Jadwal Imunisasi Wajib Dan Tambahan

9
JADWAL IMUNISASI WAJIB (PPI) VAKSIN PROGRAM PENGEMBANGAN IMUNISASI (PPI) Vaksin BCG Vaksin Hepatitis B Vaksin Difteria, Pertusis, Tetanus (DPT) Vaksin Polio Vaksin Campak VAKSIN BCG (Bacille Calmette Guerin) BCG adalah vaksin hidup yang dibuat dari mycobacterium bovis yang dibiakkan secara berulang selama 13 tahun (basil tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas) Indikasi yaitu untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC) dimana vaksin BCG tidak mencegah infeksi TBC tetapi mengurangi resiko TBC berat seperti meningitis, TBC tulang Efek proteksi timbul 8-12 minggu setelah penyuntikan Cara pemberian dan dosis vaksin Yaitu vaksin dilarutkan dulu dengan 4 cc pelarut, vaksin yang dilarutkan harus dibuang dalam 3 jam, dosis pada bayi < 1 tahun 0,05 ml sedangkan pada anak > 1 tahun 0,10 ml. Vaksin ini disuntikan secara intracutan pada daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus) Penyimpanan vaksin Vaksin disimpan pada suhu 2-8ᴼC, tidak boleh beku dan tidak boleh terkena sinar matahari Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat dari 3 jam Jadwal pemberian Diberikan pada bayi 0-12 bulan tapi sebaiknya diberikan pada umur ≤2 bulan Apabila diberikan >3 bulan harus terlebih dahulu dilakukan uji tuberkulin (mantoux) Vaksinasi ulang, yaitu 5-7 tahun dan 12-15 tahun (jika uji tuberkulin negatif) Khasiat BCG selama 3 tahun dan lama kekebalan selama 9 tahun Efek samping Tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum Pada tempat penyuntikan terjadi ulkus lokal yang timbul 2-3 minggu setelah penyuntikan dan meninggalkan luka parut dengan diameter 4-8 mm Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di axila (ketiak) atau leher. Tergantung pada umur dan dosis yang dipakai, biasanya akan sembuh sendiri Indikasi kontra Reaksi uji tuberkulin > 5 mm Sedang menderita HIV atau resiko tinggi infeksi HIV, imunokompromais akibat pengobatan kortikosteroid (leukimia), mendapat pengobatan radiasi, penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe Anak menderita gizi buruk Menderita demam tinggi

description

imunisasi yang wajib dan tambahan

Transcript of Jadwal Imunisasi Wajib Dan Tambahan

Page 1: Jadwal Imunisasi Wajib Dan Tambahan

JADWAL IMUNISASI WAJIB (PPI)VAKSIN PROGRAM PENGEMBANGAN IMUNISASI (PPI) Vaksin BCG Vaksin Hepatitis B Vaksin Difteria, Pertusis, Tetanus (DPT) Vaksin Polio Vaksin CampakVAKSIN BCG (Bacille Calmette Guerin) BCG adalah vaksin hidup yang dibuat dari mycobacterium bovis yang dibiakkan secara berulang

selama 13 tahun (basil tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas) Indikasi yaitu untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC) dimana vaksin

BCG tidak mencegah infeksi TBC tetapi mengurangi resiko TBC berat seperti meningitis, TBC tulang Efek proteksi timbul 8-12 minggu setelah penyuntikan Cara pemberian dan dosis vaksinYaitu vaksin dilarutkan dulu dengan 4 cc pelarut, vaksin yang dilarutkan harus dibuang dalam 3 jam, dosis pada bayi < 1 tahun 0,05 ml sedangkan pada anak > 1 tahun 0,10 ml. Vaksin ini disuntikan secara intracutan pada daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus)

Penyimpanan vaksinVaksin disimpan pada suhu 2-8ᴼC, tidak boleh beku dan tidak boleh terkena sinar matahari

Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat dari 3 jamJadwal pemberian Diberikan pada bayi 0-12 bulan tapi sebaiknya diberikan pada umur ≤2 bulan Apabila diberikan >3 bulan harus terlebih dahulu dilakukan uji tuberkulin (mantoux) Vaksinasi ulang, yaitu 5-7 tahun dan 12-15 tahun (jika uji tuberkulin negatif) Khasiat BCG selama 3 tahun dan lama kekebalan selama 9 tahunEfek samping Tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum Pada tempat penyuntikan terjadi ulkus lokal yang timbul 2-3 minggu setelah penyuntikan dan

meninggalkan luka parut dengan diameter 4-8 mm Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di axila (ketiak) atau leher. Tergantung pada

umur dan dosis yang dipakai, biasanya akan sembuh sendiriIndikasi kontra Reaksi uji tuberkulin > 5 mm Sedang menderita HIV atau resiko tinggi infeksi HIV, imunokompromais akibat pengobatan

kortikosteroid (leukimia), mendapat pengobatan radiasi, penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe

Anak menderita gizi buruk Menderita demam tinggi Menderita infeksi kulit yang luas

Page 2: Jadwal Imunisasi Wajib Dan Tambahan

Pernah/masih menderita TBC KehamilanProteksi Mulai 8-12 minggu pasca vaksinasi Daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%) Mencegah TB berat 60-80%VAKSIN HEPATITIS B Untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit hepatitis B Rekombinan DNA sel ragi tidak infeksius Pencegahan dapat diberikan dengan imunisasi pasif ataupun imunisasi aktifImunisasi pasif Dilakukan dengan pemberian imunoglobulinIG/ISG (Immune Serum Globulin)

HBIG (Hepatitis B Immune Globulin)

Diberikan baik sebelum terjadinya paparan (preexposure) maupun setelah terjadinya paparan (postexposure)

Indikasi utama pemberian imunisasi pasifo Paparan dengan darah yang mengandung HbsAg, baik melalui kulit maupun mukosao Paparan seksual dengan pengidap HbsAg (+)o Paparan perinatal ibu dengan HbsAg (+)

Pemberian vaksin Pada kecelakaan jarum suntikDosis : 0,06 ml/kg maks 5 ml harus diberikan dalam waktu 24 jam, diulangi 1 bulan kemudian Paparan seksualDosis tunggal 0,06 ml/kg, dosis maks 5 ml harus diberikan dalam jangka waktu 2 minggu

Paparan perinatalDosis : 0,5 ml harus diberikan sebelum 48 jam

Imunisasi aktifDilakukan dengan pemberian partikel HbsAg yang tidak infeksius

Ada 3 jenis vaksin hepatitis B

Vaksin yang berasal dari plasma Vaksin yang dibuat dengan teknik rekayasa genetika Vaksin polipeptidaVaksin yang beredar di Indonesia Hevac-B (dosis ; dewasa 5 ug, anak 2,5 ug, pada ibu HbsAg (+) dosis 2x lipat) Hepaccine (dosis : dewasa 2 ug, anak 1,5 ug) B-Hepavac II (dosis ; dewasa 10 ug, anak 5 ug)

Page 3: Jadwal Imunisasi Wajib Dan Tambahan

Hepa-B (dosis : dewasa 20 ug) Engerix-B (dosis : anak 10 ug) Penyuntikan dilakukan secara intramuscular, didaerah deltoid atau paha anterior (jangan dilakukan

didaerah bokong) Efek samping yang terjadi umumnya ringan, seperti nyeri, bengkak, panas, mual, nyeri sendi

maupun ototJadwal pemberian Imunisasi Hb diberikan sedini mungkin setelah lahir Pemberian imunisasi Hb harus berdasarkan status HbsAg ibu pada saat melahirkanBayi lahir dari ibu yang tidak diketahui status HbsAg nyaVaksin rekombinan (Hb Vax-II 5 ug at Engerix-B10ug) atau vaksin plasma derived 10 ug (dalam waktu 12 jam), dosis kedua pada usia 1-2 bulan, dosis ketiga pada usia 6 bulan

Bayi lahir dari ibu yang HbsAg nya (+)Diberikan 0,5 ml HBIG dan vaksin rekombinan secara bersamaan di sisi tubuh yang berbeda dalam waktu 12 jam, dosis kedua pada usia 1-2 bulan, dosis ketiga pada usia 6 bulan

Bayi lahir dari ibu yang HbsAg nya (-)Diberikan vaksin rekombinan atau vaksin plasma derived pada umur 2-6 bulan, dosis kedua pada 1-2 bulan kemudian, dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah imunisasi kesatu

Idealnya dilakukan Px anti HbsAg (paling cepat 1 bulan) Imunisasi ulang Hb (pada umur 10-12 tahun)Kejadian ikutan pasca imunisasi Reaksi lokal kemerahan, nyeri, bengkak, demam ringan 2 hari Reaksi sistemik : mual muntah, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendiIndikasi kontraSampai saat ini belum dipastikan adanya kontra indikasi absolut terhadap pemberian imunisasi hb terkecuali pada ibu hamil, laergi pada komponen vaksin, demam tinggi.

