Jika Paham Syiah Kafir

download Jika Paham Syiah Kafir

of 13

description

syiah

Transcript of Jika Paham Syiah Kafir

Jika Paham Syiah Kafir, Mengapa Masih Diizinkan Berhaji?Assalamualaykum.. Ustadz, apakah masih bolehnya orang syiah berhaji ke mekkah bisa menjadi dasar bahw syiah tidak kafir, krn orang kafir tdk boleh masuk mekkah. Apakahsyiah zaidiyyahdan jafariyah masih bagian dari islam? Apakahsyiah Rafidhahtelah kafir secara mutlak? Mhn penjelasan. Syukron.Dari: Abu TsurayaJawaban:Wa alaikumus salamBismillah was shalatu was salamu ala rasulillah, amma badu,Pertanyaan ini mungkin menjadi tanda tanya besar sebagian orang. Terutama yang pernah membaca berita tentang syiah. Jika memang syiah kafir, mengapa masih diizinkan untuk berhaji? Mengapa masih diizinkan untuk masuk masjidil haram? dst.Dan mungkin karena alasan inilah, sebagian orang meragukan kekufuran syiah. Benarkah syiah itu kafir? Sebagian mengatakan kafir, sebagian belum tega menyatakan kafir. Namun, dengan munculnya perbedaan ini, setidaknya kita bisa mengambil kesimpulan, sejatinya kaum muslimin telah sepakat bahwa syiah adalah sesat. Hanya saja mereka berbeda pendapat, apakah kesesatan syiah sudah sampai pada tingkat layak dikafirkan ataukah belum. Ini bagian penting yang perlu kita catat.Kita kembali pada inti pertanyaan, jikasyiah kafir, mengapa syiah masih diizinkan untuk berhaji dan mendatangi tanah suci?Ada beberapa pendekatan untuk menjawab pertanyaan ini,Pertama,kaum muslimin sepakat bahwa syiah adalah sesat. Kami tidak perlu menyebutkan bukti akan hal ini, karena sudah terlalu banyak. Dan kesesatan syiah bertingkat-tingkat. Karena sekte syiah terpecah berkeping-keping menjadi sekian banyak sekte. Ada yang dianggap mendekati ahlus sunah, ada yang pertengahan, bahkan ada yang memiliki ajaran berbeda dengan berbagai prinsip ajaran islam.Diantara sekte syiah yang dinyatakan paling dekat dengan ajaran islam dari pada sekte lainnya adalah syiah zaidiyah, yang banyak tersebar di Yaman. Sekte ini tidak mengkafirkan sahabat, dan banyak bersebarangan dengan sekte imamiyah di Iran. Karena itu ada sebagian orang yang menolak ketika zaidiyah disebut syiah. Zaidiyah sangat berbeda dengan syiah. (simakAl-Farq baina Al-Firaq, 1/15).Disamping itu, tidak semua orang syiah paham tentang islam dan inti ajaran islam. Bahkan bisa jadi, sebagian besar hanyalah korban ideologi sesat. Sebagaimana layaknya PKI masa silam. Kita yakin, tidak semua para petani tebu paham apa itu komunis, tahunya hanya ikut kumpul-kumpul dan dipanasi untuk melawan pemerintah.Kami menduga kuat, sebagian besar orang syiah hanya korban ideologi. Masyarakat syiah sampang, bisa jadi, mereka sama sekali tidak paham dan tidak tahu menahu apa itu syiah, apa itu aqidah imamiyah. Mereka hanya didoktrin: cinta ahlul bait.. cinta ahlul bait dan selain kelompok mereka, divonis membenciahlul bait. Anda bisa menyimak pengakuan mereka di:Taubatnya 3 Wanita Syiah.Memahami latar belakang ini, Iran menjadi negara yang sangat eksklusif. Tidak semua chanel TV bisa diakses di Iran. Karena pemerintah sangat khawatir, masyarakatnya terpengaruh dengan dakwah islam yang disiarkan melalui TV satelit. Demikian informasi yang saya dengar dari salah seorang doktor dari Universitas Islam Madinah.Karena itulah, perlu dirinci antara hukum untuk sekte dan hukum untuk penganut sekte. Para ulama membedakan antara hukum untuk sekte syiah dan hukum untuk penganut sekte syiah. Sekte syiah yang mengajarkan prinsip yang bertentangan dengan inti ajaran islam, seperti mengkafirkan Abu Bakar, Umar, dan beberapa sahabat lainnya. Atau menuduh Aisyah radhiyallahu anha berzina. Sekte semacam ini dihukumi kafir. Karena dengan prinsip ini, menyebabkan orang menjadi murtad, keluar dari islam.Demikian pula hukum untuk penganut syiah. Pendapat yang tepat dalam hal ini, tidak menyama-ratakan hukum mereka. Bisa jadi ada sebagian diantara mereka yang memahami bahwa ajaran syiah itulah islam. Seperti kesaksian 3 wanita syiah yang taubat di atas. Sejak lahir hingga besar, yang dia tahu bahwa islam adalah apa yang mereka dengar di lingkungannya.Lebih dari itu, mereka yang datang ke tanah suci, tidak diketahui dengan pasti aqidahnya. Mereka datang dengan passport resmi negara. Dan akan sangat tidak memungkinkan untuk ngecek satu-satu aqidah setiap orang yang datang ke tanah suci. Bisa dipastikan, semacam ini tidak mungkin dilakukan.Sebagai gambaran yang lebih mendekati, dukun termasuk sosok orang kafir yang gentayangan di manapun. Karena mereka mempraktekkan sihir. Dan di indonesia, dukun yang merangkap kiyai sangat banyak. Bahkan sebagian mereka menjadi pembimbing haji, karena punya banyak pengikut. Secara aturan, mereka terlarang masuk masjidil haram. Tapi bagaimana mereka bisa difilter??Kedua,mengapapemerintah Saudi tidak membuat pengumuman besar, syiah dilarang berhaji. Sehingga menjadi peringatan bagi mereka untuk tidak masuk masjidil haram.Barangkali pertanyaan inilah yang lebih mendekati. Mengapa pemerintah