IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU...

35
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU Tandangsari 4.1.1 Sejarah Pendirian KSU Tandangsari Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari didirikan pada tahun 1970. KSU Tandangsari awalnya berbentuk Koperasi Serba Usaha Desa (KSUD) dan Koperasi Pertanian (KOPERTA) yang berkedudukan di wilayah usaha desa (WILUD). Ketika INPERS No. 4 Tahun 1973 dikeluarkan, KSU dan KOPERTA Tanjungsari melakukan amalgasi menjadi Badan Usaha Unit Daerah (BUUD) Tanjungsari, Sumedang. Kemudian, INPERS No. 4 Tahun 1973 ini diperbaharui dengan INPERS No. 2 Tahun 1978, dilakukan pengubahan kembali menjadi Koperasi Unit Desa (KUD) Tanjungsari, dan mempunyai badan hukum pertama No.7251/BH/DK-10/21 pada tanggal 20 Januari 1981. Penyempurnaan INPERS No. 2 Tahun 1978 menjadi INPERS No. 4 Tahun 1984 mengubah badan hukum koperasi ini menjadi No.7251/BH/KWK-10/13 pada tanggal 27 Februari 1989. Dengan lahirnya UU No. 25 Tahun 1992, pengoperasian lembaga KUD Tanjungsari mengikuti UU tersebut. Kemudian, sebagai dampak daripada pelaksanaan UU No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah dan peraturan daerah kabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan, maka kecamatan Tanjungsari dibagi menjadi tiga kecamatan. KUD Tandangsari mendapatkan sertifikasi sebagai KUD Mandiri pada tahun 1990 dengan SK Menteri RI No.599/M/KPTS/VI/1990 dan diresmikan di Gedung GKS Sumedang oleh Bapak Muhamad Hasan Basri. Kemudian berdasarkan keputusan rapat anggota tanggal 2 Maret 2002 KUD Tanjungsari berubah nama

Transcript of IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU...

Page 1: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

41

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum KSU Tandangsari

4.1.1 Sejarah Pendirian KSU Tandangsari

Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari didirikan pada tahun 1970. KSU

Tandangsari awalnya berbentuk Koperasi Serba Usaha Desa (KSUD) dan Koperasi

Pertanian (KOPERTA) yang berkedudukan di wilayah usaha desa (WILUD).

Ketika INPERS No. 4 Tahun 1973 dikeluarkan, KSU dan KOPERTA Tanjungsari

melakukan amalgasi menjadi Badan Usaha Unit Daerah (BUUD) Tanjungsari,

Sumedang. Kemudian, INPERS No. 4 Tahun 1973 ini diperbaharui dengan

INPERS No. 2 Tahun 1978, dilakukan pengubahan kembali menjadi Koperasi Unit

Desa (KUD) Tanjungsari, dan mempunyai badan hukum pertama

No.7251/BH/DK-10/21 pada tanggal 20 Januari 1981. Penyempurnaan INPERS

No. 2 Tahun 1978 menjadi INPERS No. 4 Tahun 1984 mengubah badan hukum

koperasi ini menjadi No.7251/BH/KWK-10/13 pada tanggal 27 Februari 1989.

Dengan lahirnya UU No. 25 Tahun 1992, pengoperasian lembaga KUD

Tanjungsari mengikuti UU tersebut. Kemudian, sebagai dampak daripada

pelaksanaan UU No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah dan peraturan daerah

kabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah

kecamatan, maka kecamatan Tanjungsari dibagi menjadi tiga kecamatan.

KUD Tandangsari mendapatkan sertifikasi sebagai KUD Mandiri pada tahun

1990 dengan SK Menteri RI No.599/M/KPTS/VI/1990 dan diresmikan di Gedung

GKS Sumedang oleh Bapak Muhamad Hasan Basri. Kemudian berdasarkan

keputusan rapat anggota tanggal 2 Maret 2002 KUD Tanjungsari berubah nama

Page 2: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

42

menjadi KSU Tandangsari yang disahkan dengan SK Bupati Sumedang No. 027

Tahun 2002 dengan badan hukum No.7251/BH/PAD/DK.10.13/III/2002 pada

tanggal 25 Maret 2002. Setelah mengalami beberapa perubahan nama, KSU

Tandangsari memiliki identitas sebagai berikut:

Nama Koperasi : Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari

Jenis Usaha : Serba Usaha

No. Badan Usaha : 7251/BH/PAD/DK.10.13/III/2002

Perizinan : NPWP, EUIP, EITU, TDP, TDI

KSU Tandangsari sebagai koperasi serba usaha memiliki visi dan misi sebagai

berikut:

a) Visi

Terwujudnya keluarga yang berkemampuan ekonomi, mandiri, sehat jasmani

dan rohani.

b) Misi

1) Sosialisasi kelembagaan koperasi kepada masyarakat.

2) Pelaksanaan manajemen organisasi yang baik. Demokratis, saling asah, asih

asih serta penerapan asas kekeluargaan.

3) Penguatan kegiatan usaha para anggota dan koperasi.

4) Pelayanan usaha dan kelembagaan yang maksimal kepada para anggota.

5) Penguatan permodalan koperasi terutama yang bersumber dari potensi

internal para anggota.

6) Pembinaan kepada anggota dan kelompok anggota dalam hal kelembagaan

dan manajemen usaha.

7) Memperkuat kemitraan usaha antar anggota, antar anggota dan koperasi,

antar koperasi dengan pihak ketiga.

Page 3: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

43

8) Peningkatan kualitas kemampuan dan keterampilan para pengelola koperasi

dan para anggota.

9) Berperan serta dalam program pembangunan nasional.

4.1.2 Lokasi KSU Tandangsari

Kantor KSU Tandangsari berlokasi di Kompleks Pasar Baru Tanjungsari

Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Selain itu

wilayah kerja KSU Tandangsari mencakup pabrik makanan ternak yang berlokasi

di Jalan Pamegersari No.57 Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang dan

Kantor Unit Simpan Pinjam (USP) yang berlokasi di Jalan Raya Tanjung Sari

No.205 Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

4.1.3 Kondisi Fisik Wilayah Penelitian

Kabupaten Sumedang terletak antara 6º44’-70º83’ Lintang Selatan dan

107º21’-108º21’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 152.220 Ha yang terdiri dari 26

kecamatan dengan 272 desa dan 7 kelurahan. KSU Tandangsari berlokasi di

Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Jarak KSU Tandangsari dari

ibukota Kabupaten sekitar 18 km, dan dari Ibukota Provinsi Jawa Barat sekitar 28

km. Batas wilayah Kecamatan Tanjungsari adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Rancakalong

Sebelah Selatan : Kecamatan Cimanggis

Sebelah Timur : Kecamatan Sumedang Selatan

Sebelah Barat : Kecamatan Cikeruh

Kecamatan Tanjungsari terletak pada ketinggian rata-rata 800 meter di atas

permukaan laut, sehingga termasuk ke daerah dataran tinggi. Suhunya berkisar 18-

Page 4: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

44

29˚C, dengan kelembaban udara sekitar 60-85 persen. Wilayah kerja KSU

Tandangsari meliputi 15 desa dengan luas 6.339,61 Ha yang terdiri dari lahan sawah

1.230,5 Ha dan luas daratan 5.169,11 Ha. Adapun desa-desa yang menjadi wilayah

kerja KSU Tandangsari adalah Gunung Manik, Genteng, Kotamandiri, Jatisari,

Tanjungsari, Margaluyu, Mekar Sari, Rahardja, Suka Rapih, Pamulihan, Cilembu,

Marga Jaya, Cinanjung, Cijambu dan Mekar Bhakti.

