JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI...

87
JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI INDONESIA PASCA REFORMASI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Ahmad Chairul Anhari 1111111000034 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Transcript of JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI...

Page 1: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU

KIRI DI INDONESIA PASCA REFORMASI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ahmad Chairul Anhari

1111111000034

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul :

Jaringan Sosial Ekonomi Penerbit Buku Kiri di Indonesia Pasca Reformasi

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juli 2018

Yang Menyatakan

(Ahmad Chairul Anhari)

Page 3: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Ahmad Chairul Anhari

NIM : 1111111000034

Program Studi : Sosiologi

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

Jaringan Sosial Ekonomi Penerbit Buku Kiri di Indonesia Pasca Reformasi

dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Jakarta, 16 April 2018

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Pembimbing

Dr. Cucu Nurhayati, M.Si. Dr. A. Dzuriyatun Toyibah, M.Si, MA.

NIP. 197609182003 12 2 003 NIP. 197608032003 12 2 003

Page 4: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI INDONESIA

PASCA REFORMASI

Oleh:

Ahmad Chairul Anhari

1111111000034

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 Juli

2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Sosiologi.

Ketua, Sekretaris,

Dr. Cucu Nurhayati, M.Si. Joharotul Jamilah, S.Ag., M.Si.

NIP. 197609182003 12 2 003 NIP. 196808161997 03 2 002

Penguji I, Penguji II,

Mohammad Hasan Ansori, , Ph.D Husnul Khitam, M.Si.

NIP. NIP. 198308072015 03 1 003

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 23 Juli 2018.

Ketua Program Studi

FISIP UIN Jakarta

Dr. Cucu Nurhayati, M.Si.

NIP. 197609182003 12 2 003

Page 5: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

v

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisis tentang bertahannya penerbit-penerbit buku kiri

melalui kerangka teoritis sosiologi ekonomi, khususnya perspektif jaringan sosial

ekonomi. Penerbit buku kiri yang menjadi objek penelitian ini yaitu Insist Press

dan Resist book di Jogja, Marjin Kiri di Tangerang Selatan, dan Ultimus di

Bandung. Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika penerbit buku kiri,

seperti stigma komunisme, sumber daya dan modal yang kecil, serta kondisi

sosial masyarakat menjadi tantangan bagi penerbit buku kiri untuk bisa

membentuk dan memanfaatkan jaringan mereka.

Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kualitatif, serta metode

pengumpulan data melalui wawancara dan studi dokumentasi. Setelah

dikumpulkan, data diolah dan dianalisis menggunakan kerangka teori. Kerangka

teori menggunakan sosiologi ekonomi, kemudian menggunakan perspektif

jaringan sosial ekonomi, untuk melihat dan mengkaji jaringan-jaringan yang

dimiliki komunitas penerbit-penerbit buku kiri baik dalam proses pembentukan

jaringan, pola-pola jaringan, maupun pemanfaatan jaringan.

Hasilnya, dapat dilihat bahwa (1) jaringan-jaringan sosial informal (seperti,

persahabatan, rekan kerja, social club dan lain-lain) lebih mendukung untuk

membentuk jaringan (2) pola jaringan dalam bentuk mikro, meso dan makro,

serta (3) cara penerbit-penerbit buku kiri memanfaatkan jaringan yang

mereka miliki untuk tindakan ekonomi.

Kata Kunci: Jaringan Sosial Ekonomi, Penerbit Buku Kiri, Sosiologi

Ekonomi, Social Economy Networking

Page 6: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

vi

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kepada Allah swt, yang telah memberikan rahmat,

hidayah dan taufiq-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian skripsi

ini dengan segala macam cobaan dan tantangan. Sholawat kepada Nabi

Muhammad Saw, yang mana spirit perjuangannya menjadi inspirasi bagi penulis.

Penelitian skripsi ini merupakan karya awal yang membuka wawasan dan

menyadarkan betapa luasnya jagat intelektual. Proses dalam penulisan skripsi ini

telah memberikan begitu banyak pelajaran dan hikmah yang penulis terima, serta

menghantarkan penulis bertemu dengan orang-orang baru dengan wawasan dan

pengalaman yang beragam. Dengan begitu, pengalaman ini bisa dikatakan

menjadi bagian dari pencarian jati diri manusa penulis. Penulis sangat berterima

kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Sebab, tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin

selesai. Oleh karenanya, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang besar

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zulkifli, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah berupaya

memajukan intelektualitas mahasiswa melalui peran strukturalnya di

FISIP UIN Jakarta.

2. Dr. Cucu Nurhayati, M.Si., selaku Ketua Prodi Sosiologi yang telah

membantu dan menyemangati dengan penuh perhatian kepada penulis selama

proses penulisan skripsi ini.

Page 7: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

vii

3. Dr. Joharotul Jamilah, M.Si., selaku Sekretaris Prodi Sosiologi yang sekaligus

sebagai penguji dalam sidang skripsi, telah memberikan masukan yang

penting dalam rekomendasi penelitian.

4. Dr. A. Dzuriyatun Toyibah, M.Si, MA., selaku dosen pembimbing skripsi

yang selalu sabar dan tidak mengenal bosan dalam memberikan

pencerahan kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini. Terima kasih

Bu Ibah atas segala kritik dan masukan yang konstruktif dan membuka

ruang dialektis selama proses bimbingan berlangsung di tengah

kesibukannya.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah

sebagai penyambung rantai pengetahuan dan transformasi keilmuan

selama proses kuliah berlangsung.

6. Untuk kedua orang tua tercinta yang berjasa besar selama hidup penulis, yang

telah memberikan cinta dan kasih sayang tanpa putus, memotivasi penulis dan

mendukung segala pilihan dan jalan hidup penulis. Semua yang mereka

berikan menjadi akumulasi semangat besar untuk penulis dan berperan besar

dalam penyelesaian skripsi.

7. Terima kasih pula untuk kedua kakak dan kedua adik tercinta yang wajahnya

senantiasa mengingatkan penulis untuk sesegera mungkin merampungkan

skripsi.

8. Terima kasih kepada Tirta Sati Ayu, yang dengan setia membantu dan

mensupport penulis selama proses penulisan skripsi ini. Juga kepada Samsul,

Page 8: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

viii

Suci, Mbah Ary, Derry dan Ayu, juga sama-sama berjuang di jalurnya

masing-masing dan saling mensupport.

9. Terima kasih kepada teman-teman dari penerbit-penerbit buku, Resist Book,

Insist Press, Ultimus dan Marjin Kiri, yang mau menerima dan membantu

penulis untuk bisa memberikan kontribusinya dalam penulisan skripsi ini,

khususnya kepada Mas Indro, Mas Anwar, Bung Bilven, Rony Agustian, dan

Bang Robi. Semoga semakin sukses selalu memajukan kualitas literasi di

Indonesia tercinta.

10. Terima kasih kepada Adriansyah Aswaja “Sunan Bekasi”, Kholid Syaifullah,

Ronald Adam, Bang Anwar “Senior 2M”, Cena, yang telah meluangkan

waktunya untuk berdiskusi dan sharing dengan penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

11. Terima kasih untuk teman-teman Sosiologi 2011 FISIP UIN Jakarta,

Kholid Syaifullah, Abdul Hakim Syafi‟i, Ronald Adam, Irfan Arridha,

Alvindo Febriansyah, Ivan Sulistiana, Wahyu Ramdhani, Wibi Prastyono,

Budi Setiawan, Rizki Deniz, Muhammad Kurniawan, Ru‟yatul Hilal, Ade

Muhammad Irfan, Fadhli Ibrahim, Soghi Muhammad, Ulya Syarifah,

Dewi Andira, Eka Rizkiati, Yusri Nurhabibah, Eva Anggriana, Cahya

Arini, Indah Sari, Adibah, Ayu Pertiwi, Nazimatul Alimah.

12. Terima kasih kepada Pasukan Cobra Semi Senior FISIP UIN 2011,

Hendra Sunandar, Ahmad Nurcholis, Khairi Fuadi, Muhammad Sutisna, Fikri

Mahir Lubis, Ahsan Ridhoi, Roy Imanudin, Reza R Ramadhan, Iksan

Page 9: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

ix

Nasution, Muhammad Sulthon, Muhammad Ikhsan, Amar Runsfikry,

Aprilian Cena, Faisal Rumadi, dan lain-lain.

13. Serta Keluarga Besar PMII KOMFISIP, Cabang Ciputat yang tidak bisa

disebutkan satu per satu.

14. Terima kasih juga kepada seluruh keluarga besar Perguruan Aji Jaya

Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

Demikian ucapan terima kasih penulis sebesar-besarnya yang mungkin

belum bisa membalas kebaikan hati mereka. Semoga penelitian ini bermanfaat

untuk kemaslahatan rakyat. Terakhir penulis ingin mengucapkan terima kasih

untuk pembaca yang selalu ditunggu-tunggu kritik dan masukan bermanfaatnya.

Jakarta, 16 April 2018

Ahmad Chairul Anhari

Page 10: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

x

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .......................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ........................................................ iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Pernyataan Masalah ..................................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 11

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 12

E. Kerangka Teori........................................................................................... 15

1. Teori Jaringan Sosial Ekonomi .............................................................. 15

2. Kekuatan Ikatan yang Lemah ................................................................. 20

3. Kerangka Konseptual ............................................................................. 22

F. Metode Penelitian....................................................................................... 25

1. Pendekatan Kualitatif ............................................................................. 25

2. Sumber Data ........................................................................................... 26

3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 26

4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 29

G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 30

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN .................................................... 32

A. Insist Press .................................................................................................. 33

1. Sejarah .................................................................................................... 33

2. Visi dan Misi .......................................................................................... 35

3. Manajemen ............................................................................................. 36

4. Kegiatan .................................................................................................. 37

B. Resist Book ................................................................................................ 38

1. Sejarah .................................................................................................... 38

2. Visi dan Misi .......................................................................................... 40

3. Manajemen ............................................................................................. 41

Page 11: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

xi

4. Kegiatan .................................................................................................. 41

C. Marjin Kiri ................................................................................................. 41

1. Sejarah .................................................................................................... 41

2. Visi dan Misi .......................................................................................... 44

3. Manajemen ............................................................................................. 44

4. Kegiatan .................................................................................................. 44

D. Ultimus ....................................................................................................... 44

1. Sejarah .................................................................................................... 44

2. Visi dan Misi .......................................................................................... 46

3. Manajemen ............................................................................................. 47

4. Kegiatan .................................................................................................. 47

BAB III ANALISIS .............................................................................................. 48

A. Proses Pembentukan Jaringan Sosial Ekonomi Antar Penerbit Buku Kiri 48

B. Peran Jaringan Sosial Ekonomi terhadap Mobiltas .................................... 57

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 69

A. Kesimpulan ................................................................................................ 69

B. Saran ........................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xiii

LAMPIRAN ......................................................................................................... xvi

Page 12: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

xii

DAFTAR TABEL

Tabel II. A. 1 Katalog Buku Penerbit Insist Press ................................................ 34

Tabel II. B. 1 Katalog Buku Penerbit Resist Book ............................................... 39

Tabel II. C. 1 Katalog Buku Penerbit Marjin Kiri ................................................ 42

Tabel II. D. 1 Katalog Buku Penerbit Ultimus ..................................................... 45

Page 13: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Peneltian ini mengangkat fenomena penerbit buku kiri di Indonesia

yang lahir pasca reformasi, dengan jaringan sosial ekonomi yang mereka

miliki, kemudian dikaikan dengan tindakan ekonomi mereka. Tindakan

ekonomi yang dimaksud adalah usaha penerbit buku untuk mempertahankan

eksistensi mereka sebagai unit bisnis.

Penerbitan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan

kebudayaan, intelektual, dan pendidikan suatu bangsa. Pembangunan dan

produk pengetahuan adalah kunci penting terhadap tumbuh kembangnya

suatu peradaban (Altbach, 2002: 2). Penerbit buku mreupakan sebuah unit

usaha resmi yang fokus pada bidang penerbitan, penggandaan, dan pemasaran

buku, yang juga menanggung resiko penerbitan baik berupa risiko yuridis,

maupun segi ekonomi dan sosiologisnya (Pakar, 2005: 6). Produk

pengetahuan yang dihasilkan oleh penerbitan bisa berupa media massa seperti

koran, majalah, buletin, dan buku. Selain itu penerbitan tidak bisa dianggap

remeh sekadar penerbitan belaka.

Jika kita meninjau terbitnya suatu buku, sebenarnya penerbit bukulah

yang memiliki peran lebih besar terhadap keberadaan buku itu sendiri hingga

muncul di pasaran buku. Dalam hal ini kita perlu melihat proses dalam

menerbitkan buku. Sebuah naskah yang ingin diterbitkan menjadi buku tentu

Page 14: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

2

naskah tersebut diserahkan kepada pihak penerbit. Kemudian penerbit akan

melihat naskah mulai dari tema sampai dengan isi.

Nantinya akan menjadi pertimbangan apakah naskah tersebut layak atau

tidak untuk diterbitkan. Bahkan beberapa diantaranya mungkin ada yang

dirubah baik tema maupun isi tergantung dari pandangan pihak penerbit itu

sendiri. Setelah melewati proses tersebut naskah yang sudah sesuai dengan

keingininan penerbit akan dicetak dan dijual di pasaran.

Sebuah penerbitan buku hanya dipandang sebagai unit bisnis yang

mengurus proses penerbitan buku dimulai dari memilih tulisan-tulisan

berbentuk makalah sampai menjadi buku dan dipasarkan. Namun penerbitan

adalah agen intelektual yang menyebarluaskan suatu pengetahuan dan

informasi, karena penerbitan memiliki kepentingan budaya dan pendidikan

yang sangat luas (Altbach, 2002: 4).

Mungkin kita sering dengar mengenai penerbit-penerbit yang

menerbitkan buku dengan tema-tema tertentu. Kita ambil contoh penerbit

Mizan dengan tema-tema ke-Islaman, Komunitas Bambu dengan buku-buku

bertemakan sejarah, Gramedia yang buku-bukunya merupakan tema-tema

populer, atau beberapa penerbit yang menerbitkan buku khusus buku-buku

pelajaran, dan lain sebagainya. Kemudian terbentuklah identitas yang melekat

pada penerbit buku. Fenomena tersebut membuat penelitan ini ingin

mendalami permasalahan penerbitan buku yang menerbitkan buku dengan

tema-tema khusus, yaitu penerbit buku yang menerbitkan tema kiri.

Page 15: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

3

Istilah kiri cenderung dipandang sebagai sebuah gerakan oposisi

terhadap sayap kanan dan resistensi akan kelompok-kelompok penguasa yang

dominan serta melawan kapitalisme. Sedangkan menurut Santoso (2014:16-

17) mengatakan bahwa wacana pemikiran „kiri‟ adalah pemikiran dan

gerakan sosial yang bersebrangan dengan segala hal yang berbau

establishment, terutama kemapanan kekuasaan otoriter dan juga kapitalisme.

Di Indonesia sendiri kiri diidentikan dengan PKI beserta ideologinya terutama

sejak peristiwa kudeta 1965. Peristiwa tersebut menyebabkan ideologi

komunis serta semua yang berasal dari pemikiran Marxisme dilarang.

Sedangkan penyebutan penerbit buku kiri dikarenakan mereka menerbitkan

buku yang mengandung unsur ideologi tersebut.

Mengenai keberadaan penerbit buku kiri sebenarnya bukan hal yang

baru, keberadaannya sudah ada pasca Indonesia merdeka. Pada saat itu

terdapat pameran buku terbesar yang diadakan di Jakarta yang bernama

Gelanggang Buku, dan Jajasan Pembaruan (JP) sebagai salah satu peserta

menjadi satu-satunya penerbit yang merepresentasikan diri mereka sebagai

penerbit buku kiri dan revolusioner-progresif. Mereka memasok karya-karya

klasik Karl Marx, Friederich Engels, dan Lenin, serta menerbikan karya-

karya sastra dari eksponen Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) (Yuliantri

dan Dahlan, 2008:453).

Selain JP, ada pula Universitas Rakjat (UNRA) yang mencetak buku-

buku di bidang pendidikan. Mereka dianggap oleh kelompoknya sebagai alat

revolusi yang berfokus pada usaha pembaruan buku pelajaran. Melalui buku-

Page 16: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

4

buku yang diterbitkannya, UNRA mempublikasikan nilai-nilai Marxisme

sebagai salah satu tambahan bahan ajar yang bersumbu pada tiga tolak, yaitu

filsafat materialisme, dialektika historis, ekonomi-politik, dan sosialisme

ilmiah (Yuliantri dan Dahlan, 2008:458-459).

Pada saat itu ada 4 kelompok yang masuk dalam kategori kelompok

kiri, pertama, kaum komunis yang juga termasuk sejak semula bagian PKI

serta orang-orang yang menganut ajaran Marxisme dan Leninisme, serta

ajaran Stalin. Kedua, kaum sosialis yang awalnya dibawa oleh Partai Sosialis

Indonesia (PSI). Mereka membawa ideologi sosialis kerakyatan yang

kiblatnya kepada kaum sosial-demokrat Eropa Barat.Yang ketiga, kaum

Murba yang merupakan aliansi dari Partai Murba. Kelompok ini bisa

dikatakan radikal, karena mereka melakukan perjuangan senjata, salah satu

kelompok yang tidak mau berunding dengan Belanda saat itu. Tokoh dari

kelompok ini adalah Tan Malaka. Yang keempat adalah kaum Marhaenis

yang memiliki semangat perjuangan nasionalis. Ajarannya adalah Marxisme

yang disesuaikan dan diterapkan di Indonesia dengan tokohnya Soekarno

(Yudotomo, 2000:7-11). JP dan UNRA dikaitkan dengan PKI, karena ada

persamaan pandangan ideologi melalui buku-buku yang mereka terbitkan.

Setelah dikeluarkannya TAP MPRS No. 25 Tahun 1966 mengenai

pembubaran PKI dan pelarangan ajaran Marxisme-Leninisme/Komunisme,

beberapa waktu kemudian dibentuk Tim Pelaksana Pengawasan Larangan

Ajaran Marxisme-Leninisme/ Komunisme yang membuat daftar buku-buku

Page 17: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

5

yang dilarang. Tercatat total buku yang dilarang mencapai 174 judul

(Jaringan Kerja Budaya, 1999:47).

Sejak Orde Baru berkuasa, banyak penerbit buku yang lebih memilih

jalan aman dengan tidak menerbitkan buku-buku yang berbau marxisme atau

tulisan-tulisan yang berhubungan dengan tokoh-tokoh PKI. Namun ada pula

penerbit buku saat itu yang menerbitkan karya-karya eks-Tapol 1965, salah

satunya Pramoedya Ananta Toer, yaitu penerbit Hasta Mitra.1

Jatuhnya kekuasaan Orde Baru pada tahun 1998 memberikan momen

tersendiri terhadap industri perbukuan. Dengan berbalut idealisme untuk

mengukuhkan wacana tandingan. Sehingga pemikiran-pemikiran yang

sebelumnya dilarang pada masa Orde Baru, seperti buku-buku karya Antonio

Gramsci, Friedrich Nietzsche, dan Karl Marx muncul dan bertebaran di toko

buku, koperasi kampus, hingga pedagang di lapak-lapak buku (Adhe, 2016:

43-44).

