Jawaban Kisi2 Pak Deski

10
1. Goeldner dan Ritchie (2006) mendefinisikan kebijakan pariwisata sebagai regulasi, aturan, pedoman, arah, dan sasaran pembangunan/promosi serta strategi yang memberikan kerangka dalam pengambilan keputusan individu maupun kolektif yang secara langsung mempengaruhi pengembangan pariwisata dalam jangka panjang dan sekaligus kegiatan sehari-hari yang berlangsung di suatu destinasi. 2. Tujuan Kebijakan Priwisata: sebagai acuan atau batasan- batasan dalam melakukan penyesuaian serta penyempurnaan thd perkembangan yang terjadi. 3. Peraturan Pemerintah No. 50 th 2011 ttg ripparnas (rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional 2010-2025) : berfungsi sebagai rencana pembangunan pariwisata nasional yang melingkupi pembangunan destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, industri pariwisata, kelembagaan pariwisata. Renstra ( Rencana Strategis 2010-2014) merupakan rencana pembangunan pariwisata jangka menengah yang didalamnya terdapat visi, misi dan tujuan serta arah kebijakan dan strategis. Regulasi Perundang-undangan: memuat berbagai undang-undang yang bertujuan untuk mengatur jalannya kegiatan pariwisata nasional - Tingkat undang-undang Uud no 10 th 2009 tentang pariwisata

description

jo

Transcript of Jawaban Kisi2 Pak Deski

Page 1: Jawaban Kisi2 Pak Deski

1. Goeldner dan Ritchie (2006) mendefinisikan kebijakan pariwisata sebagai regulasi,

aturan, pedoman, arah, dan sasaran pembangunan/promosi serta strategi yang

memberikan kerangka dalam pengambilan keputusan individu maupun kolektif yang

secara langsung mempengaruhi pengembangan pariwisata dalam jangka panjang dan

sekaligus kegiatan sehari-hari yang berlangsung di suatu destinasi.

2. Tujuan Kebijakan Priwisata: sebagai acuan atau batasan-batasan dalam melakukan

penyesuaian serta penyempurnaan thd perkembangan yang terjadi.

3. Peraturan Pemerintah No. 50 th 2011 ttg ripparnas (rencana induk pembangunan

kepariwisataan nasional 2010-2025) : berfungsi sebagai rencana pembangunan pariwisata

nasional yang melingkupi pembangunan destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata,

industri pariwisata, kelembagaan pariwisata.

Renstra ( Rencana Strategis 2010-2014) merupakan rencana pembangunan pariwisata

jangka menengah yang didalamnya terdapat visi, misi dan tujuan serta arah kebijakan

dan strategis.

Regulasi Perundang-undangan: memuat berbagai undang-undang yang bertujuan untuk

mengatur jalannya kegiatan pariwisata nasional

- Tingkat undang-undang

Uud no 10 th 2009 tentang pariwisata

Uud no 11 th 2010 ttg cagar budaya

- Tingkat peraturan pemerintah

Pp no 50 th 2011 ttg ripparnas 2010-2025

- Tingkat peraturan presiden

Perpres no 79 th 2011 ttg kunjungan kapal wisata (yacht) asing ke Indonesia Perpres

no 16 th 2008 ttg Tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Presiden Nomor 18

Tahun 2003 Tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat.

- TINGKAT KEPUTUSAN PRESIDEN

KEPRES NO.22 TH 2011 Tentang Badan Promosi Pariwisata Indonesia

4. Ripparnas diatur dalam peraturan pemerintah no. 50 th 2011

5. Target kebijakan pariwisata Indonesia adalah :

Page 2: Jawaban Kisi2 Pak Deski

- Number of tourist : bertambahnya tingkat kunjungan wisatawan sangat

mempengaruhi keberlangsungan siklus kepariwisataan di indonesia

- Length of stay : merupakan rata-rata lama tinggal wisatawan yang diharapkan.

- Expenditure : merupakan pendapatan Negara yang berbentuk devisa. Yang bersumber

dari segala pembiayaan kebutuhan wisatawan selama berwisata. Mulai dari visa,

transportasi dan kebutuhan pribadi

6. Perbedaan mendasar antara ripparnas dan renstra adalah jangka dari jalannya rencana

pembangunan tersebut. riparnas merupakan rencana pembangunan jangka panjang dan

renstra jangka menengah.

7. Implementasi kebijakan pariwisata Indonesia sejauh ini masih belum maksimal.salah satu

contohnya adalah pd uud no. 10 tahun 2009 ttg kepariwisataan yg memuat ttg badan

promosi pariwisata nasional yang harus dibuat maksimal 2 tahun sejak peraturan itu

terbit.

