Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n
-
Upload
rizandi-wirmandani -
Category
Documents
-
view
40 -
download
0
description
Transcript of Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n
PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
(Suatu Studi Pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Penyusunan Skripsi
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
YOGY SUPRAYOGY
064020081
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2010
PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
(Suatu Studi Pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah satu syarat Sidang Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan
Bandung, Desember 2010
Menyetujui,
Pembimbing,
Ruslina Lisda.,SE.,MSi
Dekan, Ketua Program Studi,
Dr. H. R.Abdul Maqin, SE., MP Dr. Hj. Liza Laila Nurwulan,SE.,MSi.,Ak
MOTTO
ÉΟ ó¡Î0 «! $# Ç≈ uΗ÷q§�9$# ÉΟŠ Ïm§�9$#
≅ è% ¨β Î) ’ÎA Ÿξ|¹ ’ Å5 Ý¡èΣuρ y“$u‹øtxΧuρ † ÎA$yϑ tΒuρ ¬! Éb>u‘ tÏΗs>≈ yè ø9$# ∩⊇∉⊄∪
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah hanyalah hanyalah hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.untuk Allah, Tuhan semesta alam.untuk Allah, Tuhan semesta alam.untuk Allah, Tuhan semesta alam.
(Q.S. 8, Al(Q.S. 8, Al(Q.S. 8, Al(Q.S. 8, Al----An’aam : 162)An’aam : 162)An’aam : 162)An’aam : 162)
Kupersembahkan karya kecilku iniKupersembahkan karya kecilku iniKupersembahkan karya kecilku iniKupersembahkan karya kecilku ini
Untuk kedua orang tua, dan Untuk kedua orang tua, dan Untuk kedua orang tua, dan Untuk kedua orang tua, dan kakakkakakkakakkakakkukukuku
Terimakasih yang tak terhingga Terimakasih yang tak terhingga Terimakasih yang tak terhingga Terimakasih yang tak terhingga
Atas semua yang tak ternilai yang pernah diberikan Atas semua yang tak ternilai yang pernah diberikan Atas semua yang tak ternilai yang pernah diberikan Atas semua yang tak ternilai yang pernah diberikan
SemSemSemSemoga selalu dalam oga selalu dalam oga selalu dalam oga selalu dalam lindungan Allahlindungan Allahlindungan Allahlindungan Allah SWTSWTSWTSWT
ABSTRAK
Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin, agar unggul dalam persaingan. Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai dengan salah satu cara, yaitu meningkatkan kinerja manajerial. Dalam mencapai tujuan perusahaan diperlukan suatu sistem manajemen yang baik.. Salah satu fungsi dari sistem akuntansi manajemen adalah menyediakan informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya, sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan ke arah pencapaian tujuan dengan sukses.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk, Mengetahui pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey. Penelitian ini terdiri atas variabel Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen sebagai variabel X atau variabel independen dan Kinerja Manajerial sebagai variabel Y atau variabel dependen.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial, besarnya pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat yaitu sebesar 35,4%, dan sisanya 64,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis seperti faktor teknologi informasi dan saling ketergantungan.
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin segala puji dan syukur penulis
persembahkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas ridho, hidayah kekuatan
serta pertolongan-Nya penulis dapat menyele
Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Man
Manajerial ”. Yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian sidang
skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.
Dalam penyusunan laporan ini
dorongan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
waktu. Dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skrips
Ucapan terima kasih yang sebesar
tercinta Ayahnda (H. Udin Syamsudin) dan Ibunda (Hj. Nunung Nur’aeni) dan
juga Kakakqu (Ade Heryanto, ST
perhatian, dorongan, do’a baik mori
Selain itu juga penulis ingin menyampaikan terima
terhingga pada Ruslina Lisda.,SE.,MSi selaku pembimbing, yang telah banyak
membantu memberikan saran, ide
memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin segala puji dan syukur penulis
persembahkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas ridho, hidayah kekuatan
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja
Yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian sidang
skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak menerima bantuan serta
dorongan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
waktu. Dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skrips
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kepada kedua orang tua
H. Udin Syamsudin) dan Ibunda (Hj. Nunung Nur’aeni) dan
juga Kakakqu (Ade Heryanto, ST) yang telah memberikan kasih sayang,
perhatian, dorongan, do’a baik moril maupun material kepada penulis.
Selain itu juga penulis ingin menyampaikan terima
terhingga pada Ruslina Lisda.,SE.,MSi selaku pembimbing, yang telah banyak
membantu memberikan saran, ide-ide serta meluangkan waktunya untuk
han dalam penulisan skripsi ini.
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin segala puji dan syukur penulis
persembahkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas ridho, hidayah kekuatan
saikan skripsi ini dengan judul ”
ajemen Terhadap Kinerja
Yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian sidang
skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
penulis banyak menerima bantuan serta
dorongan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
waktu. Dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.
besarnya kepada kepada kedua orang tua
H. Udin Syamsudin) dan Ibunda (Hj. Nunung Nur’aeni) dan
) yang telah memberikan kasih sayang,
l maupun material kepada penulis.
kasih yang tak
terhingga pada Ruslina Lisda.,SE.,MSi selaku pembimbing, yang telah banyak
ide serta meluangkan waktunya untuk
Disamping itu ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, MSi. Rektor Universitas Pasundan
Bandung.
2. Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., MP. Selaku Dekan Universitas Pasundan
Bandung.
3. Dr. Undang Juju, SE., MSi. Selaku PD I, Dr. Atang Hermawan, SE., MSi.,
Ak. Selaku PD II, R. Muchamad Noch, Drs. Selaku PD III Fakultas
Ekonomi Universitas Bandung.
4. Dr. Hj, Liza Laila Nurwulan,SE.,MSi.,Ak. Selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.
5. Bapak Dadan Soekardan, SE., Msi. Selaku Sekretaris Program Studi
Akuntansi dan Staf Program Studi Akuntansi.
6. M. Idris Nawawi, Drs., MAg. selaku dosen wali selama penulis kuliah.
7. Ibu Titin Casniatin selaku pembimbing di PT. PLN (Persero) UPJ
Bandung Barat, terima kasih banyak atas segala nasehat dan bantuannya
selama penelitian.
8. Seluruh staf dan karyawan PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat yang
telah membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan.
9. Keluarga tercinta, khususnya kedua orang tua, Bapak H. Udin Syamsudin
dan mamah Hj. Nunung Nur’aeni dan kakakku Ade Heryanto, ST. Yang
telah banyak memberikan kasih sayang, doa, semangat, dan nasehatnya
yang tak terhingga.
10. Keluarga besar Bapak alm. H. Abdul Syukur dan Ibu Hj. Ilah Siti Ailah,
terima kasih banyak atas doa dan dukungannya.
11. Sahabat-sahabatku Bambang SE, Agi SE, Ikhwan SE, Yudi SE, Nofy SE,
Mina SE, Anna SE, Tisaa SE, Ica SE, Putri SE, Destri SE, Om Dedi SE,
Isa SE, Dwi SE, Trie SE, Erna SE, Mba dwi SE yang telah memberikan
motivasi dan semangat kepada penulis hingga skripsi ini selesai.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan Bayu, Rafiqi, Ican, Erul, Dani jamban,
Akbar, Deri, Dedi Emang, Iki Botak, Dharies, Arif, Ade hikmat, Vera,
Putri, Odel, Inuy, Tita, Indri, Nanda, Jane. Yang selalu bersemangat dalam
mengerjakan skripsinya.
13. Semua teman-teman seperjuangan akuntansi angkatan 2006, khususnya
AK-B terima kasih telah membuat kehangatan dan keceriaan belajar di
kelas maupun di luar kelas.
14. Sahabat-sahabat kosan white apartement, Zeze SE, Roly SE, Reja SE,
Fajar SE, Arie SE, Gema SE, Angga SE, Bily SE, Wiwit SE, Eka SE,
Micky SE, Om jon, Iik, Rudie, Fahmi, Irfan, Godel. Terima kasih banyak
atas semua dukungan & kebersamaanya.
15. Orang-orang yang pernah ada di kehidupan penulis, Fera, Destri, Sevie,
Elis, Lusi, De ika, Astri, Erna, Anita, Maia, Fujie, Hanie, Imel, Meli, Lely,
Hanifah, Yayu, Indie, Lina, Erlin, Jiehan, Mila, Eren. Terima kasih atas
kasih sayang dan kebersamaan yang indah yang telah kalian berikan
kepada penulis selama ini.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
membantu baik langsung maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT
melimpahkan pahala dan balasannya yang berlipat ganda.
Akhir kata semoga skripsi ini bisa memberikan energy positif bagi penulis
khususnya serta pembaca pada umumnya. Penulis mengucapkan terima kasih
untuk semuanya dan penulis berharap semoga Allah SWT berkenan memberikan
rahmat dan hidayah-nya serta membalas amal baik kita semua, Amien.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, Desember 2010
Yogy Suprayogy
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO
ABSTRAK........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR…..…………………………………………………... ii
DAFTAR ISI………………… …………..……………………………........... vi
DAFTAR TABEL……………………...……………………..…...………… xi
DAFTAR LAMPIRAN……..…………………………...………………….. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang….…………..……………………………………… 1
1.2 Identifikasi Masalah dan…...……………………………………..... 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………...………………………….... 7
1.4 Kegunaan Penelitian…….………...……………………………….. 8
1.4.1 Kegunaan Praktis……………………………………………. 8
1.4.2 Kegunaan Teoritis………………………………………….... 9
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOT ESIS
2.1 Kajian Pustaka ………………...………………………………….. 11
2.1.1 Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen………………....11
2.1.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Manajemen…..………. 11
2.1.1.2 Fungsi dan Tujuan Sistem Akuntansi Manajemen...... 14
2.1.1.3 Model Operasional Sistem Akuntansi Manajemen…. 15
2.1.1.4 Perkembangan Dalam Sistem Akuntansi
Manajemen………………………………………….. 17
2.1.1.5 Organisasi dan Sistem Akuntansi Manajemen……… 18
2.1.1.6 Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen………... 20
2.1.2 Kinerja Manajerial…………………………………………... 23
2.1.2.1 Pengertian Kinerja Manajerial……………………… 23
2.1.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kinerja Manajerial………………………………….. 25
2.1.2.3 Penilaian Kinerja……………………………………. 27
2.1.2.4 Dimensi Kinerja Manajerial………………………… 28
2.1.2.5 Klasifikasi Tingkatan Manajer…………………….... 30
2.2 Kerangka Pemikiran………………………………………………. 31
2.3 Hipotesis……………………………….………………………….. 35
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan…………………………….. 36
3.1.1 Objek Penelitian…………………………………………… 36
3.1.2 Metode Penelitian…………………………………………. 36
3.2 Definisi Variabel Dan Operasional Variabel…………………….. 37
3.2.1 Definisi Variabel Dan Pengukurannya……………………. 37
3.2.2 Operasionalisasi Variabel…………………………………. 39
3.3 Populasi Dan Sampel……………………………………………. 41
3.3.1 Populasi…………………………………………………… 41
3.3.2 Sampel…………………………………………………….. 41
3.4 Teknik Sampling Dan Teknik Pengumpulan Data………………. 42
3.4.1 Teknik Sampling…………………………………………... 42
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data………………………………… 43
3.5 Metode Analisis Dan Pengujian Hipotesis………………………. 46
3.5.1 Metode Analisis……………………………………………. 46
3.5.1.1 Analisis Data………………………………………. 46
3.5.1.2 Uji Validitas……………………………………….. 49
3.5.1.3 Uji Reliabilitas…………………………………….. 50
3.5.2 Rancangan Pengujian Hipotesis…………………………… 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat…….. 58
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan……………………………. 58
4.1.1.1 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) UPJ
Bandung Barat………………………………….. 58
4.1.1.2 Visi Dan Misi PT. PLN (Persero) UPJ
Bandung Barat………………………………….. 60
4.1.1.3 Falsafah Perusahaan…………………………….. 60
4.1.1.4 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPJ
Bandung Barat………………………………….. 62
4.1.2 Pelaksanaan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen
Di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat……………..... 64
4.1.3 Kinerja Manajerial Di PT. PLN (Persero) UPJ
Bandung Barat…………………………………………….. 70
4.2 Pembahasan……………………………………………………… 77
4.2.1 Pengujian Validitas Dan Realiabilitas Instrument……….... 77
4.2.1.1 Hasil Pengujian Terhadap Validitas Variabel X…. 78
4.2.1.2 Hasil Pengujian Terhadap Validitas Variabel Y…. 79
4.2.1.3 Hasil Pengujian Realibilitas……………………… 81
4.2.2 Analisis Data…………………………………………….... 83
4.2.2.1 Analisis Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen………………………………………. 83
4.2.2.2 Analisis Kinerja Manajerial……………………… 86
4.2.3 Analisis Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial………………... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………………………………………………………. 94
5.2 Saran……………………………………………………………... 95
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasional Variabel X (Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen)…………………………………………….. 39
Tabel 3.2 Operasional Variabel Y (Kinerja Manajerial)…………... 40
Tabel 3.3 Pedoman Interprestasi Tingkat Korelasi………………... 54
Tabel 4.1 Persentase Jawaban Scope (Lingkup)…………………... 66
Tabel 4.2 Persentase Jawaban Timelines (Tepat Waktu)…………. 67
Tabel 4.3 Persentase Jawaban Aggregation (Agregasi)…………… 68
Tabel 4.4 Persentase Jawaban Integration (Integrasi)…………….. 69
Tabel 4.5 Persentase Jawaban Kinerja Perencanaan………………. 71
Tabel 4.6 Persentase Jawaban Kinerja Ivestigasi………………….. 72
Tabel 4.7 Persentase Jawaban Kinerja Pengkoordinasian…………. 73
Tabel 4.8 Persentase Jawaban Kinerja Evaluasi…………………… 73
Tabel 4.9 Persentase Jawaban Kinerja Pengawasan……………….. 74
Tabel 4.10 Persentase Jawaban Kinerja Pengaturan Staf…………… 75
Tabel 4.11 Persentase Jawaban Kinerja Negosiasi………………….. 76
Tabel 4.12 Persentase Jawaban Kinerja Perwakilan………………… 77
Tabel 4.13 Hasil Akhir Uji Validitas Variabel X (Karakteristik
Sistem Akuntansi Manajemen)………………………….. 78
Tabel 4.14 Hasil Akhir Uji Validitas Variabel Y
(Kinerja Manajerial)…………………………………….. 80
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Karakteristik
Sistem Akuntansi Manajemen)…………………………. 81
Tabel 4.16 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
(Kinerja Manajerial)…………………………………….. 82
Tabel 4.17 Total Skor Variabel X (Karakteristi Sistem Akuntansi
Manajemen)…………………………………………….. 84
Tabel 4.18 Total Skor Variabel Y (Kinerja Manajerial)……………. 87
Tabel 4.19 Korelasi Rank Spearman……………………………….. 90
Tabel 4.20 Uji t……………………………………………………... 91
Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi………………. 92
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 Kartu Perkembangan Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat
Lampiran 4 Struktur Organisasi pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian
Lampiran 6 Data Jawaban Kuesioner Variabel X
Lampiran 7 Data Jawaban Kuesioner Variabel Y
Lampiran 8 Hasil SPSS 18.0
Lampiran 9 Tabel Nilai-nilai Dalam Distribusi t
Lampiran 10 Tabel Nilai Rho (Rank Spearman)
Lampiran 11 Lembar Persetujuan Perbaikan
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk
memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin, agar unggul dalam
persaingan. Untuk tetap bertahan dalam lingkungan persaingan saat ini, pelaku
bisnis harus mampu menciptakan kondisi bisnis yang fleksibel dan inovatif, dan
pelaku bisnis harus mempertimbangkan faktor eksternal perusahaan yang semakin
sulit diprediksi. Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan
dapat dicapai dengan salah satu cara, yaitu meningkatkan kinerja manajerial.
