IMPLEMENTASI MODEL JOYFUL LEARNING PADA MATA...
Transcript of IMPLEMENTASI MODEL JOYFUL LEARNING PADA MATA...
IMPLEMENTASI MODEL JOYFUL LEARNING
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Studi Di SD Alam Ar-Ridlo Bukit Kencana Semarang)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh :
JUNADATUL MUNAWAROH
073111071
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Junadatul Munawaroh
NIM : 073111071
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 23 November 2011
Saya yang menyatakan,
Junadatul Munawaroh
NIM.073111071
iii
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, Desember 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam (Studi di SD Alam Ar-Ridlo Bukit
Kencana Semarang)
Nama : Junadatul Munawaroh
NIM : 073111071
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Pembimbing 1
Fahrurrozi, M.Ag.
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, Desember 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam (Studi di SD Alam Ar-Ridlo Bukit
Kencana Semarang)
Nama : Junadatul Munawaroh
NIM : 073111071
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Pembimbing 1
Fahrurrozi, M.Ag.
NIP: 19770816 200501 1
vi
ABSTRAK
Judul : Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam (Studi di SD Alam Ar-Ridlo Bukit Kencana Semarang)
Nama : Junadatul Munawaroh
NIM : 073111071
Skripsi ini membahas tentang Implementasi Model Pembelajaran Yang
Menyenangkan atau yang biasa disebut dengan joyful learning atau fun learning
di SD Alam Ar-Ridho. Kajiannya dilatarbelakangi oleh pembelajaran sekarang ini
yang pada umumnya bersifat monoton dan menjenuhkan. Dengan pembelajaran
yang menyenangkan, anak tidak akan merasa tertekan dan alhasil potensi yag
terpendam dalam diri anak akan muncul seiring proses pembelajaran berlangsung.
Dalam skripsi ini, peneliti berusaha untuk menjawab tentang: 1. Bagaimana
implementasi model joyful learning di SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana
Semarang. Sekolah alam ini dijadikan sumber dalam penerapan model tersebut
karena di sekolah tersebut merupakan sekolah alam yang menggunakan model
joyful learning dalam kegiatan belajar. Penelitian dalam skripsi ini merupakan
jenis penelitian kualitatif. Datanya diperoleh melalui wawancara bebas, observasi
partisipan, studi dokumentasi. Dalam data ini menggunakan teknik pengumpulan
data dengan metode observasi, interview, dokumentasi dan triangulasi data yakni
menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data sehingga menghasilkan data
yang konsisten, tuntas dan pasti. Semua data dianalisis dengan pendekatan
sosiologis dan analisis deskriptif yang menggunakan logika induksi.
Kajian ini menunjukkan bahwa: dalam penerapan model joyful learning,
guru menggunakan macam-macam metode dan teknik yang disesuaikan dengan
tema. Di sekolah alam Ar-Ridho, pembelajaran dilakukan secara tematik dan
diintegrasikan dengan menggunakan metode dan teknik yang bervariasi. Dengan
penggunaan metode dan teknik yang bervariasi, kondisi sekolah yang asri serta
model pembelajaran yang menyenangkan fun learning menjadikan anak
beranggapan bahwa sekolah adalah rumah kedua bagi mereka (second home).
Selain itu, anak tidak akan merasa tertekan ketika belajar, dan suasana belajar
akan terasa lebih menyenangkan. Setiap pagi guru selalu melakukan tausiah
tentang kisah-kisah teladan kemudian anak didik menyimpulkan tentang kisah
yang telah disampaikan. Setelah anak menyimpulkan, guru memberikan refleksi
tentang kisah tersebut. Interaksi yang baik antara guru dengan anak didik akan
membuat anak merasa nyaman ketika belajar. Model pembelajaran yang
menyenangkan mengembalikan fungsi mengajar kedalam fitrahnya yakni
memunculkan potensi yang dimiliki oleh anak. Ciri dari model joyful learning
adalah: 1. Multi metode dan multi media; 2. Praktik dan bekerja dalam satu tim; 3.
Memanfaatkan lingkungan sekitar; 4. Dilakukan di dalam dan di luar kelas; dan 5.
Multi aspek ( logika, praktik, dan etika).
vii
TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada
SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor:
158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang
(al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.
a t}
b z}
t ‘
s| gh
j f
h} q
kh k
d l
z| m
r n
z w
s h
sy ’
s} y
d}
Bacaan madd: Bacaan diftong:
a> = a panjang = au
i> = i panjang = ai
u> = u panjang
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah skripsi ini telah penulis selesaikan guna memenuhi syarat
berakhirnya studi SI di IAIN Walisongo Semarang. Setiap perjumpaan pasti akan
ada akhir yang sangat mengharukan, semoga penulis dapat mengukir kenangan-
kenangan indah selama studi di kampus tercinta ini. Dalam skripsi yang berjudul
Implementasi Model Joyful Learning khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam ini digambarkan penggunaan metode dan teknik serta variasi dalam
mengajar. Beranekaragamannya teknik serta metode dalam mengajar akan lebih
menjadikan anak tidak merasa bosan dan jenuh ketika belajar baik di dalam
maupun di luar ruangan. Kondisi ini akan menjadikan anak merasa lebh enjoy dan
fun dalam menerima pelajaran setiap harinya.
Pembelajaran dengan menggunakan model yang menyenangkan ini
beracuan pada tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU Sisdiknas
nomor 20 tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi “pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab”. Belajar dalam keadaan fun akan merangsang daya pikir anak menjadi
lebih demokratis, hal tersebut diwujudkan dalam praktek pembelajaran yang tidak
mendikte, menekan, dan terkesan memaksa. Melainkan dalam suasana belajar
yang menyenangkan, anak akan lebih terbuka menerima pelajaran. Bahkan ketika
anak bermain dan bersendau gurau dengan gurunya tanpa mereka sadari proses
belajar telah berlangsung. Guru menyelipkan atau membubuhkan pelajaran disela-
sela gurauan mereka.
Tentunya dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak sekali pihak-pihak
yang sangat membantu baik dalam bidang moril maupun materiil. Ucapan terima
kasih tak lupa penuls ucapkan kepada:
1. Sudja‟I, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah yang sudah memberikan
kesempatan penulis untuk mengkuti wisuda pada angkatan ini.
2. Dr. Fatah Syukur, M.Ag dan Drs. Wahyudi, M.Pd selaku dosen pembimbing
yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dalam mengerjakan dan
menyelesaikan skripsi.
3. Ibu Mia selaku Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho serta Ibu Ida dan Ibu Widi
guru kelas VB yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah tersebut.
4. Tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan yang terkait dalam
penyelesaian skripsi ini.
ix
Selain ucapan yang penulis sampaikan kepada pihak-pihak diatas,
tentunya ada dukungan yang terkait secara langsung maupun secara tidak
langsung dalam penyelesaian skripsi ini. Tiada sesuatupun yang dapat
memberikan rasa bahagia melainkan senyum manis penuh bangga dengan penuh
rasa bakti, cinta dan kasih sayang dengan segala kerendahan hati kupersembahkan
skripsi ini untuk:
1. Ayahanda H. Kusrimin dan Ibunda Hj. Suti‟ah yang telah mendidik dan
membesarkanku dengan penuh kasih sayang serta memberikan motivasi baik
spiritual maupun material guna menyelesaikan skripsi yang peneliti tulis.
2. Mas edi siswanto beserta keluarga yang telah memberikan limpahan kasih
sayang pada penulis, sehingga penulis selalu bersemangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Teman-teman kos-kosan A4 (astri, risty, jenk nafis, dll) yang selalu
memberikan senyuman sehingga penulis tidak merasa bosan dan jenuh
dengan aktifitas harian.
4. Teman-teman senasib seperjuangan paket PAI B „07 (afninti, mastiah,
warsiyah, irna, dll) selalu menjadi teman yang baik selama penulis
menjalankan studi.
5. Dan tak lupa guru terbaik bagi penulis yakni kehidupan yang telah
memberikan banyak sekali pelajaran berharga. Tak ada kehidupan yang selalu
memberikan senyuman, kadang hidup juga dihiasi dengan rintihan dan
tangisan. Tak ada kehidupan yang tak indah dan tak ada keindahan jika kita
tidak mampu mensyukuri apa yang telah ada. Namun hidup selalu
memberikan sebuah pilihan yang akan indah pada waktunya.
Terima kasih untuk semuanya, semoga Allah selalu memberikan limpahan
nikmat dan barokah kepada kita semua. Amin.Tak ada gading yang tak retak, tak
ada manusia yang sempurna. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang bersangkutan.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................................ii
PENGESAHAN......................................................................................................iii
NOTA PEMBIMBING...........................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................vi
TRANSLITERASI.................................................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Manfa‟at Penelitian......................................................................................5
BAB II: PELAKSANAAN MODEL JOYFUL LEARNING PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
A. Kajian Pustaka..............................................................................................7
B. Kerangka Teoritik........................................................................................8
1. Model Joyful Learning
a. Pengertian Model Joyful Learning..................................................9
b. Dasar Model Joyful Learning.......................................................11
c. Tujuan dan Manfaat Model Joyful Learning................................13
d. Langkah-langkah Penerapan Model Joyful Learning...................14
e. Kelebihan dan Kekurangan Model Joyful Learning.....................16
2. Pembelajaran PAI
a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran.............................................18
b. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam......................19
c. Dasar Pembelajaran PAI................................................................23
d. Tujuan Pembelajaran PAI..............................................................24
e. Materi atau Kurikulum PAI...........................................................27
3. Penerapan Model Joyful Learning Dalam Pembelajaran PAI
a. Dasar Teori.....................................................................................28
b. Langkah-langkah Penerapan..........................................................29
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...........................................................................................32
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian.................................................................................32
2. Waktu Penelitian..................................................................................33
xi
C. Sumber Penelitian......................................................................................33
D. Fokus Penelitian.........................................................................................35
E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................35
F. Teknik Analisis Data..................................................................................37
BAB IV: ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL JOYFUL LEARNING PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Di SD
Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Semarang)
A. Diskripsi Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Sejarah Berdirinya SD Alam Ar-Ridho
Bukit Kencana Semarang.....................................................................40
2. Letak Geografis....................................................................................41
3. Visi Misi...............................................................................................42
4. Struktur Organisasi...............................................................................43
5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Peserta Didik......................................43
B. Model Joyful Learning di SD Alam Ar-Ridho
1. Model Pembelajaran di SD Alam Ar-Ridho........................................49
2. Implementasi Model Joyful Learning Di SD Alam Ar-Ridho.............54
C. Analisis Implementasi Model Joyful Learning
Di SD Alam Ar-Ridho................................................................................60
BAB V: PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................67
B. Saran ..........................................................................................................68
C. Penutup ......................................................................................................68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.1
Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. “Menyiapkan”
diartikan bahwa peserta didik pada hakikatnya belum siap, tetapi belum disiapkan
dan sedang menyiapkan dirinya sendiri. Hal ini menunjuk pada proses yang
berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun ke kancah kehidupan yang
nyata.2
Proses pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan
aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui interaksi dan pendekatan-
pendekatan yang diberikan oleh guru untuk pengembangan kreativitas peserta
didik. Namun pada kenyataannya guru lebih menekankan kegiatan pembelajaran
dalam ranah kognitif saja sehingga aspek-aspek lainnya seperti ranah afektif dan
psikomotorik kurang mendapatkan perhatian oleh guru dan peserta didik hanya
memfokuskan pembelajarannya pada taraf pengetahuan saja.3
Dalam realitas dunia pendidikan dewasa ini guru cenderung ingin
menguasai dan memperlakukan anak didik semaunya. Guru secara sepihak
menginginkan semua keinginannya diikuti oleh anak didik dengan cenderung
memonopoli dalam kelas. Guru merasa bahwa ia adalah satu-satunya sumber
1 UU SISDIKNAS, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SPN, (Bandung: Fokusmedia, 2006), hlm. 2.
2 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 2
3 Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall)
atau mengenali kembali tentang na ma, istilah, ide, gejala,rumus-rumus dan sebagainya, tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan merupakan proses
berpikir yang paling rendah. Lihat , Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 50
2
pengetahuan. Keinginannya ini dapat berdampak pada pembunuhan kreatifitas dan
potensi anak didik secara perlahan. Hal tersebut yang menjadi kekhawatiran Mark
Twain dengan mengatakan bahwa pendidikan itu seharusnya membebaskan,
bukan menindas.
Pada dasarnya pekerjaan guru adalah mengkomunikasikan pengalaman
kepada siswa tetapi kerap kali guru mengajarkan dengan menggunakan ceramah,
yakni hanya dengan menggunakan kata-kata saja yang akibatnya siswa kurang
memahami hal-hal yang disampaikan oleh guru. Dengan kata lain, siswa terjebak
dalam kondisi pengajaran yang verbalistik.4
Dengan melihat realitas di atas, seharusnya peran guru sebagai pengajar
dikembalikan kedalam fitrahnya yakni Guru sebagai organisator sekaligus
fasilitator anak didik dalam proses penitisan nilai-nilai atau pengetahuan
khususnya yang berkaitan dengan kehidupan dan lingkungan sekitarnya. Mengajar
selain merupakan proses penitisan nilai dan pengetahuan, mengajar juga
merupakan proses pengangkatan potensi-potensi yang terdapat dalam diri anak
didik yang tujuannya untuk menemukan dan mengarahkan anak didik menjadi
dirinya sendiri.5 Dengan mengetahui potensi-potensi yang dimiliki, peserta didik
bisa terarah untuk menuju proses menjadi manusia yang sesungguhnya. Seperti
yang dikatakan oleh Paulo Freire bahwa tujuan pendidikan adalah memanusiakan
manusia.
Dengan pendidikan peserta didik mampu meningkatkan pengetahuan, nilai
moral dan nilai keagamaan secara bertautan. Pendidikan agama sangat diperlukan
bagi peserta didik, karena agama memberikan motifasi hidup dan merupakan
sarana pengembangan dan pengendalian diri yang sangat penting. Oleh karena itu,
agama wajib diketahui, dipahami, diyakini dan diamalkan oleh manusia.
4 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003), hlm. 201 5 Suparman S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, (Yogyakarta: Pinus Book
Publisher, 2010), hlm. 22
3
Pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk
membentuk pribadi muslim yang seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi
manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani.6 Dasar idealnya yaitu
firman Allah SWT dan Sunnah Rasulullah SAW. Jika pendidikan diibaratkan
bangunan maka isi Al-qur’an dan Haditslah yang menjadi pondasinya. Al-Qur’an
adalah sumber kebenaran dalam Islam, kebenarannya tidak dapat diragukan lagi.
Sedangkan Sunnah Rasulullah SAW yang dijadikan landasan Pendidikan Agama
Islam adalah berupa perkataan, perbuatan atau pengakuan Rasulullah SAW dalam
bentuk isyarat.7
Menyinggung masalah peranan pendidikan agama di sekolah-sekolah maka
hendaknya Pendidikan Agama Islam itu ditentukan kepada pembiasaan, yaitu
pembiasaan untuk melaksanakan ajaran-ajaran agama atau mengamalkan. Sekolah
alam merupakan sekolah yang berbasis pada keuniversalan alam semesta.
Sehingga siswa akan mampu belajar mengenai apa yang telah ia pelajari serta
langkah yang harus dilakukan terhadap lingkungan sekitar. Siswa-siswa akan
diajarkan untuk dekat dengan alam dan mengenal lingkungan alam dengan baik.
Dalam proses pembelajaran harus dibuat dengan lemah lembut dan
sekaligus menyenangkan agar peserta didik tidak tertekan secara psikologis dan
merasa bosan terhadap suasana di kelas serta apa yang diajarkan oleh gurunya.
Prinsip pembelajaran ini merupakan prinsip memberikan layanan dan santunan
dengan lemah lembut.8 Nabi menganjurkan untuk menggunakan metode atau
pendekatan dengan jalan lemah lembut tanpa paksaan kepada peserta didik, sesuai
dengan kalam Ilahi yang berbunyi:
6 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm.46 7 Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm.16 8 Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 1998), hlm. 167
4
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”9(Q.S Ali Imran: 159)
Konsep Sekolah Alam adalah konsep belajar aktif, menyenangkan dengan
menggunakan alam sebagai media langsung untuk belajar. Berlangsungnya proses
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan tidak lepas dengan model-
model mengajar yang digunakan. Pembelajaran dengan model pengajaran yang
bervariasi menghapuskan kejenuhan peserta didik. Sehingga manfaat keberhasilan
pembelajaran akan terasa, manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran dapat
diimplementasikan dalam kehidupan. Ini salah satu sisi positif yang melatar
belakangi pengajaran dengan menggunakan pendekatan/ model-model
pembelajaran.10
Dengan penggunaan model pembelajaran yang menyenangkan dalam proses
belajar mengajar, guru bisa memunculkan potensi-potensi yang dimiliki oleh
peserta didik. Oleh karena itu, guru dapat mengembalikan fungsi mengajar ke
fitrah awalnya, yakni membangkitan potensi anak didik melalui transfer
pengetahuan yang tidak bersifat indoktriner ataupun pendiktean dengan guru
sebagai instrumen dan fasilitatornya.11
9 Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Madinah: Mujamma’
Almalik Fahd Li Thiba’at Al-Mushaf Asy-Syarif,1420 H.), hlm. 103 10 Sofan Amri, Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam
Kelas, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2010), hlm. 13 11 Suparman S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, hlm. 25
5
Aktifitas belajar akan berhasil apabila berdasarkan motivasi pada diri
peserta didik itu sendiri. Jika guru memaksakan dalam KBM (kegiatan belajar
mengajar), peserta didik akan merasa tertekan dan hasilnya materi yang diajarkan
hanya akan masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri begitu saja. Tugas
guru yang berat adalah berupaya agar peserta didik mau belajar dan memiliki
keinginan belajar secara berkelanjutan tanpa dibatasi waktu.12
Joyful learning berasal dari bahasa inggris yakni enjoy (menyenangkan atau
mengasikkan)13
, dan learning (pembelajaran).14
Jadi joyful learning adalah
pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Model pembelajaran yang
menyenangkan atau biasa disebut dengan joyful learning adalah Suatu
pembelajaran yang dapat dinikmati oleh siswa, siswa merasa nyaman, aman dan
mengasyikkan. Mengasyikkan mengandung unsur “ inner motivation” yaitu
dorongan untuk selalu ingin tahu dan berusaha mencari tahu.15
Untuk mengetahui lebih jauh, bagaimana pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Alam Ar-Ridho dengan model joyful learning cukup efektif
dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, maka dalam
skripsi ini penulis mengadakan penelitian dengan menggunakan judul
Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Semarang.
B. Rumusan Masalah
Supaya pembatasan sekripsi ini dapat terfokus pada pokok permasalahan,
maka dirumuskan beberapa pokok permasalahan yang perlu mendapat
pembahasan dan pemecahan dalam penelitian skripsi.
Dari uraian latar belakang di atas, terrumuskan masalah sebagai berikut :
12 Ismail SM., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 52 13 Yantirtobisono dan Ekrom Z., Kamus 3 Bahasa Arab Inggris Indonesia, (Surabaya:
Apollo,2008), hlm. 350 14 Ibid, hlm. 222. 15 Rahayu Kariadinata, “Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kretif, Efektif Dan Menyenangkan
(PAIKEM)”, Bahan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru PLPG-2009.
6
Bagaimana Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) di SD Alam Ar-Ridlo Bukit Kencana Semarang?
C. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah penulis rumuskan, maka tujuan
penelitian ini secara garis besar adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisa
bagaimana proses pembelajaran dengan model joyful learning setelah mengikuti
kegiatan belajar pada kelas besar di Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diharapkan hasilnya
nanti akan dapat membantu memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia
pendidikan. Secara lebih jelas, manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat menambahkan informasi, wawasan
pemikiran dan pengetahuan dalam bidang pendidikan Agama Islam serta
penggunaan model joyful learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
2. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pembaca
berupa informasi mengenai pengembangan model joyful learning pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, serta hal-hal yang berkaitan dengannya,
terutama penerapan model joyful learning pada pembelajaran PAI. Sehingga
mampu mendorong pemikir/pendidik Pendidikan Agama Islam bersikap inovatif
dan kreatif dalam menciptakan model pembelajaran yang tidak monoton dan
menyenangkan untuk mengarahkan agar peserta didik mampu mengaktualisasikan
potensi-potensi yang tertanam. Serta pendidik mampu mengembalikan fungsi
mengajar ke fitrahnya yakni menumbuhkan potensi-potensi yang dimiliki oleh
peserta didik.
7
BAB II
PELAKSANAAN MODEL JOYFUL LEARNING
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka sering disebut juga dengan tinjauan pustaka. Tinjauan
pustaka ini dapat pula berisi tentang data sekunder yang diperoleh dari jurnal-
jurnal ilmiah atau hasil penelitian pihak lain yang dapat dijadikan pertimbangan.1
Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dan hasil-hasil
penelitian yang didapatkan oleh peneliti terdahulu yang ada hubungannya dengan
permasalahan dan tinjauan penelitian.2Untuk menunjukkan posisi dalam
penelitian ini, maka akan peneliti paparkan beberapa tulisan yang sudah ada.
Telaah pustaka ini dimaksudkan untuk menentukan teori-teori konsep dan
generalisasi untuk dijadikan landasan teoritis bagi peneliti yang akan dilakukan.
Landasan ini penting bagi peneliti agar menjadi dasar yang mantap. Dalam
penelitian ini, penulis menitikberatkan pada Implementasi Model Joyful Learning
(Pembelajaran Yang Menyenangkan) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam (Studi di Sekolah Dasar Alam Ar-Ridlo Bukit Kencana Semarang).
Oleh karena itu, untuk membuat proses penulisan skripsi ini peneliti
menelaah beberapa skripsi yang berjudul:
1. Skripsi tentang “Penerapan Pendekatan PAIKEM Dalam Pembelajaran Al-
Qur‟an Hadis Materi Pokok Surat Al-Qadr Sebagai Upaya Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI Al-Iman Purwosari
Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen” oleh Darsono (073111305).
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dalam pelaksanaannya.
Data yang diperoleh melalui observasi di kelas dan dokumentasi hasil
tindakan yang dilakukan maupun data tentang gambaran dan tujuan penelitian
ini yang mempunyai tujuan untuk : 1. Mengetahui penerapan pendekatan
1 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Pedoman Penulisan Skripsi Program
Strata Satu (S.1), (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010), hlm. 13 2 I Made Wiratha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi Dan Tesis,
(Yogyakarta: Andi Offset, 2006), hlm. 21
8
PAIKEM Dalam Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis Materi Pokok Surat Al-Qadr
Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI Al-
Iman Purwosari Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. 2. Mengetahui
relevansi penerapan pendekatan PAIKEM Dalam Pembelajaran Al-Qur‟an
Hadis Materi Pokok Surat Al-Qadr Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI Al-Iman Purwosari Kecamatan Puring
Kabupaten Kebumen.
2. Skripsi penelitian tentang “Implementasi Pembelajaran Tematik Melalui
Metode Moving Class Dalam Pembelajaran PAI di SDIT Bina Amal
Semarang" yang ditulis oleh Firtia Iva Widyastuti (03103062). Dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Implementasi
Pembelajaran Tematik Melalui Metode Moving Class Dalam Pembelajaran
PAI di SDIT Bina Amal Semarang. Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif yakni proseedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang
diamati. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, interview
(wawancara) dan dokumentasi, data penelitian kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan disimpulkan dengan metode
induktif serta dipaparkan dalam bentuk narasi.
Beberapa karya di atas tidak ditemukan pembahasan yang secara khusus
tentang Implementasi Model Joyful Learning (Pembelajaran Yang
Menyenangkan) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), dalam
skripsi tersebut menguraikan beberapa implementasi yang berkenaan dengan
proses pembelajaran Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), maka
dalam kesempatan kali ini saya tertarik untuk melakukan penelitian dalam
pembahasan tentang Implementasi Model Joyful Learning (Pembelajaran Yang
Menyenangkan) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi di Sekolah
Dasar Alam Ar-Ridlo Bukit Kencana Semarang).
9
B. Kerangka Teoritik
Kerangka teoritik merupakan teori yang dirancang menjadi pijakan utama
dalam melaksanakan penelitian. Dalam penelitian ini, ada beberapa teori yang
dijadikan pijakan peneliti dalam melaksanakan penelitian pelaksanaan model
joyful learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Landasan teori
menguraikan jalan pikiran menurut kerangka yang logis. Artinya, mendudukkan
masalah penelitian yang telah dirumuskan didalam kerangka teoritis relevan yang
mampu menerangkan masalah tersebut.3
1. Model Joyful Learning
a. Pengertian Model Joyful Learning
Dalam skenario pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru adalah
menyusun dan memilih model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, maupun ketrampilan mengajar tertentu dalam rangka mencapai
suatu tujuan pembelajaran4.
Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar
(harus) merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan
lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan
secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan. Pola
tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan,
reaksi dan sikap secara mental dan fisik.
Mengajar pada umumnya usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi
atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi innteraksi antara
murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran dan ssebagainya yang
disebut proses belajar.5 Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
3 Ibid, hlm. 23 4http//www.wcer.wisc,edu/step/ep301/fall2000/tochonites/stu_cen.html/25.03.2011/12:00 5 Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 43
10
didalamnya mewadahi menginspirasi menguatkan dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Metode pembelajaran adalah cara guru dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Teknik pembelajaran adalah metode yang
digunakan oleh guru namun metode ini lebih oprasional dalam kegiatan belajar.
Sedangkan model pembelajaran adalah beberapa metode dan teknik yang
digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam skripsi ini, penulis berusaha untuk menjelaskan tentang implementasi
model pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning) yang menggunakan
pendekatan PAIKEM dalam buku Ismail SM. Kegembiraan dalam belajar telah
terbukti memberikan efek yang luar biasa terhadap capaian hasil belajar peserta
didik. Bahkan potensi kecerdasan intelektual yang selama ini menjadi
“primadona” sebagai penentu keberhasilan belajar, ternyata tidak sepenuhnya
benar.
Kecerdasan emosional telah memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap efektifitas pembelajaran disamping kecerdasan intelektual. Ketika
peserta didik mendapat rangsangan yang menyenangkan dari lingkungannya, akan
terjadi berbagai “sentuhan tingkat tinggi” pada diri peserta didik yang membuat
mereka lebih aktif dan kreatif secara mental dan fisik.
Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar
dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai objektif yang ditentukan (aspek
kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
ketrampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik. Namun dalam kenyatannya
proses ini hanya menggambarkan satu pihak saja yakni hanya guru yang aktif
dalam pengajaran. Lain halnya dengan pembelajaran yang menuntut terjadinya
interaksi antara guru dengan murid, murid dengan guru, dan murid dengan murid.
Jadi dalam pembelajaran harus ada timbal balik antara unsur-unsur yang terdapat
dalam proses pembelajaran.
11
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan
kreatifitas pengajar. Pelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan
pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada
keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui
perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar.
Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh:
1) Faktor internal, kondisi dalam proses belajar yang berasal dari diri sendiri,
sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Ada beberapa hal yang termasuk
faktor internal: kecerdasan, bakat (aptitude), minat, ketrampilan (kecakapan),
motivasi, kondisi fisik dan mental.
2) Faktor eksternal, kondisi diluar individu peserta didik yang dipengaruhi
belajarnya. Termasuk faktor eksternal adalah: lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat (keadaan sosio-ekonomis, sosio kultural, dan keadaan
masyarakat).
Faktor tersebut memiliki dampak yang sangat signifikan dalam
pembelajaran. Jika faktor-faktor yang diterima anak didik adalah positif, maka
positif pula output yang dihasilkan. Kedua faktor tersebut saling keterkaitan satu
sama lain. Jika ingin memperoleh anak didik yang mempunyai kepribadian serta
terasah potensi yang dimilikinya maka yang pertama kali perlu dibenahi adalah
sikap guru dalam menyampaikan pelajaran dalam proses pembelajaran. Guru
harus menata ulang cara yang sangat menyenangkan sehingga peserta didik tidak
merasa tertekan saat belajar baik di dalam kelas maupun diuar kelas.
b. Dasar Model Joyful Learning
Berlatar dari penerapan strategi PAIKEM, joyful learning atau disebut juga
dengan pembelajaran yang menyenangkan merupakan salah satu model
pembelajaran dalam strategi tersebut. Dalam pembelajaran ini mempunyai
landasan-landasan yang bisa dijadikan sebagai dasar atau acuan, sebagai usaha
sadar yang sistematik selalu bertolak dari landasan dan mengindahkan sejumlah
asas-asas tertentu.
12
Landasan pelaksanaan joyful learning:
1) As-sunnah, Sunnah merupakan perkataan, perbuatan dan takrir nabi. Dalam hal
ini nabi mengkiaskan sebuah hadist tentang pembelajaran yang baik bagi
peserta didik yang berbunyi:
وسلم: عه ابى بردة عه ابى موسى قال علي اذا بعث احدا مه :كان رسول الل
في بعض امري قال يسروا ولاتعسروا وبشروا ولاتىفروا (رواي مسلم)اصحاب
“Dari abi burdah dari abi musa berkata : ketika Rasulullah
memerintahkan seorang sahabat untuk melaksanakan salah satu
perintahnya, dengan bersabda: “mudahkanlah dan jangan kamu
persulit, sampaikanlah kabar gembira dan jangan menakut-
nakuti.”(HR: Muslim)6
Dalam mengajarkan suatu pelajaran, guru tentunya tidak pernah
mempersulit, serta tidak pernah menakut-nakuti. Hal ini dikarenakan jika anak
belajar dalam keadaan yang terpaksa, maka anak tersebut tidak dapat
mendalami pelajaran tersebut. Alhasil, anak hanya akan mendapatkan ilmu
sambil lewat saja. Ibarat masuk telinga kanan keluar telinga kiri, informasi
yang diperoleh hanya sambil lalu.
2) Landasan Hukum
a) UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, pasal 4 dan pasal 40 ayat 2.7
Pasal 4 berbunyi: “Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran”
Pasal 40 ayat 2 berbunyi:
“Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
i) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis.
ii) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan.”
6 Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, (Bandung: Jabal, 2008), hlm. 313 7 Jamal Ma‟mur Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pebelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan), (Jogja:Diva Press,2011), hlm.91
13
b) PP. No. 19 tahun 2005, pasal 19 yang berbunyi :
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.”
Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain)
sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa
tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi
mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.8 Jadi sudah menjadi keharusan
bagi guru untuk menciptakan kondisi belajar mengajar menjadi menyenangkan,
sehingga anak didik mampu teraktualisasikan potensi-potensi yang ada pada
dirinya.
c. Tujuan dan Manfaat Model Joyful Learning
Menyenangkan dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung
dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran
yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat
secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal.
Disamping itu, pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi
hadiah, reward bagi peserta didik yang pada giliranya akan mendorong
motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada kegiatan belajar berikutnya.9
Tujuan dan manfaat model pembelajaran yang menyenangkan dalam proses
belajar mengajar yakni, guru bisa memunculkan potensi-potensi yang dimiliki
oleh peserta didik. Oleh karena itu, guru dapat mengembalikan fungsi mengajar ke
fitrah awalnya, yakni membangkitkan potensi anak didik melalui transfer
pengetahuan yang tidak bersifat indoktriner ataupun pendiktean dengan guru
8 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 2006), hlm. 2 9 Ismail SM., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 46
14
sebagai instrumen dan fasilitatornya.10
Di sisi lain, pembelajaran yang
menyenangkan dapat membuat siswa:
1) Berani mencoba/berbuat;
2) Berani bertanya;
3) Berani mengemukakan pendapat/gagasan;
4) Berani mempertanyakan gagasan orang lain.
d. Langkah-langkah Penerapan Model Joyful Learning
Dalam penerapan model joyful learning, guru tidak perlu risau. Hal ini
dikarenakan dalam pembelajaran guru hanya perlu membuka hati pada setiap
permasalahan yang dihadapi oleh anak didik. Dengan mengembangkan
permasalahan yang dihadapi oleh anak, guru mampu membuka wawasan serta
jendela baru dalam penggunaan metode dan teknik yang tepat dalam proses
pembelajaran. Dengan penggunaan metode dan teknik yang bervariasi oleh guru,
maka akan lebih mudah pula penyampaian materi pada anak didik.
Di sekolah alam guru memberikan kebebasan peserta didik untuk
mengeksplor potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Anak tidak dibatasi dalam
suasana kelas yang monoton dan menjenuhkan, melainkan peserta didik
dipersilahkan untuk belajar diluar kelas. Hal terebut bertujuan agar peserta didik
tidak terpaku pada proses belajar klasikal yang hanya menjejalkan materi-materi
secara bertubi-tubi tanpa memikirkan bahwa banyak hal yang dapat dipelajari
diuar sana. Dengan lebih mendekatkan anak pada alam, secara tidak langsung
guru telah memberikan pelajaran yang tak tenilai harganya yakni tentang belajar
menyayangi lingkungan dan alam sekitar.
Penggunaan metode dan teknik yang bervariasi dalam pembelajaran akan
memberikan dampak yang positif bagi perkembangan anak. Lima strategi efektif
untuk memotivasi siswa belajar dan membuat belajar lebih menarik serta
menyenangkan yakni:11
10 Suparman S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, hlm. 25
11 http://kurniasepta.blogdetik.com/memotivasi-siswa-sehingga-belajar-lebih-menarik-
dan-menyenangkan/
15
1) Gunakan pertanyaan untuk berpikir kritis
Hal yang baik dari metode ini adalah mereka (siswa) tidak selalu
memiliki jawaban benar atau salah sehingga mereka diperbolehkan untuk
mengungkapkan pendapatnya sendiri. Ini lebih baik jika dibandingkan dengan
siswa hanya diberitahu untuk menghafal fakta.
Selanjutnya, guru dapat membiarkan siswanya berbagi jawaban mereka
untuk membentuk diskusi kelas. Setelah itu, guru mengambil sebuah jajak
pendapat para siswa di kelas.
2) Gunakan musik untuk mengajar
Musik merupakan salah satu alat pembelajaran paling sederhana dan
merupakan cara yang bagus untuk memicu minat siswa. Sebagai contoh, saat
mengajar pelajaran pada perdagangan budak dan “Middle Passage”, seorang
guru pernah memperkenalkan topik dengan memainkan lagu Bob Marley
berjudul “Buffalo Soldier” dan “Catch a Fire”
3) Gunakan video atau multimedia
Video adalah salah satu alat pengajaran paling sering disalahpahami dan
disalahgunakan. Padahal, jika digunakan dengan benar, video dapat menjadi
alat yang hebat untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
4) Hubungkan apa yang siswa pelajari dengan yang sedang terjadi di dunia nyata.
Pada beberapa mata pelajaran, cara ini jelas lebih mudah dilakukan dari
yang lain. Siswa perlu mengetahui “mengapa” mereka belajar sesuatu. Dengan
menghubungkan apa yang dipelajari dengan kehidupan nyata akan membuat
pembelajaran akan lebih bermakna. Siswa akan lebih tertarik dan akan
menyimpan apa yang dipelajarinya dalam jangka waktu yang lama.
5) Hubungkan yang dipelajari siswa dengan hal-hal yang penting bagi mereka
Trik di sini adalah untuk mengetahui pribadi siswa dan belajar tentang
hal-hal yang menjadi kegemaran mereka. Meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar dapat sangat menantang, tapi ini merupakan elemen penting dalam
16
tahap menjadi seorang guru yang efektif. Sebagai tambahan, guru juga akan
menemukan dirinya menikmati proses mengajar, karena jauh lebih mudah
dibandingkan ketika guru merasa terpaksa dalam menjalankannya.
e. Kelebihan dan Kekurangan Model Joyful Learrning
Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan
yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua
potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam
rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi harus melewati
proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan
sekitar. Sesungguhnya pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas.
Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan
menciptakan peserta didik yang cinta lingkungan.
Buah dari proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan bermuara
pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa manakala apa
yang diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan dan diimplementasikan
dalam realitas kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang melatarbelakangi
pembelajaran dengan pendekatan lingkungan.
Guru tidak hanya menggunakan model pembelelajaran yang menyenangkan
dalam KBM, melainkan juga guru mengkombinasikan beberapa model
pembelajaran. Model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan
merupakan pendekatan pembelajaran yang baru, melainkan sudah dikenal dan
populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan
lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan
sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Hal tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan dan untuk menanamkan
sikap cinta lingkungan. Model pendekatan ini lebih efektif jika diterapkan dalam
sekolah alam.
17
Rabiah tanthawie psikiater RS. Dadi Makassar mengatakan bahwa: “Jika
anak hidup dengan kritik, ia belajar melawan. Jika anak hidup dengan
hostilitas (permusuhan), ia belajar bekelahi. Jika anak hidup dengan ejekan,
ia belajar merasa malu. Jika anak hidup dengan dipermalukan, ia belajar
merasa bersalah. Jika anak hidup dengan toleransi, ia belajar bersabar. Jika
anak hidup dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak hidup dengan
pujian, ia belajar menghargai. Jika anak hidup dengan kejujuran, ia belajar
adil. Jika anak hidup dengan rasa aman, ia belajar mempercayai. Jika anak
hidup dengan persetujuan, ia belajar menyukai diri sendiri. Jika anak hidup
dengan penerimaan dan persahabatan, ia belajar menemukan kasih sayang di
dunia.”12
Dengan pembelajaran yang lebih menekankan pada kemampuan anak, maka
anak pulalah yang akan merasakan dampak dari proses belajar tersebut
dikemudian hari ketika mereka telah terjun dalam kehidupan yang sesungguhnya
yakni hidup ditengah-tengah masyarakat dan menjadi bagian dari masyarkat.
Dalam pelaksanaan model pembelajaran yang menyenangkan atau biasa disebut
dengan joyful learning ini tentunya terdapat kelebihan serta kelemahan. Kelebihan
dan kekurangannya yakni:
1) Kelebihan-kelebihan model pembelajaran yang menyenangkan, antara lain
guru tidak membuat siswa:
a). Takut salah;
b) Takut ditertawakan;
c) Takut dianggap sepele.
Learning is fun atau joyful learning merupakan kunci yang diterapkan
dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di
pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan
dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan
tentu saja rasa bosan.
2) Kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan model joyful learning:
Hampir tidak ada kekurangan dalam pelaksanaan model ini, peserta didik
akan terasah kreatifitas secara alami dan tidak dibuat-buat. Hal tersebut
12 Suparman S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, hlm. 31
18
dikarenakan anak diasah potensinya dengan perlahan-lahan dan tidak terkesan
terpaksa. Kekurangan ini hanya bersumber pada guru atau tenaga pendidik itu
sendiri, jika guru tidak aktif atau pintar memilih metode yang tepat notabennya
mengkombinasikan metode dan teknik dalam pembelajaran, maka jatuhnya
anak didik bukannya paham malahan jadi bingung. Pengkombinasian ini
bertujuan agar anak didik tidak bosen dan jenuh dalam belajar. Oleh karena itu,
menjadi kekurangan dalam joyful learning jika guru kurang menguasai metode,
teknik, dan pendekatan dalam mengelola pembelajaran.
2. Pembelajaran PAI
a. Pengertian Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar
(harus) merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan
lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan
secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan. Pola
tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan,
reaksi dan sikap secara mental dan fisik.
Belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada
itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan,
merupakan perubahan kelakuan.13
Nana Sudjana menyatakan bahwa belajar adalah "suatu proses yang ditandai
adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang, perubahan dari hasil belajar
yang dapat ditunjukkan dalam bentuk seperti perubahan dalam bentuk perubahan
pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku, keterangan, kedisiplinan atau
perubahan-perubahan aspek lain pada individu yang belajar."14
13 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, hlm. 36 14 Nana Sudjana, CBSA Dalam PBM, (Bandung: Sinar Baru, 1985), hlm. 5.
19
Dengan demikian pengertian belajar mengandung beberapa unsur pokok,
yaitu:
1) Belajar merupakan proses
2) Proses tersebut menghasilkan perubahan
3) Perubahan itu merupakan suatu hal yang baru, dan
4) Perubahan itu bersifat permanen atau hasil yaitu direalisasikan dalam
kehidupan sesuai aspek-aspeknya.
Pembelajaran merupakan pusat kegiatan belajar mengajar, yang terdiri dari
guru dan siswa, yang bermuara pada pematangan intelektual, kedewasaan
emosional, ketinggian spiritual, kecakapan hidup, dan keagungan moral.15
Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang
dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan.
Dalam pembelajaran tujuan utamanya adalah proses pemanusiaan manusia
atau memanusikan manusia seutuhnya. Manusia terdiri dari organ-organ yang
saling keterkaitan satu dengan yang lainnya, jika salah satu anggota tubuh merasa
sakit, maka mulutlah yang akan berkata „aduh‟ atau „sakit‟. Sama halnya dengan
pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dengan peserta didik dan guru serta
penyampaian yang tepat. Komponen-komponen ini merupakan satu kesatuan
dalam pendidikan, karena proses pembelajaran sangat mempengaruhi hasil atau
output dari suatu lembaga pendidikan. Proses pembelajaran tidak akan berhasil
tanpa pemilihan metode yang tepat dalam penyampaian materi.
Pembelajaran adalah bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.
Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan
yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Pembelajaran ibarat jantung dari
15 Jamal Ma‟mur Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pebelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan), hlm. 5
20
proses pendidikan. Pembelajaran yang baik, cenderung menghasilkan lulusan
dengan hasil belajar yang baik pula. Demikian pula sebaliknya.16
Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk
mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-
kejadian eksternal yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal
yang berlangsung didalam diri peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran harus
dirancang, ditetapkan tujuannya sebelum dilaksanakan dan dikendalikan.
b. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah bagian tak terpisahkan dalam hidup. Pendidikan bukan
semata instrumen untuk mencari pekerjaan. Pandangan hidup atas pendidikan
sepeti inilah yang membuat konsep long life education (pendidikan sepanjang
hayat) mampu dipahami dan dilaksanakan dengan baik. Sedangkan di Indonesia
dan kebanyakan negara berkembang, seseorang menempuh pendidikan
didasarkan pada kepentingan untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan
yang layak. Falsafah pendidikan seperti ini sejatinya mengarahkan msyarakat
untuk mereduksi fungsi pendidikan. Esensi pendidkan hanya dihargai sebatas
tataran ekonomi. Padahal jauh lebih itu, pendidikan merupakan proses
pembentukan kemanusian.17
Pendidikan menurut john dewey adalah the word education means just
process of leading or bringing up.18
Yang artinya yakni arti kata pendidikan
adalah proses bimbingan dan arahan.
Sedangkan menurut Nelson B. Henry pendidikan adalah education is the
process by which those powers (abilities, capacities) of men that are susceptible
to habituation are protected by good habits, through means artistically contrived,
and employed by any man to help another or himself achieve the end in view.19
16 Ibid, hlm. 18 17 Jamal Ma‟mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Dan Inovatif,
(Jogjakarta:Diva Press,2010), hlm. 224 18 John Dewey, Democracy and Education: and Introduction of The Philosophy of
Education, (New York: Macmilan Company, 2004), hlm. 10 19 Nelson B. Henry, Philosophies of Education, (New York: The University of The USA,
1962), hlm. 209
21
Yang artinya pendidikan merupkaan suatu proses dimana kemampuan
seseorang dapat dipenuhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang berupa kebiasaan baik
maupun kebiasaan yang disusun secara artistik yang digunakan oleh beberapa
orang untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri guna mencapai tujuan akhir.
Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua umat. Pendidikan
selalu menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat.
Memang pendidikan merupakan alat untuk memajukan peradaban,
mengembangkan masyarakat, dan membuat generasi mampu berbuat banyak bagi
kepentingan mereka.
Belajar sudah ada sejak dahulu kala, bahkan Allah juga merupakan pengajar
yang sangat baik, hal ini tertuang dalam Q.S Al-Baqarah ayat 31:
“dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar!".20
Ini adalah maqam dimana Allah menceritakan Adam dan memuliakannya
atas malaikat karena Dia mengajarinya sesuatu yang tidak diajarkan kepada
malaikat. Allah berfirman : “dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda) seluruhnya”, maksudnya nama-nama seluruh makhluk, baik yang besar
maupun yang kecil.21
Saat itu Tuhan befirman kepada para malaikat bahwa dia hendak
menjadikan khalifah di bumi. Lalu malaikat berkata dalam Q.S Al-Baqarah ayat
30:
20 Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Madinah: Mujamma‟
Almalik Fahd Li Thiba‟at Al-Mushaf Asy-Syarif,1420 H.), hlm. 14 21 Muhammad Nasib Ar-Rifa‟i, Penerjemah Syihabuddin, Kemudahan Dari Alllah :
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), hlm. 107
22
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui."22
Allah ta‟ala memberitahukan ihwal pemberian karunia kepada Bani Adam
dan penghormatan kepada mereka dengan membicarakan mereka di Al-mala‟ul
A‟la, sebelum mereka diadakan. Maka Allah berfirman, “dan ingatlah ketika
tuhanmu berfirman kepada para malaikat.” Maksudnya, hai Muhammad,
ceritakanlah semua itu kepada kaummu. Sesungguhnya Allah hendak menjadikan
khalifah di bumi.” Yakni, suatu kaum yang akan menggantikan satu sama lain,
kurun demi kurun, dan generasi demi generasi, sebagaimana Allah ta‟ala
berfirman,“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka
bumi”.(Fathir:39)23
Islam adalah ajaran Allah yang diturunkan kepada umat manusia, supaya
mereka beribadah kepadaNya. Untuk melaksanakan ajaran (syariat) Islam,
manusia perlu menuntut adanya pendidikan sehingga dapat mengetahui ajaran-
ajaran yang seharusnya dapat dijalankan dalam kehidupan. Adapun pendidikan
yang dimaksud adalah pendidikan agama Islam.
Istilah “pendidikan” dalam konteks Islam lebih banyak dikenal dengan
menggunakan term “Al-tarbiyah”, “At-ta‟lim”, “At-ta‟dib” dan “Ar-riyadloh”.
22 Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, hlm . 13 23 Muhammad Nasib Ar-Rifa‟i, Penerjemah Syihabuddin, Kemudahan Dari Alllah :
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, hlm. 103-104
23
Setiap term tersebut mempunyai makna yang berbeda, karena perbedaan teks dan
konteks kalimatnya.
Pendidikan Agama Islam dapat didefinisikan sebagai berikut :
1) Prof. Dr. Oemar Muhammad Al-Toumi Al-Syaibany mendefinisikan
Pendidikan Agama Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu pada
kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran
sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi diantara profesi-profesi asasi
dalam masyarakat.24
2) Menurut A. D. Marimba adalah bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukum-
hukum Agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran
Islam.25
Yang dimaksud dengan dengan kepribadian yang utama ialah
kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam dan
bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
3) Menurut H. M. Arifin Pendidikan Islam yaitu usaha orang dewasa muslim
yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta
perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke
arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.26
Dari beberapa pendapat tersebut diatas kita dapat memberi pengertian
bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu bimbingan terhadap mental (jiwa)
dan jasmani seseorang berdasarkan hukum-hukum Islam sehingga dapat tercipta
manusia yang sempurna (insan kamil), sehat jasmani dan rohani yang akhirnya
akan dapat mengamalkan serta menjadikannya ajaran agama Islam itu sebagai
pandangan hidup.
Sedangkan arti khususnya, Pendidikan Agama Islam merupakan sebutan
yang diberikan pada salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa
muslim dalam menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu. Ia merupakan
24 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 14 25 Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 15. 26 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 32
24
bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum suatu sekolah sehingga merupakan
alat untuk mencapai tujuan sekolah yang bersangkutan. Karena itu, subyek ini
diharapkan dapat memberikan keseimbangan dalam kehidupan anak kelak, yakni
manusia yang memiliki kualifikasi tertentu tetapi tidak terlepas dari nilai-nilai
ajaran Islam.27
c. Dasar Pembelajaran PAI
Dasar-dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang berasal dari
peraturan perundang-undangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat
dijadikan pegangan dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam di suatu
lembaga pendidikan atau di sekolah-sekolah. Yakni dalam falsafah negara
Pancasila, misalnya dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1978, tentang P4
dijelaskan :
“Dengan sila ketuhanan YME, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME dan oleh karenanya manusia Indonesia
percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab”.28
Landasan pelaksanaan pembelajaran yakni terkait dengan Pendidikan
Agama Islam (PAI) adalah landasan yang berasal dari Al-Qur‟an, Al-Qur‟an
adalah kalam Allah yang menjadi sumber pokok umat islam dalam menata
kehidupan. Salah satu dari landasan religius yang terdapat dalam Al-Qur‟an
tertuang dalam lima ayat pertama yang berbicara tentang keimanan dan
pembelajaran yakni Q.S Al-„Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:
27 Chabib Thoha, dkk (ed)., Metodologi pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1999), hlm. 4.
28 UUD‟45. P4. GBHN, Team Pembinaan Penataran dan Bahan Penataran
Mahasiswa/Pegawai Negeri, hlm. 30.