VAKSIN DPTTujuan pemberian vaksin ini adalah untuk memberikan kekebalan aktif yang bersamaan terhadap penyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus

Difteri dan tetanus : toksoid yang dimurnikan

Pertusis : bakteri mati, terabsorbsi dalam alumunium fosfat

Tiap 1 ml terdiri dari 40Lf toksoid difteria, 24 OU pertusis, 15 Lf toksoid tetanus, alumunium fosfat 3 mg, thimerosal 0,1 mg

Toksoid Difteria Untuk imunisasi primer terhadap difteri digunakan toksoid difteri (alum precipitated formol toxoid)

yang digabung dengan tetanus toxoid dan vaksin pertusis

Page 4: Jadwal Imunisasi Wajib Dan Tambahan

Imunisasi rutin pada anak, diberikan dengan 5 dosis yaitu pada usia 2, 4, 6 bulan yang diberikan bersamaan dengan polio. Dosis ulangan pada 15-18 bulan dan saat masuk sekolah harus diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah dosis ketiga

Kombinasi toxoid difteri dan tetanus (DT)Vaksin pertusis Untuk imunisasi yang dipakai adalah vaksin pertusis whole-cell (alum precipitated vaccine) yaitu

vaksin yang merupakan suspensi kuman B pertusis mati Umumnya diberikan kombinasi bersama toxoid difteri dan tetanusToksoid tetanus Vaksin tetanus dikenal 2 macam vaksin yaitu :Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif adalah toxoid tetanus yang telah dilemahkan

Kemasan tunggal (TT) Kemasan dengan vaksin difteri (DT) Kemasan dengan vaksin difteri dan pertusis (DPT)Kuman yang telah dimatikan yang digunakan untuk imunisasi pasif (ATS)Jadwal pemberianUpaya depkes dan kesos melaksanakan program eliminasi tetanus neonatorum (ETN) DPT I, DT atau TT dilaksanakan berdasarkan perkiraan lama waktu perlindungan sebagai berikut :

Imunisasi DPT 3x akan memberikan imunitas 1-3 tahun. Dengan 3 dosis toxoid tetannus pada bayi, dihitung setara dengan 2 dosis toxoid pad anak besar atau dewasa

Ulangan DPT pada umur 18-24 bulan (DPT 4) akan memperpanjang imunitas 5 tahun yaitu sampai dengan umur 6-7 tahun. Dengan 4 dosis toxoid tetanus pada bayi dan anak dihitung setara dengan 3 dosis pada dewasa

Toxoid tetanus kelima (DPT 5) diberikan pada usia sekolah, akan memperpanjang imunitas 10 tahun lagi sampai umur 17-18 tahun. Dengan 5 toxoid tetanus pada anak dihitung setara dengan 4 dosis toxoid dewasa

Tetanus toxoid tambahan yang diberikan pada tahun berikutnya di sekolah (DT 6 atau DT) akan memperpanjang imunitas 20 tahun lagi. Dengan 6 dosis toxoid tetanus pada anak dihitung setara dengan 5 dosis toxoid pada dewasa

Jadi PPI merekomendasikan tetanus toxoid (DPT, DT, TT) 5x untuk memberikan perlindungan seumur hidup sehingga wanita usia subur (WUS) mendapat perlindungan terhadap bayi yang dilahirkan terhadap tetanus neonatorum.

Imunisasi Spacing Masa perlindungan Tujuan

T1 Mengembangkan kekebalan tubuh pada infeksi

T2 4 pekan setelah T1 3 tahun Menyempurnakan kekebalan

T3 6 bulan setelah T2 5 tahun Menguatkan kekebalan

Page 5: Jadwal Imunisasi Wajib Dan Tambahan

T4 1 tahun setelah T3 10 tahun Menguatkan kekebalan

T5 1 tahun setelah T4 25 tahun Mendapatkan kekebalan penuh

Indikasi kontra Riwayat anafilaksis Ensefalopati pasca DPT sebelumnyaKIPI Lokal : bengkak, kemerahan, nyeri pada tempat suntikan Demam, gelisah, menangis terus menerus Reaksi anafilaktik, ensefalopati 1/50.000 dosisVAKSIN POLIOAda 2 macam jenis vaksin polio

Vaksin virus polio oral (OPV) Vaksin polio inactivated (IPV)Vaksin virus polio oral (OPV) OPV berisi virus polio tipe 1, 2 dan 3 adalah strain/suku sabin yang masih hidup tapi sudah

dilemahkan (attenuated), vaksin ini dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera yang distabilkan dengan sukrosa

Vaksin ini digunakan secara rutin sejak bayi lahir dengan dosis 2 tetes oral. Virus vaksin ini kemudian menempatkan diri di usus san memacu pembentukan antibodi baik dalam darah maupun pada epitelium usus, yang menghasilkan pertahanan lokal terhadap virus polio liar yang datang masuk kemudian