Kinerja manajerial dalam organisasi merupakan salah satu jawaban dari
berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau
manajer perusahaan-perusahaan di Indonesia seringkali tidak memperhatikan
tujuan organisasi secara optimal, kecuali jika kondisi perusahaan sudah semakin
memburuk. Manajer sering tidak mengetahui betapa buruknya kinerja perusahaan
sehingga menyebabkan perusahaan menghadapi krisis yang serius. Untuk itu,
diperlukan langkah strategis untuk mengantisipasi merosotnya kinerja tersebut.
Salah satunya yang diperlukan adalah terciptanya suatu sistem informasi yang
terarah dan teritegrasi dengan baik. Perencanaan sistem informasi merupakan
bagian dari sistem pengendalian organisasi sehingga perlu mendapatkan
perhatian, agar bisa memberikan kontribusi positif dalam mendukung
keberhasilan sistem pengendalian organisasi tersebut.
Kemampuan manajerial lahir dari suatu proses yang panjang yang terjadi
secara perlahan-lahan melalui proses pengamatan dan belajar. Bukti dari
kemampuan manajerial adalah sejauhmana team kerja mereka mampu berkinerja
secara optimal. Dalam hal ini team leader pimpinan di semua tingkatan harus
mampu menunjukkan bahwa mereka sanggup secara emosional dekat dengan
bawahan sehingga bawahan dapat memberikan dukungan dengan komitmen yang
kuat pada team kerjanya.
Adanya kinerja manajerial yang dihasilkan merupakan bukti bahwa para
manajer mampu memahami secara jelas kinerja yang diharapkan akan
menentukan peran yang disandang oleh team leader. Kinerja dan peran yang
dimiliki oleh team leader tentang peran manajer yang akan menghasilkan kinerja
tertentu yang diharapkan. Ada beberapa gejala (symptom) yang dapat
mengidentifikasi rendahnya kemampuan manajerial team leader, antara lain
rendahnya inisiatif bawahan, banyaknya desas desus, kurangnya antuisme
bawahan terhadap penugasan baru, ketidakmampuan orang untuk mengambil
keputusan atau adanya proses pengambilan keputusan yang panjang, rendahnya
partisipasi dalam pertemuan formal, ketakutan dan sikap diam yang berlebihan.
Bila kita menjumpai beberapa gejala diatas, itu pertanda bahwa kemampuan
manajerial akan kurangnya suatu informasi manjadi masalah dalam team kerja.
Untuk dapat meningkatkan kinerja, maka manajemen harus mempunyai
kemampuan untuk melihat dan menggunakan peluang, mengidentifikasikan
permasalahan, dan menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi
dengan tepat. Manajemen juga berkewajiban mempertahankan kelangsungan
hidup (survive) serta mengendalikan perusahaan (going concern).
Salah satu fungsi dari sistem informasi adalah menyediakan informasi
penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya. Informasi sangat
berguna bagi perusahaan dalam kegiatan perencanaan, kontrol, dan pengambilan
keputusan. Informasi suatu perusahaan dalam dunia bisnis mempunyai sasaran
utama.
Sasaran utama informasi tersebut dijelaskan oleh Hansen dan Mowen
(1997) yang dikutip oleh Himawan Bayuaji (2009), yaitu:
“1. Menyediakan informasi yang menunjang pengambilan keputusan, 2. Menyediakan informasi yang mendukung proses harian, 3. Menyediakan informasi akuntansi yang menyangkut pengelolaan
kekayaan.”
Manajer membutuhkan informasi untuk memprediksi masa depan dan
pengambilan keputusan, yaitu dengan mempertimbangkan pengaruh faktor
eksternal perusahaan. Bentuk informasi dapat berupa bentuk laporan, model
diskriptif dan bentuk statistik pemanfaatan informasi ini kemudian di analisis
untuk pengambilan keputusan dan dijabarkan oleh pihak manajer dalam setiap
aktivitas perusahaan.
Sistem akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan
informasi yang berguna bagi pengambil keputusan oleh manajemen. Biasanya
informasi yang digunakan oleh manajemen berkisar pada biaya, sehingga juga
bisa disebut dengan akuntansi biaya. Selain data biaya untuk harga pokok,
akuntansi manajemen juga membutuhkan data untuk pengawasan dan analisis
biaya yang dibuat dalam bentuk standar dan lain-lainnya.
Perusahaan mendesain sistem akuntansi manajemen untuk membantu
organisasi yang bersangkutan melalui para manajernya, yaitu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan keputusan. Untuk membantu
aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan informasi. Sistem akuntansi
manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan
informasi bagi manajer. Perencanaan sistem akuntansi manajemen (SAM) yang
merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian,
hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung
keberhasilan sistem pengendalian manajemen.
Sistem akuntansi manajemen (SAM) dapat membantu manajer dalam
pengendalian aktivitas sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam
pencapaian tujuan. (Chenhall & Morris 1986) dalam Arsono Laksmana (2002)
Jurnal Akuntansi dan keuangan mengidentifikasi empat karakteristik SAM yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan, yaitu : broad scope (lingkup), timelines
(tepat waktu), aggregation (agregasi),dan integration (integrasi). Karakteristik
informasi yang tersedia tersebut akan menjadi efektif apabila sesuai dengan
tingkat kebutuhan organisasi. Informasi akuntansi manajemen merupakan produk
dari sistem informasi akuntansi manajemen.
Karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM) didefinisikan sebagai
tingkat dimana manajer menggunakan informasi sistem akuntanasi manajemen
(SAM) scope untuk pengambilan keputusan manajerial. Menurut Juniarti dan
Evelyne dalam Jurnal akuntansi dan keuangan (2003) yang dikutip dari Chia
(1955) dalam salah satu penelitiannya mengungkapkan bahwa karaktersitik
informasi yang berupa aggregation, broadscope, integration dan timeliness
mampu meningkatkan kinerja manajer. Manajer yang memiliki informasi dengan
karakteristik tersebut umumnya mampu untuk membuat perencanaan yang lebih
baik dan mencapai target yang telah ditetapkan.
Jadi dengan ketersediaan karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM)
di perusahaan akan sangat membantu tugas yang dihadapi manajer, sehingga
memungkinkan penyediaan informasi dalam bentuk tertentu yang akan
memberikan manajer tambahan informasi yang akan bermanfaat dalam
pengambilan keputusan. Kemungkinan solusi terhadap suatu masalah juga
semakin banyak, yang memungkinkan manajer produksi atau pemasaran untuk
meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil. Dengan demikian
tersedianya karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM), memungkinkan
manajer untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kinerja manajerial.
PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan jasa yang berkembang secara
terus menerus melalui informasi terbarunya yang menjadikan masyarakat lebih
mudah mendapatkan pelayanan. Dalam kinerjanya PT PLN (Persero) telah
menggunkan sistem akuntansi manajemen dalam penyajian laporannya.
Penggunaan sistem akuntansi manajemen dapat membantu perusahaan untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas. Informasi yang tersedia digunakan
manajemen untuk membantu para manajer dalam menyelesaikan tugasnya,
sehingga kinerja akan meningkat, dengan kinerja meningkat diharapkan
perusahaan dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat.
Menyadari betapa besarnya manfaat sistem akuntansi manajemen dalam
suatu perusahaan khususnya bagi manajemen untuk melakukan suatu perencanaan
dan pengambilan keputusan maka penulis mengambil judul “Pengaruh
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan karakteristik sistem akuntansi manajemen
(SAM) yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.
2. Bagaimana pelaksanaan kinerja manajerial yang dijalankan oleh PT. PLN
(Persero) UPJ Bandung Barat.
3. Berapa besar pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen
terhadap kinerja manajerial yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero) UPJ
Bandung Barat.
1.3 Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut
diatas, penenelitian ini dimaksudkan untuk mencoba mempelajari dan menilai
Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja
Manajerial.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan karakteristik sistem akuntansi manajemen
(SAM) yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan kinerja manajerial yang dijalankan oleh
PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh karakteristik sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial yang dijalankan oleh PT. PLN
(Persero) UPJ Bandung Barat.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan gambaran yang
dapat bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai pihak,
antara lain:
1. Bagi Penulis
a. Penelitian ini merupakan pengalaman berharga yang dapat menambah
wawasan pengetahuan tentang aplikasi ilmu teori yang penulis
peroleh dibangku kuliah dengan penerapan yang sebenarnya dan
mencoba untuk mengembangkan pemahaman tentang karakteristik
sistem akuntansi manajemen dalam kaitanya dengan kinerja
manajerial.
b. Sebagai suatu sarana untuk menambah khasanah keilmuan, khususnya
dalam menambah wawasan untuk menyikapi isu-isu terkini dalam
pengembangan akuntansi itu sendiri.
c. Untuk memenuhi salah satu tugas syarat dalam menempuh ujian
untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi di
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran sehingga dapat
semakin menyempurnakan rancangan sistem akuntansi manajemen yang
terdapat dalam perusahaan, khususnya untuk mengukur kinerja
manajerial.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Memperoleh masukkan tentang informasi mengenai kualifikasi sarjana
yang dibutuhkan dunia kerja dalam rangka peningkatan mutu lulusanya,
serta sebagai alat evaluasi terhadap kurikulum yang digunakan.
4. Pihak lain
Diharapkan penelitian ini dapat memperluas wawasan pengetahuan dan
dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian
selanjutnya.
1.4.2 Kegunaan Teoritis
Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi ilmu
pengetahuan terutama yang berhubungan dengan disiplin ilmu ekonomi, khusunya
ilmu akuntansi serta studi aplikasi dengan teori-teori serta literatur-literatur lainya
dengan keadaan sesungguhnya yang ada di perusahaan.
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat
yang berlokasi di Jln, LMU Nurtanio No. 117 Bandung. Waktu pelaksanaan
dilakukan mulai dari Desember 2010 sampai dengan selesai.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)
2.1.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)
Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang
dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. Perencanaan sistem
akuntansi manajemen (SAM) yang merupakan bagian dari sistem pengendalian
organisasi perlu mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan memberikan
kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian
manajemen.
Sistem akuntansi manajemen (SAM) dapat membantu manajer dalam
pengendalian aktivitas dan pengurangan ketidakpastian sehingga diharapkan dapat
membantu perusahaan pencapaian tujuan.
Menurut Kurniawan Tjakrawala (2002 : 5) mengemukakan bahwa:
“Sistem adalah suatu cara tertentu dan biasanya berulang untuk
melaksanakan suatu atau serangkaian aktivitas.”
Menurut Hansen dan Mowen (2004 : 4) dalam Dewi Fitriasari dan Deny
Arnos Kwary mengemukakan pengertian mengenai sistem akuntansi manajemen
(SAM) adalah sebagai berikut:
“Sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen. Proses adalah inti dari suatu sistem akuntansi manajemen dan dipergunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang memenuhi tugas sistem. Proses dapat dideskripsikan melalui berbagai kegiatan seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengolahan informasi. Keluaran mencakup laporan khusus, harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja bahkan komunikasi personal”.
Menurut Supriyono (2001 : 8), dalam buku Akuntansi Manajemen 1
mendefinisikan sistem akuntansi manajemen (SAM) sebagai berikut:
“Sistem akuntansi manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran, pengumpulan, analisis, penyiapan, dan komunikasi informasi finansial yang digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk menjamin ketepatan penggunaan sumber-sumber dan pertanggungjawaban atas sumber-sumber tersebut”.
Menurut Supriyono (2001 : 72), dalam buku Akuntansi Manajemen 1
mendefinisikan sistem akuntansi manajemen (SAM) sebagai berikut:
“Suatu perangkat manusia dan sumber-sumber modal dalam suatu
organisasi yang bertangungjawab untuk menghasilkan dan menyebarkan
informasi yang dipertimbangkan relevan di dalam pembuatan keputusan”.
Menurut Atkinson (1995) dalam Astuti (2007) menyatakan bahwa sistem akuntansi
manajemen (SAM) adalah sebagai berikut:
“Sistem informasi yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna. Produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi manajemen”.
Sistem akuntansi manajemen (SAM) membantu perusahaan dalam
menghadapi tantangan yang dihasilkan pesaing, membantu supaya pemberian
nilai tambah yang lebih besar dibandingkan pesaingnya, sehingga dengan
demikian tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai dengan efektif dan efesien.
Menurut Mulyadi (2001 : 1) mengemukakan pengertian sistem akuntansi
manajemen sebagai (SAM) sebagai berikut:
“Sistem akuntansi manajemen dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh pemakai”.
Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan sumber informasi utama
untuk pengambilan keputusan, peningkatan dan pengendalian organisasi.
Pemanfaatan informasi akuntansi manajemen yang efektif dapat menciptakan nilai
yang dapat dipertimbangkan oleh organisasi saat ini dengan memberikan
informasi yang tepat waktu dan akurat tentang aktifitas yang dapat membawa
keberhasilan perusahaan.
Dengan memperhatikan definisi-definisi diatas, maka jelaslah bahwa
sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan kumpulan dari manusia serta
pengumpulan dan pengukuran sumber-sumber yang relevan, tepat waktu, dapat
dipercaya yang berguna bagi para pemakai informasi dan berguna dalam
pengambilan keputusan manajemen.
2.1.1.2 Fungsi dan Tujuan Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)
Sistem informasi akuntansi manajemen (SAM) adalah sistem informasi
yang memproses input sehingga menghasilkan output untuk mencapai tujuan
khusus manajemen.
Menurut Nazaruddin, I. (1998) dalam Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
fungsi dari sistem akuntansi manajamen (SAM) adalah sebagai berikut:
“Sebagai sumber informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya serta mengurangi ketidakpastian guna mencapai tujuan. Informasi manajemen sebagai salah satu produk sistem akuntansi manajemen memiliki peranan dalam memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai aktivitas seperti perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan”.
Menurut Hansen dan Mowen dalam Dewi Fitriasari dan Deny Arnos
kwary (2006 : 4) mengemukkan tujuan sistem informasi akuntansi manajemen
(SAM) sebagai berikut:
“1. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perhitungan biaya jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
2. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkesinambungan.
3. Untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan”.
Ketiga tujuan ini mengungkapkan bahwa manajer dan pengguna lainya
membutuhkan informasi akuntansi manajemen dan perlu mengetahui bagaimana
cara menggunakanya.
2.1.1.3 Model Operasional Dari Sistem Akuntansi Manajemen
Dalam pengertian sistem akuntansi manajemen yang sebelumnya telah di
jelaskan, dikatakan bahwa sistem akuntansi manajemen merupakan sistem
informasi yang menghasilkan suatu output dengan menggunakan input dan
berbagai proses yang diperlukan dalam memenuhi tujuan manajemen. Output
yang dihasilkan merupakan hasil pemrosesan dari masukan-masukan.
Hansen dan Mowen dalam Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary
(2004:4) mengemukakan pengertian proses sebagai berikut:
“Proses adalah inti dari suatu sistem informasi akuntansi manajemen dan dipergunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang memenuhi tujuan suatu sistem. Prose dapat dideskripsikan melalui berbagai kegiatan seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengelolaan informasi. Keluaran mencakup laporan khusus, harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, dan bahkan komunikasi personal”. Model operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen
diilustrasikan dalam gambar di bawah ini:
Peristiwa ekonomi Pengumpulan, Laporan khusus
Pengukuran, Harga pokok produk
Penyimpanan, Anggaran
Analisis Laporan kinerja
Gambar 2.1
Operasional model: Management Accounting Information system Sumber: Hansen dan Mowen dalam Dewi Fitriasari dan deny Arnos
Kwary (2004 : 2).
