk kristal monohidrat dengan berbagai merk. Orang awam menyebutnya sebagai vetsin (bumbu masak). Rumus umum MSG sebagai berikut : OO CH2 - CH2 - CH2 CH C HO NH2 ONa Asam glutamat yang muncul dari proses pembuatan gula biasanya berbentuk glutamin.

Selama proses pengolahan, glutamin diubah menjadi asam glutamat dan pirolidon karboksilat. Senyawa terakhir tersebut sangat mudah terhidrolisis, baik dengan pemanasan maupun oleh asam atau basa. Sedang asam glutamat yang terbentuk ternyata seperti yang diharapkan, yaitu dalam bentuk L, bentuk yang banyak terdapat di alam yang merupakan bentuk isomer yang aktif. MSG dapat menambah cita rasa karena mengandung gugus amino, dapat mengurangi rasa bawang yang tajam, rasa sayuran mentah yang tidak menyenangkan ataupun rasa pahit pada sayuran yang dikalengkan. MSG menyebabkan sel reseptor lebih peka sehingga dapat menikmati rasa dengan lebih baik. MSG memiliki rasa campuran asin dan manis yang enak di mulut (F. G. Winarno, 2002 : 210). Seperti diketahui mengkonsumsi apa saja bagi tubuh kita jika jumlahnya berlebih-an pasti akan dapat mengganggu metabolisme dalam tubuh, karena semua organ dalam tubuh memiliki keterbatasan dalam menjalankan fungsinya. POM DepKes telah menentukan batas ambang maksimum yang diijinkan, yaitu dosis 5 gram perhari/orang. Penentuan batas ambang ini tentu saja mendasarkan pada segi kesehatan dimana sebanyak itu tubuh kita masih mampu menetralisir. Rata-rata orang Indonesia mengkonsumsi MSG sebanyak 0,12 kg / orang / hari, sedangkan anak-anak sebanyak 0,06 kg / orang / tahun. Hal ini berarti dalam sehari hanya sekitar 1,7 3,3 gram per hari. Jika kita mengkonsumsi sesuai anjuran yang diijinkan, maka tubuh kita tidak akan memberikan reaksi berlebihan yang tertampilkan dalam bentuk gejala penyakit. Bagaimanapun juga tubuh kita bukan buatan manusia, tetapi buatan yang Maha Kuasa, sehingga ia secara otomatis memiliki sistem pertahanan jika dalam tubuh terdapat sesuatu yang tidak diinginkan. Coba pikirkan, apakah kita pernah memerintahkan kepada tubuh untuk membentuk antibodi ketika ada bibit penyakit masuk ke dalam tubuh kita ? Tentu saja tidak, tetapi tubuh kita secara otomatis membentuk antibodi manakala bibit penyakit masuk ke tubuh kita. Hal ini artinya, kekhawatiran yang berlebihan tidak perlu terjadi, asalkan kita mentaati aturan dari pihak yang memang kompeten untuk memberi peringatan pada kita tentang sesuatu yang kita butuhkan. Kandungan asam glutamat bukan saja berasal dari MSG, tetapi dapat juga terkandung dalam keju, susu, jamur, keripik kentang, saos, fried chicken, dan lain-lain. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa jika MSG dikonsumsi berlebihan dapat berakibat gangguan kesehatan, tetapi pada kadar yang sesuai tidak memberikan efek gangguan kesehatan apapun. Hal ini adalah bukti nyata bahwa mengkonsumsi dalam jumlah berlebihan tidak baik bagi kesehatan. Oleh karena itu yang terpenting adalah menjaga keseimbangan zat gizi dalam menu makanan kita sehari-hari, tanpa ada yang berlebihan atau kurang, sehingga kesehatan tetap terjaga. Contoh lainnya adalah bahan pengawet yang banyak terdapat dalam makanan siap saji, seperti asam benzoat yang banyak dibuat dalam bentuk garamnya, yaitu natrium benzoat agar lebih mudah larut. Setelah larut dalam makanan, akan terurai menjadi asam benzoat yang terdisosiasi. Asam benzoat tidak akan menumpuk dalam tubuh kita, karena adanya sistem pertahanan berupa mekanisme detoksifikasi dimana asam benzoat bereaksi dengan glisin menjadi asam hipurat yang akan dibuang oleh tubuh (F. G. Winarno, 2002 : 224). Namun demikian, harus selalu diingat bahwa tubuh kita memiliki keterbatasan dalam metabolismenya, sehingga mengkonsumsi makanan yang mengandung asam benzoat juga memiliki ambang batas untuk kesehatan. Melalui ilmu kimia pula keresahan kita terhadap makanan yang mengandung formalin dapat diatasi dengan cara mendeteksi keberadaan formalin pada berbagai makanan secara sederhana yang dapat dilakukan oleh orang awam. Demikian juga ketika kita diresahkan dengan isu kosmetika yang mengandung merkuri, dengan ilmu kimia kita dapat menjelaskan kepada masyarakat bagaimana mengidentifikasi kosmetika yang kemungkinan dicurigai mengandung merkuri secara sederhana. Contoh lainnya tentang pemakaian zat pewarna