Saudi tidak melarang dengan tegas orang syiah untuk tidak berhaji? Padahal mereka sempat bikin onar di makam Baqi, dengan mencoba membongkar kuburan Aisyah. Anda bisa saksikan tayangan ini:Anak-anak syiah meneriakkanLabbaika ya Husain (ganti dari labbaik Allahumma labbaik). Mereka mengambili tanah satu kuburan, yang disangka kuburan Aisyah. Mereka ingin membongkarnya, tapi diusir oleh Askar.Mengapa mereka dibiarkan?Pembaca yang budiman, anda bisa menilai kebijakan ini.Pemerintah Saudi memahami bahwa Mekah dan Madinah, bukan semata urusan negara. Tapi urusan kaum muslimin sedunia. Mereka yang berhaji, yang datang ke tanah suci, tidak hanya muslim ahli tauhid, tapi pembela syirik yang mengaku muslim juga sangat banyak. Karena itulah, banyak situs haji yang disalah gunakan oleh pembela kesyirikan, tetap dibiarkan di Saudi. Pemerintah Saudi menggunakan prinsip toleran. Membongkar situs semacam ini, bisa jadi akan membuat banyak kaum muslimin marah, dan menimbulkan kekacauan. Sungguh aneh, ketika ada orang yang menuduh, pemerintah Saudi ingin menghancurkan kuburan Nabishallallahu alaihi wa sallam. Penjelasan selengkapnya, bisa anda simak di:Fitnah Arab Saudi akan Menggusur Makam NabiKemudian, sejatinya pemerintah Saudi menerapkan politik yang pernah diterapkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Sekte syiah adalah sekte sesat. Terutama sekte Syiah Iran, yang mengkafirkan seluruh sahabat dan kaum muslimin. Mereka mayakini Al-Quran tidak otentik dan telah diubah. Bahkan salah satu tokohnya: At-Thibrisy, menulis satu buku untuk membuktikan bahwa Al-Quran yang dipegang kaum muslimin tidak otentik. Buku itu berjudul: [Kalimat pemutus tentang adanya penyimpangan dalam kitab Tuhan]. Dia menyebutkan berbagai sumber syiah untuk meyakinkan umat bahwa Al-Quran yang ada di tangan kaum muslimin telah dipalsukan sahabat. (Maha Suci Allah dari tuduhan keji mereka). Sementara itu, mereka memiliki prinsip taqiyah, berbohong untuk mencari aman. Sehingga tidak mungkin bisa ditangkap dengan bukti yang terang.Di masa Nabishallallahu alaihi wa sallam, keadaan yang paling mirip dengan mereka adalah orang munafik. Ketika berkumpul bareng kaum muslimin, mereka sok muslim, ikut shalat jamaah, ikut jihad, menampakkan dirinya sebagaimana layaknya muslim. Begitu mereka kumpul dengan sesama munafik, baru mereka menampakkan kotoran hatinya, dan upayanya untuk menghancurkan islam. Allah berfirman tentang mereka, Mereka orang-orang munafik mengatakan: (Kewajiban Kami hanyalah) taat. tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. cukuplah Allah menjadi Pelindung.(QS. An-Nisa: 81)Kita tidak boleh berpikiran, bisa jadi Nabishallallahu alaihi wa sallamtidak tahu siapa saja orang munafik. Kita tidak boleh berpikir demikian. Karena berarti kita suudzan kepada Allah. Bagian dari penjagaan Allah kepada Nabi-Nya adalah dengan memberikan informasi siapa saja musuh beliau, termasuk musuh dalam selimut, yaitu orang munafik. Allah menurunkan beberapa wahyu dan ayat yang menjelaskan siapa mereka. Ayat semacam ini diisitilah dengan ayat atau surat Fadhihah. (simak Tafsir At-Thabari 14/332, Ibn Katsir 4/171, dan Tafsir Al-Baghawi 4/7)Nabishallallahu alaihi wa sallamtahu siapa saja mereka, dan bahkan ada sahabat yang tahu siapa saja munafik di Madinah. Diantaranya adalah Hudzaifah ibnul Yaman. Beliau diberitahu oleh Nabishallallahu alaihi wa sallambeberapa nama orang munafik di Madinah. Dan karena inilah, Hudzaifah digelari dengan Shohibu sirrin Nabishallallahu alaihi wa sallam(pemilik rahasia nabi).Pertanyaan yang mendasar, mengapa Nabishallallahu alaihi wa sallamdan para sahabat tidak mengusir orang munafik itu dari Madinah? Mengapa beliau tidak memerangi atau bahkan membiarkan mereka tetap berkeliaran di Madinah?Umar berkali-kali menawarkan diri untuk membunuh gembong munafik Abdullah bin Ubay bin Salul. Namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam selalu melarang beliau dan mengatakan, Biarkan dia, jangan sampai manusia berkomentar bahwa Muhammad membunuh sahabatnya.(HR. Bukhari 4905, Muslim 2584, Turmudzi 3315, dan yang lainnya).Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamtidak membunuh mereka, tidak mengusir mereka, dalam rangka menghindari dampak buruk yang lebih parah. Membiarkan mereka di keliaran di Madinah, dampaknya lebih ringan dari pada membantai mereka.Anda tidak boleh mengatakan, Nabishallallahu alaihi wa sallammembiarkan mereka keluar masuk masjid nabawi, itu bukti bahwa orang munafik BUKAN orang kafir. Kalau mereka bukan orang muslim, kan seharusnya mereka tidak boleh masuk tanah suci Madinah?Jelas ini adalah kesimpulan 100% salah.Kebijakan itulah yang ditempuh pemerintah Saudi. Apa yang akan dikatakan muslim seluruh dunia ketika pemerintah Saudi melarang seluruh orang syiah Iran berangkat haji??Dengan demikian, tidak ada hubungannya antara kehadiran syiah ke tanah suci dan keikut-sertaan mereka dalam ibadah haji, dengan status aqidah mereka yang dinilai kafir oleh para ulama.

