IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam -...

26

Transcript of IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam -...

Page 1: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang
Page 2: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

82

IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam

Terdapat 2 jenis sirkulasi di dalam bangunan, yaitu sirkulasi horizontal dan sirkulasi

vertikal

A. Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan

Ditinjau dari perilaku kegiatan, ada beberapa analisa :

1. Sirkulasi Penghuni, diutamakan dalam pencapaian penghuni dari pintu

gerbang menuju ke ruang kamar tidur penghuni

a. Memperhatikan kejelasan arah dan pembagian blok massa bangunan

b. Sirkulasi yang statis agar penghuni dapat langsung menuju ke kamar

tidurnya

c. Memperhatikan besaran koridor sehingga membuat penghuni nyaman

untuk bergerak

2. Sirkulasi Pengunjung

a. Memperhatikan kejelasan arah dan pembagian blok massa bangunan

b. Sirkulasi antar ruang yang jelas, sehingga pengunjung tau bagaimana

mencarai kamar yang dituju.

3. Sirkulasi Pengelola

a. Dibuat untuk tidak mengganggu sirkulasi penghuni ketika melakukan

kegiatan sesuai pekerjaannya

b. Memudahkan pengawasan terhadap setiap ruangan terhadap kedua jenis

penghuni.

Page 3: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

83

Analisa Sirkulasi Horizontal

Sistem Sirkulasi Kriteria

Sistem linear 1. fleksibel dapat bereaksi dengan bermacam keadan

2. Menunjukkan suatu arah

3. menggambarkan gerak

4.. menghubungkan ruang secara kontinu

Sistem Radial 1. Memiliki titik awal dan akhir pertemuan

2. Merupakan sirkulasi linear yang berkembang dari pusat

3. bersifat ekstrovert dan menuju banyak arah

Sistem Network 1. memperkuat kesan sudut

2. merupakan jalan pintas untuk mempermudah pencapaian

Sistem spiral

1. Bersifat menerus dan tidak berhenti

2. mempunyai titik pusat

3. mempunyai tujuan yang keluar

Sistem grid

1. membutuhkan tingkat pelayanan yang tinggi

Sistem loop (komposisi) gabungan 1. awal dan akhir pergerakan berada di satu titik

2. bersifat menerus

membentuk ruang pusat berbentuk lingkaran

Tabel 4.3.2 Analisa Sirkulasi Horizontal

Page 4: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

84

Berdasarkan analisa di atas, pola sirkulasi yang akan dipakai dalam

perancangan asrama ini ini adalah pola radial, karena memang sesuai untuk fungsi

sebuah bangunan asrama dimana di dalamnya terdapat kamar – kamar penghuni

yang semuanya terbagi dengan baik sehingga tercipta sirkulasi yang baik.

Analisa Sirkulasi Vertikal

Terdapat 2 tipe sirkulasi didalam bangunan, yaitu dengan menggunakan Lift dan

Tangga. Kedua sirkulasi tersebut akan digunakan dalam perancangan asrama

mahasiswa ini, berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu :

A. Lift

‐ Perkiraan jumlah lantai adalah 6 – 8 lantai

‐ Diperlukan untuk sirkulasi servis yaitu membawa alat – alat kebersihan,

laundry, dan lain lain

‐ Sebagai sirkulasi untuk orang – orang cacat dan memudahkan pencapaian

menuju lantai kamar yang ingin dicapai secara cepat

Lift merupakan sebuah mesin yang bekerja secara vertikal dan bertujuan

sebagai alat penghubung antar lantai dalam sebuah bangunan. Lift biasa

digunakan pada bangunan diatas 5 lantai karena lebih efektif dan efisien

dalam waktu tempuh apabila dibandingkan dengan sirkulasi lain seperti

tangga dan eskalator. Umumnya lift dibedakan menjadi 2 jenis yaitu lift

penumpang dan lift barang. Rencananya lift akan dinyalakan semua pada

Page 5: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

85

jam sibuk. Dan hanya satu buah lift per bangunan agar dapat

mengefisiensikan penggunaan energi listrik.

