IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/129990/5/IV.pdfdilakukan...

11
38 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penentuan lokasi penelitian di Desa Karang Semi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk ini dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa desa ini merupakan salah satu sentra produksi bawang merah terbesar yang ada di Kabupaten Nganjuk. Hal lain yang menjadi pertimbangan peneliti adalah bahwa di desa tersebut belum pernah ada peneliti yang meneliti tentang kegiatan pemasaran bawang merah. Desa Karangsemi terdiri dari dua dusun yaitu Dusun Karangsemi dan Dusun Pilang Glenteng, penelitian ini dilakukan di Dusun Pilang Glenteng karena di dusun tersebut terdapat petani yang banyak melakukan usahatani bawang merah.Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2014. 4.2. Metode Penentuan Sampel Penelitian ini populasinya adalah seluruh petani bawang merah yang ada di Dusun Pilang Glenteng dan lembaga pemasaran yang ada di daerah penelitian.Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dusun diketahui bahwa populasi petani bawang merah yang ada di daerah penelitian adalah 110 orang. Penentuan sampel petani dalam peneletian ini dilakukan dengan menggunakan metode simplerandom sampling, hal ini dikarenakan anggota populasi memiliki karakteristik yang sama yaitu luas lahan yang dimiliki tergolong sempit, dalam penentuan sampel petani bawang merah diambil sampel kecil petani bawang merah untuk mengetahui varian sample sebanyak 31 petani bawang merah, yang diambil secara acak dari 110 anggota populasi. Luas lahan petani bawang merah secara mendetail ditunjukkan pada Lampiran 4. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus yang dikemukakan parel, et.al (1973) sebagai berikut: n= ² ² ² ² s Nd s NZ Keterangan: N = Jumlah sampel petani bawang merah yang harus diambil dari keseluruhan populasi petani bawang merah

Transcript of IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/129990/5/IV.pdfdilakukan...

Page 1: IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/129990/5/IV.pdfdilakukan para pedagang bawang merah. 1. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh

38

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penentuan lokasi penelitian di Desa Karang Semi, Kecamatan Gondang,

Kabupaten Nganjuk ini dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa

desa ini merupakan salah satu sentra produksi bawang merah terbesar yang ada di

Kabupaten Nganjuk. Hal lain yang menjadi pertimbangan peneliti adalah bahwa

di desa tersebut belum pernah ada peneliti yang meneliti tentang kegiatan

pemasaran bawang merah. Desa Karangsemi terdiri dari dua dusun yaitu Dusun

Karangsemi dan Dusun Pilang Glenteng, penelitian ini dilakukan di Dusun Pilang

Glenteng karena di dusun tersebut terdapat petani yang banyak melakukan

usahatani bawang merah.Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2.

Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2014.

4.2. Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini populasinya adalah seluruh petani bawang merah yang ada di

Dusun Pilang Glenteng dan lembaga pemasaran yang ada di daerah

penelitian.Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dusun diketahui bahwa

populasi petani bawang merah yang ada di daerah penelitian adalah 110 orang.

Penentuan sampel petani dalam peneletian ini dilakukan dengan menggunakan

metode simplerandom sampling, hal ini dikarenakan anggota populasi memiliki

karakteristik yang sama yaitu luas lahan yang dimiliki tergolong sempit, dalam

penentuan sampel petani bawang merah diambil sampel kecil petani bawang

merah untuk mengetahui varian sample sebanyak 31 petani bawang merah, yang

diambil secara acak dari 110 anggota populasi. Luas lahan petani bawang merah

secara mendetail ditunjukkan pada Lampiran 4. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan rumus yang dikemukakan parel, et.al (1973) sebagai

berikut:

n=²Z²²

²²

sNd

sNZ

Keterangan:

N = Jumlah sampel petani bawang merah yang harus diambil dari

keseluruhan populasi petani bawang merah

Page 2: IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/129990/5/IV.pdfdilakukan para pedagang bawang merah. 1. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh

39

N = jumlah populasi petani bawang merah

s2

= varians sampel petani bawang merah

d = kesalahan maksimal yang dapat diterima 10%

Z = nilai Z pada tingkat kepercayaan tertentu 90% (1.645)

Sebelum melakukan perhitungan tersebut maka harus diketahui dahulu nilai

s2, untuk mengetahui nilai s

2 digunakan rumus sebagai berikut:

s2=

1)-n(n

²)(² n

Dimana:

= Luas lahan petani bawang merah (Ha)

n = Sampel kecil petani bawang merah (Orang)

Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada Lampiran 5 diperoleh bahwa

minimum sampel yang harus diambil dalam penelitian ini adalah 21 sampel.

