Jenis Kegagalan

download Jenis Kegagalan

of 4

Transcript of Jenis Kegagalan

  • 7/27/2019 Jenis Kegagalan

    1/4

    1. Fatigue

    Fatigue adalah salah satu jenis kegagalan pada komponen akibat bebandinamis (pembebabanan yang berulan atau berubah ubah). Diperkirakan 50% -

    90% kegagalan mekanis di sebabkan oleh kelelahan. Karakteristik kelellahan

    logam dapat dibedakan menjadi 2 yaitu karakteristik makro dan karakteristik

    mikro. Karakteristik makro merupakan ciri cirri kelelahan yang dapat diamati

    secara visual. Sedangkan karakteristik mikro hanya dapat diamati dengan

    menggunakan mikroskop.

    Karakteristi makroskopis dari kelelahan logam adalah sebagai berikut :

    1. tidak adanya deformasi plastis secara makro.

    2. terdapat tanda garis pantai (beach mark)atau clam shell seperti yang

    Karakteristik mikroskopis dari kelelahan logam adalah sebagai berikut :

    1. pada permukaan patahan terdapat striasi

    2. Permukaan patahan memperlihatkan jenis patah transgranular (memotong butir)

    tidak seperti jenis pada kasus SCC (Stress Corosion Cracking) atau mulur (Creep).

    2. Korosi

    Korosi yang disebabkan oleh proses oksidasi pada logam setelah

    bereaksi dengan kandungan uap air di udara dapat dicegah (minimal diperlambat)

    dengan cara pelapisan permukaan logam dengan pengecatan, pelapisan dengan

    bahan polimer, maupun pelapisan dengan logam tahan karat seperti nikel-krom.Korosi tidak hanya disebabkan oleh kandungan uap air yang tinggi di udara,

    tetapi juga oleh suhu benda (logam) yang tinggi pada saat operasi. Hal ini terjadi

    pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya

    menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools) atau dikenai panas

    secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor dan lain-lain). Karena itu,

    diperlukan bahan pelapisan yang tahan panas sekaligus tahan oksidasi sehingga

  • 7/27/2019 Jenis Kegagalan

    2/4

    logam tidak mengalami korosi. Sebab, bahan ini mampu menahan masuknya atom

    oksigen ke permukaan logam.

    Untuk mencegah korosi pada perkakas atau bagian mesin seperti di atas,

    tidak bisa digunakan pelapisan dengan bahan komposit polimer karena titik leleh

    yang rendah. Maka, para periset di industri mencoba untuk meneliti kemungkinan

    penggunaan bahan komposit keramik sebagai lapisan pelindung logam dari

    korosi.

    3.SCC (Stress Corrosion Cracking)

    High Bersifat intergranular cracks dan terjadi pada arah aksial pipa.

    Craks biasanya tidak berhubungan dengan lubang ataupun korosi lainnya.

    Disebabkan oleh berbagai macam faktor mulai dari awal hingga berkembangnya

    korosi ini (SCC), yang meliputi; tegangan tinggi, tekanan berulang,

    pembentukan lingkungan karbonat-bikarbonat dan faktor kebasahan tanah. Cara

    penanggulangannya adalah membatasi temperatur operasi, dalam operasi

    coating, serta mengontrol adanaya tekanan berulang (pressure cycling).

    4.Weld Corrosion

    Merupakan korosi pada pengelasan logam. Pengelasan logam

    merupakan anodic terhadap pipa logam dan ini menghasilkan suatu sel galvanic.

    Area permukaan katodik dari pipa lebih besar dibandingkan area permukaan

    anodik pengelasan sehingga laju terjadinya korosi semakin cepat. Untuk

    mengatasinya maka digunakan material pengelasan dari bahan campuran.

    5.Weld Area Corrosion

    Korosi terjadi pada area yang baru saja mengalami penyambungan

    Korosi ini terjadi diakibatkan karena kualitas lapisan coating dari area yang

    mengalami penyambungan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan perbaikan

    kualitas dari coating pada area penyambungan.

