RISALAH RAPAT KERJA (RAKER)...

39
RISALAH RAPAT KERJA (RAKER) PROSES PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANAMAN MODAL MASA SIDANG II TAHUN SIDANG 2006-2007 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 04 DESEMBER 2006 ARSIP DAN DOKUMENTASI

Transcript of RISALAH RAPAT KERJA (RAKER)...

  • RISALAHRAPAT KERJA

    (RAKER)

    PROSES PEMBAHASANRANCANGAN UNDANG-UNDANG

    TENTANGPENANAMAN MODAL

    MASA SIDANG IITAHUN SIDANG 2006-2007

    DEWAN PERWAKILAN RAKYATREPUBLIK INDONESIA

    JAKARTA, 04 DESEMBER 2006

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • DEWAN PERWAKILAN· RAKYATREPUBLIK INDONESIA

    RISALAH RAPAT KERJAPROSESPEMBAHASAN

    RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANAMAN MODAL

    Tahun Sidang

    Masa Persidangan

    Rapat ke

    Jenis Rapat

    Sifat Rapat

    Hari, tanggal

    Wa ktu

    Tempat

    Ketua Rapat

    Sekretaris Rapat

    Aca ra

    Had i r

    2006-2007

    II

    19

    Rapat Kerja RUU tentang Penanaman Modal denganMenteri Perdagangan Republik Indonesia (Raker ke-8)

    Terbuka

    Senin, 04 Desember 2006

    Pukul 19.30 sId 22.15 WIB

    Ruang Rapat Komisi VI DPR RI.

    1. Prof. Dr. Didik J. Rachbini2. Dr. Ir. H. Lili Asdjudiredja, SE, PhD.3. H. Dudhie Makmun Murad4. Drs. H. Anwar Sanusi, SH, MM.5. Ir. H. Agus Hermanto, MM.

    Drs. Helmizar (Kabagset. Komisi VI DPR RI)

    1. Pengantar Ketua Rapat;2. Mekanisme Kerja Pembahasan RUU tentang

    Penanaman Modal;3. Pembahasan DIM Persandingan RUU tentang

    Penanaman Modal;

    I. PEMERINTAH:- Menteri Perdagangan Republik Indonesia beserta

    jajarannya.

    II. ANGGOTA PANJA KOMISI VI DPR RI38 dari 53 orang Anggota.1. F-PG = 10 dari 12 Orang anggota2. F-PDIP = 3 dari 10 Orang anggota3. F-PPP = 6 dari 6 Orang anggota4. F-PD = 5 dari 6 Orang anggota5. F-PAN = 4 dari 5 Orang anggota6. FOoKB = 2 dari 5 Orang anggota7. F-PKS = 4 dari 4 Orang anggota8. F-BPD = 2 dari 2 Orang anggota9. F-PBR = dari 1 Orang anggota

    10. F-PDS = 2 dari 2 Orang anggota

    2

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • PIMPINAN PANJA RUU TENTANG PENANAMAN MODAL1. Prof. Dr. Didik J. Rachbini2. Dr. Ir. H. Lili Asdjudiredja, SE, PhD.3. H. Dudhie Makmun Murod, MBA.4. Drs. H. Anwar Sanusi, SH, MM.5. Ir. H. Agus Hermanto, MM.

    FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG)6. Rambe Kamarulzaman, MSc.7. Dr. H.M. Azwir Dainyara, MBA.8. Drs. Djoko Poerwongemboro9. Nusron Wahid, SS.

    10. GBPH. H. Joyokusumo11. Hj. Hayani Isman Soetoyo12. Adi Putra Darmawan Tahir13. Muhidin M. Said, SE, MBA.14. Ir. Hamzah Sangadji

    FFRAKSI PARTAI DEMOKRASIINDONESIA PERJUANGAN (F-PDIP)15. Aria Bima16. Ir. Hasto Kristiyanto, MM.

    FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (F-PPP)17. H. Efiyardi Asda18. Hj. Sundari Fitriyana, S.Ag.19. H. Chairul Anwar Lubis20. Drs. H. Zainut Tauhid Sa'adi21. Drs. H. Sa'adun Syibromalisi

    FRAKSI PARTI DEMOKRAT (F-PD)22. Ir. H.M. Yusuf Perdamean, Nst.23. Ir. H. Azam Azman Natawijana24. I Wayan Gunastra25. drh. Jhonny Allen Marbun, MM.

    FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN)26. Nasril Bahar, SE.27. Zulkifli Hasan, SE, MM.28. Ora. Mardiana Indraswati

    FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA (F-KB)29. Prof. Drs. H. Cecep Syarifuddin30. Drs. Bisri Romli, MM.

    FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F-PKS)31. H. Refrizal32. H.A. Najiyulloh33. Dr. Zulkiflimansyah, SE, MSc.34. H. Fahri Hamzah, SE.

    FRAKSI BINTANG PELOPOR DEMOKRASI (F-BPD)35. Muhammad Tonas, SE.36. Drs. Idealisman Dachi

    FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI (F-PBR)

    FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA (F-PDS)37. Constant M. Ponggawa, SH, LLM.38. Carol Daniel Kadang, SE, MM.

    3

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • KETUA RAPAT (PROF. DR. DIDIK J. RACHBINIIF-PAN):Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri Perdagangan Republik

    Indonesia dalam rangka Pembahasan Rancangan Undang-Undang tentangPenanaman Modal kita mulai.

    Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.Selamat malam dan salam sejahtera.Yang terhormat para Anggota Komisi VI DPR RI;Yang terhormat Menteri Perdagangan beserta jajarannya;Hadirin sekalian yang berbahagia;

    Saya kira hari ini adalah momentum yang sangat penting untuk kita mulaikembali meskipun tahun sudah akan berganti tetapi kita tetap mengembantugas-tugas yang penting.

    Menurut laporan Sekretariat Komisi VI DPR RI saat ini Rapat Kerja telahdihadiri dan ditandatangani oleh 25 orang Anggota dan ijin 3 sehingga jumlahnya28 yang terdiri dari lebih separuh unsur fraksi. Dengan demikian maka rapat inisesuai dengan Pasal 99 ayat (1) Tata Tertib Dewan telah terpenuhi. Maka denganucapan Bismillah, Rapat Kerja ini saya buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

    (RAPAT DIBUKA PUKUL 19.45 WIB)

    Ibu Menteri yang terhormat;Rancangan Undang-Undang ini adalah calon bayi kita yang kedua setelah

    Undang-Undang Resi Gudang yang kemarin sudah lahir dan kita memprosespada awal sekarang kita akan membahas beberapa item penting yang pertamaadalah pengesahan mekanisme kerja Pembahasan RUU tentang PenanamanModal. Itu yang pertama.

    Yang kedua akan membahas jadwal-jadwal rapat. Mekanisme sudah adadihadapan Anggota Dewan yang terhormat, dan Pemerintah. Kemudian jadwalrapat juga kami ajukan sebagai draft. Kemudian jika ada nanti para Anggotaataupun fraksi yang ingin menyampaikan hal-hal pokok dan apabilamemungkinkan tapi kita belum tahu, kita coba mulai dengan menyinggung soalDIM ini.

    Apakah empat agenda ini bisa kita setujui?

    (RAPAT: SETUJU)

    Terima kasih.Kami ingin menyampaikan bahwa DIM Persandingan Fraksi hasil kompilasi

    telah disampaikan kepada Bapak/lbu Anggota Dewan yang terhormat sertaPemerintah yang spektrumnya cukup luas. Tapi di negeri ini adalah disinisekarang kita berdemokrasi secara terbuka, semuanya ada dibuka di atas mejadan kita semua adalah para pengambil keputusan, para arsitek hukum yang akanmenentukan dan kita tidak bisa menyerah dengan satu hal saja tapi kita tetapkonsen untuk itu.

    Yang kedua, dari hasil kompilasi DIM yang spektrumnya luas dari yang palingserius sampai yang sederhana, dari yang kiri maupun kanan, dari yang terbukamaupun tertutup. Ada 420 DIM yang saya kira cukup banyak; 16 DIM Tetap, 12DIM Redaksional; 8 DIM masuk Timus, dan 384 DIM Substansi yang harus kitaolah dengan seluruh kekuatan pikiran kita untuk menjadi arsitek tentang investasidi kita.

    Yang berikutnya kita sekarang sebelum memulai secara keseluruhan, yaitumembahas mekanisme kerja yang sudah ada dihadapan Saudara-saudara,Bapak/lbu sekalian. Kami ingin sampaikan kepada Pemerintah bahwa sesuaidengan tata tertib dan keinginan rapat intern kita sudah membahas mekanismekerja ini. Sekarang kami ingin mengajukan ini kepada Pemerintah untuk

    4

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • membacakan satu per satu atau apabila belum kami akan memberikankesempatan untuk membaca mekanisme dan tata tertib yang sebenarnya sudahumum, jamak kita lakukan di DPR ini.

    INTERUPSI ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Interupsi, Pimpinan.Beberapa waktu yang lalu Rapat Internal Komisi VI DPR RI yang dihadiri oleh

    seluruh fraksi telah melakukan pembahasan terhadap mekanisme kerjapembahasan RUU ini dan kemudian telah disepakati. Dengan demikian kamimengusulkan agar pada kesempatan ini diberi kesempatan pada Pemerintahuntuk membaca terlebih dahulu. Kalau Pemerintah tidak berkeberatan, makamekanisme itu langsung disahkan melalui rapat kerja hari ini.

    Terima kasih.

    KETUA RAPAT :Saya kira kalau diperkenankan, kita skors

    kesempatan Pemerintah atau langsung saja.memberikan kesempatan 5 menit.

    10 menit untuk memberikanBukan, secara keseluruhan

    ANGGOTA F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA):Mekanismenya sudah baku. Jadi, tidak ada masalah yang krusial.

    KETUA RAPAT :Bagaimanapun kita akan sampaikan. Nanti kalau ada intepretasi dan

    pertanyaan-pertanyaan kita akan bahas. Bagaimana, apakah kita berikesempatan 5 menit saja skors, nanti kita mulai lagi, sambi! relax supaya tidakterlalu tegang, ya?

    ANGGOTA F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, MSc):Ketua, kami berpendapat rapat ini tentunya sudah tahapan berikutnya.

    Mekanisme kerja yang 5 menit nanti diskor. Mekanisme kerja langsung kitasahkan. Setelah itu sebelum masuk pembahasan DIM masing-masing fraksidiminta dulu menyampaikan pandangannya terhadap DIM yang disampaikanuntuk dibahas agar persepsi kita sama sebelum masuk pembahasan. Jadi acarayang kedua pendapat fraksi-fraksi tentang DIM yang dimaksudkan olehmasing-masing fraksi. Sudah itu selesai, kita atur jadwal kita yang berikutnya,yang ketiga.

    KETUA RAPAT :Baik, kita akan berikan kesempatan skors 5 menit sambil santai karena

    ini 'kan akan marathon lama, tarik napas panjang agar kita bisa saling menemukanpolitical chemistry-nya dulu ya. Maka dengan demikian kita memberikankesempatan kepada Pemerintah untuk menganalisislah mekanisme kerja yangsudah baku kita lakukan. Maka kita skors lima menit.

    (RAPAT DISKORS PUKUL 19.48 WIB)

    Para Anggota Dewan dan Menteri Perdagangan beserta jajarannya.Skors ini kami cabut.

    (SKORS DICABUT PUKUL 19.58 WIB)

    Saya mulai untuk meminta persetujuan atau pembahasan denganPemerintah tentang mekanisme kerja pembahasan Rancangan Undang-Undangtentang Penanaman Modal Komisi VI DPR RI dengan Pemerintah. Saya bacakansemua.

    5

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • I. UMUM1. Pembahasan dan pengambilan keputusan dalam rapat pembahasan

    Rancangan Undang-Undang tentang Penanaman Modal mengacukepada TATIB DPR RI serta dalam pelaksanaannya menganut prinsipefisien dan efektif.

    2. Mekanisme ini berfungsi sebagai pedoman dalam pembahasan materimuatan Rancangan Undang-Undang tentang Penanaman Modal.

    3. Bahan utama pembahasan dalam Rapat Kerja adalah DaftarInventarisasi Masalah (DIM) RUU berasal dari Pemerintah dan usulanyang diajukan oleh Fraksi-fraksi Komisi VI DPR RI.

    4. Selama pembahasan ditempuh upaya musyawarah mufakat untukpengambilan keputusan.

    Mohon tanggapan Pemerintah, setuju ya. Para Anggota barangkali adaperbaikan, setuju ya?

    (RAPAT : SETUJU)

    II. MACAM, FUNGSI DAN TATA CARA RAPATA. Rapat Intern

    1. Dihadiri Anggota Komisi VI DPR RI dan mencapai kuorum yang telahditetapkan TATIB DPR RI hadir yang telah ditandatangani.

    2. Rapat dipimpin langsung oleh Ketua Komisi VI DPR RI atau salah satuPimpinan Komisi VI DPR RI.

    3. Tata Cara Rapat lebih bersifat tukar pendapat terhadap masalah yangdibahas untuk mencapai kesepakatan.

    Ini intern kita, Bu, saya kira tidak perlu ya? Ini intern kita sendiri. Terus ya?

