Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

19
JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT (JPKM) A. PENDAHULUAN Peran serta masyarakat adalah syarat mutlak bagi keberhasilan ,kelangsungan dan kemandirian pembangunan , termasuk pembangunan di bidang kesehatan. Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan diwujudkan antara lain dengan menjalankancara “hidup sehat”, penyelenggara pelbagai upaya/pelayanan kesehatan dan dalam membiayai pemeliharaan kesehatan. Peran serta masyarakat (termasuk swasta) dalam pembiayaan pemeliharaan kesehatan terlaksana antara lain dengan bentuk: (1) Pengeluaran biaya langsung untuk kesehatan (2) Dana sehat yakni pengumpulan dana masyarakat untuk kesehatan berlandaskan semangat gotong royong berazaskan usaha bersama dan kekeluargaan yang telah dikenal sejak tahun 1970-an di banyak desa, (3) Asuransi sosial di bidang kesehatan antara lain program PT. Askes dan program JPK Jamsostek serta PT.Jasa Raharja yang pendanaannya berasal dari I uran wajib para peserta berdasarkan Undang-undang, (4) Pelbagai bentuk pembiayan ksehatan pra -upaya swasta, yang sedang berkembang di Indonesia. 1

description

jpkm

Transcript of Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

12

JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT (JPKM)

A. PENDAHULUAN

Peran serta masyarakat adalah syarat mutlak bagi keberhasilan ,kelangsungan dan kemandirian pembangunan , termasuk pembangunan di bidang kesehatan. Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan diwujudkan antara lain dengan menjalankancara hidup sehat, penyelenggara pelbagai upaya/pelayanan kesehatan dan dalam membiayai pemeliharaan kesehatan. Peran serta masyarakat (termasuk swasta) dalam pembiayaan pemeliharaan kesehatan terlaksana antara lain dengan bentuk:(1) Pengeluaran biaya langsung untuk kesehatan (2) Dana sehat yakni pengumpulan dana masyarakat untuk kesehatan berlandaskan semangat gotong royong berazaskan usaha bersama dan kekeluargaan yang telah dikenal sejak tahun 1970-an di banyak desa,(3) Asuransi sosial di bidang kesehatan antara lain program PT.Askes dan program JPK Jamsostek serta PT.Jasa Raharja yang pendanaannya berasal dari Iuran wajib para peserta berdasarkan Undang-undang, (4) Pelbagai bentuk pembiayan ksehatan pra -upaya swasta, yang sedang berkembang di Indonesia.Peran masyarakat yang cukup besar dalam pembiayaan kesehatan ini masih perlu di dodorong agar dikelola dengan lebih efektif dan efisien, karena nya masih berupa pengeluaran biaya langsung yang tidak terencana dan masih merupakan beban perorangan yang belum diringankan dengan usaha bersama dan kekeluargaan.Sementara itu, keberhasilan pembangunan selama PJP I telah membawa Indonesia kepada beberapa tantangan baru,yaitu :1) perubahan demografi dengan meningkatnya penduduk usia kerja danusia lanjut,2) perubahan sosio-ekonomi dengan meningkatnya industrialisasi,pendapatan perkapita dan tuntutan terhadap mutu pelayanan masyarakat,3) perubahan pola penyakit dengan meningkatnya penyakit tidak menular,gangguan akibat kemunduran fungsi tubuh,keganasan dsb,serta4) perkembangan iptek di bidang kesehatanyang disamping memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan,juga cenderung menjadikan pelayanan kesehatan lebih canggih dan mahal.

