Jenis Makna Dalam Bahasa

26
Jenis Makna dalam Bahasa Indonesia Posted on 22 Maret 2012 Menurut Chaer (1994), makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya, dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal, berdasarkan ada atau tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem dapat dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Lalu berdasarkan kriteri lain atau sudut pandang lain dapat disebutkan adanya makna-makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik dan sebagainya. 1. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal Leksikal adalah bentuk adjektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon. Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Kalau leksikon kita samakan dengan kosakata atau perbendaharaan kata, maka leksem dapat kita persamakan dengan kata. Dengan demikian, makna leksikal dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Lalu, karena itu, dapat pula dikatakan makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita (Chaer, 1994). Umpamanya kata tikus makna leksikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tifus. Makna ini tampak jelas dalam kalimat Tikus itu mati diterkam kucing, atau Panen kali ini gagal akibat serangan hama tikus. Makna leksikal biasanya dipertentangkan dengan makna gramatikal. Kalau makna leksikal berkenaan dengan makna leksem atau kata yang sesuai dengan referennya, maka makna gramatikal ini adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi (Chaer, 1994). Proses afiksasi awalan ter- pada kata angkat dalam kalimat Batu

description

farmasi

Transcript of Jenis Makna Dalam Bahasa

Page 1: Jenis Makna Dalam Bahasa

Jenis Makna dalam Bahasa IndonesiaPosted on 22 Maret 2012 

Menurut Chaer (1994), makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya, dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal, berdasarkan ada atau tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem dapat dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Lalu berdasarkan kriteri lain atau sudut pandang lain dapat disebutkan adanya makna-makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik dan sebagainya.

1. Makna Leksikal dan Makna GramatikalLeksikal adalah bentuk adjektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon. Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Kalau leksikon kita samakan dengan kosakata atau perbendaharaan kata, maka leksem dapat kita persamakan dengan kata. Dengan demikian, makna leksikal dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Lalu, karena itu, dapat pula dikatakan makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita (Chaer, 1994). Umpamanya kata tikus makna leksikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tifus. Makna ini tampak jelas dalam kalimat Tikus itu mati diterkam kucing, atau Panen kali ini gagal akibat serangan hama tikus.Makna leksikal biasanya dipertentangkan dengan makna gramatikal. Kalau makna leksikal berkenaan dengan makna leksem atau kata yang sesuai dengan referennya, maka makna gramatikal ini adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi (Chaer, 1994). Proses afiksasi awalan ter- pada kata angkat dalam kalimat Batu seberat itu terangkat juga oleh adik,

Page 2: Jenis Makna Dalam Bahasa

melahirkan makna ’dapat’, dan dalam kalimat Ketika balok itu ditarik, papan itu terangkat ke atas melahirkan makna gramatikal ’tidak sengaja’.2. Makna Referensial dan NonreferensialPerbedaan makna referensial dan makna nonreferensial berdasarkan ada tidak adanya referen dari kata-kata itu. Bila kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu, maka kata tersebut disebut kata bermakna referensial. Kalau kata-kata itu tidak mempunyai referen, maka kata itu disebut kata bermakna nonreferensial. Kata meja termasuk kata yang bermakna referensial karena mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut ’meja’. Sebaliknya kata karenatidak mempunyai referen, jadi kata karena termasuk kata yang bermakna nonreferensial.3. Makna Denotatif dan KonotatifMakna denotatif pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotatif lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya. Jadi, makna denotatif ini menyangkut informasi-informasi faktual objektif. Oleh karena itu, makna denotasi sering disebut sebagai ’makna sebenarnya’(Chaer, 1994). Umpama kataperempuan dan wanita kedua kata itu mempunyai dua makna yang sama, yaitu ’manusia dewasa bukan laki-laki’.Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai ”nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi. Tetapi dapat juga disebut berkonotasi netral. Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu. Misalnya kata ceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena berarti ’cerewet’, tetapi sekarang konotasinya positif.4. Makna Kata dan Makna IstilahSetiap kata atau leksem memiliki makna, namun dalam penggunaannya makna kata itu baru menjadi jelas kalau kata itu sudah berada di dalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya. Berbeda dengan kata, istilah mempunyai makna yang jelas, yang pasti, yang tidak meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa istilah itu bebas konteks. Hanya perlu diingat bahwa sebuah istilah hanya digunakan pada bidang keilmuan atau kegiatan

Page 3: Jenis Makna Dalam Bahasa

tertentu. Perbedaan antara makna kata dan istilah dapat dilihat dari contoh berikut(1) Tangannya luka kena pecahan kaca.

