IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam...

43
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum lokasi Secara administratif lokasi Proyek Perintis Tambak Inti Rakyat (TIR) Transmigrasi Jawai termasuk dalam wilayah Dusun Kalangbahu, Desa Jawai Laut , Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas, Propinsi Kalimantan Barat. Ditinjau dari posisi geografis terletak diantara 1°12’13” - 1°16’13” Lintang Utara dan 108°58’03” - 109°00’10” Bujur Timur. Batas batas wilayah lokasi proyek : - Sebelah Utara : Dusun Ramayadi. - Sebelah Timur : Sungai Batang. - Sebelah Barat : Laut Cina Selatan - Sebelah Selatan : Sungai Sambas Besar. Lokasi Tambak Inti Rakyat (TIR) Transmigrasi Jawai terletak di pantai Barat Kalimantan Barat bagian Utara disekitar muara sungai Sambas yang berbatasan langsung dengan laut Cina Selatan. Untuk mencapai lokasi dari kota Pontianak dapat ditempuh dengan menggunakan jalan darat sejauh ± 185 Km sampai ke kota Pemangkat. Dari kota Pemangkat perjalanan dilanjutkan menyeberangi muara sungai Sambas yang mempunyai lebar cukup besar yaitu ± 1,8 km dengan menggunakan perahu bermotor yang memakan waktu sekitar 0,5 jam untuk sampai ke lokasi. Mata pencaharian masyarakat setempat pada umumnya adalah sebagai petani dengan usaha kebun kelapa. Mata pencaharian lain dari sebagian masyarakat setempat adalah sebagai nelayan dan pedagang kecil. Untuk mengetahui gambaran mengenai lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Transcript of IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam...

Page 1: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran umum lokasi

Secara administratif lokasi Proyek Perintis Tambak Inti Rakyat (TIR)

Transmigrasi Jawai termasuk dalam wilayah Dusun Kalangbahu, Desa Jawai

Laut , Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas, Propinsi Kalimantan Barat. Ditinjau

dari posisi geografis terletak diantara 1°12’13” - 1°16’13” Lintang Utara dan

108°58’03” - 109°00’10” Bujur Timur.

Batas batas wilayah lokasi proyek :

- Sebelah Utara : Dusun Ramayadi.

- Sebelah Timur : Sungai Batang.

- Sebelah Barat : Laut Cina Selatan

- Sebelah Selatan : Sungai Sambas Besar.

Lokasi Tambak Inti Rakyat (TIR) Transmigrasi Jawai terletak di pantai

Barat Kalimantan Barat bagian Utara disekitar muara sungai Sambas yang

berbatasan langsung dengan laut Cina Selatan. Untuk mencapai lokasi dari kota

Pontianak dapat ditempuh dengan menggunakan jalan darat sejauh ± 185 Km

sampai ke kota Pemangkat. Dari kota Pemangkat perjalanan dilanjutkan

menyeberangi muara sungai Sambas yang mempunyai lebar cukup besar yaitu ±

1,8 km dengan menggunakan perahu bermotor yang memakan waktu sekitar 0,5

jam untuk sampai ke lokasi. Mata pencaharian masyarakat setempat pada

umumnya adalah sebagai petani dengan usaha kebun kelapa. Mata pencaharian

lain dari sebagian masyarakat setempat adalah sebagai nelayan dan pedagang

kecil. Untuk mengetahui gambaran mengenai lokasi penelitian dapat dilihat pada

Gambar 2.

Page 2: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

30

Gambar 2. Peta lokasi penelitian

4.2. Gambaran umum proyek

Proyek perintis TIR transmigrasi Jawai adalah merupakan proyek

transmigrasi umum

dengan pola perikanan usaha tambak yang pertama dilakukan di Indonesia.

Proyek ini dimulai pada tahun 1990, namun proyek ini stagnan sejak tahun 1996.

Pendanaan proyek ini dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) dan Kredit Koperasi yaitu Kredit Koperasi Primer untuk Anggota

(KKPA). Dana APBN dipergunakan untuk biaya pembangunan saluran irigasi

tambak, perumahan dan fasilitas umum transmigran, sedangkan dana Kredit

Koperasi dipergunakan untuk biaya pembangunan pencetakan petak tambak dan

operasional budidaya udang yang selanjutnya menjadi beban kredit plasma.

4.2.1. Profil stakeholder

Perusahaan inti pada proyek perintis TIR Transmigrasi Jawai adalah PT.

Ciptawindu Khatulistiwa (PT. CWK) yaitu berdasarkan Surat Keputusan

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Kalimantan Barat Nomor 212 Tahun

Lokasi

Penelitian

Page 3: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

31

1990. PT. Ciptawindu Khatulistiwa adalah perusahaan lokal yang sebelumnya

sudah bergerak dibidang pertambakan udang dan berkantor pusat di Pontianak

Kalimantan Barat. PT. Ciptawindu Khatulistiwa sebagai perusahaan inti dalam

mendukung pengelolaan proyek perintis TIR transmigrasi Jawai telah

membangun pembibitan udang (hatchery) di Desa Pasir Panjang Singkawang dan

cold storage untuk menampung hasil panen plasma di Desa Wajok Mempawah.

Namun setelah proyek ini mengalami stagnasi, keberadaan dari perusahaan inti

sekarang tidak jelas.

Petani plasma pada proyek TIR transmigrasi Jawai adalah transmigran

yang berasal dari Pulau Jawa dan penduduk lokal, yaitu; 1) transmigran dari Jawa

Barat, 2) transmigran dari Jawa Tengah, 3) transmigran dari Jawa Timur dan 4)

penduduk lokal atau biasa disebut APPDT (Alokasi Pemukiman Penduduk

Daerah Terpencil). Alokasi lahan yang disediakan bagi plasma pada TIR

Transmigrasi Jawai untuk setiap kepala keluarga (KK) adalah sebagai berikut a)

lahan tambak = 0,50 ha, b) lahan pekarangan = 0,25 ha. Keberadaan plasma

proyek TIR transmigrasi Jawai berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada

Bulan Maret 2006 didapatkan bahwa jumlah plasma yang berasal dari Pulau Jawa

yang masih bertempat tinggal di lokasi permukiman transmigrasi sebanyak 4

(empat) kepala keluarga (KK) dengan mata pencaharian sebagai petambak

tradisional, sedangkan plasma lokal (APPDT) telah kembali ke rumahnya masing-

masing dan tidak bertempat tinggal lagi di lokasi permukiman transmigrasi.

Kelembagaan plasma pada proyek perintis TIR Transmigrasi Jawai

terhimpun dalam satu wadah Koperasi Unit Desa yang dinamakan KUD. Cipta

Bina Sejahtera. KUD Cipta Bina Sejahtera adalah salah satu contoh lembaga

dalam proyek ini yang dibentuk secara instant karena didasarkan pada suatu

keadaan yang mendesak dalam rangka untuk memenuhi persyaratan dalam proses

pencairan kredit.

Bank BPD Kalbar yang sekarang ini bernama Bank Kalbar adalah

merupakan bank pelaksana yang bertindak menyalurkan kredit untuk proyek

perintis TIR transmigrasi Jawai. Pemerintah Daerah adalah merupakan pembina

dalam proyek TIR transmigrasi jawai. Institusi pemerintah (pada saat itu) yang

yang terlibat langsung pada pelaksanaan pengelolaan proyek perintis TIR

Page 4: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

32

Transmigrasi Jawai adalah sebagai berikut 1) Departemen Transmigrasi & PPH,

2) Direktorat Jenderal Perikanan, 3) Departemen Koperasi, 4) Pemerintah Daerah

Tingkat I Propinsi Kalimantan Barat, 5) Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten

Sambas.

4.2.2. Pelaksanaan proyek

Pelaksanaan pembangunan fisik pencetakan tambak pada proyek TIR

transmigrasi Jawai adalah sebanyak 376 petak tambak dengan rincian sebagai

berikut 1) Tahun Anggaran 1990/1991 sebanyak 150 petak tambak, 2) Tahun

Anggaran 1991/1992 sebanyak 150 petak tambak, 3) Tahun Anggaran 1992/1993

sebanyak 76 petak tambak. Pelaksanaan pembangunan permukiman transmigrasi

yang diperuntukan bagi Plasma adalah sebanyak 400 unit rumah dengan rincian

sebagai berikut 1) Tahun Anggaran 1990/1991 sebanyak 150 unit rumah, 2)

Tahun Anggaran 1991/1992 sebanyak 150 unit rumah, 3) Tahun Anggaran

1992/1993 sebanyak 100 unit rumah. Pelaksanaan penempatan transmigran adalah

sebanyak 367 KK (Kepala Keluarga) dengan perbandingan 58 % adalah

transmigran yang didatangkan dari Pulau Jawa dan 42 % dari APPDT. Adapun

perincian penempatan transmigran adalah sebagai berikut 1) Tahun Anggaran

1990/1991, penempatan transmigrasi sebanyak 150 KK yang terdiri 98 KK

berasal dari pulau Jawa dan 52 KK dari APPDT, 2) Tahun Anggaran 1991/1992,

penempatan transmigrasi sebanyak 150 KK yang terdiri 97 KK berasal dari pulau

Jawa dan 53 KK dari APPDT, 3) Tahun Anggaran 1993/1994, penempatan

Transmigrasi sebanyak 67 KK yang terdiri 17 KK berasal dari pulau Jawa dan 50

KK dari APPDT. Sampai dengan kondisi terakhir jumlah tambak yang dapat

dikerjakan adalah sebanyak 376 petak tambak, sedangkan rumah yang tersedia

yang dibangun melalui Daftar Isian Proyek (DIP) Departemen Transmigrasi

untuk plasma adalah sebanyak 400 unit rumah yang berarti target penempatan

transmigrasi sebanyak 400 KK petani plasma tidak dapat dipenuhi, hal ini

disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan.

Komoditas udang yang dibudidayakan adalah udang windu (Pennaeus

monodon). Tingkat teknologi budidaya yang diterapkan pada awalnya adalah

diprogramkan untuk pola tebar dengan tingkat kepadatan benur sebanyak 4

Page 5: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

33

ekor/m2. Namun dalam perjalanannya terjadi perubahan pola padat tebar benur

yaitu 1) Pola 4 – 6 ekor/m2, penebaran benur dimulai bulan Mei 1991, dan 2) Pola

20 ekor/m2, penebaran benur dimulai bulan September 1992, serta 3) Pola 15

ekor/m2, penebaran benur dimulai bulan Pebruari 1993. Pengambilan air laut

(intake) sebagai sumber air untuk budidaya udang pada awal pembangunan

proyek dilakukan melalui Sungai Pasir yang merupakan anak sungai di dekat

muara Sungai Sambas Besar. Karena adanya faktor kendala penebaran benur

akibat rendahnya kadar garam (salinitas) perairan pada periode tertentu saat

musim penghujan, maka dilakukan pekerjaan pembuatan saluran (sudetan)

langsung ke Laut Cina Selatan yang bersifat sementara melalui tambak Dinas

Perikanan Propinsi Kalimantan Barat dengan tujuan untuk meningkatkan kadar

salinitas yang dibutuhkan pada saat penebaran benur. Sudetan saluran tersebut

mengandung kelemahan dari segi teknis budidaya karena letaknya yang

memperpendek jarak antara saluran pemasukan (intake) dengan saluran sekunder

pembuang (secondary drainage canal). Berdasarkan pengalaman tersebut, maka

dilakukan pekerjaan pembuatan saluran permanen yang berlokasi tepat di antara

muara Sungai Sambas Besar dan Laut Cina Selatan sebagai sumber untuk

pengambilan air laut.

