Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec ...Β Β· lengkungan) dengan sudut kemiringan...

17
Basyir Al Banjari 0896-5985-6821 mechtermlighlismfism DC3BCE5B [email protected] www.basyiralbanjari.wordpress.com Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821 Hal | 1 OSK Fisika 2017 Number 1 Kota Medan GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN Sebuah partikel bergerak satu dimensi sepanjang sumbu positif dengan kecepatan dan percepatan yang memenuhi hubungan sebagai berikut: Untuk 0 ≀ ≀ 1 , = 6( 2 ) 1/3 , sedangkan untuk β‰₯ 1 , = √ 2 + 4 ( βˆ’ ) , dimana , , dan suatu tetapan. Mula-mula partikel bergerak dari titik O tanpa kecepatan awal. Selanjutnya, pada saat = 1 , baik pada posisi , kecepatan maupun seluruhnya kontinu. a. Tuliskan dimensi , , dan . b. Tuliskan nilai /(). Pembahasan : a. Dimensi , , dan adalah [] = [] [] = [][] βˆ’1 [] = [][] βˆ’2 = 6( 2 ) 1/3 3 = 216 2 = 1 6√6 3/2 βˆ’1/2 [] = [] 3/2 [] βˆ’1/2 [] = [] 32 ⁄ [] βˆ’3 [] βˆ’1/2 ⟹ [] = [][] βˆ’3 = √ 2 + 4 ( βˆ’ ) 2 = 2 + 4 ( βˆ’ ) [] = [] ⟹ [] = [][] βˆ’1 [] = [] ⟹ [] = [] [] 2 = [][] ⟹ [] = [][] βˆ’3 b. Kita tinjau gerak partikel untuk selang waktu 0 ≀ ≀ 1 = 6( 2 ) 1 3 = 6 2/3 1/3 … (1) Percepatan adalah turunan pertama kecepatan terhadap waktu = = 6 2/3 1/3 = 6 2/3 1/3 = 6 2/3 1/3 Pada saat awal ( = 0) partikel diam ( = 0) dan berada di titik O ( = 0). Kita integralkan menggunakan syarat ini ∫ 0 = 6 2/3 ∫ 1/3 0 1 2 2 = 6 2/3 ( 3 4 ) 4/3 2 = 9 2/3 4/3 = 3 1/3 2/3 … (2)

Transcript of Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec ...Β Β· lengkungan) dengan sudut kemiringan...

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 1

OSK Fisika 2017 Number 1 Kota Medan

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN Sebuah partikel bergerak satu dimensi sepanjang sumbu π‘₯ positif dengan kecepatan 𝑣 dan percepatan π‘Ž yang memenuhi hubungan sebagai berikut: Untuk 0 ≀ 𝑑 ≀ 𝑑1, π‘Ž =

6(𝐾2π‘₯)1/3, sedangkan untuk 𝑑 β‰₯ 𝑑1, 𝑣 = √𝐡2 + 4 𝐴( π‘₯ βˆ’ 𝐢) , dimana 𝐴, 𝐡, 𝐢 dan 𝐾 suatu tetapan. Mula-mula partikel bergerak dari titik O tanpa kecepatan awal. Selanjutnya, pada saat 𝑑 = 𝑑1, baik pada posisi π‘₯, kecepatan 𝑣 maupun π‘Ž seluruhnya kontinu. a. Tuliskan dimensi 𝐴, 𝐡, 𝐢 dan 𝐾. b. Tuliskan nilai 𝐴𝐡/(𝐢𝐾). Pembahasan : a. Dimensi π‘₯, 𝑣, dan π‘Ž adalah

[π‘₯] = [𝐿] [𝑣] = [𝐿][𝑇]βˆ’1 [π‘Ž] = [𝐿][𝑇]βˆ’2 π‘Ž = 6(𝐾2π‘₯)1/3 π‘Ž3 = 216𝐾2π‘₯

𝐾 =1

6√6π‘Ž3/2π‘₯βˆ’1/2

[𝐾] = [π‘Ž]3/2[π‘₯]βˆ’1/2

[𝐾] = [𝐿]3 2⁄ [𝑇]βˆ’3[𝐿]βˆ’1/2 ⟹ [𝐾] = [𝐿][𝑇]βˆ’3

𝑣 = √𝐡2 + 4 𝐴( π‘₯ βˆ’ 𝐢) 𝑣2 = 𝐡2 + 4 𝐴( π‘₯ βˆ’ 𝐢)

[𝑣] = [𝐡] ⟹ [𝐡] = [𝐿][𝑇]βˆ’1

[π‘₯] = [𝐢] ⟹ [𝐢] = [𝐿]

[𝑣]2 = [𝐴][π‘₯] ⟹ [𝐴] = [𝐿][𝑇]βˆ’3

b. Kita tinjau gerak partikel untuk selang waktu 0 ≀ 𝑑 ≀ 𝑑1

π‘Ž = 6(𝐾2π‘₯)13

π‘Ž = 6𝐾2/3π‘₯1/3 … (1)

Percepatan adalah turunan pertama kecepatan terhadap waktu π‘Ž = 𝑑𝑣

𝑑𝑑

𝑑𝑣

𝑑𝑑

𝑑π‘₯

𝑑π‘₯ = 6𝐾2/3π‘₯1/3

𝑣𝑑𝑣

𝑑π‘₯ = 6𝐾2/3π‘₯1/3

𝑣𝑑𝑣 = 6𝐾2/3π‘₯1/3𝑑π‘₯ Pada saat awal (𝑑 = 0) partikel diam (𝑣 = 0) dan berada di titik O (π‘₯ = 0). Kita integralkan menggunakan syarat ini

∫ 𝑣𝑑𝑣𝑣

0

= 6𝐾2/3 ∫ π‘₯1/3𝑑π‘₯π‘₯

0

1

2𝑣2 = 6𝐾2/3 (

3

4) π‘₯4/3

𝑣2 = 9𝐾2/3π‘₯4/3 𝑣 = 3𝐾1/3π‘₯2/3 … (2)

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 2

kecepatan adalah turunan pertama posisi terhadap waktu 𝑣 = 𝑑π‘₯

𝑑𝑑

𝑑π‘₯

𝑑𝑑= 3𝐾1/3π‘₯2/3

π‘₯βˆ’2/3𝑑π‘₯ = 3𝐾1/3𝑑𝑑 Kita integralkan menggunakan syarat sebelumnya yaitu pada saat awal (𝑑 = 0) partikel berada di titik O (π‘₯ = 0).

