JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

16

Click here to load reader

description

KTI saya berjudul Pola Pengobatan Hipertensi pada Pasien Lanjut Usia

Transcript of JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

Page 1: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

1

POLA PENGOBATAN HIPERTENSI PRIMER PADA PASIEN LANJUT

USIA DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD PANEMBAHAN SENOPATI

BANTUL

TAHUN 2009

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Pada

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Oleh:

Adwin Alamsyaputra

07711183

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

Page 2: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

2

POLA PENGOBATAN HIPERTENSI PRIMER PADA PASIEN LANJUT

USIA DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD PANEMBAHAN SENOPATI

BANTUL TAHUN 2009

Adwin Alamsyaputra1, Erlina Marfianti

2

1Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Indonesia 2Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Indonesia

ABSTRACT

Human life expectancy are keep increasing years by years with multifactorial

causes. The aging process is followed with decreasing of various function of

organs, so that elderly is become susceptible to get disease, including

hypertension as a degenerative disorder. Uncontrolled hipertension will lead to

many complication such as coronary heart disease, stroke, and renal failure. The

incidence of hypertension in elderly which keep on increasing and importance of

hypertension on morbidity and mortality in elderly patients explained the

importance of why this study made. This study aims to know the pattern of

hypertension therapy in elderly in internal medicine clinic Panembahan Senopati

Bantul Public Hospital 2009. Using descriptive research method with 134 patients

to be a sample. Sample was taken with consecutive sampling by tracing the

secondary data through medical records on patients ≥60 years old with

hypertension. The variables used are the amount of drug was used, types of drugs

and drug classes. The results from 134 patients, 71 (53%) patients were on

monotherapy and 63 (47%) patients on combination therapy. The types of

antihipertensive drugs used the most is captopril, with the number of 89 (66.4%)

patients. For combination therapy, captopril-HCT is the most used combination

with 16 (11.9%) patients. The class of drugs most widely used is the Angiotensin

Converting enzyme inhibitors (ACE-I) with the number of 90 (67.2%) patients.

Keywords: Hypertension, Elderly, Therapy Pattern

Page 3: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

3

ABSTRAK

Usia harapan hidup manusia terus meningkat dari waktu ke waktu, dengan

penyebab yang multifaktorial. Proses penuaan diikuti dengan menurunnya fungsi

berbagai organ, sehingga lansia menjadi rentan terhadap penyakit, salah satunya

gangguan degeneratif yaitu hipertensi. Hipertensi yang tidak terkontrol akan

menyebabkan banyak komplikasi seperti penyakit jantung koroner, stroke dan

gagal ginjal. Angka kejadian hipertensi pada lanjut usia yang terus bertambah dan

pentingnya hipertensi terhadap morbiditas dan mortalitas pada pasien lanjut usia

menjelaskan pentingnya penelitian ini dibuat. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pola pengobatan hipertensi pada pasien lanjut usia di Poli Penyakit

Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2009. Dengan menggunakan

metode penelitian deskriptif didapatkan 134 pasien untuk menjadi sampel. Sampel

didapat dengan cara consecutive sampling diambil dari data sekuder berupa

rekam medis pada pasien berumur ≥60 tahun yang mempunyai penyakit

hipertensi. Variabel yang dipakai adalah jumlah penggunaan obat, jenis obat dan

golongan obat. Hasilnya dari 134 pasien, 71 (53%) pasien menggunakan

monoterapi dan 63 (47%) pasien lainnya menggunakan terapi kombinasi. Jenis

obat yang digunakan pasien paling banyak adalah captopril yaitu sejumlah 89

(66,4%) pasien. Untuk terapi kombinasi, kombinasi jenis obat yang paling banyak

dipakai adalah kombinasi captopril dengan HCT yaitu dengan 16 (11,9%) pasien.

Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah Angiotensin Converting

Enzym Inhibitor (ACE-I) yaitu digunakan oleh 90 (67,2%) pasien.

Kata Kunci: Hipertensi, Lanjut Usia, Pola Pengobatan

Page 4: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

4

4

PENDAHULUAN

Menurut data dari Badan Pusat

Statistik jumlah lanjut usia di

Indonesia tahun 2000 adalah 7,28%

dari keseluruhan penduduk, dan

diperkirakan tahun 2020 jumlah

penduduk lanjut usia di Indonesia

mencapai 11,34% dengan persentase

sebaran penduduk lanjut usia

terbanyak berada di provinsi D.I.

