Jakarta, 2 Mei 2014

56
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Jakarta, 2 Mei 2014 Disampaikan pada Acara: KULIAH UMUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

Transcript of Jakarta, 2 Mei 2014

Page 1: Jakarta, 2 Mei 2014

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

Republik Indonesia

Jakarta, 2 Mei 2014

Disampaikan pada Acara:

KULIAH UMUM

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

Page 2: Jakarta, 2 Mei 2014

KERANGKA PAPARAN

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN TERKINI

FENOMENA GLOBAL

PELUANG DAN TANTANGAN DALAM MEA

STRATEGI PENGEMBANGAN KEUNGGULAN NASIONAL

PERAN UMKM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

1.

2.

3.

4.

5.

Page 3: Jakarta, 2 Mei 2014

Slide 3

PERKEMBANGAN

PEREKONOMIAN TERKINI

Page 4: Jakarta, 2 Mei 2014

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL

Perbaikan ekonomi negara maju sejalan dengan masih

berlanjutnya stimulus moneter.

Eropa akan tumbuh positif pada tahun 2014.

Kepercayaan terhadap surat utang di Eropa sudah pulih,

Eropa sudah keluar dari krisis.

Jepang akan tumbuh cukup baik di tengah dorongan

stmulus moneter dan fiskal (abenomics).

Perbaikan Perekonomian Global masih berlanjut dengan tumbuh moderat di awal 2014, namun diperkirakan akan menguat perlahan hingga 2015

Perlambatan ekonomi China yang disebabkan oleh

reformasi kebijakan yang diterapkan pemerintahan China.

Normalisasi kebijakan moneter the Fed yang akan memicu

pembalikan arus modal sehingga risiko yang berkaitan

dengan kebutuhan pendanaan eksternal menjadi cukup

besar dan depresiasi mata uang patut untuk menjadi

perhatian.

Timbulnya risiko geopolitik terutama di Eropa dan Timur

Tengah yang akan memicu kenaikan harga minyak

Namun masih perlu untuk dicermati karena masih terdapat Risiko yang disebabkan oleh

Slide 4

Page 5: Jakarta, 2 Mei 2014

RINGKASAN PERKEMBANGAN EKONOMI DOMESTIK TERKINI

Pertumbuhan ekonomi membaik: 5,63 % di triwulan III 2013 menjadi 5,72% di triwulan IV 2013.

Pada tahun 2013 ekonomi tumbuh 5,8%.

Neraca perdagangan pada bulan Februari 2014 mencapai surplus US$ 790 juta.

Defisit neracara transaksi berjalan sudah mengalami penurunan menjadi US$ 4.0 milyar pada

triwulan IV 2013 (2% dari PDB), turun dari US$ 8,5 milyar (3,8% dar PDB) pada triwulan III 2013.

Inflasi semakin terkendali: dari 8,3 % di akhir 2013 menjadi 7,3% di bulan Maret 2014.

Suku bunga BI rate stabil di tingkat 7,5%

Cadangan devisa naik menjadi US$ 102,6 milyar pada 28 Maret 2014, naik dari US$ 99,4 Milyar

pada akhir 2013.

Nilai tukar rupiah terus menguat: dari kisaran di atas Rp 12.000 / US$ di akhir tahun 2013 ke

kisaran Rp 11.200-11.500 / US$.

Bursa saham (IHSG) menguat dari 4.274 di akhir 2013 menjadi 4.818 pada penutupan bursa

tanggal 28 April 2014.

Perkembangan di atas menunjukkan arah perekonomian Indonesia semakin membaik, yang

telah menimbulkan sentimen positif di pasar (Rupiah maupun IHSG cenderung menguat). Slide 5

Page 6: Jakarta, 2 Mei 2014

Slide 6

Page 7: Jakarta, 2 Mei 2014

GLOBALISASI EKONOMI KECENDERUNGAN (TREND) YG TERJADI PADA PEREKONOMIAN GLOBAL:

Slide 2

WTO, APEC, ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA), ASEAN Economic Community

telah menjadi faktor pokok --main determinant-- menentukan produktivitas, kualitas

daya saing serta intensitas kompetisi pembangunan ekonomi dalam mengentaskan

kemiskinan dan memperbaiki kemakmuran global --ensuring global wealth-while

fighting global poverty --.

Economic centre of gravity -- bergerak ke Asia dengan kecepatan Tinggi

Page 8: Jakarta, 2 Mei 2014

Slide 8

Page 9: Jakarta, 2 Mei 2014

Kawasan Asia Tenggara merupakan

salah satu kawasan yang strategis

secara geo-politik dan geo-ekonomi.

ARTI PENTING ASEAN

Slide 9

Kesadaran perlunya

dibentuk kerja sama untuk

meningkatkan common

security, common stability,

dan common prosperity

dalam konteks dinamika

internal negara ASEAN dan

kawasan serta global.