Wilayah kerja KSU Tandangsari termasuk pada kisaran yang cocok untuk

pengembangan usaha sapi perah bangsa Fries Holland (FH). Hal ini sesuai pendapat

Makin, dkk (1980) yang menyatakan bahwa kondisi lingkungan yang sesuai bagi

sapi perah bangsa FH yang dikembangkan di Indonesia adalah suhu udara berkisar

13-23˚C, ketinggian tempat antara 700-1250 meter di atas permukaan laut, dan

kelembaban udara berkisar antara 50-70 persen.

4.1.4 Struktur Organisasi KSU Tandangsari

Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit-unit

kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya

pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang

dikoordinasikan. Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara

setiap bagian maupun posisi yang terdapat pada sebuah organisasi atau perusahaan

dalam menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Struktur organisasi yang dimiliki KSU Tandangsari mempunyai maksud

untuk memperjelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab dalam menjalankan roda

kegiatan koperasi bagi masing-masing unsur organisasi. Berdasarkan Surat

Page 5: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

45

Keputusan pengurus KSU Tandangsari, 1 Juni 2014 No.40/K/SK/1/5/6/2014

struktur organisasi KSU Tandangsari disajikan pada Ilustrasi 2.

Ilustrasi 2. Struktur Organisasi KSU Tandangsari

Keterangan :

Garis Komando

Garis Koordinasi

RAPAT ANGGOTA

Pengawas

Kepala Divisi

Produksi &

Distribusi Susu

Murni

Kepala Divisi

Pembelian &

Penjualan Susu

Murni

Kepala Divisi

Makanan

Ternak

Kepala Divisi

Kesehatan

Hewan & IB

Kepala Divisi

Simpan Pinjam

Kepala Urusan

Kepala Urusan

Administrasi &

Umum

Kepala Urusan

Keuangan

Kepala Urusan

Data & Akutansi

Kepala Urusan

Penyuluhan &

Recording

Pengurus

Ketua Umum

Ketua Bidang Usaha Ketua Bidang

Organisasai dan

Kelembagaan

Sekretaris Bendahara

Page 6: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

46

4.1.5 Bidang Usaha KSU Tandangsari

Bidang usaha KSU Tandangsari terdiri dari beberapa unit usaha yaitu

1) Unit Usaha Sapi Perah

Unit usaha sapi perah dimulai ketika pemerintah memberikan kredit berupa

sapi perah pada tahun 1981. Unit usaha sapi perah merupakan usaha yang

diunggulkan dari semua unit usaha yang dijalankan KSU Tandangsari. KSU

tandangsari telah menyalurkan susu segar dari anggota peternak dengan

menggunakan standar kualitas dan kuantitas susunya.

Pelayanan dalam unit usaha sapi perah meliputi pemenuhan kebutuhan pakan

ternak untuk sapi perah anggota maupun non-anggota maka KSU Tandangsari

melakukan pengolahan pakan ternak (konsentrat). KSU Tandangsari pun melayani

anggota dalam masalah kesehatan hewan ternaknya serta memberikan pelayanan

untuk meningkatkan populasi sapi perah dengan dilakukannya kegiatan inseminasi

buatan (IB). Selain itu KSU Tandangsari melakukan pembelian dan pemasaran susu

murni dari anggota ke IPS dan non-IPS.

2) Unit Usaha Simpan Pinjam

Unit usaha simpan pinjam bergerak dalam bidang simpan pinjam bagi anggota

KSU Tandangsari. Unit usaha simpan pinjam diberdayakan oleh KSU Tandangsari

untuk memperkuat permodalan dan usaha anggota. Kegiatan usaha unit ini meliputi

penghimpunan dana dalam bentuk simpanan koperasi berjangka (simkopka) dan

simpanan sukarela serta melayani kredit permodalan usaha bagi anggota berupa

pinjaman berjangka dan pinjaman harian.

Unit simpan pinjam merupakan unit yang tidak dapat dipisahkan dari

keberhasilan KSU Tandangsari, karena dari tahun ke tahun menunjukkan adanya

peningkatan baik dari volume usaha maupun jumlah pinjaman dari anggota yang

Page 7: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

47

dapat dilayani. Berdasarkan RAT XXXV kegiatan usaha simpan pinjam tahun 2015

ada peningkatan dibanding tahun 2014. Aset USP tahun 2014 sebesar Rp.

6.671.480.684,00 akhir tahun 2015 sebesar Rp. 10.008.726.728,52, mengalami

kenaikan sebesar 50 persen.

Unit Usaha Simpan Pinjam (USP) merupakan lembaga keuangan yang

keberadaannya diharapkan mampu untuk mendukung pendanaan pengembangan

usaha. Terutama bagi pelaku usaha kecil dan mikro seperti anggota KSU

Tandangsari yang bergerak di sektor usaha peternakan sapi perah, perdagangan dan

pertanian yang biasanya sulit dijangkau oleh lembaga keuangan yang biasa.

4.2 Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini sebanyak 31 orang dari 54 karyawan KSU

Tandangsari yang terdiri dari 9 bidang yaitu, data dan akutansi, keuangan,

administrasi umum, penyuluhan dan recording, pembelian dan penjualan susu

murni, produksi dan distribusi susu murni, makanan ternak, kesehatan hewan dan

inseminasi buatan, serta simpan pinjam. Karakteristik responden dibagi ke dalam 4

karakteristik, yaitu: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, dan lama

bekerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbins (2006) yang menyatakan bahwa

karakteristik individu mencakup usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal,

status perkawinan, dan masa kerja dalam organisasi.

4.2.1 Usia Responden

Usia merupakan salah satu tolak ukur yang dapat memengaruhi seseorang

dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Usia pada dasarnya memengaruhi

produktivitas kinerja seseorang. Usia responden dikelompokkan menjadi 3

Page 8: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

48

kategori, yaitu usia < 15 tahun termasuk usia golongan belum produktif atau muda,

usia 15 sampai 64 tahun termasuk usia golongan produktif, dan usia > 64 tahun

termasuk usia golongan tidak produktif atau tua (Badan Pusat Statistk, 2012). Usia

responden berkisar antara 23-52 tahun. Usia responden pada penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Usia Responden di KSU Tandangsari

No Usia (Tahun) Jumlah

Orang Persentase

1. < 15 00 000

2. 15-64 031 100

3. > 64 00 000

Jumlah 031 100

Tabel 3 menunjukan bahwa semua responden pada penelitian ini terdapat

pada rentang usia 15 sampai 64 tahun dan tergolong pada usia produktif. Responden

pada usia produktif dapat mendukung terhadap kinerja yang dijalankannya, karena

mereka cenderung masih memiliki tenaga dan etos kerja yang tinggi. Hal ini sesuai

dengan pendapat dari Samuelson dan Nordhaus (1992), yang menyatakan bahwa

golongan usia produktif yaitu usia ketika seseorang mampu bekerja dan

menghasilkan adalah 16 sampai 65 tahun. Dominasi responden yang berusia

produktif mendukung untuk kemajuan koperasi karena usia responden dapat

memengaruhi cara berpikir dan bertindak.

4.2.2 Jenis Kelamin Responden

Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, manusia dibedakan menurut jenis

kelaminnya yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam sebuah lingkungan pekerjaan,

laki-laki dan perempuan dibutuhkan untuk mengisi bagian-bagian dari organisasi.

