Jika Aku Menjadi - KKNM Bojongsari 2014

66
KUMPULAN TUGAS INDIVIDU JIKA AKU MENJADI KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA PERIODE JUNI-JULI 2014 Desa : Bojongsari Kecamatan : Jampang Kulon Kabupaten : Sukabumi Disusun oleh : No. Nama Mahasiswa NPM 1. Clarisa Dwi K 130110110044 2. Kevin Dominique T 130110110026 3. Christa D. Gracia 130110110090 4 Ivan 130110110174 5. Efriani Sitepu 110110110171 6. Ariel Ehsan R 120310110184 7. Lengga Priany 140210110089 8. Laras Annisa 160110110082 9. Trima Yusiana 160110110128 10. Aji Pradityo` 170410110026 11. Mugni H 170410110046 No. Nama Mahasiswa NPM 12. Bella Amanda M 190110110150 13. Ardian Hadi P 200110110087 14. Sidiq Muhammad F 200110110239 15. Anggun Friska Y 220110110049 16. Gusti Ayu Radithia 220110110051 17. Muhammad Rian F 240110110019 18. Rakshapriya 260110113057 19. Taufan Tryastono 270110110075 20. Beta Kurnia W 270110110078 21. Suci Sarah Andriany 270110110091 PUSBAG PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PADJAJARAN SUMEDANG 2014

description

KKN

Transcript of Jika Aku Menjadi - KKNM Bojongsari 2014

  • KUMPULAN TUGAS INDIVIDU JIKA AKU MENJADI

    KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA

    PERIODE JUNI-JULI 2014

    Desa : Bojongsari

    Kecamatan : Jampang Kulon

    Kabupaten : Sukabumi

    !

    Disusun oleh :

    !No. Nama Mahasiswa NPM 1. Clarisa Dwi K 130110110044 2. Kevin Dominique T 130110110026 3. Christa D. Gracia 130110110090 4 Ivan 130110110174 5. Efriani Sitepu 110110110171 6. Ariel Ehsan R 120310110184 7. Lengga Priany 140210110089 8. Laras Annisa 160110110082 9. Trima Yusiana 160110110128 10. Aji Pradityo` 170410110026 11. Mugni H 170410110046

    No. Nama Mahasiswa NPM 12. Bella Amanda M 190110110150 13. Ardian Hadi P 200110110087 14. Sidiq Muhammad F 200110110239 15. Anggun Friska Y 220110110049 16. Gusti Ayu Radithia 220110110051 17. Muhammad Rian F 240110110019 18. Rakshapriya 260110113057 19. Taufan Tryastono 270110110075 20. Beta Kurnia W 270110110078 21. Suci Sarah Andriany 270110110091

    !!PUSBAG PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN

    KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

    UNIVERSITAS PADJAJARAN SUMEDANG

    2014 !

  • Jika Aku Menjadi.

    oleh Kevin Dominique Tjandraprawira (130110110026)

    Jika aku menjadi seorang dokter yang melayani di Kecamatan

    Jampangkulon, maka pertama-tama aku akan menyadari bahwa dalam pelayanan

    aku sehari-hari, ada begitu banyak hambatan serta rintangan yang meliputi

    berbagai macam aspek. Dilihat dari sudut pandang kesehatan, jumlah institusi

    kesehatan di daerah ini tidaklah banyak. Hanya ada 1 rumah sakit daerah, yaitu

    RSUD Jampangkulon untuk seluruh kecamatan ini dan di dekat desa yang aku

    tinggali saat ini, hanya ada satu Puskesmas. Posyandu memang ditemukan di tiap

    dusun tetapi Posyandu tersebut tidaklah buka setiap hari. Kemudian, rumah sakit

    daerah ini bukanlah merupakan rumah sakit daerah yang memiliki banyak sumber

    daya dan bila terdapat kebutuhan untuk merujuk pasien, kota besar terdekat

    adalah Sukabumi dan jarak ke Sukabumi adalah 4 jam perjalanan darat. Oleh

    karena itu, pengalaman aku tinggal selama 1 bulan di masa KKNM ini merupakan

    pengalaman yang memaksa aku untuk semakin rendah hati. Aku benar-benar jauh

    dari peralatan spesialis yang rumit dan modern dan di sini, merujuk pasien pun

    sudah merupakan suatu tantangan dengan sendirinya.

    Sejauh yang aku tahu, kedokteran tidak pernah melulu tentang peralatan

    diagnostic rumit dan modern. Kedokteran yang aku tahu selalu menekankan pada

    pentingnya sentuhan manusia serta hubungan antar manusia yang baik. Ada

    pepatah di dalam lingkungan kedokteran yang mengatakan bahwa sebenarnya,

    pasien dapat sembuh hanya dengan melihat bahwa dokter yang menanganinya

    percaya diri dan sanggup untuk menyembuhkan dirinya. Oleh karena itu, dalam

    menghadapi tantangan di desa ini, fokus saya harus terletak pada peningkatan

    hubungan baik dengan pasien-pasien saya dan saya pun harus realistis mengenai

    ekspektasi saya dalam merawat pasien-pasien saya.

  • Selama saya tinggal di desa ini, saya menemukan beberapa isu yang dapat

    menjadi masalah bila seseorang tiba-tiba sakit dan harus dirawat di desa ini.

    Pertama-tama, desa ini bukanlah sebuah desa yang tersentralisasi dan lokasi

    puskesmas bukanlah di tengah-tengah desa pula. Apotek dapat ditemukan di

    puskesmas tetapi hanya di puskesmas. Oleh karena itu, bila seseorang dari dusun

    Nyalindung, misalnya, yang notabene merupakan dusun terjauh hendak

    menjangkau puskesmas maka hal ini menjadi masalah dengan sendirinya.

    Masalah lain adalah buruknya jalan desa di berbagai daerah yang makin

    menyulitkan orang-orang sakit untuk dapat mengakses institusi kesehatan.

    Kemudian, hal lain yang menjadi perhatian adalah bahwa dikarenakan Jampersal

    yang dihilangkan, banyak ibu hamil yang telah beralih kembali ke metode

    tradisional dalam persalinan, yaitu dengan melahirkan di rumah dan dibantu oleh

    paraji. Metode tradisional ini tidaklah aman dan juga tidak terhindar dari berbagai

    kemungkinan komplikasi. Kemudian, banyak ibu juga tidak melakukan ASI

    ekslusif 6 bulan dan untung saja bahwa angka anak kurang gizi di desa ini sudah

    rendah. Maka, jika aku menjadi seorang dokter di daerah ini, ada beberapa

    perubahan yang hendak aku lakukan yaitu sebagai berikut:

    Meningkatkan jumlah visitasi oleh dokter yang dari sekali sebulan menjadi

    minimal 2x sebulan. Saat visitasi dilakukan, fokus visitasi bisa saja

    diarahkan pada pemberian penyuluhan mengenai baiknya persalinan bila

    dibantu oleh bidan dan dilakukan di puskesmas atau rumah sakit terdekat

    dan bukan di rumah dan oleh paraji. Visitasi ini juga akan menekankan

    pentingnya JKN (jaminan kesehatan nasional) serta meyakinkan bahwa

    segala biaya persalinan akan ditanggung oleh JKN. Hal lain yang akan

    dilakukan juga adalah penyuluhan mengenai manfaat ASI ekslusif 6 bulan

    serta hal-hal yang bisa dilakukan bila terdapat masalah dalam praktek

    pemberian ASi eksklusif ini.

  • Mengadakan berbagai penyuluhan yang mengedepankan PHBS di desa

    ini. Alasan penyuluhan diperlukan adalah karena banyak anak-anak masih

    tidak memakai alas kaki saat mereka berpergian dan bermain dan masalah

    lain adalah tidak adanya kebiasaan dari anak-anak untuk mencuci tangan

    mereka. Ide sederhana yang dapat diterapkan adalah meningkatkan visitasi

    ke sekolah-sekolah di mana penyuluhan tentang PHBS dapat lebih mudah

    dilakukan.

    Memberikan nomor telepon seluler saya ke sebagian besar atau seluruh

    kepala keluarga di desa ini. Hal tersebut diharapkan memudahkan mereka

    untuk dapat mengontak saya saat ada masalah yang terkait dengan

    kesehatan dan juga supaya saya dapat mengunjungi mereka saat

    diperlukan.

    Sebagai penutup, saya percaya bahwa desa ini membutuhkan perhatian

    lebih dari dokter-dokter yang mengunjungi daerah ini dan bahwa perhatian dari

    dokter-dokter yang bertugas harus beralih dari merawat yang sakit ke membentuk

    perilaku hidup sehat. Dengan mempromosikan perilaku hidup sehat, niscaya

    bahwa jumlah orang yang sakit serta jumlah orang yang perlu dirawat akan

    berkurang. Saya percaya dogma utama kesehatan masyarakat yaitu mencegah

    lebih baik dibandingkan merawat adalah benar dan harus menjadi target yang

    realistis untuk dicapai oleh masyarakat di desa ini.

  • Jika Aku Menjadi Kepala Desa Bojongsari

    Beta Kurniawahidayati, Fakultas Teknik Geologi, NPM 270110110078

    ! Desa bojongsari merupakan desa yang cukup jauh dari perkotaan, terletak

    di kabupaten Jampang Kulon kabupaten Sukabumi. Perjalanan ke desa Bojongsari

    memakan waktu 4 jam perjalanan dari kota sukabumi. Walaupun di beberapa titik

    jalanan rusak dan berlubang namun secara umum akses dapat dinilai cukup baik.

    Akses yang memadai menjadikan desa ini menjadi desa yang cukup modern dan

    maju. Terlihat dari masyarakatnya yang sudah sadar akan pentingnya pendidikan

    tinggi dan pemukiman warga yang rata-rata sudah terbuat dari bahan permanen

    tembok dan beton. Hampir seluruh perumahan berlokasi di sepanjang jalan desa

    yang sudah beraspal. Mata pencaharian masyarakat umumnya sebagai petani dan

    pengerajin gula merah, selain itu ada juga yang berprofesi sebagai PNS, guru, dan

    pedagang.

    Sebagai sebuah desa yang letaknya cukup terpencil, peranan

    seorang kepala desa sangatlah menentukan maju atau tidaknya desa ini. Kepala

    desa bertugas mengayomi masyarakat desanya agar pemerintahan berjalan dengan

    baik dan kebutuhan masyarakat terkoordinir dengan baik. Seorang kepala desa

    juga dapat menginspirasi warganya untuk hidup lebih baik dengan melaksanakan

    program-program yang berguna.

    Desa bojongsari memiliki tanah yang cukup subur untuk ditanami, serta

    lahan yang masih sangat luas untuk dikembangkan. Namun masyarakat yang

    berprofesi sebagai petani sering mengalami gagal panen. Mengapa hal ini dapat

    terjadi? Padi merupakan komoditas utama petani di desa bojongsari, tanaman ini

    sangat bergantung kepada sistim pengairan yang baik untuk dapat tumbuh dengan

    baik. Masalahnya umumnya sawah di desa ini rata-rata adalah sawah tadah hujan

  • yang mengharapkan hujan sebagai sumber pengairan. Jika tidak ada hujan, maka

    sawah akan gagal panen.

    Jika saya menjadi kepala desa, saya akan memperkenalkan metode

    pengairan terbaru yang tidak bergantung pada hujan. Pengalokasian sebagian dana

    pemerintahan untuk desa akan digunakan untuk pembuatan sistim pengairan baru

    dan akan diadakan penyuluhan untuk menambah keahlian bertani para petani.

    Selain itu, saya akan mendorong masyarakat untuk berpikir out of the box dengan

    menanam komoditas lain yang tidak membutuhkan banyak air untuk tumbuh

    seperti kedelai, cabai, tomat, dan lain-lain.

    Selain mengembangkan pengairan, saya akan mengajak para warga untuk

    belajar mengolah hasil pangan menjadi produk olahan yang dapat dijual dengan

    harga yang lebih tinggi dipasaran. misalnya dengan mengembangkan produk

    tradisional khas desa bojongsari, yaitu opak. Opak adalah makanan yang terbuat

    dari beras yang dikeringkan kemudian dipanggang dengan menggunakan tungku.