Yogyakarta (14,02 persen)1.

Peningkatan jumlah lanjut usia

(lansia) akan membawa dampak

dibidang kesehatan karena akan

diikuti oleh bertambahnya penyakit

yang berhubungan dengan proses

penuaan atau biasa disebut penyakit

degeneratif. Penyakit degeneratif ini

salah satunya adalah hipertensi.

Hipertensi dapat didefinisikan

sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya di atas

140 mmHg dan diastolik di atas 90

mmHg2. Hipertensi merupakan

penyebab kematian nomor 3 setelah

stroke yakni mencapai 6,8% dari

populasi kematian pada semua umur

di Indonesia3. Hasil Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) Balitbangkes

tahun 2007 menunjukan prevalensi

hipertensi secara nasional mencapai

31,7%. Hipertensi di Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY)

menduduki peringkat ke 4 di

Indonesia sebanyak 33.364 penderita

atau 5,58% pada tahun 20001.

Walaupun peningkatan tekanan

darah bukan merupakan bagian

normal dari ketuaan, insiden

hipertensi pada lanjut usia adalah

tinggi. Bahkan setelah umur 69

tahun, prevalensi hipertensi

meningkat sampai 50%4. Bahkan

sebuah studi di Framingham

menemukan bahwa individu dengan

normotensi pada usia 55 tahun

memiliki risiko 90% untuk menjadi

hipertensi. Lebih dari dua pertiga

orang dengan usia >65 tahun

menderita hipertensi5.

Pengendalian hipertensi pada

lanjut usia dapat dilakukan dengan

berbagai macam terapi, salah satunya

obat antihipertensi. Tujuan terapi

antihipertensi pada lanjut usia adalah

pengurangan morbiditas dan

mortalitas terhadap komplikasi

hipertensi. Pada lanjut usia, sistem

organ mengalami penurunan daya

kerja, sehingga perlu

dipertimbangkan obat yang sesuai

dengan pengobatan rasional, yang

Page 5: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

5

5

tidak memperberat fungsi kerja

jantung, ginjal dan hepar.

Pertimbangan lain dalam pemilihan

obat-obat antihipertensi pada lanjut

usia antara lain adanya efek yang

berdampak pada kondisi komorbid,

kondisi fungsional fisik dan efek

samping obat yang diberikan4.

Angka kejadian hipertensi pada

lanjut usia yang terus bertambah dan

pentingnya terapi hipertensi terhadap

morbiditas dan mortalitas pada

pasien lanjut usia menjelaskan

pentingnya penelitian ini dibuat.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan

penelitian non eksperimen metode

deskriptif. Sampel yang diambil

adalah pasien hipertensi yang lanjut

usia (≥60 tahun) yang diperiksa di

Poli Penyakit Dalam RSUD

Panembahan Senopati selama bulan

Januari 2009 sampai Desember 2009.

Meskipun mengambil semua pasien

dalam jangka waktu selama tahun

2009 (consecutive sampling), namun

penulis tetap menetapkan sampel

minimal yang perlu diambil

menggunakan rumus besar sampel

penelitian observasional kategorikal:

N = (Zα2 x P x Q) / d

2

Keterangan:

Zα = Derivat baku alfa (pakai 1.96)

P = Prevalensi dari penelitian

terdahulu (pakai 31% atau 0.31)

Q = 1-P

d = Presisi (pakai 10% atau 0.1)

N = ( 1,962

x 0.31 x 0,69) / 0,12

N = 82

Dari rumus tersebut didapatkan

sampel minimal yang bisa diambil

sejumlah 82 pasien.

Kriteria sampel pada penelitian

ini adalah pasien hipertensi yang

berobat di poli penyakit dalam

RSUD Panembahan Senopati Bantul

selama tahun 2009 yang berusia ≥ 60

tahun. Sedangkan untuk pasien >60

tahun yang hipertensi tetapi

mempunyai salah satu atau lebih

penyakit penyerta berikut: gagal

jantung, pasien post infark miocard,

pasien dengan resiko penyakit

kardiovaskular tinggi, diabetes

mellitus, penyakit ginjal kronik, dan

pasien yang sedang menjalani

pencegahan stroke recurrent, maka

akan dieksklusi.

