JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model...

79
JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK BERDASARKAN AKTIVITAS MAKAN OWA JAWA (Hylobates moloch Audebert, 1798) DI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK PROVINSI JAWA BARAT HADI SURONO DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Transcript of JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model...

Page 1: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK BERDASARKAN AKTIVITAS MAKAN

OWA JAWA (Hylobates moloch Audebert, 1798) DI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK

PROVINSI JAWA BARAT

HADI SURONO

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK BERDASARKAN AKTIVITAS MAKAN

OWA JAWA (Hylobates moloch Audebert, 1798) DI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK

PROVINSI JAWA BARAT

HADI SURONO

SKRIPSI sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 3: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

RINGKASAN HADI SURONO. Jenis Pakan dan Pola Pemanfaatan Tajuk berdasarkan Aktivitas Makan Owa Jawa (Hylobates moloch Audebert, 1798) di Taman Nasional Gunung Halimun Salak Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh ABDUL HARIS MUSTARI dan DONES RINALDI.

Owa jawa (Hylobates moloch) merupakan primata endemik Pulau Jawa. Taman Nasional Gunung Halimun Salak adalah salah satu habitat yang sesuai serta merupakan jumlah populasi tertinggi owa di Jawa . Salah satu pemanfaatan habitat oleh owa jawa adalah untuk mencari makan di tajuk pohon. Tajuk merupakan salah satu dari bagian tempat berlindung bagi owa jawa yang dapat digunakan untuk beraktiviatas seperti makan dan perlindungan dari serangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pakan dan pola pemanfaatan tajuk berdasarkan aktivitas makan.

Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai Agustus 2011 di Stasiun Penelitian Cikaniki Desa Citalahab dan sekitarnya. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah binokuler, range finder, kamera, stopwatch, pita, kompas, tallysheet, tali tambang, peta kerja, dan alat tulis. Penelitian ini di fokuskan pada dua kelompok owa jawa yang terdiri dari 4 dan 3 individu. Data yang dikumpulkan yaitu jenis pohon dan titik koordinat pohon yang digunakan saat melakukan aktivitas, lama aktivitas makan pada suatu pohon, dan bagian ruang yang digunakan oleh satwa di tajuk pohon. Pengambilan data dilakukan dengan metode focal animal sampling dengan pencatatan continous recording dan scan sampling. Pengamatan dilakukan mulai dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB atau pada saat owa jawa memulai beraktivitas sampai owa jawa berada pada pohon tidur.

Owa jawa mengkonsumsi 47 jenis pakan yang mencakup 46 jenis tumbuhan dan satu jenis serangga. Bagian pakan yang dikonsumsi owa jawa adalah buah, daun, dan bunga dengan persentase 77,8%, 21,02%, 1,18%. Owa jawa juga makan serangga sebesar 0,002% dari total konsumsi. Penggunaan tajuk pohon berdasarkan aktivitas makan dapat digolongkan menjadi dua yaitu pohon sebagai sumber pakan dan pohon sebagai tempat makan. Pada saat aktivitas makan di pohon sumber pakan, owa jawa lebih sering terlihat di ujung tajuk yaitu bagian CII. Pemilihan ruang di ujung tajuk sering dijumpai pada pohon ki dage (Bruinsmia styracoides) dengan posisi menggantung. Sedangkan pada pohon yang dijadikan tempat makan owa jawa sering berada pada ruang tajuk bagian tengah bawah (AIII) yang sering terlihat pada pohon rasamala (Altingia excelsa) dengan posisi tubuh menggantung. Owa jawa dalam melakukan aktivitas makan menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan scarrone. Model aristektur pohon attims lebih sering digunakan oleh owa jawa saat makan.

Page 4: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

SUMMARY HADI SURONO. Type of Feed and Utilization Patterns of Canopy based on Feeding Activity Javan Gibbons (Hylobates moloch Audebert, 1798) at Gunung Halimun Salak National Park Province of West Java. Under Supervision of ABDUL HARIS MUSTARI and DONES RINALDI.

Javan gibbon (Hylobates moloch) is one of Javan endemic primates. Gunung Halimun Salak National Park is one of its suitable habitat that supports significant number of population of the gibbon in Java. One of the habitat usage by Javan Gibbon is for foraging at tree canopies. Canopy is part of cover area for Javan gibbon which can be used to do some activity such as feeding and hiding from intruders. This study aimed to reveal food plants and and canopy usage pattern of Javan gibbon based on feeding activity. This study was conducted from June to August 2011 at Cikaniki Research Station, Citalahab village and the surrounding habitats. The equipments used in this study included binocular, range finder, camera, stop watch, ribbon, compass, tally sheet, rope, work map, and stationary. This study was focussed on two groups of Javan gibbon consisting 4 and 3 individuals respectively. The data collected were plant species and their coordinates of the trees that used by the Javan gibbon for their feeding activities, duration of feeding activities at the trees, and different spaces used of the animal at the trees’ canopy. The data collected using focal animal sampling with continous recording and scan sampling methods. The observations were carried out from 06.00 am to 05.00 pm or when Javan gibbon started doing their activities until they went to the sleeping trees. Javan gibbon consumed 47 kind of feeds covering 46 species of plants and one species of insect. Parts of the plants eaten by the Javan gibbon were fruits, leaves, and flowers representing 77,8% , 21,02% , 1,18% respectively. The Javan gibbon was also observed eating insects which was 0,002% of the total consumption. The usage of the tree canopy based on feeding activity can be catagorized into two types, trees as food sources and trees as place to eat. For feeding activity at trees used as food source, the Javan gibbon preferred the edges of canopies, that was CII canopy part. The canopy space selection at the edge of the canopy, aften found at ki dage tree (Bruinsmia styracoides) that used for hanging. Whereas trees that used as a place to eat, Javan gibbon were mainly found at the lower middle of canopy (AIII) which were mostly observed at rasamala trees (Altingia excelsa) which were also used for hanging. Javan gibbon used four models of tree architecture including attims, massart, rauh, and scarrone. Of the four models, attims was the most used by Javan gibbon when doing their feeding activities.

Page 5: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Jenis Pakan dan

Pola Pemanfaatan Tajuk berdasarkan Aktivitas Makan Owa Jawa

(Hylobates moloch Audebert, 1798) di Taman Nasional Gunung Halimun

Salak Provinsi Jawa Barat” adalah benar-benar hasil karya sendiri dengan

bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah

pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupaun tidak diterbitkan dari penulis

lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2012

Hadi Surono

NIM. E34070088

Page 6: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

Judul Skripsi : Jenis Pakan dan Pola Pemanfaatan Tajuk berdasarkan Aktivitas

Makan Owa Jawa (Hylobates moloch Audebert, 1798) di Taman

Nasional Gunung Halimun Salak Provinsi Jawa Barat.

Nama : Hadi Surono

NIM : E34070088

Menyetujui,

Pembimbing I,

Dr. Ir. Abdul Haris Mustari, M.Sc.F. NIP. 19651015 199103 1 003

Pembimbing II,

Ir. Dones Rinaldi, M.Sc.F. NIP. 19610518 198803 1 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS NIP. 19580915 198403 1 003

Tanggal Lulus:

Page 7: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-

Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan dengan baik skripsi ini. Skripsi ini

merupakan tugas akhir yang merupakan salah satu syarat untuk memperolah gelar

Sarjana Kehutanan dari Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini

disusun berdasarkan hasil penelitian selama kurang lebih 2 bulan bertempat di di

Stasiun Penelitian Cikaniki Desa Citalahab dan sekitarnya Taman Nasional

Gunung Halimun Salak Provinsi Jawa Barat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pakan dan pola

pemanfaatan tajuk berdasarkan aktivitas makan owa jawa (Hylobates moloch)

yang merupakan primata endemik di Pulau Jawa. Taman Nasional Gunung

Halimun Salak adalah salah satu habitat aslinya. Hasil dari penelitian ini

diharapkan berguna sebagai data dan masukan bagi pihak pengelola Taman

Nasional Gunung Halimun Salak dalam merencanakan pengelolaan owa jawa

selanjutnya.

Pada kesempatan ini tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terutama

kepada Dr. Abdul Haris Mustari, M.Sc.F dan Ir. Dones Rinaldi, M.Sc.F yang telah

memberi bimbingan, masukan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

Bogor, Februari 2012

Penulis

Page 8: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rimbo Bujang, Provinsi Jambi pada

tanggal 3 Juni 1989. Penulis merupakan anak pertama dari

pasangan Bapak Ngasiru dan Ibu Suyati. Pendidikan

formal penulis dimulai di SDN 120/VIII Suka Maju (1995

– 2001), kemudian penulis melanjutkan ke SLTPN 3 Tebo

(2001 – 2004), dan SMAN 2 Tebo (2004 – 2007). Setelah

lulus SMA, penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri

melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Provinsi Jambi yaitu pada mayor

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor (IPB).

Selama menempuh pendidikan di IPB penulis aktif di berbagai organisasi

diantaranya aktif sebagai sekretaris Divisi Pers dan Media LDK DKM Al-

Hurriyah IPB, anggota International Forestry Student’s Assosiasion (IFSA) LC-

IPB, anggota Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

(HIMAKOVA), dan ketua Kelompok Pemerhati Mamalia (KPM)-“Tarsius”. Adapun

kegiatan lapang yang pernah diikuti adalah Eksplorasi Fauna dan Flora Indonesia

(RAFFLESIA) di Cagar Alam Rawa Danau dan Gunung Tukung Gede Timur Jawa

Barat (2009) dan Cagar Alam Burangrang Jawa Barat (2010), Studi Konservasi

Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Manupeu Tanadaru Nusa Tenggara Timur

(2009) dan Taman Nasional Sebangau Kalimantan Tengah (2010), dan Eksplorasi

dan Inventarisasi Keanekaragaman Jenis Mamalia di Hutan Pendidikan Gunung

Walat, Jawa Barat (2010 dan 2012). Selain itu penulis juga menjadi anggota

Himpunan Mahasiswa Jambi (HIMAJA) di Bogor.

Kegiatan akademik lapangan yang pernah diikuti antara lain praktikum Ekologi

Satwaliar di Pulau Rambut, Praktikum Ekologi Hutan di Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango (TNGP) Sukabumi, Praktikum Inventarisasi dan Pemantauan

Satwa Liar di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB), Praktek

Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di TWA dan CA Pananjung Pangandaran –

Suaka Margasatwa Gunung Sawal (2009), Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di

Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi, Jawa Barat (2010), serta Praktek

Kerja Lapang Profesi di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (2011).

Page 9: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

Penulis berpengalaman sebagai asisten praktikum mata kuliah Ekologi Satwaliar

(2010 – 2011) dan asisten praktikum mata kuliah Inventarisasi dan Pemantauan

Satwa Liar (2010 – 2011) termasuk menjadi asisten pada praktikum lapang di Pulau

Rambut, Kebun Binatang Ragunan, Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol

(PPKAB), dan TWA & CA Pangandaran. Untuk menyelesaikan tugas sebagai syarat

meraih gelar Sarjana Kehutanan, penulis melaksanakan penelitian yang berjudul

“Jenis Pakan dan Pola Pemanfaatan Tajuk berdasarkan Aktivitas Makan Owa

Jawa (Hylobates moloch Audebert, 1798) di Taman Nasional Gunung Halimun

Salak Provinsi Jawa Barat” dibimbing oleh Dr. Ir. Abdul Haris Mustari, M.ScF dan

Ir. Dones Rinaldi, M.ScF.

Page 10: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penghargaan

dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis

menyelesaikan skripsi ini dan penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua atas semua kasih sayang, perhatian dan doa yang tulus untuk

penulis, adik-adikku tercinta atas dukungannya, serta keluarga besar penulis

atas semua doa untuk penulis.

2. Dr. Ir. Abdul Haris Mustari, M.ScF dan Ir. Dones Rinaldi, M.ScF sebagai

dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan perhatian, kesabaran,

motivasi, dan bimbingan yang sangat berarti dalam penyusunan dan penulisan

skripsi ini.

3. Soojung Ham dan Sanha Kim yang telah memberikan kesempatan dan

bantuan selama penelitian.

4. Seluruh staf KPAP Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.

5. Pihak Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang telah mengizinkan

penulis untuk melaksanakan penelitian serta memberikan informasi yang sangat

membantu dalam penyusunan skripsi.

6. Aris Kurniawan, Muhammad Nur, Sahri Rudini, dan Diena Nurul Fatimah

serta keluarga besar Pak Jaya yang telah membantu selama pengambilan data

di lapangan.

7. Tutia Rahmi, Diena Nurul Fatimah, Dede Aulia Rahman, S.Hut, MS, Sarlita

Pasaribu, Ulfah Zul Farisa, Fadhilah Iqra Mansyur, Cahya Wiratama, Irvan

Nurmansyah, Connie Lidya Sibarani, Aronika Kaban, Akrom Mubarok, Reza

Pradipta, Sugeng Wahyudi, Branindityo Nugroho, Irham Fauzi, dan Fitrotul

Aini yang telah membantu dan memberikan saran serta masukan saat

penulisan skripsi.

8. Kelompok Pemerhati Mamalia (KPM) “Tarsius” yang telah memberikan

pelajaran dan pengalaman.

9. Keluarga besar KSHE 44 KOAK, Himakova, dan DKSHE atas perjuangan

dan kebersamaan serta dukungan moral dalam penyusunan skripsi.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 11: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Tujuan ........................................................................................ 2 1.3 Manfaat ...................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bio-Ekologi Owa Jawa ............................................................... 3

2.1.1 Taksonomi ......................................................................... 3 2.1.2 Morfologi ........................................................................... 3

2.1.3 Habitat ............................................................................... 4 2.1.4 Pakan ................................................................................. 5

2.2 Populasi dan Distribusi Owa Jawa .............................................. 6 2.3 Aktivitas Harian Owa Jawa ......................................................... 7

2.4 Pola Penggunaan Ruang ............................................................. 8

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 9 3.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 9

3.3 Jenis Data yang Dikumpulkan ..................................................... 9 3.4 Metode Pengambilan Data .......................................................... 11

3.5 Analisis Data .............................................................................. 11

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

4.1 Sejarah Kawasan ........................................................................ 12

4.2 Kondisi Fisik Kawasan ............................................................... 12

4.2.1 Letak kawasan ................................................................... 12

4.2.2 Topografi dan tanah ........................................................... 13

4.2.3 Iklim .................................................................................. 14

4.2.4 Hidrologi ........................................................................... 14

Page 12: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

4.3 Kondisi Biotik ............................................................................ 14

4.3.1 Flora .................................................................................. 14

4.3.2 Fauna ................................................................................. 15

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Kelompok Owa Jawa ............................................... 16 5.2 Komposisi Jenis Pakan Owa Jawa............................................... 17

5.3 Aktivitas Makan Owa Jawa ........................................................ 22 5.4 Panggunaan Habitat berdasarkan Aktivitas Makan ...................... 24

5.5 Penggunaan Tajuk Pohon saat Makan ......................................... 28

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ................................................................................ 56

6.2 Saran .......................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 57 LAMPIRAN ................................................................................................ 59

Page 13: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Struktur umur owa jawa yang diamati ...................................................... 17 2. Komposisi jenis pakan owa jawa .............................................................. 21

Page 14: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Peta penyebaran owa jawa ..................................................................... 6

2. Pembagian ruang tajuk pohon ................................................................ 10

3. Model arsitektur pohon. Ket: a) Attims; b) Aubreville; c) Koribia; d) Massart; e) Prevost; f) Rauh; g) Scarrone; h) Troll; dan i) Roux............. 10

4. Wilayah jelajah owa jawa yang diamati ................................................. 16

5. Buah ki dage (Bruinsmia styracoides) .................................................... 19

6. Owa jawa sedang memakan daun lolo (Scindapsus marantaefolium) ...... 20

7. Jenis tumbuhan pakan owa jawa. Ket: (a) Cangkorek (Dinochloa scandens); (b) Ki sereh (Cinnamomum porrectum). ................................ 20

8. Sebaran temporal berdasarkan bagian jenis pakan yang dimakan owa jawa ....................................................................................................... 23

9. Persentase penggunaan strata tajuk oleh owa jawa.................................. 24

10. Penggunaan strata tajuk berdasarkan aktivitas makan ............................. 25

11. Penggunaan strata tajuk berdasarkan aktivitas makan pada pohon sumber pakan dan pohon tempat makan ................................................. 26

12. Laju pergerakan owa jawa dalam mencari makan ................................... 27 13. Sketsa persebaran pohon aktivitas makan owa jawa ............................... 28

14. Kebersamaan owa jawa saat makan dalam satu tajuk pohon ................... 29

15. Persentase variasi makan owa jawa secara sendirian saat aktivitas makan pada satu tajuk pohon.................................................................. 29

16. Persentase variasi makan owa jawa secara berduaan saat aktivitas makan pada satu tajuk pohon.................................................................. 30

17. Persentase variasi makan owa jawa secara bertiga saat aktivitas makan pada satu tajuk pohon ............................................................................. 31

18. Posisi tubuh owa jawa saat makan. Ket: (a) Duduk; (b) Menggantung. ... 32

19. Persentase pemanfaatan pohon pakan dan tempat makan pada anak betina ..................................................................................................... 33

20. Preferensi ruang tajuk anak betina saat makan. Ket: (a) Pohon sumber pakan; (b) Pohon tempat makan ............................................................. 34

21. Persentase kesukaan anak betina pada ruang tajuk pohon ....................... 35

22. Persentase lama makan anak betina pada tajuk menurut model arsitektur pohon ..................................................................................................... 36