Page 10: Jakarta, 2 Mei 2014

TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT ASEAN

1. Berdasarkan Surveys on ASEAN Community Building Effort 2012 yang

dilakukan oleh Sekretariat ASEAN dan Japan-ASEAN Integration Fund (JAIF) di

sepuluh negara anggota ASEAN menghasilkan data-data sebagai berikut:

a. 81% masyarakat ASEAN telah mengetahui keberadaan ASEAN namun 76%

diantaranya masih kurang memiliki pemahaman dasar mengenai ASEAN.

b. 55% dari kalangan bisnis ASEAN telah memiliki pemahaman dasar

mengenai ASEAN, sementara 15% lainnya sudah memiliki pemahaman

dasar yang baik tentang ASEAN.

Slide 10

2. Hasil survei ASEAN Business Advisory Committee tahun 2012 menyatakan

bahwa 60% pebisnis di Negara-Negara ASEAN memiliki pengetahuan

mengenai ASEAN Free Trade Agreement, sementara 45% pebisnis melihat

daya tarik ASEAN sebagai suatu wilayah ekonomi yang terintegrasi.

Page 11: Jakarta, 2 Mei 2014

2. Hasil survei Journal of Current South East Asian Affairs 2011

di Indonesia, menyatakan:

Slide 11

TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT ASEAN

80% memandang

ASEAN penting dan

relevan;

42% belum mengetahui Komunitas

ASEAN;

88% mendukung

terbentuknya AEC;

78% memandang

AEC akan memberikan manfaat bagi

ekonomi Indonesia.

Page 12: Jakarta, 2 Mei 2014

ELEMEN PILAR AEC BLUEPRINT

Memuat rencana aksi dan target waktu hingga tahun 2015:

1. Pasar Tunggal dan Basis Produksi Regional: arus barang, jasa, dan investasi yg bebas, tenaga kerja yang lebih bebas, arus permodalan yang lebih bebas, Priority Integration Sectors (PIS), serta pengembangan sektor food-agriculture-forestry;

2. Kawasan Berdaya-saing Tinggi: kebijakan persaingan, perlindungan konsumen, HKI, pembangunan infrastruktur, kerjasama energi, perpajakan, e-Commerce;

3. Kawasan dengan Pembangunan Ekonomi yang Merata: pengembangan UKM, mempersempit kesenjangan pembangunan antar negara ASEAN;

4. Integrasi dengan Perekonomian Dunia: pendekatan koheren terhadap hubungan ekonomi eksternal, partisipasi yang semakin meningkat dalam jaringan suplai global

Implementasi baik tingkat ASEAN maupun tingkat nasional sejak 2008

dan dimonitor dengan mekanisme Scorecard AEC Scorecard.

Slide 12

Page 13: Jakarta, 2 Mei 2014

Slide 13

Page 14: Jakarta, 2 Mei 2014

POTRET EKONOMI ASEAN

The Global

Competitiveness Report

2013–2014

POPULATION

(MILLIONS)

GDP (US$

BILLIONS)

GDP PER CAPITA

(US$)

GDP (PPP) AS

SHARE (%) OF

WORLD TOTAL

SINGAPURA 5.2 276.5 51,162 0.39

MALAYSIA 28.9 303.5 10,304 0.60

BRUNEI DARUSSALAM 0.4

16.6

41,703

0.03

THAILAND 69.5 365.6 5,678 0.78

INDONESIA 242.3 878.2 3,592 1.46

FILIPINA 94.9 250.4 2,614 0.51

VIETNAM 87.8 138.1 1,528 0.39

KAMBOJA 14.3 14.2 934 0.04

MYANMAR 48.3 53.1 835 0.11

LAOS 6.3 9.2 1,446 0.02

TOTAL 592.7 2,028.9 68,634 3.94

Sumber : The Global Competitiveness Report 2013–2014, Klaus Schwab, World Economic Forum Slide 14

POPULASI PENDUDUK

TERBESAR DI ASEAN

KONTRIBUSI GDP DUNIA

TERBESAR DI ASEAN

Page 15: Jakarta, 2 Mei 2014

Konsumsi Domestik

55%

Konsumsi Pemerintah

7%

PMTB32%

Investori dan Per. Statistik

6%

Net Ekspor0%

PEREKONOMIAN INDONESIA TERBESAR DI ASEAN

Populasi

247 Jt

PDB 2013

$946 M

The world 16th largest countries by nominal GDP, #1 in ASEAN (IMF)

The world 4th most populous countries in the world, #1 in ASEAN

Luas Negara

1.9 Jt Km2

The world 15th largest countries by geographical size, #1 in ASEAN

Indonesia merupakan perekonomian terbesar di Asia

Tenggara.

Cenderung stabil dan tidak terlalu terpengaruh oleh

krisis global. Pada 2009, perekonomian Indonesia

masih dapat tumbuh 4,5%, 6,5% pada 2011 dan

dipediksi masih dapat tumbuh 6,3-6,4% pada 2012.

Indonesia 41%

Thailand 18%

Malaysia 14%

Singapore 11%

Phillipines 11%

Rest of SEA 5%

Ekonomi Indonesia terbesar dan paling stabil di Asia Tenggara, bahkan di tengah kodisi krisis global...