Selain menimbulkan beban ganda bagi pembangunan kesehatan,pelbagai perubahan tersebut juga akan meningkatkan pembiayaan kesehatan, yang bila tidak dikendalikan dapat menghambat pemerataan dan peningkatan mutu upaya kesehatan; sehingga dapat menghambat tercapainya peningkatan derajat kesehatan dan produktivitas bangsa. Sering dikemukakan bahwa pelayanan kesehatan akan dapat lebih bermutu dan lebih merata kalau tersedia cukup dana untuk meningkatkannya. Namun yang acapkali terjadi adalah bahwa penambahan dana malah menaikkan biaya kesehatan bila sitem kesehatannya tidak dikelola untuk mencegah terjadinya inefisiensi penggunaan dana. Lagi pula sitem pelayanan kesehatan yang inefisienitu, akan selalu menghabiskan dana yang ada, berapapun penambahannya. Pengalaman itu mengajarkan bahwa perbaikan dalam sistem pemeliharaan kesehatan kepada masyarakat, memerlukan perubahan dan peningkatan sekaligus serta serentak atas tiga hal, sebagai berikut:1. perbaikan sistem pelayanan kesehatan, sehingga pelaksanaannya menjadi lebih efisien, lebih efektif dan lebih bermutu.2. perbaikan sistem pembiayaan kesehatan berdasarkan dana pra-upaya sedemikian rupa, sehingga pengelolaannya lebih rasional.3. peningkatan peranserta masyarakat, sehingga pemeliharaan kesehatan dirasakan sebagai tanggung jawab dan usaha bersama.Upaya pemeliharaan kesehatan dapat membawa hasil yang diharapkan, bila diberikan penekanan yang sama kepada ketiga hal tersebut secara serentak dan sekaligus. Dengan demikian, harus dikembangkan suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang merangkum ke tiga hal tersebut dan diarahkan pada:1. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan agar dapat secara efektif dan efisien dan efisien meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.2. Pengendalian biaya ,agar pelayanan kesehatan dapat lebih terjangkau oleh setiap orang.3. Pemeratan upaya kesehatan dengan peranserta masyarakat, agar setiap orang dapat menikmati hidup sehat.Pengendalian biaya umpamanya jangan menyebabkan mutu dan pemerataan menurun.Usaha meningkatkan mutu tidak perlu berarti biaya menjadi tidak terjangkau. Begitu pula, peningkatan pemerataan jangan mengakibatkan mutu menurun. Cara pengendalian terpadu terhadap ke tiga hal inilah yang kemudian dirumuskan sebagai JPKM. Sebenarnya dalam setiap upaya pembangunan kesehatan, hal-hal ini perlu Untuk menjamin meningkatkanya derajat kesehatan masyarakat melalui pemerataan dan peningkatan mutu upaya kesehatan serta pengendalian pembiayaan kesehatan di masa yang penuh tantangan ini, UU no.23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah menggariskan JPKM sebagai suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang terpadu dengan pembiayaannya. JPKM juga merupakan cara pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan sebagai suatu usaha bersama guna mengefektifitaskan dan mengefisienkan pembiayaan yang sebagian besar kurang lebih 70% sudah berasal dari masyarakat. Jadi,pengembangan JPKM sejalan dengan kebijakan untuk menungkatkan peran serta masyarakat dalam upaya penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan dengan lebih memusatakan peran pemerintah untuk mengatur,membina dan menciptakan iklim yang semakin mendiorong ningkatan peran serta masyarakat itu.

