Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI...

14
Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI XI FRAKSI PARTAI DEMOKRASIINDONESIA PERJUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIS, KETUA RAPAT: I GUSTI AGUNG RAI WIRAJAYA A-387 Terima kasih Pak Tukidjo. Selanjutnya saya persilakan dari Fraksi PBR. ANGGOT A PBR (Dr. DIAH DEFAWATI ANDE) : PANDANGAN MINI FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI TERHADAP DRAFT AKHIR RANCANGAN UNDANG·UNDANG PERBANKAN SY ARIAH Disampaikan Dalam Rapat Kerja Dengan Menteri Keuangan, Menteri Agama, Dan Menter; Hukum Dan Ham Tentang Ruu Perbankan Syariah. Juru bicara : Dr. Diah Defawati Ande Nomor Anggota : A-298). Saudara Pimpinan dan Anggota Komisi XI DPR-RI yang terhormat. Para Menter; yang mewakili Pemerintah Republik Indonesia. Assalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Puji Syukur Kehadlirat Allah Subhanahuata'ala yang telah memberikan kekuatan serta kemudahan di dalam menjalankan tugas kepada kita sebagai wakil rakyat sehingga dapat hadir pada forum yang mulia ini. Pada Rapat Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi pada bulan Mei 2008 telah dibahas berbagai hal tentang Rancangan Undang-Undang ten tang Perbankan Syariah dan disempurnakan dengan seksama agar segera terwujudnya payung hukum perbankan syariah dalam menghadapi tantangan global. Industri perbankan syariah saat ini bernilai ratusan miliar dolar dan terdiri dari lebih dari 300 lembaga keuangan baik di dalam maupun di negara Islam. Merupakan hasil dari upaya kolektif para bankir ahli ekonomi serta ahli hukum Islam selama beberapa dekade untuk mengembangkan solusi keuangan yang memenuhi harapan masyarakat. Meningkatnya pengetahuan mengenai perbankan Islam telah mendorong konversi dari perbankan konvensional dan tingginya tingkat pertumbuhan. Oi Indonesia pertumbuhan perbankan syariah cukup fenomenal, dan secara konsisten aset tumbuh lebih dari 48 persen setiap tahun, sejak tahun 2001, dan pada tahun 1997 Indonesia hanya memiliki satu bank komersial syariah. Juni 2005 terdapat 3 bank syariah dan 20 unit usaha syariah. Hal ini diharapkan dapat terus berlanjut di masa yang akan datang, mengingat bank syariah yang ada saat ini terus mengembangkan jaringan cabang serta neraca keuangannya. Dengan demikian, terwujudnya Undang- Undang Perbankan Syariah di Indonesia diharapkan mampu mendukung pengembangan perbankan syariah sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak lagi menimbulkan keraguan. Fraksi Partai Bintang Reformasi pada prinsipnya tidak menemukan kendala yang berarti dalam peroses penyusunan dan pembahasan rancangan undang-undang. Fraksi PBR juga turut mendukung harapan pemerintah dan meyakini bahwa upaya kita untuk mengembangkan sistem perbankan syariah bukanlah di dorong untuk membangun suatu sistem yang ekslusif bagi umat Islam di Indonesia, melainkan sebagai salah satu sistem dari dual banking system yang berdampingan dengan perbankan konvensional. 13

Transcript of Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI...

Page 1: Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI XIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180409-041319-8297.p… · sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak

Jakarta, 5 Juni 2008

KELOMPOK KOMISI XI FRAKSI PARTAI DEMOKRASIINDONESIA PERJUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIS,

KETUA RAPAT:

I GUSTI AGUNG RAI WIRAJAYA A-387

Terima kasih Pak Tukidjo. Selanjutnya saya persilakan dari Fraksi PBR.

ANGGOT A F· PBR (Dr. DIAH DEFAWATI ANDE) :

PANDANGAN MINI FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI

TERHADAP DRAFT AKHIR RANCANGAN UNDANG·UNDANG PERBANKAN SY ARIAH

Disampaikan Dalam Rapat Kerja Dengan Menteri Keuangan, Menteri Agama, Dan Menter; Hukum Dan Ham Tentang Ruu Perbankan Syariah. Juru bicara : Dr. Diah Defawati Ande Nomor Anggota : A-298).

Saudara Pimpinan dan Anggota Komisi XI DPR-RI yang terhormat. Para Menter; yang mewakili Pemerintah Republik Indonesia. Assalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

Puji Syukur Kehadlirat Allah Subhanahuata'ala yang telah memberikan kekuatan serta kemudahan di dalam menjalankan tugas kepada kita sebagai wakil rakyat sehingga dapat hadir pada forum yang mulia ini.

Pada Rapat Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi pada bulan Mei 2008 telah dibahas berbagai hal tentang Rancangan Undang-Undang ten tang Perbankan Syariah dan disempurnakan dengan seksama agar segera terwujudnya payung hukum perbankan syariah dalam menghadapi tantangan global.

Industri perbankan syariah saat ini bernilai ratusan miliar dolar dan terdiri dari lebih dari 300 lembaga keuangan baik di dalam maupun di negara Islam. Merupakan hasil dari upaya kolektif para bankir ahli ekonomi serta ahli hukum Islam selama beberapa dekade untuk mengembangkan solusi keuangan yang memenuhi harapan masyarakat. Meningkatnya pengetahuan mengenai perbankan Islam telah mendorong konversi dari perbankan konvensional dan tingginya tingkat pertumbuhan.

Oi Indonesia pertumbuhan perbankan syariah cukup fenomenal, dan secara konsisten aset tumbuh lebih dari 48 persen setiap tahun, sejak tahun 2001, dan pada tahun 1997 Indonesia hanya memiliki satu bank komersial syariah. Juni 2005 terdapat 3 bank syariah dan 20 unit usaha syariah. Hal ini diharapkan dapat terus berlanjut di masa yang akan datang, mengingat bank syariah yang ada saat ini terus mengembangkan jaringan cabang serta neraca keuangannya. Dengan demikian, terwujudnya Undang­Undang Perbankan Syariah di Indonesia diharapkan mampu mendukung pengembangan perbankan syariah sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak lagi menimbulkan keraguan.

Fraksi Partai Bintang Reformasi pada prinsipnya tidak menemukan kendala yang berarti dalam peroses penyusunan dan pembahasan rancangan undang-undang. Fraksi PBR juga turut mendukung harapan pemerintah dan meyakini bahwa upaya kita untuk mengembangkan sistem perbankan syariah bukanlah di dorong untuk membangun suatu sistem yang ekslusif bagi umat Islam di Indonesia, melainkan sebagai salah satu sistem dari dual banking system yang berdampingan dengan perbankan konvensional.