    Bila masyarakat desa mampu mengemas opak dengan baik, maka produk ini dapat

    dimasukkan ke pasaran dengan harga yang lebih menguntungkun untuk

    masyarakat. Hal ini tentunya akan meningkatkan perekonomian masyarakat dan

    melepaskan ketergantungan masyarakat terhadap sektor pertanian. Selain opak

    masyarakat juga dapat melakukan pengemasan yang baik terhadap produk olahan

    lainnya seperti gula merah dan peyek.

    Permasalahan yang terjadi di bojongsari yang kerap terjadi adalah

    masyarakat yang bergantung pada tengkulak untuk memodali usaha masyarakat.

    Hal ini disebabkan karena memperoleh uang melalui tengkulak jauh lebih praktis

    dibangdingkan dengan harus mencari modal ke koperasi atau bank. lagipula di

    desa bojongsari belum terdapat koperasi ataupun bank. Adapun bank terdekat

    berada sekitar 10 kilometer sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat. Masyarakat

    menjual hasil panen atau barang hasil produksinya ke tengkulak dengan harga

  • yang sangat rendah dibandingkan harga pasaran, dengan syarat masyarakat dapat

    mengambil uang terlebih dahulu baru diganti dalam bentuk barang. Menurut teori

    hal ini merupakan hal yang buruk dan merugikan masyarakat, namun pada

    kenyataannya masyarakat justru menganggap tengkulak adalah dewa penolong

    yang dapat membantu dikala kesusahan.

    Jika saya menjadi seorang kepala desa, permasalahan tengkulak ini akan

    berusaha saya atasi dengan mengusahakan adanya koperasi simpan pinjam di desa

    yang dekat dengan masyarakat. Sistim koperasi yang lebih bersifat kekeluargaan

    dibandingkan dengan bank akan lebih bersahabat dengan masyarakat desa dengan

    kemampuan ekonomi menengah hingga rendah. Sehingga untuk masalah

    permodalan masyarakat tidak bergantung lagi dengan tengkulak. Sedangkan untuk

    masalah kemana masyarakat akan menjual barangnya akan diatasi dengan

    hadirnya koperasi unit desa yang berperan sebagai pengumpul hasil desa yang

    membeli barang dari masyarakat dengan harga yang layak dan

    mendistribusikannya ke pasar-pasar.

    Demikian hal yang akan saya lakukan jika saya menjadi kepala desa

    bojongsari. Mungkin ide-ide tersebut tidak mudah dilaksanakan namun tidak ada

    salahnya dicoba demi kemajuan desa bojongsari. Desa ini memiliki potensi yang

    besar untuk dikembangkan sehingga sangat disayang jika potensi ini terbuang

    percuma karena penanganan yang kurang memadai.

    !

  • Nama : Sidiq Muhammad Fajar

    NPM : 200110110239

    Fakultas Peternakan

    Jika Aku Menjadi

    !Sebagai salah satu wujud Implementasi Tridarma Perguruan Tinggi,

    mahasiswa memiliki tanggung jawab sosial untuk dapat mengenal, hidup dan

    belajar dari masyarakat dimanapun tempat ia berada. KKNM 2014 sebagai salah

    satu bentuk kegiatan pengembangan SDM yang diselenggarakan dan

    diintegrasikan dengan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh

    dosen dan mahasiswa, sehingga programnya menjadi KKNM-PPMD Tematik

    Universitas Padjadjaran.

    Kegiatan KKNM Unpad 2014 diadakan dengan maksud untuk

    pembelajaran mahasiswa dengan masyarakat langsung sebagai objeknya dengan

    menggali dan mempublikasikan berbagai potensi daerah, sehingga dapat dikenal

    oleh masyarakat luas, dan pada akhirnya dapat menumbuhkan minat dan daya

    tarik khalayak ramai, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.

    dalam mengisi kegiatan pembelajaran dari masyarakat, saya peserta

    KKNM 2014 di desa Bojongsari berusaha berorientasi dengan masyarakat dalam

    mengisi kegiatannya. Melihat keadaan dengan turun langsung ke lapangan dan

    berkomunikasi langsung dengan para tokoh terkait menjadi kerja utama saya

    sebagai peserta KKNM 2014 di desa Bojongsari.

    Secara geografis Desa Bojongsari berada di Wilayah Kabupaten Sukabumi

    termasuk hasil pemekaran dari Desa Bojonggenteng Kecamatan Jampang Kulon

    Kabupaten Sukabumi. Saat ini Desa Bojongsari termasuk kedalam wilayah

    Kecamatan Bojongsari Kabupaten Sukabumi.

  • Desa Bojongsari saat ini terdiri dari empat dusun diantaranya dusun

    Leuwinanggung, Cijorong, Talagasari, dan dusun Nyalindung. Luas desa

    Bojongsari secara keseluruhan yaitu 226,645 Ha. Desa Bojongsari berbatasan

    dengan Kecamatan Jampang Tengah. Desa Bojongsari kerap kali digunakan

    sebagai tempat KKN bagi mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi. Sifat gotong

    royong, ramah, menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku., kekeluargaan

    yang kuat dan religius merupakan karakteristik khas dari masyarakat desa

    Bojongsari. Sehingga banyak nilai-nilai yang dapat diambil sebagai pelajaran bagi

    mahasiswa ketika turun ke desa Bojongsari ini.

    Desa Bojongsari memiliki potensi dibidang pertanian. Tingginya taraf

    pendidikan di Desa Bojongsari menjadi hal yang sangat mencolok di desa

    Bojongsari. namun lagi bidang sektor peternakan yang yang sampai saat ini masih

    belum maju.

    Jika saya menjadi salah satu bagian dari desa Bojongsari dimana Desa

    tersebut banyak sekali menyimpan potensi-potensi yang dapat dikembangkan,

    saya akan tertarik untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada tersebut

    khususnya dibidang peternakan. Dengan dilihat dari letak georafis Wilayah Desa

    Bojongsari yang berada di daratan rendah, sangat mendukung untuk

    mengembangkan potensi dibidang peternakan.

    Di desa Bojongsari telah berdiri wadah perukumpulan usaha tani yang

    biasa disebut dengan Gapoktan (Gabungan Kelompok Usaha Tani). Adanya

    wadah kelompok tani ini dapat dijadikan wadah untuk menggerakan sumber daya

    manusia menjadi lebih inovatif, inisiatif dan kreatif bagi masyarakat Desa

    Bojongsari yang bergerak di bidang tani. Atas dasar inilah saya ingin bekerjasama

    dan turut membantu dalam kepengurusan dari Gapoktan ini untuk

    mengembangkan potensi-potensi yang ada di Desa Bojongsari ini. Dalam tekhnis

    pelaksanaannya nanti jika saya bekejasama dengan Gapoktan, saya dapat

    menerapkan ilmu yang sudah didapatkan di bangku perkuliahan dan

  • menyebarluaskan ilmu mengenai bidang peternakan kepada masyarakat

    Bojongsari yang berniat menjadi pembudidaya dan pengusaha ternak.

    Sumberdaya manusia yang ada perlu diberikan pelatihan secara rutin

    dengan materi-materi dasar seperti pembibitan, manajemen pemeliharaan, hingga

    pemasaran. Program pelatihan juga dapat dilaksanakan dengan diadakannya

    penyuluhan-penyuluhan sekaligus mengaplikasikan ilmu-ilmu yang dapat

    dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Program pelatihan tersebut juga dapat

    dilaksanakan dengan bekerjasama dengan Dirjen Peternakan setempat. Adapun

    komoditas ternak yang dapat dikembangkan di Desa Bojongsari ini yaitu domba,

    sapi, kerbau, dan ayam. Bagi ibu-ibu yang tidak bekerja dan kader PKK bisa

    dididik dalam berwirausaha membuat olahan hasil ternak seperti baso sapi, abon

    sapi, nugget, dan produk olahan ternak lainnya. Dalam membuat berbagai produk

    olahan para ibu dirasa pasti mudah menyerap ilmu pembuatan produk karena

    dasarnya yang sering berkecimpung di dapur. Hanya saja kendala besar yang

    dialami dalam berwirausaha yaitu perlunya modal yang besar, maka dari itu

    perlunya kerja sama yang baik antara Gapoktan, wirausahawan dan instansi-

    instansi desa. Potensi yang besar di bidang peternakan juga bila dapat

    dimaksimalkan merupakan sumber investasi bagi para pemodal besar sehingga

    modal bukan jadi kendala bagi masyarakat Desa Bojongsari yang ingin

    berwirausaha dibidang peternakan.

    !

  • JIKA AKU MENJADI

    Desa bojongsari adalah desa yang terletak di kecamatan jampang kulon,

    Sukabumi. Desa ini terdiri dari empat dusun di mana setiap dusunnya memiliki

    satu posyandu. Di desa Bojongsari hanya terdapat satu puskesmas, sedangkan

    untuk rumah sakit, terletak di dekat kecamatan. Hal yang disayangkan dari adanya

    posyandu di masing-masing dusun adalah kurangnya tenaga kesehatan yang ikut

    turun tangan dalam membantu pemberian imunisasi dan pemeriksaan kesehatan,

    bahkan ada informasi bahwa dokter hanya datang sekali dalam sebulan. Selain

    dari posyandu, sarana kesehatan yang kurang memuaskan adalah hanya ada satu

    puskesmas dari satu desa ini dan jarak puskesmas ini bisa dibilang tidak dekat

    apalagi bagi penduduk yang tidak memiliki kendaraan pribadi.

    Melihat dari kurangnya tenaga kerja dan sarana kesehatan yang ada di

    desa ini membuat banyak penduduk desa yang tidak begitu mempedulikan

    pentingnya periksa rutin ke dokter. Bisa dilihat dari lebih banyaknya penduduk

    yang memilih untuk berobat ke paraji karena terbatasnya tenaga kesehatan yang

    ada di desa tersebut. Hal ini juga terlihat dari banyaknya ibu-ibu yang hendak

    melahirkan lebih memilih melahirkan di rumah dengan bantuan bidan atau paraji

    dengan alasan jauhnya sarana kesehatan yang ada.

    Jika saya menjadi salah satu penduduk desa yang berprofesi sebagai

    dokter, saya akan berkeliling di setiap posyandu setiap minggunya untuk

    mengadakan pemeriksaan umum kepada penduduk setempat terutama untuk

    penduduk yang sudah lanjut usia. Banyak penduduk yang lanjut usia

    mengeluhkan adanya pegal-pegal, nyeri sendi, dan tekanan darah yang tinggi.

    Namun, banyak dari pihak keluarga memilih untuk menunggu sakit tersebut

    hilang dengan sendirinya atau pergi ke paraji untuk mendapatkan obat yang

    biasanya tidak jelas kandungannya apa. Untuk kasus seperti ini saya sebagai salah

    satu dokter yang ada di desa tersebut akan mendatangi ke setiap rumah dari pasien

  • tersebut dan memberikan obat yang tepat untuk meredakan rasa sakitnya terlebih

    dahulu dan menyarankan untuk menjaga makanan yang dikonsumsi.

    Banyaknya para penduduk yang memberikan alasan jauhnya sarana

    kesehatan yang ada sehingga membuat mereka malas untuk berobat, saya akan

    menyediakan satu mobil dengan ukuran sedang, atau meminjam satu mobil

    ambulans yang ada di puskesmas untuk diletakkan di masing masing dusun.

    Dengan adanya penyediaan kendaraan ini akan membuat penduduk menjadi lebih

    mudah untuk mencapai puskesmas atau sarana kesehatan lainnya. Namun untuk

    penduduk yang memang tidak senang untuk pergi ke puskesmas karena ada

    ketakutan tersendiri, bisa meminta saya dengan melalui telepon untuk datang ke

    rumah mereka dan akan saya usahakan sebisa mungkin sehingga saya dapat tetap

    melayani pasien tersebut.

    Melihat kondisi lingkungan di desa ini yang bisa dibilang cukup bersih,

    namun dari segi pengelolaan sampahnya yang masih kurang baik, bisa

    menyebabkan bersarangnya sumber penyakit. Oleh karena itu saya akan

    mengadakan penyuluhan secara rutin mulai dari anak usia dini sampai ke orang

    dewasa mengenai pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Dengan adanya

    penyuluhan PHBS diharapkan penduduk desa dapat mengingatnya dan

    melakukannya untuk menjaga kesehatan mereka. Saya sebagai dokter juga tidak

    akan bosan untuk selalu mengingatkan kepada para penduduk bisa dengan

    menunjukkan pola hidup bersih diri saya sendiri atau bisa dengan memberikan

    selebaran menarik kepada para penduduk.

