DOKUMENTASIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-114926-6642.pdf · Jenis Rapat : Rapat...
Transcript of DOKUMENTASIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170213-114926-6642.pdf · Jenis Rapat : Rapat...
RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
Tahun Sidang : III
Masa Persidangan : 2007 - 2008
Jenis Rapat : Rapat Kerja RUU tentang ITE
Sifat Rapat : Terbuka
Hari dan Tanggal Rapat : Rabu, 27 Pebruari 2008
Waktu Rapat :
Dengan : Pemerintah (Depkominfo)
Tempat Rapat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI Gedung Paripurna
Ketua Rapat : Shidki Wahab
Sekretaris Rapat : Dra. Damayanti
Hadir : ……. Anggota dari …… Anggota
Acara Rapat : Penentuan Tim Perumus RUU ITE
Jalannya rapat sebagai berikut :
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Lanjutan saya buka,
(Ketok Palu 1X)
Bissmillahirohmanirohim,
Bapak-bapak dan ibu sekalian yang saya hormati,
Menurut catatan disini akan membahas pada DIM 167, ada usulan Pemerintah tentang
butir yang berkaitan dengan nomer 2 (a), 5.
Kita tunggu 10 menit lagi, saya skors.
(Ketok Palu 1X)
Pak Sihab sudah ada juga,
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Kita sudah layak mencabut scorsing yang tadi,
(Ketok Palu 1X)
Baiklah bapak-bapak,
Assalamualaikum. Wr.wrb,
Salah sejahtera buat kita semua,
Kita bisa muali dari 167 yang kira-kira ada usul Pemerintah tentang butir (a). Saya
persilakan dari Pemerintah membacakan tentang butir A tersebut.
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Terima kasih bapak pimpinan,
Assalamualakum wr wb
Bapak-bapak dan ibu-ibu saya kami hormati,
DIM 167 ini terkait dengan ketentuan sebelumnya yaitu ayat 2, butir (a) apabila dilakukan
sendiri menjadi tanggung jawab para pihak yang bertransaksi. Jadi kalau kami baca lengkap
supaya ini nyambung dan bisa dipahami secara utuh ayat 2 berbunyi pihak yang bertanggung
jawab atas segala akibat hukum dalam pelaksanaan transaksi elektronik sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 diatur sebagai berikut butir (a) Apabila dilakukan sendiri menjadi tanggung jawab
para pihak yang bertransaksi. Kami kembalikan karena ini ada catatan dari Pansus dan usulan
Dari PDIP.
Terima kasih.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Terima kasih,
Silahkan.
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Baik memang dalam dim semula dari kami mempunyai usulan, namun karena kita melihat
bahwa setelah pembahasan di timus atau di prumus bahwa ada perubahan di dim 166 ayat 2 itu
ada perubahan otomatis kami mencabut dari pada usulan kami yang tertera disitu. Sehingga kami
akan membahas yaitu butir (a), nanti kita mengusulkan yang saya pikir yang sebagaimana didalam
usulan Pemerintah yaitu pada catatan Pansus Panja 7 maret yaitu disitu ditambahi segala akibat
hukum dalam pelaksanaan transaksi elektronik itu. Jadi saya rasa ini kita menyesuaikan dari pihak
PDI telah mencabut usulan itu, otomatis karena ada perubahan diayat 2.
Terima kasih.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Terima kasih,
Jadi usulan yang seperti tertera disini apabila dilakukan sendiri segala akibat hukum dalam
pelaksanaan transaksi elektronik menjadi tanggung jawab para pihak yang bertransaksi itu, yang
lain ada pendapat. Pemerintah bagaimana dengan usulan dari PDIP tadi.
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Kami apresiasi sekali dengan yang disampaikan PDIP, karena rumusan baru itu menjadi
sangat clear sebetulnya. Jadi kalau dilakukan sendiri ada kata-kata tambahan segala akibat hukum
dalam pelaksanaan itu menjadi tanggung jawab sendiri. Saya kira ini sudah konsekuensi hukum
yang sangat jelas pak.
Terima kasih.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Bisa disetujui ya ?
(Ketok Palu 1X)
Ke 168, konsisten tidak yang tercantum disini kalau konsisten kita bisa setujui ya ? Apabila
dinyatakan di lakukan melalui pemberian kuasa segala akibat hukum dalam pelaksanaan transaksi
elektronik menjadi tanggung jawab pemerbi kuasa cukup jelas ?
(Ketok Palu 1X)
Terima kasih.
Dim 169 butir C juga hampir sama, apabila dilakukan melalui agen elektronik segala akibat
hukum dalam pelaksanaan transaksi elektronik menjadi tanggung jawab penyelenggara agen
elektronik cocok ?
(Ketok Palu 1X)
Terima kasih dicabut lagi.
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Saya mungkin kaitannya mungkin juga kebawah-bawahnya juga saya lihat soal
penggunaan huruf capital misalnya dari agen elektronik kemudian penyelenggaraan agen
elektronik ini mungkin minta penjelasan. Karena dibawah saya lihat ada system elektronik huruf (s)
kapital elektronik itu kecil dan seterusnya. Ini mungkin saya hanya ingin mengingatkan
kongsistensi saja jadi jangan sampai luput begitu nanti.
Terima kasih
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Ya, saya setuju jadi karena memang didepannya huruf besar A, elektroniknya besar
tentunya harus konsisten seperti usulan Pak Sihab tadi. Jadi saya setujui nanti redaksi bukan
redaksi ketelitian yang mengetik atau merumuskan diperlukan lebih.
(Ketok Palu 1X)
Kita yang berikutnya Dim 170 butir 3 ini bagaimana sudah disetujui ? Berarti sudah lewat
yah. Keputusan rapat panitia khusus 7 maret 2007, jadi sudah bisa kita lewati ya ?
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Saya ingin mengingatkan kembali pak soal tentang penggunaan tadi huruf capital huruf
kecil itu mungkin saya mengingatkan kembali atau mungkin dijelaskan terlebih dahulu begitu juga
bagus. Karena nanti di 170 itu system elektronik S nya besar elektronik nya kecil, penyelenggara
agen elektronik begitu seperti ini. Apakah saya khawatir di ayat-ayat yang sudah kita setujui di
Pansus di Panja dan lain-lain, sebagainya begitu saya ingatkan kembali saja. Kalau misalnya
diberikan penjelasan lebih baik karena nanti di ayat 171 misalnya disitu ada kelalain pihak
pengguna jasa layanan, pengguna jasa layanan itu semua tidak menggunakan capital, kalau
dijelaskan mungkin biar lebih itu.
Terima kasih.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Ada karaguan dari saudara sihap kalau kita serahkan ke tim singkronisasi nanti lewat lagi
begitu kan jadi yang benar yang mana saya Tanya kepada ahli yang benar yang mana kita rubah
sekarang sebab kalau nanti diserahkan ada khawatiran dari kawan saya nanti lewat lagi. Silakan
bu melalu pimpinan Pemerintah, yang mana yang baku itu pakai huruf besar, campur atau
bagaimana ?
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Yah, mungkin mohon izin ahli bahasa menjelaskan, silakan.
AHLI BAHASA :
Karena system elektronik dan agen elektronik ini didepan itu merupakan bagian dari ada
subyek disitu. Jadi berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 itu semua yang berupa
subyek itu ditulis dengan huruf awal capital. Kongkrit nya apa yang disini nanti akan disisir pada
waktu Timsin.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Sudah cukup ya terima kasih,
jadi secretariat mengingatkan jangan lupanya nyisir nanti supaya rapih lah. Silakan pak.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Saya coba sedikit saya minta untuk ada ada contoh ya, dari kasus umpamanya kasus ini
yang dimaksud kan dengan akibat kelalai pihak pengguna ini dalam arti kelalain yang sifatnya
mencari unsure bendanya atau kelalai dari pada error manusiannya disini saya minta penjelasan
contohnya bagaimana sekaligus dengan sebelumnya yaitu A yang dimaksudkan gagal
beroperasinya agen elektronik ini maksudnya gagal didalam salesnya atau didalam program atau
bagaimana ? Saya minta contoh saja karena tadi terlewat yaitu yang pertama yang A itu yang
dimaksud gagal beroperasi nya itu, yang kedua B yaitu kelalain pihak pengguna jasa layanan arti
maksud disini, biar saya bisa menggambarkan batas-batas dari beroperasinya itu dan pengguna
saya mohon penjelasan.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Terima kasih,
Silakan ini pak, ini tadi kita sudah setujui tetap memang ada yang kurang jelas saya
persilakan menjelaskan apa yang ditanyakan oleh saudara wahab tadi.
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Jadi begini bapak sebetulnya pasal ini hanya menegaskan bahwa kelalain yang dilakukan
oleh pengguna misalnya pemegang kartu kredit itu mengakibatkan dia tidak bisa dilindungi oleh
undang-undang ini. Jadi kalau misalnya karena kalalai saya pin saya tersebar kepada orang lain,
sehingga security yang ada pada agen elektronik di ATM itu tidak bisa berfungsi sedemikian rupa
karena bisa dicuri oleh orang lain. Maka agen elektronik tidak harus bertanggung jawab dengan itu.
Jadi prinsipnya hukum memang sudah akan menyatakan semacam itu karena kalau saya melihat
struktur dari pasal-pasal ini, pasal ini menggunakan prinsip best and fost sebetulnya. Jadi kalau
ada kerugian yang menimpah seseorang maka orang itu harus membuktikan bahwa orang itu tidak
melaksanakan kesalahan, kalau kesalahan bisa terbukti baru dia membayar kerugian itu.
Jadi ada tidak ada pasal ini sebetulnya hukum sudah akan berbicara tetapi kalau ingin
pasal ini ada saya kira nanti ini hanya ingin mempertegas bahwa kesalahan yang dilakukan oleh
seorang stack holder itu akan mengakibatkan dia harus bertanggung jawab sendiri. Tetapi kalau
misalnya ini terkait dengan seperti kasus terjadi sekarang, sekarang itu kan dari 9 juta kartu kredit
yang ada di Indonesia 7,2 juta itu sudah disadap. Sehingga bapak dan ibu jangan heran kalau tiba-
tiba dapat telepon dari BNI kalau kartu bapak akan diganti. Karena data kita itu ternyata dipengang
orang Malaysia yang sekarang melakukan kejahatan itu. Kalau itu yang terjadi kita tidak mesti
bertanggung jawab karena mereka mencuri tampa sepengetahuan kita begitu. Jadi ini saya kira
hanya penegasan bahwa kelalain kita mengakibatkan kita harus bertanggung jawab terhadap
resiko-resiko itu. Terima kasih.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Jelas ya saya kira, contoh nya tadi pin saja itu jangan sembarangan dicatet-catet pakai
catatan di tempat yang sama dengan itu contoh kecilnya begitu jelas pak, jelas.
SUDJUD SIRADJUDDIN (PAN) :
Ketua ini penjelasan terakhir ini saya kalau tadi contoh Malaysia itu, itu bukan tanggung
jawab kita tetapi tanggug jawab bank kan ? Artinya perlindungan konsumen sebagai pemilik kartu
ketika umpamakan pin saya umpamakan belaja terus diambil oleh orang Malaysia itu terus
memasulkan kartu dan menggandakan pin saya mestinya ada perlindungankan begitu kan dari
bank. Tetapi kalau bank mengumpamakan bank mengatakan wah itu bukan kelalain kami itu yang
dimaksudkan Pak Prof tadi penjelasan begitu maksudnya supaya bank seolah-olah tidak
bertanggung jawab terhadap umpama pemalsuan itu.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Ya silakan
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Untuk kasus terjadi dengan yang terakhir ini bank harus bertanggung jawab tentu saja,
karena saya termasuk yang pernah mengalami itu. Jadi ketika ada tagihan yang tidak jelas
kemudian saya laporkan kepada bank nya, bank nya mengatakan bahwa saya tidak perlu
membayar apapun. Memang cuma 90 dollar memang tertalu kecil ya tetapi kalau misalnya tetapi
dari kasus yang ada, kalau bank ternyata sudah dikasih tahu oleh polisi dan asosia kartu kredit
sudah terjadi semacam ini bank tidak menarik juga. Menurut saya dia harus bertanggung jawab
penuh, karena dia tidak secure tetapi dia tidak tetap tarik kartu kreditnya.
Oleh karena itu disini tanggung jawab dari card holder itu kita limitasi betul hanya kalau dia
memang terbukti lalai saja, ini pasal ini melindungi pemegang kartu kredit sebenarnya.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Kaitannya dengan ternyata saudara itu jadi perlindungan kepada bank tidak usah dipasal
ini tetapi dipasal lain adakah kalau ada pertanyaan seperti itu, bank terlindungi juga tidak tetapi
kalau disini jelas ini memang card holder yang di pertimbangkan.
SUDJUD SIRADJUDDIN (PAN) :
Sekarang kadang-kadang sales bank itu kan umpamakan dia saya punya pengalaman ini
pak, menawarkan kartu kredit terus kita mengatakannya mengambil identitas segala macam dibuat
kartu kredit dikirim ke kita bayarnya itu dia ambil kartu kredit kita kita. Tanpa kita harus minta
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
umpamakan minta untuk kita telepon ke bank boleh lah kartu kredit yang dia itu nanti ke dia segala
macam, terus bank itu dia melakukan itu bayar pakai duit yang sama. Ketika kita akan kompalain
bank nya tidak mau bertanggung jawab, wah ini kan menyalakan bapak ini kan dengan sales kita
yang sudah berbicara soal itu. Yang semacam itu bisa kan ini kita bisa kenakan dalam ketentuan
yang seperti ini menurut saya dalam pasal ini.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Terima kasih,
Silakan tambahan pertanyaan berkaitan dengan butir ini
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Ketentuan ini bisa berlaku untuk seperti yang bapak sampaikan tadi kasusnya. Kemudian
yang kedua sebetulnya dipasal di dim 170 itu sudah ada jaminan bahwa yang namanya agen
elektronik itu bertanggung jawab terhadap kerugian akibat pihak ketiga, pihak ketiga ini kan
sebetulnya bisa card holder. Kemudian kita tidak menggunakan istilah bank memang disini yang
kita gunakan adalah elektronik agent. Karena seperti penyenggara kartu kredit itukan tidak selalu
bank, kemudian peyelenggara ATM itu tidak selalu bank. Jadi saya kira disini sudah cukup clear
dan artinya kita memberikan perlindungan yang cukup kepada pemegang kartu kredit kalau dia
memang melakukan itu. Hanya tentunya nanti kapan dia harus bertanggung jawab prinsipnya tidak
pada street labelity tetapi pada best and fost. Jadi betul-betul berdasarkan kesalahan yang bisa
dibuktikan di pengadilan.