B. DEFINISIJPKM menurut UU 23 tahun 1992 adalah penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan yang berkesinambungan dan dengan mutu yang terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan secara pra-upaya.JPKM merupakan model jaminan kesehatan pra-bayar yang mutunya terjaga dan biayanya terkendali, JPKM dikelola oleh suatu badan penyelenggara ( bapel ) dengan menerapkan jaga mutu dan kendali biaya. Masyarakat yang ingin menjadi peserta/anggota mendaftarkan diri dalam kelompok-kelompok ke bapel dengan membayar iruan di muka.Peserta akan memperoleh pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang dengan pelayanan tingkat pertama sebagai ujung tombak, yang memenuhi kebutuhan utama kesehatannya dengan mutu terjaga dan biaya terjangkau.Pemberi pelayanan kesehatan ( PPK ) adalah bagian dari jaringan pelayanan kesehatan yang dikontrak dan dibayar praupaya/ di muka oleh bapel, sehingga terdorong untuk memberikan pelayanan paripurna yang terjaga mutu dan terkendali biayanya. Jaringan pelayanan berjenjang terdiri atas pelayanan tingkat pertama/Primer, sekunder dan tertier. Pemberi pelayanan tingkat pertama (PPK-1) dapat berupa dokter umum/dokter keluarga, dokter gigi, bidan praktek, puskesmas, balkesmas, maupun klinik yang dikontrak oleh bapel JPKM yang bersangkutan. Selanjutnya bila diperlukan akan dirujuk ke tingkat sekunder (PPK-2), yakni praktek dokter spesialis, kemudian dapat dilanjutkan ke tingkat tertier ( PPK-3 ) yaitu pelayanan spesialistik di rumah sakit untuk pemeriksaan atau rawat inap.Di negara-negara maju sering dikenal sebagaiManage Care, salah satu model pelayanan yang dianggap paling efektif dan efisien dalam pemeliharaan kesehatan sesuai dengan perkembangan zaman. Di Indonesia sistem JPKM ( Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat) secara prinsip merupakan adopsi darimanage care.Manage Careadalah suatu pelayanan kesehatan yang menyeluruh, yang dilaksanakan secara berjenjang dengan pelayanan kesehatan tingkat pertama sebagai ujung tombak, serta didukung oleh pembiayaan di muka (pre payment) dan pra upaya (prospective payment).Masyarakat memerlukan jaminan pemeliharaan kesehatan yang dibiayai dengan iuran bersama, karena :1. Biaya pemeliharaan kesehatan cenderung makin mahal seiring dengan perkembangan iptek dan pola penyakit degeneratif akibat penduduk yang makin menua.2. Pemeliharaan kesehatan memerlukan dana yang berkesinambungan.3. Tidak setiap orang mampu membiayai pemeliharaan kesehatan nya sendiri, Sakit dan musibah dapat datang secara tiba-tiba.4. Pembiayaan pemeliharaan kesehatan yang dilakukan secara sendiri-sendiri cenderung lebih mahal dan tidak menjamin terpeliharanya kesehatan karena bersifat kuratif semata.5. Beban biaya perorangan dalam pemeliharaan kesehatan menjadi lebih ringan bila ditanggung bersama. Dana dari iuran bersama yang terkumpul pada JPKM dapat menjamin pemeliharaan kesehatan peserta.