Peneliti mengambil sampel petani bawang merah melebihi sampel minimal yaitu

sebanyak 31 orang petani bawang merah.

Penentuan sampel untuk lembaga pemasaran di tentukan dengan

menggunakan metode snowball sampling, yaitu mengikuti saluran pemasaran

bawang merah mulai dari tingkat petani sampai dengan pedagang pengecer di

daerah Kabupaten Nganjuk dan paling jauh di daerah Kabupaten Kediri dengan

mencari informasi lebih mendalam terkait kegiatan yang dilakukan oleh para

lembaga pemasaran terhadap komoditi bawang merah, serta terkait proses

pemasaran bawang merah hingga lembaga pemasaran memperoleh keuntungan.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

beberapa cara antara lain: melakukan observasi di daerah penelitian, melakukan

wawancara dengan para petani dan para pedagang bawang merah dan

mendokumentasi kegiatan yang dilakukan petani bawang merah ataupun yang

dilakukan para pedagang bawang merah.

1. Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh data primer dengan

menggunakan sebuah daftar pertanyaan berupa kusisioner, contoh kuisioner

Page 3: IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/129990/5/IV.pdfdilakukan para pedagang bawang merah. 1. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh

40

disajikan dalam Lampiran 3. Wawancara ini dilakukan kepada para petani serta

para pedagang bawang merah yang menjadi responden dalam penelitian di Desa

Karangsemi Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk. Data yang akan digunakan

dalam penelitian ini yang berasal dari hasil wawancara dengan petani adalah data

luas tanam bawang merah, jumlah tenaga kerja,upah tenaga kerja, jumlah benih

yang dipakai dalam usahatani, harga benih,jumlah pupuk yang dipakai, harga

pupuk, hasil produksi bawang merah sekali musim tanam yaitu pada bulan

November 2013 sampai dengan bulan Januari 2014, harga jual bawang merah,

pendapatan usahatani bawang merah sertamengenai identitas responden petani

bawang merah. Data yang berasal dari pedagang bawang merah antara lain biaya

pengangkutan, jumlah tenaga kerja, biaya tenaga kerja, biaya pengemasan, biaya

penyimpanan, biaya resiko penyusutan, biaya bongkar muat, biaya sortasi, biaya

retribusi, harga beli, harga jual, serta keuntungan yang diperoleh pedagang

bawang merah.

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung permasalahan yang

ada dilapang terkait tentang kegiatan pemasaran bawang merah yang

memeberikan penjelasan dari data primer yang didapat dari hasil wawancara

dengan petani responden dan pedagang yang menjadi responden.

3. Dokumentasi

Metode pengumpulan data yang didapatkan dari literature (pustaka, internet,

koran) ataupun instansi yang terkait dengan penelitian, yaitu Dinas Pertanian

Kabupaten nganjuk. Data yang diambil dari internet berupa data produksi bawang

merah di sepuluh Negara di Asia, data produksi bawang merah di Indonesia, data

produksi bawang merah di pulau jawa. Data yang diambil dari Dinas Pertanian

Daerah Kabupaten Nganjuk adalah data produksi bawang merah di Kabupaten

Nganjuk 3 tahun terakhir, serta data harga bawang merah di Kabupaten Nganjuk 3

tahun terakhir.

Page 4: IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/129990/5/IV.pdfdilakukan para pedagang bawang merah. 1. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh

41

4.4. Metode Analisis Data

Analisis data untuk menjawab tujuan dalam penelitian ini menggunakan metode

sebagai berikut:

Tujuan 1: Menganalisis referensi produk bawang merah di Desa

Karangsemi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk.

Analisis referensi produk digunakan untuk melihat efisiensi pemasaran dari segi

penyusutan produk. Referensi produk dapat dihitung menggunakan rumus:

Berat produk setelah susut

Berat awal produk

Kriteria efisiensinya yaitu semakin tinggi referensi produk berarti pemasaran

semakin tidak efisien, karena berarti penyusutan yang terjadi pada produk yang

dipasarkan semakin besar.

Tujuan 2: Menganalisis margin pemasaran bawang merah di Desa

Karangsemi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk.

Analisis margin dilakukan dengan menghitungan margin pada berbagai saluran

pemasaran yang ada di daerah penelitian, dan diteruskan dengan melihat

distribusinya.