…terutama didorong oleh konsumsi domestik yang besar

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi ASEAN-5 +Vietnam (%)

PDB

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Indonesia Malaysia Philippines Thailand Vietnam Singapore

2009 2010 2011

PDB Asia Tenggara

Sumber: IMF Sumber: BPS Slide 15

Page 16: Jakarta, 2 Mei 2014

Source: UNCTAD, July 2012

UNCTAD: Indonesia's ranking rose from

position 6 4 as a prime investment

destination 2012-2014

15.2

21.4

26.2

27.0

28.1

28.9

34.8

37.7

38.6

43.0

53.5

54.1

73.3

51.2

58.8

55.4

47.6

45.5

46.1

53.9

32.8

33.9

38.5

27.1

32.0

20.6

3.2

1.5

3.1

5.6

0.8

3.1

0.7

3.3

2.4

2.2

0.8

0.5

30.4

18.3

15.4

19.8

25.6

21.9

10.6

26.2

25.2

16.3

18.6

13.9

7.0

Taiwan

Hong Kong

Japan

Australia

Philippines

South Korea

Singapore

Vietnam

Thailand

Malaysia

Indonesia

India

China

Increase their level of investment Still in the market, but will not invest more Reduce their investment Have no plans to invest

Source: The Economist, January 2013

The Economist: Indonesia is the #3

investment destination in Asia in

2013

Promising Countries for Japanese

Investor (FDI)

Source: JBIC, December 2012

DAYA TARIK INDONESIA SEMAKIN TINGGI

Page 17: Jakarta, 2 Mei 2014

PELUANG INDONESIA DAN NEGARA ANGGOTA ASEAN

Slide 17

1. Meningkatkan FDI di ASEAN dan Indonesia.

Terdapat peningkatan FDI dari US$ 98 miliar pada tahun 2010 menjadi US$ 110

miliar pada tahun 2012. Dari FDI yang masuk ke ASEAN tersebut sebanyak US$

16,2 miliar masuk ke Indonesia pada tahun 2010 dan US$ 24,6 miliar pada tahun

2012 dan tahun 2013 sebesar US$ 28,6 miliar

2. Produk Domestik Bruto dan PDB per kapita

PDB ASEAN tumbuh sebesar 15,9% pada tahun 2011 dengan nilai US$ 2,18

triliun dan pada tahun 2012 kembali tumbuh 5,8% menjadi US$ 2,31 triliun

PDB per kapita ASEAN naik hampir empat kali lipat dari US$ 965 (1998)

menjadi US$ 3.590,7 (2011) dan US$ 3.748,4 (2012)

Sumber: ASEAN.org

Page 18: Jakarta, 2 Mei 2014

Slide 18

PELUANG INDONESIA DAN NEGARA ANGGOTA ASEAN

3. Menurunnya angka kemiskinan.

Telah terjadi penurunan angka kemiskinan di ASEAN dari 45% pada tahun 1990,

menjadi 15,6 % pada tahun 2010.

4. Kelas Menengah ASEAN

Jumlah kelas menengah ASEAN meningkat lebih dari dua kali lipat yaitu sebesar

15% pada tahun 1990 menjadi 37% pada tahun 2010.

Sumber: ASEAN.org

Page 19: Jakarta, 2 Mei 2014

5. Perdagangan

Total perdagangan barang ASEAN pada tahun 2012 mencapai US$ 2,48

trilliun.

Total perdagangan barang Indonesia di ASEAN tahun 2012 mencapai US$

381,7 miliar.

6. Pariwisata

Jumlah wisatawan ke ASEAN pada tahun 2012 mencapai 89 juta orang, itu

terdiri dari 40 juta wisatawan Intra ASEAN dan 49 juta wisatawan Extra-ASEAN.

Indonesia berada di peringkat ke-4 (menerima total 8 juta wisatawan) setelah

Malaysia, Thailand dan Singapura.

Sumber: ASEAN.org Slide 19

PELUANG INDONESIA DAN NEGARA ANGGOTA ASEAN

Page 20: Jakarta, 2 Mei 2014

TANTANGAN YANG KITA HADAPI

Slide 20

Serumpun bangsa di Asia Tenggara yang

terdiri dari 10 Negara dengan populasi

sekitar 600 juta penduduk, nilai

perdagangan intra ASEAN sekitar USD 600

Milyar dengan tingkat pertumbuhan rata-

rata 17,9 %/tahun (2002-2012), nilai

perdagangan external sekitar USD 1.800

Milyar, dan dengan jumlah Wisman di atas

35 Juta/tahun

Page 21: Jakarta, 2 Mei 2014

Slide 21

MENINGKATKAN DAYA SAING -- MANDIRI

Page 22: Jakarta, 2 Mei 2014

HARUS MENINGKATKAN DAYA SAING

Untuk menghadapi tantangan globalisasi maupun regionalisasi, Indonesia harus meningkatkan daya saing. Tanpa peningkatan daya saing kita hanya akan menjadi pasar bagi produsen dari negara lain.