Terima kasih.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Saya kira belum sepenuh nya terjawab bahwa yang dicerita kan pak Sirahjudin tadi tidak
ada orotorisasi dari card holder untuk mengeluarkan biaya kepada electronic agent agen elektronik
tetapi dipotong begitu kira-kira pak sahrudin tadi, kerap begitu yang terjadi antara sales dalam
mencari langganan itu. Jadi dimana tuntutan dari card holder terhadap elektronik agen ?
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Mohon iji ndari bank Indonesia menjelaskan masalah ini karena memang salah satu
penyelenggara agen elektronik kan perbankan sebetulnya jadi tanggung jawab siapa dan
bagaimana tata caranya silakan bu Ida.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Silakan
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
BANK INDONESIA :
Terima kasih,
Kalau yang bapak sebutkan tadi kalau nasabah itu tidak merasa dia memiliki kartu atau dia
belum pernah menyatakan menjadi member dari kartu itu. Maka dia belum bisa dinyatakan oleh
bank ataupun pemilik atau agen elektonik itu sebagai pengguna. Karena data nasabah harus
sudah diaktifasi dulu oleh nasabah baru dia bisa dibilang pengguna.
Demikian
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Bagaimana pak, Pak Sirajudin sudah ?
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Pimpinan sebentar,
Ini memang diskusi ini manarik juga sebab begini sebab begini saya sendiri masih awam
ya. Jadi maksud kami menanyakan agen elektonik ini kalau tadi saya tangkap itu salah satu ialah
contohnya bank atau agen atau alat ATM nya itu agen elektroniknya ini. Saya kalau memang yang
dimaksud kan itu ini agen elektonik ini, saya pikir perlu ada penjelasan. Sebab kalau tidak nanti
kita dimana batas-batasnya itu yang dimaksud agen elektroniknya itu. seperti contoh tadi apakah
bank atau pihak apa, bidang keuangan, apa bank atau bukan bank, ini bagaimana. Saya minta
penjelasan, kalau memang ada sesuatu ketentuan yang dimaksudkan agen elektronik adalah
salah satu, dua, tiga, empat umpamanya ada pasal untuk penjelasan saja.
Terima kasih.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Untuk jelasnya disampaikan saja, kita tahu semua agen penyelenggara elektronik itu bank
tadi sabatkan selain bank apa terus jadi bisa dirinci kalau lebih dari satu, A,B,C yang bagian dari
penyelenggara agen elektronik.
Silakan.
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Barang kali review kita kebelakang bahwa ada dua isitilah yang pertama agen elektronik
dan yang kedua pengelola agen elektronik, penyelenggara agen elektronik. Kalau penyelenggara
agen elektroniknya seperti memang yang tadi kita bahas dengan bapak bahwa itu adalah bank
misalnya, bisa bank, bisa agen, ada PT tertentu. Karena kalau bank misalnya Bank Permata punya
ATM itu tidak selalu harus dia yang menjadi penyelenggara ATM nya, dia bisa kontrakan ke our
sourcing kesatu PT yang lain.
Yang dimaksud dengan agen elektronik sendiri adalah mesin ATM nya. Jadi mesin ATM
itu adalah personifikasi bank dalam bentuk elektronik dimana dia akan memberikan layanan
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
kepada nasabahnya. Kalau kita datang ke teller kemudian dia minta tanda tangan kita dia Tanya
identitas kita, kalau mesin ATM itu cukup tanya pin kita. Jadi oleh karena itu pin kita itu, kita
identifikasi kan dan kita istilahkan sebagai elektronik signature kita, pengganti tanda tangan
didepan teller itu adalah pin. Jadi ketika pin itu disalah gunakan maka dia harus bertanggung jawab
sendiri terhadap hal itu.
Jadi oleh karena itu disini saya kira buat kita yang kita sudah jelaskan agen elektronik,
kemudian penyelenggara ini kita bedakan betul antara perangkat mesin nya dan penanggung
jawabnya. Kalau terjadi kemudian kerugian akibat pihak ketiga karena ketidak canggihan mesin
yang harus bertanggung jawab adalah penyelenggara. Jadi mungkin orang akan nuntutnya kebank
permatanya atau kebank BNI nya tetapi BNI tinggal tunjuk itu karena mesinnya sudah our sourcing
ke anda, anda yang harus tanggung jawab begitu. Jadi silakan antar meraka akan ada agreement
sendiri dan itu akan mengalir sesuai dengan hak dan kewajibanya.
Terima kasih.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Bagaimana Pak Wahab sedikit ?
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Sedikit Cuma mau penegasan saja, jadi yang dimaksud dengan agen undang-undang ini
kan mesinnya bukan orang, bukan orang yang menyelenggarakan sebuah bisnis kegiatan.
Sementara di umum itu kalau agen itukan sebagai orang yang menyelenggarakan sesuatu atas
katakan saya agen rokok begitu kan bukan public rokoknya yang agen kan begitu. Kalau
definisikan disini kalau agen dimaksud adalah mesin begitu, sementara pengertian umum itu agen
itu orang yang, nah ini bagaimana kira-kira kita bisa atau mungkin harus ada penjelasan begitu
kayanya dalam ketentuan umum atau bagaimana Pak Prof.
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Kalau kita lihat di dim 30 bapak jadi bagian dari pasal 1 yang menjelaskan tentang
beberapa isitilah butir 11 agen elektonik adalah perangkat pak, perangkat dari suatu system
elektronik yang dibuat untuk melakukan suatu tindakan terhadap suatu informasi elektronik tertentu
secara otomatis yang diselenggarakan oleh seseorang.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Kecermatan saya tidak ingat kalau kita sudah membahas itu clear
HASIB WAHAB (PDI- P) :
Pengguna, ada pak pengguna
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Ini maksudnya supaya jangan mencari kepuasan di tempat lain
SUDJUD SIRADJUDDIN (PAN) :
Pak saya mau nyambung yang tadi, terakhir itukan diselenggarakan oleh seseorang yang
baca tadi itu dim yang bapak catet bapak baca tadi. Agen elektronik adalah perangkat yang ujung
dibawah itu diselenggarakan oleh seseorang begitu atau tidak baik kalau kita tambah dengan
badan didalam pembahasan yang dibaca pak dirjen tadi terakhir tadi kan diselenggarakan oleh
seseorang apa tidak baik kalau kita tambah dengan garis miring atau itu badan begitu bukan
seseorang
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Ya silakan
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Sebetulnya sudah ada defini juga tentang orang pak, jadi orang itu adalah orang-
perorangan atau badang hukum jadi dia akan cover disitu sebetulnya
SUDJUD SIRADJUDDIN (PAN) :
Kalau pengertian diselenggarakan oleh seseorang maka pertanyaan saya tadi itu bahwa
agen itu adalah orang itu sebetulnya itu. Tetapi yang dimaksudkan agen disini adalah alat
perangkat begitu. Nah perangkat itu sebetulnya bapak jelaskan ada penyelenggaranya, ada dua
pengertian tadi ada penyelenggaranya yaitu bank dan pengelola bank. Jadi kalau kita hanya pakai
diselenggarakan oleh seseorang berarti maksud pengertian agen yang selama kita kenal seperti itu
padahal perangkat dia perangkat yang dikelola oleh sebuah istitusi begitu
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Ya kira-kira dicarilah tetapi memang penyelenggara perangkat jadi yang
menyelenggarakan perangkat ya badan, badan bisa orang kira-kira begitu Pak Sirajudin paham
kira-kira ?
SUDJUD SIRADJUDDIN (PAN) :
Itu penguatan saja karena diujung itu tutup dengan diselenggarakan oleh seseorang, apa
tidak bagus kalau lebih lengkap kalau ditambah orang dan atau badan. Karena sebetulnya ada dua
yang dijelaskan oleh pak prof tadi, ada banknya bank itu punya mesin, mesin itu dimesin yang
disebutkan di pasang itu sebut saja agen. Jadi begitu tetapi kalau pendapat ini lemah tidak apa-
apa jadi untuk menguatan saja.
Terima kasih.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Ada yang bisa bantu yang lain
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Pada prinsipnya kami tidak kebaratan kalau seandainya itu akan ditambahkan walaupun
kalau itu sudah ada definisinya atau sama sekali kita hilangkan misalnya dengan hanya kata agen
elektronik adalah perangkat dari system elektronik yang dibuat untuk membuat suatu tindakan
terhadap suatu informasi elektronik tertentu secara otomatis titik. Otomatiskan ada yang
penyelenggarakan dia jadi tidak perlu ada kata ekornya lagi itu sudah cover.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Dalam penjelasannya ya, yang disini dipasal ini dibatang tubuh ini yang sudah disepakati
terus Perumus di rubah lagi begitu, kurang boleh itu, tidak punya. Jadi kalau Pemerintah setuju ya,
kita jadi tidak setuju untuk merubahnya tetap ya. Yah Pak Sirajudin ya ok ? Jadi tetapi pengertian
Pak Sirajudin sudah tahu dan kita semua sudah paham. Bisa kita ke dim yang berikutnya dim 171
sudah juga sampai 172 sudah tidak ada perubahan.
SUDJUD SIRADJUDDIN (PAN):
Dua itu dimaksud dengan ayat dua disini mungkin disini kan yang tadi ada tidak ada ayat
dua ayat tiga ada dua ini mungkin salah ketik kali tadi ayat tiga A yang petama mungkin ayat dua
kali ya, yang dimaksud disini kan disitu ada tiga A tiga B, di dim 66 ok.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Sekarang 172 sudah ya 172, 173 tetap, 174 didrop, 175
SUDJUD SIRADJUDDIN (PAN) :
Itu tadi bagaimana sudah, nah ini 173 maaf ini,
Ini yang penyelenggara tadi tertentu begitu apakah yang terntu tadi dimaksudkan oleh pak
prof tadi itu diluar bank tadi itu, yang 173 penyelenggara agen elektronik tertentu wajib mendaft ark
an fitur pada elektronik penyelenggara agen tertentu tadi itu, elektronik tertentu itu apa yang
dimaksudkan yang bukan non bank itu.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Silakan
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Jadi fitur itu sebetulnya adalah yang memungkinkan si pengguna untuk misalnya yang
membatalkan pak, jadi misalnya kalau.
SUDJUD SIRADJUDDIN (PAN) :
Maksud saya bukan fitur nya pak, agen elektronik tertentu tadi itu pak.
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Maksud saya begini artinya tidak semua agen elektronik itu harus menyediakan fiture yang
lengkap. Artinya hanya tertentu yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah karena jangan-Jangan
misalnya SMS handphone kita itu kan mungkin juga tidak menyediakan fiture seperti selengkap
yang di ATM. Oleh karena itu peraturan Pemerintah yang akan mengaturnya.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Ya memang tidak merubah cuman memperjelas saja sudah jadi jelas, ya 173 sudah 174,
175 butir 2 catatan tetap ini ya, jadi tidak ada perubahan, kenapa tetap jelas sekarang 176 ada
nama sudah tidak ada perubahan 176, 177 tetap tiap orang berhak memiliki nama domain 177,
178 ada keputusan timus usulan FPG, usulan PDIP.
Silakan kalau masih ada usulan-usulan yang perlu kita dengarkan catatan timus ke PDI P
dulu.
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Baik saya bacakan disini usulan dari PDIP dalam dim 178 ayat 2 kepemilikan dan atau
penggunaan nama domain sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 didasarkan pada etikat baik
prinsip persaingan secara sehat dan menghormati hak kekayaan intelektual atau hak-hak pribadi
orang lain jadi disini ada penambahan kepemilikan berarti prinsip mendaftar pertama maksdunya
itu sedang kan kata pemilik belum tentu telah didaftar kan tidak melanggar hak orang lain sulit
direalisasikan sebab tidak semua orang dianggap telah mengetahui nama domain yang sudah
didaftarkan kepemiliknya itu lah keterangan.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Terima kasih, Pemerintah ada tanggapan
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Baik pimpinan, jadi yang dimaksud dengan usulan dari PDIP sebetulnya sudah ada
didalam 177 tentang prinpsi fast come fast save sudah tercantum disitu kemudian pada waktu kita
membahas bulan januari yang lalu Panja sudah menetapkan bahwa untuk penjelasan ini dilakukan
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
perubahan saya hanya mengintatkan saja sementara yang tercantum didalam kolom yang ketiga
itu adalah rapat Pansus 14 maret 2007 ini yang tahun yang lalu tetapi kemudian usulan dari PDIP
dan juga dari partai golkar kemudian ada perubahan dari penambahan dari didalam dim 177 jadi
prinsip pendaftar pertama atau fast come fast save ada di dim 177 kemudian yang dim 178 hanya
menjelaskan melanggar hak orang lain jadi memang sudah dipisahkan menjadi dim 177 dan 178,
keputusan rapat bulan januari disebutkan bahwa ayat 2 ini penjelasan ayat 2 tetap sesuai dengan
apa yang tertulis disini.
Demikian bapak
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Ya terima kasih,
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Tidak ini maaf ya, jadi ini tetapnya itu yang kolom dua atau kolom pertama. Soal nya ada
perbedaan sedikit ?
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Kolom 2, tetapi masih dicantumkan disini sebagai catatan saja barangkali ya, tahun 2007
itu. Jadi bisa kita lanjut ?
(Ketok Palu 1X)
Terima kasih, 178 sudah, 179 ada kolom 3 keputusan rapat pada november 2007 disetujui
rumusan baru pada 30 januari 2008 sudah juga disetuji catatannya, dim 179 ayat 3 itu disetujui
rumusan baru yang sudah yang cukup Panjang. Menurut catatan sebagai hasil rapat Panja 30
januari 2007
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Tetapi ketua, ini kalimat intuitif ini, ini bagi, ini kalimat yang asing atau kalimat bagaimana
ini intuitif begitu, ada bahasa lain yang bisa kita yang penting tidak merubah makna begitu orang
lain untuk menggunakan makna yang intuitif begitu. Barangkali ada bahasa Indonesia lain yang
bisa dimengerti oleh orang umum begitu
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Yang intuitif ya.
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Ini dua bahasa yang perlu diperjelas, inituitif dan mendomleng begitu
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Kita langsung saja kepada Pemerintah melalui Pemerintah coba dijelaskan
ANGGOTA :
Jadi ada 2 itu pak yang intiutif dan mendomleng itu
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Tinggal dicari pembenarannya lah kalau memang bisa dicari, silakan
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Ini yang pertama untuk pasalnya saya kira ada kata yang tertinggal 179 ini seharusnya
setiap orang yang dirugikan karena nama domain secara tampa hak oleh orang lain jadi kata-kata
dirugikan hilang ini, setiap orang yang dirugikan kita tambahkan dirugikan yang kolom pertama
179, Setiap orang yang dirugikan karena nama domain secara tampa hak oleh orang lain berhak
mengajukan gugatan pembatalan nama domain dimaksud. Kemudian penjelasannya yang
dimaksud dengan nama domain secara tanpa hak adalah pendaftaran dan penggunaan nama
domain yang semata-mata tujuan untuk menghalangi atau menghambat orang lain untuk
menggunakan nama yang intuitif dengan keberadaan nama didirinya atau nama atau begini
sebetulnya kita ikuti rumusan yang ada di yudiarti saja. Jadi bunyinya yang dimaksud dengan
penggunaan nama domain secara tanpa hak adalah pendaftaran dan penggunaan nama domain
yang semata-mata untuk menghalangi atau menghambat orang lain untuk menggunakan nama
domain sesuai dengan haknya itu saja sebetulnya. Jadi tidak perlu ada kata-kata dan seterusnya
intiutif itukan sesuai dengan haknya.
