Jawaban Repro2 Kasus 3-4

11
3. Seorang wanita dibawa ke rumah sakit karena mengalami perdarahan setelah melahirkan 2 hari yang lalu. Pasien melahirkan di rumah ditolong oleh bidan, bayi lahir dengan selamat, proses kelahiran terjadi secara normal spontas vagina. Setelah 2 hari post partum, tiba-tiba terjadi perdarahan dalam jumlah banyak, mrongkol-mrongkol, dan pasien mengalami pingsan selam 10 menit. Keluhan terjadi sejak 1 jam yang lalu. Dari hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah darah 90/60, nadi 120 kali permenit, denyutan lemah, suhu 36,5◦C, RR 20 kali permenit, kesadaran apatis. Pemeriksaan tinggi fundus uteri setinggi pusat, lembek. Vt didapatkan perdarahan pervaginam fluksus, pembukaan cerxic 2 jari, stolsel +. Jawablah pertanyaan berikut ini : 1. Apasajakah DD pada kasus tersebut diatas? 1. Apakah diagnose pasient ersebut diatas? 2. Apakah tindakan yang harus anda lakukan pada pasien tersebut diatas? Jelaskan rencana tindakan anda terhadap pasientersebut secara lengkap KASUS 3 Dd : Atonia uteri, Retensio plasenta, Sisa plasenta, PID, trauma jalan lahir

description

knk

Transcript of Jawaban Repro2 Kasus 3-4

3. Seorang wanita dibawa ke rumah sakit karena mengalami perdarahan setelah melahirkan 2 hari yang lalu. Pasien melahirkan di rumah ditolong oleh bidan, bayi lahir dengan selamat, proses kelahiran terjadi secara normal spontas vagina. Setelah 2 hari post partum, tiba-tiba terjadi perdarahan dalam jumlah banyak, mrongkol-mrongkol, dan pasien mengalami pingsan selam 10 menit. Keluhan terjadi sejak 1 jam yang lalu. Dari hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah darah 90/60, nadi 120 kali permenit, denyutan lemah, suhu 36,5◦C, RR 20 kali permenit, kesadaran apatis. Pemeriksaan tinggi fundus uteri setinggi pusat, lembek. Vt didapatkan perdarahan pervaginam fluksus, pembukaan cerxic 2 jari, stolsel +. Jawablah pertanyaan berikut ini :1. Apasajakah DD pada kasus tersebut diatas?1. Apakah diagnose pasient ersebut diatas?2. Apakah tindakan yang harus anda lakukan pada pasien tersebut diatas? Jelaskan rencana

tindakan anda terhadap pasientersebut secara lengkap

KASUS 3

Dd : Atonia uteri, Retensio plasenta, Sisa plasenta, PID, trauma jalan lahir

Seorang wanita mengalami perdarahan setelah melahirkan 2 hari yang lalu, jumlah banyak, mrongkol-mrongkol, dan pasien mengalami pingsan selam 10 menit. Dari hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah darah 90/60, nadi 120 kali permenit, denyutan lemah, suhu 36,5◦C, RR 20 kali permenit, kesadaran apatis. Pemeriksaan tinggi fundus uteri setinggi pusat, lembek. Vt didapatkan perdarahan pervaginam fluksus, pembukaan cerxic 2 jari, stolsel +. Diagnose : Atonia uteri

Retensi plasenta : perdarahan post partum, masih terdapat plasenta dan tali pusat yang melekat pada dinding uterus, TFU masih tinggiTrauma jalan lahir : perdarahan post partum, kntraksi uteurs bagus, TFU sudah turun, terdapat robekan di jalan lahir (portio, vagina, perineum)Gangguan pmebekuan darah : perdarahan jalan lahir, Riwayat perdarahan dan sulit membeku, pemanjangan BT, pemanjangan Clothing timeAtonia uteri : perdarahan post partum, kontraksi uterus jelek/lembek, TFU masih tinggi.Sisa plasenta : perdarahan post partum , kontraksi uterus jelek, TFU sedikit lebih turun, terdapat sisa jaringan plasenta dari eksplorasiPencegahan terjadinya HPP:

Obat-obatan yang diberikan untuk mencegah terjadinya perdarahan post partum:

4. Seorang wanita berusia 47 th, datang ke rumah sakit karena mengalami keputihan sejak 2 bulan ini. Keputihan kadang disertai darah setelah berhubungan seksual, sedikit , berwarna merah muda, dan menghilang setelah 1 jam. Keluhan disertai rasa nyeri saat berhubungan seksual, nyeri saat kencing, nyeri perut seperti ingin buang air besar. Pasien sebelumnya menggunakan Kontrasepsi IUD selama 5 th, dan telah dilepas 1 minggu yang lalu. Karena khawatir, pasien mengingikan dilakukan PAP SMEAR.Dari pemeriksaan didapatkan suhu 380C, pemeriksaan ginekologis didapatkan leukore dari oui, keputihan seperti susu kental berwarna kuning, tidak tampak adanya erosi cervix, nyeri goyang potio dan nyeri tekan di adnexa kanan dan kiri, serta nyeri tekan di VU. Jawablah pertanyaan berikut ini:Jawablah pertanyaan berikut ini :1. Jelaskan DD dari keluhan pasient ersebut2. Cobalah menganalisa mengapa terjadi kondisi yang dialami oleh apsien tersebut

3. Langkah apa selanjutnya yang sebaiknya anda lakukan terhadap pasien tesebut, dan apa harapan anda hasil yang akan didapat yang sesuai dengan kondisi pasien?