    (RAPAT: SETUJU)

    B. Rapat Dengar Pendapat UmumRapat Dengar Pendapat Umum dilaksanakan untuk mencari masukandalam pembahasan Rancangan Undang-undang tentang PenanamanModal

    Lewat ya, setuju? Sudah dilaksanakan.

    (RAPAT : SETUJU)

    C.RapatKerja(1) Rapat Kerja adalah membahas keseluruhan materi muatan

    Rancangan Undang-Undang untuk mendapatkan kesepakatan, baikmuatan maupun rumusan substansif pasal-pasal yang ada dalamRancangan Undang-Undang serta terhadap munculnya substansibaru yang diusulkan dan disepakati dalam Rapat Kerja, danselanjutnya substansi yang belum disepakati diangkat sebagai bahandalam rapat.

    Silakan.

    PEMERINTAH/MENTERI PERDAGANGAN RI (MARl EKA PANGESTU):Boleh minta klarifikasi.Yang dimaksud disini pasal-pasal yang ada dalam Rancangan

    Undang-Undang serta terhadap munculnya substansi baru, yang dimaksud iniapakah DIM atau bisa ada tambahan diatas DIM?

    6

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • KETUA RAPAT :Silakan Pak, memberikan bantuan.Di dalam Rapat Kerja ini kita juga apabila antara Pemerintah dengan kita

    muncul hal-hal baru, hanya Rapat Kerja yang bisa mengakomodasi itu. KalauRapat Panja tidak. Jadi kalau misalkan di Rapat Panitia Kerja itu ada muncul barutidak, tetapi di dalam pembahasan antara Pimpinan Komisi dengan Menteri adahal-hal yang kemudian dibahas, kemudian ada sesuatu yang baru. Disepakatiberdua, bersama, maka ini akan bisa dibahas di Rapat Kerja saja.

    ANGGOTA F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA) :Pimpinan, saya kira tidak begitu.Apa yang disampaikan oleh Pemerintah itulah menjadi acuan utama. Tidak

    ada perubahan lagi. Tetapi kalau ada perubahan-perubahan, Pemerintah bisamenyalurkan kepada fraksi-fraksi yang ada di komisi yang bersangkutan.

    KETUA RAPAT :Di Rapat Kerja.

    ANGGOTA F-PG (DRS. H.M. AZWIR DAINYTARA,):Pemerintah DIM-nya tidak boleh berubah lagi karena itu sudah interdep.Terima kasih, Pimpinan.

    KETUA RAPAT:Substansi baru kita proses di dalam Rapat Kerja ini lewat fraksi-fraksi yang

    ada.Silakan, Pak Nusron.

    ANGGOTA F-PG (NU5RON WAHID, 55):Saya hanya menambah point C nomor 4, Ketua. Berdasarkan rancangan

    tata cara penyusunan penyiapan serta pembahasan program legislasi nasionaldan Rancangan Undang-Undang Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesiayang sudah semi final. Artinya sudah diputuskan di Baleg tapi belumdiparipurnakan dan mungkin minggu-minggu ini akan diparipurnakan dan ini akanmenjadi baku, supaya polanya meskipun ini belum disahkan tetapi ini sinkrondengan pola yang disini, kami akan bacakan supaya point 4 itu adalah sebagaiberikut:

    KETUA RAPAT :Ini bahas yang mana, mohon.

    ANGGOTA F-PG (NU5RON WAHID, 55) :Point C ayat (4) Rapat Kerja. Belum sampai. Terlalu cepat kita, Ketua.

    ANGGOTA F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA):Bahan yang dibahas oleh Nusron itu bahan yang belum disahkan. Jadi kita

    anggap tidak ada dulu, Pimpinan.

    ANGGOTA F-PG (NU5RON WAHID, 55):Bukan, kita bahas point C nomor 4. Meskipun ini belum disahkan tapi

    alangkah baiknya kalau kita menggunakan mekanisme ini supaya baku.

    ANGGOTA F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA) :Kalau belum disahkan berarti tidak perlu kita bicarakan disini.

    ANGGOTA F-PG (NU5RON WAHID, 55) :Maaf, Pak Azwir. Kita usul dan saya pikir tidak ada jeleknya supaya lebih

    enak.

    7

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • 1. DIM dari semua fraksi atau DIM dari Pemerintah menyatakan rumusan tetaplangsung disetujui.

    2. Penyempurnaan yang bersifat redaksionallangsung diserahkan kepada TimPerumus.

    3. Konsideran menimbang, mengingat dan penjelasan umum diserahkankepada Tim Keeil.

    4. Dalam hal substansi disetujui tetapi rumusan perlu disempurnakandiserahkan pada Tim Perumus, atau

    5. Dalam hal substansi belum disetujui dibahas lebih lanjut dalam Rapat PanitiaKerja.

    Jadi dengan demikian lebih praktis dan efisien, Ketua.Terima kasih.

    KETUA RAPAT :Sudah ada di belakang nanti kita pelan-pelan ya.Saya ingin menjelaskan kembali yaitu tentang muneul substansi baru adalah

    substansi yang muneul dari masukan-masukan fraksi-fraksi atas rumusanpasal-pasal RUU yang disampaikan oleh Pemerintah, termasuk kemungkinan didalam pembahasan ada muneul baru, itu juga kita sepakati untuk dibahas apakahlewat fraksi atau lobby dan seterusnya. Jadi kira-kira seperti itu, Pak.

    Kita setujui ya C.1, Pemerintah?

    (RAPAT: SETUJU)

    Terima kasih.(2) Rapat Kerja bertugas mengambil keputusan terhadap Draft RUU yang

    dibahas.Standar ya, setuju, Pemerintah?

    (RAPAT: SETUJU)

    Kalau ada keberatan mohon Pemerintah proaktif ya.(3) Pembahasan materi DIM, apabila Fraksi-fraksi mengusulkan "TETAP"

    langsung mendapatkan persetujuan Komisi VI DPR RI.Standar ya, setuju? .

    (RAPAT : SETUJU)Terima kasih.

    (4) Setiap membahas mater; yang ada usul perubahan, pada dasarnya dibahaspaling banyak 2 (dua) kali putaran posisinya adalah sebagai berikut :a) substansi dan rumusan disetujui, langsung disahkan oleh Rapat Kerja.b) substansi disetujui, namun rumusan belum disetujui, langsung

    diserahkan pada Tim Perumus atau Tim Keeil.e) substansi belum disetujui dan rumusan belum disetujui, dapat ditempuh

    dengan eara :(1) Pembahasan melalui forum lobby;(2) Bila forum lobby belum berhasil menemukan kesepakatan,

    pembahasan materi tersebut dapat dilanjutkan dalam Panitia Kerja(Panja) dan apabila dalam Panja belum diperoleh kesepakatan,dilaporkan kepada Komisi.

    d) Apabila bersifat konkordan dengan pasal-pasal sebelumnya ataupenunjukan pasal diserahkan ke Tim sinkronisasi.

    Silakan.

    8

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • ANGGOTA F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA):Pimpinan, saya memperbaiki sedikit.Pada point C.2 bila forum lobby belum dapat menemukan kesepakatan,

    pembahasan materi tersebut dapat dilanjutkan dalam Panitia Kerja (Panja) danapabila dalam Panja belum diperoleh kesepakatan dilakukan kepadaKomisi/Pansus.

    KETUA RAPAT :Disini Komisi sama dengan Pansus dalam kasus ini, saya kira benar.Pemerintah ada keberatan, setuju ya?

    (RAPAT: SETUJU)

    (5) Sifat Rapat Kerja terbuka.

    ANGGOTA F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, MSc) :Kecuali dikatakan tertutup. Itu harus ada, tidak bisa kita buka ada rapat kerja

    yang sifatnya kita bahas secara prinsip.

    KETUA RAPAT :Baik, saya kira Sifat Rapat Kerja terbuka kecuali dalam hal-hal tertentu

    dinyatakan tertutup. Karena ada rahasia negara, rahasia apa, segala macam.Dengan persetujuan Anggota, pasti itu. Setuju ya ?

    (RAPAT : SETUJU)

    D. Rapat Panitia Ketja (PANJA)Saya bacakan.(1) Rapat Panja dibentuk dalam Rapat Kerja dan jumlah Anggota Panja

    dari DPR RI paling banyak separuh dari Anggota Komisi yangmencerminkan Fraksi-fraksi berdasarkan pertimbangan jumlahAnggota, dan jumlah yang mewakili Pemerintah disesuaikan kepadaPemerintah.Bu Menteri setuju ya ?

    (RAPAT : SETUJU)

    (2) Rapat dihadiri Anggota Panja sesuai dengan kuorum yang ditetapkanTATIB DPR RI dan dipimpin oleh salah seorang unsur PimpinanKomisi VI DPR RI yang ditunjuk dan disepakati untuk memimpin Panjadan didampingi unsur Pimpinan lainnya dan Rapat bersifat tertutup.

    Kemarin di dalam pembahasan kita di point 7, maaf melompat, rapatnyabersifat tertutup kecuali kita memutuskan terbuka. Dan juga ada tambahandiperkenankan seluruh fraksi-fraksi dan Pemerintah untuk memanggil seluruhstaf-staf ahlinya dalam rangka untuk memaksimalkan pembahasan. Setuju ya ?

    ANGGOTA F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA) :Pimpinan, mengenai Panja itu saya kira harus tertutup.

    KETUA RAPAT :Kecuali rapat menetapkan terbuka. Pada dasarnya tertutup, kita sudah

    sepakati kemarin.Butir (2) kita setuju ya?

    (RAPAT: SETUJU)

    9

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • (3) Panitia Kerja bertanggung jawab pada Rapat Kerja, dan melaporkanhasil kerjanya dalam Rapat Kerja yang telah ditentukan.Standar ya?

    (RAPAT: SETUJU)

    (4) Tata Cara pembahasan pada prinsipnya sama dengan pembahasandalam Rapat Kerja.Setuju ya?

    (RAPAT : SETUJU)

    (5) Terhadap materi yang tidak terselesaikan pembahasannya di Panja,diserahkan kembali dalam Rapat Kerja.Setuju ya?

    (RAPAT : SETUJU)

    (6) Untuk melaksanakan tugasnya Panja dapat membentuk Tim Perumus,Tim Kecil, dan Tim Sinkronisasi.Setuju ya?

    Silakan.

    PEMERINTAH/SEKJEN DEPPERDAG (HATANTO REKSODIPOETRO):Dengan seijin Ibu Menteri.Bapak Ketua, yang nomor 6 ini kalau dikaitkan dengan butir CA.b disitu

    dikatakan substansi disetujui namun rumusan belum disetujui, langsungdiserahkan pada Tim Perumus dan Tim Keeil. Padahal Tim Perumus dan TimKeeil ini dibentuk oleh Panja, apakah berarti bahwa pada saat Raker itu otomatisPanja juga dibentuk ?

    KETUA RAPAT:Bersamaan semuanya ini, Pak. Pada saat Raker 'kan kita membentuk Panja.

    Panjanya juga langsung membentuk Tim Kecil, Artinya begini Pak, misalnya kitasudah punya substansi yang untuk disetujui tapi belum disetujui masukkantongnya Tim Perumus - Tim Keeil. Timnya belum ada, ya sudah dikantongidulu nanti kalau sudah ada baru dibahas setelah dibentuk. Tidak apa-apa,dimasukkan kantong dulu. Walaupun belum dibentuk, ini kantongnya Tim Kecil.Tim Keeilnya belum ada, nanti dibentuk setelah Panja ini. Tidak apa-apa. Jaditidak Jangsung, disimpan duJu sebelum Tim KeeiJ, tidak apa-apa, atau ada yangkrusial? Tidak ada ya?

    Setuju ya, walaupun belum mulai Tim Kedl karena Panja belum. Itudisimpan di Tim Kedl ya. Tapi Rapat Kerja nanti akan menyetujui masuk mana ini,mengkotak-kotakkan saja.

    Baik, butir 6 kita setujui ya?

    (RAPAT: SETUJU)

    (7) Rapat Panja pada dasarnya bersifat tertutup keeuali Rapat Panjamemutuskan terbuka.

    Saya ingin menyampaikan lagi eatatan bahwa diijinkan kemarin Staf Ahli darifraksi-fraksi dan Pemerintah untuk ikut membahas, supaya semakin banyakpikiran, brain trust yang makin bagus akan makin baik. Setuju ya?

    (RAPAT: SETUJU)

    10

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • E. Tim Perumus (TIMUS)(1) Timus dibentuk oleh Panja dan dipimpin oleh salah seorang unsur

    Pimpinan Komisi VI DPR RI atau Anggota yang disepakati olehAnggota Timus dan Rapat bersifat tertutup.Pemerintah, setuju ya ?

    (RAPAT: 5ETUJU)

    (2) Tugas Tim Perumus adalah hanya merumuskan materi muatan yangdilimpahkan oleh Rapat Kerja dan atau Panja, dan tidak membahaskembali materi muatan tersebut.Jadi dia hanya merumuskan apa yang sudah dilimpahkan. Setuju ya,Pemerintah, Bu Menteri ?