25
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”29
(bacalah) maksudnya, mulailah membaca dan memulainya-
)nagned menyebut nama rabbmu yang menciptakan)
semua makhluk. (Dia telah menciptakan manusia) atau jenis
manusia- (dari „Alaq) lafaz „Alaq bentuk jama‟ dari lafaz „Alaqah,
artinya segumpal darah yang kental. (bacalah) lafaz ayat ini
mengukuhkan makna lafaz pertama yang sama- (dan
rabbmulah yang paling pemurah) artinya, tiada seorangpun yang dapat
menandingi kemurahan-Nya. Lafazayat ini sebagai hal dari dhomir yang
terkandung didalam lafaz iqra‟. ( yang mengajar) manusia
menulis- (dengan qalam) orang pertama yang menulis memakai
qalam atau pena adalah nabi idris. ( dia mengajarkan kepada
manusia) atau jenis manusia- (apa yang tidak diketahuinya) yaitu
sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah, menulis dan berkreatif serta
hal-hal lainnya.
Tafsir Lima ayat tersebut : ayat tersebut berisikan tentang perintah untuk
selalu menelaah, membaca, belajar, dan observasi ilmiah tentang penciptaan
manusia sendiri.
29 Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, hlm. 1079
26
Ayat ini mengandung perintah untuk membaca serta perintah untuk menulis.
Hal tersebut sangat jelas bahwa dalam proses pembelajaran terdapat unsur
membaca dan menulis. Jadi dalam Q.S Al-„Alaq tersebut Allah telah
memerintahkan manusia untuk senantiasa belajar.
d. Tujuan Pembelajaran PAI
Reformulasi tujuan pembelajaran Agama Islam adalah sebuah keharusan.
Oleh karenanya dalam hal ini akan dirumuskan dengan memadukan konsep
idealisme, pragmatisme dan Islam. Setidaknya dari kerangka itu ditemukan
sebuah tujuan ideal, namun tetap melihat bagaimana aspek praktisnya (manfaat/
nilai), dengan tetap berpegang pada bingkai Islam sebagai paradigma pendidikan.
Hakikat pendidikan menurut idealisme adalah semangat pada keinginan
kembali kepada warisan budaya masa silam yang agung. Sehingga pendidikan
dimaknai sebagai “education as cultural convervation”, yakni pendidikan sebagai
pemelihara kebudayaan. Sebab kebudayaan lama, warisan sejarah dinilai telah
mebuktikan kebaikan-kebaikan bagi kehidupan manusia.30
Sehingga tujuan pendidikan berdasarkan idealisme adalah membentuk anak
didik agar menjadi manusia yang sempurna, yang berguna bagi masyarakatnya.
Pendidikan diarahkan pada pengkayaan pengetahuan (transfer knowledge) pada
peserta didik.
Secara esensial tujuan pendidikan sebenarnya merupakan upaya untuk
menghadirkan manusia yang benar-benar sadar terhadap hakikat penciptaan
dirinya. Dalam arti, pendidikan juga harus seiring dengan tujuan manusia
diciptakan. Sebab manusia diciptakan sebagai makhluk terbaik. Sebagaimana
pernyataan-Nya, dalam Al-Qur‟an surat at-Tiin ayat 4 :
30 Moh. Noor Syam, Filsafat Pendidikan Islam dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1988), hlm. 260.
27
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.”
(sesungguhnya kami telah menciptakan manusia) - لقد خلقىا الإوسان
artinya, semua manusia - في أحسه تقويم (dalam bentuk yang sebaik-
baiknya) artinya, baik bentuk ataupun penampilannya amatlah baik.32
Firman Tuhan tersebut, paling tidak mengingatkan pada manusia, tentang
eksistensinya di muka bumi ini. Tidak mungkin manusia di kirimkan ke alam raya
ini tanpa maksud dan tujuan.
Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah selaras dengan pandangan
Islam terhadap manusia sebagai khalifah Allah di bumi yang mampu
melaksanakan sesuatu sesuai dengan nilai-nilai Islam dan sesuai pula dengan
tempat dimana ia berada.
Tujuan umum Pendidikan Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan
pendidikan nasional negara tempat pendidikan islam itu dilaksanakan serta harus
dikaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang menyenlenggarakan
pendidikan itu.33
Tujuan akhir Pendidikan Agama Islam adalah terwujudnya kepribadian
muslim. Yaitu kepibadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau
mencerminkan ajaran islam.34
Tujuan terakhir pendidikan agama islam tersebut didasarkan pada firman
Allah Q.S Ali Imron ayat 102 yang berbunyi sebagai berikut:
31 Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, hlm. 1076. 32 Imam Jalaluddin Al-Mahally dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Penerjemah Bahrun
Abu Bakar, Terjemah Tafsir Jalalain Berikut Asbabunnuzul, (Bandung:Sinar Baru Offset,1990),
hlm. 2750 33 Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 63
34 Ibid., hlm. 69
28
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
Keadaan beragama Islam.”35
Berkata Ibnu Mas‟ud menurut riwayat Ibnu Abi Hatim tentang arti
“bertakwa sebenarnya takwa”, ialah bahwa hendaknya Allah ditaati dan tidak
dima‟siati, diingat dan tidak dilupakan dan disyukuri nikmat-Nya tidak diingkari.”
Aspek-aspek kepribadian itu dapat dikelempokkan menjadi tiga hal, yaitu:36
1). Aspek-aspek kejasmaniahan; meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak
dari luar.
2). Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek-aspek yang tidak segera dapat dilihat
dari luar.
3). Aspek-aspek kerohanian yang luhur; meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih
abstrak, yaitu filsafat hidup dan kepercayaan.
Hakikat dari tujuan pendidikan adalah penyempurnaan akhlak, seperti yang
telah disabdakan oleh rasulallah dalam hadist yang diriwayatkan oleh imam
ahmad bin hambal yang berbunyi:
قال ريرة رضى اهلل عى وسلم اوما بعثت : عه ابى قال رسول اهلل صلى اهلل علي
(رواي احمد)لاتمما صا لح الاخلاق 37
“Dari Abi Hurairah r.a berkata rasulallah SAW bersabda, sesungguhnya
saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang bagus” (H.R Ahmad)
Oleh karena itu, dalam sekolah alam moral peserta didik sudah sejak dini
mulai dibentuk. Usaha ini dimulai dengan pembiasaan beribadah, mentaati guru,
menyayangi teman, serta mencintai lingkungan atau alam sekitar serta masih
banyak yang lainnya.
35 Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, hlm. 92. 36 Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 69 37 Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Imam Ahmad Juz II, (Beirut: Darul Kutub, 1413 H),
hlm. 504
29
e. Materi atau Kurikulum PAI
Setiap kegiatan ilmiah memerlukan suatu perencanaan, organisasi. Kegiatan
tersebut harus dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur. Demikian pula
dengan pendidikan, diperlukan adanya program yang mapan dan dapat
menghantarkan proses pendidikan sampai pada tujuan yang diinginkan. Proses,
pelaksanaan sampai penilaian dalam pendidikan lebih dikenal dengan istilah
“kurikulum pendidikan”.
Istilah kurikulum yang berasal dari bahasa latin curriculum semula berarti a
running course, or race course, especially a chariot race course dan terdapat pula
pada bahasa perancis courier artinya to run, berlari. Kemudian istilah itu
digunakan untuk sejumlah courses atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu gelar atau ijazah.38
Sesuai dengan pengertian secara umum seperti tersebut diatas, maka kita
dapat memberi pengertian kurikulum pendidikan agama. Jadi kurikulum
pendidikan agama disini adalah suatu komponen yang merupakan sarana dalam
pendidikan agama untuk mencapai tujuan termasuk didalamnya adalah sejumlah
mata pelajaran pendidikan agama yang telah dirumuskan dalam GBPP. Adapun
bahan pendidikan agama meliputi :
1) Keimanan 5) Akhlak
2) Ibadah 6) Syari‟ah
3) Al-Qur‟an 7) Muamalah
4) Al-Hadits 8) Tarikh
Dari beberapa bahan pelajaran itu, secara garis besar ruang lingkupnya
adalah mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan
manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan
manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan makhluk lainnya.
Sehingga dengan sarana yang demikian tujuan pendidikan agama yang telah
dirumuskan secara rinci dan sistematis dapat dicapai dengan baik. Dengan kata
38 Ibid, hlm. 131
30
lain pembelajaran Pendidikan Agama Islam mencakup interaksi manusia atau
makhluk secara horizontal maupun secara vertikal. Kedua garis tersebut sangat
erat hubungannya sehingga tidak mungkin dan tidak akan terputus.
3. Penerapan Model Joyful Learning Dalam Pembelajaran PAI
a. Dasar Teori
Belajar merupakan hal yang sangat penting bagi hidup kita, karena dengan
belajar kita akan tahu suatu hal yang baru. Belajar bukan untuk dikhususkan bagi
para pelajar maupun mahasiswa saja, tapi bisa juga untuk semua lapisan
masyarakat. Hal tersebut dikarenakan, belajar mempunyai sifat yang luas. Dalam
kehidupan, kita akan belajar dengan yang namanya pengalaman, pepatah
mengatakan "pengalaman adalah guru yang paling berharga" benar tidak? lain
halnya di lingkungan sekolah kita belajar sesuai dengan yang dianjurkan atau
disarankan oleh guru kita, karena ini menyangkut dengan materi yang kita
pelajari.
Belajar dengan menyenangkan dapat memberikan dampak yang positif bagi
perkembangan potensi yang dimiliki anak. Model pembelajaran Joyful Learning
ini, dasar teorinya diambil dari pendekatan PAIKEM oleh Ismail S.M dalam
bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM
serta buku jamal ma‟mur asmani yang berjudul 7 Tips Aplikasi PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Dalam kedua buku
tersebut, peneliti menemukan bahwa dalam penerapan model joyful learning, anak
akan merasa enjoy dalam belajar dan tidak merasa tertekan ketika pembelajaran
berlangsung. Bahkan, anak merasa bahwa sekolah menjadi rumah keduanya. Hal
tersebut dikarenakan, terjalinnya rasa saling percaya antara anak dan guru yang
menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang erat.
b. Langkah-langkah Penerapan
Penggunaan macam-macam atau variasi gaya dalam mengajar akan
menumbuhkan semangat dan keingintahuan anak. Hal inilah yang menjadikan
anak selalu antusias menunggu-nunggu kedatangan guru dalam kelas, dengan
31
beranekaragam kreatifitas guru dalam menyampaikan pelajaran. Sehingga anak
tidak akan pernah merasa bosan ataupun jenuh ketika belajar baik didalam kelas
maupun diluar kelas.
Variasi gaya mengajar yang dimaksud adalah:39
1) Variasi suara
Variasi suara yang dimaksud adalah dalam hal intonasi, volume, nada,
kecepatan, serta isi pembicaraan dan penggunaan bahasa. Guru dapat
mendramatisir ketika menjelaskan suatu peristiwa, mennunjukkan hal-hal yang
dianggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang anak didik, menegur
anak didik yang kurang perhatian, dll. Variasi suara ini dapat memberikan
dampak yang baik bagi anak, hal tersebut dikarenakan secara tidak langsung
guru sudah menjadi tauladan bagi anak ketika bertutur kata. Islam sangat
menganjurkan kita untuk selalu bertutur kata yang baik dengan orang lain.
2) Penekanan
Penekanan berfungsi untuk memfokuskan perhatian anak didik pada
suatu aspek yang penting atau aspek kunci, digunakan penekanan feral.
Penekanan tersebut biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan
yang dapat menunjukkan dengan jari, memberi tanda pada papan tulis, atau
dengan perubahan mimik wajah. Selain intonasi suara, penunjukan sesuatu
dengan mimik wajah, gerakan tangan, penggunaan alat peraga, aau gerakan
anggota tubuh lainnya juga mendukung dalam penyampaian cerita.
3) Pemberian waktu
Untuk mendapatkan perhatian anak didik, dapat dilakukan dengan
mengubah suasana menjadi sepi, hening, dari suatu kegiatanmenjadi tanpa
kegiatan atau diam, dari akhir bagian pelajaran kebagian berikutnya. Dalam
ketrampilan bertanya, pemberian waktu dapat diberikan setelah guru
mengajukan beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya menjjadi pertanyaan
39 Suparman, S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, hlm.88-92
32
yang lebih tinggi tingkatannya. Yang perlu menjadi perhatian guru adalah
elastisitas pemberian waktu.
4) Kontak pandang
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan anak didik, sebaiknya
mengarahkan pandangan kke seluruh kelas. Biasanya ada guru yang hanya
menonton mengajar dengan menoleh sebelah kanan saja, atau begitu pula
sebaliknya. Akibatnya, anak didik yang berada di salah satu sisi yang jarang
dilihat. Padahal kontak pandang secara langsung antara anak didik dengan guru
berpengaruh secara psikologis terhadap diri anak didik. Menatap mata setiap
anak didik dapat menimbulkan dampak yang sangat positif dan menghindari
hilangnya kepribadian.
5) Petunjuk wajah
Wajah bisa menjadi petunjuk atau menjadi media komunikasi antara guru
dan anak didik. Wajah juga merupakan instrumen atau alat untuk
menyampaikan pesan dan makna. Guru bisa menggunakan bahasa wajah dalam
proses pembelajaran untuk mengontrol, meningkatkan hubungan emosional,
dan mengawasi anak didik.
6) Gerakan anggota badan
Variasi dalam mimik, gerakan kepala aatau badan merupakan bagian
yang penting dalam komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian saja,
tetapi juga menolong dalam menyampaikan arti pembicaraan.
7) Pindah posisi
Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu menarik
perhatian anak didik, dapat meningkatkan kepribadian guru. Yang terpenting
setiap perubahan memiliki tujuan yang jelas, positif, dan tidak menjemukan
atau membosankan. Dengan penggunaan variasi dalam mengajar, niscaya anak
didik tidak akan pernah merasa bosan disetiap memasuki pelajaran.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah ntuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dengan cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional1, empiris
2, dan
sistematis3. Data yang diperoleh melalu penelitian itu adalah data empiris
(teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid4.
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang penulis teliti yakni tentang Implementasi Model Joyful
Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi di SD Alam Ar-
Ridho Bukit Kencana Semarang) yang menggunakan metode penelitian kualitatif.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah. Dalam penelitian ini
instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti sendiri.5
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
SD Alam Ar-Ridho terletak di Semarang Selatan, tepatnya terletak di
jalan Kelapa Sawit I, Blok AA Bukit Kencana Jaya, Kelurahan Meteseh
Kecamatan Tembalang Kabupaten Semarang. SD ini menempati tanah seluas
121,5 m2, luas bangunan 212,07 m
2. 118 Gedung ruang kelas SD Alam Ar-
Ridho berbentuk saung yaitu lantainya terbuat dari papan dan dinding
gedungnya tidak penuh sampai atap tapi hanya setengah saja yang dibuat dari
1 Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal,
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. 2 Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati oleh indra
manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara0cara yang digunakan. 3 Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-
langkah tertentu yang bersifat logis. 4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuanttitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), hlm. 2 5 Ibid, hlm. 8
34
papan juga. Secara fisik, gedung SD Alam Ar-Ridho memang berbeda
dengan gedung-gedung SD lainnya. Hal ini disesuaikan dengan nama SD
yaitu SD Alam Ar-Ridho. Tujuan dibuat gedung yang seperti itu adalah agar
siswa dapat bebas melihat keadaan alam sekitar sehingga proses belajar
mengajar tidak membosankan.
Alasan peneliti memilih SD Alam Ar-Ridho sebagai tempat penelitian,
dikarenakan Ar-Ridho merupakan salah satu sekolah yang menggunakan
alam sebagai media belajar, anak dibebaskan untuk belajar dimanapun dan
disesuaian dengan tema mingguan (didalam maupun diluar ruangan kelas),
sehingga anak akan terbebas dari kesan belajar yang monoton dan
membosankan. Terlebih lagi, di SD ini menggunakan salah satu model
pembelajaran yang menyenangkan atau biasa disebut dengan model joyful
learning atau fun learning yang merupakan tema dalam skripsi peniliti.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama dua periode yakni semester ganjil dan
semester genap yang tertulis tgl 09 Maret sampai 10 April 2011 dan tgl 18-20
Juli 2011, hal tersebut dilakukan karena pada tahap pertama peneliti merasa
data yang diperoleh selama penelitian masih kurang sehingga perlu diadakan
penelitian untuk tahapan yang kedua untuk menyempurnakan data yang
peneliti butuhkan. Adapun tahapan yang dilalui peneliti antara lain :
a. Melakukan kunjungan ke sekolah dan melakukan pendekatan pada kepala
sekolah, sekaligus mencari informasi tentang persyaratan yang harus
dipenuhi peneliti selama melakukan penelitian di sekolahan tersebut.
b. Melakukan survey awal yang bertujuan mengetahui gambaran umum serta
mengetahui seluk beluk sekolah.
c. Melakukan observasi dan wawancara tentang obyek penelitian.
d. Melakukan analisis data kemudian menyimpulkannya.
C. Sumber Penelitian
Secara umum sumber data dalam penelitian adalah subjek dari manan data
dapat diiperoleh. Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan
35
datanya, maka sumber data disebut responden. Namun apabila peneliti
menggunakan tekniik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak
atau proses sesuatu. Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah tindakan dan
perkataan manusia dalam suatu latar yang bersifat alamiah, selebihnya adalah
bahan-bahan pustaka, seperti dokumen, majalah koran, buku arsip, foto, video,
dan lain sebagainya. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data, maka
diklasifikasikan menjadi 3 P, yaitu:6
1. Person, yaitu sumber data berupa orang.
Sumber data ini adalah sumber data yang bisa memberikan data berupa
jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Person ini
diperoleh dari orang yang langsung terlibat pada obyek penelitian. Dalam hal ini,
peneliti dapat memperoleh data dari berbagai keterangan tentang hal yang
berhubungan dengan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam di SD
Alam Ar-Ridho Semarang yang dilakukan dengan teknik wawancara terhadap
Direktur, Kepala Sekolah, Guru, siswa, dan karyawan di SD Alam Ar-Ridho
Semarang.
2. Place, yaitu sumber data berupa tempat.
Sumber data place yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa
keadaan diam dan bergerak. Sumber data yang menjadi obyek kajian peneliti,
yaitu SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Jaya Semarang. Adapun Sekolah Dasar
Alam Ar-Ridho Semarang adalah sekolah yang menggunakan alam sebagai media
dalam proses pembelajaran. Alam memberikan pelajaran yang sangat berharga
bagi anak. Sekolah alam memberikan dampak yang sangat positif bagi anak,
selain anak bisa mengenal alam lebih dekat serta alam pulalah yang memberikan
pelajaran hidup bagi semua orang. Dengan belajar di sekolah alam, anak akan
merasa terbebas dari tradisi belajar yang monoton dan terkesan mendikte. Alhasil,
anak akan merasa enjoy dan senang ketika menerima pelajaran.
3. Paper, yaitu sumber data yang berupa simbol atau dokumen.
6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta:
Rineka Cipta, 2006), cet. Ke 13 hlm. 129
36
Sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar,
atau simbol-simbol lain. Sumber paper ini merupakan sumber data yang berupa
dokumen yaitu segala macam bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan
dokumen, baik yang resmi maupun yang tidak resmi dalam bentuk laporan,
statistika, surat-surat resmi, buku harian, dan semacamnya, baik yang diterbitkan
maupun yang tidak diterbitkan. Oleh karena itu, dicari sumber data dari berbagai
buku dan laporan tentang proses kegiatan belajar mengajar serta hasil evaluasi
kegiatan peserta didik di SD Alam Ar-Ridho Semarang.
D. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada Implementasi Model
Joyful Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Alam Ar-
Ridho. Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif diperoleh setelah
peneliti melakukan grand tour obsevation dan grand tour question atau yang
disebut dengan penjelajahan umum. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan
memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan
tentang situasi sosial.7
E. Teknik Pengumpulan Data
Penggunaan metode yang jelas, sistematis dan terarah merupakan suatu
keharusan dalam proses pengumpulan dan pengolahan data suatu penelitian agar
data yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya. Untuk
pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan metode:
1. Metode Observasi
Observasi atau yang biasa disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuanttitatif, Kualitatif, dan R&D, hlm. 209
37
indra. Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba, dan pengecap.8
Ciri khas metode kualitatif adalah tidak dapat dipisahkan dari sebuah
pengamatan. Observasi mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara
cermat tentang situasi di lapangan (kelas) dengan cara berperan serta dalam
kegiatan sehari-hari subjek, pada setiap situasi yang diinginkan peneliti.
Dalam penelitian kualitatif, pengamatan dimanfaatkan sebesar-besarnya,
karena tekhnik ini dibesarkan secara langsung. Dalam observasi ini menggunakan
observasi langsung, oleh karenanya observasi ini dilakukan di kelas pada saat
belajar mengajar atau pembelajaran berlangsung, untuk mengetahui secara
langsung mengenai Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Data-data yang dikumpulkan dalam metode ini antara
lain, seperti: letak geografis, sarana prasarana sekolah, dan lain-lain.
2. Metode Interview (wawancara)
Wawancara adalah alat tukar menukar informasi, percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.9 Metode pengumpulan data ini
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara).10
Wawancara bukanlah pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini pewawancara
harus dapat menciptakan suasana santai tetapi serius; artinya bahwa interview
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, tidak main-main tetapi tidak kaku.
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 156 9 Djuju Sudjana., Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 194
10 Muh Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indah, 1988), hlm. 234
38
Suasana ini harus dijaga agar responden mau menjawab apa saja yang
dikehendaki oleh pewawancara secara jujur.11
Dalam penelitian ini, penulis mengadakan wawancara untuk mengetahui
Implementasi Model Joyful Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Wawancara ini dilakukan dengan Direktur Sekolah, Kepala Sekolah, Guru
mata pelajaran PAI, peserta didik, serta karyawan atau tenaga kependidikan
lainnya.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan guna mencari data mengenai hal-hal atau
variabel-variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.12
Dokumentasi merupakan
metode yang digunakan dengan mencari data melalui peningkatan tulisan, seperti
arsip yang berupa catatan-catatan, buku agenda dan lainnya yang berhubungan
penelitian dan penerapan model joyful learning. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data tentang gambaran umum Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Bukit
Kencana Semarang. Data itu berupa brosur, foto-foto pembelajaran, arsip, laporan
perkembangan tiap semester dan inventaris Sekolah Dasar Alam Ar-Ridlo Bukit
Kencana Semarang.
4. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi
untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk
mendapatkan data sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.13
Peneliti
11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebagai Pendekatan Praktek, hlm. 156. 12 Ibid , hlm. 231. 13 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
hlm. 241.
39
menggunakan triangulasi yakni dengan menggabungkan beberapa teknik
pengumpulan data sehingga menghasilkan data yang konsisten, tuntas dan pasti.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh setelah mengumpulkan data, dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.14
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun analisis
data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan
data.
Analisis data di lapangan peneliti menggunakan model Miles dan Huberman
sebagai acuan, yakni Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktifitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis
data, meliputi:
15
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
14 Ibid, hlm. 244. 15 Ibid, hlm. 246-253.
40
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowcart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data,
maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Dalam melakukan
display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik,
network (jejaring kerja) dan chart.
3. Conclusion Drawing/Verification.
Langkah ketiga dalam analisis data yakni penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan data-data yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
41
BAB IV
ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL JOYFUL LEARNING
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Studi Di SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Semarang)
A. Diskripsi Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Sejarah Berdirinya SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana
Semarang
Sekolah alam adalah sekolah yang menggunakan alam sebagai media dalam
proses pembelajaran. Alam memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi
anak. Sekolah alam memberikan dampak yang sangat positif bagi anak, selain
anak bisa mengenal alam lebih dekat serta alam pulalah yang memberikan
pelajaran hidup bagi semua orang. Dengan pembelajaran di alam, diharapkan
potensi-potensi anak mampu tereksplor sehingga anak didik menjadi manusia
yang seutuhnya seperti yang tertuang dalam UU yang membahas tentang
pendidikan.
Latar belakang dan tujuan berdirinya SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana
Jaya Semarang adalah sebagai berikut: Berawal dari gagasan yang dimunculkan
oleh H. Nurul Khamdi, B. Eng beserta teman-teman dekatnya yang ingin
mencerahkan manusia menjadi manusia yang berkualitas baik dalam urusan dunia
maupun akhirat, maka pada tahun 1996 di dirikan TK Islam terpadu. Kemudian
atas saran dari teman temannya juga, beliau bermaksud mendirikan Sekolah
Dasar. Sebelum mendirikan SD ini, H. Nurul Khamdi beserta stafnya melakukan
studi banding di Sekolah Alam Ciganjur Jakarta. Dari sinilah, muncul ide untuk
mendirikan dan mendesain yang serupa di Semarang. Dana yang digunakan dalam
membangun lembaga pendidikan tersebut diperoleh dari donatur yaitu dengan
mengajukan proposal kepada para mukhsinin. Disamping itu biaya gedung juga
diperoleh dari wali murid.