1. Perhitungan margin pemasaran bawang merah dilakukan menggunakan rumus

sebagai berikut.

mji = Psi – Pbi atau

mji = bti + πi

dan total marjin pemasaran rumusnya adalah :

Mji =

n

i

mji1

atauMji = Pr – Pf

Dimana:

Mji = Marjin lembaga pemasaran ke-i diukur dengan satuan Rp/Kg

Ps = Harga penjualan lembaga pemasaran ke-i diukur dalam satuan Rp/Kg

Pbi = Harga pembelian lembaga pemasaran ke-i diukur dalam satuan Rp/Kg

Bti = Biaya pemasaran lembaga pemasaran ke-i diukur dalam satuan Rp/Kg

πi = Keuntungan lembaga pemasaran ke-i diukur dalam satuan Rp/Kg

Mji = Total marjin pemasaran diukur dalam satuan Rp/Kg

Pr = Harga pada tingkat konsumen diukur dalam satuan Rp/Kg

Page 5: IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/129990/5/IV.pdfdilakukan para pedagang bawang merah. 1. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh

42

Pf = Harga pada tingkat (petani) produsen diukur dalam satuan Rp/Kg

Kriteria pengujian efisiensinya yaitu semakin tinggi margin pemasaran berarti

kegiatan pemasarannya semakin tidak efisien dan sebaliknya.

2. Distribusi Marjin Pemasaran bawang merah dirumuskan sebagai berikut:

Sbij = [cij/(Pr-Pf)]*100%

Cij = Hjj-Hbj-cij

Skj = [Pij/(Pr-Pf)]*100%

Pij = Hjj-Hbj-cij

Keterangan:

SBij = Bagian biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran bawang merah

oleh lembaga pemasaran bawang merah

Cij = Biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran bawang merah oleh

lembaga pemasaran bawang merah

Pr = harga bawang merah di tingkat pengecer (Rp)

Pf = harga bawang merah di tingkat petani (Rp)

Hjj = harga jual bawang merah lembaga pemasaran ke j (Rp)

Hbj = harga beli bawang merah lembaga pemasaran ke j (Rp)

Skj = bagian keuntungan lembaga pemasaran bawang merah ke j (Rp)

Kriteria pengujian : Distribusi margin pemasaran digunakan untuk mengoreksi

efisiensi pemasaran berdasarkan tinggi rendahnya margin,

karena apabila margin pemasarannya tinggi namun

terdistribusi secara merata berarti kegiatan pemasaran

mencapai efisien.

Tujuan 3: Menganalisis share harga yang diterima petani bawang merah di

Desa Karangsemi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk.

Tujuan penelitian ke-3 dijawab dengan cara menggunakan alat analisis

farmer share, alat analisis ini digunakan untuk membandingkan harga bawang

merah ditingkan petani bawang merah dengan harga bawang merah ditingkat

konsumen bawang merah. Share harga ditingkat petani bawang merah dapat

dihitung menggunakan rumus:

Spf =Pr

Pf100%

Keterangan:

Page 6: IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/129990/5/IV.pdfdilakukan para pedagang bawang merah. 1. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh

43

Spf = share harga ditingkat petani(Rp)

Pf = harga bawang merah ditingkat petani bawang merah(Rp)

Pr = harga bawang merah ditingkat konsumen bawang merah(Rp)

Kriteria pengujian: Semakin tinggi nilai andil petani (farmer share) berarti

kegiatan pemasarannya sudah efisien dan sebaliknya.

Tujuan 4 : Menganalisis volume penjualan petani di Desa Karangsemi,

Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk.

Tujuan penelitian ke-4 di jawab dengan menggunakan analisis volume

penjualan petani. Alat analisis ini digunakan untuk menghitung seberapa besar

volume bawang merah yang di jual oleh petani di daerah penelitian. Perhitungan

volume penjualan petani dapat dilakukan menggunakan rumus:

Volume penjualan petani = Kuantitas bawang merah yang dijual oleh petani

Kriteria pengujian: Semakin kecil volume penjualan petani berarti bahwa kegiatan

pemasaran bawang merah belum mencapai efisien dan

sebaliknya.

Tujuan 5: Menganalisis pengaruh margin pemasaran, share harga dan

faktor lainnya terhadap pendapatan usahatani bawang merah di

Desa Karangsemi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani bawang merah

dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Fakktor-faktor

yang mempengaruhi pendapatan usahatani bawang merah antara lain: Margin

pemasaran, share harga ditingkat petani, biaya produksi, produksi, dan faktor

sosial dibatasi mengenai pengalaman petani bawang merah.