23. Persentase pemanfaatan pohon pakan dan pohon tempat makan pada anak jantan ............................................................................................. 37

Page 15: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

24. Preferensi ruang tajuk anak jantan saat makan. Ket: (a) Pohon tempat makan; (b) Pohon sumber pakan ............................................................ 39

25. Persentase kesukaan anak jantan pada ruang tajuk pohon ....................... 40

26. Persentase lama makan anak betina pada tajuk menurut model arsitektur pohon ..................................................................................................... 40

27. Persentase pemanfaatan pohon pakan dan pohon tempat makan remaja betina. .................................................................................................... 41

28. Preferensi ruang tajuk remaja betina saat makan. Ket: (a) Pohon tempat makan; (b) Pohon sumber pakan. ........................................................... 43

29. Persentase kesukaan remaja betina pada ruang tajuk pohon. ................... 43 30. Persentase lama makan remaja betina pada tajuk menurut model

arsitektur pohon ..................................................................................... 44 31. Persentase pemanfaatan pohon pakan sumber pakan dan pohon tempat

makan dewasa jantan ............................................................................. 45 32. Preferensi pemilihan ruang tajuk dewasa jantan saat makan. Ket: (a)

Pohon tempat makan; (b) Pohon sumber pakan. ..................................... 46 33. Persentase kesukaan dewasa jantan pada ruang tajuk pohon pada saat

aktivitas makan ...................................................................................... 47 34. Persentase lama makan dewasa jantan pada tajuk menurut model

arsitektur pohon. .................................................................................... 48 35. Persentase pemanfaatan pohon pakan dan tempat makan pada dewasa

betina. .................................................................................................... 49 36. Preferensi ruang tajuk dewasa betina saat makan. Ket: (a) Pohon tempat

makan; (b) Pohon sumber pakan. ........................................................... 50 37. Persentase kesukaan dewasa betina pada ruang tajuk pohon saat

aktivitas makan ...................................................................................... 51 38. Persentase lama makan anak betina pada tajuk pohon menurut arsitektur

pohon ..................................................................................................... 52 39. Persentase jenis pohon yang digunakan oleh owa jawa sebagai pohon

sumber pakan sekaligus pohon tempat makan ........................................ 53 40. Preferensi ruang tajuk owa jawa saat makan. Ket: (a) Pohon tempat

makan; (b) Pohon sumber pakan. ........................................................... 54 41. Persentase owa jawa dalam menggunakan tajuk pohon pada saat makan 54

42. Persentase lama makan owa jawa pada tajuk pohon menurut arsitektur pohon ..................................................................................................... 55

Page 16: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Jenis pohon sebagai pohon sumber pakan owa jawa ................................. 60

2. Jenis pohon sebagai tempat makan owa jawa ............................................ 61

Page 17: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Owa jawa (Hylobates moloch) merupakan primata endemik di Pulau Jawa

yang hidupnya bergantung pada adanya hutan yang masih utuh. Owa jawa

merupakan salah satu spesies arboreal, yakni tinggal di kanopi hutan bagian atas

serta tidur dan beristirahat di bagian mahkota pohon yang tertinggi diantara pohon

lain di sekitarnya yang paling banyak menerima sinar matahari. Untuk itu habitat

owa jawa memerlukan kondisi hutan yang masih baik dan stabil.

Salah satu habitat yang sesuai untuk kehidupan owa jawa adalah Taman

Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). TNGHS merupakan kawasan hutan

hujan tropis basah pegunungan yang luas dan masih tersisa di Pulau Jawa dengan

bentang alam yang unik dan tegakan hutan yang masih relatif baik. Keberadaan

hutan yang masih relatif baik dapat menjadi benteng terhadap kehidupan flora dan

fauna termasuk owa jawa.

Demi menjamin kelangsungan owa jawa di habitat aslinya, diperlukan

komponen habitat yang baik, salah satunya adalah tempat berlindung (cover).

Cover dibutuhkan untuk perlindungan dari terik matahari, hujan, serta digunakan

untuk perlindungan terhadap serangan dari satwa lain. Tajuk merupakan salah

satu dari bagian dari tempat berlindug bagi owa jawa yang dapat digunakan untuk

beraktiviatas seperti makan dan perlindungan dari serangan.

Aktivitas makan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

kehidupan owa jawa. Menurut Ario (2011) aktivitas harian owa jawa melakukan

makan sebesar 39,4 - 40,3%, bergerak 35,5 - 38,1%, istirahat 16,2 - 18,3%, dan

beraktivitas sosial sebesar 3,3 - 8,8%. Dari prilaku harian tersebut owa jawa lebih

banyak melakukan aktivitas makan. Menurut Sawitri et al. (1998), owa jawa

memakan 47 jenis tumbuhan yang termasuk kedalam 24 famili. Dalam aktivitas

makan owa jawa hampir seluruhnya dilakukan pada tajuk pohon.

Selain mengetahui jenis-jenis pakan yang dimakan pada tajuk pohon

diperlukan pula pengetahuan tentang pola pemanfaatan tajuk oleh owa jawa.

Pengetahuan mengenai pemanfaatan tajuk oleh owa jawa serta faktor-faktor lain

yang mempengaruhinya sangat penting untuk dipelajari karena dapat dijadikan

Page 18: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

2

sebagai dasar pengelolaan dalam kegiatan pengelolaan dan pelestarian owa jawa.

Dengan mengetahui hal tersebut, diharapkan pengelolaan di Taman Nasional

Gunung Halimun Salak lebih mementingkan kajian ekosistem dan habitat owa

jawa dan spesis penting lainnya.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui jenis pakan pada owa jawa.

2. Pola pemanfaatan tajuk yang digunakan oleh owa jawa berdasarkan aktivitas

makan.

1.3 Manfaat

Hasil dari penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan

populasi dan habitat owa jawa serta ekosistemnya di kawasan Taman Nasional

Gunung Halimun Salak.

Page 19: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bio-Ekologi Owa Jawa

2.1.1 Taksonomi

Klasifikasi owa jawa berdasarkan warna rambut, ukuran tubuh, suara, dan

beberapa perbedaan penting lainnya menuru Napier dan Napier (1985) adalah:

Kingdom : Animalia

Filum : Cordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Ordo : Primata

Super Famili : Homonoide

Famili : Hylobatidae

Genus : Hylobates

Spesies : Hylobates moloch Audebert, 1798

Menurut Supriatna dan Wahyono (2000) spesies tersebut dibagi atas dua sub

spesies yaitu Hylobates moloch moloch yang terdapat di Jawa Barat seperti

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung Halimun

Salak, Taman Nasional Ujung Kulon, Cagar Alam Gunung Simpang, dan

Leuweung Sancang. Sedangkan Hylobates moloch pangolasoni hanya ditemukan

di daerah Jawa Tengah dan sekitar Gunung Selamet dan Pegunungan Dieng.

2.1.2 Morfologi

Owa jawa memiliki tubuh yang ditutupi rambut bewarna kecoklatan sampai

keperakan atau kelabu. Bagian atas kepalanya bewarna hitam, bagian muka

seluruhnya juga bewarna hitam dengan alis bewarna abu-abu yang menyerupai

warna keseluruhan tubuh, serta beberapa individu memiliki dagu bewarna gelap.

Warna rambut jantan dan betina berbeda, terutama dalam tingkatan umur.

Umumnya anak yang baru lahir bewarna lebih cerah. Antara jantan dan betina

memiliki rambut yang berbeda. Panjang tubuh berkisar antara 750 - 800 mm.

Berat tubuh jantan antara 4 - 8 kg sedangkan betina antara 5 - 7 kg (Supriyatna &

Wahyono 2000).

Page 20: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

4

Berdasarkan ukuran tubuh dan perkembangan perilakunya, Kappeler (1981)

membagi owa jawa ke dalam empat kelas umur, yaitu:

a. Bayi (infant) adalah individu mulai lahir sampai berumur dua tahun dengan

ukuran badan sangat kecil dan kadang-kadang atau selalu digendong oleh

induknya.

b. Anak (juvenile) adalah individu yang berumur dua sampai empat tahun, badan

kecil, dan tidak terpelihara sepenuhnya oleh induknya.

c. Muda (subadult) adalah individu yang berumur kira-kira empat sampai enam

tahun, ukuran badannya sedang, hidup bersama pasangan individu dewasa dan

kurang atau jarang menunjukkan aktivitas teritorial.

d. Dewasa (adult) adalah individu yang berumur lebih dari enam tahun, hidup

soliter atau berpasangan atau menunjukkan teritorinya.

Ciri khas yang lain adalah lengannya sangat panjang dan lentur, lebih

panjang dari kakinya hampir dua kali dari pangan tubuh, dengan jari pendek dan

panjang dari telapak tangan. Sendi pada ibu jari dan pergelangan tangannya

adalah kontraksi sangat tinggi. Owa jawa memiliki tubuh yang langsing karena

beradaptasi terhadap pergerakkannya dan membantu dalam berayun. Suara owa

jawa dapat didengar manusia hingga jarak 500 sampai 1500 meter (Kappeler

1984).

2.1.3 Habitat

Menurut Leighton (1986) Hylobates moloch adalah spesies arboreal, tinggal

di kanopi hutan bagian atas, serta tidur dan istirahat di bagian pohon dan tajuk

tertinggi (emergent trees). Emergent merupakan bagian dari mahkota pohon yang

tertinggi diantara pohon di sekitarnya, lapisan ini paling banyak menerima sinar

matahari (Nijman 2001).

Owa jawa berada pada kawasan hutan hujan tropis mulai dataran rendah,

pesisir, hingga pegunungan dengan tinggi 1400 - 1600 mdpl. Owa jawa jarang

ditemukan pada ketinggian lebih dari 1500 mdpl karena sumber pakan yang

dibutuhkan jarang sekali ditemukan pada ketinggian tersebut, selain itu temperatur

yang lebih rendah dan banyak lumut yang menutupi pohon-pohon juga

menyulitkan pergerakan berayun pada owa jawa (Kappeler 1984). Owa jawa

menyukai hutan pegunungan primer dengan permukaan tajuknya rapat dan

Page 21: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

5

tersedianya pohon-pohon untuk makan, istirahat, bermain dan tidur (Sawitri et al.

1998). Ada kemungkinan owa jawa hanya terdapat sampai ketinggian 1400 - 1600

mdpl karena lebih dari ketinggian tersebut terjadi perubahan tipe vegetasi yang

tidak mendukung sebagai tipe habitat owa jawa, antara lain:

a. Hutan-hutan di atas ketinggian tersebut memilki kelimpahan dan

keanekaragaman jenis pohon sumber pakan owa jawa yang terbatas.

b. Struktur pohon dan tumbuhnya lumut pada batang pohon yang sangat

menyulitkan untuk gerakan secara berakhiasi.

c. Suhu yang rendah di malam hari.

Menurut Kappeler (1984), owa jawa merupakan penghuni kawasan hutan

yang terspesialisasi dan memilki persyaratan sebagai berikut:

a. Owa jawa merupakan satwa arboreal, sehingga membutuhkan hutan dengan

kanopi yang rapat.

b. Owa jawa menyandarkan sebagian besar hidupnya pada pergerakannya melalui

brankhiasi atau bergelantungan sehingga untuk memperoleh pergerakan yang

leluasa bentuk percabangan dari kanopi haruslah tidak terlalu rapat dan relatif

banyak dengan bentuk percabangan horizontal.

c. Makanan owa jawa terdiri atas buah dan daun-daunan dan terpenuhi

kebutuhannya sepanjang tahun dan wilayah jelajah (home range), sehingga

untuk memastikan persediaan makanan sepanjang tahun kawasan hutan bukan

merupakan hutan semusim atau hutan periode pengguguran daun dan hutan

harus memiliki keragaman jenis tumbuhan yang tinggi.

2.1.4 Pakan

Makanan merupakan sumber energi untuk pertumbuhan, reproduksi dan

penunjang kebutuhan pokok lainnya. Menurut Kappeler (1984), pakan owa jawa

berupa buah, daun, kuncup bunga, serangga dan madu. Beberapa penelitian, owa

jawa menkonsumsi kurang lebih 125 jenis tumbuhan dari 43 famili. Komposisi

pakan terdiri dari buah 61% dan daun 38% serta sisanya berbagai jenis makanan

seperti bunga dan berbagai serangga (Supriatna & Wahyono 2000). Karena

persentase perbandingan pakannya lebih banyak buah dibandingkan daun, maka

owa jawa digolongkan ke dalam primata frugivora (Leighton 1986). Iskandar

(2007) menyatakan bahwa sumber pakan owa jawa adalah vegetasi tingkat pohon.

Page 22: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

6

Hasil identifikasi pohon pakan yang paling dominan dimanfaatkan owa jawa di

Taman Nasional Gunung Halimun Salak adalah darangdan (Ficus sinuata),

pasang batarua (Quercus gemiliflorus), rasamala (Altingia excelsa), dan saninten

(Castanopsis javanica).

2.2 Populasi dan Distribusi Owa Jawa

Distribusi owa jawa meliputi kawasan hutan di Jawa Barat dan sebagian

Jawa Tengah. Owa Jawa menempati hutan hujan tropis dataran rendah sampai

perbukitan hingga ketinggian 1500 mdpl. Penyebaran owa jawa di Jawa Barat

meliputi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung

Halimun Salak, Taman Nasional Ujung Kulon, Cagar Alam Gunung Simpang,

Cagar Alam Burangrang, dan Cagar Alam Leuweung Sancang. Sedangkan di

daerah Jawa Tengah terdapat di sekitar kawasan Gunung Slamet dan Pegunungan

Dieng.

Sumber: Nijman (2001)

Gambar 1 Peta penyebaran owa jawa.

Deforestasi yang berlebihan di Pulau Jawa menyebabkan habitat dan populsi

owa jawa terus menerus mengalami penurunan. Menurut Supriatna (2006), owa

jawa telah kehilangan lebih dari 96% habitat aslinya. Habitat yang tersisa saat ini

merupakan hutan yang berukuran relatif kecil dan terfragmentasi satu sama lain.

Menurut Supriatna dan Wahyono (2000), awalnya owa jawa terdapat di sebagian

hutan-hutan di Jawa Barat dan menempati habitat seluas 43.472 km2, tetapi saat

ini keberadaannya semakin mendesak dan hanya tinggal di daerah yang dilindungi

yang luasnya sekitar 600 km2 yaitu Taman Nasional Ujung Kulon, Taman

Page 23: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

7

Nasional Gunung Halimun Salak, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,

Cagar Alam Gunung Simpang, Cagar Alam Burangrang, Cagar Alam Leuweung

Sancang, dan Kawasan Wisata Cisolok. Owa jawa di Jawa Tengah masih dapat

dijumpai di sekitar Gunung Slamet sampai Pegunungan Dieng. Hal ini

diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk Pulau Jawa yang sangat pesat sehingga

kawasan hutan hujan tropik menyusut drastis. Selain itu, ancaman perburuan

untuk dijadikan sebagai hewan peliharaan merupakan ancaman serius bagi

keberadaan owa jawa di alam. Menurut Nijman (2006), populasi owa jawa yang

masih tersisa di Hutan Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah berkisar 4000

hingga 4500 individu.

2.3 Aktivitas Harian Owa Jawa

Aktivitas harian merupakan reaksi fisiologis satwa terhadap lingkungan dan

sekitarnya. Untuk melakukan aktivitas harian, umumnya owa jawa menggunakan

strata vertikal hutan pada lapisan tengah dan atas (Nijman 2001). Menurut Chivers

(1980), aktivitas harian meliputi mencari makan, melakukan perjalan dan

perpindahan, istirahat, bersuara, dan mencari kutu serta bermain.

Owa jawa merupakan satwa diurnal dan arboreal. Owa jawa umumnya aktif

pada pagi hari yaitu pukul 05.30 - 06.50 WIB dan aktif kembali pada sore hari

pada pukul 16.00 - 17.00 WIB sebelum akhirnya mencapai pohon tidur. Dalam

melakukan aktivitasnya owa jawa biasanya berada pada lapisan kanopi paling atas

(Nijman 2001).

Menurut Supriatna dan Wahyono (2000), owa jawa hidup di pohon

(arboreal) dan jarang turun ke tanah. Pergerakan dari pohon yang satu ke pohon

yang lainnya dengan bergelayutan (brakhiasi). Daerah jelajah berkisar antara 16

sampai 17 ha dan jelajah hariannya mencapai 1500 meter. Owa jawa aktif dari

pagi hingga sore hari (diurnal), siang harinya digunakan untuk beristirahat dengan

saling mencari kotoran rambut di kepala (grooming) antara jantan dan betina

pasangannya, atau antara induk betina dan anaknya, sedangkan malam harinya

tidur pada percabangan pohon. Perilaku sosial merupakan semua kegiatan yang

melibatkan individu lain seperti grooming (berkutu-kutuan), bersuara, bermain,

dan bereproduksi. Grooming (mencari kutu) dan bermain merupakan hal sangat

penting dalam aktivitas sosial, tetapi tidak sebanyak frekuensi bersuara (Burton

Page 24: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

8

1995). Betina berperan penting dalam pertanan teritorial dengan aktivitas bersuara

(great call) yang dilakukan setiap pagi hari. Bersuara merupakan salah satu tanda

pemberitahuan, menyatakan kehadiran mereka pada kelompok tetangga. Hal ini

sebagai petunjuk konfrontasi dalam batas kebersaan, kadang-kadang untuk

menunjukkan sifat menyerang (Napier & Napier 1985). Nyanyian owa jawa

terdiri dari tiga fase: bagian pembukaan, yakni owa jawa memulai latihan

melemaskan badan; nyanyian berikutnya duet antara jantan dan betina, dan suara

dari betina yang lambat laun menjadi tinggi (great call). Pada Hylobates moloh

jantan jarang bersuara. Owa jawa betina berkuasa dalam perbatasan teritori

dengan menggunakan great calls, biasanya satu sampai tiga jam setelah fajar.

