JalannyaProgramBPJS&Hambatan.docx

download JalannyaProgramBPJS&Hambatan.docx

of 5

Transcript of JalannyaProgramBPJS&Hambatan.docx

  • 8/16/2019 JalannyaProgramBPJS&Hambatan.docx

    1/5

    Jalannya program BPJS kesehatan dan hambatannya.

    Sudah dua tahun lebih program BPJS Kesehatan berjalan. Layanan asuransi kesehatan nasional

    ini diakui telah membantu sebagian besar rakyat Indonesia dalam akses kesehatan yang dulu

    terlampau mahal dan sulit dijangkau. Dengan adanya BPJS Kesehatan maka akses kesehatan

    yang dulu hanya bisa dijangkau oleh kelas-kelas menengah atau pun menengah atas, makahadirnya BPJS Kesehatan telah membuat akses kesehatan menjadi mudah dan terjangkau bagi

    golongan menengah baah di Indonesia. BPJS Kesehatan ini tidak sepenuhnya berjalan dengan

     baik, karena masih ditemukan hambatan dalam pelaksanaannya. !asih banyak "a"at disana-sini

    dalam pelaksanaan program asuransi kesehatan nasional ini. #ambatan dapat di uraikan sebagai

     berikut

    Defisit

    Permasalahan utama adalah defisit  yang terjadi dalam penyelenggaraan program BPJS

    Kesehatan. De$isit yang terjadi adalah biaya kesehatan lebih besar daripada penerimaan iuran peserta BPJS Kesehatan. !inimnya jumlah iuran yang terkumpul menyulitkan BPJS Kesehatan

    membayar klaim kepada pihak penyelenggara pengobatan seperi rumah sakit atau pun industry

    obat-obatan. De$isit yang terjadi ditutupi oleh Pemerintah melalui mekanisme Penyertaan !odal

     %egara&P!%', padahal dalam pelaksaan program asuransi %era"a pengeluaran dan pendapatan

    haruslah seimbang. Dalam konteks ini, BPJS Kesehatan beroperasi layaknya suatu perusahaan

    komersial. Bahkan digunakan indikator kinerja keuangan & financial soundness' untuk mengukur 

    kinerja BPJS Kesehatan seperti likuiditas, sol(abilitas dan hasil in(estasi yang memadai. BPJS

    Kesehatan yang merupakan Badan )saha !ilik %egara&B)!%', seharusnya bertidak Seperti

    B)!% lainnya !eningkatkan hasil in(estasi, mengelola likuiditas dan beroperasi se"ara e$isien.

    BPJS Kesehatan diharapkan pula* mendapatkan iuran se"epatnya dan semaksimal mungkin,

    memegang "ash, sambil memutar uang pada instrumen in(etasi yang tersedia, dan menyusun

    laporan yang dipersyaratkan.

    Direktur )tama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial &BPJS' Kesehatan +a"hmi Idris

    mengatakan, de$isit terjadi karena se"ara aktuaria besaran iuran peserta lebih rendah

    dibandingkan dengan biaya kesehatan yang dikeluarkan. Itu dikatakan +a"hmi dalam Pemaparan

    Publik BPJS Kesehatan ahun /0, 1abu &/234', di Jakarta. !eski ada potensi de$isit 1p 5

    triliun, pemerintah telah mengalokasikan dana "adangan 1p 6,7 triliun untuk menutup de$isit.8Komitmen pemerintah agar JK% berlanjut tinggi,8 ujarnya. Direktur Peren"anaan dan

    Pengembangan BPJS Kesehatan !undiharno menambahkan, sebenarnya potensi de$isit BPJS

    Kesehatan /6 men"apai 1p 9, triliun. %amun, adanya penyesuaian atau kenaikan iuran

     peserta mandiri sesuai dengan Peraturan Presiden &Perpres' %omor 7 ahun /6 diproyeksikan

    memberikan tambahan pendapatan 1p ,/9 triliun. Dengan demikian, potensi de$isit yang tersisa

    sekitar 1p 5 triliun. !undiharno men"ontohkan, menurut para pakar, besaran iuran peserta

    mandiri atau pekerja bukan penerima upah &PBP)' dan peserta bukan pekerja seharusnya 1p

  • 8/16/2019 JalannyaProgramBPJS&Hambatan.docx

    2/5

  • 8/16/2019 JalannyaProgramBPJS&Hambatan.docx

    3/5

    tahun terakhir ini. :ngka de$isit dalam dua tahun terakhir dikalkulasikan sebesar 5.59 riliun

    1upiah. :ngka de$isit yang "ukup besar yang dialami Badan )saha !ilik %egara tersebut.