    Sebagai seorang dokter di Desa Bojongsari saya tidak akan hanya sekedar

    memberikan janji untuk mengadakan pemeriksaan rutin secara bergantian, tetapi

    saya akan merealisasikannya dengan terus hadir di setiap posyandu meskipun

    pada saat itu tidak ada jadwal untuk ke posyandu. Karena itu adalah tugas saya

    sebagai dokter untuk selalu siap jika ada pasien dari salah satu penduduk desa

    yang membutuhkan pengobatan dan mengurangi kebiasaan para penduduk yang

    mengandalkan peran paraji untuk mengobati penyakit mereka. Memang bohong

  • jika sebagai dokter saya tidak memerlukan uang, namun dalam memberikan

    pelayanan saya tetap menetapkan tarif pengobatan atau pemeriksaan, tetapi

    disesuaikan dengan kondisi ekonomi dari masing-masing penduduk.

    Tidak semua orang bisa sembuh dengan hanya diberikan obat, tetapi lebih

    banyak orang merasa tubuh mereka lebih baik di saat sakit adalah ketika orang

    yang mengobati bisa menenangkan perasaan mereka. Untuk itu jika saya menjadi

    dokter di Desa Bojongsari, sebisa mungkin saya akan memberikan semangat

    untuk hidup sehat terlebih dahulu dengan contoh-contoh yang mudah dan

    memberikan harapan yang baik kepada masing-masing penduduk. Selain

    memberikan semangat, jika saya menjadi dokter di desa ini, maka saya akan

    berusaha untuk memberikan obat yang terjangkau dan memiliki efek yang sama

    dengan obat yang lainnya untuk mengurangi beban dari setiap penduduk. Jika

    benar saya pada nantinya akan menjadi dokter di desa ini, saya berharap apa yang

    saya rencanakan seperti yang saya sebutkan tadi dapat tercapai dan membuat desa

    ini menjadi desa yang sehat baik jiwa maupun raga.

    !!

    CLARISA DWI K.

    130110110044

    !!

  • Ivan (130110110174)

    Jika aku menjadi...

    Desa Bojongsari merupakan desa yang terletak di kecamatan Jampang

    Kulon, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki pemandangan alam yang sangan

    indah dan banyak potensi mulai dari bidang pertanian hingga industri opak dan

    gula merah. Selain itu orang di desa ini sangat ramah. Saya memiliki kesempatan

    untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama satu bulan. Banyak

    pengalaman baru yang saya dapatkan selama berada di sini.

    !Selama KKN, saya melakukan pemetaan dan mencoba melihat berbagai

    masalah yang ada di desa ini sesuai dengan bidang studi saya, yaitu sebagai

    kedokteran. Ternyata masih banyak masalah kesehatan yang ada di desa

    Bojongsari:

    Pertama, sedikitnya intitusi kesehatan yang ada di Kecamatan

    Jampangkulon. Di dalam satu kecamatan Jampangkulon, hanya ada 1

    rumah sakit daerah, yaitu RSUD Jampangkulon dan 1 puskesmas.

    Posyandu memang terdapat di setiap dusun tetapi hanya buka pada hari-

    hari tertentu saja.

    Kedua, sulitnya akses menuju ke pusat kesehatan terdekat. Desa

    Bojongsari bukanlah desa yang ada di pinggir jalan besar, diperlukan 15

    menit untuk menuju jalan utama di mana institusi kesehatan berada.

    Ketiga, sulitnya untuk merujuk pasien ke rumah sakit yang lebih besar

    ketika dokter tidak bisa menangani pasien tersebut. Perjalanan menuju

    kota terdekat, yaitu Sukabumi memerlukan waktu kurang lebih 4 jam dan

    jalanan ke sana pun bisa dibilang cukup sulit dilalui melihat banyaknya

    lubang dan jalan yang berkelok-kelok.

    !

  • Pernah satu kali saya datang ke Posyandu untuk membantu ibu bidan

    melakukan pelayanan kesehatan, di sana saya mencoba membantu menimbang

    bayi dan melakukan imunisasi, selain itu saya mencoba memberikan penyuluhan

    tentang tumbuh kembang anak. Saya juga berkesempatan untuk berbincang-

    bincang dengan ibu bidan mengenai masalah kesehatan ibu dan anak. Ibu bidan

    bercerita sejak Jampersal dihilangkan banyak ibu-ibu yang kembali ke metode

    tradisional dalam melakukan persalinan, yaitu bersalin di rumah dengan dibantu

    oleh paraji. Metode ini tidak bisa dibilang aman karena sangat rentan untuk

    menimbulkan komplikasi seperti infeksi untuk sang ibu karena kesterilan alat-alat

    yang tidak terjadi. Masalah lainnya adalah masih banyak ibu-ibu yang belum

    mengetahui pentingnya pemberian ASI eksklusif untuk anak-anak mereka,

    untungnya angka anak kekurangan gizi di desa ini sudah cukup rendah. Walau

    masih banyak kekurangan, pelayanan di Poyandu yang ada sudah cukup bagus

    bahkan sampai mendapatkan penghargaan Posyandu terbaik se-Jawa Barat.

    !Selain masalah kesehatan ibu dan anak, masih ada beberapan masalah lain

    yang ada yaitu minimnya visitasi dokter ke desa Bojongsari. Umumnya, dokter

    hanya berkeliling desa satu kali setiap bulan melalui program puskesmas keliling.

    Selebihnya, bila masyarakat sakit harus menuju ke Puskesmas atau RSUD

    terdekat. Masalah lain yang terjadi adalah masih kurangnya pengetahuan

    masyarakat mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Walau di beberapa

    dusun seperti Cijorong, PHBS sudah mulai terlaksana, banyak dusun-dusun lain

    seperti Leuwinanggung, Talagasari, dan Nyalindung yang PHBS nya masih

    kurang, bisa dilihat dari hanya sebagian rumah yang memiliki tong sampah

    pribadi dan kebiasaan membuang air besar sembarangan.

    !Dari berbagai masalah yang ada, saya mencoba memikirkan apa saja yang

    akan saya lakukan bila menjadi dokter di tempat ini:

  • Pertama, saya akan memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup

    Bersih dan Sehat (PHBS) karena masih rendahnya pengetahuan

    masyarakat mengenai tentang hal ini. Untuk membentuk sebuah desa yang

    sehat, harus dimulai dari masyarakat itu sendiri untuk berperilaku sehat

    karena lebih baik mencegah dari pada mengobati. Penyuluhan bisa di

    muali dari generasi muda, oleh karena itu penyuluhan sebaiknya diakukan

    di sekolah-sekolah.

    Kedua, saya akan meningkatkan visitasi dokter sebanyak 2-3 kali

    perbulan. Sulitnya akses menuju institusi kesehatan bisa dikurangi dengan

    adanya dokter yang langsung mendatangi rumah-rumah warga. Selain itu,

    juga saya ingin memberikan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif

    selama 6 bulan pertama untuk mengurangi jumlah bayi yang mengalami

    kekurangan gizi. Saya juga akan memberikan penyuluhan tentang

    kelebihan persalinan yang dibantu oleh bidan di puskesmas atau RSUD

    dibandingkan dibantu oleh paraji. Saya ingin mempromosikan tentang

    Jaminan Kesehatan Nasional (JKS) di mana ibu-ibu bisa melahirkan

    dengan gratis.

    Ketiga, saya ingin mengajukan kepada pemerintah untuk mendirikan

    institusi kesehatan seperti puskesmas di tengah desa Bojongsari agar lebih

    mudah dijangkau oleh masyarakat. Dengan lebih dekatnya akses kesahatan

    ke masyarakat, kesehatan masyarakat pun akan membaik.

    !Sebagai penutup, desa Bojongsari masih membutuhkan dokter-dokter yang

    mau mengabdikan hidupnya untuk masyarakat. Walau sudah ada peningkatan di

    beberapa aspek kesehatan, tetapi kehadiran dokter masih diperlukan dan

    dirindukan oleh masyarakat desa. Semoga melalui ilmu dan pengalaman yang

    saya dapat selama 1 bulan ini, tidak dilupakan begitu saja, tetapi bisa menjadi

    motivasi ke depannya untuk menjadi dokter yang baik dan mau mengabdi, karena

  • menjadi dokter bukanlah mengejar materi, tetapi justru sebaliknya, yaitu

    pengabdian seumur hidup.

    !

  • Nama : Taufan Tryastono

    NPM. : 270110110075

    Fakultas/Jurusan : Teknik Geologi/TeknikGeologi

    Lokasi KKNM : Desa Bojongsari, Kecamatan Jampang Kulon, Kabupaten

    Sukabumi.

    !Jika Aku Menjadi Ahli Geologi

    !Desa Bojongsari merupakan desa yang terletak di Kecamatan Jampang

    Kulon, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Desa ini terletak pada

    ketinggian 150 meter diatas permukaan laut. Batas wilayah Desa Cinangsi

    antaralain:

    a) Sebelah utara dibatasi oleh Desa Nagrak dan Desa Mekarjaya

    b) Sebelah selatan dibatasi oleh Desa Cibodas

    c) Sebelah timur dibatasi oleh Desa Cimahpar

    d) Sebelah barat dibatasi oleh Desa Bojonggenteng

    Istilah Bojongsari dibuat oleh sastrawan sunda yang bernama Hambali.

    Secara etimologis, Bojongsari terbentuk dari 2 kata, yaitu Bojong yang artinya

    lingkungan dan Sari yang artinya merupakan lingkungan atau tempat sumber

    kebutuhan bagi desa sekitarnya. Desa Bojongsari terbentuk karena adanya

    pemekaran dari Desa Bojonggenteng pada 8 Oktober 1980. Hal ini dikarenakan

    adanya keinginan masyarakat yang timbul akibat sulitnya akses jalan menuju

    Balai Desa. Secara demografis, Desa Bojongsari memiliki jumlah penduduk 5276

    (Laporan Kependudukan Mei 2014).

    Jika Aku Menjadi seorang ahli geologi dilihat dari permasalahan yang

    timbul dari hasil pemetaan sosial, dikarenakan sistem pertanian tadah hujan,

    kesuksesan pertanian sangatlah tergantung pada keberadaan hujan. Jika Aku

    Menjadi seorang ahli geologi yang khususnya dalam bidang hidrogeologi yaitu

    cabang ilmu geologi yang mempelajari air tanah atau lapisan akuifer bawah

  • permukaan untuk menunjang sistem pertanian yang ada pada Desa Bojongsari

    agar lebih baik. Bila dilihat dari kondisi geologinya, batuan penyusun Desa

    Bojongsari merupakan breksi dengan fragmen batuan beku yang bersifat basa

    dengan matriks batugamping yang terbentuk pada lingkungan laut dalam dan

    termasuk dalam anggota Formasi Jampang Anggota Cikarang. Dilihat dari

    teksturnya, breksi ini memiliki pemilahan (sorting) butir yang buruk, sehingga

    porositas (kemampuan batuan untuk menampung fluida) kurang baik, sehingga

    mengakibatkan lapisan akuifer bawah permukaan yang terdapat di Desa

    Bojongsari tidak dapat menampung banyak air. Dan dari lapisan tanahnya yang

    juga tidak tebal, menyebabkan daerah resapan air juga tidak terlalu baik. Namun,

    khusus pada Dusun Cijorong tidak seperti itu. Pada Dusun Cijorong merupakan

    sebuah cekungan air tanah dari Desa Bojongsari, yang bila ditarik penampang dari

    Dusun Leuwinanggung disebelah barat, sampai Dusun Nyalindung disebelah

    timur, cekungan air tanah terdapat pada Dusun Cijorong, sehingga memiliki

    daerah resapan air yang cukup baik dan dapat menampung air lebih baik. Hal ini

    sebenarnya menunjukkan hal yang positif dalam bidang pertanian di Dusun

    Cijorong. Sawah yang hanya mengandalkan adanya hujan, tidak berlaku di Dusun

    Cijorong, karena memiliki sistem air tanah yang baik. Dan memang terbukti

    bahwa sawah yang terdapat pada Dusun Cijorong sedikit lebih baik dibandingkan

    dengan Dusun lainnya, sehingga dalam bidang pertanian sangat mendukung untuk

    dikembangkan. Dapat disimpulkan bahwa jika aku menjadi seorang ahli geologi,

    aku akan lebih mengembangkan pertanian di Dusun Cijorong untuk mendapatkan

    hasil pertanian yang lebih baik.

