JAWAB

9
1. Pengertian alergi. Keadaan hipersensitivitas yang diinduksi oleh pajanan terhadap suatu antigen (alergen) tertentu yang menimbulkan reaksi imunologik berbahaya pada pajanan berikutnya. (Kamus Dorland Edisi 31) 2. Apasaja faktor penyebab alergi 3. Mengapa efek CTM hanya sebentar.beserta kandungan yang terdapat dalam CTM. CTM disebut anti-histamin. Maleate pada CTM itu adalah peng- esternya, sehingga CTM adalah bentuk garam antara Chlorpheniramin dengan maleate acid, suatu asam karboksilat. Chlorpheniramin maleat atau lebih dikenal dengan CTM merupakan salah satu antihistaminika yang memiliki efek sedative (menimbulkan rasa kantuk). CTM bukanlah nama kandungan obat, tapi hanyalah salah satu merk dagang dari klorfeniramin, yaitu obat golongan antihistamin. Seperti halnya antihistamin lain, cara kerja CTM adalah menghambat kerja histamin. Histamin merupakan zat yang diproduksi tubuh yang dapat mencetuskan gejala alergi seperti bersin, mata berair, hidung mampet, dan gatal-gatal di badan. Oleh karena itu manfaat utama dari klorfeniramin adalah mengurangi atau menghilangkan gejala-gejala alergi yang ditimbulkan oleh histamin. (http://umm.ac.id/2011/05/25/ctm-sebagai-antihistamin/ ) Karena pada obat antihistamin ini memiliki cara kerja 4-6 jam sehingga ketika farmakokinetik obat tersebut telah habis maka kemungkinan penyakit yang diderita akan kambuh lagi. (Farmakologi dan Terapi edisi 5. FKUI. 2007) 4. MEKANISME CTM Cara kerja CTM adalah menghambat kerja histamin. Histamin merupakan zat yang diproduksi tubuh yang dapat mencetuskan gejala alergi seperti bersin, mata berair, hidung mampet, dan gatal-gatal di badan. Oleh karena itu manfaat utama dari klorfeniramin adalah mengurangi atau menghilangkan gejala- gejala alergi yang ditimbulkan oleh histamin. Menurut Dinamika Obat (ITB,1991), CTM merupakan salah satu antihistaminika H1(AH1) yang mampu mengusir histamin secara kompetitif dari reseptornya (reseptor H1) dan dengan demikian mampu meniadakan kerja histamin.

Transcript of JAWAB

Page 1: JAWAB

1. Pengertian alergi.Keadaan hipersensitivitas yang diinduksi oleh pajanan terhadap suatu antigen (alergen) tertentu yang menimbulkan reaksi imunologik berbahaya pada pajanan berikutnya.(Kamus Dorland Edisi 31)

2. Apasaja faktor penyebab alergi

3. Mengapa efek CTM hanya sebentar.beserta kandungan yang terdapat dalam CTM.CTM disebut anti-histamin. Maleate pada CTM itu adalah peng-esternya, sehingga CTM adalah bentuk garam antara Chlorpheniramin dengan maleate acid, suatu asam karboksilat. Chlorpheniramin maleat atau lebih dikenal dengan CTM merupakan salah satu antihistaminika yang memiliki efek sedative (menimbulkan rasa kantuk). CTM bukanlah nama kandungan obat, tapi hanyalah salah satu merk dagang dari klorfeniramin, yaitu obat golongan antihistamin. Seperti halnya antihistamin lain, cara kerja CTM adalah menghambat kerja histamin.

Histamin merupakan zat yang diproduksi tubuh yang dapat mencetuskan gejala alergi seperti bersin, mata berair, hidung mampet, dan gatal-gatal di badan. Oleh karena itu manfaat utama dari klorfeniramin adalah mengurangi atau menghilangkan gejala-gejala alergi yang ditimbulkan oleh histamin.

(http://umm.ac.id/2011/05/25/ctm-sebagai-antihistamin/)

Karena pada obat antihistamin ini memiliki cara kerja 4-6 jam sehingga ketika farmakokinetik obat tersebut telah habis maka kemungkinan penyakit yang diderita akan kambuh lagi.