Vaksin polio oral harus disimpan tertutup pada suhu 2-8ᴼC. OPV dapat disimpan beku pada temperatur 20ᴼC. Vaksin yang beku dapat cepat dicairkan dengan cara ditempatkan antara kedua telapak tangan dan digulir-gulirkan, dijaga agar warna tidak berubah yaitu merah muda sampai orange muda (sebagai indikator pH). Bila keadaan tersebut dapat terpenuhi, maka sisa vaksin yang telah terpakai dapat dibekukan lagi, kemudian dipakai lagi sampai warna berubah dengan catatan tanggal kadaluarsa harus selalu diperhatikan.

Vaksin polio inactivated (IPV) atau vaksin polio injeksi IPV berisi tipe 1, 2 dan 3 dibiakan pada sel-sel fero ginjal kera dan dibuat tidak aktif dengan

formaldehid IPV harus disimpan pada suhu 2-8ᴼC dan tidak boleh dibekukan Pemberian dengan dosis 0,5 ml, SC 3x berturut-turut  dengan jarak masing-masing dosis 2 bulan Imunitas mukosa yang ditimbulkan IPV lebih rendah dibandingkan dengan yang ditimbulkan OPV OPV diberikan pada BBL sebagai dosis awal, sesuai dengan Pengembangan Program Imunisasi (PPI)

dan Program Eradiksi Polio (ERAPO) tahun 2000 Kemudian diteruskan dengan imunisasi dasar mulai umur 2-3 bulan yang diberikan 3 dosis terpisah

berturut-turut dengan interval waktu 6-8 minggu

Page 6: Jadwal Imunisasi Wajib Dan Tambahan

Satu dosis sebanyak 2 tetes (0,1 ml) diberikan per oral pada umur 2-3 bulan dapat diberikan bersama-sama waktunya dengan suntikan vaksin DPT dan hepatitis B

Imunisasi penguat (booster)

Dosis  penguat OPV harus diberikan sebelum masuk sekolah, yaitu bersamaan pada saat diberikan dosis DPT sebagai penguat

Dosis OPV berikutnya harus diberikan pada umur 15-19 tahun atau sebelum meninggalkan sekolah Orang dewasa yang telah mendapatkan imunisasi sebelumnya, tidak diperlukan vaksinasi penguat,

kecuali mereka yang dalam resiko khusus,Imunisasi untuk orang dewasa

Untuk orang dewasa sebagai imunisasi primer (dasar) dianjurkan diberikan 3 dosis berturut-turut OPV 2 tetes dengan jarak 4-8 minggu

Interval minimal antara 2 dosis vaksinasi dapat diperpanjang dan dapat menyelesaikan vaksinasinya tanpa mengulang lagi

Demua orang dewasa seharusnya divaksinasi terhadap poliomielinitis dan tidak boleh ada yang tertinggal

KIPI

Setelah vakisnasi, sebagian kecil resipien dapat mengalami gejala

Pusing-pusing Diare ringan Sakit pada ototKontrai indikasi pemberian OPV Penyakit akut atau demam (suhu >38,5 C) Muntah atau diare Sedang dalam proses pengobatan kortikosteroid atau imuno supresif oral maupun suntikan, juga

pengobatan radiasi umum Keganasan (untuk pasien dan kontak) yang berhubungan dengan sistem retikuloendotelial seperti

limfoma, leukimia, dan anak dengan mekanisme imunologik yang terganggu, misal pada hipo-gamaglobulinemia

Menderita infeksi HIV/anggota keluarga sebagai kontakVAKSIN CAMPAKTahun 1963 dibuat dua jenis vaksin campak

Vaksin yang berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan, jangan terkena sinar matahari Vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan (virus campak yang berada dalam larutan

formalin yang dicampur dengan garam alumunium) Tiap 0,5 ml mengandung 1000 u virus strain CAM 70, 100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisinDosis dan cara pemberian

Page 7: Jadwal Imunisasi Wajib Dan Tambahan

Dosis minimal untuk vaksin yang dilemahkan adalah 0,5 ml secara subcutan atau intra muscular Jadwal pemberian campak pada bayi umur 9-11 bulan Imunisasi ulangan diberikan pada saat anak masuk sekolah usia 6-7 tahun dalam program BIASReaksi KIPI Demam >39,5 C, biasanya setelah hari ke 5-6 dan berlangsung selama 2 hari Ruam, timbul pada hari ke 7-10 dan berlangsung selama 2-4 hariKontra indikasi Demam tinggi Sedang memperoleh pengobatan imunosupresi Hamil Mempunyai riwayat alergiJADWAL IMUNISASI ANJURAN (NON PPI) Vaksin Haemophilus Influenza B (Hib) Vaksin Mumps Morbili Rubela (MMR) Vaksin Demam Thypoid Vaksin Hepatitis A Vaksin VaricellaVaksin Haemophilus Influenza type B Yaitu Polisakarida H. Influenza tipe b dikonjugasikan pada toksoid tetanus, trometamol, sukrosa dan