    (RAPAT: 5ETUJU)

    (3) Tata eara pembahasan usul perubahan disesuaikan dengan tata earapembahasan di Rapat Kerja.

    Saya kira tidak ada masalah ya?

    ANGGOTA F-PG (NU5RON WAHID, 55):Ketua, untuk point ini kami usul mengaeu yang sudah ada meskipun

    setengah disahkan, yaitu dibatasi keanggotaan Tim Perumus paling sedikit 6orang dan paling banyak 13 orang. Kalau bisa ini kita sepakati supaya nanti dalamperjalanan tidak terjadi tarik menarik siapa yang akan menjadi Tim Perumus danTim-tim lainnya itu, dari awal dimasukkan tentang jumlah keanggotaan.

    Terima kasih, Ketua.

    KETUA RAPAT:Kira-kira rumusnya Pansus 100%, Panja 50%, Tim Perumus 25%. Kira-kira

    seperti itu. Satu, setengah, seperempat ya. Kira-kira sudah baku ya? Setuju?Oke. Ibu Menteri setuju ya? Pembahasan sesuai dengan tata eara pembahasanRapat Kerja.

    (RAPAT: SETUJU)

    (4) Tim Perumus melaporkan hasil kerjanya kepada Panitia Kerja.Standar itu ya?

    (RAPAT : SETUJU)

    Cepat sekali ini, kayanya undang-undangnya eepat juga ini.

    F. Tim Keeil (TIMCIL)(1) Tim Keeil dibentuk oleh Panja dan dipimpin oleh salah seorang unsur

    Pimpinan Komisi VI DPR RI atau Anggota yang disepakati dan Rapatbersifat tertutup.Sama persis ini, setuju ya?

    (RAPAT: SETUJU)

    (2) Tugas Tim Kecil adalah membahas Konsiderans Menimbang,Mengingat, Penjelasan Umum yang diserahkan oleh Panja.Hanya itu standar ya, Ibu Menteri setuju ?

    (RAPAT: SETUJU)

    11

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • (3) Tata cara pembahasan disesuaikan dengan tata cara pembahasan diRapat Kerja.Standar ya?

    (RAPAT: SETUJU)

    (4) Tim Kecil melaporkan hasil kerjanya kepada Panitia Kerja.

    (RAPAT : SETUJU)

    G. Tim Sinkronisasi (TIMSIN)(1) Tim Sinkronisasi dipimpin oleh salah seorang unsur Pimpinan Komisi

    yang disepakati dan Rapat bersifat tertutup.Setuju ya Pak ?

    ANGGOTA F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, MSc) :Komisi/Pansus, jadi konkordan dengan yang di atas.

    KETUA RAPAT :Baik, saya ulangi.Tim Sinkronisasi dipimpin oleh salah seorang unsur Pimpinan Komisi/Pansus

    yang disepakati dan rapat bersifat tertutup. Setuju ya?

    (RAPAT: SETUJU)

    (2) Tugas Tim Sinkronisasi adalah mensinkronisasi hasil-hasil keputusanRapat Kerja, Rapat Panja, dan Rapat Timus.Setuju ya?

    (RAPAT: SETUJU)

    Terima kasih.

    III. WAKTU RAPATRapat-rapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diatur oleh peraturanTata Tertib DPR RI atau sesuai dengan kesepakatan bersama, Komisi VIDPR RI Pansus dan Pemerintah.Setuju ya?

    (RAPAT: SETUJU)

    Terima kasih.

    IV. LAIN-LAIN1. Rapat Kerja dihadiri oleh Anggota Komisi VI DPR RI dan Wakil

    Pemerintah yang ditunjuk beserta staf, dalam hal ini MenteriPerdagangan.Setuju ya, dengan catatan bahwa tim-tim dari Perindustrian, BKPM,Hukum, dan seterusnya ikut juga diundang. Setuju ya?

    (RAPAT: SETUJU)

    Terima kasih.Silakan.

    ANGGOTA F-PD (I WAYAN GUNASTRA) :Wakil Pemerintah ini 'kan kurang jelas ini. Disebutkan saja Menteri

    Perdagangan atau yang ditunjuk mewakili.

    12

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • KETUA RAPAT :Pemerintah, Pak. Kalau berganti-ganti bagaimana? Kita coba menyepakati

    sesuatu yang berbeda mulai dari yang kecil ya, Wakil Pemerintah dalam hal iniMenteri Perdagangan.

    2. Rapat Panja, Tim Perumus, Tim Kecil dan Tim Sinkronisasi dihadiri olehAnggota Panja, Tim Perumus, Tim Kecil dan Tim Sinkronisasi (sesuaipenugasannya) bersama Pejabat Eselon I dari Pemerintah.Resi Gudang begitu dan yang lain juga begitu, setuju ya?

    (RAPAT: SETUJU)

    3. Selama pembahasan didampingi oleh ahli Bahasa Indonesia dan ahliperundang-undangan yang disiapkan oleh Pemerintah.

    (RAPAT : SETUJU)

    4. Hal-hal yang beum dimuat dalam mekanisme Pembahasan akanditentukan dalam Rapat.Rapat juga akan menentukan karena disinilah pengambilan keputusantertinggi untuk ini, setuju ya?

    (RAPAT: SETUJU)

    Baik, saya kira beri applaus ini, kalau ada kata terakhir ini Pak Zul cepatsekali.

    Menteri yang terhormat;Ini bagaimana proses bayi kita mau lahir ini nampaknya harus sabar. Ini bayi

    kita yang kedua.Yang kedua adalah Rancangan Acara, Jadwal yang ingin kita coba

    optimalkan pada hari ini yaitu Rapat intern kita yaitu dimana antara tanggal 5sampai 7 Desember 2006 dalam Rapat Intern kita akan diadakan konsinyering tapiintinya lobby tentang RUU ini yang lebih dalam dibandingkan RUU Resi GUdangdomain-nya juga sangat luas spektrumnya yang akan mempelajari DIMfraksi-fraksi dan untuk perpanjangan kita sudah mendapatkan, baik konsinyeringmaupun perpanjangan, kita mendapatkan ijin dari Pimpinan Dewan.

    Kemudian pada tanggal 7 malam Insya Allah, kita melanjutkan Rakerkembali tetapi kemungkinan apabila kita memerlukan Ibu Menteri dalam substansiyang krusial atau apa, barangkali kita akan konsultasi juga.

    Baik, mohon dipelajari di matrix ini. Selasa jam 15.00 WIB besok kitausahakan mulai berkumpul, tempatnya belum tahu.

    Silakan.

    ANGGOTA F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, MSc) :Pimpinan.Pertama, kita ingin membahas rancangan acara tapi kami terus melihat ini

    soal langsung mau konsinyering begitu, yang seharusnya Rapat Kerja kitalanjutkan dua kali disini dulu. Itu tanggal 5, 6. Terserah malam hari, tanggal 5 inisiang hari, tanggal 6 disini siang hari juga, tanggal 7 malam hari bila perlu sianghari juga bisa. Tapi tiga kali kita rapat kerja dan rapat kerja ini kita selesaikan dulupenyamaan persepsi kita terhadap DIM yang diajukan oleh masing-masing fraksi.Jika kita lihat jumlah DIM yang diajukan, itu bisa saja. Apakah ada kesamaan darimasing-masing fraksi pandangannya terhadap DIM yang diajukan dan bagaimanapandangan dari Pemerintah. Itu dulu yang kita samakan dalam rapat kerja.

    13

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • Baru setelah itu menurut saya, sebagaimana target yang telah kita tetapkantentang pembahasan daripada Rancangan Undang-Undang ini adalah palinglambat Februari. Oleh karena itu, untuk masa reses kita tanggal 8 kita sudah reses,masuk kembali tanggal 8 Januari. Oleh karena itu, dua kali kita atau tiga kalipertemuan sampai tanggal 7 siang kita selesaikan soal-soal yang sangat penting.Kita lakukan reses, tugas reses ini juga sangat banyak. Baru di atas tanggal 10kita langsung melakukan Panja ataupun yang dikatakan Ketua tadi. Jadi janganlangsung dulu sekarang mau masuk konsinyering. Jadi di atas 10 Januari kitamasuk konsinyering. Tapi kita sudah ada kesepahaman yang menyangkut DIMyang disampaikan itu dan itulah yang kita bahas dalam rapat kerja dua kali atautiga kali ke depan.

    Saya kira begitu, Ketua.

    KETUA RAPAT :Ada yang lain pandangan?Silakan, Pak Hasto.

    ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM):Terima kasih, Pimpinan.Kalau kita mengacu kepada mekanisme yang ada maka juga apa yang

    disampaikan oleh Bang Rambe itu kita sependapat. Dalam konteks seperti inikami ingin mengacu di dalam pembahasan Rapat Internal kita bahwa seluruhfraksi termasuk di dalam pandangan umumnya yang disampaikan ketikamengawali Rapat Kerja Pansus ini memberikan suatu dukungan terhadappentingnya pembahasan undang-undang ini. Dengan demikian kita juga mencobamencari suatu langkah-Iangkah terobosan sesuai dengan mekanisme yangdiijinkan guna mencapai suatu kesepakatan-kesepakatan antar fraksi gunamempercepat pembahasan undang-undang ini tanpa melupakan suatu substansidasar yang harus kita hasilkan.

    Dalam konteks seperti ini kemarin disepakati bahwa diperlukan sebagaibagian dari langkah terobosan ini dalam Rapat Kerja pada malam hari ini agarmasing-masing fraksi dapat menyampaikan pokok-pokok pandangan terhadapperubahan DIM dari masing-masing fraksi. Dengan demikian diharapkan kita bisamemahami suatu design secara lebih menyeluruh berdasarkan apa yangdisampaikan oleh fraksi-fraksi itu. Dari situlah kemudian kita akan melihat suatuurgensinya manakala memang ada suatu perbedaan yang cukup fundamen.Ml!dan diiringi oleh suatu spirit untuk mempercepat penyelesaian undang-undang ml;maka kemudian barangkali Raker ini dapat memberikan suatu mandat untukdilakukan konsinyering sebagaimana bagian dari forum lobby, dan konsinyeringkemarin juga disepakati pada tahap awal itu dilakukan secara internal terlebihdahulu, dan kemudian juga dimungkinkan bagi kita untuk nanti jugamendengarkan dari Pemerintah sesuai dengan kesepakatan dalam Rapat Kerjaini.

    Oleh karena itu Pimpinan, kami mengusulkan mengingat kita sudahmengadakan Rapat Intern Komisi agar agenda bisa dilanjutkan terlebih dahuluterhadap pokok-pokok perubahan DIM dari masing-masing fraksi yang kemudianbaru kita membahas terhadap rencana kedepan berkaitan dengan matrix ataujadwal pembahasan undang-undang ini.

    Terima kasih.

    KETUA RAPAT :Silakan.

    ANGGOTA F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA):Pimpinan, saya mendukung apa yang disampaikan juru bicara Fraksi Partai

    Golkar, Pak Rambe, tapi saya mengingatkan ada tiga menteri lagi yang belumsempat kita selesaikan rapat kerja, sedang masa sidang kita tinggal 3-4 hari lagi.

    14

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • Pertama dengan Menteri Perindustrian, termasuk dengan Menteri Perdagangan diluar pembahasan DIM Penanaman Modal, Menteri Koperasi UKM, dan MenteriNegara BUMN. Jadi saya juga mau penjelasan dari Pimpinan waktu itu dimana,jangan sampai nanti kita tidak melakukan Raker dengan menteri-menteri terkait itusedang waktu kita sangat terbatas. Saya mengingatkan Pimpinan, supaya kitatidak menyalahi Tatib yang ada.

    Terima kasih.

    KETUA RAPAT :Sesuai dengan Rapat Intern kita bahwa memang fokus dari pembahasan

    rapat-rapat di Komisi VI DPR RI kita fokuskan kepada RUU yang sangat pentingini. Tetapi tetap Raker-raker dengan Menteri-menteri mitra kita yang laindijalankan, dan besok Insya Allah itu dengan Menteri Koperasi. Besok denganMenko Perekonomian, Rapat Gabungan tapi itu kita coba cari waktunya tapi tetapfokus kita ini.

    Kami mohon pendapat Pemerintah, kami sudah Rapat Intern dipimpin olehPak Lili, Wakil Pimpinan bahwa dalam pembahasan ini memang ada dua yangingin selain jadwal yang kita dalam waktu dekat ingin masuk. Yang pertamaadalah karena ini menyangkut substansi yang cukup dalam bercampur seluruh ide,pandangan, ideologi, persepsi dan seterusnya, maka kita ingin fraksi-fraksi yangada menyampaikan pokok-pokok pikiran, pokok-pokoknya saja yang sudah siap,yang tidak siap nanti bisa menyusul.

    Yang kedua, kita ingin ini jalur tol dulu pada waktu awal. Jalur tol itu kitaseluruh fraksi 10 itu ingin kita coba untuk menjadi satu bulan, namanyapembulatan. Pembulatan tidak mungkin bisa kita lakukan penuh, maka jalantengahnya ini lobby dan konsinyering. Kira-kira hasil Rapat Intern kita seperti ini.Dan mohon pendapat Pemerintah karena ini adalah walaupun legislatornya disinitapi tetap dalam pembahasan bersama-sama dengan Pemerintah.