Jadi artinya begini kalau saya punya merek misalnya saya telkom, merek telkom itu sudah
saya daftarkan tiba-tiba ada orang yang mendaftarkan www.telkom.co.id. Maka ketika saya mau
mendaftar saya terhalangi, karena dia menjadi fast come fast save. Saya adalah orang yang
berhak atas nama itu, karena saya sudah mendaftar kan merek nya kalau. Oleh karena itu disini
saya kira cukup orang lain untuk menggunakan nama domain yang menjadi sesuai dengan haknya
jadi yang lain-lain nya boleh dihapus pak.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Bahasa mana pak prof maaf sebentar.
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Bunyi begini, bisa dilihat disini yang dimaksud dengan penggunaan nama domain secara
tanpa hak adalah pendaftaran dan pengunaan nama domain yang semata-mata ditujukan untuk
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
menghalangi atau menghambat orang lain untuk menggunakan nama domain sesuai dengan hak
nya titik. Jadi intuitif dan seterusnya kita hapus
ANGOTA :
Pak ketua,
Bila itu saya rasa tidak perlu ada penjelasan kalau misalnya itu artinya bahwa yang bukan
hak nya itukan makana dari secara tanpa hak begitu disebagaimana dirumuskan awalnya jadi di
batang tubuh RUU nya, saya melihat tetap harus dijelaskan karena nanti ada point-point yang
menarik yang itu menjadi hal yang memudahkan lah begitu untuk dipahami misalnya cuman tadi
saya juga sepakat pak sarifudin tentang intuitif mungkin dijelaskan, jadi menggunakan nama intuitif
dengan keberadaan nama dirinya itu menurut saya kata penting dari nama kontek penjelasan,
kemudian mendomleng reputasi yang sudah terkenal yang sudah ternama atau untuk
menyesatkan konsumen point menyesatkan konsumen menjadi penting bagi saya, sehingga
penjelasan yang di dan itu sudah disepakati itu yang kemudian harus di tetapkan hanya tadi
penjelasan tentang intuitif itu mungkin lebih di elaborasi lebih baik.
terima kasih
ANGGOTA :
Sedikit pimpinan,
Ini sekedar tambahan dari bukakan sebentar yang tadi ini kan merupakan rumusan baru
yang sudah kita setujui dan disamping itu kita masih perlu karena ada kata-kata intiutif itu ini perlu
diset apa supaya orang awam juga tahu dengan mudah pengertiaan……
(Lanjutan …………….)
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Kolom pertama 179 pak,
Setiap orang yang dirugikan karena penggunaan nama domain secara tanpa hak oleh orang
lain, berhak mengajukan gugatan nama domain dimaksud. Kemudian penjelasannya yang
dimaksud penggunaan nama domain secara tanpa hak adalah pendaftaran dan penggunaan nama
domain yang semata-mata ditujukan untuk menghalangi atau menghambat orang lain untuk
menggunakan nama yang intuitif dengan keberadaan nama dirinya atau nama.
Atau begini sebetulnya kita ikuti rumusan yang ada diyudiarti saja. Jadi bunyi nya yang
dimaksud penggunaan dengan nama domain secara tanpa hak adalah pendaftaran dan
penggunaan nama domain yang semata-mata ditujukan untuk menghalangi atau menghambat
orang lain untuk menggunakan nama domain yang sesuai dengan hak itu saja sebetulnya. Jadi
tidak perlu ada kata-kata dan seterusnya intuitif itukan sesuai dengan haknya. Jadi artinya begini
kalau saya punya merek misalnya saya telkom, merek telkom sudah saya darftarkan tiba-tiba ada
orang yang mendaftarkan www.telkom.co.id maka ketika saya akan medaftar saya terhalangi
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
karena dia menjadi fast come fast save, saya orang yang berhak atas nama itu sudah
mendaftarkan mereknya itu oleh karena itu disini, saya kira cukup orang lain untuk menggunakan
nama domain yang sesuai dengan hak nya jadi yang lain-lainya boleh diapus pak.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Bahasa mana pak prof ulangi sebentar
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Bunyi begini, bisa dilihat disini yang dimaksud penggunaan nama domain secara tanpa hak
adalah pendaftaran dan penggunaan nama domain yang semata-mata ditujukan untuk
menghalangi atau menghambat orang lain untuk menggunakan nama domain sesuai dengan hak
nya titik.
Jadi intuitif dan seterusnya kita hapus.
ANGGOTA :
Pak ketua, bila itu saya tidak perlu ada penjelasan, kalau misalnya itu. Artinya bahwa yang
bukan hak nya itukan makna dari secara tanpa hak disebagaimana dirumuskan awalnya, jadi di
batang tubuh RUUnya begitu. Saya melihat tetap harus dijelaskan Karena nanti ada point-point
yang menarik yang itu menjadi hal yang memudahkan begitu untuk dipahami misalnya. Jadi
mungkin tadi saya sepakat dengan Pak Sirajudin tentang intiutif mungkin itu dijelaskan. Jadi
menggunakan nama intiutif dengan keberadaan nama dirinya itu menurut saya kata penting dari
dalam konteks penjelasan, nama kontek penjelasan.
Kemudian berikutnya mendopeleng reputasi yang sudah terkenal atau ternama atau untuk
menyesatkan konsumen point menyesatkan konsumen juga menjadi penting buat saya. Sehingga
penjelasan yang itu juga sudh kita sepakati itu saya rasa harus ditetapkan hanya tadi penjelasan
tentang intuitif itu mungkin lebih di elaborasi lebih baik tentu.
Terima kasih
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Sedikit pimpinan, ini sekedar tambahan penjelasan dari apa ini bukakan sebentar yang tadi,
inkan merupakan rumusan baru yang sudah kita setujui dan disamping itu kita kan masih perlu
kata ada kata-kata initutif itu ini perlu set apa, supaya orang awam juga tahu pengertian dari pada
intuitif ini. Jadi jangan kita rombak lagi sebab rumusan ini sudah di setuji rumusan baru yang sudah
disetujui dalam keputusan rapat kita, keputusan rapat panitia kerja 30 Januari dari 2008, tetapi
karena ada kata-kata intutif yang, yang ituitif itu yang perlu dijelaskan apa ini yang dimaksudkan
teman yang tadi.
Terima kasih.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Jadi terkait juga dengan yang hasil butir 3 itu memang ada kesalahan yang fatal yang sudah
juga menjadi keputusan Pansus November 2007 dirugikan satu kalimat yang dirugikan ini, itu juga
bagaimana solusinya ?
ANGGOTA :
Boleh saya komentar pak tentang itu, jadi kit lihat mungkin ini kesalahan cetak dulu itu
begitu. Jadi tim perumus yang apa ketentuan lebih lanjut, 179 setiap orang karena itu sesungguh
nya sudah dibahas. Sehingga kemudian ada catatan pemerintah perlu ditambahkan kata dirugikan
itu diPanja 15 november 2007 itu sudah ada perlu ditambahkan kata dirugikan karena adanya
keberatan sehingga tadi yang disampaikan oleh professor itu sudah benar adanya apa yang
disampaikan oleh beliau itu sudah benar tidak merusak keputusan sebelumnya jadi memang
dalam tim prumus yang lah yang merumsuskan kalimat dirugikan itu sekarang itu waktunya begitu.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Sudah menjadi benar kolom satu, kemudian kolom dua juga tetap benar juga tetapi ditambah
penjelasan tentang intuitif dan mendompaleng, ya boleh-boleh silakan
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Barang kali kita lupa, ini memang sudah ditetapkan jadi kita hanya mempersoalkan istilah
intutif nya saja, kalau kami boleh mengusulkan diganti dengan kata yang terkait saja pak, jadi yang
dimaksud dengan penggunaan nama domain secara tanpa hak ada pendaftaran penggunaan
nama domain yang semata-mata ditujukan untuk menghalangi dan menghambat orang lain untuk
menggunakan nama yang terkait dengan keberadaan nama diirnya, nama produknya dan
seterusnya jadi terkait dengan kepemilikan dia saya kira itu intuitif itu tidak jelas kalau diganti
dengan kata intuitif akan semakin keliru, kalau mendomleng reputasi kita boleh kurung jadi passing
off karena hak kekayaan intelektual itu ada isitilah passing off yaitu kita mendomleng reputasi
merek yang sudah well now misalnya
ANGGOTA :
Kemudian sedikit pak ketua, untuk memperjelas tadi kalimat pak proff, kalimat mendomleng
itu diundang-undang hak ditulis tidak kalimat mendomlengnya artinya itu adalah bahasa Indonesia
yang baku, begitu mungkin itu maksudnya atau dia bahasa betawi begitu atau bahasa mana, kalau
sudah di indonesiakan saya rasa cukup.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Kalau di undang-undang 10 dimungkinkan walaupun sudah diindonesiakan kita kasih kurung
(passing off).
ANGGOTA :
Setuju saya,
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Karena jarang dipakai saja jadi kita agak asing tetapi itu bahasa Indonesia, sudah menjadi
bahasa Indonesia.
ANGGOTA :
Pendompeleng itu maksud arti bahasa Indonesia yang pas itu apa bu, ini soalnya kalau
masuk dipengadilan itu barang itu jadi perdebatan luas barang itu.
AHLI BAHASA :
Mendompeleng itu dalam kamus ikut bertempat tinggal ikut, naik mobil dengan cuma-cuma
dan sebagainya itulah jadi yang didompelengkan pada sesuatu yang lebih dahulu ada
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Sudah, jadi mulai sekarang sering-sering dipakai pak jarudin supaya kita tidak asing,
Terima kasih, jadi kita sudah selesai dengan dim 170.
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Sebentar saya tadi prof mengusulkan supaya ada kata-kata dirugikan itu berarti terhapus
yah yang kolom pertama itu ?
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Itu sudah bisa ditambahkan karena ada catatan tadi, dikolom tiga catatan pemerintah perlu
ditambahkan kata dirugikan karena adanya keberatan dari komunitas transaksi informasi, sudah
menjadi benar perubahan itu, jadi 179 sudah ?
ANGGOTA :
Pimpinan untuk sekali lagi tegasnya,
Kata intuitif sudah dipakai lagi karena sudah ada isitlah terkait terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Jadi sepakat ya sudah selesai,
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Reputasi dibuat bahasa Indonesia kira-kira ada tidak bu ?
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Ini memang agak mengganggu sedikit kalau ada kata-kata nama dirinya karena nama diri
tidak pernah dilingdungi haki sebetulnya. Jadi kalau misalnya seseorang tiba-tiba mengatakan
nama saya x atau nama saya Robert, kemudian semua orang tidak boleh menggunakan nama
domain Robert kan tidak bisa. Kalau kecuali robert itu sudah di daftar kan sebagai merek maka
semua orang tidak boleh menggunakan sebagai merek. Jadi kata-kata nama dirinya kita hapus
saja sebetulnya menggunakan nama terkait dengan keberadaan nama produknya atau
mendompeleng passing off reputasi dan seterusnya kalau nama produk atau merek itu jelas.
ANGGOTA :
Pak ketua boleh saya komentar,
Saya rasa yang kemudian disampaikan yang tertulis disinikan yang terkait dirubah dengan
kalimat yang terkait itu tidak dengan nama dirinya terkait dengan keberadaan jadi bagaimana ya.
Artinya begini kalau itu kemudian dihapus kebawahnya juga bisa demikian dirap dihapus
mendompeleng reputasi nama terkenal apa urusanya saya punya anak biar popular saya kasih
nama Muhamad begitu misalnya, jadi sama saja artinya. Tetapi kalau misalnya kaitannya dengan
keberadaan nama dirinya ini mungkin harus dibahas lagi saya rasa
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Memang ini delematis juga ini sudah keputusan Panja kemudian kita di tim ini mengubahnya.
Tetapi mengubahnya juga masih ada kelemahan-kelemahan, karena kecepatan kita mau
memperbaiki ini.
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Pimpinan intrupsi,
Saya pikir kita masih punya hak timus, kita tidak merubah subtansi kita hanya redaksi yang
kira-kira pas dan lebih efektif didalam bahasanya itu. Jadi saya piker kita tidak merubah subtansi
pak.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Saya minta pendapat bisa tidak kita merubah subtansi tetap tetapi kita merubah keputusan
Panja, ini yang berpengalaman bagaimana ini boleh ?
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
ANGGOTA :
Saya kira pimpinan karena yang dalam timus ini juga dari Panja bukan masalah buat saya
setuju saja. Karena nanti ada yang bilang ini menjadi masalah karena melanggar kita juga yang
sulit kita bagaimana solusinya.
ANGGOTA :
Solusi nya untuk menjadi catatan timus untuk nanti disampaikan pada rapat Panja bahwa
yang menjadi perubahan bukan subtansi tetapi ini penyelesain atau penggunaan kalimat atau
bahasa.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Saya pernah mendengar kalau memang ada perubahan ini memang harus diPanja kan lagi
ya sudah kita buat yang benar sekarang Panjakan lagi sebab tahapan itu kita akan lalui juga.
ANGGOTA :
Saya kira bukan diPanja kan lagi kita lapor dari timus lapor kepada Panja dengan
argumentasi yang kita berikan
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Apa bedanya dibawa kePanja kan sama juga pak
ANGGOTA :
Kita tinggal mendengarkan laporan dari timus dari kita Panja kan lagi kita bahas lagi kita
bahas lagi diPanja
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Ok jadi kita laporkan ke Panja jadi kita sempurnakan saja sekarang sesempurna mungkin
yang tadi diusulkan ada yang pertama dihilangkan, kemudian ada subtansi yang tidak perlu
dihilangkan tetapi dijelaskan diganti. Akhirnya yang mana kita pakai untuk kita laporkan kepada
Panja.
ANGGOTA :
Bapak pimpinan barang kali begini pak, kami sudah mencoba menggali pada waktu kita
memberikan penjelasan dari pihak pemerintah tentang apa yang dimaksud dengan dim ini jhadi
kalau diijinkan skorsing 5 menit atau 10 menit. Karena tadi ada contoh-contoh tentang gusdur.com
waktu itu banyak sekali contoh-contohnya bagaimana kalau diskorsing 5 menit untuk lebih
dijelaskan.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Setuju 10 menit lah silakan.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Rumusan baru sudah ditampilkan dilayar apa yang masih dirasa kurang, silakan?