Indonesia harus memiliki strategi yang jitu untuk memenangkan persaingan global yang semakin ketat.

Slide 22

Page 23: Jakarta, 2 Mei 2014

MEMPERCEPAT KEMAMPUAN SDM DAN IPTEK NASIONAL

Slide 23

Efficiency Driven

Economy

Innovation Driven

Economy

Pen

dap

atan

per

kap

ita

(US

$)

Percepatan dan perluasan transformasi

ekonomi menuntutpola pengembangan ekonomi

yang didasari pada semangat inovasi semangat inovasi

Page 24: Jakarta, 2 Mei 2014

PENINGKATAN DAYA SAING INDONESIA

Dengan upaya yang keras akhirnya kita

mulai melihat perbaikan daya saing kita.

Untuk periode 2013-2014 GCI Indonesia

meningkat menjadi peringkat ke 38,

mengalami perbaikan 12 tingkat

dibandingkan periode sebelumnya.

Indonesia satu-satunya negara

Asean yang GCI-nya melonjak

tajam untuk periode 2013-2014.

Slide 24

Indonesia

Page 25: Jakarta, 2 Mei 2014

PEMBANGUNAN TELAH MENINGKATKAN DAYA SAING

Komponen yang menopang peningkatkan GCI Indonesia: Kondisi infrastruktur, Efisiensi pasar barang, Kesiapan

Teknologi, dan Inovasi.

Kemajuan tersebut berhubungan dengan program-program dalam MP3EI. Artinya, MP3EI sudah mulai

memberikan dampak yang positif terhadap daya saing kita.

Survey WEF memberikan indikasi bahwa kita sudah bergerak pada arah yang benar. Ke depan, dengan semakin

banyaknya program MP3EI yang dijalankan, daya saing kita akan terus meningkat.

Daya Saing Indonesia 2013-2014 2012-2013 Up/(Down)

Kebutuhan Dasar 45 58 13

Institusi 67 72 5

Infrastuktur 61 78 17

Keadaan Makroekonomi 26 25 (1)

Kesehatan dan Pendidikan Dasar 72 70 (2)

0

Peringkat Efisiensi (Efficiency Enhancers) 52 58 6

Pendidikan tinggi dan pelatihan 64 73 9

Efisiensi pasar barang 50 63 13

Efisiensi pasar tenaga kerja 103 120 17

Perkembangan pasar finansial 60 70 10

Kesiapan teknologi 75 85 10

Besarnya pasar 15 16 1

0

Faktor Inovasi dan Kecanggihan 33 40 7

Kecanggihan Bisnis 37 42 5

Inovasi 33 39 6

Sumber: WEF

Peringkat

Infrastruktur naik 17

tingkat

Peringkat Efisiensi

pasar barang naik

13 tingkat

Peringkat Kesiapan

teknologi naik 10

tingkat

Peringkat Inovasi

naik 6 tingkat

Slide 25

Page 26: Jakarta, 2 Mei 2014

Global Innovation Index atau Indeks Inovasi Global merupakan suatu pengukuran berdasarkan

peran penting inovasi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran.

7 (tujuh) pilar utama dalam pengukuran GII adalah Institutions, Human capital and research,

Infrastructure, Market sophistication, Business sophistication, Knowledge and technology

outputs, dan Creative outputs.

Sumber: www.globalinnovationindex.org (INSEAD & WIPO)

INDONESIA HARUS MENINGKATKAN PERAN INOVASI

SEBAGAI PENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI

Slide 26

Page 27: Jakarta, 2 Mei 2014

SDM Produktif

INDONESIA Saat Ini

TINGGI

MENENGAH

DASAR

100%

175% 20%

45%

Sebagai target pencapaian komposisi Angkatan Kerja

35%

PENINGKATAN KUALIFIKASI SDM TINGGI

dan MENENGAH

SUKSESNYA PENINGKATAN KUALITAS SDM MENJADI PRASYARAT KUNCI DALAM

MEWUJUDKAN NEGARA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERDAYA SAING

-100%

Slide 27

!

Page 28: Jakarta, 2 Mei 2014

Slide 28

Page 29: Jakarta, 2 Mei 2014

VISI PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA PANJANG

Innovation driven economy Efficiency driven economy

... Mempercepat dan memperluas perkembangan ekonomi dengan

semangat NOT BUSINESS AS USUAL INDONESIA SEJAHTERA :

MENUJU 100 TAHUN INDONESIA

Slide 29

Page 30: Jakarta, 2 Mei 2014

DENGAN SEMANGAT NOT BUSINESS AS USUAL

waktu

Percepatan dan Perluasan Tranformasi Ekonomi !!!