    Mohon pandangan Pemerintah.

    PEMERINTAH/MENTERI PERDAGANGAN RI:Pimpinan, Wakil Pimpinan dan para Anggota Komisi VI DPR RI yang kamihormati;Kami pada dasarnya sebagai wakil Pemerintah ingin menegaskan juga

    bahwa tentunya RUU Penanaman Modal ini adalah sangat penting bagi kitasemua dan dengan demikian tentunya kami berharap bahwa bayi kedua kita inilahir dalam 9 bulan, tidak lebih dari 9 bulan. Dengan demikian kami berharapbahwa pembahasan mengenai RUU Penanaman Modal ini tentunya bisadilaksanakan sesegera mungkin dan seefisien mungkin dan seefektif mungkin,tentunya tanpa keluar dari jalur tata tertib dari pembahasan suatu undang-undangkarena undang-undang itu adalah sesuatu produk yang sangat penting dan kitaharus melakukannya dan melaksanakannya dengan tertib dan cermat dan intensif.Pada dasarnya kami terima apa yang ditawarkan disini sebagai terobosanbilamana disepakati oleh seluruh Anggota yang hadir pada malam hari ini sebagailangkah-Iangkah untuk mempercepat proses dan dari kaca mata Pemerintah kamisudah intinya menyediakan waktu seluruh daripada bulan Desember ini untukmemfokuskan dan memprioritaskan diri untuk Undang-Undang PenanamanModal.

    Jadi kami akan menyesuaikan jadwal kami kepada jadwal yang disusun olehKomisi, termasuk bilamana kami harus menunda atau tidak melaksanakanperjalanan ke luar negeri demi untuk menyelesaikan RUU Penanaman Modalyang tentunya saya rasa sarna-sarna menganggap penting sehingga kamiberharap bahwa bisa disusun suatu jadwal yang bisa memaksimumkan waktuuntuk Raker, untuk Panja, untuk Tim Kecil dan Tim khusus sehingga kita bisamemaksimumkan waktu yang bisa kita gunakan dalam sisa waktu bulan ini. Jadikami bersedia menyesuaikan waktu sesuai dengan jadwal yang dibutuhkan olehKomisi VI DPR RI dan pada dasarnya saya sebagai wakil Pemerintah maupun staf

    15

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • kami yang mendukung siap untuk bekerja pagi, siang, malam pada hari apapunyang ditentukan oleh Komisi VI DPR RI dalam rangka penyelesaianundang-undang ini.

    Demikian Pimpinan.

    KETUA RAPAT :Para Anggota Dewan yang terhormat;Tadi Pemerintah sudah cukup siap dengan seluruh agenda dan memang ini

    fokus bersama antara Pemerintah dan Komisi VI DPR RI Pansus.Saya mohon persetujuan karena ini juga sudah kita setujui di Pimpinan

    maupun Rapat Intern, terutama yang hadir kemarin, bahwa dalam waktu dekat inisebelum kita mendapatkan ijin dari Pimpinan bahwa kita memperpanjang dalamjangka pendek 2-3 hari ke depan yang harus kita lakukan adalah besok hariSelasa dan hari Rabu besoknya lagi kita ingin mengintensifkan lobby tentangseluruh substansi yang saya ulangi lagi spektrumnya luas betul dan kita yakin bisamenyelesaikan. Seperti Pak Sekjen what ever will be, will be. Tapi tetap kitateruskan menemukan titik temu yang paling bagus. Dua hari itulah kita akan teruskomunikasi seluruhnya. Saya mohon ijin itu dan baru tanggal 7 kita bertemudengan Menteri kembali seperti yang sudah kita bicarakan di dalam Rapat Intern.Menteri Perdagangan juga sudah siap. Ini mohon ijin ya untuk kitamengagendakan intensitas chemistry-nya kita temukan dulu sampaibagian-bagian terkecil untuk ini. Setuju ya Pak ?

    ANGGOTA F-PG (NUSRON WAHID, SS) :Pak Ketua.Saya pikir ini malah kurang efektif kalau begini. Kita 'kan ingin supaya ini

    cepat. Jadi kalau di dalam forum lobby itu 'kan tidak bisa memutuskan.Memutusannya 'kan kalau ada Pemerintah. Karena itu kami malah usulpertemuan tanggal 5 dan 6 itu dalam arti Rapat Kerja cepat. Maksud saya RapatKerja cepat begini, kita rapat kerja itu hanya cukup dua kali pertemuan.Memutuskan DIM-DIM yang dinyatakan tetap itu langsung diputuskan, kemudianDIM-DIM yang masih detateble langsung diserahkan ke Panja, setelah itulangsung Panja dan konsinyering itu adalah Panja sehingga lebih cepat, sehinggakalau ini kemudian dikonsinyering dulu baru balik lagi, malah agak lama.

    Jadi kemudian dua hari ini memutuskan DIM-DIM yang tetap-tetap itu semuaputus di Raker ini, kemudian tanggal 7 itu sudah mulai kerja Panja. Kerja Panjaitulah konsinyering. Kemudian semua selesai, proses sampai selesai sampaiakhir Desember, sampai selesai, kemudian sampai dikembalikan kepada Pansuslagi. Saya pikir itu.

    Terima kasih.

    KETUA RAPAT :SiJakan.

    ANGGOTA F-PDS (CONSTANT M. PONGGAWA, SH, LLM):Terima kasih, Pimpinan.Saya rasa kita semua sepakat, baik dari DPR RI maupun dari Pemerintah

    bahwa kita ingin betul-betul mensukseskan secara cepat RUU ini menjadiundang-undang, karena itu merupakan esensi dan sudah ditunggu olehmasyarakat di luar dan para investor. Namun kita juga harus realistis bahwa akhirbulan ini yang merupakan akhir bulan yang sangat text sekali. Banyakkawan-kawan sendiri yang akan pergi. Kita ketahui ada yang di-schedule-kanuntuk pergi, tanggal 8 sudah pergi lagi, tanggal berapa nanti pergi lagi. Jadiotomatis pasti kalau mau di-schedule-kan pada minggu kedua, minggu ketiga itupasti juga tidak efektif karena sedikit orang yang akan hadir. Namun disamping itusaya harapkan kita juga bisa berkomit untuk waktunya, apakah memungkinkankita juga mempunyai gambaran dead line-nya kapan sehingga kalau kita sudah

    16

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • set up dead line-nya kita tarik ke belakang, contoh misalnya akhir Januari atauakhir Februari baru kita susun schedule-nya kebelakang seperti yang pernah sayasampaikan, kalau memang Pimpinan dan kawan-kawan setuju dan Pemerintahsetuju sehingga kita sudah punya gambaran kapan selesainya. Kalau cuma openended seperti ini, saya khawatir nanti tergantung pada keadaan, situasi dankondisi, akhirnya kebawa-bawa lagi nanti kita tidak tahu kapan selesainya.

    Itu saja masukan, Pimpinan.Terima kasih.

    KETUA RAPAT :Silakan.

    ANGGOTA F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA):Pimpinan.Saya kira kita kembali ke rapat yang dipimpin Pak Lili. Mungkin Pak Lili bisa

    jelaskan karena ini nampaknya loncat-Ioncat, yang mimpin lain, yang menentukanlain. Pertama, saya mengusulkan waktu itu Desember harus selesai, sebagianbesar teman-teman tidak menyetujui karena tidak mau diganggu ketika masukmasa reses karena banyak teman-teman yang bertugas ke luar negeri, ke daerah,bahkan juga ada Panja dan Pansus khusus oleh teman-teman Komisi VI DPR RI,maka disepakati pada waktu itu selambat-Iambatnya Februari secepat-cepatnyaakhir Januari. Itu harus jadi pegangan kita dulu. Jadi kalau berubah seperti ini didepan mitra kita 'kan kurang elok kelihatannya. Kalau kita menginginkanperubahan, silakan mengadakan perubahan didalam Rapat Intern Komisi kita.

    Saya kira Pak Lili bisa jelaskan itu dan catatan-catan daripada kesimpulanrapat, Pak Lili juga ada supaya cukup jelas. Saya kira begitu Pimpinan, jangannanti, saya termasuk orang yang paling ingin cepat setuju selesai tetapiteman-teman tidak siap pada waktu itu, maka ketika Pak Lili mimpin rapat beliaumenyampaikan selambat-Iambatnya Februari secepat-cepatnya Januari.Makanya kita harus fix disitu karena banyak teman-teman ada yang berangkat keBelanda, ada yang ke Jerman, ada yang ke Amerika, ada juga teman-teman yangPansus, ada yang ke Mesir, ada yang ke Paris, dan segala macam. Ikutin Balegdan Bamus. Ada juga mau persiapan qurban dan segala macam.

    Jadi Pimpinan, kalau merubah jangan didepan mitra kita, merubah dalamRapat Inten kita, saya mohon pimpinan kompak.

    Terima kasih.

    KETUA RAPAT:Kelihatannya tidak kompak tapi sebenarnya sangat kompak. Jadi jangan

    hanya lihat permukaan, lihat dalamnya saya kira.Mohon Pak Lili yang memimpin rapat untuk menjelaskan tapi kami sudah

    terus berkomunikasi sepanjang hari dari jam kerja.Silakan, Pak Lili.

    WAKIL KETUA (DR. IR. H. LIL1 ASDJUDIREDJA, SE, PhD) :Terima kasih.Saya kira yang disampaikan Pak Azwir memang demikian, jadi kita ingin

    semua fraksi ingin mempercepat proses penyelesaian RUU ini. Namun demikiankita terkendala oleh waktu yang tadi disampaikan. Namun demikian kita masihmencoba bagaimana untuk menyelesaikan. Oleh karena itu, ada short cut, artinyabagaimana mempercepat penyelesaian ini sehingga keinginan yang tadidiputuskan dalam rapat intern ini bisa tercapai yaitu tadi disampaikan bahwa kalaukita lakukan sebagaimana tadi Pak Ketua sampaikan, yaitu tanggal 5 dan tanggal6 in; dilakukan istilahnya bukan konsinyering, karena kalau konsinyering saya kirakita harus satu hari disitu, tapi kita 'kan besok sudah ada acara, kemudian Rabujuga sudah ada acara.

    17

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • Jadi lebih baik yang istilah Pak Hasto mengatakan lobby menyamakanpersepsi, bolehlah. Dari situ pasti ada beberapa hal setelah di lobby banyakhal-hal yang sarna, banyak hal-hal yang sudah diputuskan. Oleh karena itudiputuskan tidak pada tanggal 5 dan 6 tapi diputuskan yaitu pada tanggal 7 karenapada waktu itu berkembang Pak Hasto yang menyampaikan bahwa putusan itupada tanggal 7, diketoknya tanggal 7. Jadi DIM a, DIM b itu tanggal 7, sehinggadengan demikian mungkin pada tanggal 7 bisa selesai keseluruhannya karenasudah di lobby. Kalau memang tidak selesai itu kita juga ada harapan tanggal 8.Setelah penutupan masa sidang itu kita gunakan lagi sore untuk hal-hal yangbelum selesai.

    Kemudian juga dipikirkan pada tanggal 11, 12, 13 kalau memungkinkan itujuga dipakai untuk pembahasan yaitu dalam konsinyering disitu yaitu dalambentuk Panja disitu 11, 12, 13. Kemudian yang belum diagendakan pada waktu itusetelah tanggal 13. Ini barangkali perlu juga sesuai dengan apa yang disampaikanPak Constant, perlu juga diatur lebih lanjut. Barangkali itu, Pak.

    Terima kasih.

    KETUA RAPAT :Sarna Pak Azwir, jadi kompak.

    ANGGOTA F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA) :Bukan, masalah waktunya saya kira tidak kompak.

    KETUA RAPAT :Kita akan bahas ini sekarang.

    ANGGOTA F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA) :Pimpinan dan ternan-ternan sekalian.Saya mengingatkan biasanya kita penyisiran itu di Raker. Jadi kalau kita

    mau cepat besok siang, besok malam kita Raker. Selesai Raker baru kita masukke Panja, karena di Raker itulah baru ada penyisiran dari 400 DIM jadi 200 DIM.Sesudah itu selesai Pansus, Menteri diwakili oleh eselon I atau ada yang ditunjuk,baru kita masuk ke Panja. Tapi kalau lobby-lobby saya kira dari matrix yang ada diDIM masing-masing sudah cukup jelas, banyak yang sama. Jadi kalau mau cepatusul saya Pimpinan, kita mulai besok siang, besok malam 3 kali, 4 kali penyisirandi Raker, penyisiran harus di Raker, tidak di dalam lobby-lobby. Lobby-lobby itumenyamakan persepsi. Saya berpendapat persepsi pada hal itu sudah sarna kita.

    Terima kasih, Pimpinan.

    KETUA RAPAT:Ada usui laln tidak, sebenarnya tidak jauh berbeda.Ada usullain, silakan.

