Jadi Jin Serat

32
BUDIDAYA, PEMANENAN DAN PENANGANAN PASCA PANEN TANAMAN RAMI Disusun Oleh : Fitri Aprillia Ramadhani H0710045 Farensa Ikman Dedi S H0710046 Hermawan Sugianto H0710054 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Transcript of Jadi Jin Serat

Page 1: Jadi Jin Serat

BUDIDAYA, PEMANENAN DAN PENANGANAN

PASCA PANEN TANAMAN RAMI

Disusun Oleh :

Fitri Aprillia Ramadhani H0710045

Farensa Ikman Dedi S H0710046

Hermawan Sugianto H0710054

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: Jadi Jin Serat

I. Pendahuluan

Tanaman rami (Boehmeria nivea, L. Gaud) merupakan salah satu tanaman

penghasil serat alam yang dapat menjadi sumber bahan baku produk tekstil seperti

halnya kapas karena memiliki kemiripan dengan kapas, bedanya kapas merupakan

serat pendek sedangkan rami adalah serat panjang. Tanaman Rami pertama kali

ditemukan oleh George E. Rumphius pada tahun1660, seorang peneliti botani dari

Belanda di daerah India Timur dan diberi nama Ramium majus. Sebenarnya

tanaman ini sudah dikenal manusia kira-kira 200 tahun sebelum masehi. Tanaman

ini diduga juga berasal dari Cina bagian tengah dan Barat dan sampai sekarang.

tanaman ini berkembang baik di Negara tersebut.

Dibanding dengan kapas, serat rami lebih kuat, mudah menyerap keringat dan

tidak mudah terkena bakteri atau jamur. Serat rami mempunyai sifat dan

karakteristik serat kapas (cotton) yaitu sama-sama dipintal ataupun dicampur

dengan serat yang lainnya untuk dijadikan bahan baku tekstil. Dalam hal tertentu

serat rami mempunyai keunggulan dibanding serat-serat yang lain seperti kekuatan

tarik, daya serap terhadap air, tahan terhadap kelembaban dan bakteri, tahan

terhadap panas, peringkat nomor 2 setelah sutera dibanding serat alam yang lain,

lebih ringan dibanding serat sentetis. Selain diambil serat dari kulit batangnya,

semua bagian tanaman rami dapat dimanfaatkan. Akar tanaman (rhizome) dapat

digunakan sebagai bahan tanaman (bibit) untuk pengembangan rami, daunnya

dapat sebagai pakan ternak, sedangkan kulit batang dan kayunya dapat digunakan

untuk bahan baku pulp maupun kompos. Penggunaan serat rami di Indonesia saat

ini masih sebatas sebagai suplemen kapas pada industri. Sebagai suplemen

kebutuhannya belum begitu besar yaitu 11 ton per tahun dan hampir seluruhnya

dipenuhi oleh impor dari China. Selain sebagai suplemen, serat rami juga dapat

berfungsi sebagai substitusi kapas dengan menyesuaikan peralatan pada industri

hilirnya. Dalam rangka sebagai substitusi kapas, maka pengembangan rami

seyogyanya dilakukan secara terintegrasi mulai dari hulu (on farm), intermediate

Page 3: Jadi Jin Serat

(industri staple dan filament, tenun dan rajut) dan di hilir (industri garmen dan

barang produk tekstil lainnya). Pemasaran serat rami cukup luas di dalam maupun

di luar negeri, mulai dari serat mentah (China grass), serat panjang hasil di

gumming (ramie raw), serat pendek (ramie stafle fibre) maupun serat panjang

(ramie top). Saat ini pangsa pasar konsumen serat rami dunia sekitar 350.000 ton

dan diperkirakan kebutuhan serat rami dunia terus menaik hingga 400.000 –

500.000 ton. Sehingga tanaman ini sangat memiliki peluang yang baik dalam

perkembangannya di Indonesia.

Perkembangan Industri Tekstil masa mendatang perlu mendapat perhatian

guna kemandirian, karena bahan baku kapas sangat tergantung dari luar negeri

dimana Pemerintah RI mengimpor kapas terbesar nomor 2 dunia sementara

Indonesia sebagai negara produsen tekstil nomor 14 di dunia. Prospek

pengembangan pasar untuk serat rami sangat baik karena harga jual yang relatif

tinggi. Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan rami

karena memiliki lahan yang relatif luas dan iklim yang cocok untuk tanaman rami.

Rami sangat cocok dikembangkan di Indonesia bagian barat yang beriklim basah

karena tanaman ini memerlukan curah hujan sepanjang tahun. Berdasarkan

persyaratan tumbuhnya banyak daerah yang sesuai antara lain: Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.

Rami punya kelebihan dibanding dengan semua tumbuhan penghasil serat.