13

Page 2: Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI XIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180409-041319-8297.p… · sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak

Bank syariah berlaku untuk semua orang (universal), dapat dilihat di Inggris, Amerika, dan juga Thailand yang penduduknya merupakan mayoritas bukan Islam. Syariah itu sendiri hanyalah sebuah prinsip atau sistem yang sesuai dengan aturan atau ajaran Islam, siapa saja dapat memanfaatkan jasa keuangan bank syariah.

Ketika krisis moneter melanda Indonesia, sistem syariah telah memberikan manfaat bagi banyak kalangan. Tentunya dapat diingat pada saat itu suku bunga pinjaman melambung tinggi hingga puluhan persen, akibatnya banyak dari kalangan usaha yang tidak mampu membayar. Tetapi fenomena ini tidak berlaku bagi pelaku usaha yang menggunakan dana dari bank syariah. Para pengusaha tidak perlu membayar bunga sampai puluhan persen, mereka cukup berbagi hasil dengan bank syariah. Inj menjadi salah satu fakta bahwa bank syariah di Indonesia selama ini maupun di negara lain ternyata memberikan kontribusi yang signifikan bagi ketahanan dan pertumbuhan perekonomian negara.

Harapan pemerintah agar Rancangan Undang-Undang tentang Perbankan Syariah yang merupakan inisatif Dewan akhirnya rampung dan dapat disempurnakan, sehingga hal ini menjadi awal terciptanya harmonisasi dalam implementasi perundang-undangan yang pada akhirnya akan menyebabkan kepastian hukum di kalangan pelaku ekonomi.

Demikianlah pandangan Fraksi Partai Bintang Reformasi, semoga Allah Subhanahuata'ala meridhoi amal ibadah kita dan senantiasa melimpahkan rahmat yang tiada terputus.

Billaahitaufiq walhidaayah Wassalaamu'alaikum Warohmatu/laahi Wabarokaatuh.

PIMPINAN FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI

Pimpinan

Bursah Zarnubi. SE A-292

KETUA RAPAT: Terima kasih Saudari Dr. Diah. Selanjutnya kami persilakan dari Fraksi Partai Demokrat.

ANGGOTA F·PD (Ir. DENNY SUL TANI HASAN) :

PENDAPAT AKHIR MINI FRAKSIPARTAIDEMOKRAT

TERHADAP RANCANGAN UNDANG·UNDANG

TENTANG PERBANKAN SYARIAH

Juru bicar : Ir. Deni Sultani Hasan Nomor Anggota : A-120.

Assalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat Pimpinan Rapat Komisi XI

Sekretaris

Ir. Bahran Andang, M.Sc A-296

Yang terhormat Saudari Menteri Keuangan Republik Indonesia, Saudara Menteri Agama Republik Indonesia yang diwakili, dan Saudara Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia, para Anggota Komisi XI DPR·RI, dan Hadirin yang kami hormati.

Puji Syukur Kehadlirat Allah Subhanahuata'ala Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kita mengemban amanah rakyat dapat menjalankan tugas konstitusionil kita sebagai Anggota Dewan untuk menyampaikan Pendapat Akhir Mini Fraksi-Fraksi terhadap Rancangan Undang­Undang tentang Perbankan Syariah dalam Rapat Kerja Komisi XI pada hari ini.

14

Page 3: Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI XIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180409-041319-8297.p… · sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak

Fraksi Partai Demokrat DPR-RI senantiasa mendukung setiap upaya untuk membuat peraturan undang-undang berkualitas dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat sejalan dengan meningkatnya iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui perbankan syariah.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengamanatkan kepada kita bahwa perekonomian nasional harus diwujudkan dalam rangka mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. upaya peningkatan perekonomian nasional ini mestinya dilakukan melalui strategi dan kebijakan pembangunan nasional dalam rangka untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera untuk memulihkan sektor ekonomi dengan penge/olaan keuangan negara secara optimal melalui perbankan.

Pengelolaan keuangan negara melalui perbankan syariah ini ditujukan untuk meningkatkan investasi dari luar negeri yang selama ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal dalam upaya mendukung pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan dalam upaya meningkatkan kerjasama dengan negara-negara khusus negara-negara Timur Tengah.

Selain hal tersebut diatas, pengembanan instrumen keuangan berdasarkan prinsip syariah seperti tersebut diatas per/u diwujudkan dalam rangka untuk mendukung/memanfaatkan aset negara secara efisiensi untuk mendorong terciptanya sistem keuangan yang berdasarkan prinsip syariah, sekaligus memperkuat basis pembiayaan anggaran negara, baik yang bersumber dari dalam negeri maupun yang bersumber dari luar negeri.

Menurut kami, perbankan syariah adalah merupakan salah satu wujud untuk memulihkan perekonomian nasional. Hanya saja, di dalam RUU ini kita perlu dengan seksama mengatur secara jelas dan detail tentang kewajiban-kewajiban investor sehingga dalam MOU dengan negara investor kita tidak dirugikan.

Metode bagi hasH atau apapun bentuknya, harus secara jelas dan detail diatur dalam RUU tersebut. Yang terpenting dari itu adalah prinsip saling menguntungkan dengan tidak mengorbankan harga diri bang sa. Seperti kita ketahui bahwa Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 belum secara spesifik mengatur tentang perbankan syariah. Oleh karena itu perlu pengaturan yang lebih jelas dan komplit ten tang perbankan syariah yang telah mempunyai karakteristik yang berbeda dengan instrumen keuangan yang bersifat konvensional sehingga perlu pengaturan secara khusus, baik yang menyangkut instrumen maupun pengangkatan yang diperlukan melalui suatu bentuk undang-undang.

Pimpinan Rapat Komisi XI, Saudara Menteri dan Saudari Menteri, para Anggota Komisi XI DPR-RI, dan Hadirin yang kami hormati.

Secara substansi RUU ini telah mengalami pembahasan yang berulang-ulang, bahkan telah mengalami beberapa perdebatan maupun argumen atau diskusi yang panjang. Kami melihat juga bahwa pada pembahasan RUU telah berupaya untuk mengakomodir seluruh kepentingan, baik dari kepentingan pemerintah, /embaga-Iembaga keuangan, organisasi maupun badan-badan keuangan, serta masyarakat, khusus masyarakat perbankan.