B. Tangga

‐ Sebagai sirkulasi antar lantai, tidak perlu menunggu lift

‐ Sebagai sirkulasi pendukung ketika lift tidak bekerja

‐ Sebagai sirkulasi darurat (tangga darurat)

C. Analisa Sirkulasi Darurat

Pendekatan bagi sistem tangga kebakaran pada dasarnya sama, yaitu memberi

kemudahan bagi penghuni/pengguna bangunan untuk dapat selamat keluar dari

bangunan yang terkena musibah.

Berikut ini adalah persyaratan tangga kebakaran, khususnya yang terkait

dengan kemiringan tangga, jarak pintu dengan anak tangga, tinggi pegangan

tangga, dan lebar serta ketinggian anak tangga:

Gambar 4.3.2 .1 Persyaratan Tangga Kebakaran

Page 6: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

86

Analisa Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan yang diterapkan dalam Asrama Mahasiswa

Binus University ini dibagi menjadi 2, yaitu sistem pencahayaan alami

dan sistem pencahayaan buatan. Pembagian sistem pencahayaan alami

dan buatan ini lebih diterkaitkan pada sistem pencahayaan siang hari

dimana terdapat pilihan antara memaksimalkan perolehan cahaya

matahari atau dengan menggunakan pencahayaan artificial.

1. Sistem pencahayaan alami

Sistem pencahayaan alami memaksimalkan potensi cahaya matahari

yang masuk melalui jendela-jendela di setiap ruangnya. Penggunaan

sistem pencahayaan alami akan menghemat energi listrik karena

mengurangi pemakaian sistem pencahayaan buatan. Adapun hal-hal

yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan sistem pencahayaan

buatan adalah:

- Arah edar matahari

- Arah dan besaran bukaan

- Panjang dan jenis overstek

- Keadaan Awan

Kita dapat memanfaatkan cahaya alami dengan menggunakan 2

metode yaitu Pasif dan Aktif. Cara Pasif yaitu dengan mendesain

bentuk bangunan dan elemen ruangnya agar matahari yang masuk

Page 7: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

87

tidak terasa merugikan contohnya dengan mengatur bukaan dan lebar

overstek

. Sedangkan aktif yaitu memanfaatkan sinar matahari yang dating

dengan mengubahnya menjadi energi listrik menggunakan

photovoltaic

Aplikasi Penggunaan Cara Pasif

Sistem Light Shelf

Gambar 4.3.2.2 Penerapan Sistem Pasif dengan light shelf

.

Gambar 4.3.2.3 Variasi Light Shelf

Page 8: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

88

Reflektor

Gambar 4.3.2.3 Penerapan Penggunaan Reflektor

2. Sistem pencahayaan buatan

Sistem pencahayaan buatan adalah pencahayaan dalam ruang yang

memanfaatkan cahaya dari lampu. Sumber energi untuk menyalakan

lampu dapat menggunakan energi listrik PLN ,dari genset, dan juga

dari proses konversi energi matahari ke energi listrik dengan

menggunakan photo voltaic. Penggunaan lampu dalam gedung

Asrama Mahasiswa ini memilih menggunakan lampu yang hemat

energy. Lampu-lampu tersebut dipasaran dikenal dengan energy-

saving lamp. Lampu-lampu tersebut berupa lampu TL / Neon yang

menyimpan energi matahari yang diperolehnya pada siang hari dan

manggunakannya pada penerangan malam hari. Yang harus

diperhatikan dalam perencanaan sistem pencahayaan buatan adalah:

- Jenis lampu

- Jumlah lampu

Page 9: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

89

- Jumlah titik lampu

- Life Cycle Lampu (berapa lama lampu tersebut dapat bertahan)

- Jenis kegiatan dalam ruang dan kebutuhan pencahayaannya

IV.3.3. Hubungan Skematik

Hubungan Skematik Program Ruang Secara Umum

MAIN ENTRANCE SIDE ENTRANCE

HALL

KANTOR PENGELOLA

ASRAMA PRIA

ASRAMA WANITA

UNIT SERVICE & PENUNJANG

SIDE ENTRANCE

Page 10: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

90

IV.3.4. Zoning dalam bangunan

Zoning terbagi berdasarkan pengelompokan kegiatan di dalam gedung diantaranya :

Private : Terdiri dari ruang yang bersifat privat seperti kamar tidur, kamar mandi.