Dilihat dari latar belakang berdiri dan usaha untuk membuat sekolah alam
dengan model pembelajaran yang bersahabat sekaligus mendekatkan peserta didik
42
dengan alam. Di samping itu alam mengandung berbagai bahan pelajaran yang
dapat digali untuk diketahui dan dimanfaatkan oleh siswa. Alam semesta ini
diciptakan oleh Tuhan untuk kepentingan manusia dan untuk dipelajari manusia
dan untuk dipelajari manusia sehingga dapat menjalankan fungsi dan
kedudukannya sebagai manusia di muka bumi ini.1 Alah telah melengkapi
manusia dengan potensi-potensi rohaniah yang lebih daripada makhluk-makhluk
lainnya, terutama potensi akal. Maka manusialah yang dibebani tugas untuk
menjaga dan melestarikan alam sekitar.
Dalam keadaan panas namun tetap antusias, ibu mia selaku direktur sekolah
alam Ar-Ridho mengatakan bahwa “Dengan adanya konsep “long life education”
pendidikan berlangsung seumur hidup, yang menjadi tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Selain itu rintisan Sekolah Alam Ar-
Ridho menjadi bentuk layanan pendidikan untuk anak usia dini sesuai dengan
basis lokal yaitu alam sekitarnya. Atas dukungan dari berbagai elemen masyarakat
dan didukung memiliki tempat, sarana pendidikan dan memiliki guru yang
profesional sesuai kebutuhan dibidangnya serta program pembelajaran yang
berbasis alam.”2 (W.I, 090311, Jam 11:00). Dengan dasar inilah kenapa beliau
sangat menekankan pembelajaran yang berbasis alam yang notabennya sangat
dibutuhkan oleh anak didik untuk mengeksplor potensi-potensi yang ada pada diri
anak.
Keinginan tersebut pada akhirnya tercapai dengan usaha keras yang
dilakukan oleh ibu Mia dan tim. Usaha untuk menjadikan sekolah yang
mempunyai inovasi serta kreatifitas untuk menyempurnakan sistem, metoda dan
prakteknya. Tujuannya yakni untuk mencetak manusia berkualitas dari dua aspek
yaitu aspek spiritual yang bertujuan untuk mencapai kebahagiaan akhirat dan
aspek intelektual untuk membekali diri guna mengarungi kehidupan dunia
menjadi generasi yang berdaya guna.
1 Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 50
2 Wawancara dengan Ibu Mia selaku direktur sekolah alam Ar-Ridho pada tanggal ‟09-
Maret-2011/11:00
43
2. Letak Geografis
SD Alam Ar-Ridho terletak di Semarang Selatan, tepatnya terletak di
Jl.Bukit Kelapa Kopyor VIII Blok BN No. 23 Bukit Kencana Jaya, Kelurahan
Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang 50279 (024) 76484001 dan
(024) 70374878. SD ini menempati tanah seluas 1200 m2, luas bangunan 212,07
m2. 118 Gedung ruang kelas SD Alam Ar-Ridho berbentuk saung yaitu lantainya
terbuat dari papan dan dinding gedungnya tidak penuh sampai atap tapi hanya
setengah saja yang dibuat dari papan juga. Secara fisik, gedung SD Alam Ar-
Ridho memang berbeda dengan gedung-gedung SD lainnya. Hal ini disesuaikan
dengan nama SD yaitu SD Alam Ar-Ridho. Tujuan dibuat gedung yang seperti itu
adalah agar siswa dapat bebas melihat keadaan alam sekitar sehingga proses
belajar mengajar tidak membosankan.
Gedung SD Alam Ar-Ridho berada di lantai satu, dari ruang gedung
digunakan sebagai kantor. Walaupun gedungnya sederhana, bukanlah suatu
halangan untuk menciptakan suatu tempat yang nyaman dan menyenangkan
dalam kegiatan belajar mengajar. Letak bangunan gedung. SD Alam Ar-Ridho
Semarang secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut : sebelah barat
merupakan Desa Bulusan, sebelah utara SD Alam Ar-Ridho merupakan
persawahan, sebelah timur SD Alam Ar-Ridho merupakan Dukuh Teleh Desa
Meteseh, sedangkan disebelah selatan merupakan perumahan bukit kencana jaya.
Meskipun berada di luar pusat kota, namun lokasi tersebut mudah dijangkau dan
ramai lalu lintas menuju kepada perumahan Bukit Kencana yang padat
penghuninya.
3. Visi Misi
Sekolah Dasar (SD) Ar-Ridho Semarang yang didirikan setelah PAUD Ar-
Ridho merupakan sebuah lembaga yang mengkomunikasikan ide dan metode
kreatif manusia dalam proses pembelajaran aktif. Didirikan oleh sekelompok
insan dari berbagai disiplin ilmu yang mempunyai kepedulian terhadap masalah
pendidikan, pengembangan media teknologi dan pengembangan sumber daya
44
manusia. SD Ar-Ridho berupaya menjadi sebuah wahana tumbuh dan
berkembangnya peserta didik dalam proses pembelajaran yang menyelaraskan
kemampuan emosional, intelektual, dan spiritual.
Visi Sekolah Dasar (SD) Alam Ar-Ridho yaitu menjadi world school yang
selalu berinovasi mengembangkan metode pendidikan yang menjadikan manusia
tahu tata cara tunduk kepada Allah sebagai khalifah dalam setiap proses
pembelajaran.3
Berdasarkan pada visi sekolah di atas, segenap warga Sekolah Alam Ar-
Ridho Semarang diharapkan mempunyai gambaran yang jelas tentang
keberadaannya dimasa depan yang harus disertai dengan peningkatan dedikasi dan
loyalitas, kerjasama yang baik antara segenap tenaga kependidikan, siswa dan
masyarakat, maka di tetapkanlah misi yang jelas sebagai berikut :
a. Mendidik aqidah, ibadah, dan akhlaqul karimah
b. Mendidik karakter leader, enterpreneur, ilmiah, dan peduli lingkungan.
c. Mengoptimalkan seluruh kecerdasan.
d. Membangun kepedulian terhadap hidup sehat dan bersih.
e. Mempersiapkan pendidik yang kreatif dan inovatif
f. Profesional dalam manajemen
g. Bersinergi dengan seluruh stake holder utamanya orang tua siswa.
h. Menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan.4
4. Struktur Organisasi
Secara struktural Sekolah Alam Ar-Ridho merupakan sekolah yang berada
di bawah naungan yayasan Ar-Ridho. Struktur kelembagaan dan sistem
pengelolaan yang ada sesuai dengan hirarki kerja, tanggung jawab dan
pelaksanaan tugas sesuai dengan urutan yang telah ditentukan. Hal ini sebagai
upaya mewujudkan sistem manajemen yang solid dan konsisten. Dengan
penempatan staf dan tenaga pendidik yang sesuai dengan bidang kajiannya
masing-masing, sehingga dalam pelaksanaan pendidikan dapat berjalan sesuai
dengan harapan. Struktur organisasi tersebut sebagaimana terlampir. (Lampiran 1)
3 Dokumentasi SD Alam Ar-Ridho Semarang Tahun Ajaran 2010-2011 4 Ibid
45
5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Peserta Didik
a. Keadaan Pendidik
Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa
depannya. Jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak
didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-cita
besarnya di masa depan. Ingat kisah sukses imam syafi‟i? Kesuksesan beliau tidak
bisa dilepaskan dari peran guru-gurunya, khususnya Imam Malik. Begitu juga
dengan kisah sukses K.H. Moh. Hasyim Asy‟ari yang tidak lepas dari peran
gurunya, khususnya Syekh Kholil bangkalan madura.5
Munculnya guru-guru yang berkualitas menjadi kebutuhan pokok yang
tidak bisa ditunda-tunda lagi untuk mengubah masa depan bangsa ke arah
kemajuan pesat di segala aspek kehidupan. Gurulah yang diharapkan seluruh
elemen bangsa ini untuk mengubah nasib bangsa. Guru yang dapat dikategorikan
sebagai guru yang ideal, sebagai berikut:6
1) Guru yang memahami benar profesinya. Proofesi guru adalah prrofesi yang
mulia. Dia adalah sosok yang selalu memberi dengan tulus dan tidak
mengharapkan imbalan apapun, kecuali ridho dari sang khalik. Kehadirannya
dirindukan peserta didik. Wajahnya selalu ceria, senang dan selalu menerapkan
5S (salam, sapa, sopan, senyum, dan sabar) dalam kesehariannya.
2) Guru yang rajin membaca dan menulis. Pengalaman mengatakan, barang siapa
yang rajin membaca, maka ia akan kaya ilmu. Wawasan guru yang rajin
membaca akan terlihat dari cara bicara dan cara menyampaikan pelajarannya.
Menulis dan membaca adalah dua sisi mata uang logam yang tidak bisa
dipisahkan.
3) Guru yang sensitif terhadap waktu. Waktu lebih daripada uang da bagaiakan
sebilah pedang yang dapat membunuh siapa saja, termasuk pemiiliknya.
Kualitas seseorang dari cara ia memperlakukan waktu.
5 Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pebelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan), hlm. 17 6 Ibid, hlm. 21-24
46
4) Guru yang kreatif dan inovatif. Merasa sudah berpengalaman membuat guru
menjadi kurang kreatif. Guru yang kreatif adalah guru yang selalu bertanya
pada dirinya sendiri, apakah ia sudah menjadi guru yang baik? Apakah dia
sudah mendidik dengan benar? Apakah anak didiknya mengerti pelajaran yang
ia sampaikan? Dia selalu melakukan introspeksi dan memperbaiki diri. Selalu
ada inovasi baru yang dia ciptakan dalam proses pembelajarannya.
5) Guru yang memiliki lima kecerdaan. Kelima kecerdasan itu adalah: kecerdasan
intelektual, kecerdasan moral, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, dan
kecerdasan motorik.
Kreatifitas yang harus kita kembangkan adalah daya (cipta) yang mula-mula
timbul untuk merangsang anak didik ke arah penyajian kembali, penelaahan
kembali, rethinking, dan rediscovery, yang lambat laun tetapi pasti menjurus ke
arah penemuan yang baru dan timbulnya problem baru.
Guru sebagai pendidik merupakan orang yang berkompeten dibidangnya
yaitu mendidik anak agar dapat mengembangkan segala potensinya. SD Alam Ar-
Ridho merupakan lembaga pendidikan yang menyadari akan pentingnya seorang
pendidik yang berkualitas, sehingga rasio jumlah perbandingan antara guru dan
anak, kompetensi serta latar belakang pendidikan pendidik, menjadi prioritas
utama.
Di SD Alam Ar-Ridho seorang pendidik harus seseorang yang
berpengalaman dan mempunyai kemampuan dalam mendidik. Selain itu, mereka
juga harus memiliki dedikasi, kompetensi, loyalitas, responbility dan kreatifitas.
Perbedaan setiap siswa sangat diperhatikan oleh mereka. Tanggung jawab guru
tidak hanya mengajar, tetapi juga bertanggung jawab mengetahui kelemahan-
kelamahan atau kekurangan anak. Untuk membantu anak yang kurang atau
tertinggal, pihak sekolah melakukan komunikasi dengan orang tua.7 (WII:
090311, Jam 11:00). Jumlah keseluruhan dari tenaga pendidik SD Alam Ar-Ridho
Semarang tahun ajaran 2011-2012 berjumlah 30 guru, dengan pembagian kelas
sebagaimana terlampir. (Lampiran 2)
7 Hasil wawancara dengan ibu Mia selaku Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho
47
b. Keadaan Peserta Didik
Jumlah peserta didik SD Alam Ar-Ridho Semarang mengalami peningkatan
tiap tahunnya, hal ini sebanding dengan kualitas peserta didik. Peserta didik SD
Alam Ar-Ridho merupakan peserta didik yang berasal dari masyarakat sekitar dan
warga lain yang mengetahui keunikan dari Sekolah Alam Ar-Ridho. Berdasarkan
data yang diperoleh dalam penelitian langsung di SD Alam Ar-Ridho Semarang,
jumlah siswa yang terdaftar pada tahun ajaran 2011/2012 secara keseluruhan
adalah 351 siswa. Berikut data yang bisa peneliti jabarkan dalam skripsi ini:
Tabel 4.1
Keadaan Siswa SD Alam Ar-Ridho Semarang
Tahun 2011-2012
No. Kelas Jumlah
1. I A 21
2. I B 20
3. I C 20
4. II A 22
5. II B 21
6. II C 20
7. III A 19
8. III B 20
9. III C 17
10. IV A 21
11. IV B 19
12. IV C 20
13. V A 21
14. V B 18
15. V C 20
16. VIA 25
17. VIB 27
Jumlah Total 351 Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang Tahun 2011-2012.
c. Sarana & Fasilitas
Sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur yang penting dalam
proses belajar, selain proses belajar itu sendiri. Hal ini dikarenakan keterkaitan
antara unsur tersebut dengan keberlangsungan proses belajar secara lebih efektif
48
dan lebih efisien. Berdasar hal tersebut, di sekolah alam Ar-Ridho banyak sekali
sarana dan fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar yakni antara lain:
1). Sarana dan Fasilitas Pendukung :8
a). Ruang belajar yang nyaman
b). Taman yang asri
c). Greenhouse
d). Lahan Kebun
e). Alat dan tempat bermain luar ruang (Playground)
f). Kolam ternak ikan
g). Lapangan olahraga
h). Laboratorium Komputer
i). Laboratorium IPA
j). Laboratorium Bisnis (Rumah Jamur, retail, dll)
k). Internet
l). Ruang perpustakaan dengan 10.000 buku
m). Alat Peraga pendidikan (Matematika, Sains, Bahasa, IPS)
n). Ruang Multimedia
o). Sarana Outbound
p). Kantin Sekolah
q). Masjid
r). Antar Jemput
8 http://www.sekolahalamarridho.sch.id/index.php/about-us/sarana-a-fasilitasSaturday,
23 October 2010 05:44 administrator diunduh 07 maret 2011 jam 21.45
49
s). Catering Sekolah
t). Koperasi sekolah
u). Gedung sekolah milik sendiri
2). Program Unggulan :
TK - SD
a). Outbound Training
b). Outing/Fieldtrip
c). Renang
d). Fun Science
e). Kegiatan Puncak Tema
f). Home Visit
g). Parent Meeting
h). Parenting Club
i). Qiro‟ati
j). Market Day
k). Makan Bersama (TK)
l). Menyanyi/Menari/Menggambar (TK)
m). Sholat Berjamaah
SMP
a). Kerohanian : Qoran holic, pembiasaan sholat dhuha, mentoring, keputrian,
Kampung Ramadhan, Mabit.
b). Cinta Lingkungan : Operasi Semut, Save the Earth
c). Leadership : Outbound, OSIS, Pekik Kemerdekaan.
50
d). Entrepreneurship : Bisnis, Magang, Business Day, Unjuk Karya, Ar-Ridho
Camp
e). Logika Berpikir : Eksplorasi, Observasi, Penelitian, Outing.
3). Ekstrakurikuler
a). Robot "Robota"
b). Eureka "Smart in English"
c). Pencak Silat
d). Sepak Bola/Futsal
e). Riset and Technology
f). Writing Club
g). Pramuka
h). Tata Boga dan Tata Busana (SMP)
i). Klub Fotografi (SMP)
j). Musik
Sebuah lembaga pendidikan dapat melangsungkan proses kegiatan belajar
mengajar mutlak membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Dengan
sarana dan prasarana di atas, diharapkan dapat menciptakan output yang
berkualitas serta mampu mengembangkan potensi-potensi anak didik.
B. Model Joyful Learning di SD Alam Ar-Ridho
1. Model Pembelajaran di SD Alam Ar-Ridho
Berbagai perubahan yang terjadi di berbagai lini kehidupan di era
pengetahuan, terutama perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
haruslah dianggap penting oleh dunia pendidikan. Meningkatnya kemudahan
aksesbilitas dan kenyamanan serta murahnya biaya atas pengetahuan itu harus
menjadi perhatian institusi pendidikan. Agar institusi pendidikan dapat terus
bertahan dan mendapatkan apresiasi tinggi, institusi pendidikan juga harus
51
berubah menyesuaikan dan memperbaiki diri. Salah satu aspek yang diubah dan
diperbaiki itu adalah proses belajar mengajar.9
Mengajar bagi sebagian orang atau mungkin bagi banyak orang adalah
sebuah aktifitas yang membosankan, menjenuhkan, dan tidak menantang. Anak
didik juga akan merasakan hal yang sama jika gurunya berpikiran seperti
demikian. Guru berpikir seperti itu, dikarenakan guru tidak menggunakan model-
model, metode-metode, strategi pembelajaran yang bervariasi. Alhasil, anak didik
akan merasa jenuh dengan proses pembelajaran.
Bukan hanya anak didik yang belajar saat proses belajar mengajar sedang
berlangsung, tapi guru juga. Belajar menembus batas umur, ruang dan waktu.
Demikian pula ilmu pengetahuan. Guru mengajar untuk belajar, bukan belajar
untuk mengajar. Melihat dan memahami mentalitas, karakter, dan potensi anak
didik adalah salah satu proses belajar yang sedang dilakukan oleh guru tanpa ia
sadari.
Dalam proses pembelajarannya secara umum SD Alam Ar-Ridho
menggunakan perpaduan kurikulum dari Kementerian Pendidikan Nasional
(KEMENDIKNAS) dan kurikulum khas sekolah alam yang diorganisir secara
terpadu (terintegrasi) berdasarkan multiplle intellegences (kecerdasan majmuk).
Dengan maksud dari penjabaran yang lebih spesifik pada pelaksanaannya yaitu di
tambah kurikulum lokal, dikaitkan dengan local wisdom (kearifan lokal).
Dengan mengintegrasikan kurikulum lokal dengan kurikulum nasional,
sekolah alam Ar-Ridho dapat dengan mudah mengeksplor potensi anak didik
sesuai dengan tujuan awal. Dengan perpaduan tersebut tentunya dalam
pembelajaran berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya, berikut petikan
wawancara dari ibu widi yang merupakan guru kelas V periode tahun 2010-2011
“Proses pembelajaran yang dilakukan adalah penyampaian materi 25% yang
diberikan di kelas. Sedangkan, praktek dilakukan di alam terbuka dengan
prosentase 75%. Pembelajaran dilakukan secara tematik, dimana satu tema dapat
9 M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pemelajar Di Era Pengetahuan, ( Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 13
52
mencakup beberapa materi pembelajaran. Materi pembelajaran yang ditekankan
disini adalah pembiasaan anak pada alam.”10
(W.III, 110311, Jam 13:50)
Bermain diantaranya merupakan suatu aktivitas yang langsung, spontan di
mana seorang anak berinteraksi dengan orang lain, benda-benda di sekitarnya,
dilakukan dengan senang (gembira) atas inisiatif sendiri, menggunakan daya
khayal (imaginative), menggunakan panca indera, dan seluruh anggota tubuhnya.
Anak menemukan nikmatnya dalam belajar. Sedangkan belajar dijadikan satu
kegiatan dalam kegiatan pembelajaran bermain anak, dan inilah yang diterapkan
dengan menciptakan kesenangan (fun learning atau joyful learning) pada
pelaksanaannya sehingga pendekatan dalam pembelajaran dengan beragam
dilakukan utuk mendukung segala aktifitas.
Model joyful learning merupakan salah satu model pembelajaran dari
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan atau yang biasa disebut
dengan PAKEM. Ciri-ciri model pembelajaran ini adalah:11
a. Multi metode dan multi media
b. Praktik dan bekerja dalam satu tim
c. Memanfaatkan lingkungan sekitar
d. Dilakukan di dalam dan di luar kelas, serta
e. Multi aspek (logika, praktik, dan etika)
Jadwal pelaksanaan kegiatan SD Alam Ar-Ridho, menggunakan ketentuan
yang berlaku oleh Dinas Pendidikan, dengan acuan SK KD, tapi dikolaborasikan
dengan pendekatan Webbed (jejaring) yang disesuaikan dengan lingkungan,
budaya lokal serta media belajar yang sederhana kreatif dan edukatif. Sesuai
10 Wawancara dengan Widiyawati Tenaga pendidik kelas 5A Sekolah Alam Ar-Ridho
Semarang tahun 2010-2011
11 Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pebelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), hlm. 56
53
dengan perkembangan anak, program untuk SD alam ar-ridho yang dilaksanakan
menggunakan model bahan ajar melalui lesson plan12
dan weekly13
.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran di SD Alam Ar-Ridho sebagai
berikut :
a. Keteladanan, keteladanan diberikan kepada semua peserta didik. Hal ini
dilakukan oleh pemimpin sekolah, guru sampai karyawan. Keteladanan ini
meliputi aqidah, ibadah, akhlak, maupun pembangunan karakter
kepemimpinan, bisnis, berwawasan ilmiah dan kepedulian pada lingkungan.
b. Integrated learning adalah proses pembelajaran yang mengintegrasikan materi
pelajaran dalam satu pembahasan dengan pembahsan yang lain. Dengan
pemaduan materi-materi dan mengintegrasikannya, maka anak didik akan lebih
teraktualisasikan dalam kehidupannya. Proses pembelajaran disiapkan dengan
menggunakan metode spiderweb, yang memungkinkan untuk
mengintegrasikan seluruh sasaran pendidikan sekolah yaitu aqidah, akhlak,
ibadah, leadership, entrepreneur, wawasan ilmiah dan peduli lingkungan.
c. Joyful learning atau fun lerning adalah pengggunaan metode-metode
pembelajaran dalam suatu pembahasan dengan variasi metode pembelajaran.
Dengan penggunaan variasi metode, anak didik tidak akan merasa bosan dan
jenuh ketika belajar. Dengan keyakinan bahwa setiap anak cerdas, maka setiap
kecerdasan anak perlu dioptimalkan dengan berbagai teknik dan cara
pengajaran sehingga setiap anak akan senang belajar. Hal tersebut dapat
membuat anak tidak terpaksa ketika belajar dan menyadarkannya bahwa
belajar adalah kebutuhan.
d. Learning by doing, adalah proses untuk membangun scientific skill yaitu
observasi, klasifikasi, estimasi, infer, predict, modeling, hipotesa, investigasi,
eksperimen, collect data, interpretasi data, komunikasi dimana akan
12 Lesson Plan merupakan perencanaan pembelajaran yang dibuat untuk
mengintegrasikan sebuah tema dengan mata pelajaran yang terkait dalam satu semester. Lesson
Plan ini sama halnya dengan silabus.
13 Weekly merupakan istilah yang digunakan sebagai rencana pembelajaran dalam bentuk
mingguan, yang dibuat dengan model tematik serta sistim pembelajaran dilaksanakan secara
integrated.
54
menstimulasi seluruh indera dan mengaktifkan otak kiri dan otak kanan. Anak
didik tidak hanya belajar di dalam kelas namun anak juga diajak untuk belajar
diluar kelas. Dengan belajar diluar anak akan mampu mengaplikasikannya
dalam kehidupannya. Pembelajaran dengan metode ini, menitik beratkan pada
prakteknya, karena anak akan lebih paham jika dengan mempraktekkannya
terlebih dahulu tidak hanya sekedar teori saja.
Berjalan-jalan adalah suatu hal yang menyenangkan, tubuh senantiasa
bergerak tidak statis seperti berada di dalam kelas. Suasana menyenangkan karena
berubah sesuai dengan kondisinya. Suasana yang fleksibel dan nyaman dapat
menyegarkan proses berpikir dan menentramkan suasana hati. Dan karena efek
positif ini, biasanya anak didik lebih aktif mengajukan pertanyaan dengan
keingintahuan yang sangat tinggi.
Hal tersebut juga bisa menghindari dan mengobati kejenuhan dan kebosanan
dalam kelas. Itu adalah salah satu efek dari anak yang bersekolah di sekolah alam,
selain anak bebas melakukan hal yang ia inginkan (selama hal tersebut tidak
bertentangan dengan etika, moral, dan norma) anak juga dapat mengeksplor
potensi yang dimilikinya. Dengan pembelajaran yang menyenangkan tersebut,
anak didik akan mempunyai keinginan yang sangat besar untuk belajar.
Belajar berdasarkan minat memang belum pernah diterapkan di Indonesia.
Oleh karena itu, di sekolah alam Ar-Ridho diajarkan suatu pembelajaran dengan
menyenangkan dan menggembirakan (joyful learning). Guru biasa melakukan
terobosan baru dalam kelas yang diasuhnya dengan melakukan belajar
berdasarkan minat.14
Dengan belajar berdasar minat, anak tidak akan terkesan
terpaksa ketika proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran di Ar-Ridho bisa
dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam kelas tentunya mempunyai
kriteria atau batasan dalam proses tersebut. Berikut pembelajaran di SD Alam Ar-
Ridho meliputi waktu-waktu yang telah ditentukan.