Model yang digunakan dalam analisis ini dirumuskan sebagai berikut:

Y= 0+ 1X1+ 2X2+ 3X3+ 4X4+ 5X5+е

Dimana:

Y = Pendapatan usahatani bawang merah

X1 = Margin pemasaran bawang merah

X2 = Share harga ditingkat petani

X3 = Biaya produksi bawang merah

X4 = Produksi bawang merah

X5 = Pengalaman usahatani

Page 7: IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/129990/5/IV.pdfdilakukan para pedagang bawang merah. 1. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh

44

е = Faktor pengganggu

Sebelum membahas hasil analisis regresi berganda harus dilakukan uji

pemenuhan terhadap asumsi klasik, sebagai berikut:

a. Uji normalitas

Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Setelah data di uji normalitas

kemudian dilihat hasil pengujian pada tabel Kolmogorov-Smirnov , jika hasil

pengujian menghasilkan signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data yang

dianalisis dalam penelitian ini dinyatakan terdistribusi normal.

b. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat adanya varian yang berbeda

pada masing-masing variabel pengganggu (disturben). Uji heteroskedastisitas

dilakukan dengan melihat grafik yang ditampilkan pada output hasil

pengujian, apabila grafik tersebut membentuk suatu pola atau linier maka

model mempunyai gejala heteroskedastisitas, dan apabila grafik tidak

membentuk suatu pola tertentu maka data yang dianalisis dalam penelitian ini

tidak mengalami heteroskedastisitas.

c. Uji multikolonieritas

Uji multikolinearitas dilakukan dengan cara melihat Variance Inflation Factor

(VIF), model regresi dapat dikatakan bebas dari masalah multikolinearitas

apabila memiliki nilai VIF < 10.

Setelah uji asumsi klasik dilakukan uji model regresi yang di uji keragaman

(Uji F) dan R2.

a. Uji keragaman (Uji F)

Perumusan hipotesis yang di uji secara statistik menggunakan uji F adalah

sebagai berikut:

H0= Margin pemasaran bawang merah, farmer share bawang merah,

produksi bawang merah, biaya produksi bawang merah, dan pengalaman

usahatani bawang merah secara bersama-sama tidak memberikan

pengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan usahatani bawang merah.

H1= Margin pemasaran bawang merah, farmer share bawang merah,

produksi bawang merah, biaya produksi bawang merah, dan pengalaman

Page 8: IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/129990/5/IV.pdfdilakukan para pedagang bawang merah. 1. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh

45

usahatani bawang merah secara bersama-sama memberikan pengaruh

nyata terhadap tingkat pendapatan usahatani bawang merah.

Kriteria dari pengujian tersebut adalah:

Jika Fhitung > Ftabel maka terima H0, dan Jika Fhitung < Ftabel maka terima

H0

a. Uji Ketepatan Model (R2)

Uji (R2) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel

independent (Margin pemasaran bawang merah, farmer share bawang merah,

produksi bawang merah, biaya produksi bawang merah, dan pengalaman

usahatani bawang merah) mampu menjelaskan besarnya variabel dependen

(pendapatan usahatani bawang merah). R2

sering juga disebut dengan

koefisien determinasi, cara menginterpretasikan nilai R2

adalah dengan

melihat angka R2 yang dihasilkan, apabila nilai R

2 mendekati satu artinya

bahwa kemampuan variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen

sudah baik, dan apabila nilai R2 nilainya semakin kecil atau semakin jauh dari

angka satu maka kemampuan variabel independen untuk menjelaskan

perubahan variabel dependen kurang baik.

Selanjutnya untuk melihat pengaruh masing-masing variabel dilakukan uji

parsial dengan uji T. Uji statistik hitungnya adalah sebagai berikut:

Thitung =

)( ise

i

Dimana:

i = (1,2….5)

βi = koefisien regresi

se(βi) = standart error koefisien regresi.

Secara statistik hipotesisnya dirumuskan sebagai berikut:

H0 : βi = 0

H1 : βi > 0

Dimana:

βi : Koefisien regresi variabel ke-i

I : 1, 2……5

X1 : Margin pemasaran

Page 9: IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/129990/5/IV.pdfdilakukan para pedagang bawang merah. 1. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh

46

X2 : Andil petani (farmer share)

X3 : Produksi

X4 : Biaya produksi

X5 : Pengalaman berusahatani

Kriteria pengujiannya yaitu jika thitung > ttabel, maka tolak H0, artinya variabel

independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen dan sebaliknya.

Tujuan 6: Menganalisis hubungan antara tingkat efisiensi petani dengan

pendapatan usahatani di daerah penelitian.

