Jawaban Take Home Exam Statistik Bisnis MMT-MTI Cemara 9112205403

5
TAKE HOME EXAM STATISTIK BISNIS OLEH : CEMARA AVRILIWAN PUTRA 9112205403 BIDANG MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI JURUSAN MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER 2013

description

Kunci Jawaban

Transcript of Jawaban Take Home Exam Statistik Bisnis MMT-MTI Cemara 9112205403

  • TAKE HOME EXAM

    STATISTIK BISNIS

    OLEH :

    CEMARA AVRILIWAN PUTRA 9112205403

    BIDANG MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI

    JURUSAN MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI

    PROGRAM PASCA SARJANA

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER

    2013

  • 1. Perbedaan

    a. Presisi : Dilihat dari variasi. Semakin kecil variasi maka semakin presisi

    Akurasi : Dilihat dari rata-rata. Semakin rata-ratanya mendekati nilai yang dituju,

    maka semakin akurat

    b. Valid : Data tidak keluar dari domain

    Reliabel : Data mewakili semua golongan populasi

    c. Analisis Data Driven : Analisa dilakukan berdasar karakteristik atau model data

    yang ada, sehingga metode yang digunakan menyesuaikan dengan data

    Analisis Theory Driven : Analisis berdasar teori atau metode yang akan

    diterapkan, sehingga data dipaksakan menyerupai syarat data dalam teori atau

    metode tersebut

    d. Prinsip HPD : Pemberian interval toleransi didasarkan pada densitas atau

    ketinggian kurva, sehingga interval untuk kiri dan kanan dari nilai rata-rata tidak

    sama.

    Prinsip Simetri : Pemberian interval toleransi yang ssama pada kiri dan kanan dari

    rata-rata

    Persamaan

    a. Digunakan untuk mengukur ketepatan data

    b. Digunakan untuk mengukur pewakilan data dari sebuah populasi

    c. Digunakan untuk menganalisa dan memodelkan data

    d. Digunakan untuk memetakan daerah Confidence Interval

    2. Analisis Value at Risk (VaR) menggunakan data harga dan volume transaksi saham yang

    terjual setiap hari selama 10 tahun

    a. Jika akan diuji kesamaan distribusi antara harga saham dua perusahaan tersebut,

    maka:

    i. Ada 2 metode yang dapat saya sarankan dengan penggunaan secara terpisah,

    yaitu :

    Mann-Whitney Test

    Dilakukan rangking pada data dan melihat nilai U untuk

    dicocokkan ke tabel U

    2 Sample Kolmogorov Smirnov Test

    Metode ini membandingkan bentuk CDF dari kedua kelompok

    data. Semakin besar P value maka semakin sama pola ditribusinya

    ii. Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

    H0 : Distribusi kedua harga saham sama

    H1 : Distribusi kedua harga saham tidak sama

    Di sini hanya diuji apakah sama atau tidak pola distribusinya

  • iii. = 5 %. Karena pergerakan harga saham bersifat proporsional, dalam artian

    semakin tinggi harga maka semakin tinggi pula naik turunnya harga. Dengan kata

    lain patternnya tidak terhalang masalah besar kecil harga. Karena prosentase

    maka alfa pakai kecil demi kemiripan pola distribusi kedua harga saham tersebut

    b. Anggap investor tersebut akan melakukan pengujian liquiditas saham kedua

    perusahaan ditinjau dari volume jual saham harian, maka:

    Asumsi : Jika uji yang dilakukan adalah menilai likuiditas masing-masing saham :

    i. Jika akan digunakan ukuran rerata volume transaksi saham,

    A. Saya menyarankan untuk menggunakan metode Z hitung maupun P_value,

    karena data lebih dari 30. P_value maupun Z hitung digunakan untuk melihat

    apakah rerata volume lebih besar dari standar volume jual saham yang likuid.

    B. H0 : = 0

    H1 : > 0

    Saham dikatakan likuid jika volume transaksi melebihi standar tertentu

    C. = 5 %, karena berupa investasi yang membutuhkan CI yang tinggi

    D. Biggest is the best, karena semakin banyak transaksi maka saham semakin

    likuid. Sebuah saham dikatakan likuid salah satu indikatornya adalah mudah

    dibeli dan dijual atau dengan kata lain volume transaksinya besar

    ii. Jika akan digunakan ukuran pola distribusi volume transaksi saham,

    A. Saya menyarankan untuk melakukan uji normal Kolmogorov-Smirnov. Jika

    tidak normal, dapat melihat shape terutama skewnya. Dengan demikian

    terlihat pada daerah volume berapa saham sering terjual. Paling mudah

    adalah dengan melihat mean, median, dan modusnya.

