Jaringan Data Spasial Nasional

10
Jaringan Data Spasial Nasional TKG 762 : Analisis Data Spasial Lecture : Dr. Lucas Donny Setijadji Name : Andi Faesal Student No : 14/372106/PTK/9820 GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT FACULTY OF ENGINEERING

description

s

Transcript of Jaringan Data Spasial Nasional

Jaringan Data Spasial Nasional

TKG 762 : Analisis Data SpasialLecture : Dr. Lucas Donny Setijadji

Name : Andi FaesalStudent No :14/372106/PTK/9820

GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENTFACULTY OF ENGINEERINGGADJAH MADA UNIVERSITY2014/2015

Peranan Data Spasial Dalam PembangunanData spasial mempunyai peran yang sangat startegis dalam pembangunan nasional. Pemanfaatan data spasial sebagai sumber data merupakan salah satu elemen yang patut diperhatikan guna mencapai sasaran pembangunan global secara efektif dan efisien. Dengan ketersediaan data yang lengkap dan akurat secara spasial akan meningkatkan kualitas pembangunan nasional. Misalnya peningkatan kualitas perencanaan tata ruang. Disamping itu juga untuk mengurangi resiko bencana di daerah perkotaan yang padat penduduk, mengingat Indonesia terletak di daerah rawan bencana. Secara nasional di Indonesia, program spasialisasi perencanaan pembangunan telah dilaksanakan hampir di semua instansi pemerintahan serta adanya suatu inisiatif nasional yakni Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) khususnya dalam kaitan dengan penyediaan data spasial serta aksesnya. Namun demikian, di lapangan masih saja ditemukan adanya data spasial yang belum memenuhi standar nasional. Selain itu juga belum memberikan kemudahan akses serta terbatasnya SDM yang kompeten. Untuk mengatasi persoalan tersebut, instansi pemerintah pembuat data spasial bersepakat untuk bekerjasama dalam satu jaringan kerja yang dituangkan dalam PP No. 85/2007 tentang Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN). PP tersebut mengatur kerjasama antar instansi pembuat data spasial agar data spasial dapat diakses dean diintegrasikan dengan mudah. Data spasial memiliki peranan yang cukup penting dalam pembangunan bangsa. Data spasial digunakan sebagai data teknis dalam operasionalisasi di lapangan. Pemanfaatan JDSN berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas pembangunan nasional, menjamin kualitas data, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta tersedianya platform dalam membangun e-Goverment.Pengertian Jaringan Data Spasial NasionalJaringan Data Spasial Nasional (JDSN) adalah sistem pengelolaan data spasial secara bersama, tertib, terukur, terintegrasi, berkesinambungan, dan berdaya guna. JDSN, yang terdiri atas simpul jaringan dan penghubung, yang berfungsi sebagai sarana pertukaran dan penyebarluasan data spasial. Dalam perjalanannya, saat ini sudah tergabung 14 instansi pemerintah yang terkait dengan pengadaan data spasial. 14 Instansi tersebut tengah berupaya menerapkan Perpres No. 85 Tahun 2007 yang, antara lain, mengamanatkan pembentukan unit kliring simpul jaringan, kebijakan penganggaran, serta kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM. Bakosurtanal juga sudah menandatangani MoU dengan beberapa perguruan tinggi yang berfungsi sebagai Pusat Infrastruktur Data Spasial. Pada tahun 2009 diharapkan Perpres tersebut sudah diimplementasikan di tingkat pusat, walau ada kemungkinan beberapa daerah secara paralel akan menerapkannya. Data spasial yang akan diinformasikan dalam portal JDSN di antaranya berupa jalan, kebun, hutan, dan rumah. Jika data yang dikumpulkan sudah lengkap, tidak tertutup kemungkinan bisa dilakukan pencarian tempat tinggal berdasarkan Single Identity Number (SIN). Sayangnya, data yang sebelumnya telah dibuat oleh masing-masing institusi untuk kepentingan sendiri, kini menjadi tumpang-tindih sehingga tidak seragam antara satu instansi dengan instansi lainnya. Untuk itu, data spasial yang ada perlu diseragamkan agar lebih akurat dan jelas. Menurut Perpres No. 85/2007 Pasal 4, JDSN terdiri atas Simpul Jaringan dan Penghubung Simpul Jaringan. Sementara itu, pada Pasal 5 tertulis, Simpul Jaringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 meliputi: departemen, kementerian negara, dan lembaga pemerintah non-departemen, yang melaksanakan tugas pemerintahan di berbagai bidang. Simpul Jaringan bertugas, di antaranya, melakukan kegiatan pengumpulan, pemeliharaan dan pemutakhiran, melakukan pertukaran dan penyebarluasan, serta menyediakan dataspasial yang mudah diakses masyarakat. Selain instansi pemerintah sebagai Simpul Jaringan, Bakosurtanal juga membuat kesepakatan kerja sama dengan tiga perguruan tinggi, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Pakuan. Kerja sama dengan perguruan tinggi tersebut diharapkan akan mendukung pilar-pilar JDSN, terutama pilar teknologi dan SDM. Sementara itu, untuk makin memantapkan posisi JDSN, payung hukum guna menata informasi geo-spasial masih terus diperjuangkan. Saat ini sebuah tim dari Bakosurtanal sedang menyusun draf RUU Tata Informasi Geografis (atau Geospasial). Dengan adanya UU ini diharapkan data dan informasi spasial bisa betul-betul membuat penyelenggaraan pemerintahan kita menjadi makin cerdas secara spasial. Namun, harapan utama adalah, sesuai rencana awal, pada 2012 sistem JDSN bisa beroperasi secara penuh. Situs JDSN ini akan dipusatkan pada website Bakosurtanal yang terhubung dengan berbagai situs instansi pemerintah lainnya yang akan menyediakan data sesuai dengan bidang tugasnya.Simpul Jaringan Data Spasial Nasional Sistem Informasi Geografis Prasarana Transportasi, sebagai salah satu simpul dari Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN), merupakan langkah yang strategis dalam pembangunan infrastruktur data spasial nasional. Tautan di bawah ini merupakan tautan yang mengaitkan JDSN di masing-masing instansi pemerintahan. NoIntansi Keterangan tipeskala