Page 6: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

6

6

Variabel yang akan diteliti adalah

jumlah penggunaan obat, jenis obat

dan golongan obat. Jumlah

penggunaan obat yang dimaksud

adalah apakah monoterapi

(penggunaan hanya satu obat untuk

pengobatan hipertensi) atau terapi

kombinasi (penggunaan lebih dari

satu obat untuk pengobatan

hipertensi). Untuk yang dimaksud

dengan jenis obat adalah nama

obat-obat spesifik yang digunakan

untuk terapi hipertensi seperti

thiazide, hidroklorotiazide,

propanolol, atenolol, amlodipine,

nifedipine, captopril, losartan,

hidralazin. Sedangkan golongan obat

adalah macam golongan obat yang

digunakan untuk terapi hipertensi

seperti golongan diuretik, golongan

ACE Inhibitor, golongan

Angiotensin II Receptor Blocker,

golongan Calcium Channel Blocker,

golongan Beta blocker dan golongan

vasodilator.

Instrumen penelitian yang

digunakan adalah peneliti sendiri,

alat tulis, rekam medis dan lembar

kerja penelitian yang berisi tabel

yang mencakup nama, umur, jenis

kelamin, tekanan darah, jenis obat

yang digunakan serta penyakit

penyerta jika ada.

Hasil penelitian dianalisis dengan

metode statistik deskriptif

menggunakan software SPSS 17.

Data diolah dan disajikan dalam

bentuk frekuensi(n) dan

persentase(%).

HASIL PENELITIAN

Total sampel yang diteliti ada

250 pasien. Dari total 250 pasien

yang dijadikan sampel, 134 pasien

memenuhi kriteria inklusi dan 116

lainnya dieksklusi. Dari 116 pasien

yang dieksklusi tersebut, 3 sampel

dieksklusi karena tekanan darahnya

dibawah 140mmHg dan/atau 90

mmHg, 7 pasien dieksklusi karena

tidak bisa dipakai berkas rekam

medisnya, dan 106 sampel lainnya di

eksklusi karena mempunyai penyakit

penyerta.

Dari total 134 pasien, 63 (47%)

pasien merupakan laki-laki dan 71

(53%) pasien merupakan perempuan.

Dari segi umur, rata-rata umur pasien

adalah 69,03 tahun dengan umur

yang paling banyak pada pasien

adalah 70 tahun yaitu 16 pasien.

Untuk grade hipertensi, 81 (60,4%)

Page 7: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

7

7

pasien merupakan pasien hipertensi

grade I dan 53 (39,6%) pasien

lainnya merupakan pasien hipertensi

grade II.

Jumlah penggunaan obat yang

dipakai pada terapi dapat berupa

monoterapi (menggunakan satu obat)

ataupun terapi kombinasi

(menggunakan lebih dari satu obat).

Pada penelitian ini, 71 (53%) pasien

menggunakan monoterapi dan 63

(47%) pasien lainnya menggunakan

terapi kombinasi. Dari 63 pasien

yang menggunakan terapi kombinasi,

53 (84,1%) pasien menggunakan

kombinasi 2 obat dan 10 (15,9%)

pasien menggunakan kombinasi 3

obat. Dilihat dari jumlah penggunaan

obat yang dipakai berdasarkan grade

hipertensinya, pada pasien hipertensi

grade I, 59 (72,8%) pasien

menggunakan monoterapi dan 22

(27,2%) pasien menggunakan terapi

kombinasi. Sedangkan untuk pasien

yang mempunyai hipertensi grade II

dalam penelitian ini, 12 (22,6%) dan

41 (77,4%) pasien masing-masing

menggunakan monoterapi dan terapi

kombinasi.

Tabel 1. Klasifikasi karakteristik pasien

Karakteristik pasien Frekuensi Presentase (%)

Jenis kelamin laki-laki 63 47

perempuan 71 53

Umur rata-rata 69,3

modus 70

Grade Hipertensi grade I 81 60,4

grade II 53 39,6

Page 8: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

8

8

Tabel 2. Klasifikasi jumlah penggunaan obat yang dipakai pada terapi

Jumlah penggunaan obat Frekuensi Presentase (%)

Monoterapi 71 53

Terapi kombinasi 63 47

Total 134 100

Tabel 3. Klasifikasi jumlah penggunaan obat yang dipakai pada terapi kombinasi

Jumlah penggunaan obat Frekuensi Presentase (%)

2 obat 53 84,1

3 obat 10 15,9

Total 63 100

Tabel 4. Klasifikasi jumlah penggunaan obat yang dipakai berdasarkan grade

hipertensi

Grade hipertensi Jumlah penggunaan obat Frekuensi Persentase

Hipertensi grade I monoterapi 59 72,8

terapi kombinasi 22 27,2

Hipertensi grade II monoterapi 12 22,6

terapi kombinasi 41 77,4

total 134 100

Dari 134 pasien yang memenuhi

kriteria inklusi, pasien paling banyak

menggunakan captopril baik untuk

monoterapi ataupun terapi kombinasi

yaitu sejumlah 89 (66,4%) pasien.

