Jakarta, Oktober 201 4
-
Upload
grady-andrews -
Category
Documents
-
view
110 -
download
0
description
Transcript of Jakarta, Oktober 201 4
Jakarta, Oktober 2014
DISAMPAIKAN OLEH
KEPALA BIRO PERENCANAANKEMENTERIAN PERHUBUNGAN
SOSIALISASI PEDOMAN PENYUSUNAN
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN (RKA)
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
(PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM 3 TAHUN 2014)
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
LATAR BELAKANG (ALUR PIKIR PENGUATAN PERENCANAAN)
1. TRANSPARAN• Kurang Tersosialisasi• Kurang Terbuka• Belum adanya PROTAP• Belum Terukur (spesifikasi,
struktur biaya, jumlah dan tempat)• Belum memanfaatkan Teknologi
informasi• Belum ada database perencanaan2. PARTISIPATIF• Subyektifitas lebih kuat• Kurang maksimal peran stakholder• Belum seimbangnya peran
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
• Dominasi kepentingan tertentu3. AKUNTABEL• Kurang efektif dan efisien• Kurang manfaat• Belum berkesinambungan
(suistanable)• Ketidakjelasan asset4. INOVATIF• Perencanaan belum strategis• Belum mengoptimalkan
pemanfaatan IPTEK• Belum memperhatikan faktor
lingkungan
Penguatan perencanaan melalui peningkatan :1. Sistem Perencanaan2. Konsep Perencanaan3. Regulasi
Perencanaan4. Evaluasi
Perencanaan
1. TRANSPARAN• Tersosialisasi• Terbuka• Adanya PROTAP• Terukur (spesifikasi,
struktur biaya, jumlah dan tempat)
• Memanfaatkan Teknologi informasi
• Tersedianya Database perencanaan
2. PARTISIPATIF• Obyektif• Peran serta stakholder• Keseimbangan peran
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
• Dominasi kepentingan yang proporsional
3. AKUNTABEL • Efektif dan efisien (output)• Bermanfaat (outcomes)• Berkesinambungan• Kejelasan dan kepastian
asset4. INOVATIF• Perencanaan strategis• Memanfaatkan IPTEK• Memperhatikan faktor
lingkungan
OUTPUT/OUTCOMESPEMBANGUNAN
OPTIMAL
KONDISI SAAT INI PROSES KONDISI YANG DIINGINKAN
TransparanPartisipatifAkuntabelInovatif
KURANG
1. Revisi KM no 31 tahun 2006 tentang Pedoman, Penyusunan dan Proses Perencanaan Perhubungan
2. PM no 3 tahun 2014 tentang pedoman penyusunan RKA di lingkungan Kemenhub
3. Standar Biaya Khusus Kemenhub
4. E-planning5. E-performance6. Terbentuk Tim
Percepatan penyelesaian Rencana Induk
3
MAKSUD DAN TUJUANMAKSUD (Pasal 2)Maksud ditetapkannya Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran di lingkungan Kementerian Perhubungan ini adalah sebagai panduan bagi seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
TUJUAN (Pasal 3)Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran yang :1. Tertib, efisien, efektif, ekonomis, transparan, partisipatif,
inovatif dan akuntabel, memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
2. AMAN Untuk Semua Pihak yang Terkait.
ACUAN DAN PENDEKATAN (Pasal 4)
4
ACUAN PENYUSUNAN RKA (Ayat 1)
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN);.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). 3. Rencana Strategis Kementerian. 4. Rencana Induk.5. Sistem Transportasi Nasional yang dijabarkan dalam Tataran
Transportasi Nasional, Tataran Transportasi Wilayah dan Tataran Transportasi Lokal.
6. Kebijakan Nasional yang ditetapkan oleh Presiden yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
7. Aspirasi DPR-RI yang diusulkan pada saat Rapat Kerja dan/atau Rapat Dengar Pendapat yang telah memenuhi kriteria perencanaan.
PENDEKATAN PENYUSUNAN RKA (Ayat 2)
1. Penganggaran Terpadu;.2. Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK). 3. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM). 4. Pendekatan Bottom Up Planning dan Top Down Planning.