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Baik bapak ini untuk barang kali untuk supaya rumusan saya tidak aneh dengan ketentuan
yang ada di yudiarti jadi untuk ketentuan sengketa nama domain itu secara internasional itu ada di
polusi dengan dikenal uniform domianan dispiut resolusion polusi atau yudiarti yang dibuat oleh
aiken dan waipo wall intellectual property right organization. Disana pada prinsipnya bahwa satu
nama domain melanggar hak orang lain adalah kalau pertama dia bertentangan dengan merek
terdaftar milik orang lain tetapi dengan catatan merek yang didaftar kan lebih dulu dari pendaftaran
nama domain yang bersangkutan. Jadi kalau saya mendaftarkan www.gudanggaram.com maka
gudang garam bisa menganggap bahwa saya melanggar hak gudang garam karena gudang
garam telah didaftarkan sebelum saya mendaftarkan nama domain itu. Tetapi kemudian kalau
saya mendaftarkan nama domainya lebih dulu misalnya saya bikin www.kudalaut.com tiba-tiba
belakangan ada orang bikin produk namanya kuda laut maka waipo juga tidak akan memenangkan
dia, dia katakan bahwa nama domain didaftar kan lebih dulu dari pendaftaran mereknya.
Kemudian yang kedua juga dianggap melanggar nama domain ak orang lain itu adalah
kalau identik dengan passing off, kalau passing off, itu misalnya dulu ada pendaftaran Julia Robert
jadi Julia Robert itu tidak pernah mendaftarkan merek Julia Robert, dia mengatakan saya adalah
nama terkenal. Oleh karena itu kemudian pengadilan mengatakan orang yang menggunakan nama
domain itu passing off karena dia menggunakan produk-produk yang seolah dengan Julia Robert,
padahal Julia Robert tidak terkait dengan itu.
Kemudian yang ketiga yang menyesatkan konsumen, yang menyesatkan konsumen itu bisa
saja dia tidak sama sekali sama dengan mereknya teapi dia hanya memirip-miripkan tetapi
konsumen tersesat juga. Oleh karena itu pelanggaran nama merek itu ada dua, pada
kesulurahanya misalnya kita menggunakan keseluruhan gudang garam atau yang kedua
pelanggaran pada pokok nya gudang garamnya jadi gudang garem tidak ada A dibelakang nya
maka dianggap sudah menyesatkan konsumen. Sehingga rumusan yang kita buat menjadi
semacam ini bapak, yang dimaksud penggunaan nama domain secara tanpa hak adalah
pendaftaran dan penggunaan nama domain yang ditujukan untuk menghalangi atau menghambat
orang lain untuk menggunakan nama domain yang terkait dengan keberadaan merek yang telah
didaftar kan lebih dulu dari pendaftaran nama domain yang bersangkutan ini penting kata-katanya
atau untuk mendompeleng reputasi atau passing off dari nama orang sudah terkenal dan atau
untuk menyesatkan konsumen kata-kata orang yang sudah terkenal variable orang nya sudah
menjadi sangat penting, orang yang tidak terkenal tidak apa-apa misalnya nama yudi boleh dipakai
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
oleh siapa pun, kalau ketika nama itu menjadi sangat terkenal Gusdur, Bj Habibi, maka ini akan
menjadi hak untuk menolak menggunakannya.
Terima kasih.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Ada yang masih menambahkan atau mempertanyakan tidak
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Minta penjelasan saja apakah didalam pertama soal merek dengan orang ini atau suatu
pemisah kalau memang merek sama dengan orang itu saya bisa menerima ini. Tetapi kalau merek
disini nama orang dan merek itu lebih penting kan nama orang nya atau merek nya untuk yang
terkenal disini ini yang pertanyaan saya. Kalau memang mereknya juga sudah terkenal itu saya
pikir perlu dijelaskan atau ditambah usul saya. Kalau memang nama orang dan merek yang sudah
terkenal begitu
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Silakan
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Jadi prinsip nya satu merek itu boleh menggunakan nama boleh menggunakan huruf-huruf
boleh menggunakan lambang apapun dan satu merek hanya akan dilindungi dan diakui sebagai
haki kalau dia sudah didaftar. Karena pada prinsipnya kontitutif, jadi tidak boleh hanya mengatakan
bahwa merek ini sudah disebarkan kita umumkan boleh kita lindungi kalau hak cipta boleh. Kalau
hak cipta prinsipnya deklaratif kalau merek itu konstitutif, sehingga kalau tidak didaftar tidak
dilindungi. Merek itu terbagi dua juga merek biasa dan ada well now more merek terkenal tetapi
kalau untuk urusan domain yudiarti mengatakan kita tidak membedakan antara well now. Jadi dua-
duanya jadi diakui yang jadi problem adalah karena nama orang tidak identik dengan kekayan
intelektual, identik oleh merek.
Oleh karena itu kita selalu memberikan batasan kalau itu nama orang hanya nama orang
terkenal saja jadi yang mereknya kita katakan merek apapun baik terkenal maupun tidak
sementara untuk nama orang kita kasih variable hanya terkait dengan orang yang terkenal, yang
kedua itu bukan merek karena suharti itu menjadi merek didaftarkan tetapi kalau dia tidak
daftarkan dia tidak bisa dilindungi dengan undang-undang merek saya kira itu pak.
Terima kasih.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Memang orang yang terkenal ini juga terkecualian kalau begitu, artinya sekarang posisi
orang yang biasa itu ada perlindungannya, itu apakah orang yang tertentu tadi yang sudah terkenal
atau orang biasa tidak ada perlindungannya.
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Mohon izin bapak,
Kalau orang biasa sama sekali tidak dilindungi yang dianggap melanggar merek pun itu
hanya akan gunakan usaha sebetulnya jadi walaupun suharti sudah didasarkan sebagai merek
kalau kita kasih nama anak kita suharti kita tidak melanggar hukum tetapi kalau kita bikin nama
warung makan suharti baru kita akan kena melanggar hukum jadi disini nama orang apalagi dia
tidak daftarkan sebagai merek itu tidak sama sekali tidak dilindungi tetapi nama orang terkenal
dalam kasus Julia roberth itu bisa diidentifikasi kan sebagai passing off jadi hanya orang yang
terkenal saja misalnya seleberitis, kepala Negara itu akan dianggap sebagai sesuatu yang
menyesatkan konsumen atau passing off
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Bagaimana pak ?
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Masalah nya masih apa ya, orang terkenal relative jadi saya sendiri sulit membedakan atau
menentukan itu terkenal atau tidak itu batasnya kira-kira ini lah, oleh karena itu lebih cenderung
bagaimana yang dimaksudkan orang terkenal itu jadi sekarang satu contoh kami tidak terkenal
didaerah sini tetapi terkenal tokoh didaerah, itu apakah termasuk passing off atau bagaimana itu,
jadi saya cuman pembatasan nya bagaimana itu.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Sedikit lagi itu
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Mungkin yang bapak sampaikan ini suatu yang sangat jernih menurut kami artinya untuk
mengukur keterkenalan itu kan menjadi sangat sulit kalau untuk merek sebetulnya mengukur
keterkenalan itu antara lain uji kuantatif di bebarapa Negara dia daftar, kemudian sampai berapa
lama produk itu dilakukan, dia secara 10 terus menerus melakukan itu dianggap sudah cukup well
now oleh karena itu sebetulnya alternative lain yang bisa di lakukan adalah kata-kata nama orang
terkenalnya bisa kita delete sebetulnya, jadi nama domain yang bersangkutan atau untuk
mendomleng reputasi, reputasi orang lain yang sudah terkenal juga boleh dihapus dan atau
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
dengan maksud menyesat kan konsumen mendomleng reputasi kan pasti akan mendompeleng
sesuatu yang sudah terkenal ya pak.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Lebih jelas, penjelasan-penjelasan.
ANGGOTA :
Pak saya sepakat dengan pernyataan terakhir dari pak professor hanya mungkin dari segi
bahasa reputasi itu mudof-mudof ilih dalam bahasa arab itu jadi betul-betul ada mudof ilahinya
reputasi siapa, siapa nya ini jadi perdebatan kalau tadi kan reputasi orang terkenal kalau orang
terkenal menjadi orang sangat relative misal nya ada julia Robert namanya sama begitu lahir lebih
dulu dari dia begitu kan. Jadi saya lahir lebih dulu dari dia apa urusan nya, bisa jadikan saya tidak
mendombeleng tetapi kalau pointnya mendomleng reputasi ya, hanya tadi moduf ilahinya apakah
orang lain, dan orang lain ada ya dari ketentuan umum ada ya orang lain penjelasan tentang
orang. alau sudah ada penjelasan bisa dengan orang lain artinya orang lain itu bisa dalam kontek
dalam badan hukum bisa kontek merek dan lain sebaginya saya rasa reputasi juga bukan hanya
seseorang termasuk juga mendomleng reputasi merek itu juga bisa jadi begitu, saya sepakat kalau
begitu.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Saya jadi lebih jelas ya, tinggal kan kita setujui ?
(Ketok Palu 1X)
Terima kasih,
Lanjut 180 sudah tetap, 181 butir 5 tetap, Butir 5 masih, tim prumus bisa dibahas
diserahkan tim prumus ya, silakan dari pemerintah tidak.
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Ini pak yang satu 181, begini ini Cuma pengelolaan nama ini kaitannya dengan tadi itu
pengelola nama domain yang berada diluar ini tidak ada merek lagi Karena ada tambahan merek.
Terima kasih
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
DIM 181 ini hanya untuk mendi clear bahwa pengelolan nama domain yang ada diluar
seperti I cant, seperti INS, seperti Tukof, dan lain-lain diluar pandi ini kita akui keberadaan nya plus
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
akibat rekat hukum semua nama domain yang yang diregeretasinya jadi saya kira ini kita bicara
subyeknya pak.
Terima kasih
ANGGOTA :
Ada sedikit mungkin pak sama bahasa sajalah diluar bu diselesaikan, kemudian kalimat
regretasinya bagaimana bu dari sisi bahasa Indonesia. Saya paham maksudnya dan nama domain
yang diregretasinya, cuman dari sisi-sisi bahasa.
AHLI BAHASA :
Ini kata regestrasi sudah masuk kedalam bahasa Indonesia akan tetapi mungkin
ANGGOTA :
Kalimat imbuhannya awalan dan akhiran nya dan nama domain yang diregritasi,
regretasikannya di
AHLI BAHASA :
Diregritasikannya, ditambahkan, untuk diri sendiri.
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Karena dia registar, isitilah dalam internet di adalah registar jadi dia yang menerima
pendaftaran jadi dia yang daftarkan di dirinya sendiri itu diakui sebagai nama domain dikita.
ANGGOTA :
Saya paham itu kalau Cuma itu kalau biar nanti tidak jadi persediaan buruk ini jadi bahasa
Indonesia tidak benar ini RUU ITE nya begitu mencari nama professor Ramli
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Pimpinan kalau begitu maaf ya,
ANGGOTA :
Itu sepakat, masih ada yang kedua pak sebentar. Kalimat sepanjang jalan kenangan atau
selama bagaimana yang lebih tepat dalam bahasa Indonesia selama tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan atau sePanjang.
Terima kasih
AHLI BAHASA :
Lebih tepanya mungkin kata selamat tidak bertentangan
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
ANGGOTA :
Kalau misalnya itu, makanya ini munkin ini pak cahyana lagi suka lagu sePanjang jalan
kenangan mungkin, jadi mungkin salama itu.
Terima kasih
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Pimpinan untuk koreksi juga,
Koreksi bahwa kalau maaf jadi saya koreksi pasal atau ayat-ayat sebelumnya itu seingat
saya menggunakan sepenjang oleh karena itu kalau memang dirubah selama saya mohon supaya
diperbaiki, ini kemudian ini pertama yaitu yang kedua diregistrasikan ini artinya kalimatnya tidak
nyambung kalau diteruskan mestinya diregistrasikan keberadaannya tidak usah di akui lagi, itu
kalau.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Tadi yang disepakati tetap dan nama domain yang diregristasinya diakui keberadaannya.
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Tidak ganti kan tadi ?
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Tidak jadi perkembangan berjalan terus pak, itu diakui keberadaannya selama tidak
bertentangan dengan peraturan pemerintah, nah tadi harapan dari pak wahab supaya konsisten
kalau ketemu sePanjang diganti selama.
Silakan
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Saya hanya ingin mengingatkan memang didalam undang-undang nomer 10 hal-hal seperti
begini lazim ya artinya selalu diulang dan seterusnya kata-kata yang digunakan sePanjangjadi
dibutir 246 disitu jelas ada petunjuk. bahwa kalimat-kalimat yang terkait dengan berlakunya
undang-undang yang lain ditulisnya adalah sePanjang tidak bertentangan dengan dan seterusnya,
sepanjang yang digunakan kata-kata sePanjang
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Jadi bukan soal lagu bukan ya, jadi kembali ke sepanjang, kita sangat percaya dengan
undang-undang kita ya. Tetapi kalau memang keliru nanti ada revisi untuk undang-undang itu
untuk mengganti pasal itu, tetapi kontruksi lah.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Jadi sudah sepakat ya dengan beberapa kembali lagi dengan yang tertera di RUU terima
kasih. Sekarang ke 182 ada catatan ini karena usul pemerintah kita dengarkan dari pemerintah.
Silakan
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Kami tambahkan pak, jadi kalau kita lihat di dim 180 ini ada 2 ayat ayat 4 dan ayat 5
digabung menjadi 1 pak, bararti ayat 181 menjadi ayat 6 pak, nomer bergeser. Kemudian 182
menjadi ayat 7 tentu saja, nomer berurutan kemudian usulan pemerintah yang baru ketentuan
lebih lanjut mengenai pengelola dan pengelolaan nama domain jadi memang dua-duanya adalah
subyeknya pengelolaan adalah prosesnya jadi dua-duannya. Ketentuan lebih lanjut mengenai
pengelola dan pengelolaan nama domain sebagai mana dimaksud pada ayat 4, 5 dan 6 diatur
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Ini pengelolaan ada maksud saya konsisten sebelumnya. Kalau saya tahu penyelenggara
atau apa namanya ada.
AHLI BAHASA :
Pengelola dan pengelolaan dua hal yang berbeda pengelola subyeknya atau pelakunya
kalau pengelolaan proses.