(2) Lengannya luka kena pecahan kaca.

Kata tangan dan lengan pada kedua kalimat di atas adalah bersinonim atau bermakna sama. Namun dalam bidang kedokteran kedua kata itu memiliki makna yang berbeda.Tangan bermakna bagian dari pergelangan sampai ke jari tangan; sedangkan lenganadalah bagian dari pergelangan sampai ke pangkal bahu.5. Makna Konseptual dan Makna AsosiatifLeech (1976) membagi makna menjadi makna konseptual dan makna asosiatif. Yang dimaksud dengan makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun. Kata kuda memiliki makna konseptual ’sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai’. Jadi makna konseptual sesungguhnya sama saja dengan makna leksikal, makna denotatif, dan makna referensial.Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa. Misalnya, katamelati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian.6. Makna Idiomatikal dan PeribahasaIdiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat ”diramalkan” dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Contoh dari idiom adalah bentukmembanting tulang dengan makna ’bekerja keras’, meja hijau dengan makna ’pengadilan’.Berbeda dengan idiom, peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya ”asosiasi” antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa. Umpamanya peribahasa Seperti anjing dengan kucingyang bermakna ’dikatakan ihwal dua orang yang tidak pernah akur’. Makna ini memiliki asosiasi, bahwa binatang yang namanya anjing dan kucing jika bersua memang selalu berkelahi, tidak pernah damai.7. Makna Kias

Page 4: Jenis Makna Dalam Bahasa

Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan istilah arti kiasan digunakan sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh karena itu, semua bentuk bahasa (baik kata, frase, atau kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti kiasan. Jadi, bentuk-bentuk seperti puteri malam dalam arti ’bulan’, raja siang dalam arti ’matahari’.

JENIS MAKNAKita ketahui bahwa sebuah kata mempunyai makna kognitif (denotative, deskriptif),

makna konotatif dan emotif.Berikut ini akan dibahas mengenai jenis-jenis makna berdasarkan berbagai sumber yang

telah dikemukakan oleh para ahli bahasa.1.Makna SempitMakna sempit (narrowed meaning) adalah makna yang lebih sempit dari keseluruhan

ujaran. Kridalaksana (1993), memberikan penjelasan bahwa makna sempit (specialized meaning, narrowed meaning) adalah makna ujaran yang lebih sempit daripada makna pusatnya; misalnya makna kepala dalam kepala batu.

2.Makna LuasMakna luas (widened meaning atau extended meaning) adalah makna yang terkandung

pada sebuah kata lebih luas daripada yang diperkirakan (Djajasudarma, 1993)Kata-kata yang berkonsep memiliki makna luas dapat muncul dari makna yang sempit, seperti pada contoh bahasa Indonesia berikut.

Pakaian dalam dengan pakaianKursi roda dengan kursiMenghidangkan dengan menyiapkanMemberi dengan menyumbang

3.Makna Kognitif

Page 5: Jenis Makna Dalam Bahasa

Makna kognitif disebut juga makna deskriptif atau denotatif adalah makna yang menunjukan adanya hubungan konsep dengan dunia kenyataan.

4.Makna Konotatif dan EmotifMakna konotatif adalah makna lain yang ditambahkanpada makna denotative yang

berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok yang menggunakan kata tersebut.Makna emotif (bahasa Inggris emotive meaning) adalah makna yang melibatkan perasaan  (pembicara dan pendengar; penulis dan pembaca) kea rah yang positif. Makna emotif di dalam bahasa Indonesia cenderung berbeda dengan makna konotatif; makna emotif cenderung mengacu kepada hal-hal (makna) yang negatif.