Tabel 4.2 Waktu Belajar SD Alam Ar-Ridho Semarang
14 Suparman S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, hlm. 160
55
No. Kelas Hari Jam
1. I – III Senin – Kamis 07.30 – 12.30 WIB
2. IV – VI Senin – Jum`at 07.30 – 15.00 WIB
3. I – III Jum‟at 07.30 – 10.30 WIB Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Alam Ar-Ridho Semarang Tahun 2011-2012
Dengan sistem pebelajaran terpadu (integrated system) dengan masa
belajar penuh waktu (full day school) tersebut, SD Alam Ar-Ridho Semarang
mengembangkannya melalui kurikulum yang diterapkannya, karena kurikulum
sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar
mengajar di sekolah.15 Kurikulum SD Alam Ar-Ridho berusaha memadukan
kurikulum terpadu (KTSP) yang diperkaya dengan sistem pendekatan Islami
melalui pengintegrasian antara aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan
pendidikan agama.
Kurikulum SD Alam Ar-Ridho mengacu kurikulum Diknas (KTSP) plus;
yaitu dengan melengkapi kurikulum dengan muatan pendidikan Islam yang
dirancang khusus dengan pendekatan teori kecerdasan spiritual, emosional, dan
intelektual.16
Kurikulum pendidikannya diperkaya dengan sistem pendekatan
Islami melalui pengintegrasian antara aspek kognitif, afektif, psikomotorik dan
pendidikan agama. Sehingga perkembangan sistem pendidikannya terus
mengikuti dunia pendidikan secara cepat.
2. Implementasi Model Joyful Learning Di SD Alam Ar-Ridho
Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar
(harus) merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan
lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan
secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan. Pola
tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan,
reaksi dan sikap secara mental dan fisik.
15 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah,
dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), hlm. 120.
16 Hasil wawancara dengan Ibu Widiyawati (Tenaga pendidik kelas V SD Alam Ar-Ridho Semarang) pada tanggal 7 Maret 2011.
56
Proses merupakan suatu perubahan yang dilakukan secara continue, menjadi
Penting bahkan menjadi permanen dalam memberikan timbal balik atau
perubahan kemampuan manusia dan diikuti oleh sikap dan perilakunya. Begitu
juga dengan belajar, seharusnya mampu menghasilkan perubahan perilaku anak
didik dan guru. Hal tersebut berfungsi untuk mengeksplor potensi menjadi
maksimal sesuai dengan fitrahnya. Untuk mencapai perubahan pada lembaga
pendidikan diperlukan kontrol dan gebrakkan sistem yang membutuhkan waktu
lama.
Penerapan proses indoktrinasi telah berlangsung sangat lama dalam sistem
yang dianut oleh pendidikan Indonesia. Sistem yang dipakai adalah sistem
prusia/militeristik. Sistem ini bercirikan outside in, yakni semuanya dari luar ke
dalam semua dari atas ke bawah (top down). Sistem ini bercirikan pemaksaan dan
penekanan yang senantiasa memberikan kata “harus” serta mengagungkan
pemberian-pemberian informasi, pengetahuan, doktrin dan dogma yang mesti,
harus dan wajib disertai dengan pemaksaan dan penekanan.17
Pendidikan menjadi investasi paling strategis di masa depan. Pendidikanlah
yang diharapkan mengubah bangsa yang berkembang ini menjadi bangsa maju
dengan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir sebagaimana Jepang,
Amerika, Prancis, Inggris, dan negara-negara maju lainnya.18
Dengan mengadopsi
inovasi pembelajaran dari bangsa-bangsa maju tersebut, bangsa kita tentunya
dapat mengejar ketertinggalannya secara bertahap.
Proses belajar menjadi efektif jika dalam keadaan yang menyenangkan. Hal
ini terbukti bahwa kegembiraan dalam belajar telah memberikan efek yang luar
biasa dalam capaian hasil belajar peserta didik. Kegembiraan dan kesenangan
dalam belajar dapat diciptakan melalui berbagai cara seperti lingkungan yang
bersih dan kondusif untuk belajar, belajar sambil rekreasi, permainan peran,
iringan musik, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa dianggap faktor
17 Suparman S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, hlm. 24 18 Jamal Ma‟mur Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pebelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan), hlm. 56
57
yang paling besar kontribusinya dalam mebantu menciptakan suasana belajar
menyenangkan.19
Kemampuan guru menjadi pendengar yang baik, sehingga berbagai macam
pendapat baru muncul dan terakomodasi, adalah hal yang sangat penting. Guru
mengajarkan untuk memperkaya wawasan dan membuka pikiran. Dengan cara
tersebut, guru tidak monoton hanya memberikan materi secara bertubi-tubi.
Adakalanya anak didik diberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya,
sehingga anak merasa „dianggap‟ baik di dalam kelas maupun ketika
pembelajaran di luar ruangan.
Untuk merubah pembelajaran dengan metode tradisional, banyak tahapan
yang perlu dilakukan. Tahapan pembelajaran dan penanaman nilai kepedulian
dapat dilalui dengan berbagai cara pertama, mengetahui perkembangan anak
dengan pengenalan lingkungan pembiasaan oleh pendidik. Kedua, dengan
berbagai macam metode pendekatan pembelajaran melalui keterlibatan anak didik
menjadi pelaku langsung. Ketiga, melalui kegiatan outing (tamasya) berkunjung
ke tempat pembelajaran lingkungan semisal kepada tempat kebun binatang dan
pantai. Dengan melibatkan anak didik dalam praktek nyata, akan menjadi sebuah
pengalaman yang membekas dan memberikan pembelajaran nilai yang lebih total.
Pembelajaran efektif ditandai oleh sifatnya yang menekankan pada
pemberdayaan peserta didik secara aktif. Pembelajaran bukan sekedar memorasi
dan recall, bukan pula sekedar penekanan pada penguasaan pengetahuan tentang
apa yang diajarkan (logos), tetapi lebih menekankan pada internalisasi tentang apa
yang diajarkan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan
dihayati serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh peserta didik (etos).
Keberadaan sekolah alam pada dasarnya mempunyai tujuan kurikulum
mencakup penciptaan akhlak yang baik, penguasaan ilmu pengetahuan dan
penciptaan pemahaman kepemimpinan yang memadai.20
Pembelajaran di SD
Alam Ar-Ridho menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan
19 Darmasyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), hlm. 11 20 Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak? (Yogakarta : Diva Press,
2010)., hlm. 18
58
melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan
minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu
mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi
bermakna bagi anak.
Sekolah alam pada umumnya menggunakan sistem pembelajaran dengan
konsep tematik dan tetap diintegrasikan dengan pembelajaran yang ada. Setiap
tema dibahas dari berbagai sisi akhlak, seni, bahasa, kepemimpinan, dan ilmu
pengetahuan. Tiap tingkatan memiliki sejumlah tema pembahasan yang berbeda-
beda. Tema di sekolah alam ini selalu berubah setiap bulannya, hanya satu tema
yang memiliki waktu lama hingga 3 bulan yakni tema Indonesian Culture. Dalam
tema ini setiap kelas diharuskan menampilkan tradisi dari salah satu daerah di
indonesia, yang meliputi makanan khas, pakaian adat, dan lain sebagainya.21
Dalam tema Indonesian Culture anak dibiasakan untuk mempunyai kecintaan
pada tanah air dan tentunya kebudayaan Indonesia itu sendiri. Dengan selalu
menjaga dan melestarikan kebudayan tersebut agar tidak terjadi kasus serupa
dengan „Reog Ponorogo‟ yang hampir diakui oleh negara tetangga. Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang kaya, baik budaya, ras, suku, dan bahasa yang
beranekaragam namun tetap dalam satu kesatuan yakni Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang kita cintai.
Kondisi fisiologis mereka ketika belajar di alam terbuka juga akan sangat
berpengaruh terhadap keefektifan cara belajar mereka. Suasana dan kondisi
lingkungan yang menyenangkan (fun learning), akan sangat mendukung dalam
proses pembelajaran ini. Berdasarkan hal tersebut, sangatlah penting bagi kita
untuk mengkonsep sebuah pendidikan yang menyelenggarakan sistem belajar
mengajar yang menghargai setiap potensi yang ada. Dalam pembelajaran dapat
diselaraskan dengan kondisi psikologis siswa, sehingga otak mereka akan sangat
mudah untuk bekerja sama dalam proses pembelajaran dan proses belajar pun
akan menjadi sangat optimal dan efektif.
Ketika belajar, anak didik di Sekolah Alam Ar-Ridho tidak menggunakan
seragam melainkan menggunakan busana muslim. Beda halnya ketika jadwal
21 Dokumentasi SD Alam Ar-Ridho tahun ajaran 2011-2012
59
outbond, anak malah diwajibkan mengenakan seragam olah raga yang disediakan
oleh sekolahan. Hal tersebut bertujuan agar anak bebas, dan itulah kenapa disebut
sebagai sekolah alam yakni sekolah yang menyatu dengan alam tanpa batasan
seragam.
Dalam skripsi ini penulis berusaha memaparkan tentang Implementasi
Model joyful learning (pembelajaran menyenangkan) di SD Alam Ar-Ridho Bukit
Kencana Semarang, serta menganalisis Implemen Model Tersebut Di SD Ar-
Ridho. Model joyful learning merupakan salah satau model dari PAKEM. Model
ini bertujuan untuk lebih mengeksplor potensi yang dimiliki oleh anak didik.
Dengan pembelajaran yang menyenangkan, anak tidak akan merasa tertekan dan
akan lebih santai namun tetap kembali ke tujuan awal dari pembelajaran yakni
memanusiakan manusia. Tujuan ini dapat dilakukan dengan banyak cara, salah
satunya yakni dengan penggunaan model pembelajaran yang menyenangkan.
Penerapan model joyful learning di SD Ar-Ridho sangat berperan penting
untuk menggali potensi yang dimiliki anak didik. Lahirnya model ini memberikan
ekspektasi besar akan lahirnya generasi masa depan yang berkualitas dan
mempunyai mental untuk berkompetisi yang memadai dalam pencaturan global.
Apapun latar belakang dari murid yang bersangkutan, sekolah alam sebagai
tempat belajar adalah muara penciptaan akhlak yang baik. Oleh sebab itu, pada
sekolah alam mempunyai salah satu kurikulum yang ada mendasarkan pada
pendidikan agama yang memenuhi syarat.
Dengan mengintegrasikan konsep dari sekolah alam dan model
pembelajaran joyful learning atau fun learning, alhasil proses pembelajaran dapat
berlangsung lebih efektif. Sebagai contoh dalam penerapan model joyful learning
di SD Alam Ar-Ridho yakni penggunaan metode bermain peran yang sebelumnya
terlebih dahulu guru memutarkan VCD Harun-Yahya yang didalamnya terdapat
kisah semut dan lebah yang dapat diambil hikmah oleh anak didik. Semut dan
lebah selalu hidup dalam sebuah koloni atau kelompok ketika ia mencari makanan
dan membuat sarang, mereka selalu bergotong royong dan saling membantu satu
sama lain. Kemudian anak mempraktekkan apa yang tersaji dalam kisah semut
dan lebah tersebut. Guru menekankan pada anak didik agar selalu meniru akhlak
60
sekelompok semut dan lebah yang selalu bertutur sapa dengan sesamanya dan
selalu bergotong royong dalam hidup.
Dengan metode bermain peran, anak akan belajar merasakan dan meniru
apa yang tertuang dalam cerita tersebut dan telebih lagi anak diikutsertakan dalam
proses belajar mengajar. Cerita hikmah secara tidak sadar anak dapat dikuatkan
Aqidahnya tentang kekuasaan Allah yang telah menciptakan binatang sekecil
semut dan lebah yang mampu dijadikan sebagai teladan atau contoh dalam
kehidupan bermasyarakat. Aspek Akhlak yang tertuang dalam kisah tersebut
yakni anak senantiasa diajarkan untuk bergotong royong serta berbuat baik
terhadap sesamanya.
Selain contoh diatas juga ada salah satu metode yang dapat terekam dan
terangkum dalam tulisan oleh peneliti yakni ketika guru memberikan tugas pada
anak didik untuk mengumpulkan botol bekas dengan regu yang dibuat oleh anak.
Tentunya pada saat pengumpulan botol tersebut, anak akan mempunyai banyak
cerita. Masing-masing anak ditanya oleh guru setelah melaksanakan tugas, namun
tetap dengan keadaan santai agar tidak terkesan menekan. Ada anak yang
mendapat botol banyak, namun ada juga yang sedikit. Dari cerita tersebut, guru
akan memberikan refleksi pada anak bahwa setiap orang berkewajiban untuk
senantiasa berusaha atau berikhtiar. Dengan berikhtiar Allah akan memberikan
jalan keluar dari semua masalah. Karena Allah senang dengan orang yang selalu
berusaha semaksimal mungkin. Setelah itu, satu persatu kelompok ditanya guru
tentang apa saja yang dijumpai anak ketika mengumpulkan botol bekas tersebut.
Ketika anak didik bercerrita, disinilah secara tidak langsung anak telah
mengaplikasikan mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang bercerita dengan baik
(meskipun hanya sebagian anak yang mampu menceritakan kembali hal yang
telah dijumpainya dengan baik dan runtut). Selain mata pelajaran Bahasa
Indonesia juga terdapat pelajaran lainnya yakni tentang Pengetahuan Sosial ketika
anak bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah sehingga
anak tidak akan merasa takut ketika berinteraksi dengan masyarakat luas.
Berikut petikan wawancara dengan ibu ida yang menjadi guru kelas V di SD
Alam Ar-Ridho “Proses pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dilakukan secara
61
terintegrasi dengan mata pelajaran lain, sehingga pelaksanaan Pendidikan Agama
Islam dapat dilakukan pada saat pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Pembelajaran dengan model joyful learning merupakan pembelajaran
dengan menggunakan berbagai metode. Pembelajaran ini mampu menjembatani
anak agar dapat belajar dengan santai tanpa beban. Model joyful learning dalam
PAI dapat juga diaktualisasikan dengan mengajak anak keluar kelas kemudian
membuat lingkaran. Hal ini dilakukan agar anak dapat menerima pelajaran dengan
keadaan rileks dan kondusif. Pembelajaran ini juga dapat dilakukan dengan
mengajak anak ke taman, melakukan brain storming dengan sebuah
permasalahan. Setiap pagi anak selalu diberi tausiah oleh guru kelas dan
kemudian dilanjut do‟a. Setelah tausiah, anak-anak diberikan pertanyaan tentang
tausiah dan menarik kesimpulan. Kemudian guru menyimpulkan kembali tausiah
tersebut”.(WIV: 13072011, jam 09:30)
Variasi dalam penggunaan metode dalam model ini, membuat anak didik
merasa senang (enjoy) ketika belajar. Pembelajaran PAI lebih menekankan pada
pembelajaran yang aplikatif, pembentukan karakter. Alhasil, pembelajaran dapat
berjalan dengan apa adanya tanpa paksaan dan rekayasa mengalir bagai air.
Peserta didik dalam satu kelas biasanya memiliki kemampuan yang
beragam, ada yang pandai, sedang dan kurang. Sebenarnya tidak ada peserta didik
yang pandai atau bodoh, yang lebih tepat adalah peserta didik dengan kemampuan
lambat atau cepat dalam belajar. Dalam mengatasi perbedaan daya tangkap anak
didik, wali kelas setiap minggunya mengadakan pertemuan dengan orang tua anak
didik sekedar memberikan konsultasi atau masukan tentang perkembangan
anaknya.
C. Analisis Implementasi Model Joyful Learning Di SD Alam Ar-Ridho
Hal yang mendukung pembelajaran dari sisi guru adalah kreatifitas guru
dalam mengembangkan materi secara mandiri serta kreatifitas dalam mencoba
menerapkan metode pembelajaran tertentu kemudian dimodifikasi dan
dikembangkan lebih jauh. Dengan memodifikasi bahkan membuat inovasi tentang
62
metode belajar, kemudian diikuti dengan diskusi yang matang untuk menetapkan
apakah metode tersebut cocok diterapkan dalam mata pelajaran PAI sehingga
mampu membangkitkan kecerdasan dan potensi siswa.
Untuk mengembangkan ketrampilan hidup, dapat dilakukan melalui
berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk
menolong diri sendiri, mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki disiplin diri.
Pembelajaran kontekstual dan sumber belajar dapat berasal dari lingkungan
alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik atau guru.
Hendaknya proses ini dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang
sederhana dan dekat dengan anak, agar konsep dikuasai dengan baik. Semua ini
dilakukan dengan menyajikan kegiatan berulangulang.
Dalam mengimplementasikan model joyful learning mata pelajaran PAI
guru lebih menitik beratkan pada proses belajar mengajar dengan enjoy atau fun.
Setiap individu anak mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hal
ini yang sering disebut sebagai keunikan individu. Bila keunikan itu dihargai,
dalam arti semua anak itu diterima kekurangannya namun juga dihargai
kelebihan-kelebihannya, maka individu atau anak itu akan mengembangkan diri
secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Dengan menggunakan metode belajar aktif dimana guru betul-betul
berfungsi sebagai fasilitator sehingga akan tercipta suasana belajar yang akan
menimbulkan kreatifitas dan kapabilitas dengan lebih optimal (student centris).
Guru harus merancang berbagai tema pembelajaran tentang lingkungan seperti air,
serangga, sampah dan yang lainnya dan kemudian dipraktikkan dengan metode
outing (kegiatan keluar).
Yang menarik dari sekolah alam, tidak hanya siswa yang belajar guru pun
dituntut untuk terus belajar, bisa dari murid atau guru-guru lain. Yang sangat
penting dalam pembelajaran adalah penanaman dasar bahwa semua makhluk
berkewajiban untuk belajar, belajar dalam konteks toleransi sosial. Bahkan yang
lebih dalam proses pelajaran, bukanlah hanya mengejar nilai, namun bagaimana
63
memahami seberapa jauh proses belajar dapat dinikmati dan diterapkan dengan
baik.
Adapun cara belajar itu banyak sekali macamnya, misalnya; belajar dengan
cara berkelompok, berdiskusi, berdebat, bermain, bercerita, ceramah, observasi,
dll. Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok
bagi siswa.
c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang
lebih menarik dan menyediakan „pojok baca‟
d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk
cara belajar kelompok.
e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa
dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Salah satu contoh pembelajaran yang menyenangkan dalam PAI yakni
dengan menggunakan metode-metode pembelajaran secara begantian agar peserta
didik tidak bosan ketika belajar. Misalnya dalam suatu tema atau pembahasan
yang mengisahkan tentang sejarah nabi, disini guru dapat menggunakan metode
bermain peran dalam penyampaian materi. Anak tidak hanya dapat berperan aktif
dalam peran namun juga dapat menghayati makna dari cerita yang telah
dimainkan tadi dengan menarik kesimpulan dan mengambil hikmah yang dapat
dipetik dari kisah tersebut. Lain halnya ketika guru menyampaikan materi tentang
tata cara bersuci, tentunya guru akan menggunakan metode demonstrasi dalam
praktek tersebut. Penggunaan metode demonstrasi akan memberikan respon yang
baik dengan daya ingat anak, karena anak akan lebih mengingat atau terkesan
64
ketika anak tersebut mempraktekkannya juga dalam pembelajaran tidak hanya
mengenal teori yang sangat menjemukan.
Dalam memadukan atau mengintegrasikan PAI dengan mata pelajaran yang
lain, guru telah mempunyai daily plan yang didalamnya berisikan tentang proses
pembelajaran yang akan berlangsung. Daily plan ini merupakan kata lain dari
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), yang didalamnya berisikan metode-
metode apa yang digunakan ketika belajar, media atau alat dan lain sebagainya.
Untuk menjadikan belajar aktif, maka peserta didik dikelompokkan menjadi
5 kelompok, tiap-tiap kelompok maksimal ada 10 orang dan minimal 8 orang
dengan standar IQ yang bervariasi, ada yang cepat dan lambat. Hal itu
dimungkinkan supaya terjadi : 1) aksebilitas yaitu peserta didik agar mudah
menjangkau alat/ sumber belajar yang tersedia, 2) mobilitas, yaitu peserta didik
dan guru mudah bergerak dari satu kelompok ke kelompok lain dalam kelas, 3)
interaksi, yaitu memudahkan interaksi antara guru dan peserta didik maupun antar
peserta didik, 4) variasi kerja peserta didik, yaitu memungkinkan peserta didik
bekerjasama secara perorangan, berpasangan atau kelompok.
Berdasarkan observasi yang dilakukan secara langsung dapat diilustrasikan
sebagai berikut :
Saat kegiatan belajar berlangsung guru mengajak anak-anak untuk keluar
ruangan yakni ke saung atau taman Sekolah. Dengan udara dan suasana yang
sejuk, anak diajak untuk melihat indahnya alam sekitar. Guru membimbing anak
untuk membuat lingkaran, dengan penyampaian materi yang bisa dilakukan atau
dibantu dengan alat yakni microphone. Alhasil anak didik akan menerima
pelajaran dengan rileks dan kondusif. Anak tidak setiap saat diajak untuk keluar
ruangan, hal tersebut disesuaikan dengan tema mingguan.
Setiap harinya guru melakukan brain storming dengan anak-anak terhadap
permasalahan yang dialami anak didik. Misalnya, pada saat istirahat ada anak
yang berbicara keras dan tidak menggunakan tata krama. Ketua kelaslah yang
bertugas menulis pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu anak
tersebut. Ketua kelas melaporkan permasalahan pada guru, maka guru akan
65
membahas pelanggaran yang dilakukan anak didik dan menjelaskan tentang tata
krama dan penggunaan bahasa yang halus. Akan lain penyelesaiannya jika
permasalahannya berbeda. Jadi, setiap hari selalu saja ada permasalahan yang
terjadi pada anak.
Kegiatan pembelajaran dimulai oleh guru PAI dengan memberikan tausiah
dan membaca do‟a sebagai bentuk bahwa murid telah memiliki kesiapan dalam
menerima pelajaran. Sesuai dengan jadwal di Ar-Ridho, maka setiap pelajaran
akan dimulai anak didik diwajibkan membaca surat-surat pendek selama 5 atau 10
menit, kemudian dilanjutkan dengan memberikan artinya. Setelah itu, salah satu
anak menyampaikan tausiah pendek (secara bergiliran menurut jadwal) tentang
ayat atau surat yang dibacakan dan anak yang tidak mendapat giliran ditugaskan
untuk menanggapi. Setelah semua anak menanggapi, guru memberikan
kesimpulan serta hikmah dari kandungan ayat tersebut.
Dalam melakukan evaluasi, guru lebih berprinsip bahwa “tingkat
kecerdasan bukan satu satunya faktor untuk menentukan prestasi, belajar tidak
untuk mengejar nilai, tetapi untuk bisa memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan
sehari – hari. Sehingga yang menjadi acuan dari penilaian setiap anak berbeda
tergantung tingkat kemampuan anak masing–masing yang dibandingkan dengan
hasil evaluasi dari kegiatan sebelumnya. Untuk mengetahui seberapa jauh
keberhasilan peserta didi, setiap tenaga pendidik kelas ataupun tenaga pendidik
mata pelajaran harus mengadakan evaluasi. Penilaian ini dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan”.(WV: 13072011, jam 09:30)
Setelah pembelajaran dengan model ini berlangsung, maka anak didik akan
menjadi enjoy atau fun. Dalam aplikasi model joyful learning, guru dapat
menggunakan metode drama teater, bermain peran, cerita hikmah, dan lain
sebagainya disesuaikan dengan tema.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru PAI sesuai dengan landasan
pemikiran kontruktivisme dimana sebelum materi baru diberikan, guru
66
mengingatkan kepada siswa mengenai materi yang pernah diberikan sebelumnya.
Setelah itu guru memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang perlu dilakukan
siswa. Selama pembelajaran berlangsung guru memperlakukan siswa tanpa
membeda-bedakan antara satu siswa dengan siswa yang lain.
Setelah selesai guru memberikan penjelasan mengenai materi (aspek fiqih/
ibadah). Siswa disuruh membaca secara berulang-ulang dalam hati selama kurang
lebih 2 menit. Setelah itu guru menyuruh menghafal materi tersebut, dengan
menunjuk tiap-tiap kelompok dengan tujuan untuk mengetahui keaktifan siswa.
Setelah selesai memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang perlu
dilakukan siswa, guru bersifat reaktif dengan memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan mendorong siswa yang pendiam dan agak tertinggal untuk
lebih giat dalam pembelajaran. Pembelajaran PAI berjalan dengan aplikatif serta
pembentukan karakter anak didik.
