JAKARTA 1977 - core.ac.uk · ngan Drs. Ismanoe Adisoemarto, Kepala Bidang Permuseuman Sejarah dan...

24
BERITA PENELITIAN ARKEBLBGI SURVAI DI KABUPATEN PEKALONGAN, BATANG OAN KENDAL JAKARTA 1977

Transcript of JAKARTA 1977 - core.ac.uk · ngan Drs. Ismanoe Adisoemarto, Kepala Bidang Permuseuman Sejarah dan...

BERITA PENELITIAN ARKEBLBGI

SURVAI DI KABUPATEN

PEKALONGAN, BATANG OAN KENDAL

JAKARTA

1977

LAPORAN HASIL SURVAI K E P U R B A K A L A A N

DI D A E R A H JAWA T E N G A H BAGIAN UTARA KABUPATEN PEKALONGAN, BATANG DAN K E N D A L

No. 9

Penyusun Laporan :

Dra . Soejatmi Satari Drs. R ibut Darmosoetopo Agung Sukardjo R .M. Soesanto B .A .

Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Departemen P & K.

Copy right Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional

1977

Dewan Redaksi :

Satyawati Suleiman Rumb i Mulia R.P. Soejono Soejatmi Satari Hasan M. Ambary

Ke tua Waki l Ke tua Anggota Anggota Anggota

Percetakan Offset P T . " R O R A K A R Y A " - Jakarta .

D A F T A R I S I

Halaman.

I . P E N D A H U L U A N 1

I I . S E J A R A H P E N E L I T I A N 1

I I I . H A S I L - H A S I L S U R V A I 1

A . K A B U P A T E N P E K A L O N G A N 2

B . K A B U P A T E N B A T A N G 6

C. K A B U P A T E N K E N D A L 10

I V . K E S I M P U L A N 14

V . K E P U S T A K A A N 15

V I . L A M P I R A N - L A M P I R A N 16

A T A B E L B E N D A - B E N D A T E M U A N 16

B . D A F T A R P E T A & F O T O 17

C. P E T A - P E T A 18

D. F O T O - F O T O 22

!

t

I . P E N D A H U L U A N .

Sebagai pelaksanaan program kerja Proyek Pembinaan Kepurbakalaan dan Peninggalan Na­sional, maka pada tanggal 25 Oktober sampai dengan tanggal 20 Nopember 1975 telah dikir im team untuk meneliti obyek-obyek kepurbakalaan di Jawa Tengah bagian utara.

Team survai tersebut terdiri dari : Dra. Ny. Soejatmi Satari Pus. P3N Agung Sukardjo Pus. P3N Drs. R ibut Darmosoeto-po Fakultas Sastra, U.G.M. R.M. Soesanto B.A. L.P.P.N. Cabang I , Pram-

banan Hadi Sucipto Permuseuman Sejarah dan

Kepurbakalaan, Jawa Te­ngah.

Sudjono Priyo Susilo Soekardjo P S K , Pekalongan Tutur Ef fendi P S K , Batang Munadi P S K , Kendal .

Untuk tahap pertama yang disurvai kabu­paten Batang, Pekalongan dan Kendal . Berkat perhatian dan bantuan pemerintah daerah mau­pun masyarakat setempat, terutama yang berupa sarana pengangkutan dan akomodasi, maka pe­laksanaan survai dapat berjalan dengan lancar.

Team peneliti baik yang dari Jakarta mau­pun Yogyakarta bertemu di kota Semarang dan setelah merundingkan pelaksanaan survai de­ngan Drs. Ismanoe Adisoemarto, Kepala Bidang Permuseuman Sejarah dan Kepurbakalaan kantor Wilayah Departemen P dan K Propinsi Jawa Tengah, maka diputuskan untuk menuju ke sasaran-sasaran dengan disertai petugas dari bidang P.S.K. tersebut secara bergantian.

Agar mencapai hasil sebaik mungkin maka setiap anggota team dibebani tugas pendokumen­tasian yang sesuai dengan bidang spesialisasinya dengan cara mengisi formulir tentang data temuan, disamping pemotretan. Dengan demikian terdapat pembagian kerja sebagai berikut : Dra . Ny. Soejat­mi Satari untuk pendokumentasian seni arca de­ngan pembuatan slides, Drs. R ibu t Darmosoetopo untuk prasasti termasuk pembuatan abklats, R.M. Soesanto untuk arsitektur serta pemotretan, Agung Sukarjo untuk pemetaan dan pengukuran dan pemotretan.

I I . S E J A R A H P E N E L I T I A N .

Pada mulanya berita-berita tentang temuan arkeologi di bagian utara Jawa Tengah masih jarang terdapat. Orang pertama-tama yang mena­ruh minat terhadap peninggalan di daerah utara ini adalah T h . St . Raffles. Dalam bukunya "His -tory of J a v a " tahun 1817, ia menyebut tentang adanya temuan di daerah Pekalongan berupa jaladwara dan di daerah Kendal berupa tugu. Kemudian J . F . G . Brumund dalam "Bijdrage tot de Kennis van het Hindoeisme op J a v a " tahun 1868, antara lain menguraikan tentang koleksi arca yang terdapat di halaman karesi-denan Pekalongan dan arca-arca Ganesa di Tegal.

Sekitar 1963 ditemukan di desa Sojomerto, kabupaten Batang sebuah prasasti. Penelitian atas prasasti tersebut di lakukan oleh Drs . Buchar i , yang dimuat dalam "Majalah I lmu-i lmu Sastra Indonesia" tahun 1967 dengan judul "Prelime-nary Report on the Discovery of an Old Malay Inscription at Sojomerto". Disusul kemudian oleh temuan tiga buah prasasti lainnya di kabu­paten Batang. Tak kurang pentingnya peranan mass media dalam memberitakan temuan-temuan baru, antara lain tentang temuan fondasi candi batu merah di Kangkung, kabupaten Kendal dimana kemudian oleh Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional diadakan ekskavasi dengan hasil memuaskan serta temuan Ganesa di Pe­kalongan.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut maka di­tetapkanlah ketiga kabupaten tersebut d i atas sebagai sasaran penelitian untuk tahap pertama.

I I I . H A S I L - H A S I L S U R V A I .

A. KABUPA TEN PEKALONGAN.

Dengan diantar oleh sdr. Soekardjo B.A. dari Kantor Wilayah Departemen P. dan K. Ka­bupaten Pekalongan, yang terus mendampingi kami selama survai di daerah Pekalongan, team menghadap Residen untuk mengutarakan tujuan survai. Bel iau telah memberikan petunjuk-petun­juk yang berharga antara lain tentang situs yang perlu dikunjungi dan cara mencapainya, serta team mendapat bantuan kendaraan selama survai di laksanakan. Karena di tempat kediaman Bapak Residen Drs . Soedarmo tadi tersimpan pula se­jumlah arca-arca maka dalam kesempatan i tu team sekaligus mendokumentasikan obyek-obyek ter­sebut.

1

A l . Rumah Kediaman Residen Pekalongan.

Terdapat koleksi arca batu yang mungkin berasal dari sekitar Pekalongan dan Dieng dan dalam keadaan terpelihara baik.

Arca-arca i tu berupa :

a. A rca Durga. Sikap dan tanda-tandanya : Berdir i ; berta­

ngan 8 yang masing-masing memegang sankha, tameng, dhanu (busur), kepala rak­sasa, ekor lembu, sara (anak panah), khadga (pedang) dan cakra.

b. A rca perwujudan S iwa . Sikap arca dan tanda-tandanya : Duduk bersila

d i atas padmasana; kedua tangan depan dalam anjali mudra, tangan kanan bela­kang memegang aksamala, k i r i belakang memegang ca-mara.

c. A rca perwujudan Wisnu. Sikap arca dan tanda-tandanya : Duduk bersila;

tangan kanan belakang su­dah aus; k i r i belakang me­megang sankha; tangan ka­nan depan terletak d i atas lutut dengan sekuntum bu­nga di telapaknya; tangan kir i depan dalam sikap dhya-namudra.

Ukuran : Tinggi arca dengan sandar­annya 56 cm; lebar 4 1 cm ; tinggi lapik 9 cm.

d. A rca Agastya. Bentuknya tidak sempurna. Sikap arca dan tanda-tandanya : Berdir i , tangan

kanan depan memegang ken­d i ; tangan kanan belakang memegang aksamala; tangan kir i depan diletakkan di muka perut; tangan k i r i be­lakang memegang camara.

Keesokan har inya tugas survai dimulai dengan mencek arca-arca yang tersimpan di dalam kota.

A .2 . Kantor Karesidenan Pekalongan.

D i sini tersimpan 7 buah obyek yang terdiri dari :

a. Dua buah makara. Ukuran : Masing-masing panjangnya

beserta salurannya 48 cm dan 42 cm.

Keadaannya agak aus. Tanda-tandanya : Moncongnya berhiaskan un­

taian bunga dan seekor bu­rung.

b. Arca perwujudan Wisnu (?) Keadaannya : Kepala dan keempat lengan­

nya telah patah. Sikap arca dan tanda-tandanya : Duduk bersila; tangan de­

pan d i pangkuan; tangan kanan belakang memegang cakra.

c. Arca perwujudan S iwa . Keadaannya : sudah aus. Tanda-tandanya dan sikap arca : Kedua tangan depan dalam

sikap dhyana mudra; tangan k i r i belakang memegang ca­mara (sudah patah); tangan kanan belakang memegang aksamala.

Ukuran : Tinggi arca dengan sandar­an 66 c m ; tinggi arca tanpa sandaran 48 cm; lebar antara kedua lutut 32 cm.

d. Arca Ganesa. Keadaannya : Sisi sebelah kanan termasuk

muka ; belalai dan tangan depan telah patah.

Sikap arca dan tanda-tandanya : Duduk ; tangan k i r i depan

memegang tengkorak; ta­ngan k i r i belakang meme­gang aksamala; tangan ka­nan belakang memegang ak­samala; kak inya berbentuk kak i gajah.

e. Arca Ganesa. Keadaannya : Arcanya sangat aus. Sikap arca dan tanda-tandanya : Duduk ; tangan k i r i depan

memegang mangkuk teng­korak.

