Jbptitbppaaaa Gdl Febrizukhr 19006 4 2010ts 3
-
Upload
dhewi-tobing -
Category
Documents
-
view
214 -
download
1
description
Transcript of Jbptitbppaaaa Gdl Febrizukhr 19006 4 2010ts 3
![Page 1: Jbptitbppaaaa Gdl Febrizukhr 19006 4 2010ts 3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013012/55cf9151550346f57b8c8953/html5/thumbnails/1.jpg)
Febri Zukhruf (250 09 050) 33
Bab 3. Metodologi Penelitian
3.1 Umum
Bab ini menjelaskan alur kerja dari penelitian yang dilengkapi dengan cara memperoleh data-
data yang dibutuhkan pada setiap tahapan alur. Seperti yang telah disebutkan pada bab
pendahuluan, penelitian ini dimulai dari proses identifikasi masalah lalu beranjak pada
pengkerucutan masalah yang disebut sebagai rumusan masalah. Penelitian dimaksudkan
untuk menjawab persoalan yang telah dirumuskan. Sebelum melakukan penelitian lebih
lanjut dibutuhkan studi literatur untuk melihat posisi penelitian ini terhadap penelitian yang
pernah dilakukan serta untuk mendapatkan dasar-dasar teori yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Setelah pencapaian tujuan penelitian telah tergambar maka langkah selanjutnya
adalah mendapatkan data-data lapangan yang dibutuhkan untuk analisis lebih lanjut. Data-
data tersebut digunakan sebagai input awal model dan digunakan untuk melakukan proses
validasi. Berikut akan dijelaskan secara lebih mendalam proses yang dilakukan setiap tahapan
kerja penelitian. Diagram alir dari metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1
3.2 Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah dilakukan dengan menggali informasi sebesar-besarnya terkait
berbagai masalah seputar kinerja simpang serta studi-studi terbaru di simpang bersinyal.
Masalah pertumbuhan sepeda motor yang begitu besar yang menimbulkan berbagai
permasalahan teridentifikasi pada fase ini. Selain itu pada fase ini, teridentifikasi pula bahwa
delay atau tundaan merupakan parameter kinerja simpang bersinyal yang sering di kaji
terutama ketika arus lewat jenuh. Selain kajian parameter delay, penentuan arus jenuh juga
mendapat perhatian dalam berbagai penelitian terkait simpang bersinyal.
3.3 Rumusan Masalah
Dari masalah yang telah teridentifikasi maka langkah selanjutnya adalah merumuskan
masalah terkait kajian di simpang bersinyal, serta mencoba untuk mengambil posisi atas
penelitian yang akan dilakukan. Dari proses identifikasi masalah dapat terlihat bahwa
pertumbuhan sepeda motor terjadi sangat pesat beberapa tahun ini, yang menyebabkan
![Page 2: Jbptitbppaaaa Gdl Febrizukhr 19006 4 2010ts 3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013012/55cf9151550346f57b8c8953/html5/thumbnails/2.jpg)
Febri Zukhruf (250 09 050) 34
Identifikasi dan
rumusan Masalah
Penetapan
Daerah Studi
Pemodelan
Kinerja Simpang
Bersinyal dengan
Microsimulation
Validasi Output
Model dan
Obesrvasi
Lapangan
Valid ?
Analisis Kinerja
Simpang Bersinyal
Eksisting dengan
Microsimulation
Simulasi Alternatif
Perbaikan Kinerja
Simpang Bersinyal
Analisis Kinerja
Simpang
Kesimpulan dan
Saran
Ya
Tidak
Penentuan Kinerja
Simulasi
Perbaikan Kinerja
Simpang
Studi Literatur
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian
![Page 3: Jbptitbppaaaa Gdl Febrizukhr 19006 4 2010ts 3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013012/55cf9151550346f57b8c8953/html5/thumbnails/3.jpg)
Febri Zukhruf (250 09 050) 35
diperlukannya analisis simpang dengan adanya proporsi sepeda motor yang besar di simpang.
Kajian ini penting dilakukan terkait perilaku pengendara sepeda motor yang cenderung
mengoptimalkan semua ruang di simpang. Selain kajian simpang dengan proporsi arus
sepeda motor tinggi, kajian juga akan diarahkan pada penentuan delay pada kondisi arus
lewat jenuh dengan model microsimulation. Hal ini terkait keterbatasan penggunaan model
stokastik maupun deterministik untuk menentukan tundaan pada saat arus lewat jenuh.
Setelah kedua proses tersebut dilakukan, model akan digunakan untuk menganalisis berbagai
metode rekayasa simpang bersinyal untuk memperbaiki kinerja simpang bersinyal.
3.4 Studi Literatur
Studi literatur adalah salah satu bagian yang sangat penting setelah proses perumusan
masalah, selain untuk memperkuat posisi penelitian, studi literatur juga berperan untuk
mengkaji dasar-dasar teori yang akan digunakan dalam analisis maupun pengambilan data,
selain membantu untuk menentukan posisi penelitian. Terkait dasar teori, maka studi literatur
akan fokus untuk mengkaji teori terkait penentuan kapasitas dengan menggunakan hubungan
kecepatan dan arus, teori terkait validasi dan teori-teori terkait kinerja lalu lintas di ruas.