Untuk pasien yang monoterapi saja,

captopril juga merupakan jenis obat

yang paling banyak digunakan yaitu

dengan 40 (29,9%) pasien. Pada

pasien yang menggunakan terapi

kombinasi, kombinasi jenis obat

yang paling banyak dipakai adalah

kombinasi captopril dengan HCT

yaitu dikonsumsi oleh 16 (11,9%)

pasien.

Page 9: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

9

9

Tabel 5. Klasifikasi jenis obat yang dipakai baik pada pasien monoterapi maupun

terapi kombinasi

Jenis obat Frekuensi Presentase (%)

Captopril

Amlodipin

HCT

Furosemid

Nifedipin

89

32

31

22

18

66,4

23,9

23,1

16,4

13,4

Valsartan

Klorotiazid

6

3

4,5

2,2

Diltiazem 3 2,2

Atenolol

Lisinopril

1

1

0,7

0,7

Tabel 6. Klasifikasi jenis obat yang dipakai pada pasien monoterapi

Jenis obat Frekuensi Presentase (%)

Captopril 40 56,3

Amlodipin 18 25,4

Furosemid 6 8,5

Nifedipin 5 7

Diltiazem 1 1,4

Valsartan 1 1,4

Total 71 100

Tabel 7. Klasifikasi jenis obat yang dipakai pada pasien terapi kombinasi

Jenis obat Frekuensi Presentase (%)

Captopril-HCT 17 10,7

Captopril-Furosemid 12 7,56

Captopril-Amlodipin 3 1,83

Captopril-Nifedipin 4 2,52

Captopril-Klorotiazid 1 0,63

Captopril-Atenolol 1 0,63

Captopril-Diltiazem 2 1,26

Captopril-Nifedipin-Furosemid 2 1,26

Captopril-Nifedipin-HCT 4 3

Captopril-Amlodipin-HCT 1 0,63

Captopril-Amlodipin-Furosemid 1 0,63

Page 10: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

10

10

Amlodipin-HCT 4 3

Amlodipin-Valsartan 2 1,26

Amlodipin-Klorotiazid 1 0,63

Nifedipin-HCT 2 1,26

Nifedipin-furosemid 1 0,63

Nifedipin-Valsartan 1 0,63

Lisinopril-Amlodipin-HCT 1 0,63

Valsartan-HCT 2 1,26

Total 63 100

Pada penelitian ini pemakaian

golongan obat dari total 134 pasien

paling banyak menggunakan

golongan obat Angiotensin

Converting Enzym Inhibitor (ACE-I)

yaitu sejumlah 90 (67,2%) pasien

baik pasien monoterapi maupun

terapi kombinasi. Diuretik dan CCB

pada penelitian ini menempati urutan

kedua dan ketiga terbanyak dengan

frekuensi penggunaan masing-

masing 54 (40,3%) pasien. Untuk

penggunaan golongan obat pada

pasien yang monoterapi saja, dari

total 71 pasien yang monoterapi

paling banyak menggunakan obat

golongan ACE-I yaitu sejumlah 40

(56,3%) pasien. Untuk penggunaan

golongan obat pada pasien yang

terapi kombinasi saja, dari total 63

pasien yang terapi kombinasi paling

banyak menggunakan terapi

kombinasi obat golongan ACE-I

dengan diuretik yaitu sejumlah 30

(47,6%) pasien.

Tabel 8. Klasifikasi golongan obat yang dipakai baik pada pasien monoterapi atau

terapi kombinasi

Golongan obat Frekuensi Presentase (%)

ACE-I 90 67,2

CCB 54 40,3

Diuretik 54 40,3

ARB 8 6

Beta blocker 1 0,7

Page 11: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

11

11

Tabel 9. Klasifikasi golongan obat yang dipakai pada pasien monoterapi

Golongan obat Frekuensi Presentase (%)

ACE-I 40 56,3

CCB 24 33,8

Diuretik 6 8,5

ARB 1 1,4

Total 71 100

Tabel 10. Klasifikasi golongan obat yang dipakai pada pasien terapi kombinasi.

