IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Wilayah Kerja KSU...

21
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Wilayah Kerja KSU Tandangsari Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari berlokasi di Komplek Pasar Tanjungsari No. 50, Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Selain itu wilayah kerja KSU Tandangsari mencakup pabrik makanan ternak yang berlokasi di Jalan Pamegarsari No. 57, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Secara geografis, wilayah Tanjungsari rata-rata berada di atas ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Suhu udara di wilayah Tanjungsari rata-rata 20 derajat Celcius dengan kelembaban udara dapat mencapai 80% serta kelembaban udara sekitar 60 65 persen. Secara rata-rata tanah di Kecamatan Tanjungsari berada di jenis tanah Latosol, sisanya di jenis tanah Grumosol, Andosol dan Regosol. Wilayah dengan kondisi daerah seperti ini cocok untuk mengembangkan usaha peternakan sapi perah. KSU Tandangsari terdiri dari 28 kelompok yang tersebar di daerah Kabupaten Sumedang. Kelompok peternak sapi perah yang ada di Kabupaten Sumedang hampir sebagian besar terkonsentrasi di Kecamatan Tanjungsari, sedangkan sebagian lagi terletak pada Kecamatan Sukasari, Pamulihan, Cimanggung, Rancakalong dan Situraja. Setiap kelompok memiliki Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) yang menjadi tempat penyetoran susu setiap harinya. Kelompok Putra Saluyu terletak di Dusun Lebak Bitung dan Kelompok Putra Sari terletak di Dusun Cipelah. Kedua kelompok ini terletak di Desa Mekar Bakti, Kecamatan Pamulihan.

Transcript of IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Wilayah Kerja KSU...

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Wilayah Kerja KSU Tandangsari

Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari berlokasi di Komplek Pasar

Tanjungsari No. 50, Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

Selain itu wilayah kerja KSU Tandangsari mencakup pabrik makanan ternak yang

berlokasi di Jalan Pamegarsari No. 57, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten

Sumedang.

Secara geografis, wilayah Tanjungsari rata-rata berada di atas ketinggian

800 meter di atas permukaan laut. Suhu udara di wilayah Tanjungsari rata-rata 20

derajat Celcius dengan kelembaban udara dapat mencapai 80% serta kelembaban

udara sekitar 60 – 65 persen. Secara rata-rata tanah di Kecamatan Tanjungsari

berada di jenis tanah Latosol, sisanya di jenis tanah Grumosol, Andosol dan

Regosol. Wilayah dengan kondisi daerah seperti ini cocok untuk

mengembangkan usaha peternakan sapi perah.

KSU Tandangsari terdiri dari 28 kelompok yang tersebar di daerah

Kabupaten Sumedang. Kelompok peternak sapi perah yang ada di Kabupaten

Sumedang hampir sebagian besar terkonsentrasi di Kecamatan Tanjungsari,

sedangkan sebagian lagi terletak pada Kecamatan Sukasari, Pamulihan,

Cimanggung, Rancakalong dan Situraja. Setiap kelompok memiliki Tempat

Pelayanan Koperasi (TPK) yang menjadi tempat penyetoran susu setiap harinya.

Kelompok Putra Saluyu terletak di Dusun Lebak Bitung dan Kelompok Putra Sari

terletak di Dusun Cipelah. Kedua kelompok ini terletak di Desa Mekar Bakti,

Kecamatan Pamulihan.

2

4.2 Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah peternak anggota KSU di Kelompok

Putra Sari dan Putra Saluyu Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

Responden dalam penelitian ini memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal

tingkat pendidikan dan umur. Menurut Kotler (1997) faktor yang mempengaruhi

preferensi diantaranya pendidikan, umur, penghasilan, dan budaya pembeli.

Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal

No. Pendidikan Formal Frekuensi (orang) Presentase (%)

1. SD 32 80

2. SMP 4 10

3. SMA 4 10

Total 40 100

Pada Tabel 4 dapat dilihat tingkat pendidikan formal yang dimiliki

responden bervariasi mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

Sekolah Menengah Atas. Pendidikan formal responden sebagaian besar adalah

SD dengan 32 orang (80%), sedangkan SMP 4 orang (10%), SMA 4 orang (10%).