Kelemahan kenaf, yute, kapas, flex, dan canabis adalah, hanya sekali

menghasilkan, dan harus dibudidayakan lagi dari awal. Sebab kenaf, yute, flex,

dan canabis, dipanen batangnya dengan cara dicabut. Setelah dipanen buahnya,

kapas akan mati, sebab ia merupakan tanaman semusim. Abaka, meskipun sekali

tanam akan bisa dipanen seterusnya, tetapi proses pengolahan batang semunya

menjadi serat, memerlukan teknologi dengan biaya tinggi. Agave dan nanas,

memang juga cukup ditanam sekali dan dipanen seterusnya, tetapi kualitas

seratnya hanya cocok untuk bahan tali. Bukan untuk kain. Hingga nilai ekonomis

rami masih lebih tinggi dan mampu bersaing.

Page 4: Jadi Jin Serat

II. Pembahasan

1. Morfologi Rami dan Sifatnya.

Rami dikenal sebagai tanaman serat nabati yang menghasilkan serat dari

kulit kayu merupakan rumpun dari kelompok tanaman daun gatal (netpe),

dengan sistematika botani sebagai berikut:

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Urticales

Famili : Urticaceae

Genus : Boehmeria

Spesies : Boehmeria Nivea

Tanaman rami dapat dikenal dengan memperhatikan ciri-ciri botani

yang dimiliki, seperti batang, daun, akar ,biji, bunga.dan sistem perakaran.

A. Batang

Tanaman rami merupakan tanaman yang berbentuk semak, berumpun

banyak, batang berwarna hijau muda sampai tua. Bentuk batang yang tinggi

serta ramping sampai mencapai ketinggian 2 sampai 3 meter, diameter batang

berkisar antara 8-20 mm. Akan tetapi kualitas pertumbuhan masih tetap

tergantung pada kondisi pertanaman. Batang biasanya akan bercabang apabila

sebagian batang terpotong / terpangkas karena gangguan hama /penyakit atau

gangguan mekanis. Pertumbuhan cabang pada batang ini tidak dikehendaki,

karena serat rami diambil dari kulit batangnya, oleh karena itu pertumbuhan

cabang pada batang akan menurunkan produksinya dan kualitas. Produktivitas

serat rami tergantung dari tinggi dan diameter batang, tebal tipisnya kulit serta

rendemen serat (kandungan serat per batang). Batang rami dipanen setiap dua

bulan sekali sehingga dalam setahun dapat dilakukan pemanenan 5-6 kali

Batang rami berbulu halus hingga kasar, berwarna hijau muda sampai hijau tua

yang berubah menjadi coklat dari bagian bawah kebagian atas sesuai umur

Page 5: Jadi Jin Serat

tanaman, yang pada akhirnya berubah menjadi hitam pada saat tanaman

menjadi tua atau mati.

Batang muda berongga dan bergabus apabila sudah berubah menjadi

tua. Ciri –ciri tanaman yang berbatang tebal dan tidak berongga bila dipijit

batangnya, maka akan terasa sulit pecah dan perlu tenaga banyak. Sebaliknya

yang berbatang tipis serta berongga besar akan mudah pecah sehingga sering di

pertanaman rami mudah rebah bila ada angin kencang. Umur panen serat yang

tepat adalah dengan ciri-ciri apabila seperempat hingga sebagian batang bawah

berwarna coklat. Bila dipenen terlalu muda (batang masih sangat hijau) maka

secara fisiologis seratnya belum matang, serat mudah putus dan volume panen

belum optimal. Demikian pula apabila dipanen terlambat (lewat matang)

produksi serat akan menurun, karena batangnya banyak yang mati/kering dan

sulit didekortikasi, serta kualitas seratnya sangat jelek, hitam dan mudah

patah/putus karena terlalu tua.

B. Daun

Daun tanaman rami memiliki karateristik tersendiri, berikutnya

menyerupai jantung dan bagian sisinya bergerigi halus, panjang daun berkisar

7,5-20 cm dan lebar 5-15 cm dan kelihatan bekerut. Dari hasil evolus klon, pada

umumnya rami bertipe daun lebar banyak ditanam di dataran tinggi, sedang

yang berdaun sempit banyak ditanam di dataran rendah, walaupun demikian,

besar kecilnya daun juga masih dipengaruhi oleh tempat tumbuh terutama

kesuburan tanah.

Permukaan daun bagian atas berbulu halus hingga kasar, berwarna hijau

muda sampai hijau tua, sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna

putih keperakan, ini dikarenakan adanya rambut-rambut panjang berwarna

perak yang saling bertumpuk membentuk anyaman seperti karpet. Pinggir daun

bergerigi lancip hingga tumpul berwarna seperti warna laminanya. Tulang daun

berwarna hijau muda sampai hijau tua atau merah muda sampai merah tua.

Tangkai daun (petiole) berwarna hijau muda hingga hijau tua serta merah muda

Page 6: Jadi Jin Serat

hingga merah tua. Panjang petiole sekitar 3 -12 cm, ada yang lebih pendek dari

panjang daun, tetapi ada yang hampir sama dengan panjang daun, tergantung

dari macam klonnya. Sudut daun(daun-daun bagian atas) berkisar antara 500-

1200 (agak tegak sampai dengan terkulai).