4.2.3. Pembinaan plasma

Pembinaan plasma dari aspek sosial dilakukan oleh Departemen

Transmigrasi, yang pelaksanaannya di lokasi permukiman transmigrasi dibawah

koordinasi kepala unit permukiman transmigrasi (KUPT), sedangkan pembinaan

plasma dari aspek teknis budidaya udang dilakukan oleh perusahaan inti yang

pada tingkat operasional di lapangan dilakukan oleh badan pengelola. Sistematika

pelaksanaan pembinaan plasma oleh badan pengelola untuk teknis budidaya

udang pada proyek TIR transmigrasi Jawai dapat dijabarkan pada Gambar 3.

Page 6: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

34

Gambar 3. Sistematika pembinaan teknis budidaya

4.3. Gambaran fisik proyek

4.3.1. Sarana/prasarana pendukung

Lokasi proyek TIR transmigrasi Jawai yang dapat dikatakan terpencil yaitu

di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak positif

dan negatif dalam pengelolaan proyek. Aspek positif dari keberadaan lokasi

proyek yang terpencil diantaranya adalah lingkungan terutama perairan yang

belum tercemar, sedangkan aspek negatif adalah akses menuju lokasi proyek

terutama transportasi yang selain harus ditempuh melalui jalan darat juga melalui

sungai . Gambaran mengenai sarana/prasarana dalam mendukung kegiatan

operasional budidaya udang di lokasi proyek perintis TIR transmigrasi Jawai

dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Pengadaan sarana produksi tambak (saprotam).

Pengadaan pakan masih merupakan faktor pembatas karena harus didatangkan

dari Pulau Jawa karena belum ada pabrik pakan di Kalimantan Barat,

demikian juga untuk pengadaan kapur dan obat-batan. Pengadaan benur dapat

berasal dari benur lokal karena di Kalimantan Barat sudah terdapat perusahaan

pembibitan udang (hatchery), namun hatchery tersebut selama ini hanya

memproduksi benur udang windu (Pennaeus monodon). Pengadaan bahan

bakar minyak (BBM) khususnya solar dapat diakses melalui SPBU terdekat

yaitu dari kota Pemangkat melalui jalan sungai dengan menggunakan perahu

Site Manager

Kepala Divisi

Kepala Unit

Kepala Blok

Ketua Kelompok

Plasma

Anggota

Page 7: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

35

motor milik SPBU yang sudah dilengkapi dengan tanki solar yang

membutuhkan waktu perjalanan sampai ke lokasi proyek ± 20 menit.

2) Pemasaran

Perusahaan cold storage untuk menampung hasil produksi udang sudah

terdapat di kota Pontianak. Hal umum yang biasa dilakukan oleh cold storage

untuk pelaksanaan sizing dan penimbangan hasil panen biasanya dilakukan di

lokasi tambak, tetapi untuk hasil panen yang relatif sedikit biasanya dilakukan

oleh para pengumpul udang lokal yang tersebar di beberapa tempat kota

kecamatan.

3) Transportasi

Akses menuju lokasi proyek dari Kota Pemangkat dilakukan melalui

transportasi air yaitu menyeberangi muara Sungai Sambas Besar. Sarana

transportasi air dalam menunjang operasional proyek dapat dilakukan dengan

menggunakan perahu motor air milik masyarakat setempat, sedangkan untuk

kegiatan bongkar muat barang dilakukan oleh buruh setempat.

4.3.2. Fisik tambak

Kondisi fisik tambak pada saat awal pembangunan proyek

Luas bersih setiap petak tambak adalah 4.500 m2, sedangkan luas kotor

tambak yang dihitung berdasarkan dari as ke as adalah 5.000 m2. Satu deret petak

tambak yang berdampingan disebut Jalur, sedangkan diantara dua jalur tambak

yang ditengahnya terdapat saluran tersier pemasukan (STP) disebut Blok.

Kumpulan beberapa Blok disebut Unit. Berikut ini adalah tata letak tambak yang

terdapat pada Proyek Perintis TIR Transmigrasi Jawai, yaitu a) Unit I terdiri dari

Jalur A, B, C, D, E dan F atau Blok AB, CD dan EF, b) Unit II terdiri dari Jalur G,

H, I, J, K, L dan LL atau Blok GH, IJ, KL dan LL, c) Unit III terdiri dari Jalur M,

N, O, P, Q dan R atau Blok MN,OP dan QR, d) Unit IV terdiri dari Jalur S, T, U,

V dan W atau Blok ST, UV dan W, e) Unit V terdiri dari Jalur X dan Y atau Blok

XY. Sebagai gambaran mengenai tata letak (lay out design), sarana dan prasarana

tambak dapat dilihat pada Lampiran 3.

Sistim irigasi pertambakan pada proyek perintis TIR transmigrasi Jawai

sudah sesuai dengan persyaratan teknis budidaya karena sudah terpisah antara

Page 8: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

36

saluran pemasukan (supply) dengan saluran pembuangan (drainage). Gambaran

mengenai sistem tata air dalam satu blok dapat dilihat pada Gambar 4.

Laut

Sal. Saluran tersier pembuang (drainage) →

Sek.

Suplai

Sal.

Pump → Saluran tersier pemasukan (supply) Sek.

Drain

Saluran tersier pembuang (drainage) →

Dari Saluran Primer Suplai

Gambar 4. Tata air tambak untuk satu blok

Menurut PT. Lenggogeni (1990), berdasarkan hasil pengukuran topografi

diperoleh elevasi lahan rata-rata adalah + 1,50 m sedangkan untuk kisaran pasang

rata-rata air laut (tidal range) adalah 1,42 m sehingga tidak terjadi genangan

selama pasang tinggi. Hal ini berarti energi pasang surut tidak dapat digunakan

untuk pengairan budidaya udang. Oleh karena itu untuk mengalirkan air ke petak

tambak harus menggunakan alat bantu pompa. Untuk lebih jelasnya tentang

mekanisme dan gambaran elevasi tata air saluran pemasukan (supply canal) dapat

dilihat pada Gambar 5.

Sal. Tersier Pemasukan Pompa

+ 3.15

Keterangan :

Amplitudo Pasang Surut

+ 1.50 1.40 (HHWL)

+ 1.15 Tanah Dasar Asli

Berm

Dasar Tambak 0.00 (LLWL)

- 1.00

Sal. Sekunder Pemasukan

- 2.00

Sal. Primer Pemasukan

Muara Sungai Sambas

Gambar 5. Elevasi tata air tambak saluran pemasukan (supply canal)

Page 9: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

37

Tata air pada saluran pemasukan (supply canal) dapat dijabarkan sebagai

berikut: 1) muara sungai Sambas Besar yang berbatasan langsung dengan laut

Cina Selatan adalah merupakan sumber air pemasukan untuk budidaya udang. 2)

dari muara tersebut pada saat pasang air mengalir melalui saluran intake dari laut

kemudian menuju saluran primer sampai ke saluran sekunder pemasukan. 3) dari

saluran sekunder pemasukan, karena adanya perbedaan elevasi air dialirkan ke

saluran tersier pemasukan yang terbuat dari beton dengan menggunakan pompa.

4) dari saluran tersier pemasukan tersebut air di distribusikan melalui inlet ke

masing-masing petak tambak.

Tata air pada saluran pembuangan (drainage canal) dapat dijabarkan

sebagai berikut: 1)dari petak tambak air dibuang melalui outlet, kemudian 2) dari

outlet tambak air dialirkan melalui saluran tersier pembuang menuju saluran

sekunder pembuang dan 3) dari saluran sekunder pembuang, kemudian air

mengalir langsung menuju laut Cina Selatan. Sebagai gambaran tentang elevasi

tata air pada saluran pembuangan (drainage canal) dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Elevasi tata air tambak saluran pembuangan (drainage canal)

Pembangunan fisik proyek perintis TIR transmigrasi Jawai dimulai pada

bulan September 1990 yang meliputi pekerjaan pembangunan saluran irigasi dan

pencetakan tambak. Tabel 4 merupakan gambaran dimensi konstruksi pada saat

awal pembangunan fisik tambak yang dalam penelitian ini menjadi pedoman

dasar perhitungan total biaya investasi pekerjaan rehabilitasi konstruksi tambak

dalam rangka untuk mengoperasikan kembali proyek TIR transmigrasi Jawai.

Tanggul Tambak

+ 2.65

Permukaan air tambak

+ 1.50

+ 1.15 Tanah Dasar Asli

Berm

Dasar Tambak

0.00

Sal. Tersier Pembuang

- 1.00

Sal. Sekunder Pembuang

Laut Cina Selatan

Page 10: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

38

Tabel 4. Dimensi saat awal pembangunan konstruksi tambak

DIMENSI AWAL PEMBANGUNAN

JENIS KONSTRUKSI LA LB H Vol/m' P Vol Total

(m) (m) (m) (m3) (m) (m3)

Saluran Pemasukan (Supply)

1. Saluran Intake Laut 20.00 9.50 3.50 51.63 1,500.00 77,437.50

2. Saluran Primer Ruas I 20.00 9.50 3.50 51.63 885.00 45,688.13

3. Saluran Primer Ruas II 17.00 6.50 3.50 41.13 1,650.00 67,856.25

3. Saluran Primer Ruas III 16.50 6.00 3.50 39.38 1,225.00 48,234.38 4. Saluran Sekunder I 15.00 6.00 3.00 31.50 600.00 18,900.00

5. Saluran Sekunder II 15.00 6.00 3.00 31.50 600.00 18,900.00

6. Saluran Sekunder III 15.00 6.00 3.00 31.50 150.00 4,725.00 7. STP Beton Semen 1.70 1.30 0.75 8,950.00

8. STP Gravitasi (Tanah) 6.00 0.00 1.50 5.63 450.00 2,531.25

J u m l a h 16,010.00 284,272.50

Saluran Pembuangan (Drainage)

1. Saluran Sekunder I 12.00 4.50 2.50 20.63 2,320.00 47,850.00

2. Saluran Sekunder II 18.00 10.50 2.50 35.63 1,480.00 52,725.00

3. Saluran Sekunder III 18.00 10.50 2.50 35.63 1,275.00 45,421.88

3. Saluran Tersier Pembuangan 6.00 1.50 1.50 5.63 9,820.00 55,237.50

J u m l a h 14,895.00 201,234.38

Fisik Tambak (Petak) 376

1. Tanggul STD 2.00 6.50 1.50 6.38 50.00 120,487.50

2. Tanggul Antara Tambak 1.50 6.00 1.50 5.63 100.00 212,625.00

3. Tanggul STP 6.00 11.40 1.80 7.83 50.00 147,987.00

J u m l a h 75,200.00 481,099.50

Sumber : PT. Ciptawindu Khatulistiwa (1996)

Keterangan : LA = Lebar Atas P = Panjang

LB = Lebar Bawah Vol/m' = Volume per meter

H = Dalam atau Tinggi Vol Total = Volume Total

Kondisi fisik tambak pada saat pengamatan

Pada bulan Maret 2006 telah dilakukan pengamatan dan inventarisasi di

lapangan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi terakhir fisik tambak di lokasi

proyek perintis TIR Transmigrasi Jawai. Hasil pengamatan di lapangan dari segi

lay out design didapatkan bahwa hampir semua petak tambak sepanjang pantai

rusak terkena abrasi dengan perincian sebagai berikut :

- Tambak yang rusak parah dan tidak dapat difungsikan karena terkena abrasi

sebanyak 81 petak.

- Tambak yang tidak layak operasional karena terkena abrasi dengan kriteria

mengalami kerusakan tanggul dan atau outlet yang akan membahayakan pada

saat operasional budidaya sebanyak 33 petak.

- Tambak yang masih utuh (tidak rusak) sebanyak 15 petak, namun tambak

tersebut tidak dapat difungsikan mengingat bangunan saluran tersier

pemasukan sebagai sumber suplai air sudah rusak terkena abrasi.