Fokus Pendekatan:

Business as usual

Slide 30

Pemerintah berfungsi sebagai

regulator, fasilitator dan katalisator

PENDEKATAN

MASALAH PENDEKATAN

SOLUSI

Page 31: Jakarta, 2 Mei 2014

1. Integritas Pengembangan kualitas SDM & Iptek Nasional

2. Integritas peningkatan sistem logistik nasional

3. Integritas pengelolaan sumber daya air

4. Integritas sumber daya energi

5. Integritas sumber daya pangan

6. Integritas pengelolaan sumber daya alam

7. Integritas pengembangan kelembagaan

8. Integritas penerapan pembangunan berkelanjutan.

TUJUAN PRASYARAT

Menuju negara maju yang lebih sejahtera

Percepatan dan perluasan pembangunan Ekonomi di seluruh wilayah Tanah Air

PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI MELALUI KORIDOR

EKONOMI Pengembangan (dan revitalisasi) pusat-pusat

pertumbuhan Luar Jawa

PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL

Sinergi antar-pusat pertumbuhan dan pemerataan

infrastruktur dasar

PENGUATAN KEMAMPUAN SDM DAN IPTEK NASIONAL

Mendorong ke arah innovation driven economy

3 PILAR STRATEGI

KERANGKA DISAIN

1

2

3

Slide 31

Page 32: Jakarta, 2 Mei 2014

MENGURANGI DOMINASI P. JAWA MUTLAK PENINGKATAN VA EKONOMI WILAYAH LUAR JAWA !!

57,5%

23,8% 9,3%

4,8%

2,5%

2,1%

KE Sumatera

KE Kalimantan

KE Jawa KE Bali-NT

KE Sulawesi KE Papua-Maluku

Peran Masing-Masing KE dalam Pembentukan PDB Nasional (BPS, Des 2012) ~ US$ 910 B

2025: PDB ~ US$ 4-4,5 T (~ 5 X PDB 2012)

Dari 2,5% 3,5%

US$ 19 US$ 149 Bill

Dari 2,1% 3,5%

US$ 44 US$ 225 Bill

7,8 X

5,8 X

6,5 X

5,3 X

Dari 4,8% 6%

US$ 23 US$ 149 Bill

Dari 23,8% 27%.

Dari US$ 217 US$ 1148 Bill

Penurunan dominasi a/d 49% berarti Jawa akan

memiliki PRDB

~ US 2080 T ( konflik lahan ++, daya dukung ? )

5,5 X

Dari 9,3% 11%

US$ 85 US$ 468 Bill 4,0 X

Page 33: Jakarta, 2 Mei 2014

HILIRISASI INDUSTRI

EKSPOR BAHAN MENTAH/ BAKU SANGAT TINGGI

• Menghasilkan nilai tambah

• Memperkuat struktur industri

• Menyediakan lapangan kerja

• Memberikan peluang usaha

HILIRISASI INDUSTRI DI DALAM NEGERI

Komoditi Agro Produksi 2010 Ekspor 2010

Minyak Sawit Mentah 23,5 juta ton 46,83 %

Kakao (Bijih) 559 ribu ton 77,36 %

Karet (CR) 2,8 juta ton 81,88 %

8 4 1.5 1.5

39 34

12.8 13.5

0

20

40

Bauksit Nikel Bijih Besi Tembaga

2008

2011

(ju

ta t

on

) Ekspor Mineral

UU No. 4 Tahun 2009 tentang Mineral Tambang dan Batubara

Inpres No. 3 Tahun 2013 tentang Percepatan Peningkatan Nilai Tambah

Mineral Melalui Pengolahan & Pemurnian Di Dalam Negeri

Slide 33

Page 34: Jakarta, 2 Mei 2014

PENINGKATAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN BARANG MINERAL & AGRO

Industri Aluminium

Bauxite 5,4 ton

$ 17/ton 1

Alumina 2 ton

$350/ton 20

Aluminium Ingot 1 ton

$2500/ton 147

Industri Nikel

Nickel Ore 11,25 ton $ 25/ton

1

Ferronickel 1,2 ton

$ 2574/ton 103

Stainless Steel 1 ton

$ 2627/ton 105

Industri Besi Baja

Iron Ore 1.615 ton $ 50/ton

1

Sponge Iron 1.02 ton $420/ton

8

Slab/Billet 1 ton

$790/ton 12

Industri Tembaga

Copper Ore 80 ton

$ 80/ton 1

Copper Concentrate 4,35 ton

$ 3000/ton 37.5

Copper Cathode 1 ton

$ 8000/ton 100

CPO-Based For Non-food

CPO $1168/ton

1

Methyl Ester $2.128/ton

1,82

Fatty Acid $2.820/ton

2,42

Surfactant $5.450/ton

4,66

CPKO-Based For Food and

Non-Food

CPKO $1322/ton

1

Confection $1850/ton

1,39

Fatty Alcohol $4200/ton

3,17

Base Cosmetic $8.230/ton

4,66

Slide 34

Page 35: Jakarta, 2 Mei 2014

Padang

Singapore

1.0

Balikpapa

n

Makassar

Jayapura

Slide 35

Jarak Ekonomi

Berdasarkan Trans Laut, biaya relatif kontainer 20-kaki dari Jakarta ke tujuan domestik terhadap biaya ke Singapura