    Selanjutnya, jika aku menjadi seorang ahli geologi yang berada di Desa

    Bojongsari, yang secara tidak sengaja terlihat dari hasil pemetaan juga, sayang

    rasanya jika tidak berkunjung ke salah satu sungai besar yang memiliki nilai

    artistik sendiri dalam bidang geologi, karena keberadaan curug dan collumnar

    joint (kekar/rekahan yang membentuk tiang-tiang) yang terdapat di sungai

    ciseureuh merupakan potensi pariwisata yang masih belum tergali dan masih bisa

  • dikembangkan sebagai wisata alam yang baik, dan wajib diabadikan dalam

    bingkai kehidupan. Collumnar joint sendiri terbentuk dikarenakan adanya proses

    pendinginan lava selama beberapa kali dan membeku cenderung lebih kearah

    vertikal sehingga membentuk tiang-tiang begitu indahnya. Curug yang

    memanjang sepanjang sungai Ciseureuh dan hembusan air yang jatuh dari atas

    curug, kemudian ditambah dengan adanya barisan lava andesitis-basal

    disekitarnya yang membeku membentuk tiang-tiang yang memanjakan kedua

    mata, dan menimbulkan keinginan untuk mengabadikan dalam satu jepretan

    kamera untuk dikenang dalam hidup. Saat KKNM berlangsung, kami

    menyempatkan diri berkunjung ke sungai Ciseureuh untuk melihat langsung

    keindahan curug dan collumnar joint tersebut dan mengambil beberapa gambar

    bersama kawan-kawan. Memang untuk tempat seperti ini, momen indah akan

    terkenang sepanjang masa bila dilewati bersama dengan orang-orang terdekat

    yang kita cintai.

    !

  • Jika Aku Menjadi Pengusaha Meubel

    Ariel Ehsan Reynaldi

    Npm 120310110184

    Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Padjajaran

    Nama saya Ariel Ehsan Reynaldi, seorang mahasiswa jurusan Manajemen

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran. Sebagai seorang mahasiswa

    yang mengambil konsentrasi manajemen operasi, tentu saja menjadi hal yang

    lazim bagi saya pribadi untuk tertarik pada kegiatan ekonomi yang berbasis pada

    proses produksi dan pendistribusian hasil produksi. Untuk itu ketika menginjakan

    kaki untuk pertama kalinya di lokasi Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa Universitas

    Padjajaran hal pertama yang saya cari adalah sebuah unit usaha yang mengarah

    kepada kegiatan operasi.

    Desa Bojongsari, Kecamatan Jampang Kulon merupakan salah satu desa di

    Kabupaten Sukabumi yang memiliki jarak 62 km dari kabupaten Sukabumi yang

    ditempuh selama kurang lebih 3 jam dan 0.25 jam dari ibu kota kecamatan guna

    mencapai desa ini. Desa yang memiliki luas wilayah 806,76 hektar ini memiliki

    potensi umum 378,599 hektar tanah kering yang terdiri dari tegal/ladang dan

    pemukiman, dan tanah perkebunan. Desa ini berada di sekitar hutan dan

    berbatasan dengan Desa Mekarjaya dan Desa Nagraksari di sebelah utara, Desa

    Cimahpar di sebelah timur, Desa Cibodas di sebelah selatan, dan Desa

    Bojonggenteng di sebelah barat. Ketinggian desa dari laut 250 m, sementara curah

    hujan sekitar 250-300 mm/tahun dan suhu udaranya 22o-28oC sehingga udara di

    desa ini tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Desa ini telah memiliki aliran

    listrik, PAM, dan jalan utama yang beraspal dan merupakan jalan kabupaten.

  • Menilik potensi tersebut, khususnya telah terdapat aliran listrik, PAM, dan jalan

    utama yang beraspal sehingga memungkinkan adanya sebuah kegiatan supply

    chain management, yakni kegiatan mencari pemasok, produksi, dan

    pendistribusian kepada konsumen. Jenis usaha meubel merupakan bisnis yang

    memiliki potensi untuk bertumbuh dan berkembang di Desa Bojongsari,

    Kecamatan Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi. Terutama apabila diarahkan

    untuk dapat bersaing di pasar nasional dimana meubel masih menjadi komoditas

    yang dicari khususnya oleh konsumen keluarga baru.

    Di Desa Bojongsari telah terdapat bisnis meubel, namun hanya terdapat satu

    usaha. Sedangkan aktivitas penebangan kayu pun hanya terdapat satu unit bisnis,

    serta unit pelitur juga hanya satu sehingga dapat disimpulkan belum efisiennya

    kegiatan bisnis tersebut. Hal ini dapat ditingkatkan dengan menerapkan konsep

    lean manufacturing, yaitu konsep pemangkasan kegiatan-kegiatan produksi yang

    dapat ditiadakan tanpa mengganggu aktivitas produksi. Aktivitas seperti

    penebangan lalu dipindahkan ke salah satu rumah warga untuk dikumpulkan dan

    dipotong menjadi kayu-kayu untuk dikirimkan ke lokasi perusahaan meubel dapat

    dibuat lebih efisien dengan langsung dipotong di tempat setelah penebangan lalu

    dikirimkan langsung ke lokasi perusahaan meubel.

    Selain itu, untuk menambah tingkat produktivitas dari bisnis meubel ini, dapat

    juga dilakukan pencarian pemasok kayu dari pihak luar desa sehingga pasokan

    kayu tidak hanya terbatas dari satu pemasok yang notabene hasil produksi

    kayunya sangat lama. Selain itu, perlu diadakan training sumber daya manusia

    untuk meningkatkan tingkat produktivitas, profesionalitas dan meminimalisir

    tingkat kecacatan. Berbicara mengenai kecacatan, dapat juga diterapkan konsep

    six sigma, yaitu konsep quality control yang bertujuan untuk mengghasilkan

    tingkat kecacatan 3.4 produk per defect per million opportunities (DPMO).

    Konsep six sigma tersebut dapat juga digabungkan dengan lean manufacturing

    sehingga menghasilkan produk minim cacat seefisien mungkin.

  • Selain itu, dengan adanya pencarian pemasok kayu lain dengan tujuan efisiensi

    biaya melihat perbandingan biaya paling murah dengan berbagai pertimbangan,

    seperti harga pagu, biaya transportasi, dan lain-lain.

    Kemudian, untuk memasarkan hasil produk meubel terdapat berbagai hal yang

    perlu diperhatikan. Perihal sarana dan prasarana sudah terdapat jalan beraspal

    yang dapat memudahkan perpindahan barang dari lokasi produksi ke tempat-

    tempat untuk menjangkau pasar konsumen. Kendaraan transportasi pun perlu

    dicek kembali kelayakannya, apakah sanggup untuk membawa produk meubel ke

    luar Desa dan mampu hingga sejauh mana barang dapat terkirim. Selain itu

    pemasaran dapat dibuat lebih menarik untuk mengenalkan bisnis meubel

    Bojongsari ini, seperti bergabung di media sosial dengan membuat akun twitter,

    facebook, blog, dan lain-lain dengan maksud mempromosikan ke masyarakat

    yang lebih luas sehingga dapat menarik lebih banyak konsumen.

    !

  • JIKA AKU MENJADI PETANI DI DESA BOJONGSARI

    Desa bojongsari, desa yang terletak di Kecamatan Jampang Kulon,

    Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki 4 dusun yaitu dusun leuwinanggung,

    talagasari, cijorong, dan nyalindung. Desa ini mayoritas penduduknya memiliki

    mata pencaharian peternak serta petani, dapat dilihat dari wilayahnya yang

    mayoritas dikuasai oleh pertanian. Pemukiman penduduk pun bertempat

    mengikuti posisi jalan raya, dimana dibelakangnya dipenuhi oleh lahan pertanian.

    Desa ini walaupun sederhana, sudah dilengkapi dengan listrik, PDAM yang

    memadai, jalanan yang diaspal, serta penerangan yang cukup, walau belum

    merata. Desa ini merupakan salah satu kawasan desa sehat di kawasan kabupaten

    sukabumi, hal ini merupakan suatu kebanggan tersendiri, namun dibalik

    penghasrgaan akan desa sehat tersebut, ternyata desa ini tidak memiliki TPS

    (Tempat Pembuangan Sampah) sementara, kebanyakan warga masih banyak yang

    membakar sampahnya atau dikubur, sehingga keadaan desa jika dilihat secara

    sekilas bersih.

    Mayoritas penduduk disana yang memiliki mata pencaharian petani

    memiliki tingkat ekonomi yang kurang lebih sama, yaitu rata-rata kalangan

    ekonomi menengah ke bawah, sedangkan sisa penduduk desa yang lainnya

    banyak yang bekerja di kota baik sebagai PNS, maupun tenaga kerja swasta.

    Walaupun lahan pertanian disana sangat luas bahkan hampir menguasai lebih dari

    80% desa bojongsari, namun pendapatan penduduknya sangat rendah. Sangat

    miris melihat suatu desa dengan sumber daya alam yang melimpah namun

    penduduknya tidak terlalu makmur. Hal ini terjadi karena kebanyakan petani

    disana mengandalkan pertanian sebagai satu-satunya ladang pemasukan, sehingga

    ketika lahan pertaniannya tidak produktif, maka mereka tidak mendapat hasil

    sesuai yang diinginkan.

    Permasalahan utama yang terjadi pada para petani di desa tersebut adalah

    kebanyakan sawah disana menggunakan sawah tadah hujan. Sawah tadah hujan

  • merupakan sawah yang pengairannya hanya mengandalkan air hujan saja, tanpa

    menggunakan saluran irigasi ataupun drainase yang dirancang sedemikian rupa

    untuk mendukung meningkatnya tingkat produktivitas. Sawah tadah hujan ini

    memiliki satu sisi yang menyakitkan, yaitu jik ir hujan tidak turun, maka dapat

    dipastikan bahwa lahan pertanian yang ada akan gagal panen, apalagi mayoritas

    komoditas pertanian yang ditanam disana merupakan komoditas yang

    memerlukan air seperti padi ataupun jagung.

    Jika aku menjadi petani di kawasan Desa Bojongsari, maka aku akan

    membuat sistem irigasi serta drainase yang dirancang untuk meningkatkan

    produktivitas serta mampu menghilangkan ketergantungan terhadap air hujan.

    Sistem tersebut bisa seperti irigasi teter, dimana setiap tanaman baik padi, jagung,

    ataupun komoditas lainnya akan disiram oleh air dengan tetesan air yang diatur

    oleh kita, sehingga kadar airnya telah disesuaikan dengan kebutuhan komoditas

    tersebut. Selain itu, pembangunan kincir yang mampu mengalirkan air dari

    dataran rendah ke dataran tinggi pun akan mampu mengurangi ketergantungan

    terhadap air hujan, air dapat digunakan sebanyak yang kita inginkan.

    Pemilihan komoditas pun perlu dipertimbangkan, pemilihan komoditas yang

    tidak terlalu membutuhkan banyak aoir seperti palawija, kelapa, kacang-

    kacangan, rempah-rempah patut dipertimbangkan untuk mengantisipasi kesulitan

    air yang ada. Air pada desa bojongsari untuk pengairan lahan pertanian hanya

    didapat dari sungai-sungai kecil yang melintasi daerah lahan pertanian, sedangkan

    bagi sungai-sungai yang tidak melintasi wilayah pertanian, maka tidak dijadikan

    sumber pengairan karena tingkat kesulitan untuk mengalirkan air sungai tersebut.

    Terakhir, manajemen pertanian dari hulu ke hilir pun akan aku

    pertimbangkan dengan matang. Penerapat integrated farming system pun layak

    untuk diterapkan agar mampu menaikan produktivitas pertanian di desa

    bojongsari ke tingkat yang lebih tinggi. Selain itu, akupun akan menggunakan

    lebaga pembiayaan yang lebih terepercaya serta memiliki perhitungan yang jelas

    seperti bank, daripada menggunakan rentenir ataupun tengkulak, yang notabene

  • sekilas meringankan petani dalam menyalurkan hasil pertaniannya, namun

    sebenarnya mereka mempermainkan petani dengan menerapkan harga yang

    seenaknya. Mungkin aku juga akan berussaha menggandeng lembaga pembiayaan

    serta menerpkan pertanian modern agar banyak perusahaan yang tertarik untuk

    menanamkan modalnya di desa bojongsari ini. Contoh pertanian modern nya

    seperti penerapan hidroponik, aeroponik, dan lain-lain, dimana dapat

    meningkatkan produktivitas dua kali lipat dengan lahan yang lebih kecil.