Golongan obat Frekuensi Presentase (%)

ACE-I, diuretik 30 47.6

ACE-I, CCB 9 14.3

ACE-I, CCB, diuretik 8 12.7

CCB, diuretik 7 11.1

CCB, ARB 4 6.3

ACE-I, diuretik, CCB 2 3.2

ARB, diuretik 2 3.2

ACE-I, beta blocker 1 1.6

Total 63 100

PEMBAHASAN

Dari jumlah penggunaan obat

yang dipakai, pada penelitian ini, 71

(53%) pasien menggunakan

monoterapi dan 63 (47%) pasien

lainnya menggunakan terapi

kombinasi. Hal ini berbanding lurus

dengan grade hipertensi pada pasien

penelitian ini, semakin banyak pasien

yang menderita hipertensi grade I

semakin banyak pula yang

menggunakan monoterapi sebagai

terapi farmakologisnya. JNC-VII

menyebutkan bahwa terapi

farmakologis pada hipertensi grade I

diobati menggunakan monoterapi,

walaupun tetap diperbolehkan untuk

menggunakan terapi kombinasi2.

Dari 63 pasien yang menggunakan

terapi kombinasi, 53 (84,1%) pasien

menggunakan kombinasi 2 obat dan

10 (15,9%) pasien menggunakan

kombinasi 3 obat. Pada penelitian

Etuk (2008) dari 145 pasien yang

diteliti, 29 (20%) menggunakan

Page 12: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

12

12

monoterapi, sementara 116 (80%)

lainnya menggunakan terapi

kombinasi. Dari 116 pasien yang

menggunakan terapi kombinasi,

71(61.2%) menggunakan kombinasi

2 obat, 39 (33.6%) menggunakan

kombinasi 3 obat dan 6 (5.2%)

menggunakan kombinasi 4 obat.

Dilihat dari jumlah penggunaan

obat yang dipakai berdasarkan grade

hipertensinya, pada pasien hipertensi

grade I, 59 (72,8%) pasien

menggunakan monoterapi dan 22

(27,2%) pasien menggunakan terapi

kombinasi. Menurut panduan dari

JNC-VII tahun 2003 hal ini sudah

sesuai karena walaupun pada

hipertensi grade I terapi yang

direkomendasikan adalah

monoterapi, namun terapi kombinasi

boleh digunakan dalam pengawasan

dokter. Sedangkan untuk pasien yang

mempunyai hipertensi grade II dalam

penelitian ini, 12 (22,6%) dan 41

(77,4%) pasien masing-masing

menggunakan monoterapi dan terapi

kombinasi. Menurut panduan yang

diberikan oleh JNC-VII tahun 2003,

pasien hipertensi grade II seharusnya

menggunakan terapi kombinasi

untuk menurunkan tekanan

darahnya2, tetapi 22,6% pasien dari

total seluruh pasien hipertensi grade

II justru menggunakan monoterapi.

Hal ini mungkin pertimbangan

pribadi dari dokter yang memberikan

pengobatan tersebut sehingga perlu

digali lebih dalam mengapa pada

pasien hipertensi grade II masih

diberikan monoterapi sebagai

pengobatannya.

Untuk jenis obat 134 pasien

yang memenuhi kriteria inklusi,

pasien paling banyak menggunakan

captopril baik untuk monoterapi

ataupun terapi kombinasi yaitu

sejumlah 89 (66,4%) pasien. Selain

dari harganya yang murah, mudah

didapat dan efektif untuk

menurunkan tekanan darah secara

short-acting, captopril juga bisa

dikombinasikan dengan obat

antihipertensif lainnya bila

diperlukan sehingga menjadi

pilihan4. Untuk pasien monoterapi,

captopril merupakan jenis obat yang

paling banyak digunakan yaitu

dengan 40 (29,9%) pasien. Captopril

merupakan obat hipertensi yang

murah, dengan penggunaan tunggal

saja dapat menurunkan tekanan

darah secara efisien. Captopril juga

Page 13: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

13

13

mempunyai efek samping yang

minimal, selain itu tidak begitu fatal

untuk sistemik6. Selain itu alasan

sosioekonomi juga menjadi salah

satu hal mengapa penggunaan

captopril di RSUD Panembahan

Senopati Bantul menjadi yang paling

tinggi. Rumah sakit daerah

mempunyai pasien yang rata-rata

adalah rujukan Askes, dan jatah yang

diberikan dari rumah sakit daerah

untuk pasien-pasien hipertensi

rujukan Askes adalah captopril. Pada

pasien yang menggunakan terapi

kombinasi, kombinasi jenis obat

yang paling banyak dipakai adalah

kombinasi captopril dengan HCT

yaitu dikonsumsi oleh 16 (11,9%)

pasien.