(Farmakologi dan Terapi edisi 5. FKUI. 2007)

4. MEKANISME CTMCara kerja CTM adalah menghambat kerja histamin. Histamin merupakan zat yang diproduksi tubuh yang dapat mencetuskan gejala alergi seperti bersin, mata berair, hidung mampet, dan gatal-gatal di badan. Oleh karena itu manfaat utama dari klorfeniramin adalah mengurangi atau menghilangkan gejala-gejala alergi yang ditimbulkan oleh histamin. Menurut Dinamika Obat (ITB,1991), CTM merupakan salah satu antihistaminika H1(AH1) yang mampu mengusir histamin secara kompetitif dari reseptornya (reseptor H1) dan dengan demikian mampu meniadakan kerja histamin.

CTM sebagai AH1 menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos. AH1 juga bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas dan keadaan lain yang disertai pelepasan histamin endogen berlebih. Indikasi CTM adalah sebagai antihistamin yang menghambat pengikatan histamin pada resaptor histamin.

(http://umm.ac.id/2011/05/25/ctm-sebagai-antihistamin/)

5. alur reseptor gatal dan nyeri6. Mengapa keluhanya dirasakan pada tengah malam?7. Kelebihan dan kekurangan pada pemeriksaan prick test.8. Bagaimana cara pemeriksaan prick test.

a. Mula mula kulit bagian volar dari lengan bawah dibersihkan dengan alkohol dibiarkan hingga kering

b. Tempat penetesan alergen ditandai secara berbaris dengan jarak 2-3 cm di atas kulit

Page 2: JAWAB

c. Teteskan setetes alergen pada tempat yang disediakan, juga kontrol positif (histamin fosfat 0,1%) dan kontrol negatif (Phosphatebuffered salive dengan fenol 0,4%)

d. Dengan jarum disposible ukuran 26, lakukan tusukan dangkal melalui masing-masing ekstrak yang telah diteteskan

e. Jarum yang digunakan harus baru agar alergen tidak tercampurf. Tusukan jangan sampai menimbulkan perdarahan

Pembacaan dilakukan setelah 15-20 menit dengan mengukur diameter bentol dan eritema yang timbul juga pseudopoda yang terjadi. Hasil yang negatif, di dapatkan bila hasil tes sama dengan kontrol negatif. Hasil positif:

- Hasil +1 = 25% dari kontrol positif- Hasil +2 = 50% dari kontrol positif- Hasil +3 = 100% dari kontrol positif- Hasil +4 = 200% dari kontrol positif

(IPD. Interna Publishing. Edisi V. Jilid 1)

9. Apakah penyakit alergi itu penyakit keturunan?Kerentanan terhadap reaksi tipe I yang terlokalisasi sepertinya dikendalikan secara genetik, dan istilah atopi digunakan untuk menunjukkan kecenderungan familial terhadap reaksi terlokalisasi semacam itu. Pasien yang menderita alergi nasobronkial sering kali mempunyai riwayat keluarga yang menderita kondisi serupa. Dasar genetika atopi belum dimengerti secara jelas; namun, suatu studi menganggap adanya suatu hubungan dengan gen sitokin pada kromosom 5q yang mengatur pengeluaran IgE dalam sirkulasi.(Patologi. Kumar. Volume 1. Edisi 7. EGC)

10. Apakah keadaan sistem imun yang abnormal bisa diturunkan?Sistem imun ada 2:Spesifik: membutuhkan waktu mengenal antigen,sebelum mendapatkan respon(seperti gatal”) Non spesifik: dapat merespon langsung antigen,ada komponen,pertahanan fisik.(debu)

11. Inflamasi dan reaksinyaRespon proaktif yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung baik agen yang menimbulkan cedera maupun jaringan yang cedera tersebut Ditandai dengan:- Rubor (kemerahan)

Saat reaksi peradangan timbul, mengakibatkan darah mengalir kedalam

mikrosirkulasi local. Kapiler.kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian yang

meergang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ni yang dinamakan

hyperemia atau kongesti menyebabkan warna meah local karena peradangan akut.

Timbulnya hiperremia pada pemulaan reaksi peradangan diatur oleh tubuh baik

secara neurogenik maupun secara kimia melalu pengeluaran zat seperti histamine.