Jenis kelamin responden tidak akan memengaruhi penilaian maupun pencapaian

Page 9: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

49

kinerja untuk koperasi. Jenis kelamin responden pada penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Jenis Kelamin Responden di KSU Tandangsari

No Jenis Kelamin Jumlah

Orang Persentase

1. Laki-laki 21 67,70

2. Perempuan 10 32,30

Jumlah 31 100,000

Tabel 4 menunjukkan sebagian besar responden pada penelitian ini berjenis

kelamin laki-laki (67,70%). Jenis kelamin bukanlah syarat untuk seseorang dapat

bekerja. Mengingat banyak jenis pekerjaan yang bisa dilakukan baik oleh laki-laki

ataupun perempuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbins (2006) yang

menyatakan bahwa, tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita

dalam kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan

kompetitif, motivasi, sosiabilitas atau kemampuan belajar. Namun satu masalah

yang tampaknya membedakan antar jenis kelamin yaitu waktu. Seorang laki-laki

akan memiliki jam kerja yang lebih fleksibel dibandingkan dengan perempuan yang

sudah menjadi ibu. KSU Tandangsari merupakan sebuah koperasi di bidang

agribisnis sapi perah yang membutuhkan karyawan dengan jam kerja yang fleksibel

untuk bekerja di lapangan. Oleh karena itu mayoritas karyawan di KSU

Tandangsari adalah laki-laki.

4.2.3 Tingkat Pendidikan Formal Responden

Pendidikan formal adalah salah satu aspek yang dapat memengaruhi pola

pikir seseorang. Tingkat pendidikan formal responden pada penelitian ini bervariasi

dari mulai Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sarjana (S1). Mayoritas tingkat

pendidikan formal responden di KSU Tandangsari yaitu Sekolah Menengah Atas

Page 10: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

50

(SMA). Lebih jelasnya tingkat pendidikan formal responden dapat dilihat pada

Tabel 5.

Tabel 5. Tingkat Pendidikan Formal Responden di KSU Tandangsari

No Pendidikan Jumlah

Orang Persentase

1. SD 02 06,45

2. SMP 04 12,90

3. SMA 19 61,30

4. Diploma 02 06,45

5. Sarjana 04 12,90

Jumlah 31 100,000

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa dalam perekrutan karyawannya

KSU Tandangsari melakukan secara proporsional karena pekerjaan di koperasi

tidak semuanya memerlukan orang-orang berpendidikan tinggi akan tetapi

disesuaikan dengan kebutuhan koperasi. Seperti 2 responden dengan tingkat

pendidikan Sekolah Dasar (SD) (6,45%) dibutuhkan sebagai tenaga sopir untuk

mengangkut susu murni yang dihasilkan oleh setiap kelompok peternak ke Tempat

Penampungan Susu (TPS) di KSU Tandangsari. Tabel 5 menunjukan sebagian

besar responden menempuh pendidikan terakhir di tingkat Sekolah Menengah Atas

(SMA) (61,30%). Responden yang berpendidikan tinggi lebih terbuka dalam

menerima informasi baru dan mereka juga berusaha meningkatkan potensi yang

dimilikinya.

Pendidikan formal responden tidak hanya memengaruhi pola pikir akan tetapi

juga memengaruhi tingkat penerimaan dan penyerapan informasi. Karyawan

berpendidikan akan memiliki wawasan dan pengetahuan luas sehingga akan

membantu dirinya untuk mempermudah pemahaman atas setiap kegiatan kerja yang

akan dilakukan. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang membantu

Page 11: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

51

seseorang untuk menginterpretasikan sesuatu dengan lebih baik (Berry dan

Triandis, 1980).

4.2.4 Lama Bekerja Responden

Lama bekerja merupakan pengalaman individu yang akan menentukan

pertumbuhan dalam pekerjaan dan jabatan. Lama bekerja responden dapat

memengaruhi pemahaman mengenai penilaian gaya kepemimpinan terhadap ketua

umum dan pencapaian kinerja yang bersangkutan. Responden umumnya memiliki

pengalaman bekerja selama 10 sampai 20 tahun. Lama bekerja responden penelitian

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Lama Bekerja Responden di KSU Tandangsrai

No Lama Bekerja (Tahun) Jumlah

Orang Persentase

1. <10 04 12,90

2. 10-20 21 67,70

3. >20 06 19,40

Jumlah 31 100,000

Handoko (2007) menyatakan masa kerja adalah rentang waktu yang telah

ditempuh oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya, selama waktu itulah

banyak pengalaman dan pelajaran yang dijumpai. Lama bekerja merupakan salah

satu faktor untuk meningkatkan pencapaian kinerja para karyawan KSU

Tandangsari. Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (67,70%)

memiliki pengalaman kerja selama 10 sampai 20 tahun. Semakin lama karyawan

bekerja, semakin banyak pengetahuan dan kemampuan yang didapatkan di KSU

Tandangsari. Banyaknya pengalaman mendorong karyawan untuk meningkatkan

kinerjanya dan memahami setiap pekerjaan yang diberikan.

Page 12: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

52

Karyawan KSU Tandangsari yang bekerja 10 sampai 20 tahun telah merasa

nyaman dalam bekerja karena sudah terbiasa dengan pekerjaan yang dikerjakannya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Kreitner dan Kinicki (2004) yang menyatakan

bahwa, masa kerja yang lama akan cenderung membuat seorang pegawai lebih

merasa betah dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah

beradaptasi dengan lingkungannya yang cukup lama sehingga seorang pegawai

akan merasa nyaman dengan pekerjaannya.

4.3 Gaya Kepemimpinan di KSU Tandangsari

Gaya kepemimpinan adalah cara-cara khas yang digunakan atau dilaksanakan

oleh seorang pemimpin dalam rangka menjalankan kepemimpinannya. Menurut

Thoha (2003), gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan

seseorang pada saat orang tersebut mencoba memengaruhi orang lain seperti yang

ia lihat. Gaya kepemimpinan dibutuhkan seorang pemimpin untuk dapat mengelola

karyawannya.

Berdasarkan hasil identifikasi, gaya kepemimpinan yang digunakan ketua

umum KSU Tandangsari adalah gaya kepemimpinan demokratis. Gaya

kepemimpinan ini terlihat dari karakteristik gaya kepemimpinan demokratis, seperti

komunikasi yang dilakukan antara ketua umum dengan karyawan bersifat terbuka,

ketua umum memberikan kesempatan kepada para karyawannya untuk

mengemukakan pendapat dan keluhan mengenai masalah-masalah yang terjadi di

KSU Tandangsari setelah itu keputusan dan pemecahan masalah dilakukan oleh

pemimpin. Hal ini sesuai dengan prinsip koperasi dalam UU No.25 Tahun 1992

Bab III Pasal 5 yang salah satunya menyatakan bahwa pengelolaan dilakukan secara

demokratis. Dengan begitu gaya kepemimpinan ketua umum KSU Tandangsari

Page 13: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

53

sudah tepat dalam memimpin KSU Tandangsari. Menurut Waridin dan Bambang

Guritno (2005), seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk

mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi

keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Tingkat gaya kepemimpinan

ketua umum Tandangsari pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Persentase Indikator Gaya Kepemimpinan Ketua Umum KSU

Tandangsari

No. Dimensi Kelas Kategori

Tinggi Sedang Rendah

…%...

1. Tanggung Jawab 80,60 19,40 0,00

2. Kepercayaan 74,20 25,80 0,00

3. Komunikasi 58,10 41,90 0,00

4. Pengambilan Keputusan 41,90 58,10 0,00

5. Empati 61,30 38,70 0,00

Gaya Kepemimpinan 58,10 41,90 0,00

Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat gaya kepemimpinan ketua umum KSU

Tandangsari termasuk ke dalam kategori tinggi (58,10%) yang artinya pemimpin

menjalankan kewajibannya sebagai ketua umum, beberapa pegawai dilibatkan

secara langsung dalam pengambilan keputusan, komunikasi antara pegawai dan

ketua umum pun terjadi di dalam maupun di luar pekerjaan serta empati dirasakan

beberapa pegawai karena sering berinteraksi dengan ketua umum. Sedangkan

41,90% responden menilai tingkat gaya kepemimpinan ketua umum KSU

Tandangsari pada kategorisedang, hal ini dikarenakan beberapa pegawai dilibatkan

secara tidak langsung dalam pengambilan keputusan sehingga frekuensi

komunikasi tidak sebaik dengan mereka yang memiliki jabatan struktural.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat gaya kepemimpinan ketua

umum KSU Tandangsari termasuk dalam kategori tinggi dilihat dari 5 indikator

yaitu: 1) Tanggung jawab; 2) Kepercayaan; 3) Komunikasi; 4) Pengambilan

Page 14: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

54

Keputusan; dan 5) Empati. Hal ini terbukti di lapangan dengan gaya kepemimpinan

ketua umum KSU Tandangsari kemajuan diperoleh oleh koperasi dalam

mendapatkan beberapa asset yang sekarang menjadi milik KSU Tandangsari.