Ukuran : Tinggi arca 46 c m ; lebar antara kedua lutut 39 cm.

2

f. Nandiswara. Keadaannya : Mukanya telah aus dan ke­

dua tangannya patah. Sikap arca dan tanda-tandanya : Berdir i ; mengenakan kain

panjang; bentuk prabha bu­lat.

Ukuran : Tinggi arca dengan prabha 68,5 c m : lebar antara kedua lutut 16,5 cm.

A .3 . Kantor Seksi Departemen P. dan K. Kodya Pekalongan.

D i sini disimpan arca Ganesa yang baru dite­mukan di sebuah sumur di desa Baros, Kabupaten Batang oleh sekelompok pramuka yang sedang berkemah. (Fo to no. 1 ) .

Sikap arca dan tanda-tandanya : Duduk diatas lapik ganda tidak berhias; kedua kak inya berbentuk kak i manusia; mata dipahat secara primit i f ; bertangan empat, masing-masing me­megang patahan gading, mangkuk tengkorak, aksa­mala dan parasu.

Ukuran : Tinggi arca dengan sandaran 50 cm; lebar antara kedua lutut 3 1 cm.

Sebelum meninggalkan kota, kami sempat meninjau mesjid Sapuro yang menurut riwayat didirikan oleh K y a i Sapuro. Menurut gayanya, usia mesjid in i belum begitu tua.

Survai di luar kota Pekalongan, sasaran pertama yang dituju adalah :

A.4. Kecamatan Doro.

Le taknya ± 20 k m . di sebelah selatan kota Pekalongan dan mudah dicapai dengan kenda­raan. Obyek-obyek di tempat in i terdapat di :

A.4.1 Kantor KoramU. a. A rca Durga Mahisasuramardhini.

Keadaannya : Mukanya telah aus. Sikap arca dan tanda-tandanya : Berdiri d i atas Mahisasura

yang kepalanya terkulai ke samping; tangan kanan bela­kang memegang cakra ; ta­ngan kanan depan diletak­kan di atas kepala raksasa yang mengangkat tangan

kanan keatas; tangan k i r i belakang patah sedang ta­ngan k i r i depan menarik ekor lembu.

Ukuran : Tinggi arca 79 cm ; lebar arca dengan sandarannya 4 1 cm. (Foto no. 2 ) .

b. Arca laki- laki berbentuk relief. Keadaannya : Dipahatkan pada sandar­

an yang belum selesai di­pahat, mukanya telah aus (Foto no. 3 ) .

Sikap arca dan tanda-tandanya : Berdir i dengan kedua kak i ­

nya menghadap keluar d i atas sepasang naga yang bertanduk. Mengenakan kain panjang. Bertangan 4; kedua tangan depan dalam sikap anjali-mudra. Tangan kanan belakang memegang seekor burung. Tangan k i r i belakang memegang mang­kuk .

A.4.2. Desa Kaso. Dengan mengambil jalan melintas pasar di

Doro, kami sampai di halaman belakang rumah penduduk yang terletak dekat sungai dan di lereng yang berbatu-batu di sini terdapat :

a. Sebuah jaladwara yang keadaannya sangat aus, terdiri atas saluran yang dikendarai seo­rang wanita yang memegang guci/mulut saluran. Arca wanita in i terdapat di moncong makara (? ) . Ukuran : Panjang saluran 54 cm,

tinggi 25,5 cm.

b. Lingga tanpa lapik yang di letakkan di atas batu bulat, keadaannya masih baik hanya permuka­annya berjamur. (Foto no. 4 ) . Ukuran : tinggi 42 cm.

A. 4.3. Desa Kaso Tengah. Secara kebetulan team menemukan fragmen

arca Mahakala berupa torso yang terselip d i antara susunan batu pagar halaman. Fragmen arca in i telah diserahkan kepada pemerintah daerah untuk disimpan.

A.4.4. Dukuh Bandaraga, Desa Sawangan. D i sini terdapat lingga tanpa lapik yang ke­

adilannya masih utuh, tertanam di tengah persawah­an. Tinggi seluruhnya 59 cm. Meskipun hari sudah mulai petang kami mencoba mencapai gunung

3

Ragasela dimana menurut informasi terdapat sebuah batu piramide, dan d i seberang sungai yang menyusuri gunung tersebut terdapat arca yang disebut "Ba ron Sekeber".

Dengan diantar seorang penunjuk jalan kami sampai ke tepi sungai yang membatasi kami dengan arca Baron Sekeber. Ternyata bahwa arusnya de­mikian deras sehingga terpaksalah kami membatal­kan niat kami dan dalam gelap gulita kami berusa­ha mencari piramide yang telah disebutkan di atas. Ternyata bahwa piramide tersebut hanyalah berupa batu alam belaka.

A .5 . Kecamatan Kajen.

Meskipun banyak keterangan yang kami dapat di kecamatan in i , ternyata hasi lnya tidak seperti diharapkan. Sebuah desa yang kami kunjungi yang menarik ialah desa Linggo Asr i .

Desa yang letaknya d i sebelah barat daya Kajen in i mempunyai kekhasan karena 7 B % dari penduduknya beragama Hindu-Buddha. D i tengah desa terdapat pura keci l dari lempengan batu yang disusun. Menurut berita, baru sekitar tahun 1964 agama Hindu-Buddha berkembang d i sini. Sebuah wantilan yang berfungsi sebagai balai desa me­lengkapi pura in i . (Foto no. B) .

A .6 . Kecamatan Petungkriyono.

Kecamatan ini termasuk wi layah yang terjauh letaknya dari ibu kota kabupaten dan tersulit mencapainya. Tingginya ± 1050 m d i atas permu­kaan laut. Tempat in i dapat dicapai dari dua arah, yalah meliwati desa Sibebek d i pegunungan Dieng yang masuk kabupaten Banyumas, atau meliwati kecamatan Doro kemudian meneruskan pendakian gunung dengan berjalan kak i dari desa Kroya . Atas saran Bupat i kami memil ih jalan pertama yang jaraknya agak pendek, sekitar 10 k m , karena kendaraan dapat sampai ke desa Wadasputih. Dari sana kami berjalan k a k i selama IV2 jam sampai ke desa Gumelan yang hawanya sangat dingin karena terletak di ketinggian ± 2000 m di atas permukaan laut. Karena hari sudah malam ter­paksa kami menginap d i kelurahan. Meskipun kami datang secara mendadak dengan rombong­an yang agak besar kami diterima dengan ramah oleh pak lurah beserta keluarganya.

Esok paginya kami lanjutkan perjalanan ke Petungkriyono yang jaraknya 7 km dari Gumel­an melalui hutan larangan. Menurut berita di dalam hutan in i masih terdapat sisa bangunan batu padas atau batu yang sesudah kami cek

ternyata tidak ada lagi. D i dalam R.O.D. 1914, disebutkan bahwa di

kantor kecamatan Petungkriyono in i tersimpan beberapa arca yang setelah kami datangi ternyata sudah tidak ada lagi. Dengan petunjuk sdr. R ibu t yang sudah pernah melakukan survai dan melihat arca-arca tersebut segera kami melakukan peneli­t ian sepanjang tepi jalan dan pematang sawah yang terhampar di muka kantor kecamatan. Menurut keterangan penduduk, pada waktu pembuatan/perbaikan jalan di tempat i tu arca-arca telah disingkirkan ke tepi jalan dan kemudian menghilang tidak berbekas. A k h i r n y a jer ih payah kami berhasil juga dengan di temukannya kembali 6 dari 1 1 arca yang hilang tersebut. Arca-ajca in i terdiri dari :

a. 1 buah lingga berlapik : ukuran kec i l , keadaan utuh dan tinggi 38 cm.

b. 2 buah lingga yang keadaan masih utuh dengan ukuran masing-masing 38 dan 36 cm tingginya.

c. 1 buah arca Ganesa : Kepalanya hilang, sudah aus dan tingginya 26 cm.

d . 1 buah arca Nandi : Kepalanya hilang, panjang badan 49 cm, tinggi 28 cm.

e. Fragmen arca : Kepalanya hilang, tangan k i r i patah, tangan kanan memegang gada (? ) dan lapik bawah sudah rusak

Arca-arca i tu kemudian kami t i t ipkan kepa­da camat Petungkriyono untuk disimpan.

A.6.1. Dukuh Kambangan, Desa Tlagapakis.

Dalam perjalanan menuju ke desa Tlagapakis yang letaknya di sebelah barat daya kantor keca­matan, kami singgah d i dukuh Kambangan. Sebuah jalan yang menyimpang ke kanan membawa kami ke suatu tempat agak tinggi yang di tumbuhi pohon cemara. Tempat ini dipotong oleh sebuah sungai Larangan, yang masih dianggap keramat oleh pen­duduk. D i masing-masing sisi sungai in i terdapat obyek arkeologi yang berbeda sifatnya (Foto no.6) :

D i sebelah utara sungai terdapat : a. Candi Gedong yang berupa sitinggil, terdiri dari

lempengan-lempengan batu hitam yang disusun menyerupai kotak dengan tutup d i atasnya. Rakya t setempat menamakannya 'Tesalatan Sunan Bagus" dari Cirebon (catatan : d i dalam halaman kraton Cirebon terdapat susunan batu serupa i tu pula dan disebut Sitinggil) . (Foto no.7). Bangunan in i membujur ke arah barat daya dan berukuran : panjang 158 c m ; lebar 70 cm.

D i sebelah selatan sungai, ± 30 meter dari candi Gedong terdapat 3

4

macam obyek : b. A rca Ganesa.

Keadaan : Agak aus; sandarannya telah patah.

Sikap : Duduk bersila; Jarak antara kedua telapak kak i agak le­bar.

Ukuran : Tinggi 63 cm ; lebar 50 c m ; Tinggi lapik 8 cm.