3.5 Penentuan Daerah studi
Seperti yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, penelitian ini akan mengambil
bagian pada kajian simpang bersinyal pada kondisi arus jenuh dengan proporsi sepeda motor
yang tinggi. Oleh karena itu penentuan daerah studi menggunakan dua kriteria utama yaitu:
memiliki arus yang relatif jenuh dan proporsi sepeda motor dalam arus tersebut cukup
dominan yaitu lebih dari 50% dari total arus. Dengan menggunakan dua kriteria tersebut
diambil simpang Pasteur-Cipaganti sebagai daerah studi .
3.6 Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan data terkait arus lalu lintas, cycle time, green time, data
geometri simpang, dan data lain yang diperlukan dalam pemodelan serta analisis
dikumpulkan dengan metode survey primer maupun survey sekunder. Survey sekunder
dilakukan untuk memperoleh data arus selama satu hari, sedangkan survey primer digunakan
untuk mendapatkan data arus lalu lintas satu jam, cycle time, green time, geometri simpang
![Page 4: Jbptitbppaaaa Gdl Febrizukhr 19006 4 2010ts 3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013012/55cf9151550346f57b8c8953/html5/thumbnails/4.jpg)
Febri Zukhruf (250 09 050) 36
dan data stopped delay. Tahap awal sebelum melakukan survey primer adalah mencari data
sekunder terkait data arus lalu lintas dalam sehari pada daerah studi. Data arus lalu lintas
selama satu hari pada setiap arah pergerakan akan digunakan untuk mengetahui jam puncak.
Setelah diketahui jam puncak dari simpang tersebut maka waktu survey primer dilakukan
pada jam puncak tersebut.
Survey arus lalu lintas dilakukan pada jam puncak pagi yaitu pada pukul 07.00-08.00 WIB
dengan bantuan video recorder untuk melihat pergerakan setiap lengan. Data arus lalu lintas
secara umum hanya dikelompokkan menjadi empat jenis data yaitu data arus mobil
penumpang, data arus sepeda motor, data arus kendaraan berat dan data arus bus. Angkot,
mikrolet, dan pick up dikategorikan sebagai mobil penumpang, semua jenis truk
dikategorikan sebagai kendaraan berat, dan semua jenis bus dikategorikan sebagai bus. Hal
ini terkait model dalam CubeDynasim yang hanya mampu memodelkan mobil penumpang,
sepeda (yang merepresentasikan sepeda motor), kendaraan berat dan bus.
Selain data arus lalu lintas, dalam survey tersebut dilakukan pula survey kendaraan berhenti.
Survey ini mengacu pada manual delay intersection survey oleh Departemen of
Transportation Florida. Manual ini pada dasarnya diadopsi dari penelitian Transportation
Research Board (TRB, 1985). Survey dilakukan dengan menghitung jumlah kendaraan yang
berhenti dalam selang waktu tertentu. Selang waktu yang dapat diambil 15 detik, 30 detik
hingga 60 detik selama 10-15 menit. Dalam survey ini diambil selang waktu 60 detik selama
15 menit pada setiap pendekat. Kendaraan dikategorikan berhenti ketika telah berhenti total,
kendaraan yang bergerak merayap tidak dikategorikan sebagai kendaraan berhenti.
Kendaraan yang tetap berhenti setelah selang waktu 60 detik dihitung kembali sebagai
kendaraan yang berhenti pada selang waktu berikutnya. Form survey delay dapat dilihat pada
bagian lampiran. Sementara survey geometri, cycle time dan green time dilakukan dengan
menggunakan bantuan walking meter dan stopwatch.
3.7 Pemodelan Microsimulation
Bagian ini merupakan salah satu bagian terpenting dalam penelitian ini. Pemodelan akan
dimulai dengan „meniru‟ kondisi eksiting simpang bersinyal pada daerah studi. Salah satu
parameter yang akan dikejar pada fase „mimikri‟ ini adalah pemodelan perilaku lalu lintas
sepeda motor yang cenderung kurang tertib dan berusaha menempati ruang di jalan seoptimal
![Page 5: Jbptitbppaaaa Gdl Febrizukhr 19006 4 2010ts 3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013012/55cf9151550346f57b8c8953/html5/thumbnails/5.jpg)
Febri Zukhruf (250 09 050) 37
mungkin. Terdapat dua skenario utama yang akan dilakukan dalam proses pemodelan ini
yaitu pemodelan Tipe 1 dan pemodelan Tipe 2. Pemodelan Tipe 1 menggunakan asumsi
bahwa jumlah trajectories model didasarkan jumlah lajur yang ada di lapangan, kemudian
menggunakan single origin-destination, serta adanya disiplin pengendaran terhadap stopline .