PRIORITAS PENGALOKASIAN ANGGARAN (Pasal 6)
5
1. Mendukung pencapaian sasaran prioritas Pembangunan Nasional;
2. Pemenuhan kebutuhan anggaran operasional dasar : gaji, honorarium dan tunjangan, operasional dan pemeliharaan perkantoran.
3. Penyediaan dana pendamping/local cost.
4. Kegiatan lanjutan/penyelesaian pembangunan.
5. Kegiatan kontrak tahun jamak/multiyears.
6. Pelayanan keperintisan.
7. Pembangunan fasilitas keselamatan transportasi.
8. Pertimbangan politis : pembangunan KTI, Daerah Rawan Bencana, Kawasan Tertinggal, Terdepan dan Terluar.
9. Pelaksanaan Inpres-Inpres dalam rangka percepatan pembangunan wilayah.
10. Pembangunan Sumber Daya Manusia.
11. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Inovasi Bidang Perhubungan.
PROSES/TAHAPAN PENYUSUNAN RKA
6
TIMELINE PENYUSUNAN RKA
7
Maret
Pagu Kebutuhan
Pagu Indikatif
April
Trilateral Meeting
Mei
Musren-bangnas
Juli
Pagu Anggaran
Penelitian Pagu Anggaran
Agustus’
Nota Keuangan
Oktober
Batas Akhir Persetujuan DPR
November
Alokasi Anggaran
Penelitian Alokasi Anggaran
Terbit DIPA
Koordinasi di Pemerintah Propinsi
Januari
Waktu Konsultasi dg DPR
(Raker/RDP)
8
PEMBAHASAN TERPADU PENYUSUNAN PAGU KEBUTUHAN(Pasal 7-12)
8
Pembahasan Terpadu
Gubernur/Kadishub2
1. Koordinator : Biro Perencanaan.
2. Unit Kerja Yang Dilibatkan : Unit Kerja Eselon I, UPT/Satker, Pemerintah Propinsi (Dishub), BUMN.
3. ITJEN sebagai Pendamping dan Biro Keuangan sebagai Nara Sumber.
4. Dituangkan dalam Berita Acara.
Unit Eselon I
Rapat Pleno
Pagu Kebutuhan
MENHUB
UPT/Satker/BUMN
1 3 4
56
Usulan Kegiatan di
Biayai APBN dari
Kab/Kota
MENKEU + KA-BAPPENAS
7
Usulan Kegiatan
dapat melakukan koordinasi awal melibatkan unit kerja masing-masing untuk penyusunan rencana kegiatan berdasar : kebutuhan , memadukan usulan rencana kerja baik dari segi teknis operasional, pendanaan & sinkronisasi antar jenis kegiatan.
1. Tujuan : Menetapkan Pagu Kebutuhan.
2. Dipimpin Wamenhub/Sesjen, Dihadiri Eselon I dan Eselon II.
3. Dimungkinkan Penyesuian Thd Volume, Biaya & Lingkup Kegiatan.
4. Dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangan Eselon I, Rincian Diparaf Eselon II
Pagu Kebutuhan
Catatan : Pembahasan Terpadu Paling Lambat Bulan Maret
9
PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN BERDASARKAN PAGU KEBUTUHAN (Pasal 7-12)
1. PEMRAKARSA (Pasal 7 Ayat 1-8)a. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)b. Kepala Satuan Kerja/Direkturc. Bupati/Walikota (dikoordinasikan oleh Gubernur )d. Gubernure. Direktur Utama Badan Usaha Milik Negaraf. Menteri dan Kepala Lembaga Non Kementerian lainnyag. Masyarakat
10
2. HASIL PEMBAHASAN TERPADU (Pasal 10-12)a. Dilaporkan kepada Menteri dan merupakan kebutuhan RKA
Kementerian Perhubungan.b. Disampaikan kepada Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas dan Kementerian Keuangan.
c. Dituangkan dalam Berita Acara pembahasan dan ditandatangani oleh Tim Pembahas dan Perwakilan Satker/UPT, Perwakilan Dinas Perhubungan Provinsi serta Perwakilan Inspektorat Jenderal.