    !!Oleh: Muhammad Rian Fajar

    Fakultas Teknologi Industri Pertanian

    240110110019

    !!

  • EFRIANI BR SITEPU

    110110110171

    FAKULTAS HUKUM

    KKNM UNIVERSITAS PADJADJARAN 2014

    !!

    JIKA AKU MENJADI KEPALA DESA BOJONGSARI

    ! Desa Bojongsari, kecamatan Jampangkulon, kabupaten Sukabumi. Sebuah

    desa yang kaya dengan sumber kekayaan alam yang melimpah seperti padi,

    kelapa, kacang-kacangan. Penduduk desa Bojongsari juga kaya dengan berbagai

    jenis keterampilan dan keahlian. Layaknya kebudayaan desa pada umumnya, di

    desa Bojongsari masyarakat masih sangat kental dengan pengaruh kebudayaan

    dan keagamaan. Kebiasaan bergotong royong, ramah dan saling menyapa

    merupakan pemandangan sangat lazim dijumpai dalam pergaulan masyarakat di

    desa ini.

    Suatu negara dikatakan negara apabila memenuhi unsur terbentuknya

    negara tersebut antara lain: adanya wilayah tertentu, penduduk, serta

    pemerintahan yang berdaulat disamping pengakuan dari negara lain baik secara de

    facto maupun de jure. Demikian halnya dengan sebuah desa yang sangat

    memerlukan pemerintahan yang mengatur berbagai hal berkaitan dengan

    penyelenggaraan pemerintahan dan permasalahan lainnya.

    Selama mengikuti kegiatan KKNM (kuliah kerja nyata mahasiswa)

    Universitas Padjadjaran tahun 2014 di desa Bojongsari saya melihat bahwa peran

    kepala desa memanglah merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi

    pembangunan sebuah desa. Kepala desa sebagai pengambil keputusan berperan

    penting untuk membawa desa menuju perkembangan yang terbaik termasuk

    memecahkan berbagai permasalahan yang ada di desa.

  • Desa Bojongsari merupakan desa dengan petani sebagai mata pencaharian

    mayoritasnya. Hampir seluruh masyarakat menggantungkan kehidupannya dari

    sektor pertanian disamping peternakan, kerajinan dan lainnya. Meskipun pada saat

    ini masyarakat desa Bojongsari dapat dikatakan sudah menyadari pentingnya

    pendidikan, namun para petani Bojongsari pada umumnya merupakan orang-

    orang yang belum mengecap bangku pendidikan. Hal ini merupakan salah satu

    faktor penyebab beberapa masalah yang terjadi di desa Bojongsari. Sebagai

    seorang mahasiswi yang belajar khusus dalam bidang hukum, saya memiliki

    beberapa gagasan terkait penyelesaian masalah yang terdapat di desa Bojongsari

    baik dalam aspek hukum maupun tidak. Untuk menyelesaikan masalah tersebut,

    peran saya sebagai kepala desa tentu akan sangat berpengaruh besar.

    Jika saya menjadi kepala desa Bojongsari, hal yang pertama saya lakukan

    adalah memberikan edukasi yang berkelanjutan kepada masyarakat mengenai

    aturan dan ketentuan hukum dasar yang harus mereka lakukan khususnya terkait

    dengan hak dan kewajiban mereka. Salah satu masalah yang saya soroti disini

    adalah mengenai keberadaan tengkulak di desa Bojongsari yang oleh masyarakat

    lebih dipilih sebagai alternatif tempat meminjam uang dibandingkan bank.

    Padahal sebanarnya, masyarakat dirugikan dengan hal tersebut karena pada

    akhirnya harga yang ditawarkan oleh tengkulak terhadap hasil panen atau usaha

    mereka jauh lebih rendah dibandingkan jika mereka menjual sendiri. Selain

    memberikan pandangan yang benar baik dari sisi hukum maupun tidak kepada

    warga, saya akan membantu memfasilitasi mereka dengan sarana dan prasarana

    yang mereka butuhkan agar mereka dapat lebih maju tanpa selalu bergantung

    kepada tengkulak. Misalnya, transportasi agar mereka dapat mengangkut hasil

    panen atau usaha mereka untuk dijual ke pasar, menyediakan atau menjual bahan-

    bahan yang biasanya hanya mereka dapatkan dari tengkulak dengan harga yang

    mahal, dan sebagainya.

    Dalam pembukan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 disebutkan

    bahwa salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah untuk mewujudkan

  • kesejahteraan masyarakat. Sebagai kepala desa, saya juga akan membangun dan

    lebih mengoptimalkan berbagai kelompok usaha masyarakat dengan tujuan untuk

    mengembangkan masyarakat dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat

    itu. Misalnya, kelompok-kelompok tani, membuat kelompok usaha pembuat opak,

    kelompok usaha pembuat gula merah, mambuat koperasi atau CU (credit union),

    menggerakkan organisasi-organisasi pemuda, kaum ibu, dan sebagainya. Berbagai

    kelompok ini akan menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasi

    mereka serta menjadi sarana untuk masyarakat dapat belajar dan mengembangkan

    diri.

    Selain itu, saya menyadaribahwa desa saya menyimpan banyak potensi di

    bidang pertanian, hasil olahan pertanian, serta pariwisata. Sebagai kepala desa

    saya akan berusaha meningkatkan promosi terhadap desa saya. Saya akan

    menunjukkan berbagai keunggulan-keunggulan yang terdapat dalam desa saya

    baik kepada pemerintahan yang lebih tinggi maupun pihak swasta. Dengan hal itu

    akan membantu masyarakat desa untuk mengembangkan pertanian dan usaha

    yang mereka miliki.

    Sebenarnya masih sangat banyak aspek yang menjadi permasalahan di

    desa Bojongsari, namun salah satu yang saya fokuskan selanjutnya adalah sektor

    pendidikan. Dalam sektor pendidikan, saya akan megusulkan dan melakukan

    berbagai usaha agar jumlah sarana pendidikan yaitu sekolah khususnya SMP dan

    SMA dibangun di Bojongsari, agar masyarakat tidak perlu pergi jauh ke Jampang

    Kulon untuk bersekolah. Begitu juga dengan peningkatan jumlah dan kualitas

    tenaga pengajarnya, serta prasarana pendukung pendidikan lainnya baik secara

    formal maupun non-formal.

    Dengan berbagai gagasan tersebut harapan saya desa Bojongsari akan mencapai

    kemajuan yang lebih baik dan masyarakatnya dapat hidup lebih sejahtera.

    !!

  • Jika aku menjadi Kepala Desa Bojongsari aku akan menjadikan Desa Bojongsari

    sebagai Desa yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian. Pertama Berdaulat.

    Berdaulat dalam artian memiliki daya tawar yang tinggi dibandingkan desa

    lainnya, daya tawar disini dimaksudkan adanya peningkatan kualitas tata

    pemerintahan desa yang baik dengan berasaskan pada prinsip good governance

    yaitu 1) Partisipasi (Participation) : Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan

    keputusan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga

    perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Dalam hal ini BPD (Badan

    Permusyawaratan Desa) berperan sebagai penyambung lidah rakyat dimana

    fungsi BPD harus dimaksimalkan untuk memperjuangkan aspirasi serta apa saja

    yang menjadi hak warga Desa Bojongsari. 2) Aturan Hukum (Rule of Law) :

    Kerangka hukum yang harus berkeadilan, dipatuhi, ditegakkan dan dilaksanakan

    tanpa pandang bulu. 3) Transparansi (Transparency) : Transparansi dibangun atas

    dasar kebebasan memperoleh informasi. Dalam hal ini harus ada keterbukaan

    antara Pemerintah Desa dengan warga, terkait APBDES (Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Desa). Dengan tujuan supaya anggaran yang ada didesa tersebut

    benar-benar digunakan dalam untuk kepentingan warga Desa Bojongsari. 4) Daya

    Tanggap (Responsiveness) : Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada

    upaya untuk melayani berbagai pihak yang kepentingan atau harus cepat tanggap

    dalam melayani masyarakat. Dalam hal ini Pemerintah Desa Bojongsari dituntut

    untuk dapat memberikan pelayanan publik yang baik terhadap warga Desa

    Bojongsari, baik dalam proses administrasi desa maupun aspek lainnya. 5)

    Berorientasi Konsensus (Consensus Orientation) : Berorientasi pada kepentingan

    masyarakat yang lebih luas. Artinya, Pemerintah Desa Bojongsari harus

    mengutamakan kepentingan warga daripada kepentingan pribadi. 6) Berkeadilan

    (Equity) : Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh

    kesejahteraan dan berkeadilan. Pemerintah Desa Bojongsari memiliki peran dalam

    hal peningkatan SDM seluruh warganya guna tercapainya kesejahteraan bersama.

    7) Efisiensi dan Efektivitas (Efficiency and Effectiveness) : Setiap proses kegiatan

  • dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai

    dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya berbagai sumber

    yang tersedia. Maksudnya disini, bahwa Pemerintah Desa Bojongsari berfungsi

    melakukan manajemen yang baik guna terciptanya efisiensi dan efektifitas terkait

    5 unsur berikut: men (SDM), materials (SDA), machines (mesin-mesin/alat),

    methods (tata kerja) dan money (uang). 8) Akuntabilitas (Accountability) :

    Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan. Artinya,

    Kepala Desa Bojongsari yang secara legitimasi dipilih oleh warga, harus

    memberikan feedback terhadap warga. Yaitu melalui program-program

    pembangunan yang bermanfaat bagi Desa Bojongsari. 9) Visi Strategik (Strategic

    Vision) : Para pimpinan dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jangka

    panjang tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan pembangunan

    manusia, bersamaan dengan dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan

    tersebut. Harus adanya pemimpin visioner di Desa Bojongsari, yang mampu

    melihat apa saja yang menjadi kebutuhan warga, serta hal-hal yang berkaitan

    dengan rencana pembangunan Desa Bojongsari dimasa yang akan datang.

    Kedua adalah Mandiri. Mandiri disini yaitu menjadikan Desa Bojongsari menjadi

    Desa Yang unggul disektor perekonomiannya dibandingkan Desa sekitarnya.

    Adapaun strategi dalam merealisasikan gagasan tersebut dapat dilakukan melalui

    beberapa cara. Pertama: Modernisasi Sektor Pertanian. Seperti yang diketahui

    bahwa Desa Bojongsari memiliki lahan yang luas dibandingkan desa sekitarnya.

    Dengan luas lahan persawahan 411, Desa Bojongsarri memiliki potensi dalam

    menciptakan swasembada pangan. Salah satunya dengan memperbaiki saluran

    irigasi serta pembuatan waduk penampung air, yang berguna dalam pengairan

    sawah jika suatu saat terjadi kekeringan. Selain itu peran Gapoktan (Gabungan

    Kelompok Tani) di Desa Bojongsari harus dimaksimalkan, baik peningkatan SDM

    melalui seminar maupun studi banding keluar negeri. Kedua: Memperkuat Peran

    BUMDES (Badan Usaha Milik Desa). BUMDES merupakan salah satu pilar

  • penopang perekonomian desa. Dimana BUMDES berfungsi dalam melakukan

    usaha jasa keuangan dan usaha di sektor riil. BUMDES juga memiliki kesempatan

    dalam mengelola aset desa. Seperti yang diketahui bahwa Desa Bojongsari

    merupakan Desa yang dikenal dengan pengasil gula kelapanya. Disini BUMDES

    dapat berperan dalam upaya peningkatan kualitas produksi dan pemasaran gula

    kelapa yang ada di Desa Bojongsari. Yaitu dengan melakukan sinergitas baik

    dengan pemerintah desa, produsen, maupun pihak swasta.