Sementara pemodelan Tipe 2 menggunakan asumsi bahwa jumlah trajectories sama dengan
pembagian lebar dengan jarak antar sepeda motor dan mobil penumpang, menggunakan
beberapa origin dan destination dalam satu pendekat, penggunaan aplikasi prohibitor dan
tidak adanya disiplin pengendara terhadap stopline .
Setelah melakukan proses pemodelan dan melakukan validasi, pemodelan dilanjutkan dengan
penghitungan kapasitas simpang bersinyal menggunakan model MKJI. Penentuan tundaan
simpang bersinyal menjadi target selanjutnya dari proses pemodelan dengan microsimulation.
Selain proses modelling kondisi eksisting, penelitian ini melakukan pula proses pemodelan
rekayasa simpang bersinyal untuk meningkatkan kinerja simpang bersinyal.
3.8 Validasi Model
Setelah dilakukan proses pemodelan lalu lintas di simpang bersinyal, proses selanjutnya
adalah validasi model. Tahap ini penting untuk membuktikan apakah model yang dibangun
telah sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Dalam penelitian ini, validasi model akan
dilakukan secara visual dan menggunakan analisis statistik. Validasi visual akan dilakukan
dengan membandingkan dokumentasi visual output simulasi dengan keadaan yang ada di
lapangan, sementara validasi stastistik akan menggunakan uji t-test. Analisis statistik dengan
uji t-test digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan anaara arus
lalu lintas dan jumlah kendaraan berhenti per satuan waktu hasil simulasi model dan
observasi lapangan. Model dianggap dapat merepresentasikan realita ketika arus lalu lintas
dan jumlah kendaraan berhenti per satuan waktu yang diperoleh dari model tidak memiliki
perbedaan yang signifikan dengan kondisi yang ada di lapangan.
3.9 Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Eksisting
Ketika proses validasi telah dilakukan, tahap selanjutnya dari penelitian ini adalah
menganalisis kinerja simpang bersinyal. Parameter kinerja simpang bersinyal yang akan
dijadikan ukuran pada penelitian ini adalah parameter tundaan. Tundaan simpang bersinyal
![Page 6: Jbptitbppaaaa Gdl Febrizukhr 19006 4 2010ts 3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013012/55cf9151550346f57b8c8953/html5/thumbnails/6.jpg)
Febri Zukhruf (250 09 050) 38
akan diperoleh dari hasil pemodelan menggunakan model microsimulation. Selain tundaan,
parameter derajat kejenuhan akan dihitung pula pada penelitian ini. Derajat kejenuhan
dihasilkan dari model MKJI
3.10 Skenario Perbaikan Kinerja Simpang Bersinyal
Seperti yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya, penelitian ini akan berusaha untuk
memodelkan berbagai alternatif perbaikan kinerja simpang bersinyal. Alternatif tersebut
berupa modifikasi ruang henti khusus sepeda motor atau ASLs, lajur khusus sepeda motor
dan waktu hijau khusus sepeda motor. Berikut skenario yang diterapkan dalam penelitian ini:
a. Skenario Ruang Henti Khusus Sepeda Motor Tanpa Lajur Pendekat
Skenario pertama dari pemodelan alternatif perbaikan simpang bersinyal adalah penerapan
RHK sepeda motor dengan menggunakan microsimulation. Ilustrasi dari skenario pertama ini
dapat terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.2 Ilustrasi Skenario 1 RHK Tanpa lajur pendekat
b. Skenario Lajur Khusus Sepeda Motor
Selain skenario Ruang Henti Khusus Sepeda Motor, skenario lain yang diterapkan pada
penelitian ini adalah skenario Lajur Khusus Sepeda motor. Hal yang membedakan antara
RHK sepeda motor dan lajur khusus adalah letak dari bagian prioritas untuk sepeda motor.
Pada skenario RHK sepeda motor diberikan bagian di depan stopline, sementara untuk lajur
![Page 7: Jbptitbppaaaa Gdl Febrizukhr 19006 4 2010ts 3](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013012/55cf9151550346f57b8c8953/html5/thumbnails/7.jpg)
Febri Zukhruf (250 09 050) 39
khusus sepeda motor sepeda motor dipisahkan dengan mobil penumpang di kiri dan di kanan
dari ruas jalan. Gambar di bawah menunjukan ilustrasi tersebut.
Gambar 3.3 Ilustrasi Skenario 2 Lajur Khusus Sepeda Motor
c. Skenario waktu hijau khusus sepeda motor
Skenario kedua dalam penelitian ini adalah penerapan waktu hijau khusus sepeda motor.
Waktu hijau ini akan disimulasikan dengan skenario bahwa waktu hijau khusus sepeda
motor diambil dari waktu hijau pendekatnya, sehingga waktu hijau kendaraan selain sepeda
motor akan terkurangi demean waktu siklus tetap. Ilustrasi skenario waktu hijau khusus
dapat di lihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Ilustrasi Skenario 3 Waktu Hijau Khusus Sepeda Motor