Hansen dan Mowen dalam Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary
(2004:4). Mengemukakan para manajer, pekerja, dan eksekutif menggunkan
sistem informasi akuntansi manajemen untuk mengidentifikasi masalah,
memecahkan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Pada dasarnya sistem akuntansi
manajemen membantu para manajer menjalankan perannya dalam perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan. Perencanaan adalah rumus terperinci
mengenai langkah-langkah untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian adalah
proses memilih diantara alternative yang ada.
Masukan Proses Keluaran
Pengguna
2.1.1.4 Perkembangan Dalam Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)
Saat ini fokus sistem akuntansi manajemen telah diperluas agar
memungkinkan para manajer melayani dengan lebih baik kebutuhan pelanggan
dan mengelola rantai nilai (value chain) perusahaan. Lebih jauh lagi, untuk
mempertahankan keunggulan berulang, para manajer harus menekankan pada
waktu, kualitas serta efesiansi, dan informasi akuntansi harus dibuat untuk
mendukung tujuan fundamental organisasi.
Selain uraian di atas, saat ini muncul tema-tema baru dalam cangkupan
sistem akuntansi manejemen sebagai salah satu bentuk usaha dalam meningkatkan
keunggulan berulang perusahaan.
Hansen dan Mowen dalam Dewi Fitriasari dan Dany Arnos Kwary
(2004:11) mengemukakan beberapa tema-tema baru dalam akuntansi manajemen
yang diantaranya adalah:
“ 1. Manajemen berdasarkan aktifitas 2. Orientasi pada pelanggan 3. Perspektif lintas fungsional 4. Manajemen kualitas total (Total Quality Management) 5. Waktu sebagai unsur kompetitif 6. Efesiensi (E-Business) 7. Bisnis secara elektronik”
Penjelasan dari poin-poin di atas adalah sebagai berikut:
1. Manajemen Berdasarkan Aktivitas Manajemen berdasarkan aktivitas adalah pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan (Customer Value) dan laba sebagai hasilnya.
2. Orientasi Pada Pelanggan Manajemen berdasarkan aktifitas memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengelola aktivitas. Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena perusahaan dapat menciptakan keunggulan
bersaing dengan menciptakan nilai bagi pelanggan yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari pesaing atau menciptakan nilai yang sama dengan biaya yang lebih rendah dari pesaing.
3. Perspektif Lintas Fungsional Pengelolaan rantai nilai berarti bahwa akuntansi manajemen harus memahami banyak fungsi bisnis, mulai dari manufaktur, pemasaran distribusi hingga ke pelayanan konsumen.
4. Manajemen Kualitas Total (Total Quality Management) Filosofi dari manajemen kualitas total, dimana perusahaan berusaha menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan pekerja nya menghasilkan produk yang sempurna, sedang mengganti sikap “Kualitas yang dapat di terima” dimasa lalu. Penekanan pada kualitas juga telah menciptakan kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi manajemen yang menyediakan informasi keuangan dan nonkeuangan tentang kualitas.
5. Waktu Sebagai Unsur Kompetitif Waktu adalah unsur terpenting dari semua tahap rantai nilai. Perusahaan kelas dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pasar dengan cara memperpendek siklus desain, implementasi, dan produksi.
6. Efesiensi Kualitas dan waktu merupakan hal yang penting, namun peningkatan dimensi tersebut tanpa peningkatan laba akan membuat kinerja menjadi sia-sia atau bahkan fatal. Meningkatkan efesiensi adalah hal vital. Baik pengukuran efesiensi financial maupun nonfinancial diperlukan. Biaya adalah ukuran kritikal untuk efesiensi.
7. Bisnis Secara Elektronik (E-Business) Bisnis secara elektronik adalah semua transaksi bisnis atau pertukaraan informasi yang dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
2.1.1.5 Organisasi dan Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)
Struktur organisasi dalam suatu usaha dapat menunjukkan adanya
pemberian wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility). Suatu
penambahan pola-pola distribusi wewenang adalah essential bagi penetapan
kebutuhan informasi, menentukan struktur kegiatan pengumpulan dan pengolahan
data yang diperlukan didalam sistem akuntansi manajemen. Struktur kegiatan
pengumpulan, pengolahan dan pelaporan didalam data suatu sistem akuntansi
manajemen harus secara paralel erat dengan struktur organisasi satuan usaha yang
dilayaninya.
G R. Terry mengemukakan pengertian organisasi yang dikutip oleh La
Midjan dan Azhar Susanto (2001 : 51) mengemukakan sebagai berikut:
“Organisasi berarti penentuan, pengelompokkan serta peraturan dari
berbagai macam aktivitas yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan”.
Suatu organisasi harus dapat menampung dan menangani seluruh aktivitas
perusahaan dengan didukung oleh uraian tugas (job description) berikut adanya
sistem dan prosedur yang baik dan personil yang memadai, sehingga akan
terjamin tujuan perusahaan dan tujuan manajemen. Suatu organisasi dapat
diuraikan juga sesuai dengan tingkat sentralisasi dan desentralisasi yang
mempunyai dampak terhadap pola pengambilan keputusan dan pada gilirannya
juga terhadap metode pengumpulan dan pengolahan data berikut dengan
penciptaan informasi manajemen pada waktu metode pengumpulan dan
pengolahan data secara manual, kecenderungan struktur organisasi adalah
desentralisasi. Dengan struktur organisasi secara desentralisasi pengumpulan dan
pengolahan data berikut wewenang pengambilan keputusan telah didelegasikan
oleh pimpinan puncak kepada pimpinan bawahan. Setelah digunakannya sistem
komputerisasi kecenderungan pengumpulan dan pengolahan data berikut
wewenang pengambilan keputusan telah desentralisasi.
2.1.1.6 Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)
Secara konvensional, rancangan sistem akuntansi manajemen terbatas
pada informasi keuangan internal yang berorientasi historis. Tetapi, meningkatnya
peran sistem akuntansi manajemen (SAM) untuk membantu manajer dalam
pengarahan dan pemecahan masalah telah mengakibatkan perubahan sistem
akuntansi manajemen (SAM) untuk memasukkan data eksternal dan non
keuangan kepada informasi yang berorientasi masa datang (Informasi sistem
akuntansi manajemen lingkup luas).
Chenhall dan Morris (1986) dalam Arsono Laksmana (2002) Jurnal
Akuntansi dan keuangan mengidentifikasi 4 (empat) karakteristik informasi
Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) yaitu sebagai berikut:
“1. Scope (Lingkup) 2. Timelines (Tepat waktu) 3. Aggregation (Agregasi) 4. Integration (Integrasi)”
Berdasarkan identifikasi diatas karakteristik sistem informasi akuntansi
manajemen (SAM) dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Scope (Lingkup) Di dalam sistem informasi, broad scope mengacu kepada dimensi fokus, kuantifikasi, dan horison waktu. Sistem akuntansi manajemen (SAM) tradisional memberikan informasi yang terfokus pada peristiwa-peristiwa dalam organisasi, yang dikuantifikasi dalam moneter, dan yang berhubungan dengan data historis. Lingkup sistem akuntansi manajemen (SAM) yang luas memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal yang mungkin bersifat ekonomi seperti gross national product, total penjualan pasar, dan pangsa pasar suatu industri, atau juga bersifat non ekonomi seperti faktor demografi, cita rasa konsumen, tindakan para pesaing dan perkembangan teknologi. Lingkup sistem akuntansi manajemen (SAM) yang luas mencakup ukuran non moneter terhadap karakteristik lingkungan ekstern. Disamping itu, lingkup sistem akuntansi manajemen (SAM) yang luas akan memberikan estimasi tentang kemungkinan terjadinya peristiwa di masa yang akan datang didalam ukuran probabilitas.
2. Timeliness (Tepat Waktu) Kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat atas suatu peristiwa kemungkinan dipengaruhi oleh timeliness sistem akuntansi manajemen (SAM). Informasi yang timeliness meningkatkan fasilitas sistem akuntansi manajemen (SAM) untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk memberikan umpan balik secara tepat terhadap keputusan yang telah dibuat. Jadi timeliness mencakup frekwensi pelaporan dan kecepatan pelaporan.
3. Aggregation (Agregasi) Sistem akuntansi manajemen (SAM) memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai agregasi berdasarkan periode waktu atau area tertentu misalnya pusat pertanggungjawaban atau fungsional. Tipe agregasi yang lain mengacu kepada berbagai format yang konsisiten dengan model keputusan formal seperti analysis cash flow yang didiskontokan untuk anggaran modal, simulasi dan linear programming untuk penerapan anggaran, analisis biaya-volume-laba, dan model pengendalian persediaan. Dalam perkembangan terakhir, agregasi informasi merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal seperti area penjualan, pusat biaya, departemen produksi dan pemasaran, dan informasi yang dihasilkan secara khusus untuk model keputusan formal.
4. Integration (Integrasi) Aspek pengendalian suatu organisasi yang penting adalah koordinasi berbagai segmen dalam sub-sub organisasi. Karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM) yang membantu koordinasi mencakup spesifikasi target yang menunjukan pengaruh interaksi segmen dan informasi mengenai pengaruh interaksi segmen dan informasi mengenai pengaruh keputusan pada operasi seluruh sub unit organisasi. Informasi yang terintegrasi dari sistem akuntansi manajemen (SAM) dapat digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit.
Sedangkan menurut Gordon dan Nayarana (1984) yang dikutip oleh
Dakeng Setyo Budiarto memberikan definisi karakteristik sebagai berikut:
“1. Karakteristik Broad Scope 2. Karakteristik Aggregation 3. Karakteristik Integration 4. Karakteristik Timeliness”
Penjelasaan dari definisi karakteristik di atas adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik Broad Scope Mempunyai tiga sub dimensi yaitu : fokus, kuantifikasi, dan waktu. Fokus berkaitan dengan informasi yang berasal dari dalam atau luar organisasi, kuantifikasi berkaitan dengan informasi keuangan dan non keuangan, dan waktu berkaitan estimasi peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Manajer membutuhkan informasi broad scope sebagai salah satu implikasi dari meningkatnya otoritas dan tanggung jawab mereka serta fungsinya sebagai pengendali. Untuk itu mereka membutuhkan informasi karakteristik broad scope untuk mendukung daya saing mereka.
2. Karakteristik Aggregation Karakteristik aggregation atau pengumpulan merupakan ringkasan informasi menurut fungsi, periode waktu, dan model keputusan. Informasi menurut fungsi akan menyediakan informasi berkaitan dengan hasil dari unit-unit yang lain. Hal ini harus konsisten dengan model keputusan formal yang digunakan oleh organisasi, informasi ini dapat mengurangi atau menghemat waktu dalam pengambilan keputusan karena informasi telah dikumpulkan dan disusun menurut fungsi dan jangka waktu yang berbeda-beda. Informasi yang terintegrasi dengan tepat akan memberikan masukan penting dalam proses pengambilan keputusan, karena waktu yang diperlukan untuk mengevaluasi informasi relatif lebih pendek dibandingkan dengan informasi yang masih mentah dan belum tersusun. Para manajer akan membutuhkan informasi yang berkaitan dengan area atau unit bisnis yang menjadi tanggung jawab mereka. Kebutuhan informasi yang dapat mencerminkan area tanggung jawab manajer dapat diperoleh dari informasi karakteristik aggregation. Dengan informasi yang jelas mengenai area tanggung jawab fungsional masing-masing manajer, maka akan mengurangi terjadinya konflik. Informasi ini juga bermanfaat sebagai input dalam mengevaluasi kinerja manajer.
3. Karakteristik Integration Karakteristik terintegrasi atau terpadu memberikan sarana koordinasi antar segmen dalam sub unit atau antar sub unit dalam organisasi. Semakin banyak jumlah segmen atau unit bisnis dalam organisasi akan semakin besar kbutuhan informasi karakteristik integrasi dari sistem akuntansi manajemen (SAM). Dengan kata lain informasi terintegrasi memberikan peran pengkoordinasian dalam beragam keputusan pada organisasi. Informasi terintegrasi juga dipandang sebagai pembangkit moral bagi manajer unit bisnis dan mengindikasikan bahwa informasi ini memberikan andil dalam peningkatan kinerja.
4. Karakteristik Timeliness Karakteristik timeliness atau ketepatan waktu mempunyai dua sub dimensi yaitu frekuensi pelporan dan kecepatan pelaporan . frekuensi berkaitan dengan seberapa sering informasi disediakan untuk para manajer.
Sedangkan kecepatan berkaitan dengan tenggang waktu antara kebutuhan akan informasi dengan tersedianya informasi. Informasi tepat waktu akan mempengaruhi kemampuan manajer dalam merespon setiap kejadian atau permasalahan. Apabila informasi tersebut tidak disampaikan tepat waktu, maka informasi tersebut akan kehilangan nilai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi tepat waktu juga akan mendukung manajer menghadapi ketidakpastian yang terjadi dalam lingkungan kerja mereka.
2.1.2 Kinerja Manajerial
2.1.2.1 Pengertian Kinerja Manajerial
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Seseorang sepatutnya memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakan.
Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam
perusahaan. Kinerja merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya
perusahaan untuk mencapai tujuan. Perusahaan umumnya mendasarkan
perencanaan tujuan yang hendak dicapai di masa depan. Berikut ini adalah
beberapa pengertian kinerja menurut para ahli:
Menurut Bernadin dan Russel yang dikutip Gomes Lardoso Faustino
(2000 ; 135):
“Kinerja adalah outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan
tertentu atau kegiatan selama satu periode tertentu”.
Smith W. Augt yang dikutip oleh Sedarmayanti (2001:50),
mengungkapkan bahwa kinerja adalah:
“Ouput drive from process, human or otherwise
“Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses”.
Marihot Tua Efendy (2002 : 194) mengatakan bahwa:
“Kinerja adalah unjuk kerja yang merupakan hasil kerja dihasilkan oleh
pegawai atau prilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya
dalam organisasi”.
Menurut Dessler, seperti yang dikutip oeh Anggono (2003) mendefinisikan
kinerja adalah:
“Sebagai perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar
kerja yang ditetapkan”.
Sedangkan menurut Lubis, (2005:22) kinerja manajerial didefinisikan
sebagai:
“Kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan
manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise,
pengaturan staf, negosiasi, dan representasi”.
Narsa dan Yuniawati (2003 : 24) mengatakan:
“Kinerja manajerial merupakan kinerja para individu dalam kegiatan-
kegiatan manajerial”.
Dari definisi diatas maka kinerja manajerial merupakan hasil dan keluaran
yang dihasilkan oleh seorang pegawai sesuai dengan perannya dalam organisasi
dalam suatu periode tertentu. Kinerja manajerial yang baik adalah salah satu
faktor yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk meningkatan
produktivitas. Kinerja manajerial merupakan indikator dalam menentukan
bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu
perusahaan.
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan memenuhi
tanggung jawab sosialnya sebagian besar tergantung pada manajer. Apabila
manajer mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, maka organisasi akan
mampu mencapai sasaran dan tujuan yang dikehendaki.
2.1.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manjerial
Menurut Wulfram dalam Bambang Wahyudi (2004 : 23), terdapat dua
faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial, yaitu:
“1. Faktor penghambat kinerja
2. Faktor pendukung kinerja”
Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Faktor Penghambat Proses Kinerja Ada beberapa faktor yang menyebabkan kinerja menjadi tidak efektif, yaitu:
a. Definisi Proyek Definisi proyek yang dimaksud adalah keadaan proyek itu sendiri atau gambaran proyek yang dibuat perencana. Pada proyek dengan ukuran dan kompleksitas yang amat besar, yang melibatkan banyak organisasi ditambah lagi banyaknya kegiatan yang saling terkait, maka akan timbul masalah kesulitan koordinasi dan komunikasi. Kesulitan yang
sama bisa juga timbul karena kerumitan pendefinisian struktur organisasi proyek yang dibuat perencana.
b. Faktor Tenaga Kerja Pengawas atau inspektur yang kurang ahli dibidangnya atau kurang berpengalaman dapat menyebabkan pengendalian proyek menjadi tidak efektif dan kurang akurat.
c. Faktor Sistem Pengendalian Penerapan sistem informasi dan pengawasan yang terlalu formal dengan mengabaikan hubungan kemanusian akan timbul kekakuan dan keterpaksaan. Oleh karena itu, perlu juga diterapkan cara-cara tertentu untuk mendapatkan informasi secara tidak resmi misalnya ketika makan bersama, saling mengunjungi, komunikasi lewat telepon, dan lain sebagainya.