Apa yang terjadi di Karbala pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyah adalah sebuah duka dalam catatan sejarah. Terbunuhnya Husein di tanah itu tentu sebuah peristiwa besar yang tidak diinginkan oleh seorang muslim pun. Tidak ada seorang muslim pun yang rela cucu Rasulullah dizalimi, kecuali mereka orang-orang yang keji. Tidak ada seorang muslim pun yang sudi mencelakakannya, kecuali mereka orang-orang yang celaka.Alur cerita tentang terbunuhnya cucu Rasulullah , Husein bin Aliradhiallahu anhuma, telah kita bahas bersama di artikelSyahidnya HuseinRadhiallahu anhudi Padang Karbala. Ia dikhianati oleh orang-orang yang mengundangnya ke Kufah. Dan pasukan Ubaidullah bin Ziyad dengan lancang berani membunuhnya. Para Syiah Husein (pendukung Husein) yang mengkhianatinya telah mengakui bahwa mereka telah mengkhianati cucu Rasulullah. Oleh karenanya mereka membuatJaisy at-Tawwabinuntuk menebus kesalahan mereka.Lalu sebagian penulis sejarah melemparkan kesalahan ini juga kepada Yazid bin Muawiyah karena ia sebagai khalifah saat itu. Bagaimanakah duduk permasalahannya? Mudah-mudahan artikel berikut ini bisa memberikan kita pemetaan tentang permasalahan ini.Hubungan Kekerabatan Yazid dan HuseinYazid bin Muawiyah adalah seorang Quraisy dari bani Umayyah. Ia satu kabilah dengan Amirul Mukminin Utsman bin Affanradhiallahu anhu. Hubungan kekerabatannya dengan Husein bin Aliradhiallahu anhumasangatlah dekat. Berikut nasab keduanya: Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdu asy-Syams bin Abdu Manaf. Husein bin Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf.Keduanya adalah keturunan dari Abdu Manaf. Sementara anak dari Abdu Manaf yakni Abdu asy-Syams dan Hasyim adalah saudara kembar. Dengan demikian hubungan kekerabatan keduanya sangatlah erat. Tidak ada konflik keluarga di antara keduanya. Tokoh-tokoh Ahlul Bait di Madinah seperti: Muhammad al-Hanafiyah dan Ali bin Husein pun setia dengan membaiat Yazid.Simstem Administrasi Pemerintahan Bani UmayyahAbdussyafi bin Muhammad Abdul Latif guru besar sejarah Islam di Universitas Al-Azhar- menjelaskan, Para khalifah Bani Umayyah memberikan kekuasaan penuh kepada kepala daerah untuk mengatur wilayah mereka dan bekerja sesuai dengan prediksi mereka demi kemaslahatan negara. Kebijakan ini sama sekali berbeda dengan kebijakan Khulafaur Rasyidin. Pada masa Khulafaur Rasyidin, kepemimpinan dibagi-bagi menjadi beberapa bagian; kepemimpinan dalam berperang, politik, dan administratif dibedakan dengan kepemimpinan dalam mengatur keuangan negara. Karena itu, pada masa Khulafaur Rasyidin terdapatwaliyyul harb(pemimpin perang),waliyyush shalat(imam shalat), dan wali Baitul Mal (bertugas mengatur keuangan negara) yang disebut denganwaliyyul kharraj; ia bertanggung jawab langsung di hadapan khalifah tentang keuangan dan ia tidak memiliki kekuasaan sama sekali dalam hal politik yang semisal. (Latif, 2014: 521).Berikut perbandingan gaya administratif Khulafaur Rasyidin dengan Dinasti Umayyah:1. Ciri khas administrasi masa Khulafaur Rasyidin adalah kepemimpinan terpusat (Sentral), dikarenakan situasi dan kondisi menuntut hal tersebut. Karena fase saat itu adalah fase membangun atau mendirikan negara. Oleh karena itu, Khulafaur Rasyidin mengawasi langsung hampir semua masalah yang dihadapi negara.2. Adapun ciri administrasi bani Umayyah adalah kepemimpinan tidak terpusat (Disentral). Hal ini diberlakukan ketika daerah kekuasaan sudah sangat luas. Dan jarak ibu kota Damaskus menjadi semakin jauh dengan wilayah-wilayah lainnya.Sisi positif dari sistem administrasi Dinasti Umayyah adalah keputusan lebih cepat diambil dan rakyat segera mendapatkan solusi dari permasalahan di wilayah-wilayah