    Ketiga: Berkepribadian dibidang kebudayaan. Desa Bojongsari memiliki beberapa

    kesenian rakyat yang sampai sekarang masih berjalan. Diantaranya kesenian

    pencak silat dan kuda lumping. Kesenian lainnya seperti arak-arakan menyambut

    bulan ramadhan sudah tidak dilakukan. Sayang disayangkan, karena sebagai

    masyarakat yang multikultural sudah seharusnya kita menjaga kesenian daerah

    sebagai kekayaan sekaligus manifestasi kepribadian bangsa.

    !

  • JIKA AKU MENJADI

    (Oleh: Ardian Hadi Pratama 200110110087)

    !Jika Aku Menjadi Masyarakat Desa Bojongsari, Kecamatan Jampang

    Kulon, Kabupaten sukabumi, Jawa Barat, Saya akan membuka Peternakan Domba

    Hadi Farm. Desa Bojong Sari merupakan daerah yang berpotensi sebagai

    penghasil sektor pertanian. Subsektor peternakan dan perikanan merupakan

    sumber daya yang dapat dimaksimalkan untuk menghasilkan suatu produksi yang

    dapat menghasilkan pendapatan bagi masyarakat desa tersebut. Kesadaran

    masyarakat desa yang masih kurang untuk memanfaatkan potensi yang ada di

    desa menyebabkan masyarakat desa cenderung tertinggal dari masyarakat kota.

    Saya sebagai mahasiswa peternakan jika menjadi masyarakat desa akan

    membuat suatu usaha yang berbasis ekonomi kerakyatan yaitu membuka usaha

    peternakan domba kemitraan dengan masyarakat yang tidak mempunyai biaya

    untuk membeli domba. Sistem kemitraan yang di anut yaitu kekeluargaan. Pola

    kemitraan merupakan bentuk kerjasama antara dua belah pihak ataupun lebih

    untuk mendapatkan keuntungan atau keberhasilan usaha Peternakan. Kemitraan

    juga merupakan suatu cara untuk mengembangkan usaha lebih besar dan

    membantu perekonomian masyarakat kecil. Salah satu bentuk kemitraan peternak

    domba yang terkenal adalah PT. Villa Domba Niaga Indonesia yang ada di

    Soreang.

    Bentuk kerjasama atau pola kemitraan yang dijalankan Pola kemitraan

    inti-plasma merupakan kerja sama antara pemilik domba dengan peternak kecil

    atau peternak yang mempunyai modal sedikit atau tidak mempunyai

    modal.mereka hanya menyediakan kandang. Setiap kelompok ternak mempunyai

    koordinator kelompok atau Pembina kelompok. Setiap kelompok ternak

    mempunyai koordinator kelompok atau Pembina kelompok. Pola kemitraan Inti-

    plasma pada satu daerah terdapat 100 ekor Domba Garut dan setiap anggota

    kelompoknya memelihara 2-5 ekor ternak. Keuntungan yang diperoleh setiap

  • peternak 50%, koordinator 10%, pratama fam 40%. Setiap peternak diberikan

    domba 2-5 ekor, domba yang siap panen di beli oleh pratama fam, peternak pun

    boleh menjual domba ke pihak lain asalkan harga lebih tinggi. Domba yang

    diberikan ada 2 jenis yaitu :

    Breeding merupakan ternak yang diberikan untuk pembibitan. Indukan

    yang diberikan kepada ternak sudah bunting selama satu bulan. Sehingga

    peternak mempunyai kepastian untuk mendapatkan keuntungan. Peternak

    akan mendapatkan keuntungan yaitu dari anakan yang dilahirkan indukan.

    Sistem bagi hasilnya bukan berdasarkan fisik seperti dikalangan

    masyarakat namun berupai nilai uang (rupiah). Nilai uang yang diperoleh

    dari berat badan anakan perkilo bobot badan hidup, persatu kilogram

    dihargai Rp. 62.000,- berdasarkan dari nilai mata uang dinar terhadap

    rupiah.jadi harga dapat berubah sesuai dengan keadaan mata uang dinar

    terhadap rupiah. Selain dari dinar faktor penentu harga yaitu inflasi dan

    kompetitor. Siklus pada inti-plasma yaitu sepuluh bulan pada bulan

    pertama ternak berada di Hadi Farm dalam keadaan bunting. Pada bulan

    kedua ternak berada di Peternak Plasma dalam keadaan bunting.Pada

    bulan keenam induk lahir, bulan kesembilan rotasi indukan lama diganti

    dengan indukan baru yang sudah bunting, pada bulan kesupuluh anakan

    ditarik ke Hadi Farm dan pembagian keuntungan. Kompensasi jika ternak

    tidak bunting yaitu Hadi Farm mengganti biaya pakan selama ternak

    berada di peternak plasma yaitu sehari seribu untuk satu ekor. Dan

    mengganti dengan ternak yang bunting tua.

    Fattening merupakan kemitraan ternak yang diberikan kepada peternak

    untuk penggemukan. domba yang diberikan kepada peternak yaitu ternak

    yang sudah lepas sapih yang berumur sekitar 3 bulan dan panen setiap 5

    bulan dan ternak ditarik oleh Hadi Farm menjelang kurban jika domba

    sudah cukup umur. Pembagian keuntungan pada fattening atau

    penggemukan yaitu pada saat domba datang ditimbang berat badan

  • awalnya dan pada lima bulan atau saat domba ditarik oleh Hadi Farm

    ditimbang berat badan akhir. Berat badan akhir dikurangi berat badan

    awal.

    Seleksi calon Peternak mitra yang belum pernah memelihara domba mulai

    kebingungan manakala domba terkena penyakit misalnya, domba tidak

    mau makan ataupun domba tiba-tiba mengalami kematian. Pemilik ternak

    tidak mampu berbuat banyak karena ia pun belum mengerti pengetahuan

    beternak domba. Tanpa bermaksud meragukan kemampuan peternak desa

    namun inilah kenyataan yang seringkali ditemukan di lapangan, bahkan

    karena frustasinya dan tidak mau menanggung kerugian pada akhirnya

    bisa jadi si pemelihara ternak menjual ternak domba tanpa seijin

    pemiliknya ataupun ternak diberikan kepada warga lainnya tanpa

    sepengetahuan pemiliknya, banyak cerita beberapa pemilik ternak yang

    mengatakan bila mereka merugi karena domba-domba yang dititipkan ke

    masyarakat banyak yang sakit, hilang, dijual ataupun mati. Disinilah arti

    pentingnya proses seleksi yang sebaiknya dilakukan terlebih dahulu oleh

    pemilik ternak terhadap calon peternak mitra yang akan memelihara

    dombanya nanti. Stelah melakukan seleksi diadakan suatu kursus atau

    pelatihan mengenai pemeliharaan domba yang baik dan benar.

    Dengan memelihara domba masyarakat Desa Bojongsari akan

    mendapatkan suatu penghasilan tambahan bahkan bisa menjadikan penghasilan

    utama bagi masyarakat desa.

    !!

  • Jika Aku Menjadi

    Mugni Hidayatna 170410110046

    !Di dalam suatu tata kehidupan masyarakat yang baik maka dibutuhkan

    program-program yang dapat mengayomi dan berpihak kepada masyarakat itu

    sendiri maka kami yang dikelompokan di suatu desa berusaha membuat dan

    melaksanakan program kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat. Untuk itu saya menganalisis kondisi masyarakat di

    Desa Bojongsari, Kabupaten Sukabumi tempat saya melaksanakan KKNM

    periode Juni-Juli 2014. Banyak profesi baik dari pemerintah desa maupun dari

    masyarakat yang bisa dijadikan contoh bagaimana kita dapat belajar dari

    masyarakat selama sebulan ini yang dapat kita namakan Jika Aku Menjadi.

    Sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP UNPAD mungkin saya bisa

    mengandaikan menjadi Kepala Desa Bojong Sari yang memang luas wilayah

    desanya cukup luas dan cukup jauh dari ruas jalan raya utama. Sebagai kepala

    desa tentunya tidak cukup mudah karena aspirasi masyarakat harus didengar

    disertai aturan yang dibuat pemerintah desa juga harus dilaksanakan oleh

    masyarakat. Di Desa Bojong Sari ini juga karena letak antara kantor desa dengan

    masyarakat cenderung berada pada titik yang jauh dimana Dusun Nyalindung dan

    Dusun Cijorong adalah yang terjauh untuk menjangkau kantor Desa yang

    memang digunakan untuk kebutuhan pelayanan masyarakat desa. Selaku Kepala

    Desa dengan kondisi seperti ini tentu dapat melakukan kemudahan terhadap

    kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desanya

    misalnya seperti Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) yang

    dilakikan kadusunan atau mungkin masuk ke tingkat Musrenbang Desa, harus

    berjalan dengan baik dengan mengundang tokoh-tokoh masyarakat dalam

    menciptakan program-program yang menjadi prioritas masyarakat desa tanpa

  • adanya kepentingan-kepentingan sehingga disini peran Kepala Desa juga bisa

    menyatukan dan menjaga keharmonisasian antara masyarakat dengan pemerintah

    desa dengan mencegah konflik-konflik yang mengakibatkan pecahnya kehidupan

    sosial masyarakat di desa tersebut. Kalo melihat realitasnya dari Bapak Budi

    Pirmansyah sebagai Kepala Desa Bojong Sari, terlihat baik dalam melaksanakan

    program-program dari pemerintah daerah khususnya. Beliau juga menekankan

    akan hasil pertanian untuk perekonomian masyarakatnya sehingga dapat

    menghidupi dahulu kehidupan mandirinya baru dapat menghasilkan sesuatu yang

    lebih dengan adanya GAPOKTAN yaitu gabungan dari beberapa kelompok tani di

    desa yang bermanfaat bagi para petani mulai dari cara penanamanannya,

    penggunaan teknologinya, mengatasi hama, panennya dan sebagainya. Tetapi

    selain program-program yang ada telah diberikan oleh pemerintah daerah

    terhadap Desa Bojong Sari, saya mengandaikan apabila Kepala Desa itu membuat

    suatu program secara mandiri sebagai salah satu aktor utama kebijakan di desa

    yang dapat menghasilkan manfaat yang nyata untuk masyarakat misalnya

    program pengembangan usaha tani, program pendidikan SD di sekitar desa,

    program pemberdayaan masyarakat dengan anggaran yang semaksimal mungkin

    dapat diusahakan dari APBDES atau dari sumbangan para warga tiap bulannya

    meskipun itu sulit dilaksanakan. Kemudian saya juga berpikir bahwa kebudayaan

    disini harus tetap dilestarikan dimana kuda lumping dan pencak silat merupakan

    budaya yang kental karena terdapat pemondokannya sehingga siapa pun dapat

    belajar maka kepala desa dengan segala kewenangannya mengadakan suatu

    kegiatan rutin atau acara, yang membuat masyarakat dari segala kalangan tetap

    menjaga nilai-nilai budaya dari kuda lumping dan pencak silat yang memang khas

    di Desa Bojong Sari ini. Kemudian pada aspek lingkungan pemerintahan desa nya

    sendiri, Kepala Desa harus tegas dalam mengatur aparat-aparat desa nya apabila

    ada yang melanggar peraturan harus diberikan hukuman yang membuat efek jera

    karena masyarakat desa membutuhkan pemerintahan desa yang bekerja dari

    rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. BPD sebagai lembaga legislatif desa harus

  • bekerja bersama-sama dengan Kepala Desa untuk membuat suatu peraturan desa

    yang efektif bermanfaat bagi masyarakat misalnya seperti peraturan mengenai

    kesehatan gratis dan peraturan mengenai pemanfaatan APBDES dalam

    pengelolaan aset dan potensi sumber daya karena sebagai desa yang

    memfokuskan kesehatan tentu membutuhkan peraturan yang mengikat mengenai

    kesehatan masyarakatnya dan dengan anggaran desa yang dapat tersedia

    semaksimal mungkin disertai lahan pertanian yang luas dapat dimanfaatkan untuk

    hasil tani yang dapat menghidupi kebutuhan masyarakat terutama kalangan petani

    dimana sebagian besar profesi disini adalah petani. Selain itu, aset yang memang

    ada di desa baik dari peternakan dan pertanian sebaiknya dapat dilestarikan dan

    dikombinasikan untuk meningkatkan pendapatan desa. Dengan segala potensinya

    maka desa Bojong Sari ini bukanlah desa biasa karena dari tingkat

    kesejahteraannya saja saya lihat sudah berkembang seperti sudah banyak yang

    mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Selain itu dari aspek

    pendidikan bahkan satu-satunya SMP disana fasilitasnya sudah memadai maka

    Kepala Desa harus juga bisa meningkatkan pendidikan terutama pendidikan gratis

    bagi kalangan yang tidak mampu.