Pada penelitian ini pemakaian

golongan obat dari total 134 pasien

paling banyak menggunakan

golongan obat Angiotensin

Converting Enzym Inhibitor (ACE-I)

yaitu sejumlah 90 (67,2%) pasien

baik pasien monoterapi maupun

terapi kombinasi. Jenis obat

golongan ACE-I pada penelitian ini

adalah seperti captopril atau

lisinopril. ACE-Inhibitor memiliki

mekanisme aksi menghambat sistem

renin-angiotensin-aldosteron dengan

menghambat perubahan angiotensin

I menjadi angiotensin II sehingga

terjadi vasodilatasi dan penurunan

sekresi aldosteron. Oleh karena ACE

juga terlibat dalam degradasi

bradikinin maka ACE inhibitor

menyebabkan peningkatan

bradikinin, suatu vasodilator kuat

dan menstimulus pelepasan

prostaglandin dan nitric oxide.

Peningkatan bradikinin

meningkatkan efek penurunan

tekanan darah dari ACE inhibitor,

tetapi juga bertanggungjawab

terhadap efek samping berupa batuk

kering7. Efek samping batuk ini

dapat mengganggu pada pasien

lanjut usia yang mengkonsumsi

ACE-I dan menyebabkan pasien

tersebut mengganti golongan obat

dengan yang lain seperti diuretik

maupun CCB. Diuretik dan CCB

pada penelitian ini menempati urutan

kedua dan ketiga terbanyak dengan

frekuensi penggunaan masing-

masing 54 (40,3%) pasien. Pada

panduan yang dibuat oleh JNC-VII

pada tahun 2003, sebenarnya diuretik

merupakan obat yang

direkomendasikan baik untuk

Page 14: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

14

14

monoterapi maupun terapi

kombinasi2, namun mungkin dengan

pertimbangan keadaan yang kurang

memungkinkan pasien lanjut usia

untuk mempunyai frekuensi buang

air kecil yang tinggi, maka dokter

lebih cenderung memberikan

captopril sebagai obat antihipertensi.

Pada penelitian Etuk (2008),

golongan obat antihipertensi yang

paling banyak diresepkan adalah

diuretik, baik dipakai sebagai

monoterapi (44.8%) maupun terapi

kombinasi dengan obat antihipetensi

lainnya (88.8%)8. Untuk penggunaan

golongan obat pada pasien

monoterapi, dari total 71 pasien yang

monoterapi paling banyak juga

menggunakan obat golongan ACE-I

yaitu sejumlah 40 (56,3%) pasien8.

Untuk penggunaan golongan obat

pada pasien terapi kombinasi, dari

total 63 pasien yang terapi kombinasi

paling banyak menggunakan terapi

kombinasi obat golongan ACE-I

dengan diuretik yaitu sejumlah 30

(47,6%) pasien. Diuretik dapat

meningkatkan efektivitas kerja dari

ACE-I, bahkan pada pasien dengan

hipertensi low-renin, ACE-I dapat

meningkatkan efektivitas diuretik

pada penggunaan oleh pasien

hipertensi renin sedang-tinggi dan

meredam metabolisme adverse effect

dari diuretik thiazide seperti

hipokalemia dan hiperglikemia9.

Beberapa penelitian telah

menunjukkan bahwa efektivitas

kombinasi obat antihipertensi ini

dalam dosis rendah secara

substansial menunjukkan penurunan

tekanan darah lebih besar

dibandingkan dengan penggunaan

sendiri-sendiri10

.