mereka. Namun kelemahannya adalah control pusat tidak begitu ketat. Karena terkendala jarak yang membuat informasi lambat sampai ke ibu kota.Dari sini, kita bisa mengetahui mengapa Ubaidullah bin Ziyad berani memutuskan untuk menghadapi Husein dengan mengangkat senjata.Apakah Yazid Terlibat Pembunuhan Husein?Yazid tidak pernah memerintahkan pegawainya untuk membunuh Husein. Dan ia juga tidak pernah ridha terhadap pembunuhan tersebut. Justru ia menangisi dan bersedih dengan peristiwa itu.Sejak jauh hari Yazid berupaya meredam perpecahan. Ketika Huseinradhiallahu anhumapergi dari Madinah menuju Mekah karena menolak baiat kepadanya, Yazid menulis surat kepada Abdullah bin Abbasradhiallahu anhuma sepupu Rasulullah -:Aku mengetahui banyak orang Timur (maksudnya Irak) mengiming-iminginya dengan khilafah. Engkau memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang mereka. jika memang begitu, maka ia telah memutuskan tali persaudaraan. Engkau adalah pembesar dan orang terpandang di tengah keluargamu. Karena itu, cegahlah ia dari tindakan yang memecah belah umat.Ibnu Abbas membalas suratnya:Aku sungguh berharap perginya Husein (ke Mekah) bukan untuk hal yang tidak kau sukai. Aku tidak akan bosan memberinya nasihat agar persaudaraan terjaga dan pemberontakan terpadamkan.Surat ini dinukilkan oleh Abdussyafi bukunya dari Tahdzib Tarikh Ibnu Asakir.Salah seorang ulama besar Syiah, Murtadha Muthahhari, mengatakan, Tidak diragukan lagi bahwa penduduk Kufah adalah pendukung Ali, dan yang membunuh Imam al-Husein adalah pendukungnya sendiri. Perkataan ini termaktub dalam kitabal-Mahamatul Husainiyah, I,129 (al-Khamis, 2014: 255).Mengapa Yazid Tidak Mencopot Ibnu Ziyad?Penduduk Irak memiliki karakteristik yang unik. Mereka mudah sekali melakukan pemberontakan dan memprotes kebijakan pemimpin mereka. Di zaman Umar bin al-Khottob, penduduk Bashrah mengkritik gaya kepemimpinan Gubernur Saad bin Abi Waqqashradhiallahu anhuhanya lantaran berprasangka buruk kepadanya. Padahal Saad adalah orang terbaik dari kalangan sahabat Nabi . Kemudian penduduk Irak juga turut andil dalam pemberontakan yang mengakibatkan terbunuhnya Amirul Mukminin Utsman bin Affanradhiallahu anhu. Demikian juga revolusi yang hendak mereka gulirkan di zaman Yazid.Karakter penduduk Irak, apabila dipimpin oleh pemimpin bertangan besi, maka mereka akan tunduk. Kalau pemimpinnya santun dan berlemah lembut terhadap mereka, maka mereka memberontak. Sebelum Ubaidullah bin Ziyad, gubernur Kufah adalah sahabat Rasulullah an-Numan bin Basyirradhiallahu anhuma. Di saat itulah mereka menyusun rencana pemberontakan.Alasan inilah yang membuat Yazid tidak mencopot Ubaidullah bin Ziyad. Yazid khawatir kalau Ubaidullah dicopot, emosi dan keinginan penduduk Kufah untuk memberontak akan terealisasi dengan aksi nyata. Dan sejarah telah membuktikan kebenaran keputusan Yazid. Gerakan at-Tawwabin muncul setelah Yazid meninggal kemudian Ibnu Ziyad dicopot dari Kufah.Meskipun kita mengetahui bahwa sikap Yazid bin Muawiyah tidak sepakat dengan pembunuhan tersebut, bahkan ia mengecam tindakan Ibnu Ziyad dan menangisi kematian Husein. Kemudian ia juga memuliakan keluarga Husein setelah wafatnya. Namun, tanggung jawab Yazid terletak pada perintah yang kurang jelas kepada Ibnu Ziyad. Langkah apa yang harus diambil Ibnu Ziyad untuk mencegah Husein masuk ke Kufah. Sehingga Ibnu Ziyad tidak berani mengangkat senjata terhadap Huseinradhiallahu anhu.Allahu alam..Sumber: al-Khamis, Utsman bin Muhammad. 2014. Inilah Faktanya. Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafii. Latif, Abdussyafi bin Muhammad Abdul. 2014. Bangkit dan Runtuhnya Khalifah Bani Umayyah. Jakarta: Pustaka al-Kautsar. islamstory.com