    Dari segala aspek yang bisa dikembangkan maka pembangunan untuk

    Desa Bojong Sari ini diperlukan, sebagai kepala desa maka saya harus

    melakukannya dengan tetap menjaga nilai-nilai gotong royong dan

    kebersamaannya yang telah melekat sejak lama. Aspirasi masyarakat harus

    didengar dan dimasukan ke dalam musyarawah tingkat kecamatan sehingga

    menghasilkan program yang efektif. Saya bersyukur melaksanakan KKNM di

    Desa Bojong Sari karena masyarakatnya ramah dan baik termasuk Kepala Desa

    yang saya dapat contoh beberapa sikap dan kebijakannya untuk menjadi Sarjana

    kelak. Mudah-mudahan apa yang saya telah pelajari selama 30 hari ini menjadi

    pembelajaran yang bermanfaat untuk mengabdi kepada masyarakat.

    !

  • Jika Aku Menjadi Perawat di Desa Bojongsari

    Nama : Anggun Friska Yohana Lumbantobing

    NPM :220110110049

    !Ketika melakukan kunjungan pertama kali ke Posyandu di desa bojongsari, saya

    mendengar seorang ibu berkata Kalau belum sakit, ya ngga akan ke dokter atuh,

    mending uangnya di tabung . Perkataan Ibu ini kembali mengingatkan saya akan

    tugas seorang perawat, yaitu merawat seseorang secara biopsikosociospiritual,

    dari masa konsepsi hingga mendampingi seseorang hingga pada kematian yang

    bermartabat. Selain itu seorang perawat juga bertugas untuk mempertahankan

    seorang manusia untuk tetap dalam keadaan sehat atau well being serta

    memandirikan orang tersebut untuk mempertahankan kesehatan dirinya sendiri.

    Dalam dunia keperawatan ada yang disebut dengan keperawatan Keluarga.

    Keperawatan keluarga bertujuan untuk menjadikan sebuah keluarga untuk tau,

    mampu dan mau merawat sendiri anggota keluarga sehingga sebuah keluarga

    mampu untuk mempertahankan keadaan sehat dalam keluarga. Inti dari

    keperawatan keluarga ini adalah tindakan preventif dan bukan kuratif.Hal yang

    dilakukan dalam keperawatan keluarga adalah pertama dengan melakukan

    pengkajian kepada keluarga mulai dari pengetahuan mereka tentang kesehatan

    hingga status kesehatan setiap anggota keluarga. Setelah mengetahui sejauh apa

    pengetahuan keluarga, maka kemudian diberikan pendidikan kesehatan pada

    keluarga tersebut, kemudian memotivasi keluarga untuk mau menjaga kesehatan

    setiap anggota keluarga, setelah itu, memperlengkapi keluarga untuk mampu

    menjaga kesehatan dan merawat anggota keluarga. Dengan memberikan

    intervensi keperawatan kepada sebuah keluarga, maka akan terjadi perubahan

    mindset keluarga untuk melakukan tindakan preventif, bukan hanya menunggu

    masalah kesehatan terjadi baru mendatangi fasilitas kesehatan. Maka jika saya

  • menjadi perawat di desa bojongsari, maka saya akan menjadi perawat keluarga di

    desa ini.

    Ketika melakukan kunjungan ke posyandu hingga tiga kali yang saya lihat

    kemudian adalah bahwa masyarakat di desa bojongsari sebenarnya memiliki

    keinginan untuk mengikuti kegiatan kegiatan yang menunjang kesehatan selama

    kegiatan tersebut tidak mengeluarkan biaya. Mindset bahwa biaya ke fasilitas

    kesehatan itu mahal, juga perlu diubah. Mungkin dalam skala perhitungan jangka

    pendek, terlihat mahal kalau melakukan kunjungan rutin ke fasilitas kesehatan.

    Namun, kesehatan adalah investasi jangka panjang yang tidak ternilai harganya.

    Ketika seseorang jatuh sakit maka bukanb tidak mungkin biaya yang dia

    keluarkan untuk penyembuhan jauh lebih mahal dibandingkan biaya perawatan

    kesehatan secara rutin. Jadi, sebagai perawat keluarga, saya akan menekankan hal

    ini kepada masyarakat, dengan harapan mereka jauh lebih peduli dengan keadaan

    kesehatan mereka sebelum jatuh sakit.

    Di negara maju, seperti di Amerika, mereka mampu menurunkan angka kesakitan

    dan kematian melalui pengembangan program keperawatan komunitas-keluarga.

    Posyandu sebagai fasilitas kesehatan yang gratis, dan sering didatangi oleh

    masyarakat, akan saya jadikan sebagai tempat pertama untuk menjangkau

    masyarakat agar mau menerima saya sebagai perawat keluarga . Program perawat

    keluarga, tidak akan dapat berjalan dengan lancar jika hanya sedikit keluarga yang

    mau diberi intervensi keperawatan. Jadi, adalah sebuah poin penting untuk bisa

    menjalin trust dengan masyarakat sebelum mendatangi tiap keluarga secara

    langsung.

    Jika saya telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, maka saya akan mulai

    mengunjungi setiap keluarga di desa bojongsari. Mulai mengkaji kebutuhan

    mereka dalam bidang kesehatan, menentukanberada pada tahapan apa mereka

    untuk diberi pendidikan kesehatan. Saya akan melakukan intervensi keperawatan

  • untuk setiap keluarga sehingga mereka tau, mampu dan mau untuk

    mempertahankan status kesehatan mereka dan tidak akan terdengar lagi kata kata

    ke dokter kalau sudah ada masalah aja. Untuk keluarga yang memiliki anggota

    keluarga yang memiliki masalah kesehatan yang tidak haarus dirawat di rumah

    sakit namun perlu dikontrol seperti yang terkena hipertensi, stroke atau diabetes,

    maka saya akan member pendidikn kesehatan untuk menjaga dan merawat

    anggota keluarga tersebut, sehingga anggota keluarga tersebut tidak menurun

    kesehatnnya, dan kualitas hidupnya lebih baik. Dengan melakukan intervensi

    keperawatan keluarga maka setiap keluarga di desa bojongsari akan menjadi

    keluarga mandiri dalam hal kesehatan. Dengan adanya keluarga mandiri secara

    kesehatan, maka ini juga akan membantu pencapaian millennium goals Indonesia

    yaitu menurunkn angka kesakitan dan kematian di Indonesia.

    Selain itu menjadi perawat di tengah masyarakat masih hal yang tidak begitu

    umum, sereotip masyarakat terhadap perawat masih sedikit buruk, terkadang

    bahkan masih banyak orang yang bahkan tidak bisa membedakan perawat dan

    bidan. Maka dengan saya hadir di tengah masyarakat bojpongsari sebagai perawat

    keluarga, akan dapat mengubah pandangan masyarakat mengenai perawat dan

    sekaligus menyehatkan masyarakat desa bojongsari.

    Saya berharap dengan adanya saya menjadi perawat keluarga di desa bojongsari

    saya berharap Bojongsari menjadi desa yang sehat dan menurun angka kesakitan

    dan kematiannya.

    !

  • Jika Aku Menjadi

    Christa D. Gracia

    Pada tanggal 20 Juni 2014, aku dan 20 teman lainnya yang merupakan mahasiswa

    KKNM UNPAD 2014 tiba di Desa Bojongsari, Jampang Kulon, Sukabumi,

    tempat kami akan melaksanakan kegiatan KKNM kami. Perjalanan panjang

    selama kurang lebih 9 jam telah kami tempuh untuk mencapai desa ini. Desa

    Bojongsari merupakan salah satu dari 4 desa pilihan di Kecamatan Jampang

    Kulon. Desa ini merupakan desa yang terbilang maju dan memiliki banyak

    potensi bila dilihat dari proses pemetaan yang kami telah lakukan bersama.

    Di desa Bojongasari, rata-rata penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai

    petani. Untuk ibu-ibu di desa ini banyak yang menjadi Ibu Rumah Tangga, dan

    ada sebagian yang ikut pergi ke sawah untuk bertani. Lingkungan di Desa

    Bojongsari kebanyakan bisa dibilang asri. Ada beberapa wilayah desa yang sudah

    dilombakan menjadi desa sehat di tingkat Kabupaten. Dalam segi pemerintahan

    dan sosial, Desa Bojongsari termasuk desa yang memiliki aparat desa yang

    adekuat serta kompeten dalam menjalankan perannya masing-masing.

    Pelaksanaan pemerintahan desa dan kelompok-kelompok masyarakat juga

    berjalan dengan lancar, terutama untuk kelompok tani. Dilihat dari sisi geografis,

    Desa Bojongsari terletak tidak terlalu jauh dari Sungai Ciseureuh yang juga

    memiliki curug. Desa ini juga kebanyakan terletak di dataran rendah karena di

    daerah ini sudah mendekati pantai.

    Masyarakat Desa Bojongsari dijumpai sangat ramah. Bagi mereka, kami adalah

    tamu yang ditunggu-tunggu. Kedatangan kami pun disambut dengan hangat oleh

    seluruh warga desa. Kami menempati rumah dari 2 warga desa, Mama Haji dan

    Ibu Wawan, dan mereka dengan senang hati membantu kami dalam proses kami

    tinggal selama di desa ini. Masyarakat di sekitar seperti anak-anak kecil yang ada

    di sekitar rumah tinggal kami juga sangat senang berkunjung untuk bersosialisasi

  • dengan kami, bahkan mengantarkan kami ke daerah-daerah desa yang belum kami

    ketahui. Ibu-ibu di sekitar rumah tinggal kami juga sangat antusias dalam

    menyambut kami. Tetangga di sekitar kami sangat ramah dan siap membantu

    apabila kami butuh bantuan ataupun apabila ada yang mau kami tanyakan.

    Bagiku pribadi, desa ini memiliki banyak sekali potensi untuk usaha menengah

    kecil. Hal ini membuatku membayangkan apabila aku menjadi Ibu Rumah Tangga

    di Desa Bojongsari. Bila dilihat dari kondisi sehari-harinya, Ibu Rumah Tangga di

    Desa Bojongsari sangat berpotensi untuk membuka usaha menengah kecil berupa

    kerajinan tangan ataupun hasil makanan olahan. Ibu Rumah Tangga di Desa

    Bojongsari dilihat cukup banyak jumlahnya. Meskipun ada beberapa yang

    terkadang ikut pergi ke sawah untuk bertani, banyak di antara mereka yang

    kebanyakan diam di rumah sepanjang hari untuk mengurus rumah ataupun

    menjaga warung.

    Bila aku menjadi Ibu Rumah Tangga, waktu luang yang aku miliki akan aku

    manfaatkan untuk membuat berbagai kerajinan yang dapat menghasilkan uang.

    Contoh nyata kerajinan yang dapat aku buat tanpa bergantung kepada musim

    panen adalah membuat kerajinan tas ataupun payung dari sampah bekas bungkus

    kopi ataupun deterjen. Aku memilih bahan kerajinan dari sampah karena di desa

    ini pula masih kurang pengelolaan sampah. Sehingga sampah-sampah yang ada

    sangat bisa dimanfaatkan untuk didaur ulang.

    Hasil kerajinan pun akan berguna, dan menghasilkan uang yang menguntungkan

    bagi penghasilan keluarga. Hal ini juga bisa dijual di warung-warung sekitar

    lingkungan, ataupun bisa dititipkan di pasar agar bisa terjual juga. Modal usaha ini

    juga terbilang kecil karena memanfaatkan bahan bekas, hanya perlu ditambah

    keterampilan menjahit, serta alat jahit ataupun lem. Karena hal ini tidak

    membutuhkan keterampilan yang bisa dibilang sulit, sehingga hal ini juga dapat

    diajarkan atau dilakukan bersama-sama, sehingga usaha ini bukan sebagai suatu

  • beban, melainkan menjadi suatu hal yang dapat dilakukan bersama secara

    menyenangkan.

