IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/129990/5/IV.pdfdilakukan...
Transcript of IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/129990/5/IV.pdfdilakukan...
38
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penentuan lokasi penelitian di Desa Karang Semi, Kecamatan Gondang,
Kabupaten Nganjuk ini dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa
desa ini merupakan salah satu sentra produksi bawang merah terbesar yang ada di
Kabupaten Nganjuk. Hal lain yang menjadi pertimbangan peneliti adalah bahwa
di desa tersebut belum pernah ada peneliti yang meneliti tentang kegiatan
pemasaran bawang merah. Desa Karangsemi terdiri dari dua dusun yaitu Dusun
Karangsemi dan Dusun Pilang Glenteng, penelitian ini dilakukan di Dusun Pilang
Glenteng karena di dusun tersebut terdapat petani yang banyak melakukan
usahatani bawang merah.Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2.
Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2014.
4.2. Metode Penentuan Sampel
Penelitian ini populasinya adalah seluruh petani bawang merah yang ada di
Dusun Pilang Glenteng dan lembaga pemasaran yang ada di daerah
penelitian.Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dusun diketahui bahwa
populasi petani bawang merah yang ada di daerah penelitian adalah 110 orang.
Penentuan sampel petani dalam peneletian ini dilakukan dengan menggunakan
metode simplerandom sampling, hal ini dikarenakan anggota populasi memiliki
karakteristik yang sama yaitu luas lahan yang dimiliki tergolong sempit, dalam
penentuan sampel petani bawang merah diambil sampel kecil petani bawang
merah untuk mengetahui varian sample sebanyak 31 petani bawang merah, yang
diambil secara acak dari 110 anggota populasi. Luas lahan petani bawang merah
secara mendetail ditunjukkan pada Lampiran 4. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan rumus yang dikemukakan parel, et.al (1973) sebagai
berikut:
n=²Z²²
²²
sNd
sNZ
Keterangan:
N = Jumlah sampel petani bawang merah yang harus diambil dari
keseluruhan populasi petani bawang merah
39
N = jumlah populasi petani bawang merah
s2
= varians sampel petani bawang merah
d = kesalahan maksimal yang dapat diterima 10%
Z = nilai Z pada tingkat kepercayaan tertentu 90% (1.645)
Sebelum melakukan perhitungan tersebut maka harus diketahui dahulu nilai
s2, untuk mengetahui nilai s
2 digunakan rumus sebagai berikut:
s2=
1)-n(n
²)(² n
Dimana:
= Luas lahan petani bawang merah (Ha)
n = Sampel kecil petani bawang merah (Orang)
Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada Lampiran 5 diperoleh bahwa
minimum sampel yang harus diambil dalam penelitian ini adalah 21 sampel.
Peneliti mengambil sampel petani bawang merah melebihi sampel minimal yaitu
sebanyak 31 orang petani bawang merah.
Penentuan sampel untuk lembaga pemasaran di tentukan dengan
menggunakan metode snowball sampling, yaitu mengikuti saluran pemasaran
bawang merah mulai dari tingkat petani sampai dengan pedagang pengecer di
daerah Kabupaten Nganjuk dan paling jauh di daerah Kabupaten Kediri dengan
mencari informasi lebih mendalam terkait kegiatan yang dilakukan oleh para
lembaga pemasaran terhadap komoditi bawang merah, serta terkait proses
pemasaran bawang merah hingga lembaga pemasaran memperoleh keuntungan.
4.3. Metode Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
beberapa cara antara lain: melakukan observasi di daerah penelitian, melakukan
wawancara dengan para petani dan para pedagang bawang merah dan
mendokumentasi kegiatan yang dilakukan petani bawang merah ataupun yang
dilakukan para pedagang bawang merah.
1. Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh data primer dengan
menggunakan sebuah daftar pertanyaan berupa kusisioner, contoh kuisioner
40
disajikan dalam Lampiran 3. Wawancara ini dilakukan kepada para petani serta
para pedagang bawang merah yang menjadi responden dalam penelitian di Desa
Karangsemi Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk. Data yang akan digunakan
dalam penelitian ini yang berasal dari hasil wawancara dengan petani adalah data
luas tanam bawang merah, jumlah tenaga kerja,upah tenaga kerja, jumlah benih
yang dipakai dalam usahatani, harga benih,jumlah pupuk yang dipakai, harga
pupuk, hasil produksi bawang merah sekali musim tanam yaitu pada bulan
November 2013 sampai dengan bulan Januari 2014, harga jual bawang merah,
pendapatan usahatani bawang merah sertamengenai identitas responden petani
bawang merah. Data yang berasal dari pedagang bawang merah antara lain biaya
pengangkutan, jumlah tenaga kerja, biaya tenaga kerja, biaya pengemasan, biaya
penyimpanan, biaya resiko penyusutan, biaya bongkar muat, biaya sortasi, biaya
retribusi, harga beli, harga jual, serta keuntungan yang diperoleh pedagang
bawang merah.
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung permasalahan yang
ada dilapang terkait tentang kegiatan pemasaran bawang merah yang
memeberikan penjelasan dari data primer yang didapat dari hasil wawancara
dengan petani responden dan pedagang yang menjadi responden.
3. Dokumentasi
Metode pengumpulan data yang didapatkan dari literature (pustaka, internet,
koran) ataupun instansi yang terkait dengan penelitian, yaitu Dinas Pertanian
Kabupaten nganjuk. Data yang diambil dari internet berupa data produksi bawang
merah di sepuluh Negara di Asia, data produksi bawang merah di Indonesia, data
produksi bawang merah di pulau jawa. Data yang diambil dari Dinas Pertanian
Daerah Kabupaten Nganjuk adalah data produksi bawang merah di Kabupaten
Nganjuk 3 tahun terakhir, serta data harga bawang merah di Kabupaten Nganjuk 3
tahun terakhir.
41
4.4. Metode Analisis Data
Analisis data untuk menjawab tujuan dalam penelitian ini menggunakan metode
sebagai berikut:
Tujuan 1: Menganalisis referensi produk bawang merah di Desa
Karangsemi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk.
Analisis referensi produk digunakan untuk melihat efisiensi pemasaran dari segi
penyusutan produk. Referensi produk dapat dihitung menggunakan rumus:
Berat produk setelah susut
Berat awal produk
Kriteria efisiensinya yaitu semakin tinggi referensi produk berarti pemasaran
semakin tidak efisien, karena berarti penyusutan yang terjadi pada produk yang
dipasarkan semakin besar.
Tujuan 2: Menganalisis margin pemasaran bawang merah di Desa
Karangsemi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk.
Analisis margin dilakukan dengan menghitungan margin pada berbagai saluran
pemasaran yang ada di daerah penelitian, dan diteruskan dengan melihat
distribusinya.
1. Perhitungan margin pemasaran bawang merah dilakukan menggunakan rumus
sebagai berikut.
mji = Psi – Pbi atau
mji = bti + πi
dan total marjin pemasaran rumusnya adalah :
Mji =
n
i
mji1
atauMji = Pr – Pf
Dimana:
Mji = Marjin lembaga pemasaran ke-i diukur dengan satuan Rp/Kg
Ps = Harga penjualan lembaga pemasaran ke-i diukur dalam satuan Rp/Kg
Pbi = Harga pembelian lembaga pemasaran ke-i diukur dalam satuan Rp/Kg
Bti = Biaya pemasaran lembaga pemasaran ke-i diukur dalam satuan Rp/Kg
πi = Keuntungan lembaga pemasaran ke-i diukur dalam satuan Rp/Kg
Mji = Total marjin pemasaran diukur dalam satuan Rp/Kg
Pr = Harga pada tingkat konsumen diukur dalam satuan Rp/Kg
42
Pf = Harga pada tingkat (petani) produsen diukur dalam satuan Rp/Kg
Kriteria pengujian efisiensinya yaitu semakin tinggi margin pemasaran berarti
kegiatan pemasarannya semakin tidak efisien dan sebaliknya.