Kaidah KeduaKesimpulkan dari Ayat- Ayat Al Quran Adalah Lafadznya yang Bersifat Umum Bukan Sebab Turunnya yang Bersifat KhususKaidah ini[1]merupakan kaidah yang sangat bermanfaat, dengan memperhatikannya maka akan mendatangkan kebaikan dan ilmu yang banyak kepada seorang hamba. Sebaliknya dengan melalaikannya dan tidak memperhatikannya maka akan hilang dari diri seorang hamba kabaikan yang banyak dan dia akan terjatuh dalam kekeliruan dan keruwetan. Dan kaidah ini merupakan dasar yang disepakati oeh ulama muhaqqiq/peneliti dari kalangan ahli prinsip dasar agama dan para ulama yang lain. Maka jika memperhatikan kaidah sebelumnya maka ketahuilah bahwasanya apa yang dikatakan oleh para ulama tafsir mengenai asababun nuzulSesunggunya asbanun nuzul itu hanyalah sebagai contoh yang memperjelas makna dari lafadz-lafadz dalam Al Quran dan bukanlah sebagai pembatasan terhadap makna lafadz-lafadz dalam Al Quran.Maka perkataan mereka, Ayat ini turun disebabkan hal ini dan itu. Maka maknanya hal ini[2]termasuk makna ayat dan diantara yang makna yang dimaksudkan oleh ayat.[3]Maka sesungguhnyasebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya- bahwasanya Al Quran itu diturunkan untuk menjadi petunjuk untuk genarasi awal umat ini hingga generasi akhirnya dan AllahTaalatelah memerintahkan kepada kita untuk memikirkan/tafakkurkandungan ayat Al Quran dan mentadabburinya. Maka jika kita mentadabburilafadz-lafadznya yang bersifat umum maka kita akan paham bahwasanya makna lafadz-lafadz tersebut mancakup makna yang luas maka mengapa kita harus mengeluarkan sebagian dari makna yang terkandung di dalamnya dan memasukkan sebagian (kecil) makna yang terkandung di dalamnya.Berkaitan dengan hal iniAbdullah bin Masudrodhiyallahu anhumengatakan, Jika engkau mendengar AllahTaalaberfirman (wahai orang-orang yang beriman) maka pasanglah pendengaranmu, maka sesungguhnya ayat setelahnya akan menceritakan tentang sesuatu yang engkau diperintahkan untuk mengerjakannya ataupun larangan yang engkau diperintahkan untuk dilarang mengerjakannya.[4]