(unit cost = 1.0)

Page 36: Jakarta, 2 Mei 2014

PENDULUM NUSANTARA

Slide 36

MEWUJUDKAN DAYA SAING KONEKTIFITAS EKONOMI DAN LOGISTIK

Page 37: Jakarta, 2 Mei 2014

JARINGAN KONEKTIVITAS VIRTUAL

Tulang punggung (back bone) jaringan ICT sebagai pendukung SISLOGNAS

Slide 37

Page 38: Jakarta, 2 Mei 2014

MEMPERKUAT SEKTOR AGRARIA

Peningkatan produktivitas

pertanian adalah cara yang

paling efektif untuk menjaga

ketahanan pangan dan

kesinambungan pembangunan

Sektor Pertanian untuk

Mengurangi Kemiskinan dan

Menciptakan Lapangan Kerja

Pengembangan sektor pertanian harus

terintegrasi dengan pengelolaan

sumber daya air, dan sumber daya energi --

Food, Energy, and Water sustainability (FEWS)

Slide 38

Page 39: Jakarta, 2 Mei 2014

MENGOPTIMALKAN IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH

Memberikan insentif kepada pemerintah daerah untuk bersaing dalam mempraktekkan good

governance dan menciptakan iklim investasi yang kondusif serta menciptakan pertumbuhan ekonomi

yang tinggi. Pada saat yang bersamaan sistem peratingan ini harus juga dapat memberikan

kesempatan kepada daerah yang tertinggal untuk memperbaiki kinerjanya.

Sistem pemeringkatan daerah yang fair

berdasarkan kriteria yang berlaku di pasar.

Otonomi daerah adalah salah satu

hasil dari reformasi yang telah

kita pilih bersama. Karena itu,

walaupun ada hambatan yang

timbul, kita tidak boleh menyerah

dan mengembalikan sistem

pemerintahan ke era sebelum

krisis. Namun, ke depan kita

harus bisa lebih mengoptimalkan

implementasi dari otonomi daerah

Slide 39

Page 40: Jakarta, 2 Mei 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI TINGGI DAN AFFIRMATIVE ACTION

40

Slide 40

Outlook Target

Ekonomi dan

Kemiskinan

Strategi

Penanggulangan

Kemiskinan

2012 2015 2020 2025

PDB/kapita (US$) Tingkat Kemiskinan

3.543

10.278

14.963

10,5-11,5 %

8-10%

6-7%

4 - 5 %

Program Strategis

Kelompok Sasaran

RTHM, RTM dan RTSM

(40 % terbawah PPLS 2011)

30 % terbawah

(PPLS 2014/2017)

20 % terbawah

(PPLS 2017/2020)

10 % terbawah

(PPLS 2023)

PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSISTING

Klaster I

Bantuan dan Jaminan Sosial

Klaster II

Pemberdayaan Masyarakat

Klaster III

KUMKM

Klaster IV

Program Pro-Rakyat

PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL

Jaminan Sosial (Social Security):

Asuransi Kesehatan

Jaminan Kematian

Jaminan Hari Tua

Jaminan Pensiun

Jaminan Kecelakaan Kerja

Bantuan Sosial (Social Assistance):

Temporer (krisis ekonomi, bencana alam)

Reguler (pangan, BSM, dll)

TRANSFORMASI PROGRAM PERLINDUNGAN

SOSIAL

1. PDB/Kapita: target MP3EI

meningkat

2. Tingkat Kemiskinan: target

RPJP menurun

3. Garis Kemiskinan cenderung

meningkat

4. Elastisitas tingkat

Kemiskinan terhadap

Pertumbuhan PDB/Kapita

cenderung menurun

Garis Kemiskinan (ribu rupiah)

252 318

467

686 Elastisitas

0,045 0,023

0,083

0,243

PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT MISKIN/RENTAN Pemberdayaan/Peningkatan Kapasitas SDM (Empowerment)

Akses Usaha (Financial Access) Pengarusutamaan Program/Kegiatan

Slide 40

Page 41: Jakarta, 2 Mei 2014
Page 42: Jakarta, 2 Mei 2014

PERAN UMKM TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL

SEMAKIN MENINGKAT

53.87

56.23 56.2855.67

56.5357.12 57.4

59.08

50

52

54

56

58

60

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

UMKM THD PDB Nasional (%)

Page 43: Jakarta, 2 Mei 2014

DIIKUTI DENGAN PENINGKATAN SERAPAN TENAGA KERJA

INDIKATOR 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Persentase UMKM terhadap Total Tenaga Kerja Nasional 96,85 97,3 97,27 97,15 97,3 97,22 97,24 97,16

SHIFTING Pengangguran turun, dari 9,75% pada Feb 2007, menjadi 5,92 % pada Feb 2013 wirausaha meningkat

Page 44: Jakarta, 2 Mei 2014

LANGKAH KEBIJAKAN DALAM

PENGEMBANGAN UMKM

Page 45: Jakarta, 2 Mei 2014

DENGAN MENUMBUHKEMBANGKAN

KEWIRAUSAHAAN DALAM UPAYA MENCIPTAKAN

PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF

Slide 45

“Peran kewirausahaan sebagai salah satu solusi terbaik dalam mengatasi terorisme,

radikalisme, instabilitas politik dan beragam tantangan pembangunan sosial lainnya.