Seperti kita ketahui, rancangan undang-undang ini hanya memperjelas aturan pelaksana perbankan dengan prinsip syariah, padahal perbankan kita sudah menggunakan perbankan prinsip syariah selama kurang waktu 3 tahun terakhir ini.Jika memang waktu masih ada, kita perlu mengkaji lebih mendalam mulai lagi RUU ini sebelum kita mengambil keputusan akhir dalam Rapat Paripurna DPR-RI mendatang, sehingga kelak Undang-Undang ini dapat menjadi pedoman kita bagi penyelenggaraan perbankan syariah.

Yang terpenting dalam pelaksanaan Undang-Undang ini adalah diperlukan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang ini, sehingga Undang-Undang ini akan memberikaan manfaat bagi percapatan pertumb~n ekonomi kita.

Akhirnya de~~~ mengucapkan Bismillahirahmanirrahim, Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Fraksi Partai Demokrat menyatakan untuk menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Perbankan Syariah untuk dibahas lebih lanjut dan diambil keputusan di dalam Rapat Paripurna DPR-RI mendatang.

15

Page 4: Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI XIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180409-041319-8297.p… · sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak

Demikian Pendapat Akhir Mini Fraksi Partai Oemokrat terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Surat 8erharga Syariah Negara dalam Rapat Komisi XI pada hari ini, kiranya Tuhan Yang Maha Esa, meridhoi kita semua untuk segera dapat menyelesaikan RUU ini.

Terima kasih atas perhatian Pimpinan Rapat Komisi XI OPR-RI, Sdr Meteri, Para Anggota Komisi XI OPR-RI, dan hadirin sekalian.

Wabillahi Taufik Walhidayah, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua

Jakarta, 5 Juni 2008

PIMPINAN FRAKSI PARTAI DEMOKRAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

K e t u a Sekretaris

DR. Syarief Hasan, SE. MM. MBA A-94

Drs. Ir. H. Sutan Bhatoegana, MM A-85

KETUA RAPAT: Selanjutnya saya persilahkan dari Fraksi BPD.

ANGGOTA F-BPD (INYA BAY, SE., MM):

Assalamualaikum Wr. Wb.

PENDAPAT AKHIR MINI FRAKSI BINT ANG PELOPOR DEMOKRASI

TERHADAP RANCANGAN UNDANG·UNDANG

TENTANG PERBANKAN SY ARIAH

Disampaikan oleh: INYA BAY, SE.,MM· Anggota NO.A·74

Salam sejahtera untuk kita semua, Yang terhormat Pimpinan Komisi XI OPR RI, Yang terhormat Menteri Keuangan beserta jajarannya, Yang terhormat Menteri Hukum dan HAM, Yang terhormat Menteri Agama, Dan hadirin yang kami hormati,

Hadirin yang terhormat, marilah kia memanjatkan dan bersyukur kehadirat Allah SWT atas karunianya sehingga kita dapat melanjutkan Pandangan Fraksi Mini ten tang Rancangan Undang-undang tentang Perbankan Syariah.

Perkenankanlah kami Fraksi Bintang Pelopor Oemokrasi menyampaikan pendapat mini Fraksi mengenai Rancangan Undang-undang tentang Perbankan Syariah dengan beberapa pokok pikiran sebagai berikut ini:

1. RUU Perbankan Syariah ini bukan sekeda;;d~mj kebutuhan "legal framework" atas makin V' berkembangnya sector usaha perbankan yang menganut system syariah, bukan juga hanya merupakan aturan main antar sesam, Bank Syariah tetapi demi mengantisipasi kebutuhan

~ 16

Page 5: Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI XIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180409-041319-8297.p… · sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak

interaksi perbankan syariah dimasa mendatang baik dengan sesama bank atau unit usaha syariah maupun dengan Bank Sentral, Bank Umum dan pelaku ekonomi lainnya, bahkn juga dengan Pengadilan.

2. Dengan telah keluarnya UU No 10/1998 tentang Perbankan yang merupakan amandemen UU No 7/1992 dan UU tentang Bank Indonesia No 23/1999 yang kemudian diubah menjadi UU No 3/2004, maka UU Perbankan Syariah yang kemudian seharusnya tidak bertentangan dengan kedua UU tersebut, FBPO berpendapat bahwa RUU Perbankan Syariah ini perlu segera di selesaikan pembahasannya. UU lainnya yang berkaitan dengan ekonomi syariah dapat dibahas kemudian seperti usul Pemerintah tentang RUU Obligasi Syariah. Adalah terlalu rumit bila keseluruhan lingkup ekonomi syariah, seperti asuransi syariah (takaful), pengadaian syariah (ar-rahn), obligasi syariah (sukuk), danareksa syariah atau pasar modal syariah (Islamic Fund) dinyatakan dalam satu Undang-Undang

3. Pembahasan RUU Perbankan Syariah tidak sekedar membahas filosofi dasar perbankan syariah. Pembahasan yang sistematik telah menyelesaikan beberapa masalah yang cukup rumit, bagi mengartikan tuntutan syariah yang sesuai dengan keadilan, demokrasi ekonomi dan pemerataan kesejahteraan. Kami berpendapat bahwa Perbankan Syariah adalah suatu system perbankan alternative yang memerlukan aturan khusus bagi memungkinkan penyelenggaraannya sehingga dan bahkan menambah pilihan yang tersedia bagi pelaku ekonomi, lembaga maupun perorangan, yang muslim maupun non muslim.

4. Namun aturan legal saja tidak cukup, karena seperti kita saksikan pada saat ini perkembanga perbankan syariah yang pesat belum terlihat sebagiannya mungkin dikarenakan masih belum terampilnya pelaku perbankan syariah menyajikan system perbankan yang friendly bagi kalangan masyarakat kebanyakan maupun lembaga besar. Beberapa aturan tehnis yang masih perlu mendapatkan perhatian bersama dalam pembahasan lanjutan adalah:

a. Masalah pengaturan dan pengawasan. Pembahasan tentang Komite Perbankan Syariah, Dewan Pengawas Syariah maupun perlindungan atau nasabah dari kemungkinan banking fraud maupun market-risks masih sangat diperlukan. Oihapuskannya pasal tentang Komite Perbankan Syariah tidak mengurangi kebutuhan akan perlunya pengaturan tentang kesesuaian produk dengan prinsip syariah.

b. Kepemilikan dan Kepegawaian Asing. Seberapa jauh orang/badan hokum asing dapat memiliki saham, yang menunjukkan kepemilikan dan hak suara dalam RUPS, dalam perbankan syariah Indonesia. One share one vote seperti bentuk PT dimana pilihan ini memungkinkan seseorang/sekelompok kecil orang menguasi mayoritas vote dalam perbankan syariah, serta keterkaitannya dengan pengaturan tentang pemegang saham pengendali, baik dalam bentuk stock share maupun networking. Yang masih belum dibahas tuntas adalah pertanyaan tentang penggunaan dana asing untuk pembiayaan dan proporsi maksimal penyerapan tenaga kerja asing.