Kendala yang dihadapi adalah

- Komitmen pemerintah yang lemah

- Dana promosi yang kurang/ cenderung dikorupsi

- Kondisi politik yg tidak stabil

- Keamanan yg rawan

- Perekonomian labil

- Koordinasi antar lembaga yang lemah

- Kebijakan keimigrasian yg kurang mendukung

- Aksesilitas yang kurang memadai

8. Kebijakan destinasi pariwisata

Kebijakan pemasaran pariwisata

Kebijakan industri pariwisata

Kebijakan kelembagaan pariwisata

9. Destinasi

Pemasaran

Industri

Kelembagaan

Page 3: Jawaban Kisi2 Pak Deski

10. Kebijakan destinasi dan promosi mana yg lebih penting ?

Sebenarnya kedua kebijakan tersebut memiliki fungsi dan perannya masing yg sangat

penting dan melengkapi. Sejatinya kebijakan destinasi merupakan komponen kebijakan

yg amat penting mengingat begitu banyak sekali potensi wisata yg menarik namun belum

terakomodir dengan baik di Indonesia serta kebijakan promosi wisata yg juga sangat

penting untuk mempublikasikan segala potensi wisata yg ada di Indonesia.

kesimpulannya kedua kebijakan tersbut sama2 penting dan saling melengkapi.

11. Perbedaan antara ripparnas dan rippda ?

Ripparnas merupakan rencana induk pariwisata berskala nasional. Yaitu kebijakan yg

memuat seluruh kawasan atau destinasi yg ada di seluruh Indonesia. sedangkan rippda

merupakan rencana induk pariwisata yg hanya memuat daerah2 tertentu baik tingkat

provinsi maupun kabupaten.

12. Mengapa kebijakan pariwisata di Singapore dan Malaysia lebih efektif ketimbang di

Indonesia ?

Dilihat dari sisi kekuatan singapura dan Malaysia memiliki infrastruktur yg bagus,

ketersediaan dana promosi yg memadai, komitmen pemerintah yg serius, faktor

keamanan Negara yg cukup stabil, aksesbilitas yg baik serta koordinasi antar lembag yg

cukup solid. Sedangkan di Indonesia faktor2 tersebut diatas tidaklah dimiliki melainkan

hanya kekayaan akan odtw dan faktor sdm yg mendukung saja. Sehingga kebijakan

pariwisata di Indonesia tidak dapat berjalan dengan baik.

13. Karena jika komitmen pemerintah dalam mengembangkan kepariwisataan nasional kuat

maka sejatinya pembangunan pun akan berjalan semestinya. Pasalnya di Indonesia pada

lingkungan pemerintahan masih banyak pihak yg belum memiliki jiwa akan sadar wisata

yg tinggi, belum menyadari bahwa dari kepariwisataan peluang Negara Indonesia untuk

maju dalam bidang tersebut sangatlah besar. Sehingga pariwisata masih dianggap hal yg

tidak begitu penting dan dipandang sebelah mata ketimbang industri2 lainnya seperti

migas, pertanian dan ekspor.

14. Komitmen pemerintahan sby dalam pembangunan kepariwisataan Indonesia menurut

saya masih belum begitu kuat. Pasalnya pada masa pemerintahan beliau sekarang ini

sektor pariwisata di Indonesia belum begitu diperhatikan. terbukti dari makin maraknya

kasus korupsi , angka kriminalitas serta kondisi politik yg tidak stabil. Minimnya alokasi

Page 4: Jawaban Kisi2 Pak Deski

dana anggaran apbn untuk kepentingan promosi juga masih dinilai sangat kurang dan

belum terbentuknya badan promosi pariwisata nasional yg tertuang dalam uud no10 thn

2009 ttg kepariwisataan.

15. Komitmen dpr secara politik terhadap pembangunan kepariwisataan Indonesia masih

dirasa sangat kurang. Pasalnya pemberian jatah alokasi dana anggaran untuk kepentingan

promosi pariwisata bagi mereka dinilai tdk begitu penting. padahal jika dilihat dari dana

apbn Indonesia sangatlah memiliki cukup dana untuk kepentingan tersebut namun, pada

faktanya dana yg nominalnya cukup besar tersebut malah digunakan untuk pengadaan

proyek yg tidak begitu penting untuk pembangunan Negara dan bahkan cenderung fiktif

yang arahnya menuju pada tindakan korupsi.

16. Hubungan kebijakan pariwisata Indonesia dengan kode etik pariwisata dunia adalah.

Kedua hal tersebut merupakan sesuatu yg memiliki keterkaitan yg sangat erat. pasalnya

kebijakan pariwisata yg dibuat di Indonesia tidak begitu saja dibuat tanpa mengacu

kepada kode etik kepariwisataan dunia. Sebagai salah satu Negara yg ikut serta dalam

penandatanganan persetujuan kode etik pariwisata dunia tersebut harus menjadikan kode

etik kepariwisataan dunia sebagai acuan untuk membuat kebijakan pariwisata nasional.

Hal tersebut bertujuan agar kebijakan yg dibuat sejalan dengan kode etik kepariwisataan

dunia serta tidak menimbulkan konflik akibat tidak sejalannya kedua hal tersebut.