∫ π‘₯βˆ’2/3𝑑π‘₯π‘₯

0

= 3𝐾1/3 ∫ 𝑑𝑑𝑑

0

3π‘₯1/3 = 3𝐾1/3𝑑 π‘₯ = 𝐾𝑑3 … (3) Ketika 𝑑 = 𝑑1 posisi partikel adalah π‘₯(𝑑1) = 𝐾𝑑1

3 … (4) Subtitusi persamaan (4) ke (1) untuk mendapatkan percepatan partikel ketika 𝑑 = 𝑑1 π‘Ž(𝑑1) = 6𝐾2/3(𝐾𝑑1

3)1/3 π‘Ž(𝑑1) = 6𝐾𝑑1 … (5) Subtitusi persamaan (4) ke (2) untuk mendapatkan kecepatan partikel ketika 𝑑 = 𝑑1 𝑣(𝑑1) = 3𝐾1/3(𝐾𝑑1

3)2/3 𝑣(𝑑1) = 3𝐾𝑑1

2 … (6) Selanjtunya kita tinjau gerak partikel ketika 𝑑 β‰₯ 𝑑1. Pada selang ini kecepatan partikel adalah

𝑣 = √𝐡2 + 4 𝐴( π‘₯ βˆ’ 𝐢) 𝑣2 = 𝐡2 + 4 𝐴( π‘₯ βˆ’ 𝐢) Persamaan di atas analog dengan persamaan gerak lurus berubah beraturan atau GLBB yang berbentuk 𝑣2 = 𝑣0

2 + 2π‘Ž( π‘₯ βˆ’ π‘₯0) Dengan 𝑣0 = 𝐡, π‘Ž = 2𝐴, dan π‘₯0 = 𝐢 adalah kecepatan awal, percepatan, posisi awal partikel pada selang 𝑑 β‰₯ 𝑑1. Pada saat awal di selang ini adalah ketika 𝑑 = 𝑑1. Karena pada saat 𝑑 = 𝑑1 posisi π‘₯, kecepatan 𝑣, dan percepatan π‘Ž seluruhnya kontinu maka akan berlaku π‘₯(𝑑1) = π‘₯0 ⟹ 𝐢 = 𝐾𝑑1

3 𝑣(𝑑1) = 𝑣0 ⟹ 𝐡 = 3𝐾𝑑1

2 π‘Ž(𝑑1) = π‘Ž ⟹ 𝐴 = 3𝐾𝑑1 Maka nilai 𝐴𝐡/(𝐢𝐾) adalah

𝐴𝐡

𝐢𝐾=

(3𝐾𝑑1)(3𝐾𝑑12)

(𝐾𝑑13)𝐾

⟹𝐴𝐡

𝐢𝐾= 9

OSK Fisika 2017 Number 2 Kota Medan

SISTEM MASSA DAN SEGITIGA PADA PIRINGAN BERPUTAR Sebuah bidang miring berbentuk segitiga siku-siku (dengan sisi 5 cm, 12 cm, 13 cm) melekat di atas meja. Sebuah silinder kecil berdiam di atas bidang miring tersebut. Koefisien gesek statik antara bidang miring dan balok adalah πœ‡ = 1/3. Posisi balok dipertahankan pada jarak 20 cm dari pusat meja rotasi (lihat gambar!). Tentukan

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 3

kecepatan sudut minimum πœ” dari rotasi meja agar balok kecil tidak meluncur turun ke titik pusat meja (titik O)! Gunakan harga 𝑔 = 10 m/s2. Pembahasan : Ketika kecepatan sudut meja πœ” minimum, balok akan cenderung meluncur ke bawah menuju pusat lintasan sehingga gaya gesek akan berarah ke atas sejajar bidang miring. Balok mendapatkan gaya sentrifugal yang berarah keluar menjauhi pusat meja. Perhatikan diagram gaya yang bekerja pada silinder kecil. Pada kondisi ini, silinder kecil berada pada kondisi kesetimbangan namun tetap bergerak melingkar. Seimbang di sini adalah silinder kecil tidak meluncur turun atau naik pada bidang atau singkatnya dia tidak bergerak terhadap bidang miring. Gaya sentrifugal yang bekerja pada silinder adalah 𝐹𝑠 = π‘šπœ”π‘šπ‘–π‘›

2𝑅 Dari segitiga bidang miring akan kita dapatkan

sin πœƒ =5

13 dan cos πœƒ =

12

13

Hukum I Newton arah vertikal 𝑁 cos πœƒ + 𝑓 sin πœƒ = π‘šπ‘” 𝑁 cos πœƒ + πœ‡π‘ sin πœƒ = π‘šπ‘” 𝑁(cos πœƒ + πœ‡ sin πœƒ) = π‘šπ‘” … (1) Hukum I Newton arah horizontal 𝑁 sin πœƒ βˆ’ 𝑓 cos πœƒ = π‘šπœ”π‘šπ‘–π‘›

2𝑅 𝑁 sin πœƒ βˆ’ πœ‡π‘ cos πœƒ = π‘šπœ”π‘šπ‘–π‘›

2𝑅 𝑁(sin πœƒ βˆ’ πœ‡ cos πœƒ) = π‘šπœ”π‘šπ‘–π‘›

2𝑅 … (2) Bagi persamaan (2) dengan persamaan (1) 𝑁(sin πœƒ βˆ’ πœ‡ cos πœƒ)

𝑁(cos πœƒ + πœ‡ sin πœƒ)=

π‘šπœ”π‘šπ‘–π‘›2𝑅

π‘šπ‘”

πœ”π‘šπ‘–π‘›2 =

𝑔(sin πœƒ βˆ’ πœ‡ cos πœƒ)

𝑅(cos πœƒ + πœ‡ sin πœƒ)

5 π‘π‘š

12 π‘π‘š

20 π‘π‘š πœ”

𝑂

𝐹𝑠

π‘šπ‘”

𝑁

πœƒ

πœƒ 𝑓

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 4

πœ”π‘šπ‘–π‘› = βˆšπ‘”(sin πœƒ βˆ’ πœ‡ cos πœƒ)

𝑅(cos πœƒ + πœ‡ sin πœƒ)

Subtitusi nilai 𝑔 = 10 m/s2, 𝑅 = 0,2 m, , πœ‡ = 1/3, sin πœƒ = 5/13, dan cos πœƒ = 12/13

πœ”π‘šπ‘–π‘› = √10((5/13) βˆ’ (1/3)(12/13))

0,2((12/13) + (1/3)(5/13))

πœ”π‘šπ‘–π‘› = √150

41

πœ”π‘šπ‘–π‘› = 1,91 rad/s

OSK Fisika 2017 Number 3 Kota Medan

OSILASI DI ATAS LANTAI Sebuah piringan homogen dengan massa 𝑀 dan momen inersia 𝐼 menggelinding tanpa slip di atas permukaan datar. Suatu gaya tarik menarik dengan besar 𝐹 = βˆ’ π‘˜π‘Ÿβˆ’π‘› bekerja pada piringan tersebut antara titik pusat silinder dengan sebuah titik tetap sejauh 𝐷 dari titik pusat silinder (lihat gambar). Dengan syarat bahwa π‘˜ > 0 dan |π‘₯/𝐷| << 1, tentukan: a. nilai n yang menyebabkan terjadinya osilasi stabil piringan tersebut. b. frekuensi osilasi kecil tersebut.

