Laporan - Bawang Merah

23
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bawang merah adalah merupakan sayuran penting di Indonesia, selain untuk bumbu masak, bawang merah juga dapat digunakan sebagai obat-obatan. Dengan banyaknya penggunaan bawang merah menjadikan bawang pasar bawang merah sangat terbuka luas, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri. Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan nasional yang sejak lama diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas ini merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah (Rp 2,7 triliun/tahun) dengan potensi pengembangan areal cukup luas mencapai ± 90.000 ha (Baswarsiati, 2009). Rata-rata produksi bawang merah di Indonesia masih tergolong rendah, jika dibandingkan dengan potensi hasil, sebagai contoh produksi rata-rata bawang merah ex. Philipina adalah 4,4 ton/ha – 14 ton/ha, sedangkan potesi hasil adalah 20 ton/ha – 25 ton/ha. Oleh karena itu berbaikan sistim budidaya adalah sangatlah penting. Bawang merah di Indonesia telah lama dibudidayakan oleh petani secara komersil, dimana 1 | Page

Transcript of Laporan - Bawang Merah

Page 1: Laporan - Bawang Merah

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bawang merah adalah merupakan sayuran penting di Indonesia, selain untuk

bumbu masak, bawang merah juga dapat digunakan  sebagai obat-obatan. Dengan

banyaknya penggunaan bawang merah menjadikan bawang pasar bawang merah

sangat terbuka luas, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri. Bawang merah

merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan nasional yang sejak lama

diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas ini merupakan sumber pendapatan

dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap

perkembangan ekonomi wilayah (Rp 2,7 triliun/tahun) dengan potensi

pengembangan areal cukup luas mencapai ± 90.000 ha (Baswarsiati, 2009).

Rata-rata produksi bawang merah di Indonesia masih tergolong rendah, jika

dibandingkan dengan potensi hasil, sebagai contoh produksi rata-rata bawang merah

ex. Philipina adalah 4,4 ton/ha – 14 ton/ha, sedangkan potesi hasil adalah 20 ton/ha –

25 ton/ha. Oleh karena itu berbaikan sistim budidaya adalah sangatlah penting.

Bawang merah di Indonesia telah lama dibudidayakan oleh petani

secara komersil, dimana sebagian besar hasil produksinya ditujukan untuk

memenuhi permintaan pasar. Usaha peningkatan produksi pertanian hortikultura

tidak lepas dari peranan pupuk sebagai bahan penyubur. Hal yang mungkin belum

tercapai dengan baik adalah meningkatkan efisiensi penggunaannya. Pengunaan

ini perlu ditingkatkan karena salah satu faktor yang membatasi produksi tanaman

adalah unsur hara. Pupuk dapat digunakan untuk mencapai keseimbangan hara bagi

pertumbuhan tanaman, sehingga dapat mencapai produksi yang optimal

(Setyamidjaja, l986). Pupuk cair merupakan pupuk yang dibuat dari bahan

baku kotoran ternak, kompos, limbah alam dengan kandungan unsur hara

lengkap. Pupuk ini mempunyai kelebihan diantaranya adalah memperbaiki sifat

fisik , kimia dan biologi tanah, meningkatkan kondisi lingkungan yang baik untuk

1 | P a g e

Page 2: Laporan - Bawang Merah

pertumbuhan tanaman, mengurangi dosis pemakaian pupuk kimia sampai 25%,

aman bagi petani dan ramah lingkungan.

1.2. Tujuan

Untuk mendapatkan konsentrasi pupuk organic cair yang dapat

mempengaruhi ukuran umbi terhadap kualitas dan kuantitas bobot umbi bawang

merah

2 | P a g e

Page 3: Laporan - Bawang Merah

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi Tanaman Bawang Merah

Bawang merah ( Allium Ascalonicum ) berasal dari Asia barat yaitu Palestina

yang masuk ke Indonesia mulai dari India.  Pada dasarnya  Bawang merah dikenal

ada dua jenis yaitu Bawang merah biasa ( Allium ascolanum ) dan bawang merah

Bombay atau Bawang merah besar (Allium cepa) ( Rukmana, 2002 ).

Tanaman yang termasuk famili liliaceae dengan bentuk daun bulat panjang

berongga dan berakar serabut tersebut dapat ditanam sepanjang musim pada daerah

yang pengairannya lancar pada ketinggian 0 – 400 m dpl (Rukmana, 2002).