Latar belakang legenda, rakyat menyebutnya se­bagai Batara Guru yang merupakan pengawal Sunan Bagus (lihat di atas) sekaligus mengajar para cantr iknya.

c. A rca perwujudan nenek moyang. Terletak d i samping arca Ganesa termaktub

dalam b. Keadaan : Sangat aus dan dibuat de­

ngan sederhana. Sikap : Berdir i dengan kedua ta­

ngannya bersilang d i dada. Ukuran : Tinggi 60 cm.

Nama yang populer untuk arca in i alah Mbok A y u Mas dan merupakan isteri dari Batara Guru (lihat d i atas).

d . Watu Lumpang (Watu Klenteng). L e taknya ± 20 meter dari arca Ganesa,

arah ja lan. Bentuknya

Ukuran

Berupa jambangan dari batu dengan ditutup lempengan batu. Tinggi 20 cm ; garis tengah 26 cm.

A. 6.2 Dukuh Tlagapakis, Desa Tlagapakis.

L i m a kilometer dari kantor kecamatan Petungkriyono dengan melewati dukuh Kam­bangan terletak dukuh Tlagapakis d i mana ter­dapat situs yang oleh rakyat setempat diberi nama yang tepat ialah Sapta Petala, yang ber­art i dunia bawah. Ja lan ke tempat in i sangat sulit, karena terjal dan sempit. Situs kekuno-annya yang terletak di sebuah dataran di tengah persawahan dan perbukitan dengan luas 18,60 c m 2 , menghasilkan :

a. Lingga yon i . Bentuk : Disangga oleh seekor naga.

D i bawah naga terdapat la­pik berbentuk kura-kura de­ngan sepasang kak i belakang, kepala dan ekornya. D i atas

cerat yon i terdapat sepasang lingga lagi yang berukuran

kecil yang mungkin berasal dari tempat la in.

Keadaan : Seluruhnya masih utuh dan indah.

Hiasan : Seni hias pangkal lingga yang besar berhiasan tumpal. Ce­rat yon i berhiasan sankha bersayap. Badan naga me­lingkari dasar dari yon i se­hingga ekornya melilit se­kitar dadanya uang mempu­nyai hiasan berbentuk segi tiga. Sisik naga terukir dengan jelas, sisi-sisi badannya ber­hiasan simbar. Mulut naga digambarkan menganga. D i k ir i kanan kepalanya ma­sing-masing terdapat 2 buah tanduk. Tanduk bawah me­ngenakan kundala (anting-anting). (Foto no. 8 ) .

Ukuran : Lingga : 17x17 cm. tinggi 29 cm. Y o n i : tinggi 1,50 cm. Lapik kura-kura : panjang 1,60 cm ; lebar 1,10 cm.

b. Dua buah arca Ganesa. Keadaan : Salah satu d i antaranya

tidak berkepala, demikian pula kedua lengan bela­kangnya telah hilang. A rca kedua hanya rusak sedikit, kapak dan gading gajah masih jelas.

c. Lap ik kura-kura. Ukuran Jauh lebih keci l dari pada

lapik kura-kura a. Tak ber­apa jauh dari Naga Petala terdapat yon i yang sudah terbenam di tengah sawah.

Selesai mengadakan survai dan pendoku­mentasian rombongan kembali ke kecamatan dan sampai sekitar jam 20.00.

Keesokan harinya kami pulang ke Peka­longan dengan mengambil jalan lain ialah ke arah

5

barat laut menuju Doro. Perjalanan kak i ini me­ngambil waktu sekitar 5 jam melewati hutan-hutan belukar yang melingkari lereng-lereng gunung dan masih dihuni oleh kera dan ular. Desa yang dilewati antara lain Pakungwati dan Sideder yang terjal. D i ujung perjalanan, ialah di desa Kroyakan telah menanti kendaraan ka­bupaten yang dikir im untuk menjemput kami . Tetapi kami tidak langsung pulang, sesampai­nya di Doro, kami membelok lagi ke arah teng­gara menuju perkebunan Jolotiga.

A .7 . Kecamatan Ta lun.

Menurut informasi yang kami terima dari wartawan "Suara K a r y a " , di kantor perkebunan teh daerah Jolotiga kecamatan Ta lun tersimpan arca Ganesa yang berbentuk aneh. Ternyata d i sini terdapat beberapa arca. D i halaman depan d i bawah pohon beringin terdapat :

a. Arca Ganesa. Keadaannya

Sikap

b. Y o n i . Keadaan

Sudah aus; kedua tangan kanan, tangan k i r i bela­kang dan sebagian dari ke­palanya telah rusak. Dalam sikap duduk.

Masih utuh.

D i dalam gudang disimpan : Arca Ganesa.

Berbentuk arca perwujudan nenek moyang. Keadaan Bentuk

Sikap arca dan tanda-tandanya

Ukuran

Masih baik. Cara pembuatan keseluruh­annya, bulat agak pipih dan tanpa lapik. Badannya di­buat besar, sedang anggota badannya keci l (Foto No. 9 ) .

Belalai berupa goresan di dada sedang kak i k i r i bersila. Tangan kanan d i atas lutut , tangan k i r i terbuka dengan bunga d i telapaknya; Arca tidak memakai hiasan sama sekali ; D i punggung terdapat upawita lebar; Telinga dan gadingnya oleh penduduk dicat merah; Tinggi arca 55 cm.

B. KAB UPA TEN BA TANG.

Daerah kedua yang menjadi sasaran survai adalah Kabupaten Batang yang baru berdiri k ira-kira 10 tahun yang lampau. K a m i mendapat ako­modasi di gedung S.M.P. Negeri Batang. Tanpa diduga sebelumnya kami mendapat sambutan hangat dari kepala sekolah beserta seluruh staf pengajar sekolah tersebut.

Melihat hasil temuan yang kami peroleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa Batang banyak mempunyai peninggalan kuno yang belum per­nah dipublikasikan, baik berupa fragmen ba­ngunan, arca, prasasti maupun obyek la innya.

Kabupaten Batang di sebelah utara ber-bataskan laut Jawa , d i sebelah t imur kal i Sam-bong.

Selama kami survai kami mendapat pin­jaman kendaraan dari pemerintah daerah yang memudahkan tugas kami d i lapangan. Setelah merundingkan rencana survai dengan sdr. T u t u r Supardi, Kas i Departemen P. dan K . , Kabupaten Batang yang seterusnya menyertai kami maka sebagai sasaran pertama ditetapkan kecamatan Wonotunggal yang jaraknya kira-kira 10 k m dari Batang.

B . 1. Kecamatan Wonotunggal.

Perjalanan dimulai dari kantor kabupaten ke arah t imur, kemudian membelok ke selatan sehingga sampailah kami ke kecamatan Wono­tunggal yang letaknya d i perbatasan Kabupaten Pekalongan. Bersama-sama dengan sdr. Camat, kami mulai perjalanan ke arah barat setelah mem-parkir kendaraan di ujung ja lan. Sasaran ialah dukuh Kupang, desa Brokoh. Sepanjang jalan ke Kupang yang ja raknya lebih kurang 2 km i tu kami temukan banyak kereweng lokal dan pecahan keramik Cina.

B. 1.1. Dukuh Kupang, desa Brokoh. D i tempat yang terbuka yang dikelil ingi oleh

persawahan kami temukan arca yang menurut informasi berupa arca megalitik dari jaman pra­sejarah, tetapi sesudah kami cek ternyata meru­pakan peninggalan dari jaman K las ik , berupa :

a. Watu Gajah. Bentuk : Berupa arca gajah ber-relief.

D i punggungnya terdapat saluran yang mungkin me­rupakan tempat pasak dari bagian atas tersebut (Fo to No.10).

6

Keadaan : Bagian atasnya dari belalai-nya telah hilang.

Rel ie f : Sisi k i r i arca gajah berlainan dengan sisi kanannya. Sisi k i r i terdiri dari kepala, kak i depan dan kak i bela­kang gajah, d i antara kedua kak i tersebut terdapat kak i pengendara yang tidak me­makai perhiasan ( ? ) , mah-luk yang berkaki dan ber­ekor (?) dan sebuah pita yang melintang. Sisi kanan terdiri dari kak i belakang gajah besar, kepala dan badan gajah keci l ( ? ) ; sebuah sayap; sebuah lengan dengan kelat bahu dan gelang dan memegang senja­ta atau sekuntum bunga dan sebuah kak i pengendara yang memakai gelang kak i .

Obyek-obyek lain :

b. Y o n i . Le taknya ± 50 m di sebelah t imur arca gajah.

Sebagian telah tenggelam di sawah. Ukuran : Tinggi 46 cm;

lebar atas 44 cm.

c. A rca dwarapala. Ditemukan di sebelah barat dari arca gajah.

Kepalanya telah hilang dan ditemukan dalam keadaan terbenam di tanah. Oleh rakyat setem­pat dinamai "Reco Ronggeng". Sdr. Camat turun tangan sendiri untuk mengeluarkan arca tadi yang ternyata merupakan arca dwarapala.

Sikap arca dan tanda-tandanya : Duduk berlutut; tangan k i r i

dan gadanya telah hilang. Ukuran : Tinggi tanpa kepala 82Wcm;

lebar antara kedua lutut 40 c m ; tebal 37 cm.

B. 1.2. Kecamatan Tersono.

Kecamatan Tersono yang jaraknya 35 k m dari Batang dapat dicapai melalui jalan raya Batang-Weleri, kemudian beberapa kilometer setelah kota kecamatan Subak membelok ke kanan lalu ke k i r i . K a m i bermalam di rumah Lurah desa Rejosari. Survai ke desa-desa sekitarnya berhasil menda­patkan banyak temuan. Informasi tambahan kami dapatkan dari orang-orang tua di situ yang sengaja diundang Pak L u r a h .

B. 1.3. Dukuh Silarum, desa Rejosari. Dekat situs kuno yang dulu disebut Pejam-

bon, didapatkan dua buah yon i dari batu merah. Oleh rakyat disebut "Watu Pengi lon".