d. Disahkan melalui Rapat Pleno dipimpin oleh Wakil Menteri Perhubungan dan/atau Sekretaris Jenderal, dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I dan Pejabat Eselon II.
e. Dalam Rapat Pleno dimungkinkan terjadi penyesuaian/perubahan antara lain pada volume, biaya dan lingkup kegiatan.
f. Rekapitulasi Pagu Kebutuhan dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani Pejabat Eselon I terkait, dengan rincian kegiatan diparaf oleh Kepala Biro Perencanaan dan Sesitjen/Sesditjen/Sesbadan terkait dan Kepala Biro/Kepala Pusat/Ketua Mahpel/Sekretaris KNKT untuk Unit Kerja Sekretariat Jenderal.
11
PENYUSUNAN PAGU INDIKATIF(Pasal 13-15)
11
Unit Eselon I
1. Sesditjen/Sesbadan/Karoren Menyiapkan Rancangan Rincian Kegiatan Berdasar Pagu Indikatif.
2. Dibahas dlm Forum Dipimpin Eselon I dihadiri Eselon II.
3. Dituangkan dalam Berita Acara. Yg ditandatangan Eselon I dan II.
4. Diinformasikan kepada UPT/Satker.
Trilateral Meeting
MENHUB (c.q SESJEN)
Rincian Kegiatan Sesuai Pagu
Indikatif
MUSRENBANGNAS
MENKEU + KA-BAPPENAS
1 2 3
45
SB Ttg Pagu Indikatif
1. Unit Eselon I Menyiapkan Dokumen RENJA dan dikoordinasikan oleh Biro Perencanaan.
2. Hasil Trilateralmeeting Sebagai Masukan Untuk Penyusunan RKP.
3. Dimungkinkan Adanya Kegiatan New Initiative.
Catatan : 1. Waktu : April-Mei.2. Rincian Kegiatan Pagu Indikatif Harus Berdasar Skala Prioritas Kegiatan Pada Pagu
Kebutuhan.3. Bila Usulan Tidak Terdapat Pada Pagu Kebutuhan Harus Mendapat Persetujuan MENTERI.
RKP6
12
PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN BERDASARKAN PAGU INDIKATIF (Pasal 13-15)
PENYUSUNAN PAGU INDIKATIF (Pasal 13)
a. berpedoman pada surat Pagu Indikatif yang ditetapkan Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas.
b. Sesditjen/Sesbadan/Karoren Menyiapkan Rancangan Rincian Kegiatan Berdasar Pagu Indikatif.
c. Dibahas dalam Forum Dipimpin Eselon I dihadiri Eselon II.
d. Dituangkan dalam Berita Acara. Yg ditandatangan Eselon I dan II.
e. Diinformasikan kepada UPT/Satkerf. Kegiatan Harus Terdapat Dalam Pagu Kebutuhan,
Apabila TIDAK harus mendapat persetujuan Menteri.g. Dilaporkan Kepada Menteri Perhubungan Melalui
Sekretariat Jenderal (c.q Biro Perencanaan).
1. Konsistensi pencantuman sasaran kinerja dalam RKA-K/L dengan Renja K/L dan RKP;
2. Kesesuaian total pagu dan rincian sumber dana dalam RKA-K/L dengan Pagu Anggaran K/L
3. Kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran al : penerapan SBM dan SBK, kesesuaian akun/jenis belanja, hal-hal yang dibatasi atau dilarang, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, PHDN, SBSN BLU, dan kontrak tahun jamak;
4. Kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L al : RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen pendukung terkait lainnya;