Ketika betina mulai bersuara kelompok tetangga yang lain ikut serta dalam

bersuara tersebut. Betina yang belum dewasa juga ikut serta dalam bersuara.

Hylobates moloh juga bersuara keras, teriakan lebih keras pada saat kehadiran

pengacau seperti manusia atau macan tutul (Burton 1995).

2.4 Pola Penggunaan Ruang

Pemanfaatan tajuk merupakan salah satu aspek penggunaan ruang yang

menggambarkan interaksi antara satwa dengan habitatnya. Dengan demikian

mobilitas, luas, dan komposisi daerah jelajah merupakan parameter yang lebih

banyak digunakan sebagai indikator dari strategi penggunaan ruang oleh satwa

liar. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Santosa dalam Putri (2009)

menunjukan bahwa satwa liar tidak menyebar dan mengeksploitasi ruang secara

acak, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lain dalam diri

satwa liar itu sendiri (umur, jenis kelamin, dan morfologi) dan faktor luar atau

yang lebih dikenal dengan sebutan faktor ekologi (ketersediaan makanan, kondisi

fisik biotik, dan iklim dari habitatnya. Menurut Nijman (2001), owa jawa

menggunakan kanopi pohon yang cukup tinggi pada habitatnya yang belum

terganggu, sedangkan pada habitat yang terganggu owa jawa menggunakan

kanopi pohon sedang.

Page 25: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Stasiun Penelitian Cikaniki Desa Citalahab dan

sekitarnya, kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Provinsi Jawa

Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2011 (musim

kemarau) meliputi kegiatan pengenalan lapang, pengamatan, dan pengambilan

data di lapang.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah binokuler, range finder,

kamera, stopwatch, pita, kompas, tallysheet, tali tambang, peta kerja, dan alat

tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah dua kelompok owa jawa

(Hylobates moloch).

3.3 Jenis Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung

di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka mengenai

kondisi umum lokasi penelitian dan wawancara dengan berbagai pihak yang

terkait.

Data primer yang diambil berupa:

1. Jenis pohon yang digunakan saat melakukan aktivitas makan. Jenis pohon

meliputi pohon yang digunakan sebagai sumber pakan dan pohon yang

dijadikan sebagai tempat makan beserta jenis pakan yang dimakan.

2. Titik koordinat pohon yang digunakan saat makan.

3. Lama suatu ruang yang ditempati saat mulai melakukan aktivitas makan

sampai berpindah tempat ke ruang yang berbeda.

4. Posisi individu dalam ruang tajuk pohon terbagi atas horizontal dan vertikal.

Ruang tajuk pohon tersebut masing-masing dibagi menjadi tiga kategori.

Secara horizontal ruang tajuk pohon dibagi dalam tiga ruang, yakni A, B, dan

C, sedangkan secara vertikal dibedakan atas I, II, dan III. Dengan demikian

Page 26: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

10

ruang tajuk pohon yang digunakan terbagi ke dalam sembilan kategori (Putri

2009). Pembagian tajuk pohon dapat dilihat sebagai berikut (Gambar 2).

Gambar 2 Pembagian ruang tajuk pohon.

5. Ruang tajuk pohon yang digunakan pada saat aktivitas makan, dibedakan

berdasarkan model aristektur pohon. Menurut Sutisna et al. (1998), terdapat

sekurang-kurangnya sembilan arsitektur pohon hutan di Indonesia yaitu model

Attims, Aubreville, Koribia, Massart, Prevost, Rauh, Scarrone, Troll, dan Roux

(Gambar 3).

Gambar 3 Model arsitektur pohon. Ket: a) Attims; b) Aubreville; c) Koribia; d)

Massart; e) Prevost; f) Rauh; g) Scarrone; h) Troll; dan i) Roux.

Page 27: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

11

6. Struktur kelompok owa jawa meliputi struktur umur dan jenis kelamin pada

beberapa ruang tajuk pohon saat melakukan aktivitas makan.

3.4 Metode Pengambilan Data

Pengambilan data primer dilakukan dengan metode focal animal sampling

yaitu mencatat objek satwa yang menjadi fokus pengamatan dengan cara memilih

salah satu individu atau sekelompok dalam jangka waktu tertentu. Pencatatan data

dilakukan dengan dua cara, yakni continous recording dan scan sampling.

Continous recording digunakan untuk pencatatan hanya satu individu saja,

sedangkan scan sampling digunakan pencatatan pada aktivitas makan secara

berkelompok dengan pencatatan interval waktu selama lima menit. Pengamatan

dilakukan setiap hari berdasarkan waktu aktif owa jawa. Pengamatan dan

pengambilan data di lapangan dimulai saat owa jawa mulai melakukan

aktivitasnya yaitu mulai pukul 06.00 WIB - 17.00 WIB atau pada saat owa jawa

memulai beraktivitas sampai owa jawa tidur pada pohon tidur.

Pengamatan dilakukan pada dua kelompok owa jawa dengan cara berselang.

Pengamatan dilakukan dengan cara menjaga jarak dengan owa jawa yang diikuti

untuk menghindari gangguan aktivitas hariannya. Jarak pengamat dengan individu

owa jawa tergantung pada posisi owa jawa di atas tajuk dan kondisi topografi.

3.5 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan dua cara yang meliputi analisis deskriptif

serta analisis grafik dan tabel. Analisis deskriptif merupakan penguraian dan

penjelasan mengenai parameter-parameter yang diukur dan diamati. Sedangkan

analisis grafik dan tabel digunakan untuk menjelaskan hubungan antara parameter

yang diukur dan diamati dengan metode grafik dan tabel serta interpretasinya.

Page 28: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

4.1 Sejarah Kawasan

Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) pertama kali ditetapkan

menjadi salah satu taman nasional di Indonesia sesuai dengan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan No. 282/Kpts-II/1992 tanggal 28 Pebruari 1992 dengan luas

40.000 ha di bawah pengelolaan sementara Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango (TNGP) dengan nama Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH).

Selanjutnya pada Tanggal 23 Maret 1997 pengelolaan kawasan TNGH resmi

dipisah dari TNGP, dikelola langsung oleh Unit Pelaksana Teknis Balai TNGH,

Dirjen PHKA, Departeman Kehutanan.

Atas dasar perkembangan kondisi kawasan disekitarnya terutama kawasan

hutan lindung Gunung Salak dan Gunung Endut yang terus terdesak akibat

berbagai kepentingan masyarakat dan pembangunan, serta adanya desakan dan

harapan berbagai pihak untuk melakukan penyelamatan kawasan konservasi

Halimun Salak yang lebih luas maka ditetapkanlah SK Menteri Kehutanan

No.175/Kpts-II/2003, yang merupakan perubahan fungsi kawasan eks Perum

Perhutani atau eks Hutan Lindung dan Hutan Produksi Terbatas disekitar TNGH

menjadi satu kesatuan kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun

Salak (TNGHS). Berdasarkan SK tersebut penunjukan luas kawasan TNGHS

adalah 113.357 ha dan terletak di Provinsi Jawa Barat dan Banten yang meliputi

kabupaten Sukabumi, Bogor dan Lebak. TNGHS merupakan salah satu taman

nasional yang memiliki ekosistem hutan hujan tropis pegunungan terluas di Jawa.

4.4 Kondisi Fisik Kawasan

4.2.1 Letak kawasan

Taman Nasional Gunung Halimun Salak secara geografis terletak diantara

106° 13' - 106° 46' BT dan 06° 32' - 06° 55' LS. Secara administratif terletak

diantara tiga wilayah kabupaten daerah tingkat II, yaitu kabupaten Lebak, Bogor

dan Sukabumi, provinsi Jawa Barat. Kantor balai TNGHS terletak di kecamatan

Kabandungan, Sukabumi. Batas-batas wilayah TNGHS berdasarkan administrasi

pemerintah adalah :

Page 29: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

13

1. Sebelah utara, dibatasi oleh kecamatan Nanggung, kecamatan Jasinga

kabupaten daerah tingkat II Bogor dan kecamatan Cipanas kabupaten daerah

tingkat II Lebak.

2. Sebelah barat, dibatasi oleh kecamatan Leuwiliang kabupaten daerah tingkat II

Bogor dan kecamatan Kabandungan kabupaten tingkat II Sukabumi.

3. Sebelah selatan, dibatasi oleh kecamatan Cikidang dan kecamatan Cisolok

kabupaten daerah tingkat II Sukabumi dan kecamatan Bayah kabupaten daerah

tingkat II Lebak.

4. Sebelah timur, dibatasi oleh kecamatan Cibeber kabupaten daerah tingkat II

Lebak.

4.2.2 Topografi dan tanah

Kawasan TNGHS memiliki ketinggian tempat berkisar antara 500 - 2000

mdpl. Topografi di kawasan ini pada umumnya bergelombang, berbukit dan

bergunung-gunung. Kemiringan lahan berkisar antara 25% - 44%. Beberapa

gunung yang terdapat di kawasan ini antara lain Gunung Salak 1 (2211 mdpl),

Gunung Salak 2 (2180 mdpl), Gunung Sanggabuana (1920 mdpl), Gunung

Halimun Utara (1929 mdpl), Gunung Halimun Selatan (1758 mdpl), Gunung

Kendeng (1680 mdpl), Gunung Botol (1850 mdpl), dan Gunung Pangkulahan

(1150 mdpl).

Secara geologis kawasan Gunung Halimun terbentuk oleh pegunungan tua

yang terbentuk akibat adanya gerakan tektonik yang mendorong ke atas.

Sedangkan untuk kawasan pada bagian Gunung Salak merupakan gunung berapi

strato tipe A, dimana tercatat terakhir Gunung Salak meletus tahun 1938,

memiliki kawah yang masih aktif dan lebih dikenal dengan nama Kawah Ratu.

Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Propinsi Jawa Barat skala 1:250.000 dari

Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1966, jenis tanah di kawasan TNGHS

terdiri atas asosiasi adosol coklat dan regosol coklat, asosiasi latosol coklat

kekuningan, asosiasi latosol coklat kemerahan dengan latosol coklat, asosiasi

latosol merah, latosol coklat kemerahan dan literit air tanah, komplek latosol

kemerahan dan litosol, asosiasi latosol coklat, dan regosol kelabu.

Page 30: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

14

4.2.3 Iklim

Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, iklim di daerah TNGHS

dan sekitarnya tergolong tipe iklim B dengan nilai Q sebesar 24,7%, yaitu tipe

iklim tanpa musim kering dan tergolong ke dalam hutan hujan tropika yang selalu

hijau. Adapun curah hujan rata-rata 4000 - 6000 mm/tahun, musim hujan terjadi

pada bulan Oktober – April dan musim kemarau berlangsung pada bulan Mei –

September dengan curah hujan sekitar 200 mm/bulan. Jumlah hari hujan setiap

tahunnya rata-rata 203 hari. Suhu rata-rata harian 20 °C – 30 °C dan kondisi angin

dipengaruhi oleh angin muson yang berubah arah menurut musim. Di sepanjang

musim kemarau angin bertiup dari arah timur laut dengan kecepatan rendah.

Kelembaban udara rata-rata sebesar 80%.

4.2.4 Hidrologi

Taman Nasional Gunung Halimun Salak merupakan wilayah tangkapan air

yang sangat penting bagi wilayah sekitar kawasan. Dari kawasan TNGHS

mengalir beberapa sungai yang berair sepanjang tahun. Di sebelah utara mengalir

tiga sungai besar, yaitu sungai Ciberang, Ciujung, dan Cidurian yang mengalir ke

arah Jakarta, Serang dan berakhir di Laut Jawa. Di sebelah selatan mengalir

sungai Cisukawayana, Cimaja, dan Cibareno yang bermuara di pantai Pelabuhan

Ratu serta sungai Citarik di sebelah timur.

4.3 Kondisi Biotik

4.3.1 Flora

Terdapat lebih dari 1000 jenis tumbuhan terdapat di kawasan TNGHS.

Berdasarkan ketinggiannya di atas permukaan laut (dpl), ekosistem hutan

pegunungan TNGHS dapat diklasifikasikan dalam tiga zona, yaitu zona Colline,

pada ketinggian 500 - 1000 mdpl yang didominasi oleh jenis-jenis rasamala

(Altingia excelsa), puspa (Schima wallichii), saninten (Castanopsis

acuminatissima), dan pasang (Quercus sundaicus); Zona Sub Montana berada

pada ketinggian 1000 - 1500 mdpl, didominasi oleh jenis-jenis ganitri

(Elaeocarpus ganitrus), ki leho (Saurauia pendula), dan kimerak (Weinmania

blumei). Pada zona Montana yang berada pada ketinggian 1500 - 2211 mdpl,

didominasi oleh jenis-jenis jamuju (Dacriocarpus imbricatus), ki putri

Page 31: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

15

(Podocarpus nerifolia), dan ki bima (Podocarpus imbricatus). Selain itu juga

tercatat 258 jenis anggrek, 12 jenis bambu, 13 jenis rotan, jenis-jenis tanaman

pangan, hias dan tanaman obat seperti Kantung Semar (Nepenthes sp.) dan

palahlar (Dipterocarpus hasseltii) yang merupakan jenis tumbuhan unik dan

langka yang terdapat di TNGHS. Khusus di sekitar puncak Gunung Salak juga

terdapat jenis-jenis tumbuhan kawah dan hutan lumut.

4.3.2 Fauna

Kawasan TNGHS memiliki berbagai tipe ekosistem yang merupakan habitat

dari berbagai jenis satwa langka dan dilindungi. Mamalia primata yang terdapat di

dalamnya antara lain adalah owa jawa (Hylobates moloch), surili (Presbytis

comata), lutung (Trachypithecus auratus), dan monyet ekor panjang (Macaca

fascicularis). Satwa ungulata yang ada antara lain kijang (Muntiacus muntjak),

kancil (Tragulus javanicus) dan babi hutan (Sus scrofa), sedangkan untuk satwa

karnivora yang ada antara lain macan tutul (Panthera pardus) dan kucing hutan

(Felis bengalensis).

Taman Nasional Gunung Halimun Salak juga merupakan surga bagi

berbagai jenis serangga yang unik dan indah seperti kupu-kupu, kumbang, dan

burung. Saat ini di TNGHS juga tercatat 244 jenis burung di kawasan ini dan 32

di antaranya adalah endemik pulau Jawa, seperti elang jawa (Spizaetus bartelsi),

ciung-mungkal Jawa (Cochoa azurea), celepuk jawa (Otus angelinae), luntur

gunung (Harpactes reinwardtii), dan rangkong badak (Bucheros rhinoceros) yang

merupakan jenis langka dan terancam punah.

Page 32: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifkasi Kelompok Owa Jawa

Kawasan Cikaniki terdapat beberapa kelompok owa jawa. Kelompok owa

jawa tersebut terdiri dari kelompok A, kelompok B, kelompok C, kelompok D,

dan kelompok O. Kelompok C memiliki wilayah jelajah yang berbatasan secara

langsung dengan kelompok A. Kelompok D memiliki wilayah jelajah berbatasan

langsung dengan wilayah jelajah kelompok A dan kelompok B serta kelompok O.

Kelompok O berbatasan langsung dengan kelompok B dan kelompok D (Gambar

4).

Sumber: Soojung Ham

Gambar 4 Wilayah jelajah owa jawa yang diamati.

Kelompok owa jawa yang diamati sebagai objek pengamatan adalah

kelompok A dan kelompok B. Kedua kelompok tersebut sebagai objek

pengamatan berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, owa jawa mudah

dijumpai pada lokasi tersebut. Kedua, kondisi topografi yang memungkinkan

pengamat untuk mengamati aktivitas kedua kelompok tersebut.

Ukuran kelompok A lebih besar dibandingkan dengan ukuran kelompok B.

Kelompok A terdiri dari 5 individu yaitu bayi, anak betina, remaja betina, dewasa

jantan, dan dewasa betina. Namun, dalam pengambilan data hanya dilakukan pada

4 individu yaitu anak betina, remaja betina, dewasa jantan, dan dewasa betina.

Kelompok B terdiri dari 4 individu yaitu bayi, anak jantan, dewasa jantan dan

Page 33: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

17

dewasa betina. Namun, dalam pengambilan data hanya dilakukan pada 3 individu

yaitu anak jantan, dewasa betina, dan dewasa jantan. Bayi dari kedua kelompok

tersebut tidak diamati karena ukuran masih kecil dan selalu digendong oleh

induknya sehingga tidak dapat dilakukan pengambilan data.

Kelompok A lebih toleran terhadap kehadiran pengamat dibandingkan

dengan kelompok B, sehingga pengambilan data pada kelompok A lebih mudah

dibandingkan kelompok B. Hal ini dikarenakan kelompok A sering berada di

sekitar jalur intrepretasi (loop trail) yaitu mulai dari kantor Cikaniki sampai Desa

Citalahap Central (HM 6 sampai HM 17). Lokasi ini biasanya digunakan oleh

pengunjung TNGHS sehingga kelompok A lebih terbiasa dengan manusia.

Sedangkan untuk wilayah kelompok B berada pada jalur yang lebih jarang

dilewati oleh manusia, yaitu berada pada jalur HM 17 sampai HM 33 sehingga

kelompok B lebih sensitif terhadap kehadiran manusia.