Sebuah terletak di tengah sawah sedang lainnya d i pematang. Keadaannya sudah aus dan cerathya telah hilang.

B. 1.4. Dukuh Brangsong, Rejosari. D i dalam ruang belakang rumah Lebe bapak

Slamet Mistari terdapat dua batu umpak yang dipakai sebagai umpak tiang. Menurut penjelas­annya umpak itu berasal dari dukuh Pejambon dan ditemukan pada tahun 1939.

Tanda-tandanya : Umpak pertama masih tam­pak hiasannya (semacam padma), sebagian terbenam d i tanah.

Ukuran : Tinggi keseluruhannya 14 cm; lebar bagian atas 2 1 cm.

Umpak kedua sudah aus dan ukurannya lebih besar, tinggi 2 1 cm dan lebarnya 24 cm.

D i dalam survai ke desa-desa yang tersebar di kecamatan Tersono in i , khususnya d i antaranya Selarum dan Brangsong team survai diantar oleh Camat, Lurah dan lain-lain petugas kecamatan dan kelurahan dengan kadang-kadang diiringi oleh hujan lebat. Keuntungan dari turunnya hujan in i adalah bahwa banyak pk;ahan keramik kami temukan d i sepanjang ja lan.

B. 1.5. Dukuh Pejaten, Rejosari. D i tempat ini banyak ditemukan arca dan

fragmen bangunan dalam ukuran besar yang ter­sebar d i area yang luas d i tengah persawahan, antara lain :

a . A rca Ganesa. Sebagian terbenam di pematang, bentuknya

agak pipih (Foto no. 11) Sikap arca dan tanda-tandanya : Keempat tangannya telah

patah hingga pergelangan; Hiasan badan arca hanya berupa garis-garis; K a k i ka­nan berjuntai sedang kak i k i r i bersila; Sandaran bagian atas telah rusak tetapi masih tampak sisa-sisa hiasannya berupa bingkai mutiara dan di sisi k i r i terdapat semacam pil inan tambang atau rum­bai-rumbai.

7

b. Dua arca Nandi. Arca-arca in i ditemukan terbenam di pema­

tang beberapa meter dari arca Ganesa. Keadaannya : Sangat aus. Ukuran : Besar.

c. Fragmen bangunan berupa dua buah ambang pintu dari batu dan fragmen lain yang terletak dalam satu kelompok. D i kedua ujung masing-masing ambang pintu terdapat lubang persegi mungkin bekas tiang. (Foto no. 12) . Ukuran : 135 x 62 cm dan

120 x 50 cm.

d . Fragmen bangunan terdiri dari batu-batu bata yang terserak di sawah. Kelompok arca dan fragmen bangunan yang terletak di sebuah situs di tengah persawahan dan terdiri dari :

e. Arca Wisnu diapit oleh sepasang pemuja atau Sri dan Laksmi (? ) . K a k i arca terbenam di tanah. (Foto no. 13 ) . Keadaan arca

Sikap arca dan tanda-tandanya

Sudah aus; Pembentukan badannya kasar.

Berdiri lurus; Tangan k i r i depan bertumpu pada gada; Tangan k i r i belakang meme­gang sankha; Tangan kanan depan tidak jelas; Tangan kanan belakang memegang cakra .

f. Fragmen arca Ganesa yang sebagian sudah ter­benam di tanah.

g. Tiga arca Nandi. Keadaan

Ukuran arca per­tama arca kedua arca ketiga

Sangat aus, sebagian terbe­nam di tanah.

Panjang 103cm,tinggi 77cm Panjang 150cm,tinggi 87 cm. Panjang 106cm,tinggi 42cm.

h . Hiasan puncak yang masih utuh.

i . Fragmen bangunan terdiri dari susunan batu bata terletak di tepi parit dekat penggilingan beras, beberapa ratus meter dari kelompok tersebut di atas.

B.2 . D i sekitar Dukuh Rejosari, desa Rejosari. a. Arca Nandi.

Terletak d i dari S i larum. Keadaan Ukuran

muka kantor kelurahan. Asal

b. Arca Nandi. Letak Keadaan

Ukuran

tinggi dengan lapik 27 cm; lebar 33 cm.

: D i muka rumah penduduk. : Kepalanya telah hilang.

D i atas punggungnya yang telah aus terdapat lubang-lubang semacam lubang per­mainan dakon.

: Panjang 46 cm ; tinggi dengan lapik 27 cm ; lebar 26 cm.

c. Kemuncak atau hiasan puncak candi. Bentuk : Bagian tengahnya berlubang.

Terdir i dari tiga tingkat yang makin mengecil ke atas. Masing-masing sisi dari tiap tingkat berhiasan 5 buah simbar (k in i disimpan di kantor Wilayah P. dan K. , Kabupaten Batang) (Foto no. 14) .

B .3 . Kecamatan Reban.

Dar i Tersono perjalanan kami lanjutkan ke kecamatan Reban yang terletak di sebelah barat daya Tersono.

Reban merupakan kecamatan yang banyak menampilkan prasasti (Sojomerto, Indroki la , Banjaran). Team disambut oleh Camat Reban yang menjamu kami di rumahnya. Mengingat bahwa prasasti Sojomerto dan Indraki la sudah pernah diteliti dan dibuat abklatsnya (oleh Drs. Buchar i dan L.P.P.N. cabang Prambanan) maka kami menuju langsung ke prasasti yang terletak di dukuh Banjaran, desa Semampir, dengan di­sertai Camat beserta rombongannya.

B.3.1. Dukuh Banjaran, Desa Semampir.

Prasasti yang terletak di tengah kebun kopi in i telah beratap. Mengingat cuaca yang buruk, maka dalam pembuatan abklats kami dibantu oleh peralatan yang lazimnya tak dipakai, ialah lampu petromaks dan arang. (Foto no. 15 ) .

Prasasti digoreskan pada batu alam yang permukaannya dibuat datar. Keadaan benda masih baik, kecuali bagian belakang pecah se­d ik i t .

Ukuran 6 1 cm tingginya; 32 cm lebar.

Kepalanya telah hilang. Panjang 49 cm ;

Tulisan dipahatkan sangat tipis, dalam hu­ruf Jawa Kuno . Tinggi tulisan 13 mm dan terdiri

8

dari 13 baris. Har i sudah malam ket ika kami t iba kembali d i rumah Camat. Tetapi kami menerus­kan perjalanan ke kecamatan Bawang yang terle­tak d i kak i gunung Prahu. Sebagian dari rombong­an menginap di rumah Wedana Bawang dan seba­gian lagi di rumah Camat. Keesokan har inya dengan diantar oleh Camat rombongan mendaki daerah perbukitan d i kawasan gunung Prahu.

B.4. Kecamatan Bawang.

B. 4.1. Dukuh Kecepit, Desa Deles. Di atas sebidang tanah mil ik Sdr. Kadar

yang berukuran 18 x 24 m, yang bertumbuhan alang-alang dan rumpun bambu terdapat kelom­pok arca dan fragmen bangunan yang oleh pen­duduk disebut "Cand i S i l embu" . Guguran candi i tu sampai ke desa Candirejo dan d i sana disebut "Cand i Sigugur". (Fo to no. 16 ) .

Konsentrasi fragmen bangunan dan arca tersebut terdiri dari 3 kelompok yang masing masing berjarak di 10 m.

Kelompok pertama terdiri d a r i : a. Y o n i yang terdiri dari dua bagian (atas dan

bawah) dan bagian atas ceratnya tertutup pada ujung dan pangkalnya

b. Fragmen-fragmen batu. Kelompok kedua terdiri d a r i :

a. Ambang pintu atas dengan relief kala yang tak berdagu. Mata dan hidungnya bulat. Bagian bawahnya dihias dengan makara yang stil ir.

b. Susunan batu dalam formasi segi 4. Kelompok ketiga terdiri dari :

a. A r ca Ganesa yang oleh penduduk disebut K y a i Dulgani Bromosari . Keadaannya : Telah aus; belalai dan ta­

ngannya patah. b. Semacam kemuncak yang pucuknya berhias­

an padma. Penduduk menyebutnya Songsong. c. Nandi yang kepalanya telah hilang. d . Dua buah batu bantalan padma (?) ganda

yang tinggi dengan bagian tengah yang ber-pelipit. Ukuran : Tinggi masing-masing 67 cm.

e. Batu berbentuk lumpang dengan alunya. f. Sebuah puncak dagoba. g. Sebuah lingga.

B.4.2. Dukuh Kepyar, Desa Deles.

Sebuah kuburan umum yang tinggi masih dipergunakan oleh penduduk, dahulu merupakan situs kuno berupa candi atau kompleks candi.

Sisa-sisa yang masih ditemukan berupa:

a. Mahkota atap berbingkai lengkung, berhiasan dengan relief kala bertanduk dengan hiasan raya yang distilir (Foto No .17 ) .

b. Menara sudut dan menara sisi atap candi. c. Fragmen menara atap candi.

Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan perdesaan menuju ke D u k u h Ngreco.

B.4.3. Dukuh Ngreco, Desa Gunungsari. Suatu hal yang menarik selama perjalanan

kami ialah kenyataan-kenyataan bahwa jalan-jalan di pedesaan, terutama di Ngreco tampak rapih karena ditutup oleh pasangan pecahan-pe­cahan batu. Melihat cara pemasangannya dapat ditarik kesimpulan bahwa tradisi mengolah batu telah dikenal lama. I n i sesuai dengan cerita se­tempat yang menyebutkan tentang seorang ratu d i Dieng yang acapkali memerintahkan rakyat Ngreco untuk memahat arca dan mengirimkan­nya ke daerah Dieng.

D i samping itu sepanjang jalan dari desa yang kami lalui banyak kami dapatkan kereweng lokal baik yang polos maupun yang berhiaskan garis-garis.