Pembahasan : a. Posisi kesetimbangan sistem terjadi ketika π‘₯ = 0. Kita tinjau sistem ketika piringan

disimpangkan sejauh π‘₯ dari posisi kesetimbangannya kemudian dilepaskan tanpa kecepatan awal. Piringan akan cenderung bergerak ke kanan (kembali ke posisi kesetimbangan) akibat adanya gaya tarik 𝐹 = βˆ’ π‘˜π‘Ÿβˆ’π‘›. Pada piringan juga bekerja gaya gesek yang berarah ke kiri sehingga piringan berotasi. Karena silinder menggelinding tanpa slip akan berlaku 𝐴 = 𝛼𝑅 (πœ“ dibaca psi)

𝐷

π‘₯

π‘Ÿ

π‘Ž

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 5

Hukum II Newton untuk gerak piringan arah horizontal 𝐹 sin πœ“ βˆ’ 𝑓 = 𝑀𝐴 π‘˜π‘Ÿβˆ’π‘› sin πœ“ βˆ’ 𝑓 = 𝑀𝐴 … (1) Hukum II Newton untuk gerak rotasi piringan

𝑓𝑅 = 𝐼𝛼 ⟹ 𝑓 =𝐼𝐴

𝑅2… (2)

Dari gambar akan kita dapatkan bahwa

sin πœ“ =π‘₯

π‘Ÿβ€¦ (3)

Subtitusi persamaan (2) dan (3) ke (1)

π‘˜π‘Ÿβˆ’π‘›π‘₯

π‘Ÿβˆ’

𝐼𝐴

𝑅2= 𝑀𝐴

π‘˜π‘Ÿβˆ’(𝑛+1)π‘₯ =𝑀𝑅2 + 𝐼

𝑅2𝐴

Simpangan berarah ke kiri sedangkan piringan dipercepat ke kanan maka

𝐴 = βˆ’π‘‘2π‘₯

𝑑𝑑2

π‘˜π‘Ÿβˆ’(𝑛+1)π‘₯ =𝑀𝑅2 + 𝐼

𝑅2(βˆ’

𝑑2π‘₯

𝑑𝑑2)

𝑑2π‘₯

𝑑𝑑2+

π‘˜π‘Ÿβˆ’(𝑛+1)𝑅2

𝑀𝑅2 + 𝐼 π‘₯ = 0

Agar osilasi piringan stabil, suku π‘˜π‘Ÿβˆ’(𝑛+1)𝑅2

𝑀𝑅2 + 𝐼 haruslah konstan atau π‘Ÿβˆ’(𝑛+1) = 1

π‘Ÿβˆ’(𝑛+1) = π‘Ÿ0 ⟹ βˆ’(𝑛 + 1) = 0 ⟹ 𝑛 = βˆ’1

nilai 𝑛 agar terjadi osilasi stabil adalah𝑛 = βˆ’1

b. Untuk 𝑛 = βˆ’1, persamaan gerak sistem akan menjadi

𝑑2π‘₯

𝑑𝑑2+

π‘˜π‘…2

𝑀𝑅2 + 𝐼 π‘₯ = 0 ⟹ πœ” = √

π‘˜π‘…2

𝑀𝑅2 + 𝐼

Frekuensi osilasi kecil sistem ini adalah

𝐷

π‘₯

π‘Ÿ

π‘Ž

πœ“

𝐹

πœ“

𝐴 𝛼

𝑓

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 6

𝑓 =πœ”

2πœ‹βŸΉ 𝑓 =

1

2πœ‹βˆš

π‘˜π‘…2

𝑀𝑅2 + 𝐼

OSK Fisika 2017 Number 4 Kota Medan

BANKING ANGEL BERLAPIS ES Suatu kelokan jalan yang tertutup es (gaya gesekan nol) pada sebuah jalan bebas hambatan telah dibuat berbentuk banking angle (bentuk jalan yang miring ke arah pusat lengkungan) dengan sudut kemiringan πœƒ terhadap horizontal dan jari-jari kelengkungan 𝑅. Desain ini dibuat sedemikian agar mobil yang melintas di belokan tersebut dengan kecepatan awal 𝑣0 masih dapat berbelok dengan aman. Dengan demikian, jika sebuah mobil melaju terlalu lambat maka mobil akan slip/tergelincir meluncur ke pusat lengkungan. Dan jika kelajuannya terlalu besar maka mobil akan slip/tergelincir terlempar keluar belokan. Jika koefisien gesek statiknya ditambah maka itu akan memungkinkan sebuah mobil yang melintas dengan laju antara π‘£π‘šπ‘–π‘› dan π‘£π‘šπ‘Žπ‘₯ bisa tetap berada pada belokan jalan tersebut. Tentukan π‘£π‘šπ‘–π‘› dan π‘£π‘šπ‘Žπ‘₯ tersebut sebagai fungsi dari πœ‡π‘ , 𝑣0 dan 𝑅! Pembahasan : Kita bisa mendapatkan sudut kemiringan πœƒ dengan meninjau gerak mobil ketika pada tikungan tidak terdapat gaya gesek. Terhadap pusat lintasan lengkung mobil mendapatkan percepatan sentripetal yang arahnya menuju ke pusat lintasan. Jika kita tinjau relatif terhadap mobil, mobil akan mendapatkan gaya sentrifugal yang arahnya menjauhi pusat lintasan lengkung. Besar gaya sentrifugal ini adalah

𝐹𝑠 = π‘šπ‘£0

2

𝑅

Berikut gambar diagram gaya yang bekerja pada mobil Hukum I Newton arah vertikal 𝑁 cos πœƒ = π‘šπ‘” Hukum I Newton arah radial

𝑁 sin πœƒ = 𝐹𝑠 = π‘šπ‘£0

2

𝑅

maka

𝑁 sin πœƒ

𝑁 cos πœƒ=

π‘šπ‘£0

2

π‘…π‘šπ‘”

⟹ tan πœƒ =𝑣0

2

𝑔𝑅

π‘šπ‘”