Tadi yang ditanya penyelenggara atau bedanya kenapa dipakai
AHLI BAHASA :
Penyelenggara dan pengelola pada dasarnya hampir sama bergantung yang mana yang
akan dipakai
ANGGOTA :
Ini rumusan RUU nya ketentuan lebih lanjut mengenai pengelola nama domain sebagai
mana dimaksud dalam ayat 4 dan ayat 5 diatur dalam peraturan pemerintah tetapi ini usulan
pemerintah itu beda yang tertulis apa yang disampaikan oleh pak dirjen tadi. Ketentuan lebih lanjut
menganai pengelolaan dan pengelolaanya tidak ada, nama domain sebagai mana dimaksud pada
ayat 4 dan ayat 5 diatur dengan peraturan pemerintah maksud saya kan tidak bis juga nyelonong
begitu saja kalau sudah tidak ada disini pak dirjen yang mana yang benar, yang dicatat disini kan
ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan, tidak ada dan pengelola lagi, yang disampaikan pak
dirjen tadi ketentuan lebih lanjut pengelola dan pengelolaan kan biasanya kita boleh itu nyelonong
didalam mana nanti jadi masalah tidak ada disini nyelonong sesaat begitu kecuali kita sepakat
baru-baru ini dulu
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
ANGGOTA :
Karena begini yang direpair itu adalah ayat 4 dan 5 pak mestinya ayat 4 dan 6 kalau kita
bicara maaf ayat 5 saja, jadi ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan nama domain sebagai
mana dimaksud pada ayat 5
ANGGOTA :
Pak boleh saya bicara mungkin tadi harus ada kesepakatan di 181 itu ayat nya ayat 6
mungkin atau bagaimana tadi saya sepakat itu jadi 181 itu ayat nya ayat 6 jadi lanjutan dari atas
180, 4, 5 kemudian 6 begitu kan berarti yang 182 itu kita rubah ayat nya 7 itu mungkin harus clear
dulu. Sehingga kemudian nanti keletakan pada ayat berapa dan berapanya dideliver keatas begitu
kan barati yang diatur hanya 4,5 saja begitu karena diayat 6 saya rasa tidak perlu ada pengaturan
kalau menurut saya, tetap pada ayat 4 dan 5 karena menurut pendapat saya 6 itu 181 itu tidak
membutuhkan peraturan pemerintah. Tetapi kalau misalnya ada argument bahwa ayat 6 itu bisa
akan diatur dalam peraturan pemerintah yang akan direncanakan itu harus masuk begitu kira-kira
begitu. Tetapi kalau misalnya tidak akan dibahas itu mubajir kalau itu kemudian ditanda tangan dan
nanti menjadi tuntutan akhirnya ketika peraturan pemerintah itu dibuat pengaturan ayat 6 itu
terpaksa harus dilaksakanan begitu Allahualam.
Kemudian tadi menarik sebetulnya usulan dari pemerintah yang baru yang diluar itu tentang
pengelola dan pengelolaan karena memang diayat 4 itu mengatur tentang pengelola ayat 5 nya
mengatur tentang pengelolaan. Kalau misalnya kalimat pengelola itu juga mau dimunculkan selain
dari pengelolaan saya sepakat saja tetapi mungkin dari sisi bahasa apakah pengelola nama
domain dan pengelolaannya begitu atau pengelola dan pengelolaan nama domain itu mungkin dua
hal yang berbeda kalau saya terserah saja itu masalah bahasa.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Terima kasih
pertama mengenai nomer pernomeran ayat, penomeran ayat kemudian nomer 7 itu menjadi
penyempurnaan dengan tambahan tadi tidak bertentangan dengan ketentuan ditambah pengelola
itu tadi di butir 7 bisa diterima ?
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Pimpinan sebentar,
ini memang agak kita mungkin pembahasan awal Panja itu kurang cermat ya, sebenarnya
ayat 4 dan 5 itu yang dimaksudkan itu apa, ini yang di subtansinya ini kalau yang 4 pengelola
nama domain adalah pemerintah dan atau masyarakat ok ini definitive ada pengertian kalau yang
lima terjadi perselisihan pengelolaan nama domain oleh masyarakat pemerintah berhak mengambil
ahli. Jadi ini saya belum mengerti bagaimana antara definisi diatas tadi dengan 5 ini apa ada
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
korelasinya begitu ini membicarakan masalah perselisihannya, membicarakan pengertian tentang
pengelola itu sendiri.
Kalau perselisihan dalam pengelolaan itu berarti perangkatnya tetapi orang nya yang
berselisih bagaimana atau ini ada ketentuan didalam nya disini saya minta penjelasan saya masih
kita bicara masalah kalau terjadi perselisihan atau pengertian saja pengelolaan nama, atau
pengelolaan ialah dengan nama ini saya minta penjelasan, jadi kalau yang kita bicarakan soal apa
bila terjadi,…
(Lanjutan…………..)
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Empat dan lima ini terus usulan saya ayat 6 harus dimasukan ayat 7 yaitu 4,5,6 ini harus
diatur oleh PP (peraturan Pemerintah) ini usulan yang kedua jadi saya setelah saya pelejari saya
minta penjelasan yaitu tentang 4 dan ayat 5 korelasi bagaimana kemudian kalau memang kita
sepakati bab ayat 7 ini harus menyebutkan pada ayat 4, 5 dan 6, ini harus diatur Pemerintah oleh
Pemerintah oleh PP.
Terima kasih.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Terima kasih minta penjelasan
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Kami tadi membahas interen disini pak mengenai dim 180, rupanya didalam satu dim ada
dua point mestinya dipisah itu mustinya di 180 A, 180 B begitu ya. Dengan demikian didalam
penjelasan pun harus disebutkan ayat 4 cukup jelas misalnya ya, kan tertulis tetap berarti
dituliskan juga dibawah nya ayat 5 cukup jelas juga ditambahkan disitu ini, permasalahan
penomoran pak. Jadi ayat 5 cukup jelas, kemudian yang dim 181 itu ayat 5 diganti menjadi ayat 6
berarti ayat 6 cukup jelas. Dengan demikian pada waktu kita masuk ke dim 182 ayat 7 otomatis itu
merangkum apa yang dimaksud ayat 4,5, 6 jadi ketiga-tiganya.
Sementara memang yang namanya ayat 4 dan 5 ini tentu berlainan 1 yang namanya
pengelola nama domain yang kedua pengelolaannya jadi yang satu adalah pelakunya yang kedua
adalah proses nya. Dengan demikian catatan dari Pemerintah juga tentu akan berubah karena
memang nomer-nomer ayat nya juga berubah disini. Jadi hasil pembahasan disitu tertulis ayat 7 itu
disebutkan cukup jelas, kemudian rumusannya sebagai mana tercatat disini hasil berdasarkan
hasil Pansus dan Panja ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan nama domain. Jadi dalam
pengelolaan nama domain otomatis didalamnya terangkum juga aspek pengelola tentu saja tetapi
ayat 4,5 dan 6 nya menjadi hidup sama dengan dim 182 didalam rumusan dim 182 ini.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Jadi lengkapnya untuk di dim 182 adalah mengenai pengelolaan nama domain sebagai
mana dimaksud pada ayat 4 koma ayat 5 koma dan ayat 6 diatur dengan peraturan Pemerintah
begitu pak jadi komplit.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Bisa ya, jelas pengertian nomer-nomer dan kembali lagi pengelola yang diterakhir hilang
ya ?
(Ketok Palu 1X)
Terima kasih
183 didrop tetap langsung sebanyak didrop jadi ke 213 pasal 31 disetujui perumusan baru
Pemerintah 213 sekarang yang lain sudah di drop-drop pak, sudah di halaman 48, 213 setuju
rumusan baru, ini pasal nya tidak jadi berubah ya dengan di drop-drop tidak ada akan. Jadi pasal
31 ini sudah disetujui rumusan dari Pemerintah sudah disetuji cuma ayat 1 nya catatan ada
perbedaan nya ini jadinya katanya catatan keuangan finalsial record adalah segala informasi atau
catatan dan hal-hal yang berasal dari suatu lembaga keuangan atau yang berhubungan dengan
pelanggan dari lembaga tersebut.
ANGGOTA :
Dulu di RUU nya tidak ada ini, terus ada amanat Pemerintah suruh perbaiki kan oleh
Pansus ke Panja sudah diperbaiki ke Panja kesepakatan sudah disepakati demikian kan begitu
kan berarti lanjut saja, ini sudah disetuji oleh Panja sebetulnya sebenarnya yang tim prumus ini kan
amanat dari waktu kita Pansus itu. karena itu kan catatan yang lama setelah ada perubahan di
Panja, inikan catatan yang lama sebelum perubahan dan setelah ada perubahan otomatis ini kan
ada
ANGGOTA :
Mungkin begini pak, kan ini keputusan Panja ditanggal 30 januari 2008 ini masuk ke tim
primus kalau kemudian kita setujui kita ketok kalau kita tidak setuju kita bahas begitu kira-kira
begitu berkaitan dengan penjelasan RUU begitu, terima kasih kalau sepakat ya sudah.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Ya jadi diberi kesempatan untuk dibahas tetapi pembahasan sama kalau tidak lagi kita
lewatkan semuanya, kan semuanya tidak ada perubahan ini dari Pemerintah ada kontribusi apa
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Jadi dengan demikian nanti disebutkan disini untuk penjelasan pasal 30 ayat 1 cukup jelas
begitu, cukup jelas harus memiliki izin pak penjelasan begitu waktu itu ditanyakan jadi ayat 3
sesuai yang tertulis disini pak
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Yang dimaksud dan seterunsnya itu ya, jadi paling terakhir, ayat 1 cukup jelas, ayat 2
cukup jelas ayat 3 seperti yang tertulis yang dimaksud dengan sampai yang memiliki ijin begitu
tunggu dulu catatan keaungan finnansial record adalah dan seterunya berarti ada kata catatan
keuangan sudah ada tidak catatan keuangan yang lama ya, berarti cukup jelas, diganti cukup jelas
tetapi yang ayat 3 tetap ya, setuju ?
(Ketok Palu 1X)
Terima kasih.
Lanjut, bab 8 penyelesaian sengketa, halaman 52, 233 tim perumus ayat 4, pada usul
Pemerintah berdasarkan catatan Pansus dan Panja
Silakan Pemerintah
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Jadi saya ingat diskusi tengtang ayat 4 ini, waktu itu ada tidak istilah back up, sebetulnya
dalam konteks penggunaan didalam dunia computer back up itu sudah ada, karena memang
diminta dicarikan isitilah mungkin nanti tim bahasa bisa menjelaskan bahwa back up ini bahasa
Indonesia nya adalah rakam cadang, cadangan sebetulnya back up system adalah system
cadangan. Kemudian dalam kontek dokumen elektronik dokumen elektronik ini adalah rekam
candang. Ibu silakan karena ini memang kami dulu diminta membuat bahasa Indonesia direkam
cadang.
AHLI BAHASA :
Disini sudah ada glossarium teknologi informasi bukunya ini saya mengacu kebuku nya ini
pada halaman 9 itu sudah ada kata back up yang diterjemahkan atau di indonesiakan menjadi
rekam cadang atau candangan kemudian tentang paswoard tadi juga sebelumnya ada kata
password disini sudah di Indonesia kan menjadi akses lewat, sandi lewat,
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Tetapi yang di 233 ini memang cuma, back up saja yang di rekam cadang tetapi nanti
kalau ketemu paswoard layak kita, kita dalam kurungkan sandi lewat tetapi tidak pakai ketawa.
Kalau kalimatnya seperti yang tertulis di hasil Pemerintah itu ya, sudah sedikit.
SUDJUD SIRADJUDDIN (PAN) :
Ahli bahasa juga lah soal capital dan tidak capital intansi dan intitusi yang kedua itu
mungkin huruf kecil ya, institusi nya. Dan rekam cadang yang sepakat kalau itu menjadi bahasa
baru nanti mohon oleh ahli bahasa dimasukan dalam kamus edisi cetakan baru. Terima kasih,
produk dari ITE
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Huruf-huru tadi harus disesuaikan juga ya, kelembagaan dengan catatan iu kita setujui ?
Belum
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Sebentar Cuma mengajukan pertanyaan berkenaan dengan rekam candang itu juga
disebutkan dengan rekam candangan, tampa rekam. Jadi rekam cadang atau cadangan sudah-
sudah.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Baik jadi kita setujui 233 ya ?
(Ketok Palu 1X)
Terima kasih,
Sekarang ke 244 halaman 54, 244 ada penjelasan menjadi pasal berubah menjadi pasal
40 ayat 2. Kemudian catatan Pansus untuk tim singkronisasi kata tertentu tetap harus ada karena
akan menimbulkan persepsi yang lain. Ada yang komentar ? Ini semua keputusan rapat Panja 31
Januari yang kemarin DIM 244.
Silakan pak sihab
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Hal yang pertama mungkin tentang dim ya, itukan ayat 1 dan ayat 2 itu dalam 1 dim, nanti
mungkin khwatir dengan kaitannya di dim 245 menjadi ayat 3 atau atau menjadi perhatian
selanjutnya yang saya ingin tanyakan ini kan dikeputusan itu disebutkan tim singkronisasi apakah
kalau misalnya selesai sekarang apakah ketim singkronisasi atau diselesaikan sekarang saya
mengusulkan biar lebih ringan tugasnya juga kaitannya takut menjadi rumit di tim singkronisasi
saya usulkan ini diselesaikan ditimus begitu tidak di singkronisasi, itu usul saja.
Terima kasih
ANGGOTA :
Ada usulan pak sihab, supaya ini diselesaikan di tim. Pemerintah tolong diberikan
penjelasan ayat 1 ya, ayat 1 disitu ada perubahan yang mendasar yaitu kalau kalimat terakhir saya
baca misalnya teknologi informasi dan komunikasi sedangkan di RUU nya teknologi informasi dan
transaksi elektronik kenapa bisa terlalu jauh artinya.
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Untuk ayat 1 ini pak, ini terkait dengan kebaradaan instansi yang sekarang tugasnya
dalam bidang T I K. Jadi menteri komunikasi dan informatika sebetulnya, jadi disini disebutkan
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
PPNS pejabat pegawai negeri sipil tertentu dilingkungan Pemerintah yang lingkup tugasnya terkait
dengan bidang apa nanti bidangnya adalah sekarang ini. Karena manterinya kominfo pak
komunikasi dan informatika, komunikasi dan teknologi informasi. Makanya diganti yang namanya
transaksi elektronik menjadi komunikasi disini. Karena memang istilahnya sudah baku pak. Karena
berkait dengan kelembagaan yang sekarang mengelola dalam bidang itu pak, dan sebutanya
didalam cabinet Indonesia bersatu seperti itu.
ANGGOTA :
Masih kurang jelas juga pak, ini kalau lembaga bisa besok berubah juga pak, materi
transaksi elektronik tidak mungkin bisa berubah menjadi komunikasi begitu. Karena dipasal-pasal
sebelumnya itu selalu transaksi elektronik, soal PNS nya wewenang khusus itu diberikan kepada
kominfo mungkin lain lagi begitu. Kalau saya sebenarnya saya sependapat dengan draf RUU yang
lama dari pada usulan dikolom tiga ini, elektronik.