tekstil pada makanan, maka masyarakat dapat diberi bekal sederhana tentang pengidentifikasian zat pewarna pada makanan. Dengan demikian masyarakat menjadi tahu cara mengantisipasinya, tanpa harus disertai keresahan. BELAJAR KIMIA DALAM KEMASAN TEKA-TEKI Dalam mempelajari kimia, kita dapat melihat satu hal lagi yang menarik, yaitu kekhasan sifat masing-masing senyawa kimia. Kekhasan sifat ini akan dapat kita pahami dengan menarik dan baik, tanpa beban menghafal, jika kita sebagai guru dapat mengemasnya dalam bentuk teka-teki. Jika peserta didik mampu menjawab teka-teki tersebut artinya mereka benar-benar memahami konsep yang dikemas dalam teka-teki. Berikut ini beberapa contoh teka-teki yang dimaksud : 1. Seorang siswa kehilangan uang di kelasnya. Semua siswa di kelas itu ketakutan, karena hari itu mereka membawa uang 20 ribuan seperti yang hilang untuk ditabung-kan. Siswa yang kehilangan uang mengatakan sebelum hilang, ia iseng menulis lambang suatu unsur di kertas itu. Unsur yang ditulis lambangnya memiliki ciri-ciri : i Ia memiliki jari-jari atom > Mg tapi lebih pendek dari Rb i Ia memiliki energi ionisasi lebih besar dari golongan IA i Ia memiliki elektronegativitas lebih kecil dari Sn dan Ca Unsur apakah itu ? 2. Seorang napi kabur dari penjara. Berdasar olah TKP ditemukan botol bekas suatu larutan yang sering kita jumpai di dapur dan wadah plastik yang berbau amis dan berwarna kecoklatan. Penyelidikan menunjukkan napi kabur melalui pintu tanpa merusak gembok, tetapi pengait gembok yang rapuh dan mudah dipatahkan. Larutan apa yang ada dalam botol ? 3. Orang suka heran padaku, mengapa aku sangat dibutuhkan mereka. Kalau mereka benci aku, sudah pasti jadi pusing dan lemas. Aku juga senang menjaga rumah orang agar tidak ada pencuri masuk. Di gedung-gedung bertingkat, selalu ada aku. Paling sedih bila aku harus berteman dengan oksigen di udara, karena kulitku menjadi kusam dan tidak menarik. Siapakah aku ? 4. Sebuah kereta api dibajak oleh teroris. Kereta api ini mengangkut 200 kg logam murni yang sangat berharga yang disimpan dalam suatu cairan. Karena salah jalur kereta api ini menabrak terowongan yang sudah lama tidak terpakai. Kereta mulai terbakar, termasuk gerbong yang memuat logam. Pemadam kebakaran datang dan mulai menyiramkan air untuk mencegah kebakaran yang lebih hebat, tetapi ternyata gerbong ini malah meledak hebat ! Dapatkah Anda menjelaskan mengapa hal ini bisa terjadi ? Adakah reaksi yang dapat ditulis? Berapa jumlah gas pada STP ? BELAJAR KIMIA MENYENANGKAN Siapa bilang kimia merupakan ilmu yang menakutkan, tidak menarik, dan memusingkan. Asal kita jeli, pasti menemukan sisi menarik kimia. Setiap konsep dalam ilmu kimia dapat dibuat puisi, dengan merangkum makna setiap konsep dengan baik. Otak kita terbagi menjadi dua bagian, yaitu kanan dan kiri. Banyak orang mengatakan orang IPA jarang atau bahkan tidak pernah mengembangkan otak sebelah kanan, yaitu bagian yang berkaitan dengan imajinasi, estetika, intuisi, musik, seni. Sebaliknya otak sebelah kanan yang berkaitan dengan logika, rasio, dan penalaran banyak digunakan dan dikembangkan. Untuk menepis hal itu, sebenarnya kita dapat tunjukkan bahwa ilmu kimiapun mampu digunakan sebagai bahan untuk mengembang-kan otak sebelah kanan, diantaranya dengan cara memahami dan menghafal konsep melalui puisi dan nyanyian. Tidak percaya ? Berikut ini dua contoh puisi sebagai bukti bahwa ilmu kimiapun mampu mengembangkan otak sebelah kanan : TETES CINTA