C. Tujuan, Sasaran, dan ManfaatJPKM bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui:1. Jaminan pemeliharaan kesehatan sesuai kebutuhan utama peserta yang berkesinambungan.2. Pelayanan kesehatan paripurna yang lebih bermutu dengan biaya yang hemat dan terkendali.3. Pengembangan kemandirian masyarakat dalam membiayai pelayanan kesehatan yang diperlukan.4. Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat.Sasaran dari diselenggrakannya JPKM, yaitu karyawan perusahaan/ dunia usaha, seluruh anggota keluarga/ masyarakat, mahasiswa/pelajar, organisasi sosial dan masyarakat.JPKM dirancang untuk memberi manfaat kepada semua pihak yang terkait dengan pemeliharaan kesehatan, baik masyarakat konsumen jasa kesehatan sendiri, para Pemberi Pelayanan Kesehatan ( PPK ) di jenjang pelayanan tingkat pertama, sekunder maupun tersier, serta dunia usaha. Berikut ini manfaat bagi berbagai pihak tersebut :1.Manfaat bagi Masyarakata. Masyarakat memperoleh pelayanan paripurna (preventif, Promotif, Kuratif, rehabilitatif) dan bermutu.b. Masyarakat mengeluarkan biaya yang ringan untuk kesehatan, karena azas usaha bersama dan kekeluargaan dalam JPKM memungkinkan terjadi nya subsidi silang: dimana yang sehat membantu yang sakit, yang muda membantu yang tua/balita dan yang kaya membantu yang miskin.c. Masyarakat terlindung/terjamin dalam memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan utamanya.d. Terjaminnya pemerataan pelayanan kesehatan yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.2.Manfaat bagi PPK :a. PPK dapat merencanakan pelayanan kesehatan yang lebih efisien dan efektif bagi peserta karena ditunjang sistem pembayaran dimuka/praupaya.b. PPK akan memperoleh balas jasa yang makin besar dengan makin terpeliharanya kesehatan peserta (konsumen).c. PPK dapat lebih meningkatkan prefesionalisme, kepuasan kerja dan mengembangkan mutu pelayanan.d. Sarana pelayanan tingkat primer, sekunder dan tersier, yang selama ini menerapkan tarif wajar akan mendapat pasokan dana lebih banyak apabila masyarakat telah ber JPKM dari tarif riil yang diberlakukan dalam JPKM.Sarana Pelayanan (terutama pada tingkat ke tiga) yang selama ini sudah mahal memang akan mengalami penurunan pasokan dana dari jasa pelayanan karena efisiensi dalam JPKM.3.Manfaat bagi Dunia Usaha :a. Pemeliharaan kesehatan karyawan dapat terlaksana secara lebih efisien dan efektif.b. Biaya pelayanan kesehatan dapat direncanakan secara tepat.c. Pembiayaan untuk pelayanan menjadi lebih efisien karena penerangan sistem pembayaran pra-upaya bagi jasa pelayanan kesehatan, dibandingkan dengan sistem klaim, ganti rugi atauFee For service (balas jasa pasca pelayanan).d. Terjaminnya kesehatan karyawan yang pada gilirannya mendorong peningkatan produktivitas.e. Merupakan komoditi baru yang menjanjikan bagi dunia usaha yang akan menjadi Bapel.4.Manfaat bagi Pemerintah/Pemda:a. Pemda memperoleh masyarakat yang sehat dan produktif dengan biaya yang berasal dari masyarakat sendiri.b. Subsidi pemerintah dapat dialokasikan kepada yang lebih memerlukan, utamanya bagi masyarakat miskin.c. Pembayaran pra-upaya dalam JPKM memakai perhitungan unitcost riil/ non subsidi, sehingga pemda dapat menyesuaikan tarif bagi masyarakat mampu.d. Pengeluaran pemda untuk membiayai bidang kesehatan dapat lebih efisien.

D.PenyelenggaraJPKM merupakan model jaminan kesehatan pra bayar yang mutunya terjaga dan biayanya terkendali. JPKM dikelola oleh suatubadan penyelenggara(bapel) dengan merepakan jaga mutu dan kendali biaya.Pesertaakan memperoleh pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang dengan pelayanan tingkat pertama sebagai ujung tombak, yang memenuhi kebutuhan utama kesehatannya dengan mutu terjaga dan biaya terjangkau.Pemberi pelayanan kesehatan (PPK) adalah bagian dari jaringan pelayanan yang dikontrak dan dibayar pra-upaya/dimuka oleh Bapel, sehingga terdorong untuk memberikan pelayanan paripurna yang terjaga mutu dan terkendali biayanya.Jaringan pelayanan berjenjang terdiri atas pelayanan tingkat pertama (primer), sekunder, dan tersier. PPK I dapat berupa dokter umum/ dokter keluaraga, dokter gigi, bidan praktek, puskesmas, balkesmas, maupun klinik yang dikontrak oleh bapel JPKM yang bersangkutan. Jika diperlukan akan dirujuk ke tingkat sekunder ( PPK II) yakni praktek dokter spesialis, kemudian dapat dilanjutkan ke tingkat tersier ( PPK III)yaitu pelayanan spesialistik di rumah sakit untuk pemeriksaan atau rawat inap.