Hubungan antara tingkat efisiensi petani dengan pendapatan usahatani dianalisis

dengan menghitung koefisien korelasi rank (Spearman), tahapan-tahapannya

adalah sebagai berikut:

1. Skoring tingkat efisiensi dan skoring pendapatan usahatani

Fakta dilapang terkait efisiensi pemasaran bawang merah akan di ukur

menggunakan skor, dimana setiap indikator pengukuran efisiensi diberi skor

untuk mempermudah pengukuran tingkat efisiensi. Skor tingkat efisiensi di bagi

kedalam 5 kategori (5,4,3,2,1), pembuatan skoring dalam penelitian ini dibantu

dengan pembuatan skala likert. Pada variabel pendapatan usahatani juga

dibuatkan skor, skor pendapatan usahatani dibagi kedalam 5 kategori (5,4,3,2,1).

Tahapan-tahapan pembuatan skoring adalah sebagai berikut:

a. Menentukan jumlah selang kelas

Selang kelas yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi yaitu membuat

kategori menjadi 5 bagian, sebagai berikut: (1)sangat tidak efisien (2)tidak

efisien, (3)netral, (4)efisien, (5)sangat efisien, sedangkan selang kelas untuk

mengukur tingkat pendapatan dibuat 5 kategori yaitu: (1) sangat tinggi (2)

tinggi (3) sedang (4) rendah (5) sangat rendah.

b. Menentukan kisaran

Kisaran merupakan selisih nilai pengamatan tertinggi dengan nilai

pengamatan terendah

R=Xt-Xrr

Dimana:

R = Kisaran

Xt = Nilai pengamatan tertinggi

Page 10: IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/129990/5/IV.pdfdilakukan para pedagang bawang merah. 1. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh

47

Xrr = Nilai pengamatan terendah

c. Pembagian selang dalam kelas

I =

Dimana:

I = Selang dalam kelas

R = Kisaran

K = Jumlah kelas

2. Korelasi Rank (spearman)

Alat analisis korelasi rank (spearman) digunakan untuk menganalisis tingkat

efisiensi petani dengan pendapatan usahatani. Rumus korelasi reank spearman di

tuliskan sebagai berikut:

rs=1-1)-²(

d²6

nn

Dimana :

rs = Koefisien korelasi rank( spearman)

d2 = Selisih setiap pasangan rank

n = Jumlah sampel

Rumus tersebut digunakan untuk data yang tidak mempunyai nilai rank yang

sama, baik data di variabel X maupun di variabel Y, jika ada nilai rank yang sama

maka rumus digunakan adalah sebagai berikut:

22

222

x2

xrs

y

dy

Dimana:

Txnn

12x

32

Tynn

12y

32

Tx = Jumlah ranking kembar atau sama dalam variabel X

Ty = Jumlah ranking kembar atau sama dalam variabel Y

n = Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian

Page 11: IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/129990/5/IV.pdfdilakukan para pedagang bawang merah. 1. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh

48

Sebelum mencari nilai 2x dan 2y , perlu dicari nilai Tx dan Ty

terlebih dahulu dengan rumus sebagai berikut:

12

3 TxTxTx

dan12

3 TyTyTy

Keterangan:

T = Jumlah ranking yang bernilai sama

Koefisien korelasi antara tingkat efisiensi petani dengan pendapatan

usahatani bawang merah di daerah penelitian di interpretasikan dengan cara

melihat indikator berikut ini:

1. r = 0,00 - 0,199 artinya tingkat hubungan sangat lemah.

2. r = 0,20 – 0,399 artinya tingkat hubungan lemah.

3. r = 0,40 – 0,599 artinya tingkat hubungan cukup kuat.

4. r = 0,60 – 0, 799 artinya tingkat hubungan kuat.

5. r = 0,80 – 1,000 artinya tingkat hubungan sangat kuat.

Setelah koefisien korelasi di peroleh langkah selanjutnya adalah melihat

apakah terdapat hubungan korelasi antara tingkat efisiensi dengan pendapatan

usahatani bawang merah, ada atau tidaknya hubungan tersebut ditunjukkan

dengan nilai tingkat signifikansi yang dapat diketahui dengan melakukan uji t

dengan rumus sebagai berikut:

2r-1

2-nrst

Dimana:

t = Nilai thitung

rs = Koefisien korelasi rank (spearman)

n = Jumlah sampel

Kriteria pengujian: Jika thitung>ttabel maka H1 di terima, berarti bahwa terdapat

hubungan antara tingkat efisiensi dengan pendapatan

usahatani bawang merah begitupun sebaliknya.