Tetes-tetes cinta ... Berlalu lewati ujung buret asmara Hingga jadikan ku menyatu bersama Dalam asmara yang ternetralkan suasana Rona pink cinta tlah nampak nyata Tunjukkan titik akhir asmara yang membara Terhenti pada tetes cinta yang melanda Pun terhenti goyangan labu cinta Kini ku merenda bahagia Pada suasana cinta tanpa goda Ukur volum cinta dalam dada Tuk tentukan tetes cinta yang mendera Oh ... mengapa badai datang menerpa Buka kran buret alirkan tetes cinta buta Ubah kenetralan hati menjadi buih basa Tinggikan pH dalam larutan asmara Kecewa sungguh ku kecewa Mengapa kau buat cinta bisa terbuka Merahkan asmara kita berdua Tinggal larutan lara yang kini tersisa Ku tahu cintaku kini tlah hancur Akibat tetes cinta yang datang melebur Di labu cinta yang sebenarnya sudah akur Menyesal karna tetes cinta terlanjur mengucur Dalam bentuk lagu, misalkan untuk menghafal massa dari partikel , , dan dapat dilakukan dengan menggunakan lagu berikut ini : RUTHERFORD KETAHUAN Dari awal Dalton tak sangsi dengan teori atomnya Kemudian John Thomson melihat elekTron ada di sana Terakhir dia bilang teori roti kismis pada kita Tetapi ternyata Rutherford bermain partikel alfa Saat itu terlihat Ada inti di sana Dengan suatu neutron juga Reff : O o tapi ketahuan Teori gagal oleh Niels Bohr Anak buahnya O tapi tak mengapa Bohr sempurnakan Karna Rutherford ada kelemahan Kelemahan itu karena tak dapat jelas mengapa Elektron tak jatuh ke inti ketika hilang energi Niels Bohr berkata elektron berada di lintasannya Dengan energi yang tertentu klilingi inti atomnya Saat ia berputar Terkadang bermesraan

Dengan energi dari luar Reff : O o elektron berpindah Ke kulit atom yang lebih tinggi Tingkat energinya O tapi tak mengapa Kau pasti datang Karna di situ tempat sesaatmu PENUTUP Saat ini di berbagai negara sedang trend dan semangat mengembangkan joyful learning dan meaningful learning, yaitu dengan menciptakan kondisi pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik menjadi betah di kelas karena pembelajaran yang dijalani menyenangkan dan bermakna. Mereka merasakan bahwa pembelajaran yang dijalani memberikan perbedaan dalam basis pengetahuan yang ada di pikirannya, berbeda dalam memandang dunia sekitar, dan merasakan memperoleh sesuatu yang lebih dari apa yang telah dimilikinya selama ini. Sebagai bangsa yang ingin maju dalam era globalisasi yang kompetitif ini tentunya kita juga ingin merasakan pembelajaran yang demikian. Ilmu kimia yang dianggap sulit dapat diubah menjadi ilmu yang jenaka, mengge-litik, dan menyenangkan, sehingga mengajar kimia menjadi suatu pengabdian dengan penuh keikhlasan dan kesenangan bukan keterpaksaan. Penelitian terhadap beberapa anak-anak sekolah di dunia yang diadakan UNESCO menunjukkan sebagian dari mereka menginginkan belajar dengan situasi yang menyenangkan (Dedi Supriadi, 1999 : 21 25). Tanpa mengurangi makna sebenarnya dari pembelajaran, marilah kita berusaha menciptakan pembelajaran yang joyful learning dan meaningful learning dengan membiasakan menggali dan melihat sisi-sisi menarik ilmu kimia yang kita geluti. Semoga kita termasuk guru yang dapat menciptakan kesenangan dalam belajar kimia, bahkan kalau mungkin dapat menyebabkan peserta didik kecanduan belajar kimia. Semoga pula hal ini mampu menggugah perasaan dan pikiran kita semua (Amiiin)