Momen ini kemudian dibarengi dengan lahirnya penerbit-penerbit buku

baru dengan skala kecil antara lain Insist Press, Resist Book, Marjin Kiri,

Teplok, Ultimus, Merake Sumba, Narasi. Penerbit-penerbit ini yang

cenderung konsisten menerbitkan buku-buku yang mengandung pemikiran-

pemikiran kiri.

Persoalannya adalah era reformasi yang membuka pintu demokrasi bagi

masyarakat Indonesia. Namun tidak sepenuhnya berjalan sesuai dengan nilai-

nilai demokrasi. Peristiwa di Desa Kaloran sebuah gabungan dibawah

1“Hasta Mitra, Bertarung Melawan Pembodohan” 17 Mei 2008. Diakses 25 April 2018

https://radiobuku.com/2008/05/hasta-mitra-bertarung-melawan-pembodohan/

Page 18: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

6

bendera Aliansi Anti-Komunis (AAK) yang terdiri dari Gerakan Pemuda

Islam, Front Hizbullah, Forum Pemuda Betawi, Badan Komunikasi Pemuda

Remaja Masjid Indonesia, dan Barisan Merah Putih membakar buku karya

ahli filsafat Franz Magnis-Suseno, pemikiran Karl Marx dari sosialisme

utopis ke perselisihan revisionisme. Mereka juga mengancam akan merampas

dan menghancurkan buku-buku lain yang berhubungan dengan Marxisme dan

komunisme dari berbagai perpustakaan serta toko buku di seluruh Indonesia

(Herlambang 2013:4).

Berawal dari acara Belok Kiri Fest di Kantor Lembaga Bantuan Hukum

(LBH) Jakarta pada akhir Februari sampai awal Maret 2016. Acara tersebut

awalnya diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki (TIM) namun adanya

pembatalan sepihak dari pengurus TIM. Kemudian Belok Kiri Fest pindah di

Kantor LBH Jakarta. Acara ini berisi kegiatan diskusi dan pemutaran film

yang berkaitan dengan isu-isu kiri, khususnya peluncuran buku Sejarah

Gerakan Kiri di Indonesia Untuk Pemula.2

Pada 2009 Kejaksaan RI melalui situs resminya mengumumkan

keputusan mengenai pelarangan beredarnya beberapa buku. Dua buku

diantaranya, yaitu Dalih Pembunuhan Massal Gerakan 30 September dan

Kudeta Suharto yang diterbitkan oleh Penerbit Institut Sejarah Sosial

Indonesia, dan Lekra Tak Membakar Buku Suara Senyap Lembar

2“Festival Belok Kiri Dilarang, Ini Kronologinya” 27 Februari 2016. Diakses 4 Desember 2016

(https://m.tempo.co/read/news/2016/02/27/083748759/festival-belok-kiri-dilarang-ini-

kronologinya).

Page 19: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

7

Kebudayaan Harian Rakjat 1950-1965 yang diterbitkan oleh Penerbit

Merakesumba, dianggap melanggar TAP MPRS No. 5 Tahun 1966.3

Kemudian acara Belok Kiri Fest pada Februari 2016 yang merupakan

acara diskusi dan pameran buku-buku kiri. Disamping peluncuran buku

Sejarah Gerakan Kiri di Indonesia Untuk Pemula dilarang oleh aparat.

Menyebabkan acara berpindah tempat dari yang tadinya diadakan di TIM,

akhirnya diselengarakan di Kantor LBH Jakarta.4

Setelah acara tersebut berlangsung, terjadi aksi sweeping buku-buku

kiri yang dilakukan oleh aparat di beberapa kota. Dua penerbit, yakni Resist

Book dari Yogyakarta dan Ultimus dari Bandung didatangi oleh aparat

berkaitan dengan buku-buku kiri yang mereka terbitkan.5 Persoalan buku kiri

ini juga berdampak kepada Perpustakaan Pusat Nasional (Perpusnas) yang

diisukan akan membakar koleksi buku-buku kiri mereka yang berjumlah

sekitar 570 buku.6

Beberapa kasus yang telah disebutkan di atas membuktikan bahwa

faktanya masih banyak masyarakat Indonesia yang masih belum bisa

menerima segala bentuk pemikiran kiri. Belum lagi pemikiran kiri yang selalu

3“Pelarangan Peredaran Barang Cetakan Berupa 5 Buah Buku.” 2009. Kejaksaan Republik

Indonesia. Diakses 29 September 2016 (https://www.kejaksaan.go.id/siaranpers.php?id=244).

4“Festival Belok Kiri Dilarang, Ini Kronologinya” 27 Februari 2016. Diakses 4 Desember 2016

(https://m.tempo.co/read/news/2016/02/27/083748759/festival-belok-kiri-dilarang-ini-

kronologinya). 5“Sweeping Buku Kiri, 2 Penerbit Didatangi Tentara dan Polisi” 2016. Tempo.co Diakses 28

September 2016 (https://www.tempo.co/read/news/2016/05/17/078771701/sweeping-buku-kiri-2-

penerbit-didatangi-tentara-dan-polisi/). 6“Miliki Koleksi 570 Buku Kiri, Perpusnas Ralat Pernyataannya.” 2016. SindoNews. Diakses 1

November 2016 (http://daerah.sindonews.com/read/1109792/174/miliki-koleksi-570-buku-kiri-

perpusnas-ralat-pernyataannya-1463643960).

Page 20: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

8

dikaitkan dengan komunisme serta peristiwa kudeta tahun 1965. Sehingga hal

ini berdampak pada penerbit-penerbit buku kiri, yang sering kali mendapat

tindakan represif baik dari kelompok masyarakat maupun aparat.

Walaupun keberadaan buku kiri mendapatkan kecaman dari beberapa

kalangan, namun tidak berarti buku-buku kiri kehilangan peminatnya. Seperti

acara Belok Kiri Fest meskipun acaranya berpindah tempat di Kantor LBH

Jakarta, namun acara tersebut tidak sepi pengunjung. Selain itu IndoProgress

dalam websitenya juga menulis review buku-buku kiri yang diterbitkan oleh

beberapa penerbit buku. Kemudian data dari tirto.id mengenai penjualan buku

dari penerbit Marjin Kiri justru meningkat pada tahun 2014 dari 8.794

eksemplar menjadi 10.877 eksemplar.7 Dari sini membuktikan bahwa

disamping bisnis penerbitan buku kiri mendapat kecaman dari beberapa

pihak, namun mereka juga tidak kehilangan peminatnya.

Namun permasalahan lainnya adalah secara bisnis sebenarnya penerbit

buku juga sulit untuk bisa mendominasi pasar buku di Indonesia. Penerbit

buku kiri yang dianggap sebagai penerbit skala kecil harus bersaing dengan

penerbit besar seperti Gramedia dan Mizan yang memiliki jaringan toko buku

sendiri. Bisa saja mereka memasok buku-buku mereka ke toko buku

Gramedia, misalnya, akan tetapi keuntungan yang diraih tidak terlalu

memuaskan, belum lagi mereka terkendala oleh aturan-aturan toko buku yang

cenderung menyulitkan penerbit-penerbit kecil.

7 “Melawan Goliat Perdagangan Buku” 2016. Tirto.id Diakses pada 10 Oktober 2016

(www.tirto.net/melawan-goliat-perdagangan-buku-835)

Page 21: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

9

Selain itu buku-buku yang bertemakan kiri juga tidak terlalu popular di

Indonesia. Data statistik Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) mengenai Market

Share buku,8 persentase buku subjek social sciences pada tahun 2014 hanya

mencapai 3,55 persen, jauh dari subjek religion and spiritual yang mencapai

12,85 persen di tahun yang sama. Perlu diketahui bahwa buku-buku kiri lebih

cenderung pada subjek social sciences. Sedangkan dari hasil data IKAPI,

penempatan buku-buku dengan subjek social sciences yang hanya 3,55

persen, membuktikan bahwa buku-buku kiri tidak begitu diminati di

masyarakat Indonesia. Belum lagi minat baca masyarakat Indonesia yang

lemah. Hasil survey tahun 2012 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik

(BPS),9 mengenai proporsi penduduk Indonesia yang berumur 10 tahun ke

atas yang membaca dalam seminggu, khususnya pada jenis bacaan

pengetahuan, hanya mencapai 20,49 persen di perkotaan dan 15,67 persen di

pedesaan. Sedangkan secara keseluruhan, baik di pedesaan maupun

perkotaan, hanya mencapai pada angka 12,49 persen.

Secara bisnis persoalan di atas cukup mengganggu jalannya penerbitan.

Ditambah jika berbicara untung dan rugi penerbitan buku kiri tidak memiliki

keuntungan yang bisa dibilang besar. Dikarenakan modal mereka yang kecil

dalam satu judul buku hanya mencetak sekitar 1000 sampai 2000 eksemplar,

dengan nilai jual per buku yang tidak terlalu mahal artinya keuntungan yang

sedikit. Jumlah cetak ini berbanding jauh dengan jumlah penduduk

8“Statistik Market Share Buku di Indonesia” 2014. Ikatan Penerbit Indonesia.Diakses 10 Oktober

2016 (www.ikapi.org/statistik/) 9“Proporsi Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Membaca Selama Seminggu Terakhir

menurut Provinsi, Jenis Bacaan, dan Tipe Daerah.”2012. Badan Pusat Statistik. Diakses 27 Juni

2016 (https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1521/).

Page 22: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

10

masyarakat di seluruh Indonesia, sehingga persebarannya tidak bisa

diharapkan merata. Kondisi ini yang kemudian dimanfaatkan oleh beberapa

oknum untuk membuat bajakan dari buku-buku tersebut kemudian dijual di

pasaran dengan harga yang lebih rendah. Hal ini tentu saja semakin

menambah kerugian bagi penerbit.

Banyak hal yang kami pertimbangkan dalam jumlah buku yang dicetak.

Kami melihat kondisi pasar yang memang lemah kualitas dan kuantitas minat

baca, walaupun sebenarnya buku tersebut materinya berkualitas untuk

disebarluaskan. Selain itu dari segi keuangan kami juga perlu mempertimbangkan

bahwa masih ada hal lain yang harus kami urus. Jadi tidak bisa kami

mengeluarkan seluruh uang kami untuk mencetak satu judul buku. Sehingga kami

hanya mencetak paling banyak seribu sampai dua ribu eksemplar. Kecuali

seandainya buku tersebut habis dan banyak permintaan, maka akan kami cetak

kembali (Robi, 2016)

Selain itu penerbit buku sebagai unit bisnis harus memenuhi tuntutan

ekonomi mereka yang antara lain seperti biaya pembelian perlengkapan dan

alat kantor, biaya staff karyawan dan biaya produksi (Pambudi, 1996: 133).

Adanya dinamika yang terjadi pada penerbit buku-buku kiri tersebut,

sehingga menjadi alasan bagi mereka untuk mencari sumber baru untuk

mempertahankan eksistensi mereka.

Namun demikian, dengan adanya beberapa faktor permasalahan

tersebut, beberapa pihak penerbit buku justru tetap menjalankan bisnis

bukunya untuk menerbitkan buku-buku kiri. Dibutuhan usaha ekstra yang

perlu dilakukan oleh pihak penerbit untuk menghadapi kondisi sosial dan

ekonomi agar dapat bertahan di pasaran buku Indonesia, salah satunya adalah

penerbit membentuk jaringan yang bisa membantu penerbit buku kiri dalam

menghadapi permasalahan yang telah disebutkan di atas. Sehingga perlu

Page 23: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

11

dilakukan penelitian yang lebih dalam mengenai fenomena jaringan yang

dimiliki oleh penerbit buku kiri dalam menghadapi dinamika penerbitan buku

di Indonesia pasca reformasi.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa

pertanyaan penelitian.

1. Bagaimana penerbit buku kiri di Indonesia membentuk jaringan sosial

ekonomi yang mereka miliki?

2. Bagaimana peran jaringan sosial ekonomi dalam meningkatkan mobilitas

penerbit buku kiri di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Ada beberapa tujuan yang menjadi landasan dalam penelitian ini,

pertama, penelitian ini ingin melihat dan mengkaji proses penerbit-penerbit

buku kiri dalam membentuk jaringan sosial ekonomi yang mereka miliki,

serta ingin memahami pandangan-pandangan mereka terkait jaringan yang

mereka bentuk.

Kedua, melihat sejauh pola jaringan sosial yang dimiliki oleh penerbit-

penerbit buku kiri. Dalam hal ini, penelitian ini ingin mengetahui seberapa

besar jaringan yang dimiliki oleh penerbit-penerbit buku kiri.

Ketiga, setelah melihat jaringan-jaringan yang dimiliki penerbit buku,

penelitian ini ingin melihat dan mengkaji secara sosiologis terkait tindakan

ekonomi penerbit-penerbit buku kiri terhadap jaringan yang mereka miliki.

Dalam hal ini peneliti ingin melihat usaha maksimal penerbit buku dalam

Page 24: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

12

memanfaatkan jaringan yang mereka miliki untuk kepentingan ekonomi

mereka.

Manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni secara akademis

dan praktis. Secara akademis penelitian ini menambah dan memperbaharui

kajian sosologi ekonomi, khususnya terkait mengenai jaringan sosial

ekonomi, serta kajian mengenai penerbit buku yang ada di Indonesia.

Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini bisa menjadi rujukan baru

dalam mengembangkan usaha penerbitan buku, khususnya dalam penerbitan

buku-buku kiri. Kemudian penelitian ini bisa menjadi strategi bagi

keberadaan penerbit buku-buku kiri serta buku-buku yang mereka terbitkan,

juga terhadap buku-buku kiri lainnya, agar bisa memanfaatkan jaringan yang

mereka miliki.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai industri buku kiri di Indonesia masih dibilang

sangat jarang. Berdasarkan hasil penelusuran ada beberapa penelitian

sebelumnya yang berkaitan dengan fenomena industri buku. Terkait dengan

hal ini ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan.

Penelitian kualitatif deskriptif mengenai penerbitan buku refrensi Islam

di Indonesia (Maryam dan Nuryudi, 2014). Penelitian ini melihat aspek bisnis

dan non bisnis yang meliputi faktor ideologis, serta dinamika penerbitan buku

refrensi Islam di Indonesia.

Penelitian mengenai eksistensi media harian Kompas selama masa

pemerintahan Orde Baru sampai era Reformasi (Kurniawan dan Nurcahyo,

Page 25: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

13

2013). Dalam pembahasannya penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dengan metode historis, dengan melihat asal-usul dan peran tokoh

di dalam media harian Kompas, serta bagaimana Kompas sebagai media

massa menempatkan posisi mereka dalam situasi politik di Indonesia selama

masa Orde Baru sampai era Reformasi. Sayangnya penelitian ini hanya

melihat bagaimana Kompas sebagai media massa mempertahankan

eksistensinya pada aspek politik saja.

Selanjutnya penelitan mengenai strategi pengembangan media, yakni

Media Indonesia dan Metro TV di bawah manajemen Media Group yang

dikaitkan antara bisnis dan ideologi (Samatan, 2009). Metode yang digunakan

bersifat kualitatif melalui pendekatan fenomenologi dan analisis deskriptif.

Penelitian ini menemukan upaya bertahan dilakukan dengan menyiasati

ketidakpastian bisnis media akibat regulasi kekuasaan, antara lain dilakukan

dengan melakukan diversifikasi usaha dengan mendirikan Metro TV.

Tindakan lainnya adalah melakukan subsidi silang yang dilakukan oleh

Media Group melalui beberapa perusahaan di luar bisnis media. Sayangnya

penelitian ini hanya melihat pada persoalan media massa sebagai bisnis serta

manajemennhya untuk mempertahankan eksistensinya, tanpa melihat aspek

politik yang mempengaruhi eksistensi sebagai media massa.

Selanjutnya penelitian mengenai kelangsungan hidup penerbitan

majalah berbahasa melayu di Indonesia dan Malaysia (Sannusi, 2014).

Penelitian ini melihat perkembangan penerbitan majalah di kedua Negara

tersebut, yakni majalah Tempo dan Massa. Penelitian ini melihat kondisi

Page 26: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

14

dinamika politik yang mempengaruhi kelangsungan hidup kedua penerbit

majalah tersebut, serta usaha yang dilakukan oleh manajemen penerbit

majalah dalam streategi mengemas majalah yang diterbitkan serta kondisi

pasar yang mempengaruhi aspek bisnis penerbitan majalah. Penelitian ini bisa

dijadikan acuan untuk melihat fenomena lain, khususnya dalam ruang lingkup

penerbitan buku di Indonesia, yang melibatkan aspek ekonomi, politik, social,

serta kemajuan teknologi.

Disertasi mengenai percetakan dan penerbitan di Indonesia sejak 1602

sampai dengan 1970 (Isa, 1972). Disertasi ini membahas perkembangan hal-

hal yang berkaitan dengan industri percetakan dan penerbitan yang di

Indonesia, khususnya berbentuk koran dan buku, sejak jaman penjajahan

Belanda dan penjajahan Jepang, serta pasca kemerdekaan Indonesia masa

pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru.

Sayangnya tidak jelaskan lebih lengkap bagaimana keterkaitan

Peristiwa G30S/PKI pada 1965 mempengaruhi turunnya produksi buku di

Indonesia. Tidak dikaitkan juga kondisi politik setelah Indonesia merdeka

yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas buku pada saat itu.

Kemudian Buku yang yang ditulis oleh Adhe (2007) mengenai

penerbit-penerbit buku yang lahir sejak 1998 atau lebih tepatnya sejak

runtuhnya rezim orde baru sampai 2007 di Yogyakarta. Dalam buku ini

beberapa persoalan dibahas terkait dengan dinamika penerbit-penerbit buku

seperti lekatnya label alternatif kepada penerbit yang lahir disebabkan adanya

idealisme untuk membuat wacana tandingan, kemudian perkembangan dan

Page 27: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

15

pasang surutnya penerbit-penerbit buku di Yogyakarta, dengan melihat aspek-

aspek yang menonjol, seperti modal yang besar, aspek pemasaran buku, tema

terbitan, cara kerja redaksional penerbitan, gaya penulis terkini, perilaku

penerbit di Yogyakarta, dan tumbuhnya event organizer perbukuan.