5.Makna ReferensialSebuah kata atau leksem disebut bermakna referensial kalau ada referentnya, atau

acuannya. Kata-kata seperti kuda, merah, dan gambar adalah termasuk kata-kata yang bermakna referensial karena ada acuannya dalam dunia nyata. Sebaliknya, kata-kata seperti dan, atau, dan karena adalah termasuk kata-kata yang tidak bermakna referensial, karena kata-kata itu tidak mempunyai referent.

6.Makna KontruksiMakna kontruksi adalah makna yang terdapat di dalam kontuksi. Misalnya, makna milik

yang diungkapkan dengan urutan kata di dalam bahasa Indonesia.Contoh-contoh yang diberikan Djajasudarma (1993) mengenai makna kontruksi ini antara lain :•Itu buku saya•Saya baca buku saya•Perempuan itu ibu saya

7.Makna Leksikal dan Makna GramatikalMakna leksikal adalah makna yang yang dimiliki atau ada pada leksem atau kata meski

tanpa konteks apapun. Lain dari makna leksikal, makna gramatikal baru ada kalau terjadi proses gramatikal, seperti afiksasi, redupilikasi, komposisi, dan kalimatisasi.

8.Makna OdesionalMakna idesional adalah makna yang muncul sebagai akibat dari penggunaan kata yang

berkonsep atau ide yang terkandung di dalam satuan kata-kata, baik bentuk dasar maupun turunan.

9.Makna ProposisiMakna proposisi adalah makna yang muncul apabila kita membatasi pengertian tentang

sesuatu. Kata-kata dengan makna proposisi dapat kita lihat di bidang matematika, atau di bidang eksaktra. Makna proposisi dapat diterapkan ke dalam sesuatu yang pasti, tidak mungkin dapat diubah lagi, misalnya, di dalam bahasa kita kenal proposisi:

Page 6: Jenis Makna Dalam Bahasa

a.satu tahun sama dengan dua belas bulan.b.Makhluk hidup akan mati. Dan sebagainya.

10.Makna PusatMakna pusat adalah makna yang dimiliki setiap kata yang menjadi ujaran. Sebagai

contoh dapat kita lihat dalam ekspresi berikut.a. Meja itu bundar.b.Ali seorang laki-laki. Dan sebagainya.

11.Makna PiktorialMakna piktorial adalah makna suatu kata yang berhubungan dengan perasaan pendengar

atau pembaca.

12.Makna IdiomatikIdiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna unsur-

unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Misalnya, secara gramatikal bentuk menjual rumah bermakna ‘yang menjual rumah menerima uang dan yang membeli menerima rumahnya’; tetapi dalam bahasa Indonesia bentuk menjual gigi, tidak bermakna seperti menjual rumah, melainkan ‘tertawa dengan keras’. Jadi, makna seperti yang dimiliki dalam bentuk menjual gigi, yang disebut makna idiomatik.

Pembicaraan tentang jenis makna dapat menggunakan berbagai kriteria atau sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya, makna dapat diklasifikasikan atas makna leksikal dan gramatikal, berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna referensial dan nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata dapat dibedakan adanya makna konotatif dan denotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal adanya makna kata dan istilah atau makna khusus dan umum. Agar lebih jelas Anda dapat memperhatikan tabel berikut ini.SUDUT PANDANG JENIS MAKNA1. jenis semantik makna leksikal dan gramatikal2. referen makna referensial dan nonreferensial3. nilai rasa makna konotatif dan denotatif

4. ketepatan makna makna kata dan istilah makna khusus dan umum

Makna leksikal dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem atau bersifat kata. Karena itu dapat pula dikatakan makna leksikal adalah makna yang sesuai referennya, makna sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam hidup kita. Makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.

Page 7: Jenis Makna Dalam Bahasa

Referen, adalah sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh suatu kata. Bila suatu kata mempunyai referen, maka kata tersebut dikatakan bermakna referensial. Sebaliknya, jika suatu kata tidak mempunyai referen maka kata tersebut bermakna nonreferensial.Sebuah kata disebut bermakna konotatif apabila kata itu mempunyai nilai rasa positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi atau disebut netral.Makna denotatif sebenarnya sama dengan makna referensial. Makna ini biasanya diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi (penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan) atau pengalaman lainnya. Pada dua kata yang bermakna denotasi sama dapat melekat nilai rasa yang berbeda sehingga memunculkan makna konotasi.Jika suatu kata digunakan secara umum maka yang muncul adalah makna kata yang bersifat umum, sedangkan jika kata-kata tersebut digunakan sebagai istilah dalam suatu bidang maka akan muncul makna istilah yang bersifat khusus. Istilah memiliki makna tetap dan pasti karena istilah hanya digunakan dalam bidang ilmu tertentu.

jenis jenis makna

A.      Makna Leksikal, Gramatikal, dan Kontekstual

1. Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apapun.Contoh : Bulpoin : Sejenis alat tulis yang terbuat dari plastik dan menggunakan tinta.Kerbau : Sejenis binatang berkaki empat yang biasa digunakan untuk membajak.Buku : Sejenis barang yang digunakan untuk media tulis, terbuat dari kertas.

2. Makna gramatikal : Makna yang baru ada kalau terjadi proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi atau kalimatisasi.Contoh : Bersepeda : Mengendarai sepeda.Berseragam : Memakai seragamBerjanji : Melakukan atau mengucap janji

3. Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada dalam satu konteks.Contoh : kata tangan dalam berbagai konteks berikut :Tanaganya patah gara-gara jatuh : Anggota tubuh.Dia adalah tangan kanan sang Jenderal : Orang kepercayaan.

Page 8: Jenis Makna Dalam Bahasa

Dia adalah anak yang tangan panjang : Suka mencuri.

B. Makna Referensial dan Non Referensial 1. Makna Referensial : Makna yang mempunyai referen atau acuan .Contoh : baju, kain, buku

2. Makna Non Referensial : Makna yang tidak mempunyai referen.Contoh : dan, atau, tetapi

C. Makna Denotatif dan Konotatif1. Makna Denotatif adalah makna asli, makna asal , makna sebenarnya yang dimiliki leksem.Contoh : kurus, gemuk, kuda.

2. Makna Konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang yang mengunakan makna tersebut.Contoh : babi, anjing, sapi.

D. Makna Konseptual dan Asosiatif 1. Makna Konseptual adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata tersebut dengan konsep. Contoh : sapi, rumah, kursi.

2. Makna Asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada diluar bahasa. Contoh : kantil, merah, domba.

E. Makna Kata dan Makna Istilah1. Makna Istilah adalah makna yang baru menjadi jelas kalau kata itu sudah berada dalam suatu konteks kalimat atau konteks situasinya.Contoh : diagnosis, sinonim, embrio2. Makna Kata adalah makna yang pasti, jelas, tidak meragukan meskipun tanpa konteks kalimat.Contoh : batu, sepatu, tali

F. Makna Idiom dan Peribahasa.1. Makna Idiom adalah makna yang tidak dapat “diramalkan” dari makna unsur-unsurnya baik secara leksikal maupun gramatikal.Contoh : besar kepala, berhati besar, bertangan dingin.

2. Makna Peribahasa adalah makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya asosiasi antara makna asli dengan makna sebagai

Page 9: Jenis Makna Dalam Bahasa

peribahasa.Contoh : Bagai katak dalam tempurung.Tak ada gading yang tak retak.Bagaikan kucing dan anjing.

2. Macam-macam relas

2. Macam-macam relasi makna

A. Sinonim Adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainya.Contoh : tembok = dindingMati = meninggalMelihat = memandang

B.AntonimAdalah hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, kontras antara yang satu dengan yang lain. Dapat dibedakan :a. Antonim bersifat mutlak : hidup x mati.b. Antonim bersifat relatirf/ bergradasi : panjang x pendekc. Antonim bersifat relasional : anak x bapak.d. Antonim bersifat hierarkial : gram x kilo grame. Antonim bersifat majemuk : berdiri x duduk, jongkok, ambruk.

C. Polisemi Adalah satuan bahasa ( kata ) yang memiliki makna lebih dari satu.Contoh : Kaki : kaki meja, kaki saya, kaki gunung.Kepala : Kepala sekolah, kepala kantor, kepala saya.

D. HomonimAdalah dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya “ kebetulan “sama, maknanya tentu saja berbeda, karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan.Contoh : Bisa : dapat, racun.

a. Homofon Adalah kesamaan bunyi antara dua satuan ujaran , tanpa memperhatikan ejaanya.Contoh : Sangsi : SanksiBank : Bangb. Homograf

Page 10: Jenis Makna Dalam Bahasa

Adalah bentuk ujaran yang sama bentuk etnografinya atau ejaanya , tetapi ucapan dan maknaya tidak sama.Contoh : ApelTerasMemerah

E. HiponimAdalah hubungan semantik antara sebuah ujaran yang maknaya tercakup dalam bentuk ujaran yang lain.Contoh :BusMobil Alat transportasi BecakKapal terbangKapal laut

Bus adalah hiponim dari alat transportasi.Alat transportasi adalah hipernim dari bus.

G.Ambiguiti dan KetaksaanAdalah gejala dapat terjadi kegandaan makna akibat tafsiran gramatikal yang berbeda.Contoh : Toni makan ikan matiBuku sejarah baruGambar Toni kecil

H. Redunansi Adalah berlebih-lebihan penggunaan unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran.Contoh : Saya dipukul dengan menggunakan kayu oleh bapak saya.(Saya dipukul kayu oleh bapak)Anak yang memakai baju berwarna biru itu adalah adik saya.( Anak yang berbaju biru itu adik saya)Anak yang sedang mengendarai sepeda itu pernah memukul saya dengan menggunakan besi.(Anak yang bersepeda itu pernah memukul saya dengan besi)

..makna Meluas/generalisasiMakna kata sekarang lebih luas daripada makna asalnya.Contoh:Petani,peternak,berlayar,ibu,dan sebagainya.2.Menyempit/spesialisasiMakan sekarang lebih sempit daripada makna asalnyaContoh:Pendeta,sarjana,sastra,pembantu,dan sebagainya.3.AmelioratifMakna kata sekarang lebih baik daripada makna kata asalnya.

Page 11: Jenis Makna Dalam Bahasa

Contoh:Wanita,pramuniaga,warakawuri,rombongan,dan sebagainya.4.PeyoratifMakna sekarang lebih jelek daripada makna kata asalnya.Contoh:Kawin,gerombolan,oknum,perempuan,dan sebagainya.5.SinestesiaMakna kata yang timbulkarena tanggapan dua indera yang berbeda.Contoh:Namanya harum6.AsosiasiMakna kata yang timbul karena persamaan sifat.Contoh:Hati-hati menghadapi tukang catut di bioskop itu.

menyempit/spesialisasiKata yang tergolog kedalam perubahan makna ini adalah kata yang pada awal penggunaannya bisa dipakai untuk berbagai hal umum, tetapi penggunaannya saat ini hanya terbatas untuk satu keadaan saja.Contoh :Sastra dulu dipakai untuk pengertian tulisan dalma arti luas atau umum, sedangkan sekarang hanya dimaknakan dengan tulisan yang berbau seni. Begitu pula kata sarjana (dulu orang yang pandai, berilmu tinggi, sekarang bermakna “lulusan perguruan tinggi”).

b. meluas/generalisasiPenggunaan kata ini berkebalikan dengan pengertian menyempit.Contoh :Contoh :Petani dulu dipai untuk seseorang yang bekerja dan menggantungkan hidupnya dari mengerjakan sawah, tetapi sekarang kata tersebut dipakai untuk keadaan yang lebih luas. Penggunaan pengertian petani ikan, petani tambak, petani lele merupakan bukti bahwa kata petani meluas penggunaannya.

c. amelioratifPada awalnya, kata ini memiliki makna kurang baik, kurang positif, tidak menguntungkan, akan tetapi, pada akhirnya mengandung pengertian makna yang baik, positif, dan menguntungkan.Contoh :Wanita, pramunikmat, dan warakawuri merupakan kata-kata yang dipakai untuk lebih menghaluskan, menyopankan pengertian yang terkandung dalam kata-kata tersebut.

d. peyoratifMakna kata sekarang mengalami penurunan nilai rasa kata daripada makna kata pada awal pemakaiannya.Contoh :Kawin, gerombolan, oknum, dan perempuan terasa memiliki konotasi menurun atau negatif.

e. asosiasiYang tegolong kedalam perubahan makna ini adalah kata-kata dengan makna-makna yang

Page 12: Jenis Makna Dalam Bahasa

muncul karena persamaan sifat. Sering kita mendengar kalimat “hati-hati dengan tukang catut itu.”Tukang catut dalam kalimat diatas tergolong kata-kata dengan makna asosiatif. Begitu pula dengan kata kacamata dalam : menurut kacamata saya, perbuatan anda tidak benar

f. sinestesiaPerubahan makna terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indera, misalnya dari indera pengecap ke indera penglihatan.Contoh:Gadis itu berwajah manis. Kata manis mengandung makna enak, biasanya dirasakan oleh alat pengecap, berubah menjadi bagus, dirasakan oleh indera penglihatan. Demikian juga kata panas, kasar, sejuk, dan sebagainya.Diposkan oleh chuz bastra di 00:12Label: Materi

Makna 

A.      Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur (frase klausa atau kalimat).

Contoh:

rumah                    : bangunan untuk tempat tinggal manusia

makan                    : mengunyah dan menelan sesuatu

makanan               : segala sesuatu yang boleh dimakan

Makna leksikal kata-kata tersebut dimuat dalam kamus. Makna gramatikal (struktur) ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan).

Contoh:

Page 13: Jenis Makna Dalam Bahasa

berumah                                : mempunyai rumah

rumah-rumah       : banyak rumah

rumah makan       : rumah tempat makan

rumah ayah          : rumah milik ayah

 

B.      Makna Denotasi dan Konotasi

Makna denotatif (referensial) ialah makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau makna dasarnya.

Contoh:

merah                    : warna seperti warna darah.

ular                         : binatang menjalar, tidak berkaki, kulitnya bersisik.

Makna konotatif (evaluasi) ialah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambar tertentu.

Contoh:

Makna dasar                                        Makna tambahan

(denotasi)                                              (konotasi)

merah    : warna   ……………………….    berani; dilarang

ular         : binatang  ……………………..menakutkan/ berbahaya

Makna dasar beberapa kata misalnya: buruh, pekerjaan, pegawai, dan karyawan, memang sama, yaitu orang yang bekerja, tetapi nilai rasanya berbeda. Kata buruh dan pekerja bernilai rasa rendah/ kasar, sedangkan pegawai dan karyawan bernilai rasa tinggi.

Konotasi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif.

Contoh:

Konotasi positif                                    Konotasi negatif

suami istri                                              laki bini

tunanetra                                               buta

pria                                                         laki-laki

Page 14: Jenis Makna Dalam Bahasa

Kata-kata yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam karya ilmiah, sedangkan kata-kata yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam karya sastra.

 

C.      Hubungan Makna

1.       Sinonim

Sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.

Contoh:

a.       yang sama maknanya

sudah  -  telah

sebab  -  karena

amat    -  sangat

b.       yang hampir sama maknanya

untuk – bagi – buat – guna

cinta – kasih – sayang

melihat – mengerling – menatap – menengok

2.       Antonim

Antonim ialah kata-kata yang berlawanan maknanya/ oposisi.

Contoh:

besar      ><  kecil

ibu          ><  bapak

bertanya                >< menjawab

3.       Homonim

Homonim ialah dua kata atau lebih yang ejaannya sama, lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda.

Contoh:

bisa I      : racun

Page 15: Jenis Makna Dalam Bahasa

bisa II     : dapat

kopi I      : minuman

kopi II     : salinan

4.       Homograf

Homograf adalah dua kata atau lebih yang tulisannya sama, ucapannya berbeda, dan maknanya berbeda.

Contoh:

tahu        :  makanan

tahu        :  paham

teras       :  inti kayu

teras       :  bagian rumah

5.       Homofon

Homofon ialah dua kata atau lebih yang tulisannya berbeda, ucapannya sama, dan maknanya berbeda.

Contoh:

bang dengan bank

masa dengan massa

6.       Polisemi

Polisemi ialah suatu kata yang memilki makna banyak.

Contoh:

a.       Didik jatuh dari sepeda.

b.       Harga tembakau jatuh.

c.        Peringatan HUT RI ke-55 jatuh hari Minggu.

d.       Setiba di rumah dia jatuh sakit.

e.       Dia jatuh dalam ujiannya.

7.       Hiponim

Page 16: Jenis Makna Dalam Bahasa

Hiponim ialah kata-kata yang tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi superordinatnya/ hipernim (kelas atas).

Contoh:                  Kata bunga merupakan superordinat, sedangkan mawar, melati, anggrek, flamboyan, dan sebagainya merupakan hiponimnya. Hubungan mawar, melati, anggrek, dan flamboyan disebut kohiponim.

 

D.      Makna Idiomatis

Idiom ialah ungkapan bahasa berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan unsur makna yang membentuknya.

Contoh:

                    (1) selaras dengan              (2) membanting tulang

      insaf akan                              bertekuk lutut

      berbicara tentang                 mengadu domba

Pada contoh (1) terlihat bahwa kata tugas dengan, akan, tentang,dengan kata-kata yang digabungkannya merupakan ungkapan tetap. Jadi, tidak tepat jika diubah atau digantikan, misalnya menjadi:

                                selaras tentang

insaf dengan

berbicara akan

Demikian pula contoh (2), idiom-idiom tersebut tidak dapat diubah misalnya menjadi:

membanting kulit

bertekuk paha

mengadu kambing

 

E.       Perubahan Makna

1.       Perluasan Makna (generalisasi)

Page 17: Jenis Makna Dalam Bahasa

Perluasan makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama.

Contoh:

makna lama                                          makna baru

bapak: orang tua laki-laki                  semua orang laki-laki yang lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi.

saudara: anak yang sekandung       semua orang yang sama umur/ derajat.

 

2.       Penyempitan Makna (Spesialisasi)

Penyempitan makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Cakupan baru/ sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula).

Contoh:

makna lama:                                                         makna baru:

sarjana                  : cendikiawan       .               lulusan perguruan tinggi

pendeta                 : orang yang berilmu           guru Kristen

madrasah              : sekolah                                sekolah agama Islam

 

3.       Peninggian Makna (ameliorasi)

Peninggian makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna yang baru dirasakan lebih tingg/ hormat/ halus/ baik nilainya daripada makna lama.

Contoh:

makna lama:                                                         makna baru:

bung       : panggilan kepada orang laki-laki  panggilan kepada pemimpin

putra       : anak laki-laki                                      lebih tinggi daripada anak

 

4.       Penurunan Makna (Peyorasi)

Page 18: Jenis Makna Dalam Bahasa

Penurunan makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah/ kurang baik/ kurang menyenangkan nilainya daripada makna lama.

Contoh:

makna lama:                                                         makna baru:

bini: perempuan yang sudah dinikahi             lebih rendah daripada istri/ nyonya

bunting: mengandung                                        lebih rendah dari kata hamil

 

5.        Persamaan (asosiasi)

Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan makna baru.

Contoh:

makna lama:                                         makna baru:

amplop  : sampul surat                       uang sogok

bunga    : kembang                             gadis cantik

Mencatut: mencabut dengan catut   menarik keuntungan

 

6.       Pertukaran (sinestesia)

Sinestesia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda dari indera penglihatan ke indera pendengar, dari indera perasa ke indera pendengar, dan sebagainya.

Contoh:

suaranya terang sekali       (pendengaran penglihatan)

rupanya manis                     (penglihat perasa)

namanya harum                  (pendengar pencium)

 

F.       Kata Umum dan Kata Khusus

Page 19: Jenis Makna Dalam Bahasa

Kata umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal, sedangkan kata khusus ialah kata yang sempit/ terbatas ruang lingkupnya.

Contoh:

Umum        :   Darta menggendong adiknya sambil membawa buku dan sepatu.

Khusus      :   Darta menggendong adiknya sambil mengapit buku dan sepatu.

Umum        :   Bel berbunyi panjang tanda pelajaran habis.

Khusus      :   Bel berdering panjang tanda pelajaran habis.

Pengertian Makna Denotatif, Konotatif, Lugas, Kias, Leksikal, Gramatikal, Umum dan

Khusus

1. Arti Definisi / Pengertian Makna Denotasi / Denotatif

Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.

Contoh :- Mas parto membeli susu sapi- Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal

2. Arti Definisi / Pengertian Makna Konotasi / Konotatif

Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.

Contoh :- Para petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam (kupu-kupu malam = wts)- Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat = rentenir)

3. Arti Definisi / Pengertian Makna Lugas

Makna lugas adalah makna yang sesungguhnya dan mirip dengan makna denotatif.

Page 20: Jenis Makna Dalam Bahasa

Contoh :- Olahragawan itu senang memelihara codot hitam- Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah

4. Arti Definisi / Pengertian Makna Kias

Makna kias adalah makna yang bukan sebenarnya yang sama dengan makna konotatif.

Contoh :- Pegawai yang malas itu makan gaji buta (makan = menerima)- Si Kadut senang terbang bersama miras oplosan beracun (terbang = mabok)

5. Arti Definisi / Pengertian Makna Leksikal

Makna leksikal adalah makna yang tetap tidak berubah-ubah sesuai dengan makna yang ada di kamus.

Contoh :- toko- obat- mandi

6. Arti Definisi / Pengertian Makna Gramatikal

Makna gramatikal adalah makna yang dapat berubah sesuai dengan konteks pemakaian. Kata tersebut mengalami proses gramatikalisasi pada pemajemukan, imbuhan dan pengulangan.

Contoh :- Bersentuhan = saling bersentuhan- Berduka = dama keadaan duka- Berenam = sekumpulan enam orang- Berjalan = melakukan kegiatan / aktivitas jalan

7. Arti Definisi / Pengertian Makna Umum

Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain.

Page 21: Jenis Makna Dalam Bahasa

Contoh :- Masykur senang makan buah-buahan segar- Tukang palak itu sering memalak kendaraan umum yang lewat- Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya harta

8. Arti Definisi / Pengertian Makna Khusus

Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.

Contoh :- Masykur senang makan jamblang segar- Tukang palak itu sering memalak bis kopaja yang lewat- Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya rumah

Gejala-gejala Perubahan Makna

a. Perluasan makna kata (generalisasi), terjadi apabila cakupan makna suatu kata lebih luas dari makna asalnya.

Contoh :

berlayar   (makna asal)  mengarungi   lautan dengan kapal   layar   (sekarang)  mengarungi   lautan dengan berbagai.

b. Penyempitan makna kata (spesialisasi),   terjadi  apabila makna suatu kata  lebih sempit cakupannya daripada makna asalnya.

Contoh :

Sarjana

(makna asal)  sebutan untuk semua orang berilmu

(sekarang)  orang-orang berpendidikan S-1

c. Amelioratif adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih tinggi daripada asalnya.

Page 22: Jenis Makna Dalam Bahasa

Contoh :

Wanita

(makna asal)  nilainya rendah

(sekarang)  lebih terhormat

d. Peyorasi adalah   perubahan   makna   kata   yang   nilainya   menjadi   lebih   rendah   daripada   makna sebelumnya.

Contoh :

Gerombolan

(makna asal)  orang-orang yang berkelompok, bergerombol

(sekarang)  orang-orang pengacau

e. Sinestesia, adalah perubahan makna akibat pertukaran anggapan antara dua indra yang berlainan.

Contoh :

Kata-katanga pedas

Pedas  kata kasar (pendengaran)

(makna asal)  indra pengecapan

f. Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.

Contoh :

Beri saja dia amplop, pasti segala urusanmu jadi gampang.

amplop

(makna asal)  wadah untuk memberi uang

(sekarang)  uang yang beramplop, suap