1Kementrian perhubunganhttp://gis.dephub.go.id/ArcGIS/ServicesArcGIS Service1:250.0001:100.000

2Kementrian PU dan PRhttp://sigi.pu.go.id/arcgis/servicesArcGIS Service1:250.0001:100.000

3bakosurtanalhttp://geoservices.bakosurtanal.go.id/ArcGIS/ServicesArcGIS Service1:250.0001:100.0001:50.000

4Kementraian kehutananhttp://webgis.dephut.go.idArcGIS Service1:100.0001:250.000

5Kementrain pertanianhttp://gis.deptan.go.idArcGIS Service1:100.0001:250.000

Manfaat Jaringan Data Spasial NasionalJaringan Data Spasial Nasional (JDSN) yang dikelola Badan Koordinasi Survei dan Pemataan Nasional (Bakosurtanal) dan Departemen Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bisa dimanfaatkan oleh berbagai pihak terkait, baik institusi pemerintah maupun swasta. JDSN dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan sesuai dengan bidang konsentrasi dari instansi yang akan memanfaatkannya seperti perencanaan pembangunan, mencari daerah padat pemukiman dan daerah terbuka, mencari daerah kaya dan miskin, dan sebagainya. Dengan peta yang sangat detil tersebut, maka perencanaannya sampai anggaran biayanya mudah dilakukan. Dengan diterbitkannya Perpres No 85 tahun 2007 tentang JDSN, menjadi lebih jelas siapa melakukan apa. Maksudnya, siapa lembaga pengelola dan siapa lembaga pengakses, sehingga bisa dilakukan efisiensi anggaran yang sangat besar. Bagi pemerintah atau kalangan bisnis, data ini bisa dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan. Dengan data tersebut, instansi pemerintah bisa membuat program yangsesuai dengan kondisi riil di lapangan. Jadi, tak bisa lagi memanipulasi anggaran. Perencanaan pembangunan tak bisa lagi tidak spasial. Efisiensi tercapai karena tak ada lagi tumpang-tindih pekerjaan. Selain itu, datanya multiguna, mudah diakses, dan bisa meningkatkan perekonomian. Pemanfaatan data spasial nasional ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penganggaran dan economic returns, karena di Indonesia, faktor economic returns ini belum banyak diperhitungkan. Dengan menggunakan data JDSN, economic returns meningkat, efisiensi meningkat dan pada akhirnya meningkatkan ekonomi dan mendorong sektor swasta. JDSN akan sangat bermanfaat baik bagi pemerintah maupun dunia usaha karena data dan informasi spasial merupakan komoditas yang strategis. Kebutuhan dan manfaat akan data dan informasi spasial dirasakan oleh seluruh kalangan, baik institusi pemerintah, swasta, perguruan tinggi, maupun masyarakat umum. Bagi pemerintah, integrasi data spasial akan membantu dalam melakukan analisis, seperti penanganan bencana, epidemi, maupun peta kemiskinan.Informasi dan data geospasial mempunyai kontribusi untuk pengambilan keputusan, termasuk keputusan di sector investasi. Di Indonesia, aplikasi geospasial telah terbukti dapat mengoptimalkan strategi pemasaran. Perusahaan jasa telepon seluler dapat memanfaatkan data ini untuk menentukan lokasi menara BTS, usaha perbankan memanfaatkannya untuk menetapkan lokasi ATM, termasuk juga perusahaan minuman menggunakannya untuk optimasi rute dan distribusi produk. Investor bisa menghemat biaya untuk survei ke lokasi. Jadi berfungsinya sistem ini akan mempengaruhi kegiatan ekonomi.Persiapan Penggunaan Jaringan Data Spasial NasionalSesuai Perpres 85 Tahun 2007 tentang Jaringan Data Spasial Nasional (JSDN) menyatakan Bakorsurtanal bertanggungjawab sebagai penyedia simpul JDSN dari 15 institusi pemerintah pusat, dan instansi pemerintah di tingkat propinsi sampai kabupaten/kota sebagai penyedia data dengan pengguna data geospasial. Oleh karena itu, laman JDSN akan dipusatkan pada laman Bakosurtanal yang terhubung (hyperlink) dengan berbagai situs instansi pemerintah dari pusat sampai daerah yang akan menyediakan data sesuai dengan bidang tugasnya masingmasing. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) sebagai penanggung jawab sistem Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) menargetkan situs JDSN bias dioperasikan dan diakses masyarakat secara penuh pada 2012. Sebagai persiapan menuju operasional situs JDSN pada 2012, berbagai pemangku kepentingan tersebut telah menyepakati beberapa hal antara lain masing-masing instansi menyediakan data sesuai bidangnya, adanya standarisasi data dan pengolahannya, dan adanya tim teknis dan forum pertemuan untuk membahas berbagai hal terkait JDSN. Setiap instansi yang terlibat atau menjadi simpul jaringan diharapkan dapat menghasilkan data spasial berikut metadata (informasi tentang data) yang berkualitas yang terintegrasi ke dalam suatu sistem jaringan nasional. Integrasi data spasial akan sangat membantu untuk melakukan analisis seperti penanganan bencana, penanganan epidemic maupun peta kemiskinan. Akan tetapi tentu saja informasi rahasia tidak akan dapat diakses oleh publik serta beberapa data hanya dapat diakses dengan membelinya.