D i D u k u h in i terdapat koleksi kekunoan yang disimpan d i dalam sebuah gubuk khusus, ya i tu (Fo to no. 18) : a. Empat buah bantalan berbentuk bulat masing-

masing yang disusun jadi dua pasang. Garis tengah masing-masing 32 cm. Tinggi ± 35 cm. T iap susun berfungsi sebagai lapik arca-arca Ganesa yang telah patah kepala dan tangannya.

b. 2 arca Ganesa yang telah patah kepalanya demikian juga tangannya.

c. D u a buah yon i yang ceratnya sudah patah.

B.4.4. Dukuh Banaran, Desa Gunungsari. D i rumah bahu desa Dukuh Banaran ter­

simpan arca yang dikeramatkan berupa (Fotono . l9 ) : a. Arca Nandi berkalung, tanduknya pendek. b. Sebuah lingga semu. c. Dua buah bantalan batu bulat yang permu­

kaannya datar. Semua benda-benda in i ber­ukuran kec i l .

B.4.5. Dukuh Deles, Desa Deles. Har i sudah malam ket ika kami memasuki

dukuh Deles. Dengan bantuan lampu senter kami turun ke sawah bengkok, mi l ik Lurah Deles de­ngan melalui tanaman jagung yang sudah tinggi. D i pematang kami dapatkan : a. Sebuah yon i yang sebagian ceratnya terbe­

nam di tanah.

9

b. Sebuah arca yang sudah sangat aus. Setelah selesai kami melakukan survai d i

daerah pegunungan, esok har inya kami menuju ke daerah pantai.

B .5 . Kecamatan Gringsing.

Kecamatan in i berbatasan dengan kabupaten Kendal . Situs yang kami survai terletak d i Dukuh Bendosari.

B. 5.1. Dukuh Bendosari, Desa Kebondalem, Ke­camatan Gringsing.

D u k u h in i letaknya ± 1 k m dari laut, d i dekat perkebunan karet mi l ik P.N.P. Karet Plelen. Obyek d i sini terdiri dari :

a. Prasasti dari batu. Keadaannya : Bagian tengah bawah pa­

tah (Foto No. 20 ) . Ukuran : Tinggi 85 cm, lebar 42 cm

dan tebal 34 cm. Huru fnya : Terd ir i dari 5 baris huruf

yang digoreskan sangat t ipis, tetapi rapi . Huru f Pallawa dan bahasa Sanskerta.

Obyek yang berasal dari Balekambang : b. D u a buah arca i t ik dari batu yang telah hilang

kepalanyr, (Foto no. 21) . c. Sebuah makara dengan arca burung di dalam

moncongnya. d. Fragmen bangunan.

Seratus meter dari tempat i tu agak turun ke utara sedikit terdapat sebuah kolam yang disebut Balekambang. Mata a i rnya terdapat di sisi barat. Didasarnya yang tertutup pasir ter­dapat kereweng lokal , sedang d i tepi kolam ter­dapat fragmen bangunan dari batu dan bata. (Fo to No. 22) .

Dengan berakhirnya kunjungan ke Gring­sing, berakhir pulalah tugas team di Kabupaten Batang. Malam hari sebelum keberangkatan kami ke Kendal , kami menghadap Bupat i , Kepala daerah Batang untuk melaporkan hasil survai kami sekaligus mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diterima selama kami d i Ba­tang. Pada kesempatan tersebut Bupat i mengha­diahkan lambang kota Batang kepada team.

C. KABUPATEN KENDAL.

Kebupaten Kendal terletak ± 28 k m dari kota Semarang. Karena kebetulan kami datang

pada har i Minggu, maka kami langsung menuju ke rumah Kas i Departemen P. dan K. Kabupa­ten Kendal , Bapak Munadi. D i dalam kota ter­dapat tiga tempat yang menyimpan koleksi ar­keologis.

C l . Kantor Seksi Departemen P. dan K. Kabu­paten Kendal .

D i sini disimpan arcas yang berasal dari desa Winong, Kec . Pagandon. (Fo to no. 23 ) .

a. Arca Agastya. Bahan : Ba tu yang berpori. Keadaan : Muka sudah aus. Tanda-tanda arca : Bertangan dua; Tangan k i r i

memegang kamandalu; Ta ­ngan kanan aksamala; Bahu k i r i menyandang camara; Sedang di sisi kanan terda­pat tr isula.

Hasi l ekskavasi yang dilaksanakan oleh Kantor Ca­bang I d i desa Kangkung, Kecamatan Cepiring, ialah:

b. A rca Durga Mahisasuramardhini. Tanda-tanda arca : Bertangan delapan; K i r i de­

pan memegang rambut rak­sasa; Kanan depan meme­gang ekor lembu; Keenam tangan la innya dilipat ke-atas; Sebelah kanan masing-masing memegang pisau tumpul atau camara, pisau dan pasa; Sebelah k i r i tr i ­sula, sankha, parasu; Badan lembu berbentuk persegi dan kepala menghadap ke muka. (Fo to no. 24 ) .

Ukuran : Tinggi arca 62 c m ; Lebar 2 1 cm ; Tebal 20y 2cm.

c. A r ca Ganesa. Tanda-tanda arca : Bertangan empat. Masing-

masing memegang patahan gading; pasa, parasu dan mangkuk tengkorak;

Sikap : Duduk d i atas padmasana ganda yang berbentuk agak persegi.

d. Simbar-simbar berukir dan kemuncak-kemuncak candi yang dibuat dari batu bata.

Sangat disayangkan bahwa belum disediakan tempat yang khusus untuk menyimpan benda-ben­da penting tersebut yang k in i masih dit imbun ber-

10

sama dengan peralatan olah raga di dalam gudang yang sempit.

C.2. Halaman Kabupaten.

Arca-arca yang dikumpulkan di halaman kabupaten diperkirakan berasal dari perkebunan Banaran. Beberapa diantaranya diberi cat hitam.

a. Arca Ganesa. : Batu berwarna keputih-pu­

t ihan. : Rusak . : Tinggi arca dengan sandaran

67 cm ; lebar 30 cm. Memakai hiasan candraka-pala dan upavita berbentuk ular.

Bahan

Keadaan Ukuran

Tanda-tanda arca

Arca Ganesa. Keadaan Bentuk

Ukuran

Sudah aus. Pembentukan badan agak persegi. Tinggi arca dengan sandaran 69 cm ; lebar 25 cm.

c. Dua buah arca Nandi. Keadaan : Sudah aus. Bentuk : Pembentukannya agak kaku .

d . Dua buah arca singa. Bahan Ukuran Sikap

Batu put ih . 56 cm tingginya. Berdir i dengan lidah Iur.

terju-

C . 3 . 1 . Lembaga Pemasyarakatan.

D i k i r i kanan pintu masuk terdapat dua buah arca yang dibrons.

Arca perwujudan. Ukuran :

Tanda-tanda arca :

Tinggi arca dengan sandaran 63 cm ; Lebar 34%

Sikap Arca pendeta. Ukuran Tanda-tanda arca

cm.

Bertangan empat; Tangan k i r i depan di atas pangkuan dengan bunga di atas tela­paknya; Tangan kanan de­pan dalam waramudra; K i r i belakang memegang camara; Kanan belakang aksamala; Memakai jatamakuta.

Duduk bersila. (Fo to no. 25 ) .

58 cm tingginya.

Duduk dengan berpeluk ta­ngan. (Foto no. 26 ) .

C.3.2. D i dalam halaman Lembaga Pemasyarakat­an. Ko leks i arca di sini berjumlah l ima buah yang hampir semuanya dikapur.

a. Arca laki sebagai dwarapala. Ukuran

Tanda-tanda arca

b. A rca perempuan. Ukuran

Sikap Tanda-tanda arca

c. A rca perwujudan. Ukuran

Sikap Tanda-tanda arca

Tinggi arca dengan sandaran 86 cm ; Lebar 401/2cm.

Matanya dan mulut lebar; Bentuk badan gemuk pen­dek; Muka gundul; Mema­ka i kain panjang dan uda-rabandha (pengikat perut) ; Tangan kanan yang berku­k u pancanakha lurus kesam-ping; Tangan kanan meme­gang gada. (Fo to no. 27 ) .

Tinggi arca dengan sandar­an 69 cm; Lebar 25 cm. Berdir i .

Muka sudah aus; Matanya lebar; Memakai tutup kepa­la tinggi dengan tepi lebar dan kain berbentuk dhoti atau semacam cawat; ta-tangan kanan menyandang camara, sedang tangan k i r i dilipat ke belakang. (Foto no. 28 ) .

Tinggi arca dengan sandaran 57 c m ; Lebar 25 cm. Duduk bersila.

Memakai upavita; Bertangan empat; Tangan kanan depan terletak d i pangkuan dengan bunga d i te lapaknya; K i r i depan dalam dhyana mudra; Tangan kanan belakang me­megang aksamala sedang k i r i belakang camara.

d. Dua buah arca Nandi. Keadaannya : Sudah aus. Ukuran : Masing-masing panjang 55

cm dan 64 cm. Bentuk : Yang pertama lebih me­

nunduk dari la innya.

11

C.4. Kecamatan Langenharjo, Dukuh Manggisan.

Dalam perjalanan menuju desa Winong, tempat ditemukannya arca Agastya yang disim­pan di kantor Seksi Departemen P. dan K. K a ­bupaten Kendal , kami singgah di rumah Keluar­ga Dwijosoesastro di dukuh Manggisan. D i sini ditemukan arca Ganesa dari batu yang tidak di­ketahui tempat asalnya. (Foto no. 29 ) .

Ukuran : Tinggi 43 cm ; Lebar 30 cm.

Tanda-tanda arca : Tanpa sandaran; D i pung­gung terdapat pasak; Ber­tangan empat; K i r i depan memegang mangkuk teng­korak; K i r i belakang para-su (di punggung); Kanan depan patahan gading; K a ­nan belakang aksamala.

C.S. Kecamatan Pegandon.