c. Penetapan Jenis Produk, selama ini sebagian produk syariah lebih dikenali sebagai suatu transaksi jual beli sehingga mendapat perlakuan pajak yang tidak sebagaimana terhadap produk perbankan umum konvensional. Apabila penghapusan aturan pajak ganda dilakukan dalam waktu yang tidak lama lagi maka sang at mungkin akan segera diikuiti penawaran berbagai produk baru syariah yang tidak lagi terbatas pada hanya bersifat simpanan (wadiah). pembiayaan dengan system bagi hasil, dan mudarabah, tetapi juga produk-produk investasi syariah hingga bank asuransi syariah.

d. Penyelesaian Sengketa. Oalam konsep yang terakhir terjadi perubahan tentang pengadilan mana yang berhak memutuskan sengketa, penyelesaian persengketaan perbankan syariah akan dilakukan melalui pengadilan agama. Yang belum sampai dinyatakan adalah Pengadilan Agama haruslah dilengkapi dengan hak eksekusi sebagaimana Pengadilan Negeri dan hendaknya keputusan pengadilan agama bersifat final dn mengikat sehingga tidak dapat dimentahkan lagi oleh Keputusan Pengadilan Negeri.

17

Page 6: Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI XIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180409-041319-8297.p… · sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak

Berdasarkan beberapa pokok pikiran diatas, Fraksi Bintang Pelopor Oemokrasi OPR RI menyatakan "menyetujui Rancangan Undang-undang ten tang Perbankan Syariah yang kita bahas dan dilanjutkan ke Paripurna untuk dapat disahkan menjadi Undang-undang ssuai proses dan mekanisme pembentukan perundang",undangan."

Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan ridho-Nya kepada kita bersama dalam menunaikan tugas pengabdian kepada bangsa dan Negara.

Wabilahitaufik Walhidayah

Wassalamualaikum Wr. Wb.

PIMPINAN FRAKSI BINTANG PELOPOR DEMOKRASI

DPRRI

Jakarta, 5 Juni 2008

KETUA, SEKRET ARIS,

JAMALUDDIN KARIM, SH RAPIUDDIN HAMARUNG

KETUA RAPAT: Terima kasih pak Inya Bay, selanjutnya saya persilahkan dari Fraksi PPP.

ANGGOTA F·PPP (H. SOFYAN USMAN):

PENDAPAT AKHIR MINI FRAKSI PERSATUAN PEMBANGUNAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

RANCANGAN UNDANG·UNDANG TENTANG

PERBANKAN SY ARIAH Oisampaikan oleh Juru bicara Fraksi PPP OPR RI: H.Sofyan Usman.

Nomor Anggota : A·33

Assalamualaikum Wr. Wb.

Yang Terhormat Plmpinan Komisi XI; Yang T erhormat Rekan-rekan Anggota Komisi XI; YangTerhormat Saudara Menteri Keuangan; Yang Terhormat Saudara Menteri Hukum dan HAM; Yang Terhormat Saudara Menteri Agama beserta jajarannya; Hadirin sekalian yang berbahagia;

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karnea hanya berkat rahmat, inayah dan hidayahNya lah kita dapat mengikuti rapat kerja hari ini dalam keadaan sehat walafiat. Selawat dan salam tak lupa kita sampaikan kepada junjungan dan tauladan kita, Nabi Muhammad SAW beserta sahabat, dan semua pengikutnya yang konsisten menjalankan ajarannya hingga akhir zaman.

Sidang yang terhormat, Kita sadari bahwa dalam kehadiran UU tentang Perbankan Syariah sudah sangat mendesak dan

ditunggu oleh berbagai kalangan karena perbankan syariah di Indonesia sudah lama beroperasi dan

18

Page 7: Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI XIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180409-041319-8297.p… · sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak

mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut menunjukkan adanya min at berbagai kalangan dalam menggunakan jasa perbankan syariah sehingga harus dijawab dengan memberikan ruang yang semakin terbuka bagi industry perbankan syariah untuk semakian tumbuh dan berkembang.

Semakn berkembangnya perbankan syariah bukan hanya terjadi di Negara ,kita, tetapi juga sudah menjadi fenomena global di Negara~negara maju. Makin banyak Negara, bukan hanya Negara~negara Muslim, yang menyadari bahwa peran perbankan syariah adalah salah satu kondisi yang tidak bisa dinafikkan dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian dan pembangunan.

Kondisi ini menunjukkan bahwa bank syariah merupakan alternative investasi yang dibutuhkan oleh masyarakat serta menjadi salah satu solusi bagi industry perbankan dalam rangka ikut memberikan kontribusi bgi pengembangan perekonomian nasional.

Siding yang terhormat, Bagi sebagian masyarakat, perbankan syariah yang menerapkan system bagi hasil dan

maniscayakan adanya penanggulan risiko kerugian bersama baik di pihak bank maupun debitur yang berbasis bagi hasil (banking without interest) atau menolak system bunga, dapat mengisi kelemahan dalam perbankan konvensional dan menjembatani perekonomian secara fair sehingga perbankan syariah bisa menjadi alternative.

Demikian pula, pengembangan perbankan syariah diharapkan dapat mengeliminasi bahkan menghilangkan berbagai praktik atau kegiatan ekonomi yang masih sarat dengan praktik kecurangan atau penipuan, untung-untungan, perjudian dan penghisapan yang kuat terhadap yang lemah.

Meskipun kita mengakui bahwa prospek perkembangan kedepan semakin baik, tetapi hal itu bukan tanpa kendala. Perkembangan ekonomi semkain relative baru dan belum tersosialisasi dengan baik sehingga pengembangannya masih sang at terbatas. Kenyataan ini merupakan salah satu hambatan penting yang dihadapi oleh perbankan syariah untuk dapat semakin maju dan berkembang secara berkelanjutan.

Sementara itu, pad a sisi lain, perkembangan perbankan syariah masih belum memiliki infrastruktur hokum atau regulasi yang kokoh dan memadai. Oleh sebab itu, sebelum segalanya yang buruk terjadi maka diperlukan infrastruktur hokum yang memadai, yang dapa meminimalisir tantangan dalam pengembangan industry perbankan syariah, baik dalam skala nasional maupun regional. Melalui ketersediaan regulasi yang kokoh akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pemahaman masyarakat terhadap kegiatan operasional bank syariah.