2. Distribusi Marjin Pemasaran bawang merah dirumuskan sebagai berikut:
Sbij = [cij/(Pr-Pf)]*100%
Cij = Hjj-Hbj-cij
Skj = [Pij/(Pr-Pf)]*100%
Pij = Hjj-Hbj-cij
Keterangan:
SBij = Bagian biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran bawang merah
oleh lembaga pemasaran bawang merah
Cij = Biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran bawang merah oleh
lembaga pemasaran bawang merah
Pr = harga bawang merah di tingkat pengecer (Rp)
Pf = harga bawang merah di tingkat petani (Rp)
Hjj = harga jual bawang merah lembaga pemasaran ke j (Rp)
Hbj = harga beli bawang merah lembaga pemasaran ke j (Rp)
Skj = bagian keuntungan lembaga pemasaran bawang merah ke j (Rp)
Kriteria pengujian : Distribusi margin pemasaran digunakan untuk mengoreksi
efisiensi pemasaran berdasarkan tinggi rendahnya margin,
karena apabila margin pemasarannya tinggi namun
terdistribusi secara merata berarti kegiatan pemasaran
mencapai efisien.
Tujuan 3: Menganalisis share harga yang diterima petani bawang merah di
Desa Karangsemi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk.
Tujuan penelitian ke-3 dijawab dengan cara menggunakan alat analisis
farmer share, alat analisis ini digunakan untuk membandingkan harga bawang
merah ditingkan petani bawang merah dengan harga bawang merah ditingkat
konsumen bawang merah. Share harga ditingkat petani bawang merah dapat
dihitung menggunakan rumus:
Spf =Pr
Pf100%
Keterangan:
43
Spf = share harga ditingkat petani(Rp)
Pf = harga bawang merah ditingkat petani bawang merah(Rp)
Pr = harga bawang merah ditingkat konsumen bawang merah(Rp)
Kriteria pengujian: Semakin tinggi nilai andil petani (farmer share) berarti
kegiatan pemasarannya sudah efisien dan sebaliknya.
Tujuan 4 : Menganalisis volume penjualan petani di Desa Karangsemi,
Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk.
Tujuan penelitian ke-4 di jawab dengan menggunakan analisis volume
penjualan petani. Alat analisis ini digunakan untuk menghitung seberapa besar
volume bawang merah yang di jual oleh petani di daerah penelitian. Perhitungan
volume penjualan petani dapat dilakukan menggunakan rumus:
Volume penjualan petani = Kuantitas bawang merah yang dijual oleh petani
Kriteria pengujian: Semakin kecil volume penjualan petani berarti bahwa kegiatan
pemasaran bawang merah belum mencapai efisien dan
sebaliknya.
Tujuan 5: Menganalisis pengaruh margin pemasaran, share harga dan
faktor lainnya terhadap pendapatan usahatani bawang merah di
Desa Karangsemi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani bawang merah
dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Fakktor-faktor
yang mempengaruhi pendapatan usahatani bawang merah antara lain: Margin
pemasaran, share harga ditingkat petani, biaya produksi, produksi, dan faktor
sosial dibatasi mengenai pengalaman petani bawang merah.
Model yang digunakan dalam analisis ini dirumuskan sebagai berikut:
Y= 0+ 1X1+ 2X2+ 3X3+ 4X4+ 5X5+е
Dimana:
Y = Pendapatan usahatani bawang merah
X1 = Margin pemasaran bawang merah
X2 = Share harga ditingkat petani
X3 = Biaya produksi bawang merah
X4 = Produksi bawang merah
X5 = Pengalaman usahatani
44
е = Faktor pengganggu
Sebelum membahas hasil analisis regresi berganda harus dilakukan uji
pemenuhan terhadap asumsi klasik, sebagai berikut:
a. Uji normalitas
Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Setelah data di uji normalitas
kemudian dilihat hasil pengujian pada tabel Kolmogorov-Smirnov , jika hasil
pengujian menghasilkan signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data yang
dianalisis dalam penelitian ini dinyatakan terdistribusi normal.
b. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat adanya varian yang berbeda
pada masing-masing variabel pengganggu (disturben). Uji heteroskedastisitas
dilakukan dengan melihat grafik yang ditampilkan pada output hasil
pengujian, apabila grafik tersebut membentuk suatu pola atau linier maka
model mempunyai gejala heteroskedastisitas, dan apabila grafik tidak
membentuk suatu pola tertentu maka data yang dianalisis dalam penelitian ini
tidak mengalami heteroskedastisitas.
c. Uji multikolonieritas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan cara melihat Variance Inflation Factor
(VIF), model regresi dapat dikatakan bebas dari masalah multikolinearitas
apabila memiliki nilai VIF < 10.
Setelah uji asumsi klasik dilakukan uji model regresi yang di uji keragaman
(Uji F) dan R2.
a. Uji keragaman (Uji F)
Perumusan hipotesis yang di uji secara statistik menggunakan uji F adalah
sebagai berikut:
H0= Margin pemasaran bawang merah, farmer share bawang merah,
produksi bawang merah, biaya produksi bawang merah, dan pengalaman
usahatani bawang merah secara bersama-sama tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan usahatani bawang merah.
H1= Margin pemasaran bawang merah, farmer share bawang merah,
produksi bawang merah, biaya produksi bawang merah, dan pengalaman
45
usahatani bawang merah secara bersama-sama memberikan pengaruh
nyata terhadap tingkat pendapatan usahatani bawang merah.
Kriteria dari pengujian tersebut adalah:
Jika Fhitung > Ftabel maka terima H0, dan Jika Fhitung < Ftabel maka terima
H0
a. Uji Ketepatan Model (R2)
Uji (R2) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel
independent (Margin pemasaran bawang merah, farmer share bawang merah,
produksi bawang merah, biaya produksi bawang merah, dan pengalaman
usahatani bawang merah) mampu menjelaskan besarnya variabel dependen
(pendapatan usahatani bawang merah). R2
sering juga disebut dengan
koefisien determinasi, cara menginterpretasikan nilai R2
adalah dengan
melihat angka R2 yang dihasilkan, apabila nilai R
2 mendekati satu artinya
bahwa kemampuan variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen
sudah baik, dan apabila nilai R2 nilainya semakin kecil atau semakin jauh dari
angka satu maka kemampuan variabel independen untuk menjelaskan
perubahan variabel dependen kurang baik.
Selanjutnya untuk melihat pengaruh masing-masing variabel dilakukan uji
parsial dengan uji T. Uji statistik hitungnya adalah sebagai berikut:
Thitung =
)( ise
i
Dimana:
i = (1,2….5)
βi = koefisien regresi
se(βi) = standart error koefisien regresi.
Secara statistik hipotesisnya dirumuskan sebagai berikut:
H0 : βi = 0
H1 : βi > 0
Dimana:
βi : Koefisien regresi variabel ke-i
I : 1, 2……5
X1 : Margin pemasaran
46
X2 : Andil petani (farmer share)
X3 : Produksi
X4 : Biaya produksi
X5 : Pengalaman berusahatani
Kriteria pengujiannya yaitu jika thitung > ttabel, maka tolak H0, artinya variabel
independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen dan sebaliknya.
Tujuan 6: Menganalisis hubungan antara tingkat efisiensi petani dengan
pendapatan usahatani di daerah penelitian.