Umur juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi

konsumen. Umur responden dapat dilihat dari pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Frekuensi Responden berdasarkan Kelompok Umur

No. Umur Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1. ≤ 30 2 5

2. 31 – 40 9 22,5

3. 41 – 59 22 55

4. > 59 7 17,5

Total 40 100

Usia cukup menentukan keberhasilan dalam melakukan suatu pekerjaan,

baik sifatnya fisik maupun non-fisik. Menurut Amron (2009) dalam Sasmita dan

3

Ketut (2017) pada umumnya, tenaga kerja yang berumur tua mempunyai

kemampuan fisik yang lemah dan terbatas, sebaliknya tenaga kerja yang berumur

muda mempunyai kemampuan fisik yang kuat. Berdasarkan Tabel 5 diketahui 33

responden termasuk dalam umur produktif bekerja yaitu 15 sampai dengan 59

tahun (Zainal dan Chris, 1999).

Karakteristik usaha ternak responden menunjukkan bahwa rata – rata

produksi susu per ekor berjumlah 11,82 per liter per hari, angka ini lebih tinggi

dibandingkan rata - rata produksi susu nasional per ekor per hari. Menurut

Sudono, dkk (2003) produksi susu sapi FH di Indonesia rata – rata adalah 10 liter

per ekor per hari.

4.3 Atribut yang Dipertimbangkan

Pada penelitian ini atribut yang dipertimbangkan oleh peternak anggota

KSU Tandangsari sebanyak 8 atribut. Berdasarkan hasil penelitian dengan

wawancara kepada 40 responden, diperoleh proporsi jawaban responden pada

setiap atribut konsentrat KSU Tandangsari. Tingkat Kesukaan Responden

terhadap Konsentrat Mako Super dapat dilihat di Tabel 6 dan dengan terperinci

pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.

4

Tabel 6. Tingkat Kesukaan Responden terhadap Konsentrat Mako Super

No. Atribut Konsentrat

Proporsi Jawaban Preferensi

∑ Jawaban

“Ya”

∑ Jawaban

“Tidak” Total

Skor Kategori

Orang % Orang %

1 Harga 39 97,5 1 2,5 114 Cukup suka

2 Tekstur pakan 37 92,5 3 7,5 134 Suka

3 Kemasan pakan 39 97,5 1 0 119 Cukup suka

4 Ketersediaan pakan 40 100 0 0 159 Suka

5 Palatabilitas ternak 38 95 2 5 142 Suka

6 Pengaruh

konsentrat terhadap

kualitas susu

38 95 2 5 151 Suka

7 Pengaruh

konsentrat terhadap

kuantitas susu

38 95 2 5 136 Suka

8 Daya Tahan 40 100 0 0 145 Suka

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui proporsi jawaban “Ya” dan “Tidak”

terhadap atribut konsentrat yang dipertimbangkan dalam membeli konsentrat tidak

terlalu bervariasi karena seluruh atribut tersebut dianggap penting oleh peternak.

Proporsi jawaban “Ya” responden yang paling tinggi adalah pada atribut

ketersediaan pakan dan daya tahan pakan, dan atribut yang paling rendah adalah

tekstur pakan. Proporsi jawaban “Ya” kemudian digunakan untuk validasi atribut

dengan menggunakan Cochran Q test. Proses perhitungan validasi atribut dengan

menggunakan Cochran Q test dapat dilihat pada Lampiran 2. Atribut yang valid

kemudian digunakan dalam analisis preferensi dan analisis tingkat kepuasan dan

kepentingan tiap atribut dengan menggunakan Importance Perfomance Analysis

(IPA).

Berdasarkan Lampiran 3 dapat dilihat bahwa total skor didapatkan dari

hasil penjumlahan skor kesukaan responden terhadap masing-masing atribut yang

dipertimbangkan. Total ini digunakan untuk pengukuran preferensi peternak

5

anggota KSU Tandangsari pada penggunaan konsentrat Mako Super. Total skor

atribut paling tinggi adalah total skor ketersediaan pakan yaitu 159. Total skor

ketersediaan pakan tinggi karena peternak merasa suka pada atribut ketersediaan

pakan. Total skor yang paling rendah adalah harga dengan skor 114, hal ini

dikarenakan peternak cenderung cukup suka dengan harga konsentrat KSU

Tandangsari.

4.3.1 Harga Pakan

Harga merupakan salah satu atribut yang dipertimbangkan oleh peternak

KSU dalam membeli konsentrat KSU Tandangsari. Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa 97,5% responden atau 39 orang mempertimbangkan harga.

Frekuensi tingkat kesukaan responden pada atribut harga pakan dapat dilihat pada

Tabel 7 dan dengan terperinci pada Lampiran 3.