- Kalor (panas)

Dalam peradangan kulit menjadi lebih panas dari seeklilingnya, sebab darah (pada

suhu 37 c) yang disalurkan tubuh kepermukaan daerah yang terkena lebih banyak

Page 3: JAWAB

daripada yang disalurkan kedaerah normal. Fenomena panas local ini tidak terlihat

pada daerah-daerah yang terkena radang jauh didalam tubuh, karena jaringan-

jaringan terdsebut sudah mempunyai suhu inti 37 c dan hyperemia local tidak

menimbulkan peradangan.

- Dolore ( rasa sakit)

Perubhan PH local atau konsentrasi local ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-

ujung syaraf. Hal yang sama pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamine atau

zat kimia bioaktif lainya dapat merangsang syarafselain itu pembengkakan jaringan

yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan local yang akan

mengakibatkan rasa sakit.

- Tumor (pembengkakan)

Pembengkakakn ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah

kejaringan-jaringan interstisial. Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun

didaerah peradangan disebut eksudak. Pada keadaan ini reaksi peradangan

sebagian besar eksudak adalah cair. Kemudian leukosit meningalakan aliran darah

dan tertimbun sebagai bagian dari eksudak.

- Fungsi laesak (perubahan fungsi)

Bagian yang bengkak, nyeri disertai sirkulasi abnormal dan lingkungan kimiawi local

yang abnormal, mengakibatkan bagian tersebut berfungsi secara upnormal.

(Patofisiologi Sylvia. Edisi 4)

12. Pengertian hipersensifitas dan macamnya.Hipersensitivitas adalah respons imun yang berlebihan dan yang tidak diinginkan karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh.Pembagian reaksi hipersensitivitas menurut waktu timbulnya reaksi:a. Reaksi Cepat

Reaksi cepat terjadi dalam hitungan detik, menghilang dalam 2 jam. Ikatan silang antara alergen dan IgE pada permukaan sel mastt menginduksi pelepasan mediator vasoaktif. Manifestasi reaksi cepat berupa anafilaksis sistemik atau anafilaksis lokal.

b. Reaksi intermediet terjadi setelah beberapa jam dan menghilang dalam 24 jam. Reaksi ini melibatkan pembentukan kompleks imun IgG dan kerusakan jaringan melalui komplemen dan atau sel NK. Manifestasi intermediet dapat berupa:

- Reaksi transfusi darah, eritroblastosis fetalis dan anemia hemolitik autoimun.- Reaksi Arthus lokal dan sistemik seperti artritis reumatoid dan LES.

c. Reaksi lambatTerlihat sampai sekitar 48 jam setelah terjadi pajanan dengan antigen yang terjadi oleh aktivasi sel Th.Contoh reaksi lambat adalah dermatitis kontak.

Pembagian reaksi hipersensitivitas menurut Gell dan Coombs

a. Reaksi Tipe ITimbul segera sesudah tubuh terpajan degan alergen. Urutan kejadian reaksi Tipe I:

- Fase sensitisasi yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai diikat silang oleh reseptorspesifik pada permukaan sel mast atau basofil.

Page 4: JAWAB

- Fase aktivasi yaitu waktu yang diperlukan antara pajanan ulang dengan antigen yang spesifik dan sel masmelepas isinya yang beisikan granul yang menimbulkan reaksi.

- Fase efektor yaitu waktu terjadi respons yang kompleks sebagai efek mediator yang dilepas sel mast dengan aktivitas farmakologik.

Mediator pada Reaksi I

Sel mas mengandung banyak mediator primer antara lain histamin yang disimpan dalam bentuk granul. Sel mas yang diaktifkan dapat memproduksi mediator baru atau sekunder seperti LT dan PG

- HistaminHistamin merupakan komponen utama granul sel mast dan sekitar 10% dari berat granul. Histamin yang merupakan mediator primer yang dilepas dan akan diikat oleh reseptornya. Ada 4 reseptor histamin H1, H2,H3,H4.

- PG dan LTMediator ini dihasilkan dari metabolisme asam arakidonat serta berbagai sitokin berperan dalam fase lambat reaksi tipe I.

Manifestasi reaksi Tipe I- Reaksi lokal

Terbatas pada jaringan atau organ spesifik yang biasanya melibatkan permukaan epitel tempat alergen masuk. Kecenderungan untuk menunjukkan reaksi Tipe I adalah diturunkan dan disebut atopi.