2. Faktor Pendukung Proses Kinerja Obyektifitas Data Mutu suatu pengendalian kinerja tidak terlepas dari mutu informasi yang diperoleh. Jika informasi yang diperoleh pengawas di lapangan dapat mewakili kondisi yang sebenarnya maka solusi yang diambil akan lebih mengena sasaran, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar kinerja dan sistem informasi berlangsung dengan baik, yaitu: a. Ketepatan Waktu
Keterlambatan pemantauan hanya akan menghasilkan informasi yang tidak sesuai lagi dengan kondisi.
b. Akses Antar tingkat Derajat kemudahan untuk akses dalam jalur pelaporan performa sangat berpengaruh untuk menjaga efektifitas sistem pengendalian kinerja. Jalur pelaporan dari tingkat paling atas hingga paling bawah harus mudah dan jelas. Sehingga, seorang manajer dapat melacak dengan cepat bila terdapat bagian yang memiliki performa jelek.
c. Perbandingan Data Terhadap Informasi Data yang diperoleh dari pengamatan di lapangan harus mampu memberikan informasi secara proporsional. Jangan sampai terjadi jumlah data yang didapat berjumlah ribuan bahkan ratusan ribu namun hanya memberikan satu dua informasi. Sedangkan untuk mengolah data tersebut membutukan tenaga dan waktu yang tidak sedikit.
d. Data dan Informasi Yang Dapat Dipercaya Masalah ini menyangkut kejujuran dan kedisiplinan semua pihak yang terlibat dalam proyek. Semua perjanjian dan kesepakatan yang telah dibuat seperti waktu pengiriman peralatan dan bahan, waktu pembayaran harus benar-benar ditepati.
e. Masalah menyangkut kejujuran Data yang diperoleh harus sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Pemakaian asumsi, kira-kira atau pendapat pribadi tidak boleh dimasukkan sebagai data hasil pengamatan.
2.1.2.3 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penentuan secara periodik
efektifitas operasional suatu perusahaan, unit bisnis dalam perusahaan, dan
karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Karena perusahaan pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka
penilaian kinerja perusahaan sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku
manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam suatu
perusahaan.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson dalam Bambang Wahyudi
(2002 : 101) mengemukakan penilaian kinerja adalah:
“Penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik
dan sistematis tentang prestasi kerja/jabatan seorang tenaga kerja,
termasuk potensi pengembangannya”.
Menurut Robbins dalam Henry Simamora dalam buku Analisis Kinerja
(338 : 2004) mengemukakan penilaian kinerja adalah:
“Penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk
mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan”.
Seperti yang diungkapkan Surya Dharma (2005 : 25) tentang penilaian
terhadap unsur- unsur kinerja manajerial yaitu:
“1. Kerangka kerja dari Sasaran 2. Proses 3. Pemahaman bersama 4. Pendekatan 5. Pencapaian”
Unsur-unsur diatas dapat djelaskan sebagai berikut:
1. Kerangka kerja dan sasaran Dalam kerangka kerja dan sasaran terdapat adanya kesepakatan antara karyawan dan manajer dalam mencapai tujuan perusahaan yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan perusahaan.
2. Proses Adanya tindak lanjut dari sasaran diatas yaitu tindakan yang diambil perusahaan dalam peningkatan kinerja nya agar hasil yang diharapkan dapat terwujud.
3. Pemahaman bersama Dalam menjalankan suatu perusahaan harus mempunyai tujuan yang sama, yaitu kemauan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, selain itu adanya kompetensi antar karyawan yang sehat dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
4. Pendekatan Dalam pengolaan suatu perusahaan diperlukan kerja sama, baik antara manajer dengan karyawan begitu pula antar karyawan dengan karyawan sehingga menimbulkan kerja sama yang baik didalam perusahaan.
5. Pencapaian Hasil dari seluruh kegiatan perusahaan diharapkan dapat memberikan hasil maksimal terhadap perusahaan dimana hasil tersebut didapatkan dari kinerja perusahaan yang meningkat.
2.1.2.4 Dimensi Kinerja Manajerial
Menurut Kurnianingsih dan Indriantoro (2003 : 24), penilaian kinerja
manajerial meliputi delapan dimensi kegiatan, yaitu:
“ 1. Kinerja Perencanaan 2. Kinerja Invenstigasi 3. Kinerja Pengkoordinasian 4. Kinerja Evaluasi 5. Kinerja Pengawasan 6. Kinerja Pengaturan Staff (Staffing) 7. Negosiasi 8. Kinerja Perwakilan (Representatif)”
Penjelasan dimensi-dimensi di atas adalah sebagai berikut:
1. Kinerja Perecanaan Kinerja perencanaan yang dimaksud yaitu kemampuan dalam nenentukan tujuan, kebijakan-kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalann kerja, penganggaran, merancang prosedur, serta pemrograman.
2. Kinerja Investigasi Kinerja investigasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, serta analisis pekerjaan.
3. Kinerja Pengkoordinasian Kinerja pengkoordinasian yang dimaksud yaitu kemampuan dalam tukar menukarinformasi dengan orang di bagian organisasi lain untuk mengaitkan dan menyesuaikan program, memberitahukanya kepada bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain.
4. Kinerja Evaluasi Kinerja evaluasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan yang meliputi penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan dan pemeriksaan produk.
5. Kinerja Pengawasan Kinerja paengawasan yang dimaksud adalah kemampuan dalam memberikan pengarahan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, menjelaskan tujuan kerja dan menangani keluhan pegawai.
6. Kineja Pengaturan Staf (Sttafing) Kinerja pengaturan staf yang dimaksud adalah kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja yang ada pada bagian anda, melkukan perekrutan pegawai, mewawancarai mereka dan memilih pegawai baru, menempatkan pada bagian yang sesuai, mempromosikan dan memutasi pegawai.
7. Kinerja Negosiasi Kinerja negosiasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok dan melakukan tawar menawar dengan wakil penjual , serta tawar menawar secara kelompok.
8. Kinerja Perwakilan (representatif) Kinerja perwakilan yang dimaksud adalah kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan dengan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, serta kemampuan dalam mempromosikan tujuan umum perusahaan.”
Hasibuan Malayu (2001 : 34) menjelaskan tentang cara penilaian kinerja
manajerial yaitu:
“1. Esei Tertulis
2. Insiden Kritis
3. Skala Penilaian Grafik”
Dibawah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai 3 metode yang
digunakan dalam pengendalian kinerja:
1. Esei tertulis Dengan menulis suatu cerita yang memberikan kekuatan, kelemahan, kinerja masa lalu, potensial, dan sasaran untuk perbaikan
2. Insiden Kritis Memfokuskan perhatian si penilai pada perilaku-perilaku yang merupakan kunci untuk membedakan antara menjalankan pekerjaan itu secara efektif dan melaksanakannya secara tidak efektif
3. Skala Penilaian Grafik Skala ini kurang memakan waktu untuk dikembangkan dan diolah. Skala ini juga memungkinkan analisis kuantitatif dan pembandingan.
Kinerja manajerial akan baik jika memiliki kemampuan untuk
menjalankan fungsi atau aktivitas bisnisnya tersebut, dimana kemampuan tersebut
dipengaruhi oleh informasi yang berkualitas yang diperoleh dari sistem informasi
yang terarah dan terintegrasi dengan baik, guna mendukung manajemen dalam
proses pengambilan keputusan.
2.1.2.5 Klasifikasi Tingkatan Manajer
Menurut Alicia (2007 : 19) tingkatan manajer dalam suatu organisasi
terdiri dari:
“ 1. Manajer Atas (Top Manager) 2. Manajer Menengah (Middle Manager)
3. Manjer lini pertama (First line manajer) 4. Karyawan non manajer”
Tingkatan manajer tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Manajer tingkat atas berada pada puncak hierarki dan bertanggung jawab
atas keseluruhan organisasi meliputi tujuan organisasi, menetapkan strategi, mengawasi dan mengiterpretasikan lingkungan eksternal serta mengambil keputusan yang mempengaruhi organisasi secara keseluruhan.
2. Manajer menengah (Middle Manager) Manajer tingkat menengah adalah manajer yang bertanggung jawab untuk menetapkan tujuan sejalan dengan sasaran dan rencana dari manajer puncak serta menerapkan strategi subunit untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Manjer lini pertama (First line manajer) Manjer lini pertama merupakan manajer tingkat bawah yaitu manajer yang melatih dan mengawasi kinerja dari karyawan non manajerial serta bertanggung jawab atas kegiatan operasional organisasi.
4. Karyawan non manajer.
2.2 Kerangka Pemikiran
Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis
mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh
karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan
operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk mempertahankan eksistensinya,
sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting untuk membantu
manajer dalam pengambilan keputusan. Sistem yang berkualitas yaitu sistem yang
akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan bisnis yang tepat dapat dibuat
yang disesuaikan dengan sistem yang diterapkan di masing-masing perusahaan.
Dengan demikian, pengelolaan sistem merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan.
Menurut Atkinson (1995) dalam Astuti (2007) menyatakan bahwa sistem
akuntansi manajemen adalah sebagai berikut:
“Sistem informasi yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna. Produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi manajemen”.
Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang
berguna bagi pengambil keputusan oleh manajemen. Biasanya informasi yang
digunakan oleh manajemen berkisar pada biaya, sehingga juga bisa disebut
dengan akuntansi biaya. Selain data biaya untuk harga pokok, akuntansi
manajemen juga membutuhkan data untuk pengawasan dan analisis biaya yang
dibuat dalam bentuk standar dan lain-lainnya.
Perusahaan mendesain sistem akuntansi manajemen untuk membantu
organisasi yang bersangkutan melalui para manajernya, yaitu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan keputusan. Untuk membantu
aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan informasi. Sistem Akuntansi
Manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan
informasi bagi manajer. Perencanaan Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) yang
merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian,
hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung
keberhasilan sistem pengendalian manajemen.
Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) dapat membantu manajer dalam
pengendalian aktivitas sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam
pencapaian tujuan. (Chenhall & Morris 1986) dalam Arsono Laksmana (2002)
Jurnal Akuntansi dan keuangan mengidentifikasi empat karakteristik Sistem
Akuntansi Manajemen (SAM) yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan,
yaitu: broad scope (lingkup), timelines (tepat waktu), aggregation (agregasi),dan
integration (integrasi).
Karakteristik sistem akuntansi manajemen yang tersedia tersebut akan
menjadi efektif apabila sesuai dengan tingkat kebutuhan organisasi. Informasi
akuntansi manajemen merupakan produk dari sistem akuntansi manajemen.
Dalam Juniarti dan Evelyne Jurnal akuntansi dan keuangan (2003) yang
dikutip dari Chia (1955) dalam salah satu penelitiannya mengungkapkan bahwa
karaktersitik akuntansi manajemen yang berupa aggregation, broadscope,
integration dan timeliness mampu meningkatkan kinerja manajer. Manajer yang
memiliki informasi dengan karakteristik tersebut umumnya mampu untuk
membuat perencanaan yang lebih baik dan mencapai target yang telah ditetapkan.
Bukti-bukti bahwa karakteristik akuntansi manajemen berhubungan dengan
kinerja manajemen juga diungkapkan AICPA yang dikutip oleh Juniarti dan
Evelyne (2003). Hasil survey yang pernah dilakukan oleh AICPA & Lawrence S.
Maisel mengenai pengukuran kinerja menyatakan, sebanyak 77% responden
menyetujui bahwa karakteristik akuntansi manjemen yang berkualitas penting
dalam meningkatkan kinerja manajerial (Maisel and AICPA 2001:28)
Selanjutnya, Nazaruddin (1998) yang menguji mengenai pengaruh karakteristik
sistem akuntansi terhadap kinerja manajerial menunjukkan bahwa tingkat
keandalan karakteristik sistem akuntansi manajemen (broadscope, timeliness,
agregasi dan integrasi) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
manajerial.
Jadi dengan ketersediaan karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM)
di perusahaan akan sangat membantu tugas yang dihadapi manajer, sehingga
memungkinkan penyediaan informasi dalam bentuk tertentu yang akan
memberikan manajer tambahan informasi yang akan bermanfaat dalam
pengambilan keputusan. Kemungkinan solusi terhadap suatu masalah juga
semakin banyak, yang memungkinkan manajer produksi atau pemasaran untuk
meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil. Dengan demikian
tersedianya karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM), memungkinkan
manajer untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kinerja manajerial.
2.3 Hipotesis
Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran dan hipotesis diatas dapat
disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Karakteristik sistem akuntansi manajemen
(SAM)
Kinerja
Manajerial
HIPOTESIS
“Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja Manajerial”
BAB III
METODE PENELlTIAN
3.1 Metode Penelitian yang Digunakan
3.1.1 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah objek yang diteliti dan dianalisis. Objek penelitian
dalam penelitian ini mengenai pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen
terhadap kinerja manajerial pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, Jln.
LMU Nurtanio No. 117 Bandung.
3.1.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang dapat membantu
peneliti tentang urutan bagaimana penelitian dilakukan. Metode penelitian yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah survey, metode survey digunakan
untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi
peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan
mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (Sugiyono,
2009:6). Sedangkan metode analisis datanya dilakukan melalui pendekatan
deskriftif kuantitatif, yaitu mengubah data kualitatif menjadi suatu ukuran data
kuantitatif yang bertujuan memperoleh gambaran secara sistematis tentang fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.
Dalam menguji hipotesis, penulis melakukan penelitian atas dasar
kuesioner dengan menggunakan perhitungan persentase, data yang berupa
jawaban-jawaban atas kuesioner itulah dijadikan dasar bagi penulis menarik
kesimpulan.
Untuk pengujian diperlukan langkah-langkah penelitian yang akan dimulai
dari penetapan variabel penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan
data, instrument penelitian, model penelitian, analisis data dan rancangan
pengujian hipotesis serta metode pengolahan data dan pengolahan analisis.
Data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut
dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari. Sedangkan analisis dilakukan
melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunkan statistik yang relevan untuk
menguji hipotesis.
3.2 Definisi Variabel dan Operasional Variabel
3.2.1 Definisi Variabel dan Pengukurannya
Dalam penelitian kuantitatif, penelitian umumnya melakukan pengukuran
terhadap kebenaran suatu variabel dengan menggunakan instrumen penelitian,
kemudian peneliti melakukan analisis untuk mencari hubungan antara satu
variabel dengan variabel lainnya.
Menurut Sugiyono (2009 : 38) variabel penelitian pada dasarnya adalah:
“Variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati,
variabel ini sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi”
antara satu orang dengan lainya atau satu objek dengan yang lainya dalam
Sugiyono (2009 : 38).
Untuk menghindari timbulnya salah penafsiran maka akan diuraikan
mengenai definisi masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian ini.