Semi Private :terdiri dari ruang – ruang bersama namun bersifat lebih tertutup seperti

ruang TV, R.diskusi, dan ruang penunjang lainnya

Publik : Terdiri dari ruang – ruang yang bersifat publik dan terbuka seperti, hall,

ruang tamu, fasilitas olah raga, dan lainnya

Service : terdiri dari ruang – ruang yang bersifat melayani seperti pantry,

R.Administrasi, koperasi, dan lainnya.

Zoning Horizontal

PRIVATE

PRIVATE PUBLIC

SEMI PUBLIC

Page 11: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

91

Zoning Vertikal

IV.3.5 Struktur Bangunan

a. Struktur Bawah

Beberapa pertimbangan usulan pondasi untuk bangunan ini adalah

Alternatif

Jenis Pondasi Kelebihan Kekurangan

1. Pondasi dangkal :

1. Pondasi Lajur

2. Pondasi Setempat

- Mudah dipasang

- Tidak membutuhkan peralatan tertentu

- Tidak menimbulkan getaran

- hanya untuk bangunan maksimal 4 lantai

PRIVATE PRIVATE SEMI PUBLI

PUBLI SERVIC

SERVIC

Page 12: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

92

2. Pondasi tiang pancang

- Pekerjaannya cepat

- Mampu menahan beban gaya vertikal

- Banyak terjadi sambungan, sehingga berbahaya bila tidak dikerjakan secara teliti

- Bunyi pekerjaan yang bising

- Menimbulkan getaran

Pondasi bored pile - tidak menimbulkan getaran

- diameternya lebih besar sehingga daya dukungnya jauh lebih besar

- cocok untuk segala jenis tanah

- pekerjaannya lama

- biaya lebih besar

- perlu memperhatikan ketinggian air tanah karena berbahaya dalam pengecoran

Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa

- ruang pada pondasi bisa dibuat sebagai basement

- pelaksanaan tidak bising

- boros dalam pemakaian material

- pelaksanaan sulit

- biaya jauh lebih mahal

Dari perbandingan diatas, maka pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang

pancang, karena kemampuannya menahan gaya vertikal.

b. Struktur Atas

Bangunan asrama mahasiswa Binus University ini merupakan bangunan

majemuk dengan bentuk dinamis dan dalam kategorinya termasuk bangunan

tingkat menengah. Oleh karena itu sistem struktur yang mungkin akan dipakai

Page 13: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

93

adalah rangka baja dan diisi dengan rangka kolom dan balok sebagai pemikul

beban plat lantai. Dibeberapa bagian akan dikombinasikan dengan sistem

’frame’ tanga kan disambungkan ke plat atau balok yang kemudian ditutup

dengan kaca, panel surya, dan cladding.

IV.3.6. Material

a. Material Struktur kulit bangunan adalah gabungan antara dinding bata dengan

kaca pintar sehingga dapat mengurangi sinar matahari yang masuk ke dalam

bangunan.

b. Struktur untuk menahan lantai dibantu oleh kolom dengan plat yang

menggunakan beton bertulang.

IV.3.7. Sistem Utilitas

Sistem utilitas yang dibahas menyangkut masalah penyediaan air bersih dan

air minum, listrik, ataupun gas pada lingkungan bangunan, pembuangan limbah ke

luar bangunan, pendaur-ulangan limbah cair, penangkal petir serta system

penanggulangan kebakaran. Selain itu hal yang harus diperhatikan adalah

kemudahan pemasangan dan pemeliharaan utilitas tersebut.

Penempatan inti bangunan akan berdampak pada penempatan jalur distribusi

jaringan utilitas baik vertical maupun horizontal. Beberapa contoh alternatif jalur

sirkulasi utilitas bangunan :

Page 14: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

94

Gambar 4.3.7.1 Sirkulasi Utilitas

1. Penyediaan air bersih

Penyediaan air bersih dan air minum diasumsikan dari PDAM yang ditampung pada

reservoir bawah dan kemudian dipompa ke reservoir atas untuk didistribusikan ke

ruang-ruang yang membutuhkan.