4. Apakah indikasi dilakukan PAP SMEAR, dan bagaimana kemungkinan-kemungkinan yang dapat ditemukan dari hasil PAP SMEAR tersebut?

5. Apakah kemungkinan diagnosis pasient tersebut?6. Apakah tindakan terapi yang akan anda berikan pada pasientersebut?

KASUS 4Seorang wanita berusia 47 th, datang ke rumah sakit karena mengalami keputihan sejak 2 bulan ini. Keputihan kadang disertai darah setelah berhubungan seksual, sedikit , berwarna merah muda, dan menghilang setelah 1 jam. Keluhan disertai rasa nyeri saat berhubungan seksual, nyeri saat kencing, nyeri perut seperti ingin buang air besar. Pasien sebelumnya menggunakan Kontrasepsi IUD selama 5 th, dan telah dilepas 1 minggu yang lalu. Karena khawatir, pasien mengingikan dilakukan PAP SMEAR.Dari pemeriksaan didapatkan suhu 380C, pemeriksaan ginekologis didapatkan leukore dari oui, keputihan seperti susu kental berwarna kuning, tidak tampak adanya erosi cervix, nyeri goyang potio dan nyeri tekan di adnexa kanan dan kiri, serta nyeri tekan di VU. Jawablah pertanyaan berikut ini:Jawablah pertanyaan berikut ini :7. Jelaskan DD dari keluhan pasient ersebut8. Cobalah menganalisa mengapa terjadi kondisi yang dialami oleh apsien tersebut9. Langkah apa selanjutnya yang sebaiknya anda lakukan terhadap pasien tesebut, dan apa

harapan anda hasil yang akan didapat yang sesuai dengan kondisi pasien?10. Apakah indikasi dilakukan PAP SMEAR, dan bagaimana kemungkinan-kemungkinan yang

dapat ditemukan dari hasil PAP SMEAR tersebut?11. Apakah kemungkinan diagnosis pasient tersebut?12. Apakah tindakan terapi yang akan anda berikan pada pasientersebut?

5. DD : USIA 47, keputihan, darah setelah berhubungan seksual, nyeri saat berhubungan seksual, nyeri saat kencing, nyeri perut seperti ingin buang air besar , Kontrasepsi IUD, suhu 380C, pemeriksaan ginekologis didapatkan leukore dari oui, keputihan seperti susu kental berwarna kuning, tidak tampak adanya erosi cervix, nyeri goyang potio dan nyeri tekan di adnexa kanan dan kiri, serta nyeri tekan di VU.

Adanya IUD yang merupakan benda asing , akan merangsang uterus untuk selalu berkontraksi dan mensekresikan lendir secara berlebihan. Kondisi ini menyebabkan suasan vagina menjadi lebih lemba dan merupakan pertumbuhan yang baik bagi mikroorganisme sehingga timbul infeksi yang ditandai dengan keputihan. Infeksi yang tidak tertangani dengan baik akan menyebar secara kuantitatum ke organ sekitarnya yatiu organ perkemihan sehingga menyebabkan terjadinya infeksi disaluran kencing yang ditandai dengan adanya nyeri kencing, sering kencing. Selain menyebar secara kuantitatum , infeksi juga menyebar secara acsending ke bagian organ reproduksi yang lebih atas seperti cervix, uterus dan adnexa yang ditandai dengan keluhan nyeri saat berhubungan seksual, rasa seperti ingin

buang air besar, nyeri tekan di daerah adnexa. Adanya infeksi kan disertai dengan keluhan demam tinggi.

Langkah yang harus dilakukan :1. Swab vagina untuk menentukan apakah terjadi infeksi bakteri, atau jamur, atau parasit2. Pemeriksaan IVA (dengan menggunakan asam asetat untuk mengetahui ada atau

tidaknya erosi cervix3. PAP SMEAR

4. PAP SMEAR untuk mengetahui gambaran sitologi sel cervix apakah mengalami peradangan, atau mengalami keganasan. Peradangan ditandai dengan adanya akumulasi sel rradang tanpa ada tanda perubahan sel ke arah keganasan. CIN I ditandai dengan adanya perubahan sel yang masih ada dipermukaan cervix. CIN II ditandai perubahan sel yang sudah masuk lebih dalam namun belum menembus lamina basalis. CIN III perubahan sel sudah menembus lamina basalis, Ca sudah terjadi perubahan kearah anaplasi dan sudah menembus membrana basalis. PAP semear dilakukan pada setiap wanita setelah berusia lebih dari 35 th, wanita dengan kecurigaan ca cervix, wanita dengan faktor resiko ca cervix

5. Kemungkinan diagnose pada pasien adalah PID6. Terapi yang diberikan adalah :