Page 11: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

39

Kondisi fisik tambak telah mengalami kerusakan dan perubahan dimensi

akibat karena adanya abrasi dan karena tidak adanya pekerjaan maintenance sejak

proyek ini stagnan pada tahun 1996. Tabel 5 menggambarkan kondisi terakhir

dimensi konstruksi tambak berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran di

lapangan pada bulan Maret 2006.

Tabel 5. Dimensi konstruksi tambak pada saat pengamatan

DIMENSI PADA SAAT PENGAMATAN

LA LB H Vol/m' P Vol Total SELISIH

JENIS KONSTRUKSI

(m) (m) (m) (m3) (m) (m3) (%) (m3) (%)

Saluran Pemasukan

1. Saluran Intake Laut 20.00 14.00 1.30 22.10 1,500.00 33,150.00 42.81 44,287.50 57.19

2. Saluran Primer Ruas I 19.00 10.00 1.10 15.95 885.00 14,115.75 30.90 31,572.38 69.10

3. Saluran Primer Ruas II 17.00 8.00 1.00 12.50 1,650.00 20,625.00 30.40 47,231.25 69.60

3. Saluran Primer Ruas III 16.00 7.00 1.00 11.50 1,225.00 14,087.50 29.21 34,146.88 70.79

4. Saluran Sekunder I 14.00 5.00 0.80 7.60 385.05 2,926.38 24.13 9,202.70 75.87

5. Saluran Sekunder II 14.00 5.00 0.80 7.60 375.05 2,850.38 24.13 8,963.70 75.87

6. Saluran Sekunder III 15.00 6.00 2.50 26.25 41.90 1,099.88 83.33 219.98 16.67

7. STP Beton Semen 1.70 1.30 0.75 5,950.00

8. STP Gravitasi (Tanah) 6.00 0.00 1.00 3.00 450.00 1,350.00 53.33 1,181.25 46.67

J u m l a h 12,462.00 90,204.89 33.78 176,805.62 66.22

Saluran Pembuangan

1. Saluran Sekunder I 11.00 2.50 1.00 6.75 2,098.30 14,163.53 32.73 29,113.91 67.27

2. Saluran Sekunder II 16.00 3.00 1.00 9.50 1,419.70 13,487.15 26.67 37,089.66 73.33

3. Saluran Sekunder III 16.00 3.00 1.00 9.50 1,216.80 11,559.60 26.67 31,788.90 73.33

3. Sal. Tersier

Pembuangan 4.50 1.00 0.90 2.48 6,146.65 15,212.96 44.00 19,361.95 56.00

J u m l a h 10,881.45 54,423.23 31.68 117,354.42 68.32

Fisik Tambak (Petak) 247

1. Tanggul STD 1.50 7.00 1.00 4.25 50.00 52,912.50 66.67 26,456.25 33.33

2. Tanggul Antara Tambak 1.00 6.50 1.00 3.75 100.00 93,375.00 66.67 46,687.50 33.33

3. Tanggul STP 5.00 12.00 1.75 7.44 50.00 92,596.88 94.99 4,886.63 5.01

J u m l a h 49,400.00 238,884.38 75.38 78,030.38 24.62

Tabel 5 memperlihatkan perbandingan perubahan dimensi konstruksi

tambak akibat dari adanya penyusutan tanggul tambak dan pendangkalan saluran

dari saat awal pembangunan sampai dengan bulan Maret 2006. Untuk saluran

irigasi tambak baik pemasukan maupun pembuangan telah mengalami

pendangkalan yang bervariasi antara 16,67% sampai 75,87%, sedangkan

Page 12: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

40

penyusutan tanggul tambak sebesar 33,33%. Selisih volume pada Tabel 5 adalah

merupakan volume kegiatan yang harus dikerjakan dalam rangka normalisasi

konstruksi tambak agar tambak dapat dioperasikan kembali.

Akibat tambak tidak beroperasi (stagnan) sejak tahun 1996, beberapa

fasilitas tambak dilapangan didapati banyak yang sudah hilang atau rusak. Hasil

inventarisasi barang yang masih tersisa pada lokasi proyek perintis TIR

transmigrasi Jawai dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil inventarisasi barang di lokasi proyek

JENIS BARANG SPESIFIKASI LOKASI JUMLAH KETERANGAN

Peralatan Tambak

1. Generator setting 250 KVA Unit I, II, III, IV Tidak jelas Tidak Jelas

125 KVA Unit I, II Tidak jelas Tidak Jelas

2. Pompa Centrifugal 12 inchi STP 2 per Blok Tidak ada

3. Kincir Air

Paddle Wheel

1 PK Petak Tambak 4 per Petak Tidak ada

Peralatan Listrik

1. Kabel Listrik NYA Petak Tambak - Tidak ada

NYY Petak Tambak - Tidak ada

2. Tiang Listrik Kayu Petak Tambak - Tidak ada

3. Lampu Penerangan TL 20 Watt Petak Tambak 3 per Petak Tidak ada

Sarana Tambak

1. Pintu Inlet Beton Semen Petak Tambak 1 per Petak Rusak Parah

2. Pintu Outlet Beton Semen Petak Tambak 1 per Petak Kondisi 80 %

3. Jembatan Ancho Kayu Petak Tambak 4 per Petak Tidak ada

Bangunan

1. Kantor Kayu Unit I 1 Ada

2. Mess Karyawan Kayu Unit I/II, III/IV 2 Ada

3. Gudang Saprotam Kayu Unit I 1 Ada

4. Bengkel Kayu Unit I 1 Ada

5. Rumah Genset Kayu Unit I, II, III/IV 3 Ada

6. Rumah Jaga Tambak Kayu Setiap Blok 4 per Blok Tidak ada

7. Pos Satpam Kayu Unit I, III/IV 2 Tidak ada

8. Rumah Pompa Kayu STP 1 per Blok Tidak ada

9. Talang Air Pompa Kayu STP 1 per Blok Tidak ada

Keterangan : STP = Saluran Tersier Pemasukan (supply)

Page 13: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

41

Dalam rangka untuk rehabilitasi konstruksi dan mendisain ulang kawasan

proyek perintis TIR transmigrai Jawai agar dapat beroperasi kembali, berdasarkan

pertimbangan faktor teknis maka tambak sepanjang pantai sebanyak 129 petak

yaitu 2 (dua) jalur dari unit I sampai IV dan 1 (satu) jalur di unit V akan

dikorbankan untuk dijadikan green belt. Dengan demikian sisa tambak yang

layak operasional adalah sebanyak 247 petak, tetapi yang akan dikembangkan

untuk operasional budidaya adalah hanya 237 petak sedangkan 10 petak

diperuntukan sebagai fasilitas petak penelitian / percobaan (research and

development). Gambaran rencana mengenai perubahan tata letak (lay out design)

tambak akibat adanya abrasi dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.4. Model Pengelolaan

4.4.1. Aspek bioteknis

Kesesuaian lahan

Data hasil evaluasi atas parameter kesesuaian lahan berdasarkan data

sekunder dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 memperlihatkan salinitas dalam

keadaan normal, hal ini disebabkan karena letak posisi proyek yang dekat dengan

laut dan dikelilingi oleh perairan, maka dengan demikian kondisi fisik lingkungan

di lokasi tersebut dipengaruhi oleh pasang surut Laut Cina Selatan. Secara umum

pH, oksigen terlarut, amoniak dan nitrit memperlihatkan keadaan normal. Hal ini

berarti parameter kualitas air adalah layak untuk budidaya udang. Secara garis

besar tekstur tanah di lokasi proyek adalah clay antara 82,78 sampai 85,81%. pH

tanah dalam kategori normal dengan kisaran 8. Kadar kalium, natrium dan

kalsium termasuk kategori rendah yaitu kurang dari 1%. Sedangkan kadar besi,

aluminium dan FeS2 cukup tinggi. Oleh karena itu diperlukan ekstra hati-hati

dalam pengolahan tambak sehingga diperlukan ekstra penggunaan kapur untuk

mengantisipasi hal tersebut.

Page 14: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

42

Tabel 7. Parameter kesesuaian lahan dari data lapangan

No P a r a m e t e r D a t a

A. Kualitas Air

1 Salinitas ( ‰ ) 20 – 25

2 Suhu (ºC) 29

3 pH 7,1

4 Oksigen (mg/l) 5,90

5 Amoniak (mg/l) 0,01

6 Nitrit (mg/l) 0,03

B. Tanah

1 Tekstur

- Sand (%) 12,39 - 14,31

- Clay (%) 82,78 - 85,81

- Dust (%) 1,80 - 2,31

2 pH H2O 7,80 - 8,60

3 Kalium (K) 0,92 - 0,96

4 Natrium (Na) 0,07 - 0,08

5 Calcium (Ca) 0,76 - 0,86

6 Besi (Fe) 4,43 - 4,57

7 Aluminium (Al) 8,11 - 8,96

8 FeS2 1,35 - 1,94

Sumber: PT. Ciptawindu Khatulistiwa, penyajian evaluasi lingkungan

Proyek perintis TIR Transmigrasi Jawai (1992)

Data parameter kesesuaian lahan yang dikutip dari sumber pustaka

Penyajian Evaluasi Lingkungan (PEL) Proyek Perintis TIR Transmigrasi Jawai di

Kabupaten Daerah Tingkat II Sambas Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan

Barat Tahun 1992 sampai dengan saat penelitian dilakukan masih layak

digunakan sebagai acuan dalam evaluasi kesesuaian lahan , hal ini didasarkan

karena 1) personil yang terlibat dalam penyusunan pustaka Penyajian Evaluasi

Lingkungan (PEL) tersebut adalah orang yang kompeten dalam bidangnya, 2)

kondisi lingkungan pada tahun 1992 dibandingkan dengan kondisi pada saat

penelitian adalah relatif sama karena tidak ada kegiatan pembangunan yang

menjadi sumber baru bagi potensi pencemaran perairan di sekitar lokasi proyek

dan 3) proyek perintis TIR transmigrasi Jawai dari tahun 1996 sampai dengan saat

ini dalam kondisi tidak beroperasi (stagnan).

Page 15: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

43

Daya dukung kawasan

Daya dukung kawasan dalam penelitian adalah berdasarkan pasokan air

laut yang masuk keperairan pantai dimana pasokan air laut tersebut menurut

Widigdo (2003) dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :

−=

θ tg

h2xhy 0,5V0

Vo = volume air laut yang masuk ke perairan pantai

h = kisaran pasang surut (tidal range) setempat

x = jarak dari garis pantai (pada waktu pasang) hingga lokasi intake air laut

untuk keperluan tambak

y = lebar areal tambak yang sejajar garis pantai

θ = kemiringan (kelandaian) dasar laut.

Berdasarkan perhitungan dengan formula rumus tersebut, diperoleh luas

tambak lestari sebesar 93,23 ha. Dengan luas bersih per petak tambak adalah

4.500 m2, maka berarti luas tambak lestari yang dapat dibangun adalah setara

dengan 207 petak tambak. Untuk lebih jelasnya mengenai detail perhitungan daya

dukung kawasan dapat dilihat pada Lampiran 2. Karena jumlah petak tambak

pada proyek TIR transmigrasi Jawai adalah 247 petak dan apabila semua petak

tambak tersebut beroperasi dalam waktu yang bersamaan, maka berarti keadaan

tersebut sudah melebihi dari batasan luas tambak lestari. Untuk mengatasi hal

tersebut diperlukan pengaturan pola tanam dalam pelaksanaannya agar pada saat

budidaya berlangsung jumlah petak tambak operasional tidak melampaui dari

kapasitas luas tambak lestari. Tabel 8 merupakan gambaran mengenai

perencanaan pola tanam budidaya udang dalam satu tahun.