Harapan KedepanUntuk kedepan, pengembangan JDSN haruslah lebih diintensifkan agar terjalin koordinasi lintas sektor dan lintas instansi yang efektif dan efisien sehingga dapat mendukung pembangunan nasional secara terintegrasi. Dalam pengembangan sistem ini diperlukan komitmen bersama dari semua pihak terkait untuk selalu peduli pada pengembangan sistem tersebut. Seperti dikutip dari pernyataan Direktur Penataan Ruang Nasional, Direktur Jenderal Penataan Ruang, Departemen Pekerjaan Umum (Deni, 2007) ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bagi kita semua seperti:1. Perlu adanya dasar hukum yang mengatur mekanisme dan prosedur kerja yang dapat diacu bersama dalam rangka perwujudan/implementasi JDSN. Dengan adanya kepastian hukum, diharapkan upaya penyediaan, pengelolaan, pendistribusian dan penyebarluasan, serta data sharing dapat berjalan dengan dilandasi oleh kekuatan hukum, termasuk pembakuan kelembagaan dan tata kerja pengembangan dan pengelolaan data spasial, baik di tingkat pusat maupun di daerah.2. Perlu dilakukan standarisasi data spasial yang selanjutnya menjadi acuan oleh seluruh pihak yang terkait dalam rangka implementasi JDSN. Standar yang telah dibakukan diharapkan dapat didukung oleh komitmen berbagai pihak, baik di tingkat pusat maupun di daerah, sehingga kendala-kendala teknis dalam data sharing dapat diminimalkan.3. Perlu dilakukan percepatan penyediaan peta dasar dengan tingkat ketelitian yang memadahi (skala 1:25.000) untuk seluruh wilayah yang sangat diperlukan dalam perencanaan pembangunan. Diharapkan peta dasar tersebut dapat didistribusikan ke seluruh pihak terkait, baik di pusat maupun di daerah. Hal ini sangat mendukung kebijakan pemerintah yang tertuang dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya terkait dengan upaya penyesuaian substansi rencana tata ruang wilayah dan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah dalam tempo yang relatif singkat (dua tahun).4. Perlu dikembangkan capacity building JDSN, khususnya kesiapan sumber daya manusia yang handal, baik kualitas maupun kuantitas, dalam penyediaan, pengelolaan, pendistribusian/ penyebarluasan dan pelaksanaan data sharing, serta penguasaan teknologi dalam rangka implementasi JDSN.5. Perlu optimalisasi dalam implementasi perangkat lunak yang interoperabilitas dalam rangka data sharing. Untuk itu, Sistem Informasi Geografis berbasis Web harus terus dikembangkan, khususnya dalam pengembangan elemen sistemnya seperti infrastruktur, data, kelembagaan dan SDM-nya.REFERENSIApriyana nana, 2009. Pengembangan Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN). BKTRNdephub.go.idhttp://penataanruang.pu.go.id/