Tidak kalah penting, kehadiran infrastruktur hokum atau dukungan regulasi lain yang kokoh diharapkan dapat mendorong perbankan syariah di Indonesia dala menghadapi persaingan dalam era globalisasi, terutama melalui peningkatan kualitas SDM, penciptaan produik yang menarik serta persaingan tehnologi perbankan.

Siding yang terhormat,

Demikianlah pandangan Fraksi Partai Pembangunan terhadap RUU tentang Perbankan Syariah. Walau bagaimanapun upaya kita untuk menyempurnakan RUU ini, namun sebagai manusia biasa, tentu saja dapat dipahami apabila disana~sini masih terdapat kekurangan. Tapi hal itu tidak menjadikan kita ragu-ragu untuk menyeti.Jjui RUU ini. Oleh karena itu sambi! bertawakal kepada ALLAH SWT, dengan mengucapkan "Bismilahirrahmanirohim" Fraksi Partai Persatuan PEmbanguhan memberikan persetujuannya kepada RUU Tentang Perbankan Syariah.

Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak kepada Pemerintah, kepada seluruh Staf Sekretariat Komisi XI yang telah ikut mensukseksn kerja besar ini. Hanya disayangkan bahwa selama pembahasan RUU Tentang Perbankan Syariah kiranya perhatian media massa sangat kurang dalam menyiarkan berita pembahasan. Namun demikian tidak mengurangi rasa terima kasih kepada media massa.

Fraksi Partai PersatuaN Pembangunan menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak andaikata sefama perjalanan pembahasan terdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati.

Wabilahitaufik Wal Hldayah Wassalamualaikum Wr. Wb

19

Page 8: Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI XIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180409-041319-8297.p… · sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak

KETUA RAPAT:

Jakarta, 5 Juni 2008 FRAKSIPARTAIPERSATUANPEMBANGUNAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Juru Bicara

H. Sofyan Usman Nomor Anggota: A-33

Selanjutnya saya persilahkan dari Fraksi PKS.

ANGGOTA F·KS (MUSTAFA KAMAL, S.Si):

Bismilahirrohmanirohiim

PANDANGAN MINI FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR·RI

TERHADAP RANCANGAN UNDANG·UNDANG

TENTANG PERBANKAN SYARIAH

Disampaikan oleh :MUSTAFA KAMAL, SS Nomor Anggota : A-248

Assalamualaikum Warrahamatulahi Wabarakatuh,

Saudara Plmpinan Sidang, Dan para anggota dewan yang terhormat,

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera sejak awal sang at mendukung perumusan undang-undang ini. Berusaha untuk menampung dan mengkaji berrbagai aspirasi dari berbagi pihak dan merumuskannya dalam pasal demi pasal di dalam undang-undang in; bersama dengan anggota dewan lainnya hingga mencapai hasil berupa draft akhir RUU Perbankan Syariah.

Mengingat pentingnya undang-undang ini dalam memayungi berbagai kegiatan yang berkaitan dengan perbankan syariah di masa yang akan datang, izinkan kami memberikan beberapa catatan sebelum disahkan menjadi undang-undang.

Periama, perlu ada kejelasan mengenai adanya, double tax dalam transaksi jual beli berdasarkan akad murabahah. Double tax tentu akan merugikan nasabah dan bank syariah itu sendiri sehingga kejelasan peniadaan double tax dalam UU Perbankan Syariah harus jelas dan tidak dipersepsikan berbeda antara praktisi dan pengguna jasa pebankan syariah dengan institusi pemerintah lainnya (Oltjen Pajak).

Kedua, perkembangan industry perbankan syariah harus diikuti dengan keberpihakkan yanglebih besar dan nyata dalam hal penyaluran dana bag; usaha kecil dan menengah dan kemudian akses dana-dana bantuan bagi UKM sehingga mamu menggerakkan sector riel dan memiliki manfaat yang lebih besar begi terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Bahkan kami merekomendasiakn untuk OPR dan Pemerintah untuk segera memformulasikan peraturan baru yang mengatur tentang hal ini.

Ketiga, penyelesaian sengketa perbankan syariah melalui pengadilan dalam lingkup peradilan agama kami nilaiu sudah tepat sehingga tidak berbenturan dengan UU No 3/2006. Keputusan ini tentu berdampak bag; penyelenggaraan peradilan yang benar-benar kredibel dan mempunyai kapabilitas kuat untuk menyelesaikan sengketa-sengketa bidang perbankan syariah. Karena itu. kami menyarakankan agar instansi peradilan agama segera melakukan pembenahan dan persiapan, baik dar; struktur dan sumber dayanya.

Keempat, industry perbankan syarih sedang tumbuh dan berkembang sehingga membutuhkan berbagai insentif untuk memperkuat eksistensi pertumbuhannya.industri perbankan syariah kini bukan lagi

20

Page 9: Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI XIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180409-041319-8297.p… · sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak

da/am posisi menawarkan alternative jasa perbankan. Insentif harus diberikan sehingga perbankan syariah dapat menjadi pelaku utama dalam perkembangan perekonomian di Indonesia.

Saudara Pimpina Sidang, Para anggota dewan yang terhormat, Demikianlah beberapa catatan yang dapat kami berikan dalam kesempatan penyampaian

pandangan mini fraksi-fraksi. Dengan mengucapa bismilahirrahmanirrahim seraya memohon keberkahan dari Allah Swt. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dengan ini mendukung RUU Perbankan Syariah untuk dibawa kedalam siding paripurna dan segera disahkan menjadi Undang-Undang Perbankan Syariah.

Kami berharap keberadaan Undang-undang Perbankan Syariah mampu memberikan jaminan kepastian hokum da/am merespon dunia perbankan syariah yang terus tumbuh dan berkembang di Indonesia dan dunia secara umum.

Kami menyadari bahwa kehadiran Undang-undang in; tentu tidak dapat memuaskan semua pihak, tetapi kami meyakini bahwa kehadiran Undang-undang ini merupakan langkah awal yang baik untuk perkembangan industry perbankan dan industri-industri lainnya pengguna jasa perbankan syariah, juga demi terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia keseluruhan. Sebagai langkah awal tentu masih memerlukan berbagai penyempurnaan seiring dengan kebutuhan dan perkembangan perbankan syariah serta dunia perekonomian. Semoga Allah mencatat usaha kita sebagai bagian dari usaha untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik.

Wassalamualaikum Warrahamtulahi Wabarakatuh.