5. Kepatuhan dalam pencantuman tematik APBN.
13
Pagu Anggaran K/L
RKA-Satker & KK Satker
RKA-K/L Eselon I &
dok pndkng
1. Meneliti : total pagu dan rincian sumber dana. alokasi angka dasar dan inisiatif baru. Biaya Operasional dan Non Opr.
2. Mengecek target kinerja (volume Ouput untuk masing2 Kegiatan).
3. Menyusun Daftar rincian alokasi pagu per satker : Total pagu dan sumber dana. Target kinerja per Satker.
4. Menyiapkan dokumen pendukung : TOR/RAB dan dok. pendukung terkait lainnya. (inisiatif baru/baseline yg berubah).
Unit Eselon I Satker Eselon I
Reviu RKA-K/L Eselon I
ITJEN
RKA-K/L Eselon I
Biro Perencanaan
Kemkeu
1 2 3 4
5
CHP (Catatan Hasil Penelitian)
6
Proses Penelitian
RKA-K/L Eselon I yg
sdh diteliti & dok pndkng
Sekjen/Ses-men/Ses
7
8
13
PENYUSUNAN DAN PENELITIAN PAGU ANGGARAN(Pasal 16-18)
Catatan : 1. Pada Akhir Juli Aplikasi Data Komputer (ADK) RKA-K/L Harus di Upload di DJA Sebagai Lampiran Nota Keuangan2. Rincian Kegiatan Pagu Anggaran Harus Berdasar Skala Prioritas Kegiatan Pada Pagu Kebutuhan.3. Bila Usulan Tidak Terdapat Pada Pagu Kebutuhan Harus Mendapat Persetujuan MENTERI.
14
PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN, PELAKSANAAN PENELITIAN SERTA REVIU BERDASARKAN PAGU ANGGARAN (Pasal 16-18)
PENYUSUNAN PAGU ANGGARAN (Pasal 16)1. Sekretaris Inspektorat Jenderal, Sekretaris Direktorat Jenderal, Sekretaris
Badan dan Kepala Biro Perencanaan menyiapkan rancangan rincian kegiatan Pagu Anggaran bersama Eselon II dan UPT/Satker di lingkungan unit organisasi Eselon I.
2. Rancangan rincian kegiatan dalam Pagu Anggaran dibahas dalam forum yang dipimpin oleh Pejabat Eselon I sebagai penanggung jawab program dengan mengundang Unit Kerja Eselon II di lingkungannya.
3. Hasil pembahasan Pagu Anggaran dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani oleh Pejabat Eselon I dan Pejabat Eselon II.
4. Pejabat Eselon I menyusun RKA Kementerian per program berdasarkan Pagu Anggaran yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan dan Renja-K/L (Pagu Indikatif), RKP, standar biaya dan Kebijakan Pemerintah lainnya serta skala prioritas dari Pagu Kebutuhan.
5. Diinformasikan kepada UPT/Satker .6. Kegiatan Harus Terdapat Dalam Pagu Kebutuhan, Apabila TIDAK harus
mendapat persetujuan Menteri.7. RKA beserta dokumen pendukungnya yang disusun menggunakan format
aplikasi RKA-K/L dan telah ditandatangani pejabat terkait, disampaikan oleh Pejabat Eselon I kepada : ITJEN untuk direviu dan Sekretaris Jenderal c.q. Biro Perencanaan untuk diteliti.
15
Lanjutan.....PENELITIAN SERTA REVIU (Pasal 17 - 18)
1. Reviu dan penelitian RKA dilakukan melalui verifikasi atas kelengkapan dan kebenaran dokumen yang dipersyaratkan serta kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran antara lain :
a. Konsistensi pencantuman sasaran kinerja dalam RKA dengan Renja K/L dan RKP;
b. Kesesuaian total pagu dan rincian sumber dana dalam RKA dengan Pagu Anggaran;
c. Kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran al : penerapan SBM dan SBK, kesesuaian akun/jenis belanja, hal-hal yang dibatasi atau dilarang, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, PHDN, SBSN BLU, dan kontrak tahun jamak;
d. Kelengkapan dokumen pendukung : RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen pendukung terkait lainnya;
e. Kepatuhan dalam pencantuman tematik APBN.
2. RKA yang telah disempurnakan sesuai rekomendasi penelitian dan reviu serta ditandatangani oleh Pejabat Eselon I disampaikan kepada Menteri (dikoordinasikan Sesjen) selanjutnya digunakan Sebagai Bahan Konsultasi dengan DPR-RI serta disampaikan Kepada Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Sebagai Bahan Penelaahan.