    ANGGOTA F-PAN (NASRIL BAHAR, SE):Pimpinan.Saya punya pemikiran hampir sama dengan Saudara Nusron yaitu

    konsinyering tanggal 5 dan 6 untuk membahas DIM di intern. Efektifitas dalamkonsinyering di intern ini saya menyangsikan untuk mencapai kesepakatan. Sayalebih cenderung punya pemikiran kalau mau besok dikonsinyering langsung Raker.Raker dua hari kita sisir disitu, dua hari dua malam, tidak ada masalah bagi kita.Kalau bisa masuk Panja bagus Pimpinan, sehingga nanti di Panja itu baru kitalobby. Disitu maksudnya lobby, Pimpinan. Jadi kalau di awallobby, apa yang maudi lobby Pimpinan ? Saya lebih khawatir itu, maka saya lebih setuju besokkonsinyering Raker, sisir DIM, 24 jam siap Pimpinan.

    Terima kasih.

    18

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • KETUA RAPAT :Begini, sekarang pandangan kita. Saya ini kan mau men-summary saja.

    Pandangan kita itu sebenarnya tidak jauh berbeda. Saya ingin memutuskansekarang dengan dua pandangan yang tidak terlalu berbeda. Yang pertama,kecenderungan yang sudah kita hasilkan di Rapat Intern kecenderungannyaRaker kita itu tanggal 7. Tapi diantara sekarang dan 7 selain ditingkahi olehMenteri Koperasi dan Menko Ekoin, itu kita lobby-lobby. Katanya tidak mau sehariitu tiga dan seterusnya. Jadi Rakernya tanggal 7.

    Sekarang yang kedua, yang sekarang sedang berjalan, Rakernya besokjalan tanpa lobby. Silakan, mana yang dipilih. Kenapa saya sampaikan, Pak Liliyang memimpin dan diskusi di Pimpinan. Kenapa ini perlu? Cukup complicatedini, kira-kira itu, silakan pilih mana nanti. Saya juga sebelumnya mohonpandangan Pemerintah dulu,

    Jadi dua pandangan ini sebenarnya tidak beda-beda amatlah, cuma adapandangan dalam Rapat Intern karena cukup complecated. Ini misalnya PakHasto waduh itu sudah complicated itu kalau bicara. Itu sudah siap-siap, BuMenteri. Di TVRI sudah siap tadi, tanggal berapa dimuat di TVRI? Itu kira-kirabegitulah menggosok-gosok. Sekarang tolong pilih apakah besok langsung kitamain tanpa pemanasan, tanpa foreplay atau tanggal 7 ?

    Silakan.

    INTERUPSI ANGGOTA F-BPD (MUHAMMAD TONAS, SE) :Saya interupsi dulu sebentar, Pimpinan.

    KETUA RAPAT :Tunggu-tunggu.Mohon pandangan Pemerintah saja dulu.

    ANGGOTA F-BPD (MUHAMMAD TONAS, SE):Informasi saja dulu, sebelum disampaikan Pemerintah.Bahwasanya itu tanggal 7 Rapat Paripurna itu panjang karena banyak

    pemutusan-pemutusan undang-undang. Jadi banyak undang-undang yang akandiputuskan. Tanggal 8 juga Paripurna, saya pikir kalau besok tanggal6 dilakukan.

    KETUA RAPAT :Tunggu, itu anda salah. Paripurna itu tanggal 8 bukan tanggal 7.

    ANGGOTA F-BPD (MUHAMMAD TONAS, SE):Tanggal 7, tanggal 8 penutupan.

    KETUA RAPAT :Kita malam ya.Saya ulangi lagi ya. Ini sederhana sebenarnya. Mohon tanggapan

    Pemerintah atas semuanya itu, barangkali. Kalau tidak ya kita putuskan, tidakterlalu krusial itu.

    ANGGOTA F-PDS (CAROL DANIEL KADANG, SE, MM) :Boleh sedikit.Saya pikir sudah benar apa yang diusulkan, tokh juga Rapat Pimpinan kita

    paling tidak hargailah, karena yang diputuskan oleh Rapat Pimpinan ternyata tidakjauh beda dengan pendapat kita. Yang penting disini adalah kita mau mengiritwaktu. Untuk mengirit waktu itu, disinilah forumnya pada tanggal 5 dan 6 itupenyamaan persepsi sehingga dengan demikian lebih lancar nantinya, saya pikirbegitu.

    Terima kasih, Pimpinan.

    19

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • KETUA RAPAT :Silakan, Pak Dudhie.

    WAKIL KETUA (H. DUDHIE MAKMUN MUROD, MBA) :Terima kasih.Jadi sebetulnya saya rasa ini yang membuat kita agak berpikir karena hari

    Selasa-Rabu ini mungkin karena istilahnya konsinyering ya, seakan-akan adarapat tersendiri, rapat khusus yang bisa dijalankan. Sebetulnya pembahasanlobby-lobby sebelum masuk kepada satu Pansus DIM-DIM adalah hal yangsangat biasa dan sangat lumrah dilakukan disetiap Pansus pembahasanundang-undang. Mungkin karena ini dibukukan, ditulis, jadi seakan-akan ini adarapat bagian tersendiri. Wah .... ini ada apa, rapat apa ini, kenapa dipisahkan rapatkerja. Lobby-lobby ini sebenarnya tidak perlu ditulis. Malam ini sebenarnya kitabisa melakukan, fraksi-fraksi bahkan, ayo kita kumpullobby-Iobby persandinganatau besok pagi.

    Jadi saya rasa ini sebetulnya muatannya biasa-biasa saja tapi penting,biasa-biasa saja. Jadi mungkin istilahnya ini Pak Didik ya, seakan-akan ini rapatyang, wah.. konsinyering. Padahal ini sebenarnya biasa-biasa sekali. Memangdiperlukan karena DIM itu kalau tidak kita sisir yang diusulkan oleh Pak Ketua danPak Lili tadi, itu nanti akan sangat macet. Perbedaannya terlampau banyak, adaberapa ratus DIM tadi, Pak Didik. Kalau satu DIM satu fraksi dibahas dua kali, duakeliling, satu DIM bisa lima belas menit. Kalau dua ratus 'kan 3000 menit bisa 50jam. Kita teler semua, 50 jam, tidak bisa berpikir lagi, itu 'kan banyak sekali.Mungkin di lobby-lobby ini bisa berkurang separuh mana yang ini kita setujui. Inihanya sebagai pandangan, kenapa waktu itu Pimpinan mengusulkan seperti itu,istilahnya saja begitu.

    Terima kasih.

    KETUA RAPAT :Oke ya, saya kira mohon tanggapan Pemerintah.

    PEMERINTAH/MENTERI PERDAGANGAN RI :Saya rasa Pemerintah tidak pada posisi untuk bisa memilih opsi satu atau

    opsi dua. Kami tidak berpengalaman untuk memahami yang mana yang lebihefektif bagi Pimpinan, Wakil Pimpinan maupun Anggota Komisi VI DPR RI yangterhormat. Saya rasa yang penting bagi kita adalah yang efektif dan efisien. Kamiserahkan keputusannya kepada Komisi.

    KETUA RAPAT :Silakan.

    ANGGOTA F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA) :Pimpinan, sesuai dengan pengalaman pribadi saya mungkin sebagian juga

    ternan-ternan yang pernah melakukan pembahasan RUU. Jadi misalnya Pansusitu Raker penyisiran, saya usulkan misalnya besok malam berturut-turut. Selainmana yang tidak cocok kita masukkan ke Panja, tidak usah debat. Yang tetap kitasetujui, ketok. Setelah selesai penyisiran baru kita bahas yang lobby, yangbermasalah itu kalau menurut Pimpinan tadi, yang tidak cocok itu di dalam Panja.Jadi itu lebih cepat. Kalau sekarang 'kan terbalik, lobby dulu baru Pansus,biasanya Pansus dulu, Raker dengan Menteri penyisiran tiga malamberturut-turut, sesudah itu baru kita bahas yang tetap kita setujui yang belummasuk ke Panja atau Timus. Baru disana lakukan lobby-lobby. Lobbynyaterakhir. Kalau lobby dulu belum tentu sarna, itu makan waktu banyak dan tidakperlu nanti Menteri hadir pada Panja karena beliau juga tugasnya banyak, cukupEselon I yang ditunjuk untuk mewakili Pemerintah, selesai Pimpinan.

    20

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • Jadi sesuai dengan harapan kita semua akan bisa tercapai. Kalau ingin bisaselesai bulan Desember nanti diketoknya pada awal Januari, silakan kita godoklagi dan lobby-lobby sesudah Raker itu, begitu Pimpinan.

    Terima kasih.

    KETUA RAPAT:Good point.

    ANGGOTA F-PD (I WAYAN GUNASTRA):Pimpinan, saya nimpalin sedikit Pak.Kalau lobby-lobby duluan daripada Raker dan penyrsiran itu, tidak

    sependapat saya dengan Pimpinan tadi bahwa itu beda-beda tipis, karenabiasanya 'kan Pansus itu bekerja penyisiran dulu seperti dikatakan Pak Azwir laluyang tetap diketok-ketok itu sudah setengah langsung habis, apalagi DIM-nyayang minta perubahan sedikit. Nanti DIM yang dipilih yang ada usulan-usulan ituyang bukan tetap itu 'kan masuk Panja. Kalau di Panja terjadi tidak ditemukan titiktemu baru dilakukan lobby-lobby untuk menyamakan persepsi. Pengertian lobbyselama ini seperti itu 'kan Pak, hasil lobby kembali ke Panja. Jadi demikian danbiasanya penyelesaian perbedaan setiap DIM itu juga lama selesainya, satu DIMbisa lama itu. Jadi tidak se-simple apa yang diperkirakan tadi, jadi lamanyaproses itu justru nanti dipembahasan DIM-DIM yang krusial itu.

    Terima kasih Pimpinan.

    KETUA RAPAT :Baik, Pak Lili silakan menjelaskan.

    WAKIL KETUA (DR. IR. H. LIL1 ASDJUDIREDJA, SE, PhD) :Saya kira pemikirannya sama, bagaimana mempercepat proses daripada

    penyelesaian undang-undang ini. Saya kira sama itu, cuma teknisnya yangmungkin berbeda. Cuma dari Pimpinan kemarin ada gambaran kalau satu DIMsaja dua putaran 10 atau 11 fraksi, 11 fraksi itu 1 dengan Pemerintah. Jadi kalaudua putaran ini pikirannya kita di Pimpinan ini pasti memerlukan banyak waktu.Jadi kalau umpamanya tadi disisir atau istilahnya disisir kemana-mana yang okemana yang belum, mana yang Panja mana yang Timus, barangkali kita sudah bisamengetok pada hari Kamis, tanggal 7 itu. Tapi kalau memang teman-temanbahwa istilahnya menjamin bahwa katakan saja ada kelancaran-kelancaran, sayakira pada prinsipnya semua kita ingin mempercepat daripada penyelesaianPansus ini yang sudah 9 bulan. Apalagi dengan rumusan baru 40 (empat puluh)hari sudah selesai. Jadi ini barangkali pertimbangan-pertimbangan itu yang tadisaya sampaikan pada Pimpinan. Jadi kalau memang bisa menyisir dan kitasepakat untuk bisa menyelesaikan ini, saya kira tidak menjadi masalah.

    Terima kasih.

    KETUA RAPAT :Silakan.

    INTERUPSI ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM):Interupsi, Pimpinan.Terima kasih pendapat yang kami sampaikan berdasarkan apa yang telah

    kita bahas di Internal karena di dalam Rapat Internal yang membahasberdasarkan usulan Rapat Pimpinan disitu kita saat itu sudah sepakat mengingatadanya dari pembelajaran terhadap DIM-DIM fraksi-fraksi melihat adanya suatuperbedaan yang juga cukup fundamental dan jumlahnya cukup banyak mencapai368 DIM, maka dalam konteks terobosan akhirnya disepakati kita ingin mencarisuatu langkah terobosan untuk mencari sisi-sisi positif dari setiap fraksi. Karenaitulah forum penyamaan persepsi itu dilakukan.

    21

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • Sekali lagi dalam konteks memahami ide-ide dari fraksi lain dan kemudianjuga mencari hal-hal yang positif dari fraksi-fraksi lain. Dalam konteks seperti inikalau kita mau sepakat terhadap mekanisme Rapat Internal tentu saja padamalam hari ini kita akan menyampaikan mendengarkan pokok-pokok perubahanyang disampaikan oleh fraksi-fraksi dan kemudian baru dilanjutkan penyamaanpersepsi yang dilakukan secara internal sehingga kita di luar hambatan-hambatanformal. Karena kalau kita melakukan penyisiran satu per satu sebagaimanamekanisme biasa, maka disini juga berlaku ketentuan bahwa setiap adaperbedaan yang cukup substansial disitu diputar, paling tidaksebanyak-banyaknya dua kali untuk setiap fraksi.

    Dengan demikian perdebatan kita pada malam hari ini sebenarnya sudahmenjadi perdebatan pada Rapat Internal, tinggal apakah kita mau menghormatiRapat Internal kita atau tidak didepan Wakil Pemerintah atau kita mau berdebatkembali sesuai dengan yang terjadi satu minggu yang lalu. Kami mengusulkanagar kita sepakat, kita konsisten terhadap yang telah kita sepakati. Tokh rapatkemarin itu juga sah dihadiri oleh seluruh fraksi dan juga sudah dinyatakanquorum. Kalau itu kita cabut kembali ya harus ada suatu keterangan bahwa kitamencabut kesepakatan yang ada di dalam Rapat Internal. Mengingat spirit kitasebenarnya adalah ada upaya-upaya untuk mencari langkah terobosan. ItuPimpinan yang dapat kami sampaikan.

