Jawaban No 6

1
Mengetahui dan memahami standar pelayanan kefarmasian di apotek Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 tahun 2014, pelayanan kefarmasian di apotek meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang mencakup perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian dan pencatatan serta pelaporan serta pelayanan farmasi klinis yang mencakup pengkajian resep, dispensing, pelayanan informasi obat (PIO), konseling, pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy care), pemantauan terapi obat (PTO) dan monitoring efek samping obat (MESO). Penyelenggaraan standar pelayanan kefarmasian di Apotek harus didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana. Pelayanan kefarmasian di apotek diselenggarakan oleh apoteker, yang dibantu oleh apoteker pendamping dan/atau tenaga teknis kefarmasian yang memiliki Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik atau Surat Izin Kerja. Apotek harus mudah diakses oleh masyarakat, yang dapat menjamin mutu sediaan farmasi, alat kesehatan serta bahan medis habis pakai. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di apotek seperti adanya ruang penerimaan resep, ruang peracikan, ruang konseling dan ruang penunjang lainnya. Standar pelayanan kefarmasian di apotek ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek. Untuk keberhasilan pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek diperlukan komitmen dan kerjasama semua pemangku kepentingan. Hal tersebut akan menjadikan pelayanan kefarmasian di apotek semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Anonim VI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

description

KKKKK

Transcript of Jawaban No 6

Page 1: Jawaban No 6

Mengetahui dan memahami standar pelayanan kefarmasian di apotek

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 tahun 2014, pelayanan kefarmasian di apotek meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang mencakup perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian dan pencatatan serta pelaporan serta pelayanan farmasi klinis yang mencakup pengkajian resep, dispensing, pelayanan informasi obat (PIO), konseling, pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy care), pemantauan terapi obat (PTO) dan monitoring efek samping obat (MESO). Penyelenggaraan standar pelayanan kefarmasian di Apotek harus didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana. Pelayanan kefarmasian di apotek diselenggarakan oleh apoteker, yang dibantu oleh apoteker pendamping dan/atau tenaga teknis kefarmasian yang memiliki Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik atau Surat Izin Kerja. Apotek harus mudah diakses oleh masyarakat, yang dapat menjamin mutu sediaan farmasi, alat kesehatan serta bahan medis habis pakai. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di apotek seperti adanya ruang penerimaan resep, ruang peracikan, ruang konseling dan ruang penunjang lainnya. Standar pelayanan kefarmasian di apotek ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek. Untuk keberhasilan pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek diperlukan komitmen dan kerjasama semua pemangku kepentingan. Hal tersebut akan menjadikan pelayanan kefarmasian di apotek semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Anonim VI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.