- Reaksi anafilaksisAdalah reaksi tipe satu yang ditimbulkan IgE yang dapat mengancam nyawa. Sel mas dan basofil merupakan sel efektor yang melepas berbagai mediator. Reaksi ini dapat dipacu berbagai alergen seperti makanan(asal laut, kacang-kacangan), obat atau serangga dan juga lateks, latihan jasmani dan bahan diagnostik lainnya.

- Reaksi PseudoalergiAdalah reaksi sistemik umum yang melibatkan penglepasan mediator oleh sel mast yang tidak terjadi melalui IgE.

b. Reaksi Tipe IIDisebut juga reaksi sitotoksik atau sitolitik. Terjadi karena dibentuk antibodi jenis IgG atau IgM terhadap antigen yang merupakan bagian sel pejamu. Reaksi diawali oleh reaksi antara antibodi dan determinan antigen yang merupakan bagian dari membran sel tergantung apakah komplemen atau molekul asesori dan metabolisme sel dilibatkan.

c. Reaksi Tipe III atau kompleks imun

Pada umumnya kompleks yang besar dapat dapat dengan mudah dan cepat dimusnahkan oleh makrofage dalam hati. Kompleks kecil dan larut sulit untuk dimusnahkan karena itu dapat lebih lama berada di sirkulasi. Meskipun kompleks imun berada di sirkulasi untuk jangka waktu lama, biasanya tidak berbahaya. Permasalahan akan timbul bila kompleks imun tersebut mengendap ke jaringan.

d. Reaksi Tipe IV

Page 5: JAWAB

Baik CD4+ maupun CD8+ berperan dalam reaksi tipe IV. Sel T melepas sitokin, bersama dengan produksi mediator sitotoksik lainnya menimbulkan respon inflamasi yang terlihat pada penyakit kulit hipersensitivitas lambat.

(Imunologi Dasar.FKUI. Edisi 9)

13. Perbedaan alergi dan iritasi14. Apa hubunganya makan ikan laut dengan gatal?

Identified seafood allergens belong to a group of muscle proteins, namely the parvalbumins in codfish and tropomyosin in crustaceans. In addition, there is strong immunological evidence that tropomyosin is a cross-reactive allergen among crustaceans and molluscs.http://www.allergyclinic.co.nz/guides/51.html

Ikan dapat menimbulkan sejumlah reaksi. Alergen utama dalam codfish adalah Gad c1. Spesies ikan biasa memiliki alergen yang analog dengan Gad c1.(IPD. Interna Publishing. Jilid I. Edisi V)

15. Pemeriksaan lain untuk mengetahui alergi.a. Tes kulit- Prick test- Tes Tempel (Patch Test)

Dilakukan dengan cara menempelkan suatu bahan yang dicurigai sebagai penyebab dermatitis alergi kontak. Jika pada penempelan bahan kulit menunjukkan reaksi, mungkin pasien alergi terhadap bahan tersebu, ataupun bahan atau benda lain yang mengandung unsur tersebut.

b. Tes ProvokasiAdalah tes alergi dengan cara memberikan alergen secara langsung kepada pasien sehingga timbul gejala. Tes ini hanya dilakukan jika terdapat kesulitan diagnosis dan ketidakcocokan antara gambaran klinis ddengan tes lainnya. Tes provokasi yyang dapat dilakukan adalah tes provokasi nasal, tes provokasi bronkial, konjungtiva, eliminasi dan makanan.

- NasalPada tes ini alergen diberikan pada mukosa hidung baik dengan disemprotkan atau mengisap alergen yang kering melalui satu lubang hidung sedangkan lubang hidung yang lain ditutup. Interpretasinya, dianggap positif apabila dalam beberapa menit timbul bersin, batuk, pilek.

c. Jumlah leukosit dan hitung jenis selPada penyakit alergi, jumlah leukosit normal, kecuali kalau disertai infeksi. Eosinofilia sering dijumpai tetapi tidak spesifik, sehingga dapat dikatakan eosinofilia tidak identik dengan alergi.

d. Sel eosinofil pada sekret konjungtiva, hidung dan septumSemasa periode simtomatik sel eosinofil banyak dalam sekret, tetapi kalau ada infeksi, sel neutrofil yang lebih dominan.

e. Serum IgE totalMeningkatnya serum IgE total, mmenyokong adanya penyakit alergi. Sebaliknya, peningkatan kadar IgE total ini juga dijumpai pada penyakit lain misalnya infeksi parasit, sirosis. Oleh karena itu pem ini mulai ditinggalkan.

f. IgE spesifik

Page 6: JAWAB

Dilakukan untuk mengukur IgE terhadap alergen tertentu dengan cara RA ST dan ELISA.