Gambar 4.3.7.2 Skema Penyediaan Air Bersih

2. Sistem Pembuangan air kotor

Pembuangan air kotor menyangkut air kotor pada dan air kotor cair. Air kotor yang

terbuang akan masuk ke pengolahan limbah dan akan di’recycle’ sehingga dapat

dipakai kembali. Hal ini dilakukan guna meningkatkan efisiensi penggunaan air

Page 15: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

95

dalam bangunan. Air kotor dari air hujan sebisa mungkin juga ditampung agar bisa

dimanfaatkan ke dalam bangunan.

Gambar 4.3.7.2 Skema Pembuangan Air Kotor

3. Sistem instalasi listrik

Penyediaan listrik pada bangunan diambil dari PLN, dialirkan ke gardu / ruang trafo

untuk kemudian disalurkan ke ruang panel induk, dan dibagi ke panel-panel cabang

dan ruang-ruang yang membutuhkan. Pada saat aliran listrik utama dari PLN

terputus, maka listrik yang digunakan adalah aliran listrik dari genset. Ruang genset,

dan ruang-ruang panel listrik diletakan berkelompok dalam kelompok ruang

Mechanical dan Engineering (ME) yang diletakan dilantai basement agar

kehadirannya tidak mengganggu kenyamanan ruang –ruang utama.

Page 16: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

96

Gambar 4.3.7.3 Skema Sistem Instalasi Listrik

Sistem Instalasi menggunakan Solar Panel :

Gambar 4.3.7.4 Skema Sistem Instalasi Solar Panel

Perhitungan Solar Panel :

Untuk Supply Lampu :

Total Energi : 400 Lampu x 10 Watt X 8 jam = 32000 Watt

Beban Harian : Total Energi / tegangan sistem

32000 / 12v = 2666 Ah

Page 17: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

97

Kapasitas Baterai : (Ah)(days of autonomy)/(max.depth of discharge)

2666 x 5 / 0.5 = 26660 Ah

Kapasitas Aktual : kapasitas baterai / efisiensi

26660 / 0.8 = 33325 Ah

Jumlah Baterai : kapasitas aktual / kapasitas 1 baterai

33325 / 80 = 416,6 baterai ~ 417 baterai

Kapasitas efektif Baterai = 417 x 80 = 33360 Ah

Depth of Discharge = beban harian / kapasitas efektif

2666 / 240 = 11,1 %

Karena DOD dibawah 50 % maka dapat digunakan :

Output sel surya = beban harian/kapasitas efektif

2666/0.8 = 33325 Ah

Rata-rata output modul panel surya :

0.95 x 2.92 x 5.5 = 15.3 Ah

Banyak Panel yang dibutuhkan = output / rata-rata output

33325 / 15.3 = 2178 Panel

Luas Panel yang dibutuhkan = Modul panel x Banyak panel

10cm x10cm x 2178 = 217800 cm2 ~ 21.78 m2

4. Sistem pengolahan limbah

Pembuangan limbah padat disalurkan ke STP untuk proses pengolahan dan setelah

itu dibuang ke riol kota. Sedangkan limbah cair seperti air hujan diharuskan oleh

Peraturan Pemda untuk disalurkan ke sumur resapan, sehingga pada bangunan juga

Page 18: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

98

disediakan sumur resapan. Sedangkan limbah cair dari bangunan (kamar mandi,

wastafel) disalurkan ke bak WasteWater Treatment, untuk diolah / daur ulang dan

digunakan untuk flushing urinoir dan penyiraman tanaman.

5. Sistem penangkal petir

Penangkal petir adalah penghantar-penghantar di atas atap berupa elektroda logam

yang dipasang tegak dan elektroda logam yang dipasang mendatar. Tiang-tiang dari

logam dan logam lainnya dapat dimanfaatkan sebagai penangkal petir. Penangkal

petir biasanya terdiri dari tiang pendek (finial) dan kepala penangkap petir (air

termination). Filial adalah penangkap petir batang pendek yang biasa dipasang pada

bangunan atap datar yang menggunakan instalasi penangkal petir sistem kurungan

Faraday.

Page 19: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

99

Gambar 4.3.7.5 Sistem Penangkal Petir

Ada dua jenis penangkal petir yang umum digunakan yaitu:

- Penangkal Petir Sistem Thomas

Sistem Thomas mempunyai jangkauan perlindungan bangunan yang lebih luas,

dengan tiang penangkap petir dan sistem pengebumiannya.