Masalah yang diangkat dalam buku ini terlalu luas. Terlihat dari

pemilihan objek yang dibahas dalam buku ini adalah penerbit-penerbit yang

lahir pada 1990-an dan pasca Soeharto. Permasalahan yang diangkat

cenderung sekadar deskripsi pengalaman dari penerbit-penerbit terkait yang

ada di dalam buku. Nampak kekurangan analisis ilmiah dalam buku tersebut

terkait dengan masalah yang diangkat. Penelitian ini mencoba untuk

memfokuskan diri pada penerbit buku kiri. Masalah yang diangkat dalam

penelitian ini adalah strategi bertahan yang dilakukan oleh penerbit buku kiri.

Kemudian akan dikaji dan dianalisis secara ilmiah dengan kacamata

Sosiologi.

E. Kerangka Teori

1. Teori Jaringan Sosial Ekonomi

Jaringan sosial merupakan kajian yang melihat hubungan yang

memiliki nilai makna dan bersifat subyektif yang berkaitan dengan sesuatu

sebagai ikatan. Ikatan tersebut dilihat dari aktor atau individu di ada dalam

jaringan, sedangkan ikatan merupakan hubungan antar para aktor tersebut.

Kajian mengenai jaringan social mulai dikembangkan sisiolog sejak 1950-

an terkait bagaimana hubungan satu sama lain muncul dan bagaimana

Page 28: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

16

ikatan berjalan dengan baik sebagai jembatan untuk memperoleh sesuatu

yang dikerjakan (Damsar, 2011: 158-159).

Teori jaringan ini bersandar pada sekumpulan prinsip yang saling

berkaitan. Pertama ikatan antara aktor adalah simetris dalam kadar maupun

intensitas. Kedua, ikatan antar individu harus dianalisis dalam konteks

struktur jaringan yang lebih luas. Ketiga, terstrukturnya ikatan sosial

menimbulkan berbagai jenis jaringan nonacak. Keempat, adanya

kelompok jaringan menyebabkan terbentuknya hubungan silang antar

kelompok jaringan maupun antar individu. Kelima, adanya ikatan simetris

antara unsur-unsur di dalam sebuah sistem jaringan bersamaan dengan

akibat bahwa sumber daya yang terbatas akan terdistribusikan secara tak

merata. Keenam, distribusi yang timpang akan bergabung untuk

mendapatkan sumber daya yang terbatas itu dengan bekerja sama,

sedangkan kelompok lain bersaing dan memperebutkannya (Ritzer dan

Goodman dalam Damsar, 2011: 159-160).

Watts (1999) menjelaskan konsep small world dalam menganalisis

terbentuknya sebuah jaringan. Ia menjelaskan bahwa pada awalnya,

populasi transaksional potensial tersegmentasi menjadi kelompok-

kelompok diskrit, seperti manusia gua yang berkerumun di suku-suku

terisolasi. Kemudian, satu atau beberapa anggota masing-masing suku

menyerang sendiri dan melakukan kontak dengan kelompok lain,

membangun hubungan, bahkan ketika suku-suku itu sendiri tetap

berhubungan secara internal.

Page 29: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

17

Dari sini kemudian ia memunculkan mekanisme yang mengarah

kepada terbentuknya small world. Ada dua kemungkinan, pertama adalah

bahwa hubungan terbentuk secara acak, karena kemungkinan pertemuan

dapat memberi kesempatan pada permukaan. Namun kemungkinan ini

menurut Watts menghancurkan pengelompokan lokal, yang melanggar

model dunia maya dimana hubungan lingkungan yang kuat bertahan.

Kemungkinan kedua adalah bahwa hubungan antar suku muncul saat

anggotanya bertemu di satu atau lebih institusi sosial atau ekonomi

sekunder, seperti sekolah, asosiasi profesional, klub sosial, dewan

pemerintahan, dan tempat kerja. Kelompok-kelompok ini merupakan

dimensi sosiologis yang berbeda dari kelompok lokal, karena pada

kelompok pertama pengelompokan model terjadi sebelum jaringan

terintegrasi. Dengan demikian, jaringan menjadi terintegrasi sebagai dunia

kecil ketika institusi sosial berkembang atau tersedia untuk

menghubungkan suku terisolasi.

Karakteristik penting dari sifat dunia kecil dari jaringan yang

dibangun melalui keanggotaan umum di institusi adalah bahwa jaringan ini

dapat sangat bergantung pada distribusi ukuran kelompok tempat individu

berada. Kelompok yang lebih besar jelas memberi lebih banyak individu

keterpaparan satu sama lain (Ritzer, 2009:1312).

Granovetter memulai pendekatan jaringan sosial dalam sosiologi

ekonomi. Asumsi yang ia bangun adalah tindakan ekonomi tidak dapat

dilepaskan dari konteks sosial. Ia mengembangkan konsep jaringan sosial

Page 30: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

18

yang secara umum ia definisikan sebagai hubungan sosial antarindividu

yang relatif stabil. Jaringan sosial, bukan tingkah laku individu (atomized

actor), merupakan bahan dasar pertukaran ekonomi. Dari konsep jaringan

sosial ia melangkah dari analisis mikro (hubungan antarindividu) menuju

analisis meso (hubungan antarkelompok) (Achwan, 2014: 32-33).

Jaringan dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu jaringan mikro, yang

merupakan interaksi sosial antara satu individu dengan individu lainnya.

Jaringan meso merupakan interaksi yang terjadi di dalam satu kelompok

dan membentuk jaringan. Sedangkan jaringan makro merupakan interaksi

sosial antara satu kelompok dengan kelompok lainnya (Damsar, 2011:

160-165).

Granovetter memiliki pandangan berbeda dengan ahli ekonomi

mengenai bertahannya perusahaan. Ia mengatakan bahwa perusahaan ada

dan menjalankan bisnisnya bukan dalam unit yang terisolasi melainkan

membangun hubungan kerjasama dengan perusahaan, tujuannya adalah

untuk mengejar keuntungan semaksimal mungkin. Namun dalam mengejar

tujuan tersebut Granovetter menekankan arti penting kerjasama dan

dengan perusahaan lain sebagai syarat mutlak kelangsungan hidup

perusahaan tersebut. Kerjasama antarperusahaan dapat menurunkan biaya

transaksi ekonomi, menjinakan kompetisi lawan pesaingnya, dan malahan

memiliki peluang menduduki posisi strategis di arena bisnis (Achwan,

2014: 37).

Page 31: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

19

Granovetter (2005: 33-35) mengembangkan empat prinsip inti yang

penting berkaitan dengan jaringan sosial dan hasil ekonomi, yaitu

a. Norma dan densitas jaringan (norms and networks density). Norma

sebagai acuan untuk bagaimana interaksi antarindividu terjalin di

dalam ikatan atau jaringan itu sendiri. Norma ini bisa diterapkan ketika

antarindividu yang ada di dalam ikatan atau jaringan tersebut tidak

memiliki batasan kognitif, emosional, spasial dan temporal.

b. Kekuatan ikatan yang lemah (the strength of weak ties). Informasi baru

lebih mudah didapatkan melalui pihak di luar jaringan dari pada

melalui individu di dalam jaringan itu sendiri. Karena individu di

dalam jaringan cenderung bergerak di dalam lingkaran yang sama.

Sehingga pihak di luar jaringan yang bergerak dalam lingkaran yang

berbeda bisa menghubungkan kita ke dunia yang lebih luas.

c. Pentingnya lubang struktural (the importance of structural holes). Burt

(1992) memperluas dan merumuskan kembali argumen "ikatan lemah"

dengan menekankan bahwa apa yang sangat penting bukanlah kualitas

ikatan tertentu, melainkan cara berbagai bagian jaringan dijembatani.

Dia menekankan keunggulan strategis yang bisa dinikmati individu

yang memiliki ikatan ke beberapa jaringan yang sebagian besar

terpisah satu sama lain. Sejauh ini merupakan satu-satunya jalur yang

melaluinya informasi atau sumber daya lainnya dapat mengalir dari

satu sektor jaringan ke sektor lainnya, mereka dapat dikatakan

memanfaatkan "celah struktural" dalam jaringan.

Page 32: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

20

d. Interpenetrasi tindakan ekonomi dan non-ekonomi (the

interpenetration of economic and non-economic action). Ketika

kegiatan ekonomi dan non-ekonomi saling terkait, kegiatan non-

ekonomi mempengaruhi biaya dan teknik yang tersedia untuk aktivitas

ekonomi. Pencampuran kegiatan ini adalah apa yang Granovetter sebut

sebagai "keterikatan sosial" ekonomi, yang mana tindakan ekonomi

terkait atau bergantung pada tindakan atau institusi sosial, budaya,

politik dan agama.

2. Kekuatan Ikatan yang Lemah

Analisis jaringan sosial disarankan sebagai alat untuk

menghubungkan mikro dan makro teori sosiologis. Prosedur ini

digambarkan oleh elaborasi implikasi makro dari satu aspek interaksi skala

kecil: kekuatan ikatan diad. Dikatakan bahwa tingkat tumpang tindih

jaringan pertemanan dua individu bervariasi secara langsung dengan

kekuatan ikatan mereka satu sama lain. Dampak dari prinsip ini pada

difusi pengaruh dan informasi, peluang mobilitas, dan organisasi

komunitas dieksplorasi. Stres diletakkan pada kekuatan ikatan lemah yang

kohesif. Kebanyakan model jaringan berurusan, secara implisit, dengan

ikatan yang kuat, sehingga membatasi penerapannya ke kelompok kecil

yang terdefinisi dengan baik. Penekanan pada ikatan yang lemah cocok

untuk diskusi tentang hubungan antar kelompok dan analisis segmen

struktur sosial yang tidak mudah didefinisikan dalam kelompok primer

(Granovetter, 1973:1360).

Granovetter mengatakan bahwa analisis proses dalam jaringan

interpersonal menyediakan jembatan mikro-makro yang paling

bermanfaat. Dalam satu atau lain cara, melalui jaringan inilah interaksi

skala kecil diterjemahkan ke dalam pola berskala besar, dan ini, pada

Page 33: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

21

gilirannya, memberi umpan balik ke dalam kelompok-kelompok kecil

(Granovetter, 1973:1360).

Granovetter mendefinisikan kekuatan ikatan adalah kombinasi

(mungkin linier) dari jumlah waktu, intensitas emosional, keintiman

(saling curhat), dan layanan timbal balik yang menjadi ciri ikatan. Ikatan

yang ia maksud adalah ikatan yang sifatnya positif dan simetris. Masing-

masing ini agak independen dari yang lain, meskipun set jelas sangat intra

korelasi (Granovetter, 1973:1361).

Hipotesis yang dibangun adalah bahwa semakin kuat ikatan yang

menghubungkan dua individu, semakin mirip mereka, dalam berbagai

cara. Ia menggambarkan ikatan-ikatan yang lemah saling menghubungkan

satu sama lain. Hal ini digambarkan melalui ikatan yang kuat

menghubungkan A ke B dan A ke C, C dan B, yang mirip dengan A,

mungkin mirip satu sama lain, meningkatkan kemungkinan persahabatan

setelah mereka bertemu (Granovetter, 1973:1362).

Adanya proses difusi dalam ikatan yang lemah, Granovetter

menjelaskan melalui contoh hubungan antara A, B dan C, di mana A dan

B sangat terkait, A memiliki ikatan kuat ke beberapa teman C, tetapi

ikatan antara C dan B tidak ada. Namun hubungan antara C dan B bisa

terbentuk melalui hubungan antara A dan B (Granovetter, 1973:1363).

Secara umum, setiap orang memiliki banyak sekali kontak,

jembatan antara A dan B menyediakan satu-satunya rute di mana

informasi atau pengaruh dapat mengalir dari setiap kontak A ke kontak B,

dan, akibatnya, dari siapa pun yang terhubung secara tidak langsung ke A

kepada siapa pun yang terhubung secara tidak langsung ke B. Jadi, dalam

studi difusi, kita dapat mengharapkan jembatan untuk mengambil peran

penting (Granovetter, 1973:1364).

Granovetter menjelakan mengenai ikatan yang bisa menjadi

jembatan., dengan syarat ikatan tersebut (antara A dan B) merupakan

sebuah ikatan yang kuat, walaupun keduanya berasal dari ikatan yang

lemah. Ada jarak yang panjang untuk bisa menghubungkan ikatan

Page 34: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

22

tersebut. Seperti halnya jembatan dalam sistem jalan raya, jembatan lokal

dalam jaringan sosial akan lebih signifikan sebagai hubungan antara dua

sektor sejauh itu adalah satu-satunya alternatif bagi banyak orang - yaitu,

sebagai derajatnya meningkat. Jembatan dalam arti absolut adalah yang

lokal dengan tingkat tak terbatas. Dengan logika yang sama yang

digunakan di atas, hanya ikatan yang lemah mungkin adalah jembatan

lokal. Ikatan yang lemah ini kemudian menciptakan jalan yang lebih

pendek, melalui jembatan tadi. Secara intuitif, ini berarti bahwa apa pun

yang disebarkan dapat menjangkau lebih banyak orang, dan melintasi

jarak sosial yang lebih besar (yaitu, panjang jalur), ketika melewati ikatan

yang lemah dan bukannya kuat (Granovetter, 1973:1364-1366).

Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa di antara ikatan-ikatan

yang lemah terjalin ikatan yang kuat, kemudian ikatan yang kuat tersebut

bisa menjadi jembatan bagi ikatan lemah lainnya untuk saling

berkomunikasi satu sama lain. Sehingga informasi dan gagasan lebih

mudah mengalir melalui hubungan yang dibangun dari ikatan tersebut

(Granovetter, 1973:1373).

3. Kerangka Konseptual

a. Kiri secara Umum

Menyebutkan istilah kiri muncul dalam perbendaharaan

internasional dimulai dari Perancis pada abad ke 19. Kata „kiri‟

merujuk kepada ide parlemen yang duduk di sebelah kiri ketua

parlemen untuk menuntut kedaulatan bangsa melawan kedaulatan raja.

Ketika istilah ini meluas di Eropa, muncullah komunisme dan

sosialisme (Lecrerc, 2011:23-24).

Kiri memiliki karakter sebagai basis perlawanan terhadap

sesuatu yang dominan dan bersifat kapitalis. Hal ini seperti yang

disampaikan oleh menyebutkan definisi kiri secara umum di kalangan

Page 35: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

23

internasional. Golongan kiri selalu didefinisikan sebagai golongan

yang menggunakan ajaran Marx sebagai cara berfikir, cara melihat,

dan cara menganalisa persoalan. Golongan ini secara tegas

menyatakan diri sebagai kekuatan politik yang merupakan antitesa dan

sekaligus sintesa dari kekuatan kapitalis (Imam Yudotomo, 2000:5).

Juga menjelaskan wacana pemikiran „kiri‟ adalah pemikiran dan

gerakan sosial yang senantiasa melawan, mengkritik, dan memang

terkadang „nakal‟ untuk menghancurkan segala hal yang bersifat

establishment, terutama kemapanan kekuasaan otoriter dan juga

kapitalisme (Listyono Santoso, 2014:16-17).

Perlu ditekankan juga mengenai ideologi kiri adalah tidak selalu

mengenai komunisme saja. Karena dari definisi yang telah disebutkan

di atas bahwa sebagai perlawanan terhadap hal-hal yang bersifat

dominan dan bersifat kapitalis. Pada kasus rezim komunis Polandia

ketika menderetkan barisan tank berlapis baja di jalan-jalan guna

memberhentikan laju gerakan solidaritas untuk selama-lamanya

(Crashaw dan Jackson 2015:6). Gerakan solidaritas melawan rezim ini

juga bagian dari kiri karena melawan kekuasaan yang dominan dan

otoriter.

Dalam perspektif epistemologi, pemikiran dan gerakan „kiri‟

sesungguhnya lebih diletakan pada pembacaan ulang kritis atas

berbagai bentuk pengetahuan dominan. Kemudian diperlakukan

sebagai kebenaran satu-satunya. Ketika sebuah pengetahuan

Page 36: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

24

ditampilkan sebagai kebenaran utama maka ia cenderung

dinomorsatukan sebagai kemapanan formal. Pada saat yang

bersamaan ia akan meminggirkan realitas kebenaran yang lain. Setiap

yang berbeda dengan pemahaman konstruksi pengetahuan yang

dimilikinya merupakan sebuah kesalahan.

Jika dilihat dari kerangka dasar yang digunakan oleh pemikiran

dan gerakan „kiri‟ tampak jelas jika ia memperoleh inspirasi dari

beberapa filsuf yang fenomenal, misalkan Karl Marx, Derrida,

Foucault, dan filsuf yang tergabung dalam Mazhab Frankfurt,

terutama Herbert Marcuse yang pernah dijuluki sebagai „filsuf bagi

New Left‟. Pemikiran-pemikiran inilah yang kemudian memberikan

inspirasi terhadap gerakan mahasiswa di Jerman. Masih banyak lagi

filsuf yang „diakui‟ masuk dalam pemikir „kiri‟ (Santoso, 2014:16-

18).

Selain itu kajian kiri juga mulai berkembang bukan hanya

cakupan makro tetapi juga mikro. Bukan hanya persoalan buruh

melainkan keseluruhan masyarakat kontemporer. Hal ini juga

berkaitan dengan fenomena global mengenai kiri baru yang muncul di

tahun 1959 (Lyman, 1987:126).

Fokus gerakan kiri baru ditujukan kepada sistem politik,

korupsi, eksploitasi negara dunia ketiga, hak-hak kelompok minoritas

seperti perempuan, pertentangan hak kulit hitam dan kulit putih,

pendidikan, agama, serta keluarga (Lyman, 1987: 129-131).

Page 37: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

25

b. Kiri Konteks Indonesia

Kiri dalam konteks Indonesia tidak bisa dilepaskan dari konteks

sejarah. Hal ini terkait dengan peristiwa kudeta pada tahun 1965 yang

dituduhkan kepada PKI, yang kemudian pemerintah mengeluarkan

TAP MPRS nomor 25 tahun 1966 mengenai larangan ajaran marxisme

dan komunisme (Yatmaka dkk., 2016:414)..

Beberapa varian pemikiran yang dianggap berasal dari ideologi „kiri‟

antara lain seperti Marxisme-Leninisme, Trotskysme, Maoisme,

Anarkisme, hingga yang cukup moderat seperti Sosial-Demokrasi

(As‟ad Ali, 2009:275).

Sehingga dari alasan-alasan tersebut wacana-wacana yang dianggap

kiri cenderung termarjinalkan. Hal ini dibuktikan sebagaimana telah

disinggung di awal mengenai tindakan-tindakan dari masyarakat

Indonesia terhadap segala sesuatu yang dianggap berbau kiri.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Kualitatif

Penelitian ini ingin memahami proses yang dilakukan penerbit buku

kiri untuk membentuk jaringan, kemudian memanfaatkan jaringan yang

mereka miliki untuk kepentingan ekonomi mereka. Maka data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data-data deskriptif, karena data

yang diambil berasal dari pandangan serta pengalaman-pengalaman para

pelaku yang berkecimpung langsung di penerbitan buku kiri. Sehingga

pendekatan kualitatif bisa mendukung penelitan ini, karena penelitian

Page 38: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

26

kualitatif sebagai metode penelitian menghasilkan data yang bersifat

deskriptif yang berasal dari lisan dan perilaku orang yang diamati (Bogdan

dan Taylor, dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:21).