Tabel 7. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Harga

Tingkat Kesukaan Frekuensi (orang) Presentase (%)

Sangat tidak suka 2 5,0

Tidak suka 17 42,5

Cukup suka 6 15,0

Suka 15 37,5

Sangat suka 0 0

Total 40 100,0

Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa sebanyak 15 orang (37,5%) responden

yang suka dengan harga konsentrat tersebut karena mereka menilai harga tersebut

relatif murah. Sebanyak 6 orang (15%) menyatakan cukup suka dengan harga

tersebut. Sebanyak 17 orang (42,5%) dan sebanyak 2 orang (5%) menyatakan

tidak suka dan sangat tidak suka terhadap harga tersebut, karena penerimaan dari

6

hasil penjualan susu yang didapatkan peternak relatif lebih rendah, dan biaya

pakan yang dikeluarkan relatif tinggi.

Menurut Marius (1999) harga merupakan jumlah uang yang harus

konsumen bayarkan untuk mendapatkan suatu produk. Harga pakan konsentrat

Mako Super relatif mahal sehingga peternak menilai tingkat kinerja pakan rendah.

Harga pakan konsentrat Mako Super ialah Rp 2.550,00 per kilogram.

Sebelumnya, peternak menggunakan pakan konsentrat Mako biasa yang dijual

oleh KSU Tandangsari. Peternak menyadari bahwa kualitas pakan konsentrat

Mako Super memang lebih baik. Namun pada saat pergantian pakan dan

harganya naik, harga susu masih tetap stabil. Hal tersebut menyebabkan

terjadinya penurunan pendapatan peternak walaupun pakan konsentrat Mako

Super dapat meningkatkan produksi dan kualitas susu. Hal ini sesuai dengan

Hasil penelitian Setiawati (2011) pada peternak anggota Koperasi Aneka Usaha

Mitra terhadap penggunaan pakan Cargill, peternak merasakan tidak adanya

keseimbangan antara kualitas pakan Cargill dengan harga susu, hal ini membuat

membuat peternak kurang puas dan merasa dirugikan dengan harga yang

ditetapkan oleh Koperasi Aneka Usaha Mitra.

4.3.2 Tekstur Pakan

Konsentrat yang memiliki karakteristik fisik yang baik ialah dengan

tekstur yang tidak menggumpal (halus) (Julendra, dkk, 2007). Jumlah peternak

yang mempertimbangkan tekstur pakan 37 orang (92,5%). Frekuensi tingkat

kesukaan responden pada atribut tekstur pakan dapat dilihat pada Tabel 8 dan

terperinci pada Lampiran 3.

7

Tabel 8. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Tekstur Pakan

Tingkat kesukaan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Sangat tidak suka 0 0

Tidak suka 11 27,5

Cukup suka 7 17,5

Suka 19 47,5

Sangat suka 3 7,5

Total 40 100,0

Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa 3 orang (7,5%) menyatakan sangat suka

terhadap atribut tekstur pakan ini karena tektur pakan konsentrat sangat halus dan

tidak terasa kasar pada saat digenggam. Sebanyak 19 orang (47,5%) menyatakan

suka terhadap atribut ini karena tekstur halus (tidak menggumpal). Sebanyak 7

orang (17,5%) menyatakan cukup suka terhadap atribut tekstur pakan ini karena

pakan konsentrat cukup halus. Sebanyak 11 orang (27,5%) menyatakan tidak

suka terhadap atribut tekstur pakan. Hal ini karena peternak berpendapat bahwa

tekstur pakan tidak menentu, yakni kadang teksturnya halus dan terkadang kasar

karena terdapat gabah padi yang tidak halus.

Menurut Ishler, et al. (2009), tahapan persiapan dan pengolahan biji-bijian

atau campuran konsentrat yang tepat merupakan hal yang sangat penting untuk

diperhatikan. Metode pengolahan bahan mempengaruhi tingkat pencernaan dalam

rumen. Kerusakan pakan merupakan masalah yang sering dihadapi pada kegiatan

produksi maupun distribusi. Menurut Julendra, dkk. (2007) kerusakan pakan

dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti kontaminasi, serangan serangga

dan faktor lingkungan. Selain itu, pakan yang terasa kasar maupun menggumpal

juga dapat disebabkan oleh proses penyampuran pakan yang kurang optimal.

8

4.3.3 Kemasan Pakan

Kemasan pakan menggunakan bahan yang kedap air, tidak toksik dan

tidak mempengaruhi mutu dan daya simpan pakan konsentrat (Standar Nasional

Indonesia, 2009: 5). Jumlah peternak yang mempertimbangkan kemasan pakan

39 orang (97,5%). Frekuensi tingkat kesukaan reponden pada atribut kemasan

pakan dapat dilihat pada Tabel 9 dan dengan terperinci pada Lampiran 3.