E.Landasan Hukum PenyelenggaraanPasal 1 No. 15 dan pasal 66 dari UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah diatur lebih lanjut dalam serangkaian Keputusan Menteri Kesehatan, sebagai berikut:a. Permenkes no. 571/1993 tentang penyelenggara program JPKM.b. Permenkes no. 527/1993 tentang paket pemeliharaan kesehatan.c. SK Menkes no. 595/1993 tentang standard pelayanan medis.d. SK Menkes no. 378/1995 tentang penunjukan Ditjen Binkesmas sebagai penanggung jawab pengembangan JPKM.e. Permenkes no. 568/1996 tentang perubahan atas peraturan Menteri Kesehatan no. 571/1993.f. SK Menkes no. 56/1996 tentang pengembangan dokter keluarga dalam penyelenggaraan program JPKM.g. SK Menkes no. 172/1999 tentang Badan Pembina JPKM.F.Kendala1. Rendahnya minat masyarakat untuk menjadi peserta JPKM. Hal ini dapat karena faktor sosialiasi, pemahaman untuk menerima konsep asuransi dan program JPKM, masih banyaknya institusi/ perorangan pelayanan kesehatan yang relatif murah.2. Tidak siapnya aparat yang menangani program JPKM. Pengelolaan kesehatan masih dipahami sebagai prinsip sosial dan masil mengandalkan subsidi pemerintah.3. Pemberi Pelayanan Kesehatan belum siap dengan konsep kapitasi. Sulit merubah PPK dari orientasi sakit dengan sistem pemayaran fee for service ke orientasi sehat.dengan sistem pembayaran kapitasi.4. Bapel JPKM masih dianggap belum berpengalaman.5. Komitmen pemerintah rendah.