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Dimana ada ketentuan yang berkaitan dengan lembaga.
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Pimpinan kalau pertanyaan Pak Parlan tadi, itu terkait dengan pasal sebelumnya juga itu
komunikasi juga di dim 238 itu ada kata komunikasi, 238 isitilah komunikasinya ada.
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Bapak pimpinan jadi kalau kita perhatikan juga di dalam DIM 238 ada juga, hal-hal yang
terkait dengan kelembagaan juga ini tetapi disini tertulisnya berbeda dengan yang dimaksud dim
244 yaitu lembaga yang dibentuk oleh masyarakat dan bergerak dibidang teknologi komunikasi
dan informatika itu, jadi berbeda juga. Kemudian di 244 itu dibidang teknologi informasi dan
komunikasi ini juga berlainan juga. Maksud saya bagaimana kalau ini diserahkan kepada tim
singkronisasi supaya ada konsistensi supaya ada istilah-istilah ini, khusus untuk ayat 1. Sementara
ayat 2, bisa kami jelaskan karena terkait dengan catatan dari Pansus dan Panja.
ANGGOTA :
Pak ketua, saya sebetulnya secara prinsip sepakat dengan pak dirjen karena problemnya
adalah mungkin di rumusan RUU nya kita harus melihat dulu yang mana rumuskan karena nanti
ada hal yang menurut saya sangat subtansi sebagaimana disebutkan oleh pak parlan tadi, ini kan
RUU ITE kalau soal pembidangan ITE terserah mau dimenteri mana, kemudian siapa nanti nama
departeman nya menjadi berubah tidak menjadi masalah tetapi dia menjadi singkron dengan judul
RUU ini jadi bidang informasi dan transaksi elektronik itu menjadi hal yang menurut saya harus
yang disepakati itu karena RUU itu.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Jadi saya sepakat juga kalau dikembali kan ke sinkronisasi berarti nanti bila ditemukan di
pasal di ayat sebelumnya itu disamakan dalam kontek itu.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Beralasan sebab dari pertama memang bukan disesuaikan nama departemen tetapi
memang dari bahsa asing malah kita adobe nya ya, belakangan baru ada pemikiran soal pejabat
yang menanganinya tetapi sudah lah kita berdasar kan catatan ini kita serahkan kepada tim.
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Pimpinan boleh kami usul sedikit,
Masalah sebetulnya tidak prinsipil seperti yang disampaikn PKS tadi, jadi ini hanya untuk
memberikan di clear bahwa PPN ini adalah PPN yang berwenagan di bidang ACT isitilah mau
teknologi informasi dan transaksi elektronik atau PIK itu tidak ada problem untuk undang-undang
ini apalagi kelambagaan itu rentan untuk sangat cepat berubah oleh karena itu seandainy ini untuk
efesiensi barang kali dikembalikan kepasal 40 asli itu akan lebih bagus, 40 asli itu tidak
bermasalah sebetulnya. Jadi dikembalikan disitu dan otomatis dim sebelumnya 238 itu pun
mengikuti isitilah ini. Jadi saya kira kami juga tidak terlalu yakin apakah kita memang membentuk
timsin kalau tidak diperlukn biasanya DPR tidak membentuk itu. Jadi dikembalikan kesana
sehingga kita konsistenkan dengan itu pak.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Baik,
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Pimpinan saya juga ini hanya sekendaran saja bahwa komunikasi itu sebanarnya sudah
masuk di teknologi informasi itu jadi saya sepakat untuk tanpa ada nama terncantum komunikasi.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Terima kasih,
Inikan dosa nya Pemerintah mengusulkan perubahan jadi kita terpancing. Jadi kita
hilangkan kita kembali keasal semuanya yang pertama
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Termasuk 238 pak ya, 238 otomatis mengikuti bunyi pasal 40 ini.
Terima kasih
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
(Ketok Palu 1x)
Ayat 2 juga sudah, yang tadi diketok.
ANGGOTA :
Yang 244 yang ayat 2 berbeda menurut saya. Makanya saya katakana tadi itu harus nya
dim sendiri saya katakana tadi begitu
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Perhatiannya jadi, kita baru ketok yang satu, yang dua belum jelas, Pemerintah bisa ?
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Jadi untuk ayat 2 ini sebetulnya rapat kita bulan mei 2007 sudah menyebutkan bahwa di
sempurnakan seperti halnya dimaksud dalam ayat 2 ini setelah disempurnakan otomatis catatan-
catatan yang terkait dengan kolom tiga sudah tidak diperlukan, maka nya didalam rapat 31 januari
yang lalu, ayat 2 ini dipenjelasan cukup jelas.
ANGGOTA :
Maksud saya bukan yang penjelasan pak dirjen tetapi pada undang-undang nya, pada
undang-undang nya jelas itu harus ada perbaikan sangat jelas dan perrbaikan itu saya sudah saya
setuju sebetulnya walaupun ada catatan sedikit-sedikit saja, bukan penjelsan pak di kolom ketiga
tentang rumusan RUU nya.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Yang dibutir 2 nya dipasal 40 ayat 2,
Dimana yang agak berbeda, begini ?
ANGGOTA :
Itukan ayat yang kedua, tadi kan yang ayat pertama dikembalikan ke pasal 40 ayat 1
selesai. Itu baru diketok barusan, sekarang ayat 2-nya itu adalah dari sebetulnya tugas tim
perumus sebetulnya, tidak ada subantasi sebetulnya. Hanya dalam kata-kata begitu, kalau
misanya itu yang kemudian yang diusulkan saya sepakat tidak ada masalah. Hanya mungkin
beberapa kalimat saja yang harus ditinjau misalnya. Saya ingin bertanya saja, kewenganan
penyidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 itu mendeliver, meriver ke kata-kata Pasal 40
betul tidak begitu kontek ini atau kan mendeliver ke ayat 1. Hanya disitu tidak menarangkan
kewenangan disitu atau itu diberinya. Kalau misalnya diberikan kewenangan di ayat 1 berarti itu
kembali delivernya ke ayat 1 itu usul saya.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Yang kedua saya juga lupa lagi kesepakatan kita dulu-dulu tentang isitilah peraturan
perundang-undangan titik kalau tidak salah, tidak dengan ada tambahan yang berlaku. Tetapi lupa
lagi saya, seingat saya itu tiitk sampai disana. Jadi kalau misalnya sesuai dengan paraturan
perundang-undangan masa ya ng tidak berlaku begitu pasti itu tidak berlaku titik. Jadi kewenganan
penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan dengan memperhatikan perlindungan
terhadap privasi, sifat kerahasian kelancaran layana public, integritas data, atau keutuhan data
sesuai dengan peraturan perundang-undangan titik begitu. Allahuallam
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Kami tambahkan bapak, ini koreksi yang sangat baik kita salah menulis terus terang pasal
tetapi ayat, ayat kita tulis pasal. Dengan masukan dari bapak PKS ini, bapak menyesuaikan
dengan rumusan semacam begini. Ayat dua menjadi berbunyi penyidikan dibidang teknologi
informasi dan transaksi elektronik sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, dilakukan dengan
memperhatikan perlindungan terhadap privasi sifat kerahasian dan seterusnya.
Jadi ini legaldrafting saja karena yang terbaik kalau kita mengutip ayat tertentu kita harus
menyebut poin mana yang harus kita di clear. Sehingga yang kita di clear adalah penyidikan
dibidang TI dan ITE.
Terima kasih pak
ANGGOTA :
Sedikit pak ketua, ini dalam kontek pembahasan, yang barusan saya sepakat. Hanya
mungkin pemahasan berikutnya ini apakah dalam melaksanakan fungsi penyidikan dan seterusnya
kemudian di alinea lain disamping itu penyidikan dilakukan dan seterusnya. Apakah kemudian
diletakan nomer ayat atau tidak, apakah semuanya gabungan dari ayat 2 saja
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Usulan dari Pemerintah tadi langsung kepada action dia, disini ada semangat
kewengangan. Tetapi dihilangkan langsung penyidikan dibidang dan seterusnya itu, apa bisa di
mengerti oleh,…
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Ini yang kita akan break down adalah dari ayat 1. Kalimat terakhir ayat 1 bunyinya
penyidikan pindak pidana dibidang teknologi informasi dan transaksi elekrronik yang berkait
dengan kewengangan penyidik tadi.
Oleh karena itu bunyi menjadi penyidikan dibidang teknologi informasi dan transaksi
elektornik sebagaimana dimaksud dalama ayat 1dilakukan dengan memperhatikan dan seterusnya
setuju dari usulan PKS yang dihilangkan yang berlaku dibelakang perundang-undang. Apakah ini
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
harus dicover dalam 1 ayat sendiri atau keterusannya merupakan dua pokok pikiran yang berbeda
menurut kami sebaiknya memang dibagi dua.
ANGGOTA :
Maksud saya dengan frase berikutnya dengan paragram berikutnya dibawahnya kan ini 1
dim ini. Dalam melaksanakan fungsi penyedikan kalimat berikutnya kemudian disamping itu
penyidikan dilakukan kalimat berikutnya lagi. Apakah itu dipisahkan dalam ayat-ayat berarti 2,3,4
kalau lihat di dim berapa ini kalau lihat di dim 244 itu nani ada ayat 1, ayat 2, ayat 3 dan ayat 4
menurut saya itu
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Boleh kami jelaskan ayat 2 ini berhenti sampai dengan barusan yang kami baca
sementara kata-kata yang dalam melaksanakan disamping itu ini sebetulnya salah menyimpan
saja ini penjelasan harusnya. Karena disitu dibilang contoh penyedik hanya dapat dilakukan dan
seterusnya ini bukan bagian dari ayat. Jadi ayat nya hanya 2, ayat 1 yang sudah kita sepakati tadi,
ayat 2 nya yang barusan peraturan perundang-undangan itu. Yang dibawah ini menurut kami tidak
perlu lagi, karena ini adalah penjelasan dari ayat-ayat yang diatasnya.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Tentang timbulnya kerugian yang lebih besar dan sebagainya itu tidak perlu, kalimat yang
paling bawahkan.
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Walapun mau masuk bukan diayat tetapi di penjelasan.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Ini menarik ini kesalahan ada dimana ini, karena ini keputusan rapat Panja, rapat Pansus
kalau salah menulis berarti ini harus ada tobat Pansus.
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Pimpinan saya ingat memang,
Waktu itu saya akan mengusulkan ini, rasanya kok bahasa hukum kaya bahasa surat
menyurat jadi disamping itu, selain itu. Saya pikir memang harus didrop ini dalam arti dipindahkan
kepenjelasan yang alinea berikutnya ini bukan pasal saya sepakat.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Atau ini diskors dulu sampai kemudian clear kalau dia menjadi penjelasan di penjelasan
kalau mau di drop, di drop 12,15 sekarang.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Yang paragraph keduanya dan ketiganya dimasukan kepenjelasan saja. Ini karena lebih
pada deskripsi saja.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Cukup di penjelasan ya, atau kita tunda semuanya ini. Sebab ini ada ketergesah-gesahan
jangan nanti jadi kita selesaikan ayat 1, ayat 2, kita lanjutkan setelah kita istirahat setuju ya pak ?
Kita mulai jam, sholat makan jam 1 bisa ini, kita mulai jam 1, mungkin setengah jam lagi sudah ?
(Ketok Palu 1X)
Terima kasih saya skors.
Baik bapa-bapak skors saya cabut.
(Ketok Palu 1X)
Kita sedang hangat tadi di dim 244 dalam waktu jedah ini barang kali ada hal-hal yang
sudah dipikirkan untuk bisa disampaikan diforum ini dan saya persilakan kepada pihak Pemerintah
untuk menyampaikan perubahan-perubahan yang tidak subtantif tetapi memang penting untuk kita
lakukan.
Saya persilakan
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Ini tim itu mencoba, merumuskan tetapi saya kira ini masih sangat lebar. Jadi intinya diayat
3 itu bahwa penggeladahan, penyitaan itu hanya dapat dilakukan atas persetujuan pengadilan
kecuali dalam keadaan tertentu. Jadi kita bisa membuat ini lebih, simple misalnya dengan
mengatakan bahwa penggeledahan dan atau menyitaan, dapat dilakukan setelah mendapatkan
persetujuan pengadilan itu cukup satu ayat yang simple, coba mungkin di, jadi dalam
melaksanakan dan seterusnya itu tidak perlu lagi, yang atas nya dihapus. Kemudian apakah
terkecualian juga perlu atau memang kita streek hanya dengan persetujuan pengadilan mungkin
kita lihat pasal 3 dulu.
Terima kasih.
ANGGOTA :
Pak pimpinan,
Kalau terkecualian harus tetap kita masukan harus dipecah ayat tidak boleh dalam 1 ayat
nya. Jadi kekecualian terhadap hanya dapat dilakukan dalam keadaan mendesak sesuai peraturan
perundang-undangan.
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Ini katanya disesuaikan dengan kuhap istilah dalam keadaan perlu dan mendesak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, perlu dan mendesak ya.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Silakan pak hasim
HASYIM KARIM (PKB) :
Kata persetujuan disini saya tidak tahu ya, artinya apa di dalam undang-undang nomer 10
soal ini proses, kalau tergantung kepada suatu lembaga peradilan itu nanti masih memperlukan
waktu sedangkan masalahnya segera umpamanya apakah termasuk yang terkecualian, maksud
saya disini jangan setelah mendapatkan persetujuan tetapi mendapatkan isitilahnya kita pro aktif
mendapatkan sesuatu pemberitahuan lah. Jadi kalau persertujuan itu berat sekali, apakah
mendapatkan keterangan. Artinya begini pak proses mekanisme agak lama kalau mendapatkan
persetujuan itu kata-kata persetujuan bisa dirubah yang sifat nya hanya pemberi tahuan itu saja
atau laporan atau apa yang jelas setalah mendapatkan itu, semula bahasa nya itu dalam arti tidak
dimintakan persertujuan artinya disini ada proses untuk permohonan, ini tidak perlu dengan cara
lama, menunggu sampai pengadilan menyetujui tetapi cukup setelah di mintakan, pertimbangan
jadi persertujuan pertimbangan saja usul saya.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Tertulis apa lisan………..
(Lanjutan …………….)
ANGGOTA :
Yang pertama coba turun lagi tentang penggeledahan dan penyitaan, bagamana tentang
penggerebekan yang dimaksud dalam pengertian itu penggerebekan, kita dengar penggerebekan,
penggerebekan, penggerebekan apakan dimaksudkan dengan bahasa itu masuk dalam include
penyitaan dan penggeledahan itu selama ini yang sering kita dengar itu yang bahasa hukum yang
popular itu penggeledahan dan penyitaan tetapi yang berkembang itu bagaimana penggerebekan
satu.