    Terima kasih.

    KETUA RAPAT :Terima kasih.Saya kira kita juga sudah punya pandangan di dalam Rapat Intern juga ada

    ide berkembang. Barangkali jalan tengah saja ya, kira-kira jalan tengahnya begini,Ibu Menteri saya kira sudah siap dengan waktu, pikiran, perhatian mulai padamalam ini. Jadi kalau bisa ini waktu yang tersedia lobby-Iobbynya kita taruh ditengah, kalau kita memerlukan 2-3 jam, kita skors lobby. Tapi sesuai denganusulan dari teman-teman tadi bahwa kita akan mulai setelah hari ini Raker besokmalam. Kemudian Rabu, Raker lagi siang. Jadi kita tetapkan pada Pukul 19.30sampai Pukul 23.30 WIB itu Raker tanggal 5 ini. Kemudian pada Rabu siang ataumau istirahat dulu karena ada dengan Menteri Koperasi, malamnya kita Raker.Bisa ya, jadi dua malam ini kita Raker dan kita main malam. Lobby-lobby nanti 7dan 8. Setuju ya?

    (RAPAT : SETUJU)

    Jadi Ibu Menteri, kami ingin menjelaskan bahwa besok malam kitamengelus-elus calon bayi kita ini yaitu Selasa dan Rabu malam juga kitamengelus-elus lagi ini. Kemudian kita alokasikan waktu nanti pada tanggal 7 atau8 untuk kalau sudah selesai Raker/Panja, pokoknya kita alokasikan 7 dan 8 iniRaker dan Panja. Jadi 7 dan 8 kita alokasikan Raker/Panja. Baik setuju ya, untukminggu ini kita setuju.

    Kemudian ingin kami sampaikan pada minggu depan sebenarnya seluruhkegiatan DPR RI sudah selesai, sudah reses dan kita harus sudah tutup buku.Tapi Pimpinan dan Sekretariat sudah memohon ijin, Pimpinan Komisi sudahmemohon ijin kepada Pimpinan Dewan karena begitu pentingnya undang-undangini kita minta ijin untuk tanggal 11, 12, 13 ini untuk Panja. Setuju ya ?

    (RAPAT: SETUJU)

    Terima kasih. Lebih dari itupun setuju ' kan? Nanti kita bicarakan lagi.

    22

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • Menteri Perdagangan beserta jajaran dan Anggota Dewan yang kamihormati;Saya kira kita sudah membahas dua hal yaitu pertama mekanisme, kedua

    adalah jadwal. Kami mohon ijin juga para Anggota Dewan mohon ijin juga dalamkeadaan-keadaan tertentu kami ingin sepakat dengan Pemerintah untukme-rescheduling dengan sepengetahuan Pimpinan dan Anggota Komisi, karenaini 'kan cuma jadwal, kalau jadwal itu 'kan bukan substansi.

    Baik, saya kira bagaimana dengan Pemerintah, apakah minggu depan kitanambah-nambah lagi? Tentu saja bagi para Anggota Dewan ada yang pergi keluar negeri. Tentu saja tidak seluruh Anggota Poksi akan ke luar negeri kecualiPoksi apa, Pak Tonas itu semua ke luar negeri atau. Artinya yang anggotanya 10atau 5 itu tidak mungkin semuanya ke luar negeri, ada sebagian juga yang ikutPanja disini dan bergantian, jadi tetap ini berfungsi walaupun ada tugas ke luarnegeri.

    Saya kira demikian, mohon pendapat Menteri Perdagangan dan jajarannya,kita sudah menemukan dua agenda, silakan.

    PEMERINTAH/MENTERI PERDAGANGAN RI :Kami hanya ingin klarifikasi, setelah tanggal 13 kalau belum selesai apa yang

    akan terjadi setelah itu? Ini 'kan 11, 12, 13 Panja, kemudian proses berikutnya ituapa kira-kira supaya kita memahami prosesnya.

    ANGGOTA F-PAN (NASRIL BAHAR, SE):Pimpinan, itu Ibu Menteri minta jaminan selesai tanggal 13.

    KETUA RAPAT :Begini, kita minta ijin itu sampai tanggal 13, ijin yang diberikan. Apabila ada

    hal-hal lain lagi tentu kita ijin lagi karena sebagian juga kunjungan ke luar negeri.Cuma begini, apa yang kita harapkan untuk selesai pada bulan Desember inikemungkinan besar meleset. Kami dengan Sekretariat sudah membuat patokanParipurna itu tanggal 30 Januari, patokannya dan nanti akan diurut dari belakangke depan, nanti scheduel-nya akan kita harapkan siang malam. 30 Januari itusudah Paripurna kita berharap begitu dan kemungkinan mohon bantuan nantiantara Pemerintah dengan Sekretariat dan kesekjenan kita saling komunikasidalam rangka jadwal itu karena kami sendiri tentu tidak mampu, karena inimerangkap macam-macam dan Sekretariat bisa mencoba menyelesaikan itu.

    INTERUPSI ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM):Interupsi, Pimpinan.Tadi kita sudah menyepakati terhadap mekanisme Rapat Kerja dan kami

    juga menyetujui jalan tengah yang tadi diusulkan berkaitan dengan mekanismeselanjutnya sehingga kita tadi juga berbicara terhadap perencanaan terhadapjadwal, dimana tadi diusulkan 11, 12, 13 itu kita akan melakukan Rapat Panja.Dalam konteks seperti ini kami juga ingin mengingatkan bahwa terhadapmekanisme pembahasan Rapat Kerja disitu juga terhadap setiap materi yang adausul perubahan pada dasarnya diberikan kesempatan paling banyak membahasdua kali putaran posisi dengan ada suatu kriteria. Dengan demikian ada suatukemungkinan juga bahwa Rapat Kerja yang kita targetkan itu selesai pada tanggal8 itu juga ada kemungkinan untuk mundur tergantung dari substansi-substansidan sikap-sikap fraksi. Kalau disitu ada perbedaan yang cukup fundamental,maka ini menjadi juga sebagai satu konsideran kita bersama. Karena itulah kitajuga belum bisa menjawab apa yang disampaikan oleh Ibu Menteri tadi, setelahtanggal 13 ada apa. Yang jelas itu ada nasib baik karena tanggal 13 'kan angkasial. Kira-kira seperti itu, jadi 14 ke atas itu nasib baik. Minimal Bu Mari persiapanuntuk Natalan, kira-kira seperti itu.

    23

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • Jadi yang penting adalah spirit kita untuk komitmen pada jadwal tadi ya, tapijuga kembali kepada mekanisme yang telah kita tetapkan pentingnya substansidari setiap DIM yang diajukan untuk mencapai suatu kesepahaman bersama.

    Terima kasih.

    KETUA RAPAT :Saya kira unsur-unsur klenik tidak perlu kita masukkan di dalam DIM.Balk, sesuai dengan agenda kita, kita akan coba menyampaikan barangkali

    di beberapa. Masih ada agenda kita, satu lagi terakhir. Saya mohon beberapafraksi yang sudah siap barangkali bisa menyampaikan pandangannya tertulismaupun pandangan-pandangan inti. Mohon Fraksi Golkar yang sudah siap, yangsudah siap, yang belum siap menyusul tidak apa-apa.

    Mohon Pemerintah mengamati.

    ANGGOTA F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, MSc) :Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.Perkenankan kami dari Fraksi Partai Golkar menyampaikan pandangan dan

    latar belakang pikiran atas DIM yang kami sampaikan.

    Saudara Pimpinan Rapat Kerja Komisi VI DPR RI yang terhormat;Saudara Menteri Perdagangan Republik Indonesia yang terhormat;Para hadirin sekalian, para Anggota Dewan Pansus yang berbahagia;Dalam rangka pembahasan RUU Penanaman Modal, telah dilakukan

    serangkaian Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan berbagai kalangan, sepertiPerguruan Tinggi, Pemerintah Daerah, kalangan investor, asosiasi-asosiasi sertastakeholder lainnya. Untuk mengetahui lebih jelas dan detail permasalahanpenanaman modal, kami juga telah melakukan peninjauan langsung kedaerah-daerah tujuan dan lokasi investasi. Keseluruhan kegiatan ini dimaksudkanuntuk mendengar keluh kesah, problem dan kendala yang mereka hadapiberkenaan dengan kegiatan penanaman modal serta menyerap secara langsungaspirasi dan kehendak yang berkaitan dengan akan dilakukannya pembahasanRUU Penanaman Modal.

    Serdasarkan masukan-masukan yang diterima oleh fraksi dapat disimpulkanbeberapa hal sebagai berikut :

    Pertama, sebagian besar kalangan menghendaki agar RUU PenanamanModal memberikan insentif yang jelas dan kompetitif kepada kalangan investor.Insentif tersebut dapat berupa tax holiday atau keringanan fiskal lainnya,penggunaan tenaga asing, hak atas tanah, serta kemudahan lainnya pula.Kejelasan insentif ini sangat diperlukan dalam kerangka menaikkan daya tawarIndonesia sebagai negara tujuan investasi.

    Kedua, sebagian besar kalangan menghendaki penyederhanaanpengurusan perizinan investasi. Adanya "one stop service" kegiatan investasiadalah sesuatu yang sangat didambakan apalagi apabila dilengkapi dengankomitmen percepatan pengurusan, misalnya 30 hari atau lebih pendek lagi.

    Ketiga, sebagian besar kalangan menghendaki adanya kejelasankewenangan antara Pemerintah Daerah dan Pusat, berkaitan dengan kegiatanpenanaman modal. Hal ini sangat didambakan mengingat selama ini masih seringterjadi tumpang tindih kewenangan antara pusat dan daerah. Masalah tersebutmutlak diperhatikan karena pada saat yang sama berlaku kebijakan desentralisasipenuh, tanpa adanya kejelasan kewenangan maka investor akan menghadapikendala ketidakpastian.

    Meskipun demikian, terdapat sejumlah kepentingan yang harus dilindungidan dimajukan dalam RUU Penanaman Modal, diantaranya adalah pentingnyamerangsang investasi di daerah perbatasan, kawasan Indonesia Timur sertadaerah tertinggal. Daerah-daerah seperti ini umumnya minus sarana danprasarana yang memadai sehingga kurang memberikan daya tawar kepada

    24

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • investor. Oleh karena itu, insentif tambahan perlu diberikan kepada investor yangbersedia menanamkan modalnya di daerah tersebut.

    Di samping itu, kepentingan lain yang perlu dilindungi adalah kepentinganuntuk mendorong ekonomi Indonesia tumbuh lebih cepat. Dalam kerangka ini,maka pengutamaan tenaga kerja Indonesia adalah suatu keharusan, disampingsebagai sarana penciptaan lapangan kerja baru, juga dalam kerangkamempercepat alih teknologi dan pengetahuan kepada tenaga kerja Indonesia.Berkaitan dengan itu, maka insentif juga perlu diberikan kepada investor yangmengembangkan inovasi teknologi atau yang bergerak dalam pengembanganenergi alternatif, investor yang mempunyai komitmen dalam mengembangkantanggung jawab sosial korporasi atau bidang usaha yang mempunyai efekmultiplier yang luas dan mendalam bagi pengembangan ekonomi daerah dannasional, termasuk mereka yang sungguh-sungguh menjalin kemitraan denganusaha kecil, menengah dan koperasi.

    Hadirin yang berbahagia dan sidang yang terhormat;Mendengar dan mempertimbangkan masukan-masukan tersebut, maka

    Fraksi Partai Golkar berusaha mengakomodasi problem dan aspirasi tersebutdalam DIM RUU Penanaman Modal yang telah kami ajukan. DIM yang kamiajukan sekarang ini berusaha merumuskan insentif-insentif pokok yangselayaknya diterima kalangan investor, baik asing maupun dalam negeri. Insentiftambahan diberikan kepada investor yang bersedia menanamkan modalnya didaerah perbatasan, daerah tertinggal dan kawasan Indonesia Timur. Insentiftambahan juga layak diterima bagi investor yang mengutamakan tenaga kerjaIndonesia, mengembangkan inovasi teknologi hingga kepada bidang usaha yangmempunyai dampak pengganda yang luas dan mendalam bagi perekonomianIndonesia, termasuk mereka yang sungguh-sungguh bersedia menjalin hubungankemitraan dengan usaha kecil, menegah dan koperasi, seluruh insentif tersebuttetap berada dalam koridor perundang-undangan.

    "Pelayanan satu atap" adalah gagasan yang perlu dan penting dalamkegiatan investasi. Karena itu, Fraksi kami mendukung terwujudnya pelayanansatu atap tersebut. Untuk lebih memperkuat kelembagaan ini serta mempercepatarus investasi ke Indonesia, maka kebijakan penanaman modal sudahseharusnya dibawah koordinasi langsung Menteri Koordinator Perekonomian.Adapun implementasinya dilaksanakan oleh Kementerian bidang PenanamanModal. Fraksi kami juga memberi tekanan terhadap pentingnya memberikewenangan kepada daerah dalam hal pengurusan kegiatan investasi. Hal inisesuai dengan semangat otonomi daerah, yang akan menemukan wujudnyasebagaimana amanat Pasal 18, 18A, 18B Undang-undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945.