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen:
Menurut Chenhall dan Morris (1986) dalam Arsono Laksmana (2002)
Jurnal Akuntansi dan keuangan mengidentifikasi 4 (empat) karakteristik Sistem
Akuntansi Manajemen (SAM) yaitu sebagai berikut:
“1. Scope (Lingkup) 2. Timelines (Tepat waktu) 3. Aggregation (Agregasi) 4. Integration (Integrasi)”
Kinerja Manajerial:
Kinerja manajerial menurut (Lubis, 2005 : 22) didefinisikan sebagai:
“Kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan
manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise,
pengaturan staf, negosiasi, dan representasi”.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Adapun operasionalisasi variabel-variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel X
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (X)
1. Scope (Lingkup)
2. Timelines
(Tepat waktu)
3. Aggregation (Agregasi)
4. Integration
(Integrasi)
1. Fokus berkaitan dengan
informasi yang berasal dari dalam atau luar organisasi.
2. Kuantifikasi berkaitan dengan informasi keuangan dan non keuangan.
3. Waktu berkaitan estimasi peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
1. Frekwensi pelaporan. 2. Kecepatan pelaporan.
1. Mengurangi terjadinya
konflik. 2. Bermanfaat sebagai
input dalam mengevaluasi kinerja manajer. Sebagai alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit.
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
Sumber: Chenhall dan Morris dalam Arsono Laksamana (2002) Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Y
Kinerja Manajerial
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Kinerja
Manajerial (Y)
Penilaian kinerja manajerial berdasarkan kegiata-kegiatan manajerial.
1. Kinerja perencanaan 2. Kinerja investigasi 3. Kinerja
pengkoordinasian 4. Kinerja evaluasi. 5. Kinerja pengawasan 6. Kinerja pengaturan
staf 7. Kinerja negoisasi 8. Kinerja Perwakilan
Ordinal
Sumber: Kurnianingsih dan Indriantoro (2003:24).
Indikator-indikator ini selanjutnya akan diuraikan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan dengan ukuran tertentu yang telah ditetapkan pada
alternatif jawaban.
Menurut Sugiyono (2009 : 93) mengemukakan bahwa:
“Macam-macam skala pengukuran dapat berupa: Skala nominal, skala
ordinal, skala interval, dan skala rasio, dari skala pengukuran itu akan
diperoleh data nominal, ordinal, interval, dan ratio”.
Tiap-tiap jawaban akan diberi nilai, dimana hasil nilai akan menghasilkan
skala pengukuran ordinal. Untuk variabel X (Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen) dan variabel Y (Kinerja Manajerial), kuesioner tersebut merupakan
pertanyaan positif dan memiliki 5 (lima) jawaban dengan masing-masing nilai
yang berbeda dengan skor 1 sampai dengan 5.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Dari kegiatan yang berhubungan dengan judul skripsi, maka penulis
menentukan populasi sasaran.
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009 : 80) sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
merupakan kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Sesuai dengan topik penelitian ini maka populasi penelitiannya adalah
subjek yang berhubungan dengan Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial, yaitu kepada para manajer, asisten
manajer, dan karyawan yang berjumlah 25 orang yang bekerja di PT. PLN
(Persero) UPJ Bandung Barat.
3.3.2 Sampel
Sedangkan yang dimaksud dengan sampel menurut Sugiyono (2009 : 81)
sebagai berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”.
Pengukuran sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya
sampel yang diambil dalam melaksanakan suatu penelitian. Selain itu juga
diperhatikan bahwa sampel yang dipilih harus representatif, artinya segala
karakteristik populasi hendaknya tercermin dalam sampel yang dipilih. Sampel
dalam penelitian ini adalah para manajer, asisten manajer, dan karyawan yang
berjumlah 25 orang yang bekerja di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.
3.4. Teknik Sampling dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, penulis menggunakan
teknik Non Probability sampling dengan jenis sampling purposive.
Pengertian Non Probability Sampling menurut Sugiyono (2009 : 120)
adalah:
“Non Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.
Sedangkan pengertian Sampling Purposive menurut Sugiyono (2009 : 122)
adalah:
“Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu”.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Metode
proposive sampling yaitu metode sampling yang dilakukan dalam mengambil
orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut cirri-ciri khusus yang
dimiliki sampel (Sugiyono, 2009 : 85).
Adapun syarat-syarat yang ditentukan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Pendidikan S1, dengan alasan:
- Pendidikan formal yang cukup
- Kompetensi
- Berwawasan
2. Minimal bekerja 5 tahun, dengan alasan:
- Cukup berpengalaman
- Mengetahui kondisi perusahaan
- Dapat bekerja sama
Maka sampel yang diambil adalah hanya yang berhubungan dengan data
yang dibutuhkan. Yaitu sebanyak 20 orang yang sesuai kriteria diatas.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis memperoleh data dari dua sumber yaitu:
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari pengamatan
langsung pada perusahaan tempat penulis melakukan penelitian. Dalam
penelitian ini penulis memperoleh data primer dari perusahaan tempat
penulis melakukan penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder data tidak langsung yang dapat dijadikan sebagai sumber
informasi, dimana data sekunder ini dapat penulis peroleh dari studi
kepustakaan dan pengumpulan data dari literatur-literatur serta sumber lain
yang berhubungan dan relevan dengan masalah yang diteliti.
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk
memperoleh data dan keterangan-keterangan yang mendukung penelitian ini.
Untuk keperluan tersebut penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Penelitian Lapangan (Field Reseach)
Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, maka diperlukan data
dan informasi yang akan mendukung penelitian ini. Maka sarana untuk
memperoleh data dan informasi tersebut adalah:
a. Wawancara (Interview)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) menyatakan
bahwa:
“Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab atau wawancara langsung dengan para pegawai yang bewenang dilingkungan perusahaan untuk mengumpulkan data mengenai objek yang diteliti”.
b. Pengamatan Langsung (Observation)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) menyatakan
bahwa:
“Pengamatan langsung merupakan teknik pengumpulan data
dengan cara melakukan pengamatan langsung pada objek
penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan”.
c. Kuesioner
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) menyatakan
bahwa:
“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
menggunakan daftar pertanyaan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti”.
d. Dokumentasi
Merupakan teknik penelitian dimana peneliti mengumpulkan data-data
yang diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa surat keputusan
dan formulir yang digunakan organisasi.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Reseach)
Dalam melaksanakan studi kepustakaan, dimaksudkan untuk memperoleh
data sekunder dalam menunjang data primer yang diperoleh dari penelitian
lapangan. Data sekunder merupakan bahan informasi yang dikemukakan
oleh para ahli dalam bidangnya, sehingga relevan dengan pembahasan
penelitian.
3.5 Metode Analisis dan Pegujian Hipotesis
3.5.1 Metode Analisis
3.5.1.1 Analisis Data
Dalam menentukan analisis data, diperlukan data yang akurat dan dapat
dipercaya yang nantinya dapat dipergunakan dalam penelitian yang dilakukan
oleh penulis. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam
bentuk yang lebih mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan. Data yang akan
dianalisis merupakan data hasil pendekatan survey penelitian lapangan dan
penelitian kepustakaan.
Analisis data diperlukan agar penulis dapat memperoleh hasil yang dapat
dipercaya. Pengumpulan data diperoleh melalui data statistik yang diperoleh dari
data kualitatif dan kuantitatif, adapun data yang akan dilakukan dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Menganalisa Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen pada
PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.
2. Menganalisa Kinerja Manajerial yang dihasilkan oleh PT. PLN
(Persero) UPJ Bandung Barat.
Selanjutnya berdasarkan indikator-indikator dari masing-masing variabel
(variabel X dan variabel Y), maka dibuatlah daftar pertanyaan (kuesioner) yang
berhubungan dengan daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner tersebut kemudian
ditunjukan bagi para responden di perusahaan. Data yang dihimpun dari hasil
kuesioner tersebut penulis akan membandingkanya dengan landasan teori yang
relevan atau yang dituangkan kedalam indikator-indikator penelitian.
Untuk menilai variabel X dan variabel Y, maka analisis yang akan
digunakan berdasarkan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Nilai rata-
rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap
variabel kemudian dibagi dengan jumlah responden.
Rumus rata-rata (mean) adalah sebagai berikut:
• Untuk variabel X
Me = ∑���
• Untuk variabel Y
Me = ∑���
Dimana: Me = Mean (rata-rata)
Σ = Jumlah (sigma)
Xi = Nilai X ke 1 sampai ke N
Yi = Nilai Y ke 1 sampai ke N
N = Jumlah atau responden
Setelah mendapatkan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel,
kemudian dibandingkan dengan kriteria yang penulis tentukan berdasarkan nilai
yang terendah dan nilai yang tertinggi dari hasil kuesioner.
Nilai tersebut masing-masing diambil dari banyaknya responden dalam
kuesioner dikalikan dengan skor terendah (1) untuk nilai terendah dan dikalikan
dengan skor tertinggi (5) untuk nilai tertinggi.
Selanjutnya untuk menilai Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen
(variabel X), untuk variabel X terdapat pertanyaan sebanyak 12 pertanyaan:
• Nilai terendahnya sebanyak 1 x 12= 12
• Nilai tertingginya sebanyak 5 x 12= 60
Atas dasar nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut, nilai terendah dari
variabel X adalah 12 sedangkan nilai tertingginya adalah 60. Maka kriteria untuk
menilai karakteristik sistem akuntansi manajemen (variabel X) penulis tentukan
sebagai berikut:
1. Nilai 12 – 21 untuk kriteria “Tidak Baik”
2. Nilai 22 – 31 untuk kriteria “Kurang Baik”
3. Nilai 32 – 41 untuk kriteria “Cukup Baik”
4. Nilai 42 – 51 untuk kriteria “Baik”
5. Nilai 52 – 60 untuk kriteria “Sangat Baik”
Selanjutnya untuk menilai Kinerja Manajerial (variabel Y), caranya sama
dengan penilaian untuk variabel X, untuk variabel Y terdapat pertanyaan sebanyak
18 pertanyaan:
• Nilai terendahnya sebanyak 1 x 18 = 18
• Nilai tertingginya sebanyak 5 x 18 = 90
Atas dasar nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut, maka kriteria untuk
menilai Kinerja Manajerial (Y), penulis tentukan sebagai berikut:
1. Nilai 18 – 32 untuk kriteria “Tidak Efektif”
2. Nilai 33 – 47 untuk kriteriaa “Kurang Efektif”
3. Nilai 48 – 62 untuk kriteria “Cukup Efektif”
4. Nilai 63 – 77 untuk kriteria “Efektif”
5. Nilai 78 – 90 untuk kriteria “Sangat Efektif”
3.5.1.2 Uji Validitas
Instrumen penelitian sebelum digunakan sebagai alat untuk mendapatkan
data primer melalui penyebaran kuesioner, harus terlebih dahulu di uji validitas
dan reliabilitasnya. Pengujian ini dilakukan agar pada saat penyebaran kuesioner,
instrumen-instrumen penelitian tersebut sudah valid dan reliabel, yang artinya alat
ukur untuk mendapatkan data sudah dapat digunakan.
Yang dimaksud dengan uji validitas adalah suatu data dapat dipercaya
kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Menurut Sugiyono (2009 : 172) bahwa
valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang
sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh
peneliti.
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari
tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut
tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2009 : 179)
yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Jika r ≥ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid
b. Jika r ≤ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid
Rumus untuk menguji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rumus koefisien korelasi Rank Spearman, yaitu:
�� = 1−6∑ � 2
�(�2 − 1)
Dimana :
rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman
di = Selisih Setiap Rank
n = Banyaknya Pasangan Data
3.5.1.3 Uji Reliabilitas
Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk menilai
konsistensi pada objek dan data, apakah instrument yang digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Untuk
menguji reliabilitas dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode
Internal Consistency dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half)
dengan rumus sebagai berikut:
r1 = 2���1 + ���
(Sumber : Sugiyono, 2009:186)
Dimana :
r1 = Reliabilitas internal seluruh instrument
rAB = Korelasi Product Moment Pearson antara item ganjil dan genap
3.5.2 Rancangan Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi dari
kedua variabel yang diteliti dalam hal ini adalah korelasi antara Karakteristik
Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial dengan menggunakan
perhitungan statistik.
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini akan dimulai dengan
menetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, pemilihan tes statistik dan
perhitungan nilai statistik, penetapan tingkat signifikan dan penetapan kriteria
pengujian. Untuk mengetahui lebih lanjut langkah-langkah yang dilakukan dapat
dilihat sebagai berikut:
1. Penetapan Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (H1)
Penetapan Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (H1) digunakan
dengan tujuan untuk mengetahui adanya hubungan positif antara dua variabel di
atas. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah Hipotesis Alternatif (H1),
sedangkan untuk keperluan analisis statistik hipotesisnya berpasangan antara
Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (H1).
Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah:
Ho = ρ = 0 Tidak terdapat pengaruh karakteristik sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial.
H1 = ρ ≠ 0, terdapat pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen
terhadap kinerja manajerial.
2. Pemilihan Uji Hipotesis
Data yang digunakan untuk pengujian hipotesis ini berasal dari variabel
(X) dan variabel (Y) yang pengukurannya menggunakan skala ordinal yaitu
tingkat pengukuran yang memungkinkan peneliti mengurutkan respondennya dari
tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi. Melalui pengukuran ini
penulis dapat membagi respondennya ke dalam urutan rangking atas dasar
sikapnya pada objek atau tindakan tertentu, maka dalam menguji hipotesis ini
digunakan teknik statistik non parametrik. Data tersebut diperoleh melalui
kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup dan setiap item memiliki skor sendiri.
Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman.
Korelasi Rank Spearman menurut Sugiyono (2009:356) adalah:
“Korelasi Rank Speraman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji spesifikasi hipotesis assosiatif, bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama”.
Metode ini menggunakan ukuran asosiasi yang menghendaki sekurang-
kurangnya variabel yang diuji dalam skala ordinal, sehingga objek penelitian
dapat diranking dalam 2 rangkaian berurutan. Rumus untuk mengukur koefisien
Rank Spearman adalah sebagai berikut:
�� = 1 − 6 ∑ � 2
�(�2 − 1)
(Sugiyono, 2009:357)
Dimana:
�� = koefisien korelasi Rank Spearman yang menunjukkan keeratan hubungan
antara unsur-unsur variabel X dan variabel Y
di = selisih mutlak antara rangking data variabel X dan variabel Y (X1 – Y1)
n = banyaknya responden atau sampel yang diteliti
Apabila dalam penelitian tersebut terdapat rank yang berangka sama, maka
digunakan faktor koreksi, dengan rumus sebagai berikut:
T = t� − t12
Dimana:
T = Faktor koreksi
t = Jumlah variabel yang memiliki peringkat sama
Untuk mengurang dampak jumlah data variabel dengan rank yang sama
terhadap hasil penelitian, maka digunakan rumus sebagai berikut:
�� = ∑ �2 + ∑ �2 − ∑ � 2
2 � �∑ �2 � ∑ �2
Dengan ketentuan :
� _ = !" − !# � $%
� & = !" − !# � $'
Keterangan:
∑Tx : Jumlah ranking yang sama dalam variabel X
∑Ty : jumlah ranking yang sama dalam variabel Y
Apabila hasil perhitungan koefisien korelasi Rank Spearman rs hitung > rs
tabel maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak, yaitu
terdapatnya karakteristik sistem akuntansi manajemen memadai terhadap kinerja
manajerial. Tetapi bila sebaliknya rs hitung < rs tabel maka hipotesis nol (Ho) diterima
dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, yaitu karakteristik sistem akuntansi
manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
Tabel 3.3 Pedoman Interprestasi Tingkat Korelasi
Interval Koefisien Korelasi (r) Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono 2009 : 250
Untuk menguji tingkat signifikan koefisien korelasi rs yang dihasilkan, maka
digunakan uji t atau test t dengan rumus:
t = �( √*+,√1 − ��
(Sumber : Sugiyono 2009:250)
Hasil perhitungan uji t kemudian dibandingkan dengan ttabel yang diperoleh
dengan tingkat signifikan α = 0,05 dan dk = n – 2 (dk =derajat kebebasan).