4.3.1 Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan perbuatan sebagai perwujudan kesadaran akan

kewajiban sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Makna dari tanggung

jawab ialah siap menerima kewajiban atau tugas. Tanggung jawab juga berkaitan

dengan kewajiban, yaitu sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Maka

tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.

Seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab terhadap orang-orang di bawah

kepemimpinannya dan perusahaan yang dijalankannya.

Tanggung jawab seorang pemimpin merupakan kewajiban terhadap tugasnya

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai seorang pemimpin. Tingkat

tanggung jawab yang dimiliki ketua umum KSU Tandangsari dapat dilihat pada

Tabel 8.

Tabel 8. Tingkat Tanggung Jawab Ketua Umum KSU Tandangsari

No. Uraian Kelas Kategori

Tinggi Sedang Rendah

…%...

1. Pimpinan bekerja untuk mencapai

visi 35,48 51,61 12,91

2. Pimpinan bekerja sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya 58,06 41,94 00,00

3. Pimpinan mematuhi peraturan

umum 67,74 32,26 00,00

4. Pimpinan memberikan pengarahan 74,19 22,58 03,23

Tanggung Jawab 80,60 19,40 00,00

Page 15: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

55

Tabel 8 menunjukan bahwa tingkat tanggung jawab ketua umum KSU

Tandangsari termasuk ke dalam kategori tinggi dengan presentase responden

sebesar 80,60%. Tingkat tanggung jawab ketua umum KSU Tandangsari dinilai

dari 4 pertanyaan yang diajukan penulis kepada responden. Sebagian besar

responden menilai tingkat tanggung jawab ketua umum KSU Tandangsari ke dalam

kategori tinggi karena terlihat dari tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin yang

dikerjakan secara keseluruhan. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian beberapa misi

KSU Tandangsari dibawah kepemimpinannya. Selain itu meskipun pembagian

tugas terbagi rata, pemimpin tetap memberikan arahan dan pemecahan masalah dari

setiap kendala yang terjadi di KSU Tandangsari karena pemimpin memiliki

tanggung jawab untuk memutuskan, mengarahkan dan mengawasi karyawannya.

Sebagai seorang pemimpin, ketua umum KSU Tandangsari memikul

tanggung jawab untuk memimpin koperasi yang dipercayakan kepadanya.

Pemimpin harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukan dan tidak

dilakukannya untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam

organisasi. Untuk itu ketua umum KSU Tandangsari memberikan pengarahan

terhadap kesalahan yang dilakukan oleh setiap karyawan. Ia harus memiliki

keberanian untuk mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan dan

mengambil risiko atau pengorbanan untuk kepentingan organisasi dan orang-orang

yang dipimpinnya. Di sisi lain, pemimpin pun harus melatih karyawannya untuk

menerima tanggung jawab serta mengawasi pelaksanaan tugasnya.

4.3.2 Kepercayaan

Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain

dimana orang tersebut memiliki keyakinan kepada orang lain. Kepercayaan

Page 16: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

56

merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks

sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih

keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari

pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993). Tingkat kepercayaan ketua umum

KSU Tandangsari terhadap para karyawannya dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Tingkat Kepercayaan Ketua Umum KSU Tandangsari

No. Uraian Kelas Kategori

Tinggi Sedang Rendah

…%...

1. Pimpinan mempercayai hasil

pekerjaan karyawannya 70,97 29,03 00,00

2. Pimpinan menerima hasil laporan

bulanan 90,32 09,68 00,00

3. Pimpinan memberikan tanggapan

setiap hasil pekerjaan 70,97 29,03 00,00

4. Pimpinan melakukan pengawasan 38,71 54,84 06,54

Kepercayaan 74,20 25,80 00,00

Tabel 9 menunjukkan bahwa kepercayaan ketua umum KSU Tandangsari

terhadap para karyawannya termasuk ke dalam kategori tinggi (74,20%). Tingkat

kepercayaan ketua umum terhadap karyawannya dinilai dari 4 pertanyaan yang

diajukan penulis. Sebagian besar responden dengan penilaian kategori tinggi

menyatakan bahwa ketua umum KSU Tandangsari memberikan kepercayaan dan

tanggapan terhadap setiap pekerjaan yang dikerjakan karyawannya. Setiap bulan

ketua umum menerima laporan bulanan yang dikerjakan oleh setiap divisi yang

berada di KSU Tandangsari. Manfaat kepercayaan diantaranya adalah terciptanya

iklim saling berbagi informasi dan kerjasama. Ketika seorang karyawan yakin

bahwa ide dan informasi yang disampaikannya akan dihargai, inisiatif dan

kreativitasnya akan tumbuh. Pemimpin yang mempercayai karyawannya tidak akan

segan untuk mendelegasikan tugas dan wewenangnya kepada mereka. Demikian

Page 17: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

57

pula karyawan yang mempercayai pemimpinnya akan merasa lebih nyaman dalam

menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka.

Kepercayaan merupakan keyakinan terhadap integritas, kemampuan atau

karakter seseorang atau sesuatu. Kepercayaan dapat membuat seseorang menjadi

percaya diri, terbuka, jujur, bersedia mengambil risiko dan merasa lebih nyaman

dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Seorang pemimpin perlu memberikan

kepercayaan kepada karyawannya untuk setiap pekerjaan yang diberikan. Karena

kepercayaan dapat mengurangi resistensi terhadap perubahan, Sebaliknya,

ketidakpercayaan (distrust) akan menyebabkan seseorang menjadi bersifat tertutup,

tidak percaya diri, enggan mengambil risiko, dan tidak nyaman dalam menjalin

hubungan dengan orang lain. Akibat tidak adanya kepercayaan, produktivitas

melemah, peluang-peluang pengembangan dan perbaikan terlewatkan, dan kinerja

merosot.

4.3.3 Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan, gagasan atau pikiran seorang

karyawan kepada pemimpin atau sebaliknya, secara langsung atau tidak langsung.

Komunikasi dalam kepemimpinan sangat diperlukan karena kepemimpinan

merupakan upaya memengaruhi banyak orang untuk mencapai tujuan, cara

memengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan

orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan

dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka

mencapai tujuan (Dubrin, 2005).

Pemimpin merupakan pusat kekuatan dan dinamisator bagi perusahaan,

dengan begitu harus selalu berkomunikasi dengan semua pihak baik melalui

Page 18: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

58

hubungan formal maupun informal. Suksesnya pelaksanaan tugas pemimpin itu

sebagian besar ditentukan oleh kemahirannya menjalin komunikasi yang tepat

dengan semua pihak, secara horisontal maupun vertikal. Tingkat komunikasi ketua

umum Tandangsari dengan karyawannya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Tingkat Komunikasi Ketua Umum KSU Tandangsari

No. Uraian Kelas Kategori

Tinggi Sedang Rendah

…%...

1. Pimpinan tidak mendominasi

dalam setiap pembicaraan 90,32 06,45 03,23

2. Terjalinnya komunikasi antara

pimpinan dan karyawan 22,58 38,71 38,71

3.