    Hadirin yang berbahagia dan sidang yang terhormat;Dengan usulan-usulan ini, maka formulasi DIM RUU Penanaman Modal

    yang kami ajukan dari Fraksi Partai Golkar lebih menampakkan wajah RUU yangbersifat lex spesialist dibandingkan lex generalist. Dalam DIM ini terdapatsejumlah kekhususan yang mungkin tidak terdapat dalam perundang-undanganlainnya. Adanya kekhususan tersebut sangat diperlukan agar supaya RUUPenanaman Modal memberi rangsangan yang kuat dan bergairah terhadapinvestasi di Indonesia yang sekarang ini sedang mengalami kelesuan. Adanyakekhususan itu pula yang sangat diharapkan berbagai kalangan, sebagaimanakeinginan dan aspirasi yang selama ini berkembang luas di masyarakat.Meskipun demikian, kami menyadari sifat lex spesialist akan mengundang banyakperdebatan. Oleh karena itu, kami berusaha agar formulasi yang kami ajukantetap sesuai dengan koridor perundang-undangan, terutama Undang-UndangNomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

    Sebagai bentuk perumusan, maka usulan Fraksi Partai Golkar tentunyabukanlah harga mati. Semuanya masih membutuhkan diskusi yang lebih

    25

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • mendalam dan detail yang akan dilangsungkan dalam rapat-rapat pembahasanDIM. Terhadap DIM yang diusulkan oleh fraksi-fraksi lainnya dalam Pansus ini,Fraksi kami sangat menghargainya, dan dengan adanya beragam masukkan danusulan tersebut, Fraksi Partai Golkar berharap Pemerintah dengan penuhkerelaan, bersedia membahas secara bersama-sama.

    Dalam pembahasan nanti, Fraksi kami berharap semua pihak memberikanperhatian yang penuh dan sungguh-sungguh. Bukan hanya karena merupakantugas konstitusional kita. Lebih dari itu, perhatian tersebut seharusnya berangkatdari hati nurani dalam memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat,bangsa dan negara. Harus kita sadari, sekarang ini semua pihak sedangmenanti-nantikan keluarnya Undang-Undang Penanaman Modal yang dapatmenjadi pijakan mereka dalam membangkitkan kembali ekonomi Indonesia dariketerpurukan pasca krisis.

    Demikianlah pandangan kami dari Fraksi Partai Golkar, semoga TuhanYang Maja Kuasa memberikan kekuatan iman kepada kita semua danmencurahkan rahmat dan hidayah-Nya dalam menjalankan tugas dan fungsi kitamasing-masing.

    Terima kasih.Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    KETUA RAPAT :Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.Terima kasih.Tegas, lugas tapi masih mau sharing dengan fraksi lain. Kami persilakan

    disampaikan kepada Pemerintah ya. Nanti menyampaikan tulisan ataupun lisandan bisa juga penyusulan berikutnya.

    Fraksi PDIP silakan.

    ANGGOTA F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Terima kasih Pimpinan.Yang kami hormati Menteri Perdagangan selaku wakil Pemerintah;Setelah mempelajari DIM tersebut, Fraksi POI Perjuangan meyakini

    banyaknya pemikiran-pemikiran positif yang menjadi energi kebangkitan kitauntuk terwujudnya fondamen perundang-undangan yang berpihak kepadakepentingan nasional. Kami juga meyakini adanya kesadaran untukmenempatkan pembahasan RUU guna melakukan koreksi atas ketidak adilanyang terjadi di dalam sistem perekonomian kita.

    Selanjutnya, perkenankanlah Fraksi POI Perjuangan menyampaikanpokok-pokok perubahan DIM yang kami usulkan sebagai berikut :

    Pertama, sesuai dengan asas pembentukan peraturan perundang-undangansebagaimana diatur melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan, Fraksi POI Perjuanganmenekankan pentingnya penambahan konsideran dengan menegaskan bahwapenanaman modal merupakan bagian dari penyelenggaraan ekonomi nasionalyang berdasarkan demokrasi ekonomi untuk mencapai tujuan bernegara. Bahwapembangunan ekonomi nasional harus dirancang guna mewujudkan kedaulatanpolitik dan ekonomi melalui pengelolaan sumber daya ekonomi dalam suatu ikliminvestasi yang pro terhadap penanaman modal, dan konsideran yangmementingkan pentingnya perbaikan sistem dan kelembagaan penanaman modalyang berdaya saing.

    Kedua, Fraksi POI Perjuangan berpendapat bahwa substansi perluasanpengertian penanaman modal dalam ruang lingkup investasi langsung sungguhdiperlukan, dengan demikian batasan terkait dengan investasi portfolio menurutkami tidaklah diperlukan. Hal ini mengingat adanya sifat, karakter dan mekanismeinvestasi serta efek berkelanjutan yang berbeda secara fundamental. Lebih-Iebihdengan mengingat bahwa investasi portfolio telah diatur melalui UU Pasar Modal.Karena itulah ruang lingkup UU ini hanyalah terkait dengan investasi langsung.

    26

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • Implikasi dari sikap ini adalah pembatasan pengertian penanaman modal dimanasubyek penanaman modal berbentuk badan hukum, Negara Republik Indonesiaatau Oaerah yang melakukan penanaman modal. Karena itulah perseoranganhanya diperbolehkan menjadi penanam modal apabila perseorangan tersebuttelah membentuk badan usaha yang berbadan hukum. Ketentuan ini akan sangatterkait dengan perlunya penambahan substansi terkait dengan kewajiban dantanggung jawab penanam modal.

    Ketiga, Fraksi POI Perjuangan mencermati salah satu akar persoalanrendahnya investasi disebabkan oleh mata rantai birokrasi, ego sektoral danketidakpastian hukum yang berakibat pada ketidakpastian usaha dan ekonomibiaya tinggi. Guna memangkas rantai birokrasi, Fraksi kami mempertegasketentuan terkait dengan pelayanan satu atap atau pelayanan terpadu denganpelayanan satu pintu atau one stop services. Hal ini nantinya terkait denganinstitusionalisasi kewenangan Lembaga Penanaman Modal agar lebih power fulldan hadir sebagai instansi yang nerima pelimpahan kewenangan dari instansi lainpemegang kewenangan perijinan penanaman modal. Karena itulah lembagapenanaman modal dibentuk berdasarkan undang-undang ini dan kepala lembagatersebut diangkat dan diberhentikan serta bertanggung jawab kepada Presiden.Efisiensi perijinan akan ditingkatkan mengingat Kepala Lembaga PenanamanModal atas nama Presiden berwenang menerbitkan surat persetujuanpenanaman modal melalui pelayan satu pintu untuk menggantikan pelayanan satuatap. Pemberian kewenangan ini hendaklah bertentangan dengan semangatotonomi daerah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Oaerah. Hal ini mengingat adanya penambahan substansibaru terkait dengan kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Oaerah yang kamiusulkan dan dituangkan pada Pasal 12 sampai dengan Pasal 14. Sebagaicontoh dapat disampaikan bahwa terkait dengan pembagian kewenanganterhadap pemberian perijinan, Fraksi POI Perjuangan mengusulkan kriteriasebagai berikut :1. Kewenangan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat diusulkan dengan

    kriteria:a) penanaman modal terhadap sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui

    dengan tingkat resiko kerusakan Iingkungan yang tinggi;b) investasi pada bidang usaha industri yang merupakan prioritas tinggi

    dalam skala nasional dan dengan menggunakan sumber pembiayaanpinjaman luar negeri;

    c) investasi yang terkait pada fungsi pemersatu, penghubung antar wilayahdi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menguasai hajathidup orang banyak;

    d) investasi yang terkait pada pelaksanaan strategi pertahanan dankeamanan;

    e) investasi yang menggunakan modal asing yang terkait dengan perjanjianinternasional.

    2. Investasi pada sektor-sektor tertentu di luar ketentuan di atas sepenuhnyamenjadi kewenangan Pemerintah Oaerah. Apabila ketentuan inidigambarkan melalui pendekatan clusterring industry, maka bisaditerjemahkan bahwa industri makanan dan minuman, industri rokok, industripangan, papan dan lain-lain, sepenuhnya menjadi kewenangan daerah.Pada prinsipnya ketentuan tersebut juga tunduk pada ketentuan yangmengatur penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan prinsipeksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi dengan memperhatikan keserasianhubungan antar susunan pemerintahan.

    Keempat, mencermati kasus semburan lumpur panas Lapindo dan larinyabeberapa investor asing dengan meninggalkan kewajiban terhadap kreditor dalamnegeri dan kewajiban terhadap tenaga kerja, Fraksi POI Perjuangan menegaskanpentingnya penambahan substansi terkait dengan fungsi, kewajiban dan

    27

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • tanggung jawab penanam modal sebagaimana terdapat pada usulanpenambahan Pasal 4 hingga Pasal 8. Fraksi POI Perjuangan mengusulkanketentuan yang mengatur terhadap pentingnya tanggung jawab penanam modal,antara lain untuk menjamin segala biaya yang dibebankan kepada seluruh asetpenanam modal bilamana penanam modal menghentikan atau meninggalkanatau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak yang bertentangandengan undang-undang ini. Penanam modal juga dilarang untuk mengalihkanaset yang dimilikinya kepada pihak yang diinginkan oleh penanam modalsepanjang memiliki tanggung jawab hukum, kewajiban fiskal, Iingkungan dansosial yang belum diselesaikan.

    Kelima, terkait dengan kapitalisasi yang berlebihan, khususnya terhadapsumber daya alam yang tidak bisa diperbarui, Fraksi POI Perjuangan berpendapatbahwa undang-undang ini nantinya harus memberikan penugasan kepadaPemerintah untuk melakukan negosiasi ulang atas kontrak-kontrak di sektorminyak, gas bumi, pertambangan, dan energi yang nyata-nyata merugikan negaraakibat keuntungan yang tidak seimbang sesuai dengan kaidah umum yangberlaku dalam bisnis serta dugaan praktek-praktek KKN yang melatarbelakangikontrak-kontrak besar. Karena itulah Fraksi POI Perjuangan mengusulkanpenambahan substansi Pasal 18 sebagai berikut :1. Oalam hal penanam modal melakukan kejahatan korporasi berupa

    penggelapan pajak, penggelembungan biaya pemulihan (cost of recovery),dan modus-modus penggelembungan biaya lainnya untuk memperkecilkeuntungan, berdasarkan adanya temuan atau atas pemeriksaan oleh pihakpejabat yang berwenang, maka Pemerintah wajib melakukan negosiasiulang atas kontrak penanaman modal yang bersangkutan;

    2. Bilamana penanam modal tidak bersedia atau tidak bersikap koperatif dalammelakukan negosiasi ulang sebagaimana dimaksud pada butir 1 di atas,maka Pemerintah dengan persetujuan OPR RI melakukan nasionalisasi ataukegiatan penanaman modal tersebut;

    3. Bilamana kejahatan korporasi sebagaimana dimaksud pada butir 1 dilakukanoleh penanam modal yang mengusahakan sumber daya alam yang tidakbisa diperbaharui dan tidak bersedia bersikap koperatif untuk melakukannegosiasi bersama dengan Pemerintah, maka Pemerintah denganpersetujuan OPR RI wajib melakukan nasionalisasi dan penanam modalwajib membayar denda sebesar 200% (dua ratus per seratus) dari kerugiannegara akibat kejahatan korporasi yang dilakukan.

    Ketentuan di atas tidaklah digunakan secara sembarangan. Semua harusdiatur melalui mekanisme yang jelas. Berkaitan dengan penggunaan istilahnasionalisasi hendaklah dunia usaha tidak perlu ragu-ragu, mengingatadanya ketentuan lain dalam pasal-pasal yang diusulkan Pemerintah, bahwaPemerintah tidak akan melakukan tindakan nasionalisasi ataupengambilalihan hak kepemilikan penanam modal kecuali denganundang-undang dan apabila tindakan nasionalisasi dilakukan, makaPemerintah akan memberikan kompensasi yang jumlahnya ditetapkanberdasarkan harga pasar.

    Keenam, Fraksi POI Perjuangan sangat menyadari bahwa daya saing ikliminvestasi juga diukur oleh kejelasan wewenang, bentuk dan mekanismepemberian fasilitas penanaman modal. Meskipundemikian sesuai dengan amanatTAP MPR Nomor XVI Tahun 1998 yang menekankan pencegahan terhadappemusatan kekuatan ekonomi yang berdampak pada persaingan tidak sehat dandengan mengacu prinsip demokrasi ekonomi yang menekankan keseimbangankemajuan dan kesatuan ekonomi nasional, maka Fraksi POI Perjuanganmengusulkan agar fasilitas penanaman modal diprioritaskan terhadap:

    a) penanam modal yang memiliki keterkaitan dengan pelaku ekonomikerakyatan sebagai amanat TAP MPR Nomor XVI;

    28

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • b) penanam modal yang melakukan kegiatan di daerah tertinggal dan atauinvestasi dengan besaran tertentu;

    c) penanaman modal yang dilakukan di sektor pertanian atau sektor primerlainnya di daerah pedesaan, dan tolok ukur berdasarkan kandunganlokal.