Tabel 8. Perencanaan pola tanam budidaya udang dalam satu tahun

B u l a n

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

Petak tebar 41 41 41 41 41 42 41 41 41 41 41 42

Petak panen 0 0 0 0 41 41 41 41 41 42 41 41

Σ petak tebar 41 82 123 164 205 247 288 329 370 411 452 494

Σ petak panen 0 0 0 0 41 82 123 164 205 247 288 329

Σ petak operasi 41 82 123 164 164 165 165 165 165 164 164 165

Page 16: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

44

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa perencanaan pola tanam dengan

pengaturan jumlah tebar dalam setiap bulannya akan dapat diprediksi kapan waktu

pelaksanaan panen (diasumsikan pemeliharaan selama empat bulan). Berdasarkan

pola tanam tersebut terlihat bahwa jumlah petak operasional pada setiap bulan

menunjukkan pada kisaran antara 164 sampai 165 petak tambak. Hal ini berarti

bahwa dengan perencanaan pola tanam yang benar akan didapatkan jumlah petak

tambak maksimum yang beroperasi secara bersamaan masih dibawah dari batas

toleransi luas tambak lestari.

Faktor utama yang menyebabkan proyek TIR Transmigrasi Jawai

mengalami stagnasi adalah adanya serangan wabah penyakit white spot pada

tahun 1995. Berdasarkan pengalaman tersebut maka sebagai solusi untuk

mengatasi hal tersebut tidak terulang kembali dipilih udang Vaname sebagai

komoditas yang direncanakan akan dibudidayakan pada proyek TIR transmigrasi

Jawai. Udang Vaname dipilih sebagai komoditas yang akan dibudidayakan karena

mempunyai kelebihan sebagai berikut 1) jenis ini lebih tahan terhadap serangan

penyakit virus white spot, 2) dapat bertahan hidup dengan normal pada kisaran

salinitas diatas 38 ‰ dan dibawah 10 ‰ dan 3) bisa menghasilkan produktifitas 9

sampai 11 ton dengan padat tebar 80 ekor/m2 dengan FCR 1,3-1,5 dan SR

mencapai 80%.

4.4.2. Analisis finansial

Biaya investasi rehabilitasi tambak

Berdasarkan hasil pengamatan pada penelitian ini yaitu dari gambaran

keadaan fisik tambak dan sarana yang masih tersisa, kemudian dilakukan

inventarisir dan analisis kebutuhan biaya untuk perhitungan pekerjaan rehabilitasi

tambak dalam rangka untuk mengoperasikan kembali kawasan proyek perintis

TIR transmigrasi Jawai. Analisis harga satuan pekerjaan mekanis pada Lampiran

5 dan analisis harga satuan pembangunan saluran tersier pemasukan pada

lampiran 6 digunakan sebagai dasar untuk melakukan perhitungan biaya pekerjaan

rehabilitasi konstruksi sesuai dengan volume yang harus dikerjakan yang tertera

pada Tabel 5. Sedangkan perhitungan biaya pekerjaan listrik, peralatan

operasional tambak dan bangunan dilakukan dengan cara pendekatan yang

disesuaikan dengan harga yang berlaku pada Juli 2006. Dari hasil analisis

Page 17: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

45

perhitungan tersebut diperoleh total biaya yang diperlukan untuk biaya investasi

adalah sebesar Rp. 20.776.442.122. Rincian analisis perhitungan total kebutuhan

biaya investasi pembangunan proyek TIR transmigrasi Jawai dapat dilihat pada

Lampiran 7.

Analisis kelayakan usaha tambak

Berdasarkan hasil dari perhitungan kebutuhan biaya investasi dan analisis

daya dukung kawasan, kemudian dilakukan analisis terhadap teknologi budidaya

yang akan diterapkan di lokasi proyek. Pertimbangan aspek teknis budidaya yang

akan diterapkan adalah dengan cara meminimumkan beban lingkungan yaitu

dengan mengupayakan padat penebaran benur yang rendah tetapi secara ekonomis

layak untuk diusahakan. Berdasarkan hal tersebut didapatkan penerapan teknologi

budidaya adalah dengan teknologi intensif dengan padat tebar 80 ekor/m2.

Analisis finansial dilakukan terhadap 237 petak tambak dengan asumsi bahwa 1)

permodalan didapatkan dari pinjaman (kredit) bank yaitu untuk kredit investasi

dan kredit modal kerja dengan tingkat suku bunga 16%, 2) kredit investasi sebesar

70% adalah berupa pinjaman dari bank yaitu sebesar Rp. 14.543.495.000 dan 30%

adalah modal sendiri yaitu sebesar Rp. 6.232.927.000, sedangkan 3) faktor

keberhasilan produksi diperkirakan sebesar 70%. Berdasarkan hasil perhitungan

didapatkan total kebutuhan modal kerja sebesar Rp. 10.959.486.000 dan total

biaya proyek sebesar Rp. 31.735.908.000. Hasil perhitungan analisis biaya dan

manfaat (cost benefit analysis) adalah 1) net present value (NPV) =

34.416.184.000, net benefit cost ratio (Net B/C) = 1,10 dan 3) internal rate of

return (IRR) = 30,68%, dan biaya titik impas (BEP) sebesar Rp. 26.466/kg yang

tercapai pada produksi 3,629 ton/petak tambak. Rincian perhitungan analisis

finansial tersebut dapat dilihat pada Lampiran 8 sampai 21. Dari hasil perhitungan

tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha budidaya dengan komoditas

udang vaname dengan kepadatan tebar benur 80 ekor/m2

adalah layak untuk

diusahakan.

Page 18: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

46

4.4.3. Analisis kelembagaan

Karakteristik produktifitas plasma

Target produksi yang ditetapkan pada setiap pola tebar dalam pengelolaan

teknis budidaya udang windu pada proyek perintis TIR Transmigrasi jawai adalah

sebagai berikut 1) Padat penebaran 4 ekor/m2, target produksi = 400 kg, 2) Padat

penebaran 20 ekor/m2, target produksi = 1.600 kg, 3) Padat penebaran 15 ekor/m

2,

target produksi = 1.200 kg. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan dalam

penelitian ini, Tabel 9 merupakan gambaran hasil panen plasma dalam pencapaian

target produksi pada proyek perintis TIR transmigrasi Jawai.

Tabel 9. Realisasi hasil panen terhadap pencapaian target produksi

KEPADATAN

4 ekor/m2

20

ekor/m2

15

ekor/m2

TOTAL

Target Panen per petak (kg) 400 1600 1200

Jumlah Petak Panen 146 65 989 1200

Panen rata-rata per petak (kg) 311.63 1,152.07 1,280.21

Pencapaian Target (%) 77.91 72.00 106.68

Jumlah Petak mencapai Target 48 30 232 310

Pencapaian Target (%) 32.88 46.15 23.46 25.83

PERIODE MUSIM TANAM (15 ekor/m2)

I II III IV V

Target Panen per petak (kg) 1200 1200 1200 1200 1200

Jumlah Petak Panen 274 268 245 158 44

Panen rata-rata per petak (kg) 1,212.89 1,463.30 1,340.85 1,099.73 894.67

Pencapaian Target (%) 101.07 121.94 111.74 91.64 74.56

Jumlah Petak mencapai Target 34 105 69 18 6

Pencapaian Target (%) 12.41 39.18 28.16 11.39 13.64

Dari Tabel 9 dapat dijabarkan sebagai berikut :

- Dari keseluruhan petak tambak panen yang dianalisis (1.200 petak tambak)

pada pola penebaran benur 4, 20 dan 15 ekor/m2

didapatkan bahwa jumlah

Page 19: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

47

petak tambak yang mencapai target produksi sebanyak 310 petak tambak

(25,83%), yang berarti sebanyak 990 petak tambak (74,17%) gagal dalam

mencapai target produksi.

- Berdasarkan pola tebar maupun periode musim tanam didapatkan bahwa

prosentase pencapaian target pada rata-rata hasil panen per petak tambak

adalah selalu lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah petak tambak yang

mencapai target produksi, bahkan pada pola tebar 15 ekor/m2

didapatkan

bahwa jumlah petak tambak yang mencapai target sebesar 23,46% tetapi hasil

panen rata-rata per petak telah melampaui target yaitu 106,68%.

- Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil panen plasma

adalah bervariasi antar petak tambak.

Plasma yang ada pada proyek perintis TIR Transmigrasi Jawai terdiri dari

4 kelompok yaitu dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Penduduk Lokal

atau APPDT. Oleh karena itu plasma pada proyek perintis TIR transmigrasi Jawai

dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok berdasarkan daerah asal (dasal). Pada

Tabel 10 dapat dilihat jumlah total hasil panen rata-rata per petak tambak

berdasarkan daerah asal.

Tabel 10. Hasil panen plasma berdasarkan daerah asal transmigran

Dari Tabel 10 tersebut diatas dapat dilihat bahwa plasma yang berasal dari Jawa

Tengah (Jateng) mempunyai produktifitas yang paling tinggi dengan total rata-rata

hasil panen per petak tambak sebanyak 1.273,55 kg, kemudian disusul berturut-

turut Jawa Timur (Jatim) sebanyak 1.218,85 kg, Jawa Barat (Jabar) sebanyak

Daerah Asal (Dasal) Rata-rata Berat Per Petak

(kg)

- 816.90

APPDT 1,057.75

Jawa Barat 1,118.64

Jawa Tengah 1,273.55

Jawa Timur 1,218.85

Page 20: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

48

1.118,64 kg dan yang paling rendah produktifitasnya adalah plasma lokal atau

yang biasa disebut APPDT yaitu sebanyak 1.057,75 kg.

Plasma APPDT menempati posisi paling rendah produktifitasnya hal ini

disebabkan karena karateristik plasma transmigran lokal atau APPDT dapat

dikatakan baru mengenal usaha pertambakan karena sebelum ada proyek perintis

TIR transmigrasi Jawai ini mereka mempunyai latar belakang mata pencaharian

yang tidak berhubungan dengan usaha budidaya udang di tambak. Sedangkan

plasma transmigran yang didatangkan dari pulau Jawa pada umumnya berasal dari

daerah-daerah yang lingkungannya merupakan daerah usaha pertambakan udang

di pulau Jawa. Jadi dapat dikatakan bahwa karakteristik transmigran dari pulau

Jawa sudah lebih familier dengan dunia tambak udang dibandingkan plasma lokal.

Oleh karena itu tujuan mendatangkan transmigran dari pulau jawa tersebut adalah

diharapkan mereka dapat menjadi mediator dalam transfer teknologi budidaya

udang di daerah yang baru.

Spatial autocorrelation

Hasil analisis spatial autocorrelation dengan menggunakan perhitungan

indeks Moran (I) pada pola tebar 15 ekor/m2 berdasarkan periode musim tanam

dan tahun dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil perhitungan analisis spatial autocorrelation

PERIODE Indeks

Moran ( I ) TAHUN

Indeks

Moran ( I )

Musim Tanam ( I ) Random ( I ) Random

Periode I 0.191875 -0.003663 1993 0.153122 -0.004219

Periode II 0.329885 -0.003745 1994 0.573217 -0.003891

Periode III 0.152293 -0.004098 1995 0.038725 -0.004167

Periode IV 0.084252 -0.006369 Total 0.347446 -0.003663

Periode V 0.003755 -0.023256 (1993-1995)

Dari hasil perhitungan analisis spatial autocorrelation pada Tabel 11 dapat

dilihat bahwa pada umumnya pola tebar benur 15 ekor/m2 baik berdasarkan

periode musim tanam maupun tahun didapatkan hasil nilai Indeks Moran (I)

secara umum berada diatas nilai I (Random). Hal ini mengindikasikan bahwa hasil

Page 21: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

49

perhitungan indeks Moran (I) mengarah kepada autocorrelation positif, yang

berarti adanya kecenderungan hubungan antar petak tambak yang berdampingan

mencerminkan pola interaksi searah yaitu dengan pengaruh saling meningkatkan

hasil produksi.