Terjalinnya hubungan baik dengan

karyawan di dalam maupun di luar

pekerjaan

77,42 22,58 00,00

4. Pimpinan sering memberikan

pengarahan 22,58 74,19 03,23

Komunikasi 58,10 41,90 00,00

Tabel 10 menunjukkan bahwa tingkat komunikasi ketua umum KSU

Tandangsari termasuk ke dalam kategori tinggi (58,10%). Tingkat komunikasi

ketua umum dengan karyawan dinilai dari 4 pertanyaan yang diajukan penulis.

Sebagian besar responden dengan penilaian kategori tinggi menyatakan bahwa

ketika dilakukan diskusi, pimpinan tidak mendominasi dalam setiap pembicaraan.

Selain itu komunikasi yang terjalin dengan pemimpin di dalam maupun di luar

pekerjaan terbilang sangat baik. Hal ini terjadi karena responden memiliki jabatan

struktural sehingga frekuensi komunikasi sering dilakukan. Komunikasi pun

terjalin secara langsung karena adanya rapat internal yang dilakukan sebulan sekali

dengan pejabat struktural. Selain itu pemimpin memberikan pengarahan serta

bimbingan dalam bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing

Page 19: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

59

divisi. Sebagian responden pun dapat berkonsultasi atau menghubungi ketua umum

secara langsung karena jarak rumah mereka relatif berdekatan.

Menurut Scheidel (1976) fungsi dari komunikasi yaitu untuk menyatakan dan

mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar,

dan untuk memengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti

yang kita inginkan. Sebagai seorang pemimpin untuk KSU Tandangsari, ketua

umum perlu membangun komunikasi dengan seluruh karyawan. Sehingga

pemimpin dapat memengaruhi karyawan untuk memiliki semangat dalam bekerja

demi mencapai tujuan dari koperasi. Hal ini didukung oleh pernyataan Syamsu

dkk., (1991), yang menyatakan bahwa pemimpin harus berusaha agar komunikasi

antar anggota dan ketua dengan organisasinya berjalan lancer, sehingga kegiatan

antar seluruh anggota dapat berjalan dengan baik dan anggota dapat menghayati

tujuan serta peran dirinya untuk mencapai tujuan bersama.

4.3.4 Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi dari seorang pemimpin.

Pengambilan keputusan merupakan proses penerjemahan dari sebuah keinginan-

keinginan berbagai pihak. Pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah

dilakukan oleh pemimpin setelah melalui proses diskusi dan konsultasi dengan para

bawahan. Pengambilan keputusan adalah soal yang berat karena sering menyangkut

kepentingan banyak orang. Kemampuan yang baik dalam pengambilan keputusan

harus tercermin pada tiga hal, yaitu cara, hasil keputusan, dan kemampuan

menyampaikan hasil keputusan. Tidak ada sesuatu yang pasti dalam pengambilan

keputusan. Pemimpin harus memilih di antara alternatif yang ada dan kemungkinan

implikasi atau akibat suatu pengambilan keputusan tertentu.

Page 20: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

60

Pengambilan keputusan oleh pemimpin hendaknya didiskusikaan terlebih

dahulu bersama para karyawan agar kepemimpinan demokratis di dalam koperasi

dirasakan semua pihak. Pengambilan keputusan pada hakekatnya adalah suatu

pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah. Tingkat pengambilan

keputusan yang dilakukan oleh ketua umum KSU Tandangsari dapat dilihat pada

Tabel 11.

Tabel 11. Tingkat Pengambilan Keputusan Ketua Umum KSU Tandangsari

No. Uraian Kelas Kategori

Tinggi Sedang Rendah

…%...

1. Hasil keputusan sesuai dengan

harapan 032,26 61,29 06,45

2. Pimpinan melibatkan karyawan

dalam pengambilan keputusan 025,81 58,06 16,13

3. Pimpinan ikut serta dalam setiap

pengambilan keputusan 100,00 00,00 00,00

4. Pimpinan mengambil keputusan

disaat rapat rutin 029,03 70,97 03,23

Pengambilan Keputusan 041,90 58,10 00,00

Tabel 11 menunjukkan bahwa tingkat pengambilan keputusan yang dilakukan

oleh ketua umum KSU Tandangsari termasuk ke dalam kategori sedang (58,10%).

Tingkat pengambilan keputusan ketua umum dinilai dari 4 pertanyaan yang

diajukan penulis. Sebagian besar responden menilai tingkat pengambilan keputusan

ketua umum KSU Tandangsari ke dalam kategori sedang karena beberapa

responden tidak dilibatkan secara langsung dalam rapat internal namun pendapat

yang diberikan untuk kemajuan KSU Tandangsari tetap tertampung. Selain itu

terkadang hasil keputusan yang dibuat oleh pimpinan tidak sesuai dengan harapan

para karyawan. Meskipun begitu tetap bisa dilakukan diskusi untuk mencari jalan

keluar yang terbaik.

Page 21: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

61

Di dalam suatu organisasi, pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang

sangat strategis bahkan dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi itu

sendiri. Tentunya sebelum pengambilan keputusan itu diambil, terlebih dahulu

harus ada masalah dan alternatif-alternatif pemecahan masalah. Sebagai seorang

pemimpin, ketua umum KSU Tandangsari harus dapat mengambil keputusan yang

terbaik dari setiap alternatif-alternatif yang telah dimusyawarahkan secara bersama-

sama dengan para karyawan. Karena setiap keputusan yang diambil oleh ketua

umum akan memengaruhi kemajuan koperasi.

4.3.5 Empati

Empati merupakan kemampuan menghubungkan dan merasakan pikiran,

emosi ataupun perasaan orang lain. Orang-orang yang empati sering dilihat oleh

orang lain sebagai orang yang memahami dan mampu memberikan dukungan

kepada orang lain secara tepat dengan perasaan peka dan peduli. Empati adalah

sikap yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin agar dapat memanfaatkan potensi-

potensi yang dimiliki karyawannya. Empati akan membuat seorang pemimpin lebih

bijaksana dalam bersikap dan dalam setiap pengambilan keputusan karena ia tidak

hanya akan memandang dari sudut pandangnya sendiri tapi juga

mempertimbangkan keadaan orang lain.

Empati merupakan sikap bagian kecerdasan emosi yang harus dimiliki oleh

seorang pemimpin untuk dapat memahami karyawannya dan dapat

mempertimbangkan keadaan karyawannya seputar pekerjaan. Sikap empati

diperlukan seorang pemimpin kepada karyawannya agar karyawan tidak merasakan

tekanan dari beban pekerjaan. Tingkat empati ketua umum KSU Tandangsari

terhadap karyawannya dapat dilihat pada Tabel 12.

Page 22: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

62

Tabel 12. Tingkat Empati Ketua Umum KSU Tandangsari

No. Uraian Kelas Kategori

Tinggi Sedang Rendah

…%...

1. Pimpinan memberikan perhatian

kepada karyawannya 41,94 54,84 03,22

2.

Pimpinan memberikan kesempatan

kepada karyawannya untuk

berdiskusi

48,39 48,39 03,22

3. Pimpinan melihat keadaan

sebelum mengambil keputusan 77,42 22,58 00,00

4. Pimpinan memberikan solusi pada

setiap masalah yang terjadi 38,71 58,06 03,23

Empati 61,30 38,70 00,00

Tabel 12 menunjukkan bahwa tingkat empati ketua umum KSU Tandangsari

terhadap para karyawannya termasuk ke dalam kategori tinggi (61,30%). Tingkat

empati ketua umum terhadap karyawannya dinilai dari 4 pertanyaan yang diajukan

penulis terlampir pada Tabel 12. Sebagian besar responden menilai tingkat empati

ketua umum KSU Tandangsari ke dalam kategori tinggi dikarenakan pimpinan

selalu memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk mendisukusikan setiap

masalah yang terjadi di koperasi. Ketua umum pun dalam mengambil keputusan

selalu mempertimbangkan keadaan karyawannya maupun koperasi. Selain itu

pimpinan selalu memberikan motivasi seperti saran atau nasihat kepada

karyawannya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini di dukung oleh hasil

penelitian Utami (2014) dalam Yuniarti (2016) bahwa empati bagian dari emosi

yang dikendalikan melalui kecerdasan seorang pemimpin yang mampu memotivasi,

menyelesaikan masalah bawahannya untuk mencapai target pekerjaannya sesuai

dengan yang diharapkan, serta pemimpin harus memiliki tingkat kepedulian

terhadap bawahannya sehingga ada pengaruh bawahan dengan atasan melalui

Page 23: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

63

empati yang diciptakan oleh pimpinan terhadap atasan dan antar sesama bawahan,

hal inilah yang menjadi budaya baik dalam organisasi.