    Selain menjalankan usaha menengah kecil, bila aku menjadi Ibu Rumah Tangga di

    desa ini, aku akan berusaha menjaga keasrian dan kebersihan yang sudah baik di

    desa ini. Banyak potensi dari tipe rumah di desa ini yaitu dengan adanya

    pekarangan yang luas disertai dengan teras yang nyaman. Sebagai Ibu Rumah

    Tangga, saya berniat untuk melakukan penanaman bunga, tanaman hias, ataupun

    apotek hidup bersama-sama warga. Selain menambah kehijauan desa, tanaman

    yang ditanam dapat menambah nilai keasrian serta dapat pula dimanfaatkan

    sebagai obat ataupun bahan bumbu sehingga tidak perlu membeli lagi.

    Bila menghitung modal yang digunakan untuk hal ini, tergolong tidak cukup

    mahal. Untuk pot dapat memanfaatkan sampah kaleng bekas dengan ukuran yang

    disesuaikan, dan untuk pupuk bisa dimanfaatkan dari sampah organik yang

    sebelumnya memang jarang diolah kembali di desa ini.

    Akhir kata, apabila aku menjadi Ibu Rumah Tangga di desa ini, akan ada banyak

    hal yang bisa dimanfaatkan yaitu usaha kecil menengah serta gerakan untuk

    menjaga kelestarian dan keasrian desa ini.

    !

  • Jika Aku Menjadi Dokter Gigi di Desa Bojongsari Jampang Kulon Kabupaten

    Sukabumi

    !Nama : Laras Annisa Fitri

    NPM : 160110110128

    !Sabtu tanggal 21 Juni 2014 hari pertama tiba di desa Bojongsari Jampang

    Kulon Kabupaten Sukabumi, disini saya menemukan desa yang sejuk, dan asri.

    Warga yang ramah, suasana desa yang nyaman. Desa ini terdiri dari 4 dusun yang

    pertama ada dusun Talagasari, Cijorong, Nyalindung, dan Leuwinanggung.

    Masyarakat didesa ini memiliki mata pencaharian sebagai petani, peternak dan

    penghasil gula merah yang berbahan dasar kelapa. Di desa ini sangat banyak

    potensi yang didapat yaitu terdapat potensi wisata yang belum banyak orang tahu

    yaitu, curug ciseureuh, curug kecil yang indah namun belum terjamak oleh orang

    banyak. Dan masih banyak lagi potensi yang terdapat disini.

    !Setelah selama 30hari saya berada didesa ini khususnya di dusun Cijorong,

    saya melakukan pemetaan dan wawancara dengan warga sekitar. ternyata desa

    Bojongsari ini pernah mendapat gelar Desa Sehat tingkat provinsi. Dengan

    diraihnya predikat tersebut saya berfikir bahwa kesehatan disini sudah terjamin.

    Namun pada kenyataannya setelah saya wawancara dengan warga sekitar tenaga

    dokter disini masih kurang, walaupun di desa ini tidak pernah terjadi wabah yang

    berbahaya. Penyakit di desa ini masih berkisar mengenai peyakit standar di

    kalangan masyarakat yaitu, demam, flu dan yang lainnya. Dokter hanya datang

    sekitar sebulan sekali, namun itupun terkadang dokternya masih tidak ada. Dan

    ketika saya perhatikan lingkungan desa ini masih kurang tempat sampah bahkan

    tidak ada, lalu pengelolaan sampahnyapun masih buruk karena tidak terdapatnya

    tempat pembuangan akhir sampah jadi kesadaran akan kesehatan

    lingkungannyapun sebetulnya belum maksimal.

  • !Masalah kesehatan selain bisa dilihat dari segi lingkungan, bisa juga

    dilihat dari kesehatan warga warga di Desa Bojongsari. Mereka masih

    menganggap kesehatan itu sesuatu yang bukan jadi masalah ketika keadaan

    mereka tidak sakit. Salah satu faktor kurangnya kesadaran kesehatan juga yaitu

    Masalah yang biasa terjadi di desa yaitu tenaga kesehatan yang kurang.

    Kurangnya tenaga kesehatan dibuktikan dengan, dokter umum dan dokter gigi

    tidak ada, jika adapun dokter tersebut berpusat di puskesmas dan Rumah sakit

    yang jaraknya cukup jauh, jadi mereka hanya berobat ke bidan atau paraji karena

    disekitar pemukiman warga terdapat bidan dan paraji. tidak ada dokter atau dokter

    gigi yang melayani masyarakat sekitar. Padahal seperti kita tahu bidan atau paraji

    tidak mempunyai keahlian dalam bidang kedoktrean gigi. Dan ketika saya

    bertanya pada warga mereka hanya ke dokter gigi ketika gigi mereka mengalami

    sakit, padahal dari kerusakan gigi yang mungkin dianggap sepele bisa jadi

    menambah parah dan sakitnya bisa kemana - mana.

    !Dengan kurangnya masalah kesehatan terutama tingkat kesadaran

    masyarakat akan kesehatan khususnya gigi dan mulut, saya akhirnya tergerak

    untuk meningkatkan pelayanan dokter gigi di desa, misalnya dengan cara

    mengajak rekan rekan sejawat untuk membuat klinik kecil di desa yang

    pelayanan kesehatannya kurang. Karena biasanya masalah utama dari masyarakat

    desa adalah jarak untuk berobat. Dengan pelayanan yang bagus seperti di kota

    namun harga dan pelayanan yang baik dan jarak yang tidak jauh dari desa.

    Melakukan penyuluhan di desa Bojongsari mengenai segalanya yang

    berhubungan dengan kesehatan terkait dengan masalah kesehatan lingkungan di

    desa Bojongsari, namun selain kesehatan lingkungan kesehatan ibu dan anak, gigi

    dan mulutpun perlu dilakukan penyuluhan karena gigi dan mulut merupakan

    bagian yang penting bagi kelangsungan kesehatan masyarakat. Solusi lain untuk

    menanggulangi pelayanan kesehatan yaitu saya akan mengadakan puskesmas

  • keliling, saya akan meminta bekerjasama dengan pemerintah untuk mengadakan

    puskesmas keliling setiap seminggu tiga kali.

    !Saat ini kesadaran masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut masih

    kurang dikarenakan mereka masih menganggap enteng masalah kesehatan gigi

    dan mulut. Padahal sebenarnya daerah kepala terutama rongga mulut banyak

    terdapat saraf yang membuat penyakit gigi dapat menjalar kemana mana kerena

    itu dapat membahayakan organ lain. Saya sebagai dokter, khususnya dokter gigi

    ingin menyejahterakan masyarakat, ingin menyadarkan pentingnya kesehatan gigi

    dan mulut yang bisa di mulai dari suatu desa yaitu Desa Bojongsari. Karena tugas

    seorang dokter adalah mengobati dan mencegah penyakit yang terjadi pada

    masyarakat.

    !!!

    !!!!

  • Nama : Lengga Priany

    NPM : 140210110089

    Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    !Tugas Essay Jika Aku Menjadi

    ! Nama saya adalah Lengga Priany, seorang mahasiswa tingkat tiga Jurusan

    Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

    Padjadjaran. Saya sedang mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa

    (KKNM) di Desa Bojongsari, Kecamatan Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi.

    Ketika menulis tugas essay ini, saya telah mencapai hari ke-28 dalam kegiatan

    KKNM.

    Saya terkesan saat melihat kondisi sosial masyarakat ketika pertama kali

    menapakkan kaki di Desa Bojongsari ini. Masyarakat sangat ramah dan hangat

    kepada saya juga kepada teman-teman satu kelompok KKNM di desa ini. Kesan

    lain yang saya dapat dari masyarakat Desa Bojongsari adalah terjalinnya dengan

    baik tali silaturahmi antar masyarakat, terlihat dari bagaimana masyarakat

    berinteraksi saat pengajian yang hampir setiap minggu diadakan di desa ini. Dari

    masyarakat, saya pun belajar kehidupan yang sederhana namun sangat

    kekeluargaan, jauh dari kehidupan glamor seperti yang ada di kawasan perkotaan.

    Menurut informasi yang saya dapat dari pemerintah setempat, Desa

    Bojongsari memiliki kondisi geografis dengan luas wilayah sekitar 1310 ha. Luas

    wilayah tersebut diantaranya areal pemukiman 36,175 ha, sawah serta ladang

    753,682 ha dan lain-lain 520,143 ha. Maka dapat dibayangkan ketika melewati

  • desa ini, pemandangan dominan yang terlihat adalah hamparan sawah yang luas

    dan indah serta udara sejuk dengan temperatur yang berkisar antara 22-28C.

    Dengan areal sawah yang hampir tiga perempat dari luas wilayah total,

    masyarakat banyak yang berprofesi sebagai petani. Namun, menurut data yang

    diperoleh, mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah petani, yaitu

    sebanyak 2885 orang, sedangkan buruh tani sekitar 487 orang.

    Jarak yang jauh antara Desa Bojongsari dengan pasar tradisional atau

    pusat perbelanjaan adalah kemungkinan menjadi salah satu alasan masyarakat

    berprofesi sebagai petani. Di sekitar tempat saya tinggal pun banyak sekali warga

    yang bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, seperti sayuran,

    buah-buahan dan kebutuhan primer lainnya. Tingginya jumlah masyarakat yang

    berprofesi sebagai petani membuat pola hidup masyarakat yang lebih produktif.

    Terlihat dari tingginya produk produk yang dihasilkan terutama makanan yang

    merupakan hasil dari produksi masyarakat itu sendiri. Tingkat produksi

    masyarakat yang tinggi berimbas pada produksi sampah yang tinggi pula.

    Meskipun, Desa Bojongsari ini merupakan salah satu contoh Desa sehat yang

    bebas dari tinja dan dengan pengelolaan MCK yang benar, namun untuk

    permasalahan pengelolaan sampah itu masih kurang begitu baik.

    Aspek pola hidup sehat masyarakat dapat dilihat dari cara masyarakat

    mengelola sampah yang mereka hasilkan. Tempat pembuangan akhir (TPA)

    sampah di desa ini hanya ada satu sehingga dapat dikatakan minim, apalagi

    pengelolaannya. Menurut kacamata saya, pengelolaan sampah di desa ini sangat

    kurang bahkan memprihatinkan. Banyak masyarakat yang lebih memilih

    membakar sampah daripada mengelolanya. Padahal, seperti yang kita ketahui, gas

    karbon monoksida (CO2) yang dihasilkan dari pembakaran sampah tersebut

    membahayakan kesehatan masyarakat bahkan limbah hasil pembakarannya pun

    berdampak buruk pada lingkungan.

  • Berdasarkan pemasalahan tersebut, jika saya menjadi bagian dari

    masyarakat Desa Bojongsari, saya ingin mengamalkan ilmu yang saya peroleh

    dari Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Padjadjaran. Saya akan mencoba untuk

    mengubah pola hidup sehat masyarakat Desa Bojongsari menjadi lebih baik

    dengan cara mengelola sampah dengan cara yang lebih ilmiah dan tidak

    berdampak buruk pada kesehatan maupun pada lingkungan.

    Cara yang saya tempuh salah satu diantaranya adalah dengan membangun

    biogas secara sederhana agar dapat dilakukan secara swadaya oleh masyarakat.

    Alat biogas adalah alat yang dapat mengeluarkan gas yang dihasilkan dari

    perombakan atau penguraian bahan organik oleh bakteri. Penguraian tersebut

    terjadi di ruang yang kedap udara sehingga prosesnya terjadi secara anaerobik.

    Contoh bahan organik yang dapat dijadikan biogas ialah daun-daunan,

    limbah sayuran, kotoran hewan ternak (seperti sapi, kambing, atau ayam), atau

    bahan organik lainnya yang mudah hancur. Terlebih lagi di desa ini banyak

    masyarakat yang memiliki hewan ternak. Kotoran hewan ternak yang dihasilkan

    lebih baik dimanfaatkan untuk biogas, daripada dibuang begitu saja ke selokan

    atau sungai yang dapat mencemari lingkungan. Selain itu, limbah organik rumah

    tangga, seperti sampah dari sayuran dari sisa makanan dapat dimanfaatkan pula

    untuk dikonversi menjadi biogas. Gas yang dihasilkan dari penguraian ini adalah

    gas metana (CH4) dan gas karbon dioksida (CO2). Gas metana bisa dimanfaatkan

    untuk memasak, menghasilkan listrik, menyalakan lampu, dan lain-lain.

    Untuk sampah atau limbah rumah tangga yang bersifat anorganik, sepe