Pada Tabel 11 berdasarkan tahun didapatkan pada tahun 1995 nilai indeks

Moran menurun tajam yaitu 0,038725, hal ini disebabkan karena pada tahun 1995

hasil panen plasma banyak mengalami kegagalan karena adanya serangan

penyakit white spot. Puncak serangan penyakit tersebut terjadi pada akhir tahun

1995 dimana pelaksanaan panen terpaksa dilakukan terhadap sejumlah besar petak

tambak yang belum waktunya untuk menghindari kerugian dan kematian massal

yang lebih banyak. Berdasarkan periode musim tanam didapatkan nilai indeks

Moran tertinggi puncaknya pada periode II, hal ini juga dapat dilihat pada Tabel 9

dimana hasil panen rata-rata per petak tambak tertinggi jatuh pada periode II yaitu

1.463,30 kg. Berdasarkan tahun didapatkan nilai indeks Moran tertinggi pada

tahun 1994, sedangkan pada Lampiran 21 dapat dilihat bahwa grafik tertinggi

rata-rata hasil panen plasma juga terjadi pada tahun 1994. Fenomena ini

memberikan gambaran bahwa semakin tinggi nilai indeks Moran maka semakin

tinggi pula hasil panen plasma. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

semakin tinggi nilai indeks Moran berarti kerjasama kelompok plasma dalam satu

hamparan akan semakin baik yang pada kenyataannya juga akan berdampak pada

hasil panen plasma.

Hasil analisis spatial autocorrelation berdasarkan perhitungan indeks

Moran (I) tersebut pada aplikasi pelaksanaan dilapangan dipengaruhi oleh 1)

sistem pembinaan yang dilakukan petugas penyuluh lapangan (PPL) dari

perusahaan inti dan juga 2) interaksi antar plasma di lapangan pada saat

pelaksanaan operasional budidaya berlangsung. Hasil perhitungan tersebut juga

menggambarkan bahwa hubungan plasma antar petak tambak yang berdampingan

akan lebih berpengaruh dibandingkan dengan antar plasma dengan petak tambak

yang berjauhan. Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa karakteristik

produktifitas plasma berbeda menurut kelompok daerah asal. Oleh karena itu hasil

perhitungan analisis spatial autocorrelation tersebut dapat digunakan sebagai

acuan dalam penempatan transmigran, yaitu dengan cara tidak menempatkan

Page 22: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

50

plasma secara berdampingan menurut kelompok daerah asal yang sama dalam

rangka untuk transfer teknologi yang lebih merata sehingga diharapkan hasil

produksi menjadi meningkat.

Kelembagaan proyek

Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau

lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan

prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Di Indonesia kemudian

kemitraan diartikan sebagai hubungan bapak-anak angkat (foster father

partnerships), di mana bapak angkat sebagai inti sedangkan petani sebagai

plasma. Pola kemitraan yang dilaksanakan pada proyek perintis TIR Transmigrasi

Jawai adalah pola Inti - Rakyat yaitu pola kemitraan usaha tambak dengan bentuk

kontrak produksi antara perusahaan inti dan plasma, dimana perusahaan inti

berkewajiban menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen,

menampung, mengolah dan memasarkan hasil produksi serta mengusahakan

permodalan. Secara teoritis suatu kemitraan akan terjadi dan berjalan langgeng

bila memenuhi dua syarat yaitu syarat keharusan (necessary condition) dan syarat

kecukupan (sufficient condition) yaitu kebersamaan (cohesiveness).

Aturan main (rules of the game)

Proyek Perintis TIR Transmigrasi Jawai adalah merupakan sebuah proyek

percontohan transmigrasi umum dengan pola Tambak Inti Rakyat (TIR).

Pengembangan pola TIR diatur oleh Surat Keputusan Menteri Pertanian No.

334/Kpts/IK.210/6/1986. Dalam SK tersebut dinyatakan bahwa:

1. Di Pulau Jawa, setiap perusahaan tambak yang memiliki areal tambak diatas

30 ha harus menggunakan pola tambak inti rakyat dengan perbandingan 40

inti dan 60 plasma;

2. Diluar Pulau Jawa:

a. di lahan yang sudah berbentuk tambak, setiap perusahaan yang akan

melakukan penambahan areal diatas 50 ha harus menggunakan pola

tambak inti rakyat dengan perbandingan 40 inti dan 60 plasma;

Page 23: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

51

b. di lahan yang belum berbentuk tambak, setiap perusahaan yang akan

mengusahakan tambak diatas 100 ha harus menggunakan pola tambak inti

rakyat dengan perbandingan 40 inti dan 60 plasma;

Dalam SK Menteri Pertanian juga disebutkan bahwa perusahaan inti serta

plasma mempunyai masing-masing kewajiban agar terbina kerjasama yang saling

menguntungkan dan berkesinambungan. Kewajiban perusahaan inti adalah 1)

menyediakan dan atau membangun tambak plasma; 2) menyediakan saluran

pengairan yang diperlukan baik untuk tambak inti maupun plasma; 3)

memberikan bimbingan teknis pertambakan kepada petambak plasma sesuai

dengan perkembangan teknologi; 4) menyediakan sarana produksi untuk

memenuhi kebutuhan petambak plasma; 5) menampung seluruh hasil produksi

tambak plasma dengan syarat dan harga yang layak sesuai dengan pedoman yang

ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini Menteri Pertanian; 6) membantu

penyelesaian sertifikat lahan tambak plasma; 7) mempekerjakan calon petambak

plasma ditambak yang diusahakan selama tambak plasma dalam periode

konstruksi dan belum diserahkan kepada petambak plasma; dan 8) membantu

petambak plasma dalam pengurusan pencairan dan pengembalian kredit. Sedang

kewajiban petambak plasma adalah 1) mengusahakan tambak sesuai petunjuk

perusahaan inti; 2) menjual hasil produksi tambaknya kepada perusahaan inti

dengan syarat dan harga yang layak sesuai dengan pedoman yang ditetapkan

pemerintah dalam hal ini Menteri Pertanian; 3) mengembalikan kredit sesuai

dengan jadwal waktu pada akad kredit; 4) tidak memindahkan haknya atas tambak

kepada pihak ketiga dalam waktu yang ditetapkan kecuali dalam rangka

pewarisan tanpa pemecahan lahan.

Sebagai implementasi dari pola kemitraan dalam pelaksanaannya proyek

perintis TIR transmigrasi Jawai telah melakukan beberapa kesepakatan yang

tertuang dalam perjanjian antara perusahaan inti dan plasma. Beberapa perjanjian

tersebut diantaranya adalah 1) surat kontrak kerjasama antara PT Ciptawindu

Khatulistiwa dengan petani tambak transmigrasi Jawai dapat dilihat pada

Lampiran 23, 2) surat perjanjian tentang kerjasama pengelolaan proyek TIR

transmigrasi Jawai antara PT. Ciptawindu Khatulistiwa dengan Koperasi Unit

Desa Cipta Bina Sejahtera dapat dilihat pada Lampiran 24, 3) surat perjanjian

Page 24: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

52

tentang kesepakatan pembelian sarana produksi tambak udang dan hasil tambak

udang antara PT. Ciptawindu Khatulistiwa dengan petani plasma tambak udang

proyek TIR Jawai dapat dilihat pada Lampiran 25dan 4) tata tertib persidangan

forum musyawarah petani tambak udang proyek TIR Transmigrasi di Jawai

Kalimantan Barat dapat dilihat pada Lampiran 26.

Rangkuman dari isi perjanjian dan kesepakatan antara perusahaan inti dan

plasma serta KUD pada pengelolaan proyek TIR transmigrasi Jawai tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a) peran perusahaan inti adalah 1) membangun tambak dengan segala sarana dan

prasarananya yang nantinya akan dibayarkan melalui bank dari kredit

investasi, 2) mengelola dana untuk modal kerja atas nama kredit plasma dari

bank Kalbar, 3) membeli hasil panen plasma sesuai dengan harga yang telah

disepakati, 4) sebagai penjamin (afalist) dari kredit investasi dan modal kerja,

5) memegang sertifikat tambak selama kredit belum lunas dan 6) membina

plasma dalam hal teknis budidaya.

b) peran plasma adalah 1) mengajukan kredit investasi dan modal kerja ke bank

Kalbar, 2) mencicil kredit investasi dengan cara pembayaran dipotong saat

panen, 3) menjual hasil panen ke perusahaan inti dan 4) patuh terhadap

instruksi pembina budidaya.

c) peran KUD adalah 1) merupakan wadah dari perwakilan plasma, 2) sebagai

perantara antara perusahaaan inti dan plasma serta bersama-sama dengan

perusahaan inti dalam mengusahakan kredit investasi dan modal kerja, 3)

mendapatkan komisi (fee) dari keuntungan penjualan udang dan pengadaan

sarana produksi tambak dan 4) bersama-sama dengan perusahaan inti

mengambil tindakan terhadap plasma yang tidak layak.

d) sebagai konsekuensi akibat kredit modal kerja dikelola perusahaan inti adalah

1) menyediakan tenaga pengelola, 2) menyediakan sarana penunjang seperti

laboratorium, hatchery dan cold storage, 3) menanggulangi keterlambatan

pengembalian kredit berikut bunga kepada bank dan 4) menanggulangi

kekurangan modal kerja plasma yang mengalami kerugian panen.

Page 25: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

53

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sudah terjadi

indikasi adanya keinginan bersama antara perusahaan inti dan plasma dalam

upaya untuk mencapai bentuk hubungan pola kemitraan yang lebih langgeng.

Dari aturan main (rules of the game) yang tertuang dalam perjanjian dan

kesepakatan antara perusahaan inti, plasma dan KUD tersebut ada beberapa hal

yang masih perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut dalam pelaksanaannya, yaitu;

1) besaran cadangan resiko 15% dari selisih antara harga penyesuaian dengan

harga jaminan, hal ini perlu dikaji lebih lanjut mengingat usaha tambak udang

adalah termasuk kategori usaha resiko tinggi (high risk) dan pada pelaksanaan

proyek TIR transmigrasi Jawai ternyata cadangan resiko tersebut tidak mencukupi

untuk menutupi kerugian hasil panen plasma, dan 2) belum masuknya komponen

maintenance dalam pemotongan hasil panen plasma, hal ini diperlukan untuk

biaya perawatan baik untuk peralatan operasional tambak maupun saluran irigasi

yang tidak sedikit memakan biaya. Disarankan komponen maintenance tersebut

dibebankan dalam hitungan tonase berat per kg udang hasil panen dan dikenakan

kepada seluruh plasma baik yang hasil panennya untung maupun yang merugi.

Hal ini dimaksudkan dalam rangka meningkatkan kesadaran plasma bahwa untuk

menuju keberhasilan proyek diperlukan semangat kebersamaan termasuk dalam

menanggung biaya perawatan infrastruktur yang telah dibangun.

Pengalaman pada pelaksanaan proyek TIR transmigrasi Jawai

menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa kelemahan aturan main (rules of the

game) pada pola TIR yang dampaknya akan sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan proyek. Berikut ini penjabaran kelemahan aturan main dan solusi

pada pola TIR, yaitu;

1. Kriteria proses penentuan sebagai plasma.

a) Plasma yang didatangkan dari pulau Jawa adalah merupakan kewenangan

dari Departemen Transmigrasi, sedangkan keanggotaan menjadi plasma

lokal (APPDT) adalah berdasarkan atas kompensasi kepada masyarakat

setempat akibat tanahnya terkena pembangunan lokasi proyek. Oleh

karena itu kelemahan pola TIR adalah seleksi plasma tidak didasarkan atas

kelayakan kemampuan seseorang dalam hal teknis pengelolaan budidaya

di lapangan.