Joyful Learning melalui Pendekatan SETSOleh: Yuni Nurfiana Pembelajaran Kimia idealnya dikemas semenarik mungkin sehingga peserta didik memiliki motivasi untuk mau belajar Kimia lebih dalam. Karena Kimia bukan saja pelajaran yang berguna untuk satu profesi, akan tetapi pelajaran Kimia itu memiliki kegunaan untuk semua profesi manusia. Bahkan manusia yang tidak berprofesi pun sesungguhnya sangat membutuhkan pemahaman akan Kimia. Kimia memang menyelimuti alam semesta ini. Seperti yang diungkapkan Prof AK Prodjosantosa dalam kuliah Kimia Anorganik 29 Maret 2010, apabila pembelajaran Kimia itu tidak menarik, pasti guru Kimia tersebut tidak akan popular dan membuat Kimia pun tidak popular juga. Maka perlunya seorang guru mampu mengemas pembelajaran Kimia yang menarik. Peserta didik perlu ditunjukkan untuk apa belajar materi itu dan apa kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Di dalam kurikulum 2006, disebutkan bahwa Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan,

dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk. Pada dasarnya dalam kehidupan manusia, unsur sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat itu saling berkaitan satu sama lain. Hal ini semakin memperoleh pembenaran ketika masingmasing individu manusia harus hidup bermasyarakat dan sebagai bagian masyarakat harus berinteraksi dengan alam sebagai habitat hidupnya. Dari sana kemudian mereka mengenal fenomena alam yang selanjutnya dikenal sebagai sains dan mereka ambil manfaatnya untuk memenuhi ambisi kemanusiaannya dalam bentuk teknologi untuk memperoleh kemudahan atau kemanfaatan dalam proses kehidupan individu maupun bermasyarakat. Oleh karena itu aneh apabila dalam kegiatan pembelajaran sains di sekolah kita hanya memberi penekanan pada pemahaman konsep sains yang ingin diperkenalkan tanpa mengkaitkan dengan elemen lain yang meliputi lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Atas dasar itulah pembelajaran sains di sekolah yang berwawasan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) SETS (Science, Environment, Technology, Society), bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat. SETS diturunkan dengan landasan filofofis yang mencerminkan kesatuan unsur SETS dengan mengingat urutan unsur-unsur SETS dalam susunan akronim tersebut. Dalam konteks pendidikan SETS, urutan ringkasan SETS membawa pesan bahwa untuk menggunakan sains ke bentuk teknologi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dipikirkan berbagai implikasi pada lingkungan secara fisik maupun mental. Pendidikan SETS ditujukan untuk membantu peserta didik mengetahui sains, perkembangannya dan bagaimana perkembangan sains dapat mempengaruhi lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal balik. Program ini sekurang-kurangnya dapat membuka wawasan peserta didik hakikat pendidikan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (SETS) secara utuh (Binadja, 1999: 3). b. Cakupan Pendidikan SETS Pendidikan SETS mencakup topik dan konsep yang berhubungan dengan sains, lingkungan, teknologi dan hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat. SETS membahas tentang hal-hal bersifat nyata, yang dapat dipahami, dapat dibahas dan dapat dilihat. Membicarakan unsur-unsur SETS secara terpisah berarti perhatian khusus sedang diberikan pada unsur SETS tersebut. Dari unsur ini selanjutnya dicoba untuk menghubungkan keberadaan konsep sains dalam semua unsur SETS agar bisa didapatkan gambaran umum dari peran konsep tersebut dalam unsur-unsur SETS yang lainnya. c. Penerapan Pendekatan SETS pada Pembelajaran di Sekolah Penerapan SETS dalam pembelajaran untuk tingkat sekolah disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa. Sebuah program untuk memenuhi kepentingan peserta didik harus dibuat dengan menyesuaikan tingkat pendidikan peserta didik tersebut. Topik-topik yang menyangkut isi SETS di luar materi pengajaran dipersiapkan oleh guru sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.

Dalam pendidikan SETS, pendekatan yang paling sesuai adalah pendekatan SETS itu sendiri. Sejumlah ciri atau karakteristik dari pendekatan SETS (Binadja, 2000: 6) adalah: 1) Tetap memberi pengajaran sains. 2) Murid dibawa ke situasi untuk memanfaatkan konsep sains ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat. 3) Murid diminta untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses pentransferan sains ke bentuk teknologi. 4) Murid diminta untuk menjelaskan keterhubungkaitan antara unsur sains yang diperbincangkan dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang mempengaruhi keterkaitan antara unsur tersebut bila diubah dalam bentuk teknologi berkenaan. 5) Dalam konteks kontruktivisme murid dapat diajak berbincang tentang SETS dari berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa bersangkutan. Di dalam pengajaran menggunakan pendekatan SETS murid diminta menghubungkan antar unsur SETS. Maksudnya adalah murid menghubungkaitkan antara konsep sains yang dipelajari dengan benda-benda yang berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain dalam SETS, sehingga memungkinkan murid memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lain dalam SETS baik dalam bentuk kelebihan maupun kekurangannya. Sumber: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kurikulum 2006 Skripsi Ani Rosiyanti Skripsi Asih Purwaningsih