    Kepatuhan rendah

    Persoalan keberlanjutan pembiayaan JK% menjadi salah satu $okus utama BPJS Kesehatan tahun

    ini. )ntuk mengatasi masalah itu, BPJS Kesehatan berupaya menegakkan kepatuhan badan

    usaha untuk menda$tarkan pekerjanya dan kepatuhan badan usaha serta perseorangan dalam

    membayar iuran. #ingga 2/ Desember /0, jumlah peserta JK% /06,5 juta jia. Dari jumlah

    itu, peserta mandiri juta jia. :dapun jumlah peserta pekerja $ormal 27,2 juta orang &2,2 juta

     pekerja $ormal sasta dan /0 juta pegaai negeri sipil, %I, dan Polri', termasuk keluarganya.

    Sebagai perbandingan, peserta akti$ &pekerja tanpa keluarga' Jaminan #ari ua di BPJS

    Ketenagakerjaan sebanyak /9, juta jia. #ingga kini, ribuan badan usaha skala besar,

    menengah, dan ke"il belum menda$tarkan pekerjanya sebagai peserta JK%. Padahal, badan usaha

     besar, menengah, dan ke"il, serta badan usaha milik negara3daerah harus sudah menda$tarkan

     pekerjanya per / Januari /0.

    ahun /0, BPJS Kesehatan memeriksa /4.457 badan usaha besar, menengah, dan ke"il yang

     belum menda$tarkan pekerjanya menjadi peserta JK%. Dari jumlah itu, /.60 badan usaha &52,0

     persen' kemudian patuh menda$tarkan pekerjanya, sedangkan 2.76 badan usaha &6,4 persen'tidak patuh. ahun /0, lima badan usaha diusulkan tidak mendapatkan layanan publik. Karena

    itu, dari target peserta baru JK% /6 sekitar 2 juta jia, 0 juta orang di antaranya merupakan

     pekerja $ormal. Itu berarti penambahan jumlah peserta dari pekerja $ormal menjadi prioritas.

    Moral Hazard

    Kepatuhan ini juga men"akup masalah !oral #a;ard. !oral #a;ard sendiri se"ara sederhana

    kenakalan para Klien dalam sistem asuransi. !oral #a;ard yang tejadi dalam penyelenggaraan

    BPJS Kesehatan adalah dimana para pasien berbuat nakal dengan "ara, Pasien membayar hanyasedikit atau hanya bayar iuran dalam tempo satu sampai tiga bulan namun mempunyai penyakit

    kronis. Penyakit kronis ini biasanya memerlukan biaya yang besar dan perlu untuk melakukan

    tindakan operasi untuk menyembuhkan penyakit kronis ini.

  • 8/16/2019 JalannyaProgramBPJS&Hambatan.docx

    4/5

    Padahal penyakit kronis ini diperkirakan menanggung 2= dari anggaran BPJS. Jumlah tersebut

    termasuk besar, menelan sepertiga anggaran BPJS Kesehatan. Ini merupakan perilaku yang

     berbahaya dan dapat mengan"am keberlangsungan program BPJS Kesehatan. Jika tidak 

    dihentikan perilaku seperti ini maka bukannya tidak mungkin program yang di"anangkan

     pemerintah Kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia akan menemui kegagalan, dikarenakan ulah

    rakyatnya sendiri. Diperlukan tindakan tegas serta atuaran dari pemerintah sendiri untuk 

    men"egah terjadinya !oral #a;ard dalam pelaksanaan program BPJS Kesehatan. Selain itu

     perlunya memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak melakukan tindakan yang

    merugikan tersebut.