- Penangkal Petir Sistem Prevectron

Mirip dengan Sistem Thomas, dengan areal perlindungan yang berbentuk

paraboloid.

Dari analisa sistem penangkal petir di atas, yang akan diterapkan pada perancangan

Asrama Mahasiswa ini adalah Sistem Thomas, karena sistem ini memiliki

jangkauan perlindungan bangunan yang lebih luas.

b. Sistem penanggulangan kebakaran

Perencanaan sistem penanggulangan kebakaran menjadi penting demi

meminimalisasi dampak musibah kebakaran pada gedung asrama mahasiswa Binus

University. Dalam hal penaggulangan musibah kebakaran, hal-hal yang

diperhatikan dalam perencanaan asrama mahasiswa Binus University adalah sistem

konstruksi tahan api, sistem deteksi, sistem panggil manual, sistem lampu darurat,

sistem springkler, dan sistem hidran.

- Sistem konstruksi tahan api

Page 20: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

100

Konsep konstruksi tahan api terkait pada kemampuan dinding luar, lantai dan atap

untuk dapat menahan api di dalam bangunan atau kompartemen. Dengan demikian,

setiap komponen bangunan, dinding, lantai kolom dan balok harus dapat tetap

bertahan dan dapat menyelamatkan isi bangunan, meskipun bangunan dalam

keadaan terbakar. Paling tidak, konstruksi tahan api mampu melindungi penghuni

dalam gedung dalam waktu minimal 2 jam.

- Sistem deteksi

Deteksi musibah kebakaran dilakukan dengan 3 alat, yaitu heat detector, flame

detector, dan smoke detector. Ketika ketiga alat ini mendeteksi ada asap, panas,

ataupun lidah api, alat-alat tersebut akan mengaktifkan early warning system dan

mengaktifkan springkler terdekat dengan titik deteksi.

Gambar 4.3.7.6 Jenis jenis Detektor

- Sistem panggil manual

Dalam musibah kebakaran, kemungkinan besar sistem komunikasi konvensional

(telepon) terputus. Karenanya diperlukan sebuah sistem komunikasi cadangan yang

tahan terhadap kebakaran. Biasanya tombol alat panggil manual ini terletak dekat

dengan tangga-tangga kebakaran.

Page 21: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

101

Gambar 4.3.7.7 Sistem Panggil Manual

- Sistem lampu darurat

Sistem lampu darurat berguna dikala listrik di dalam gedung terputus. Lampu

darurat akan mengarahkan penghuni ke jalur-jalur evakuasi teraman. Biasanya

lampu-lampu darurat ini menggunakan bahan dasar fosfor yang mempu menyala

tanpa aliran listrik dalam jangka waktu tertentu.

- Sistem springkler

Springkler mengalirkan air pada titik-titik terdekat dimana detektor asap, panas atau

api mendeteksi bahaya kebakaran. Radius masing-masing springkler adalah 25 m2.

Page 22: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

102

Gambar 4.3.7.8 Sprinkler

- Sistem Hidran

Hidran adalah sumber air yang digunakan pada saat-saat terjadi kebakaran. Hidran

akan mengalirkan air yang berasal dari menara air / water torrent atau dari sistem

hidran kota. Ada 2 jenis hidran, yaitu didran dalam dan hidran luar. Hidran dalam

berbentuk kotak merah sengan selang dan tabung pemadam kebakaran di dalamnya.

Air yang digunakan dalam oleh hidran dalam adalah air yang berasal dari menara

air / water torrent. Sedangkan hidran luar umumnya menggunakan air yang berasal

dari sistem hidran kota.

 

Gambar 4.3.7.9 Hidran Dalam

 

 

Page 23: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

103

 

Gambar 4.3.7.10 Hidran Luar

5. Analisa Sistem Penghawaan

Terbagi menjadi dua macam sistem penghawaan yaitu alami dan buatan.

Fungsi dari tata udara sendiri adalah untuk mempertahankan suhu dan kelembapan

dalam ruangan dan kemudian terciptanya kenyamanan di dalam bangunan.