16. Apakah pada gatal selalu menimbulkan bintik merah pada kulit?mengapa?

17. Mekanisme alergi.dan unsur apa saja ,alergen,antigen(macamnya)Secara Imunologis, antigen protein yang masuk ke dalam sirkulasi dan disebarkan ke seluruh tubuh. Untuk mencegah respons imun terhadap semua makanan yang dicerna, diperlukan respon yang ditekan secara selektif yang disebut toleransi atau hiposensitisasi.Kegagalan untuk melakukan toleransi oral ini, memicu produksi berlebihan antibodi IgE yang spesifik terhadap epitop yang terdapat pada alergen makanan. Antibodi tersebut berikatan dengan reseptor IgE pada basofil dan sel mast.Ketika protein makanan melewati mukosa, akan terikat dan bereaksi silang dengan antibodi tersebut, akan memicu IgE yang telah berikata dengan sel mas. Kemudian sel mas akan melepaskan berbagai mediator (histamin, prostagladin, leukotrien) yang akan menyebabkan vasodilatasi, sekresi mukus, kontraksi otot polos, dan influks sel inflamasi lain sebagai bagian dari reaksi hipersensitivitas cepat. Sel mast yang teraktivasi tersebut, juga mengeluarkan berbagai sitokin yang dapat menginduksi reaksi tipe lambat. Selama 4-8 jam pertama, neutrofil dan eosinofil akan dikeluarkan ke tempat reaksi alergi. Neutrofil dan eosinofil yang teraktivasi akan mengeluarkan berbagai mediator. Sedangkan pada 24-48 jam berikutnya, limfosit dan monosit menginfiltrasi lokasi tersebut dan memicu reaksi inflamasi kronik.(IPD. Interna Publishing. Edisi V. Jilid 1)

Antigen adalah bahan yang berinteraksi dengan produk respon imun yang dirangsang imunogen spesifik seperti antibodi. Imunogen adalah bahan yang dapat merangsang sel T atau sel B atau keduanya. Antigen lengkap adalah antigen yang menginduksi baik respons imun maupun bereaksi dengan produknya. Antigen hapten adalah tidak dapat dengan sendirinya menginduksi reespons imun tetapi dapat bereaksi dengan produknya seperti antibodi.Pembagian antigen:a. Menurut Epitop- Ununivalen : Hanya satu jenis determinan pada satu molekul - Undeterminan : Hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan

tersebut ditemukan pada satumolul- Multi determinan : Banyak macam determinan

b. Menurut Spesifisitas- Heteroantigen, dimiliki banyak spesies- Xenoantigen, hanya spesien tertentu

- Aloantigen, yang spesifik untuk individu dalam satu spesies.- Antigen organ spesifik, yang dimiliki organ tertentu- Autoantigen, yang dimiliki alat tubuh sendiri

c. Menurut ketergantungan terhadap sel T– T independentYang dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk membentukan antibodi- T dependent, yang memerlukan pengenalan oleh sel T terlebih dahulu untuk dapat

menimbulkan respon antibodi.Kebanyakan antige protein masuk ke golonngan ini.d. Menurut sifat kimiawi :

Page 7: JAWAB

- Hidrat arang (polisakarida) pada umunya imungenik. Cont : respon imun yang

ditimbulkan gol drh ABO, sifat antigen dan spesifikasi imunya berasal dari

polisakarida pada permukaan sel darah merah.

- Lipid. Biasanya tidak imungenik tetapi mjdi imungenik bila diikat protein

pembawa.

- Asam nukleat. Biasanya tidak imungenik tetapi mjdi imungenik bila diikat

protein pembawa.

- Protein. Kebanyakan protein imunogenik dan umumnya multideterminan dan

univalent.

IPD Jilid 1 Edisi 4. FKUI

(Imunologi Dasar. FKUI. Edisi 9)