Berdasarkan hasil karakterisasi ukuran daun, tanaman rami

dikelompokkan ke dalam dua tipe, yakni 1) tipe rami berdaun sempit (contoh :

klon Pujon 10, Jawa Timur 3-0), 2) tipe rami berdaun lebar (contoh klon :

Bandung A, Pujon 301, Pujon 302). Tipe rami ini diduga ada kaitannya dengan

daya adaptasi tanaman terhadap tinggi tempat (dataran tinggi, sedang dan

rendah). Dari hasil evaluasi klon, ternyata pada umumnya rami bertipe daun

lebar tidak cocok untuk dataran rendah, dan banyak dari klon-klon yang cocok

di dataran rendah adalah dari tipe rami berdaun sempit. Kenyataan tersebut

sering juga berkaitan dengan tipe bunga rami. Tipe daun (besar, kecil) ini

adalah berdasarkan penampakan yang tetap, bukan berdasarkan ukuran

panjang-lebar daun sebab bila didasarkan pada ukuran luas daun, tipe-tipe dari

klon-klon tertentu akan berubah-ubah tergantung dari tingkat kesuburan

tanahnya. Tetapi tipe rami berdasarkan besar kecilnya daun di sini akan tetap

walaupun kesuburan tanaman seperti apapun. Sebagai contoh, untuk tipe rami

berdaun sempit seperti pada Pujon 10, Pujon 12, Jawa Timur 3-0, Seikiseishin,

sedangkan contoh tipe rami berdaun lebar adalah Pujon 301, Pujon 302,

Bandung A. Tipe-tipe rami tersebut akan tetap sebagai tipe itu walaupun

pertumbuhannya jelek ataupun subur dimana perunbahan bentuk luas daunnya

sangat nyata.

Page 7: Jadi Jin Serat

Gambar 2.1 Daun rami

Daun tanaman rami memiliki berat kira-kira 40% dari jumlah berat

hijauan, daun rami memiliki kandungan beberapa zat cukup baik untuk

makanan ternak. Sebagai contoh apabila dihasilkan 100 ton tanaman

hijau/ha/tahun, ini berarti bahwa selain serat yang dihasilkan akan diperoleh 40

ton hijauan yang dapat dikonsumsi 50-60 domba/kambing dan juga dapat

menggantikan sebanyak 25% makanan penguat berprotein tinggi untuk 10-12

ekor sapi.

Pertumbuhan tanaman pada tanah yang subur, maka daunnya akan

besar- besar, sebaliknya bila ditanam pada tanah yang kurang subur, maka

ukuran daunnya menjadi sempit, dan itu tidak akan stabil. Tipe rami

berdasarkan besar kecilnya daun akan tetap walaupun kesuburan berbeda.

Kandungan zat yang terdapat pada daun rami dapat dilihat pada table 2.1

Tabel 2.1 kandungan zat pada daun rami kering

No. Zat / Unsur Persentase1 Natrium (N) 2,942 Karbon (C) 27,613 Phospor (P) 0,34 Kalium (K) 2,25 Magnesium (Mg) 0,456 Kapur (Cu) 7,927 Zink (Zn) 10,688 Sulfur (S) 0,19

Sumber : Jurnal Central Research Institute For Jute, India.

Page 8: Jadi Jin Serat

C. Bunga

Tanaman rami mempunyai bunga berumah satu atau disebut tanaman

dikotil, pada beberapa varietas bunganya bewarna putih kehijauan dan ada yang

bewarna kekuningkuningan, dan umumnya berubah menjadi warna coklat pada

umur tua. Pada klon-klon tertentu bunga betina dan bunga jantan terdapat pada

satu batang, biasanya bunga jantan muncul lebih dahulu dibanding bunga

betina, dan pada perumbuhan selanjutnya bunga jantan selalu terletak pada ruas

batang bawah dan ruas atas ditempati bunga betina sampai pada akhirnya ke

pucuk tanaman. Bunga betina majemuk bertingkat berbongkol-bongkol keluar

dari ketiak daun sekitar 1-3 tangkai utama, dimana masing-masing tangkai

bercabang dan beranting banyak. Pada ujung rantingnya terdapat sekumpulan

bunga betina dalam bongkol mirip buah rambutan. Dalam satu bongkol terdapat

banyak sekali bunga betina yang kecil-kecil. Warna bunganya hijau, merah,

merah muda, coklat, kuning, dan lain-lain tergantung klonnya. Individu bunga

betina yang sangat kecil berbentuk tempolong dan berbulu halus pada sisi-

sisinya. Bunga tidak dilengkapi dengan mahkota bunga sebagaimana bunga

lengkap.

Struktur bunga yang lengkap (normal) terdiri dari kelopak bunga

(calyx), mahkota bunga (corolla), benang sari (stamen) dan putik (pistile).