     Pelayanan Kesehatan yang Buruk 

    Buruknya layanan kesehatan yang terjadi, seringkali didapati terjadi di berbagai daerah-daearah,

     bahkan juga terjadi di ibu kota %egara sendiri. Pelayanan kesehatan ini sendiri men"akup

     pelayanan yang disediakan oleh instansi kesehatan dan $asilitas kesehatan. Buruknya pelayanan

    instansi kesehatan seperti rumah sakit berkaitan dengan beban tanggungan yang "ukup besar 

    ditanggung oleh rumah sakit. Beban tanggungan ini men"akup beban pasien yang membludak.

    Sebelum diadakannya program BPJS Kesehatan rumah sakit tidak menanggung pasien yang

     begitu besar, namun ketika diadakan program BPJS kesehatan masyarakat mulai berbondong-

     bondong kerumah sakit. Ini disebabkan masyarakat yang sebelumnya takut untuk kerumah sakit,

    namun kini mulai memberanikan diri kerumah sakit sebab BPJS Kesehatan menanggung biaya

     pengobatannya. Banyaknya pasien membuat palayanan kesehatan rumah sakit menurun. Beban

    rumah sakit yang terlalu besar tidak sebanding dengan kapasitas rumah sakit yang ada, akibatnya

     banyak pasien yang terlantar dan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.

    Pelayanan kesehatan yang tidak baik sering kali membaa kepada kematian pasien.

    Berkaitan dengan pelayanan buruk yang diberikan, Pemerintah terus berusaha membenahi hal

    tersebut. Pelayanan kesehatan yang buruk erat kaitannya dengan In$rastruktur kesehatan yang

    ada. In$rastruktur ini berkaitan dengan adanya rumah sakit, puskesmas, peralatan kesehatan, dll.idak meratanya keberadaan in$rastruktur yang ada membuat pelayanan kesehatan menjadi

     buruk dan mahal. Salah satu kun"i dalam mengatasi de$isit anggaran BPJS adalah dengan

    melakukan kerjasama dengan instansi kesehatan seperti Kementrian Kesehaan dalam

    membangun $asilitas kesehatan yang baru. Pembangunan jalan dan in$rastruktur transportasi juga

    diperlukan dalam menunjang pelayanan kesehatan. Sebab semakin mudah jalan yang dilalui

  • 8/16/2019 JalannyaProgramBPJS&Hambatan.docx

    5/5

    maka se"ara otomatis akan mengurangi biaya logisti" kesehatan yang mahal, dan pembagunan

    tersebut juga berdampak multiplier bagi masyarakat. Perlu adanya komitmen serius dari %egara

    untuk membangun In$rastruktur kesehatan %asional.

    Minimnya Industri Kesehatan

    Industri kesehatan ini men"akup industry $armasi dan alat-alat kesehatan. Pasar alat kesehatan

    indonesia hampir seluruhnya &95.= pada tahun /2' disuplai dengan impor dan nilainya terus

    meningkat &0.4= per tahun'. Diperkirakan pada tahun /7 nilai impor alat kesehatan Indonesia

    akan men"apai /.74 billion )SD. Sementara itu total ekspor alat kesehatan dari Indonesia

    men"apai 24.6 juta dollar pada pertengahan tahun /2 yang didominasi oleh produk surgi"al

    glo(es, perban, dan alat-alat orthopedi. Sebagian besar produk ekspor ini diproduksi oleh

     perusahaan multinasional yang membangun pabrik di Indonesia karena upah buruh yang masih

    relati$ lebih rendah &>spi"om #ealth"are Intelligen"e, /4'. !inimnya Industri kesehatan

    membuat alat-alat kesehatan dalam negeri menjadi mahal karena ketergantungan oleh produksi

    asing. Selain alat kesehatan, Industri $armasi Indonesia kurang berkembang dan masih

    ketergantungan oleh produksi asing. Ketergantungan akan produksi industry kesehatan asing

    membuat biaya pengeluaran yang tinggi dan membuat berkurangnya "adangan de(isa negara

    karena pembayaran menggunakan dolar sebagai standar.