𝐹𝑠

𝑁

πœƒ

πœƒ

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 7

Sekarang pada tikungan terdapat gaya gesek dan koefisien gesek statis antara mobil dan permukaan tikungan adalah πœ‡π‘  Menentukan π’—π’Žπ’Šπ’ Ketika kecepatan mobil cukup kecil, mobil akan cenderung bergeser ke pusat lintasan, gaya gesek pada kondisi ini adalah gaya gesek statis maksimum yang berarah ke atas sejajar bidang miring seperti tampak pada gambar berikut Hukum I Newton arah vertikal 𝑁 cos πœƒ + 𝑓 sin πœƒ = π‘šπ‘” 𝑁 cos πœƒ + πœ‡π‘ sin πœƒ = π‘šπ‘” 𝑁(cos πœƒ + πœ‡ sin πœƒ) = π‘šπ‘”

𝑁 =π‘šπ‘”

cos πœƒ + πœ‡ sin πœƒβ€¦ (1)

Hukum I Newton arah radial

𝑁 sin πœƒ βˆ’ 𝑓 cos πœƒ = π‘šπ‘£π‘šπ‘–π‘›

2

𝑅

𝑁 sin πœƒ βˆ’ πœ‡π‘ cos πœƒ = π‘šπ‘£π‘šπ‘–π‘›

2

𝑅

𝑁(sin πœƒ βˆ’ πœ‡ cos πœƒ) = π‘šπ‘£π‘šπ‘–π‘›

2

𝑅… (2)

Subtitusi persamaan (1) ke (2) π‘šπ‘”

cos πœƒ + πœ‡ sin πœƒ(sin πœƒ βˆ’ πœ‡ cos πœƒ) = π‘š

π‘£π‘šπ‘–π‘›2

𝑅

π‘£π‘šπ‘–π‘›2 = 𝑔𝑅

sin πœƒ βˆ’ πœ‡ cos πœƒ

cos πœƒ + πœ‡ sin πœƒ

π‘£π‘šπ‘–π‘› = βˆšπ‘”π‘…sin πœƒ βˆ’ πœ‡ cos πœƒ

cos πœƒ + πœ‡ sin πœƒΓ—

1/ cos πœƒ

1/ cos πœƒ

π‘£π‘šπ‘–π‘› = βˆšπ‘”π‘…tan πœƒ βˆ’ πœ‡

1 + πœ‡ tan πœƒ

π‘šπ‘”

𝐹𝑠

𝑁

πœƒ

πœƒ 𝑓

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 8

π‘£π‘šπ‘–π‘› = βˆšπ‘”π‘…

𝑣02

𝑔𝑅 βˆ’ πœ‡

1 + πœ‡π‘£0

2

𝑔𝑅

⟹ π‘£π‘šπ‘–π‘› = βˆšπ‘”π‘…π‘£0

2 βˆ’ πœ‡π‘”π‘…

𝑔𝑅 + πœ‡π‘£02

Menentukan π’—π’Žπ’‚π’™ Ketika kecepatan mobil cukup besar, mobil akan cenderung bergeser menjauhi pusat lintasan, gaya gesek pada kondisi ini adalah gaya gesek statis maksimum yang berarah ke bawah sejajar bidang miring seperti tampak pada gambar berikut Hukum I Newton arah vertikal 𝑁 cos πœƒ βˆ’ 𝑓 sin πœƒ = π‘šπ‘” 𝑁 cos πœƒ βˆ’ πœ‡π‘ sin πœƒ = π‘šπ‘” 𝑁(cos πœƒ βˆ’ πœ‡ sin πœƒ) = π‘šπ‘”

𝑁 =π‘šπ‘”

cos πœƒ βˆ’ πœ‡ sin πœƒβ€¦ (3)

Hukum I Newton arah radial

𝑁 sin πœƒ + 𝑓 cos πœƒ = π‘šπ‘£π‘šπ‘Žπ‘₯

2

𝑅

𝑁 sin πœƒ + πœ‡π‘ cos πœƒ = π‘šπ‘£π‘šπ‘Žπ‘₯

2

𝑅

𝑁(sin πœƒ + πœ‡ cos πœƒ) = π‘šπ‘£π‘šπ‘Žπ‘₯

2

𝑅… (4)

Subtitusi persamaan (3) ke (4) π‘šπ‘”

cos πœƒ βˆ’ πœ‡ sin πœƒ(sin πœƒ + cos πœƒ) = π‘š

π‘£π‘šπ‘Žπ‘₯2

𝑅

π‘£π‘šπ‘Žπ‘₯2 = 𝑔𝑅

sin πœƒ + πœ‡ cos πœƒ

cos πœƒ βˆ’ πœ‡ sin πœƒ

π‘£π‘šπ‘Žπ‘₯ = βˆšπ‘”π‘…sin πœƒ + πœ‡ cos πœƒ

cos πœƒ βˆ’ πœ‡ sin πœƒΓ—

1/ cos πœƒ

1/ cos πœƒ

π‘£π‘šπ‘Žπ‘₯ = βˆšπ‘”π‘…tan πœƒ + πœ‡

1 βˆ’ πœ‡ tan πœƒ

π‘šπ‘”

𝐹𝑠

𝑁

πœƒ

πœƒ

𝑓

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 9

π‘£π‘šπ‘Žπ‘₯ = βˆšπ‘”π‘…

𝑣02

𝑔𝑅 + πœ‡

1 βˆ’ πœ‡π‘£0

2

𝑔𝑅

⟹ π‘£π‘šπ‘Žπ‘₯ = βˆšπ‘”π‘…π‘£0

2 + πœ‡π‘”π‘…

𝑔𝑅 βˆ’ πœ‡π‘£02

OSK Fisika 2017 Number 5 Kota Medan

SISTEM TIGA BOLA Tiga buah bola bermassa π‘š, 2π‘š, dan 3π‘š dihubungkan dengan tiga batang rigid tak bermassa yang memiliki panjang 𝐿 dan dihubungkan jadi satu pada suatu penghubung dengan sudut antar batang adalah 1200. Bola 3π‘š kemudian ditumbuk sedemikian rupa sehingga memiliki kecepatan awal 𝑣0 yang arahnya tegak lurus dengan batang. Tentukan percepatan ketiga bola sesaat setelah tumbukan itu terjadi! Pembahasan : Misalkan tumbukan yang terjadi pada bola bermassa 3π‘š memberikan impuls sebesar 𝐽 dan akibatnya bola ini bergerak dengan 𝑣0 tegak lurus dengan batang penghubungnya. Maka besar impuls 𝐽 ini adalah 𝐽 = 3π‘šπ‘£0

