JOURNAL READING.doc

9
JOURNAL READING Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Anak Disusun Oleh : PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES KUNINGAN KUNINGAN Nanang Saprudin ( 215112004 )

Transcript of JOURNAL READING.doc

Page 1: JOURNAL READING.doc

JOURNAL READING

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES KUNINGAN

KUNINGAN

2014

Nanang Saprudin ( 215112004 )

Page 2: JOURNAL READING.doc

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PRA OPERASI PADA ANAK

PENDAHULUAN

Salah satu indeks penting yang digunakan untuk memperkirakan kesehatan bangsa

adalah status kesehatan anak-anak di negara. Sayangnya, bayi sehatpun bisa sakit.

Operasi dapat menjadi pengalaman yang mengancam untuk semua orang, terutama untuk

anak-anak. Anak yang dirawat di rumah sakit mungkin mengalami tingkat kecemasan yang

tinggi karena berbagai faktor baik fisik dan psikologis. Hal ini tidak mengherankan karena

65% dari anak-anak mengalami kecemasan yang signifikan berhubungan dengan periode

prabedah . Operasi pada anak ini menjadi peristiwa yang sangat penting dan signifikan bagi

kehidupan keluarga dan terutama bagi pengalaman hidup anak sendiri. Kecemasan

prabedah adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan untuk anak-anak. Kecemasan

prabedah mengacu pada kecemasan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum

operasi. Di India sekitar 3 juta anak-anak menjalani operasi, diantaranya anak laki-laki lebih

banyak dari perempuan dengan rasio 7: 4. 25 % dari anak-anak telah tercatat memerlukan

pengekangan fisik. Hilangnya kebebasan dapat menghasilkan stres dan kecemasan pada

anak-anak. Terapi bermain saat hospitalisasi menjadi cara yang inovatif dan cepat dalam

mendukung emosional anak ketika mereka mengalami kekacauan, ketakutan dan rasa

sakit . Perawat memainkan peran penting dalam membantu orang tua dan anak mengatasi

kecemasan mereka dan stres.

Kecemasan yang disebabkan oleh lingkungan rumah sakit dan tindakan

pembedahan mungkin berbahaya selama periode prabedah karena mempengaruhi

perkembangan kognitif, sosial dan afektif, selain meningkatkan perilaku negatif selama

periode pasca operasi anak. Terapi farmakologi dan non farmakologis digunakan untuk

mengurangi kecemasan anak. Bermain adalah bagian penting dari kehidupan anak dan

aspek penting untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak . Bermain datang

secara alami kepada anak-anak dan menjadi aktivitas favorit mereka. Menyediakan

lingkungan kondusif untuk kegiatan bermain seperti memberikan mainan atau menggunakan

teknologi permainan untuk membuat lingkungan yang nyaman, diperuntukan untuk

mengurangi kecemasan dan hal ini juga membantu anak – anak kooperatif terhadap

prosedur medis dan tindakan anestesi.

Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh bermain terhadap

kekhawatiran anak sebelum tindakan opereasi. Ada penurunan yang signifikan dalam

kecemasan setelah operasi pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok

kontrol. Adanya ruang bermain dan kegiatan bermain telah mengurangi kecenderungan

Page 3: JOURNAL READING.doc

peningkatan tingkat kecemasan yang disebabkan oleh prosedur bedah. Pengaruh kegiatan

bermain untuk anak-anak usia 5 dan 12 tahun yang menjalani tindakan medis di pusat

bedah rawat jalan mengungkapkan bahwa selama periode prabedah, anak-anak yang

berpartisipasi dalam kegiatan bermain di ruang bermain memiliki kecemasan yang

berkurang dibandingkan dengan anak - anak yang hanya tinggal di wilayah prabedah

Anak berusaha menurunkan kecemasan dengan cara yang berbeda. Jadi peneliti

merasa perlu untuk menggunakan distracter sebagai pengalihan terapi. Kerangka

konseptual adalah konsep – konsep yang saling terkait atau suatu abstraksi yang menyatu

semua dalam sebuah skema yang rasional berdasarkan relevansi dengan tema umum.

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari Teori sistem

umum yang diperkenalkan oleh ludwig van bertalanffy ( tahun 1968 )

MATERIAL & METODE PENELITIAN

Desain studi yang dipilih adalah desain pre-test post- test dua kelompok. Populasi

dari penelitian ini adalah anak usia sekolah di rumah sakit swasta di Mangalore. Ijin dari

lembaga Komite etik diperoleh sebelum studi. Orang tua dari anak-anak memberikan

persetujuan tertulis untuk studi. Teknik purposive sampling digunakan untuk memilih subyek

penelitian. Sampel terdiri dari 60 anak usia sekolah usia 6-12 tahun yang tinggal di bangsal

prabedah untuk menjalani operasi dalam waktu 24 jam dan dibagi ke dalam 30 untuk

eksperimental dan 30 untuk kelompok kontrol. Alat yang digunakan untuk penelitian yaitu

proforma demografis dan skala tingkat kecemasan numerik. Setelah memperkenalkan diri,

peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian dan memperoleh persetujuan dari orang tua.