Apabila salah satu atau lebih dari bagian - bagian bunga tersebut tidak ada,

maka bunga tersebut disebut bunga tidak lengkap. Bunga betina muncul dari

ketiak daun bersamaan dengan mekarnya pucuk daun. Sekitar 4-7 hari kenudian

mulai ada yang mekar dan siap untuk dibuahi. Ciri-ciri bunga betina mekar

ditandai dengan memanjangnya (menjulur) putik yang berwarna putih bening

dari ujung bunga yang panjangnya sekitar 0,5-1 mm tergantung klonnya.

Tangkai putik yang berfungsi sebagai tabung putik juga berbulu sebagaimana

pada bunga. Mekarnya bunga betina tidak bersamaan walaupun dalam satu

kelompok (bongkol), tetapi bertahap tidak beraturan, artinya mekarnya bunga

tidak dimuali dari bunga yang paling dulu muncul (bagian bawah) tetapi bias

Page 9: Jadi Jin Serat

terjadi bunga yang pertama muncul mekarnya biasa bersamaan dengan bunga

yang ada di puncak tanaman. Bunga betina yang telah dibuahi akan tumbuh

menjadi buah yang semakin membesar dan akan kelihatan matang (tua) jika

berwarna coklat tua sampai hitam, kelihatan kering, dan mudah sekali rontok.

Ukuran kelompok bunga betina (bongkol) ada yang besar dan ada yang kecil,

pada satu tanaman ada yang berjumlah banyak dan ada yang sedikit tergantung

klonnya. Besar kecilnya dan banyak sedikitnya bunga/buah diduga ada

kaitannya dengan daya adaptasi terhadap tinggi tempat. Berdasarkan hal

tersebut tanaman rami dikelompokkan menjadi tipe rami berbunga besar,

berbunga kecil serta berbunga banyak dan berbunga sedikit.

Gambar 2.2 Tanaman Rami berbunga

D. Sistem Perakaran

Sistem perakaran tanaman rami adalah perakaran dimorphie, karena

pada akar berfungsi mengambil nutrisi yang tumbuh vertical sedalam 20-30 cm,

dan juga rizoma (rimpang) sebagai alat untuk meperbanyak diri dan juga

terdapat umbi sebagai tempat cadangan makanan tumbuh vertical sedalam 10-

20 cm. Rimpang (rizoma) bercabang, beruas-ruas dan berakar rambut juga,

tumbuh mendatar dengan ujung mencuat ke permukaan tanah dan akan tumbuh

menjadi tunas anakan baru. Diameter rizoma bisa mencapai 2 cm bahkan lebih

Page 10: Jadi Jin Serat

tergantung dari umur tanaman dan umur rizoma, dengan panjang bisa mencapai

50 cm bahkan lebih sehingga jangkauan penyebaran anakan dalam satu

rumpunnya bisa lebih luas. Jumlah rizoma per rumpun bias mencapai 10 buah

bahkan lebih tergantung dari umur tanaman. Rizoma yang beruas-ruas memiliki

banyak mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tunas anakan baru sebagai

system perbanyakan tanaman. Kelebihan ini dimanfaatkan oleh petani sebagai

cara yang paling mudah untuk perbanyakan tanaman. Disamping mempunya

rhizome terdapat juga akar yang berfungsi sebagai cadangan makanan berupa

umbi. Bentuknya seperti ubi kayu, tumbuhnya mendatar dan diameter mencapai

3 cm. Berdasarkan perkembangan rizoma maka dapat ditentukan umur

ekonomis dari tanaman rami, yaitu berkisar 5-15 tahun bahkan bias lebih

tergantung dari pemeliharaan yang dilakukan.

Kata rami berasal dari melayu kuno. Di Jawa Barat tanaman ini disebut

dengan istilah haramay, sedangkan di beberapa negara penghasil serat istilah

yang digunakan untuk rami yaitu Chuma di China, Rhea di India, Amurai di

Filipina dan Karamushi di Jepang. Tanaman rami mempunyai akar umbi yang

tumbuh secara vertical masuk ke dalam tanah kira-kira 20-30 cm dengan

diameter mencapai 1-2 cm. Setelah tanaman berumur 2-3 bulan, dari akar umbi

dapat umbuh batang yang menjalar ke dalam tanah disebut Rhizom yang

berfungsi sebagai alat pembiakan. Batang berbentuk silinder dengan diameter

12-20 mm. Tinggi batang berkisar 1-2 m, dan ada pula yang lebih dari 2 m.

Batang tidak bercabang, tetapi apabila pucuk tanaman mati atau patah dapat

tumbuh cabang yang keluar dari ketiak daun dan hal ini sebaiknya dihindari.