4.4 Kinerja Karyawan di KSU Tandangsari

Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi.

Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan

individu atau kelompok individu. Penilaian terhadap kinerja di dalam organisasi

merupakan hal penting. Mangkunegara (2005) mengemukakan bahwa penilaian

kinerja pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan

potensi yang dapat dikembangkan. Dengan penilaian kinerja untuk individu

maupun kelompok merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja

organisasi. Tingkat kinerja karyawan KSU Tandangsari dapat dilihat pada Tabel

13.

Tabel 13. Persentase Indikator Kinerja Karyawan KSU Tandangsari

No. Dimensi Kelas Kategori

Tinggi Sedang Rendah

…%...

1. Kualitas 58,10 41,90 00,00

2. Ketepatan Waktu 58,10 41,90 00,00

3. Inisiatif 35,50 51,60 12,90

4. Kemampuan 67,70 32,30 00,00

5. Komunikasi 93,50 06,50 00,00

Kinerja Karyawan 77,40 22,60 00,00

Tabel 13 menunjukkan bahwa tingkat kinerja karyawan KSU Tandangsari

termasuk ke dalam kategori tinggi dengan presentase responden sebesar 77,40%.

Sebanyak 24 responden memiliki tingkat kinerja dengan kategori tinggi. Hal ini

Page 24: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

64

terjadi karena karyawan dapat mencapai target dan menyelesaikan pekerjaannya

sesuai dengan job description masing-masing karyawan. Selain itu karyawan

berkontribusi untuk KSU Tandangsari dengan memberikan pendapat dan ide untuk

kemajuan koperasi serta komunikasi terjalin di dalam maupun di luar pekerjaan.

Komunikasi yang terjalin dengan sesama karyawan, membuat pekerjaan menjadi

lebih mudah karena seorang karyawan memerlukan kemampuan dalam

berkomunikasi sehingga akan tercipta kerjasama antara satu dengan yang lain, dan

dapat menghadirkan ide-ide yang baru melalui komunikasi yang terjalin dengan

baik.

Kinerja karyawan sangat memengaruhi keberhasilan suatu organisasi atau

perusahaan. KSU Tandangsari akan berusaha untuk selalu meningkatkan kinerja

karyawannya demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Sudarmanto

(2009), perusahaan yang berhasil dan efektif merupakan perusahaan dengan

individu yang didalamnya memiliki kinerja yang baik. Perusahaan yang efektif atau

berhasil apabila ditopang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Sebaliknya,

perusahaan yang gagal dikarenakan faktor kinerja dari sumber daya manusia yang

tidak berkualitas. Jadi kinerja sumber daya manusia sangat berpengaruh besar

terhadap keberhasilan suatu perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut maka

upaya untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja di dalam organisasi merupakan

hal penting. Disamping itu, juga untuk menentukan pelatihan kerja secara tepat,

memberikan tanggapan yang lebih baik di masa mendatang dan sebagai dasar untuk

menentukan kebijakan dalam hal promosi jabatan dan penentuan imbalan.

Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan

kinerja organisasi dari SDM organisasi. Penilaian terhadap kinerja pada penelitian

ini dilihat dari 5 indikator yaitu: 1) Kualitas pekerjaan; 2) Ketepatan waktu; 3)

Page 25: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

65

Inisiatif; 4) Kemampuan; dan 5) Komunikasi. Dari ke 5 indikator tersebut, kualitas

pekerjaan, ketepatan waktu, kemampuan, dan komunikasi karyawan termasuk

dalam kategori tinggi.

4.4.1 Kualitas Pekerjaan

Kualitas kerja merupakan wujud perilaku dari suatu kegiatan yang telah

dilaksanakan dan sesuai dengan harapan yang telah ditentukan sebelumnya.

Menurut Wilson dan Heyel (1987), quality of work (kualitas kerja) menunjukkan

sejauh mana mutu seorang pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya meliputi

ketepatan, kelengkapan, dan kerapian. Kualitas pekerjaan diukur dari persepsi

karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas

terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. Tingkat kualitas pekerjaan

karyawan KSU Tandangsari dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Tingkat Kualitas Pekerjaan Karyawan KSU Tandangsari

No. Uraian Kelas Kategori

Tinggi Sedang Rendah

…%...

1.

Karyawan menyelesaikan

pekerjaan sesuai tugas pokok dan

fungsinya

74,19 25,81 0,00

2. Karyawan memberikan pelayanan

yang terbaik 35,48 64,52 0,00

3.

Karyawan dapat menyelesaikan

pekerjaan yang diberikan secara

mendadak

45,16 54,84 0,00

4. Karyawan mengambil kerja

lembur 64,52 35,48 0,00

Kualitas Pekerjaan 58,10 41,90 0,00

Tabel 14 menunjukkan bahwa tingkat kualitas pekerjaan karyawan KSU

Tandangsari termasuk dalam kategori tinggi (58,10%). Tingkat kualitas pekerjaan

Page 26: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

66

karyawan KSU Tandangsari dinilai dari 4 pertanyaan yang penulis ajukan.

Sebagian besar responden dengan tingkat kualitas pekerjaan tinggi dikarenakan

karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya. Selain itu para karyawan bersedia bekerja lembur untuk mencapai target

yang telah ditetapkan. Sebagian besar karyawan KSU Tandangsari bertempat

tinggal relatif berdekatan dengan Kantor KSU Tandangsari sehingga lebih fleksibel

untuk mereka dalam mengambil kerja lembur.

Kualitas kerja merupakan salah satu indikator yang dievaluasi dalam

penilaian kinerja. Bitner dan Zeithaml (2008) dalam Riorini (200) menyatakan

untuk dapat meningkatkan performance quality (kualitas kerja) ada beberapa cara

yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan memberikan pelatihan atau

training, memberikan insentif atau bonus dan mengaplikasikan atau menerapkan

teknologi yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja. Hal

tersebut sudah dilakukan oleh KSU Tandangsari. Tingkat kualitas pekerjaan dengan

kategori tinggi yang dimiliki oleh karyawan KSU Tandangsari tentu akan

meningkatkan produktivitas. Meningkatnya produktivitas akan memberikan

dampak positif bagi koperasi. Produktivitas merupakan hal yang sangat penting

dalam menciptakan perusahaan yang sehat dan kuat. Bila para karyawan mampu

bekerja untuk kualitas yang baik, maka perusahaan akan menjadi semakin efektif

dalam operasionalnya.

4.4.2 Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu merupakan penyelesaian aktivitas pada awal waktu yang

dinyatakan sesuai dengan aturan atau standar waktu yang telah ditetapkan dalam

bekerja. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam

Page 27: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

67

menyelesaikan pekerjaan. Ketepatan waktu hal yang harus diperhatikan setiap

karyawan agar target yang ditetapkan koperasi dapat tercapai. Tingkat ketepatan

waktu karyawan KSU Tandangsari dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Tingkat Ketepatan Waktu Karyawan KSU Tandangsari

No. Uraian Kelas Kategori

Tinggi Sedang Rendah

…%...