Ketua,

PIMPINAN FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Sekretaris,

DRS. M. MAHFUDZ SIDDIQ. M.Si No. Angg: A·265

MUSTAFA KAMAL No. Angg: A·248

KETUA RAPAT: Selanjutnya saya persilahkan dari F PAN

ANGGOTA F·PAN (NURUL FALAH EDDY PARIANG):

PENDAPAT AKHIR MINt FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

Bismilahirrohmanirohim Assalamualaikum Wr. Wb

RANCANGAN UNDANG·UNDANG TENTANG

PERBANKAN SY ARIAH

Disampaikan oleh: Nurul Falah Eddy Pariang No. Angg : A-178

Salam sejahtera untuk kita semua

Saudara Pimpinan dan Anggota Komisi XI Dewan Perwakifan Rakyat yang terhormat, Saudara Menteri Keuangan Republik Indonesia beserta jajarannya yang terhormat, Saudara Menteri Agana Republik Indonesia beserta jajarannya yang terhormat,

21

Page 10: Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI XIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180409-041319-8297.p… · sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak

Saudara Menteri Hukum dan HAM beserta jajarannya yang terhormat

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat melaksanakan Rapat Kerja dengan agenda penyampaian Pendapat Akhir Mini terhadap Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Perbankan Syariah.

Dalam perspektif filosofis Rancangan Undang-undang ini diperlukan sebagai suatu alternative dari konsep perbankan konvensional yang dipraktikkan saat ini. Dalam perspektif sosiologis, dimaksudkan untuk memenuhi kepentingan (kemasalahan) masyarakat, tidak hanya untuk Umat Islam tetapi juga bagi penganut agama islam.

Selain itu, pembentukan Rancangan Undang-undang ini adalah dalam rangka memberikan kesetaraan (equal treatment) dalam pengelolaan bank syariah dengan bank konvensional. Karena, secara umum aturan tehnis perbankan antara bank syariah maupun bank konvensional adalah sama.

Undang-undang Perbankan Syariah diharapkan dapat memicu tumbuhnya perbankan syariah yang baru. Hal ini dapat membuka peluang bisnis dan pranata hokum positif di Indonesia.

Lahirnya instrument baru berbasis syariah dapat meningkatkan minta investor dalam negeri dan luar negeri yang akan masuk da/am industri perbankan syariah. Dengan Undang-undang inL maka perbankan syariah tidak hanya sekedar menjadi unit syariah di bank konvensional.

Demikian pendapat akhir Mini Fraksi Partai Amanat Nasional, dan dengan mengucapkan Bismilahirrahmanirrahim, Fraksi Partai Amanat Nasional menyetujui Rancangan Undang-undang tentang Perbankan Syariah disahkan dalam pembicaraan Tingkat II.

Akhirnya, atas perhatian Pimpinan dan Anggota Komisi XI serta Menteri Keuangan Republik Indonesia beserta jajarannya, kami mengucapkan terima kasih.

Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi usaha kita bersama.

KETUA RAPAT:

Jakarta, 4 Juni 2008 An. Koordinator POKSI XI

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DPR RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DRS. NURUL FALAH EDDY PARIANG NOMOR ANGGOTA : A·178

Yang terakhir kami persilahkan dari F KB.

ANGGOTA F·KB (DRS.H.M. ARSA SUTHISNA,MM):

PENDAPAT AKHIR MINI FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPRRI

TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANGPERBANKAN SYARIAH Disampaikan oleh: Juru Blcara FKB DPR-RI : Drs.H.M. Arsa Sutisna, MM

Anggota Nomor: A-236

Assalamualaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh

Yang Terhormat Saudara Ketua Rapat Saudara Menter; Keuangan beserta jajarannya Saudara-saudara Anggota Dewwan Komisi XI dan hadirin yang terhormat.

Mengawali Pendapat Akhir Mini ini, marilah kita memanjatkan puji dan syuk~r kehadirat Alla.h. ~~T, atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua, sehlngga pada han Inl klt~ dapat mengikuti Rapat Komisi XI OPR RI dalam keadaan sehat wal afiat. Se/anjutnya perkenankanlah Fraksl

22

Page 11: Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI XIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180409-041319-8297.p… · sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak

Kebangkitan 8angsa menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh anggota Komisi XI, Anggota Panja dan Pemerintah yang telah mendengepankan musyawarah untuk mufakat dalam membahas RUU ini. Akhirnya pada hari ini pembahasan RUU ini telah rampung dan kami mengusulkan untuk dsahkan menjadi undang-undang.

Dalam pandangan Fraksi kami pembahasan RUU ini telah memiliki makna tersendiri, karena RUU Ini merupakan usul inisiatif DPR, dengan waktu pembahasan yang relative lama kurang lebih 2 tahun, juga substansi materi yang ada dalam RUU sangat strategis dan kedepan undang-undang ini akan menjadi regulasi utama dalam operasionalisasi perbankan syariah dan secara keseluruhan materi yang telah kita sepakati dalam RUU ini jauh lebih maju bila disbanding dengan draft awal pembahasan RUU ini.

Saudara Ketua dan hadirin yang terhormat, Fraksi Kebangkitan bangs a berpendapat bahwa lahirnya undang-undang Perbankan Syariah

karena adanya dorongan kuat dari masyarakat dengan di awali lokakarya tentang bunga bank pad a bulan Agustus 1990, yang kemudian lahirlah bank Muamalat pada tahun 1992, yang diperkuat dengan Undang­undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan dan Undang-undang Bank Indonesia nomor 23 tahun 1999 yang kemudian diamandemen menjadi undang-undang nomor 3 tahun 2004.

Kehadiran perbankan syariah bukan semata-mata hanya sebagai pilihan alternative, tetapo merupakan kebutuhan seka/igus menjawab persoalan yang sedang dihadapi yaitu untuk mulai meninggalkan system bunga/riba dan beralih kepada prinsip syairah yaitu mudharabah dan musyarakah.

Dalam perkembangannya keberadaan perbankan syariah telah memperlihatkan performance yang menggembirakan, mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional, sehingga perbankan syariah harus diatur secara spesifik dengan suatu undang-undang tersendiri yang memiliki karakteristik syariah, terlepas dari undang-undang yang mengatur tentang perbankan konvensional. Pengaturan tentang perbankan syariah juga harus memperhatikan batas kewenangan masingp-masing institusi yang terkait. Jangan sampai terjadi adanya opini tumpang tindih baik yang dilakukan oleh Dewan Syariah Na'sional (DSN) maupun Komite Perbankan Syariah sebagaimana yang diatur dalam RUU Perbankan Syariah ini.