Klasifikasi Botani

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Liliidae

Ordo : Liliales

Famili : Liliaceae (suku bawang-bawangan)

Genus : Allium

 Spesies : Allium cepa var. aggregatum L.

Morfologi bawang merah adalah : berakar serabut, berbatang sejati dengan

bentuk pipih dan batang semu dengan bentuk pelepah daun, daun berbentuk bulat

3 | P a g e

Page 4: Laporan - Bawang Merah

berlubang dan umbi  berwarna merah. Tanaman bawang merah adalah merupakan

salah satu tanaman sayuran berumur pendek,  dan dapat hidup didataran rendah

dengan ketinggian 10 s/d 250 dpl, namun demikian tanaman bawang merah dapat

diusahakan pada dataran tinggi dengan ketinggian 800 s/d 1.200 dpl.

Dengan morfologi diatas tanaman bawang merah tergolong tanaman yang

rentan terhadap  hama dan penyakit,  dan mempunyai karakter peka terhadap hama

dan penyakit. Sehingga keberhasilan petani dalam budidaya bawang merah adalah

tergantung pada produksi dan harga produk. Dengan perilaku harga yang sangat

fluktuatif serta daya simpan yang pendek, maka   perlu dilakukan pengamatan

produktifitas  serta permintaan pasar yang tepat.

2.2. Pupuk Organik Cair

Penggunaan pupuk pada tanaman adalah sebagai upaya penambahan unsure

hara tanah/bahan makanan bagi tanaman, sehingga tanaman terpenuhi kebutuhan

makannya dan pada akhirnya dapat berproduksi maksimal.  Terdapat beberapa

macam pupuk diantaranya adalah : pupuk anorganik, pupuk organik dan pupuk

hayati.

Pupuk organic cair adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya

berasal dari sisa bahan organic (tanaman/hewan) yang telah berbentuk cairan untuk

memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

2.3. Hubungan Unsur Hara  Terhadap Tanaman Bawang Merah

      Keberadaan unsur hara sangat berpengaruh terhadap tanaman baik untuk

pertumbuhan maupun hasil.  Berdasarkan kebutuhannya, unsur hara dibagi menjadi

dua yaitu unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang

sangat diperlukan tanaman bawang merah, apabila unsur  hara ini tidak dipenuhi

maka pertumbuhan bawang merah akan mengalami hambatan. Unsur yang termasuk

didalam unsur hara makro adalah

4 | P a g e

Page 5: Laporan - Bawang Merah

1. Nitrogen ( N )

Unsur ini merupakan protein bagi tanaman bawang merah yang berguna untuk

pertumbuhan pucuk daun, kekurangan N akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman

Bawang Merah menjadi lambat, daun berwarna pucat dan hasilnyapun rendah.

2. Phosphor ( P )

Phospor merupakan salah satu unsur didalam protein yang dibutuhkan oleh

tanaman Bawang Merah yang mendorong tanaman dapat mempercepat pertumbuhan

umbi, unsur ini berguna sebagai perangsacng akar menjadi kuat dan

tahan kekeringan,kekuranngan P akan mengakibatkan pertumbuhana tanaman akan

tarlambat dan daunnya berdiri tegak tetapi tidak rimbun

3. Kalium ( K )

Kalium sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan zat tepung didalam

tanaman bawang merah.  Disamping memperkuat tubuh tanaman, juga menjadikan

daun tidak mudah rebah ke tanah serta tahan terhadap penyakit, kekurangan unsur

Kalium mengakibatkan daun – daun yang paling rendah berwarna kuning, tanaman

tidak tahan kekurangan air, pertumbuhan umbi akan berkurang serta mudah terkena

penyakit. ( Sugiharto, 2008 )

        Selain ketersediaan unsur  hara makro, produktivitas tanaman bawang merah

juga ditentukan oleh ketersediaan unsur hara mikro walaupun dibutuhkan dalam

jumlah yang kecil.  Ketersedian unsur hara mikro tergantung pada beberapa faktor

yaitu pH, tekstur tanah, komposisi mineral, jumlah dan tipe snyawa organik, interaksi

antar unsur hara mikro, temparatur, kelembaban dan aktivitas mikroorganisme

didalam tanah.( Syukur A, 2002 )

      Unsur hara yang tergolong kedalam unsur hara mikro menurut Yusuf ( 2009 )

adalah :