Keumuman Lafadh dan Kekhususan SebabDiposkan olehAbu Al-Jauzaa' :di07.49Label:Al-Qur'an dan TafsirApabila ada suatu ayat yang turun yang berhubungan dengan sebab tertentu secara khusus, sedangkan bentuk lafadhnya bersifat umum, maka cakupan hukum dalam lafadh disamping berlaku untuk sebab khusus tersebut, juga berlaku secara umum sesuai dengan keumuman lafadhnya. Karena Al-Quran turun sebagai syariat yang umum dan berlaku untuk semua umat. Maka pengambilan dasar hukum atas nash itu didasarkan kepada keumuman lafadh, tidak pada kekhususan sebabnya.Contoh tentang permasalahan ini terdapat dalam ayat-ayatlian, yaitu firman Allahtaala: Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri[QS. An-Nuur : 6].sampai firman-Nya : Jika suaminya itu termasuk orang-orang yang benar[QS. An-Nuur : 9].DalamShahih Al-Bukharidari hadits Ibnu Abbasradliyallaahu anhuma: : : : ( )(: 6) ( )(: 9)Bahwasannya Hilal bin Umayyah menuduh istrinya berzina dengan Syarik bin Sahmaa. Maka Nabishallallaahu alaihi wasallamberkata :Al-Bayyinah(hendaklah kamu mendatangkan bukti) atau kamu akan dirajam. Maka Hilal berkata : Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, sungguh aku benar. Semoga Allah menurunkan ayat yang dapat membebaskan punggungku dari hukuman (hadd).Kemudian Jibril turun dan membawa wahyu kepada beliaushallallaahu alaihi wasallam:Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina).Beliaushallallaahu alaihi wasallammembaca hingga sampai kepada ayat :Jika suaminya itu termasuk orang-orang yang benar[Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 2671].Jadi, ayat ini turun dengan sebab tuduhan Hilal bin Umayah kepada istrinya. Akan tetapi kandungan hukumnya berlaku umum, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Hal ini berdasarkan dalil yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari hadits Sahl bin Saadradliyallaahu anhubahwa Uwaimir Al-Ajlaani datang kepada Nabishallallaahu alaihi wasallam, kemudian dia berkata : Wahai Rasulullah, seorang laki-laki mendapati istrinya bersama laki-laki lain. Apakah dia membunuhnya (laki-laki yang bersama istrinya tersebut) maka kalian semua akan membunuhnya, atau apa yang harus dia lakukan?. Nabishallallaahu alaihi wasallammenjawab : Allah telah menurunkan Al-Quran tentangmu dan tentang istrimu. Maka Rasulullahshallallaahu alaihi wasallammemerintahkan atas keduanya denganmulaanah(melaknat) sesuai dengan apa yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya. Maka dia me-lianistrinya (Al-Hadits).[1]Jadi, Nabishallallaahu alaihi wasallammenjadikan hukum dalam ayat-ayat ini mencakup masalah Hilal bin Umayyah dan juga bagi yang lainnya.Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyahrahimahullahmenjelaskan : Sebuah ayat yang memiliki sebab (nuzul) tertentu jika berupa perintah atau larangan, maka ayat tersebut berlaku kepada orang (yang disebut dalamsababun-nuzul) tersebut dan berlaku pula kepada selainnya dari pihak-pihak yang memiliki kriteria-kriteria yang sama dengan orang tersebut. Jika ayat tersebut berisi berita, baik berupa pujian ataupun celaan, maka ayat itu berlaku bagi pribadi tersebut (yang disebutkan dalamsababun-nuzul) dan berlaku pula bagi pribadi lainnya dari pihak-pihak yang memiliki kriteria-kriteria yang sama dengan orang tersebut[Muqaddimah fii Ushulit-Tafsiirhal. 4].Asy-Syaikh As-Sadirahimahullahberkata : . ...Dan kaidah ini adalah kaidah yang sangat bermanfaat. Dengan memperhatikannya akan didapati bagi seorang hamba kebaikan dan ilmu yang banyak. Dengan sikap mengabaikannya atau tidak ada perhatian padanya akan hilang darinya ilmu yang banyak dan akan terjadi kesalahan dan kerancuan. Dasar ini telah disepakati oleh para peneliti dari kalangan ulama di bidang ushul dan selain mereka. Bila engkau memperhatikan kaidah tersebut, engkau pasti akan tahu bahwa apa yang dikatakan oleh ahli tafsir hanyalah sebagai permisalan-permisalan yang memperjelas maksud dari lafadh-lafadhnya. Bukan berarti lafadh-lafadh tersebut hanya terbatas padaasbabun-nuzultersebut..... [Al-Qawaaidul-Hisaan fii Tafsiiril-Quraan-www.islamspirit.com].ASBAB NUZUL ALQURAN (Sebab Turunnya Ayat Alqur'an)Selasa, 23 Februari 10Perhatian Ulama Terhadap Asbab Nuzul Alqur'anPara pakar bidang ilmu Alqur'an sangat menaruh perhatian terhadap ilmu tentang sebab-sebab turunnya Alqur'an. Mereka juga merasakan sangat pentingnya ilmu ini dalam menafsirkan Alqur'an. Oleh sebab itu sebagian mereka mengarang kitab tersendiri untuk bidang ini. Yang paling masyhur adalah Ali bin Madini, guru dari Imam Bukhari, al-Wahidi dalam kitabnya Asbabun Nuzul, lalu al-Jabari yang telah meringkas kitab Al-Wahidi dengan menghilangkan sanad-sanadnya dan tidak ada tambahan darinya. Kemudian juga Syaikhul Islam Ibnu Hajar yang telah mengarang satu kitab tentang asbab Nuzul, namun Suyuthi hanya menemukan satu juz dari naskah kitab ini dan tidak menemukannya secara sempurna. Kemudian Suyuthi, yang berkata tentang dirinya sendiri : Aku telah mengarang tentang hal ini satu kitab yang lengkap, ringkas lagi detail, yang belum pernah ditulis kitab yang menyamainya dalam pembahasan ini, yang aku beri nama Lubabun Nuqul Fii Asbabin Nuzul.