Tadi saya sudah bicara pendapat yang terakhir dari pak ramli itu tentang hanya
sampingnya, cuma saya komentar saja sebelum masuk ini, kata pengecualian disitu tadi saya
bilang dalam diskusi yang informal tadi itu mengabaikan butir 1, akan mengabaikan makna dari
subtansi dari persetujuan pengadilan itu, cenderung dilapangan memang saya memahami,
memahami kesulitan teman-teman kita dari kepolisian tetapi kadang-kadang ini juga dimanfaatkan
oleh teman-teman kita ini sebagai penegak hukum untuk tidak memperhatikan ayat diatas itu jadi
terlalu menggampangkan alas ankeadaan tertentu itu begitu. Karena itu saya bilang kita hilangkan
pengeculaian nya , penggeledahan dan atau penyitaan hanya dapat dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan pengadilan titik.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Jadi kalau kita penambah pengecualian terhadap ketentuan diatas dilakukan dalam
keadaan terntentu tadi saya bilang ini lah yang kemudian sedikit memberikan makna diatas akan
mengalami degrasi Karena dilapangan itu cenderung, dilapangan itu penegak hukum itu tidak
memperhatikan ayat 1 nya selalu peningkatan pengecualian,pengecualian, pengecualian karena
itu kalau kita tetap hasus memakai ini kita harus memberikan catatan keras disini bawah harus
betul-betul penegak hukum itu belum melakukan pasal diatas jangan cepat-cepat menggunakan
ayat yang dibawah itu harus tegas kita sampaikan disini saya tadi kasih contoh ini kan ada
kecenderungan penegak hukum itu walaupun itu sudah dimuat didalam pasal yang lain kita
dipanggil disitu dimintai keterangan begitu kita kasih keterangan kita tidak sudah pulang padahal
menahan orang itu harus diduga secara keras menghilangkan barang bukti, melarikan diri, itu
tegas-tegas jadi KUHP itu sudah jaminan luar biasa terhadap hak asasi itu tetapi itu kemudian
terlalu gampang penyidik atau penyidikan kita itu sering melupakan masalah itu bahkan orang
sudah melakukan jaminan pun tidak mau melepaskan dibuat tanda tangan banyak-banyak
pernyataan pun tidak mau mengatakan ini kecenderungan terakhir ini karena itu kalau kita
masukan pengecualian disitu bagi saya itu adalah tidak punya arti apa-apa ayat 3 diatas itu.
Terima kasih
ANGGOTA :
Sedikit pimpinan
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Saya hanya mengingatkan dulu sebentar, bahwa kita tetap pada asumsi ini panitia kerja
jadi merubah kecuali merubah banyak itu jadi bertentangan. Kalau kita menyusaikan merumuskan
ini tidak bertentangan dengan hasil Panja sebelumnya saya kira bisa kita sepakati
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Sedikit saja, penggeledahan dan garis miring atau, ini saya ingin bertanya kenapa sudah
pakai dan garis miring atau, kenapa tidak dibuang saja garis mirinnya. Sekarang apa maksudnya
pakai garis miring juga ?
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Kemarin kalau tidak salah kita sudah bahas itu sesuai dengan undang-undang itu kemarin
kalau yang itu
ANGGOTA :
Sedikit pimpinan,
Pemerintah,
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Saya hanya menyambun apa yang disampaikan pimpinan rapat tadi bahwa kesepakatan
tadi ayat 1 sudah selesai, ayat 2 sudah selesai dan kalimat yang kelima dibawah ini apakah perlu
menjadi, apakah dimasukan menjadi penjelasan atau menjadi ayat jadi saya kira tidak boleh
menambah materi baru karena kalau menambah materi baru ada diantara yang selalu saya
mengingatkan mekanisme nanti anggota Panja tidak berkenan jadi masalah juga buat kita jadi
bagaimana pertimbangan itu saja tadi, kecuali hanya perbaikan-perbaikan kata dari segi bahasa
kalau mungkin dia sangat mempunyai dampak pengertian yang jauh begitu tinggal dua kalimat ini
masuk dalam penjelasan atau kita bentuk dalam ayat saya kira sepakatan kita awal tadi.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Termasuk juga barang kali ayat baru tetapi tidak merubah subtansi masih dimungkinkan
barang kali tetapi tidak yang bukan menjadi lurus tetapi menjadi pengecualian tentu sangat
berbeda. Ada tanggapan lagi dari rekan-rekan.
Silakan pak
ANGGOTA :
Kalau kita lihat dari apa yang ada di makalah yang dibagikan kita ini atau bahan timus kita
sekarang ini itu sebetulnya point-point tadi itu sudah ada di indo RUU begitu. Kemudian ada juga
usulan yang kemudian disampaikan. Sesungguhnya point-point yang ada diusulan ini ada sesuatu
kesepakatan oleh Panja itu satu point nya. Sekarang yang menjadi problem adalah inikan ada
kekeliruan dalam penempatan. Sehingga menurut saya kita sebagai tim prumus bisa berhak untuk
melakukan perumusan terhadap apa-apa yang sudah disepakati. Jadi sebetulnya ini yang
kemudian kita lakukan, pilihan nya ini tadi bisa jadi penjelasan bisa jadi tadikan ada tawaran cuma
saya menangkap pemerintah tadi lagi kebingungan makanya saya minta skors.
Kemudian kalau kita lihat bila point-point yang 3 paragraf, atau 2 paragraf setelah ayat 2
itu adalah memang subtansi maka kita kembalikan kepada keputusan Panja bahwa itu ada
disubtansi. Cuma problemnya apakah itu hafal dengan ayat berikut nya atau satu ayat dengan itu
ini kemudian bisa kita laksanakan. Karena secara prinsip itu semua nya ada salah satu yang bisa
disepakati kan masalah-masalahnya tentang penggeledahan dan atau penyitaan hanya dapat
dilakukan itu kan problemnya hanya itu, hanya kalimat-kalimat sebelumnya itu ada kesalahan
pengetikan dan sebagainya itu dan lain sebagainya. Saya lebih cenderung itu dimaksudkan hanya
memang harus ngelop dengan point ayat kedua karena ayat dua itu kata-katanya agak relative
menutup begitu, ini yang harus diklop kan dengan ayat kedua.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Tadi kenapa agak ini, karena anda belum dating rekan dari PKS itu membuat
pengecualian dari PAN maaf. Sehingga bertentangan dengan subatansi itu yang coba saya
arahkan saya kira setuju, dari kita tidak ada
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Saya kembali masalah kedudukan kita membahas ini, ini tadi pak parlan. Apakah kita
berhak ini timus untuk menambah pasal itu terkecualian atau tidak atau seterusnya ini. Kalau kita
tidak punya hak itu saya pikir tinggal hanya pemindahan persoalan awalnya kan begitu usulnya
dari pemerintah supaya ini ditaruh kepenjelasan bukan di dalam ayat atau dalam undang-undang
batang tubuh. Oleh karena itu, itu saja saya pikir kembali kepersoalanya
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Terima kasih, pemerintah
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Terima kasih,
Pertama kami sangat memahami bahwa yang sudah ditetapkan diPanja memang harus
kita secara konsisten seperti yang katakan oleh bapak pimpinan pak suparlan tadi. Kemudian yang
kedua sebetulnya apa yang diatur disini misalnya penggeledahan harus dengan izin pengadilan itu
sudah diatur dipasal 33 KUHP. Dipasal 33 itu misalnya dikatakan dengan surat izin ketua
pengadilan negeri setempat penyidik dalam melakukan penyidikan dapat mengadakan
penggeledahan rumah dan seterusnya. Jadi rumah itu nanti kantor misalnya semua bisa jadi itu
sudah cover kemudian yang kedua pun dalam hal tertangkap tangan itu tidak perlu minta izin
pengadilan. Kalau tertangkap tangan oleh karena itu kami untuk tidak mengganggu mekanisme
yang ada didewan ini mengusulkan supaya hal-hal yang ada dalam dim ini kita masukan didalam
penjelasan saja pak. Jadi kami sepakat masuk ke penjelasan untuk mengcaver hal-hal disana dan
yang sangat penting disini adalah sebetulnya dibagian kelima ini, dimana penyidikan tidak boleh
mengganggu layanan public dan ini memperkuat kedudukan di ayat 2 yang mengatakan bahwa
tidak boleh mengganggu integritas data. Kemudian keutuhan dan data dan lain-lain, jadi saya kira
BI juga tidak keberatan untuk dimasukan kedalam penjelasan dengan tetap memperhatikan
layanan public.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Terima kasih tanggapan pak silakan.
ANGGOTA :
Pimpinan saya yang di ayat 6 ini itu ada sedikit mungkin untuk penyempurnaan ini nanti
isitilah perbankam. Disini disebutkan penyidik tidak boleh menyita system elektronik yang
digunakan oleh penerbangan, bank central dan lembaga keunangan lainnya. Ini kalau boleh
biasanya istilah disini perbankam dan bank central itu diwakili oleh lembaga keuangan dan
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
lembaga keuangan bukan lainnya, mungkin itu akan lebih pas mungkin bank Indonesia bisa
menjelaskan hal masalah ini.
Terima kasih Pimpinan
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Terima kasih jadi usulan tadi soal bank dan non bank.
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Pertama sebagaimana sudah jelaskan oleh prof ramli bahwa subtansi tetap eksis tetap
ada hanya saja tidak menjadi materi batang tubuh undang-undang tetapi masuk di penjelasan.
Dengan demikian yang ayat 3 menjadi tidak ada karena tercantum didalam KUHP setiap
penggeledahan dan segala macam karena tentu harus ada izin dari pengadilan dengan demikian
ayat 3 tidak di sebutkan tidak diharus cantumkan kemudian itu tidak.
Kemudian penjelasan yang terkait dengan ayat 6 sebagaimana telah diusulkan oleh fraksi
democrat kalimatnya selengkap nya menjadi sebagai berikut penyidikan yang dilakukan tidak boleh
menyebabkan layanan public terganggu. Sehingga menyebabkan kerugian yang lebih besar,
penyidik tidak boleh menyita system elektronik yang digunakan oleh lembaga perbankam dan
lembaga keuangan perbankam dan lembaga keuangan yang digunakan oleh lembaga keuangan
bank dan non bank koma, penerbangan dan atau pemerintah lainnya yang dapat berakibat
terganggunya layanan publik dan timbulnya kerugian yang lebih besar. Jadi dengan lembaga-
lembaga ini adalah lembaga keuangan bank dan non bank, ini ada masukan lagi lembaga
keuangan bank termasuk bank central begitu.
Kalau lembaga keuangan bank otomatis bank sentral, baik jadi ibu dari bank Indonesia
juga ya, ingin ke film juga bank Indonesia, jadi tidak boleh menyita system elektronik yang
digunakan oleh lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank kemudian bank central,
penerbangan dan lembaga pemerintahan lainnya termasuk bank centralnya begitu bapak.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Saya mohon dari tata bahasa dan pembahasan juga memberikan sumbangan sambil jalan
silakan pak.
ANGGOTA :
Saya mungkin refisi sedikit itu ayat yang point kedua nya tetap menjadi ayat jadi yang
dihilangkan soal penyitaan hanya dapat dilakukan itu yang kemudian disepakati baru itu masuk di
ayat atau dipenjelasan. Jadi ini ayat ya, mungkin ada hal
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Kalau tidak salah catatan dulu itu penjelasan tetapi amanat nya dimasukan keayat begitu
jadi benar lah yang tadi itu misalnya yang ini menjadi ayat 3, tidak boleh ada tambahan-tambahan
sebagaimana tetapi bisa selesai yang sesuai dengan segala macam tidak perlu masukan jadi
langsung ke ayat 6 itu sebetulnya ayat 3
ANGGOTA :
Bukan ayat 6 tetapi ayat 3 ya, yang tadi penyidik tidak boleh menyita dan seterusnya itu
ayat 3 kan. Kemudian tadi usulan pemerintah ketua yang istilah lembaga pemerintahan lainnya ini
saya lupa lagi kalimatnya ini ada diundang-undang kebebasan public saya lebih lupa lagi yang
digunakan disitu, apakah lembaga public jadi tidak mesti lembaga pemerintah karena yang
memberikan layanan kepada public tidak semestinya pemerintah ada juga masyarakat atau begitu
kalau tidak salah ada KIP itu kebebasan informasi public kalau bisa disingkronkan kalimatnya
apakah lembaga public lainnya begitu ya, seingat saya lembaga public lainnya tidak dengan
pemerintah.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Dicatat nanti di tim singkronisasi itu di telah lebih dalam lagi usulan dari Pak Sihab
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Ini pembahasan nya ini terulang-ulang ini, menyidik yang dilakukan tidak boleh
menyebabkan terus yang lebih, penyidik tidak boleh lagi menyita system itu, ini pemborosan
bahasa jadi saya pikir 1 saja lah itu yang atas tidak perlu langsung saja penyidik tidak boleh
menyita system jadi dipangkas saja atau bagaimana, penyidik yang dilakukan tidak boleh itu dan
seterusnya sampai yang lebih besar itu tidak usah, langsung saja penyidik tidak boleh menyita,
atau bagaimana reaksinya pokoknya ini tadi kebanyakan bahasa arabnya mulhol berulang-ulang
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Menghindari pemborosan pak ?
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Saya mendapat masukan juga dari bank Indonesia ini barang kali menarik juga, bahwa
penggeledahan dan penyitaan hendaknya dilakukan secara selektif artinya jangan sampai kalau
kemudian pengedilan sudah mengeluarkan izin penyitaan dia boleh sita apapun begitu, tetapi
harus disebutkan apa saja yang harus disita dan seterusnya untuk hal-hal ini. Jadi saya kira untuk
prinsip kehati-hatian kita apakah nanti kita masukan didalam penjelasan ini, ini sebetulnya untuk
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
kemasyarakatan saja kalau itu bisa disetujui barang kali kita bisa coba edit didalam penjelasan nya
dengan memasukan satu kata semacam itu.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Di sempurnakan sekaranglah, sambil 5 menit sebab yang punya tempat ini akan pakai
14.50 menit. Saya skors.
Sambil menikmati saya cabut skorsnya
(ketok Palu 2X)
Kalau pengertian kami kalau lembaga public itu pemerintah juga termasuk swasta masuk
bukan swasta, di RUU.