Serat yang merupakan hasil utama tanaman rami terletak pada kulit batang

adalah serat primer yang terbentuk pada kulit kayu. Serat rami panjangnya

bervariasi dari 2,5 -50 cm dengan rata-rata 12,5-15 cm, sedangkan diameter

rata-rata 30-50 mikron. Daun berbentuk seperti jantung, panjang daun 7,5-20

cm, permukaan daun atas berwarna hijau muda sampai tua, sedangkan bagian

bawah berwarna putih keperakan, berbulu halus. Bunga kecil tumbuh di batang

Page 11: Jadi Jin Serat

pada ketiak daun, tumbuh kearah samping. Warna bunga bervariasi (puith, hijau

atau merah) berubah coklat apabila sudah tua. Bunga jantan biasanya terletak

lebih rendah dari pada bunga betina, mempunyai 3 – 5 kelopak dan beberapa

benangsari, penyerbukan dilakukan oleh angin. Serat rami mempunyai sifat-

sifat:

1. Berwarna putih, mudah diberi warna

2. Kuat, memiliki kekuatan 4x lebih besar daripada linen, 6x dari sutera dan 7x

dari kapas.

3. Kilapnya lebih tinggi dari beberapa linen, daya serap terhadap kelembaban

12%, (daya serap kapas 8%)

4. Elastisitas rendah, licin dan kaku

5. Memiliki kekuatan tarik (Tensile Strength) lebih besar dari serat kapas

6. Daya serapnya (Absorbancy) tinggi hingga 12 % sedang serta kapas hanya 8

%

7. Memiliki warna dan kilap yang lebih tinggi

8.  Lebih cepat kering

9. Daya tahan kusutnya lebih baik dari pada kapas

2. Budidaya Tanaman Rami

Rami punya kelebihan dibanding dengan semua tumbuhan penghasil

serat karena cukup ditanam sekali, dan bisa dipanen terus selama tiga sampai

lima tahun. Sementara kenaf dan yute, hanya sekali dipanen batangnya dengan

cara dicabut, dan harus dibudidayakan lagi dari awal. Kapas juga merupakan

tanaman semusim yang setelah dipanen, akan mati. Rami bisa terus diambil

batangnya, karena punya rizoma, yang akan terus menumbuhkan tanaman baru.

Sangat cocok ditanam/ideal di daerah tropis yaitu di Indonesia dengan

ketinggian ideal 400 m s/d 1500 m diatas permukaan air laut, dengan curah

hujan 90mm/bln yang merata sepanjang tahun, kondisi tanah datar terbuka

berstruktur ringan seperti tanah liat berpasir dengan PH 5,6 s/d 6,5 dengan

Page 12: Jadi Jin Serat

umur produktif 6 s/d 8 tahun dipanen 5 s/d 6 x dalam setahun. Pada panen

pertama dipangkas kosmetik usia 6 bulan, setelah itu tiap 2 bulan dapat dipanen

sampai usia 8 tahun. Batang tanaman rami tumbuh rhizome yang berbentuk

ramping dan pertumbuhannya dapat mencapai ketinggian diatas 250 cm,

diameter batang antara 8 s/d 20 mm, berat batang 60 s/d 140 gram dengan

jumlah perumpun 4 s/d 12 batang, warna hijau sampai coklat.

A. Persiapan Tanam dan Pola Tanam

Tanaman rami merupakan tanaman tahunan sehingga dapat

dipangkas/dipanen 4- 6 kali. Menurut Heliyanto, 2005 tanaman ini dapat

diusahakan baik secara tunggal ataupun secara campuran atau tumpang sari

dengan tanaman palawija seperti kacang-kacangan. Untuk mendapatkan

pertumbuhan dan produksi tanaman rami secara optimal makadiperlukan

beberapa teknik-teknik budidaya sebagai berikut :

A. Bahan Tanaman

Tanaman rami dapat diperbanyak dengan menggunakan berbagai cara

yaitu :

(1) Biji : Bahan tanaman ini diambil dari biji sehingga harus dilakukan

pengecambahan terlebih dahulu, namun perbanyakan tanaman dengan biji

jarang dilakukan, karena memerlukan waktu lama dan sulit dalam

pelaksanaannya.

(2) Rizoma : Bahan tanaman diambil dengan menggunakan akar yang

memiliki banyak mata tunas yang disebut rizoma. Cara ini paling banyak

digunakan dalam perbanyakan tanaman. Untuk menghasilkan rizoma yang

baik harus melakukan penanaman rami sesuai dengan kaidah-kaidah

pembibitan, antara lain pemilihan lahan yang baik, tersedianya fasilitas

pengairan, menggunakan varietas yang murni, dipelihara dengan baik, dan

setelah umur 2 (dua) tahun baru dapat diambil rizomanya. Kelemahan dari

cara ini adalah memerlukan lahan luas dan waktu relatif lama.

Page 13: Jadi Jin Serat

(3) Setek batang : Perbanyakan tanaman dengan stek batang jarang

digunakan karena peluang tumbuhnya sedikit sangat tergantung dari umur

tanaman yang distek, pemeliharaan, iklim dan kondisi lahan.

(4) Kultur jaringan : Perbanyakan tanaman dengan cara ini lebih cepat

memperoleh bibit dalam waktu relatif singkat karena tidak memerlukan

lahan luas, tetapi biayanya masih sangat mahal.

Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan setek

rhizome banyak digunakan .Panjang stek rhizoma yang baik untuk bibit

adalah yang telah be ukuran diameter sebesar 8-12 mm, yang dipotong

sepanjang 10 cm. Umumnya rizoma pada ukuran tersebut memiliki lebih

dari tiga mata tunas dan cadangan makanan yang ada dalam stek yang

berupa karbohidrat cukup tersedia. Hasil potongan rizoma sebaiknya

diletakkan di tempat yang lembab, sebelum ditanam agar tidak mengalami

kekeringan. Rizome sebaiknya diambil dari pertanaman yang sudah berumur

3-4 tahun.

Pada tanah datar atau tanah yang berstruktur berat sebaiknya

menggunakan jarak tanam 50 cmX 50 cm atau 60 cmX 60 cm, pada tanah

yang yang miring atau berstruktur ringan sebaiknya menggunakan jarak

tanam 75cm X 50 cm atau 100 cmX 50 cm. Akar rhizoma yang akan

dijadikan bahan tanaman adalah yang berwarna coklat tua, kemudian

dipotong sepanjang 10 sampai 20 cm, sebaiknya Rhizoma yang sudah

dipotong ditidurkan pada tempat yang teduh terhindar dari sinar matahari,

sebaikya bibit tersebut sebelum ditanam suadah mempunyai paling sedikit

tiga bintil tunas. Penanaman yang menggunakan. Rhizoma, ditanam dengan

kemiringan kedalaman antara 5-8 cm dan tiga perempat muncul

kepermukaan tanah dan sisanya masuk kedalam tanah. Perlu diingat dalam

tanah banyak terdapat serangga-serangga tanah untuk itu sebaiknya

diberikan fungisida atau sejenisnya pada bibit yang sudah ditanam.

Page 14: Jadi Jin Serat

Budidaya rami bisa dilakukan secara monokultur dan tumpangsari

dengan tanaman kelapa di perkebunan.Selain penanaman pada lahan

datar,juga bisa pada lahan miring atau lahan perbukitan.Sedangkan tanah

diolah 1-2 kali menggunakan cangkul,bajak atau traktor. Kemudian

dibuatkan bedengan-bedengan dengan lebar 3 meter,panjang disesuaikan

dengan keadaan tempat dan jarak antara bedengan 50-75 cm. Jika

penanaman dilakukan pada lahan miring,maka bedengan harus dibuat

mengikuti garis counter untuk mencegah terjadinta erosi.

Dalam budidaya nya,rami bisa ditanam dengan bibit yang berasal dari

biji,stek batang dan potongan akar rimpangnya (rhizoma).Tapi bahan

tanaman yang dinilai cukup baik dan praktis adalah potongan rhizoma-nya.

Bahan ini harus diambil dari indukvarietas unggul dan sudah berumur lebih

dari 2 tahun. Proses selanjutnya, rhizome tersebut dipotong-potongdijadikan

stek dengan ukuran panjang tiap stek 15-20 cm.Kemudian stek-stek itu

disemaikan pada tempat yang lembab hingga muncul tunas baru dan

biasanya tunas baru akan muncul dalam waktu seminggu. Sementara

penanaman dilakukan pada lubang tanam yang sebelumnya sudah diberi

pupuk kandang sebanyak 0,5 kg/lubang,jarak tanam 50-75 cm,dan tiap

lubang bisa diisi 2-3 stek. Sedangkan waktu penanaman yang baik adalah

pada awal musim hujan,atau pada bulan lain yang curah hujannya masih

memungkinkan untuk pertumbuhannya.

B. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman yang pokok adalah penyiangan, perbaikan

dranase dan pemupukan. Dalam penyiangan harus disesuaikan dengan

kondisi pertumbuhan gulma dan lahan. Kalau pengairan meliputi

penyiraman pada musim kering dan perbaikan dranase pada musim

penghujan.

Karena tanaman rami termasuk jenis tanaman yang sensitive terhadap

tanah yang tergenang air. Itulah sebabnya,bila terjadi genangan air lebih dari

Page 15: Jadi Jin Serat

24 jam,maka akan berakibat tanaman rami menjadi layu dan bahkan

kemungkinan akan mati. Dalam upaya mempercepat pertumbuhan

danmeningkatkan produktivitas, maka tanaman rami perlu diberi pupuk

buatan,selainpupuk kandang yang diberikan sebelum tanaman..Pupuk buatan

diberikan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu berupa campuran Urea,

SP36 dan KCL. Pada umumnya, dosis pupuk tergantung pada kesuburan

tanahnya,tetapi bisa menggunakan patokan jumlah SP36 25-50 kg/ha,Urea

100-150 kg/ha dam KCl sebanyak 50-100 kg/ha.

C. Pengairan

Tanaman rami ditanam pada lahan tadah hujan, sehingga kebutuhan air

secara keseluruhan tergantung pada curah hujan setempat, untuk itu dianjurkan

melakukan pengembangan rami pada daerah yang mempunyai curah hujan yang

cukup atau tinggi dan merata Pada daerah yang mempunyai pengairan dapat

dibantu dengan air irigasi, sehingga dapat dilakukan panen sampai 5 sampai 6

kali dalam satu tahun.