Desa Winong. D i sebuah perkuburan umum yang tanahnya

berukuran 15 x 15 m dan merupakan sebuah bukit ditemukan fragmen bangunan dari batu bata yang sebagian besar telah hancur dan ber­serakan. Beberapa diantaranya dipakai sebagai batu kuburan dan sebagian lagi terdapat dekat langgar yang terletak di kak i buki t . Batu bata di tempat tersebut berukuran 32 x 20 x 7 cm; beberapa diantaranya berbentuk simbar dengan hiasan pola sulur-suluran. A rca dari situ telah dipindahkan ke kantor, antara lain Departemen P. dan K. (lihat C l . ) .

C.6. Kecamatan Tugurejo.

Desa Tugu. D i Taman Lele yang merupakan suatu tempat

rekreasi di dekat jalan raya antara Semarang dan Kendal dan dikelilingi perbukitan, terdapat dua buah arca Ganesa yang tidak diketahui asalnya.

a. Arca Ganesa. Ditempatkan di dalam bak dari semen meng­

hadap ke arah sebuah kolam buatan. Ukuran : Tinggi arca 68 cm ;

Lebar 29 cm ; Tinggi 12 cm. Tanda-tanda arca : Tanpa sandaran; Kedua ta­

ngan belakang telah patah; Tangan k i r i depan meme­gang mangkuk tengkorak, kanan depan memegang pa­

tahan gading. D i punggung terdapat hiasan roset de­ngan untaian mutiara.

b. Arca Ganesa. Terletak di sebelah barat laut dari arca a.

Duduk menghadapi mata air yang dilingkungi oleh semak-semak. Ukurannya lebih kec i l . San­darannya berbentuk akolade. Lap iknya terpen­dam di tanah.

C.7. Kecamatan Mijen.

Dukuh Duduhan, Desa Mijen. Pada tanah tinggi di sebuah perbukitan ter­

dapat suatu tanda-tanda adanya sebuah bekas bangunan.

Luas tanah (area) dari pada perbukitan yang dijadikan ladang oleh penduduk tidak di­ketahui dengan pasti, tetapi luas yang mungkin terdapat bangunannya 200 m 2 . Jenis tanah adalah tanah liat (lempung) yang kemungkinan terjadi­nya erosi tidak ada. Dari situ ini banyak dite­mukan : a. Batu bata dan 2 buah batu candi berbentuk

empat persegi dengan ukuran 49x50x13 ,50 cm. b. 5 buah lingga semu, yang mungkin merupakan

patok tanda luas lingkaran halaman bangunan. Tanda patok ada yang masih d i tempat dan ada pula yang sudah dipindahkan karena peng­galian tanah untuk keperluan penanaman jagung. Ukuran kel ima lingga semu tersebut adalah sama yai tu 21 cm dan tinggi 46 cm. Temuan-temuan lain adalah batu bata yang memanjang, sepanjang 2m tertutup oleh alang-alang dan menurut keterangan asli di tempat. (Foto no. 30 ) . Dari situs ini didapatkan pula,

c. Arca Ganesa. (Foto no. 31 ) . Ukuran : Tinggi 82 cm. Keadaan arca : belalai patah. Permukaan

arca penuh dengan jamur. Hiasan : trinetra dengan hiasan can­

dra kepala. d . Satu fragmen arca bagian kepala (sekarang

disimpan di Kasi Departemen P. dan K . Kabu­paten Kendal ) . ( Fo to no. 32) .

e. Satu fragmen arca bagian kak i . f. Satu fragmen bagian tangan (sekarang d i kantor

Seksi Departemen P. dan K . Kabupaten Ken­dal) .

g. Satu buah temuan dalam tanah yang kurang jelas identitasnya, apakah lapik atau yon i (? ) , ukuran 60 x 60 cm.

12

Pada waktu mendatang d i daerah in i perlu diada­kan penggalian.

C.8. Kecamatan Boja.

C.8.1. Desa Trisobo. Desa Trisobo merupakan daerah yang masuk

kecamatan Boja dan untuk mencapai daerah in i dapat melalui ja lan mil ik P.N.P. teh Gunung Mas.

Dar i desa Trisobo pada kompleks perbukitan yang oleh penduduk dinamakan kompleks J u m -bleng terdapat kekuncen-kekuncen sebagai beri­kut :

a. Ujung pipi tangga dengan ukuran 57x52 ,50x 32,50 cm.

b. Y o n i 43,50 x 43,50 cm (bagian bawah terpen­dam).

c. Batu berbentuk bulat/pipih, 40 cm dan tebal 24cm (masih terpendam).

d . Kumpulan batu yang membentuk perbukitan dengan lingkaran 5 x 5 m 2 , bertumbuhan alang-alang dan pohon yang oleh penduduk setempat dinamakan pohon Kendal .

Semua temuan in i terletak pada sebidang tanah dengan luas 20 x 20 m. Selain i tu dari rumah penduduk pemilik tanah tersebut dida­patkan antara lain :

a. Simbar berhias dengan ukuran 2 9 x 2 9 , 5 0 x l l c m . b. Batu bata dengan ukuran 37x22 ,50x7cm. c. Ceplok bunga (sekarang dijadikan umpak

rumah) .

Benda-benda tersebut berada di rumah bapak Kard iman, kecuali simbar dan batu bata yang sekarang berada di Seksi Departemen P. dan K . Kabupaten Kendal . d . Fragmen kemuncak 50 x 39 cm d i rumah

Lurah Trisobo. e. Lingga semu 20 cm dan tinggi 39 cm, di rumah

bapak Martaya (50m dari rumah lurah) .

C.8.2. Desa Boja. (D i rumah kediaman Dan Dis Kepolisian 9334 Boja , Bapak I . Sumarsono). Dar i tempat kediaman Dan Dis terdapat 2 buah arca yaitu :

a. Mahakala. Keadaannya

Sikap

b. Ganesa. Keadaannya

Bagian bawah hilang; Ta ­ngan k i r i putus. Tangan kanan memegang pedang. (Fo to no. 33 ) .

Kepala hilang; Kedua ngan belakang hilang.

ta-

C.8.3. Dukuh Kenting, Desa Campurrejo, Boja. D i kebun mi l ik Bapak Amat Sanijan, dengan

kekuncen-kekuncen yang ada : a. Y o n i bagian atas tinggi 3 1 cm dan lebar 72 cm. b. Peripih lengkap dengan tutupnya; Lubang peri-

pih berjumlah 16 dan disusun melingkar menye­rupai daun bunga. (Fo to no. 34 ) .

C.9. Kecamatan Limbangan.

C.9.1. Desa Gonoharjo. Dari tempat kediaman Lurah Gonoharjo di­

dapatkan : a. Arca Ganesa.

Keadaan : masih u tuh . Sikap : Duduk, bertangan empat.

b. 3 buah kemuncak besar dan kec i l . c. 2 buah menara sudut candi. d. 3 buah batu lumpang kecil-kecil (salah satu

diantaranya bagian depan berlubang 5 buah dan bagian belakang berlubang 2 1 buah).

C.9.2. Dukuh Ganapreti, Desa Gonoharjo. D i sebidang tanah perladangan yang saat

k in i ditanami jagung, luas 30 m 2 dengan jenis tanah liat dengan jarak dar i kelurahan Gono­harjo ± 1 k m ke arah tenggara terdapat kekuncen-kekuncen sebagai ber ikut : a. Sebuah kemuncak.

Ukuran 67 x 67 x 45 cm. b. Sebuah lingga semu, bagian atas hilang dan

tingginya 35 cm. c. Menara sudut candi.

Ukuran 27 x 27 x 33 cm. d . Arca Durga.

Keadaannya : Bagian atas telah hilang, arca lembu dan asuranya masih ada.

e. Ganesa. Keadaan : Bagian badan dan tangan

telah rusak. f. Agastya.

Keadaan : Bagian badan, kepala dan tangan kanan telah rusak, kendi masih ada.

g. A rca perwujudan Keadaan : Kepala telah hilang; Tangan

k i r i muka dan belakang hi­lang.

Sikap : Duduk bersila; Tangan ka­nan depan dalam sikap waramudra, belakang me­megang tasbih (aksamala).

h . Kepala arca (kurang jelas identitasnya).

13

C.9.3. Dukuh Nglimut, Desa Gonoharjo. Dari tempat in i ditemukan fondasi candi

dengan ukuran 10 x 10 m. Daerah ini pernah d i survai oleh L.P.P.N. Pusat pada tahun 1973 . Dari situs in i didapatkan : a. 2 buah batu patok dengan tinggi 42 cm dan

P 17 cm. b. Ganesa; bagian muka rusak dan tangan dalam

keadaan utuh. (Foto no. 35 ) . c. Sayap tangga. d . Y o n i ; Cerat didukung oleh kura-kura dan naga. e. Fragmen batu candi.

C.9.4. Desa Limbangan. D i sebidang tanah yang keci l ukuran 2x2m

terletak d i pematangan terdapat kekuncen-kekun-cen. a. Batu patok sebanyak 2 buah, yang pertama

P 24 cm dan tingginya 67 c m ; kedua P 25 cm tingginya 48 cm.

b. Lingga sebanyak 5 buah :

— tinggi 40 cm ; p 13,50 cm. — tinggi 37 cm; P 12 cm. — tinggi 36 c m ; p 11,50 cm. — tinggi 26 ,50cm; P 8 cm. — tinggi 5 cm ; P 22,50 cm.

Catatan ; Ke l ima lingga tersebut saat k in i berada di rumah Lurah Limbangan.

Menurut keterangan yang kami terima d i sepanjang tepi kal i Ku ta yang mengalir di perba­tasan kabupaten Kendal dan Batang banyak terdapat kereweng lokal . Tetapi karena hujan lebat disertai hali l intar, kami tidak dapat mengun­jungi tempat i tu .

Dengan demikian berlalulah sudah 20 hari , ialah jangka waktu yang diberikan kepada kami untuk melakukan survai di ketiga daerah tersebut di atas. Sebenarnya jangka waktu sekian itu sangat kurang mengingat bahwa masih banyak tempat-tempat yang belum sempat kami kunjungi khusus­nya daerah yang merupakan jambatan menuju ke Dieng, pusat perkembangan kebudayaan wangsa Sanjaya.