Impuls 𝐽 ini menyebabkan sistem berotasi terhadap pusat massanya dengan kecepatan sudut yang konstan πœ”. Pertama kita harus menentukan posisi pusat massa sistem terlebih dahulu. Kita jadikan titik 𝑂 sebagai titik asal maka posisi masing-masing bola adalah Bola m ⟹ π‘₯1 = βˆ’πΏ cos 300 dan 𝑦1 = βˆ’πΏ sin 300 Bola 2m ⟹ π‘₯2 = 0 dan 𝑦2 = 𝐿 Bola 3m ⟹ π‘₯3 = 𝐿 cos 300 dan 𝑦3 = βˆ’πΏ sin 300

Kita gunakan sin 300 =1

2 dan cos 300 =

1

2√3

Bola m ⟹ π‘₯1 = βˆ’1

2√3𝐿 dan 𝑦1 = βˆ’

1

2𝐿

Bola 2m ⟹ π‘₯2 = 0 dan 𝑦2 = 𝐿

𝐿 𝐿

𝐿

3π‘š

2π‘š

π‘š

𝐿 𝐿

𝐿

3π‘š

2π‘š

π‘š

𝑣0

πœ” πœ”

πœ”

𝐿 𝐿

𝐿

3π‘š

2π‘š

π‘š

𝐽

𝑂

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 10

Bola 3m ⟹ π‘₯3 =1

2√3𝐿 dan 𝑦3 = βˆ’

1

2𝐿

Posisi pusat massa sistem adalah

π‘₯π‘π‘š =π‘šπ‘₯1 + 2π‘šπ‘₯2 + 3π‘šπ‘₯3

π‘š + 2π‘š + 3π‘š

π‘₯π‘π‘š =π‘š (βˆ’

12 √3𝐿 ) + 2π‘š(0) + 3π‘š (

12 √3𝐿 )

π‘š + 2π‘š + 3π‘šβŸΉ π‘₯π‘π‘š =

√3

6𝐿

π‘¦π‘π‘š =π‘šπ‘¦1 + 2π‘šπ‘¦2 + 3π‘šπ‘¦3

π‘š + 2π‘š + 3π‘š

π‘¦π‘π‘š =π‘š (βˆ’

12

𝐿 ) + 2π‘šπΏ + 3π‘š (βˆ’12

𝐿 )

π‘š + 2π‘š + 3π‘šβŸΉ π‘¦π‘π‘š = 0

Alhasil kita dapatkan posisi pusat massa sistem tepat berada di sebelah kanan titik O

sejauh √3𝐿/6. Dari gambar di atas, dengan menggunakan phytagoras dan aturan kosinus akan kita dapatkan 𝑑 = 𝐿 βˆ’ π‘₯π‘π‘š cos 300

𝑑 = 𝐿 βˆ’βˆš3

6𝐿

1

2√3 ⟹ 𝑑 =

3

4𝐿

𝑠1 = √𝐿2 + π‘₯π‘π‘š2 βˆ’ 2𝐿π‘₯π‘π‘š cos 300

𝑠1 = 𝐿√1 +3

36+

3

6⟹ 𝑠1 = √

19

12𝐿

𝑠2 = √𝐿2 + π‘₯π‘π‘š2

𝑠2 = 𝐿√1 +3

36⟹ 𝑠2 = √

13

12𝐿

𝑠2 = √𝐿2 + π‘₯π‘π‘š2

3π‘š

2π‘š

π‘š

πœ” πœ”

πœ”

π‘₯π‘π‘š

𝐽

𝑑

𝑠2

𝑠1 𝑠3

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 11

𝑠2 = 𝐿√1 +3

36⟹ 𝑠2 = √

13

12𝐿

𝑠3 = √𝐿2 + π‘₯π‘π‘š2 βˆ’ 2𝐿π‘₯π‘π‘š cos 300

𝑠3 = 𝐿√1 +3

36βˆ’

3

6⟹ 𝑠3 = √

7

12

Momen inersia sistem terhadap titik O adalah 𝐼0 = π‘šπΏ2 + 2π‘šπΏ2 + 3π‘šπΏ2 ⟹ 𝐼0 = 6π‘šπΏ2 Dengan menggunakan teorema sumbu sejajar akan kita dapatkan momen inersia sistem terhadap pusat massanya πΌπ‘π‘š = 𝐼0 + 6π‘šπ‘₯π‘π‘š

2

πΌπ‘π‘š = 6π‘šπΏ2 + 6π‘š (√3

6)

2

⟹ πΌπ‘π‘š =13

2π‘šπΏ2

Tinjau perubahan momentum sudut sistem akibat impuls sudut 𝐽𝑑 𝐽𝑑 = πΌπ‘π‘šπœ”

(3π‘šπ‘£0) (3

4𝐿) = (

13

2π‘šπΏ2) πœ” ⟹ πœ” =

9𝑣0

26𝐿

Impuls 𝐽 ini hanya membuat pusat massa sistem bergerak dengan kecepatan konstan sehingga pusat massa sistem tidak dipercepat. Relatif terhadap pusat massa sistem, setiap bola memiliki percepatan sentripetal masing-masing yang besarnya adalah πœ”2𝑠 dengan 𝑠 adalah jarak masing-masing bola ke pusat massanya. Percepatan Bola bermassa π‘š

π‘Ž1 = πœ”2𝑠1 = (9𝑣0

26𝐿)

2

√19

12𝐿 ⟹ π‘Ž1 =

81

1352√

19

3

𝑣02

𝐿

Percepatan Bola bermassa 2π‘š

π‘Ž2 = πœ”2𝑠2 = (9𝑣0

26𝐿)

2

√13

12𝐿 ⟹ π‘Ž2 =

81

1352√

13

3

𝑣02

𝐿

Percepatan Bola bermassa 3π‘š

π‘Ž3 = πœ”2𝑠3 = (9𝑣0

26𝐿)

2

√7

12𝐿 ⟹ π‘Ž3 =

81

1352√

7

3

𝑣02

𝐿

OSK Fisika 2017 Number 6 Kota Medan

KESEIMBANGAN DI ATAS MEJA BERPUTAR Gambar di bawah ini memperlihatkan dua balok kecil dengan massa sama (π‘š) yang keduanya dihubungkan dengan seutas tali ringan yang tidak dapat molor. Salah satu balok berada di atas meja pada posisi radial sejauh π‘Ÿ dari pusat sebuah meja datar yang diputar dengan kecepatan sudut konstan πœ” = 5 rad/s, sementara balok lainnya tergantung di bawah meja dengan tali penghubung kedua balok melewati sebuah katrol.