3. Panen dan Pengolahan Hasil

Panen rami dilakukan menjelang tanaman berbunga. Berdasarkan

beberapa hasil penelitian, umur panen yang paling baik adalah antara 70-90

hari sesudah tanam dihitung sejak penanaman, tetapi hal ini sangat

tergantung pada ketinggian tempat, kesuburan tanah, dan kondisi

pertumbuhan tanaman. Sebab kualitas serat akan menurun, ketika bunga

sudah keluar. Dalam satu rumpun rami, bisa dipanen lebih dari satu batang

tanaman. Hal yang pasti bahwa tanda-tanda tanaman yang siap panen, yakni

pertumbuhannya berhenti, batang bagian bawah berwarna cokelat,batang

mudah pecah,seratnya telah sampai ke pucuk dan tunas-tunas baru

bermunculan pada pangkal batang.

Apabila tanaman telah memperlihatkan tanda-tanda panen tersebut,

sebaiknya pemanenan segera dilakukan. Bila dibiarkan lebih dari 2 minggu,

maka kualitas serat rami yang dihasilkannya kurang begitu baik,dan tunas

Page 16: Jadi Jin Serat

baru tidak segera diberi kesempatan untuk tumbuh lebih baik. Adapun

pemanenan dilakukan dengan cara memotong batang dekat permukaan

tanah. Rami dipanen bukan dengan cara dicabut batangnya,  melainkan

dengan dipotong. Daun dan pucuknya diambil untuk pakan ternak.

Kemudian kulit batang langsung dikupas dan dipisahkan dari bagian

kayunya (dekortikasi), menjadi china grass. Bahan ini, bisa dikeringkan

terlebih dahulu, bisa pula langsung direbus dengan kaustik soda ± 5%, untuk

menghilangkan getah dan taninnya (deguming). Hasil dari deguming adalah

serat rami berwarna putih. Serat rami panjang ini, bisa langsung dipintal dan

ditenun, bisa pula dipotong dan dipecah, hingga menjadi rami top, sebagai

substitusi kapas.

Waktu panen menentukan tingkat produktivitas dan kekuatan serat,

panen pada waktu muda dapat menurungkan tingkat produktivitas dan

kekuatan serat, sedang apabila panen dilakukan terlalu tua hasil serat

menjadi kaku dan mudah putus. Untuk itu diperlukan waktu yang tepat

untuk pemanenan. Untuk hal tersebut diperlukan kriteria sebagai berikut :

1) Masa pertumbuhan tanaman sudah mulai berhenti.

2) Sepertiga dari bagian batang sudah berubah warna jadi coklat.

3) Separuh dari bunganya sudah berubah warna jadi coklat.

4) Separuh dari bunganya ssudah berubah warna.

5) Pucuk-pucuk baru banyak bermunculan di tanah.

6) Bagian tengah dari batang mudah dipatahkan.

(Heliyanto, 1999).

Cara panen dapat dilakukan dengan menggunakan sabit yang tajam

setinggi 3 sampai 5 cm dari bawah, dengan hati-hati untuk menghindari

kerusakan akar-akar lateral, pemotongan harus dilakukan secara merata, agar

tanaman berikutnya dapat tumbuh seragam. Hasil panenan selanjutnya

dipangkas daunnya dan selanjutnya diikat sesuai panjang batang dan

selanjutnya siap untuk diolah. Pengolahan serat yang bertujuan untuk

Page 17: Jadi Jin Serat

melepaskan serat dan batang digunakan dekortikator. Sebaiknya mesin

dekortikator dapat dipindahkan atau bersifat mobil dan ditempatkan di

tengah-tengah areal panen atau ditengah-tengah areal pertanaman. Sebaiknya

semua batang hasil panenan dapat didekortikator pada hari yang sama atau

selambat-lambatnya 2 kali 24 jam. Bila terlambat akan terjadi kesulitan

ekstraksi serat dan hasilnya mempengaruhi kualitas serat

Pada panen perdana belum dapat diambil seratnya karena batangnya

masih muda. Hasil pemotongan batang panen perdana dicacah untuk

dikembalikan ke dalam tanah sebagai pupuk hijau atau dapat digunakan

untuk makanan ternak, baik dalam bnetuk segar ataupun diawetkan/

dikeringkan. Panen perdana bertujuan hanya untuk memperbanyak

munculnya tunas-tunas baru. Sebaiknya,hasil pemanenan pertama kali tidak

diambil seratnya, melainkan dibenamkan untuk dijadikan pupuk. Karena

mutu seratnya dinilai masih kurang baik. Sedangkan untuk pemanenan

berikutnya dapat dilakukan setiap 60-80 hari sekali. Sehingga untuk tahun

pertama bisa panen rami dan tahun-tahun berikutnya sebanyak 6 kali panen

setiap tahun. Produksi batang segar rami setiap kali panen bisa mencapai

sekitar 10 ton per hektar.Usia produksi tanaman rami berkisar antara 5-10

tahun, tergantung varietasnya, kondisi lingkungan dan juga dalam

pemeliharaannya. Jika produksinya sudah menurun,maka perlu dilakukan

peremajaan tanaman, yakni tanaman yang sudah tua dibongkar rhizome dan

akar-akarnya. Kemudian dilakukan pengolahan tanah dan penanaman baru

seperti pada penanaman pertama (Rukmana, 2003).