Individu owa jawa dari setiap kelompok diberi nama untuk memudahkan

pencatatan di lapangan. Nama individu owa jawa disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Struktur umur owa jawa yang diamati No. Kelompok Nama Struktur Kelompok 1 A Aris

Ayu Asri Amran Amoure

Dewasa jantan Dewasa betina Remaja betina Anak betina Bayi

2 B Kumis Kety Kumkum Kimkim

Dewasa jantan Dewasa betina Anak jantan Bayi

5.2 Komposisi Jenis Pakan Owa Jawa

Owa jawa memakan sebanyak 46 jenis tumbuhan dan satu jenis serangga

(Tabel 2). Hal ini tidak berbeda jauh yang dikemukakan Sawitri et al. (1998), di

Taman Nasional Gunung Halimun Salak owa jawa memakan 47 jenis tumbuhan

yang termasuk kedalam 24 famili. Akan tetapi, di Taman Nasional Ujung Kulon

owa jawa lebih banyak memakan 125 jenis tumbuhan dari 43 famili (Asquith et

al. 1995). Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan di Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango owa jawa memakan sebanyak 83 jenis tumbuhan (Ario

2011). Dengan demikian owa jawa di Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Page 34: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

18

relatif lebih sedikit menkonsumsi jenis tumbuhan pakan jika dibandingkan dengan

owa jawa di Taman Nasional Ujung Kulon dan Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango. Pakan tersebut didominasi oleh jenis ki dage (Bruinsmia styracoides),

liana, ficus (Ficus sp.), ki laban (Mussaenda frondosa), ficus besar (Ficus

punctata), hamirung (Callicarpa pentandra), ficus orange (Ficus sinuata), lolo

(Scindapsus marantaefolium), ki sereh (Cinnamomum porrectum), dan ficus ki

sigung (Ficus recurva).

Bagian tumbuhan yang biasa dimakan oleh owa jawa adalah buah, daun,

dan bunga (Kappeler 1984). Hasil penelitian menunjukkan bahwa owa jawa lebih

banyak memakan buah yaitu sebesar 77,8%, daun 21%, dan bunga 1,18%.

Namun, selain memakan jenis tumbuhan owa jawa juga memakan serangga

dengan persentase 0,002%. Karbohidrat dalam buah memegang peranan penting

di dalam tubuh satwa, karena jika energi terpenuhi untuk target produksi tertentu

maka kebutuhan protein, mineral, dan vitamin dengan sendirinya akan tercukupi

dan suplai asam animo mungkin membatasi produksi (Reksohadiprodjo 1988).

Selain kandungan karbohidrat yang tinggi, satwa lebih suka makan buah karena

buah mengandung kadar air yang tinggi sehingga buah tersebut lebih mudah

dicerna. Pada umumnya satwa lebih suka memakan dari bagian tumbuhan yang

mudah dicerna daripada makan jenis pakan yang bernutrisi (Morrison 1959).

Owa jawa lebih sering memakan buah berasal dari jenis ki dage, liana, ki

laban, hamirung, ki mokla, kecapi, Ficus sp., F.punctata, F.sinuata, F.recurva,

dan F.variegata. Persentase masing-masing jenis tumbuhan tersebut dari total

persentase keseluruhan komposisi jenis pakan adalah ki dage sebesar 17,820%,

liana sebesar 11,900%, ki laban sebesar 8,952%, hamirung sebesar 4,732%, ki

mokla sebesar 1,480%, kecapi sebesar 1,324%. Ficus sp. sebesar 8,958%,

F.punctata sebesar 8,035%, F.sinuata sebesar 4,834%, F.recurva sebesar 2,510%,

dan F.variegata sebesar 1,895%. Sebelas jenis tumbuhan dominan tersebut, enam

diantaranya merupakan habitus pohon pakan yaitu ki dage, ki laban, hamirung,

F.variegata, ki mokla, dan kecapi. Owa jawa lebih banyak memakan jenis pohon

ki dage karena ketersediaan jenis ini cukup banyak di wilayah jelajahnya jika

dibandingkan dengan jenis pohon pakan yang lain. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pohon ki dage ditemukan sebanyak 27 pohon, ki laban sebanyak 12 pohon,

Page 35: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

19

hamirung terdapat 12 pohon, F.variegata terdapat 4 pohon, kimokla sebanyak 17

pohon, dan kecapi sebanyak satu pohon (Gambar 5).

Foto: Hadi

Gambar 5 Buah ki dage (Bruinsmia styracoides).

Owa jawa selain mengkonsumsi buah juga memakan jenis tumbuhan bagian

daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa owa jawa mengkonsumsi daun

sebanyak 21%. Persentase ini tidak jauh berbeda dengan pernyataan Ario (2011),

bahwa owa jawa di Pusat Rehabilitasi Blok Hutan Patiwel Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango memakan jenis tumbuhan bagian daun sebanyak 20,4%.

Daun yang dikonsumsi owa jawa tersebut hampir keseluruhan merupakan daun

muda. Jenis tumbuhan dominan yang banyak dikonsumsi bagian daunnya adalah

lolo (Scindapsus marantaefolium), Ficus sp., liana, hamerang (Ficus padana), ki

sereh (Cinnamomum porrectum), dan ki haji (Dysoxylum parasiticum). Persentase

masing-masing jenis tumbuhan tersebut dari total keseluruhan komposisi jenis

pakan adalah lolo sebesar 4,624%, Ficus sp., sebesar 2,264%, liana sebesar

2,464%, hamerang sebesar 2,155, ki sereh sebesar 2,15%, dan ki haji sebesar

2,036%.

Owa jawa lebih banyak makan daun dari jenis lolo (S.marantaefolium). Hal

ini dikarenakan lolo mudah dijumpai pada pohon ukuran tinggi. Lolo merupakan

salah satu jenis tumbuhan yang hidupnya menempel atau merambat pada batang

pohon yang berukuran tinggi, sehingga owa jawa lebih banyak makan lolo saat

berpindah dari pohon yang satu ke pohon yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh

kebiasaan owa jawa melakukan aktivitas makan merupakan selingan saat bergerak

atau bermain (Fleagle 1988 dalam Mahardika 2008) (Gambar 6). Lolo biasanya

menempel atau merambat pada pohon berukuran tinggi seperti huru (Litsea sp.),

jaha (Sloanea sp.), ki sereh (Cinnamomum porrectum), ki hiur (Castanopsis

Page 36: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

20

javanica), ki mokla (Knema cinerea), ki tenjo (Vatica javanica), ki terong

(Schoutenia kunstleri), kopo (Eugenia densiflora), pasang (Quercus sp.), rasamala

(Altingia excelsa), renyung (Aporosa arborea), burunungul (Bridelia glauca), dan

puspa (Schima wallichi).

Foto: Soojung Ham

Gambar 6 Owa jawa sedang memakan daun lolo (Scindapsus marantaefolium).

Selain memakan buah dan daun, owa jawa juga memakan jenis tumbuhan

bagian bunga, yaitu sebesar 1,181% (Gambar 7). Persentase ini tidak jauh

berbeda dengan pernyataan Ario (2011), bahwa owa jawa di Pusat Rehabilitasi

Blok Hutan Patiwel Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memakan jenis

tumbuhan bagian bunga sebanyak 1,2%. Bagian bunga yang dimakan berasal dari

jenis cangkorek (Dinochloa scandens), ki sereh (Cinnamomum porrectum), puspa

(Schima wallichi), dan liana. Persentase masing-masing jenis tumbuhan tersebut

dari total keseluruhan komposisi pakan adalah cangkorek sebesar 0,679%, ki

sereh sebesar 0,231%, puspa sebesar 0,15%, dan liana sebesar 0,121%.

Foto: Hadi Foto: Hadi (a) (b)

Gambar 7 Jenis tumbuhan pakan owa jawa. Ket: (a) Cangkorek (Dinochloa scandens); (b) Ki sereh (Cinnamomum porrectum).

Page 37: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

21

Tabel 2 Komposisi jenis pakan owa jawa

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili B (%) D (%) Bu (%) L (%) ∑ (%)

1. Kidage Bruinsmia styracoides

Styracaceae 17,820 - - - 17,820

2. Liana - 11,900 2,464 0,121 - 14,4803. Ficus Ficus sp. Moraceae 8,958 2,624 - - 11,5804. Ki laban Mussaenda

frondosa Rubiaceae 8,952 0,107 - - 9,058

5. Ficus Besar Ficus punctata Moraceae 8,035 - - - 8,0356. Hamirung Callicarpa

pentandra Verbenaceae 4,732 0,487 - - 5,219

7. Ficus Orange

Ficus sinuata Moraceae 4,834 - - - 4,834

8. Lolo Scindapsus marantaefolium

Araceae - 4,624 - - 4,624

9. Ki sereh Cinnamomum porrectum

Lauraceae 0,475 2,150 0,231 - 2,856

10. Ficus Kisigung

Ficus recurva Moraceae 2,510 - - - 2,510

11. Hamerang Ficus padana Moraceae 0,227 2,155 - - 2,38112. Ki haji Dysoxylum

parasiticum Meliaceae 0,165 2,036 - - 2,201

13. Ficus Pohon Ficus variegata Moraceae 1,895 0,155 - - 2,04914. Ki mokla Knema cinerea Myristicaceae 1,480 - - - 1,48015. Kecapi Sandorium

koetjapi Meliaceae 1,324 0,009 - - 1,333

16. Cangkorek Dinochloa scandens

Poaceae - 0,563 0,679 - 1,242

17. Ki hujan Engelhardia serrata

Juglandaceae 1,065 - - - 1,065

18. Kopi dengkung

Nyssa javanica Cornaceae 0,962 - - - 0,962

19. Pakis Keras - Polypodiaceae - 0,534 - - 0,53420. Burunungul Bridelia glauca Euphorbiaceae 0,267 0,255 - - 0,52221. Bambu Bambusa sp. Poaceae - 0,506 - - 0,50622. Epifit - - 0,473 - - 0,47323. Ki sampang Melicope

accedens Rutaceae - 0,430 - - 0,430

24. Asam Kandis

Garcinia dioica Clusiaceae 0,169 0,223 - - 0,393

25. Kiterong Schoutenia kunstleri

Tiliaceae - 0,389 - - 0,389

26. Daha/bayur Pterospermum javanicum

Sterculiaceae 0,359 - - - 0,359

27. Ficus Bulu Ficus annulata Moraceae 0,320 - - - 0,32028. Ki hiur Castanopsis

javanica Fagaceae 0,312 - - - 0,312

29. Ipis Kulit Decaspermum fruticosum

Melastomataceae 0,260 0,039 - - 0,300

30. Rasamala Altingia excelsa Hamamelidaceae - 0,292 - - 0,29231. Rotan Daemonorops

melannoch Arecaceae 0,272 - - - 0,272

Page 38: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

22

Tabel 2 (Lanjutan)

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili B (%) D (%) Bu (%) L (%) ∑ (%)

32. Kuray Trema amboinensi

Ulmaceae - 0,253 - - 0,253

33. Ganitri Elaeocarpus ganitrus

Elaeocarpaceae 0,173 - - - 0,173

34. Bingbim Pinanga kuhlii Arecaceae 0,155 - - - 0,15535. Puspa Schima wallichi Theaceae - - 0,150 - 0,15036. Ki ronyok Castanopsis

acuminatissima Fagaceae - 0,129 - - 0,129

37. Huru Sintok Litsea sintoc Lauraceae 0,073 - - - 0,07338. Saray Caryota sp. Arecaceae 0,053 - - - 0,05339. Amis Kulit - - 0,039 - - 0,03940. Polyathia Polyalthia sp. Annonaceae 0,033 - - - 0,03341. Tereup Artocarpus

elasticus Moraceae - 0,026 - - 0,026

42. Suren Toona sureni Moraceae - 0,025 - - 0,02543. Beunying Ficus hispada Moraceae 0,023 - - - 0,02344. Dawolong Acalypha

wilkesiana Euphorbiaceae - 0,023 - - 0,023

45. Pasang Quercus sp. Fagaceae - 0,006 - - 0,00646. Semut Hymenoptera - - - 0,002 0,00247. Kokosan

Monyet Antidesma tetrandrum

Euphorbiaceae - 0,001 - - 0,001

Total 77,800 21,020 1,181 0,002 100Keterangan: B= Buah, D= Daun, Bu= Bunga, dan L=Lain-lain

Selain memakan jenis tumbuhan, owa jawa juga memakan serangga. Jenis

serangga yang dimakan oleh owa jawa adalah jenis semut yang berasal dari ordo

Hymenoptera dengan persentase yang sangat kecil yaitu 0,002% dari total

keseluruan komposisi pakan owa jawa. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan

Kappeler (1984) serta Supriatna dan Wahyono (2000) bahwa owa jawa selain

memakan bagian buah, daun dan bunga dari jenis tumbuhan, owa jawa juga

memakan serangga. Serangga merupakan salah satu sumber protein yang berguna

untuk kebutuhan aktivitas owa jawa (Ario & Masnur 2011). Owa jawa biasanya

memakan serangga pada pohon yang banyak terdapat sarang semut, selain itu

terkadang owa jawa memakan serangga yang sedang menggigit tubuhnya (Tabel

2).

5.3 Aktivitas Makan Owa Jawa

Total aktivitas makan owa jawa selama penelitian sebesar 24,1% dari total

aktivitas hariannya. Aktivitas tertinggi terjadi pada pagi hari yaitu antara pukul

Page 39: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

23

11.00-14.00 sebesar 30,3%. Aktivitas makan terendah terjadi pada pukul kurang

dari 09.00 yaitu sebesar 17,8%, kemudian kembali meningkat pada pukul 09.00-

11.00 yaitu sebesar 26,1%, serta menurun kembali pada pukul lebih dari 14.00

yaitu sebesar 25,8%.

Owa jawa lebih banyak memakan buah dari seluruh sembaran temporal

aktivitas makannya. Pada pukul kurang dari 09.00 owa jawa memakan jenis pakan

bagian buah sebesar 79,70% dan daun 20,30%. Pada pukul 09.00 - 11.00 owa

jawa memakan jenis pakan bagian buah sebesar 68,68%, daun 31,31%, dan

serangga 0,01%. Pada pukul lebih dari 11.00 - 14.00 memakan jenis pakan bagian

buah sebesar 75,70%, daun 21,30%, dan bunga 3,10%. Sedangkan pada pukul

lebih dari 14.00 owa jawa memakan jenis buah sebesar 73,80%, daun 23,70%,

dan bunga 2,50% (Gambar 8).

Gambar 8 Sebaran temporal berdasarkan bagian jenis pakan yang dimakan owa

jawa.

Owa jawa bergerak aktif mencari makanan mulai dari pagi (setelah keluar

dari pohon tidur) sampai menjelang tidur. Perilaku owa jawa dalam mencari

makanan sangat bervariasi. Owa jawa mempunyai jalur tententu dalam mencari

makan. Owa jawa tidak selalu menempuh rute perjalanan yang sama pada satu

hari dengan hari lainnya, akan tetapi beberapa hari kemudian owa jawa akan

mengulangi rute yang ada.

Cara owa jawa memakan makanan yang tersedia di alam cukup bervariasi.

Beberapa cara yang dilakukan owa jawa saat makan antara lain duduk di cabang

pohon lalu tangannya mengambil makanannya satu persatu lalu memakannya,

satu tangan digunakan untuk menggantung dan tangan yang satu mengambil

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

<09.00 09.00-11.00 11.00-14.00 >14.00

79,70%68,68%

75,70% 73,80%

20,30%31,31%

21,30% 23,70%

3,10% 2,50%0,01%

Buah Daun Bunga Serangga

Page 40: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

24

makanan, kedua tangannya digunakan untuk menarik pohon yang ada

makanannya kemudian mulutnya mengambil makanan, satu tangan dan satu kaki

digunakan untuk berpegangan, kaki yang satu lagi digunakan untuk menarik

cabang yang ada makanan kemudian mulutnya mengambil makanan (Fithriyani

2011). Selain itu perilaku makan sering kali merupakan selingan dari perilaku

bermain atau bergerak (Fleagle 1988 dalam Mahardika 2008).

5.4 Penggunaan Habitat berdasarkan Aktivitas Makan

Dalam kesehariannya, owa jawa mulai beraktivitas sejak matahari terbit

sampai matahari terbenam. Aktivitas owa jawa yang teramati selama penelitian

adalah makan, bergerak, istirahat, bermain, minum, dan beraktivitas sosial (Ario

2011). Owa jawa mencari makan berupa buah-buahan sebagai makanan utama

yaitu sebesar 77,8% dan sisanya dedaunan dari berbagai jenis pohon termasuk

daun liana yang banyak dijumpai merambat pada batang pohon, misalnya adalah

lolo (Scindapsus marantaefolium) yang sering dijumpai merambat pada pohon

rasamala (Altingia excelsa). Selain itu, dijumpai pula owa jawa makan bunga dan

serangga.

Owa jawa adalah satwa diurnal yang melakukan aktivitas hidupnya di atas

pohon (arboreal). Owa jawa lebih banyak menggunakan tajuk pohon dengan

ketinggian antara 10 m sampai 25 m (strata B). Menurut Kappeler (1981) tinggi

tajuk dalam wilayah jelajah owa jawa adalah sekitar 30 m (strata A). Owa jawa

jarang sekali menggunakan strata tajuk bagian C (5 m sampai 10 m), kecuali bila

owa jawa tersebut berada di tempat terbuka (Gambar 9).

Gambar 9 Persentase penggunaan strata tajuk oleh owa jawa.