    B. H0 : Pola Right-Skewed

    H1 : Pola Simetri atau Pola Left-Skewed

    Saham dikatakan likuid jika transaksinya relatif dalam volume yang stabil

    ataupun mendekati nilai maksimal volume transaksi. Hal ini menunjukkan

    kecenderungan volume penjualan saham besar

    C. = 5 %, karena berupa investasi yang membutuhkan CI yang tinggi

    D. Biggest is the best. Dalam artian semakin normal maka semakin mendekati

    likuid. Jika tidak melihat skew, setidaknya terhindar dari Right-Skewed.

    3. Jika penelitian kuantitatif yang menggunakan Analisis Regresi akan dilakukan, dengan

    respon tunggal Y, dan variabel independen X sebanyak 10 variabel, maka

    a. Harus diambil minimal 12 pasang data respon dan variabel independen. Hal ini

    sesuai rumus yang ada yaitu jumlah variable ditambah dua

    b. Ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dengan :

    Melakukan uji kolinearitas antar variabel menggunakan software. (Misal dalam

    minitab menggunakan Stat->Basic Statistics->Correlation)

  • Melihat nilai VIF (Varian Inflation Factor) dari hasil analysis of variance. Ada 2

    versi standar nilai untuk menyatakan apakah terdapat multikolinearitas, yaitu di

    atas 5% dan di atas 10%

    Sedangkan cara untuk menganalisa data jika terjadi multikolinearitas adalah :

    Membuang variabel secara berurutan mulai dari yang VIF paling besar diikuti

    dengan pengecekan ulang nilai VIF setiap pembuangan 1 variabel sampai tidak

    terjadi multikolinearitas

    Menggunakan PCA (Principal Component Analysis)

    c. Sebuah model adalah linear atau tidak dapat dilihat dari :

    Scatter Plot : Dapat dilihat secara visual dari kecenderungan bentuk persebaran

    titik yang ada pada hasil catter plot tersebut, apakah berbentuk lurus atau

    menyerupai kurva

    Fitted Line Plot dari Regresi : Secara visual dari kecenderungan bentuk

    persebaran titik yang ada dan perhitungan R-Sq sebagai hasil pemilihan tipe

    regresi (Linear, Quatratic, Cubic). Semakin tinggi R-Sq maka semakin cocok

    dengan tipe regresi yang dipakai

    d. Model sudah benar atau belum dilihat dari R-Sq. Semakin tinggi R-Sq maka semakin

    benar modelnya. Selain itu dilihat normalitas errornya, apakah sudah normal atau

    belum. Model benar didukung error yang berdistribusi normal. Residual juga tidak

    mempunyai varians konstan

    4. Dari empat grup hasil analisis data pengamatan :

    a. Desain A adalah desain yang paling tidak baik untuk digunakan dalam penelitian ini

    b. Dari beberapa model desain yang terpilih (baik)

    i. Model B adalah model yang paling baik untuk digunakan sebagai wakil dari

    masing-masing data pengamatan

    ii. Y = 4.0218 + 0.25818 X

    iii. Model B adalah model terbaik karena memiliki nilai R-Sq dan R-Sq(adj) terbesar

    serta S terkecil

    c. Dari estimasi y = a + bx +

    i. H0 : P > 0.05

    H1 : P 0.05

    ii. Hipotesis pengujian saya pada dasarnya adalah :

    H0 : R-Sq < i % and R-Sq(adj) < j % and S > k %

    H1 : R-Sq i % or R-Sq(adj) j % or S k %

    dengan i, j, k masing-masing merupakan variable.

    Angka yang saya gunakan untuk masing-masing variable adalah : i = 75 , j = 75,

    dan k = 1

    d. Berikut ini kelemahan dan saran untuk masing masing model :

  • Model A

    Standar deviasi cukup besar, sehingga resiko untuk mendapatkan nilai yang

    berbeda jauh dengan nilai rata-rata masih besar. Selain itu, nilai x yang diambil

    cenderung atau bahkan sama semua. Sebaiknya variable independen diambil

    dalam beberapa value yang berbeda, agar dapat melihat polanya ketika nilai

    variable independen berubah

    Model B

    Error pada model ini masih memiliki pola. Dengan demikian diduga masih ada

    variable independen lain yang memiliki pengaruh pada variable respon. Oleh

    karena itu perlu diteliti lebih lanjut

    Model C

    Error masih berdistribusi normal. Oleh karena itu perlu penyelidikan lebih lanjut

    akan variable independen yang digunakan karena diduga masih ada variable

    independen yang sebenarnya mempengaruhi variable respon ataupun

    menggantikan variable independen yang dipakai saat ini

    Model D

    Error masih berdistribusi normal. Oleh karena itu perlu penyelidikan lebih lanjut

    akan variable independen yang digunakan karena diduga masih ada variable

    independen yang sebenarnya mempengaruhi variable respon ataupun

    menggantikan variable independen yang dipakai saat ini