Dalam kegiatan pembelajaran siswa merupakan pusat pembelajaran,
sehingga keaktifan siswa sangat diperlukan. Demikian pula siswa kelas V SD
Alam Ar-Ridho. Pada saat pembelajaran siswa lebih suka mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi pelajaran, selain itu juga
guru PAI memberi respon positif kepada siswa yang berkemampuan tinggi dan
juga sebaliknya, diberikan motivasi kepada siswa yang berkemampuan rendah.
Setiap harinya guru mempunyai daily plan atau semacam RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam daily tersebut, guru melakukan penilaian
terhadap anak. Melalui pembelajaran dengan memanfaatkan media yang tersedia
di SD Alam Ar-Ridho, guru secara tidak langsung mengajarkan tentang arti
sebuah kehidupan. Saat praktiknya anak diberikan kebebasan dalam keinginan
berkreasi, sehingga akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan yang
dimilikinya dengan berbasis alam sekitar. Metode belajarnya menggunakan
lingkungan alam sekitar. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak hanya sebagai
obyek observasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam proses pembelajaran
(learning experience).
67
Guru memberikan suasana yang nyaman dan menyenangkan sehingga anak
didik tidak tertekan ketika proses belajar berlangsung. Pembelajaran dilakukan
tanpa adanya paksaan dari guru, sehingga anak akrab dengan guru. Di waktu
istirahat, guru mengajak tukar pikiran dan sharing atau „curhat‟ dengan anak
didik. Guru bertanya tentang apa saja yang dilakukan anak selama belajar dan
ketika sedang istirahat. Hal tersebut yang menjadikan anak merasa lebih dekat
dengan gurunya, bahkan seperti berbicara dengan temannya. Dengan
perbincangan tersebut, guru akan mengetahui seberapa jauh pemahaman anak
tentang materi atau pembahasan yang diajarkan serta anak akan lebih terbuka
dengan gurunya.
Saat pembelajaran, guru bukan sebagai instruktur tapi menjadi fasilitator
yang mampu menciptakan suasana pembelajaran kreatif, lebih menarik dan
menyenangkan. Diantaranya adalah dengan mengembangkan kreatifitas anak
melalui keakraban antara guru dan murid dengan distimulasi melalui berbagai
cara sehingga belajar terjadi sinergi antara keduanya. Suasana belajar melalui
model pembelajaran yang menyenangkan dengan memberikan kebebasan pada
anak untuk mengeksplorasi kemampuan kecerdasannya menjadi begitu penting
untuk diperhatikan. Disini guru benar-benar dituntut untuk mampu
mengembangkan kreatifitasnya dengan terus melakukan inovasi dalam setiap
tema yang ditentukan sesuai dengan bahan ajar. Sehingga guru mampu
mensinergikan materi yang mencakup penanaman nilai lingkungan, akhlakul
karimah, akidah, leadership dan intepreneurship.
Guru dalam proses pembelajaran sebagai fasilitator sekaligus partner yang
baik bagi anak didiknya, sehingga dapat diupayakan dengan mendesain suasana
belajar yang akan menimbulkan kreatifitas dan kapabilitas dengan lebih optimal
(student centris). Metode pembelajaran yang berpusat pada anak (child centered
learning) merupakan pembelajaran dengan menggunakan perspektif yang
berpusat pada anak dan mengetahui kondisi perkembangan mental dan emosional
anak. Melalui pembelajaran partisipatif, antara anak dan pendidik terjalin
hubungan erat dalam proses pembelajaran dan terjalin rasa kasih sayang. Alhasil,
anak akan lebih enjoy dan fun ketika belajar.
68
Model pembelajaran joyful learning hampir tidak mempunyai kelemahan,
hal tersebut dikarenakan model ini menitikberatkan pada pengembangan potensi
masing-masing anak didik dan hal tersebut merupakan belajar berdasarkan
fitrahnya. Hanya satu kelemahan dalam model ini, yakni tertuju pada
keprofesionalan seorang guru. Seberapa besar guru memiliki kemampuan atau
kompetensi untuk mengajar. Hal tersebut yang mempengaruhi seberapa besar dia
mampu mengaplikasikan dengan baik model joyful learning ini ke dalam kelas.
Alih-alih ingin mengembangkan potensi anak, malahan yang terjadi adalah
kekisruhan dalam proses belajar mengajar.
69
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Joyful learning atau fun learning merupakan salah satu model pembelajaran
di SD Alam Ar-Ridho. Dalam penerapan model ini, guru menggunakan gaya
mengajar yang bervariasi sehingga tidak menimbulkan kejenuhan atau kebosanan.
Variasi gaya mengajar ini meliputi variasi intonasi suara, variasi gerak anggota
badan, dan variasi posisi guru dalam kelas. Semua variasi ini dianggap sebagai suatu
hal yang positif, energik, bersemangat, menyenangkan, dan semuanya memiliki
hubungan yang erat terhadap pencapaian hasil belajar yang maksimal. Selain
penggunaan variasi gaya mengajar, guru juga harus menggunakan metode yang
berbeda disesuaikan dengan materi pembelajaran. Ketika guru mengajarkan tentang
kisah-kisah tauladan, adakalanya guru menggunakan metode bermain peran. Hal
tersebut bertujuan, supaya anak didik bisa menghayati cerita yang ditampilkan, dan
di akhir guru memberikan refleksi tentang cerita tersebut, kemudian ditarik hikmah
yang terkandung.
Model joyful learning atau fun learning ini hampir tidak mempunyai
kelemahan dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut dikarenakan, saat
pembelajaran berlangsung guru telah mengembalikan dasar pembelajaran ke
fitrahnya yakni membangkitkan potensi anak didik melalui transfer pengetahuan
yang tidak bersifat indoktriner ataupun pendiktean dengan guru sebagai instrumen
dan fasilitatornya. Sudah jelas bahwa pembelajaran yang fun atau enjoy dapat
memberikan suasana yang santai tanpa adanya paksaan, sehingga akan lebih mudah
anak didik untuk memahami pelajaran tersebut. Hanya ada satu kelemahan dalam
joyful learning yakni terletak pada guru atau tenaga pendidik. Dalam joyful learning
guru harus mempunyai inspiratif, kreatifitas serta inovatif dalam proses belajar
mengajar. Apa jadinya jika guru tidak mempunyai hal tersebut?? tentunya, hanya
akan memberikan rasa tertekan pada diri guru itu sendiri dan hasil pembelajaran
tidak maksimal.
70
B. Saran
Berdasarkan uraian dan cara pandang, ada beberapa saran terkait dengan
Implementasi Model Joyful Learning yakni:
1. Seorang pendidik dalam proses pembelajaran dituntut untuk kreatif dan inovatif.
Salah satu faktor yang paling urgen yaitu dalam pembelajaran, maka perlu
menciptakan hal yang baru, menyenangkan dan enak di terima. Setidaknya
membuat anak betah atau dapat menganggap sekolahan sebagai rumah kedua
(second home) setelah keluarga, diantaranya dengan memahami keinginan anak
dalam sikap dan perilakunya. Setelah anak merasa nyaman dengan sekolahannya,
alhasil akan lebih mudah lagi anak untuk mengeksplor potensi yang dimilikinya.
2. Guru harus selalu membuka hati dan membuka diri untuk sepenuhnya menerima
pendapat atau pertanyaan dari anak didik. Anak didik akan merasa dihargai jika
pendapatnya didengarkan bahkan diterima oleh guru. Guru menggunakan
berbagai alat bantu dan cara dalam membangkitkan semangat, termasuk
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran
menjadi menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
C. Penutup
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini
sesuai dengan harapan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan
kita nabi agung nabi akhiruzzaman nabi Muhammad SAW. Yang kita nantikan
syafa’atnya di yaumul qiyamah kelak. Semoga kita termasuk kedalam golongan
orang-orang yang mengikuti sunnahnya.
Dengan penuh rasa syukur Alhamdulillah, penulis ucapkan karena telah
menyusun skripsi ini dengan penuh perjuangan. Tentunya dalam menyelesaikan
skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terjadi khilaf atau kesalahan.
Oleh karena itu, sudilah kiranya memberikan kritik dan saran yang konstruktif.
Akhirnya tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang berperan dalam terselesaikannya penulisan skripsi ini yang tentunya tidak
71
mampu penulis sebut satu persatu. Semoga skripsi ini dapat bermanfa’at bagi semua
pihak dan mampu memberikan hidayah. Amin Ya Robbal Alamin.....
______________________________
DAFTAR PUSTAKA
A. D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif,
1986)
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, (Jakarta: PT Rosda Karya: 2008)
Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, (Bandung:Jabal,2008)
Al-Mahally, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Penerjemah Bahrun
Abu Bakar, Terjemah Tafsir Jalalain Berikut Asbabunnuzul, (Bandung:Sinar
Baru Offset,1990)
Amir, M. Taufiq Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pemelajar Di Era Pengetahuan, ( Jakarta: Kencana,
2009)
Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif
Dalam Kelas, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2010)
Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994)
Arifin Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Sebagai Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII
Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib, Penerjemah Syihabuddin, Kemudahan Dari Allah :
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999)
Asmani, Jamal Ma’mur, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pebelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan), (Jogja:Diva Press,2011)
__________, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Dan Inovatif, (Jogjakarta:Diva
Press,2010)
Darmasyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010)
Dewey, John, Experience and Education, dialih bahasakan oleh Hani’ah, Experience
and Education pendidikan berbasis pengalaman, (Jakarta: Teraju, 2004)
__________, Democracy and Education: and Introduction of The Philosophy of
Education, (New York: Macmilan Company, 2004)
Disampaikan Rahayu Kariadinata, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kretif, Efektif Dan
Menyenangkan (PAIKEM), Bahan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru
PLPG-2009.
Dokumentasi SD Alam Ar-Ridho Semarang Tahun Ajaran 2010-2011
Dokumentasi SD Alam Ar-Ridho Tahun Ajaran 2011-2012
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Pedoman Penulisan Skripsi Program
Strata Satu (S.1), (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010)
Ghulsyani, Mahdi, Filsafat Sains Menurut Al-Qur`an, (Bandung, Mizan, 1996)
Hadeli, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Padang: PT Quantum Teaching, 2006)
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Andi, 2000)
Hamalik, Oemar, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
Henry, Nelson B,. Philosophies of Education, (New York: The University of The
USA, 1962)
Ihsan, Hamdani dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 1998)
Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Imam Ahmad Juz II,(Beirut: Darul Kutub, 1413
H)
Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Madinah:
Mujamma’ Almalik Fahd Li Thiba’at Al-Mushaf Asy-Syarif,1420 H.)
Lesson Plan merupakan perencanaan pembelajaran yang dibuat untuk
mengintegrasikan sebuah tema dengan mata pelajaran yang terkait dalam satu
semester. Lesson Plan ini sama halnya dengan silabus.
Maman, U., Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktek, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2006)
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007).
Nasir, Muh, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indah, 1988)
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
S., Suparman, Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, (Yogyakarta: Pinus Book
Publisher, 2010)
Santoso, Satmoko Budi, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak? (Yogakarta : Diva
Press, 2010).
SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:
RaSAL Media Group, 2008)
Sudjana, Djuju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004)
Sudjana, Nana, CBSA Dalam PBM, (Bandung: Sinar Baru, 1985)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuanttitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008)
Syam, Moh. Noor, Filsafat Pendidikan Islam dan Dasar Filsafat Pendidikan
Pancasila, (Surabaya: Usaha Nasional, 1988)
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004)
Thoha, Chabib Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1996)
________, dkk (ed)., Metodologi pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1999)
Uno, B. Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006)
UU SISDIKNAS, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah Tentang Pendidikan, (Bandung: Citra
Umbara, 2010)
UUD’45. P4. GBHN, Team Pembinaan Penataran dan Bahan Penataran
Mahasiswa/Pegawai Negeri
Wawancara dengan Ibu Mia selaku direktur sekolah alam Ar-Ridho pada tanggal 12-
07-2011/08:00
Wawancara dengan Haryati Ida KW, S.Si, Guru Kelas VB Sekolah Alam Ar-Ridho
pada tanggal 13-07-2011/09:30
Wawancara dengan Widiyawati Tenaga pendidik kelas VA Sekolah Alam Ar-Ridho
Semarang tahun 2010-2011
Weekly merupakan istilah yang digunakan sebagai rencana pembelajaran dalam
bentuk mingguan, yang dibuat dengan model tematik serta sistim pembelajaran
dilaksanakan secara integrated
Wiratha, I Made, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi Dan Tesis,
(Yogyakarta: Andi Offset, 2006)
Yantirtobisono dan Ekrom Z., Kamus 3 Bahasa Arab Inggris Indonesia, (Surabaya:
Apollo,2008)
Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993)
http//www.wcer.wisc,edu/step/ep301/fall2000/tochonites/stu_cen.html/25.03.2011/12
:00.
http://kurniasepta.blogdetik.com/memotivasi-siswa-sehingga-belajar-lebih-menarik-
dan-menyenangkan/
http://www.sekolahalamarridho.sch.id/index.php/about-us/sarana-a-
fasilitasSaturday, 23 October 2010 05:44 administrator diunduh 07 maret
2011 jam 21.45
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Keadaan Siswa SD Alam Ar-Ridho Semarang Tahun 2011-2012, 46
Tabel 2 Waktu Belajar SD Alam Ar-Ridho Semarang, 53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi Di Sekolah Alam Ar-Ridho Bukit Kencana
Semarang
Lampiran 2 Formasi Guru SD Alam Ar-Ridho Bukit Kencana Semarang Tahun
Ajaran 2011-2012
Lampiran 3 Pedoman Dan Hasil Wawancara di SD Alam Ar-Ridho
Lampiran 4 Riwayat Hidup Penulis
Lampiran 1
BERIKUT STRUKTUR ORGANISASI DI SEKOLAH ALAM AR-RIDHO BUKIT KENCANA SEMARANG
PEMBINA YAYASAN
H. NURUL KHAMDI, B.ENG
PENGAWAS YAYASAN
ADI DARMAWAN, Msi
KETUA YAYASAN
H. JUMALA, MM
WK. KETUA YAYASAN
NUR QUDUS, MT
SEKRETARIS
FAUZUN A MUSTHOFA
M. DHONY R.
BENDAHARA
M.P. NUGROHO
DIREKTUR SEKOLAH
ALAM
HJ. MIA INAYATI R.
AMD
BIDANG
PENGEMBANGAN
DAN PEMBANGUNAN
NUR QUDUS, MT
BIDANG EKONOMI
TEGUH IMAN, MM
KETUA PESANTREN
TAHFIDZ
SOFI SUMARI
BIDANG PENGAWASAN
INTERNAL
DJOKO PRIJATNO
Lampiran 2
FORMASI GURU SD ALAM AR-RIDHO SEMARANG TAHUN AJARAN 2011-2012
KEPALA SEKOLAH
TRI WINDARTI, S.Psi
TATA USAHA
ROHIMA
UNIT PERPUSTAKAAN
HALIMAH
I A : Susanti Berty
P,A.Md
Yusni Marlina, S.Si
2A: Nur Aeni, S.Pd
Winky
Winangsih,A.Md
3A: Rusmanto, S.Pd
Isti Muyasaroh, S.Si
4A: Anik setyawati,
S.Si
5A: Priyotomo,ST 6A: Atik Widiyati,
S.Pd
Qiroaty
Eni Supriyanti
IB: Ana Rohana, S.Si
Tasropi, S.Kel
IC: Muji Rahayu, S.Pt
Rina Idayani, S.Pd
2B: Endra Sattrahing
JK,ST
Prastiwi Yunita D,S.Psi
2C: Ika Umu
Chafidah,SKM
Hardipo Andriyanto,
ST
3B: Dwi Hartini,SKM
Syaiun Alim, A.Md
3C: Doni Riadi
Widiyawati, S.ST
4B: Santi Muliawati,
A.Md
4C: Atilah, S.Kel
5B: Haryati Ida KW,
S.Si
5C: Arif Rahmawati,
S.Si
6B: Kamizar, S.Pd zamroni
Sriyem
Musyrofah
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT
WEEK : 6 HARI/TGL : Senin
Nama Kegiatan Durasi waktu
Langkah Kegiatan Assesment Keterangan
Dzikir pagi dan qiroaty 60 menit
Outing: mengukur pertumbuhan tanaman, (arah tropisme) Learning Objective Siswa mengetahui cara mengukur pertumbuhan tanaman dan jenis-jenis gerak tropisme Outcome Siswa mampu mengetahui cara mengukur tanaman dan mengetahui jenis-jenis tropisme Proses skill: Observe,explore Resource: SF hal 112-113 LK pengamatan
60 menit - siswa duduk melingkar dikelas dan guru menjelaskan maksud dari kegiatan outing tsb( mengamati arah pertumbuhan tanaman )
- Guru membagikan LK hasil pengamatan pertumbuhan tumbuhan - Siswa menyiapakan alat tulisnya - Guru memandu siswa keluar kelas - Siswa mengamati di luar kelas - Siswa menuliskan hasil pengamatan dan pengukurannya - Siswa kembali ke kelas - Siswa mengumpulkan hasil pengamatan
Observasi, LK
ISTIRAHAT
Melihat VCD pertumbuhan tanaman(gerak tropisme) Learning Objective: Mengidentifikasi jenis-jenis gerak pada tumbuhan Outcome: siswa mampu menyebutkan jenis-jenis gerak tropisme Proses SKILL: collection data, observe Resource: perlengkapan menonton VCD, CD pertumbuhan
60 menit - Guru mempersiapkan perlengkapan menonton VCD - Guru mengkondisikan siswa - Guru membuka dengan memancing pertanyaan terkait dengan
pengamatan sebelumnya. - Siswa menonton CD pertumbuhan tanaman - Siswa meresume kembali
observasi
Diskusi arah pertumbuhan tanaman dan tujuannnya, mencatat panjang pertumbuhannnya Learning Objective: Mengidentifikasi jenis-jenis gerak pada tumbuhan Outcome: siswa mampu menyebutkan jenis-jenis gerak tropisme Proses SKILL: Comunicate Resource: Buku Ensiklopedia IPA percobaan sains,
60 menit
- guru mengkondisikan anak2 - Guru memandu untuk diskusi - Guru memancing dengan berbagai masalah dan pertanyaan - Anak2 menanggapi pertanyaan dari guru - Guru menjelaskan hasil pengamatan, menonton, dan diskusi - Anak2 menulis hasil kesimpulan dari diskusi tersebut - Anak2 memahami tentang gerak2 tropisme
observasi
TAHFIDZ 60 menit
MAPEL 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT
WEEK : 6 HARI/TGL : Selasa
Nama Kegiatan Durasi waktu
Langkah Kegiatan Assesment Keterangan
Doa pagi dan Qiroaty 60 menit
Math: Sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat Learning Objective: Siswa Operasi hitung bilangan bulat (assosiatif dan komutatif) Outcome Proses skill: Resource: Math BSE
60 menit - Guru menerangkan tentang kasus permasalahan terkait bilangan bulat( pertumbuhan tanaman)
- Guru mencoba menerjemahkan dalam bentuk gambar - Guru menuliskan dalam bilangan matematika - Guru mengajak anak2 mengingat kembali pokok bahasan bilangan
bulat waktu kelas 4 - Guru menerangkan cara menyelesaikan - Guru mempersilakan anak2 untuk bertanya - Anak mencatat - Guru memberi latihan
Observasi, LK
ISTIRAHAT
LAB ZONE : menutup daun dan melarutkan klorofil Learning Objective:percobaan fotosintesis Othema: Proses SKILL: eksperimen, 1 Resource: LK, alab2 lab
60 menit - Guru mempersiapkan perlengkapan lab zone - Guru membagikan anak2 dalam beberapa kelompok - Guru membagikan panduan praktikum dan memberi penjelasan - Anak2 melakukan praktikum berdasarkan petunjuk
Observasi, LK
science Learning Objective: Penjelasan hasil proses fotosintesis Outcome: Proses SKILL: Resource: Rekaman SF hal 95-101
60 menit
- guru mengkondisikan anak2 - guru menyiapkan perlengkapan sound - guru memperdengarkan rekaman - anak2 membuat dan menulis resume dari materi tersebut - guru memberi penjelasan
observasi
ISHOMA
TAHFIDZ 60 menit MAPEL 60 menit
DAILY PLAN
THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT
WEEK : 6
HARI/TGL : Rabu ,
Nama kegiatan Durasi waktu
Langkah kegiatan Assesmant Ket
Doa pagi dan qiroaty 60 menit
Outbond Learning Objective: Outcome Proses Skill: Leadership, disiplin Resourse Perkap OUTBOND
30 menit 180 menit 15 menit
Pembukaan - Anak2 dikumpulkan dilapangan - Dipimpin oleh pemimpin kelas untuk baris-berbaris dan pemanasan - Guru outbond memberi pengarahan Inti - Kegiatan OB
Penutup - Anak2 dikumpulkan lagi , guru mengajak untuk merefleksi kegiatan
OB
observasi
Tahfidz 60 menit
mapel 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT
WEEK : 6 HARI/TGL : KAMIS
Nama Kegiatan Durasi waktu
Langkah Kegiatan Assesment Keterangan
Doa pagi dan Qiroaty 60 menit
Math Learning Objective Operasi hitung bilangan bulat (assosiatif dan komutatif) Outhema Proses skill: Resource: Math BSE, LK
60 menit - guru mengkondisikan anak - Guru mereview materi sebelumnya untuk mengingatkan - Guru memberikan kesempatan kpd anak2 untuk bercanda - Guru membagikan LK - Anak2 mengerjakan LK - Anak2 mengumpulkan LK - Guru membahas bersama2
Observasi, LK
ISTIRAHAT
Science Learning Objective:mengamati daun dan bagian tumbuhan lainnya dengan menggunakan miskroskop atau gambar literatur Proses SKILL: collection data dan observe Resource: mikroskop dan preparat daun batang, akar, gambar literature, kertas gambar
60 menit - Guru mempersiapkan perlengkapan pengamatan - Anak2 secara bergantian melihat gambar di mikroskop - Anak2 menggambarkan apa yang yang telah diamati - Guru menjelaskan bagian-bagian tumbuhan - Anak2 melengkapi gambarnya beserta nama tiap bagian berdasarkan
penjelasan Guru - Anank2 mengumpulkan gambar yang telah dibuat
Observasi, LK
Diskusi Learning Objective: Fungsi akar, xylem dan floem, bagian bunga Outcome: Proses SKILL: Resource:
60 menit
- guru mengkondisikan anak2 - guru menyiapkan perlengkapan sound - Guru memancing dengan pertanyaan yang berkaitan dengan
pengamatan - Anak menjawab pertanyaan guru - Guru menjelaskan hasil dari diskusi - Anak menuliskan hasil diskusi - Guru embagi kelas menjadi beberapa kelompok memask - Guru memberi tugas tiap kelompok untuk membuat hasil olahan dari
cadangan makanan bagian tumbuhan
observasi
ISHOMA
TAHFIDZ 60 menit
MAPEL 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT
WEEK : 6 HARI/TGL : Jumat
Nama Kegiatan Durasi waktu
Langkah Kegiatan Assesment Keterangan
Doa pagi dan Qiroaty 60 menit
Bussiness Learning Objective Hasil olahan cadangan makanan dari bagian2 tumbuhan Outhema Proses skill: 1,2,3,5, observe Resource: Perlengkapan memasak dan market day
3 jam - guru mengkondisikan anak - anak mempersiapkan alat dan bahan - anak memulai untuk proses memasak - Guru menjelaskan tentang untung dan rugi - Anak membuat persiapan untuk market day sekaligus mengestimasi
dana (terkait dengan nilai jual hasil olahannya - Proses market day - Penghitungan untung rugi
Observasi, LK
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT
WEEK : 7 HARI/TGL : Senin
Nama Kegiatan Durasi waktu
Langkah Kegiatan Assesment Keterangan
Doa pagi dan Qiroaty 60 menit
Math: Notasi waktu 24 jam, perhitungan waktu dan sudut Learning Objective: Membaca dan menulis tanda waktu dalam 24 jam Outcome : siswa mampu membaca dan menulis tanda waktu dalam 24 jam Proses skill: communicate, infering Resource: Peraga jam (dinding,tangan, analog), Math BSE , LK
10 menit 30 menit 20 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak dengan game konsentrasi( siswa tepuk
tangan sesuai yang diminta guru misal: tepuk 1,2,3, dan siswa tidak bertepuk jika guru menyebut tepuk sate, duit, dan tepuk tikus)
- Ulang2 dengan perintah yang semakin cepat sampai semua siswa konsentrasi
- Guru membawa alat peraga jam dinding/ jam analog Intii:
- Guru menjelaskan waktu dalam 24 jam dengan alat peraga - Guru memutar jarum jam pada suatu angka tertentu - Guru bertanya ke anak2 : jam berapa ini?, gimana menulisnya? - Siswa yang mampu menjawab, diminta maju untuk menuliskannya - Guru menjelaskan cara membaca dan menuliskannya - Siswa mencatat keterangan guru
Penutup: - Siswa di minta membuat gambar jam beserta.menuliskan waktunya (
5 soal bebas) - Guru mengecek dan mengevaluasi - Penugasan LK
Observasi ( siswa mana yang sudah mampu membaca dan menulisn jam )
ISTIRAHAT
Menonton CD Penyerbukan dan pembuahan Learning Objective:Siswa mengetahui dan memahami proses penyerbukan dan pembuahan pada tanaman Outcomes: siswa mampu menceritakan proses penyerbukan dan pembuahan pada tanaman Proses SKILL: collection data Resource: VCD, sound, CD film penyerbukan, SF hal 102-109,LK
5 menit 30 menit 25 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar - Guru mempersiapkan perkap menonton CD
Inti: - Siswa menonton Video penyerbukan dan pembuahan - Guru menjelaskan dan menjabarkan dari video tersebut
Penutup: - Siswa diminta membuat resume dari penjelasan guru dan video.