26%

69%

5%

Strata AStrata BStrata C

Page 41: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

25

Owa jawa menggunakan strata tajuk bagian A, strata B, dan strata C dalam

aktivitas makan. Kappeler (1981) menyatakan bahwa owa jawa menggunakan

tajuk hanya pada strata A, B, dan C. Owa jawa lebih banyak menggunakan

aktivitas makannya pada strata B yaitu sebesar 72,1%, strata A sebesar 24%,

strata C sebesar 3,7% (Gambar 10). Owa jawa terkadang makan jenis tumbuhan di

luar lapisan strata tersebut, yaitu saray (Caryota mitis) sebesar 0,053% dan

bingbim (Pinanga coronata) sebesar 0,155%. Tinggi tumbuhan jenis saray dan

bingbim yang sering dimakan owa jawa berkisar 2 – 5 meter.

Gambar 10 Penggunaan strata tajuk berdasarkan aktivitas makan.

Pohon yang digunakan untuk aktivitas makan dapat digolongkan menjadi

dua macam yaitu pohon sumber pakan dan pohon tempat makan. Pohon sumber

pakan merupakan jenis pohon yang dimanfaatkan beberapa bagiannya sebagai

pakan seperti buah, daun, dan bunga. Sedangkan pohon tempat makan merupakan

jenis pohon yang digunakan sebagai tempat melakukan aktivitas makan. Pada

pohon tempat makan terdapat tumbuhan pakan owa jawa seperti lolo (Scindapsus

marantaefolium), ficus, liana, dan epifit.

Pada pemanfaatan pohon sumber pakan dan pohon tempat makan di setiap

strata tajuk mempunyai persentase yang berbeda. Pada strata tajuk A sebanyak

19,2% digunakan sebagai tempat makan dan 4,8% digunakan sebagai pohon

sumber pakan. Strata tajuk B sebanyak 33,8% digunakan sebagai pohon sumber

pakan dan 38,3% digunakan sebagai tempat makan. Sedangkan strata tajuk C

seluruhnya digunakan sebagai pohon sumber pakan yaitu sebesar 3,7% (Gambar

11).

24%

72,1%

3,7%

Strata A

Strata B

Strata C

Page 42: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

26

Gambar 11 Penggunaan strata tajuk berdasarkan aktivitas makan pada pohon

sumber pakan dan pohon tempat makan.

Ketika mencari makan, owa jawa biasanya melakukan pergerakan dan

perpindahan dari pohon yang satu ke pohon yang lain. Owa jawa berpindah dari

pohon yang satu ke pohon lain untuk mencari pakan dipengaruhi oleh luas

wilayah jelajah yang luas serta kebiasaan owa jawa yang cenderung mengontrol

wilayah jelajahnya. Kegiatan mengontrol wilayah jelajahnya dapat terlihat pada

saat aktivitas makan. Hal ini terlihat saat owa jawa makan di pohon ki dage

(Bruinsmia styracoides). Owa jawa hanya memakan buah matang dalam jumlah

yang cukup, kemudian meninggalkan pohon tersebut dan makan pada pohon ki

dage lainnya.

Owa jawa bergerak dari tajuk pohon pakan yang satu ke tajuk pohon

pakan lainnya dapat menempuh jarak rata-rata 7,24 m/menit. Dari rata-rata

pergerakan tersebut, remaja dan dewasa lebih lambat dibandingkan dengan anak

owa jawa. Laju pergerakan remaja dan dewasa hanya mencapai 5-6 m/menit

sedangkan anak owa jawa dapat mencapai lebih dari 9 m/menit. Hal ini

dikarenakan anak owa jawa lebih jarang melakukan aktivitas makan dibandingkan

owa jawa dewasa yaitu hanya mencapai 19,8 % dari total aktivitas hariannya.

Selain itu, anak owa jawa lebih cepat berpindah dari pohon pakan yang satu ke

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Strata A Strata B Strata C

4,8%

33,8%

3,7%

19,2%

38,3%

0%

Pohon Sumber Pakan Pohon Tempat Makan

Page 43: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

27

pohon pakan lainnya karena ukuran tubuhnya lebih kecil sehingga pergerakannya

lebih cepat dan mudah (Gambar 12).

Gambar 12 Laju pergerakan owa jawa dalam mencari makan.

Owa jawa menggunakan 283 pohon dalam aktivitas makan. Dari 283 pohon

tersebut, 130 pohon diantaranya merupakan pohon sumber pakan bagi owa jawa,

sedangkan 153 pohon merupakan pohon tempat makan. Dari 130 pohon sumber

pakan tersebut didominasi oleh tumbuhan jenis ki dage yaitu sebanyak 27, ki

mokla sebanyak 17, hamirung sebanyak 12, dan 74 lainnya merupakan pohon

pakan lainnya. Sedangkan 153 pohon yang dijadikan sebagai tempat makan

merupakan kumpulan dari jenis-jenis pohon yang dililiti atau dirambati jenis

tumbuhan yang dijadikan sebagai tumbuhan pakan owa jawa. Dari 153 pohon

tersebut 54 diantaranya merupakan jenis liana yang dijadikan sebagai sumber

pakan owa jawa yang melilit atau menempel pada beberapa batang pohon, 28

diantaranya merupakan jenis lolo, 24 merupakan jenis Ficus sp., dan 47 sisanya

merupakan beberapa jenis tumbuhan pakan yang menempel pada beberpa jenis

pohon (Gambar 13).

5,635,05

5,97

9,74 9,82

7,24

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

Dewasa Jantan

Dewasa Betina

Remaja Betina

Anak Betina

Anak Jantan

Rata-rata

Jarak (m/menit)

Dewasa Jantan

Dewasa Betina

Remaja Betina

Anak Betina

Anak Jantan

Rata-rata

Page 44: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

28

Gambar 13 Sketsa persebaran pohon pakan owa jawa.

5.5 Pengunaan Tajuk Pohon saat Makan

Tajuk pohon memegang peranan penting dalam kehidupan owa jawa,

karena hampir dalam sepanjang hidupnya owa jawa hidup di tajuk pohon. Owa

jawa menggunakan tajuk pohon salah satunya adalah untuk aktivitas makan.

Dalam pemanfaatan tajuk pohon, owa jawa mempunyai variasi tersendiri saat

makan.

Dari hasil pengamatan pada salah satu kelompok owa jawa yang terdiri dari

empat individu, variasi makan owa jawa pada satu tajuk pohon adalah sendirian,

berdua, bertiga, dan berempat. Dari variasi tersebut owa jawa cenderung makan

secara sendirian yaitu sebesar 34,4%, makan secara berduaan sebesar 31,2%,

makan bertiga sebesar 30,7%, dan makan secara berkelompok atau berempat yaitu

sebesar 3,7% (Gambar 14). Hal ini menunjukkan bahwa walaupun owa jawa

hidup berkelompok, akan tetapi dalam penggunaan tajuk pohon saat aktivitas

makan tidak selalu bersamaan (secara berkelompok).

-400

-200

0

200

400

600

800

1000

0 500 1000 1500 2000

Gar

is tr

anse

k Y

(met

er)

Garis transek X (meter)

Series1 Pohon pakan

Page 45: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

29

Gambar 14 Kebersamaan owa jawa saat makan dalam satu tajuk pohon.

Owa jawa lebih sering terlihat makan sendiri dapat disebabkan oleh

beberapa faktor. Salah satu faktor yang sering ditemui di lapangan adalah ketika

berpindah dari pohon yang satu ke pohon yang lain dan menemukan sumber

pakan, owa jawa tersebut langsung memakannya tanpa menunggu individu owa

jawa yang lainnya. Selain itu, faktor yang lain adalah pada tajuk pohon tidak

menyediakan sumber pakan yang banyak. Owa jawa makan sendirian biasanya

ditemui pada pohon yang digunakan sebagai tempat makan yaitu ditemui pada

pohon yang terdapat jenis tumbuhan lolo, liana, dan epifit. Struktur umur owa

jawa yang sering dijumpai sendirian adalah dewasa betina dan remaja betina

(Gambar 15). Hal ini disebabkan oleh dewasa betina lebih sering makan serta

cenderung menunjukkan wilayah teritorinya (Kappeler 1984) dan sedangkan

remaja betina sedang terjadi proses penyapihan dari kelompoknya.

Gambar 15 Persentase variasi makan owa jawa secara sendirian saat aktivitas

makan pada satu tajuk pohon.

0,05,0

10,015,020,025,030,035,040,0

Sendirian Berdua Bertiga Berempat

Pers

enta

se

Variasi makan owa jawa

05

10152025303540

Dewasa jantan Dewasa betina Remaja betina Anak betina

Pers

enta

se

Struktur umur owa jawa

Page 46: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

30

Owa jawa makan berdua pada satu tajuk pohon memiliki pasangan yang

bervariasi. Owa jawa yang lebih sering berada pada satu tajuk pohon saat aktivitas

makan dilakukan oleh dewasa betina dan anak betina. Hal ini disebabkan anak

owa jawa yang umumnya sering bersama induknya dan belum memiliki wilayah

jelajah tersendiri (Kappeler 1984). Sedangkan owa jawa yang jarang berdua dalam

satu tajuk pohon saat aktivitas makan adalah dewasa jantan dan remaja betina

(Gambar 16). Hal ini disebabkan dewasa jantan lebih jarang makan dan sering

banyak menjaga wilayah teritorinya (Kappeler 1984) dan remaja betina sedang

terjadi proses penyapihan secara alami sehingga lebih jarang makan bersama.

Gambar 16 Persentase variasi makan owa jawa secara berduaan saat aktivitas

makan pada satu tajuk pohon.

Owa jawa makan bertiga dalam satu tajuk lebih sering dilakukan oleh anak

betina, dewasa jantan, dan dewasa betina (Gambar 17). Hal ini disebabkan oleh

remaja betina jarang makan bersama karena dalam proses penyapihan secara

alami. Remaja betina ketika ingin ikut makan bersama dalam satu tajuk pohon

sering kali diusir oleh dewasa betina (induk) sehingga remaja betina lebih banyak

menunggu di pohon lain di sekitar pohon pakan.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Dewasa jantan dan

dewasa betina

Dewasa jantan dan anak betina

Dewasa jantan dan

remaja betina

Dewasa betina dan anak betina

Dewasa betina dan

remaja betina

Remaja betina dan anak betina

Pers

enta

se

Struktur umur owa jawa

Page 47: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

31

Gambar 17 Persentase variasi makan owa jawa secara bertiga saat aktivitas

makan pada satu tajuk pohon.

Owa jawa jarang terlihat makan secara berkelompok dalam satu tajuk pohon

yaitu hanya sebesar 3,7% dari total waktu makannya. Salah satu penyebabnya

adalah salah satu individu owa jawa sedang dalam proses penyapihan yaitu remaja

betina, sehingga jarang sekali terlihat secara bersamaan. Selain itu, terkadang

salah satu anggota dari kelompok tersebut yaitu dewasa jantan sedang mengawasi

dari serangan musuh pada saat individu owa jawa yang lain sedang makan.

Setiap individu owa jawa menyukai ruang tajuk pohon yang berbeda serta

posisi tubuh yang berbeda saat melakukan aktivitas makan. Posisi tubuh owa jawa

pada saat makan dibedakan menjadi dua yaitu duduk dan menggantung. Ketika

duduk bagian pantatnya diletakkan pada cabang kemudian kedua atau salah satu

tangannya mengambil makanan lalu memakannya. Sedangkan pada saat

menggantung salah satu tangannya digunakan untuk berpegangan dan bagiaan

tubuhnya tanpa sandarkan, kemudian salah satu tangannya digunakan untuk

mengambil makanan kadang juga dibantu oleh kedua atau salah satu kakinya

(Fithriyani 2011) (Gambar 18).

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Dewasa jantan, dewasa

betina, dan remaja betina

Dewasa jantan, dewasa

betina, dan anak remaja

Dewasa betina, anak

betina, dan remaja betina

Dewasa jantan, anak

betina, dan remaja betina

Pers

enta

se

Struktur umur owa jawa

Page 48: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

32

Foto: Soojung Ham Foto: Soojung Ham

(a) (b) Gambar 18 Posisi tubuh owa jawa saat makan. Ket: (a) Duduk; (b) Menggantung.

Anak Betina

Individu anak betina yang teramati menggunakan 17 jenis pohon pada saat

aktivitas makan, baik dimanfaatkan sebagai pohon sumber pakan maupun

dimanfaatkan sebagai pohon tempat makan (Gambar 19). Dari 17 jenis tersebut

jenis pohon yang dimanfaatkan sebagai pohon sumber pakan lebih besar yaitu

sebesar 64,5% jika dibandingkan dengan pohon yang dimanfaatkan sebagai pohon

tempat makan yaitu sebesar 35,5%.

Pohon dominan yang dimanfaatkan oleh anak betina owa jawa sebagai

pohon sumber pakan adalah pohon hamirung, ki dage, dan ki sereh. Persentase

dari masing-masing pohon tersebut dari total pemanfaatan tajuk berdasarkan

aktivitas makan anak betina adalah hamirung sebesar 21%, ki dage 19%, dan ki

sereh sebesar 9.3%. Jenis-jenis pohon tersebut mendominasi pohon yang

dimanfaatkan sebagai sumber pakan dikarenakan pohon tersebut merupakan

pohon penyedia buah. Hal ini karena owa jawa merupakan satwa pemakan buah

atau frugivora (Kappeler 1984).

Pohon dominan yang dimanfaatkan sebagai pohon tempat makan adalah ki

hiur, rasamala, dan ki hujan. Persentase masing-masing pohon tersebut dari total

pemanfaatan tajuk berdasarkan aktivitas makan oleh anak betina adalah ki hiur

sebesar 13,9%, rasamala sebesar 7,9%, dan ki hujan sebesar 5,9%. Ketiga jenis

pohon ini dirambati atau dililiti jenis tumbuhan yang merupakan salah satu pakan

preferensi bagi anak betina owa jawa. Jenis tumbuhan yang biasa menempel pada

jenis-jenis pohon tersebut adalah Ficus sp., lolo, dan liana. Selain itu strata tajuk

Page 49: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

33

dari ketiga pohon tersebut cukup tinggi, sehingga owa jawa lebih sering berada

pada pohon tersebut.

Dari 17 jenis pohon yang dimanfaatkan oleh anak betina saat makan,

terdapat tiga jenis pohon yang dimanfaatkan sebagai sumber pakan sekaligus

sebagai tempat makan yaitu kimokla, kihiur, dan kilaban. Namun, dari ketiga jenis

pohon tersebut pada saat dijadikan sebagai pohon tempat makan, jarang sekali

terlihat sekaligus makan dari bagian pohonnya. Dari ketiga pohon tersebut, pohon

ki mokla dan pohon ki laban lebih sering dijadikan pohon sebagai sumber pakan,

karena pohon tersebut merupakan pohon penyedia buah. Hal ini dikarenakan buah

merupakan pakan kesukaan owa jawa pada umumnya. Sedangakn pohon ki hiur

lebih banyak dimanfaatkan sebagai pohon tempat makan. Bagian yang

dimanfaatkan pada pohon ini adalah daun. Selain itu, pohon ki hiur lebih banyak

terdapat jenis tumbuhan pakan preferensi owa jawa anak betina yang merambat

pada pohon tersebut. Jenis tumbuhan pakan yang sering ditemui merambat pada

pohon ki hiur adalah liana dan epifit.

Gambar 19 Persentase pemanfaatan pohon pakan dan tempat makan pada anak

betina.

0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0

HamerangKiserehKidage

RenyungPasangPuspa

BurunungulFicus Pohon

KilabanBayurBihbir

KihujanKimokla

KihiurHamirung

Huru TalesRasamala

Persentase

Jeni

s Poh

on

Tempat Makan

Pohon Pakan

Page 50: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

34

Individu anak betina lebih sering menempati ruang tajuk bagian CII baik

secara horizontal dan vertikal, yaitu sebesar 21,1% dari total pemanfaatan ruang

tajuk pada pohon sumber pakan. Pada bagian ruang tajuk ini anak betina lebih

sering terlihat pada pohon sumber pakan penghasil buah, yaitu pohon ki dage. Hal

ini disebabkan oleh pakan yang tersedia pada pohon sumber pakan terdapat di

ujung-ujung tajuk, sehingga anak betina lebih sering terlihat pada ruang tajuk

tersebut.

Pada tajuk pohon yang hanya digunakan sebagai pohon tempat makan, owa

jawa lebih sering terlihat pada ruang tajuk AIII. Persentase pemilihan ruang tajuk

tersebut dari total pemilihan raung tajuk adalah 20,3%. Pemilihan ruang tajuk

bagian AIII ini disebabkan oleh jenis tumbuhan pakan yang sering dikonsumsi

oleh anak betina lebih banyak merambat atau melilit pada batang utama, tetapi

jenis tumbuhan pakan ini hanya sampai pada bagian tajuk pohon bagian bawah.

Jenis tumbuhan yang sering melilit atau menempel adalah lolo, pakis keras, liana

dan epifit. Sedang jenis pohon yang sering dirambati adalah rasamala (Gambar

20).

(a) (b)

Gambar 20 Preferensi ruang tajuk anak betina saat makan. Ket: (a) Pohon sumber pakan; (b) Pohon tempat makan.