1. Besi ( Fe )

Berfungsi untuk pembentukan klorofil. Tanda kekurangan Fe yaitu daun

menguning dan akhirnya mati dari pucuk

2. Mangan ( Mn )

5 | P a g e

Page 6: Laporan - Bawang Merah

Berfungsi untuk penyusunan klorofil.  Ciri kekurangan Mn yaitu daun

menguning dan beberapa jaringan mati

3. Tembaga ( Cu )

Kehadiran tembaga pada tanaman Bawang Merah belum banyak diketahui,

Namun tembaga secara umum berfungsi sebagai pembentuk klorofil, kekurangan Cu

mengakibatkan daun sering layu dan klorosis

4.   Seng ( Zn )

Dalam pembentukan hormon, kekurangan unsur ini mengakibatkan

perubahan warna pada daun

5. Boron ( B )

Berfungsi mengangkut Karbohidrat kedalam tubuh tanaman, menghisap unsur

kalsium dan perkembangan bagian – bagian tanaman untuk tumbuh aktif, kekurangan

unsur ini mengakibatkan klorosis, daun yang baru muncul terlihat kecil dan tanaman

menjadi kerdil.

2.3. Hubungan Pemberian Pupuk Organik Cair dengan Kualitas dan Kuantitas

Umbi Bawang Merah

Bawang merah selama pertumbuhannya memerlukan unsur hara seperti N, P,

K, Ca, Mg dan Na. Unsur hara tersebut dapat diperoleh dengan pemberian

pupuk organik dan anorganik. Menurut Asandhi dan Koestoni (l990) dosis

pemupukan bawanng merah di tingkat petani cukup tinggi dan tanpa

penggunaan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk anorganik yang tinggi secara

terus menerus jika tidak diimbangi pupuk organik akan merusak sifat fisik dan kimia

tanah dan merusak kehidupan mikroorganisme tanah (Indriani, l999).

Pupuk organik cair dapat dipergunakan untuk semua jenis tanaman

hortikultura dengan konsentrasi 1-2 cc yang dilarutkan dalam ½ sampai 1

liter air yang disiramkan lewat tanah atau daun setiap 2-4 minggu sekali (Anonim,

2000). Dengan melihat beberapa kelebihan dari pupuk organik cair ini dimana salah

satunya dapat mengurangi pupuk kimia, maka perlu dilakukan inovasi teknologi

6 | P a g e

Page 7: Laporan - Bawang Merah

pemakaiannya dengan biaya yang murah.

Sampai saat ini varietas bawang merah cukup banyak, bahkan telah

menjadi tanaman likal dan berkembang di berbagai daerah misalnya Bima

Brebes, Sumenep, lampung, maja, Medan, Ampenan, yang satu dan lainnya tampak

perbedaaanya pada bentuk dan warnanya, ukuran, kekenyalan, aroma, umur serta

ketahanan tanaman terhadap penyakit dan hujan (Samadi dan Cahyono, l996,

Rahayu dan Berlian, l994). Kualitasnya ditentukan oleh warna merah cerah,

kepadatan umbi serta bau yang sedap/harum.

Secara umum produksi bawang merah dipengaruhi : bibit yang  unggul dan

berkualiatas,  pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pengairan, pengendalian

hama dan penyakit, pemeliharaan dan penanganan pasca panen. Agar diperoleh

produksi yang tinggi, maka perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan dalam

berbudidaya bawang merah, sehingga diperoleh bawang merah yang bermutu baik.

Menurut Sutejo (l995) produksi merupakan hasil tanaman yang dapat

dipanen per luasan tanah tertentu. Produksi tanaman juga merupakan biomasa

yang dibentuk oleh tanaman selama masa hidupnya atau selama masa tertentu

yang digunakan untuk mempentuk bagian-bagian tubuhnya. Biomasa tanaman

meliputi semua bahan tanaman yang secara umum berasal dari hasil fotosintesis,

serapan unsur hara dan air yang diolah melalui proses biosintesis. Pengukuran

biomasa total tanaman dengan penimbangan berat basah dan berat kering

tanaman merupakan parameter paling baik digunakan sebagai indikator

pertumbuhan dan produksi. Selain itu bahan kering tanaman dipandang sebagai

manifestasi dari semua proses dan peristiwa yang terjadi dalam pertumbuhan

tanaman. Produksi bawang merah diukur setelah dilakukan pemanenan dengan

parameter jumlah anakan dan berat basah umbi. Kemasakan umbi dapat dilihat

dari keadaan fisik tanaman maupun umbi. Umur tanaman yang sudah dapat

dipanen adalah 60-70 hari setelah tanam.