17. Kode etik atau etika merupakan ilmu yang menyelediki mana yang baik dan mana yang

buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh

akal pikiran manusia. (Hamzah Ya’kub).

Kebijakan zonasi yg sudah berlaku secara dunia merupakan hal yg harus ditaati oleh

seluruh pihak yg ikut serta menyetujui adanya kode etik tersebut. contoh keberadaan

bangunan pada zona inti di kawasan Borobudur yg mengakibatkan dihapusnya objek

tersebut sebagai salah satu 7 keajaiban dunia.

18. Tolak ukur etika

Ukuran hati nurani : yaitu segala sesuatu yg dilakukan dengan berlandaskan pada hati

nurani atau segala sesuatu yg benar menurut rasa kemanusiaan.

Kaedah emas : hendaklah memperlakukan org lain sebagaimana anda ingin diperlakukan

org lain. Prinsip tepa selira (budaya jawa)

Page 5: Jawaban Kisi2 Pak Deski

Penilaian umum : penilaian yg diserahkan kepada masyarakat jadi bukan bersifat

subjektif.

19. Mengapa kode etik diperlukan dalam sektor pariwisata : karena setiap Negara memiliki

memiliki orientasi yang sama atas keberhasilan dalam suatu pembangunan pd sektor

pariwisata. namun setiap Negara menganut paham dan adat istiadat yg berbeda. Untuk

itulah untuk membuat pembangunan pariwisata dunia menjadi sejalan dan sepemahaman

dirasa sangat perlu dibuatkan suatu kode etik. Agar pembangunan pada sektor pariwisata

dunia didasari dengan rasa saling pengertian dan menghormati antar penduduk dan

masyarakat dunia.

20. Mengapa kode etik sering dilanggar ? apa kelemahannya ?

- kode etik sering dilanggar karena kode etik tidak bersifat mengikat. Dan pada proses

implementasinya tehambat dengan situasi dan kondisi antar Negara yg berbeda

seperti situasi ekonomi, sosial budaya dan politik. Sehingga suatu kode etik mungkin

dapat dilaksanakan di suatu negera namun belum tentu bisa diimplementasikan di

Negara lain.

- Kelemahan kode etik adalah : kode etik hanya berisi persetujuan yg dilakukan secara

kolektif namun tidak bersifat mengikat dan memiliki kekuatan hukum. Sehingga tidak

ada konsekuensi hukum yg bersifat pidana.

21. Apa perbedaan kode etik dan norma hukum ?

Kode etik merupakan sebuah persetujuan akan aturan-aturan yg telah ditetapkan secara

kolektif namun tidak memiliki konsekuensi hukum jika suatu pihak melakukan suatu

pelanggaran.

Sedangkan norma hukum adalah suatu norma atau aturan yang ditetapkan secara kolektif

berlaku jika terdapat suatu pelanggaran oleh suatu pihak maka terdapat konsekuensi

hukum pidana yg berlaku.

22. Bagaimana pelaksanaan kode etik pariwisata di Indonesia ?

Masih banyak pelanggaran yang dilakukan di Negara indonesia atas kode etik pariwisata

dunia yg telah disetujui secara kolektif internasional. contohnya : Masih banyak

pelanggaran-pelangaran yang dilakukan, yakni antara lain berupa eksploitasi anak dan

perempuan dalam penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan.

Page 6: Jawaban Kisi2 Pak Deski

23. Karena Indonesia merupakan negara yang yang juga ikut serta menyetujui adanya kode

etik tersebut, sehingga Indonesia pun harus mengadopsi kode etik yg talah disetujuinya

tersebut. agar dalam proses implementasinya tidak terjadi tindak pelanggaran.

24. Kontribusi kepariwisataan untuk membangun saling pengertian dan saling menghormati

antar penduduk dan masyarakat. Adalah untuk mencapai suatu tujuan bersama yaitu

keberhasilan suatu pembangunan. dengan tetap mengedepankan rasa saling pengertian

dan menghormati antar suatu negara.

Kepariwisataan sebagai media untuk memenuhi kebutuhan kualitas hidup baik secara

perseorang maupun secara kolektif. Kepariwisataan merupakan suatu sektor yang

menyediakan lapangan kerja baru bagi banyak masyarakat di berbagai bidang yang saling

terkait dan melengkapi.

Kepariwisataan sebagai faktor pembangunan berkelanjutan.

Kepariwisataan memiliki prinsip pembangunan keberlanjutan (suistainable tourism)

pembangunan yang dilakukan tidak untuk jangka pendek namun diharapkan akan terus

lestari hingga di masa yang akan mendatang.

25. Sebenarnya karena kode etik tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat maka jika

terjadi pelanggaran tidak akan ada konsekuensi yg mengikat. Namun karena Indonesia

masuk ke dalam keanggotaan UNWTO jika sebagai anggota Indonesia terbukti

melakukan pelanggaran maka konsekuensi yg paling mungkin adalah dikeluarkannya

indonsia dari keanggotaan UNWTO.