Pada umumnya anak betina pernah menempati seluruh bagian ruang tajuk

pohon saat aktivitas makan. Akan tetapi, terdapat ruang tajuk tertentu yang

menjadi preferensi saat melakukan aktivitas makan. Hal ini dapat disebabkan oleh

Page 51: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

35

adanya ketersediaan pakan dalam ruang tersebut. Selain itu, dapat disebabkan oleh

banyaknya individu dalam satu tajuk pohon. Hal ini dapat menyebabkan mobilitas

owa jawa dalam tajuk pohon berkurang sehingga owa jawa cenderung menempati

bagian ruang tajuk yang disukai secara terus menerus.

Ketersediaan pakan pada ruang tajuk dapat mempengaruhi posisi tubuh saat

makan. Posisi tubuh anak betina saat makan lebih banyak menggantung daripada

duduk. Posisi tubuh saat menggantung sebesar 69,2% sedangkan posisi tubuh saat

duduk sebesar 30,8%. Posisi tubuh anak betina menggantung lebih dominan

disebabkan oleh pakan yang tersedia biasanya pada ranting-ranting yang

berukuran kecil serta kondisi yang lentur, sehingga lebih memungkinkan dalam

kondisi menggantung saat makan. Posisi tubuh menggantung lebih sering terlihat

pada ruang tajuk bagian AI, AII, AIII, BI, CII, dan CIII (Gambar 21).

Gambar 21 Persentase kesukaan anak betina pada ruang tajuk pohon.

Anak betina owa jawa menggunakan empat model arsitektur pohon saat

aktivitas makan. Model arsitektur pohon tersebut adalah model attims, massart,

rauh, dan scarrone. Dari empat model arsitektur tersebut lama aktivitas makan

anak betina paling banyak dijumpai pada model arsitektur attims yaitu sebesar

49,9% sedangkan pada model arsitektur rauh sebesar 34,3%, scarrone sebesar

8,3%, dan massart sebesar 3,6% (Gambar 22).

Model arsitektur attims mendominasi dari arsitektur lainnya dikarenakan

pada model arsitektur pohon ini terdapat pohon sumber pakan yang menjadi

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

AI AII AIII BI BII BIII CI CII CIII

Pers

enta

se

Ruang tajuk pohon

Duduk

Menggantung

Total

Page 52: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

36

preferensi bagi anak betina yaitu pohon ki dage. Selain itu, jumlah pohon pada

model attims lebih banyak dibandingkan dengan model arsitektur lainnya yaitu

sebanyak dua belas jenis. Jenis-jenis pohon tersebur yaitu hamerang, ki sereh, ki

dage, renyung, pasang, puspa, burunungul, ficus pohon, ki laban, bayur, bihbir,

dan ki hujan.

Gambar 22 Persentase lama makan anak betina pada tajuk menurut model

arsitektur pohon.

Anak Jantan

Anak jantan owa jawa menggunakan 23 jenis pohon yang digunakan dalam

aktivitas makan (Gambar 23). Dari 23 jenis pohon tersebut, pohon yang

dimanfaatkan sebagai sumber pakan lebih besar jika dibandingkan dengan pohon

yang hanya dijadikan sebagai pohon tempat makan yaitu 52,1% dan 47,9%.

Pohon dominan yang dijadikan sebagai pohon sumber pakan adalah ki

laban, F.punctata, dan ki dage. Persentase masing-masing pohon tersebut dari

total aktivitas makan pada tajuk pohon adalah ki laban sebesar 23,7%, F.punctata

sebesar 6,1%, dan ki dage sebesar 4,4%. Jenis-jenis pohon tersebut mendominasi

dari total keseluruhan pohon yang dimanfaatkan sebagai sumber pakan

dikarenakan pohon tersebut merupakan pohon penyedia buah. Hal ini dikarenakan

buah merupakan pakan preferensi bagi owa jawa pada umumnya (Kappeler 1984).

Selain itu, pada pohon tersebut cukup banyak menyediakan jumlah pakan (sedang

berbuah) sehingga anak jantan lebih suka berlama-lama dalam pohon tersebut.

Pohon yang dijadikan sebagai pohon tempat makan didominasi oleh ki haji,

rasamala, dan pasang, dengan persentase berturut-turut 15,6%, 13,8%, dan 12,4%.

Ketiga pohon ini mendominasi sebagai tempat makan karena pada pohon tersebut

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

Attims Massart Rauh Scarrone

Pers

enta

se

Model arsitektur

Page 53: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

37

banyak terdapat Ficus spp. yang merupakan penyedia buah bagi owa jawa. Pada

pohon ki haji jenis ficus yang sering dimakan oleh anak jantan adalah ficus orange

(Ficus sinuata). Ficus ini merupakan jenis pakan yang disukai anak jantan owa

jawa. Hal ini dikarenakan pada pohon ki haji tersebut ficus yang ada buahnya

cukup banyak dan siap untuk dikonsumsi. Sedangkan pada rasamala jenis ficus

yang sering dimakan adalah Ficus punctata dan pada pohon puspa jenis pakan

yang sering dimakan adalah jenis lolo, liana, dan epifit.

Gambar 23 Persentase pemanfaatan pohon pakan dan pohon tempat makan pada

anak jantan.

Pohon yang dijadikan sebagai sumber pakan dan sekaligus menjadi tempat

makan yaitu puspa, ki haji, rasamala, dan pasang. Pohon puspa lebih banyak

0,0 10,0 20,0 30,0

SurenBurunungul

Kopi dengkungHamerang

ki dageKokosan Monyet

PuspaPasangKi haji

Ipis KulitFicus Pohon

Ki labanKi terong

KawoyangDawolong

PoliatiaKi moklaSaninten

HamerungSanintenKi hiur

RasamalaBambu

Persentase

Jeni

s poh

on

Tempat Makan

Pohon Pakan

Page 54: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

38

dimanfaatkan sebagai pohon sumber pakan, sedangkan pohon ki haji, rasamala,

dan pasang lebih banyak dimanfaatkan sebagai pohon tempat makan. Hal ini

dikarenakan pada pohon puspa anak jantan lebih banyak memakan bunga.

Sedangkan pada jenis ki haji, rasamala dan puspa lebih banyak dijadikan sebagai

tempat makan karena terdapat jenis tumbuhan yang menempel atau merambat

pada jenis pohon tersebut merupakan salah satu pakan preferensi bagi anak jantan,

salah satunya adalah Ficus sinuata.

Individu anak jantan lebih sering menempati ruang tajuk bagian AII baik secara

horizontal dan vertikal, yaitu sebesar 24,6% dari total pemanfaatan ruang tajuk

pada pohon tempat makan. Hal ini disebabkan pakan yang tersedia di pohon itu

berasal dari jenis tumbuhan pakan yang cenderung menempel pada batang. Jenis

tumbuhan pakan yang sering dimanfaatkan pada ruang tajuk ini adalah F.sinuata

serta bagian tumbuhan yang dimanfaatkan adalah buah, sedangkan pohon yang

dijadikan sebagai pohon tempat makan adalah ki haji (Dysoxylum parasiticum).

Ruang tajuk yang sering dimanfaatkan oleh anak jantan pada pohon sumber

pakan adalah CII yaitu sebesar 19,3% dari total pemanfaatan ruang tajuk. Pada

bagian ruang tajuk ini anak jantan lebih sering terlihat pada pohon sumber pakan

penghasil buah, yaitu pohon ki laban. Hal ini disebabkan oleh pakan yang tersedia

pada pohon sumber pakan terdapat di ujung-ujung tajuk, sehingga anak jantan

lebih sering terlihat pada ruang tajuk tersebut. Selain itu dapat disebabkan pula

preferensi pakan anak jantan adalah pohon ki laban (Gambar 24).

(a) (b)

Gambar 24 Preferensi ruang tajuk anak jantan saat makan. Ket: (a) Pohon tempat makan; (b) Pohon sumber pakan.

Page 55: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

39

Anak jantan owa jawa pada umumnya menempati semua ruang tajuk dalam

aktivitas makan. Akan tetapi, terdapat ruang tajuk tertentu yang menjadi

preferensi saat melakukan aktivitas makan. Hal ini dapat disebabkan adanya

ketersediaan pakan dalam ruang tersebut. Ruang tajuk yang paling disukai anak

jantan adalah ruang tajuk bagian AII, sedangkan ruang tajuk yang jarang

dimanfaatkan saat makan adalah ruang tajuk bagian CI (Gambar 25). Ruang tajuk

bagian CI lebih jarang dimanfaatkan karena pada ruang tajuk ini ketersediaan

pakan lebih sedikit.

Anak jantan owa jawa lebih sering terlihat menggantung daripada duduk.

Perbandingan persentase posisi menggantung dan posisi tubuh duduk yaitu

persentase 58,4% dan 41,6%. Posisi tubuh saat menggantung lebih sering terlihat

pada ruang tajuk AII, AIII, BIII, CII, dan CIII. Hal ini dikarenakan pada ruang

tajuk ini banyak terdapat buah yang dikonsumsi serta kondisi cabang relatif lentur.

Menurut Grand (1972) pada saat makan di ujung tajuk ukuran cabang yang relatif

kecil Hylobatidae lebih banyak terlihat menggantung.

Gambar 25 Persentase kesukaan anak jantan pada ruang tajuk pohon.

Individu anak jantan owa memanfaatkan empat model arsitektur pohon saat

makan. Model arsitektur pohon tersebut meliputi attims, massart, rauh, dan

scarrone. Persentase masing-masing arsitektur pohon yang digunakan tersebut

adalah attims sebesar 79%, massart sebesar 1,4%, rauh sebesar 4,6%, dan

scarrone sebesar 14,9% (Gambar 26).

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

AI AII AIII BI BII BIII CI CII CIII

Pers

enta

se

Ruang tajuk pohon

Duduk

Menggantung

Total

Page 56: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

40

Model arsitektur attims lebih banyak digunakan oleh anak jantan saat

aktivitas makan. Hal ini dikarenakan pada model arsitektur attims terdapat jenis

pohon preferensi pakan owa jawa yaitu ki dage. Selain itu, jumlah jenis pohon

yang tergolong dalam arsitektur attims lebih banyak dibandingkan dengan model

arsiterktur pohon lainnya. Jenis pohon yang digunakan untuk aktivitas makan

tersebut adalah suren, burunungul, kopi dengkung, hamerang, ki dage, kokosan

monyet, puspa, pasang, ki haji, ipis kulit, ki laban, ki terong, dan kawoyang.

Gambar 26 Persentase lama makan anak jantan pada tajuk menurut model

arsitektur pohon.

Remaja Betina

Remaja betina owa jawa menggunakan 29 jenis pohon sebagai sumber

pakan maupun sumber pakan (Gambar 27). Dari dua puluh sembilan jenis pohon

tersebut, 15 jenis pohon dimanfaatkan sebagai pohon sumber pakan, sedangkan 14

jenis pohon dimanfaatkan sebagai pohon tempat makan. Dalam pemanfaatan

ruang tajuk, remaja betina lebih sering menggunakan pohon sebagai sumber

pakan jika dibandingkan dengan penggunaan pohon sebagai pohon tempat makan.

Hal ini ditunjukkan dengan persentase penggunaan pohon sebagai sumber pakan

sebesar 50,8% dan pohon yang dijadikan sebagai pohon tempat makan sebesar

49,2%.

Pohon dominan yang dimanfaatkan oleh remaja betina sebagai pohon

sumber pakan adalah ki dage, ki sereh, dan hamerang. Persentase masing-masing

dari pohon tersebut yaitu ki dage sebesar 26,13%, ki sereh sebesar 6,07%, dan

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

Attims Massart Rauh Scarrone

Pers

enta

se

Model arsitektur

Page 57: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

41

hamerang sebesar 5,13%. Pohon ki dage menjadi pohon sumber pakan lebih

dominan dari pohon yang lainnya, karena merupakan pohon penghasil buah yang

merupakan pohon pakan preferensi bagi remaja betina.

Gambar 27 Persentase pemanfaatan pohon pakan dan pohon tempat makan remaja

betina.

Pohon dominan yang dimanfaatkan oleh remaja betina sebagai pohon tempat

makan adalah rasamala, ki mokla, dan ki haji. Persentase masing-masing dari

pohon tersebut adalah rasamala sebesar 22,3%, ki mokla 6,1%, dan ki haji 4,4%.

Ketiga pohon tersebut mendominasi sebagai tempat makan karena selain ukuran

pohon yang tinggi juga merupakan pohon yang paling banyak terdapat jenis

0 5 10 15 20 25 30

Beunying

Tereup

Ki tenjoKi haji

Jirak

Asam Kandis

GanitriIpis Kulit

Kuray

KilabanHamirung

Ki terong

Hamerang

Ki serehKi dage

Acer laurinum

Burunungul

Ki bayawakKi haruman

Ki hiur

Ki hujanKi mokla

Ki sampang

Kopo

PasangPongrang

Rasamala

RenyungSuren

Persentase

Jeni

s Poh

on

Tempat Makan

Pohon Pakan

Page 58: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

42

tumbuhan pakan owa jawa. Jenis tumbuhan pakan yang paling sering terdapat

pada pohon rasamala adalah lolo, ficus besar, pakis keras, liana, dan epifit.

Dari 29 jenis pohon yang dimanfaatkan oleh remaja betina saat makan,

terdapat lima jenis pohon yang dimanfaatkan sebagai pohon sumber pakan

sekaligus pohon tempat makan. Jenis-jenis pohon tersebut adalah ki haji, tereup,

ki terong, ki sereh, dan ki dage. Pohon tereup dan pohon ki haji lebih sering

dijadikan sebagai pohon tempat makan daripada dijadikan sebagai pohon sumber

pakan. Hal ini dikarenakan remaja betina owa jawa lebih banyak makan jenis

tumbuhan pakan yang menempel atau merambat pada kedua pohon tersebut. Jenis

tumbuhan pakan yang sering merambat pada kedua pohon tersebut adalah jenis

liana. Sedangkan pohon ki dage, ki sereh, dan ki terong merupakan pohon yang

lebih sering dimanfaatkan sebagai pohon sumber pakan daripada dimanfaatkan

sebagai tempat makan. Hal ini dikarenakan dari ketiga pohon tersebut jarang

dirambati atau dililiti oleh jenis tumbuhan pakan owa jawa.

Individu remaja betina lebih sering menempati ruang tajuk pohon bagian

AIII jika dilihat secara horizontal maupun vertikal pada pohon yang digunakan

sebagai tempat makan. Individu remaja betina menempati bagian ruang tajuk

pohon bagian AIII sebesar 20,6% dari total penggunaan seluruh ruang tajuk pada

saat aktivitas makan. Pemilihan ruang tajuk pohon ini lebih sering terlihat pada

pohon rasamala. Hal ini disebabkan oleh kondisi tajuk pohon yang tinggi dan

lebar serta banyak terdapat jenis tumbuhan pakan yang berada pada pohon

tersebut. Jenis tumbuhan pakan biasanya merambat pada batang utama, sehingga

remaja betina owa jawa lebih sering terlihat pada ruang tajuk tersebut. Selain itu,

terdapat jenis tumbuhan pakan yang merupakan preferensi bagi remaja betina owa

jawa yaitu ficus besar (Ficus punctata).

Remaja betina lebih sering menempati ruang tajuk bagian CIII jika dilihat

dari horizontal maupun vertikal yaitu sebesar 14,7% dari total seluruh

pemanfaatan ruang tajuk pada pohon sumber pakan. Pemilihan ruang tajuk pohon

CIII lebih sering terlihat pada pohon ki dage. Hal ini disebabkan karena ki dage

merupakan pohon sumber pakan penyedia buah yang merupakan preferensi pakan

bagi owa jawa. Selain itu dapat disebabkan oleh posisi buah pada ruang tajuk

pohon lebih banyak di ujung tajuk pohon (Gambar 28).

Page 59: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

43

(a) (b) Gambar 28 Preferensi ruang tajuk remaja betina saat makan. Ket: (a) Pohon

tempat makan; (b) Pohon sumber pakan.

Individu remaja betina secara keseluruhan menempati seluruh bagian ruang

tajuk pohon pada saat melakukan aktivitas makan. Namun dari seluruh bagian

ruang tajuk yang ada, terdapat bagian ruang tajuk tertentu yang menjadi preferensi

remaja betina pada saat makan. Hal ini disebabkan karena ketersediaan pakan

pada ruang tajuk tersebut.

Ketersediaan pakan pada bagian ruang tajuk pohon dapat mempengaruhi

posisi tubuh remaja betina owa jawa saat melakukan aktivitas makan. Posisi

tubuh betina owa jawa lebih sering terlihat menggantung daripada duduk dengan

persentase masing-masing 58,8% dan 41,2%. Remaja betina owa jawa lebih

sering terlihat menggantung pada ruang tajuk bagian AIII, BII, BIII, dan CIII. Hal

ini disebabkan oleh kebiasaan owa jawa yang cenderung menggantung dan

kondisi cabang yang relatif lentur sehingga tidak memungkinkan untuk duduk.

Sedangkan posisi duduk remaja betina cenderung menempati ruang tajuk pohon

bagian AI, AII, BI, CI, dan CII. Pada bagian ruang tajuk ini ranting atau cabang

pohon lebih kuat sehingga memungkinkan untuk posisi duduk (Gambar 29).

Gambar 29 Persentase kesukaan remaja betina pada ruang tajuk pohon.

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

AI AII AIII BI BII BIII CI CII CIII

Pers

enta

se

Ruang tajuk pohon

Duduk

Menggantung

Total

Page 60: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

44

Remaja betina memanfaatkan empat model arsitektur pohon saat melakukan

aktivitas makan. Model arsitektur pohon yang digunakan adalah attims, massart,

rauh, dan scarrone. Persentase penggunaan setiap arsitektur yaitu attims sebesar

64,9%, scarrone 22,4%, rauh 5,4%, dan massart 7,3% (Gambar 30).