Hubungan antara tingkat efisiensi petani dengan pendapatan usahatani dianalisis
dengan menghitung koefisien korelasi rank (Spearman), tahapan-tahapannya
adalah sebagai berikut:
1. Skoring tingkat efisiensi dan skoring pendapatan usahatani
Fakta dilapang terkait efisiensi pemasaran bawang merah akan di ukur
menggunakan skor, dimana setiap indikator pengukuran efisiensi diberi skor
untuk mempermudah pengukuran tingkat efisiensi. Skor tingkat efisiensi di bagi
kedalam 5 kategori (5,4,3,2,1), pembuatan skoring dalam penelitian ini dibantu
dengan pembuatan skala likert. Pada variabel pendapatan usahatani juga
dibuatkan skor, skor pendapatan usahatani dibagi kedalam 5 kategori (5,4,3,2,1).
Tahapan-tahapan pembuatan skoring adalah sebagai berikut:
a. Menentukan jumlah selang kelas
Selang kelas yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi yaitu membuat
kategori menjadi 5 bagian, sebagai berikut: (1)sangat tidak efisien (2)tidak
efisien, (3)netral, (4)efisien, (5)sangat efisien, sedangkan selang kelas untuk
mengukur tingkat pendapatan dibuat 5 kategori yaitu: (1) sangat tinggi (2)
tinggi (3) sedang (4) rendah (5) sangat rendah.
b. Menentukan kisaran
Kisaran merupakan selisih nilai pengamatan tertinggi dengan nilai
pengamatan terendah
R=Xt-Xrr
Dimana:
R = Kisaran
Xt = Nilai pengamatan tertinggi
47
Xrr = Nilai pengamatan terendah
c. Pembagian selang dalam kelas
I =
Dimana:
I = Selang dalam kelas
R = Kisaran
K = Jumlah kelas
2. Korelasi Rank (spearman)
Alat analisis korelasi rank (spearman) digunakan untuk menganalisis tingkat
efisiensi petani dengan pendapatan usahatani. Rumus korelasi reank spearman di
tuliskan sebagai berikut:
rs=1-1)-²(
d²6
nn
Dimana :
rs = Koefisien korelasi rank( spearman)
d2 = Selisih setiap pasangan rank
n = Jumlah sampel
Rumus tersebut digunakan untuk data yang tidak mempunyai nilai rank yang
sama, baik data di variabel X maupun di variabel Y, jika ada nilai rank yang sama
maka rumus digunakan adalah sebagai berikut:
22
222
x2
xrs
y
dy
Dimana:
Txnn
12x
32
Tynn
12y
32
Tx = Jumlah ranking kembar atau sama dalam variabel X
Ty = Jumlah ranking kembar atau sama dalam variabel Y
n = Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian
48
Sebelum mencari nilai 2x dan 2y , perlu dicari nilai Tx dan Ty
terlebih dahulu dengan rumus sebagai berikut:
12
3 TxTxTx
dan12
3 TyTyTy
Keterangan:
T = Jumlah ranking yang bernilai sama
Koefisien korelasi antara tingkat efisiensi petani dengan pendapatan
usahatani bawang merah di daerah penelitian di interpretasikan dengan cara
melihat indikator berikut ini:
1. r = 0,00 - 0,199 artinya tingkat hubungan sangat lemah.
2. r = 0,20 – 0,399 artinya tingkat hubungan lemah.
3. r = 0,40 – 0,599 artinya tingkat hubungan cukup kuat.
4. r = 0,60 – 0, 799 artinya tingkat hubungan kuat.
5. r = 0,80 – 1,000 artinya tingkat hubungan sangat kuat.
Setelah koefisien korelasi di peroleh langkah selanjutnya adalah melihat
apakah terdapat hubungan korelasi antara tingkat efisiensi dengan pendapatan
usahatani bawang merah, ada atau tidaknya hubungan tersebut ditunjukkan
dengan nilai tingkat signifikansi yang dapat diketahui dengan melakukan uji t
dengan rumus sebagai berikut:
2r-1
2-nrst
Dimana:
t = Nilai thitung
rs = Koefisien korelasi rank (spearman)
n = Jumlah sampel
Kriteria pengujian: Jika thitung>ttabel maka H1 di terima, berarti bahwa terdapat
hubungan antara tingkat efisiensi dengan pendapatan
usahatani bawang merah begitupun sebaliknya.