I V . K E S I M P U L A N .

Dar i hasil penelitian di daerah Jawa Tengah bagian utara tahap pertama dapat ditarik kesimpul­an bahwa di sana banyak tersimpan peninggalan kepurbakalaan yang belum terungkapkan atau terdaftar dalam inventaris. Berbeda dengan daerah yang dahulu menjadi pusat kerajaan Mataram Sai-

lendra yang kaya akan peninggalan candi, maka Jawa Tengah bagian utara hanya menampilkan candi yang sifatnya fragmentaris dan terpencar-pencar letaknya. Merupakan perkecualian adalah tempat yang masih menyimpan reruntuhan candi secara tersusun ialah di Deles (Kabupaten Batang) dan d i Dieng (Kabupaten Kendal ) .

Untuk masa mendatang telah direncanakan suatu ekskavasi d i kedua tempat tersebut.

Secara sambil lalu terlihat adanya dua gaya yang mempengaruhi peninggalan purbakala. Gaya Jawa Tengah, khususnya Dieng seperti terlihat pada adanya arca-arca dewa dengan wahananya dalam bentuk anthropomorf yang tersimpan di kota Pekalongan, fragmen bangunan di Bawang. Yang lain ialah gaya Jawa T imur seperti tampak pada yon i di Petungkriyono, arca dewa dari Doro, arca dwarapala dari Kendal dan kala dari Kepyar.

Mungkin kedua pengaruh in i masuk dari pantai utara sekitar Pekalongan, Batang dan Kendal . Mungkin nama Pekalongan merupakan nama kuna, mengingat banyaknya legenda setem­pat yang berhubungan dengan kota tersebut. D i pantai Batang terdapat prasasti kuno berhuruf Palawa, sedang d i daerah pantai Kendal didapatkan candi bata di Cepiring. Dar i daerah pantai kebu­dayaan itu menyebar ke daerah pegunungan di selatan.

Menurut berita ada tangga dari lereng gunung di perbatasan Pekalongan yang menuju ke daerah Dieng. Meskipun dari daerah Pekalongan pernah ditemukan guci keramik yang k in i disimpan di Museum Pusat, tetapi pada waktu diadakan survai di sana samasekali tak ditemukan kereweng. Berbeda dengan Batang yang kaya akan kereweng asing (Reban) maupun kereweng lokal (Bawang).

Untuk memperoleh data lebih lengkap guna mengungkapkan masa lampau di daerah pantai utara direncanakan untuk mengadakan survai di kabupaten Tegal, Brebes dan Pemalang diwaktu yang akan datang.

Kemudian masih perlu ditel it i daerah-daerah d i sebelah t imur dari Kendal yang mungkin pula merupakan daerah perluasan dari kerajaan San­jaya dan daerah perluasan dari Majapahit.*

• • • • 14

V . K E P U S T A K A A N

Brumund , J . P . G . 1868

"Bijdragen tot de kennis van het hindoeisme op J a v a " , Verband. Bat. Gen. XXXIII.

Buchar i 1966

"Prel iminary Report on the discovery of an old Malay Inscription at Sodjomerto"; Majalah ilmu-ilmu Sastra Indonesia III, 1966, no. 2 dan 3, halaman 2 4 1 - 250.

Catalogus der Archaeolo-gische Verzameling van het Bataviaasch Genootschap van Künsten en Wetenschap-pen.

Hoevell, W.R. van en Friederich, R .

Groeneveldt, W.F. 1887

1847 1850

Juynbo l l , H .H. 1909

Verhand. Bat. Gen. XXI. Verband. Bat. Gen. XXIII.

Catalogus van 's R i jks E t h ­nographisch Museum V :

Krom, N . J . 1923

Javaansche Oudheden.

Inleiding tot de Hindoe-Javaansche d eel.

Kunst, eerste

Notulen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.

1876 1877 1878 1893 1902

Raffles, Thomas Stamford 1817 : History of Java.

Rapporten van de Commissie in Nederlandsch-Indie (R .O.C. ) .

1911

Verbeek, R.W.M 1868

: Oudheden van Java , no. 133 , Notulen Bataviaasch Genootschap, 1868.

Verbeek, R.W.M. en Krom, N .J . 1914 : Rapporten van den Oud-

heidkundigen Dienst.

• • • • •

1 5

L A M P I R A N A .

<

N V £ > N V 0 3 1 3 > Í O

Asa

! K

an

gku

ng

1

bek

ura

na d

i Ka

Bid

Pe

rwu

jud

an

S a ß u i S D J|IUJD J í X m LD CN

n

BZ

ser

6 J í vi í J í H U. X CN CN in X

CD CO CO X

H v : w n r rN 1 0 r o r r- CC - T !N (N -T X - o. _ X CO m - T -T O") CN X - T - I

V •

D S b U V c— co

(N

D 1 D M iD _ - CN

n i u i J ßu Dqxi v X CN

q i d i J z d - T .

ipuD3')pS D J D U i h J n m M _ _ O

D 1 D d D J D M C r-, _

- , j 2 1 U V D ß ß u D i idtd 6un(n o

CO

L! l/l 0 LL <T) <N CN

>, i d D i

( ¿ ) uZLußDJj (-4 <N cn CO

a. E z U> CN CN , T

q D 1 D 6 n ) D g X

D I D >] D q D H - T

i u o A (^ _ (N — O

[ MidOI) D J n y Djnyi (SI CN

ußßui] "ßp luOA ^z _

< ' r, L 0

b

O CO co

Z) Z

D |S»U ;OJ DÄDß DU V <n _ CM CO

UJ >l i d D) jaq Dßbu i~| 00 _

D J D M p D 1 D f CN co X

< n o ías ü ß ß u i l _ t-j (S|

D ß ß U 1 "1 m m — CN CN

J M

( ¿ ) n J no O J D T ^

( ei CN - X

D / D M S i p U D N CN

n u s i M _

< z

[ ¿ ) D l í p U » d O

<

A

0 CD C—i - T

•z. D S H D A CO

D M J S j o p n f n « j > d ^

1 s y, D A 10 i p Ü D N x CN CN m O

D 5 a i S - T CN

CO :

D S Í U D 0 (M r-J (N CN CN CN (N CN r-CN >>

D < co

H 3 i vd n a v M Q

K E

N

D

A L

Z

C /1

-S

d

a_

z

z

t/l

:

0 — t/l

,

i Z

z A S

d

a _

a u A

„S

da

Sda

DP

S —

z D

'/)

1 — 5

d

a

PE

KA

LO

NG

AN

— 5

d

a

— S

da

Z

z Ol

I i —

S

d

a —

O •o A

1

O z

i/i

1

1 —

5

d

a —

j —

S

d

a —

1

— S

d

a

I B

AT

A N

G

Z

Z A

1

a Z

i a "D

1

:

a z

i

C "D

!

c z

1

a "O

;

j _

_S

d

a

-

1

_

S

d

a

1

_

S d

a

_

J U

ML

AH

\í\

N V A V IN V 03M

Pega

n do

n

C

CD

Z

I B

o

j

a

z

O X ki

m b

anga

n

1 -

z

sda-

-

0 z

1 B

o j

a

i K

f nH

a!

1 lu

g u

re ,

o

DO r

o

n p s- j

Z z Lf>

1 s

da

D p s |

[ Ta

1 u

n W

onot

uncj

^

Ters

an

a

I s

da

sd

a

R e

ban

B a

wa

ng

sd

a D

pS

t, p s

z

z j¡

Gri

ngsi

ng

13

1 - ol m

O » * Li

j c c c

M i

j e

n

X

Gon

ohar

jo

i 'O * Li

mb

an

gjn

Cam

pure

jo

T u <

) u

r Kody

a")

Do

r n k

') t u

sd

a —

j Ya

s u

re j

a

klo

gop

aki

s

n p '.

o a» c c B

r o

koh

Re j

asa

r i

s d

u np s

' .e

mam

pir

De

les

s d

u

s d

a

Gn

Sa

n

1 D

pS

Kebo

ndal

enj

uo

-

(- NVN -Va rtlAN3d iVciW31

Z ( « N V "UN3x I V d W a l HHRna

<

Kabu

pate

n IH

al.F

Vnda

p 1 K

abup

aten

sa

raka

tan

Dud

uhan

')

I Tr

iso

bo

* I

Dan

D i

s'*

J Kel

atah

an)

• c L & N

gl i n

- u t

* Li

mba

ngan

1

Ken

teng

")

Man

ggi s

a'n

Tam

anle

le*

IKed

lam

ari

T i oi

. J C s 3 S

Ka.

Bid

.PS

k

z

O X 1 D

orok

ota'

'

iBan

daru

ya*

1 K

an

tor =

1

Kec

amat

an

I TIo

gopu

kis*

|Kam

bang

ar*i

Ff

erke

bu

nan

1 Te

h -)

j

Ku

pa

ng

}

I Se

la r

u m

*

1 P

e [a

ten

'1

1 R

eja

su

ni

j B

anja

ran'

^

j Ke

c e

u •'

'j

J Ke

p y

a r

|

1 D

e l

c s'

) j

R e

c o

*)j

1 B

ara

n)

jßen

dosa

n j

16

L A M P I R A N B .

Daftar Peta.

1. Lokas i daerah-daerah survai d i Jawa Tengah bagian Utara.

2. Lokas i daerah survai di Kabupaten Peka­longan dan Batang

3. Peta Kabupaten Pekalongan 4. Peta Kabupaten Batang 5. Peta keletakan arca-arca d i dukuh Pejaten,

Kabupaten Batang.