Page 26: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

54

b) Solusi dari permasalahan tersebut adalah calon plasma tersebut harus

melalui tahap seleksi dilapangan yaitu dengan cara magang dan proses

magang inilah yang akan menentukan layak dan tidaknya seseorang ikut

menjadi anggota plasma TIR. Sedangkan untuk menghindari pemilik tanah

otomatis menjadi plasma TIR adalah dengan jalan memberikan

kompensasi ganti untung kepada masyarakat setempat yang tanahnya

terkena pembangunan proyek.

2. Kesulitan menerapkan sanksi.

a) Pada prakteknya sulit untuk menerapkan sanksi kepada pihak yang

melakukan kesalahan atau kelalaian di lapangan. Salah satu contoh adalah

keterlambatan perusahaan inti dalam pembayaran panen atau penebaran

benur dan juga adanya plasma yang tidak mematuhi aturan teknis

budidaya yang akan mengganggu jalannya proyek.

b) Solusi dari permasalahan tersebut adalah menerapkan aturan main yang

baku dan disepakati semua pihak yang didalamnya sudah mencakup siapa

yang mempunyai wewenang sebagai eksekutor, sehingga apabila terjadi

salah satu pihak melakukan kesalahan atau kelalaian (wan prestasi) maka

sistem atau aturan main tersebut dapat langsung diimplementasikan.

Dampak positif keberadaan proyek TIR Transmigrasi Jawai

Jika mengkaji uraian diatas maka keberadaan proyek tersebut seharusnya

akan memberikan dampak positif karena bukan hanya pihak-pihak yang berperan

seperti perusahaan inti, plasma dan KUD saja yang akan mendapatkan keuntungan

tetapi masyarakat setempat dan pemerintah daerah (Pemda) juga akan mendapat

keuntungan. Menurut Walhi (2004), dampak positif tersebut dapat dijabarkan

sebagai berikut :

Keuntungan swasta sebagai perusahaan inti

1. Perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya investasi dan Modal Kerja, hal ini

dapat dijabarkan sebagai berikut :

• Biaya pembangunan pencetakan tambak berasal dari kredit koperasi yang

nota bene adalah merupakan beban kredit Plasma.

Page 27: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

55

• Pembangunan saluran irigasi tambak irigasi untuk pertambakan

pembiayaannya dibantu dari dana Pemerintah, yaitu untuk pembangunan

saluran irigasi tambak pemasukan (primer dan sekunder) dan saluran

irigasi tambak pembuangan (sekunder dan tersier) dibiayai dari

Departemen Transmigrasi serta untuk saluran irigasi tambak tersier

pemasukan dibiayai dari Direktorat Jenderal Perikanan.

• Biaya untuk operasional budidaya udang (modal kerja) berasal dari kredit

koperasi yang merupakan beban kredit plasma.

2. Dari Proses Produksi Perusahaan mendapat keuntungan dari penjualan sarana

produksi tambak (saprotam) seperti benur, pakan, obat-obatan dan lain

sebagainya.

3. Perusahaan mendapat jaminan untuk mendapatkan udang hasil panen Plasma

sesuai dengan Perjanjian Inti – Plasma.

4. Perusahaan tidak mengeluarkan biaya upah kerja karena pinjaman biaya hidup

untuk setiap musim tanam menjadi beban kredit plasma yang nantinya akan

dipotong pada saat panen.

Keuntungan plasma sebagai peserta TIR

1. Plasma secara perorangan tanpa agunan bisa mendapatkan fasilitas pinjaman

dana dari bank yang dipergunakan untuk mengelola usaha budidaya udang di

tambak.

2. Plasma dengan cara mencicil kredit mempunyai prospek untuk dapat memiliki

tambak sendiri.

Keuntungan Pemda dengan adanya proyek TIR

1. Peluang untuk mendapatkan pendapatan asli daerah (PAD), misalnya retribusi

udang.

2. Merupakan pengembangan wilayah, karena daerah yang sebelumnya

merupakan daerah terisolir dapat menjadi sentra ekonomi baru. Hal ini

ditunjang karena adanya pembangunan jalan, permukiman transmigrasi,

fasilitas umum dan lain sebagainya.

3. Adanya multiplier effects sehingga membuka kesempatan lapangan kerja baru

seperti misalnya :

Page 28: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

56

- Terjadinya peningkatan aktifitas masyarakat setempat yang bekerja

menjadi buruh bongkar muat barang dengan kapasitas yang cukup besar

secara kontinyu dalam menunjang kegiatan operasional proyek.

- Terjadinya peningkatan jumlah alat transportasi baik darat maupun air

dalam menunjang aktifitas masyarakat seiring dengan pertambahan

jumlah penduduk.

- Tumbuhnya jenis usaha baru di lingkungan proyek seperti pedagang

makanan dan minuman, usaha pengumpul udang liar hasil tambak,

pertukangan, perbengkelan dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian mengenai dampak positif dengan keberadaan proyek tersebut,

maka dalam rangka upaya untuk mengoperasikan kembali proyek perintis TIR

transmigrasi Jawai perlu dilakukan suatu pengkajian tinjauan ulang (review)

tentang pelaksanaan pengelolaan proyek.

Mekanisme proses pencairan kredit

Salah satu tahap dalam pelaksanaan pola TIR dalam rangka memenuhi

pendanaan untuk operasional budidaya udang adalah pengajuan kredit kepada

perbankan. Pada proyek perintis TIR transmigrasi Jawai pelaksanaan akad kredit

dilakukan oleh dan atas nama plasma, sedangkan perusahaan inti berkewajiban

membantu proses pencairan kredit untuk plasma dan bertindak sebagai penjamin

(afalist).

Dari proses pencairan dan status akad kredit tersebut ternyata menjadi

awal dari permasalahan konflik yang sering terjadi dilapangan. Hal ini disebabkan

karena faktor perbedaan persepsi dari perusahaan inti maupun plasma. Pihak

perusahaan inti berpendapat bahwa sebagai afalist apabila terjadi kegagalan maka

pihak inti yang akan bertanggung jawab menanggung kerugian. Sedangkan di

pihak plasma berpendapat bahwa apabila terjadi kerugian maka plasma yang akan

menanggung hutang. Dengan adanya konflik karena perbedaan persepsi tersebut

pada prakteknya di lapangan berdampak terhadap pembinaan teknis budidaya

udang yang dilakukan oleh petugas penyuluh lapangan (PPL) yang nota bene

berstatus sebagai karyawan perusahaan inti. Hal ini tentunya akan menjadi serius

mengingat keberhasilan proyek ini sangat bergantung dari tingkat keberhasilan

budidaya udang dalam mencapai target produksi. Skema alur pelaksanaan

Page 29: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

57

pencairan kredit Proyek Perintis TIR Transmigrasi jawai dapat dilihat pada

Gambar 7.

Gambar 7. Skema alur pelaksanaan proses pencairan kredit

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka perlu kajian ulang

(review) mengenai proses pencairan dan status akad kredit agar tidak terjadi friksi

di lapangan yang akan dapat menjadi faktor penyebab kegagalan proyek. Solusi

yang dapat dilakukan adalah perusahaan inti yang melakukan akad kredit dan

sekaligus sebagai penjamin (afalist). Hal ini berarti mengandung konsekuensi

bahwa perusahaan inti bertanggung jawab penuh terhadap proses pengembalian

kredit. Kompensasi yang diberikan kepada perusahaan inti akibat dari pengalihan

status kredit tersebut adalah: perusahaan inti diberi wewenang menjadi komandan

di lapangan selama kredit belum lunas. Pemberian wewenang disini harus diatur

dan dibatasi agar tidak menjadi otoriter tetapi dalam konteks sebagai upaya

pelunasan kredit sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan. Skema alur

pencairan kredit yang direkomendasikan tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.

Bank Indonesia

Kredit KKPA

BPD Kalbar

Bank Pelaksana

KUD Cipta Bina Sejahtera

Plasma (Akad Kredit)

Calon Pemilik Tambak

LUNAS (Pemilik Tambak)

Perusahaan Inti

Penjamin (Afalist)

Pembinaan ( PPL )

Page 30: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

58

Gambar 8. Skema alur pencairan kredit yang direkomendasikan

Mekanisme pengelolaan

Kemitraan adalah suatu set kelembagaan dan rencana-rencana organisasi

yang menentukan bagaimana pihak-pihak yang terlibat (stakeholder)

bekerjasama. Sebuah rencana kemitraan bukanlah struktur hukum tentang hak dan

peraturan yang statis, tetapi merupakan proses yang dinamis untuk menciptakan

struktur kelembagaan baru. Sebagai sebuah proyek perintis, dalam

pelaksanaannya proyek TIR Transmigrasi Jawai belum mempunyai konsep pola

pengelolaan yang pasti sehingga dalam perkembangannya proyek ini sudah

banyak mengalami perubahan dalam mekanisme pengelolaannya. Perubahan

tersebut dimaksudkan agar proyek ini diharapkan dapat menemukan pola

pengelolaan yang terbaik.

Pada pelaksanaannya mekanisme pengelolaan proyek TIR transmigrasi

Jawai lebih banyak tergantung pada hasil negosiasi kesepakatan antara perusahaan

inti dan plasma (KUD), hal ini tentunya suatu saat dapat menjadi kendala apabila

terjadi kemacetan (dead lock) dalam mencapai kesepakatan tersebut. Dalam

kasus-kasus tertentu apabila terjadi permasalahan di lapangan Pemerintah Pusat

atau Pemerintah Daerah selaku pembina proyek TIR transmigrasi berperan serta

melakukan pertemuan sebagai mediator dalam menyelesaikan permasalahan

tersebut. Mekanisme pengelolaan pada pelaksanaan proyek perintis TIR

transmigrasi Jawai dapat dilihat pada Gambar 9.

Bank Indonesia

Kredit KKPA

Bank Kalbar

Bank Pelaksana

Perusahaan Inti

(Akad Kredit & Penjamin)

Pembinaan (PPL) Calon Pemilik Tambak

LUNAS (Pemilik Tambak)

KUD Cipta Bina Sejahtera

Page 31: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

59

Gambar 9. Mekanisme pelaksanaan pengelolaan proyek TIR transmigrasi Jawai

Pada Gambar 9 terlihat bahwa badan pengelola merupakan kepanjangan

tangan dari perusahaaan inti di lokasi proyek. Tugas pokok badan pengelola disini

lebih dititik beratkan terhadap kegiatan operasional budidaya udang, sedangkan

permasalahan yang menyangkut pengambilan kebijakan (policy) adalah menjadi

kewenangan kantor pusat perusahaan inti. Namun di lapangan badan pengelola

ternyata tidak hanya dihadapkan pada permasalahan teknis saja tetapi juga

menangani permasalahan sosial yang akhirnya pada prakteknya permasalahan

sosial ternyata lebih banyak menyita waktu dan perhatian dari badan pengelola.

Kondisi seperti ini tentunya menjadi tidak kondusif dalam pengelolaan proyek

mengingat keberhasilan operasional teknis budidaya udang merupakan tolok ukur

dalam mencapai keberhasilan proyek. Berdasarkan pengalaman yang terjadi di

lapangan pada pelaksanaan proyek, beberapa permasalahan mendasar yang masih

harus ditindak lanjuti yaitu 1) siapa yang berhak menjadi wasit apabila salah satu

pihak melakukan wan prestasi atau kelalaian, 2) seberapa jauh kewenangan dari

keterlibatan institusi pemerintah yang terkait dan 3) seberapa jauh sanksi dapat

diterapkan, hal ini menjadi pertanyaan mengingat pada prakteknya dilapangan

terjadi kesulitan untuk menjatuhkan sanksi kepada salah satu pihak yang

melakukan wan prestasi (kelalaian).