Kewirausahaan yang berisikan kegiatan ekonomi produktif memfasilitasi transaksi dan interaksi

yang setara dan saling menguntungkan, hingga mendukung tumbuh suburnya sikap toleransi,

menstimulasi kegiatan pembelajaran dan pendidikan serta memperluas jaringan komunikasi

antar peradaban.”

United Nation Conference on Trade and Development atau UCTAD tahun 2009 Keberpihakan Pemerintah diperlukan untuk memperkuat fondasi ekonomi

masyarakat miskin (utamanya memberi kesempatan untuk meningkatkan kualitas

SDM mereka) dan untuk mendukung terjadinya transformasi menjadi kelas

menengah

Page 46: Jakarta, 2 Mei 2014

PENTINGNYA KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan adalah motor penggerak pertumbuhan ekonomi --engine for growth

Kewirausahaan merupakan pilar utama bagi peningkatan kualitas kegiatan ekonomi karena berperan sebagai main driver bagi siklus inovasi yang berkelanjutan --continuous cycle of innovation--.

Di INDONESIA dan BRIC - Brazil, Russia, India, Cina- lazim dikenal fenomena revolusi kewirausahaan atau

entrepreneural revolution.

Revolusi kewirausahaan itu ditujukan untuk mengupayakan akselerasi pertumbuhan ekonomi

melalui perpaduan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya pengetahuan dan sumber daya lainnya

secara berdaya saing, berketahanan, berkeadilan dan berkelanjutan --competitive, equality and

sustainable low carbon economy-- guna mengejar taraf ekonomi yang telah diraih negara-negara maju.

Slide 46

Terdapat fenomena entrepreneurial economy yaitu peningkatan tingkat ketergantungan

dari industri dan usaha berskala besar kepada klaster kegiatan-kegiatan usaha kecil

yang fleksibel, lincah dan menguasai teknologi modern.

Tumbuh subur kemitraan, kolaborasi dan beragam bentuk kerjasama konstruktif

antara industri dan usaha besar dengan kelompok usaha kecil yang disebut dengan

creative class entrepreneur.

NEGARA-NEGARA MAJU NEGARA-NEGARA EMERGING ECONOMY

Page 47: Jakarta, 2 Mei 2014

KERANGKA PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM DALAM RPJPN

Pelaksanaan Kegiatan program pemberdayaan KUMKM 2010-2012 masih dititikberatkan pada upaya pengurangan angka kemiskinan. Pada tahun 2013, pemberdayaan KUMKM yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi akan diperkuat melalui kegiatan-kegiatan di prioritas lainnya di Bid. Perekonomian (PN-13). Beberapa kegiatan juga diarahkan untuk mendukung percepatan pembangunan di daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pascakonflik (PN-10) Slide 47

Page 48: Jakarta, 2 Mei 2014

TRANSFORMASI PENGEMBANGAN UMKM

Slide 48

Page 49: Jakarta, 2 Mei 2014

LANGKAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM

Peningkatan kapasitas kewirausahaan melalui pendirian pusat

inovasi UMKM dan pengembangan Inkubator Wirausaha

Perluasan akses pembiayaan melalui penyediaan Kredit Usaha

Rakyat dan pembentukan Lembaga Permodalan Kewirausahaan

Pemuda (LPKP) untuk memfasilitasi akses permodalan bagi wirausaha

muda pemula untuk mulai menjalankan usahanya

Kemudahan Regulasi Dan Birokrasi dalam pemberian Fasilitas

Kemudahan Perizinan bagi wirausaha pemula dan UMKM.

Perluasan peluang usaha dan akses pasar melalui adangan

investasi untuk kegiatan usaha tertentu bagi umkm, Penggunaan dan

promosi produk dalam negeri, dan penataan pedagang kali lima

Page 50: Jakarta, 2 Mei 2014

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INKUBATOR

Inkubator wirausaha merupakan program penting dalam mempercepat penumbuhkembangan

wirausaha pemula dan scale up UMKM oleh Kemenko Perekonomian

Perpres Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pengembangan Inkubator Wirausaha menjadi dasar

hukum dan acuan bagi para K/L, Pemda, dan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan

Inkubator Wirausaha dalam penyelenggaraan program Inkubasi, memfasilitasi dan memberikan pelayanan berupa:

a. penyediaan ruang;

b. dukungan fasilitas perkantoran;

c. bimbingan dan konsultasi;

d. bantuan penelitian dan pengembangan usaha serta akses penggunaan teknologi;

e. pelatihan dan pengembangan keterampilan;

f. akses pendanaan;

g. penciptaan jaringan usaha dan kerjasama; dan

h. manajemen atas Hak Kekayaan Intelektual.