Proses penelitian RKA untuk Alokasi Anggaran berlaku SAMA dengan penelitian RKA berdasarkan Pagu
Anggaran
16
Surat Menkeu Alokasi
Anggaran
Penyesuaian RKA-Satker
PenyesuaianRKA-K/L Eselon I
1. Meneliti : Penyesuaian total pagu dan rincian
sumber dana. alokasi angka dasar dan inisiatif baru. Biaya Operasional dan Non Opr.
2. Mengecek penyesuaian target kinerja (volume Ouput untuk masing2 Kegiatan).
3. Menyusun daftar rincian penyesuaian alokasi pagu per satker : Penyesuaian pagu dan sumber dana. Penyesuaian target kinerja per Satker.
4. Menyiapkan dokumen pendukung : TOR/RAB dan dok. pendukung terkait lainnya.
Unit Eselon I Satker
Eselon I
Penyesuaian RKA-K/L Eselon I
ITJEN
Penyesuaian RKA-K/L Eselon I
Biro Perencanaan
Kemkeu
1 23
4
5
CHP (Catatan Hasil Penelitian)
7 Proses Penelitian
RKA-K/L berubah?
PenyesuaianRKA-K/L
Eselon I yg sdh diteliti & dok pndkng
Setjen K/L
3
6
Y
T
Penyesuaian RKA-K/L yg tlh diteliti
Komisi terkait DPR
8
16
PENYUSUNAN DAN PENELITIAN ALOKASI ANGGARAN(Pasal 20-21)
17
PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BERDASARKAN ALOKASI ANGGARAN (Pasal 20-21)
PENYUSUNAN ALOKASI ANGGARAN (Pasal 20 - 21)1. Pejabat Eselon I menyusun rincian kegiatan berdasarkan Alokasi
Anggaran yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan mengacu kepada Pagu Anggaran, melalui forum yang dipimpin oleh Pejabat Eselon I dengan mengundang Unit Kerja Eselon II di lingkungannya.
2. Rincian kegiatan dalam Alokasi Anggaran disampaikan kepada Menteri sebagai bahan pembahasan dengan DPR RI dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat yang hasilnya dipergunakan dalam penyesuaian RKA.
3. Hasil Pembahasan Dengan DPR RI Adalah Sebagai Berikut :a. Rekapitulasi RKA Kementerian Per Program ditandatangani Pimpinan
DPR RI dan Sekretaris Jenderal atas nama Menteri.b. Rekapitulasi hasil pembahasan RKA Kementerian Per Kegiatan
ditandatangani Pimpinan DPR RI dan Pejabat Eselon I terkait.
4. Perubahan-Perubahan Kegiatan RKA Hasil Pembahasan Dengan DPR-RI yang Telah Disesuaikan Oeh Unit Kerja Eselon I diteliti kembali oleh Sekretariat Jenderal c.q. Biro Perencanaan dan direviu kembali oleh Inspektorat Jenderal.
18
PENELITIAN DAN REVIU ALOKASI ANGGARAN (Pasal 21 )
1. Jadwal pelaksanaan penelitian dan Reviu disesuaikan dengan penerbitan Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi Anggaran;
2. Kegiatan yang tidak lengkap data dukungnya tetapi tetap diusulkan dalam RKA :
a. akan diberikan catatan bahwa anggaran dapat dicairkan apabila sudah lengkap data dukungnya; atau
b. dimasukkan ke dalam output cadangan;c. kegiatan yang diberikan catatan dan/atau masuk Output cadangan
dapat direalokasi/direvisi untuk kegiatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) disampaikan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri kepada Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran dan Menteri PPN/Kepala Bappenas c.q. Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Nasional dan dipergunakan sebagai acuan penelaahan dalam proses penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
KONTRAK TAHUN JAMAK
19
20
USULAN KONTRAK TAHUN JAMAK(Pasal 19 Ayat 1-5)
20Catatan : Kegiatan Yang Diusulkan Membutuhkan Waktu Pelaksanaan Lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran.