Pemerintah

Pusat

Pemerintah

Daerah

BPD Kalbar

Perusahaan

INTI

Suplier KUD

Badan Pengelola

(Perusahaan Inti)

Operasional Budidaya

Petani Tambak

Plasma

Page 32: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

60

Secara prinsip permasalahan tersebut adalah diakibatkan karena 1) adanya

kerancuan atau tidak jelasnya aturan (rules) yang berlaku pada proyek perintis

TIR transmigrasi Jawai, 2) adanya faktor kepentingan yang berbeda dari masing-

masing pihak. Sebagai solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan jalan

perlu di bentuk suatu lembaga yang dinamakan forum komunikasi yang berfungsi

sebagai wadah untuk mengakomodir pihak-pihak yang berperan (stakeholder)

dalam menyampaikan aspirasinya. Lembaga forum komunikasi ini adalah

merupakan tempat untuk melakukan proses pengambilan keputusan tertinggi

dalam lingkup proyek yang berfungsi untuk membuat suatu aturan, kesepakatan

dan juga penerapan sanksi. Oleh karena itu yang menjadi anggota dari forum

komunikasi adalah pemerintah pusat/daerah, perusahaan inti, KUD, badan

pengelola, perbankan, konsultan pendamping, perwakilan kelompok plasma.

Dengan demikian output dari forum komunikasi ini digunakan sebagai pedoman

baku (guidelines) bagi semua pihak (stakeholder) dalam melaksanakan dan

memonitor kegiatan pengelolaan proyek.

Karena pentingnya lembaga forum komunikasi ini dalam menunjang

keberhasilan proyek, maka yang perlu digaris bawahi adalah perlu adanya

konsultan yang profesional dibidangnya sebagai leader dan sekaligus sebagai

pendamping dalam lembaga ini mengingat keterbatasan sumberdaya manusia

yang ada di daerah. Pengalaman pada proyek TIR transmigrasi Jawai

menunjukkan bahwa dengan adanya pendampingan yang dilakukan oleh

konsultan pada pelaksanaannya telah berhasil melakukan beberapa kesepakatan

yang menjadi acuan pelaksanaan proyek namun sayangnya keberadaan konsultan

tersebut tidak berlangsung lama. Gambaran yang direkomendasikan mengenai

konsep tentang mekanisme pengelolaan proyek TIR transmigrasi Jawai sebelum

lunas kredit dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 33: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

61

Gambar 10. Mekanisme pengelolaan proyek sebelum lunas kredit

Pada Gambar 10 dapat dilihat bahwa badan pengelola masih merupakan

kepanjangan tangan dari perusahaaan inti di lokasi proyek, namun peran badan

pengelola disini selain harus berkoordinasi dengan perusahaan inti juga sudah

harus melaksanakan keputusan yang telah diambil oleh lembaga forum

komunikasi. Dalam mengantisipasi dan melaksanakan peran tersebut lembaga

badan pengelola harus menciptakan sistem kerja yang lebih profesional baik

dalam lingkup internal organisasi badan pengelola maupun ke perusahaan inti.

Mekanisme koordinasi sistim kerja antar seksi didalam organisasi badan pengelola

dapat dilihat pada Gambar 11.

Pemerintah

Pusat

Pemerintah

Daerah

Bank Konsultan

FORUM

KOMUNIKASI KUD Perusahaan

Inti Suplier

OUTPUT :

- Aturan & Kesepakatan

- Sanksi dan lain-lain

Badan Pengelola

(Perusahaan Inti)

Petani Tambak

Plasma

Operasional Budidaya

Page 34: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

62

WEEKLY MEETINGWEEKLY MEETING

WEEKLY MEETING

PIMPINAN

PERTEMUAN

BULANAN

PERTEMUAN

MINGGUAN

LAPORAN KE

MANAJEMEN

-KERJASAMA DARI

SEMUA SEKSI

- USULAN JADWAL

PERENCANAAN

- MASUKAN INFORMASI

DAN GAGASAN

- DISKUSI

PERMASALAHAN DAN

KENDALA

KEPUTUSAN / KEBIJAKAN

KEPUTUSAN DIAMBIL BERDASARKAN

KAJIAN PERMASALAHAN PROYEK

SECARA MENYELURUH OLEH SEMUA

KEPALA SEKSI

PELAKSANAAN APLIKASI PEKERJAAN

SESUAI DENGAN KEPUTUSAN YANG

TELAH DIAMBIL

PERTEMUAN MINGGUAN BERIKUTNYA

MENGKAJI PERMASALAHAN SEBELUMNYA

DAN MENGAGENDAKAN KEMBALI

PERMASALAHAN PROYEK

LAPORAN

Gambar 11. Mekanisme koordinasi sistim kerja antar seksi

Lingkup kegiatan operasional budidaya di lokasi proyek yang merupakan

tugas dari badan pengelola bukan hanya terfokus dalam hal teknis budidaya udang

saja tetapi lebih luas lagi yaitu meliputi pengajuan program, pelaporan,

perhitungan hasil panen plasma dan lain-lain. Oleh karena itu dalam menunjang

kelancaran operasional dilapangan diperlukan sistem koordinasi kerja yang baik

dalam hal usulan anggaran antara badan pengelola dengan kantor pusat

perusahaan inti. Pada Gambar 12 dapat dilihat mekanisme prosedur pengesahan

anggaran dari badan pengelola kepada perusahaan inti.

Page 35: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

63

Rencana Anggaran

Biaya Dari Masing-

Masing Bagian

Pengolahan Data

Analisis

Keuangan

ACC

ACC

Site Manager

Tidak

Ya

Tidak

Usulan Anggaran

Operasional Lapangan

Ya

Kantor Pusat

Perusahaan

Inti

Distribusi ke

Masing-

masing Bagian

Analisis

KeuanganACC

Tidak

Direksi

Ya

DisahkanTidak

Pedoman Kerja

Ya

Gambar 12. Prosedur pengesahan anggaran

Selama pelaksanaan proyek perhatian lebih banyak terfokus kepada

bagaimana kredit tersebut dapat lunas sesuai dengan target waktu yang ditetapkan,

namun kajian mengenai konsep mekanisme pengelolaan proyek perintis TIR

transmigrasi Jawai pasca lunas kredit belum dipersiapkan. Kajian mengenai

konsep pengelolaan proyek pasca pelunasan kredit tersebut sudah harus

dipersiapkan jauh hari sebelumnya karena 1) dimaksudkan agar KUD dan

plasma pada saatnya sudah siap menggantikan posisi perusahaan inti sehingga

kontinuitas operasional budidaya tetap dapat berlangsung, 2) pengelolaan

budidaya udang dalam satu kawasan memerlukan kerjasama yang terpadu antar

plasma dan 3) adanya infrastruktur seperti petak tambak, saluran irigasi dan lain-

lain yang sudah dibangun memerlukan biaya perawatan secara berkala. Gambaran

Page 36: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

64

konsep mengenai mekanisme pengelolaan model TIR pasca lunas kredit dapat

dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Mekanisme pengelolaan pasca lunas kredit

Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa pada fase pasca pelunasan kredit,

posisi perusahaan inti sudah digantikan oleh KUD. Pada fase ini kemitraan antara

KUD dengan mantan perusahaan inti tidak selalu harus terputus. Beberapa bentuk

pola kemitraan masih mungkin dapat dilakukan diantaranya 1) pola kemitraan

dengan kesepakatan jaminan penyediaan sarana produksi dan pemasaran output

dan kontrak harga, 2) pola kemitraan yang hanya memiliki kesepakatan jaminan

penyediaan produksi dan pemasaran output atau 3) hanya sebagai penyedia sarana

produksi.

Pada Gambar 13 dapat dilihat bahwa kedudukan lembaga badan pengelola

lebih independent dibandingkan dengan pada saat fase sebelum lunas kredit

karena tidak berada dibawah garis koordinasi KUD. Dengan kedudukan seperti itu

maka badan pengelola sudah mempunyai otoritas sebagai komandan di lapangan,

hal ini disebabkan karena badan pengelola merupakan lembaga yang mempunyai

tugas melaksanakan hasil keputusan dari lembaga forum komunikasi yang

Konsultan Bank

KUD Suplier

Mantan

Perush. Inti

atau Swasta

lain

Pemerintah

Daerah

FORUM

KOMUNIKASI Petani Tambak

Plasma

OUTPUT :

- Aturan & Kesepakatan

- Sanksi dan lain-lain

Badan Pengelola

Operasional Budidaya

Pemerintah

Pusat

Page 37: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

65

merupakan otoritas tertinggi dalam ruang lingkup proyek. Oleh karena itu badan

pengelola mempunyai kewenangan sebagai eksekutor untuk menjatuhkan sanksi

di lapangan sesuai dengan aturan yang berlaku dan harus dipertanggung jawabkan

pada lembaga forum komunikasi. Struktur organisasi badan pengelola sebagai

komandan lapangan tersebut dapat dilihat pada gambar 14.

BUDIDAYA DAN

KEUANGAN

ASISTEN

TEKNIKBAGIAN

UMUMPRODUKSI KEAMANAN KEUANGAN ADMINISTRASI

SITE MANAGER

BADAN PENGELOLA

FORUM KOMUNIKASI

AUDIT

KONSULTAN

MEKANIK LABORATORIUMKEPALA UNIT

KEPALA BLOK

PLASMA

LOGISTIK

Gambar 14. Struktur organisasi badan pengelola

Secara umum dapat dikatakan bahwa peran lembaga badan pengelola baik

pada fase sebelum dan sesudah lunas kredit menjadi salah satu faktor yang

penting dalam menentukan keberhasilan proyek. Hal ini disebabkan karena peran

yang strategis dari badan pengelola, yaitu; 1) badan pengelola adalah lembaga

pengambil keputusan di lapangan yang menentukan waktu pelaksanaan penebaran

benur, panen dan lain sebagainya yang akhirnya akan mempengaruhi performa

cash flow keuangan proyek, 2) badan pengelola bertanggung jawab terhadap

pembinaan teknis budidaya udang yang dampaknya akan langsung berpengaruh

Page 38: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

66

terhadap tingkat keberhasilan proyek, 3) badan pengelola merupakan lembaga di

lapangan yang membuat program kerja yang termuat dalam usulan anggaran yang

akan menentukan performa kinerja operasional proyek, dan 4) profesionalisme

kerja badan pengelola dalam hal stock input dan output barang akan berdampak

positif untuk mengetahui performa analisis laba/rugi per petak tambak pada setiap

saat dalam pengambilan keputusan waktu panen. Untuk mengantisipasi peran dari

badan pengelola yang strategis tersebut diperlukan pola sistim kerja baku yang

meliputi tugas dan tanggung jawab (job description) dari masing-masing bagian.

Pada Gambar 15 memperlihatkan implementasi pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab (job description) dari masing-masing bagian pada badan pengelola.