Inkubator Wirausaha dalam penyelenggaraan program Inkubasi dapat memperoleh pendanaan dari:

a. calon Peserta Inkubasi (Tenant);

b. Inkubator Wirausaha yang bersangkutan;

c. masyarakat;

d. Pemerintah;

e. Pemerintah Daerah; dan/atau

f. sumber lain yang sah menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 5

Slide 50

Pasal 7

Page 51: Jakarta, 2 Mei 2014

Realisasi penyaluran KUR terus mengalami peningkatan.

Penyaluran KUR pada Tahun 2012 mencapai 34,2 triliun, melebihi target sebesar Rp 30 triliun.

Penyaluran KUR pada Tahun 2013 mencapai 40,9 Triliun, melebihi target sebesar Rp 36 Triliun Untuk tahun 2014, target penyaluran kur adalah sebesar 37 triliun, sampai dengan bulan januari

tercapai 8,7 triliun atau sebesar 31,8 % dari target.

Realisasi KUR tahun 2007 - 2013

MENGOPTIMALKAN KREDIT USAHA RAKYAT

PENYALURAN KUR MENURUT SEKTOR

EKONOMI (Jan – Mar 2014)

Slide 51

Pertambangan0.1%

Konstruksi0.3%

Listrik, Gas & Air0.0%

Industri Pengolahan*

2.7%

Pertanian & Perikanan*16.0%

Perdagangan Terintegrasi Sektor Hulu*

24.0%

Perdagangan, Restoran & Hotel35.6% Lain-lain

10.1%

Pengangkutan, Pergudangan &

Komunikasi0,9%

Jasa-jasa Dunia Usaha7.1%Jasa-jasa Sosial/

Masyarakat1.3%

Page 52: Jakarta, 2 Mei 2014

Memperluas cakupan program-program perlindungan

sosial (BOS, BSM, PKH), serta melanjutkan

kesinambungan program pemberdayaan masyarakat

melalui PNPM Mandiri;

Mengalokasikan anggaran iuran BPJS Kesehatan

bagi kelompok Penerima Bantuan Iuran (PBI);

Menanggulangi risiko sosial akibat bencana alam

melalui pengalokasian Dana Cadangan

Penanggulangan Bencana Alam;

Meningkatkan efisiensi dan konsistensi pelaksanaan

program PKH dan program Bantuan Sosial lainnya,

terutama penetapan target dan jenis programnya;

MENGOPTIMALKAN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Slide 52

68.8 71.1 75.3 73.667.3

0

20

40

60

80

2010 2011 2012 2013 2014

BANTUAN SOSIAL (Triliun Rp)

Melakukan review dan perbaikan kualitas pengelolaan BOS sehingga memberikan nilai tambah

seperti yang diharapkan, khususnya dalam rangka menghilangkan ketidakmerataan antarsiswa

dan antarsekolah (tidak hanya secara per kapita/siswa);

Meningkatkan kualitas dan efisiensi Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

Page 53: Jakarta, 2 Mei 2014

PERAN PERGURUAN TINGGI MEMBANGUN TEKNOPRENEUR

Melimpahkan hasil riset untuk

dikembangkan menjadi pilot

project dan skala industri

Mengembangkan Inkubator Bisnis

yang mendidik dan mengarahkan

staf pengajar, mahasiswa dalam

mengembangkan bisnis teknologi

Mengembangkan Techno Park

sebagai wahana berkembangnya

inovasi, mempertemukan Periset,

Teknopreneur, pemodal ventura,

investor, konsumen

Perlindungan Hak Kekayaan

Intelektual

Slide 28

Page 54: Jakarta, 2 Mei 2014

PENUTUP

Page 55: Jakarta, 2 Mei 2014

PENUTUP

Integrasi perekonomian dunia adalah suatu proses yang tidak dapat kita hindari. Proses ini menciptakan ancaman maupun peluang.

Indonesia harus mampu meningkatkan daya saingnya, agar dapat memanfaatkan peluang yang ada dalam proses integrasi regional mupun global yang saat ini sedang terjadi.

Program pembangunan yang dijalankan saat ini sudah mampu meningkatkan daya saing kita. Ke depan, Indonesia harus terus meningkatkan daya saingnya dengan strategi yang tepat.

MP3EI, yang didukung pula oleh program penciptaaan wirausaha, KUR, maupun program untuk meningkatkan partisipasi masyarakat miskin dalam pembangunan ekonomi merupakan suatu strategi yang komprehensif yang dapat meningkatkan daya saing kita secara berkesinambungan. Pengembangan SDM yang berkualitas merupakan unsur yang penting dalam stretegi ini.

Saya mengajak seluruh civitas akademika Universitas Airlangga untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan daya saing Indonesia, dan mengantarkan Indonesia keluar sebagai pemenang dalam proses intergrasi global yang sedang terjadi saat ini.

Slide 55

Page 56: Jakarta, 2 Mei 2014