Jawaban ujian budaya organisasi

5
1.Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendirian, sikap, prilak u dan raga. Bagaimana hubungannya dan berikan contoh ! 1. Sikap adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu dan menunjukkan aktualisasi pendirian. Ia menunjukkan arah, potensi dan dorongan menuju sesuatu itu. 2. Perilaku adalah operasionalisasi dan aktualisasi sikap seseorang atau suatu kelompok dalam atau terhadap suatu (situasi dan kondisi) lingkungan (masyarakat, alam, teknologi atau organisasi). 3. Jika perilaku diibaratkan software, maka agar dapat diamati ia harus direkam. Melalui rekaman ia diperagakan. 4. Hubungan antara pendirian, sikap, perilaku dan raga dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut PendirianSikapPerilakuRaga Hubungan antara Pendirian dengan Sikap Taliziduhu Ndraha (1997) 1. Pendirian bersifat abstrak. Ia terlihat melalui sikap. Pendirian dapat diukur berdasarkan keteguhan atau kekuatannya. Sikap diukur dengan tolok positif, ambivalen atau negatif, tetap atau berubah. 2. Ket: X1 dan X2 adalah pendirian dan sikap Y adalah faktor eksternal Dari gambar diatas dapat diterangkan bahwa jika sikap seseorang berubah, maka perubahan itu tidak bersumber dari pendirian melainkan dari sumber lain di luar. 3. Perilaku dipengaruhi oleh kondisi yang datang dari luar (lingkungan) dan kepentingan yang disadari (dari dalam) oleh yang bersangkutan. Hal ini dapat digambarkan sebagai model:

description

 

Transcript of Jawaban ujian budaya organisasi

Page 1: Jawaban ujian budaya organisasi

1.Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendirian, sikap, prilaku dan raga. Bagaimana hubungannya dan berikan contoh !

1. Sikap  adalah  kecenderungan   jiwa  terhadap sesuatu  dan menunjukkan  aktualisasi pendirian. Ia menunjukkan arah, potensi dan dorongan menuju sesuatu itu. 

2. Perilaku   adalah   operasionalisasi   dan   aktualisasi   sikap   seseorang   atau   suatu kelompok dalam atau terhadap suatu (situasi dan kondisi) lingkungan (masyarakat, alam, teknologi atau organisasi). 

3. Jika   perilaku   diibaratkan   software,  maka   agar   dapat   diamati   ia   harus   direkam. Melalui rekaman ia diperagakan.

4. Hubungan   antara   pendirian,   sikap,   perilaku   dan   raga   dapat   dijelaskan   dengan gambar sebagai berikut PendirianSikapPerilakuRaga 

Hubungan antara Pendirian dengan Sikap

Taliziduhu Ndraha (1997) 1. Pendirian   bersifat   abstrak.   Ia   terlihat   melalui   sikap.   Pendirian   dapat   diukur 

berdasarkan   keteguhan   atau   kekuatannya.   Sikap   diukur   dengan   tolok   positif, ambivalen atau negatif, tetap atau berubah. 

2.Ket: X1 dan X2 adalah pendirian dan sikap Y adalah faktor eksternal 

Dari gambar diatas dapat diterangkan bahwa jika sikap seseorang berubah, maka perubahan itu tidak bersumber dari pendirian melainkan dari sumber lain di luar. 

3. Perilaku   dipengaruhi   oleh   kondisi   yang   datang   dari   luar   (lingkungan)   dan kepentingan   yang   disadari   (dari   dalam)   oleh   yang   bersangkutan.  Hal   ini   dapat digambarkan sebagai model: 

Hubungan antara Perilaku dengan Raga

Taliziduhu Ndraha (1997)

Page 2: Jawaban ujian budaya organisasi

1. Agar perilaku dapat direkam, ia harus menampilkan dirinya dalam suatu peragaan. Hubungan antara perilaku dengan raga dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini 

2. Hubungan antara perilaku dan raga merupakan sebuah siklus  dan bisa berulang-ulang. Melalui perulangan terbentuk pola perilaku di dalam masyarakat. 

2.Jelaskan proses budaya organisasi dan berikan contoh !

Proses budaya adalah proses terbentuknya (pembentukan) budaya, dari BSI (Budaya Sebagai Input) menjadi BSO (Budaya Sebagai Output), dalam suatu organisasi atau perusahaan, yang terdiri dari sejumlah subproses yang jalin-menjalin. Proses BO

Joseph E. Champoux (2006) Manajer organisasi modern menghadapi tiga proses budaya organisasi yaitu:

1. Menciptakan BOJoseph E. Champoux (2006) Menciptakan budaya organisasi upaya sadar untuk membangun jenis budaya organisasi tertentu. Ini terjadi ketika seorang pengusaha membentuk sebuah organisasi untuk mengejar suatu visi atau ketika manajer dari organisasi yang ada membentuk unit operasional baru. Budaya baru memerlukan suatu ideologi yang bisa dipahami, meyakinkan, dan dibahas secara luas. Ideologi tersebut merupakan alat penting membawa komitmen anggota organisasi kepada visi.

2. Mempertahankan BOJoseph E. Champoux (2006) Mempertahankan budaya organisasi tidak berarti bahwa manajer menerima secara pasif dan tidak kritis terhadap nilai-nilai dan asumsi-asumsi dasar dari budaya sekarang. Mempertahankan budaya menghadapkan manajer pada dilema. Mereka ingin berpegang pada nilai-nilai yang berhasil di masa lalu, tetapi juga perlu mempertanyakan apakah nilai-nilai tersebut benar bagi lingkungan organisasi tersebut.