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 12

Diketahui koefisien gesek statik antara balok dengan permukaan meja adalah πœ‡π‘  = 0,6, dan besar percepatan gravitasi 𝑔 = 9,8 m/s2. Tentukan nilai maksimum dan minimum π‘Ÿ, yaitu π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘˜π‘  dan π‘Ÿπ‘šπ‘–π‘›, agar balok yang berada di atas meja tidak bergeser/bergerak. Pembahasan : Ketika jari-jari π‘Ÿ bernilai minimum, gaya gesek yang bekerja pada balok di atas meja cenderung berarah radial keluar menjauhi pusat rotasi meja. Sebaliknya ketika jari-jari π‘Ÿ bernilai maksimum, gaya gesek yang bekerja pada balok di atas meja cenderung berarah radial ke dalam menuju pusat rotasi meja. Perhatikan diagram gaya yang bekerja pada balok di atas meja dan balok yang menggantung berikut Tinjau balok yang menggantung 𝑇 βˆ’ π‘šπ‘” = 0 ⟹ 𝑇 = π‘šπ‘” Gaya sentrifugal yang bekerja pada balok di atas meja adalah 𝐹𝑠 = π‘šπœ”2π‘Ÿ Tinjau balok di atas meja pada arah horizontal 𝑁 βˆ’ π‘šπ‘” = 0 ⟹ 𝑁 = π‘šπ‘” Gaya gesek yang bekerja pada balok di atas meja untuk kondisi π‘Ÿmin dan π‘Ÿmax adalah gaya gesek kinetik maksimum namun berlawanan arah 𝑓 = πœ‡π‘ π‘ = πœ‡π‘ π‘šπ‘” Untuk nilai π‘Ÿ = π‘Ÿmin, tinjau balok di atas maja untuk arah radial (gambar tengah) 𝐹𝑠 + 𝑓 βˆ’ 𝑇 = 0 π‘šπœ”2π‘Ÿmin + πœ‡π‘ π‘šπ‘” βˆ’ π‘šπ‘” = 0

π‘Ÿmin =(1 βˆ’ πœ‡π‘ )𝑔

πœ”2

Untuk nilai π‘Ÿ = π‘Ÿmax, tinjau balok di atas maja untuk arah radial (gambar kanan) 𝐹𝑠 βˆ’ 𝑓 βˆ’ 𝑇 = 0 π‘šπœ”2π‘Ÿmax βˆ’ πœ‡π‘ π‘šπ‘” βˆ’ π‘šπ‘” = 0

π‘Ÿmax =(1 + πœ‡π‘ )𝑔

πœ”2

π‘Ÿ πœ”

π‘š

π‘š

𝑇

π‘šπ‘”

𝑇

π‘šπ‘”

𝐹𝑠 𝑓

𝑁

𝑇

π‘šπ‘”

𝐹𝑠 𝑓

𝑁

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 13

Dengan mensubtitusi nilai-nilai yang diketahui akan kita dapatkan

π‘Ÿmin =(1 βˆ’ 0,6)9,8

52⟹ π‘Ÿmin = 0,16 m

π‘Ÿmax =(1 + 0,6)9,8

52⟹ π‘Ÿmax = 0,63 m

OSK Fisika 2017 Number 7 Kota Medan

SILINDER DI ATAS BIDANG MIRING Pada sistem di bawah ini, benda berupa silinder dengan jari-jari luar 𝑅, jari-jari dalam π‘Ÿ terletak pada bidang miring. Sedangkan massa yang tergantung adalah silinder yang juga berjari-jari π‘Ÿ. Abikan massa katrol pada bidang miring. Gunakan momen inersia silinder 1/2 𝑀𝑅2. Tinjau kasus bidang miring licin. Tentukan percepatan π‘š terhadap bumi. Pembahasan : Perhatikan gambar di bawah ini! Percepatan pusat massa silinder 𝑀 terhadap tanah adalah π‘Žπ‘€ Percepatan sudut silinder 𝑀 terhadap tanah adalah 𝛼𝑀 Percepatan pusat massa silinder π‘š terhadap tanah adalah π‘Žπ‘š Percepatan sudut silinder π‘š terhadap tanah adalah π›Όπ‘š

Hukum II Newton Untuk gerak silinder 𝑀

Translasi

𝑀𝑔 sin πœƒ βˆ’ 𝑇 = π‘€π‘Žπ‘€ … (1)

𝑀

𝑅

π‘š

πœƒ

π‘Ÿ

π‘Ÿ

𝑀

𝑅

π‘š

πœƒ

π‘Ÿ

π‘Ÿ

π‘šπ‘”

𝑀𝑔

𝑇 𝑇

π‘Žπ‘š

𝑁

π›Όπ‘š

𝛼𝑀

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 14

Rotasi

π‘‡π‘Ÿ =1

2𝑀𝑅2𝛼𝑀 ⟹ 𝑇 =

1

2π‘Ÿπ‘€π‘…2𝛼𝑀 … (2)

Hukum II Newton Untuk gerak silinder π‘š

Translasi

π‘šπ‘” βˆ’ 𝑇 = π‘šπ‘Žπ‘š … (3)

Rotasi

π‘‡π‘Ÿ =1

2π‘šπ‘Ÿ2π›Όπ‘š ⟹ 𝑇 =

1

2π‘šπ‘Ÿπ›Όπ‘š … (4)

Jika diperhatikan percepatan silinder π‘š adalah percepatan tali ditambah percepatan pusat massa silinder π‘š terhadap tali yang besarnya adalah π›Όπ‘šπ‘Ÿ (silider π‘š dapat dianggap menggelinding tanpa silip pada tali). Sekarang berapa nilai percepatan tali. Kita amati silinder 𝑀. Tali dipercepat ke kanan bawah sejajar bidang miring dengan percepatan π‘Žπ‘€ namun juga dipercepat ke kiri atas sejajar bidang miring dengan percepatan π›Όπ‘€π‘Ÿ. Jika kita asumsikan tali lebih cenderung bergerak ke kiri atas atau nilai π›Όπ‘€π‘Ÿ > π‘Žπ‘€ maka percepatannnya adalah π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘™π‘– = π›Όπ‘€π‘Ÿ βˆ’ π‘Žπ‘€ dan jika pun sebaliknya yaitu tali lebih cenderung bergerak ke kanan bawah atau nilai π›Όπ‘€π‘Ÿ < π‘Žπ‘€ maka percepatannya adalah π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘™π‘– = π‘Žπ‘€ βˆ’ π›Όπ‘€π‘Ÿ. Jika kita hubungkan dengan percepatan silinder π‘š akan menjadi

Untuk asumsi pertama π›Όπ‘€π‘Ÿ > π‘Žπ‘€ (arah percepatan tali searah dengan percepatan silinder π‘š)