Page 18: Jadi Jin Serat

Gambar 2.3 Serat Rami Kering

Untuk memperoleh serat yang berkualitas membutuhkan proses yang

agak panjang, kemudian dilakukan pemotongan guna menghasilkan serat

pendek halus (seukuran dengan serat kapas) sehingga menghasilkan serat

yang menyerupai serat kapas, apabila proses yang dibuat sampai menyerupai

serat kapas hal ini menyebabkan harga serat akan menjadi mahal.

Pengolahan serat diperoleh setelah melalui mesin dan proses mekanisme

serta proses bakterisasi/kimiawi sebagai berikut :

a. Proses Dekortikasi: Proses pemisahan serat dari batang tanaman, hasilnya

serat kasar disebut “China Grass “.

b. Proses Degumisasi: Proses pembersihan serat dari getah pectin, legnin

wales dan lain-lain, hasilnya serat degum disebut “ Degummed Fiber “.

c. Proses Softening: Proses pelepasan dan proses penghalusan baik secara

kimiawi maupun mekanis agar serat rami tersebut dapat diproses untuk

dijadikan seperti kapas.

d. Proses Cutting dan Opening: Proses mekanisisasi untuk memotong serat

dan membukanya agar serat tersebut menjadi serat individual untuk serat

panjang disebut “Top Rami” dan untuk serat pendek disebut “Staple

Fiber”

Proses dekortikasi menghasilkan limbah rami yang sangat baik untuk

pupuk organik ( kompos). Setelah mengalami bio proses, pupuk organik dari

batang rami tersebut dapat digunakan untuk pemupukan tanaman. Di

Page 19: Jadi Jin Serat

samping tanaman rami itu sendiri kelebihannya dapat digunakan untuk

tanaman hortikultura atau tanaman perkebunan lainnya. Kegunaan batang

rami yang lain adalah sebagai bahan baku pulp (kertas), bahan baku particle

board serta mempunyai kandungan cellulosa yang cukup baik untuk

dijadikan bahan baku propelant double base (bahan baku isian dorong

peluru) (Sastrosupadi. 2002).

III. Kesimpulan

Rami (Boehmeria nivea, L) merupakan salah satu jawaban dari kebutuhan

industri serat. Tanaman ini memiliki bentuk yang ringkas serta serat yang baik

dengan berbagai keunggulan dibandingkan tanaman serat lainnya. Tanaman rami

juga memiliki kegunaan sebagai sumber pakan bagi ternak. Hal tersebut

merupakan nilai positif lainnya dari tanaman ini. Namun, meskipun rami

memiliki berbagai keunggulan dibandingkan jenis tanaman serat lainnya,

penanaman rami dituntut untuk memiliki keahlian karena baik penanaman

maupun pemanenan membutuhkan waktu dan penanganan yang tepat. Terjadinya

kesalahan baik cara pemanenan, waktu, dll akan sangat mempengaruhi kualitas

dari serat rami.

Pengelolaan pasca panen berperan cukup besar untuk meningkatkan nilai

jual produk Rami, selain pra panen pengeloaan pasca panen mampu

mempengaruhi mutu hasil. Saat melakukan pengelolaan pasca panen harus

memperhitungkan proses pelepasan serat agar serat yang didapat lebih optimal

dan bermutu baik. Rami yang baik memiliki karakter berserat panjang dan kuat

sehingga mudah untuk dikelola lebih lanjut. Produk dari pengelolaan pun harus

disimpan ditempat yang kerimg dan sejuk agar produk memiliki kualitas yang

baik dan tidak rapuh.

Page 20: Jadi Jin Serat

DAFTAR PUSTAKA

A. Sastrosupadi. 2002. Potensi Rami sebagai Penghasil Serat dan Bahan Sandang.

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri v 4(3) 1998: p. 73-84.

Anonim, 2013. Budidaya Rami .http://ditjenbun.deptan.go.id. Diakses pada tanggal

21 Maret 2013 pukul 19.00 WIB.

B. Heliyanto. 1999. Kriteria Seleksi pada Rami (Boehmeria nivea Gaud). Jurnal

Agrotropika v 4(1) 1999: p. 51-54.

Budi Santoso, 2005. Tehnik Budidaya Rami.Balai Penelitian Tembakau dan Serat .

Monograf Balittas No :8

H. R. Rukmana. 2003. Budidaya dan Penanganan Pascapanen Rami. Yogyakarta,

Kanisius.

Krishi Sighn. 2000. Research of Jute and Allied Fibres. Jurnal Indian Council of

Agricultural Research