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini, ada dua jenis data dilihat dari cara memperoleh

datanya, yaitu data primer yang langsung diperoleh dari objek peneliti dan

data sekunder yang merupakan data yang sudah ada atau dibuat (Adi,

2004: 57).

Pembagian data primer dan skunder merupakan pembagian antara

data yang diambil secara langsung dan tak langsung. Data primer bisa

didapatkan melalui wawancara dan observasi, sedangkan data skunder bisa

dapatkan melalui dokumentasi berupa foto atau video yang pernah dibuat

dan data-data survey dan lain sebagainya.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara

tidak terstruktur (unstructured interviews), atau bisa juga disebut

sebagai wawancara terbuka. Hal ini dilakukan agar interaksi antara

peneliti dan responden lebih cair. Sedangkan variasi yang digunakan

adalah wawancara mendalam (indepth interviews) untuk memahami

sudut pandang informan terkait subjek yang diteliti (Marvasti, 2004:

20-21).

Page 39: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

27

Terkait dengan penelitian yang dilakukan juga harus memahami

kondisi dan latar belakang informan yang merupakan aktivis literasi,

maka teknik wawancara tersebut lebih tepat untuk penelitian ini.

b. Observasi

Selain wawancara, observasi dilakukan untuk mengamati secara

langsung kegiatan yang dilakukan individu atau kelompok (Neuman,

2007: 287-288). Untuk menghindari miss antara pernyataan

narasumber dengan kondisi nyata yang terjadi, sehingga peneliti perlu

untuk melakukan terjun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi

lingkungan objek yang diteliti.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan pada:

1) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Penerbit Buku Kiri, meliputi

kegiatan di kantor penerbitan, kegiatan diskusi serta bazar buku.

2) Kegiatan yang terkait dengan hubungan antar penerbit.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu bagian dalam pengumpulan

data yang diperoleh dari dokumen-dokumen (Silalahi, 2010: 291).

Dokumentasi mempunyai kelebihan dibandingkan teknik lainnya

dalam hal teknik pengambilan data, hal itu dikarenakan tidak semua

peristiwa terekam melalui indera manusia atau memori pada setiap

orang.

Dalam hal ini termasuk hal-hal yang berkaitan dengan masa

lampau, yang mengacu pada kerangka teoritik dalam penelitian ini,

Page 40: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

28

juga dapat mengungkap kiat-kiat penerbit dalam mempertahankan

eksistensinya untuk mendistribusikan buku-buku kiri di Indonesia.

d. Pemilihan Informan

Informan merupakan orang yang berhubungan dengan peneliti

dalam rangka mencari dan dapat memberikan data penelitian yang

dibutuhkan (Neuman, 2007:299). Selain itu, informan merupakan

dalam penelitian ini dilihat sebagai orang yang ahli mengenai letak

dan akses informasi yang dibutuhkan bagi peneliti yang tidak bersedia

memberikan informasinya kepada orang sembarangan.

Oleh sebab itu, informan dapat dipetakan sebagai orang yang (1) dapat

menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang tidak dapat dijawab oleh

orang lain; (2) orang yang dapat merekomendasikan peneliti kepada

informan lain dengan kapasitas pengetahuan yang kurang lebih sama; (3)

menyediakan akses dan mengembangkan kesadaran peneliti mengenai

bagian-bagian latar dan; (4) orang yang membantu peneliti untuk

menafsirkan makna dari observasi peneliti (Marvasti, 2004: 52).

Dari kriteria informan di atas, pemilihan informan dalam

penelitian ini dilakukan melalui teknik purposive. Teknik ini

digunakan dalam situasi dimana peneliti menggunakan justifikasi

dalam memilih kasus dengan tujuan tertentu. Hal ini biasanya

digunakan pada penelitian eksploratif atau penelitian lapangan

(Neuman, 2007: 142). Dalam hal ini juga termasuk penelitian

kualitatif.

Ada tiga situasi yang sesuai dengan teknik purposive. Pertama,

ketika peneliti memilih kasus-kasus yang unik yang membutuhkan

informasi yang juga unik. Kedua, penelitian membutuhkan informan

Page 41: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

29

yang sulit untuk dijangkau (difficult-to-reach) sehingga memerlukan

informasi subjektif dan ahli untuk mengidentifikasi sample dalam

proyek riset. Ketiga, ketika peneliti hendak mengidentifikasi tipe-tipe

kasus yang khusus untuk melakukan investigasi secara mendalam

(Neuman, 2007: 143). Dalam penelitian ini dikarenakan ada beberapa

informan penting dari penerbit buku yang memiliki kendala untuk

ditemui, sehingga penelitian ini mengambil narasumber lain yang

masih berada di dalam internal penerbit buku, namun tidak

mengurangi keabsahan informasi yang diberikan. Sehingga teknik

purposive perlu dilakukan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini ditetapkan beberapa informan sebagai

berikut:

1) Pihak Penerbit Buku Marjin Kiri, Robi dan Rony Agustian.

2) Pihak Penerbit Buku Ultimus, Bilven.

3) Pihak Penerbit Buku Resist Book, Indro Suprobo.

4) Pihak Penerbit Buku Insist Press, Anwar.

4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam pendekatan kualitatif, analisa data dilakukan melalui tiga

langkah, yakni reducing data, displaying data, dan conclusing data

(Marvasti, 2004: 88-90). Yang pertama reducing data yaitu tahap memilah

data, mengeliminasi data yang tidak diperlukan, mencari informasi kunci,

agar saat peneliti menganalisis dapat lebih fokus dan teratur.

Page 42: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

30

Sementara yang kedua, displaying data, merupakan tahap

sistematisasi data. Data-data yang telah dipilah kemudian disusun secara

sistematis menggunakan kerangka teoritik. Selanjutnya, ketiga, conclusing

data, adalah tahap menarik makna dari data yang menggambarkan topik

penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disusun dengan sistematika pembahasan yang

terdiri dari empat bab, yang uraiannya terdiri dari berikut:

Bab pertama: berisikan tentang pernyataan penelitian, pertanyaan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika

pembahasan. Bab ini menjelaskan urgensi penelitian ini agar dilakukan dan

juga sebagai pijakan dan langkah awal untuk pembahasan selanjutnya.

Bab kedua: membahas tinjauan pustaka dan kerangka teoritis.

Pembahasan bab ini bertujuan untuk memperkuat posisi akademis penelitian

ini.

Bab ketiga: membahas tentang gambaran umum mengenai sejarah, visi

dan misi, manajemen dan kegiatan dari masing-masing penerbit yaitu Insist

Press, Resist Book, Marjin Kiri dan Ultimus. Pembahasan dalam bab ini

bertujuan untuk menjelaskan dinamika secara umum objek yang dibahas

(penerbit buku kiri) dalam penelitian ini.

Bab ketiga: berisi deskripsi dan analisis hasil dan temuan selama

penelitian yang juga sekaligus menjadi jawaban pertanyaan penelitian yaitu:

(1) Proses Pembentukan Jaringan Sosial Ekonomi Antar Penerbit Buku Kiri,

Page 43: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

31

(2) Bentuk-Bentuk Jaringan Sosial Ekonomi Penerbit Buku Kiri, serta (3)

Jaringan dan Tindakan Ekonomi Penerbit Buku Kiri.

Bab kelima: yaitu bab akhir dari penelitian ini yang berisi kesimpulan

dari semua hasil dari temuan penelitian dan penutup yang juga mencangkup

saran serta masukan kepada pihak yang mempunyai kepentingan

terhadap tema penelitian ini. Dalam bagian ini juga harus mencangkup

daftar pustaka dan lampiran-lampiran hasil penelitian.

Page 44: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

32

BAB II

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Dalam Bab ini akan menerangkan beberapa penerbit buku kiri di Indonesia

dengan latar belakangnya masing-masing. Namun sebelumnya, baiknya

membahas bagaimana penelitian ini mengklasifikasikan penerbit buku kiri.

Untuk menemukan kriteria dari penerbit buku-buku kiri dalam penelitian

ini, maka ada beberapa poin yang ditekankan. Dalam pengertian penerbitan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah penerbit buku. Penerbit buku adalah sebuah

badan usaha resmi yang khusus bergerak di bidang penerbitan, pengadaan, dan

pemasaran buku, dengan menanggung sendiri segala akibat dan risikonya, baik

berupa risiko yuridis, maupun segi ekonomi dan sosiologisnya (Pamboenan,

1990:6).

Dalam kriteria yang telah disebutkan tadi, penelitian ini mengambil objek

penelitian berupa penerbit buku yang menerbitkan buku-buku kiri secara

konsisten. Selain itu objek yang akan diteliti juga merupakan penerbit-penerbit

yang lahir sejak 1998, lebih tepatnya setelah reformasi.

Perlu diketahui bahwa penerbit buku-buku kiri ini merupakan badan usaha

penerbit buku yang berskala kecil baik secara modal dan hal-hal yang berkaitan

dengan kegiatan produksi. Penerbit-penerbit buku kiri ini tidak bisa kita

bayangkan seperti Gramedia dan Mizan yang juga memiliki book store eksklusif.

Ciri-ciri ini bisa dilihat pada beberapa aspek, seperti lokasi kantor penerbitan

bukanlah layaknya sebuah kantor seperti umumnya, akan tetapi berbentuk rumah-

Page 45: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

33

rumah, baik itu rumah kontrakan ataupun rumah penerbit dari salah satu pemilik

penerbit yang bersangkutan. Dalam jumlah buku yang diterbitkan, paling tidak

mereka hanya menerbitkan 1000-2000 eksemplar, karena keterbatasan modal

yang dimiliki oleh penerbit.

Kemudian dari bidang kajian biografi dan pemikiran, materi dalam buku

yang diterbitkan oleh penerbit cenderung membahas mengenai tokoh-tokoh yang

menjadi kerangka dasar pemikiran kiri.

A. Insist Press

1. Sejarah

Insist Press lahir dari rahim LSM Insist (Institute for Social

Transformation), yang merupakan kumpulan pegiat-pegiat masyarakat

sipil yang memiliki bermacam entitas di belakangnya yang kemudian

secara resmi didirikan pada tahun 10 Desember 1997. Salah satu kegiatan

Insist menyebarkan selebaran dan buku-buku yang berkaitan dengan visi

lembaga tersebut. Dari kegiatan LSM Insist tersebut, kemudian dibentuk

divisi yang mengurus kegiatan tersebut, termasuk dalam urusan cetak

mencetak selebaran maupun buku yang diterbitkan oleh Insist. Dari sini

kemudian cikal bakal Insist Press lahir sekitar November 1998. Pada era-

era awal Insist Press diurus oleh orang-orang Insist sendiri seperti Roem

Topatimasang, Mansoer Fakih, dan Saleh Abdullah. Setelah itu masuklah

Eko Prasetyo yang kemudian memegang tampuk kepemimpinan Insist

Press setelah generasi pertama Insist Press pada tahun 1999.

Page 46: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

34

Dalam perkembangannya, Insist Press fokus pada pengembangan

wacana kritis, pandangan alternative, dan gagasan-gagasan baru. Pada 20

Mei 2004, Insist yang sebelumnya kepanjangan dari Institute for Social

Transformation berubah menjadi Indonesian Society for Social

Transformation. Sampai hari ini Insist Press sudah menerbitkan lebih dari

300 buku. Insist Press saat ini beralamat di Dusun Sambirejo, Padukuhan

Sempu, Pakembinangun, Kec. Pakem, Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta. Di antara beberapa penerbit-penerbit buku kiri yang

disebutkan dalam penelitian ini, Insist Press lah yang memiliki ruang kerja

mandiri, bukan berbentuk rumah kontrakan ataupun rumah pribadi.

Kondisi kantor penerbit Insist Press layaknya sebuah pondokan yang

berada di dalam pedesaan. Di sekitar kantor Insist press masih dikelilingi

oleh hutan. Karena letaknya dekat dengan kaki lereng gunung Merapi.

Tabel II. A. 1 Katalog Buku Penerbit Insist Press

No Judul Buku

Penulis, Penyunting,

Penerjemah,

Penyusun

1 Bebas dari Militer: Analisis Sosiologis atas

Kecenderungan Masyarakat Modern

Martin Shaw

2 Bebas dari Neoliberalisme (Edisi Tahun

2003)

Mansour Fakih

3 BENCANA KETIDAKADILAN: Refleksi

Pengurangan resiko Bencana Di Indonesia

Puthut EA & Nurhady

Sirimorok

4 Berpijak di Dunia Retak: Catatan Keluarga

Penyintas Tragedi 1965

Basuki Raharjo

5

Bersaksi Untuk Pembaruan Agraria: dari

Tuntutan Lokal Hingga Kecenderungan

Global

Noer fauzi

6 Catatan Perlawanan Aba Du Wahid

7 Che Guevara: Sang Revolusioner Rius

Page 47: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

35

8 Che Untuk Pemula Sergio Sinay dan

Agung Arif Budiman

9 Cinta Pertama: Kisah Pramoedya, Remaja,

dan Homoseksual

Dalih Sembiring, dkk.

10 Das Kapital untuk Pemula David Smith; Phil

Evans

11 Dinamika Kelas dalam Perubahan Agraria Henry Bernstein

12

Fasisme Hugh Purcell,

Pengantar: Mansour

Fakih

13 Film, Ideologi, dan Militer: Hegemoni

Militer dalam Sinema Indonesia

Budi Irawanto

14 Gagasan-gagasan Politik Gramsci Roger Simon

15 Gelombang Perlawanan Rakyat: Kasus-kasus

Gerakan Sosial di Indonesia

Penyusun: Francis

Wahono dkk

16 HAM versus Kapitalisme Muh. Budairi Idjehar

17 HAM: Kejahatan Negara dan Imperialisme

Modal

Eko Prasetyo

18 Das Kapital untuk Pemula David Smith; Phil

Evans

19

Kapitalisme Pendidikan: antara kompetisi

dan keadilan

Francis Wahono,

pengantar: Mansour

Fakih

20

Kapitalisme Perkebunan dan Konsep

Pemilikan Tanah oleh Negara

Rikardo Simarmata;

Pengantar: Gunawan

Wiradi

Beberapa buku yang diterbitkan oleh Insist Press yaitu Tiada Jalan

Bertabur Bunga: Memoar Pulau Buru dalam Sketsa dan Orang-orang

Kalah: Kisah Penyingkiran Masyarakat Adat Kepulauan Maluku.10

2. Visi dan Misi

Visi dari penerbit Insist Press adalah tak seperti bisnis pada

umumnya. Sebagai penerbit buku pada umumnya yang cenderung

berbicara bisnis, namun bagi Insist Press sendiri mereka mencoba untuk

10

Wawancara dengan Mas Anwar di Kantor Insist Press, Kaliurang, Yogyakarta.

Page 48: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

36

menjadi penerbit buku yang berbeda. Hal ini juga tertuang dalam misi

mereka sendiri, yaitu mengembangkan wacana kritis, pemikiran alternatif

dan gagasan-gagasan baru tentang transformasi sosial. Misi ini juga terkait

bahwa Insist Press juga bagian dari LSM Insist, sehingga misi mereka

berkaitan dengan LSM tersebut. Sehingga misi khususnya antarai lain

sebagai salah satu badan penggalang dana untuk mendukung kerja-kerja

pengorganisasian, pendidikan rakyat, advokasi kebijakan, dan kegiatan-

kegiatan lain yang dilakukan oleh semua organisasi lain yang dilakukan

oleh semua organisasi lainnya anggota kofederasi Insist.

3. Manajemen

Insist Press sebagai penerbit buku secara manajemen penerbit buku

ini bisa dikatakan rapi. Tidak seperti beberapa penerbit buku lainnya yang

sistem manajemennya masih tradisional atau merangkap.

1. Direktur Pelaksana : Muhammad Anwar

2. Redaktur Pelaksana : Lubabun Ni‟am, Achmad Choiruddin

3. Administrasi dan Keuangan : Kurnia Nofitasari

4. Sirkulasi dan Distribusi : Anton Nugroho

5. Afiliasi Percetakan : Eko Susanto

DEWAN REDAKSI :

2. Roem Topatimasang (Ketua)

3. Hira Jhamtani

4. Nurhady Sirimorok

5. Ahmad Mahmudi

Page 49: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

37

6. Muchtar Abbas

7. Noer Fauzi Rachman

DEWAN REDAKSI-Jurnal WACANA :

1. Lubabun Ni‟am

2. Nurhady Sirimorok

3. Hira Jhamtani

4. Laksmi A. Savitri

5. Anu Lounela

DEWAN KOMISARIS :

1. Roem Topatimasang

2. Donny Hendrocahyono

3. Puthut EA

4. Kegiatan

Kegiatan Insist Press tentu sebagai penerbit adalah menerbitkan

buku, termasuk proses dalam menerbitkan buku. Insist Press juga ikut

memasarkan buku seperti dalam kegiatan bazar buku, mereka ikut

membuka stand untuk menjual buku-buku mereka. Selain itu di ruang

kerja Insist Press juga menyediakan kegiatan diskusi rutin bulanan. Dalam

hal ini juga karena Insist Press bagian dari lembaga Insist, maka kegiatan

mereka adalah mendukung visi dan misi dari lembaga Insist.

Page 50: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

38

B. Resist Book

1. Sejarah

Resist Book adalah penerbit buku yang didirikan pada tahun 2004 di

Jogjakarta oleh tujuh belas orang, namun yang paling berpengaruh dalam

pendirian Resist Book adalah Eko Prasetyo. Dikarenakan Eko Prasetyo ini

sebelumnya berasal dari Insist Press yang kemudian keluar dan

membentuk penerbitan buku baru, sehingga baik cara pandang maupun

cara kerja Resist Book tidak jauh berbeda dengan Insist Press.

Hal tersebut bisa dilihat dari pernyataan dari pihak Resist Book yang

mengatakan bahwa Resist Book merupakan sebuah kelompok gerakan

yang bentuknya adalah badan usaha penerbitan, namun ruhnya adalah

gerakan intelektual. Sehingga selain menerbitkan buku, kegiatan lainnya

yaitu diskusi dan pemutaran film. Setelah tahun 2014 karena jumlah

orang-orang Resist mulai berkurang, kemudian Resist memfokuskan diri

di kegiatan penerbitan buku saja. Untuk diskusi mereka mengikuti

undangan dari komunitas di luar penerbitan.