Hipotesis ini telah ditetapkan tersebut akan diuji berdasarkan daerah penerimaan
dan daerah penolakan yang ditetapkan sebagai berikut:
• Ho diterima jika nilai thitung < ttabel
• Ho ditolak jika nilai thitung > ttabel
Selanjutnya dapat dihitung koefisien determinasi untuk menentukan
seberapa jauh pengaruh variabel X terhadap variabel Y dari korelasi Rank
Sparman. Menurut Sugiyono rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
-� = ��2 � 100%
Di mana:
Kd = Koefisien Determinasi
rs = Koefisien Rank Spearman
3. Penetapan Tingkat Signifikasi
Dalam suatu penelitian, sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu
harus ditentukan taraf signifikan atau taraf nyata. Hal ini dilakukan untuk
membuat suatu rencana pengujian agar dapat diketahui batas-batas untuk
menentukan pilihan antara Ho dan Ha. Dalam penelitian ini, taraf nyata yang
dipilih adalah 0,05 atau 5% karena dapat mewakili hubungan antara variabel yang
diteliti dan merupakan suatu signifikansi yang sering digunakan dalam penelitian
bidang ilmu-ilmu sosial. Jadi tingkat kebenaran yang dikemukakan oleh penulis
adalah 0,95 atau 95%.
4 Penetapan kriteria Pengujian
Kriteria pegujian ditetapkan dengan membandingkan nilai hitung dan nilai
pada tabel, dengan menggunakan tabel harga-harga kritis koefisien korelasi rank
sperman dengan tingkat signifikasi 0,05 untuk mengetahui apakah kedua variabel
berkorelasi atau tidak maka diperlukan uji signifikasi dari ranking tersebut.
ts hitung > ts tabel, artinya ada terdapat pengaruh karakteristik sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial, dengan kata lain
Ho ditolak dan H1 diterima.
ts hitung < ts tabel, artinya ada hubungan tidak terdapat pengaruh karakteristik
sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial,
dengan kata lain Ho diterima dan H1 ditolak.
5 Pengambilan Keputusan
Jika rs hitung ≥ rs tabel atau ts hitung ≥ ts tabel, maka berada pada daerah
penolakan Ho. Ini berarti bahwa hipotesis yang diajukan penulis dapat diterima,
yaitu bahwa Implementasi Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen
berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial.
Tetapi, jika rs hitung ≤ rs tabel atau ts hitung ≤ ts tabel, maka berada pada
daerah penerimaan Ho. Ini berarti bahwa hipotesis yang diajukan penulis ditolak,
yaitu bahwa Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen tidak berpengaruh
terhadap Kinerja Manajerial.
3.6 Rancangan Kuesioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperamgkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Selain itu, kuisioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan
tertutup atau terbuka. Rancangan kuisioner yang dibuat penulis adalah kuisioner
tertutup dimana jawaban dibatasi atau sudah ditentukan oleh penulis. Jumlah
kuisioner ditentukan berdasarkan indikator variabel penelitian.
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian dalam pembuatan skripsi ini adalah
pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, Jln. LMU Nurtanio No. 117
Bandung. Adapun waktu penelitianya dimulai pada bulan Desember 2010.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umun PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1.1 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat
Sejak masa penjajahan Belanda sejak awal Tahun 1942, di Indonesia
dikenal suatu badan atau perusahaan yang menyediakan pasokan tenaga listrik
milik Pemerintah, daerah otonom (Gemente) atau gabungan keduanya. Di Jawa
Barat, khususnya Bandung, perusahaan pengeloloa serta penyedia tenaga listrik
bagi kepentingan umum itu adalah Bandoengsche Electriciteit Maatschappij
(BEM) yang berdiri Tahun 1905. Pada tanggal 1 Januari 1920, perusahaan
perseroan Gemeenschaplijk Eelectriciteit Bedrijf Voor Bandoeng (GEBEO)
menggantikan BEM. Pendirian ini dikukuhkan dengan akte pendirian Notaris Mr.
Andriaan Hendrik Van Ophuisen No.123 tanggal 31 Desember 1919. Pada masa
pendudukan Jepang antara 1942-1945, pendistribusian tenaga listrik dilaksanakan
oleh Djawa Denki Djigyo Sha Bandoeng Shi Sha, dengan wilayah kerja di seluruh
Pulau Jawa.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, Indonesia mengalami periode
perjuangan fisik sampai tibanya saat penyerahaan kedaulatan RI dari Pemerintah
Hindia Belanda. Tahun 1957 merupakan awal penguasaan pengelolaan
perlistrikan di seluruh Indonesia oleh Pemerintah Republik Indonesia, dengan
dimulainya Nasionalisasi perusahaan Asing di Indonesia.
Maka pada 27 Desember 1957, GEBEO diambil alih oleh Pemerintahan RI
dengan dikukuhkan Peraturan Pemerintah No. 86 tahun 1958 j.o. Peraturan
Pemerintah No. 18 tahun 1959 tentang penentuan perusahaa listrik dan gas milik
Belanda. Tahun 1961, berdasarkan peraturan Pemerintah No. 67 dibentuk Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) sebagai wadah kesatuan
Pimpinan PLN. PLN Bandung pun diganti dengan nama PLN Exploitasi XI
sebagai kesatuan BPU-PLN di Jawa Barat, di luar DKI Jaya dan Tanggerang.
Tahun 1972, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.18
Tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara, yang menyebutkan bahwa
status PLN menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara. Kemudian, mengacu pada
Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/1957 tanggal 8 September 1957 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Umum Listrik Negara, maka PLN
mengadakan reorganisasi menyangkut nama, tugas dan wilayah kerja daerah.
Berdasarkan pengumuman PLN Exploitasi XI No. 05/DIII/Sek/1975 tanggal 14
Juli 1975, PLN Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik
Negara Distribusi Jawa Barat.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah RI No. 23 Tahun 1994 tanggal 16
Juni 1944, maka bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat
diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan sebutan PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juli 1994, sesuai akte pendirian.
Selanjutnya, sesuai keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 28.K/010/DIR/2001
tanggal 20 Februari 2001, PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat diubah
menjadi PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat.
4.1.1.2 Visi dan Misi PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat
Visi dari PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat ialah diakui sebagai
perusahaan kelas Dunia yang tumbuh berkembang, unggul dan terpercaya dengan
bertumpu pada Potensi Insani.
Sedangkan misi dari PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat ialah:
1. Melakukan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
kepada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
4.1.1.3 Falsafah Perusahaan
Falsafah PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat adalah pembawa
kecerahan dan kegairahan dalam kehidupan masyarakat yang produktif. Falsafah
perusahaan melandasi keyakinan PT. PLN, bahwa PT. PLN bukan sekedar
penyedia energi listrik akan tetapi juga berkontribusi pada pengembangan
masyarakat produktif dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Dan ini
sekaligus memberikan pondasi yang kuat bagi PT. PLN untuk mewujudkan VISI
dan MISI Perusahaan.
Motto Perusahaan:
Motto dari PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat ialah:
“Electricity For A Better Life”, listrik untuk kehidupan yang lebih baik”.
Untuk mewujudkan Visi dan Misi perusahaan, PT. PLN mengembangkan
wawasan bersama sebagai panduan dalam bekerja dan berkarya dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai Perusahaan yang terdiri dari:
1. Saling percaya (Mutual Trust)
2. Integritas (Integrity)
3. Peduli (care) dan Pembelajar (Learner)
Tugas utama dari PT. PLN yaitu menyediakan Litrik bagi kepentingan
umum sekaligus mendapatkan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan dan mengusahakan penyediaan tenaga listrik dengan jumlah dan mutu
yang memadai dengan merintis kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik serta
menyelenggarakan usaha-usaha lainnya yang menunjang usaha penyediaan tenaga
listrik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Untuk menyelenggarakan tugas
pokok dan fungsi tersebut maka PT. PLN melaksanakan kegiatan-kegiatan
operasinya yang terbagi atas lima bidang usaha, yaitu:
1. Bidang Perencanaan
Bertugas merumuskan rencana korporat distribusi, pengembangan sistem
distribusi, kebutuhan investasi, penyajian data dan informasi serta
melaksanakan analisa dan evaluasi kinerja distribusi.
2. Bidang Konstruksi
Bidang ini bertugas menyusun, merencanakan, mengendalikan dan
membina pengoperasian dan memelihara sarana perindustrian tenaga
listrik, pelayanan kepada calon pelanggan dan listrik pedesaan dalam
rangka peningkatan penjualan tenaga listrik seoptimal mungkin.
3. Bidang Pengusahaan
Bidang ini bertugas menyusun, merencanakan, mengatur dan
mengendalikan kegiatan konstruksi sesuai dengan kebijakan perusahaan.
4. Bidang Keuangan
Bidang ini bertugas menyusun dan memantau pendapatan dan belanja,
mengelola keuangan dan akuntansi perusahaan, pembangunan dan
pemugaran sarana perindustrian, membina tata usaha langganan dan
penjualan tenaga listrik serta penyusunan laporan keuangan.
5. Bidang Kepegawaian dan Administrasi
Bidang ini mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan
sumber daya manusia, kesekretariatan, keamanan dan keselamatan kerja
serta pelayanan hukum dan hubungan masyarakat dalam menunjang
pencapaian sasaran perusahaan.
4.1.1.4 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat
Deskripsi setiap bagian pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat
sebagai berikut:
1. Manajer
Memonitoring pelaksanaan manajemen PT. PLN (Persero) UPJ Bandung
Barat.
2. Supervisor Distribusi
a. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan dinas gangguan
b. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan jaringan di UPJ Bandung
Barat
c. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan teknik sehari-hari
d. Supervisor P2TL (Penindakan Pencurian Tenaga Listrik)
e. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan penindakan pencurian tenaga
listrik
f. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan target operasi
3. Supervisor Penagihan
a. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan pelayanan penjualan rekening
b. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan data tunggakan
c. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan UPR (Usulan Piutang Ragu-
ragu)
d. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan saldo penjualan tunggakan.
4. Supervisor Catat Meter
a. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan pembacaan meter
b. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan entry data meter (Automatic)
c. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan proses billing
d. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan penanganan pengaduan
e. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan sampling
f. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan DKP/DLPD (Daftar
pemakaian KWH/daftar langganan yang harus diperhatikan)
5. Supervisor Keuangan
a. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan financial UPJ Bandung Barat
b. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan pengadaan material
c. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan transaksi pelanggan
d. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan pemeliharaan gedung
e. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan kepegawaian
f. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan rekonsiliasi bank
6. Supervisor Pengolahan Data
Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan jaringan komputerisasi UPJ
Bandung Barat.
4.1.2 Pelaksanaan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Di PT. PLN
(Persero) UPJ Bandung Barat
Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan kumpulan dari manusia
serta pengumpulan dan pengukuran sumber-sumber yang relevan, tepat waktu,
dapat dipercaya yang berguna bagi para pemakai informasi dan berguna dalam
pengambilan keputusan manajemen.
Untuk mengetahui Karakteristik sistem akuntansi manajemen di PT. PLN
(Persero) UPJ Bandung Barat, peneliti mengedarkan kuesioner sesuai dengan Sub
variabel dari Karakteristik sistem akuntansi manajemen yang terdiri dari 4
komponen penting didalam sistem akuntansi manajemen yaitu:
1. Scope (Lingkup)
a. Fokus berkaitan dengan informasi yang berasal dari dalam atau luar
organisasi
b. Kuantifikasi berkaitan dengan informasi keuangan dan non keuangan
c. Waktu berkaitan estimasi peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan
datang
2. Timelines (Tepat Waktu)
a. Frekwensi pelaporan
b. Kecepatan laporan
3. Aggregation (Agregasi)
a. Mengurangi terjadinya konflik
b. Berrmanfaat sebagai input dalam mengevaluasi kinerja manajer
4. Integration (Integrasi)
Sebagai alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit
Adapun hasil jawaban responden tentang Karakteristik sistem akuntansi
manajemen (Variabel X) sebagai berikut:
1. Scope (Lingkup)
Untuk mengetahui hasil jawaban responden mengenai sub variabel
Scope (Lingkup), penulis akan menyajikan jawaban kusioner dalam tabel dibawah
ini.
Adapun untuk indikator yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Fokus berkaitan dengan informasi yang berasal dari dalam atau luar
organisasi.
- Kuantifikasi berkaitan dengan informasi keuangan dan non keuangan.
- Waktu berkaitan estimasi peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan
datang.
Tabel 4.1
Scope (Lingkup)
No
Pertanyaan
Frekuensi jawaban berdasarkan peringkat
jawaban
Persentase Jawaban (%)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50 2 0 0 2 10 8 0 0 10 50 40 3 0 0 6 14 0 0 0 30 70
Rata-rata 0 0 5 42 57 Sumber: Hasil Kusioner
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai
Scope (Lingkup) dari Sistem Akuntansi Manajemen di PT. PLN (Persero) UPJ
Bandung Barat sebagian besar menjawab “Selalu” dengan persentase 57%,
sedangkan yang menjawab “Sering” sebesar 42% dan sebanyak 5% menjawab
“Jarang”. Hal ini menunjukkan bahwa di perusahaan tersebut Scope (Lingkup)
Sistem Akuntansi Manajemen yang telah diterapkan di perusahaan sudah baik.
2. Timelines (Tepat Waktu)
Untuk mengetahui hasil jawaban responden mengenai sub variabel
Timelines (Tepat Waktu), penulis akan menyajikan jawaban kusioner dalam tabel
dibawah ini.
Adapun untuk indikator yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Frekwensi pelaporan
- Kecepatan laporan
Tabel 4.2
Timelines (Tepat Waktu)
No
Pertanyaan
Frekuensi jawaban berdasarkan peringkat
jawaban
Persentase Jawaban (%)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 4 0 0 1 8 11 0 0 5 40 55 5 0 0 2 9 9 0 0 10 45 45 6 0 0 2 10 8 0 0 10 50 40
Rata-rata 0 0 8 45 47 Sumber: Hasil Kusioner
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden
mengenai Timelines (Tepat Waktu) dari sistem akuntansi manajemen di PT. PLN
(Persero) UPJ Bandung Barat sebagian besar menjawab “Selalu” dengan
persentase 47% sedangkan yang menjawab “Sering” sebesar 45%, dan “jarang”
8%. Hal ini menunjukkan bahwa di perusahaan tersebut Timelines (Tepat Waktu)
dari sistem akuntansi manajemen yang telah diterapkan di dalam perusahaan
sudah baik, terlebih dengan adanya evaluasi rencana yang telah dilakukan agar
menjadi tolak ukur perusahaan untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu.
3. Agrregation (Agregasi)
Untuk mengetahui hasil jawaban responden mengenai sub variabel
Aggregation (Agregasi), penulis akan menyajikan jawaban kusioner dalam tabel
dibawah ini.
Adapun untuk indikator yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Mengurangi terjadinya konflik
- Berrmanfaat sebagai input dalam mengevaluasi kinerja manajer.
Tabel 4.3
Aggregation (Agregasi)
No
Pertanyaan
Frekuensi jawaban berdasarkan peringkat
jawaban
Persentase Jawaban (%)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 7 0 0 2 12 6 0 0 10 60 30 8 0 0 1 8 11 0 0 10 40 60 9 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50
Rata-rata 0 0 8 48 47
Sumber: Hasil Kusioner
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden
mengenai Aggregation (Agregasi) yang terdapat di PT. PLN (Persero) UPJ
Bandung Barat sebagian besar menjawab “Sering” dengan persentase 48%
sedangkan yang menjawab “Selalu” sebesar 47%, dan sebanyak 8% menjawab
“Jarang”. Hal ini menunjukkan bahwa di perusahaan tersebut Aggregation
(Agregasi) dari sistem akuntansi manajemen yang telah diterapkan di dalam
perusahaan sudah baik, terlebih dengan adanya informasi yang dihasilkan secara
khusus untuk model keputusan formal.