3. Merubah BOJoseph E. Champoux (2006) Merubah budaya organisasi mengharuskan melepaskan beberapa ciri budaya lama dan menciptakan ciri-ciri baru. Besar dan kedalaman perubahan bervariasi tergantung pada sejauh mana perbedaan antara budaya baru yang diinginkan dan budaya lama. Misalnya, merubah budaya suatu organisasi yang mempunyai tenaga kerja yang

Page 3: Jawaban ujian budaya organisasi

homogen menjadi budaya yang menghargai keragaman akan memerlukan upaya yang panjang. Perubahan ini akan menjangkau sampai dalam ke struktur budaya organisasi selama bertahun-tahun.

3.Jelaskan apa yang dimaksud dengan Sosialisasi Budaya dan sebutkan bentuknya! Sosialisasi adalah proses bagaimana organisasi memasukkan para pegawai baru ke

dalam budaya. Ada pewarisan nilai-nilai, asumsi-asumsi dan sikap-sikap dari pekerja lama kepada pekerja baru.

1. Sosialisasi Antisipasi Tahapan pertama melibatkan semua kegiatan yang dilakukan individu sebelum

memasuki organisasi atau mengambil pekerjaan yang berbeda pada organisasi yang sama. Tujuan utama kegiatan ini adalah memperoleh informasi yang akurat mengenai organisasi baru dan pekerjaan baru.

2. Akomodasi Tahapan kedua sosialisasi terjadi setelah individu tersebut menjadi anggota organisasi,

setelah dia menerima pekerjaan. Selama tahapan ini, individu melihat organisasi dan pekerjaan sebagaimana adanya. Meskipun berbagai kegiatan, individu berupaya untuk menjadi peserta aktif di dalam organisasi dan menjadi pekerja yang berkompeten pada pekerjaan tersebut.

3. Manajemen Peran Tahapan manajemen peran mempunyai permasalahan yang lebih luas lagi. Secara

khusus, konflik muncul. Satu konflik adalah antara pekerjaan individu dan kehidupan rumah tangga. Para pegawai yang tidak bisa menyelesaikan konflik kehidupan kerja seringkali terpaksa meninggalkan organisasi atau bekerja pada tingkat yang tidak efektif.

Sosialisasi sebelum bekerja (orang luar)

Pertemuan pertama (pendatang baru)

Manajemen peran (orang dalam)

Hasil-hasil sosialisasi

Mempelajari mengenai organisasi dan pekerjaan Membentuk harapan-harapan hubungan kerja

Menguji harapan-harapan terhadap realitas yang dipersepsikan

Memperkuat hubungan kerjaMempraktekkan perilaku peran baruMenyelesaikan konflik di luar kerja

Motivasi yang lebih tinggiLoyalitas yang lebih tinggiKepuasan yang lebih tinggiStress yang lebih rendahTurnover yang lebih rendah

4.Bagaimana upaya untuk memperkuat dan mempertahankan budaya !

Budaya Ideal Indonesia yang kuat adalah yang intensively held, clearly ordered, widely shared by members of organization, being developed as they learn to cope with problems of external adaptation and internal integration.

Pelestarian Budaya Lokal Akan Memperkuat Karakter BangsaDalam proses modernisasi dan globalisasi, berbagai kebudayaan lokal termasuk kebudayaan Sunda harus mampu membangun dan memperkuat identitas serta karakter bangsa. Kebudayaan lokal juga perlu dilestarikan dan dikembangkan sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara termasuk juga di dalam mengembangkan nilai-nilai budaya

Page 4: Jawaban ujian budaya organisasi

bangsa. Harus diakui bahwa modernisasi dan globalisasi telah menggeser kebudayaan lokal dan nilai-nilai tradisi, termasuk kekayaan budaya

5.Jelaskan pengaruh spritual terhadap kinerja dalam pandangan Budaya Organisasi Spiritualitas berarti bahwa orang (para pegawai) mempunyai keyakinan,

kehidupan pribadi atau batin yang dapat memperkaya dan diperkaya dengan melakukan pekerjaan yang relevan, bermakna dan menantang.

Lima karakteristik spiritual yang cenderung nyata di dalam organisasi 1. Adanya rasa mempunyai tujuan yang kuat. Organisasi membangun budaya

mereka dengan tujuan yang bermakna. Meskipun keuntungan mungkin penting, tetapi bukan merupakan nilai utama dari organisasi tersebut. Orang ingin terinspirasi oleh tujuan sebagai sesuatu yang penting dan bernilai.

2. Memfokuskan pada pengembangan individu. Organisasi mengakui saling percaya dan menghargai orang. Mereka berusaha menciptakan budaya yang terus menerus sesuai dengan pengembangan individu.

3. Kepercayaan dan Respek. Organisasi ditandai oleh saling percaya, kejujuran, dan keterbukaan. Manajer tidak takut mengakui kesalahan.

4. Praktek kerja yang manusiawi. Praktek ini dianut oleh organisasi termasuk jadwal kerja yang fleksibel, imbalan berdasarkan kelompok atau organisasi, mempersempit perbedaan upah, menjamin hak pekerjaan individual, pemberdayaan pegawai, dan keamanan kerja.

5. Toleransi Ekspresi Pegawai. Karakteristik akhir yang membedakan organisasi berbasis spiritual adalah bahwa mereka tidak membungkam emosi pegawai. Mereka membolehkan orang menjadi diri mereka sendiri – untuk mengekspresikan suasana hati dan perasaan mereka tanpa merasa salah atau takut dimarahi.