Penghawaan atau tata udara alami mengharuskan bangunan banyak

memberikan bukaan sehingga udara dapat mengalir dengan baik, dengan

konsekuensi ruang dalam bangunan cepat kotor akibat debu yang ikut masuk.

Sedangkan penghawaan atau tata udara buatan adalah mempertahankan suhu dan

kelembapan di dalam ruangan dengan cara menyerap panas yang ada di dalam

ruangan tersebut menggantinya dengan udara dengan suhu yang memberikan

kenyamanan.

Page 24: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

104

Dua macam sistem penghawaan, yaitu:

No Jenis Penghawaan Keterangan

1 Penghawaan Alami

Pemanfaatan udara alami yang ada di luar. Dengan memberikan bukaan yang cukup sehingga udara luar bisa masuk, maka udara di dalam yang kotor bisa tergantikan secara terus menerus. Dengan sistem void, udara mengalir dari tiap-tiap ruang menuju ke satu sirkulasi utama yang berada di void utama.

2 Penghawaan buatan

bangunan ini tidak bisa sepenuhnya bergantung pada udara alami. Diperlukan penghawaan buatan untuk tetap menjaga tempratur udara di dalam bangunan sehingga tercipta kenyaman bagi pengunjung dan keamanan bagi koleksi karena dengan penghawaan udara yang tepat maka keawetan koleksi akan terjaga dengan baik.

Tabel 4.3.7.1 Skema pertukaran udara

Dari skema diatas dapat disimpulkan bahwa tetap diperlukan ventilasi alami

untuk memasukkan udara segar agar proses penghawaan buatan dapat berjalan

dengan baik.

Page 25: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

105

Penghawaan buatan sendiri terdiri dari berbagai jenis, di Indonesia yang

beriklim tropis menggunakan mesin pendingin atau yang biasa disebut Air

conditioner (AC). Saat ini terdapat 3 jenis AC yang umum digunakan di dalam

bangunan, yaitu:

No Jenis AC Keterangan

1 AC Split

Untuk jenis AC Split dengan kapasitas yang besar, unit dalam ruang dapat terdiri lebih dari satu unit (multi split) sedang unit ruang luarnya tetap satu. Unit dalam ruang mempunyai berbagai alternatif pemasangan: di dinding, langit-langit, dan lantai, ada pula yang dipasang pada langit-langit di tengah ruangan.

2 Package Unit

Berbeda dengan AC Split, package unit hanya bisa di letakkan di salah satu sisi atau sudut ruangan yang terkadang dihubungkan dengan saluran udara (duckting). Sistem ini juga terkadang mempunyai dua unit terpisah (seperti model AC Split). Unit luar terdiri dari kondensor, kompresor, dan kipas udara. Sedangkan unit dalam terdiri dari kumparan pendingin (Evaporator), saringan udara, filter dan panel kontrol.

3 AC Central Berbeda dengan kedua sistem di atas yang merupakan sistem tata udara langsung, dalam sistem ini refrigeran yang digunakan bukan freon tetapi air es (chiller) dengan suhu sekitar 5oC. Air es dihasilkan dalam chiller. Sistem ini dikenal sebagai

Page 26: IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2008-2-00075-ar bab 4.3 .pdf · Pondasi rakit - Memiliki kelebihan dalam menahan gempa - ruang

106

sistem tata udara terpusat (Central Air Conditioner System). Sistem ini biasa digunakan pada bangunan umum seperti kantor dan pusat perbelanjaan. Terdiri dari satu mesin utama yang kemudian disalurkan ke setiap ruangan melalui saluran udara (duckting) dengan tingkat suhu udara yang diatur dari pusat.

Tabel 4.3.7.2 Jenis Penghawaan Buatan

Dan sistem penghawaan yang akan digunakan yaitu gabungan dari kedua sistem

yaitu menggunakan penghawaan alami dan menggunakan AC split yang telah diatur

timer nya. Apabila dengan penghawaan alami dapat tercipta sebuah ruang yang

sejuk maka penghuni diharapkan dapat mengurangi penggunaan AC.

Penggunaan AC dalam perancangan asrama ini hanya sebatas Kamar Tamu

dan Area Pengelola saja.