Model arsitektur attims mendominasi dari model arsitektur pohon lainnya.

Hal ini dikarenakan pada model arsitektur pohon attims terdapat pohon sumber

pakan yang menjadi preferensi bagi remaja betina yaitu ki dage. Selain itu, model

arsitektur attims mencakup tiga belas jenis pohon yang digunakan untuk aktivitas

makan remaja betina. Jenis-jenis pohon model arsitektur attims yang digunakan

dalam aktivitas makan remaja betina adalah ki dage, beunying, ki tenjo, ki haji,

ganitri, kuray, hamerang, ki sereh, huru kapas, burunungul, pasang, renyung,

suren, jirak, ipis kulit, ki laban, ki terong, ki haruman, ki hujan, kopo, dan

pongrang.

Gambar 30 Persentase lama makan remaja betina pada tajuk menurut model

arsitektur pohon.

Dewasa Jantan

Individu dewasa jantan menggunakan 24 jenis pohon dalam aktivitas

makan, baik sebagai pohon sumber pakan maupun sebagai tempat makan

(Gambar 31). Dewasa jantan lebih banyak menggunakan pohon sebagai pohon

tempat makan yaitu sebesar 45,3% dari pada sebagai pohon sumber pakan yaitu

sebesar 54,7%.

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

Attims Massart Rauh Scarrone

Pers

enta

se

Model arsitektur

Page 61: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

45

Pohon dominan yang dimanfaatkan sebagai pohon tempat makan adalah

pohon rasamala, pasang, dan ki haji. Persentase dari masing-masing pohon

tersebut berdasarkan aktivitas makan adalah rasamala sebesar 23,3%, pasang

sebesar 15,3%, dan ki haji sebesar 14%. Ketiga pohon tersebut lebih sering

digunakan karena terdapat beberapa jenis tumbuhan pakan owa jawa seperti ficus

besar, lolo, liana, ficus orange (Ficus sinuata), dan epifit.

Pohon dominan yang dimanfaatkan oleh remaja jantan sebagai pohon

sumber pakan adalah pohon ki dage, ki laban, dan ki sereh. Persentase masing-

masing pohon tersebut dari total pemanfaatan tajuk berdasarkan aktivitas makan

adalah ki dage sebesar 16,85%, ki laban sebesar 9,65%, dan ki sereh sebesar

5,05%. Hal ini disebabkan keberadaan dari ketiga jenis pohon tersebut cukup

banyak di wilayah jelajahnya dibandingkan dengan pohon sumber pakan yang

lain.

Gambar 31 Persentase pemanfaatan pohon sumber pakan dan pohon tempat

makan dewasa jantan.

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00

SurenIpis KulitKi mokla

KurayBurunungulKi sampang

Kopi DengkungHamirung

Ki hajiKi serehKi labanKi dage

BihbirHuruJaha

JengkotKi bayawak

Ki hiurKi ronyok

Kokosan MonyetPasangPuspa

RasamalaSaninten

Persentase

Jeni

s Poh

on

Tempat makanPohon pakan

Page 62: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

46

Dari 24 jenis pohon yang dimanfaatkan oleh dewasa jantan saat makan,

terdapat tiga jenis pohon yang dimanfaatkan sebagai sumber pakan sekaligus

sebagai tempat makan. Jenis-jenis pohon tersebut adalah ki haji, burunungul, dan

ki mokla. Ketiga pohon tersebut lebih sering dimanfaatkan sebagai pohon tempat

makan jika dibandingkan dengan pohon sebagai sumber pakan. Hal ini

disebabkan oleh ketersedian pakan pada pohon tersebut lebih sedikit jika

dibandingkan dengan jenis tumbuhan pakan yang berada pohon tersebut.

Individu dewasa jantan owa jawa lebih sering menggunakan ruang tajuk

bagian AIII jika dilihat secara horizontal maupun vertikal yaitu sebesar 20,8%

pada pohon tempat makan. Individu dewasa jantan lebih sering berada pada ruang

tajuk bagian AIII disebabkan oleh jenis tumbuhan pakan yang sering dikonsumsi

oleh dewasa jantan lebih banyak merambat atau melilit pada batang utama. Pada

ruang tajuk ini sering ditemui pada pohon rasamala, sedangkan jenis tumbuhan

pakan yang sering dimakan oleh dewasa jantan adalah ficus besar, lolo, dan pakis

keras (Gambar 32).

(a) (b)

Gambar 32 Preferensi pemilihan ruang tajuk dewasa jantan saat makan. Ket: (a) Pohon tempat makan; (b) Pohon sumber pakan.

Pada pemanfaatan pohon sebagai sumber pakan, individu dewasa jantan

lebih sering terlihat pada ruang tajuk bagian CIII jika dilihat secara horizontal dan

vertikal. Persentase pemilihan ruang tajuk CIII ini adalah 18,6% dari total seluruh

pemilihan ruang tajuk. Seringnya dewasa jantan pada ruang tajuk bagian CIII ini

disebabkan oleh pakan yang tersedia pada pohon sumber pakan terdapat di ujung-

ujung tajuk, sehingga dewasa jantan lebih sering terlihat pada ruang tajuk

Page 63: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

47

tersebut. Pada ruang tajuk bagian ini owa jawa sering terlihat pada pohon ki dage

dan ki laban.

Dewasa jantan pada umumnya menempati seluruh ruang tajuk pohon dalam

aktivitas makannya. Namun, terdapat beberapa ruang tajuk tertentu yang menjadi

preferensi dalam aktivitas makan. Seringnya dewasa jantan menempati bagian

ruang tajuk disebabkan oleh ketersediaan pakan yang ada dalam ruang tersebut.

Selain itu, seringnya dewasa jantan pada ruang tajuk tertentu disebabkan oleh

banyaknya individu owa jawa dalam satu tajuk pohon. Apabila terdapat lebih dari

satu individu owa jawa dalam satu tajuk pohon, owa jawa cenderung jarang

berpindah dari ruang tajuk yang satu ke ruang tajuk yang lainnya. Hal ini dapat

diduga adanya pembagian ruang dalam satu tajuk pohon saat aktivitas makan.

Ketersediaan pakan dalam ruang tajuk pohon dapat mempengaruhi posisi

tubuh dewasa jantan pada saat makan. Posisi tubuh dewasa jantan lebih sering

terlihat menggantung daripada duduk saat makan yaitu dengan persentase 68%

dan 32%. Dewasa jantan lebih sering terlihat menggantung pada ruang tajuk

bagian AII, AIII, BIII, CI, CII, dan CIII (Gambar 33).

Gambar 33 Persentase kesukaan dewasa jantan pada ruang tajuk pohon pada saat

aktivitas makan.

Dewasa jantan owa jawa memanfaatkan empat model arsitektur pohon saat

makan yaitu attims, massart, rauh, dan scarrone. Individu dewasa jantan lebih

banyak melakukan aktivitas makan pada model arsitektur attims yaitu sebesar

67% sedangkan scarrone sebesar 22,3%, rauh sebesar 7,3%, dan massart sebesar

3,4% (Gambar 34).

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

AI AII AIII BI BII BIII CI CII CIII

Pers

enta

se

Ruang tajuk pohon

Duduk

Menggantung

Total

Page 64: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

48

Model arsitektur attims mendominasi dari model arsitektur pohon lainnya.

Hal ini disebabkan pada model arsitektur attims terdapat jenis preferensi pohon

sumber pakan bagi dewasa jantan yaitu pohon ki dage. Selain itu, model arsitektur

attims mencakup empat belas jenis pohon yang digunakan untuk aktivitas makan

remaja betina. Model arsitektur attims memiliki jumlah jenis pohon lebih banyak

dibandingkan dengan model aritektur pohon lainnya, baik dimanfaatkan sebagai

pohon sumber pakan maupun hanya dimanfaatkan sebagai pohon tempat makan.

Jenis-jenis pohon model arsitektur attims yang digunakan dalam aktivitas makan

dewasa jantan adalah ki dage, suren, kuray, burunungul, kopi dengkung, ki haji, ki

sereh, huru, jaha, jengkot, ki ronyok, kokosan monyet, pasang, puspa, ipis kulit, ki

laban, dan bihbir.

Gambar 34 Persentase lama makan dewasa jantan pada tajuk menurut model

arsitektur pohon.

Dewasa Betina

Dewasa betina menggunakan delapan belas jenis pohon dalam aktivias

makan, baik yang dimanfaatkan sebagai pohon sumber pakan maupun sebagai

pohon tempat makan (Gambar 35). Dari delapan belas jenis pohon tersebut,

terdapat delapan jenis pohon sumber pakan, tujuh jenis pohon tempat makan, serta

terdapat tiga jenis pohon yang digunakan sebagai pohon sumber pakan sekaligus

pohon tempat makan. Namun, dari seluruh pohon yang digunakan dewasa betina

dalam aktivitas makan, penggunaan pohon sebagai sumber pakan lebih banyak

dibandingkan dengan penggunaan sebagai tempat makan yaitu sebesar 55,8% dan

44,2%.

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

Attims Massart Rauh Scarrone

Pers

enta

se

Model arsitektur

Page 65: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

49

Pohon dominan yang dimanfaatkan dewasa betina sebagai pohon sumber

pakan adalah ki dage, hamirung, dan kecapi yaitu dengan persentase masing-

masing sebesar 20,9%, 10,2%, dan 6,6%. Ketiga jenis pohon tersebut merupakan

pohon yang dikonsumsi oleh owa jawa bagian buahnya, sehingga owa jawa lebih

banyak makan pada pohon tersebut.

Gambar 35 Persentase pemanfaatan pohon pakan dan tempat makan pada dewasa

betina.

Pohon dominan yang dimanfaatkan sebagai pohon tempat makan oleh

dewasa betina adalah ki hiur, ki hujan, dan rasamala. Persentase masing-masing

pohon tersebut adalah ki hiur sebesar 14,4%, ki hujan 10,5%, dan rasamala 8,2%.

Ketiga jenis pohon tersebut mendominasi dari seluruh pohon yang digunakan

0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0

Pasang

Amis Kulit

Huru

Bayur

Ki mokla

Hamerang

Ficus Pohon

Ki laban

Kecapi

Hamirung

Ki dage

Burunungul

Ki hiur

Ki hujan

Ki sampang

Ki tenjo

Puspa

Rasamala

Persentase

Jeni

s Poh

on

Tempat Makan

Pohon Pakan

Page 66: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

50

sebagai tempat makan karena pada pohon ini banyak terdapat jenis tumbuhan

pakan yang merupakan pakan preferensi bagi owa jawa dewasa betina. Jenis

tumbuhan pakan tersebut adalah lolo, ficus besar, Ficus sp., liana, dan epifit.

Dari delapan belas jenis pohon yang digunakan oleh dewasa betina saat

makan terdapat tiga jenis pohon yang dijadikan sebagai pohon sumber pakan

sekaligus pohon tempat makan. Jenis pohon tersebut adalah bayur, pasang, dan ki

dage. Pohon ki dage dan bayur lebih banyak dimanfaatkan sebagai pohon sumber

pakan. Hal ini disebabkan oleh sumber pakan yang tersedia pohon ini lebih

banyak dibandingkankan dengan jenis tumbuhan pakan yang ada pada pohon

tersebut. Sedangkan pohon pasang lebih sering dimanfaatkan sebagai tempat

makan karena pada pohon pasang lebih banyak terdapat jenis tumbuhan pakan,

seperti jenis liana, Ficus sp., dan ficus bulu.

Individu dewasa lebih sering menggunakan ruang tajuk bagian BII jika

dilihat secara horizontal dan vertikal pada pohon tempat makan. Persentase

penggunaan ruang tajuk ini adalah sebesar 20,7% dari total penggunaan ruang

tajuk pohon dalam aktivitas makan. Dewasa betina lebih sering terlihat pada ruang

tajuk BII disebabkan jenis tumbuhan pakan yang tersedia pada pohon tempat

makan. Jenis tumbuhan pakan yang sering berada pada pohon tempat makan ini

biasanya mempunyai ranting-ranting yang lebar sehingga menyebar hampir

separuh dari tajuk pohon. Jenis-jenis tumbuhan pakan yang biasa menempel pada

pohon pakan adalah ficus orange, sedangkan jenis pohon tempat makan biasanya

adalah ki haji dan ki mokla (Gambar 36).

(a) (b) Gambar 36 Preferensi ruang tajuk dewasa betina saat makan. Ket: (a) Pohon

tempat makan; (b) Pohon sumber pakan.

Page 67: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

51

Individu dewasa betina lebih sering menggunakan ruang tajuk bagian CII

pada pohon sumber pakan dengan persentase 15,4% dari total seluruh penggunaan

ruang tajuk pohon. Hal ini disebabkan oleh keberadaan pakan terletak di ujung

tajuk, sehingga owa jawa dewasa betina cenderung berada pada ruang tajuk

tersebut. Dewasa betina banyak menggunakan ruang tajuk BII pada pohon ki dage

dan hamirung.

Individu dewasa betina umumnya menggunakan seluruh ruang tajuk pohon

pada saat aktivitas makan. Namun, terdapat beberapa ruang tajuk tertentu yang

menjadi kesukaannya, karena banyaknya sumber pakan yang ada pada ruang tajuk

tersebut.

Ketersediaan pakan pada ruang tajuk pohon dapat mempengaruhi posisi

tubuh saat makan. Posisi tubuh dewasa betina saat makan lebih sering terlihat

menggantung daripada duduk, yaitu dengan persentase masing-masing adalah

61,5% dan 38,5%. Dewasa betina lebih sering terlihat menggantung pada ruang

tajuk pohon bagian AI, AIII, BIII, CI, CII, dan CIII (Gambar 37).

Gambar 37 Persentase kesukaan dewasa betina pada ruang tajuk pohon saat

aktivitas makan.

Individu dewasa betina menggunakan empat model arsitektur pohon dalam

aktivitas makan, yaitu attims, massart, rauh, dan scarrone. Berdasarkan lama

aktivitas makan individu dewasa betina paling banyak dijumpai pada model

arsitektur attims yaitu sebesar 61,1% sedangkan yang lainnya adalah rauh sebesar

24,6%, scarrone sebesar 11,4%, dan massart sebesar 2,9% (Gambar 38).

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

AI AII AIII BI BII BIII CI CII CIII

Pers

enta

se

Ruang tajuk pohon

Duduk

Menggantung

Total

Page 68: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

52

Model arsitektur attims lebih dominan dari model arsitektur pohon lainnya,

karena terdapat jenis pohon preferensi sumber pakan bagi dewasa betina yaitu

pohon ki dage. Selain itu, model arsitektur attims mencakup delapan jenis pohon

yang digunakan untuk aktivitas makan dewasa betina, lima diantaranya

merupakan pohon sumber pakan. Model arsitektur attims memiliki jumlah jenis

pohon lebih banyak dibandingkan dengan model aritektur pohon lainnya, baik

dimanfaatkan sebagai pohon sumber pakan maupun sebagai tempat makan. Jenis-

jenis pohon model arsitektur attims yang digunakan dalam aktivitas makan

dewasa betina adalah ki dage, pasang, amis kulit, huru, hamerang, burunungul, ki

tenjo, puspa, bayur, ki laban, kecapi, dan ki hujan.

Gambar 38 Persentase lama makan dewasa betina pada tajuk pohon menurut arsitektur pohon.

Owa Jawa Secara Keseluruhan

Owa jawa menggunakan pohon sebanyak 48 jenis pohon, baik yang

digunakan sebagai pohon sumber pakan maupun sebagai tempat makan. Jenis

pohon yang sering dimanfaatkan sebagai pohon sumber pakan adalah ki dage dan

ki laban. Kedua jenis ini menyediakan sumber pakan berupa buah serta jumlah

pohon di dalam wilayah jelajahnya cukup banyak yaitu terdapat sebanyak 39

pohon. Sedangkan pohon yang sering digunakan sebagai tempat pakan adalah

rasamala. Hal ini terjadi karena pada pohon rasamala banyak terdapat jenis-jenis

tumbuhan pakan owa jawa, seperti lolo, ficus besar, liana, epifit, dan pakis keras.

Dari 48 jenis pohon yang digunakan oleh owa jawa dalam aktivitas makan,

terdapat 19 jenis pohon yang digunakan sebagai pohon sumber pakan sekaligus

sebagai pohon tempat makan (Gambar 39). Namun, penggunaan pohon sebagai

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

Attims Massart Rauh Scarrone

Pers

enta

se

Model arsitektur

Page 69: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

53

tempat makan lebih besar jika dibandingkan dengan pohon sebagai sumber pakan

yaitu dengan persentase sebesar 60,44% dan 39,56%. Keadaan ini disebabkan

oleh banyaknya jenis tumbuhan pakan yang terdapat pada pohon-pohon tersebut.

Gambar 39 Persentase jenis pohon yang digunakan oleh owa jawa sebagai pohon

sumber pakan sekaligus pohon tempat makan.

Jenis pohon yang lebih sering digunakan sebagai tempat makan adalah

pohon rasamala. Pohon rasamala memiliki tajuk yang rapat serta tingginya

mencapai 40 - 60 m (Dephut 2002). Dengan tajuk yang rapat dan tinggi owa jawa

lebih sering berada pada pohon tersebut karena dapat berlindung dari gangguan

dan serangan musuh (Kappeler 1981). Selain itu, pada pohon yang tinggi sering

terdapat jenis-jenis tumbuhan merambat yang menyediakan buah, daun, dan

bunga bagi satwa (Setia 2009).