Sampai saat ini buku yang sudah diterbitkan oleh Resist Book sekitar

140 buku. Kantor Resist Book berupa rumah kontrakan yang beralamat di

Jalan Magelang Km.5, No.83, Kutu Dukuh Sleman, Tridadi, Yogyakarta,

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang merupakan rumah

kontrakan.

Page 51: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

39

Tabel II. B. 1 Katalog Buku Penerbit Resist Book

No Judul Buku Penulis

1 Alain Badiou dan Masa Depan Marxisme Martin Suryajaya

2 Analisa Ekologi Kritis

3 Anarki Kapitalisme Andre Gorz

4 Anti Filsafat: Metode Pemikiran Marx Etienne Balibar

5 Che Guevara: Sang Revolusioner Che Guevara

6 Estetika Marxis Henri Arvon

7 Filsafat Sebagai Senjata Revolusi Louis Althusser

8 Gerakan Rakyat Melawan Elite Munafrizal Manan

9 Guru: Mendidik itu Melawan! Eko Prasetyo

10 Hegemoni dan Strategi Sosialis: Post

Marxisme & Gerakan Sosial Baru

Ernesto Laclau &

Chantal Mouffe

11 Islam Politik: Sebuah Analisis Marxis Deepa Kumar

12 Karl Marx, Revolusi, dan Sosialisme:

Sanggahan Terhadap Franz Magnis-Suseno

Ken Budha

Kusumandaru

13 Karnaval Perlawanan: Kabar dari Garis

Depan Protes Anti-Kapitalisme Global Naomi Klein

14 Keadilan Tidak untuk yang Miskin Eko Prasetyo

15 Kemiskinan Global Jeremy Seabrook

16 Lenin: Revolusi Oktober 1917 Saiful Arif dan Eko

PD

17 Lenin: Teori dan Praktek Revolusioner Christopher Hill

18 Mao Untuk Pemula Rius

19 Manipulasi Kebijakan Pendidikan Darmaningtyas &

Edi Subkhan

20 Marx untuk Pemula Rius

21 Marx: Sang Pendidik Revolusioner Robin Small

22 Mazhab Pendidikan Kritis Dr. M Agus

Nuryatno

23 Memahami Teori Kritis Stuart Sim & Borin

van Loon

24 Negara dan Revolusi Sosial: Pokok-pokok

Tan Malaka Fahsin M. Fa‟al

25 Sosialisme dan Revolusi Andre Gorz

Page 52: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

40

2. Visi dan Misi

Visi: Terciptanya masyarakat Indonesia dan generasi muda yang

memiliki sikap kritis, berwawasan luas, memiliki kegemaran untuk selalu

mendidik diri melalui bacaan-bacaan bermutu, dan membangun komitmen

untuk mengupayakan gerakan-gerakan sosial dalam beragam bentuknya

demi keadilan dengan prinsip memilih mendahulukan kepentingan mereka

yang tertindas dan bersama mereka melawan penindasan (preferential

option for and with the oppresed).

Misi :

a. Menyediakan bacaan-bacaan yang bermutu dan mendorong sikap

kritis terhadap beragam bentuk ketidakadilan yang meminggirkan

masyarakat.

b. Menyediakan bacaan-bacaan yang memperluas wawasan tentang

ketidakadilan struktural yang terjadi di tengah masyarakat dalam

konteks lokal, nasional maupun mondial.

c. Menyediakan bacaan-bacaan bermutu yang mendorong komitmen

untuk melakukan gerakan sosial dalam beragam bentuknya demi

membela mereka yang mengalami ketertindasan, menegakkan

kejujuran, kebenaran dan keadilan.

d. Menyediakan bacaan-bacaan bermutu tentang sejarah kebangsaan

Indonesia dalam perspektif kritis agar terbangun refleksi kritis

terhadap cita-cita nasionalisme yang telah diperjuangkan oleh para

pendiri bangsa.

Page 53: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

41

e. Menyediakan bacaan-bacaan bermutu yang mendorong komitmen

untuk menciptakan perdamaian dunia

3. Manajemen

Koordinator : Indro Suprobo

Redaksi : Darmawan dan Indro Suprobo

Administrasi dan Penjualan

Rahayu Kusumawati

Titis Prihatini

Dwi Putri Lestari Agnes

Percetakan : Suradi dan Supino

4. Kegiatan

Kegiatan Resist Book selain menerbitkan buku, juga mengikuti

kegiatan lain yang dilakukan oleh komunitas di luar penerbitan, seperti

bazar buku dan diskusi.

C. Marjin Kiri

1. Sejarah

Marjin Kiri adalah penerbit buku kritis yang berdiri di Tangerang

Selatan pada tahun 2005. Awalnya penerbit ini didirikan dan diurus oleh

lima orang, namun saat ini hanya tersisa dua orang pendiri selaku pengurus

Marjin Kiri, yaitu Robi dan Ronny Agustian. Marjin Kiri sendiri berkantor

di BSD, yang juga merupakan rumah tinggal Ronny Agustian. Kantor

redaksi terletak di Regensi Melati Mas A9/10 Serpong, Tangerang Selatan,

yang juga kediaman pribadi dari Ronny Agustian. Namun beberapa urusan

Page 54: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

42

seperti bagian pemasaran yang diurus oleh Robi di rumahnya Kedaung,

Ciputat, Tangerang Selatan

Pada Oktober 2014, Marjin Kiri mendapat kehormatan diundang

untuk mengikuti Frankfurt Book Fair, ajang pameran buku terbesar di

dunia.Pada Juni 2015, mereka diundang ke Norwegia oleh NORLA

(Norwegian Literature Abroad) untuk bertemu dengan penerbit-penerbit di

sana. Pada Oktober tahun yang sama, Marjin Kiri menjadi salah satu

penerbit dalam delegasi Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015, di mana

Indonesia menjadi "Tamu Kehormatan". Tradisi penerbitan Marjin Kiri

yang mementingkan gagasan serta kualitas yang bisa

dipertanggungjawabkan untuk substansi, terjemahan, maupun desain

sampai saat ini masih pertahankan demi menyemai gagasan-gagasan kritis

untuk mewujudkan Indonesia yang berkeadilan.11

Tabel II. C. 1 Katalog Buku Penerbit Marjin Kiri

No Judul Buku Penulis Kategori

1

Aku Bukan Manusia, Aku Dinamit:

Filsafat Nietzsche dan Politik

Anarkis

John Moore (ed.)

& Spencer

Sunshine

Filsafat

2 Anarkisme: Perjalanan Sebuah

Gerakan Perlawanan Sean M. Sheehan Filsafat

3

Buruh, Serikat dan Politik:

Indonesia pada Tahun 1920an-

1930an

John Ingleson Sosial-Politik

4 Di Balik Marx: Sosok dan

Pemikiran Friedrich Engels

Dede Mulyanto

(ed.) Filsafat

11

“Profil Marjin Kiri.” Marjin Kiri. Didunduh pada 7 Agustus 2016.

(http://marjinkiri.com/pages/tentang.htm).

Page 55: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

43

5

Di Bawah Tiga Bendera:

Anarkisme Global dan Imajinasi

Antikolonial

Benedict

Anderson Sosial-Politik

6

Dilarang Gondrong! Praktik

Kekuasaan Orde Baru terhadap

Anak Muda Awal 1970an

Aria Wiratma

Yudhistira

Kajian

Indonesia

7 Ekonomi Revolusi Che Guevara Helen Yaffe Sosial-Politik

8 Gombalnya Globalisasi: Komik

Sejarah Kapitalisme El Fisgón Ekonomi-Politik

9 Kebangkitan Gerakan Buruh:

Refleksi Era Reformasi

Abu Mufakhir,

dkk Sosial-Politik

10

Kekerasan Budaya Pasca 1965:

Bagaimana Orde Baru Melegitimasi

Anti-Komunisme Melalui Sastra

dan Film

Wijaya

Herlambang Kajian Budaya

11 Kekerasan dan Identitas Amartya Sen Sosial-Politik

12 Hidup di Luar Tempurung Benedict

Anderson Sosial-Politik

13 Leila Khaled: Kisah Pejuang

Perempuan Palestina Sarah Irving Sosial-Politik

14 MENCARI MARXISME:

Kumpulan Esai Martin Suryajaya Filsafat

15

Merebut Ruang Kota: Aksi Rakyat

Miskin Kota Surabaya 1900-

1960an

Purnawan

Basundoro

Kajian

Indonesia

16 Njoto: Biografi Pemikiran 1951-

1965

Fadrik Aziz

Firdausi

Kajian

Indonesia

17 Pengantar Pemikiran Tokoh-tokoh

Antropologi Marxis

Dede Mulyanto

& Stanley Khu

(eds.)

Sosial-Politik

18 Penghancuran Buku: Dari Masa ke

Masa Fernando Báez Kajian Budaya

19

Perbudakan Seksual: Perbandingan

antara Masa Fasisme Jepang dan

Neofasisme Orde Baru

Anna Mariana Kajian

Perempuan

20

Memata-matai Kaum Pergerakan:

Dinas Intelijen Politik Hindia

Belanda 1916-1934

Allan Akbar Kajian

Indonesia

21 PESINDO: Pemuda Sosialis

Indonesia, 1945-1950

Norman Joshua

Soelias Sosial-Politik

Page 56: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

44

2. Visi dan Misi

Marjin Kiri adalah penerbit kritis independen yang menghadirkan

buku-buku terpilih di bidang sosial, ekonomi, politik, sastra, sejarah dan

filsafat. Tradisi penerbitan yang mementingkan gagasan serta kualitas

yang bisa dipertanggungjawabkan untuk substansi, terjemahan, maupun

desain. Tradisi ini terus dipertahankan demi menyemai gagasan-gagasan

kritis untuk mewujudkan Indonesia yang berkeadilan.

3. Manajemen

Direktur Penerbitan : Robi

Editor :

1. Rony Agustian

2. Robi

3. Iqbal

Tim Sosial Media : Rose dan Mia

Penjualan : Haikal

4. Kegiatan

Kegiatan Marjin Kiri selain menerbitkan buku antara lain juga

mengikuti kegiatan yang diadakan oleh komunitas tertentu, terkait

dengan kegiatan literasi, seperti bazar buku.

D. Ultimus

1. Sejarah

Awalnya penerbitan asal Bandung ini merupakan sebuah toko buku

pada tahun 2004 yang menjual buku-buku kiri sekaligus menjadi tempat

Page 57: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

45

berkumpulnya beberapa komunitas di Bandung. Akan tetapi melihat

banyaknya penerbit buku yang menerbitkan buku kiri yang bangkrut,

sehingga mempengaruhi komiditas buku-buku kiri agak menurun, maka

Ultimus mulai mencoba menjadi penerbit buku di tahun 2005. Sejak saat

itu mulai lah Ultimus menerbitkan buku, namun hanya menerbitkan satu

buku dalam satu tahun. Kegiatan menerbitkan buku lebih didalami lagi

pada tahun 2008, dengan target menerbitkan satu buku dalam satu bulan.

Namun keberadaan toko buku Ultimus hanya bertahan sampai

tahun 2012. Kemudian Bilven Riwaldo selaku pendiri Ultimus, mulai

mencoba usaha penerbitan buku pada tahun 2005 namun belum terlalu

serius. Dalam setahun hanya menerbitkan buku satu sampai dua buku.

Baru pada tahun 2008 Ultimus mulai serius menerbitkan buku, dengan

intensitas menerbitkan satu buku dalam satu bulan. Ultimus sampai tahun

2015 sudah menerbitkan sekitar 80 buku.12

. Ultimus berkantor di sebuah

rumah di sebuah komplek Jalan Cikutra Baru, Neglasari, Cibeunying

Kaler, Neglasari, Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat.

Tabel II. D. 1 Katalog Buku Penerbit Ultimus

No Judul Subjudul Penulis

1 LAPORAN AKHIR IPT 1965 Laporan Akhir Pengadilan

Rakyat Internasional 1965

IPT 1965

2 DENGARKAN JERITAN

BUMI!

Respons Kristiani atas Krisis

Keadilan Ekologis

Oikotree

3 PEMBUANGAN PULAU BURU dari Barter ke Hukum Pasar Djoko Sri

Moeljono

12

“Ultimus, toko buku berbau kiri di Kota Kembang” 2015.Merdeka.com. Diunduh 2 Oktober

2016.(https://www.merdeka.com/peristiwa/ultimus-toko-buku-berbau-kiri-di-kota-hujan.html).

Page 58: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

46

4 BERTAHAN HIDUP DI PULAU

BURU

Mars

Noersmono

5 SINGAPURA Hidup Semasa Tipu Daya Sang

Rezim

Poh Soo Kai

6 CAHAYA MATA SANG

PEWARIS Kisah Nyata Anak‐Cucu

Korban Tragedi „65

Putu Oka

Sukanta (ed.)

7 TANAH MERAH YANG

MERAH

sebuah catatan sejarah Koesalah

Soebagyo Toer

8

ZHOU ENLAI potret seorang Intelektual

Revolusioner | Bakti sepanjang

usia membangun Tiongkok

modern

Han Suyin

9 SAYA SEORANG

REVOLUSIONER

Memoar Rewang Joko Waskito

10

DARI BERANDA TRIBUNAL Bunga Rampai Kisah Relawan

Friends of International

People's Tribunal 1965

Friends of

International

People's

Tribunal 1965

11 NYANYI SUNYI KEMBANG-

KEMBANG GENJER

Sebuah Drama oleh Faiza

Mardzoeki

Faiza

Mardzoeki

12 AKU DALAM PUSARAN

SEJARAH NEGERIKU

Proklamasi Kemerdekaan

sampai G30S 1965

HH Ong

13

BANTEN SEABAD SETELAH

MULTATULI

Catatan Seorang Tapol 12

Tahun dalam Tahanan, Kerja

Rodi, dan Pembuangan

Djoko Sri

Moeljono

2. Visi dan Misi

Visi penerbit buku Ultimus adalah mencerdaskan kehidupan

bangsa melalui penerbitan buku-buku bermutu. Sedangkan misinya yang

pertama, menerbitkan buku-buku sejarah yang objektif. Kedua,

menerbitkan buku-buku terjemahan filsafat klasik yang penting. Ketiga,

menerbitkan buku-buku sosial-politik, membuka kesadaran masyarakat.

Page 59: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

47

3. Manajemen

Direktur : Bilven

Administrasi Keuangan : Afnaldi

Percetakan : Rudi

Pemasaran : Sangdenai

Editor : Bilven dan Sangdenai

4. Kegiatan

Selain menerbitkan buku, kegiatan lainnya yaitu membuka kajian-

kajian baik itu diskusi maupun pemutaran film yang diadakan oleh

Ultimus di kantornya atau bekerja sama dengan komunitas-komunitas

lainnya. Ultimus juga sering kali melakukan advokasi yang berkaitan

dengan persoalan HAM.

Page 60: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

48

BAB III

ANALISIS

A. Proses Pembentukan Jaringan Sosial Ekonomi Antar Penerbit Buku Kiri

Granovetter mengembangkan konsep jaringan sosial yang secara umum

ia definisikan sebagai hubungan sosial antarindividu yang relatif stabil. Dari

konsep jaringan sosial ia melangkah dari analisis mikro (hubungan

antarindividu) menuju analisis meso (hubungan antar kelompok) (Achwan,

2014: 32-33).

Ada tiga tingkatan bentuk jaringan sosial ekonomi, yaitu mikro dalam

bentuk hubungan antarindividu, meso dalam bentuk hubungan dalam

kelompok dan makro hubungan antar kelompok yang lebih besar (Damsar,

2011: 160-165).

Dalam bentuk mikro yakni hubungan antarindividu, penerbit buku kiri

memiliki jaringan perkawanan antar penerbit. Hal ini juga tidak bisa

dilepaskan dari latar belakang aktor-aktor yang mendirikan penerbit buku

kiri. Eko Prasetyo sebelum mendirikan Resist Book, pernah menjadi pengurus

Insist Press. Rony Agustian sebelum mendirikan Marjin Kiri, pernah menjadi

penerjemah buku baik di Insist Press, bahkan setelah mendirikan penerbit

buku ia juga sering diminta menerjemahkan buku di Insist Press dan Ultimus.

Selain Rony, Indro sebagai pengurus Resist Book secara pribadi juga sering

kali diundang untuk mengisi diskusi di beberapa penerbit buku, termasuk

Insist Press.

Page 61: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

49

Hubungan perkawanan ini bisa dikatakan kuat, karena selain hal di atas,

masing-masing individu di penerbit buku juga sering diundang untuk menjadi

pembicara di beberapa tempat. Ketika acara Kampung Buku Jogja, Rony

menjadi pembicara di acara tersebut, karena teman-teman dari Insist Press

menghubunginya. Ini juga terjadi ketika acara Pekan Literasi di Bandung,

Bilven dari penerbit Ultimus yang juga menjadi panitia di acara tersebut

menghubungi Rony Agustian untuk menjadi mengisi acara menjadi

pembicara.

Bahkan ketika terjadi kasus sweeping buku oleh aparat pada tahun 2016

yang dialami oleh Resist Book dan Ultimus, secara pribadi antarindividu

penerbit buku baik Marjin Kiri maupun Insist Press sama-sama menghubungi

Resist Book dan Ultimus untuk memberikan dukungan.

Kemudian bentuk jaringan meso yang dilihat dari hubungan antar

lembaga dan komunitas. Dimulai dari Insist Press secara kelembagaan

merupakan konfederasi dari LSM INSIST, sehingga buku-buku yang

diterbitkan oleh Insist Press juga bagian dari pendukung gerakan LSM

INSIST.

Insist Press adalah lembaga penerbitan di dalam lingkaran konfederasi INSIST

(Anwar, 2018).

Insist Press dan Resist book yang masih satu kota, Jogjakarta, sama-

sama masuk ke dalam Masyarakat Literasi Yogya (MLY), yang mana

merupakan komunitas gerakan literasi di Yogyakarta. Selain MLY, Resist

Book tidak bergabung dengan komunitas lainnya, hanya sekedar berjejaring

dan mengikuti event-event yang diadakan komunitas lain.

Page 62: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

50

Kami bergabung di komunitas Masyarakat Literasi Yogya, selebihnya Resist tidak

bergabung dengan komunitas-komunitas melainkan berjejaringan, jadi kalau

komunitas-komunitas itu ada aktivitas (acara), kita akan diundang (Suprobo, 2018).

Marjin Kiri juga melakukan hal yang sama dengan Resist Book ketika

ditanya mengenai keikutsertaan komunitas literasi. Mereka tidak bergabung

dengan komunitas mana pun, namun mereka tetap berkomunikasi dengan

komunitas literasi di Tangerang Selatan dan beberapa kali mengikuti event

yang diadakan, bahkan buku Laela Kholid yang diterbitkan oleh Marjin Kiri

pernah pula dibedah.