Pemupukan yang biasa dan kebanyakan dilakukan petani sampai sekarang

7 | P a g e

Page 8: Laporan - Bawang Merah

hanya melalui tanah, sehingga unsur hara tersebut diserap oleh akar tanaman

dan ditransformasi menjadi bahan- bahan yang berguna bagi pertumbuhan.

Sesungguhnya tidak saja akar tetapi bagian tanaman lainpun seperti daun

dan batang dapat menyerap unsur-unsur yang kita semprotkan. Jadi pemupukan

dapat dilakukan dengan jalan menyemprotkan pupuk melalui daun yang

berbentuk cair. Masuknya unsur hara yang dikandung pupuk cair ke dalam

tanaman melaui mikropores daun terutama lewat penetrasi kutikula dan stomata.

Keuntungan pemupukan lewat daun adalah menghindari larutnya unsur hara

sebelum didapat oleh akar, atau mengalami fiksasi dalam tanah yang berakibat

tidak dapat diserap lagi oleh tanaman, absorbsi hara oleh sel daun lebih cepat

dan efektif unruk menanggulangi kekurangan unsur mikro (Tisdale and

Nelson, 1975).

Pupuk organik cair mengandung 13 jenis unsur makro dan mikro yang

mutlak dibutuhkan oleh semua tanaman. Pupuk ini dilengkapi juga asam humat

dan fulvat. Menurut Rao (1994), asam humat dan fulvat melupakan fraksi utama

yang diperoleh dari humus. Asam humat membentuk bagian terbesar dari

kompleks humus dan dianggap sebagai polimer senyawa aromatik. Asam

fulvat merupakan bagian yang terlarut dari bahan organik tanah yang bersifat basa

maupun asam dan mengandung karbohidrat dan protein.

8 | P a g e

Page 9: Laporan - Bawang Merah

BAB 3

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 April 2013 di

Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas

Padjadjaran.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum

Alat :

1. Polybag

2. Sprayer

3. Sekop

Bahan :

1. Benih Bawang Merah

2. Pupuk Organik Cair

3. Tanah

3.3. Prosedur Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Mengambil tanah sebanyak ½ bagian polybag.

3. Memasukkan pupuk kandang sebanyak 2 sekop kecil pada polybag yang sudah

berisi tanah

4. Mencampurkan media pada polybag hingga homogeny

5. Membuat lubang tanam pada polybag sebanyak dua lubang dengan jarak ± 10 cm

6. Menanamkan benih bawang merah pada kedua lubang tanam tersebut.

7. Menyiram media yang sudah berisi benih dengan air secukupnya.

9 | P a g e

Page 10: Laporan - Bawang Merah

8. Memberikan pupuk organic cair dengan berbagai perlakuan konsentrasi pada

masing-masing tanaman yaitu 0, 3, 6, dan 9 cc/L

9. Menyimpannya di tempat yang ternaungi.

10 | P a g e

Page 11: Laporan - Bawang Merah

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Uraian Kegiatan Pengamatan Setiap Minggu Terhadap Pertumbuhan

Tanaman Bawang Kelompok 8

Tanggal Uraian Kegiatan

25 April 2013 Melakukan pemupukan tanaman bawang merah dengan POC yang

terdiri dari berbagai konsentrasi 0, 3, 6, dan 9 cc/l, di lanjutkan

dengan pengukuran tinggi tanaman.

2 Mei 2013 Melakukan pemupukan dengan POC kemudian mengukur

komponen pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman dan jumlah

daun)

16 Mei 2013 Melakukan pemupukan dengan POC kemudian mengukur

komponen pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman dan jumlah

daun)

23 Mei 2013 Melakukan pemupukan dengan POC kemudian mengukur

komponen pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman dan jumlah

daun)

30 Mei 2013 Melakukan pemupukan dengan POC kemudian mengukur

komponen pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman dan jumlah

daun)

Keterangan : Daun-daun sudah mulai mongering dan sebagian ada

yang membusuk.