Daftar Foto :

1. Arca Ganesa dari desa Baros, Batang. K i n i disimpan di Kantor Kab in Kebudayaan Pekalongan ( l ih .A .3 ) .

2. Arca Durga di halaman belakang Kantor Korami l Kec . Doro, Kab . Pekalongan ( l ih . A.4.1.a) .

3. Arca yang belum sempurna, menggambarkan seorang dewa berdiri di atas sepasang naga ( l ih . A.4.1.b) .

4. Jaladwara (saluran air) dan lingga yang terletak di tepi sungai di desa Kaso, Peka­longan ( l ih . A.4.2.a,b).

5. Pura Hindu di desa Linggoasri, Pekalongan ( l ih . A .5 ) .

6. Ko leks i temuan sekitar Kantor Kecamatan Petungkriyono, Pekalongan ( l ih . A.6.a-e).

7. "Cand i Gedong" atau "S i t ingg i l " d i desa Tlagapakis, Kec . Petungkriyono, Pekalong­an ( l ih . A.6.1.a) .

8. Lingga-yoni dengan hiasan naga dan lapik berbentuk kura-kura d i desa Tlagapakis, Kec . Petungkriyono, Pekalongan ( l ih . A.6.2.a) .

9. Arca Ganesa dari desa Jalatiga, Pekalongan. K i n i disimpan di kantor PN. Teh Jalatiga ( l ih . A .7 .c ) .

10. A rca gajah di desa Brokoh, Kec . Wonotung-gal, Batang ( l ih . B . l . L a ) .

1 1 . Arca Ganesa di desa Rejosari, Kec . Tersono, Batang ( l ih . B.1.5.a) .

12. Dua buah ambang pintu terletak di tengah sawah di desa Rejosari, Kec . Tersono, Batang ( l ih . B . 1 . 5 . C ) .

13. Arca Wisnu diapit oleh sepasang pemuja Sr i dan Laksmi (? ) di dukuh Pejaten, desa Rejo­sari, Kec . Tersono, Batang ( l ih . B.1.5.e) .

14. Kemuncak atap candi berbentuk piramida dari desa Rejosari, Kec . Tersono, Batang ( l ih . B . 2 . 4 . C ) .

15. Prasasti dari desa Semampir, Kec . Reban, Batang ( l ih . B .3 .1 ) .

16. Arca dan fragmen candi di desa Deles, Kec . Bawang, Batang ( l ih . B.4 .1 ) .

17. Mahkota atap dengan hiasan kala di desa Deles, Kec . Bawang, Batang ( l ih . B.4.2.a) .

18. Fragmen-fragmen arca Ganesa yang masing-masing diletakkan di atas dua buah bantal­an bulat. Ditemukan di desa Gunungsari, kec. Bawang, Batang ( l ih . B.4.3.a,b).

19. Sebuah arca Nandi, sebuah lingga semu dan dua buah bantalan; semua dalam ukuran keci l d i desa Gunungsari, Kec . Bawang, Batang ( l ih . B.4 .4 ) .

20. Prasasti dari Kebondalam, Kec . Gringsing, Batang ( l ih . B.5.1.a) .

2 1 . Dua buah arca i t ik tanpa kepala dari desa Kebondalam, Kec . Gringsing, Batang ( l ih. B . 5.1.b).

22 . Ko lam buatan yang disebut Balekambang, berisi fragmen-fragmen bangunan dan ke-reweng gerabah di desa Kebondalam, Kec . Gringsing, Batang ( l ih . B .5 .1 ) .

23 . A rca Agastya dari desa Winong, Kec . Pegan-don, Kendal ( l ih . C . l . a ) .

24. Arca Durga Mahisasuramardhini dari desa Winong, Kec . Pegandon, Kendal ( l ih . C . l . b ) .

25 . Arca perwujudan yang k in i ada di pintu masuk Lembaga Pemasyarakatan, Kendal ( l ih . C.3.a).

26. A rca perwujudan yang k in i terdapat di pintu masuk Lembaga Pemasyarakatan, Kendal ( l ih . C.3.b).

27. Sebuah arca dwarapala yang terdapat di halaman Lembaga Pemasyarakatan, Kab . Kendal ( l ih . C.3.2.a).

28. Sebuah arca wanita yang terdapat di halaman Lembaga Pemasyarakatan Kab . Kendal ( l ih . C. 3.2.b).

29 . Ganesa dari dukuh Manggisan, Kec . Langen-harjo, Kendal ( l ih . C.4 ) .

30. Lingga semu dari desa Mijen, Kec . Mijen, Kendal . ( l ih. C.7.b).

3 1 . Arca Ganesa dari desa Mijen, Kec . Mijen, Kendal ( l ih . C.7.c) .

32. Fragmen kepala arca dari desa Mijen, Kec . Mijen, Kendal ( l ih . C.7.d).

33 . Sebuah arca Mahakala dalam keadaan bagian bawah patah tangan kir i telah hilang, terletak di rumah Dan Dis 933/4 Boja, Kendal ( l ih . C.8.2.a).

34. Ko tak pripih dengan tutupnya dari desa Campurejo, Kec . Boja, Kendal ( l ih . C.8.3.b.)

35 . A rca Ganesa dari desa Gonoharjo, Kec . Limbangan, Kendal ( l ih . C.9.3.b).

17

^ r r o 77 P

O.

P >-( P ff

<1H P

p

a> 3

tJQ P ff ff P B . P 3

P >-! P

73 > Z

f 1

19

3. Peta Kabupaten Pekalongan.

P E T A

K A B U P A T E N P E K A L O N G A N

10 k m L A U T - JAWA

t / G . R o g o j e m b a n g a n

K E T E R A N G A N

o I b u k o t a K a b u p a t e n

o I b u k o t a K e c a m a t a n

# I b u k o t a D e s a

+ •-.+ B a t a s K a r e s i d e n a n

B a t a s K a b u p a t e n

J a l a n P r o p i n s i

J a l a n K a b u p a t e n

J a l a n S e t a p a k

-u\A~* S u n g a i

• D a e r a h S u r v a i

4. Peta Kabupaten Batang.

P E T A KABUPAT EN BATANG

0 10 km

K A B . PEKALONGAN z' KAB . KE N DA L

KETERANGAN

© Ibukota K a b u p a t e n

o • — K e c a m a t a n

— J a l a n Propinsi

K a b u p a t e n

B a t a s K a r e s i d e n a n

.. K a b u p a t e n

J a l a n set a pak

D a e r a h S u r v a i

—x/\Ar* S u n g a i

21

5. Peta keletakan arca-arca di dukuh Pejaten, Kabupaten Batang.

KELETAKAN ARCA-ARCA DI Dk. PEJATEN Ds. REJ ASARI Kcc.TERSONO KAB. BATANG.

U;

4-

s awa h pemata ng S a w a h sawah

pematang |

W///////////'///////////!*/

///////////n///////////////////////////////, '////////////////n/////////>/»»

sawah C 1

sawah a r c o

i ladang

B i '///'l// /// /////>/>> "//////////////////r////™ ////////////J //// ///////

pematang sawah

I /S/S"/I////// I / / I I I

22

K E T E R A N G A N

• Arca Wisnu « N a nd i

Q Kemuncak S u n g a i / K a l i

• Arca G a n e s a

I M

23

3. Arca yang belum sempurna, menggambarkan seorang dewa berdiri di atas sepasang naga ( l ih . A.4.1.b).

4. Jaladwara (saluran air) dan lingga yang ter­letak di tepi sungai di desa Kaso, Pekalongan ( l ih . A.4.2.a,b).

24

6. Ko leks i temuan sekitar Kantor Kecamatan Petungkriyono, Pekalongan ( l ih . A .6 , a-e).

7. "Cand i Gedong" atau "S i t ingg i l " di desa Tlagapakis, Kec . Petungkriyono, Pekalongan ( L i h . A.6.1.a) .

8. Lingga-yoni dengan hiasan naga dan lapik berbentuk kura-kura di desa Tlagapakis, Kec . Petungkriyono, Pekalongan ( l ih. A.6.2.a) .

26

Arca Ganesa dari desa Jalatiga, Pekalongan. K i n i disimpan di kantor PN. Teh Jalatiga ( l ih. A.7.c ) .

10. Arca gajah di desa Brokoh, Kec . Wonotung-gal, Batang ( l ih . B . l . l . a ) .

27

13. A rca Wisnu diapit oleh sepasang pemuja Sr i dan Laksmi (?) di dukuh Pejaten, desa Rejo-sari, Kec . Tersono, Batang ( l ih. B.1.5.e) .

14. Kemuncak atap candi berbentuk piramida 7 R dari desa Rejosari, Kec . Tersono, Batang ( l ih. Z B . 2 . 4 . C ) .

1 1 . Arca Ganesa di desa Rejosari, Kec . Tersono, Batang ( l ih . B.1.5.a) .

12. Dua buah ambang pintu terletak di tengah sawah di desa Rejosari, Kec . Tersono, Batang ( l ih . B.1.5.c ) .

y

29

15. Prasasti dari desa Semampir, Kec . Reban, Ratang ( l ih. B.3.1 ) .

16. Arca dan fragmen candi di desa Deles, Kec . Bawang, Batang ( l ih . B .4 .1 ) .

17. Mahkota atap dengan hiasan kala di desa Deles, Kec . Bawang, Batang ( l ih. B.4.2.a) .

18. Fragmen-fragmen arca Ganesa yang masing-masing diletakkan di atas dua buah bantalan bulat. Di temukan di desa Gunungsari, kec. Bawang, Batang ( l ih. B.4.3.a,b).

32

2 1 . Dua buah arca itik tanpa kepala dari desa Kebondalam, Kec. Gringsing, Batang ( l ih. B.5.1.b) .

22. Ko lam buatan yang disebut Balekambang, berisi fragmen-fragmen bangunan dan kere-weng gerabah di desa Kebondalam, Kec. Gringsing, Batang ( l ih. B.5.1 ) .

33

3 4 3 5

37

38

33. Sebuah arca Mahakala dalam keadaan bagian bawah patah tangan kir i telah hilang, terletak di rumah Dan Dis 933/4 Boja, Kendal ( l ih. C.8.2.a).

I

35 . Arca Ganesa dari desa Gonoharjo, Kec . L i m ­bangan, Kendal ( l ih . C.9.3.b).

4 0