Owa jawa lebih sering menggunakan ruang tajuk bagian AIII jika dilihat

secara horizontal dan vertikal yaitu sebesar 17,4% dari total penggunaan ruang

tajuk pada pohon sumber pakan. Owa jawa sering memilih ruang tajuk bagian ini

disebabkan oleh jenis tumbuhan pakan yang sering dikonsumsi oleh owa jawa

lebih banyak merambat atau melilit pada batang utama, seperti ficus besar, lolo,

pakis keras, liana, dan epifit.

Ruang tajuk pohon sumber pakan yang sering digunakan oleh owa jawa

adalah ruang tajuk bagian CII jika dilihat secara horizontal dan vertikal.

Persentase penggunaan ruang tajuk bagian CII ini adalah sebesar 15,3% dari total

seluruh penggunaan ruang tajuk pohon. Hal ini disebabkan oleh keberadaan pakan

pada pohon pakan lebih banyak di ujung tajuk, sehingga owa jawa cenderung

0,00

10,00

20,00

30,00H

uru

Kok

osan

Mon

yet

Kis

ereh

Teur

eup

Ki d

age

Sure

n

Ki l

aban

Ki r

onyo

k

ki te

rong

Bayu

r

Ham

erun

g

Buru

nung

ul

Ki m

okla

ki h

ujan

Pasa

ng

Pusp

a

Ki h

iur

Ki h

aji

Rasa

mal

a

Pers

enta

se

Jenis pohon

Pohon pakan

Tempat makan

Page 70: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

54

berada pada ruang tajuk tersebut. Pemilihan ruang tajuk CII lebih sering terdapat

pada pohon yang merupakan preferensi owa jawa penghasil buah seperti ki dage

dan ki laban (Gambar 40).

(a) (b) Gambar 40 Preferensi ruang tajuk owa jawa saat makan. Ket: (a) Pohon tempat

makan; (b) Pohon sumber pakan.

Owa jawa menempati beberapa ruang tajuk dalam aktivitas makan. Akan

tetapi, terdapat ruang tajuk tertentu yang menjadi preferensi saat melakukan

aktivitas makan. Hal ini disebabkan oleh adanya ketersediaan pakan dalam ruang

tersebut. Ruang tajuk yang paling sering owa jawa adalah AIII, BII, dan CII,

sedangkan ruang tajuk pohon yang jarang ditempati adalah CI dan BI (Gambar

41).

Gambar 41 Persentase owa jawa dalam menggunakan tajuk pohon pada saat

makan.

Owa jawa lebih sering terlihat menggantung daripada duduk dalam

penggunaan ruang tajuk pohon dengan persentase 62,7% dan 37,3%. Posisi tubuh

0,02,04,06,08,0

10,012,014,016,018,0

AI AII AIII BI BII BIII CI CII CIII

Pers

enta

se

Ruang tajuk pohon

Duduk

Menggantung

Total

Page 71: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

55

saat menggantung lebih sering terlihat pada ruang tajuk AI, AII, AIII, BIII, CI,

CII, dan CIII. Hal ini dikarenakan pada ujung tajuk ini banyak terdapat buah yang

dikonsumsi serta kondisi cabang relatif lentur namun kuat untuk digunakan

menggantung (Setia 2009).

Owa jawa menggunakan empat model arsitektur pohon dalam aktivitas

makan yaitu attims, massart, rauh, dan scarrone. Pada saat makan owa jawa

paling banyak dijumpai pada model arsitektur attims yaitu sebesar 70,4%,

sedangkan yang lainnya adalah scarrone sebesar 17,3%, rauh sebesar 8,2%, dan

massart sebesar 4,1% (Gambar 42).

Model arsitektur attims mendominasi dari model arsitektur pohon lainnya,

karena pada model arsitektur ini terdapat jenis pohon sumber pakan yang disukai

owa jawa yaitu pohon ki dage. Selain itu, model arsitektur attims mencakup 31

jenis pohon yang digunakan untuk aktivitas makan owa jawa, sebelas diantaranya

merupakan pohon sumber pakan. Jenis-jenis pohon model arsitektur attims yang

digunakan dalam aktivitas makan owa jawa adalah ki dage, suren, beunying, amis

kulit, ki tenjo, ganitri, kuray, ki haji, hamerang, kopi dengkung, huru kapas,

burunungul, huru, jaha, jengkot, ki ronyok, kokosan monyet, pasang, puspa,

renyung, bayur, bihbir,ipis kulit, jirak, kawoyang, ki laban, ki terong, ki hujan,

dan ki laban.

Gambar 42 Persentase lama makan owa jawa pada tajuk pohon menurut arsitektur

pohon.

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

Attims Massart Rauh Scarrone

Pers

enta

se

Model arsitektur

Page 72: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Owa jawa mengkonsumsi sebanyak 47 jenis pakan, yang terdiri dari 46 jenis

tumbuhan dan satu jenis serangga. Owa jawa lebih banyak mengkonsumsi

buah yaitu sebesar 77,8%, daun sebesar 21,02%, bunga sebesar 1,18%, dan

serangga sebesar 0,002%.

2. Penggunaan tajuk pohon oleh owa jawa berdasarkan aktivitas makan dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu pohon sebagai sumber pakan dan pohon

sebagai tempat makan. Aktivitas makan owa jawa pada pohon sumber pakan

lebih sering terlihat pada ruang tajuk pohon bagian CII. Pemilihan ruang tajuk

CII sering dijumpai pada pohon ki dage dengan posisi tubuh menggantung.

Sedangkan pada pohon yang hanya dijadikan tempat makan owa jawa sering

berada pada ruang tajuk bagian AIII yaitu pada pohon rasamala dengan posisi

tubuh menggantung. Owa jawa menggunakan empat model arsitektur pohon

dalam melakukan aktivitas makan yaitu model arsitektur attims, massart, rauh,

dan scarrone. Model aristektur pohon attims lebih sering digunakan oleh owa

jawa saat aktivitas makan.

6.2 Saran

Perlu adanya pengelolaan jenis tumbuhan pakan pada habitat owa jawa.

Selain itu perlu mengkaji lebih dalam tentang pola pemanfaatan tajuk bagi owa

jawa dari beberapa aktivitas prilaku harian owa jawa.

Page 73: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

DAFTAR PUSTAKA

Asquith NM, Martarinza, Sinaga RM. 1995. The Javan Gibbon I (Hylobates moloch): Status and Conservation Recommendation. Tropical Biodiversity 3: 1-14.

Ario A. 2011.Aktivitas Harian Owa Jawa (Hylobates moloch Audebert, 1798) Rehabilitan di Blok Hutan Patiwel Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Di dalam Ario A, Supriatna J, Andayani N, editor. Owa Jawa di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jakarta: Conservation International Indonesia. hlm. 13-29.

Ario A, Masnur IY. 2011. Perkembangan Perilaku Owa jawa Pada Masa Rehabilitasi Di Pusat Penyelamatan Dan Rehabilitasi Owa Jawa (Javan Gibbon Center). Di dalam Ario A, Supriatna J, Andayani N, editor. Owa Jawa di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jakarta: Conservation International Indonesia. hlm.208-216.

Burton F. 1995. The Multimedia Guide to the Nonhuman Primates. Ontario: Prentice Hall Canada Inc.

Chivers DJ. 1980. Malayan Forest Primates. New York: Ten Years Study in Tropical Tain Forest.

[Dephut] Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 2002. Informasi Singkat Benih Altingia excelsa, Noronha. www.dephut.go.id/INFORMASI/RRL/ IFSP/Altingia%20_excelsa.pdf [10 Jan 2012].

Fithriyani U. 2011. Variasi Pola Pakan Antar Kelompok Owa Jawa (Hylobates moloch Audebert, 1798) di Bodogol Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Di dalam Ario A, Supriatna J, Andayani N, editor. Owa Jawa di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jakarta: Conservation International Indonesia. hlm. 115-125

Grand TI. 1972. A Mechanical Interpretation of Terminal Branch Feeding. Journal of Mammalogy 53(1): 198-201.

Iskandar E. 2007. Habitat dan Populasi Owa Jawa (Hylobates moloch Audebert, 1797) di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Jawa Barat [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Kappeler M. 1981. The Javan Silvery Gibbon (Hylobates lar moloch): Ecology and Behaviour [dissertation]. Basel: Zoological Institute of Basel University.

. 1984. The Gibbon in Java (The Lesser Apes. Evolutionary and Behavioural Biology). Edinburgh: Edinburgh University Press.

Leighton DN. 1986. Gibbon: Territoriality and Monogamy. Primate Societies. Chicago: The University of Chicago Press.

Page 74: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

58

Mahardika Y. 2008. Pemilihan Pakan dan Aktivitas Makan Owa Jawa (Hyobates moloch) pada Siang Hari di Penangkaran Pusat Penyelamatan Satwa, Gadog-Ciawi [skripsi]. Bogor: Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Morrison FB. 1959. Feed an Feeding, Iowa: The Morrison Publishing Comany.

Napier JR, Napier PH. 1985. The Natural History of the Primates. Cambridge: The MIT Press Edition.

Nijman V . 2001. Effect of Behavioural Changes Due to Habitat Disturbance on Density Estimation of Rain Forest Vertebrates, as Illustrated by Gibbons (Primates: Hylobatidae). Waganingen: The Tropenbos Foundation.

. 2006. In-Situ dan Ex-Situ Status Javan Gibbon and the Role of Zoos in Conservation of the Species. Contributions of Zoology 75(3/4): 161-168.

Oktaviani R. 2009. Studi Prilaku Bersuara Owa Jawa (Hylobates moloch Audebert 1798) di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Provinsi Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Reksohadiprodjo S. 1988. Pakan Ternak Gembala. Yogyakarta: BPFE.

Sawitri R, Abdullah SM, Bismark. 1998. Studi Populasi Owa Jawa (Hylobates moloch) dan Upaya Pelestarian di Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat. Bul. Pen. Hutan 612: 15-26.

Setia TM. 2009. Peran Liana dalam Kehidupan Orangutan. Vis Vitalis 2(1): 55-61

Supriatna J. 2006. Conservation Programs for the Endangered Javan Gibbon (Hylobates moloch). Primate Conservation 21: 155-162.

Sutisna U, Kalima T, Purnadjaja. 1998. Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia. Bogor: Yayasan Prosea.

Supriatna J, Wahyono EH. 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Page 75: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

LAMPIRAN

Page 76: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

60

Lampiran 1 Jenis pohon sebagai pohon sumber pakan owa jawa

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Model Arsitektur

1. Amis Kulit - Attims 2. Polyathia Polyalthia sp. Annonaceae Massart 3. Asam Kandis Garcinia dioica Clusiaceae Massart 4. Kopi dengkung Nyssa javanica Cornaceae Attims 5. Ganitri Elaeocarpus ganitrus Elaeocarpaceae Attims 6. Burunungul Bridelia glauca Euphorbiaceae Attims 7. Dawolong Acalypha wilkesiana Euphorbiaceae Massart 8. Kokosan Monyet Antidesma tetrandrum Euphorbiaceae Attims 9. Ki hiur Castanopsis javanica Fagaceae Rauh 10. Ki ronyok Castanopsis

acuminatissima Fagaceae Attims

11. Pasang Quercus sp. Fagaceae Attims 12. Rasamala Altingia excelsa Hamamelidaceae Scarrone 13. Ki hujan Engelhardia serrata Juglandaceae Attims 14. Huru Sintok Litsea sintoc Lauraceae Attims 15. Ki sereh Cinnamomum

porrectum Lauraceae Attims

16. Ipis Kulit Decaspermum fruticosum

Melastomataceae Attims

17. Kecapi Sandorium koetjapi Meliaceae Attims 18. Ki haji Dysoxylum

parasiticum Meliaceae Attims

19. Beunying Ficus hispada Moraceae Attims 20. Ficus Pohon Ficus variegata Moraceae Attims 21. Hamerang Ficus padana Moraceae Attims 22. Hamirung Callicarpa pentandra Moraceae Rauh 23. Suren Toona sureni Moraceae Attims 24. Tereup Artocarpus elasticus Moraceae Rauh 25. Ki mokla Knema cinerea Myristicaceae Massart 26. Ki laban Mussaenda frondosa Rubiaceae Attims 27. Ki sampang Melicope accedens Rutaceae Scarrone 28. Bayur Pterospermum

javanicum Sterculiaceae Attims

29. Kidage Bruinsmia styracoides Styracaceae Attims 30. Puspa Schima wallichi Theaceae Attims 31. Kiterong Schoutenia kunstleri Tiliaceae Attims 32. Kuray Trema amboinensi Ulmaceae Attims

Page 77: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

61

Lampiran 2 Jenis pohon sebagai tempat makan owa jawa

No. Jenis Pohon Nama Ilmiah Famili Model Arsitektur Jenis tumbuhan yang dimakan Nama Ilmiah

1. Huru kapas Acer laurinum Aceraceae Attims Liana - 2. Bihbir Ficus Ficus sp. Liana - Rotan Daemonorops melannoch 3. Burunungul Bridelia glauca Euphorbiaceae Attims Ficus Ficus sp. Liana - Lolo Scindapsus marantaefolium 4. Bayur Pterospermum javanicum Sterculiaceae Attims Liana - 5. Hamirung Callicarpa pentandra Moraceae Rauh Epifit - 6. Huru Litsea sintoc Lauraceae Attims Lolo Scindapsus marantaefolium 7. Jaha Sloanea sp. Elaeocarpaceae Attims Lolo Scindapsus marantaefolium 8. Jengkot Prunus javanica Rosaceae Attims Ficus Ficus sp. 9. Kawoyang Prunus Javanoca Rosaceae Attims Liana - 10. Ki bayawak Guioa diplopetala Sapindaceae Rauh Ficus Kisigung Ficus recurva Liana - 11. Ki bonten Canarium hirsutum Burseraceae Attims Ficus Besar Ficus punctata 12. Ki dage Bruinsmia styracoides Styracaceae Attims Lolo Scindapsus marantaefolium 13. Ki haji Dysoxylum parasiticum Meliaceae Attims Ficus Ficus sp. Ficus Bulu Ficus annulata Ficus Kisigung Ficus recurva Ficus Orange Ficus sinuata Liana - Lolo Scindapsus marantaefolium Pakis keras - 14. Kiharuman - - Attims Liana - 15. Ki hiur Castanopsis javanica Fagaceae Rauh Ficus Ficus sp. Ficus Besar Ficus punctata

Page 78: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

62

Lampiran 2 (Lanjutan)

No. Jenis Pohon Nama Ilmiah Famili Model Arsitektur Jenis tumbuhan yang dimakan Nama Ilmiah

Ki hiur Castanopsis javanica Fagaceae Rauh Liana - Lolo Scindapsus marantaefolium Pakis Keras - Rotan Daemonorops melannoch Liana - 16. Ki hujan Engelhardia serrata Juglandaceae Attims Ficus Ficus sp. Liana - 17. Ki laban Mussaenda frondosa Rubiaceae Attims Lolo Scindapsus marantaefolium Pakis Keras - 18. Ki mokla Knema cinerea Myristicaceae Ficus Ficus sp. Ficus Orange Ficus sinuata Liana - Lolo Scindapsus marantaefolium Semut 19. Ki ronyok Castanopsis

acuminatissima Fagaceae Attims Liana -

20. Kisampang Melicope accedens Rutaceae Scarrone Ficus Ficus sp. Liana - 21. Ki sereh Cinnamomum porrectum Lauraceae Attims Lolo Scindapsus marantaefolium 22. Ki tenjo Vatica javanica Dipterocarpaceae Attims Lolo Scindapsus marantaefolium 23. Ki terong Schoutenia kunstleri Tiliaceae Attims Liana - Lolo Scindapsus marantaefolium 24. Kokosan Monyet Antidesma tetrandrum Euphorbiaceae Attims Liana - 25. Kopo Eugenia densiflora Myrtaceae Attims Liana - Lolo Scindapsus marantaefolium 26. Pasang Quercus sp. Fagaceae Attims Epifit - Ficus Ficus sp.

Page 79: JENIS PAKAN DAN POLA PEMANFAATAN TAJUK … · menggunakan empat model arsitektur pohon yaitu model arsitektur attims, massart, rauh, dan ... yang merupakan primata endemik di Pulau

63

Lampiran 2 (Lanjutan)

No. Jenis Pohon Nama Ilmiah Famili Model Arsitektur Jenis tumbuhan yang dimakan Nama Ilmiah

Pasang Quercus sp. Fagaceae Attims Ficus Besar Ficus punctata Ficus Bulu Ficus annulata Ficus Kisigung Ficus recurva Ficus Orange Ficus sinuata Liana - Lolo Scindapsus marantaefolium 27. Pongrang Attims Liana - 28. Puspa Schima wallichi Theaceae Attims ficus Ficus sp. Ficus Orange Ficus sinuata Liana - Lolo Scindapsus marantaefolium 29. Rasamala Altingia excelsa Hamamelidaceae Scarrone Cangkorek Dinochloa scandens Epifit - Ficus Ficus sp. Ficus Besar Ficus punctata Ficus Kisigung Ficus recurva Ficus Orange Ficus sinuata Liana - Lolo Scindapsus marantaefolium Pakis keras - 30. Renyung Aporosa arborea Euphorbiaceae Attims Liana - Lolo Scindapsus marantaefolium 31. Saninten Castanopsis argentea Fagaceae Rauh Ficus Ficus sp. Liana - 32. Suren Toona sureni Moraceae Attims Lolo Scindapsus marantaefolium 33. Tereup Artocarpus elasticus Moraceae Rauh Liana -