4. Integration (Integrasi)
Untuk mengetahui hasil jawaban responden mengenai sub variabel
Integration (Integrasi), penulis akan menyajikan jawaban kusioner dalam tabel
dibawah ini.
Adapun untuk indikator yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Sebagai alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit
Tabel 4.4
Integration (Integrasi)
No
Pertanyaan
Frekuensi jawaban berdasarkan peringkat
jawaban
Persentase Jawaban (%)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
10 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50 11 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50 12 0 0 2 10 8 0 0 10 50 40
Rata-rata 0 0 7 47 30 Sumber: Hasil Kusioner
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden
mengenai Integration (Integrasi) dari sistem akuntansi manajemen di PT. PLN
(Persero) UPJ Bandung Barat sebagian besar menjawab “Sering” dengan
persentase 47% sedangkan yang menjawab “Selalu” sebesar 30%, dan sebanyak
7% menjawab “Jarang”. Hal ini menunjukkan bahwa di perusahaan tersebut
Integration (Integrasi) dari sistem akuntansi manajemen yang telah diterapkan di
dalam perusahaan sudah baik.
4.1.3 Kinerja Manajerial Di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat
Kinerja manajerial adalah merupakan hasil dan keluaran yang dihasilkan
oleh seorang pegawai sesuai dengan perannya dalam organisasi dalam suatu
periode tertentu. Kinerja manajerial yang baik adalah salah satu faktor yang
sangat penting dalam upaya perusahaan untuk meningkatan produktivitas. Kinerja
manajerial merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk
mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu perusahaan
Untuk mengetahui Kinerja Manajerial di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung
Barat, peneliti mengedarkan kuesioner sesuai dengan indikator penilaian kinerja
manajerial berdasarkan kegiatan-kegiatan manajerial yang terdiri dari:
1. Penilaian kinerja manajerial berdasarkan kegiatan-kegiatan manajerial:
a. Kinerja Perencanaan
b. Kinerja Investigasi
c. Kinerja Pengkoordinasian
d. Kinerja Evaluasi
e. Kinerja Pengawasan
f. Kineja Pengaturan Staff (Sttafing)
g. Kinerja Negosiasi
h. Kinerja Perwakilan (representatif)
Adapun hasil jawaban responden tentang Kinerja manajerial (Variabel X)
sebagai berikut:
A. Kinerja Perecanaan
Kinerja perencanaan yang dimaksud yaitu kemampuan dalam nenentukan
tujuan, kebijakan-kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalann kerja,
penganggaran, merancang prosedur, serta pemrograman.
Tabel 4.5
Kinerja Perencanaan
No.
Pertanyaan
Frekuensi Jawaban Berdasarkan Peringkat
Jawaban
Persentase Jawaban (%)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 0 0 0 6 14 0 0 0 30 70 2 0 0 1 8 11 0 0 5 40 55
Rata-rata 0 0 3 35 63 Sumber: Hasil Kusioner
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai
kinerja perencanaan di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian besar
responden menjawab “Selalu” dengan persentase sebesar 63%, “Sering” sebesar
35%, dan “Jarang” sebesar 3%. Maka dengan demikian kinerja perencanaan di
PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.
B. Kinerja Investigasi
Kinerja investigasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam
mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan
rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, serta analisis pekerjaan.
Tabel 4.6
Kinerja Investigasi
No
Pertanyaan
Frekuensi jawaban berdasarkan peringkat
jawaban
Persentase Jawaban (%)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 3 0 0 2 9 9 0 0 10 45 45 4 0 0 2 10 8 0 0 10 50 40 5 0 0 2 12 6 0 0 10 60 30
Rata-rata 0 0 10 52 38 Sumber: Hasil Kusioner
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai
kinerja investigasi di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian besar
responden menjawab “Sering” dengan persentase sebesar 52%, “Selalu” 38%,,
sedangkan “Jarang” sebesar 10%. Maka dengan demikian kinerja investigasi di
PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.
C. Kinerja Pengkoordinasian
Kinerja pengkoordinasian yang dimaksud yaitu kemampuan dalam tukar
menukarinformasi dengan orang di bagian organisasi lain untuk mengaitkan dan
menyesuaikan program, memberitahukanya kepada bagian lain, dan hubungan
dengan manajer lain.
Tabel 4.7
Kinerja Pengkoordinasian
No.
Pertanyaan
Frekuensi Jawaban Berdasarkan Peringkat
Jawaban
Persentase Jawaban (%)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 0 0 1 8 11 0 0 5 40 55 7 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50
Rata-rata 0 0 5 43 53 Sumber: Hasil Kusioner
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai
kinerja pengkoordinasian di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian
besar responden menjawab “Selalu” dengan persentase sebesar 53%, “Sering”
sebesar 43%, dan “Jarang” sebesar 5%. Maka dengan demikian kinerja
pengkoordinasian di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.
D. Kinerja Evaluasi
Kinerja evaluasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam menilai dan
mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan yang meliputi penilaian
pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan dan pemeriksaan
produk.
Tabel 4.8
Kinerja Evaluasi
No.
Pertanyaan
Frekuensi Jawaban Berdasarkan
Peringkat Jawaban
Persentase Jawaban (%)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 8 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50 9 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50
Rata-rata 0 0 5 45 50
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai
kinerja evaluasi di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian besar
responden menjawab “Selalu” dengan persentase sebesar 50%, “Sering” sebesar
45%, dan “Jarang” sebesar 5%. Maka dengan demikian kinerja evaluasi di PT.
PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.
E. Kinerja Pengawasan
Kinerja paengawasan yang dimaksud adalah kemampuan dalam
memberikan pengarahan, memimpin dan mengembangkan bawahan,
membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan,
menjelaskan tujuan kerja dan menangani keluhan pegawai.
Tabel 4.9
Kinerja Pengawasan
No
Pertanyaan
Frekuensi jawaban berdasarkan peringkat
jawaban
Persentase Jawaban (%)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 10 0 0 2 10 8 0 0 10 50 40 11 0 0 0 6 14 0 0 0 30 70 12 0 0 1 8 11 0 0 5 40 55
Rata-rata 0 0 5 40 55 Sumber: Hasil Kusioner
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai
kinerja pengawasan di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian besar
responden menjawab “Selalu” dengan persentase sebesar 55%, “Sering” sebesar
40%, dan “Jarang” sebesar 5%. Maka dengan demikian kinerja pengawasan di PT.
PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.
F. Kinerja Pengaturan Staf
Kinerja pengaturan staf yang dimaksud adalah kemampuan untuk
mempertahankan angkatan kerja yang ada pada bagian anda, melkukan perekrutan
pegawai, mewawancarai mereka dan memilih pegawai baru, menempatkan pada
bagian yang sesuai, mempromosikan dan memutasi pegawai.
Tabel 4.10
Kinerja Pengaturan Staf
No.
Pertanyaan
Frekuensi Jawaban Berdasarkan Peringkat
Jawaban
Persentase Jawaban (%)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 13 0 0 2 9 9 0 0 10 45 45 14 0 0 2 10 8 0 0 10 50 40
Rata-rata 0 0 10 48 43 Sumber: Hasil Kusioner
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai
kinerja pengaturan staf di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian besar
responden menjawab “Sering” dengan persentase sebesar 48%, “Selalu” sebesar
43%, dan “Jarang” sebesar 10%. Maka dengan demikian kinerja pengaturan staf
di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.
G. Kinerja Negosiasi
Kinerja negosiasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam melakukan
pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa,
menghubungi pemasok dan melakukan tawar menawar dengan wakil penjual,
serta tawar menawar secara kelompok.
Tabel 4.11
Kinerja Negosiasi
No.
Pertanyaan
Frekuensi Jawaban Berdasarkan Peringkat
Jawaban
Persentase Jawaban (%)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 15 0 0 2 12 6 0 0 10 60 30 16 0 0 1 8 11 0 0 5 40 55
Rata-rata 0 0 8 50 43 Sumber : Hasil Kusioner
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai
kinerja negosiasi di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian besar
responden menjawab “Sering” dengan persentase sebesar 50%, “Selalu” sebesar
43%, dan “Jarang” sebesar 8%. Maka dengan demikian kinerja negosiasi di PT.
PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.
F. Kinerja Perwakilan
Kinerja perwakilan yang dimaksud adalah kemampuan dalam menghadiri
pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan dengan perkumpulan
bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan,
serta kemampuan dalam mempromosikan tujuan umum perusahaan.
Tabel 4.12
Kinerja Perwakilan
No.
Pertanyaan
Frekuensi Jawaban Berdasarkan Peringkat
Jawaban
Persentase Jawaban (%)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 17 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50 18 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50
Rata-rata 0 0 5 45 50 Sumber : Hasil Kusioner
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai
kinerja perwakilan di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian besar
responden menjawab “Selalu” dengan persentase sebesar 50%, “Sering” sebesar
45%, dan “Jarang” sebesar 5%. Maka dengan demikian kinerja perwakilan di PT.
PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Pada bagian ini akan dilakukan pengujian atas data penelitian yang telah
diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 20 responden. Pengujian data ini
mencakup uji validitas dan uji reliabilitas dengan tujuan agar penulis tidak
mengambil kesimpulan yang keliru mengenai gambaran keadaan yang sebenarnya
terjadi. Pengujian validitas dan reliabilitas ini dilakukan denghan menggunakan
program Statistical Product & Service Solution (SPSS) for windows versi 18.0.
4.2.1.1 Hasil Pengujian Terhadap Validitas Variabel X
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan derajat
kebenaran dari suatu proses pengukuran atau pengumpulan data pada instrument
penelitian. Uji validitas untuk variabel X (Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen) sebanyak 12 pertanyaan Untuk mengetahui pertanyaan yang valid,
maka mengacu pada tingkat signifikan 0,3 (rkritis) dimana bila r korelasi < 0,3
(tidak valid), sedangkan r korelasi > 0,3 (valid). Dibawah ini adalah hasil
pengujian validitas instrument untuk variabel X (Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen) menggunakan Statistical Product & Service Solution (SPSS) for
windows versi 18.0 dengan rumus analisis Korelasi Rank Spearman. Hasil uji
validitas instrument karakteristik sistem akuntansi manajemen dapat dilihat pada
tabel 4.13 dibawah ini:
Tabel 4.13
Hasil Akhir Uji Validitas Variabel X Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen
No. Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation
Angka Kritis Keterangan
1 0,445 0,30 Valid 2 0,436 0,30 Valid 3 0,544 0,30 Valid 4 0,564 0,30 Valid 5 0,689 0,30 Valid 6 0,442 0,30 Valid 7 0,518 0,30 Valid 8 0,434 0,30 Valid 9 0,523 0,30 Valid 10 0,655 0,30 Valid 11 0,545 0,30 Valid 12 0,536 0,30 Valid
(Sumber: Hasil Pengolahan Data)
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.13
diatas, terlihat jelas bahwa semua item yang terdapat pada kolom korelasi
melebihi atau lebih besar dari angka kritis yaitu 0,3, sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua pertanyaan sebanyak 12 item untuk variabel X (Karakteristik Sistem
Akuntansi Manajemen) adalah valid.
4.2.1.2 Hasil Pengujian Terhadap Validitas Variabel Y
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan derajat
kebenaran dari suatu proses pengukuran atau pengumpulan data pada instrument
penelitian. Uji validitas untuk Y (Kinerja Manajerial) sebanyak 18 pertanyaan.
Untuk mengetahui pertanyaan yang valid, maka mengacu pada tingkat signifikan
0,3 (rkritis) dimana bila r korelasi < 0,3 (tidak valid), sedangkan r korelasi > 0,3
(valid). Dibawah ini adalah hasil pengujian validitas instrument untuk variabel Y
(Kinerja Manajerial) menggunakan Statistical Product & Service Solution (SPSS)
for windows versi 18.0 dengan rumus analisis Korelasi Rank Spearman. Hasil uji
validitas instrument kinerja manajerial dapat dilihat pada tabel 4.14 dibawah ini:
Tabel 4.14 Hasil Akhir Uji Validitas Variabel Y
Kinerja Manajerial
No. Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation
Angka Kritis Keterangan
1 0,644 0,30 Valid 2 0,564 0,30 Valid 3 0,689 0,30 Valid 4 0,542 0,30 Valid 5 0,618 0,30 Valid 6 0,434 0,30 Valid 7 0,523 0,30 Valid 8 0,455 0,30 Valid 9 0,645 0,30 Valid 10 0,536 0,30 Valid 11 0,644 0,30 Valid 12 0,564 0,30 Valid 13 0,689 0,30 Valid 14 0,542 0,30 Valid 15 0,618 0,30 Valid 16 0,439 0,30 Valid 17 0,623 0,30 Valid 18 0,555 0,30 Valid
(Sumber: Hasil Pengolahan Data)
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.14
diatas, terlihat jelas bahwa semua item yang terdapat pada kolom korelasi
melebihi atau lebih besar dari angka kritis yaitu 0,3, sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua pertanyaan sebanyak 18 item untuk variabel Y (Kinerja Manajerial)
adalah valid.
4.2.1.3 Hasil Pengujian Reliabilitas
Dalam suatu penelitian tidak hanya membutuhkan uji validitas saja, tetapi
juga perlu dilakukan uji reabilitas. Uji reabilitas instrument digunakan untuk
menunjukkan sampai sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila
pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Dalam penelitian ini, untuk melakukan
dalam program Statistical Product & Service Solution (SPSS) for windows versi
18.0 dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Diperoleh hasil pengujian variabel
X dan variabel Y sebagai berikut:
a. Hasil Uji Reabilitas Variabel X (Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen)
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X
No.
Pertanyaan Corrected Item-Total
Correlation Angka Kritis Keterangan
1 0,719 0,60 Reliabel 2 0,744 0,60 Reliabel 3 0,735 0,60 Reliabel 4 0,705 0,60 Reliabel 5 0,894 0,60 Reliabel 6 0,739 0,60 Reliabel 7 0,733 0,60 Reliabel 8 0,720 0,60 Reliabel 9 0,733 0,60 Reliabel 10 0,725 0,60 Reliabel 11 0,719 0,60 Reliabel 12 0,744 0,60 Reliabel
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Dengan berdasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan
Statistical Product & Service Solution (SPSS) for windows versi 18.0 hasil
pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.15 diatas, terlihat jelas bahwa
semua item yang terdapat pada kolom korelasi melebihi atau lebih besar dari
angka kritis yaitu 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan
sebanyak 12 item untuk variabel X (Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen)
adalah realiabel.
b. Hasil Uji Reabilitas Variabel Y (Kinerja Manajerial)
Tabel 4.16 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
No.
Pertanyaan Corrected Item-Total
Correlation Angka Kritis Keterangan
1 0,735 0,60 Reliabel 2 0,705 0,60 Reliabel 3 0,894 0,60 Reliabel 4 0,739 0,60 Reliabel 5 0,733 0,60 Reliabel 6 0,720 0,60 Reliabel 7 0,733 0,60 Reliabel 8 0,725 0,60 Reliabel 9 0,719 0,60 Reliabel 10 0,744 0,60 Reliabel 11 0,735 0,60 Reliabel 12 0,705 0,60 Reliabel 13 0,894 0,60 Reliabel 14 0,739 0,60 Reliabel 15 0,733 0,60 Reliabel 16 0,720 0,60 Reliabel 17 0,733 0,60 Reliabel 18 0,725 0,60 Reliabel
(Sumber : Hasil Pengolahan Data)
Dengan berdasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan
Statistical Product & Service Solution (SPSS) for windows versi 18.0 hasil
pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.16 diatas, terlihat jelas bahwa
semua item yang terdapat pada kolom korelasi melebihi atau lebih besar dari
angka kritis yaitu 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan
sebanyak 18 item untuk variabel Y (Kinerja Manajerial) adalah realiabel.