SIMPULAN

Dari penelitian ini, didapatkan

simpulan sebagai berikut: Jumlah

penggunaan obat yang paling banyak

digunakan oleh pasien adalah

monoterapi. Jenis obat yang paling

banyak digunakan oleh pasien baik

untuk monoterapi dan terapi

kombinasi adalah captopril. Untuk

jenis obat yang paling banyak

digunakan pada pasien yang

monoterapi saja juga didominasi oleh

captopril. Sedangkan untuk jenis

obat yang paling banyak digunakan

oleh pasien yang terapi kombinasi

saja adalah kombinasi captopril-

HCT. Golongan obat yang paling

banyak digunakan oleh pasien baik

Page 15: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

15

15

untuk monoterapi dan terapi

kombinasi adalah obat golongan

Angiotensin Converting Enzym

Inhibitor (ACE-I). Untuk golongan

obat yang paling banyak digunakan

pada pasien yang monoterapi saja

juga didominasi oleh obat golongan

ACE-I. Sedangkan untuk golongan

obat yang paling banyak digunakan

oleh pasien yang terapi kombinasi

saja adalah kombinasi golongan

ACE-I dengan diuretik.

SARAN

Dalam pencatatan dan

pendokumentasian data-data dalam

rekam medis dilakukan dengan lebih

lengkap, tulisan lebih jelas dan rapi

agar dalam pembacaan data baik

identitas, diagnosis, hasil

pemeriksaan, jenis obat maupun

dosis obatnya dapat dibaca dengan

jelas dan tidak terjadi kesalahan.

Berkas rekam medis lebih dirawat

dan dijaga sehingga tidak mengalami

kerusakan baik sobek maupun

terdapat lembaran yang hilang

sehingga data rekam medis sebagai

sumber informasi dapat berfungsi

dengan maksimal.

Untuk penelitian selanjutnya

dapat ditambahkan untuk meneliti

tentang dosis obat, interaksi obat

hipertensi yang dipakai dengan obat-

obat lain yang diberikan bersamaan,

efek samping obat, status sosial dan

pekerjaan pasien serta dapat

dilanjutkan penelitian kualitatif

mengenai pertimbangan dokter

dalam pemberian jenis dan golongan

obat antihipertensi pada pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2009. Profil Penduduk

Lanjut Usia 2009. Komnas

Lansia : Jakarta

2. Chobanian, AV., Bakris LG,

Black Henry R., Cushman

William C., Green Lee A., Izzo

Joseph L., W Daniel Jr,. Jones,

Materson Barry J., et al. 2003.

Seventh Report of the Joint

National Committee on

Prevention, Detection,

Evaluation, and Treatment of

High Blood Pressure. American

Heart Association : USA

3. Kementerian Kesehatan, Pusat

Komunikasi Publik Sekretariat

Jenderal Kementerian Kesehatan.

2010. Hipertensi Penyebab

Kematian Nomor Tiga.

http://www.depkes.go.id/index.ph

p/berita/press-release/810-

hiperten si-penyebab-kematian-

nomor-tiga.html. Diakses pada

28 Maret 2011

Page 16: JKKI Pola Pengobatan Hipertensi Pada Geriatri

16

16

4. Kuswardhani, RA Tuty. 2006.

PENATALAKSANAAN

HIPERTENSI PADA LANJUT

USIA. J Peny Dalam, Volume

136 7 Nomor 2 Mei 2006

5. Vasan, RS., Beiser, A., Seshadri,

S. et al. 2002. Residual lifetime

risk for developing hypertension

in middle-aged women and men:

The Framingham Heart Study.

JAMA, 287(8):1003-10

6. Tjay, TH dan Rahardja, K. 2002.

Obat-Obat Penting, Edisi: V. PT.

Elex Media Komputindo

Gramedia: Jakarta

7. Tierney, L. M., Mcphee, S. J.,

Papadakis, M. A. 2002. Current

Medical Diagnosis & Treatment,

45th Edition, 385-340, 419, 424-

425, 434, 440, McGraw-Hill Inc,

USA.

8. Etuk E., Isezuo SA., Chika A.,

Akuche J., Ali M. 2008.

Prescription Pattern of

Antihypertensive Drugs in a

Tertiary Institution in Nigeria.

Annals of African Medicine

Vol.7, No.3, 128-132

9. Gasbarro, Ron. 1999.

Hypertension: the use of

combination therapy. Am J

Hypertens. (8 Pt 2):86S-90S

10. Kalra Sanjay, Kalra Bharti,

Agrawal Navneet. 2010.

Combination therapy in

hypertension: An update.

Diabetology & Metabolic

Syndrome , 2:44