Pedoman Mengetahui Asbab NuzulDalam mengetahui asbab nuzul, para ulama berpedoman kepada riwayat yang shahih dari Rasulullah, atau dari para Shahabat, karena khabar dari seorang shahabat dalam masalah ini, apabila khabarnya jelas (tentang asbab nuzul) maka berarti itu bukan pendapatnya semata, tapi itu dihukumi dengan marfu (disandarkan kepada Rasulullah)Al-Wahidi berkata :Tidak boleh berpendapat tentang asbab nuzulnya ayat Alqur'an kecuali berdasar pada riwayat atau sama (mendengar) dari orang-orang yang menyaksikan turunnya Alqur'an, meneliti sebab turunnya ayat dan menelaah tentang ilmunya dan bersungguh-sungguh dalam mencarinya

Inilah jalan yang ditempuh oleh para ulama salaf. Sungguh mereka sangat berhati-hati dalam berpendapat dalam masalah asbab nuzul ini bila tanpa memeriksa dahulu kebenarannya.Ibnu Sirin rahimahullah berkata : Saya berkata kepada Ubaidah tentang satu ayat dalam Alqur'an. Beliau menjawab : Takutlah kepada Allah dan berkatalah yang benar. Orang-orang yang tahu tentang Alqur'an yang diturunkan Allah telah tiada. Yang ia maksud adalah para Shahabat.