Rencana

Pengelolaan

Produksi

Rencana

Pelaksana

Rencana &

Daftar

Kebutuhan

Bahan

Rencana

Alokasi Input

Harian

Aktivitas

Monitoring

Pertumbuhan

& Stock

Rekap Data

Mingguan

Internal

Estimasi

Pertumbuhan &

Kebutuhan

Input

Rekap Data

Komulatif

Input/Siklus

Rencana

Operasional

Laporan Output

Aktivitas

Pemberian

Pakan Harian

Aktivitas

Manajemen

Kualitas Air

Status

Kemajuan

Efisiensi

Pemakaian

Input

Estimasi

Produksi

Distribusi

Kumulatif

Input/Output

Integrasi Input

Fisik dan Input

Finance

Kalkulasi Biaya

Produksi

Terima & Pakai

Barang

Rekap Kartu

Stock

Site

Manager

Kepala

Unit

Kepala Blok

(PPL)

Penggarap

(Plasma)Pengawas

BudidayaAkunting Logistik

Gambar 15. Implementasi job description badan pengelola

Page 39: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

67

Upaya mengoperasikan kembali TIR Transmigrasi Jawai

Sebelum mengkaji kelembagaan dalam upaya untuk mengoperasikan

kembali proyek TIR Transmigrasi Jawai, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan terlebih dahulu yaitu 1) status kepemilikan lahan tambak harus

diperjelas mengingat sertifikat lahan tambak pada saat akad kredit adalah atas

nama plasma. Status kepemilikan lahan tambak adalah milik Bank Kalbar, hal ini

dikarenakan proyek ini sampai dengan saat ini dalam kondisi stagnan sehingga

dapat dikategorikan sebagai kredit macet, 2) status hutang plasma harus diperjelas

mengingat sampai dengan saat ini belum ada plasma yang berhasil melunasi

kredit. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pembahasan mengenai status hutang

plasma, namun status hutang plasma tentunya akan menjadi pertimbangan Pemda

/ Bank Kalbar dalam mengambil keputusan dalam rangka untuk mengoperasikan

kembali proyek TIR Transmigrasi Jawai.

Menurut Yulianto 1997, kegagalan produksi menyebabkan pelaku

agribisnis melakukan penyesuaian kelembagaan. Kelembagaan tersebut

menekankan pada hubungan principal agent, yang pada taraf operasional

ditetapkan melalui sistem kontrak baik formal maupun informal. Kondisi ini

menyebabkan principal mau mendistribusikan resiko dan manfaat kepada agent.

Selanjutnya dijelaskan bahwa model kontrak usaha tambak (contract farming)

dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu 1) kontrak menurut model TIR, yaitu

kerjasama antara perusahaan sebagai inti dan petambak sebagai plasma, 2)

kontrak menurut hubungan sistem bagi hasil formal yang selanjutnya disebut

sebagai kerjasama operasional (KSO) yaitu kerjasama antara petambak dengan

perusahaan menurut perjanjian tertentu, dan 3) kontrak menurut hubungan

tradisional yaitu kerjasama antara petambak dengan pedagang / tengkulak yang

berlangsung secara informal. Selain kontrak yang telah disebutkan diatas, masih

ada kontrak usaha tambak yang umum dilakukan yaitu sewa lahan, yaitu bentuk

kerjasama yang dilakukan oleh petambak dengan jalan menyewakan lahan

tambak miliknya kepada perusahaan atau perorangan. Berikut ini apabila

diasumsikan bahwa plasma sebagai pemilik lahan tambak, maka berdasarkan

kajian struktur kelembagaan terhadap model kontrak usaha tambak (contract

farming) dapat dijabarkan hal-hal sebagai berikut:

Page 40: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

68

Kelembagaan contract farming model TIR

1. Batas yuridiksi, menunjukkan bahwa inti memegang kewenangan penuh

dalam menentukan penerapan teknologi dan pemasaran.

2. Hak kepemilikan, menunjukkan sebelum kredit lunas maka lahan masih

dikuasai oleh perusahaan inti sebagai penjamin kredit. Harga udang ditentukan

oleh inti, sehingga harga jual udang yang tinggi merupakan insentif bagi

plasma untuk memiliki tambak.

3. Aturan representasi, menunjukkan bahwa plasma tidak dapat memutuskan

sendiri berkaitan dengan usaha budidaya udang karena terikat dengan aturan

main (rules) yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hal tersebut diatas, menunjukkan bahwa perusahaan inti lebih banyak

mempunyai kewenangan dalam pengambilan keputusan, hal ini mengingat

perusahaan inti sebagai penjamin kredit mempunyai resiko lebih besar dibanding

plasma karena plasma pada dasarnya belum mempunyai agunan (baru calon

pemilik tambak).

Kelembagaan contract farming KSO

1. Batas yuridiksi, sama dengan model TIR yaitu bahwa inti memegang

kewenangan penuh dalam menentukan penerapan teknologi dan pemasaran.

2. Hak kepemilikan, menunjukkan bahwa sumberdaya tidak dimiliki oleh

perusahaan, tetapi harga udang ditentukan oleh perusahaan dan plasma tidak

berhak menjual kepada pihak lain.

3. Aturan representasi, menunjukkan bahwa plasma tidak dapat memutuskan

sendiri berkaitan dengan usaha budidaya udang karena terikat dengan aturan

main (rules) yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa inti masih memiliki kewenangan

dalam mengambil keputusan dalam hal harga udang dan teknologi. Sistim bagi

hasil yang diterapkan sudah menunjukkan upaya pendistribusian resiko, namun

resiko lebih besar masih condong kepada perusahaan inti mengingat kerugian

yang harus ditanggung bila terjadi gagal panen.

Page 41: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

69

Kelembagaan contract farming hubungan tradisional

1. Batas yuridiksi, menunjukkan bahwa tengkulak mempunyai kewenangan

penuh dalam keputusan meminjamkan kuantitas sarana produksi. Plasma

mempunyai kewenangan penuh dalam menentukan aktifitas budidaya.

2. Hak kepemilikan, menunjukkan sumberdaya lahan dimiliki oleh plasma tetapi

tengkulak mempunyai klaim agar plasma tidak menjual udang ke pihak lain.

Apabila ketentuan ini dilanggar, maka tengkulak akan memutuskan kerjasama

pada musim tanam berikutnya.

3. Aturan representasi, menunjukkan bahwa plasma mempunyai kewenangan

dalam hal aktifitas budidaya, namun jumlah input sarana produksi merupakan

kewenangan tengkulak.

Berdasarkan hal tersebut diatas, menunjukkan bahwa plasma dan tengkulak

memiliki kewenangan sesuai dengan kepemilikannya dan sudah terbentuk

kepercayaan antara satu sama lain.

Kelembagaan contract farming sewa

1. Batas yuridiksi, menunjukkan bahwa penyewa mempunyai kewenangan penuh

dalam melaksanakan aktifitas budidaya sedangkan plasma sudah tidak

mempunyai kewenangan lagi.

2. Hak kepemilikan, menunjukkan bahwa sumberdaya masih dimiliki oleh

plasma tetapi penyewa mempunyai kewenangan untuk memutuskan penjualan

udang.

3. Aturan representasi, menunjukkan bahwa penyewa mempunyai kewenangan

penuh atas aturan dalam aktifitas budidaya sebagai kompensasi atas

pembayaran sewa lahan.

Berdasarkan hal tersebut diatas, menunjukkan bahwa penyewa mempunyai

kewenangan penuh atas aktifitas kegiatan budidaya sedangkan plasma

memperoleh imbalan berdasarkan kesepakatan nilai harga sewa.

Berdasarkan uraian diatas, maka dari segi pengendalian resiko dalam

kerangka contract farming pada kontrak usaha model TIR, KSO, hubungan

tradisional dan sewa menunjukkan bahwa pihak plasma memperoleh kemudahan

dalam hal penjualan hasil produksi dan memperoleh input produksi. Pihak

perusahaan dalam model TIR melakukan pengendalian resiko melalui aktififitas

Page 42: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

70

budidaya yang dilakukan oleh plasma dengan melakukan pembinaan teknis

budidaya yang dibagi dalam sistim kelompok, blok dan unit.

Secara ringkas kerangka kelembagaan menurut model kontrak usaha

tambak dapat dijelaskan sebagai berikut 1) Model TIR membagi resiko dengan

jalan struktur kontrak yang berisi hak dan kewajiban, insentif dan sanksi, 2)

Model KSO melakukan pendistribusian resiko dengan jalan memberikan insentif

terhadap pekerja, 3) Model hubungan tradisional melakukan penjaminan resiko

melalui peminjaman kapital yang mengakibatkan ikatan kepada plasma dan 4)

Model sewa melakukan pengalihan resiko melalui kesepakatan harga nilai sewa.

Diantara empat model kontrak tersebut, model kontrak usaha TIR secara

implisit dalam aturan main (rules of the games) menyatakan bahwa salah satu

orientasi usaha ini adalah dalam rangka untuk kepemilikan tambak oleh plasma.

Model kontrak usaha KSO dan sewa dapat diatur sedemikian rupa (dimodifikasi)

sehingga kesepakatan dalam aturan main sudah memasukan komponen cicilan

tambak oleh plasma. Oleh karena itu pada kontrak KSO dan sewa biasanya waktu

yang dibutuhkan plasma untuk memiliki tambak sendiri bersifat statis (tetap)

karena sudah ditentukan sebelumnya. Sedangkan model kontrak usaha TIR,

plasma dapat memiliki tambak sendiri lebih cepat dari target waktu yang telah

ditetapkan, yaitu apabila plasma memperoleh keuntungan yang besar dari hasil

panen maka plasma tersebut dapat menyisihkan sebagian keuntungannya untuk

mencicil tambak lebih besar dari ketentuan yang ditetapkan. Berdasarkan uraian

tersebut, maka model kontrak usaha TIR adalah yang paling tepat diterapkan pada

proyek perintis TIR transmigrasi Jawai karena tujuan utama program pola TIR

adalah dalam rangka plasma dapat memiliki tambak sendiri.

Dalam rangka upaya untuk mengoperasikan kembali proyek TIR

Transmigrasi Jawai, maka beberapa alternatif kemungkinan yang dapat diambil

oleh Pemda / Bank Kalbar adalah sebagai berikut :

a. Dikelola oleh Pemerintah Daerah / Bank Kalbar.

- Secara keseluruhan (total) dikelola oleh Pemda / Bank Kalbar, alternatif ini

dirasakan sulit dilaksanakan mengingat keterbatasan dana yang dimiliki.

- Sebagian dikelola oleh Pemda / Bank Kalbar yang sumber pembiayaannya

diharapkan dari hasil penerimaan KSO dan atau sewa.

Page 43: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · disebabkan karena adanya kendala dalam pembebasan lahan. ... di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat tentunya memberikan dampak

71

- Dalam rangka keberlanjutan usaha, maka sebagian (10 petak tambak) dapat

dijadikan sebagai petak percobaan untuk tujuan research and development

(R&D).

b. Menerapkan model TIR dengan mendatangkan investor sebagai inti.

- Penerapan model TIR dapat dilakukan secara total atau sebagian.

- Kemungkinan dapat terjadi ada beberapa perusahaan inti dalam satu kawasan

proyek.

b. Melakukan kerjasama operasional (KSO) dengan pihak ketiga.

- KSO dengan pihak ketiga dapat dilakukan secara total atau sebagian.

- Pemda / Bank Kalbar dalam hal ini menerima bagi hasil berdasarkan

penyertaan modal (sharing) berupa aset tambak, oleh karena itu diperlukan

lembaga/badan yang bertugas untuk memonitor pelaksanaan kerjasama

tersebut.

c. Disewakan dengan Pihak Ketiga.

- Disewakan kepada pihak ketiga dapat dilakukan secara total atau sebagian.

- Pemda dalam hal ini menerima hasil berdasarkan kesepakatan harga nilai

sewa.

Untuk menunjang langkah-langkah yang akan diambil oleh Pemda / Bank Kalbar ,

maka yang perlu diperhatikan adalah setiap keputusan model kontrak yang akan

diambil adalah harus berdasarkan per blok, hal ini disebabkan karena sistem

pengelolaan tata air tambak di lokasi proyek adalah dengan menggunakan pompa

yang kemudian dialirkan ke masing-masing petak dalam satu blok (bukan satu

pompa untuk satu petak).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka langkah strategis yang harus

diambil oleh Pemda adalah membentuk badan pengelola yang bertugas sebagai

lembaga yang bertanggung jawab selain untuk mempersiapkan upaya

mengoperasikan kembali TIR transmigrasi Jawai juga nantinya akan bertugas

untuk memonitor pelaksanaan operasional dilapangan.