π‘Žπ‘š = π›Όπ‘šπ‘Ÿ + π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘™π‘– = π›Όπ‘šπ‘Ÿ + π›Όπ‘€π‘Ÿ βˆ’ π‘Žπ‘€

Untuk asumsi kedua π›Όπ‘€π‘Ÿ < π‘Žπ‘€ (arah percepatan tali berlawanan arah dengan percepatan silinder π‘š)

π‘Žπ‘š = π›Όπ‘šπ‘Ÿ βˆ’ π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘™π‘– = π›Όπ‘šπ‘Ÿ βˆ’ (π‘Žπ‘€ βˆ’ π›Όπ‘€π‘Ÿ) = π›Όπ‘šπ‘Ÿ + π›Όπ‘€π‘Ÿ βˆ’ π‘Žπ‘€

Dan hasilnya sama saja, jadi dapat kita simpulkan hubungan antar percepatannya adalah

π‘Žπ‘š = π›Όπ‘šπ‘Ÿ + π›Όπ‘€π‘Ÿ βˆ’ π‘Žπ‘€ … (5)

Subtitusi persamaan (4) ke (3)

π‘šπ‘” βˆ’1

2π‘šπ‘Ÿπ›Όπ‘š = π‘šπ‘Žπ‘š ⟹ π›Όπ‘šπ‘Ÿ = 2𝑔 βˆ’ 2π‘Žπ‘š … (6)

Subtitusi persamaan (2) ke (3)

π‘šπ‘” βˆ’1

2π‘Ÿπ‘€π‘…2𝛼𝑀 = π‘šπ‘Žπ‘š ⟹ π›Όπ‘€π‘Ÿ =

2π‘šπ‘Ÿ2

𝑀𝑅2(𝑔 βˆ’ π‘Žπ‘š) … (7)

Kurangkan persamaan (1) dengan (3)

𝑀𝑔 sin πœƒ βˆ’ 𝑇 = π‘€π‘Žπ‘€

π‘šπ‘” βˆ’ 𝑇 = π‘šπ‘Žπ‘š

(𝑀 sin πœƒ βˆ’ π‘š)𝑔 = π‘€π‘Žπ‘€ βˆ’ π‘šπ‘Žπ‘šβˆ’

π‘Žπ‘€ =(𝑀 sin πœƒ βˆ’ π‘š)𝑔 + π‘šπ‘Žπ‘š

𝑀… (8)

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 15

Subtitusi persamaan (6), (7), dan (8) ke (5)

π‘Žπ‘š = 2𝑔 βˆ’ 2π‘Žπ‘š +2π‘šπ‘Ÿ2

𝑀𝑅2(𝑔 βˆ’ π‘Žπ‘š) βˆ’

(𝑀 sin πœƒ βˆ’ π‘š)𝑔 + π‘šπ‘Žπ‘š

𝑀

𝑀𝑅2π‘Žπ‘š = 2𝑀𝑅2𝑔 βˆ’ 2𝑀𝑅2π‘Žπ‘š + 2π‘šπ‘Ÿ2𝑔 βˆ’ 2π‘šπ‘Ÿ2π‘Žπ‘š βˆ’ (𝑀 sin πœƒ βˆ’ π‘š)𝑅2𝑔 βˆ’ π‘šπ‘…2π‘Žπ‘š

𝑀𝑅2π‘Žπ‘š + 2𝑀𝑅2π‘Žπ‘š + 2π‘šπ‘Ÿ2π‘Žπ‘š + π‘šπ‘…2π‘Žπ‘š = 2𝑀𝑅2𝑔 + 2π‘šπ‘Ÿ2𝑔 βˆ’ (𝑀 sin πœƒ βˆ’ π‘š)𝑅2𝑔

[3𝑀𝑅2 + π‘š(2π‘Ÿ2 + 𝑅2)]π‘Žπ‘š = [π‘š(2π‘Ÿ2 + 𝑅2) + (2 βˆ’ sin πœƒ)𝑀𝑅2]𝑔

π‘Žπ‘š =π‘š(2π‘Ÿ2 + 𝑅2) + (2 βˆ’ sin πœƒ)𝑀𝑅2

3𝑀𝑅2 + π‘š(2π‘Ÿ2 + 𝑅2)𝑔

OSK Fisika 2017 Number 8 Kota Medan

APLIKASI HUKUM NEWTON Pada sistem di bawah ini, sebuah massa π‘š1 dihubungkan dengan massa π‘š3 melalui tali yang dilewatkan pada katrol tak bermassa yang melekat pada bidang miring bermassa π‘š2 dengan kemiringan πœƒ. Massa π‘š3 tersebut terletak di atas bidang miring π‘š2. Permukaan π‘š3 dan π‘š2 bersifat licin, demikian pula dengan permukaan π‘š1 dan π‘š2 terhadap lantai. Posisi tali yang terhubung pada π‘š1 sejajar lantai. Anggap tali tak bermassa dan tidak mulur dengan panjang tetap. Percepatan gravitasi 𝑔 ke bawah. Jika panjang tali adalah 𝐿 (lebih pendek dari panjang bidang miring) dan posisi π‘š3 mula-mula di ujung atas π‘š2 (menyinggung katrol) kemudian sistem dilepaskan, tentukan waktu ketika π‘š1 bertumbukan dengan π‘š2. Pembahasan : Percepatan massa π‘š1 terhadap tanah adalah π‘Ž1 Percepatan massa π‘š2 terhadap tanah adalah π‘Ž2 Percepatan massa π‘š3 terhadap tanah adalah π‘Ž3π‘₯ (sumbu π‘₯) dan π‘Ž3𝑦 (sumbu 𝑦) Perhatikan diagram gaya pada masing-masing benda di bawah! Pertama kita harus cari nilai π‘Ž1 dan π‘Ž2.