Ini menunjukkan harusnya berhati-hati dalam masalah Asbab Nuzul dari ayat Alqur'an.

Definisi Asbab NuzulSetelah dikaji dengan cermat, Asbab Nuzul ayat berkisar pada dua hal :

1. Terjadinya suatu peristiwa, lalu turun ayat Alqur'an tentang peristiwa tersebut. Hal ini seperti yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radiyallahu 'anhu, beliau berkata : Ketika turun ayat : [ : 214]

Dan peringatkanlah kerabat-kerabatmu yang terdekat(asy-Syuaro : 214)

Nabi keluar dan naik bukit shofa dan menyeru kaum beliau dan merekapun berkumpul. Lalu nabi berkata : Apa pendapat kalian kalau aku khabarkan bahwa ada serombongan kuda di balik gunung ini (untuk menyerang kalian), apakah kalian mempercayaiku? Mereka menjawab : Kami belum pernah mendapatkan kamu berbohong. Maka Nabi berkata : (Ketahuilah) bahwa saya adalah pemberi peringatan bagi kalian akan azab yang sangat pedih. Maka Abu Lahab mengatakan : Celaka kamu, kamu mengumpulkan kami hanya untuk ini?. Lalu ia berdiri. Kemudian turunlah ayat :

Celakalah kedua tangan Abu Lahab(HR. Bukhari)

2. Ditanya Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam tentang suatu hal, lalu turun ayat Alqur'an yang menerangkan hal tersebut. Seperti yang telah terjadi pada Khaulah binti Tsalabah pada waktu didzihar oleh suaminya, Aus bin Shamit. Lalu ia datang kepada Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam untuk mengadukan hal tersebut.Aisyah berkata : Maha suci Allah yang pendengaranNya meliputi segala sesuatu. Sungguh aku mendengar kata-kata Khaulah dan tidak mendengar sebagiannya. Dia mengeluh kepada Rasulullah tentang suaminya, dia berkata : Wahai Rasulullah, suamiku telah menghabiskan masa mudaku dan aku mengandung anaknya, sampai waktu aku tua dan tidak bisa melahirkan anak lagi dia menjatuhkan dzihar padaku? Ya Allah, sesungguhnya aku mengadu padaMu Aisyah berkata : Tidak berapa lama kemudian turunlah Jibril dengan membawa ayat-ayat ini :

"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan perempuan yang mengadu kepadamu tentang suaminya"

Suaminya adalah Aus bin Shamit (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Abi Hatim dan dishahihkan oleh Hakim)

Hal ini bukan berarti seseorang harus mencari sebab turunnya ayat pada setiap ayat Alqur'an, karena turunnya Alqur'an tidak terpaku pada peristiwa dan kejadian atau hanya terpaku pada pertanyaan saja. Namun Alqur'an turun secara ibtida (turun tanpa sebab) tentang aqidah iman, kewajiban-kewajiban Islam serta tentang syariat-syariat Allah untuk kehidupan pribadi dan sosial.Al-Jabari mengatakan : Alqur'an turun dengan dua bagian ; sebagian turun dengan tanpa sebab (ibtida) dan sebagian lain turun karena ada kejadian atau pertanyaan

Dengan ini Asbab Nuzul didefinisikan sebagai berikut :

Sesuatu yang dikarenakannya Alqur'an turun pada waktu terjadinya sesuatu itu, seperti peristiwa atau pertanyaan

Termasuk hal yang berlebih-lebihan dalam ilmu Asbab Nuzul adalah kita terlalu memperluasnya dan menjadikan apa yang tergolong dari berita umat-umat dan peristiwa-peristiwa terdahulu ke dalam Asbab Nuzul.Imam Suyuthi berkata : Yang dijelaskan dalam masalah Asbab Nuzul adalah ayat yang turun pada waktu hari-hari kejadian, ini untuk mengeluarkan apa yang disebutkan oleh Al-Wahidi dalam penafsirannya pada surat Al-Fiil bahwa sebab turunnya adalah kisah datangnya pasukan Habasyah (pasukan bergajah), Itu sama sekali bukanlah termasuk dari Asbab Nuzul, tapi hanya pembahasan tentang berita tentang peristiwa terdahulu, seperti kisah kaum Nabi Nuh, kaum Ad, Tsamud, kisah pembangunan Baitullah dan yang semacamnya..Waallahu Alam

(Abu Maryam Abdusshomad, diambil dari kitab Mabahits Fii Ulum Al-qur'an oleh : Syaikh Manna Al-Qatthan, dengan sedikit ringkasan)