11 | P a g e

Page 12: Laporan - Bawang Merah

12 | P a g e

Page 13: Laporan - Bawang Merah

Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Bawang Pada Berbagai Konsentrasi POC Kelompok 8

25 April 2013 2 Mei 2013 16 Mei 2013 23 Mei 2013 30 Mei 2013 Rata-Rata

Kon

Sentras

i POC

Tana

man

1

Tana

man

2

Tana

man

1

Tana

man

2

Tana

man

1

Tana

man

2

Tana

man

1

Tana

man

2

Tana

man

1

Tana

man

2

T J

D

T J

D

T J

D

T J

D

T J

D

T J

D

T J

D

T J

D

T J

D

T J

D

T J

D

0 14,

1

14 19,

2

18 27 16 31 21 31 24 37,

1

30 33 23 35,

7

30 32 20 3

8

21 29,8

1

23

3 14,

2

11 12,

5

13 28,

2

16 25,

9

19 44 24 35 25 38 18 33,

5

22 34,

5

16 3

2

20 29,7

8

18

6 17,

5

15 7,9 3 38 20

mati

38,

4

28

mati

38,

4

28

mati

36,

5

14

mati

32,8

2

14

9 17 4 17 3 35 23 46 28 39,

5

32 14 30,0

3

18

Keterangan :

T = Tinggi Tanaman (cm)

JD = Jumlah Daun (helai)

13 | P a g e

Page 14: Laporan - Bawang Merah

Pembahasan

Pupuk organic cair adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya berasal dari sisa

bahan organic (tanaman/hewan) yang telah berbentuk cairan untuk memperbaiki sifat fisik,

kimia dan biologi tanah.

Pengaruh pemberian bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah antara lain

terhadap kapasistas kation, kapasitas pertukaran anion, pH tanah, daya sangga tanah.

Respon positif yang ditunjukan oleh pengaruh pemupukan secara visual adalah

pertambahnya pertumbuhan tinggi tanaman.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, pertumbuhan tinggi tanaman paling baik

terdapat pada perlakuan pemberian POC dengan konsentrasi 6%. Sedangkan untuk jumlah

daun paling tinggi terdapat pada perlakuan control. Hal ini sesuai pendapat (Stevenson,

1982) bahwa pemberian pupuk organik dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman

karena mengandung senyawa auxin dan vitamin yang baik bagi pertumbuhan tanaman, dapat

memperbaiki sifat fisik tanah antara lain struktur tanah menjadi remah, porositas air dan

daya mengikat air semakin kuat sehingga pertumbuhan tanaman tumbuh subur akibatkan

produksi yang dhasilkan meningkat.

Parameter tinggi dan jumlah daun tidak menentukan kualitas bawang merah paling baik

dengan keempat perlakuan tersebut, karena kulaitas hasil terlihat dari berat basah dan diameter

umbi, namun pada praktikum ini tidak dilakukan pengamatan mengenai kondisi umbi bawang

merah tersebut sehingga tidak dapat diketahui kualitas umbinya.

14 | P a g e

Page 15: Laporan - Bawang Merah

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pupuk organic cair adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya berasal

dari sisa bahan organic (tanaman/hewan) yang telah berbentuk cairan untuk

memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, pertumbuhan tinggi tanaman paling baik

terdapat pada perlakuan pemberian POC dengan konsentrasi 6%. Sedangkan

untuk jumlah daun paling tinggi terdapat pada perlakuan control.

Parameter tinggi dan jumlah daun tidak menentukan kualitas bawang merah paling

baik dengan keempat perlakuan tersebut, karena kulaitas hasil terlihat dari berat

basah dan diameter umbi

15 | P a g e

Page 16: Laporan - Bawang Merah

DAFTAR PUSTAKA

Baswarsiati. 2009. Teknologi Produksi Benih Bawang Merah. On Line :

http://baswarsiati.wordpress.com/2009/04/24/perbenihan-bawang-merah/. Diakses

15 Juni 2013

Rukmana, R., 1994. Bertanam Petsai dan Sawi.Kanisius, Yogyakarta.

Setyamidjadja, D., 1986. Pupuk dan Pemupukan.Simplex, Jakarta

Syukur, Abdul. 2005. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-sifat Tanah dan Pertumbuhan Caisim Di Tanah Pantai. J. Tanah dan Lingkungan, 5p: 30-38

Tisdale, S and W. Nelson. 1975.Soil Fertility and Fertilizers. Mac. Millan Publ.

Co., Inc. New York.

16 | P a g e

Page 17: Laporan - Bawang Merah

LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Gambar 2.

Penanaman Umbi Bawang Merah

* ---

Gambar 3, 4, 5, 6. Pertumbuhan Umbi Bawang Merah Pada 1 MST Dengan Perlakuan

Konsentrasi POC 0,3,6,9 (cc/l)

17 | P a g e

Page 18: Laporan - Bawang Merah

Gambar 7. Menghitung Pertumbuhan Gambar 8. Daun Tanaman Bawang

Tinggi Tanaman Bawang yang Mulai Mengering

18 | P a g e