Ultimus sebelum menjadi penerbit buku merupakan toko buku dan

sudah memiliki jaringan dengan komunitas-komunitas di Bandung. Sampai

pada akhirnya Ultimus berubah menjadi penerbit buku, komunitas-komunitas

tersebut tetap dirangkul oleh Ultimus. Asumsi mereka bahwa jika menjadi

penerbit buku, maka jaringan yang mereka miliki akan semakin luas.

Ultimus awalnya toko buku saja pada 15 Januari 2004 di Bandung dengan berbasis

komunitas dalam hal mensuport komunitas untuk membangun jaringan. Menyadari

bahwa bisnis buku kiri tidak terlalu menguntungkan, ditambah suplai buku kiri

semakin sedikit serta banyaknya penerbit buku kiri yang tutup, sehingga mereka

memutuskan untuk melakukan transformasi dari toko buku menjadi penerbit buku.

Mereka mulai merintis penerbit buku sejak 2004 sampai 2005, namun lebih

diseriuskan lagi pada tahun 2006, namun tetap menjaga hubungan komunitas yang

ada sebelumnya. Terlebih dengan penerbit buku mereka bisa membangun

komunitas di luar Bandung (Bilven, 2016).

Sampai saat ini bersama dengan komunitas-komunitas di Bandung,

Ultimus mengadakan acara rutin Pekan Literasi. Melalui acara ini pula

penyelenggara acara tersebut, khususnya Ultimus, bisa memperluas jaringan

mereka. Ketika peneliti hadir di acara tersebut, beberapa penerbit lain seperti

Resist Book, Insist Press dan Marjin Kiri ikut berpartisipasi di acara Pekan

Literasi di Bandung.

Page 63: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

51

Salah satu mempersatukan kekuatan komunitas literasi yang dibentuk maka

dibentuklah acara-acara Pekan Literasi Kebangsaan di Bandung. Dalam sosiologi

ini disebut social capital, perlunya membentuk ikatan dan membangun kepercayaan

di komunitas literasi. Dan ini sudah dibuktikan selama beberapa tahun kenapa kami

bisa bertahan (Bilven, 2016).

Bentuk jaringan makro mencakup jaringan yang bentuknya kelompok

besar saat ini belum ditemukan adanya indikasi untuk membentuk kelompok

literasi yang cakupannya lebih besar. Bahkan penerbit-penerbit buku kiri

tersebut sama-sama tidak tergabung dalam keanggotaan IKAPI yang

cakupannya nasional.

Jaringan-jaringan yang dimiliki oleh penerbit-penerbit buku pada

dasarnya tidak begitu saja ada, melainkan ada beberapa faktor yang menjadi

tantangan bagi penerbit-penerbit buku kiri.

Berdasarkan wawancara penulis dengan Anwar dari Insists Press, ia

berkata:

Era 1999 sampai 2000 saat booming buku, Insist Press menjadi salah satu icon

yang ikut menerbitkan buku-buku kiri. Salah satu produk Insist Press yang masih

berjalan Jurnal Wacana, yang terbit berkala sejak tahun 1999. Tema-tema buku

dari Insist press berupa pendidikan, feminis dan gender, masyarakat sipil, tema-

tema HAM. Menerbitkan dan mendistribusikan buku yang sekiranya dipandang

akan laku di pasar. Menerbitkan buku yang secara ideologis pantas diterbitkan,

tanpa perduli pasar mau menerima atau tidak (Anwar,2016).

Berdasarkan pernyataan ini, bahwa Insist Press dalam penerbitan buku

kiri tidak terpengaruh oleh kebijakan pasar, tapi lebih kepada faktor ideologis.

Insist yang bergerak dengan keluar dari jalur mainstream pastinya akan sering

mendapatkan penolakan dari penerbit mainstream.

Dalam penerbitan buku kiri tentu saja tidak akan lepas dari hambatan

dan tantangan. Insist Press sebagaimana yang dikatakan oleh Anwar dalam

wawancara memiliki banyak tantangan dan ancaman, adapun diantaranya:

Page 64: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

52

Gangguan melalui telepon dan email seperti usaha untuk menghalangi Insist Press

menerbitkan suatu buku, beberapa kali buku-buku Insist Press dilarang seperti di

pameran-pameran tertentu oleh ormas-ormas intoleran. Buku Teologi Pembebasan

dan Tindakan-Tindakan Kecil Perlawanan dilarang di toko buku Gramedia.

Seandainya ingin masuk ke toko buku Gramedia, kata “Perlawanan” harus diganti.

Padahal pada buku-buku lain dari Insist Press yang temanya kiri secara ideologi

masuk. Banyak penerbit Jogja mengambil tema-tema alternatif, tapi secara pasar

mengikuti mainstream umum (Anwar, 2016).

Kelompok intoleran yang memberikan ancaman pada Insist Press

menunjukkan bahwa masih banyak kelompok masyarakat yang alergi dengan

istilah kiri, dimana hal tersebut masih identik dengan Komunisme. Gramedia

sebagai penerbit sekaligus distributor buku mainstream tidak mau mengambil

resiko menjual buku yang kontroversial dan mengundang keresahan pada

sebagian masyarakat. Jadi, banyak juga penerbit yang mengambil tema

alternatif agar diterima oleh pasar, dan hal ini menunjukkan bahwa para

penerbit kiri menyerah pada pasar.

Anwar juga mengatakan bahwa intervensi dari Gramedia sering

membuat Insist Press menjadi tidak independen, dimana gerakan yang

awalnya berdasarkan ideologis menjadi bergeser menjadi tujuan ekonomis,

dimana omzet menjadi patokan. Adapun hasil wawancara penulis dengan

Anwar sebagai berikut:

Ada beberapa penerbit ketika mencetak buku dalam jumlah massal, harus

menyetorkan dulu ke gramedia, untuk memperkirakan bagaimana jika buku

tersebut dipasarkan di toko buku Gramedia. Jika Gramedia menolak, mereka harus

merubah buku tersebut. Ketergantung ini menjadi instrumen, buku tersebut masuk

dalam instrumen apa, independensinya seperti apa. Karena peta pasar buku secara

omzet besar melalui distributor tertentu mekanismenya berjalan. Sebuah buku

sebelum dicetak banyak, harus diminta nilai terlebih dahulu kepada jaringan toko

buku melalui distributor, apakah bisa dicetak banyak atau tidak. Kemudian dari

distributor inilah yang memberikan keputusan untuk merubah isi buku.

Bagi Insist Press, persoalan kiri atau tidak kiri, ideologinya bukan pada ideologi

politik tertentu. Akan tetapi yang dimaksud kiri adalah alternatif atau menerbitkan

sesuatu untuk membela orang-orang yang terpinggirkan. Tema-tema tersebut

Page 65: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

53

bukan hanya di negara-negara liberal, akan tetapi juga ada juga di negara-negara

sosialis (Anwar, 2016).

As‟ad Said Ali mengatakan bahwa kelompok kiri juga ada yang

moderat, yaitu yang hanya memainkan isu sosialis-demokratis (Said Ali,

2009:275). Insist Press tidak memiliki kepentingan pada ideologi politik

Komunis, tapi memiliki tujuan pembelaan pada kelompok terpinggirkan yang

ada diseluruh Negara, baik di Negara liberal atau sosialis. Jadi, pengungkapan

kebenaran fakta akan mendapatkan tentangan, apabila diterima maka

kebenaran fakta tersebut harus agak disamarkan agar tidak terlihat vulgar.

Sedangkan penerbit buku kiri Ultimus sangat sadar bahwa menjual

buku kiri akan sulit meraih keuntungan materi. Namun, Ultimus tujuan

awalnya adalah membangun jaringan komunitas saja. Berikut wawancara

penulis dengan Bivlen selaku pemilik Ultimus:

Ultimus awalnya toko buku saja pada 15 Januari 2004 di Bandung dengan berbasis

komunitas dalam hal mensuport komunitas untuk membangun jaringan. Menyadari

bahwa bisnis buku kiri tidak terlalu menguntungkan, ditambah suplai buku kiri

semakin sedikit serta banyaknya penerbit buku kiri yang tutup, sehingga mereka

memutuskan untuk melakukan transformasi dari toko buku menjadi penerbit buku.

Mereka mulai merintis penerbit buku sejak 2004 sampai 2005, namun lebih

diseriuskan lagi pada tahun 2006, namun tetap menjaga hubungan komunitas yang

ada sebelumnya. Terlebih dengan penerbit buku mereka bisa membangun

komunitas di luar Bandung. Sehinga sejak tahun 2006 Ultimus menjadi penerbit

buku. Jenis buku-buku yang diterbitkan adalah buku-buku yang tidak diterbitkan di

tempat lain. Sampai saat ini dari ISBN buku yang sudah diterbitkan hampir 110

judul.

Ultimus hanya dijalankan oleh 4 orang. Namun untuk acara-acara seperti bazar

buku, mereka mengambil pihak luar untuk membantu Ultimus. Ultimus didirikan

oleh 6 orang, namun yang sampai saat ini hanya bertahan 1 orang dari pendirinya

yaitu Bilven. Buku-buku yang Ultimus terbitkan tidak semuanya berkaitan buku-

buku kiri, namun setengah dari terbitan bukunya berkaitan dengan 65, meliputi

memoar, puisi, sejarah, analisis dan lain sebagainya (Bivlen, 2016).

Hal ini menunjukkan bahwa penerbit buku kiri Ultimus dalam hal

pendiriannya tidak berorientasikan pada keuntungan, dengan tujuan

Page 66: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

54

memperkuat jaringan komunitas, dan ternyata hal ini bisa menjadi strategi

bertahan. Konsistensi sangat penting, terbukti banyaknya penerbit buku kiri

yang tutup namun Ultimus tetap bisa bertahan.

Penerbit buku Resist terlihat menjadi penerbit buku yang lebih idealis,

dimana mereka lebih fokus kepada bukuilmu sosial dan pengembangan

wacana. Upaya untuk menerbitkan buku populer tidak dilakukan oleh Resist.

Bisa dikatakan juga bahwa Resist adalah gerakan intelektual untuk

mencerdaskan masyarakat, bukan menjadi penerbit buku-buku yang

menghasilkan generasi tukang khayal. Indro selaku anggota Resist dalam

wawancaranya mengatakan:

Resist awalnya didirikan oleh 17 orang. Ada redaksi, administrasi keuangan,

percetakan, pemasaran.Penerbit ini berdiri pada tahun 2004. Resist Book

sebenarnya merupakan sebuah gerakan. Bentuknya memang berupa badang usaha

penerbitan, namun ruhnya adalah gerakan intelektual. Sehingga awalnya selain

kegiatan menerbitkan buku, juga ada diskusi serta pemutaran film. Menerbitkan

buku-buku yang wacana yang mengambil jarak dengan realitas yang terjadi.

Sehingga resist mengambil sikap untuk memperjuangkan referensi dan bersikap

kritis. Lebih senang mendefinisikan sebagai penerbit dengan ilmu-ilmu sosial

kritis. Orientasinya adalah berkontribusi kepada pengembangan wacana-wacana

terhadap orang yang mau berkomitmen terhadap keadilan, terutama kepada

kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Selama ini terbitan resist berkaitan

dengan ilmu-ilmu sosial dan non-fiksi.

Cara melihat suatu materi buku yang akan diterbitkan, pertama melalui tema.

Mereka menolak tema-tema yang sifatnya fiksi seperti novel, atau tema-tema

teknik. Mereka hanya menerima tema-tema ilmu sosial. Kemudian melihat isu

yang diusung, apakah menarik atau tidak. Selain itu melihat gagasan yang

disampaikan baru atau tidak. kemudian relevansinya dengan melihat kondisi saat

ini cukup kuat atau tidak. Biasanya buku yang dicetak oleh Resist Book dalam satu

judul dicetak sekitar 500 sampai 1000 buku. Untuk memasarkan buku, awalnya

mereka melalui distributor toko buku besar seperti Gramedia dan Gunung Agung.

(Indro,2016)

Era reformasi ternyata tidak serta-merta memberikan kebebasan

berpikir dan berpendapat pada rakyat Indonesia. Pemerintah masih saja

memiliki kecurigaan terhadap para penerbit buku kiri, sehingga peralihan dari

Page 67: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

55

rezim otoriter masih saja menyisakan pengekangan terhadap karya

intelektual. Indro kembali menjelaskan:

Ketika 2006 sampai 2010 ketika lokasi penerbit di daerah Magelang, hampir setiap

bulan selalu didatangi oleh Babinsa POLRI. Mereka bertanya mengenai buku-buku

yang diterbitkan, dengan jenis pertanyaan yang sama setiap bulannya. Pernah pula

mengadakan diskusi kemudian tidak jadi karena didatangi intel dan menghentikan

acara (Indro, 2016).

Dari tantangan-tantangan yang dihadapi tersebut, ditambah lagi modal

secara materi yang tidak terlalu kuat, maka penerbit-penerbit buku tersebut

membutuhkan sumber daya yang bisa mereka jangkau, yaitu jaringan.

Kebutuhan tersebut tentu untuk memperkuat bisnis mereka sebagai penerbit

buku. Hal ini seusuai dengan asumsi Granovetter bahwa tindakan ekonomi

tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial (Achwan, 2014: 32-33).

Bilven menjelaskan,

Sebagai penerbit buku apalagi dalam skala kecil yang tentu secara modal kami

kalah dengan penerbit-penerbit buku yang memiliki modal yang lebih kuat kami

juga membutuhkan modal lain, salah satunya membentuk jaringan yang seperti ini.

Sehingga kami bisa bertahan dan bersaing dengan penerbit-penerbit yang

modalnya lebih kuat (Bilven, 2017).

Hal yang sama juga disampaikan Rony Agustian,

Komunikasi antar penerbit harus jalan. Bagi kami semuanya adalah kawan tidak

ada pesaing ini itu. Karena kami perlu memperluas jaringan (Agustian, 2017).

Uniknya ketika ditanya mengenai keanggotaan di IKAPI, baik Resist

Book, Insist Press, Ultimus maupun Marjin Kiri sama-sama menolak untuk

masuk sebagai anggota IKAPI. Padahal sebenarnya IKAPI secara

kelembagaan cakupannya nasional. Namun penerbit-penerbit buku kiri

tersebut memiliki alasan tersendiri untuk tidak masuk ke dalam keanggotaan

IKAPI. Seperti dalam penjelasan Bilven mengenai Ultimus tidak ikut serta

dalam keanggotaan IKAPI bahwa,

Page 68: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

56

Kami tidak mengikuti IKAPI karena bagi kami IKAPI lebih banyak beban bagi

kami, dari pada yang diterima oleh anggotanya. Termasuk iuran yang diminta oleh

IKAPI dari penerbit buku. Sedangkan ketika penerbit buku dijegal seperti kasus

sweeping buku, IKAPI tidak mengantisipasi ataupun memberikan pernyataan.

Ketika ada penerbit buku terancam bangkrut, IKAPI tidak memberikan bantuan

apa pun. Termasuk birokrasi di jaringan buku Gramedia yang sering kali

memberatkan penerbit tidak diadvokasi oleh IKAPI (Bilven, 2017).

Alasan inilah Ultimus lebih memilih berjejaring dengan komunitas-

komunitas lokal di Bandung dalam bentuk event bulanan bernama Pekan

Literasi Kebangsaan.

Awalnya kami dengan latar belakang yang berbeda-beda, ada yang dari komunitas

HAM Bandung, kemudian komunitas sastra, pecinta lingkungan dan lain

sebagainya karena sering ngumpul bareng dan ngopi-ngopi untuk sekedar sharing,

kemudian muncul ide untuk membuat kegiatan yang sekiranya bisa

mengaspirasikan kegelisahan teman-teman. Kemudian kita seriusin hingga

akhirnya terwujud lewat acara Pekan Literasi ini. Karena sejak awal kami tidak

ingin acara ini ditunggangi kepentingan, maka acara ini pure kami selenggarakan

melalui dompet kami masing-masing tanpa sponsor (Bilven, 2017).

Rony Agustian juga menjelaskan mengenai tidak ikut sertanya Marjin

Kiri di keanggotaan IKAPI,

Bagi saya jika ingin gabung ke asosiasi kami menginginkan yang lebih konkret dan

fungsinya lebih jelas. Malah saya gabung di asosiasi penerbit indie internasional,

Alliance of Independent Publisher dan gabung di facebook-nya. Gabung di asosiasi

tersebut juga lebih banyak dapat ilmunya dari pada di IKAPI yang hanya

mempelajari trik-trik mendapatkan proyek pengadaan. Di aliansi tersebut kami

membahas hal-hal yang substansial dan keberpihakannya jelas. Ketika saya kabari

mengenai pelarangan buku beberapa waktu lalu mereka siap untuk membantu

advokasi. Kalo di IKAPI kami tidak mendapatkan apa-apa. Waktu sedang

ramainya pelarangan kami sudah mendesak ke Ketua IKAPI untuk membuat

pernyataan, namun mereka lebih memilih untuk diam, tidak ada keberpihakan.

Resist Book dan Insist Press yang sama-sama dari Jogja tidak juga tidak

bergabung di IKAPI.

Kebanyakan penerbit tidak menjadi anggota IKAPI karena syarat untuk menjadi

anggota IKAPI pada aspek legal kelembagaan harus ada, mulai dari akte, sertifikat

dan lainnya, penerbit-penerbit indie untuk mengurus itu semua belum terlalu cukup

sumber dayanya. Dari sini kami bersama teman-teman penerbit Jogja lainnya

mendiskusikan hal ini yang kemudian kami membentuk komunitas yang

memperjuangkan literasi. Sehingga terbentuklah Masyarakat Literasi Yogyakarta

(Anwar, 2016).

Dari alasan-alasan di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa mereka

menganggap bahwa IKAPI sebagai penerbit tidak terlalu mensupport para

Page 69: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

57

penerbit buku kiri tidak sepenuhnya berbicara bisnis, melainkan juga

persoalan idealisme untuk gerakan intelektual. Namun mereka juga sadar

bahwa tidak adanya jaringan bisa mempersempit gerak aktivitas penerbit

buku kiri.

Terkait proses terbentuknya jaringan yang dimiliki penerbit buku kiri

mengacur pada pendapat Watts mengenai mekanisme terbentuknya jaringan

dalam konsep small world, bahwa bahwa hubungan antar suku muncul saat

anggotanya bertemu di satu atau lebih institusi sosial atau ekonomi sekunder,

seperti sekolah, asosiasi profesional, klub sosial, dewan pemerintahan, dan

tempat kerja. Dan Dengan jaringan menjadi terintegrasi sebagai dunia kecil

ketika institusi sosial berkembang atau tersedia untuk menghubungkan suku

terisolasi (Watts dalam Ritzer, 2009:1312).