NaCl Suspensi berkabut keputihan Kombinasi dengan DTaP/DTwP Lokasi penyuntikan umur <2 tahun di paha mid anterolateral dan usia > 2 tahun di  deltoidVaksin Mumps Morbili Rubela (MMR) Virus campak Schwarz hidup yang dilemahkan dalam embrio ayam Virus gondong Urabe dibiak dalam telur ayam Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid manusia Penyuntikan dilakukan secara subcutan atau intramuscular Direkomendasikan pada usia 12-18 bulan Serokonversi pada >95% kasus Kontraindikasi : imunodepresi, hamil, pasca imunoglobulin, transfusi darah (tunda 6-12 minggu). Tetap diberikan pada anak yang pernah campak, gondongan ataupun rubella Tidak ada bukti sahih berkaitan dengan autismeVaksin Demam Thypoid Komposisi terdiri dari polisakarida kapsul VI Salmonella typhi, Fenol, Nacl, NaHPO3H Diberikan secara intramuscular,  pada usia > 2 tahun Imunitas 2-3 minggu pasca vaksinasi Imunogenitas rendah pada umur < 2 tahun Perlindungan 3 tahun Tidak melindungi terhadap Salmonella paratyphi A dan B

Page 8: Jadwal Imunisasi Wajib Dan Tambahan

Vaksin Hepatitis A Virus inaktif dalam formaldehid Indikasi : anak usia > 2 tahun, endemis, sering transfusi (hemofilia), tinggal di panti asuhan Indikasi kontra : demam, infeksi akut, hipersensitif terhadap komponen vaksin Diberikan secara intramuscular Protektif pada 95-100%Vaksin Varisela Virus hidup dilemahkan, strain Oka Diberikan secara  subcutan Kontra indikasi : demam, sakit akut Jangan diberikan bersama vaksin hidup lain Jangan hamil dalam 2 bulan Tidak efektif bila transfusi gamma globulin Diberikan pada anak usia 1-13 tahun Rekomendasi IDAI muali usia 5 tahun Serokonversi : 94% (2 minggu setelah vaksinasi), 100% (6 minggu setelah vaksinasi) Aman, efektif dan ekonomisVaksin Influenza-1 Virus tidak aktif dalam prefilled syringe (PFS) Bahan lain : telur, neomisin, formaldehid Penyimpanan pada suhu 2-8ᴼC , jangan terkena sinar matahari maupun beku Tiap tahun starin dapat berbeda berdasarkan rekomendasi WHO : selatan dan utara Strain 2004 untuk daerah selatan

o H1N1 (new Caledonia/20/99)o H3N2 (Fujian/411/2002)o Hongkong/330/2001o Penyuntikan dilakukan secara  intramuscular atau subcutan

6-35 bulan dosis 0,25 ml, >36 bulan dosis 0,5 ml, <8 tahun perlu booster 4 minggu kemudian

Vaksinasi diulang tiap tahunVaksin kombinasi  (tetract-Hib dan Infantrix-Hib) Tetract-Hib : kombinasi DPwT+Hib Infanrix-Hib : kombinasi DPaT+HibDPwT/DpaT dalam vial, Hib dalam PFS (prefilled syringe)

Sebelum disuntikan, dicampur dengan menyedot DPwT/DpaT ke dalam PFS Hib Kontra indikasiSama dengan komponen masing-masing vaksin

Vaksin Pneumokokkus (Prevenar) Terdiri dari 7 sakarida yang berbeda (serotipe 4, 6B, 9V, 14, 18C, 19F, 23F)

Page 9: Jadwal Imunisasi Wajib Dan Tambahan

Konjugasi dengan 20 ug dari masing-masing 6 serotipe Bebas pengawet dan bebas thimerosal Dosis 0,5 ml diberikan secara intramuscular Manfaat : mengurangi resiko invasive pneumococcal disease (IPD), radang paru (pneumonia),

radang telinga tengah dan pengobatannya, pembawa kuman (nashoparyngeal carriage), Occult becteremia, dan mungkin efektif pada anak yang tak responsif dengan vaksin pneumokokkus polisakarida (PPV)