G. PENINGKATAN MUTUPeran serta masyarakat adalah syarat mutlak bagi keberhasilan, kelangsungan, dan kemandirian pembangunan, termasuk pembangunan di bidang kesehatan yang diwujudkan antara lain dengan menjalankan cara hidup sehat, penyelenggaraan berbagai upaya/pelayanan kesehatan dan dalam membiayai pemeliharaan kesehatan.Dalam pembiyaan pemeliharaan kesehatan, peran serta masyarakat termasuk swasta terjadi dalam bentuk:1) Pengeluaran biaya langsung untuk kesehatan, yaitu dengan melakukan transaksi antara pelayanan kesehatan dan pasien dengan biaya tunai.2) Dana sehat yakni pengumpulan dana masyarakat untuk kesehatan berlandaskan semangat gotong royong berazaskan usaha bersama dan kekeluargaan yang telah dikenal sejak tahun 1970-an di banyak desa,3) Asuransi sosial di bidang kesehatan antara lain program PT. Askes dan program JPK Jamsostek serta PT.Jasa Raharja yang pendanaannya berasal dari iuran wajib para peserta berdasarkan Undang-undang, dan4) Berbagai bentuk pembiayan kesehatan pra -upaya swasta, yang sedang berkembang di Indonesia.Peran masyarakat yang cukup besar dalam pembiayaan kesehatan ini masih perlu di didorong agar dikelola dengan lebih efektif dan efisien, karena nya masih berupa pengeluaran biaya langsung yang tidak terencana dan masih merupakan beban perorangan yang belum diringankan dengan usaha bersama dan kekeluargaan.Sementara itu, keberhasilan pembangunan selama PJP I telah membawa Indonesia kepada beberapa tantangan baru, yaitu :1)Perubahan demografi dengan meningkatnya penduduk usia kerja dan usia lanjut akan berisiko meningkatkan angka kesakitan.2)Perubahan sosio-ekonomi dengan meningkatnya industrialisasi, pendapatan perkapita, dan tuntutan terhadap mutu pelayanan masyarakat,3)Perubahan pola penyakit dengan meningkatnya penyakit tidak menular, gangguan akibat kemunduran fungsi tubuh, keganasan dan lain sebagainya, serta4)Perkembangan IPTEK di bidang kesehatan yang disamping memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan, juga cenderung menjadikan pelayanan kesehatan lebih canggih dan mahal.Selain menimbulkan beban ganda bagi pembangunan kesehatan, berbagai perubahan tersebut juga akan meningkatkan pembiayaan kesehatan, yang bila tidak dikendalikan dapat menghambat pemerataan dan peningkatan mutu upaya kesehatan. Sehingga dapat menghambat tercapainya peningkatan derajat kesehatan dan produktivitas bangsa.Sering dikemukakan bahwa pelayanan kesehatan akan dapat lebih bermutu dan lebih merata jika tersedia cukup dana untuk meningkatkannya. Namun yang sering terjadi adalah bahwa penambahan dana malah akan menaikkan biaya kesehatan bila sistem kesehatannya tidak dikelola untuk mencegah terjadinya infisiensi penggunaan dana.Selain itu sistem pelayanan kesehatan yang infisiensi, akan selalu menghabiskan dana yang ada, berapapun penambahannya. Pengalaman itu mengajarkan bahwa perbaikan dalam sistem pemeliharaan kesehatan kepada masyarakat, memerlukan perubahan dan peningkatan sekaligus serentak atas tiga hal, sebagai berikut:1.Perbaikan sistem pelayanan kesehatan, sehingga pelaksanaannya menjadi lebih efisien, lebih efektif dan lebih bermutu.2.Perbaikan sistem pembiayaan kesehatan berdasarkan dana pra-upaya sedemikian rupa, sehingga pengelolaannya lebih rasional.3.Peningkatan peran serta masyarakat, sehingga pemeliharaan kesehatan dirasakan sebagai tanggung jawab dan usaha bersama.Upaya pemeliharaan kesehatan dapat membawa hasil yang diharapkan, bila diberikan penekanan yang sama kepada ketiga hal tersebut secara serentak dan sekaligus. Dengan demikian, harus dikembangkan suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang merangkum ke tiga hal tersebut dan diarahkan pada:a.Peningkatan mutu pelayanan kesehatan agar dapat secara efektif dan efisien meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.b.Pengendalian biaya, agar pelayanan kesehatan dapat lebih terjangkau oleh setiap orang.c.Pemeratan upaya kesehatan dengan peran serta masyarakat, agar setiap orang dapat menikmati hidup sehat.Untuk menjamin meningkatkanya derajat kesehatan masyarakat melalui pemerataan dan peningkatan mutu upaya kesehatan serta pengendalian pembiayaan kesehatan, UU no.23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah menggariskan JPKM sebagai suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang terpadu dengan pembiayaannya.JPKM juga merupakan cara pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan sebagai suatu usaha bersama guna mengefektifitaskan dan mengefisienkan pembiayaan yang sebagian besar kurang lebih 70% sudah berasal dari masyarakat.Jadi, pengembangan JPKM sejalan dengan kebijakan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan dengan lebih memusatkan peran pemerintah untuk mengatur, membina, dan menciptakan iklim yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat.

H.PENUTUP Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran dan kesehatan yang bermutu dengan bisys terjangkau sudah tidak dapat ditunda lagi dengan JPKM yang menata sistem pembiayaan dan sistem, pelayanan kesehatan diharapkan kebutuhan tersebut akan terpenuhi secara efektif dan efisien. Keberhasilan dari JPKM tidak terlepas dari peran aktif para pelaku JPKM yang terdiri dari peserta, Pemberi Pelayanan Kesehatan ( PPK ), Badan Penyelenggara ( BAPEL ), Serta Pemerintah selaku Badan Pembina ( Bapim ). Dalam Penyelenggaraan JPKM, dokter keluarga diperlukan sebagai pelaksana pelayanan kesehatan primer yang dapat menjalankan kendali mutu guna meningkatkan kesehatan keluarga yang menjadi mitra binaannya, menuju peningkatan kesehatan segenap masyarakat dalam rangka mendukung tercapainya Indonesia Sehat 2010.

1