  • 7/27/2019 Jenis Kegagalan

    3/4

    6. MIC (Microbially Induce Corrosion)

    Lubang yang terbentuk mempunyai tipikal dalam dan tajam pada

    sisinya. Biasanya ditemukan dibawah coating yang mulai menipis. Ketika

    diteliti lebih lanjut pada bagian yang mengalami korosi akan tercium bau

    Hidrogen Sulfida (H2S). Korosi yang dihasilkan didalam lubang biasanya

    lembut (soft), tidak berstruktur dan berwarna hitam pekat. Korosi jenis ini

    disebabkan oleh aktivitas bakteri dalam kondisi anaerob dibawah coating atau

    permukaan endapan. Dengan waktu yang relatif cepat daerah tempat aktivitas

    bakteri tersebut akan bersifat anodic terhadap lingkungan disekitarnya. Cara

    pencegahannya adalah dengan memastikan kualitas dari coating dan

    mempolarisasikan sistem perpipaan ke minimum potensial ( -950 mV) pada

    kondisi anaerob solids.

    7. Erosion Corrosion

    Korosi ini bersifat lokal, beberapa logam mengalaminya pada lokasi

    dimana kecepatan fluida nya adalah turbulen atau saat partikel-partikel

    menghantam (impact) permukaan pipa dikarenakan perubahan arah aliran. Untuk

    mengatasi tipe korosi ini perlu diatur laju aliran untuk menghindari turbulensi

    ataupun dengan jalam mempertebal ketebalan pipa.

    8. Creep

    Creep merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan

    kecenderungan suatu logam untuk secara perlahan bergerak atau berdeformasi

    secara permanen yang sebenarnya tujuannya adalah mehilangkan

    tegangan.haltersebut terjadi sebagai hasil dari adanya tegangan pada waktu yang

    lama dimana berada pada kondisi dibawah yield strength dari material. Creep

    akan mudah terjadi pada material yang dikenakan pengaruh panas pada waktu

    yang lama dan dekat dengan temperature leburnya. Umumnya pada logam,

    temperature yang memungkingkan untuk terjadinya creep adalah sekitar 40%

  • 7/27/2019 Jenis Kegagalan

    4/4

    dari temperature leburnya (0,4 Tm). Secara umum creep dapat digolongkan

    menjadi 2 jenis yaitu dislocation creep dan diffusion creep.\

    9. Aus (Wear)

    Kerugian (keausan) material pada permukaan terjadi akibat proses mekanis.

    Berikut ini jenis jenis keausan (wear) :

    a. Adhesive WearAus karena ikatan lokal antara permukaan solid yang mengarah ke

    transfer material antara dua permukaan atau keausan permukaan

    b. Abrasive WearAus karena partikel keras atau ketidakrataan permukaan yang

    bergerak sepanjang permukaan solid. Dua benda yang mengalami Wear abrasif,

    terjadi ketika satu permukaan (biasanya lebih keras daripada yang kedua) memotong

    benda yang kedua, walaupun mekanisme ini terjadi diantara ketiga bahan yang

    menyebabkan abrasi, dan dalam prosesnya akan hancur menjadi bagian yang kecil-

    kecil dan menjadi materi yang menyebabkan abrasifantara dua permukaan.

    c. Fretting WearAus yang timbul sebagai akibat dari fretting (gerak amplitudo

    osilasi Kecil, biasanya tangensial, antara dua permukaan solid di kontak).

    d. ErosionAus akibat interaksi mekanis antara permukaan dan cairan, cairan

    multikomponen, atau partikel cair atau solid

    e. Cavitation Erosion Bentuk erosi yang menyebabkan bahan aus oleh aksi

    gelembung uap dalam suatu cairan yang turbulen

    f. Fatigue wearKeausan permukaan solid yang disebabkan oleh fraktur yang terjadi

    akibat kelelahan material.