4.2.2 Analisis Data
4.2.2.1 Analisis Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Pada PT. PLN
(Persero) UPJ Bandung Barat
Untuk menganalisis sejauh mana pelaksanaan karakteristik sistem
akuntansi manajemen di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, maka cara yang
dilakukan penulis adalah dengan menggunakan nilai rata-rata (Mean) dari skor
perhitungan variabel X masing-masing responden yang kemudian dibandingkan
dengan kriteria yang telah penulis tetapkan pada Bab III.
Skor perhitungan masing-masing responden dari kuesioner mengenai
karakteristik sistem akuntansi manajemen dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.17 Total Skor Variabel (X)
Karakteristisk Sistem Akuntansi Manajemen
Responden Skor Variabel 1 55 2 56 3 53 4 54 5 54 6 53 7 49 8 52 9 52 10 47 11 53 12 51 13 53 14 57 15 53 16 50 17 57 18 55 19 53 20 52
Jumlah 1059 (Sumber: Pengolahan Data)
Dari hasil penilaian dan penghitungan kuesioner untuk variabel X tersebut,
diperoleh nilai rata-rata (mean) total skor responden dari tabel 4.17 adalah:
01 = ∑ � � = 1059
20 = 52,95
Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata di atas dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata dari variabel (X) adalah sebesar 52,95. Apabila nilai tersebut
dibandingkan dengan kriteria yang telah penulis tetapkan (pada Bab III) maka
nilai rata-rata variabel (X) tersebut termasuk dalam kriteria “Sangat Baik” yaitu
antara 52 – 60. Hal ini didukung oleh indikator Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen sebagai berikut:
1. Sistem akuntansi manajemen di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat
memiliki scope (Lingkup) yang fokus berkaitan dengan informasi yang
berasal dari dalam atau luar organisasi. Serta sistem akuntansi manajemen
tersebut dapat memeberikan informasi keuangan dan non keuangan, dan
waktu yang berkaitan estimasi peristiwa yang akan terjadi di masa yang
akan datang.
2. Kemampuan para manajer PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat dalam
merespon secara cepat peristiwa atau informasi yang terjadi dalam
perusahaan ditentukan oleh ketepatan waktu. Sehingga ketepatan waktu
dalam sistem akuntansi manajemen merupakan faktor yang mendukung
manajer menghadapi ketidakpastian yang terjadi dalam lingkungan kerja
di perusahaan.
3. Sistem akuntansi manajemen PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat dapat
memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi berdasarkan
fungsi, periode waktu, dan model keputusan sehingga mengurangi konflik.
Serta berkaitan dengan area atau unit bisnis dan bermanfaat sebagai input
dalam mengevaluasi kinerja manajer.
4. Informasi yang terintegrasi dari sistem akuntansi manajemen di PT. PLN
(Persero) UPJ Bandung Barat dapat digunakan sebagai alat koordinasi
antar segmen dalam sub unit atau antar sub unit dalam perusahaan. Serta di
pandang sebagai pembangkit moral bagi manajer dan memberikan andil
dalam peningkatan kinerja.
Walaupun demikian masih terdapat kelemahan diantaranya adalah, sebagai
berikut:
1. Sistem akuntansi manajemen kurang memiliki kuantifikasi yang berkaitan
dengan informasi keunngan dan non keuangan.
2. Informasi tepat waktu kurang mendukung manajer menghadapi
ketidakpastian dalam lingkungan kerja.
3. Sistem akuntansi manajemen kurang memberikan ringkasan informasi
agregasi menurut fungsi, periode waktu dan model keputusan.
4.2.2.2 Analisis Kinerja Manajerial pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung
Barat
Untuk menganalisis sejauh mana Kinerja Manajerial di PT. PLN (Persero)
UPJ Bandung Barat, maka cara yang dilakukan penulis adalah dengan
menggunakan nilai rata-rata (Mean) dari skor perhitungan variabel Y masing-
masing responden yang kemudian dibandingkan dengan kriteria yang telah
penulis tetapkan pada Bab III.
Skor perhitungan masing-masing responden dari kuesioner mengenai
Kinerja Manajerial dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.18 Total Skor Variabel (Y)
Kinerja Manajerial
Responden Skor Variabel 1 83 2 82 3 82 4 81 5 81 6 79 7 74 8 80 9 74 10 73 11 82 12 78 13 82 14 84 15 76 16 73 17 87 18 83 19 79 20 80
Jumlah 1593 (Sumber : Pengolahan Data)
Dari hasil penilaian dan penghitungan kuesioner untuk variabel Y tersebut,
diperoleh rata-rata (mean) dari variabel Y, sebagai berikut:
01 = ∑ � � = 1593
20 = 79,65
Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata diatas dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata dari variabel Y adalah sebesar 79,65. Apabila nilai tersebut dibandingkan
dengan kriteria yang telah penulis tetapkan (pada Bab III) maka nilai rata-rata
variabel Y tersebut termasuk dalam kriteria “Sangat Baik” yaitu antara 78 – 90.
Hal ini didukung oleh indikator Kinerja Manajerial sebagai berikut:
1. Kinerja Perencanaan
PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah menetukan tujuan, kebijakan
dan tindakan penjadwalan kerja serta telah merancang prosedur,
penganggaran dan pemograman.
2. Kinerja Investigasi
PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah mengumpulkan dan
menyampaikan informasi untuk catatan, laporan, rekening, mengukur hasil
dan analisa pekerjaan.
3. Kinerja Pengkoordinasian
PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah tukar menukar informasi
dengan orang lain di bagian organisasi lain untuk meningkatkan dan
menyelesaikan program.
4. Kinerja Evaluasi
PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah menilai dan mengukur
proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan: penilaian pegawai,
penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, dan pemeriksaan
produk.
5. Kinerja Pengawasan
PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah mengarahkan, memimpin dan
mengembangkan bawahan anda, memimbing dan menjelaskan peraturan
kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan, dan menangani keluhan.
6. Kinerja Pemilihan Staf
PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah mempertahankan angkatan
kerja yang berprestasi serta telah merekrut, mewawancarai , melatih dan
memilih pegawai baru dan menempatkan dan mempromosikan pegawai.
7. Kinerja Negoisasi
PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah melakukan pembelian dan
penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa.
8. Kinerja Perwakilan
PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah menghadiri pertemuan dengan
perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara
kemasyarakatan, pendekatan ke masyarakat dan mempromosikan tujuan
umum perusahaan.
Walaupun demikian masih terdapat kelemahan diantaranya adalah, sebagai
berikut:
1. Manajer yang ada di perusahaan belum merancang prosedur
penganggaran dan pemrograman.
2. Manajer kurang memiliki kemampuan untuk mengukur serta
menganalisis hasil pekerjaan.
3. Manajer yang ada di perusahaaan kurang memiliki kemampuan dalam
memberikan pengarahan, memimpin dan mengembangkan bawahan.
4. Manajer yang ada di perusahaaan kurang memiliki kemampuan dalam
melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak barang dan
jasa.
4.2.3 Analisis Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen
Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung
Barat
Dalam hal ini analisis Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja
Manajerial. Berikut ini adalah hasil analisis Rank Spearman:
Tabel 4.19 Correlations
Karakteristik SAM
Kinerja Manajerial
Spearman's rho Karakteristik SAM Correlation Coefficient 1.000 .871**
Sig. (2-tailed) . .000
N 20 20
Kinerja Manajerial Correlation Coefficient .871** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel diatas nilai rshitung > rstabel atau 0,871 > 0,450 hal ini
membuktikan bahwa terdapat hubungan antara Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial.
Dari hasil koefisien korelasi adalah 0,871 jika dibandingkan dengan
kriteria koefisien yang diambil dari teori yang penulis ungkapkan di bab III.
Dimana 0,871 berada pada kriteria 0,80 – 1,000 yang artinya hubungan
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen dengan Kinerja Manajerial berada
pada kategori “Sangat Kuat”.
Dengan bantuan Statistical Product & Service Solution (SPSS) for
windows versi 18.0, penulis menggunakan Rank Spearman untuk melakukan
pengujian hipotesis dengan hasil sebagai berikut:
Untuk lebih meyakinkan bahwa kedua variabel tersebut berkorelasi atau
tidak, maka dilakukan uji t dan hasilnya dibandingkan dengan nilai. Apabila thitung
> ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Tabel 4.20 Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 47.860 10.153 4.714 .000
Karakteristik SAM .608 .194 .595 3.139 .006
a. Dependent Variable: Kinerja Manajerial
Dari hasil pengujian, didapat nilai thitung sebesar 3.139 dengan taraf
signifikasi α = 0,05, n = 20 dan dk = n – 2 (derajat kebebasan) maka ttabel adalah
20 - 2 = 18, setelah dilihat pada tabel t ditemukan angka sebesar 1,734 sehingga
thitung 3,139 > ttabel 1,734 jadi berdasarkan hipotesis terdapat Pengaruh
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manjerial.
Koefisien Determinasi (KD)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Karakteristik sistem akuntansi
manajemen (variabel X) terhadap Kinerja manajerial (variabel Y) maka digunakan
rumus koefisien determinasi sebagai berikut:
-7 = �, x 100%
Hasil perhitungan koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.21 Hasil perhitungan Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .595a .354 .318 3.22977
a. Predictors: (Constant), Karakteristik SAM
b. Dependent Variable: Kinerja Manajerial
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi r = 0,647 pada sampel
penelitian, dapat dihitung koefisien determinasi sebagai berikut:
KD = (0,595)2 x 100%
= 35,4%
Dimana besarnya pengaruh Karakteristik sistem akuntansi manajemen
terhadap kinerja manajerial 35,4% dan sisanya sebesar 64,6% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis seperti faktor teknologi informasi dan
saling ketergantungan.
Dari nilai-nilai tersebut dapat diketahui bahwa Pengaruh Karakteristik
sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial yang berarti bahwa
hipotesis penelitian diterima.
Hal tersebut diatas juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh :
Nazaruddin (1998), yang menguji mengenai pengaruh karakteristik
informasi terhadap kinerja manajerial menunjukkan bahwa tingkat keandalan
karakteristik informasi (scope, timelines, aggregation, integration) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial.
.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data
dengan tujuan mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung
Barat, penulis memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan karakteristik sistem akuntansi manajemen pada PT. PLN
(Persero) UPJ Bandung Barat, berdasarkan skor rata-rata menunjukkan
hasil yang “Sangat Baik”. Hal ini mencerminkan bahwa karakteristik
sistem akuntansi manajemen memiliki lingkup (scope) yang luas, mampu
merespon secara cepat informasi yang terjadi, mampu memberikan
informasi dalam berbagai bentuk agregasi serta informasi yang
terintegrasi.
2. Pelaksanaan kinerja manajerial pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung
Barat, berdasarkan skor rata-rata menunjukkan hasil yang “Sangat Baik”.
Hal ini berarti para manajer mampu untuk menentukan tujuan dan arah
kebijakannya, memiliki kemampuan untuk mencatat, melaporkan,
mengukur hasil serta menganalisis pekerjaan, memiliki kemampuan dalam
mengkoordinasikan bawahan, memiliki kemampuan dalam mengevaluasi
pekerjaan, memiliki kemampuan dalam memberikan pengarahan,
pengawasan serta membimbing bawahan, mampu memberikan contoh
yang baik untuk menumbuhkan semangat kerja karwayannya, mampu
bernegosiasi serta memiliki kemampuan dalam mempresentasikan
perusahaannya.
3. Karakteristik sistem akuntansi manajemen berpengaruh sebesar 35,4%
terhadap kinerja manajerial dengan tingkat keeratan hubungannya 0,871
adalah “Sangat Kuat” dan postif. Korelasi yang positif antara kedua
variabel tersebut menunjukkan bahwa meningkatnya karakteristik sistem
akuntansi manajemen, maka dengan meningkatnya karakteristik sistem
akuntansi manajemen akan meningkatkan kinerja manajerial.
5.2 Saran
Peneliti ingin menyampaikan beberapa saran dengan maksud memberikan
masukan yang positif, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Untuk PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat
a. Sistem akuntansi manajemen memberikan ringkasan informasi agregasi
menurut fungsi, periode waktu dan model keputusan. Maka dari itu, untuk
selanjutnya agar dapat ditingkatkan sehingga bisa mengahasilkan
keputusan yang mengurangi terjadinya konflik.
b. Seperti halnya dilihat dari hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa
masih ada sedikit kekurangan yang berkaitan dengan perancangan
prosedur penganggaran dan pemrograman. Sebaiknya untuk meningkatkan
kinerja manajer para manajer yang ada di perusahaan merancang prosedur,
penganggaran dan pemrograman.
c. Sistem akuntansi manajemen di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat
sudah tersedia, sebaiknya perusahaan juga menyediakan petunjuk atau
pedoman pelaksanaan atas sistem tersebut, sehingga memudahkan user
dalam melaksanakan sistem tersebut.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Indikator karakteristik sistem akuntansi manajemen saja dinilai tidak
cukup untuk menilai kinerja manajerial, sehingga penulis memberikan saran
kepada peneliti selanjutnya untuk menambah dan mengembangkan indikator-
indikator lainnya yang mempengaruhi kinerja manajerial perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Susanto, 2004, Sistem Informasi Akuntansi. Lingga Jaya, Bandung.
Bodnar GH, 2004, Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9, diterjemahkan Julianto Agung, Penerbit Andi, Jakarta.
Dominic S, Ekonomi Manajerial, 2005, Penerjemah Ichsan Setia Budi. Penerbit Slemba Empat, Jakarta. Garrison, 2007, Manajerial Account, Penerjemah Nuri Hinduan. Penerbit Slemba Empat, Jakarta. Juniarti dan Evelyne, 2003, Hubungan Karakteristik Informasi yang dihasilkan
oleh Sistem Informasi Akuntansi terhadap kinerja manajerial pada perusahaan manufaktur di Jawa Timur, Jurnal akuntansi dan keuangan., vol 5. No. 2, Nopember 2003 page 110-122.
Krismiaji, 2005, Sistem Informasi akuntansi, Edisi Kedua, Unit Penerbit
Percetakan YKPN, Yogyakarta. La Midjan, 2001, Sistem Informasi akuntansi 1, Pendektan Manual Praktika
Penyusunan Metode dan Prosedur. Edisi ke delapan, Bandung. Penerbit Lembaga Informatika Akuntansi.
Maisel, Lawrence S. (2001), Performance Measurement Practices Survey Results,
AICPA, Inc. Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen, Jogjakarta BPFE UGM.
Nazaruddin, 1998, Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi terhadap Kinerja Manajerial, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 2, Hal. 99.
Robbins, Analisis Kinerja, 2004, Penerjemah Henry Simamora, Penerbit Slemba
Empat, Jakarta. Robert L. Mathis dan John H. Jackson, 2002, Penerjemah Bambang Wahyudi,
Penerbit Slemba Empat, Jakarta. Romney, 2006, Accunting Information System (Sistem Informasi Akuntansi),
Penerjemah Deny Arnos. Penerbit Slemba Empat, Jakarta.
Sinta Setiana, 2004, Pengaruh Pemahaman manajer atas karakteristik informasi akuntansi manajemen dan aplikasinya terhadap kinerja manajerial.
Tesis program pascasarjana UNPAD. Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Bisnis Cetakan lima. Penerbit CV Alvabeta,
Bandung.
Supriyono, 2001, Akuntansi Manajemen 1. Penerbit Lingga Jaya Bandung.
Wilkinson, Joseph W, 2000, Sistem Akuntansi dan Informasi, Penerjemah Marianus Sinaga. Penerbit Erlangga, Jakarta.
www.PLN.com