Saudara Ketua dan hadirin yang terhormat, Fraksi Kebangkitan Bangsa berpendapat bahwa RUU Perbankan Syariah setelah dilakukan

pembahasan secara intensif dan telah kita sepakati beberapa hal prinsip antara lain: Perbankan Syariah dapat menjalankan fungsi social dalam bentuk lembaga baitul mal, menghimpun dana dalam bentuk Giro, Tabungan, Deposito, valuta asing, pasar modal, menerbitkan, menawarkan dan memperdagangkan surat berharga jangka pendek berdasarkan prinsip syariah.

Bagi pemegang saham pengendali, dewan komisaris dan direksi diwajibkan untuk lulus uji kemampuan dan kepatutan. Adapun pengawasan atas kegiatan bank agar sesuai dengan prinsip syariah, maka dibentuk Dewan Pengawas Syariah yang diangkat oleh RUPS atas Rekomendasi MUI. Adapun Penyelesaian sengketa Perbankan Syariah dilakukan oleh pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama.

Sedangkan semua jenis kegiatan usaha, produk dn jasa syariah wajib tunduk kepada prinsip syariah yang difatwakan oleh Mejelis Ulama Indonesia (MIU) yang dituangkan dalam Peraturan Bank Indonesia dengan membentuk Komite Perbankan Syariah yang keanggotaannya terdiri dari unsure BI, Depag dan masyarakat. Adapun bagi dewan komisaris, dewan pengawas, direksi dan pegawai perbankan syariah yang menghalangi dan tidak melaksanakan prinsip syariah dalam menjalankan tugasnya akan diberikan sanks; administrative oleh Bank Indonesia. Hal ini penting karena keluhan yang dialami oleh masyarakat bahwa belum semua perbankan syariah telah menerapkan prinsip syariah, tetapi dalam prakteknya hampir sama dengan perbankan konvensional, hanya system dan caranya lebih halus.

Beberapa hal tersebut merupakan masalah prinsip yang diatur dalam RUU ini dan apabila dilaksanakan secara sungguh-sungguh, maka akan memiliki makna dan pengaruh besar bagi perekonomian nasional, memperkokoh sector keuangan, menciptakan iklim investasi yang lebih sehat, stabil dan adi/, karena semua pihak dapat saling berbagi, baik keuntungan maupun kerugian, tidak ada penumpukan keuntungan dan beban kerugian yang menitikberatkan salah satu pihak.

Untuk itu, dengan adanya undang-undang perbankan syariah maka diharapkan akan mampu memberikan secercah harapan yang lebih baik terhadap perekonomian naisonal di masa depan, mengingat begitu pentingnya undang-undang ini untuk menjadi landasan hokum bagi perbankan nasional dalam mengelola dan operasionalisasi perbankan syariah,

Page 12: Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI XIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180409-041319-8297.p… · sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak

Saudara Plmpinan Rapat dan hadirin yang terhormat, Dengan mempertimbangkan pembahasan yang sudah berlangsung selama ini, dan beberapa

materi yang telah diatur dalam RUU ini, maka kiranya pembahasan ini dpat dilanjutkan dengan pembahasan tingkat " (Rapat Paripurna), agar RUU In; dapat disahkan dan ditetapkan menjadi Undang~undang. Atas perhatian para anggota Dewan, saudara Menteri Keuangan yang mewakili Pemerintah beserta stat, para rekan wartawan dan hadirin kami mengucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wh.

JURU BICARA FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPRRI

KETUA RAPAT:

Drs. H.M. Arsa Suthisna.MM Anggota Nomor : A·236

Terima kasih pak Arsa Sutisna, Saudara-saudara sekalian yang kami hormati Oemikianlah telah kita dengarkan pendapat pemerintah terhadap hasil RUU Pembahasan tentang

Perbankan Syariah. Apakah seluruh rumusan penjelasan atas RUU Tentang Perbankan Syariah tersebut dapat kita setujui.

(RAPAT SETUJU)

Berkaitan dengan persetujuan terhadap RUU Tentang Perbankan tersebut selanjutnya kami persilahkan kepada Menteri dan Pimpian Komisi XI OPR RI dan para wakil.dari masing-masing traksi untuk menandatangani RUU Tentang Perbankan Syariah.

Demikianlah saudara-saudara Penandatanganan Naskah RUU Tentang Perbankan Syairah telah kita lakukan bersama.-sama. Proses pembahasan selanjutnya akan memasuki tahapan pembicaraaan tingkat " atau pengambilan keputusan dalam Rapat Paripurna yang insya Allah akan dilaksanakan pada hari selasa tanggal17 Juni Tahun 2008 mendatang.

Sebelum rapat kerja in; kita akhiri kami akan mempersilahkan kepada saudara Oeputi Gubernur Bank Indonesia Ibu Slti Fajriah untuk menyampaikan pandangan atau sambutan terhadap pengertian Rancangan Undang-undang ten tang Perbankan Syariah terdsebut.

Kami persilahkan.

DEPUTI GUBERNUR BI : Bismilahirahmanirohim Assalamualaikum Warahamtullahi Wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita, . Yang saya hormati Pimpinan Komisi XI OPR RI dan anggota Komisi XI OPR RI, Ketua dan anggota Panja RUU Perbankan Syariah, Ibu Menteri Keuangan, Bapak Menteri Hukum dan HAM, Menteri Agama atau yang mewakili, Bapak-bapak dan ibu sekalian serta hadirin yang saya muliakan,

Pertama-tama kami atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia mengucapkan terima kasih atas undangan Komisi XI DPR RI kepada Bank Indonesia untuk hadir pada Rapat Kerja mala mini. Pada kesempatan yang berbahagia ini kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada RUU Perbankan Syariah dan Pemerintah atas kesempatan yang telah diberikan kepada Bank Indionesia untuk ikut serta dalam proses penyusunan RUU Perbankan Syariah. Oapat kami sampaikan bahwa dalam proses pembahasan RUU Perbankan Syariah, Bank Indonesia sejak awal pembahasan senantiasa terlibat aktif dalam memberikan masukan dan sejalan dengan komitmen Bank Indonesia dalam pengembangan perbankan syariah. Untuk itu Bank Indonesia menyampaikan apresiasi kepada Panja RUU Perbankan Syariah dan Pemerintah yang telah mengakomodir masukan-masukan dari Bank Indonesia.