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Maaf ya pimpinan sebenarnya, redaksi dari awal itu sudah bagus sebenarnya ada disini
diguna penerbangan, perbankan, bank central atau lembaga keuangan lain yang dapat berakibat
pembangunan benar-benar ini sudah bagus ditambahi yang terdapat akibat layanan public
berakibat pada layanan pablik atau kalau ditambahai yaitu tadi lembaga public. Jadi tidak usah non
itu, maaf ya, nanti ada bank non bank swasta, pemerintah macam-macam itu. Jadi perbankam
sudah meliputi semua, yang mana, yaitu lembaga keuangan lain, sudah tertampung disini lemaga
keuangan itu yang konsep awal jadi bank khusus bukan lembaga bank.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Jam kita berjalan terus itu, Silakan pemerintah ini
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Ini maksud kami begini pasal ini sangat bagus untuk menghindarkan adanya stagenasi
dilayanan public tetapi kita tidak boleh memberikan sesuatu itu terbuka sehingga semua
mengklaim sebagai layanan public. Oleh karena itu penetapan apa-apa saja yang terkait dengan
lembaga publik ini harus nya ditetapkan oleh PP. Menurut kami nanti PP itu kan di review terus
setiap saat sekarang tambahkan lagi ada lembaga apa kurang kan lagi dan seterusnya mungkin
harus tambahan ayat, ketentuan lebih lanjut mengenai badan public, lembaga public itu ditetapkan
oleh peraturan pemerintah. Kalau tidak nanti semua mengklaim bikin yayasan apa dia bilang ini
layanan public tidak boleh disita enak betul polisi nanti jadi susah sekali pak. Jadi menurut kami
harus ada PP nya
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Terima kasih masih ada keberatan dengan apa yang……
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
ANGGOTA :
Sedikit pak ya, kalau misalnya harus ada PP saya khawatir ini menjadi diluar kewenangan
kalau yang dicemaskan oleh pak professor dalam kalimat akhirnya itu yang dapat berakibat
terganggunya layanan public itu, kecuali forum ini dibuka untuk ada nya PP itu memang
menyelamatkan tetapi kalau tidak ada peluang itu yang mungkin dihemat-hemat juga kata-kata
jangan sampai melebar kesana kemari.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Memang lazimnya PP harus ada undang-undang ada, barangkali bukan di khawatirkan
dengan kita memberikan blaco cek itu ya. Oleh karena itu seperti apa yang sekarang ini bisa kita
terima kah untuk kita berikan kepada tim yang berikutnya tim singkronisasi.
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Pimpinan saya pikir kita tidak usah kembali lagi memper anu masalah baru lagi yaitu
supaya ada di PP disini tidak ada tadi bicara soal dikembalikan ke PP. Jadi saya pikir inikan tadi
sudah pilihan-pilihannya itu ini dibawa didalam penjelasan atau jadi batang tubuh, kalau jadi
batang tubuh tidak lepas dari pada ini tidak bisa nambahi pasal-pasal lain dan sebagainya. tetapi
sekarang kalau memang penjelasan dikatakan satu persatu lembaga itu badan atau namanya
yang swasta, yang pemerintah tetapi itu penjelasan kalau dalam batang tubuh. Jadi kita kembalilah
kita hanya seputar ini kita rumuskan bahasanya yang pas bahasa hukum sehingga timbul interlasi,
penafsiran-penafsiran jadi itu maksud saya.
ANGGOTA :
Sebentar pimpinan,
Sebelum kita teruskan ketimsin saya perlu menggugatkan apakah sebaiknya dan
dilakukan terhadap objek yang terkait itu dilakukan kita ganti dan juga terhadap objek yang terkait
jadi tidak usah dilakukan. Sebab melihat kata-kata yang sedemikian dengan kata-kata yang
dilakukan itu seakan-akan bagaimana itu dan juga terhadap objek jadi itu.
Terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Terima kasih
AHLI BAHASA :
Sebetulnya itu dari 2 kalimat yang berbeda subjeknya kalau yang pertama subjeknya
penyidik kemudian yang kedua itu subjeknya tidak ada disitu. Sehingga harus kita cari subjek nya
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
yang kedua itu saya duga, saya kira penyidikan atau juga penggeledahan yang ada disini
penggeledahan dan atau penyitaan dan itu dilakukan terhadap objek yang terkait dengan dugaan
jadi berbeda subjeknya.
Oleh Karena itu kalau memang mau digabung kedua kalimat itu subjek yang kedua itu
harus muncul yaitu penggeledahan dan atau penyitaan itu subyeknya. Dari penyidik, penyidikan
tidak boleh menyita system elektronik yang digunakan oleh lembaga keuangan bank dan atau
lembaga keuangan non bank atau penulisan digabung non bank, bank sentral, penerbangan,
pemerintah lainnya yang dapat mungkin disitu dan, dan lembaga pemerintah lainya, penyidik tidak
boleh menyita system elektronik yang digunakan oleh lembaga keuangan non bank central,
penerbangan dan lembaga pemerintah lainnya yang dapat terakibat terganggunya layanan public
dan atau timbulnya kerugian yang lebih besar itu satu kalimat ya titik.
Kemudian yang kedua subjek itu penggeledahan dan penyitaan dilakukan terhadap objek
yang terkait dengan dugaan tindak pidana yang telah dimintakan izin kepada pengadilan ya itu dua
kalimat boleh kalimat ini misalnya didalam undang-undang tidak boleh terpisah begini dapat kita
gabung dengan menggunakan kata dan tadi digabungkan akan tetapi memang Panjang begitu.
Tetapi kalau boleh menurut peraturan undang-undang tidak apa-apa toh ayat nya ditambah
terserah.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Jadi hasil yang ini bisa kita terima pak ? Belum. Jadi kePanjangan, saya bermaksud ini
bisa kita selesaikan sebelum kita tutup tetapi kalau memang tidak bisa kita pending.
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Ini masalahnya saya ingin tanya lembaga pemerintah lainnya ini maksudnya bagaimana
seperti kecamatan itu lembaga pemerintah terus apa, itu masih luas sekali ini saya pikir saya
sependapat kalau public itu ada lembaga public lain nya kalau pemerintah saya tidak tahu
bagaimana minta ini.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Jadi belum bisa ? Terserah Pemerintah ini ? Kita harus nya bisa begitu ya
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Tidak kita dalam waktu yang singkat ini, kita tidak dapat acuan kita ke bebasan informasi
public yang sudah dibahas. Jadi oleh karena itu kita harus bersepakat menunda ini dengan upaya
yang maksimal sudah kita lakukan dalam posisi seperti ini sambil kita berpikir lagi yang masing-
masing untuk bisa melancarkan pada pertemuan yang berikutnya.
Demikian.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
ANGGOTA :
Kalau saya usul kita tinggal ada 3 dim lagi ya, ini terlalu melebar-melebar kenapa itu tidak
mengacu dengan usulan pemerintah ini. Tadi kan sepakat ini jadi ayat hanya menambah lembaga
pemerintah kalau itu jadinya nambah dua norma baru lagi, nanti jadi masalah lagi./ Kalau memang
tidak selesai terserah kalau kita jadwalkan lagi tetapi yang pasti hari kamis besok untuk tidak ikut
bisa rapat timus, karena ada paripurna, minggu depan itu hari legislasi itu tapi komisi kita tidak
bisa. Tetapi kalau kita sudah masuk timsin minggu depan itu bisa kita manfaatkan timsin untuk
karena kan lebih dominan itu kan staf-staf ahli kita dengan kita control anggota begitu. Namun
terserah apa kita skors ini, berarti 2 minggu lagi kita bisa rapat lagi yang kita hanya menyelesaikan
4 dim ini. Berarti 2 minggu lagi baru kita melaporkan hasil bagaimana mestinya.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Nanti ada penyederhanaan timus plus timsin langsung otomatis atau bagaimana rencana
ya jadi 2 pekan yang akan datang timus menjadi timsin langsung begitu ya penyisiran sepakat
Tidak bisa kita paksakan begitu ya, baik terima kasih kita tunda.
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Masalahnya waktu ya, saya pikir kita sudah tunggu lama tinggal sedikit bagaimana kalau
umpama nya malam boleh tidak menyalahi tata tertib.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Kalau kita siap saja cuman begini diantara kita juga banyak juga membahas rencangan
undang-undang yang lain kalau ini bisa efektif bisa efesien kita selesaikan sekarang kenapa tidak.
Tetapi kalau secara subtansi banyak perbedaan tahun depan tidak masalah undang-undang ini
tidak selesai juga kita tidak bisa paksakan kan begitu kan. Kalau maksudnya kalau tidak kesekatan
antara DPR dengan pemerintah itu kan teklog, teklog ya sudah tidak bisa selesai. Cuma maksud
saya bisa tidak dalam waktu yang sekarang ini bisa kita selesaikan agar timsin nanti bisa bekerja
seminggu ini, minggu depan kita sudah bisa melaporkan timus ini melaporkan kepada Panja.
Minggu depannya saya kira, itu sudah bisa minta jadwal pansus selaku dengan menteri tinggal hari
selasa dilihat hari selasa sebelumnya sudah minta jadwal dari pamus untuk paripurna supaya
tugas-tugas kita bisa selesai itu sebenarnya. Kira-kira apa kita tambah waktu dikit lagi ini tidak tahu
ruangan ini masih dipakai tidak ini ? Kita tambah waktu lagi 15 menit lagi, 14.30 kalau bisa usul
14.30 rapat lagi jam 2 ditempat lain.
ANGGOTA :
Kami pimpinan terpaksa karena jam 2 kami harus ke komisi 2,
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Bapak pimpinan
Mungkin sebentar pak, sebetulnya begini pak tadi sudah merucut sebetulnya, sudah enak
sebetulnya artinya begini ayat 1, ayat 2 dari pasal 40 ini kan sudah sepakat sudah diketok lagi
yang tersisa adalah 2 paragraf terakhir ini digabungkan menjadi ayat 3 menjadi subtansi. Saya kira
kita sudah sepakat begitu, penggabungan dua paragraph untuk menjadi subtansi ayat 3
mengalami kebingungan-kebingungan karena banyak pesan sponsor. Artinya memang demikian
kenyantaannya. Bagaimana kalau begini khusus untuk membahas ayat 3 ini karena subtansinya
sudah ada didalam 2 paragraf ini diserahkan kepada timsin. Jadi timsin sudah langsung bekerja
nanti pada waktu timsin bekerja sambil melakukan rumusan-rumusan. Jadi seminggu kedepan kita
akan merumuskan dari subtansi yang ada di 2 paragraf ini, karena kita tidak mengambil dari yang
lain begitu pak.
Demikian bapak pimpinan
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Tadi juga sudah saya singgung itu tetapi ada kesan kan jangan kalau bisa sekarang sebab
nanti akan ada masalah-masalah lagi itu lah yang kita alami sekarang kan. Jadi kebebasan kita
terabatas dengan waktu yang berjalan terus tetapi ini masih bisa kita sepakati kita serahkan kita
juga bisa setuju ?
ANGGOTA :
Kalau yang disimpulkan pemerintah kita sepakati, ini masuk timsin tetapikan masih ada
tiga dim prumus. Jadi nanti di dua pekan yang akan datang itu masih timus tetapi tidak membahas
ini, membahas dim berikutnya kemudian selanjutnya langsung masuk timsin saya rasa bisa kelar
mungkin dua pekan yang akan datang sebagaimana diusulkan pak parlan terima kasih
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Ada, mungkin masih ada 248 dan 264
ANGGOTA :
Tetapi ketiga dim itu kan pemerintah tidak ada usulan baru, dia tetap berdasarkan draf
RUU kita tinggal sepakat atau tidak saja terhadap naskah RUU itu kalau itu kita sepakat kita bisa
selesai sekarang juga begitu maksudnya kalau sepakat tidak perubahan yang begitu.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Memang perlu dilalui walaupun tinggal sedikit tetapi harus di bicarakan jadi
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
HASIB WAHAB (PDI-P) :
Maaf kalau umpamanya ini dialihkan kepada pembahasannya dim singkron, dim apa
timsin itu kita berbenah tidak untuk membahas masalah ini kalau ini dipending kalau berwengang
tidak masalah mungkin kita bahas nanti tetapi kalau tidak bisa karena mau apa yang diputuskan
sekarang ini begini kita tidak bisa terima harus timus dulu. Jadi kesepakatan kita bagaimana mau
dibawa ketimsin tetapi dengan catatan mesti dibahas.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Begitu kita serahkan tidak lagi pembahasan
ANGGOTA :
Mungkin saran nya hanya tambah waktu saja, kalau tidak sekarang kapan disepakati
kapan begitu, Mungkin 2 minggu lagi waktunya ada. Itu kan menyangkut waktu dua minggu lagi itu
persoalannya kalau bisa dipercepat kenapa din nanti-nanti begitu.
Terima kasih, besok malam setelah paripurna
ANGGOTA :
Waktunya terbuang 1 minggu karena kita menunggu jadwal
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Klarifikasi dulu sebetulnya yang dibahas itukan hanya satu dim ini saja, dim-dim yang lain
saya kira tidak Karena sudah diputuskan dirapat januari bebarapa minggu yang lalu itu bahwa
huruf C cukup jelas untuk 248. Kemudian untuk 264 itu juga sama ya pak ya, jadi tidak banyak
cuman satu dim saja. Menurut saya yang 2 paragraf tadi saja menjadi 1 ayat 3 menjadi subtansi,
karena penjelasanya sudah cukup jelas, menggabungkan sisa 2 paragraf ini didalam ayat 3
keputusan nya begitu saja dan di warding diselesaikan oleh tim singkronisasi jadi kita minggu
depan pun timsin nya bisa berkerja begitu pak.
Demikian
ANGGOTA :
Tadi belum bisa disepakati, kalau itu disepakati sekarang ini, bisa kita lakukan usulan
pemerintah tadi atau besok malam sesudah Paripurna kalau memang ada waktu kita ketemu untuk
kita lanjutkan.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Kalau sekarang ini kita lakukan usulan pemerintah bisa tidak
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
ANGGOTA :
Begini kalau menurut saya tadikan sebetulnya inikan masalah teknis tadi kan harus melalui
proses, inikan sudah masuk ketim prumus kan harus dibuka ada sepakati ada pembahasan atau
ada proses itu dan saya rasa boleh jadi itu ada permasalahan hanya masalah proses kan itu tidak
boleh kita lampaui tidak boleh kita lewati. Kalau bisa dilakukan sekarang lakukan sekarang kalau
tidak kita pending saya rasa didua pekan yang akan datang itukan menyempurnakan tim perumus
yang hanya sedikit lagi itu taruh lah alokasi waktunya kita 4 jam setegah jam untuk ini sisanya
langsung timsin. Saya rasa tidak mengganggu subtansi begitu, boleh no problem. Kalau boleh
dibutuhkan seperti itu, tetapi maksud saya karena waktu kita sedikit waktunya mungkin butuh satu
jam misalnya untuk kita membahas ini kita pending sebagai awal dari kita pertemuan timsin begitu.
SHIDKI WAHAB (KETUA TIMUS) :
Baik kalau begitu kita pending sampai dua minggu lagi.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI