KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

20
KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA Tri Supraptiwi 1 dan Widhyasmaramurti 2 Program Studi Sastra Daerah untuk Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 64124, Indonesia E-mail : 1. [email protected]; 2. [email protected] Abstrak Skripsi ini membahas komponen makna ‘memisahkan’ dalam bahasa Jawa. Batasan memisahkan dalam skripsi ini adalah tindakan memisahkan objek dari induknya. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari majalah Panjebar Semangat edisi tahun 2014 sebagai data primer, dan masukan responden, serta dosen penguji skripsi sebagai data sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kata-kata yang bermakna ‘memisahkan’ dalam bahasa Jawa, serta komponen makna umum dan komponen makna khusus dari kata-kata tersebut. Penelitian ini menggunakan teori medan makna dan teori komponen makna oleh Nida (1979). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada 39 kata-kata yang bermakna ‘memisahkan’ dalam bahasa Jawa, dan dari ketiga puluh sembilan kata tersebut ditemukan 4 komponen makna umum dan 57 komponen makna khusus. Kata kunci : kata ‘memisahkan’, komponen makna, medan makna, bahasa Jawa. Semantic Features of ‘Separating’ in Javanese Abstract This undergraduate thesis discusses semantic features of 'separating' in Javanese. Data that are used in this study come from Panjebar Semangat magazine 2014 edition as primary data, and respondents’ as well as thesis examiners’ input as secondary data. This research aims to find Javanese words which have meanings of 'separating' and also its semantic features (common components and distinctive components) . This research uses a theory of semantic field and a theory of semantic features by Nida (1979). The method that is used in this research is descriptive analysis. The results from this study show that: (1) there are thirty-nine words that have 'separating' meaning in Javanese and (2) from those thirty-nine words, this research found 4 common components and 57 distinctive components of ‘separating’ meaning. Keywords: the word of ‘separating’, semantic features, semantic field, Javanese language Pendahuluan Manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan demi keberlangsungan hidup, manusia membutuhkan kerja sama satu sama lain. Dengan adanya Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Transcript of KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

Page 1: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

Tri Supraptiwi1 dan Widhyasmaramurti2

Program Studi Sastra Daerah untuk Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 64124, Indonesia

E-mail : 1. [email protected]; 2. [email protected]

Abstrak

Skripsi ini membahas komponen makna ‘memisahkan’ dalam bahasa Jawa. Batasan memisahkan dalam skripsi ini adalah tindakan memisahkan objek dari induknya. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari majalah Panjebar Semangat edisi tahun 2014 sebagai data primer, dan masukan responden, serta dosen penguji skripsi sebagai data sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kata-kata yang bermakna ‘memisahkan’ dalam bahasa Jawa, serta komponen makna umum dan komponen makna khusus dari kata-kata tersebut. Penelitian ini menggunakan teori medan makna dan teori komponen makna oleh Nida (1979). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada 39 kata-kata yang bermakna ‘memisahkan’ dalam bahasa Jawa, dan dari ketiga puluh sembilan kata tersebut ditemukan 4 komponen makna umum dan 57 komponen makna khusus.

Kata kunci : kata ‘memisahkan’, komponen makna, medan makna, bahasa Jawa.

Semantic Features of ‘Separating’ in Javanese

Abstract

This undergraduate thesis discusses semantic features of 'separating' in Javanese. Data that are used in this study come from Panjebar Semangat magazine 2014 edition as primary data, and respondents’ as well as thesis examiners’ input as secondary data. This research aims to find Javanese words which have meanings of 'separating' and also its semantic features (common components and distinctive components) . This research uses a theory of semantic field and a theory of semantic features by Nida (1979). The method that is used in this research is descriptive analysis. The results from this study show that: (1) there are thirty-nine words that have 'separating' meaning in Javanese and (2) from those thirty-nine words, this research found 4 common components and 57 distinctive components of ‘separating’ meaning.

Keywords: the word of ‘separating’, semantic features, semantic field, Javanese language

Pendahuluan

Manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan

mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan demi

keberlangsungan hidup, manusia membutuhkan kerja sama satu sama lain. Dengan adanya

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 2: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

kerja sama, manusia akan saling melengkapi dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Proses

kerja sama akan terjalin jika ada kontak komunikasi untuk menyampaikan apa yang

diinginkan ataupun apa yang dibutuhkan. Tujuan dalam berkomunikasi adalah mencapai

kesamaan makna. Untuk mencapai kesamaaan makna, dibutuhkan instrumen komunikasi,

yaitu bahasa1.

Di Indonesia dengan keberagaman penduduk terdapat beragam jenis bahasa yang

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bahasa yang digunakan oleh sekelompok

penduduk Indonesia adalah bahasa Jawa. Bahasa Jawa mayoritas digunakan oleh masyarakat

di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Selain daerah tersebut, di beberapa

propinsi di Indonesia terdapat daerah yang merupakan kantung bahasa Jawa, yaitu daerah

Banten, Lampung, sekitar Medan, dan daerah transmigrasi di Indonesia (Ari, 2014).2

Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang memiliki kosakata yang cukup

bervariasi dan produktif3. Kebervariasian dan produktivitas Bahasa Jawa disebabkan

masyarakat berusaha untuk melambangkan setiap sesuatu yang ada di lingkungan sekitar

dengan kata4. Setiap hal yang ada di lingkungan sekitar yang menunjukkan keberagaman dan

perbedaan, akan memiliki nama (kata) tersendiri, meskipun perbedaan yang muncul satu

sama lain sangat tipis, misalnya adalah dalam penggunaan kata ‘memisahkan’ (menyebabkan

suatu bagian objek terpisah dari induk objeknya5). Di dalam bahasa Jawa terdapat kata maro

dan kata nyigar, yang keduanya memiliki makna memisahkan bagian objek dari induknya,

sebagai contoh “nyigar semangka” ‘membelah semangka’ dan “maro semangka” ‘membelah

semangka’. Secara leksikal, maro dan nyigar sama-sama memiliki makna membagi menjadi

dua. Akan tetapi, penggunaan kata nyigar selalu membutuhkan tambahan alat untuk

melakukan tindakan nyigar, sedangkan kata maro tidak selalu membutuhkan tambahan alat

dalam melakukan tindakan memisahkan karena maro dapat dilakukan dengan tangan (tanpa

alat), seperti pada “maro jeruk” ‘membelah jeruk menjadi dua’. Kehadiran komponen alat 1Bahasa ialah sistem tanda bunyi yang dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama dan berkomunikasi (Harimurti, 2008: 24). 2http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&id=79469&ftyp=potongan&potongan=S2-2015-339573-chapter1.pdf 3Produktivitas dalam Bahasa Jawa dapat terlihat dengan parameter penyebutan anak binatang.“Bahasa Jawa mempunyai sekitar 100 kata untuk menyebutkan anak pelbagai binatang yang tidak ada dalam bahasa lain.” (Harimurti, 2005) 4 Kata adalah satuan ujaran yang bermakna, dan mampu berdiri sendiri (Harimurti, 2008:110). 5Objek dapat berupa jenis benda mati dan makhluk hidup.

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 3: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

pada maro tergantung pada objek yang akan dipisahkan. Objek yang mengikuti kata nyigar

lebih konkret, dan dapat dilihat tindakan memisahkannya dengan jelas. Adapun objek kata

maro dapat berupa sesuatu yang cara memisahkannya tidak mengenai objek secara konkret,

misalnya pada objek berupa warisan/dhuwit, seperti pada klausa6 berikut ini.

(1) “warisane/dhuwite diparo”. ‘Warisan/Uangnya dibagi (jumlah yang sama)’

(2) * “warisane/dhuwite disigar.” * ‘Warisan/Uangnya dibagi (ukuran yang sama)’

Klausa (1) dapat diterima sedangkan ke (2) tidak berterima karena penggunaan maro untuk

membagi objek dengan hasil jumlah yang sama, adapun nyigar untuk membagi dengan hasil

ukuran yang sama. Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun sama-sama memiliki makna

leksikal yang sama, akan tetapi dalam penggunaan tidaklah sama persis.

Dari contoh klausa (1) dan (2) dapat dilihat bahwa perbendahaaran kata di dalam

bahasa Jawa sangat beragam dengan makna yang kurang lebih sama. Terlebih bagi penutur

jati bahasa Jawa, penggunaan bahasa Jawa secara tepat bukanlah hal yang sulit karena

masyarakat Jawa sudah terinternalisasi untuk memahami makna bahasa Jawa di dalam

kehidupan sehari-hari. Adapun para pembelajar bahasa Jawa (penutur asing) akan merasa

kesulitan dalam menggunakan kata dalam bahasa Jawa secara tepat dalam berkomunikasi

karena banyak kosakata bahasa Jawa yang memiliki kemiripan makna, akan tetapi dalam

penggunaannya berbeda-beda. Oleh karena itu, untuk membantu memberikan pemahaman

secara ilmiah terhadap makna kata “memisahkan” kepada masyarakat luas, maka diperlukan

analisis pada setiap kata di dalam bahasa Jawa. Kata-kata yang memiliki komponen bersama

(Komponen Makna Umum) dan Komponen Makna Pembeda satu sama lain perlu dilihat

secara lebih mendalam untuk dapat ditemukan perbedaannya.

Komponen Makna Umum memberikan peluang kepada sesorang untuk

menginterpretasikan referennya. Referen merupakan unsur luar bahasa yang menjadi acuan

dari unsur bahasa (Kridalaksana, 2008 : 208). Dalam berkomunikasi, unsur bahasa dapat

terdiri dari bunyi, yang membentuk suku-kata, kata, frasa, klausa, atau kalimat7. Untuk

6Kelompok kata yang sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat dan berpotensi sebagai kalimat. (Harimurti, 2008 : 124) 7Satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa. (Harimurti, 2008: 103)

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 4: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

memudahkan analisis, maka pemilihan data kalimat secara tertulis yang diambil dari Majalah

Panjebar Semangat menjadi data yang penting karena kalimat terdiri atas subyek dan

predikat, di mana secara umum, predikat diisi oleh verba. Melihat hal tersebut, verba

merupakan salah satu unsur bahasa yang cukup penting keberadaannya di dalam

berkomunikasi. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis kata yang merupakan verba

dalam bahasa Jawa. Wedhawati, dkk. (1990) menyebutkan bahwa kata yang merupakan

verba bahasa Jawa terdiri dari 23 tipe (mengambil, membawa, menyatukan, memisahkan,

memasukkan, mengeluarkan, bergerak, mencari, berpikir, memperoleh, membuat, memberi,

membuka, menutup, membersihkan, duduk,melihat, menahan, menolak, memegang,

merasakan, menyakiti dan menghancurkan), namun penelitian ini hanya akan membahas

salah satu tipe verba, yaitu tipe verba ‘memisahkan’. Pemilihan verba ‘memisahkan’ sebagai

objek penelitian berdasarkan 3 alasan : (1) verba tersebut merupakan salah satu dari 23 jenis

verba yang sampai saat ini masih dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari;(2) memiliki

kosakata ‘memisahkan’ dengan varian yang cukup banyak (Wedhawati,dkk. (1990: 28) telah

menemukan 30 kata ‘memisahkan’), dan (3) belum adanya penelitian sebelumnya mengenai

kata yang merupakan verba ‘memisahkan’ selain penelitian yang telah dilakukan oleh

Wedhawati, dkk. (1990).

Fokus penelitian adalah menemukan Komponen Makna Umum dan Komponen

Makna Khusus dari dari kata-kata bahasa Jawa yang memiliki makna ‘memisahkan’, dengan

batasan yaitu kata ‘memisahkan’ yang memiliki pengertian tindakan yang menyebabkan

suatu bagian objek terpisah dari induk objeknya, atau menjadikan objek menjadi dua bagian

atau lebih. Hasil analisis yang diharapkan adalah masyarakat mampu mendapatkan

pengetahuan akan Komponen Makna Umum dan Makna Khusus dari kata-kata

‘memisahkan’ dalam bahasa Jawa, mampu menerapkan penggunaan kata ‘memisahkan’

dalam berkomunikasi secara tepat, dan hasil analisis ini diharapkan dapat memperkaya hasil

penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.

Tinjauan Teoritis

Pateda (2001: 2) menjelaskan bahwa untuk mengetahui wujud makna, jenis makna,

komponen makna, perubahan makna, dan cara untuk memahami suatu makna, tercakup

dalam disiplin ilmu linguistik, khususnya bidang semantik. Dalam penelitian ini dilakukan

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 5: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

analisis komponen makna, sehingga penelitian ini termasuk ke dalam bidang semantik8.

Adapun ruang lingkup skripsi ini mengacu kepada semantik leksikal, sebab objek penelitian

dalam skripsi ini berupa kata-kata yang merupakan verba bermakna memisahkan dalam

bahasa Jawa. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Pateda (2001 : 74), bahwa semantik

leksikal mengkaji makna dalam kata. Makna kata ‘memisahkan’ di dalam penelitian ini akan

dianalisis menggunakan teori komponen makna oleh Nida (1974).

Nida menjelaskan bahwa satuan semantik memiliki sekelompok makna yang

memiliki komponen semantik tertentu. Jadi, keterlihatan hubungan makna dari setiap kata

yang berada di dalam makna data dilihat berdasarkan komponen-komponen9 yang dimiliki

oleh setiap kata. Lebih lanjut, Nida menjelaskan bahwa komponen makna terdiri atas

Komponen Makna Umum (common components) dan Komponen Makna Khusus (distinctive

components). Komponen Makna Umum adalah komponen makna suatu kata yang

menunjukkan bagian suatu medan makna. Komponen Makna Khusus terbagi atas dua

komponen, yaitu Komponen Makna Pembeda (diagnostic components) dan Komponen

Makna Tambahan (supplementary components). Komponen Makna Pembeda merupakan

komponen makna yang berfungsi untuk membedakan suatu makna yang merujuk pada satu

atau beberapa kata. Adapun Komponen Makna Tambahan merupakan komponen tambahan

pada suatu kelompok makna yang dapat menjadi pembeda dengan kolompok makna yang

lain. Nida (1979: 64-66) menjelaskan bahwa untuk menemukan komponen makna yang

dimiliki oleh setiap kata diperlukan analisis kata melalui empat tahapan langkah kerja yang

meliputi:

1. Penamaan (naming)

Pateda (2001) menjelaskan bahwa proses penamaan merupakan usaha budi daya manusia

untuk mengganti benda, proses, gejala, aktivitas dan sifat dengan kata-kata untuk

memudahkan berkomunikasi.

2. Parafrasa (paraphrasing) 8“Semantikdapatdiartikansebagaiilmutentangmaknaatautentangarti,yaitusalahsatudaritigatatarananalisisbahasa:fonologi,gramatika,dansemantik.”(Abdul,2009:2)9 “Sebuah bagian susunan dari makna referensial sebuah kata, dapat ditemukan melalui analisis komponen. Komponen makna semantik dapat berbentuk Komponen Makna Umum, Komponen Makna Pembeda, atau Komponen Makna Tambahan.” (Nida, 1974: 232)

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 6: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

Pateda (2001) menjelaskan bahwa proses parafrasa merupakan kegiatan pendeskripsian

secara pendek terhadap objek tertentu.

3. Pendefinisian (defining)

Langkah kerja pendefinisian dilakukan dengan cara mengombinasikan semua jenis

parafrasa yang spesifik ke dalam pernyataan tunggal berdasarkan komponen makna

pembeda. (Nida, 1979)

4. Pengklasifikasian (classifiying)

Langkah kerja pengklasifikasian mencakup tiga langkah, yaitu:

(1) Mengelompokkan unit-unit yang memiliki karakter sejenis: mengumpulkan

Komponen Makna Umum yang dimiliki oleh kata-kata ‘memisahkan’ dalam bahasa

Jawa.

(2) Memisahkan unit-unit yang tidak memiliki karakter sejenis: mengumpulkan

Komponen Makna Umum yang memiliki karakter berbeda dengan Komponen Makna

Umum lainnya.

(3) Menentukan dasar pengelompokkan kata yang lebih spesifik: menentukan

pengelompokkan berdasarkan Komponen Makna Pembeda dan Komponen Makna

Tambahan.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis.

Sudaryanto (1992:62) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif analitis adalah penelitian yang

dilakukan berdasarkan analisis terhadap fakta yang sebenarnya. Lebih lanjut, Sudaryanto

menjelaskan bahwa dalam penelitian deskriptif peneliti tidak mempertimbangkan benar atau

salah penggunaan bahasa yang dilakukan oleh penutur sehingga tujuan penelitian dapat

dicapai berdasarkan fakta yang ada, tanpa adanya subjektivitas dari peneliti.

Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik simak-catat untuk

mengumpulkan data. Teknik simak-catat dilakukan dengan menyimak sumber primer untuk

mendapatkan kata-kata ‘memisahkan’, yang kemudian dicatat sebagai data primer penelitian.

Sumber primer yang digunakan adalah rubrik Cerita Rakyat, Cerita Sambung, Cerita Cekak,

Alaming Lelembut, Padhalangan, Taman Wanita, dan Taman Guritan yang ada di dalam

majalah Panjebar Semangat edisi tahun 2014. Kata-kata ‘memisahkan’ yang telah ditemukan

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 7: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

selanjutnya dicek maknanya menggunakan kamus Bausastra Jawa-Indonesia

(Praworoatmodjo: 1996) dan kamus Baoesastra Djawa (Poerwadarminta: 1939) untuk

memastikan bahwa kata yang telah ditemukan dari sumber primer adalah kata ‘memisahkan’

dalam bahasa Jawa. Setelah dipastikan maknanya, selanjutnya kata-kata tersebut diujikan

kepada responden melalui kuesioner untuk validasi. Selain untuk validasi data, kuesioner

juga berfungsi untuk menemukan kata-kata ‘memisahkan’ lain yang tidak ditemukan dalam

data primer. Dalam hal ini, responden dijadikan sebagai sumber sekunder10. Selanjutnya kata-

kata ‘memisahkan’ dari data sekunder dicek melalui kamus Bausastra Jawa-Indonesia dan

kamus Baoesastra Jawa. Baik data primer maupun data sekunder yang telah dipastikan

sebagai kata ‘memisahkan’ dalam bahasa Jawa selanjutnya dianalisis menggunakan teori

Nida tentang komponen makna.

Hasil Penelitian

Berdasarkan tahap pengumpulan data, ditemukan 31 kata ‘memisahkan’ dalam bahasa

Jawa yang berasal dari sumber primer, dan 8 kata ‘memisahkan’ dalam bahasa Jawa dari data

sekunder (2 kata dari responden dan 6 kata dari dosen penguji skripsi). Dari 39 kata

‘memisahkan’ ditemukan 4 Komponen Makna Umum dan 57 Komponen Makna Khusus.

Dari 57 Komponen Makna Khusus, terdiri atas 10 Komponen Makna Pembeda dan 53

Komponen Makna Tambahan yang akan dibahas lebih lanjut pada Pembahasan.

Pembahasan

Nida (1974) menjelaskan bahwa untuk menemukan komponen makna pada kata dapat dilakukan dengan empat tahapan langkah kerja yang meliputi penamaan, parafrasa, pendefinisian, dan pengklasifikasian.

1. Penamaan

Di dalam tahap penamaan, langkah kerja yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan

kata yang bermakna memisahkan dalam bahasa Jawa. Dalam hal ini, kata ‘memisahkan’

dalam bahasa Jawa adalah kata yang mengandung makna memisahkan secara leksikal. Pada

tahap ini, makna leksikal yang dimiliki oleh setiap kata ‘memisahkan’ diperjelas dengan

diberikan penjelasan katanya berdasarkan kamus Bausastra Jawa-Indonesia (Prawiroatmodjo,

10Sumbersekunderjugadidaptkandaridosenpengujiskripsipadasidangpertama.

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 8: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

1996) dan kamus Baoesastra Djawa (Poerwadarminta, 1939). Hasil penamaan dapat dilihat

pada Tabel 1. Hasil Penamaan.

Tabel 1. Hasil Penamaan

No Kata Prawiroatmodjo (1996)

Poerwadarminta (1939)

No Kata Prawiroatmodjo (1996)

Poerwadarminta (1939)

1

Babad tebang (hlm. 22)

mbabadi lan ngrêsiki (gerumbulan, wit-witan, lsp. dianggo padésan) (hlm. 23)

21 Ngrajang Mengiris, meracik, menyayat (tembakau) (hlm.474)

Ngirisi (tembako, lsp. tipis (hlm. 425)

2

Bêthot ditarik, dicabut (hlm. 37)

ditarik sêru supaya uwal (pêdhot) (hlm. 44)

22 Nigas Memotong, memenggal (hlm. 409)

Ngêthok, nugêl (hlm. 344)

3

irat-irat

dibelah tipis-tipis (rotan, bambu, dsb.) (hlm. 171)

nyigari ndadèkaké wilahan tipis-tipis (hlm. 173)

23 Nugêl Memotong, memenggal (hlm. 409)

Ngêthok ing têngah (hlm. 347)

4 krotog berjatuhan, berluruhan (hlm. 271)

padha gogrog (tiba bebarêngan) (hlm. 253)

24 Ngundhuh Memetik (hlm. 488)

Mêthik woh-wohan (hlm. 417)

5 Mancas Memangkas ( hlm. 329)

Ngêthok pang, mutusi, pancas (hlm. 292)

25 Nutu Menumbuk (padi) (hlm. 412)

Ngoncèki pari lsp. sarana disosoh ing alu (hlm. 349)

6

Mbêdhah

sobek terbuka, koyak (kain), pecah (bendung) (hlm. 32)

jêbol, suwèk, ilèn-ilèn banyu mênyang ing sawah (hlm, 37)

26 Nacah - Ngirisi (ngrajang) lêmbut (hlm 339)

7

Bobok tetas, pecah (hlm. 42)

dibolong, didhudhah, dibabah (hlm. 55)

27

Nyêmpal

menyerkah (cabangnya, dsb.) (hlm. 509) nyoklèk pang

(hlm. 360) 8

Mêdhot

memutuskan (tali, dsb.) (hlm. 349)

ngêthok tampar, tali lsp, (hlm. 304)

28

Nyigar

membelah (hlm. 515)

mbêlah, mêcah dadi loro (hlm. 364)

9 Mêthik Memetik (hlm. 361)

Ngundhuh woh,kêmbang,lsp. (hlm. 314)

29 Magas mengiris sedikit (hlm. 322)

ngiris sathithik (hlm. 285)

10 Mothèng

disendi (daging ayam, dsb.) (hlm. 602)

disêmpal-sêmpal pèranganing awakè (lumrahé tmr. pitik) (hlm. 508)

30

Paro

Membagi dua, hasilnya dibagi dua (hlm. 339)

Mérang/mbagé dadi loro (hlm. 297)

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 9: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

11 Motong Ngêthoki, nugêl, nêgor,nyêmbêlèh, mbêdhahi klambi (hlm. 331)

31

Sêmbêlèh

disembelih, dipotong, dibantai (lembu, dsb.) (hlm. 679)

dipatèni sarana diiris guluné (hlm. 555)

12 Munggêl Mematahkan (ujung) (hlm. 385)

Ngêthok pucukè (hlm. 326)

32

Nyuwèk

Menyobek, merobek, merabit (hlm. 546)

Nyêbit nganti suwèk (hlm. 369)

13 Mêrung Memotong telinga (hlm. 360)

Ngêthok kuping (hlm. 312)

33

Pêgatan

Putus, dipenggal kepalanya (hlm. 575)

Pedhot, ditugel (endhase) (hlm. 482)

14 Nêgor Menebang, menebas (hlm. 399)

Ngêbrukaké wit, lsp .sarana dikêthok pokoké (hlm 341)

34

Sèsèt Kopek, dikopek (hlm. 673)

Beset, dibesèt, dithethel (hlm. 551)

15 Ngarit menyabit, merumput (hlm. 423)

golèk sukêt nganggo arit (380)

35

Nyuwil

Menjoreng11, merenyuh, mengutil, merempakkan (hlm. 526)

Nggempil sathithik) (hlm. 369)

16 Ngêthok Memotong, menetak, memenggal (hlm. 448)

Nugêl (hlm. 399) 36

Mlècèt Terkelupas (hlm. 369)

Mlicèt, nglècèpi cangkok, kulit, lsp. (hlm. 320)

17

Nggorok

-

nggraji nganggo gorok (hlm. 160)

37

Mlèthès

Menumbuk kopi, menghilangkan kulitnya (hlm. 370)

Nutu (nosoh) kopi, lsp. (hlm. 320)

18

Nggraji

Memotong, menetak, memenggal (hlm. 448)

migunakake graji (mrèjèng, ngêthok lsp. kayu awujud wilahan wêsi mawa unton-unton (hlm. 161)

38

Ngerès Ngiris, nethaki (hlm. 395)

19 Ngiris mengiris (hlm. 454)

ngêthok (natas, lsp.) nganggo lading (hlm. 403)

39

Nisil

Nucuk karo ngoncèki (hlm, 346)

20 ngoncèk mengupas (hlm. 470)

ngilangi kulité (hlm. 423)

Berdasarkan makna leksikal yang didapatkan dari kamus, dapat dipahami bahwa seluruh

data penelitian memiliki makna memisahkan. Walaupun semua data tersebut sama-sama

memiliki makna memisahkan, namun masing-masing kata memiliki keterangan makna

leksikal tersendiri yang menunjukkan makna memisahkan. Dari makna leksikal tersebut

11BedasarkanKamusBahasaIndonesia(Dendy,2008:642),menjorengbermaknamemotongsedikit

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 10: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

terlihat adanya komponen-komponen makna yang dimiliki oleh setiap kata ‘memisahkan’.

Komponen makna yang tercakup dalam makna leksikal tersebut lebih lanjut dianalisis pada

tahap parafrasa (paraphrasing).

2. Parafrasa

Langkah kerja yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat komponen makna yang

secara umum dimiliki oleh data. Komponen makna tersebut diambil melalui parameter

makna leksikal yang didapatkan melalui kamus Bausastra Jawa-Indonesia (Prawiroatmodjo,

1996) dan kamus Baoesastra Djawa (Poerwadarminta, 1939) pada tahap penamaan.

Berdasarkan makna leksikal dari kata ‘memisahkan’, komponen makna yang dimiliki oleh

kata ‘memisahkan’ dapat mencakup komponen [+ Tindakan memisahkan], [+ Tenaga

manusia], [+ Objek], dan [+ Alat]. Setiap kata ‘memisahkan’ akan dipasangkan dengan empat

komponen tersebut dengan disertai tanda (+) atau tanda (–) atau tanda (±). Tanda (+) berarti

kata tersebut memiliki komponen makna yang dimaksud, tanda (-) berarti kata tersebut tidak

memiliki komponen makna yang dimaksud, dan tanda (±) berarti kata tersebut bisa

mengandung komponen makna yang dimaksud, dan bisa juga tidak mengandung komponen

makna yang dimaksud.

Tabel 2. Hasil Parafrasa

No Kata Komponen Tindakan memisahkan Tenaga manusia Objek Alat

1 babad + + + + 2 bêthot + + + - 3 irat-irat + + + + 4 krotog + + + ± 5 mancas + + + + 6 mbêdhah + + + ± 7 bobok + + + + 8 mêdhot + + + - 9 mêthik + + + - 10 mothèng + + + ± 11 motong + + + + 12 munggêl + + + + 13 mêrung + + + + 14 nêgor + + + + 15 ngarit + + + + 16 ngêthok + + + + 17 nggorok + + + + 18 nggraji + + + + 19 ngiris + + + + 20 ngoncèk + + + ±

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 11: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

Berdasarkan Tabel 2. Hasil Parafrasa, dapat dilihat bahwa komponen tindakan

memisahkan, komponen tenaga manusia, dan komponen objek dimiliki oleh semua kata

‘memisahkan’. Adapun komponen alat dimiliki oleh 33 kata, sedangkan 6 kata lainnya tidak

memiliki komponen alat. Hal tersebut menunjukkan bahwa komponen alat dapat dijadikan

sebagai komponen makna untuk mencari komponen makna spesifik. Begitu juga dengan

komponen makna objek bersifat umum, komponen objek dapat dijadikan dasar mencari

komponen makna dari beberapa makna leksikal kata yang menyebutkan ‘objek’ secara

spesifik sehingga dapat membedakan makna antar-kata ‘memisahkan’ yang satu dengan yang

lain. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut di dalam tahap pendefinisian dan tahap

pengklasifikasian.

3. Pendefinisian

Sama halnya dengan tahap parafrasa, tahap pendefinisian merupakan langkah kerja untuk

menunjukkan komponen yang dimiliki oleh setiap kata ‘memisahkan’. Akan tetapi,

komponen makna yang ditunjukkan melalui langkah kerja pendefinisian lebih spesifik

dibandingkan pada tahap parafrasa. Pada tahap ini komponen makna dilihat berdasarkan

penggunaaan kata ‘memisahkan’ di dalam kalimat. Dengan melihat penggunaan kata

‘memisahkan’ di dalam kalimat, akan terlihat komponen makna spesifik yang membedakan

antara makna kata ‘memisahkan’ yang satu dengan kata ‘memisahkan’ lainnya. Dalam hal

ini, kalimat-kalimat yang dianalisis adalah kalimat yang mengandung kata ‘memisahkan’

21 ngrajang + + + + 22 nigas + + + + 23 nugêl + + + + 24 ngundhuh + + + ± 25 nutu + + + + 26 nacah + + + + 27 nyêmpal + + + ± 28 nyigar + + + + 29 magas + + + + 30 paro + + + ± 31 sêmbêlèh + + + + 32 nyuwèk + + + - 33 pêgatan + + + + 34 sèsèt + + + + 35 nyuwil + + + ± 36 mlècèt + + + - 37 mlèthès + + + + 38 ngerès + + + + 39 nisil + + + -

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 12: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

yang telah dikumpulkan dari majalah PS edisi tahun 2014, kalimat yang berasal dari

responden, dan kalimat dari peneliti yang telah divalidasi melalui responden, seperti contoh

pada no (3) dan (4) berikut ini.

(3) Mêthik Akeh buruh wadon methik godhong teh, mlaku iring-iringan nggendhong rinjing isi godhong teh. (PS 25 ed 21 Juni 2014 hlm 30)

‘Banyak buruh perempuan memetik daun teh, berjalan beriringan menggendong wadah berisi daun teh.’

Melalui contoh (3) dapat dilihat bahwa mêthik diikuti objek berupa godhong ‘daun’, yang mana daun merupakan bagian dari tumbuhan.

(1) [+ objek berupa godhong teh ‘daun teh’] (2) [+ objek tetuwuhan ‘tumbuhan’]

(4) Nyempal

Gregetan wite ditegor dening para prajurit yaksa, nanging Anoman malah nyempal sing gedhe dhewe, diobat-abitake mubeng seser, satemah para buta padha sumingkir miris lan giris kabeh. (PS 25 ed 21 Juni hlm 32)

‘Kesal karena pohonnya ditebang oleh para prajurit raksasa, akan tetapi Anoman malah menyerkah cabang yang paling besar, diayun-ayunkan memutar, seketika para raksasa berlari karena ketakutan.’

Dalam contoh (4) dapat dilihat bahwa nyempal diikuti objek yang merupakan bagian dari pohon. Bagian pohon yang disempal oleh Anoman dalam kalimat tersebut adalah cabang yang paling besar.

(1) [+ objek wit ‘pohon’]

(2) [+ bagian pang ‘cabang’]

(3) [+ objek berukuran besar ‘gedhe’]

(4) [+ objek tetuwuhan ‘tumbuhan’]

Berdasarkan hasil tahap pendefinisian terhadap 39 kata seperti yang dilakukan pada

contoh (3) dan (4), ditemukan 57 Komponen Makna Khusus yang meliputi: 1) [+ objek

tetuwuhan], 2) [+ objek kewan], 3) [+ objek jenis manungsa], 4) [+ degan], 5) [+ tali], 6) [+

godhong teh], 7) [+ pari], 8) [+ kayu], 9) [+ daging], 10) [+ pelem], 11) [+ brambang], 12) [+

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 13: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

cengkeh], 13) [kebo], 14) [+ dluwang], 15 [+ galengan], 16) [+ grumbulan], 17) [+ lateng],

18) [+ pring], 19) [+ wedhus], 20) [+ glagah], 21) [+ wit], 22) [+ roti], 23) [+ kacang tholo],

24) [+ kopi], 25) [+ bocah-bocah lanang], 26) [+ kwaci], 27) [+ suket], 28) [+ ilat], 29) [+

kuping], 30) [+ pucuk], 31) [+ kulit], 32) [+ gulu], 33) [+ pang], 34) [+ awak], 35) [+ objek

dawa], 36) [+ objek gedhe], 37) [+ objek glondhongan], 38) [+ objek atos], 39 [+ ndudut],

40) [+ mbedhah], 41) [+ mbelah], 42) [+ nyamberake], 43) [+ nutu], 44) [+ tipis-tipis], 45) [+

dadi], 46) [+ dadi gabah], 47) [+ dadi beras], 48) [+ graji], 49) [+ arit], 50) [+ peso], 51) [+

gaman], 52) [+ pedhang], 53) [+ dhuwung], 54) [+ sanjata], 55) [+ makna konotasi], 56) [+

emosi], dan 57) [+ disertai suara cras-cres ‘swara cras-cres’].

Komponen Makna Khusus tersebut berfungsi untuk membedakan makna antarkata

‘memisahkan’. Berdasarkan komponen makna yang telah ditemukan, selanjutnya setiap kata

akan dikelompokkan berdasarkan komponennya. Hal tersebut lebih lanjut akan diuraikan

pada tahap pengklasifikasian.

4. Pengklasifikasian

Langkah terakhir yang digunakan untuk menganalisis komponen makna ‘memisahkan’

adalah pengklasifikasian. Pada tahap ini dilakukan pengklasifikasian terhadap semua kata

‘memisahkan’ berdasarkan komponen maknanya. Tahap pengklasifikasian berfungsi untuk

memperjelas makna yang lebih spesifik dibandingkan pada tahap pendefinisian. Pada tahap

ini ditentukan Komponen Makna Pembeda dan Komponen Makna Tambahan yang dimiliki

oleh setiap kata, untuk memperjelas Komponen Makna Khusus yang dimiliki. Nida

menjelaskan bahwa tahap pengkasifikasian terdiri atas tiga langkah kerja yang meliputi:

1) Pengelompokkan unit-unit yang memiliki karakterisik sejenis.

Pada tahap ini dikelompokkan Komponen Makna Umum yang dimiliki oleh kata

‘memisahkan’. Pengelompokkan tersebut dilakukan berdasarkan komponen makna yang

hampir dimiliki oleh semua kata ‘memisahkan’. Untuk melihat komponen kelompok kata

yang memiliki Komponen Makna Umum, dapat dilihat pada Tabel 2. yang berisi hasil

tahap parafrasa. Penentuan Komponen Makna Umum dipilih berdasarkan komponen

yang dimiliki lebih dari 75% dari data secara keseluruhan. Berdasarkan Tabel 2. Tabel

Hasil Analisis Parafrasa, dihasilkan Komponen Makna Umum sebagai berikut :

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 14: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

(1) Tindakan memisahkan, karena komponen tersebut dimiliki oleh seluruh data (dari 39

data, 39 data tersebut memiliki komponen ini). Secara statistik, komponen makna

tindakan memisahkan merupakan Komponen Makna Umum 100%.

(2) Tenaga manusia, karena komponen tersebut dimiliki oleh seluruh data (dari 39 data,

39 data tersebut memiliki komponen ini). Secara statistik, komponen makna tenaga

manusia merupakan Komponen Makna Umum 100%

(3) Objek, karena komponen tersebut dimiliki oleh seluruh data (dari 39 data, 39 data

tersebut memiliki komponen ini). Secara statistik, komponen makna objek merupakan

Komponen Makna Umum 100%.

(4) Alat, karena komponen tersebut dimiliki oleh 33 kata. Secara statistik, komponen

makna alat merupakan Komponen Makna Umum 84 %.

Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa keempatnya merupakan Komponen Makna

Umum karena secara statistik di atas 75%.

2) Pemisahan unit-unit yang tidak memiliki karakteristik sejenis.

Pada tahap ini dilakukan pemisahan terhadap komponen makna yang tidak memiliki

karakter sejenis. Dari empat Komponen Makna Umum yang dikumpulkan pada tahap

sebelumnya, komponen yang benar-benar memiliki karakter sejenis hanya [+ tindakan

memisahkan] dan [+ tenaga manusia]. Adapun Komponen Makna Umum yang tidak

memiliki karakter sejenis adalah [+ objek] dan [+ alat], karena kedua komponen ini dapat

dijadikan sebagai acuan untuk mencari Komponen Makna Khusus. Oleh karena itu, [+

objek] dan [+ alat] dipisahkan pada tahap ini, dan akan ditindaklanjuti pada tahap

berikutnya.

3) Penentuan dasar pengelompokkan kata yang lebih spesifik.

Langkah kerja yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat klasifikasi yang lebih

spesifik terhadap kata ‘memisahkan’ untuk mendapatkan Komponen Makna Pembeda

dan Komponen Makna Tambahan. Dalam langkah ini, dasar yang digunakan untuk

membuat klasifikasi adalah kategori Komponen Makna Khusus yang dihasilkan dari

analisis pendefinisian.

Berdasarkan tabel hasil analisis kalimat pada tahap pendefinisian, ditemukan 57

Komponen Makna Khusus dari kata-kata ‘memisahkan’. Nida menjelaskan bahwa

Komponen Makna Khusus terdiri atas Komponen Makna Pembeda dan Komponen

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 15: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

Makna Umum. Oleh karena itu, dari 57 komponen makna yang telah ditemukan,

selanjutnya dikelompokkan berdasarkan jenis komponen makna yang sama.

Pengelompokkan tersebut digunakan untuk menentukan Komponen Makna Pembeda

yang dimilki oleh kata-kata ‘memisahkan’. Berikut ini adalah Komponen Makna

Pembeda dan Komponen Makna Tambahan berdasarkan 57 Komponen Makna Khusus

yang ditemukan pada tahap pendefinisian.

1) [+ jenis objek] memiliki Komponen Makna Tambahan :

[+ objek tetuwuhan], [+ objek kewan], [+ objek jenis manungsa],

2) [+ nama objek], memiliki Komponen Makna Tambahan:

[+ degan], [+ tali], [+ godhong teh], [+ pari], [+ kayu], [+ daging], [+ pelem], [+

brambang], [+ cengkeh], [kebo], [+ dluwang], [+ galengan], [+], [+ lateng ‘jelatang’],

[+ pring], [+ wedhus], [+ glagah], [+ wit], [+ roti], [+ kacang tholo], [+ kopi], [+

bocah-bocah lanang], [+ kwaci], dan [+ suket].

Kata

Komponen Jenis Objek tetuwuhan ‘tumbuhan’

manungsa ‘manusia’

kewan ‘hewan’

babad + - - mêthik + - - motong + - - munggêl + - - nêgor + - - ngêrit + - - nyêmpal + - - ngundhuh + - - nigas - + - pêrung - + - nugêl - + - paro - + - pêgatan - + - bêthot - - + mothèng - - + nggorok - - + sêmbêlèh - - + ngêrès - + - sèsèt - - +

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 16: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

Kata

Komponen Nama Objek

dega

n

tali

godh

ong

the

pari

kayu

dagi

ng

Pele

m

bram

bang

ceng

keh

kebo

dluw

ang

dale

ngan

grum

bula

n

late

ng

prin

g

wed

hus

glag

ah

wit/

wit-

wita

n

Roti

kaca

ng th

olo

kopi

boca

h-bo

cah

lana

ng

kwac

i

suke

t

mbobok + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

mêdhot - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

mêthik - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

motong - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

ngarit - - -+ - - - - - - - - - - - - -

- - - - - - -

nutu - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

nggraji - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

ngiris - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - -

nacah - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - - -

ngoncèk - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - - -

ngrajang - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - - -

ngundhuh - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - - -

sêmbêlèh - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - - -

nyuwèk - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - - -

mbêdhah - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - - - - -

mancas - - - - - - - - - - - - + + - - + + - - - - - -

irat-irat - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - -

ngêthok - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - -

nyigar - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - - -

bêthot - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - -

mothèng - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - - - -

babad - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - +

nêgor - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - -

nyêmpal - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - - -

nyuwil - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - - -

mlècèt - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - - -

mlèthès - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - - -

ngêrès - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + - -

nisil - - - - - - - - - - - - - - - - -- -

- - - + -

3) [+ bagian objek yang dipisahkan] memiliki Komponen Makna Tambahan:

[+ ilat], [+ kuping], [+ pucuk], [+ kulit], [+ gulu], [+ pang], [+ awak].

Kata Komponen Bagian Objek yang Dipisahkan

ilat Kuping pucuk kulit gulu pang awak

bêthot + - - - - - -

pêrung - + - - - - - munggêl - - + - - - -

ngoncèk - - - + - - -

nigas - - - - + - - nugêl - - - - + - -

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 17: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

magas - - - - + - - nyêmpal - - - - - + -

paro - - - - - - +

4) [+ sifat objek] memiliki Komponen Makna Tambahan:

[+ objek dawa], [+ objek gedhe], [+ objek glondhongan], [+ objek atos].

5) [+ cara] memiliki Komponen Makna Tambahan:

[+ ndudut], [+ mbedhah], [+ mbelah], [+ nyamberake], [+ nutu].

Kata

Cara Memisahkan

ndudut njêbol mbêlah nutu nyambêrake

bêthot + - - - - mbêdhah - + - - -

nutu - - - + - nyigar - - + - - nugêl - - - - +

irat-irat - - - + -

6) [+ hasil] memiliki Komponen Makna Tambahan :

[+ tipis-tipis], [+ dadi], [+ dadi gabah], [+ dadi beras].

Kata

Hasil

tipis-tips dadi loro dadi gabah dadi

beras

ngiris + - - -

paro - + - -

krotog - - + -

nutu - - - +

7) [+ alat] memiliki Komponen Makna Tambahan:

[+ graji], [+ arit], [+ peso], [+ gaman], [+ pedhang], [+ dhuwung], [+ sanjata].

Kata Komponen Alat

gaman dhuwung arit gorok graji peso pedhang sanjata

mbobok - - - - - - - -

Kata

Sifat Objek

Dawa Atos gedhe glondhongan

irat-irat + + - -

ngethok + + - -

nyigar + - - -

nggraji - + - +

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 18: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

perung - + - - - - - - ngerit - - + - - - - - ngarit - - + - - - - -

nggorok - - - + - - - - nggraji - - - - + - - -

ngrajang - - - - - + - - nigas - - - - - - + - nugêl - - - - - - + - magas - - - - - - - +

8) [+ makna konotasi]. Komponen ini tidak memiliki Komponen Makna Tambahan.

Katakompoenmaknakonotasi

pêgatan +mêdhot +

9) [+ emosi]. Komponen ini tidak memiliki Komponen Makna Tambahan.

Katakomponenemosi

bêthot +

10) [+ disertai suara cras-cres ‘swara cras-cres’].

kata swara cras-cres

mbobok +

Kesimpulan

1. Berdasarkan analisis, ditemukan kata ‘memisahkan’ dalam Bahasa Jawa yang berjumlah

39 kata, 31 (tiga puluh dua) kata ‘memisahkan’ dari sumber primer, yaitu kata (1)

babad, (2) bêthot, (3) irat-irat, (4) krotog, (5) mancas, (6) mbêdhah, (7) mbobok, (8)

mêdhot, (9) mêthik, (10) mothèng, (11) motong, (12) pêrung, (13) munggêl, (14) nêgor,

(15) ngarit, (16) ngêthok,(17) nggorok, (18) nggraji, (19) ngiris, (20) ngoncèki, (21)

ngrajang, (22) nigas, (23) nugêl, (24) ngundhuh, (25) nutu, (26) nacah, (27) nyêmpal,

(28) nyigar, (29) magas, (30) paro, dan (31) sêmbêlèh (32) nyuwèk, (33) pègat, (34)

sèsèt, (35) nyuwil, (36) mlècèt, (37) mlèthès, (38) ngerès, dan (39) nisil.

2. Dari analisis komponen makna ditemukan 4 (empat) Komponen Makna Umum kata

‘memisahkan’, yaitu (1) [+ tindakan memisahkan], (2) [+ tenaga manusia], (3) [+ objek],

dan (4) [+ alat].

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 19: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

3. Melalui 4 tahap analisis komponen makna, ditemukan 57 Komponen Makna Khusus

kata ‘memisahkan’ dalam bahasa Jawa. Dari 54 Komponen Makna Khusus tersebut

terdiri atas 10 (sepuluh) Komponen Makna Pembeda, dan 53 Komponen Makna

Tambahan.

Daftar Referensi

BUKU

Abdul, Chaer. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Edi, Setiyanto, dkk. 1997. Medan Makna Aktivitas Tangan dalam Bahasa Indonesia.Jakarta :

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

F.X. Rahyono. 2012. Studi Makna. Jakarta : Penaku.

Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa : Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Nida, Eugene, E. 1979. Componential Analysis of Meaning an Introduction to Semantic

Structures.Cambridge : Mouton Publisher.

Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta : PT Rineke Cipta.

Sri, Nardiati, dkk. 1998. Medan Makna Aktivitas Kaki dalam Bahasa Jawa. Jakarta : Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudaryanto.1992. Metode Linguistik ke Arah Memahami Metode Linguistik.Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

Suwadji, dkk. 1995. Medan Makna Rasa dalam Bahasa Jawa. Jakarta : Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Wedhawati, dkk. 1990. Tipe-tipe Semantik Verba Bahasa Jawa. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

KAMUS

Dendy, Sugono, dkk. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa.

Echols, M, John. 1975. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : PT Gramedia.

Harimuti, Kridalaksana. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum.

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015

Page 20: KOMPONEN MAKNA ‘MEMISAHKAN’ DALAM BAHASA JAWA

Poerwadarminta, W. J. S. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia : J. B. Wolters’ Uitgevers-

Maatschappij N. V. Groningen.

S, Prawiroatmodjo. 1996. Bausastra Jawa-Indonesia. Jakarta : PT. Toko Gunung Agung.

SKRIPSI

Ilham, Saiful Mubin. 2014. “Medan Makna Rasa Heran dalam Bahasa Jawa”. Depok :

Universitas Indonesia.

Irwan, Suswandi. 2015. “Kosakata Emosi Sedih dalam Bahasa Jawa : Suatu Analisis

Komponen dan Relasi Makna”. Depok : Universitas Indonesia.

Mustaqim. 2002. “Medan Makna Rasa Sakit Kepala dalam Bahasa Jawa”. Depok :

Universitas Indonesia.

Widhyasmaramurti. 2002. “Analisis Komponen Makna Kata Marah dalam Bahasa Jawa”.

Depok : Universitas Indonesia.

TESIS

Ari, Nugraha. 2014. Enklave Bahasa Jawa di Karimunjawa Kajian Dialektologi Diakronis,

diunduh dari ugm.ac.id (http: //etd.repository.ugm.ac.id/

index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&id=79469&fty

p=potongan&potongan=S2-2015-339573-chapter1.pdf).

Komponen makna ..., Tri Supraptiwi, FIB UI, 2015