24

Page 13: Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI XIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180409-041319-8297.p… · sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak

Hadirin yang kami hormati, kami menyadari bahwa untuk mengembangkan perbankan syariah memerlukan dukungan semua pihak baik pemerintah, OPR dan Lembaga Perbankan, Industri itu sendiri serta dukungan masyarakat yang memanfaatkan jasa perbankan syariah secara optimal. Untuk itu dengan disetujuinya RUU Perbankan Syairah untuk disahkan menjadi undang-undang, kami harapakan dapat memicu industry perbankan untuk bisa berkembang lebih baik lag; mengingat potensi pasar bank syariah yang masih terbuka luas dan belum tergarap secara optima/. Dan oleh karena itu kami sangat mendukung dan sekali lagi memberikan apresiasi kepada pemerintah dan komisi XI yang telah berhasil menyelesaikan dan mengesahkan RUU Perbankan Syariah untuk selanjutnya akan disahkan menjadi Undang-undang Perbankan Syariah,

Oemikian yang dapat kami sampaikan atas perhatian bapak, ibu sekalian kami ucapkan terima kasih dan semoga pengesahan undang-undang Perbankan Syariah ini dapat menjadi amal baik bapak, ibu dan kita semua.

Terima kasih. Wabilahilaufik Wa/hidayah Wassalamualaikum Warahamtul/ahi Wabarakatuh

KETUA RAPAT: Kami atas Komisi XI menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Jajaran Bank

Indonesia khususnya kepada Ibu Siti Fajariah yang begitu sangat tekun mendampingi kami baik pembahasan pada tingkat Pansus maupun tingkat Panja maupun dalam persiapan Draft akademik Rancangan Undang­undang ini. Begitu tekun dan rajin ibu mendampingi kami sehingga terwujudlah hasilnya pada malam hari ini.

T erima kasih. Selanjutnya saya akan persilahkan dari pihak pemerintah Ibu Sri Mulyani dan pak Andi Matalata.

MENTERI KEUANGAN : Pimpinan, saya rasa kami at as nama seluruh jjajaran di Departemen Keuangan sebagai salah satu

pemegang Ampres untuk pembahasan RUU Ini mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota Pansus dan Pimpinan termasuk Panja yang saya rasa telah memberikan suasana yang sangat baik dan kondusif bagi pembahasan yang sangat lancar, Kami tentu berharap seluruh undang-undang yang lain juga harus seperti itu sehingga kita bisa mencapai sesuatu yang sangat produktif dan berguna bagi bangsa dan Negara.

Sekali lagi atas nama kami semua ini merupakan suatu kerja sama yang mungkin bis a kami banggakan.

Terima kasih kepada seluruh jajarannya. Oari Departemen Keuangan juga maupun dari Menteri Agama dan Menkumham yang selama ini telah bekerja sarna bersama kami dan kepada seluruh para anggota dan pimpinan.

Terima kasih Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

KETUA RAPAT: Terima kasih Ibu Ani, selanjutnya kami persilahkan pak Andi Matalata.

MENTERI HUKUM DAN HAM: Terima kasih pimpinan Komisi XI dan anggota Komisi XI yang hadir pada malam hari ini dan

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai situs yang menjadi low centemya pemerintah merasa bersyukur sebuah perangkat undang-undang kembali kita sahkan pada malam had in; walaupun diawal-awal undang-undang ini mau dibahas terbayang sekian banyak persepsi, hambatan-hambatan yang mung kin akan dihadapi oleh Komisi dalam rangka pembahasannya tetapi ternyata pada saat kita memasuki pembahasan semua lancer-Iancar saja, Tentu ini tidak terlepas dari kerja kawan-kawan dari Bank Indonesia) Ibu Menteri Keuangan beserta jajarannya dan juga sudah pasti dimuluskan oleh fatwa-f~twa dari Departemen A~ama dan juga kita merasa yakin undang-undang ini akan member sumbangslh dala,m rang~a, mentngkatk~n kesejahteraan bangsa Indonesia di masa yang akan datangl mudah-mudahan kerJa sama Inl akan berlanJut terus pak sampai melewati 2009 yang akan datang,

Terima kasih.

25

Page 14: Jakarta, 5 Juni 2008 KELOMPOK KOMISI XIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180409-041319-8297.p… · sehingga ciri-ciri syariah menjadi jelas dan tidak tersamar serta tidak

KETUA RAPAT: Terima kasih pak Andi Matalata selaku Menteri Hukum dan Ham, yang terakhir kami persilahkan

yang mewakili Menter; Agama sekaligus kita menutupnya dengan doa. Kami persilahkan.

DIRJEN SIMAS ISLAM: Bismilahirahhamnirohim, Assalamualaikum Wr. Wb. Sekali lagi permohonan maaf dari bapak Menteri Agama yang sedang menjalankan tugas

kenegaraan di Timur Tengah dan untuk itu sebelum saya menyampaikan doa, perkenankanlah kami sekaligus mewakili ormas-ormas islam yang begitu banyak respon positifnya kepada kami terhadap bayangan akan lahirnya sebuah Undang-undang Perbankan Syariah di Republik ini dan alhamdulilah pada ma!am hari ini kita membuat sejarah yang sang at monumental dan semoga ini berkah dan untuk itu pada kesempatan yang mubarakah ini bertepatan tadi jam 10.11 kita melahirkan sesuatu yang sangat penting diRepublik ini semoga ini menjadi sesuatu yang sangat monumental bukan hanya didunia tetapi insya Allah nanti diakhirat dan untuk itu bagi yang beragama islam kami mohon untuk kita berdoa dengan membaca surat Alfatihah.

Terima kasih. Assalamualaikum Wr. Wb.

KETUA RAPAT: Terima kasih, Ibu Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan, pak Andi Matalat selaku Menteri Hukum

dan HAM, ibu Siti Fajriah yang mewakili Menteri Agama. Begitu panjang perjalanan kita untuk mewujudkan Undang-undang Bank Syariah hampir 3 tahun !ebih dan tadinya kami juga pesimis apakah undang-undang ini bisa kita wujudkan namun dengan kegigihan yang dimiliki dari kawan-kawan Komisi XI dan pendampingan dari Bank Indonesia Ibu Siti F ajriah dan Menteri Keuangan akhirnya apa yang kita cita-citakan dan idam­idamkan bisa tefVJujud karena ridho dad Allah SWT.

Maka dengan demikian dengan telah selesainya seluruh rangkaian acara pada malam hari ini, atas nama Pimpinan dan Seluruh Anggota Komisi XI DPR RI kami mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf apabila selama rapat kerja ini berlangsung terdapat kata-kata atau tindakan yang kurang berkenan. Akhirnya dengan mengucapkan syukur alhamdulilah rapat kerja ini kami tutup.

Assalamualaikum Warrahamatulahi Wabarakatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 22.00 WIB) (KETUK PALU 3 KAU)

26