Observasi( konsetrasi anak), LK
Outing:membedakan jenis biji dikotil dan monokotil, perkawinan generative( cara penyebaran biji,spora ) dan perkembangbiakan vegetatif Learning Objective:Siswa mengetahui dan memahami proses penyerbukan dan pembuahan pada tanaman Outcomes: siswa mampu menceritakan proses penyerbukan dan pembuahan pada tanaman Proses SKILL: collection data Resource: VCD, sound, CD film penyerbukan, SF hal 102-109,LK, lingkungan sekitar
5 menit 50 menit 5 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar - Guru membagikan LK - Siswa menyiapkan alat tulis - Guru menjelaskan maksud dari kegiatan outing
Inti: - Guru memandu siswa keluar kelas - Siswa mendata biji tumbuhan dikotil dan monokotil - Guru menjelaskan dengan contoh biji tumbuhan dikotil dan
monokotil - Guru menunjukkan cara penyebaran biji tanaman, pengenalan spora
di tumbuhan suplir dan proses perkembangbiakan generatifnya - Guru memberi contoh salah satu perkembangan vegetative dan
menyebutkan cara perkembangbiakan vegetative lainnya - Siswa meresume di LK
Penutup: Siswa ditugasi melakukan salah satu contoh perkembangbiakan vegetative dalam bentuk laporan
Observasi, LK (tertulis), portopolio( Laporan )
ISHOMA
TAHFIDZ 60 menit
MAPEL 60 menit
DAILY PLAN
THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT WEEK : 7 HARI/TGL : Selasa
Nama Kegiatan Durasi waktu
Langkah Kegiatan Assesment Keterangan
Doa pagi dan Qiroaty 60 menit
Math: perhitungan waktu dan sudut Learning Objective: Melakukan pengerjaan hitung yang berkaitan dengan waktu dan mengukur sudut Outcome : siswa mampu menyelesaikan masalah yang terkait dengan waktu dan mampu mengukur besarnya sudut yang dibentuk dari 2 jarum jam Proses skill: estimate dan measure Resource: Peraga jam dinding, Math BSE
10 menit 30 menit 20 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak - Guru mereview lagi jenis2 sudut dengan pertanyaan. Ada berapa
jenis sudut yang masih kalian ingar? kalo sudut siku-siku, lurus besarnya berapa derajat?dst Inti
- Guru membawa alat peraga jam dinding - Guru meletakkan jarum jam dipukul 3, dan pukul 6. - Guru menanyakan “ kira-kira berapa ya besar sudut terkecilnya?” - Guru menjelaskan besar sudutnya. Dengan patokan sudut siku-siku
dan sudut lurus. Penutup:
- Siswa dibagikan LK pengukuran sudut
Observasi ( siswa mana yang sudah mampu membaca dan menulisn jam )
ISTIRAHAT
Diskusi: penumbuhan tanaman baru, penyebaran biji dan dan tanaman baru(proses perkembangbiakan generative dan vegetative) Learning Objective:Siswa mengetahui dan memahami cara perkembangbiakan generatif Outcomes: siswa mampu menceritakan cara perkembangbiakan generative dan vegetative tanaman Proses SKILL: comunicate Resource: SF hal 108
5 menit 30 menit 25 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar - Guru memberi bahan diskusi dengan bacaan SF 108.
Inti: - Siswa membaca bacaan SF hal 108 yang diberikan guru - Guru menyusun permasalahan untuk bahan diskusi: Bagaimanakah
cara tumbuhan berkembangbiak??? Penutup:
- Siswa diminta membuat resume dari hasil diskusi
Observasi( keaktifan siswa saat diskusi)
Reading: Pengaruh DNA terhadap pertumbuhan tanaman Learning Objective:Siswa membaca dan memahami teks panjang Outcomes: siswa mampu memahami isi suatu bacaan dan mampu membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat Proses SKILL: collection data Resource: SF 110-111
5 menit 20 menit 35 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar - Guru membagikan bacaan kepada siswa
Inti: - Secara bergilir guru meminta siswa untuk membaca keras teks
bacaan tersebut - Guru menjelaskan tentang intonasi bacaan dan contoh
pemakaiannya - Siswa secara bergilir diminta membaca keras berdasarkan intonasi
yang tepat Penutup:
- Siswa diminta membuat rangkuman
Observasi (kemampuan membaca dan menulis)
ISHOMA
TAHFIDZ 60 menit
MAPEL 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / PLANT
WEEK : 7 HARI/TGL : Rabu ,
Nama kegiatan Durasi waktu
Langkah kegiatan Assesmant Ket
Doa pagi 15 menit
Outbond Learning Objective:Low Impact Outhema Proses Skill: Leadership, disiplin Resourse Perkap OUTBOND
4 jam - Anak2 dikumpulkan dilapangan - Dipimpin oleh pemimpin kelas, baris-berbaris dan pemanasan - Guru outbond memberi pengarahan - Kegiatan OB - istirahat - Anak2 dikumpulkan lagi , guru mengajak untuk merefleksi kegiatan
OB
observasi
Tahfidz -
mapel -
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / interaction in Ecosystem
WEEK : 7 HARI/TGL : Kamis
Nama Kegiatan Durasi waktu
Langkah Kegiatan Assesment Keterangan
Doa pagi dan Qiroaty 60 menit
Outing: membongkar pot bawah tanah Learning Objective: Melakukan pengamatan ekosistem dan unsure-unsurnya Outcome : siswa mampu menyebutkan unsure-unsur ekosistem ( biotic dan abiotik) Proses skill: observe, Collection data, Classify, Modelling, proaktif, prediction Resource: SF hal 127-129, LK
10 menit 30 menit 20 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak - Siswa menyiapkan alat tulis - Guru memandu siswa keluar kelas
Inti - Guru memberi contoh/ Demo membongkar pot - Siswa mengamati ekosistem dalam pot - Siswa mendata mahluk hidup dan tak hidup yang ada - *)Apabila guru mencabut tanaman dalam pot apa yang terjadi terkait
dengan unsure-unsur ekosistem( bagaimana semut yang ada apakah masih tetap di stu atau merasa terganggu lalu pergi)
- Siswa diminta membuat tulisan analisa jika poin *) dilakukan/ salah satu unsure ekosistem dihilangkan
Penutup: - Siswa dibagi menjadi 2 kelompok - Tiap kelompok perindividu diberi penugasan membuat project :
membangun model ekosistem yang berisi semut hitam lalu didatangkan semut merah(modeling perubahan akibat datangnya organism baru) dan membuat model perubahan ekosistem kadar garam pada tanaman air dan ikan cethul
Observasi (pengamatan siswa), LK
ISTIRAHAT
Merumuskan pengertian ekosistem, unsure ekosistem, dan diskusi peran tiap makhluk Learning Objective:Siswa mengetahui pengetian ekosistem dan unsur2nya Outcomes: siswa mampu menjelaskan ekosistem dan usur2nya serta peran tiap unsure thd ekosistem Proses SKILL: comunicate Resource: SF hal 127-128
15 menit 20 menit 25 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar - Guru mereview ingatan siswa terkait materi ekosistem di kelas 4 - Guru mengajukan beberapa pertanyaan - Guru mengukur tingkat pemahaman siswa dari jawaban2 yang
dilontarkan siswa Inti:
- Guru mengajukan pertanyaan lagi untuk didiskusikan: “ apa peranan komponen ekosistem bagi kelangsungan ekosistem tersebut?”
- Siswa berdiskusi mengajukan argumennya - Guru menjelaskan
Penutup: - Siswa diminta meresume hasil diskusi
Observasi( keaktifan siswa saat diskusi)
Reading: Menaksir suatu bilangan Learning Objective:Siswa menaksir hasil pengerjaan hitung 2 bilangan Outcomes: siswa paham tentang penaksiran dan bisa menaksir hasil pengerjaan 2 bilangan Proses SKILL: estimate and measure Resource: Math BSE hal 9-13, LK
5 menit 20 menit 35 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak dengan game konsentrasi (peganglah apa
yang bu guru katakan jangan mengikuti gerakan yang dipraktekkan guru)
- Ulang-ulang sampai semua siswa mampu konsentrasi Inti
- Setelah semua siswa bisa konsentrasi guru mulai bercerita suatu kasus dalam kehidupan sehari2 yang berkaitan dengan penaksiran.
- Guru mulailah mengenalkan istilah penaksiran dan pemanfaatannya - Guru menjelaskan cara menaksiran hasil penghitungan 2 bilangan. - Guru menuliskan dengan kalimat matematika - Siswa memperhatikan dan menulis
Penutup: - Siswa diminta menyelesaikan suatu kasus yang terkait dengan
penaksiran(menaksir orang dalam suatu area)
LK
ISHOMA
TAHFIDZ 60 menit
MAPEL 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interaction in Ecosystem
WEEK : 7 HARI/TGL : Jumat
Nama Kegiatan Durasi waktu
Langkah Kegiatan Assesment Keterangan
Doa pagi dan Qiroaty 60 menit
Outing: melihat ekosistem air dekat sekolah(kolam) Learning Objective Siswa mengetahui komponen ekosistem suatu kolam Outcome: siswa mampu menyebutkan komponen ekosistem di kolam dan mampu menjelaskan peran tiap komponen dalam ekosistem kolam tsb. Proses skill: observe, Collection data, Classsify,Modelling, proaktif Resource: Kolam, sound, mix
10 menit 30 menit 20 menit
- Pembukaan - guru mengkondisikan anak - Guru mereview materi sebelumnya tentang apa itu ekosistem,
komponen-komponennya. - Guru menjelaskan maksud outing: mengamati ekosistem air di skitar
sekolah - Siswa menyiapkan alat tulisnya - Inti - Guru memandu siswa kluar kelas - Pengamatan di luar kelas - Siswa mencatat pengamatan
Penutup - Guru meminta siswa kembali ke kelas - Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan didepan
kelas
Observasi, LK
Diskusi: berbagai contoh bioma di dunia (terjadinya suatu bioma) Learning Objective Siswa mengetahui sebab-sebab terbentuknya Bioma Outcome: Siswa mampu menceritakan terjadinya suatu bioma dan bisa menyebutkan contoh-contoh bioma di dunia Proses skill: observe, Collection data, Resource: sound, mix
10 menit 40 menit 10 menit
Pembukaan - Guru mengkondisikan siswa - Guru membagikan bahan untuk didiskusikan: “ apa yang kalian
ketahui tentang bioma?, sebab-sebab terjadinya bioma?, sebutkan beberapa bioma didunia?”
- Guru membagi dalam 3 kelompok diskusi. - Tiap kelompok boleh mencari studi literaturnya
Inti: - Siswa mencari studi literature - Tiap kelompok masing2 berdiskusi - Tiap kelompok presentasi di depan kelas - Pembahasan bersama Guru dikaitkan
Penutup: - Siswa ditugasi meresume hasil diskusi
Observasi( keaktifan saat diskusi) LK( hasil resume)
Akhlaq: Pesan menjaga keseimbangan lingkungan Learning Objective: siswa mengetahui Tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi Outcame: siswa paham tentang tugas khalifah di muka bumi terkait dengan menaga keseimbangan lingkungan Proses Skill: observe, collection data Resource: Artikel kerusakan alam, ayat al quran (al-Mu'minun ayat 115, Surat All-Baqarah ayat 30, Qs. Al-An'am [6]: 165, Al Hijr ayat 27)
Pembukaan: - Guru mengkondisikan siswa dengan duduk melingkar - Guru membagikan beberapa artikel keseimbangan lingkungan
terganggu( kerusakan alam) Inti
- Siswa di minta membacakan secara keras secara bergilir - Pembahasan bersama oleh Guru : di kaitkan dengan tugas manusia di
muka bumi ini( ayat al quran) - Penjelasan manusia sebagai khalifah di muka bumi bukan perusak
Penutupan: - Siswa menulis kesimpulan
DAILY PLAN
THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interactions in Ecosystem WEEK : 8 HARI/TGL : Senin
Nama Kegiatan Durasi waktu
Langkah Kegiatan Assesment Keterangan
Doa pagi dan Qiroaty 60 menit
Outing: mengamati interaksi 2 makhluk hidup atau lebih (simbiosis dan kompetisi) di lingkungan sekolah Learning Objective: Siswa memahami tentang simbiosis dan kompetisi Outcome : Siswa mampu menceritakan apa itu simbiosis dan kompetisi dan mampu menyebutkan contoh simbiosis dan kompetisi Proses skill: communicate, inferring, classify Resource: Lingkungan sekitar,
10 menit 40 menit 10 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan siswa - Siswa menyiapkan alat tulis - Guru menjelaskan tujuan dari kegiatan outing
Intii: - Guru memandu siswa keluar kelas - Siswa menyebar mengamati lingkungan sekitar - Siswa mencatat pengamatan jika menemui interaksi antar makluk
hidup - Siswa kembali ke kelas - Guru mendata interaksi makluk hidup yanga ada - Siswa mengklasifikasikan mana yang simbiosis dan mana yang
kompetisi - Guru membantu menjelaskan setelah mereka berhasil
mengklasifikasi - Siswa mengetahui apa itu kompetisi dan simbiosis
Penutup: - siswa mempersiapkan materi untuk bahan laporan pengamatan
Observasi ( keaktifan mengamati
ISTIRAHAT
Lingualistik: membuat laporan pengamatan dan diskusi tujuan kompetisi antar makhluk hidup Learning Objective:Siswa mengetahui sistematika laporan Pengamatan Outcomes: siswa mampu membuat laporan pengamatan dengan sistematis
5 menit 30 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar - Guru memberikan bahan diskusi: apa tujuan kompetisi
Inti: - Siswa berdiskusi di pandu guru - Siswa menyimpilkan hasil diskusi yang di peroleh - Guru mengkompare hasil diskusi dengan literature SF hal 140-143
Observasi(keaktifan anak saat diskusi),porto polio
Proses SKILL: communicate, collection data Resource: SF Hal 140-143
25 menit
- Siswa mencatat kesimpulannya Penutup:
- Siswa diminta membuat laporan pengamatan tentang simbiosis dan kompetisi dari bahan pengamatan yang sudah ada/dilalukukan
Menonton: perilaku berang-berang dan semut mengubah membuat ekosistem Learning Objective: Siswa mengetahui perilaku berang2 dan semut Outcomes: siswa belajar dari perilaku berang2 dan semut Proses SKILL: collection data dan observe Resource: VCD, sound, CD film
10 menit 30 menit 20 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar - Guru menyiapkan sound, mix dan perlengkapan nonton CD
Inti: - Siswa menonton - Guru memberi penjelsan
Penutup: - Siswa diberi tugas menulis pesan yang terkait terkait dari film
ISHOMA
TAHFIDZ 60 menit
MAPEL 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / / Interactions in Ecosystem
WEEK : 8 HARI/TGL : Selasa
Nama Kegiatan Durasi waktu
Langkah Kegiatan Assesment Keterangan
Doa pagi dan Qiroaty 60 menit
Math: mengukur sudut dengan busur lingkaran dan menyelesaikan perhitungan di bangun datar Learning Objective: Siswa melakukan pengukuran suatu sudut dan menghitung jumlah sudut di suatu bangun datar Outcome : siswa mampu mengukur sudut dengan busur dan bisa menentukan besar sudut salah satu sudut bangun datar Proses skill: estimate dan measure Resource: Busur, bangun datar, LK
5 menit 40 menit 15menit
Pembukaan: - Siswa menyiapan busur dan alat tulis lainnya - Guru membawa alat peraga bangun datar
Inti - Guru menjelaskan cara mengukur sudut dengan busur - Guru memberi contoh - Guru membagikan bangun ruang lain ke siswa - Siswa mencoba mengukur tiap sudut di bangun ruang tersebut - Siswa menjumlahan sudut-sudutnya - Dengan dipandu guru siswa menyimpulkan jumlah sudut di setiap
bangun datar yang sudah dibagi. Penutup:
- Siswa menulis catatan - Penugasan di rumah terkait mengukur sudut
Observasi ( siswa mana yang sudah mampu), LK
ISTIRAHAT
Reading: Membaca SF 148-151 (rantai energy,N,O2,CO2 dan pengaruhnya) Learning Objective:Siswa membaca teks panjang dengan intonasi dan lafal yang tepat Outcomes: siswa mampu membaca keras teks panjang dengan lafal dan intonasi yang tepat Proses SKILL: comunicate , collection data Resource: SF hal 148-151, mix, sound
10 menit 40 menit 10 menit
Pembukaan: - Guru membagikan materi yang akan dibaca(sf hal 148-151)
Inti: - Siswa membaca bacaan SF hal 148 -151yang diberikan guru - Guru meminta tiap untuk membaca keras secara bergilir
Penutup: - Siswa diminta memahami bacaan
Menulis: Merangkum dan menemukan tema utama di setiap paragraph Learning Objective: menemukan kalimat utama di setiap paragraph Outcomes: Siswa mampu membuat rangkuman dan menentukan kalimat utama
5 menit 20 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar - Guru membagikan bacaan kepada siswa
Inti: - Secara bergilir guru meminta siswa untuk membaca keras teks
bacaan tersebut - Guru menjelaskan tentang intonasi bacaan dan contoh
tiap paragraf Proses SKILL: collection data, observe Resource: SF 148-151, kertas hvs
35 menit
pemakaiannya - Siswa secara bergilir diminta membaca keras berdasarkan intonasi
yang tepat Penutup:
- Siswa diminta membuat rangkuman
ISHOMA
TAHFIDZ 60 menit
MAPEL 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interaction in Ecosystem
WEEK : 8 HARI/TGL : Rabu ,
Nama kegiatan Durasi waktu
Langkah kegiatan Assesmant Ket
Doa pagi dan qiroaty 60 menit
Outbond Learning Objective: Outcome Proses Skill: Leadership, disiplin Resourse Perkap OUTBOND
30 menit 180 menit 15 menit
Pembukaan - Anak2 dikumpulkan dilapangan - Dipimpin oleh pemimpin kelas untuk baris-berbaris dan pemanasan - Guru outbond memberi pengarahan Inti - Kegiatan OB
Penutup - Anak2 dikumpulkan lagi , guru mengajak untuk merefleksi kegiatan
OB
observasi
Tahfidz 60 menit
mapel 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / interaction in Ecosystem
WEEK : 8 HARI/TGL : Kamis
Nama Kegiatan Durasi waktu
Langkah Kegiatan Assesment Keterangan
Doa pagi dan Qiroaty 60 menit
Outing: keadaan di bawah pohon rindang (membandingkan tempat yang sedikit O2 dan yang banyak O2) Learning Objective: Mengamati siklus makanan, membandingkan tempat yang ber 02 banyak dan sedikit Outcome : siswa mampu menceritakan tentang siklus makanan Proses skill: compare and contrast, prediction Resource:
10 menit 30 menit 20 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak - Guru memandu siswa keluar kelas menu tempat yang banyak
pohonnya Inti
- Guru membagikan plastic ke tiap anak - Guru meminta siswa menutup kepalanya dengan plastic - Guru meminta siswa merasakan - Dalam waktu 10 menit guru mengomando untuk membuka
plastiknya. - Guru meminta beberapa siswa menceritakan apa yang mereka rasa - Selama 10 menit juga siswa diminta merasakan di bawah pohon yang
rindang - Guru meminta beberapa orang untuk bercerita membandingkan 2
kondisi tsb. - Setelah semua paham , Guru menugasi siswa mengamati siklus
makanan yang ada di sekitar Penutup Siswa di beri tugas membuat contoh siklus makanan
Observasi (pengamatan siswa), LK
ISTIRAHAT
Math: mengukur sudut dibangun datar 15 menit Pembukaan: Observasi(
dengan busur Learning Objective:Siswa membandingkan pengukuran sudut dengan busur dan dengan perhitungan Outcomes: Siswa mampu menggunakan busur dan mengetahui jumlah sudut dalam suatu bangun datar Proses SKILL: compare dan contrast, estimate and measure Resource: bangun datar, busur, kertas, LK
20 menit 25 menit
- Guru mengkondisikan anak - Guru membagikan LK
Inti: - Siswa mengukur sudut di bangun datar tsb menggunakan busur. - Siswa menyisakan satu sudut di bangun datar tersebut jangan diukur
dulu - Guru mengintruksikan ke siswa untuk mengingat hipotesa yang
sudah didapat( sudut di segitiga berjumlah 180, din bangun segiempat berjumlah 360)
- Guru meminta siswa untuk mengira2 besar susdut yang tersisa dengan hasil hipotesa tersebut
- Guru meminta siswa mengukur sudut tsb dengan busur - Guru meminta siswa untuk membandingkan hasilnya - Guru memberikan kesimpulan
Penutup: - Siswa menyelesaikan LK yang lain
keaktifan siswa saat diskusi)
Game: Bermain dengan sudut dan arah Learning Objective:Siswa memahami besarnya sudut dan arah Outcomes: siswa mengerti tentang arah dan besarnya sudut 45,90.180. Proses SKILL: comunicate Resource: penutup mata
10 menit 40 menit \ 10 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak - Guru menjelaskan aturan permainan( mata ditutup, siswa diminta
untuk mengikuti intruksi guru, 90 derajat kea rah kanan, 45 derajat ke kiri dst) Inti
- Beberapa siswa di tutup matanya - Guru memberi instruksi - Siswa mendengarkan ,bagi yang salah digantikan teman yang lain - Seterusnya sampe siswa yang paling terakhir bertahan itulah
pemenangnya Penutup:
- Refleksi dari permainan yang ada
ISHOMA
TAHFIDZ 60 menit
MAPEL 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interaction in Ecosystem
WEEK : 8 HARI/TGL : Jumat
Nama Kegiatan Durasi waktu
Langkah Kegiatan Assesment Keterangan
Doa pagi dan Qiroaty 60 menit
Reading: artikel hikmah di balik benalu (tanaman parasit) Learning Objective Siswa mengetahui hikmah di balik benalu, menentukan kalimat utama Outcome: siswa bisa mengambil hikmah di balik benalu, menuliskan kalimat utama Proses skill: observe Resource: Artikel, mix, sound
5 menit 20menit 35 menit
Pembukaan - guru mengkondisikan anak - Guru membagikan artikel
Inti - Siswa membaca artikel mandiri - Guru meminta siswa untuk membaca keras secara bergiliran - Guru menjelaskan hikmah dibalik benalu
Penutup - Guru menugaskan siswa menentukan kalimat utamanya - Dari kalimat utama tersebut, siswa diminta mengembangkan kalimat
lagi dengan bhasa sendiri
Observasi,LK
Mendengarkan kisah tentang Rosulullah( latar belakang kakek dan pamannya) Learning Objective Siswa mengetahui kisah rosulullah Outcome: Siswa mampu menceritakan kembali kisah rosulullah Proses skill: observe, Collection data, Resource: Mute
5 menit 25 menit 30 menit
Pembukaan - Guru mengkondisikan siswa dengan duduk melingkar
Inti: - Guru mulai bercerita kisah rosulullah dari kanak-kanak sampai
dewasa - Siswa mendengarkan
Penutup: - Siswa ditugasi menceritakan kembali apa yag telah didengar
Observasi( keaktifan saat diskusi) LK( hasil resume)
Bahasa Jawa :Cerita Pandhawa Learning Objective: membaca dan memahami teks bahasa jawa Outcame: Siswa mampu membaca teks bahasa jawa dan memahami isinya Proses Skill:, collection data Resource: Teks bahasa jawa tentang pandawa, mix, sound
Pembukaan: - Guru mengkondisikan siswa dengan duduk melingkar - Guru membagikan teks
Inti - Siswa di minta membacakan secara keras secara bergilir