1. Karyawan masuk dan keluar kerja

sesuai dengan jam kerja 41,93 32,26 25,81

2. Karyawan dapat bekerja sesuai

dengan jam yang telah ditentukan 51,61 48,39 00,00

3. Karyawan diberikan cuti 77,42 22,58 00,00

4.

Karyawan dapat menyelesaikan

pekerjaan sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan

38,71 61,29 00,00

Ketepatan Waktu 58,10 41,90 00,00

Tabel 15 menunjukkan bahwa tingkat ketepatan waktu karyawan KSU

Tandangsari termasuk ke dalam kategori tinggi dengan presentase responden

sebesar 58,10%. Sebagian besar responden memiliki tingkat ketepatan waktu yang

tinggi karena karyawan masuk dan keluar kerja sesuai dengan standar waktu masuk

dan keluar kerja yang telah ditetapkan pihak KSU Tandangsari terlebih jarak rumah

mereka yang relatif berdekatan dengan kantor KSU Tandangsari. Selain itu

penyelesaian pekerjaan yang diberikan tepat pada waktu yang telah ditetapkan

sehingga pekerjaan tidak menumpuk dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

Dengan mementingkan ketepatan waktu, pekerjaan dapat ditata dengan rapi, dan

akan memudahkan proses mengorganisasikan dan mengendalikan pekerjaan

lainnya.

Ketepatan waktu menjadi hal yang penting untuk kinerja seorang karyawan

karena apabila terjadi keterlambatan akan memengaruhi pelayanan kepada anggota

Page 28: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

68

atau konsumen. Ketepatan waktu merupakan kunci untuk kemajuan sebuah

organisasi. Ketepatan waktu adalah hasil dari manajemen waktu yang tepat. Dengan

melakukan perencanaan yang efektif, maka seorang karyawan akan mampu

menyisakan waktu luang yang berharga untuk menyusun pengembangan diri guna

peningkatan kinerjanya.

4.4.3 Inisiatif

Inisiatif adalah suatu kemampuan dalam menemukan peluang, menemukan

ide, mengembangkan ide serta cara-cara baru dalam memecahkan suatu problema

(Suryana, 2006). Inisiatif dalam pekerjaan berarti melakukan pekerjaan tanpa

menunggu intervensi atau suruhan orang lain. Menurut Mardiyanto (2008), inisiatif

adalah kemampuan seseorang dalam bekerja untuk menghasilkan sesuatu yang baru

atau asli atau menghasilkan suatu pemecahan masalah. Karyawan yang memiliki

inisiatif dengan segera dapat melihat masalah yang muncul dan mencari solusi atas

permasalahan tersebut. Tingkat inisiatif yang dimiliki karyawan KSU Tandangsari

dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Tingkat Inisiatif Karyawan KSU Tandangsari

No. Uraian Kelas Kategori

Tinggi Sedang Rendah

…%...

1. Karyawan memberikan pendapat

atau ide 41,94 45,16 12,90

2.

Karyawan menyelesaikan

pekerjaannya tidak sampai

deadline

25,81 67,74 06,45

3. Karyawan mengikuti setiap

kegiatan yang ada di koperasi 48,39 48,39 03,22

4. Karyawan membantu rekan

kerjanya 16,13 51,61 32,26

Inisiatif 35,50 51,60 12,90

Page 29: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

69

Tabel 16 menunjukkan bahwa tingkat inisiatif yang dimiliki karyawan KSU

Tandangsari termasuk ke dalam kategori sedang (51,60%). Tingkat inisiatif

karyawan KSU Tandangsari dinilai dari 4 pertanyaan yang diajukan oleh penulis.

Sebagian besar responden memiliki tingkat inisiatif dengan kategori sedang dalam

hal pekerjaan dikarenakan beberapa karyawan sesekali dapat mengerjakan

pekerjaan diluar pekerjaan mereka seperti membantu divisi lain ketika tugas mereka

sudah selesai dikerjakan dan dalam hal ini kerjasama antar karyawan pun terbentuk

untuk kemajuan KSU Tandangsari. Namun meskipun begitu beberapa karyawan

tetap berkontribusi dalam memberikan pendapat atau ide agar koperasi semakin

lebih baik.

Karyawan yang mempunyai inisiatif adalah karyawan yang proaktif dan tidak

pasif menunggu perintah. Dengan tingkat inisiatif pada karyawan KSU Tandangsari

dengan kategori sedang diharapkan karyawan tetap mencari terobosan-terobosan

baru untuk meningkatkan kinerja. Karyawan yang mempunyai inisiatif akan sangat

dibutuhkan dalam bidang apapun karena hasil yang mereka kerjakan akan melebihi

dari yang diharapkan sehingga produktivitas kerja pun akan meningkat dan akan

memberikan dampak yang positif untuk kemajuan KSU Tandangsari. Mengingat

KSU Tandangsari merupakan koperasi yang bergerak dibidang agribisnis sapi

perah, dibutuhkan ide dan inovasi baru dari karyawan untuk para peternak sapi

perah yang menjadi salah satu bagian dari koperasi.

4.4.4 Kemampuan

Kemampuan dalam bekerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang

karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Menurut

Sulistiyani (2003), kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki

Page 30: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

70

oleh seorang karyawan. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk

kemampuan. Kemampuan sangat diperlukan seorang karyawan dalam melakukan

pekerjaannya. Tingkat kemampuan karyawan KSU Tandangsari dapat dilihat pada

Tabel 17.

Tabel 17. Tingkat Kemampuan Karyawan KSU Tandangsari

No. Uraian Kelas Kategori

Tinggi Sedang Rendah

…%...

1. Karyawan bekerja mencapai target 38,71 48,39 12,90

2. Karyawan mengerjakan tugas yang

diberikan 70,97 29,03 00,00

3. Karyawan melakukan pekerjaan

sesuai dengan rencana kerja 54,84 45,16 00,00

4. Karyawan mampu bekerja lembur

apabila tuntutan pekerjaan 70,97 25,81 03,22

Kemampuan 67,70 32,30 00,00

Tabel 17 menunjukkan bahwa tingkat kemampuan karyawan KSU

Tandangsari termasuk ke dalam kategori tinggi (67,70%). Tingkat kemampuan

karyawan KSU Tandangsari dinilai dari 4 pertanyaan yang diajukan oleh penulis.

Sebagian besar responden memiliki tingkat kemampuan dalam bekerja dengan

kategori tinggi dikarenakan karyawan dapat mencapai target yang telah ditetapkan

dalam rencana kerja masing-masing divisi. Selain itu karyawan bekerja dengan

semaksimal mungkin sesuai dengan standar dan aturan yang ditetapkan oleh KSU

Tandangsari. Menurut Gitosudarmo dan Sudita (2008) pencapaian prestasi

berkaitan dengan kemampuan menyelesaikan tujuan yang menantang (challenging

goal). Oleh karena itu untuk mencapai sebuah tujuan dari koperasi, seorang

karyawan dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai untuk

menyelesaikan pekerjaannya.

Page 31: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

71

Salah satu faktor yang sangat penting dan berpengaruh terhadap keberhasilan

karyawan di dalam melaksanakan suatu pekerjaan adalah kemampuan kerja.

Kemampuan kerja sangat menentukan kinerja karyawan dalam sebuah perusahaan

atau organisasi tersebut. Kemampuan seseorang akan ditentukan oleh tinggi

rendahnya tingkat pendidikan dan pengalaman. Karena kedua unsur inilah

pengetahuan dan keterampilan dapat diperoleh.

4.4.5 Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses dalam menyampaikan pesan dari seseorang

kepada orang lain dengan bertujuan untuk memberitahu, mengeluarkan pendapat,

mengubah pola sikap atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung.