Pada hari pertama peneliti mengamati tempat, struktur, dan peralatan yang

digunakan. Peneliti memperoleh izin dari orang tua untuk berpartisipasi dalam proses

penelitian. Orang tua diwawancarai berdasarkan proforma dasar tersebut. Peneliti membuat

anak nyaman di tempat tidur yang nyaman. Pretest dinilai untuk keduanya baik kasus

maupun kelompok kontrol menggunakan skala numerik tingkat kecemasan. Kemudian anak-

anak pada kelompok kasus diberikan perawatan standar dan terapi bermain dengan video

game, setengah jam di pagi hari dan setengah jam di malam hari, sehari sebelum

pembedahan. Adapun anak-anak dalam kelompok kontrol hanya diberikan perawatan

standar. Post test dinilai untuk kedua kelompok menggunakan skala numerik tingkat

kecemasan. Data dianalisis oleh statistik deskriptif dan inferensial.

HASIL

Dalam kelompok kasus persentase tertinggi (43,3%) dari anak-anak berada di

kelompok usia 8 - 10 thn, adapun kelompok kontrol mayoritas (36.3%) anak-anak berada di

kelompok usia 10 - 12 tahun. persentase tertinggi anak adalah perempuan (53.3%) dalam

Page 4: JOURNAL READING.doc

kelompok kasus dan kelompok kontrol (50%). Mayoritas anak-anak adalah berasal dari

keluarga inti untuk kelompok kasus (50%) dan sebagian besar kelompok kontrol (43,3%).

Sebagian besar anak-anak dalam kelompok kasus berasal dari daerah pedesaan (53.3%)

dan dalam kontrol kelompok anak-anak (50%) dari daerah pedesaan dan perkotaan.

Persentase tertinggi pemberi perawatan hadir dalam kelompok kasus (33,3%) oleh

keduanya yaitu ibu dan bapanya sedangkan kelompok kontrol (36.3%) adalah ibu.

Berkaitan dengan reaksi masa lalu terhadap semua prosedur yang lain adalah minimal

dengan persentase (56,3%) dalam kelompok kasus dan kelompok kontrol (50%). Kelompok

kasus dan kontrol (100%) tidak diberikan teknik distraksi lain selama tinggal di rumah sakit.

Tingkat kecemasan pada saat post tes untuk kelompok kasus lebih rendah daripada

kelompok kontrol. Dengan menggunakan t tes berpasangan menunjukkan efektivitas dari

intervensi bermain dalam mengurangi kecemasan kelompok kasus. Tabel 1 dan 2

menunjukkan bahwa nilai rata – rata untuk skor post tes kecemasan yaitu (3.43± 1) lebih

rendah daripada skor pra-tes (6.4± 0,5). Nilai t hitung (t = 4.225) lebih besar dari nilai tabel

(t29 = 1,699) dengan tingkat makna 0,05. Untuk menguji efektivitas dari intervensi bermain,

signifikansi statistik antara nilai kecemasan post tes dalam kelompok kasus dan kontrol,

dilihat dari nilai t hitung. Nilai rata-rata kelompok kasus (3.43 ± 1) adalah lebih rendah

daripada rata-rata kelompok kontrol (4.43± 0.83). Nilai t hitung (t = 4.225) lebih besar dari

nilai t tabel (t58 = 1.671) dengan tingkat makna 0,05. Maka hipotesis penelitian diterima.

Oleh karena itu ada perbedaan yang signifikan dalam skor kecemasan anak-anak antara

kelompok kasus dengan kontrol.

Hubungan antara nilai pre test kecemasan dengan variabel – variabel demografis

mennggunakan uji chi kuadrat. Data yang disajikan dalam kelompok kasus menunjukkan

tidak ada hubungan yang signifikan dari nilai pre test kecemasan dengan variabel

demografis seperti nilai t hitung kurang dari nilai tabel dengan tingkat makna 0.05, tetapi

untuk jenis kelamin, nilai tabel lebih rendah dari nilai t dihitung. Maka hipotesis diterima

karena ada hubungan yang signifikan antara gender dan kecemasan. Data yang disajikan

dalam kelompok kontrol menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan dari nilai pre test

kecemasan dilihat dari nilai t hitung kurang dari nilai t tabel dengan tingkat makna 0.05,

maka hipotesis ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat

kecemasan dan variabel – variabel demografis.

PEMBAHASAN

Nilai kecemasan pre test baik kelompok kasus dan kontrol menunjukkan kecemasan

yang tinggi. Tapi, pada pos test, tingkat kecemasan dalam kelompok kasus menunjukkan

sebagian besar (80%) sampel mengalami sedang cemas dan 20 % sedikit cemas. Dalam

kelompok kontrol sebagian besar (90%) ditemukan memiliki sedang cemas dan 10 %

Page 5: JOURNAL READING.doc

mengalami banyak cemas. Studi ini dilakukan untuk mengevaluasi tingkat dan prevalensi

kecemasan pada periode preoperatif yang menggunakan YPAS-m pada anak-anak

prasekolah. Hasil studi menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat

kecemasan antara kelompok kasus dengan kontrol . Efektivitas dari intervensi bermain