Penutup: - Siswa menuliskan kembali isi teks
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interaction in Ecosystem
WEEK : 9 HARI/TGL : Senin ,
Nama kegiatan Durasi waktu
Langkah kegiatan Assesmant Ket
Doa pagi dan qiroaty 60 menit
Perubahan DNA dan sifat yang diturunkannya( perubahan DNA dikarenakan lingkungan) Learning Objective: Siswa mengetahui Apa itu DNA, sifat yang diturunkan Outcome: Siswa mengetahui istilah DNA dan sifat yang diturunkan Proses Skill: collection data Resourse SF hal: 170-173
15 menit 30 menit 15 menit
Pembukaan - Guru mengkondisikan siswa dengan game( “Ikuti jika guru berkata:
saya berkata pegang………”) - Siswa mengikuti Inti - Gurumenjelaskan tentang DNA dan penurunan sifat - Guru menjelaskan tentang perubahan DNA akibat lingkungan (
anjing yang awalnya karnivora, kemudian karena dipelihara lingkungan mengaklibatkan menjadi jinak dan omnivore)
Penutup - Siswa mencatat penjelasan guru
observasi
Interview: Sifat fisik orang tua, anak, binatang peliharaan terkait dengan penurunan sifat Learning Objective: Siswa melakukan wawancara Outcome: Siswa berani bertanya dan mewawancarai Proses Skill: collection data Resourse: form wawancara
5 menit 30 menit 25 menit
Pembukaan - Guru mengkondisikan siswa - Guru membagikan form wawancara - Guru menjelaskan form wawancara
Inti : - Siswa mewawancarai teman satu kelas - Siswa menulis hasil wawancara
Penutup: Siswa menulis laporan wawancara
Observasi (keseriusan dan keberanian untuk wawancara), laporan wawancara
Diskusi: Contoh sifat yang diturunkan dan yang tidak( gen-lingkungan) Learning Objective: siswa mengetahui sifat yang diturunkan dan yang tidak ( dipengaruhi oleh gen dan lingkungan)
10 menit 30 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan siswa - Guru memberikan bahan diskusi: sifat- sifat apa saja yang bisa
menurun dan sifat apa saja yang tidak menurun Inti:
- Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok diskusi
Outcome: Siswa mampu menyebutkan contoh sifat yang bisa diturunkan dan yang tidak diturunkan Proses Skill: comunicate Resourse: hasil interview
20 menit
- Siswa berdiskusi berdasarkan hasil dari interview - Guru menjelaskan
Penutup: Siswa meresume hasil diskusi
Tahfidz 60 menit
MapeL 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interactions in Ecosystem
WEEK : 9 HARI/TGL : Selasa
Nama Kegiatan Durasi waktu
Langkah Kegiatan Assesment Keterangan
Doa pagi dan Qiroaty 60 menit
Math: pengulangan materi yang lalu dalam soal cerita Learning Objective: Siswa menyelesaikan soal cerita terkait materi sudut, waktu, bilangan bulat, KPK dan FPB, sifat bangun datar Outcome : Siswa mampu menyelesaikan soal yang diberikan Proses skill: Resource: LK
10 menit 40 menit 10 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan siswa - Siswa menyiapkan alat tulis - Guru mereview beberapa materi - Guru membagikan LK
Inti: - Siswa mengerjakan LK yang diberikan guru
Penutup: - Guru memeriksa kerjaan siswa - Guru mengevaluasi daya serap siswa
Observasi ( kemampuan daya serap), LK
ISTIRAHAT
Diskusi: Bagaimana binatang beradaptasi, berubah perilaku,(anjing, kucing, burung) Learning Objective:Siswa mengetahui bagaimana binatang beradaptasi dengan lingkungannya. Outcomes: siswa mampu menyebutkan salah satu cara adaptasi hewan Proses SKILL: communicate, collection data Resource: SF
10 menit 40 menit 10 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar - Guru membagi siswa dalam 5 kelompok - Tiap kelompok menyelidiki cara adaptasi dari beberapa hewan (
kucing, burung, bebek, anjing, dll) - Guru memberikan bahan diskusi: Bagaimana binatang beradaptasi,
berubah perilaku Inti:
- Siswa berdiskusi dalam satu kelompok - Siswa mempresentasikan - Siswa kelompok lain menanggapi - Siswa menyimpulkan hasil diskusi yang di peroleh - Guru mengkompare hasil diskusi dengan literature SF hal 140-143
Penutup - Guru mereview ulang
Observasi(keaktifan anak saat diskusi),porto polio
LaB: perubahan perilaku pada ikan cethul Learning Objective: Siswa mengamati perubahan perilaku pada ikan cethul Outcomes: siswa mampu bercerita tentang contoh perilaku binatang yang berubah karena lingkungan Proses SKILL: collection data, observe Resource: ikan cethul, toples berisi air, air garam, Prosedure cara kerja
10 menit 30 menit 20 menit
Pembukaan: - Siswa menyiapkan ikan cethul beserta toplesnya - Guru membagikan prosedur langkah kerja
Inti: - Siswa mengamati sesuai langkah kerja
Penutup: - Siswa menulis hasil pengamatan
Observasi( keaktifan siswa ikut lab) Portofolio
ISHOMA
TAHFIDZ 60 menit
MAPEL 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interaction in Ecosystem
WEEK : 9 HARI/TGL : Rabu ,
Nama kegiatan Durasi waktu
Langkah kegiatan Assesmant Ket
Doa pagi dan qiroaty 60 menit
Outbond Learning Objective: Outcome Proses Skill: Leadership, disiplin
30 menit 180 menit 15 menit
Pembukaan - Anak2 dikumpulkan dilapangan - Dipimpin oleh pemimpin kelas untuk baris-berbaris dan pemanasan - Guru outbond memberi pengarahan Inti - Kegiatan OB
Penutup - Anak2 dikumpulkan lagi , guru mengajak untuk merefleksi kegiatan
observasi
Resourse Perkap OUTBOND
OB
Tahfidz 60 menit
mapel 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interactions in Ecosystem
WEEK : 9 HARI/TGL : kamis
Nama Kegiatan Durasi waktu
Langkah Kegiatan Assesment Keterangan
Doa pagi dan Qiroaty 60 menit
Lingual: Bagaimana perubahan ekosistem menyebabkan perubahan makhluk hidup Learning Objective: Siswa melakukan pengamatan bahwa perubahan ekosisistem bisa menyebabkan perubahan perilaku makhluk hidup Outcome : Siswa mampu memberi salah satu contoh makhluk hidup yang berubah akibat berubahnya ekosistem Prosses Skill: observasi, collection data Resource: SF 174-177
10 menit 20 menit 30 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan siswa - Guru menyiapkan artikel SF hal 174-177 - Guru membagikan artikel tersebut
Inti: - Siswa membaca artikel yang diberikan guru - Siswa memahami artikel tersebut
Penutup: - Guru meminta siswa untuk menjelaskan maksud artikel tersebut
secara tertulis( boleh gambar, artikel, atau skema)
ISTIRAHAT
Penjelasan: kepunahan perubahan sifat genetis akibat perubahan lingkungan. Adaptasi yang gagal / buruk Learning Objective:Siswa mengetahui kepunahan perubahan sifat genetis akibat perubahan lingkungan. Adaptasi yang gagal / buruk. Outcomes: siswa mampu menceritakan sebab-sebab terjdi kepunahan Proses SKILL: collection data Resource: SF
10 menit 30 menit 20 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan anak dengan duduk melingkar - Game konsentrasi
Inti: - Guru menjelaskan tentang materi - Siswa memperhatikan
Penutup - Siswa mencatat
Observasi(keaktifan anak saat diskusi),porto polio
Akhlaq: perlunya menjaga keseimbangan alam dan menyayangi makhluk hidup Learning Objective: Siswa mengetahui akhlaq terhadap makhluk hidup dan lingkungan lewat poster Outcomes: siswa melakukan contoh perilaku memnjaga keseimbangan lingkungan Proses SKILL: observe Resource: kertas gambar, pewarna, poster
10 menit 50 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan siswa - Guru menjelaskan perlunya menjaga keseimbangan lingkungan
Inti: - Siswa menuangkan ide menjaga keseimbangan alam lewat
menggambar poster Penutup:
- Guru memberi note poster siswa
Poster
ISHOMA
TAHFIDZ 60 menit
MAPEL 60 menit
DAILY PLAN THEMA/SUBTHEMA : LIFE SCIENCE / Interaction in Ecosystem
WEEK : 9 HARI/TGL : Jumat
Nama Kegiatan Durasi waktu
Langkah Kegiatan Assesment Keterangan
Doa pagi dan Qiroaty 60 menit
Math: pengulangan materi yang lalu dalam soal cerita Learning Objective: Siswa menyelesaikan soal cerita terkait materi sudut, waktu, bilangan bulat, KPK dan FPB, sifat bangun datar Outcome : Siswa mampu menyelesaikan soal yang diberikan Proses skill: Resource: LK
10 menit 40 menit 10 menit
Pembukaan: - Guru mengkondisikan siswa - Siswa menyiapkan alat tulis - Guru mereview beberapa materi - Guru membagikan LK
Inti: - Siswa mengerjakan LK yang diberikan guru
Penutup: - Guru membahas LK
Observasi,LK
PKn: Wawasan Nusantara Learning Objective Siswa mengetahui pentingnya wawasan nusantara Outcome: Siswa mampu menjelaskan pentingnya wawasan nusantara untuk mempersatukan NKRI Proses skill: observe, Collection data, Resource: Buku Pkn
5 menit 25 menit 30 menit
Pembukaan - Guru mengkondisikan siswa dengan duduk melingkar
Inti: - Guru mulai bercerita tentang wawasan nusantara beserta contoh-
contoh dalam kehidupan sehari-hari - Siswa mendengarkan
Penutup: - Siswa ditugasi meresume penjelasan guru
Bahasa Jawa :Cerita Pandhawa (lanjutan) Learning Objective: membaca dan memahami teks bahasa jawa Outcame: Siswa mampu membaca teks bahasa jawa dan memahami isinya Proses Skill:, collection data Resource: Teks bahasa jawa tentang pandawa, mix, sound
Pembukaan: - Guru mengkondisikan siswa dengan duduk melingkar - Guru membagikan teks cerita punakawan
Inti - Siswa di minta membacakan secara keras secara bergilir
Penutup: - Siswa menuliskan kembali isi teks
1
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA
A. Hari/Tanggal : Selasa, 12 Juli 2011
Tempat : Kantor SD Alam Ar-Ridho Semarang
Waktu : 08:00 WIB
Narasumber : Direktur SA Ar-Ridho, Mia Inayati Rahmania, A.Md.
1. Peneliti : Seperti Apa Tinjauan Historis SD Alam Ar-
Ridho Semarang?
Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho :
Tinjauan historis SD Alam Ar-Ridho yakni Sebelum
berdirinya SD pada tahun 2000, terebih dahulu sudah ada TK dan
PAUD Alam Ar-Ridho pada tahun 1996. Atas saran dari teman teman
ibu Mia, beliau bermaksud mendirikan sebuah SD yang mirip sekolah
lanjutan setelah TK atau PAUD.
2. Peneliti : Siapa yang mempunyai ide atau gagasan
pertama kali untuk mendirikan SD Alam Ar-Ridho Semarang?
Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho :
Berawal dari gagasan yang dimunculkan oleh H. Nurul
Khamdi, B. Eng, Mia Inayati Rahmania M.Pd., beserta teman-teman
dekatnya yang ingin menciptakan manusia yang berkualitas dalam
urusan dunia maupun akhirat, maka pada tahun 1996 di dirikan TK
Islam terpadu. Kemudian atas saran dari teman temannya juga, beliau
bermaksud mendirikan sebuah SD yang mirip sekolah lanjutan setelah
TK. Sebelum mendirikan SD ini, H. Nurul Khamdi beserta stafnya
melakukan studi banding di Sekolah Alam Ciganjur Jakarta. Setelah
bertemu dengan penggagas dari sekolah alam dan konsepnya sesuai
yakni mewadahi anak secara alam dan mendekatkan diri anak pada
lingkungan, membuat hidup anak menjadi lebih berwarna sehingga
dalam pembelajaran anak tidak terpaksa melakukan pelajaran. Maka
pada tahun 2000 berdirilah SD Alam Ar-Ridho.
3. Peneliti : Apa visi dan misi SD Alam Ar-Ridho
Semarang?
Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho :
Visi Sekolah Dasar (SD) Alam Ar-Ridho Menjadi word school
yang selalu berinovasi mengembangkan metode pendidikan yang
2
menjadikan manusia tahu tata cara tunduk kepada Allah sebagai
khalifah dalam setiap proses pembelajaran.
Missi SD Alam Ar-Ridho: Mendidik aqidah, ibadah, dan
akhlaqul karimah. Mendidik karakter leader, enterpreneur, ilmiah, dan
peduli lingkungan. Mengoptimalkan seluruh kecerdasan. Membangun
kepedulian terhadap hidup sehat dan bersih. Mempersiapkan pendidik
yang kreatif dan inovatif Profesional dalam manajemen. Bersinergi
dengan seluruh stake holder utamanya orang tua siswa. Menyediakan
lingkungan belajar yang menyenangkan.
4. Peneliti : Bagaimana keadaan guru, karyawan, dan siswa
di SD Alam Ar-Ridho Semarang?
Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho :
Tenaga pendidik di SD Alam Ar-Ridho merupakan orang yang
berkompeten dibidangnya yaitu mampu mendidik anak agar dapat
mengembangkan segala potensinya. Rasio jumlah perbandingan
antara tenaga pendidik dan anak, kompetensi serta latar belakang
pendidikan pendidik, menjadi prioritas utama. Di SD Alam Ar-Ridho
seorang pendidik harus seseorang yang berpengalaman dan
mempunyai kemampuan dalam mendidik. Tenaga pendidik di SD
Alam Ar-Ridho harus memiliki dedikasi, kompetensi, loyalitas,
responsibility dan kreatifitas. Perbedaan siswa sangat diperhatikan
oleh mereka. Tanggung jawab tenaga pendidik tidak hanya mengajar,
tetapi juga bertanggung jawab agar jangan sampai terlambat untuk
mengetahui kelemahan anak. Untuk membantu anak yang kurang,
maka pihak sekolah melakukan komunikasi dengan orang tua.
5. Peneliti : Bagaimana Kurikulum yang digunakan di SD
Alam Ar-Ridho Semarang?
Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho :
Kurikulum SD Alam Ar-Ridho sesuai dengan kurikulum dari
pemerintah. SD Alam Ar-Ridho menggunakan pembelajaran tematik
serta tema dari PERMENDIKNAS yang bermuatan sains. Materi
pokok tersebut kemudian dijadikan tema pembelajaran yang kemudian
diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain. Tema tersebut terus
berubah setiap minggunya sehingga anak tidak akan merasa bosan
atau jenuh untuk belajar.
3
B. Hari/Tanggal : Rabu, 13 Juli 2011
Tempat : Ruang Kelas SD Alam Ar-Ridho Semarang, tepatnya
di kelas VB
Waktu : 09:30 WIB
Narasumber : Guru Kelas VB, Haryati Ida KW, S.Si
1. Peneliti : Apa saja Materi PAI di SD Alam Ar-Ridho
Semarang?
Guru :
Secara umum materi PAI yang disampaikan sesuai dengan SK
KD dari Permendiknas, karena di SD Alam Ar-Ridho ini juga
mengikuti UAS dari pemerintah. Akan tetapi penyampaian serta
pengembangan materinya disesuaikan dengan tingkat kemampuan
serta tingkatan peserta didik dalam menerima materi yang
disampaikan.
Dalam penyampaian mata pelajaran PAI, di SD Alam Ar-
Ridho mempunyai tingkatan-tingkatan dalam penyampaiannya.
Misalnya : untuk kelas I-IV mapel PAI disampaikan secara tematik
dan diintegrasikan dengan mapel yang lainnya. Sedangkan
pembelajaran PAI di kelas V dan VI hampir sama dengan
pembelajaran di kelas I-IV, namun di kelas ini ditambahkan pelajaran
Fiqih dan Bahasa Arab. Kenapa pelajaran Fiqih dipisahkan dengan
pelajaran PAI, hal tersebut dikarenakan Fiqih merupakan pelajaran
bagi anak menjelang usia baligh. Pengetahuan ini harus terkonsentrasi,
karena merupakan pengetahuan wajib bagi anak.
2. Peneliti : Bagaimana Proses Pelaksanaan Model Joyfull
Learning Pendidikan Agama Islam di SD Alam Ar-Ridho
Semarang?
Guru :
Proses pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dilakukan secara
terintegrasi dengan mata pelajaran lain, sehingga pelaksanaan
pendidikan agama islam dapat dilakukan pada saat pembelajaran baik
didalam kelas maupun diluar kelas. Pembelajaran dengan model
joyfull learning merupakan pembelajaran dengan menggunakan
berbagai metode. Pembelajaran ini mampu menjembatani anak agar
dapat belajar dengan santai tanpa beban. Model joyfull learning
dalam PAI dapat juga diaktualisasikan dengan mengajak anak keluar
kelas kemudian membuat lingkaran. Hal ini dilakukan agar anak dapat
menerima pelajaran dengan keadaan rileks dan kondusif.
Pembelajaran ini juga dapat dilakukan dengan mengajak anak ke
taman, melakukan brainforming dengan sebuah permasalahan. Setiap
4
pagi anak selalu diberi tausiah oleh guru kelas dan kemudian dilanjut
do’a. Setelah tausiah, anak-anak diberikan pertanyaan tentang tausiah
dan menarik kesimpulan. Kemudian guru menyimpulkan kembali
tausiah tersebut.
Variasi dalam penggunaan metode dalam model ini, membuat
anak didik merasa senang (enjoy) ketika belajar. Pembelajaran PAI
lebih menekankan pada pembelajaran yang aplikatif, pembentukan
karakter. Alhasil, pembelajaran dapat berjalan dengan apa adanya
tanpa paksaan dan rekayasa mengalir bagai air.
3. Peneliti : Bagaimana evaluasi Pelaksanaan mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam ?
Guru PAI :
Evaluasi di SD Alam Ar-Ridho berprinsip bahwa tingkat
kecerdasan bukan satu satunya faktor untuk menentukan prestasi,
belajar tidak untuk mengejar nilai, tetapi untuk bisa memanfaatkan
ilmunya dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga yang menjadi acuan
dari penilaian setiap anak berbeda tergantung tingkat kemampuan
anak masing – masing yang dibandingkan dengan hasil evaluasi dari
kegiatan sebelumnya. Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan
peserta didi, setiap tenaga pendidik kelas ataupun tenaga pendidik
mata pelajaran harus mengadakan evaluasi. Penilaian ini dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi
yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
4. Peneliti : Bagaimana bentuk dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang digunakan di SD Alam Ar-Ridho ini?
Guru PAI :
RPP di SD Alam Ar-Ridho menggunakan daily dan weekly,
daily merupakan Rencana pembelajaran harian penjabaran dari
weekly. Setiap awal semester kepala sekolah beserta guru-guru
mengadakan raker untuk materi pembelajaran selama satu semester
yang termasuk di dalamnya membahas mengenai weekly dan daily.
5. Peneliti : Apa kelemahan dari penerapan model joyfull
learning?
Guru :
Model joyfull learning atau fun learning ini hampir tidak
mempunyai kelemahan dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut
dikarenakan, saat pembelajaran berlangsung guru telah
mengembalikan dasar pembelajaran ke fitrahnya yakni
membangkitkan potensi anak didik melalui transfer pengetahuan yang
5
tidak bersifat indoktriner ataupun pendiktean dengan guru sebagai
instrumen dan fasilitatornya.
6. Apa kendala-kendala yang dihadapi ketika pelaksanaan model
joyfull learning pada mata pelajaran PAI?
Guru :
Dalam penerapan model joyfull learning, titik tolak terdapat
pada guru. Jika guru menguasai macam-macam metode, pendekatan
serta teknik dalam pembelajaran maka tujuan dari pembelajaran
tersebut akan mudah tercapai. Sedangkan dari segi sarana dan
prasarana di SD Alam Ar-Ridho sudah baik dan lengkap, tinggal
manusianya saja yang menjalankannya.
Kendala dalam pembelajaran yaitu pada manusianya, model
dan perangkat apapun, jika manusia siap bergerak pasti akan baik
pula. kendala yang lain juga keterbatasan waktu dan tenaga, dan
tugas-tugas lain yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu kendala
waktu.
Month : July Semester : 1
Week : 1 Year : 2011/2012
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Resource
Science-tech:
compare -
contrast
07.30 - 08.30
Qiroaty Qiroaty Qiroaty Qiroaty
1. SF audio
terjemahan
hal. 7
Math : bangun
datar,
menaksir
08.30 - 09.30Math : sifat-
sifat bangun
datar,
mengumpulka
n klasifikasi
O
Cd
Cl
Out: mendata
hewan tumb
sekitar
sekolah,
karakteristik
O
Cd
Cl
E
M
Cl
Sc: hewan
avert. Lihat
VCD lebah,
semut, hikmah
O
Cd
Math :
Menghitung
luasan bangun
datar
E
2. VCD Harun
Yahya : semut,
lebah
Lingua: listen,
writing,
presentasi
09.30 - 10.00 3. Audio
Ilmuwan
Muslim (Jawa)
Social : kerja
kelompok
Leadership :
10.00 - 11.00Scien: dasar
klasifikasi (SF
hal 7 listen)
Co
5 6
Scien : diskusi
di dlm kelas
karakte
vertebrata
Co
5 6
Lingua:
menulis
resume,
presentasi
Co
Bhs Jawa : Al
Baitar/ Al
Dinawari
4. Kertas
kotak kecil
Art :
herbarium
dedaunan
11.00 - 12.00Lab zone :
memisahkan
kacang
lanj : resume
vertebr, ciri
dan siklus
hidup, games
lanjutan
(kesimpulan
siklus avert.)
Religion :
Adam as,
Perawi Hadits
5. perangkat
multimedia
Religi : adam
as, hikmah
lebah semut
12.00 - 13.00
Computer
13.00 - 14.00
Hafalan Computer Bhs Arab Hafalan
Music
14.00 - 15.00
Fiqih Inggris Hafalan
Outbond
Outbond
Outbond
Pulang
Istirahat 1
LIFE
SC
IEN
CE
/ K
lasi
fika
si
Istirahat 2 Pulang
Grade 5 Weekly Plan
Them
e /
sub
th
eme
basic
competency
time
Month : July Semester : 1
Week : 2 Year : 2011/2012Monday Tuesday Monday Thursday Friday Resource
Science-tech:
classify,
predict,
summarize
07.30 - 08.30
Qiroaty Qiroaty Qiroaty Qiroaty
1. gelas ukur,
stop watch /
timer
Math : bangun
datar,
faktorisasi
08.30 - 09.30
Math : volume
dan praktek
cara
mengukur vol.
dan waktu
E
outing
mkumpulkan
daun,
herbarium,
mklasifikasi,
msebut
ksrskteristik
O
Cd
Cl
Math : volume
dan praktek
cara
mengukur vol.
dan waktu
E
Ahlak dan
Sejarah :
Kerajaan awal
di Nusantara
dan tugas
telaah
Cl
Id
2. air, gula,
thermometer,
fermipan
Social : kerja
kelompok,
Sejarah
10.00 - 11.00Lab zone :
menumbuhka
n bakteri di
semangka,
summarize
Ex
Lingua, Scien:
reading SF 22-
25. tumb dan
klasifikasi
Cd
Scien, Lingua :
Presentasi
multimedia
1
Co
m
Math :
Faktorisasi,
FPB dan KPK
4. SF : hal. 22-
25 Terjemah,
reading mat'l
Art/business
11.00 - 12.00 lab zone:
membuat
bakteri dg air
gula,
suhu→tulis
prosedur
kesimpulan
P
Ex
V
lanjutan,
klasifikasi
tumbuhan
ditambah
dengan
penjelasan
guru
Scien, Lingua :
Presentasi
multimedia
1
Co
m
Religi : Tafsir
Al Lahab/
evaluasi
Religion :
mengagumi
ciptaanNya
12.00 - 13.00
Computer
13.00 - 14.00
Hafalan Computer Bhs Arab Hafalan
Music
14.00 - 15.00
Fiqih Inggris Hafalan
Outbond
Note : Penugasan hari selasa membuat presentasi multimedia tentang percobaan yang dilakukan, topik penumbuhan bakteri
Outbond
Grade 5 Weekly Plan
LIFE
SC
IEN
CE
/ K
lasi
fika
si
basic
competency
time
Pulang
Istirahat 2 Pulang
Them
e /
sub
them
Outbond