Komunikasi dalam hubungan kerja sangat diperlukan agar terjalin hubungan yang

baik dengan pimpinan maupun rekan kerja. Tingkat komunikasi karyawan KSU

Tandangsari dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Tingkat Komunikasi Karyawan KSU Tandangsari

No. Uraian Kelas Kategori

Tinggi Sedang Rendah

…%...

1. Komunikasi terjalin dengan rekan

kerja 077,42 22,58 0,00

2. Menjalin kerjasama yang baik 077,42 22,58 0,00

3. Menjalin hubungan yang baik di

dalam maupun di luar pekerjaan 100,00 00,00 0,00

4. Komunikasi dengan rekan kerja

dilakukan secara profesional 077,42 22,58 0,00

Komunikasi 93,50 06,50 0,00

Data pada Tabel 18 menunjukkan bahwa tingkat komunikasi karyawan KSU

Tandangsari dengan sesama karyawan termasuk ke dalam kategori tinggi (93,50%).

Tingkat komunikasi antar karyawan KSU Tandangsari dinili dari 4 pertanyaan yang

Page 32: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

72

diajukan oleh penulis. Sebagian besar responden memiliki tingkat komunikasi

dengan sesama karyawan dalam kategori tinggi dikarenakan terjalinnya kerjasama

yang baik dengan sesama karyawan untuk bertukar pikiran ataupun ide. Selain itu

hubungan dengan sesama karyawan pun terjalin di dalam maupun di luar pekerjaan.

Komunikasi yang terjalin dengan baik akan menciptakan suasana dan

hubungan yang baik pula di antara para karyawan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Yuniarti (2016) yang menyatakan bahwa hubungan yang baik antar pegawai akan

menciptakan koordinasi dan komunikasi yang baik dalam bekerja sehingga semua

akan berdampak terhadap pencapaian kinerja yang baik pada perusahaan. Keeratan

yang terjalin antara sesama rekan kerja umumnya didasari oleh kebersamaan para

pegawai dimana mereka merasa satu tujuan, satu nasib dan sepenanggungan.

Baiknya hubungan tersebut juga dikarenakan oleh kesadaran para pegawai tentang

perlunya kerjasama yang baik dalam rangka pemenuhan dan tujuan perusahaan

(Yuniarti, 2016).

4.5 Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Ketua Umum dengan Kinerja

Karyawan di KSU Tandangsari

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Rank Spearman menggunakan

aplikasi SPSS, diperoleh nilai sig. 0,000 pada tingkat signifikansi 99 persen (∝=

0,01). Nilai sig. lebih kecil dari 0,01, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara gaya kepemimpinan ketua umum KSU Tandangsari dengan

kinerja karyawan di koperasi. Sedangkan untuk nilai koefisien korelasi (rs)

diperoleh sebesar 0,717 antara gaya kepemimpinan ketua umum dengan kinerja

karyawan koperasi. Untuk memperkuat validitas analisis penelitian ini dilakukan

pengujian hipotesis dengan uji t.

Page 33: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

73

Uji thitung :

𝑈𝑗𝑖 𝑡 = √𝑛 − 2

1 − 𝑟𝑠2

𝑟𝑠

𝑈𝑗𝑖 𝑡 = 0,717 √31 − 2

1 − (0,717)2

𝑈𝑗𝑖 𝑡 = 5,539

Uji ttabel :

Daerah kritis t < -t/2 : n-k dan t > -t/2 : n-k

t < -0,01/2 : 31-2 dan t > -0,01/2 : 31-2

-t < 0,005 : 29 dan t > 0,005 : 29

t = 2,756

Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan uji satu sisi. Berdasarkan hasil

uji t diperoleh thitung sebesar 5,539 dan ttabel sebesar 2,756, maka dapat disimpulkan

thitung lebih besar dari ttabel yang berarti menolak H0 dan menerima H1.

Keeratan hubungan antara gaya kepemimpinan ketua umum dengan kinerja

karyawan di koperasi diketahui dengan menginterpretasikan menggunakan aturan

koefisien korelasi Guilford (1956) yang terlampir pada Tabel 2. Hasil interpretasi

dengan menggunakan aturan koefisien korelasi Guilford (1956) menyatakan nilai

0,717 ini diartikan bahwa hubungan dua variabel kuat. Maknanya hal ini

menunjukkan terdapat hubungan yang searah atau positif antara keduanya, dapat

dikatakan semakin tinggi gaya kepemimpinan ketua umum maka semakin tinggi

kinerja karyawan.

Gaya kepemimpinan seseorang merupakan cara bekerja dan bertingkah laku

pemimpin dalam membimbing para bawahannya untuk berbuat sesuatu (Kartono,

2005). Di dalam suatu organisasi, gaya kepemimpinan adalah salah satu faktor

Page 34: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

74

lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan

kebijakan dan penentuan strategi organisasi yang bersangkutan. Berdasarkan hasil

identifikasi mengenai gaya kepemimpinan ketua umum KSU Tandangsari, gaya

kepemimpinan yang digunakan oleh ketua umum KSU Tandangsari cenderung

kepada gaya kepemimpinan demokratis dengan tingkat gaya kepemimpinan yang

termasuk ke dalam kategori tinggi dengan persentase 58,10%. Hasil penelitian

dilihat dari 5 indikator, yaitu tanggung jawab, kepercayaan, komunikasi,

pengambilan keputusan, dan empati.

Sebagai seorang pemimpin, ketua umum KSU Tandangsari memberi arahan

kepada karyawannya agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seorang

pemimpin harus mampu memengaruhi para karyawannya untuk bertindak sesuai

dengan visi, misi dan tujuan koperasi. Hal ini diperkuat oleh teori oleh Robbins

(2006) yang dalam penjelasannya disebutkan bahwa pemimpin mampu merangsang

agar bawahan dapat berfikir secara kreatif dan inovatif. Selanjutnya dalam

penelitian Suranta (2002) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh

dalam meningkatkan kinerja karyawan dengan memengaruhi perilaku dan cara

pandang karyawan. Dengan adanya cara pandang yang sama antara pemimpin dan

bawahan, maka pemimpin dapat mengontrol dan mengarahkan karyawan guna

meningkatkan kinerjanya

Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi.

Penilaian terhadap kinerja di dalam organisasi merupakan hal penting.

Mangkunegara (2005) mengemukakan bahwa penilaian kinerja pegawai

merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat

Page 35: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum KSU …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130387_4_8888.pdfkabupaten sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah kecamatan,

75

dikembangkan. Dengan penilaian kinerja untuk individu maupun kelompok

merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja organisasi. Tingkat

kinerja karyawan KSU Tandangsari termasuk ke dalam kategori tinggi dengan

presentase responden sebesar 77,40%. Hasil penelitian dilihat dari 5 indikator, yaitu

kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, inisiatif, kemampuan, dan komunikasi.

Kinerja merupakan faktor penting dalam menentukan usaha untuk mencapai

tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Dalam organisasi, suatu

gaya kepemimpinan yang tepat sangat diperlukan untuk mengembangkan

lingkungan kerja yang kondusif dan meningkatkan kinerja bagi karyawan sehingga

diharapkan akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Kinerja dengan

produktivitas yang tinggi di KSU Tandangsari diperlukan agar karyawan dapat

memberikan pelayanan terbaik guna mensejahterakan anggotanya. Dengan

demikian dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) dengan kinerja yang terbaik

pula. Gaya kepemimpinan memiliki keterkaitan yang erat dengan kinerja karyawan.

Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adanya

hubungan yang kuat antara gaya kepemimpinan ketua umum dengan kinerja

karyawan di koperasi. Dengan demikian tingkat gaya kepemimpinan berhubungan

dengan tingkat kinerja karyawan di KSU Tandangsari.