    Ketujuh, berkaitan dengan kelembagaan dan koordinasi pelaksanaankebijkan penanaman modal, Fraksi POI Perjuangan mengusulkan 3 pasal yangsubstansinya mengatur koordinasi kelembagaan guna memastikan ruang lingkupantara Menteri Koordinator perekonomian, BAPPENAS, Menteri Perindustrian,Menteri BUMN, Menristek dan menteri-menteri lain yang memiliki keterkaitandengan kegiatan penanaman modal. Usulan kami ini seluruhnya terdapat padaPasal 33 butir a hingga butir i. Koordinasi kelembagaan ini sekaligus dimaksudkanuntuk menghindari problem sektoral dan menegaskan bahwa kegiatanpenanaman modal ruang lingkupnya sangat luas mencakup industri manufakturhingga jasa, bahkan menyentuh seluruh aspek perekonomian Indonesia.

    Kedelapan, Fraksi POI Perjuangan kembali menegaskan bahwapembahasan undang-undang harus mencakup implementasi pelaksanaanundang-undang guna mendorong kepastian hukum dan ditaatinya seluruhketentuan perundang-undangan tersebut. Karena itulah penambahan substansiyang mengatur tentang sanksi, baik kepada seluruh aparatur Pemerintah,penanam modal dan pihak-pihak lainnya untuk diberikan sanksi atas berbagaipelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan. Selain hal tersebut,Fraksi POI Perjuangan juga mengusulkan agar pasal-pasal yang mengatur prosespenyelesaian sengketa harus dirumuskan atas dasar pembelajaran terhadapkekalahan yang secara beruntun terjadi di arbitrase nasional, yang nyata-nyatatelah berdampak kepada kerugian negara, bahkan proses tersebut telahmenimbulkan trauma psikologis dan "ketakutan terselubung" sehingga seluruhkedaulatan kekuasaan Pemerintah bisa dipatahkan oleh ancaman arbitraseinternasional.

    Kesembilan, berkaitan dengan salah satu fungsi pokok penanaman modaluntuk mendorong tumbuh kembangnya ekonomi kerakyatan, Fraksi POIPerjuangan mengharapkan pentingnya kebijakan dasar penanaman modal yangmengedepankan tugas Pemerintah di dalam memberikan legalitas hukum atassektor usaha informal. Terhadap pemberian hak atas tanah hendaknya dilakukansesuai dengan rencana tata ruang nasional, provinsi dan kabupaten/kota.

    Sidang yang terhormat;Fraksi POI Perjuangan OPR RI kembali menegaskan komitmennya untuk

    secara kreatif mencari langkah terobosan dengan bekerjasama denganfraksi-fraksi yang lain mencari ide-ide positif guna mempercepat pembahasanRUU Penanaman Modal yang sangat penting tersebut. Kepentingan bangsa dannegara, khususnya di dalam mendorong pertumbuhan ekonomi denganmemperbesar keterkaitan dengan pelaku ekonomi kerakyatan kami tempatkansebagai skala prioritas utama. Fraksi POI Perjuangan sungguh prihatin atastingginya intensitas upaya-upaya untuk memperbesar arus investasi di Indonesia.Begitu banyak MoU yang sudah ditandatangani, namun data realisasi padaJanuari sampai Oktober 2006 ternyata menunjukkan penurunan realisasi investasisebesar 47,6% untuk PMA dan 18,57% untuk PMON apabila dibandingkandengan periode yang sama pada tahun 2005.

    Dengan menyampaikan berbagai pokok-pokok perubahan yang kamisampaikan, maka kami berani menyimpulkan apabila RUU ini akan dirancangsebagai solusi komprehensif untuk mengatasi berbagai persoalan penanamanmodal maka posisi hukum sebagai decision maker yang final dengan status lexspesialist harus diberikan kepada pengaturan RUU ini. Inilah yang kami nyatakandi dalam pembukaan, di dalam penyampaian Daftar Inventarisasi Masalah.

    29

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • Sidang yang kami hormati;Persoalan krusial atas tidak efektifnya persoalan investasi di Indonesia harus

    secepatnya diselesaikan. Karena itulah spirit yang kami sumbangkan di dalampembahasan RUU ini adalah spirit untuk menyelesaikan pembahasan RUU inisehingga nantinya bisa dipergunakan sebagai "senjata baru". Kami berharapRUU ini nantinya setelah disahkan menjadi undang-undang sebagai hasil darikerjasama kita bersama mampu memperderas arus investasi sederas air terjunNiagara dan mampu mendorong penciptaan lapangan kerja guna mengikisberbagai persoalan penyakit sosial akibat tingginya pengangguran di negeri ini.

    Demikian penyampaian pokok-pokok perubahan DIM dari Fraksi POIPerjuangan DPR RI, semoga pembahasan RUU Penanaman Modal ini akhirnyamenjadi bagian dari solusi terhadap persoalan pokok investasi. Rakyat Indonesiamenanti dengan penuh harapan terhadap lahirnya keputusan-keputusan politikyang berorientasi pada upaya membangun kedaulatan dan kemandirian ekonomiIndonesia dengan daya tarik yang semakin terintegrasi dan menarik bagikekuatan-kekuatan ekonomi global. Fraksi POI Perjuangan berharap agarUndang-Undang Penanaman Modal ini nantinya memiliki andil besar bagikonsolidasi kekuatan ekonomi nasional sebagai fondamen Negara KesatuanRepublik Indoensia menuju masyarakat yang adil dan makmur yang berkeadilansosial.

    Disampaikan oleh :

    FRAKSI PARTAI DEMOKRASIINDONESIA PERJUANGANDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

    DUDHIE MAKMUN MURODKetua Poksi VI

    Terima kasih.

    ARIA BIMASekretaris Poksi VI

    KETUA RAPAT :Terima kasih.Itulah tadi irama latin dan sebenarnya itu irama country ya.Sekarang kami persilakan berikutnya irama padang pasir Fraksi PAN.

    ANGGOTA F-PAN (NASRIL BAHAR, SE):Assalamu'alaikum WarahmatuJlahi Wabarakatuh.Salam sejahtera untuk kita semua.Yang terhormat Saudara Pimpinan Komisi VI DPR RI dan Anggota KomisiDewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;Yang terhormat Menteri Perdagangan Republik Indonesia besertajajarannya;Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha

    Kuasa, karena hanya atas perkenan dan ridho-Nya pada hari ini kita dapatmelaksanakan tugas konstitusional dalam rangka memberikanpandangan/pendapat atas Rancangan Undang-Undang tentang PenanamanModal.

    Sidang Dewan yang kami hormati;Sejak krisis multi dimensi, penanaman modal di Indonesia menghadapi

    tantangan yang berat dan kompleks. Selain itu, Indonesia juga menghadapipersaingan yang semakin tajam dengan sesama negara berkembang maupunnegara maju. Pertumbuhan ekonomi cenderung lambat, terbukti tidak mampumenciptakan lapangan kerja yang memadai. Tantangan terbesar pembangunanekonomi adalah mengubah sumber ekonomi yang ditopang oleh konsumsi

    30

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • menjadi digerakkan oleh investasi dan ekspor, Karenanya, reformasi ikliminvestasi merupakan keharusan untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggidan berkelanjutan dengan menciptakan iklim investasi yang sehat dan berdayasaing sehingga investasi dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi. Salahsatu bentuk reformasi iklim investasi yang harus segera dilakukan dalammenyusun Undang-Undang Penanaman Modal yang baru. Undang-undangPenanaman Modal yang baru diharapkan dapat memberikan kepastian dankenyamanan berusaha serta meningkatkan daya saing dalam menarik investasi,terutama di antara negara di ASEAN. Kami mengharapkan RancanganUndang-Undang Penanaman Modal menjadi kompetitif dengan Undang-UndangPenanaman Modal negara lain, dengan mengutamakan kepentingan nasional.

    Sidang yang kami hormati;Pada kesempatan ini, perkenankanlah kami menyampaikan pokok-pokok

    pikiran terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Penanaman Modal yangdiajukan oleh Pemerintah.

    Pertama, Asas dan Tujuan Penanaman Modal.Dalam menyongsong era globalisasi disadari bahwa harus modal tidak dapat

    dibatasi oleh kepentingan nasional saja, karena bukan saja para pemilik modalberinvestasi di negara-negara yang dinilai mampu memberikan prospekkeuntungan dan pengembangan modal yang lebih baik, namun justru dapatmenarik keluar atau merelokasi modalnya dari satu negara pindah ke negaralainnya. Oleh karena itu, selain kestabilan ekonomi dan keamanan makakepastian hukum juga menjadi hal yang sangat penting untuk terciptanya suatuiklim penanaman modal yang kondusif.

    Kedua, Otonomi Daerah.Rancangan Undang-undang Penanaman Modal sebagai bahagian dari

    upaya penciptaan iklim investasi yang kondusif harus memberi kejelasan peranPemerintah Kabupaten dan Kota dalam bingkai otonomi daerah dan NegaraKesatuan Rapublik Indonesia. Meskipun demikian, daerah harus diberi peranandan wewenang yang signifikan dalam penanaman modal untuk memajukandaerah masing-masing, bahkan undang-undang ini harus bersifat inspiratif danmenstimulasi peranan daerah agar bersaing secara sehat untuk merebut investasidomestik dan asing. Daerah-daerah yang ditentukan berdasarkan pertimbangansubstantif, politik dan rasional dapat diberi insentif yang memadai. Tujuannya agarkonsentrasi investasi tidak hanya Jabotabek atau pun di Pulau Jawa.

    Ketiga, Perlakuan yang sarna bagi PMA dan PMDN.Salah satu prinsip RUU Penanaman Modal yang diajukan Pemerintah adalah

    menjamin perlakuan yang sama kepada semua penanaman modal tanpamembedakan asal negara dan juga kepada sesama perusahaan penanamanmodal. Pada prinsipnya Fraksi Partai Amanat Nasional dapat memahami bahwakita tidak boleh diskriminatif terhadap penanaman modal. Namun demikian, kamimengharapkan dalam RUU ini tetap merumuskan semacam affirmative actionatau sektor-sektor tertentu dan wilayah-wilayah tertentu. Kebijakan tersebut dapatdilakukan dengan menjelaskan secara rinci mengenai bidang-bidang yangtertutup bagi penanaman modal asing dan bidang-bidang usaha yang terbukadengan bersyarat.

    Keempat, Ketenagakerjaan.Fraksi Partai Amanat Nasional menegaskan agar RUU Penanaman Modal

    memberikan kejelasan dan ketegasan mengenai kebijakan ketenagakerjaan.Dalam RUU ini harus ada ketentuan yang mengharuskan penanam modal untukmengutamakan tenaga kerja Indoensia dan membatasi penggunaan tenaga kerjaasing, yakni hanya untuk jabatan dan keahlian tertentu yang belum dapat dipenuhioleh tenaga kerja Indonesia.

    31

    ARSI

    P DA

    N DO

    KUME

    NTAS

    I

  • Kelima, Insentif.Pada dasarnya investor akan menghitung keseluruhan biaya investasinya

    dan prospek keuntungan kalau melakukan investasi di Indonesia danmembandingkannya dengan kalau melakukan investasi di negara lain. Olehkarenanya, di dalam merumuskan insentif yang akan diberikan kepada investorperlu perbandingan dengan negara-negara selain Indonesia.

    Fraksi Partai Amanat Nasional juga mengusulkan agar pemberian insentifmemperhatikan pemerataan wilayah, sektor-sektor usaha yang padat karya,sektor-sektor usaha yang berorientasi ekspor, dan sektor-sektor usaha tidakterlalu diminati para pemodal sehingga mengurangi kesenjangan pembangunan,baik vertikal maupun horisontal.

    Keenam, Perizinan.Salah satu faktor mengganggu iklim investasi adalah birokrasi perizinan yang

    panjang, membutuhkan waktu yang relatif lama dan biaya besar. Berdasarkanpenelitian Bank Dunia, masalah perizinan di Indonesia merupakan salah satuyang termahal dan membutuhkan prosedur yang terpanjang. Prosedur yangpanjang, berbelit-belit tidak hanya mengakibatkan ekonomi biaya tinggi tetapi jugamenghilangkan peluang usaha yang seharusnya dapat dimanfaatkan, baik untukkepentingan perusahaan maupun kepentingan nasional. Oleh karenanya, FraksiPartai Amanat Nasional mendukung simplikasi terhadap jumlah lisensi danperizinan yang diperlukan untuk memulai, mengoperasikan suatu badan usahadengan mengganti mekanisme perizinan atau persetujuan menjadi sistemregistrasi untuk skala investasi kecil.

    Ketujuh, Penguatan Kelembagaan.Seiring dengan tantangan ekonomi dan untuk memperkuat daya saing

    Indonesia dalam penarikan modal, lembaga yang terkait dengan penanamanmodal harus efektif dan efisien. Oleh kar