MENHUBTembusan : Sesjen dan
Karo Keuangan & Perlkp
Unit Eselon I
Biro Keuangan &Perlgkp
Kelangkapan Data Dukung
MENHUB
UPT/Satker
1 2 3
4
6
MENKEU
7
Usulan Kegiatan
Mengkoordinasikan kelengkapan data dukung :1. Justifikasi.2. TOR .3. RAB dengan Analisa Harga Satuan.4. Spesifikasi Teknis : Gambar
Desain, 5. Lingkup Kegiatan.6. Time Schedule.7. Alokasi Anggaran Per-Tahun.8. Rekapitulasi kontrak tahun Jamak
Unit Eselon I Terkait.9. Mengisi Format Multiyears
Contract
1. Melakukan Evaluasi Kelengkapan data Dukung.
2. Melibatkan : Biro-Ren, Biro Hukum & Unit Eselon I Terkait.
KelengkapanData Dukung
Proses Penelitian KelengkapanData Dukung
5
KELENGKAPAN DATA DUKUNG USULAN KONTRAK TAHUN JAMAK (Pasal 19 Ayat 3)
1. Justifikasi : alasan untuk dilakukan/dilaksanakan kontrak tahun yang ditandatangani oleh Pejabat Eselon II terkait;
2. Kerangka Acuan Kerja/TOR yang telah ditandatangani Kepala Satker dan disetujui oleh Direktur terkait dan berisi penjelasan logis mengenai kegiatan yang menguraikan variabel 5 W+2 H (What, Why, Where, When, Who, How dan How Much).
3. Rencana Anggaran Biaya/RAB yang ditandatangani oleh KPA dan disetujui Pejabat Eselon III Terkait.
4. Analisa Harga Satuan dan Referensi Harga Satuan.
5. Gambar/design (spesifikasi teknis) secara menyeluruh.
6. Lingkup Kegiatan (Scope of work) secara keseluruhan pekerjaan.
7. Time schedule per tahun anggaran dan menyeluruh.
8. Alokasi dana dan RKA-KL pada masing-masing tahun yang diusulkan untuk multiyears.
9. Rekapitulasi kontrak multiyears dari Unit Organisasi Eselon I terkait.
10. Konsep isian format multiyears contract.
21
DIPA, PERTANGGUNG JAWABAN DAN e-PLANNING
22
DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA)
1. Mekanisme Penyusunan DIPA mengacu pada ketentuan yang diatur oleh Menteri Keuangan;
2. Dalam rangka penyusunan DIPA Induk, Menteri selaku Pengguna Anggaran menunjuk Pejabat Eselon I terkait sebagai pejabat penandatangan DIPA Induk.
23
PERTANGGUNG JAWABAN (Pasal 23)Pertanggungjawaban pelaksanaan penyusunan RKA dan DIPA Kementerian dilaksanakan secara berjenjang kepada atasan langsung.
.
e – PLANNING (Pasal 24)Dalam rangka mengoptimalkan transparansi dan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi maka proses penyusunan RKA Kementerian Perhubungan secara bertahap diarahkan melalui proses e-planning.
.
MEKANSIME (Pasal 22)
APBN PERUBAHAN (APBN-P)
24
KETENTUAN-KETENTUAN DALAM APBN-P(Pasal 25 Ayat 1-4)
1. APBN-P Kementerian Perhubungan disusun setelah terbit Surat Menteri Keuangan tentang APBN-P.
2. Program/kegiatan yang dapat diusulkan dalam APBN-P adalah Program/kegiatan yang ada di dalam Pagu Kebutuhan dan sudah masuk pada catatan dalam Trilateral Meeting serta memenuhi kriteria yang diatur dalam Surat Menteri Keuangan tentang APBN-P.
3. Usulan program/kegiatan di luar yang ada di Pagu Kebutuhan dapat diusulkan setelah mendapatkan persetujuan dari Menteri.
4. Usulan program/kegiatan dalam APBN-P diusulkan oleh Pejabat Eselon I kepada Menteri dengan tembusan Sekretaris Jenderal.
5. Sekretaris Jenderal a.n Menteri Mengusulkan kepada Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas setelah mendapatkan persetujuan dari DPR-RI.
25
TERIMA KASIH