dihitung menggunakan t tes berpasangan. Nilai rata-rata kelompok kasus (3.43± 1) adalah

lebih rendah daripada rata-rata kelompok kontrol (4.43± 0.83). Nilai t hitung (t = 4.225) lebih

besar dari nilai tabel (t = 1.671) dengan tingkat makna 0.05. Penelitian ini didukung oleh

studi lain yang dilakukan di antara anak-anak antara usia 3 – 6 tahun yang secara acak

menjadi dua kelompok yang sama. Kecemasan dari setiap anak dinilai menggunakan

modifikasi Yale prabedah skala kecemasan . Kelompok kasus diberikan dengan mainan dan

perawatan standar dan kelompok kontrol hanya perawatan standar. Hasilnya menunjukkan

secara signifikan lebih sedikit kecemasan pada anak-anak yang menerima mainan dari

kelompok lain yang tidak melakukan.

Studi ini dilakukan dengan total 150 anak usia 2-16 tahun, sampel dibagi menjadi

dua kelompok; kelompok kasus disediakan perawatan standar dan kegiatan di ruang

bermain. Adapun kelompok kontrol dengan standar perawatan. Sifat tingkat kecemasan

persediaan digunakan untuk menilai kecemasan. Analisis menunjukkan bahwa 51.1% anak

di kelompok kasus mengalami pengurangan kecemasan. Untuk menentukan hubungan

antara tingkat kecemasan di antara anak-anak di ruang prabedah dengan variabel

demografis didapatkan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan

dan variabel-variabel demografik yang dipilih di kelompok kontrol. Tapi dalam kelompok

kasus jenis kelamin anak menunjukkan hubungan yang signifikan. Penelitian ini didukung

oleh studi di mana anak-anak dari kelompok usia 3-7 tahun menunjukkan hubungan yang

signifikan antara tingkat kecemasan dengan usia dan jenis kelamin

Penelitian ini terbatas pada daerah geografis tertentu yang jelas batas-batas setiap

generalisasi yang lebih besar. Studi dibatasi untuk sejumlah kecil mata pelajaran. Namun

hal itu bisa dilakukan pada sampel generalisasi yang lebih besar. Kecemasan dinilai hanya

menggunakan Skala numerik tingkat kecemasan. Intervensi bermain diberikan hanya satu

hari sebelum pembedahan

KESIMPULAN

Penelitian ini menekankan pada efektivitas intervensi bermain pada kecemasan

sebagai tindakan non farmakologisl dengan biaya yang efektif untuk anak-anak. Kecemasan

adalah situasi dimana semua anak akan mengalaminya dalam semua kelompok usia.

Pengalihan terapi dipilih sebagai intervensi utama untuk penurunan tingkat kecemasan

anak-anak di bangsal prabedah karena menyediakan pendekatan sederhana dalam

mengurangi kecemasan. Pemahaman yang lebih baik dari masalah kesehatan terkait

Page 6: JOURNAL READING.doc

dengan kecemasan di antara anak-anak sekolah sudah merupakan tantangan bagi dokter

dan peneliti. Jadi ada banyak ruang lingkup untuk menjelajahi daerah ini. Penelitian harus

dilakukan untuk mengidentifikasi lingkup intervensi bermain untuk mengurangi kecemasan di

antara anak-anak

IMPLIKASI TERHADAP KEPERAWATAN

Jurnal ini sangat bermanfaat khususnya bagi keperawatan karena memberikan kontribusi

yang bermakna kaitannya dengan peran perawat anak untuk berpartisipasi memberikan

kesiapan secara psikologis anak menghadapi persiapan operasi. Dengan terapi bermain

melalui video game, akan memberikan kenyamanan bagi si anak karena pikirannya dapat

teralihkan dan membuat anak merasa lebih terperhatikan terkait kebutuhan bermainnya.

Adanya penurunan tingkat kecemasan pada anak, akan membuat anak lebih siap menjalani

tindakan operasi sehingga akan mempermudah tim kesehatan saat menjalankan tugasnya.

Adapun bagi perawat sendiri, hal ini akan membantu perawat dalam menerapkan prinsip –

prinsip atraumatic care pada anak, sehingga kebutuhan tumbuh kembang anak melalui

media permainan tetap bisa terjaga dengan baik.

APLIKASI JURNAL DI TEMPAT PELAYANAN

Terapi bermain melalui video game sangat besar sekali manfaatnya untuk menurunkan

tingkat kecemasan pada anak usia sekoah sebelum tindakan operasi. Untuk penerapannya

di tempat pelayanan seperti di Rumah sakit, sebenarnya bisa dilakukan karena pengadaan

video game yang sesuai dengan usia anak, pilihannya cukup banyak di pasaran khususnya

untuk rumah sakit yang ada di sekitar wilayah perkotaan. Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah, persiapan dari fasilitas ruang bermain yang khusus di seting sesuai dengan

kebutuhan anak, komitmen dari perawat, perencanaan program yang terstruktur serta

pelaksanaan dan evaluasi yang berkelanjutan di lapangan.

Page 7: JOURNAL READING.doc