π‘š1

πœƒ

π‘š2

π‘š1

𝑇

π‘Ž1

πœƒ

π‘š2

𝑇

𝑁 π‘Ž2

𝑇

𝑁 π‘š3𝑔

π‘Ž3π‘₯

𝑇

π‘Ž3𝑦

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 16

Hukum II Newton untuk masing-masing benda Massa π‘š1 Arah sumbu π‘₯ 𝑇 = π‘š1π‘Ž1 … (1) Massa π‘š2 Arah sumbu π‘₯ 𝑇 βˆ’ 𝑇 cos πœƒ + 𝑁 sin πœƒ = π‘š2π‘Ž2 𝑇(1 βˆ’ cos πœƒ) + 𝑁 sin πœƒ = π‘š2π‘Ž2 … (2) Massa π‘š3 Arah sumbu π‘₯ 𝑁 sin πœƒ βˆ’ 𝑇 cos πœƒ = π‘š3π‘Ž3π‘₯ … (3) Arah sumbu 𝑦 π‘š3𝑔 βˆ’ 𝑁 cos πœƒ βˆ’ 𝑇 sin πœƒ = π‘š3π‘Ž3𝑦 … (4)

Perhatikan uraian berikut! Jika misalkan massa π‘š1 bergerak sejauh π‘₯1 ke kanan dan massa π‘š2 bergerak sejauh π‘₯2 ke kiri, maka massa π‘š3 akan menuruni π‘š2 sejauh π‘₯1 + π‘₯2. Berarti pada sumbu π‘₯ π‘š2 berpindah sejauh π‘₯3 = (π‘₯1 + π‘₯2) cos πœƒ βˆ’ π‘₯2 dan pada sumbu 𝑦 𝑦3 = (π‘₯1 + π‘₯2) sin πœƒ. Jika kita turunkan dua kali terhadap waktu dan mengingat bahwa percepatan adalah turunan kedua dari perpindahan terhadap waktu maka hasil ini akan menjadi π‘Ž3π‘₯ = (π‘Ž1 + π‘Ž2) cos πœƒ βˆ’ π‘Ž2 … (5) π‘Ž3𝑦 = (π‘Ž1 + π‘Ž2) sin πœƒ … (6)

Subtitusi persamaan (1) ke (2) π‘š1π‘Ž1(1 βˆ’ cos πœƒ) + 𝑁 sin πœƒ = π‘š2π‘Ž2

𝑁 =π‘š2π‘Ž2 βˆ’ π‘š1π‘Ž1(1 βˆ’ cos πœƒ)

sin πœƒβ€¦ (7)

Subtitusi persamaan (1), (5), dan (7) ke (3) π‘š2π‘Ž2 βˆ’ π‘š1π‘Ž1(1 βˆ’ cos πœƒ)

sin πœƒsin πœƒ βˆ’ π‘š1π‘Ž1 cos πœƒ = π‘š3[(π‘Ž1 + π‘Ž2) cos πœƒ βˆ’ π‘Ž2]

[π‘š2 + π‘š3(1 βˆ’ cos πœƒ)]π‘Ž2 βˆ’ (π‘š1 + π‘š3 cos πœƒ)π‘Ž1 = 0

π‘Ž1 =π‘š1 + π‘š3 cos πœƒ

π‘š2 + π‘š3(1 βˆ’ cos πœƒ)π‘Ž2 … (8)

Subtitusi persamaan (1), (6), dan (7) ke (4)

π‘š3𝑔 βˆ’π‘š2π‘Ž2 βˆ’ π‘š1π‘Ž1(1 βˆ’ cos πœƒ)

sin πœƒcos πœƒ βˆ’ π‘š1π‘Ž1 sin πœƒ = π‘š3(π‘Ž1 + π‘Ž2) sin πœƒ

π‘š3𝑔 sin πœƒ βˆ’ π‘š2π‘Ž2 cos πœƒ + π‘š1π‘Ž1(1 βˆ’ cos πœƒ) cos πœƒ βˆ’ π‘š1π‘Ž1 sin2 πœƒ = π‘š3(π‘Ž1 + π‘Ž2) sin2 πœƒ (π‘š2 cos πœƒ + π‘š3 sin2 πœƒ)π‘Ž2 + (π‘š3 sin2 πœƒ βˆ’ π‘š1(1 βˆ’ cos πœƒ) cos πœƒ + π‘š1 sin2 πœƒ)π‘Ž1 = π‘š3𝑔 sin πœƒ (π‘š2 cos πœƒ + π‘š3 sin2 πœƒ)π‘Ž2 + (π‘š3 sin2 πœƒ βˆ’ π‘š1(1 βˆ’ cos πœƒ))π‘Ž1 = π‘š3𝑔 sin πœƒ … (9)

Subtitusi persamaan (8) ke (9)

(π‘š2 cos πœƒ + π‘š3 sin2 πœƒ)π‘Ž2 + (π‘š3 sin2 πœƒ βˆ’ π‘š1(1 βˆ’ cos πœƒ))π‘š1 + π‘š3 cos πœƒ

π‘š2 + π‘š3(1 βˆ’ cos πœƒ)π‘Ž2

= π‘š3𝑔 sin πœƒ [(π‘š2 cos πœƒ + π‘š3 sin2 πœƒ)(π‘š2 + π‘š3(1 βˆ’ cos πœƒ))

+ (π‘š3 sin2 πœƒ βˆ’ π‘š1(1 βˆ’ cos πœƒ))(π‘š1 + π‘š3 cos πœƒ)]π‘Ž2

= (π‘š2 + π‘š3(1 βˆ’ cos πœƒ))π‘š3𝑔 sin πœƒ

Basyir Al Banjari

0896-5985-6821

mechtermlighlismfism

DC3BCE5B

[email protected]

www.basyiralbanjari.wordpress.com

Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821

Hal | 17

π‘Ž2 =(π‘š2 + π‘š3(1 βˆ’ cos πœƒ))π‘š3𝑔 sin πœƒ

(π‘š2 cos πœƒ + π‘š3 sin2 πœƒ)(π‘š2 + π‘š3(1 βˆ’ cos πœƒ)) + (π‘š3 sin2 πœƒ βˆ’ π‘š1(1 βˆ’ cos πœƒ))(π‘š1 + π‘š3 cos πœƒ)

π‘Ž1 =(π‘š1 + π‘š3 cos πœƒ)π‘š3𝑔 sin πœƒ

(π‘š2 cos πœƒ + π‘š3 sin2 πœƒ)(π‘š2 + π‘š3(1 βˆ’ cos πœƒ)) + (π‘š3 sin2 πœƒ βˆ’ π‘š1(1 βˆ’ cos πœƒ))(π‘š1 + π‘š3 cos πœƒ)

Percepatan massa π‘š1 terhadap π‘š2 adalah π‘Ž1 + π‘Ž2. Maka untuk menempuh jarak sejauh

𝐿 waktu yang diperlukan adalah

𝐿 =1

2(π‘Ž1 + π‘Ž2)𝑑2

𝑑 = √2𝐿

π‘Ž1 + π‘Ž2

Maka selang waktu dari saat sistem dilepaskan sampai massa π‘š1 dan π‘š2 bertumbukan

adalah

𝑑 = √2𝐿(π‘š2 cos πœƒ + π‘š3 sin2 πœƒ)(π‘š2 + π‘š3(1 βˆ’ cos πœƒ)) + (π‘š3 sin2 πœƒ βˆ’ π‘š1(1 βˆ’ cos πœƒ))(π‘š1 + π‘š3 cos πœƒ)

(π‘š1 + π‘š2 + π‘š3)π‘š3𝑔 sin πœƒ