Adanya cara pola pikir yang sama baik antar penerbit buku maupun

dengan komunitas di luar penerbit buku, penerbit-penerbit buku kiri tersebut

membentuk jaringan sendiri yang menurut mereka bisa mendukung mereka

baik secara bisnis maupun secara idealisme mereka.

B. Peran Jaringan Sosial Ekonomi terhadap Mobiltas

Seperti yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya mengenai bentuk

jaringan penerbit-penerbit buku kiri mulai dari mikro, meso dan makro, serta

proses jaringan sosial ekonomi tersebut terbentuk. Selanjutnya kita akan

membahas peran jaringan sosial ekonomi terhadap mobilitas penerbit buku

kiri.

Page 70: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

58

Tingkat tumpang tindih jaringan pertemanan dua individu bervariasi

secara langsung dengan kekuatan ikatan mereka satu sama lain. Dampak dari

prinsip ini pada difusi pengaruh dan informasi, peluang mobilitas, dan

organisasi komunitas dieksplorasi (Granovetter, 1973:1360).

Dimulai dari bentuk jaringan mikro, hubungan antarindividu yang

kental dengan perkawanan. Hubungan perkawanan ini saling mengisi satu

sama lain. Misalnya ketika Rony Agustian menjadi pembicara di salah satu

agenda acara dari Kampung Buku Jogja yang diadakan oleh Masyarakat

Literasi Yogya, yang menghubung Rony adalah teman-teman dari Insist

Press, karena Rony memiliki hubungan perkawanan yang kuat dengan teman-

teman di Insist Press. Atau ketika Rony Agustian mengisi acara Pekan

Literasi di Bandung, maka yang menghubungi Rony adalah Bilven, yang

secara personal lebih dekat. Mengenai hal dari Bilven sendiri mengakui,

Dia (Rony Agustian) menjadi pembicara di acara ini (Pekan Literasi) atas

permintaan saya pribadi. Karena saya mengetahui beliau punya kapasitas untuk

berbicara mengenai persoalan literasi yang terjadi di negara kita (Bilven, 2016).

Selain itu Rony Agustian sampai saat ini secara pribadi masih diminta

untuk menerjemahkan buku di beberapa penerbit buku, termasuk Insist Press,

Ultimus dan Gramedia.

Saya di Resist freelance saja, saya masih free nerjemahin dimana-mana, bahkan

Gramedia juga kadang minta saya nerjemahin buku (Agustian, 2017).

Ketika terjadi sweeping buku oleh aparat pada tahun 2016, Robi dari

Marjin Kiri langsung menghubungi teman-teman Resist Book dan Ultimus,

karena kedua penerbit tersebut yang didatangi aparat. Dia memberikan

dukungan kepada teman-teman Ultimus dan Resist Book.

Saya menghubungi Ultimus dan teman-teman Resist Book mengenai kejadian

tersebut (sweeping buku). Bilven mengkonfirmasi bahwa ada aparat yang datang

Page 71: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

59

ke Ultimus. Tinggal Resist yang belum menjawab chat saya. Bagi pribadi saya

selama itu memperjuangkan literasi yang berkualitas, saya siap membantu (Robi,

2016).

Hal ini sesuai dengan apa yang Granovetter jelaskan dalam

mendefinisikan kekuatan ikatan sebagai kombinasi (mungkin linier) dari

jumlah waktu, intensitas emosional, keintiman (saling curhat), dan layanan

timbal balik yang menjadi ciri ikatan. Ikatan yang ia maksud adalah ikatan

yang sifatnya positif dan simetris. Masing-masing ini agak independen dari

yang lain, meskipun set jelas sangat intra korelasi (Granovetter, 1973:1361).

Intensitas emosional antar penerbit seperti yang dikemukakan

Granovetter melahirkan sebuah kekuatan ikatan yang kuat untuk saling

mendukung satu sama lain. Terbukti seperti kasus sweeping yang dialami

penerbit-penerbit buku kiri kemudian diadvokasi oleh penerbit buku kiri

lainnya, serta hubungan perkawanan individu-individu antar penerbit. Artinya

hubungan tersebut menghasilkan sebuah ikatan yang positif.

Kemudian dalam bentuk jaringan meso, dalam hal ini adanya kerjasama

baik dalam antar penerbit maupun komunitas. Dari pengamatan peneliti di

kantor penerbit-penerbit buku kiri, baik Marjin Kiri, Ultimus, Resist Book

dan Insist Press, peneliti menemukan bahwa adanya hubungan antara

penerbit-penerbit buku tersebut yang sifatnya simbiosis mutualisme. Hal ini

dibuktikan dengan adanya beberapa buku-buku yang merupakan titipan dari

penerbit lain, khususnya yang berbeda kota. Misalnya di Marjin Kiri

ditemukan buku-buku terbitan Ultimus, Resist Book dan Insist Press. Juga di

kantor penerbit Resist Book ditemukan buku-buku terbitan Ultimus dan

Marjin Kiri. Ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, masing-masing penerbit

Page 72: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

60

mengakui adanya sistem titip buku antar penerbit. Robi mengatakan

mengenai hal ini,

Kita kadang tidak bisa menjangkau pasar yang agak jauh dari tempat kita (ke luar

kota). Makanya kadang misalnya Marjin Kiri buka stand bazar buku di UIN

Ciputat, Ultimus yang di Bandung atau Resist Book dan Insist Press yang di Jogja

mereka mau ikut jualan, tetapi kan tidak terjangkau untuk untuk ikut baik dari segi

waktu dan biaya, karena kita saling mengerti posisi keuangan kita, ya kita saling

menitipkan buku (Robi, 2017).

Selain itu antar penerbit buku kiri juga saling berbagi informasi,

terutama mengenai bazar buku di kota masing-masing. Misalnya Pekan

Literasi di Bandung, melalui Ultimus, penerbit buku kiri di luar kota Bandung

seperti Marjin Kiri, Resist Book dan Insist Press diundang untuk membuka

stand di acara tersebut. Bilven sendiri menjelaskan,

Kita seperti ada pembagian lahan tanpa harus bersepakat terlebih dahulu antar

penerbit mengenai jenis buku yang diterbitkan masing-masing. Antar penerbit

buku saling mengisi. Seandainya ada pameran buku di Bandung, mereka

mengundang penerbit buku kiri lainnya seperti Resist Book dan Insist Press dari

Jogja dan Marjin Kiri dari Ciputat untuk mengisi pameran di Bandung, begitu juga

sebaliknya. Bahkan ketika buku Marjin Kiri yang Kekerasan Budaya Tahun 65

pertama kali diluncurkan di tempat Ultimus sendiri (Bilven, 2016). Hal ini mengacu pada pendapat Granovetter bahwa perusahaan bertahan

dan terus menjalankan bisnisnya bukan dalam unit yang terisolasi melainkan

membangun hubungan kerjasama dengan perusahaan lain, tentunya bertujuan

untuk mengejar keuntungan semaksimal mungkin. Namun dalam mengejar

tujuan tersebut, ia menekankan arti penting kerjasama dan dengan perusahaan

lain sebagai syarat mutlak kelangsungan hidup perusahaan. Kerjasama

antarperusahaan dapat menurunkan biaya transaksi ekonomi, menjinakan

kompetisi lawan pesaingnya, dan malahan memiliki peluang menduduki

posisi strategis di arena bisnis (Achwan, 2014: 37).

Page 73: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

61

Granovetter juga mengatakan bahwa semakin kuat ikatan yang

menghubungkan dua individu, semakin mirip mereka, dalam berbagai cara. Ia

menggambarkan ikatan-ikatan yang lemah saling menghubungkan satu sama

lain (Granovetter, 1973:1362). Kerjasama antar penerbit seperti titip buku dan

berbagi informasi yang sama-sama dilakukan antar penerbit buku kiri tersebut

membuktikan bahwa adanya kesamaan dalam menjalin hubungan.

Namun ada yang menarik dari sini terkait pasar buku. Ketika

ditanyakan mengenai menjual buku mereka melalui jaringan toko buku

Gramedia, dikarenakan Gramedia memiliki jaringan toko buku mencakup

hampir di setiap kota seluruh Indonesia.

Setiap penerbit tentunya ingin bukunya terjual laku. Satu-satunya yang potensial

untuk menjual bukunya adalah jaringan toko buku Gramedia, dikarenakan di toko

buku lain sering kali macet bahkan kadang tidak dibayar. Pihak Gramedia meminta

diskon 50 persen ke penerbit dari harga buku yang dijual. Sehingga jika buku dari

penerbit ingin dimasukan ke toko buku Gramedia, ongkos produksi harus dikalikan

5 atau 6 kali lipat, hasil dari penjualan buku yang didapatkan penerbit bisa

menutupi ongkos produksi buku yang diterbitkan. Akibatnya daya beli masyarakat

terhadap buku menjadi turun dan buku tidak laku. Apa lagi ongkos cetak saat ini

semakin naik. Sehingga penerbit tidak mendapatkan keuntungan minimal balik

modal yang pada akhirnya mematikan penerbit buku. Di sisi lain, Gramedia

pasokan bukunya semakin berkurang dikarenakan buku semakin tidak laku

(Bilven, 2016).

Rony Agustian menjawab mengenai jaringan toko buku Gramedia,

Sering kali ketika kami ingin memasukan buku yang kami terbitkan mendapat

penolakan dari Gramedia, alasannya karena isu yang diangkat di buku terbitan

kami berkaitan dengan marxisme. Padahal ketika kami ajukan ke toko buku lain

seperti Gunung Agung dan Toga Mas tidak ada masalah (Agustian, 2017).

Indro juga lebih mengkritisi terkait toko buku Gramedia,

Apakah penerbit harus bergantung pada toko buku besar tertentu? Itu juga harus

dikritis, melihat mekanisme yang berkerja seperti apa. Jika mekanisme yang ada

tidak mendukung kepentingan kita, itu harus dievaluasi. Sering kali ada anggapan

bahwa jika buku tidak masuk ke toko buku besar tertentu berarti tidak laku. Resist

Book adalah salah satu penerbit yang mengambil jarak dengan model mekanisme

macam itu. Sehingga kita membangun mekanisme sendiri yang sesuai dengan

kebutuhan kita, yang mensuport cita-cita kita dan juga mendukung keprihatinan

kita terhadap kehidupan sosial ini.

Page 74: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

62

Yang kami sayangkan, jika buku kami ingin masuk ke gramedia, sebelum

diterbitkan maka naskahnya harus dikirim ke Gramedia, seolah-olah menjadi

redaksi tertentu. Jika Gramedia menyetujui, maka buku ini boleh dicetak dan

masuk ke toko buku Gramedia. Hal ini seakan-akan mereka yang menentukan buku

itu layak atau tidak untuk dicetak. Jika di buku tersebut ada gambar palu aritnya,

langsung ditolak, padahal mereka juga tidak mengetahui isinya bagaimana

(Suprobo, 2016).

Insist Press juga ikut mengomentari,

Buku Teologi Pembebasan dan Tindakan-Tindakan Kecil Perlawanan dilarang di

toko buku Gramedia. Seandainya ingin masuk ke toko buku Gramedia, kata

“Perlawanan” harus diganti. Padahal pada buku-buku lain dari Insist Press yang

temanya kiri secara ideologi masuk.

Ada beberapa penerbit ketika mencetak buku dalam jumlah massal, harus

menyetorkan dulu ke gramedia, untuk memperkirakan bagaimana jika buku

tersebut dipasarkan di toko buku Gramedia. Jika Gramedia menolak, mereka harus

merubah buku tersebut. Ketergantung ini menjadi instrumen, buku tersebut masuk

dalam instrumen apa, independensinya seperti apa. Karena peta pasar buku secara

omzet besar melalui distributor tertentu mekanismenya berjalan. Sebuah buku

sebelum dicetak banyak, harus diminta nilai terlebih dahulu kepada jaringan toko

buku melalui distributor, apakah bisa dicetak banyak atau tidak. Kemudian dari

distributor inilah yang memberikan keputusan untuk merubah isi buku (Anwar,

2016). Kekecewaan terhadap toko buku besar Gramedia dengan alasan-alasan

di atas, dan itu dialami oleh penerbit-penerbit kecil seperti Ultimus, Marjin

Kiri, Resist Book dan Insist Press, akhirnya mereka menghindari untuk

menjual buku mereka di toko buku Gramedia. Hal ini kemudian mendorong

penerbit buku kiri untuk mencari cara lain untuk menjual buku-buku mereka.

Melalui jaringan ini lah kemudian bisa menjadi peluang untuk memasarkan

buku-buku mereka. Adanya berbagi informasi, kemudian event bazar buku,

launching dan diskusi buku di berbagai tempat, menjadi peluang bagi pasar

mereka.

Kami menjual buku di online dan acara bazar, supaya kami bisa menjual buku

lebih murah. Dan ini lebih menguntungkan dari pada kami menjual buku melalui

jaringan toko buku besar seperti Gramedia (Bilven, 2017).

Page 75: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

63

Dalam pandangan Granovetter mengenai interpenetrasi tindakan

ekonomi dan non-ekonomi (the interpenetration of economic and non-

economic action), ketika kegiatan ekonomi dan non-ekonomi saling terkait,

kegiatan non-ekonomi mempengaruhi biaya dan teknik yang tersedia untuk

aktivitas ekonomi. Pencampuran kegiatan ini adalah apa yang Granovetter

sebut sebagai "keterikatan sosial" ekonomi, yang mana tindakan ekonomi

terkait atau bergantung pada tindakan atau institusi sosial, budaya, politik dan

agama Granovetter (2005: 35).

Penerbit buku kiri sebagai unit bisnis yang sebelumnya menjual buku

melalui toko buku besar dengan harga yang tinggi, namun merasa tidak

efektif dan tidak terlalu menguntungkan, serta prosedur yang menyulitkan.

Kemudian penerbit buku beralih membangun jaringan, dan dari jaringan yang

mereka miliki kemudian membuat kegiatan yang sekiranya bisa memajukan

anggotanya yang ada di dalam jaringan, seperti bazar buku. Bagi penerbit

buku, cara ini lebih terjangkau bagi penerbit dan harga buku yang mereka jual

bisa lebih murah, sehingga lebih menguntungkan.

Salah satu jalan untuk menghindari hal ini adalah tidak menggunakan jaringan toko

buku Gramedia. Kami selaku penerbit buku harus memiliki saluran penjual lain,

seperti online, lapak bersama, membuat peluncuran buku. Sehingga buku lebih

murah dan keuntungan bisa didapatkan oleh penerbit buku, terutama bagi kami

para penerbit buku kecil (Bilven, 2016).

Burt (1992) memperluas dan merumuskan kembali argumen "ikatan

lemah" dengan menekankan bahwa apa yang sangat penting bukanlah

kualitas ikatan tertentu, melainkan cara berbagai bagian jaringan dijembatani.

Dia menekankan keunggulan strategis yang bisa dinikmati individu yang

memiliki ikatan ke beberapa jaringan yang sebagian besar terpisah satu sama

Page 76: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

64

lain. Sejauh ini merupakan satu-satunya jalur yang melaluinya informasi atau

sumber daya lainnya dapat mengalir dari satu sektor jaringan ke sektor

lainnya, mereka dapat dikatakan memanfaatkan "celah struktural" dalam

jaringan (Burt dalam Granovetter, 2005: 34).

Menurut pernyataan Indro dari Resist Book,

Biasanya buku yang dicetak oleh Resist Book dalam satu judul dicetak sekitar 500

sampai 1000 buku. Untuk memasarkan buku, awalnya mereka melalui distributor

toko buku besar seperti Gramedia dan Gunung Agung (Indro, 2016).

Mark Granovetter melihat ekonomi semakin meningkat terpisah,

lingkup yang berbeda dalam masyarakat modern, dengan transaksi ekonomi

didefinisikan tidak lagi oleh kewajiban sosial atau kekerabatan dari mereka

yang bertransaksi, tetapi dengan perhitungan rasional keuntungan individu

(Granovetter, 1985: 482) . Insist Press dalam penerbitan buku terlihat juga

mengutamakan keuntungan dan memperhatikan penerimaan pasar. Mereka

juga tidak terlalu ekslusif, dimana mereka masih mau bekerjasama dengan

pemerintah dalam penerbitan. Sebagaimana yang wawancara penulis dengan

Anwar dari Insist Press:

Secara umum dalam mencetak buku, tidak semuanya dicetak banyak. Ada dua

pertimbangan, yang pertama buku tersebut diperkirakan akan laku di pasar, maka

buku tersebut akan dicetak banyak. Namun jika buku tersebut diperkirakan tidak

terlalu laku di pasaran, mereka hanya mencetak sedikit, yang dijual melalui agen-

agen online atau jual sendiri. Bagi Insist Press, mereka ingin menerbitkan buku

yang dianggap penting untuk dibaca, bukan melulu persoalan pasar. Misalnya buku

Perempuan Rumah Kenangan yang ditulis oleh M. Aan Mansyur, tema tersebut

tidak terlalu laku, namun dianggap penting. Atau buku Erni Aladjai yang temanya

mengenai orang-orang yang termajinalkan di Nusa Tenggara, buku-bukunya tidak

terlalu laku di pasar, namun bagi Insist buku tersebut penting untuk bisa dibaca.

Saat ini sedang menggarap dokumentasi sejarah tentang kemerdekaan orang-orang

Cina sebelum Indonesia merdeka di daerah Kalimantan. Secara kesejarahan belum

diketahui orang banyak, namun bagi Insist Press buku tersebut penting untuk

dibaca.

Insist Press juga tidak terlalu kaku. Beberapa kali juga bekerja sama dengan

lembaga-lembaga pemerintahan, pernah juga bekerja sama dengan Forum

Page 77: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

65

Kesehatan Rakyat untuk menerbitkan buku, karena secara tema dianggap penting.

Pernah pula menerbitkan buku yang kontroversial, Nicotine War. Buku Sekolah Itu

Candu karya Roem Topatimasang (Anwar, 2016)

Marjin Kiri sebagai penerbit lebih mengutamakan pengembangan

wacana literasi. Mereka membuka kerjasama dengan kampus, LSM,

pemerintah dan komunitas. Sebagaimana yang dikatakan oleh Robi dari

Marjin Kiri:

Bazar buku di luar kota selama ini kami menggunakan orang-orang kami sendiri.

Tapi kami juga tidak menutup kemungkinan ada teman-teman kami yang jadi

reseller buku-buku kami. Ada juga kami diminta mendatangkan buku-buku kami

ke acara di Tangsel yang kebetulan diskusi mengenai salah satu buku kami Laela

Kholid, bahkan kami juga membantu menghubungi penerjemahnya, yang menjual

bukunya di acara tersebut panitia acara, bukan Marjin Kiri.

Selama kami bisa support ya kami bantu, entah itu berupa buku ataupun

menghubungi penulis, selama itu masih obyektif, tertib, selama acaranya dan

panitianya jelas. Itu sebagai bentuk upaya kami untuk membangun semangat

literasi. Walaupun dari sisi keuntungan tidak semuanya untung, malah kadang

buntung.

Kami juga punya reseller kami, ada yang titip penerbit, ada juga di jogja toko buku

toga mas. Sebenarnya juga buku-buku kami ada di beberapa kampus juga bukan

kami yang minta. Malah beberapa pihak panitia yang minta untuk mendatangkan

buku kami. Untuk kerjasama dalam menerbitkan buku juga kami terbuka, kami

juga pernah kerjasama dengan LSM TURC, sekitar 4 sampai 5 lembaga kami

sudah kerjasama.

Kami tidak mengikuti komunitas literasi apa pun. Tetapi kami baru sebatas

mengikuti kegiatan komunitas, seperti kegiatan komunitas literasi tangsel. Namun

secara personal, jangankan di tingkat lokal, di komite buku juga kami banyak

membantu. Waktu acara Frankfur Bookfair kami menjadi perwakilan dari delegasi

Indonesia. Bahkan Rony Agustian beberapa kali mengisi acara di sana, menjadi

moderator.

Kami juga memberikan kontribusi untuk memperjuangkan literasi, termasuk ketika

Jokowi membagi-bagikan buku kami juga ikut menyumbang buku hampir 500

ekslempar secara gratis. Kami mensupport untuk wacana literasi pendidikan.

Kemudian kami juga menyiapka buku-buku yang akan disumbangkan. Jadi setiap

buku yang baru terbitkan berapa persen akan kami sumbangkan ke komunitas,

perpustakaan dan lain-lain. Karena kami kan Cuma bisa bantuk buku aja, bukan

bantu uang (Robi, 2016).

Dalam pandangan Ranjay Gulati dan Martin Gargiulo, organisasi

menciptakan hubungan untuk mengelola lingkungan yang tidak pasti, untuk

Page 78: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

66

memenuhi kebutuhan sumber daya mereka, akibatnya mereka memasuki

hubungan dengan organisasi lain yang memiliki sumber daya dan

kemampuan yang dapat membantu mereka mengatasi kendala (Gulati dan

Gargiulo, 1999: 1440).

Dalam wawancara penulis dengan Rony Agustian dari Marjin Kiri,

penulis melihat bahwa memang Marjin Kiri benar-benar serius dalam

pengembangan wacana literasi, dimana mereka membantu memfasilitasi

acara bedah buku, dan bahkan seringkali mereka tidak memperoleh

keuntungan dari acara bedah buku tersebut. Buku kiri yang masih tabu

dikalangan sebagian masyarakat membuat Marjin Kiri beberapakali

mendapatkan penolakan dari dari Gramedia yang merupakan distributor

mainstream. Hambatan dari struktur pemerintah yang pernah melarang

penerbitan buku kiri menunjukkan bahwa gerakan Marjin Kiri seringkali

tidak kondusif dan bekerjasama dengan pihak lain. Rony Agustian

menjelaskan:

Marjin kiri ikut dalam event Kampung Buku Jogja. Sering kali kami ingin

memasukan buku yang kami terbitkan mendapat penolakan dari Gramedia,

alasannya karena isu yang diangkat di buku terbitan kami berkaitan dengan

marxisme. Padahal ketika kami ajukan ke toko buku lain seperti Gunung Agung

dan Toga Mas tidak ada masalah. Kami tidak bergabung di IKAPI, namun ketika

ada rapat IKAPI kami diundang bahkan masuk group chat wahtsapp IKAPI. Bagi

saya jika ingin gabung ke asosiasi kami menginginkan yang lebih konkret dan

fungsinya lebih jelas. Malah kami gabung di asosiasi penerbit indie internasional,

Alliance of Independent Publisher dan gabung di facebook-nya. Gabung di asosiasi

tersebut juga lebih banyak dapat ilmunya dari pada di IKAPI yang hanya

mempelajari trik-trik mendapatkan proyek pengadaan. Di aliansi tersebut kami

membahas hal-hal yang substansial dan keberpihakannya jelas. Ketika saya kabari

mengenai pelarangan buku beberapa waktu lalu mereka siap untuk membantu

advokasi. Kalau di IKAPI kami tidak mendapatkan apa-apa. Waktu sedang

ramainya pelarangan kami sudah mendesak ke Ketua IKAPI untuk membuat

pernyataan, namun mereka lebih memilih untuk diam, tidak ada keberpihakan.

Page 79: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

67

Penerbit lain yang menitipkan buku ke kami jika ada event saja. Komunikasi antar

penerbit harus jalan. Bagi kami semuanya adalah kawan tidak ada pesaing ini itu.

Bahkan dengan gramedia kami juga terus komunikasi. Karena kami perlu

memperluas jaringan. Bazar buku di luar kota selama ini kami menggunakan

orang-orang kami sendiri. Tapi kami juga tidak menutup kemungkinan ada teman-

teman kami yang jadi reseller buku-buku kami.

Ada juga kami diminta mendatangkan buku-buku kami ke acara di Tangsel yang

kebetulan diskusi mengenai salah satu buku kami Laela Kholid, bahkan kami juga

membantu menghubungi penerjemahnya, yang menjual bukunya di acara tersebut

panitia acara, bukan Marjin Kiri.

Selama kami bisa support ya kami bantu, entah itu berupa buku ataupun

menghubungi penulis, selama itu masih obyektif, tertib, selama acaranya dan

panitianya jelas. Itu sebagai bentuk upaya kami untuk membangun semangat

literasi. Walaupun dari sisi keuntungan tidak semuanya untung, malah kadang

buntung (Agustian, 2016)

Buku-buku yang dijual oleh Marjin Kiri adalah tipe buku yang dilarang

pada era pemerintahan Orde Baru. Wacana Marxisme yang revolusioner pada

zaman orde baru memang menjadi momok yang menakutkan, dimana

benturan antara PKI yang beriodeologi Komunis dengan Islam dan militer

masih menjadi trauma bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Kurikulum

sejarah di pendidikan nasional juga masih menjadikan sejarah versi Orde baru

sebagai sebuah kebenaran yang sudah final, sehingga pembongkaran fakta

sejarah baru menjadi sesuatu yang tabu bahkan menakutkan.

Isu kebangkitan PKI terus saja dimunculkan oleh kelompok intoleran

dan bahkan juga oleh tokoh militer, mereka terus menganggap bahwa

kemunculan buku-buku kiri adalah bentuk tanda-tanda kebangkitan PKI, dan

bahkan mereka menganggap bahwa Soeharto adalah pahlawan yang paling

berjasa dalam pemberantasan PKI.

Ultimus menjadi salah satu penerbit yang cenderung keras melawan

isu-isu tersebut melalui buku-buku yang diterbitkannya. Beberapa di

Page 80: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

68

antaranya, mungkin salah satu yang paling booming adalah buku Sejarah

Gerakan Kiri di Indonesia yang secara frontal isinya argumentasi yang

melawan justifikasi yang mereka anggap selama ini masyarakat salah

memahami persoalan kiri di Indonesia. Bahkan dalam menerbitkan buku

tersebut, Ultimus bekerjasama dengan beberapa komunitas dan LSM,

termasuk kerjasama dengan LBH Jakarta, yang juga launching buku tersebut

diadakan di kantor LBH Jakarta.

Granovetter menjelaskan mengenai ikatan yang bisa menjadi jembatan,

dengan syarat ikatan tersebut merupakan sebuah ikatan yang kuat, walaupun

keduanya berasal dari ikatan yang lemah. Ada jarak yang panjang untuk bisa

menghubungkan ikatan tersebut. Seperti halnya jembatan dalam sistem jalan

raya, jembatan lokal dalam jaringan sosial akan lebih signifikan sebagai

hubungan antara dua sektor sejauh itu adalah satu-satunya alternatif bagi

banyak orang - yaitu, sebagai derajatnya meningkat. Jembatan dalam arti

absolut adalah yang lokal dengan tingkat tak terbatas. Dengan logika yang

sama yang digunakan di atas, hanya ikatan yang lemah mungkin adalah

jembatan lokal. Ikatan yang lemah ini kemudian menciptakan jalan yang lebih

pendek, melalui jembatan tadi. Secara intuitif, ini berarti bahwa apa pun yang

disebarkan dapat menjangkau lebih banyak orang, dan melintasi jarak sosial

yang lebih besar (yaitu, panjang jalur), ketika melewati ikatan yang lemah

dan bukannya kuat (Granovetter, 1973:1364-1366).

Page 81: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

69

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelusuran dan penjelasan dari analisis yang telah

dibahas di bab sebelumnya, ada beberapa kesimpulan yang bisa dipahami

mengenai penerbit buku kiri di Indonesia, baik Resist Book, Insist Press,

Ultimus dan Marjin Kiri, bisa mempertahankan eksistensinya sampai hari ini

melalui jaringan sosial ekonomi yang mereka miliki.

Terbentuknya jaringan sosial ekonomi yang dimiliki jaringan penerbit

buku kiri, baik mikro maupun meso tidak bisa dilepaskan dengan konteks

sosial yang ada. Konteks sosial tersebut juga merupakan tantangan yang harus

dihadapi oleh penerbit, seperti stigma komunisme, kondisi pasar yang tidak

terlalu mendukung bagi penerbit buku kiri khususnya, kemudian sumber daya

dan modal yang kecil.

Kesadaran untuk membangun dan memperluas jaringan, dikarenakan

secara sumber daya dan modal mereka yang tidak terlalu kuat, sangat tidak

memungkinkan bisa bertahan jika mereka menjadi sebuah unit usaha yang

terisolasi. Sehingga mereka harus membangun dan memperluas jaringan agar

bisa membuka peluang baru bagi kondisi ekonomi penerbit buku kiri.

Mengenai peluang baru tersebut, terbukti melalui peran dari jaringan

sosial yang dimiliki oleh penerbit buku kiri. Peran jaringan tersebut antara

lain sebagai jembatan untuk menghubungkan penerbit-penerbit buku kiri

Page 82: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

70

dalam meningkatkan mobilitas mereka. Sehingga, jaringan sosial berfungsi

untuk dalam mendapatkan informasi dan mobilisasi yang sebelumnya sulit

untuk bisa dicapai.

B. Saran

Penelitian ini bukanlah final dalam kajian penerbit buku kiri. Artinya

penelitian ini pasti memiliki kelemahan-kelemahan pada titik-titik tertentu.

Penelitian ini hanya membaca bentuk dan proses jaringan sosial ekonomi

yang dimiliki oleh penerit buku kiri, baik Resist Book, Insist press, Ultimus

maupun Marjin Kiri, serta melihat usaha yang dilakukan penerbit buku untuk

mempertahankan bisnisnya melalui jaringan yang dimiliki. Penelitian ini

tidak menggunakan seluruh perspektif sosiologi ekonomi secara

konprehensif.

Namun temuan dan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini kiranya

bisa menjadi masukan terhadap usaha penerbitan buku, khususnya penerbit

buku-buku kiri, untuk mengembangkan jaringan sosial ekonomi mereka.

Sehingga dengan jaringan sosial ekonomi yang mereka miliki bisa

meningkatkan mobilitas dari penerbit buku kiri.

Page 83: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Achwan, Rochman. 2013. Sosiologi Ekonomi di Indonesia. Jakarta: UI Press.

Adhe. 2007. Declare! Kamar Kerja Penerbit Jogja (1998-2007). Yogyakarta:

Octopus.

Ali, As‟ad Said. 2009. Pancasila: Jalan Kemaslahatan Bangsa. Jakarta: LP3ES.

Altbach, Philip G. dan Damtew Teferra. 2000. Bunga Rampai Penerbitan dan

Pembangunan. Jakarta: PT Grasindo.

Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana.

Field, John. ed. 2011. Modal Sosial. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Herlambang, Wijaya. ed. 2015. Kekerasan Budaya Pasca 1965: Bagaimana Orde

Baru Melegitimasi Anti-Komunisme Melalui Seni dan Sastra. Tangerang

Selatan: Marjin Kiri.

Lecrerc, Jacques. 2011. Mencari Kiri: Kaum Revolusioner dan Revolusi Mereka.

Tangerang Selatan: Marjin Kiri.

Moleong, Lexy J. ed. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Paembonan, Taya. 1990. Penerbitan dan Pengembangan Buku Pelajaran di

Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Pakar, Dadi. 2005. Bagaimana Mengapa Penerbitan Buku (Pengantar Ihwal

Penerbitan). Jakarta: IKAPI.

Pambudi, Hassan. 1996. Pedoman Dasar Penerbitan Buku. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

Ritzer, George, Douglas J. Goodman.ed. 2008. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:

Prenada Media Group.

Santoso, Listyono, et al.. 2014. Epistemologi Kiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sargent, Lyman Tower. 1984. Ideologi-Ideologi Politik Kontemporer: Sebuah

Analisis Komparatif. Jakarta: Erlangga.

Silalahi, Uber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Wicaksono, Dirgantara dan Imam Achmad. 2013. Marxisme dan Kehancuran

PKI. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Yatmaka, Yayak, et al..2016. Sejarah Gerakan Kiri Indonesia Untuk Pemula.

Bandung: Ultimus.

Yudotomo, Imam. 2000. Quo Vadis Golongan Kiri Indonesia. Yogyakarta:

CSDS.

Yuliantri, Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M Dahlan. 2008. Lekra Tak Membakar

Buku: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakjat 1950-1965.

Yogyakarta: Merakesumba.

E-Book dan Jurnal Elektronik

Isa, Zubaidah. 1972. Printing and Publishing In Indonesia 1602-1970.

Bloomington: Indiana University. Diunduh 26 Januari 2017 (http://e-

resources.perpusnas.go.id:2071/docview/302700226?pq-

origsite=summon).

Page 84: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

xiv

Granovetter, Mark S. 1973. “The Strength of Weak Ties.” American Journal of

Sociology, 78 (6): 1360-1380

(http://www.jstor.org/stable/2776392).

-----.1985. “Economic Action and Social Structure: The Problem of

Embeddedness.” American Journal of Sociology, 91(3):481-510

(http://www.jstor.org/stable/2780119).

-----. 2005. “Association The Impact of Social Structure on Economic Outcomes.”

The Journal of Economic Perspectives, 29: 33-50

(http://www.jstor.org/stable/4134991)

Gulati, Ranjay and Martin Gargiulo. 1999. “Where Do Interorganizational

Network Come From?“ American Journal of Sociology, 104(5):1439-1493

(http://www.jstor.org/stable/10.1086/210179).

Jaringan Kerja Budaya. 1999. Menentang Peradaban: Pelarangan Buku di

Indonesia. Jakarta: ELSAM. Diunduh 16 Oktober 2016

(http://perpustakaan.elsam.or.id/index.php?p=show_detail&id=2504&key

words=menentang+peradaban).

Maryam, Siti dan Nuryudi. 2014. Penerbitan Buku Refrensi Islam di Indonesia

(Tinjauan Aspek Bisnis dan Non-Bisnis). Jakarta: Pusat Penelitian dan

Penerbitan UIN Jakarta.

Podolny, Joel M. 2001. “Network as the Pipes and Primes of The Market.“

American Journal of Sociology, 107(1):33-60

(http://www.jstor.org/stable/10.1086/3230378).

Ritzer, George. 2009. The Blackwell Encyclopedia of Sociology. Oxford:

Blackwell Publishing.

Taufiqurrohman, Muhammad. 2010. Produksi Budaya/Budaya Produksi Chick Lit

Indonesia di Penerbit Gagas Media. Depok: Universitas Indonesia.

Diunduh 16 Oktober 2016

(http://lib.ui.ac.id/detail?id=128679&lokasi=lokal#horizontalTab2).

Yusuf, Iwan Awaluddin, et al.. 2010. Pelarangan Buku di Indonesia: Sebuah

Paradoks Demokrasi dan Kebebasan Berekspresi. Yogyakarta:

PR2Media. Diunduh 16 Oktober 2016

(http://pr2media.or.id/portfolio/pelarangan-buku-di-indonesia/).

Media Elektronik

“Festival Belok Kiri Dilarang, Ini Kronologinya” 27 Februari 2016.Tempo.

Diakses 4 Desember 2016

(https://m.tempo.co/read/news/2016/02/27/083748759/festival-belok-kiri-

dilarang-ini-kronologinya).

“Melawan Goliat Perdagangan Buku” 2016. Tirto.id Diakses pada 10 Oktober

2016 (www.tirto.net/melawan-goliat-perdagangan-buku-835)

“Miliki Koleksi 570 Buku Kiri, Perpusnas Ralat Pernyataannya.” 2016.

SindoNews. Diakses 1 November 2016

(http://daerah.sindonews.com/read/1109792/174/miliki-koleksi-570-buku-

kiri-perpusnas-ralat-pernyataannya-1463643960).

“Melawan Goliat Perdagangan Buku” 2016. Tirto.id. Diakses pada 10 Oktober

2016 (www.tirto.net/melawan-goliat-perdagangan-buku-835)

Page 85: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

xv

“Pelarangan Peredaran Barang Cetakan Berupa 5 Buah Buku.” 2009. Kejaksaan

Republik

Indonesia. Diakses 29 September 2016

(https://www.kejaksaan.go.id/siaranpers.php?id=244).

“Profil Marjin Kiri.” Marjin Kiri. Diakses pada 7 Agustus 2016.

(http://marjinkiri.com/pages/tentang.htm).

“Profil Insist.” Insist. Diakses pada 20 Oktober 2016

(http://www.insist.or.id/about/insist).

“Profil Penerbit LKiS.”Penerbit LKiS. Diaksespada 20 Oktober 2016

(http://www.lkis.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=

181&Itemid=224).

“Proporsi Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Membaca Selama

Seminggu Terakhir menurut Provinsi, Jenis Bacaan, dan Tipe

Daerah.”2012. Badan Pusat Statistik. Diakses 27 Juni

2016(https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1521/).

“Statistik Market Share Buku di Indonesia” 2014. Ikatan Penerbit Indonesia.

Diakses 10 Oktober 2016 (www.ikapi.org/statistik/)

“Sweeping Buku Kiri, 2 Penerbit Didatangi Tentara dan Polisi” 2016. Tempo.

Diakses 28 September 2016

(https://www.tempo.co/read/news/2016/05/17/078771701/sweeping-buku-

kiri-2-penerbit-didatangi-tentara-dan-polisi/).

“Ultimus, Toko Buku Berbau Kiri di Kota Kembang” 2015.Merdeka. Diakses 2

Oktober 2016. (https://www.merdeka.com/peristiwa/ultimus-toko-buku-

berbau-kiri-di-kota- hujan.html).

Page 86: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

xvi

LAMPIRAN

LAMPIRAN GAMBAR

Page 87: JARINGAN SOSIAL EKONOMI PENERBIT BUKU KIRI DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42801/2/AHMAD... · Sampurna Paku Alam Sejagat yang membimbing penulis secara spiritual.

xvii