Tabel 9. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Kemasan Pakan

Tingkat kesukaan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Sangat tidak suka 0 0

Tidak suka 19 47,5

Cukup suka 6 15,0

Suka 12 30,0

Sangat suka 3 7,5

Total 40 100,0

Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa 3 orang (7,5%) sangat suka terhadap

atribut kemasan pakan karena kemasan pakan yang digunakan tidak mudah rusak

pada saat sampai ke tangan peternak. Sebanyak 12 orang (30%) menyatakan suka

terhadap atribut kemasan pakan karena kemasan pakan tidak mudah rusak dan 6

orang (15%) menyatakan cukup suka terhadap atribut kemasan pakan karena

kemasan pakan tidak mudah dirusak dengan benda tajam. Sebanyak 19 orang

(47,5%) menyatakan tidak suka terhadap terhadap atribut kemasan pakan ini

karena kemasan pakan yang digunakan mudah rusak sebelum sampai ke tangan

peternak, hal ini membuat peternak menjadi rugi.

Kemasan pakan yang biasanya digunakan oleh peternak berbentuk karung

pollard, sehingga pakan tidak mudah robek dan peternak tidak merasa dirugikan.

Pakan yang digunakan sebelumnya ialah pakan Mako biasa. Menurut Standar

Nasional Indonesia (2009) dan Keputusan Kementrian Pertanian No. 240/2003

9

mengenai Pedoman Cara Pembuatan Pakan yang Baik, kemasan pakan yang baik

ialah menggunakan bahan yang kedap air, tidak toksik dan tidak mempengaruhi

mutu dan daya simpan pakan konsentrat, wadah atau pembungkus terbuat dari

karung plastik dan harus disimpan secara rapi di tempat yang bersih dan

terlindung dari pencemaran. Namun, KSU Tandangsari belum mampu membuat

kemasan pakan yang sesuai dengan standar SNI. Hal ini membuat peternak

merasa dirugikan karena kemasan pakan yang digunakan selama ini mudah robek

dan mudah menyerap air. Kemasan pakan yang digunakan oleh KSU Tandangsari

ialah karung plastik yang mudah robek sehingga menyulitkan peternak pada saat

proses penerimaan pakan karena rentan robek saat dipindahkan.

4.3.4 Ketersediaan Pakan

Waktu ketersediaan konsentrat menjadi salah satu prioritas peternak

mengingat ketergantungan kualitas dan kuantitas susu yang tinggi terhadap pakan

konsentrat. Ketersediaan pakan ialah pakan yang didistribusikan melalui koperasi

selalu tersedia atau tidak di koperasi (Setiawati, 2011). Jumlah ketersediaan

pakan yang dibutuhkan oleh peternak dikoordinasikan oleh koperasi ke bagian

produksi pakan sehingga pakan dapat selalu ada di koperasi dan dijaga, baik dari

segi kuantitas maupun kualitas. Jumlah peternak yang mempertimbangkan

ketersediaan pakan 40 orang (100%). Frekuensi tingkat kesukaan responden pada

atribut ketersediaan pakan dapat dilihat pada Tabel 10 dan dirinci pada Lampiran

3.

10

Tabel 10. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Ketersediaan

Pakan

Tingkat kesukaan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Sangat tidak suka 0 0

Tidak suka 4 10,0

Cukup suka 1 2,5

Suka 27 67,5

Sangat suka 8 20,0

Total 40 100,0

Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa 8 orang (20%) menyatakan sangat suka

terhadap atribut ketersediaan pakan karena pada saat pembelian pakan, pakan

yang diproduksi oleh KSU selalu ada dan dapat memenuhi kebutuhan peternak.

Sebanyak 27 orang (67,5%) menyatakansuka karena pada saat pembelian pakan,

pakan selalu ada dan melebihi kebutuhan peternak dan 1 orang (2,5%)

menyatakan cukup suka terhadap atribut ketersediaan pakan karena pada saat

pembelian pakan pakan selalu ada dan mencukupi kebutuhan peternak. Sebanyak

4 orang (10%) menyatakan tidak suka terhadap atribut ketersediaan pakan. Hal

ini dikarenakan beberapa peternak pernah merasa kesulitan dalam

memperolehnya. Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Amrul,

2009) peternak sapi perah merasakan kinerja yang baik pada atribut ketersediaan

pakan, karena peternak merasa konsentrat selalu tersedia pada saat diperlukan.

Hal tersebut juga dirasakan oleh peternak anggota KSU Tandangsari.

Ketersediaan pakan selalu ada karena KSU Tandangsari memproduksi konsentrat

sendiri sehingga selalu disesuaikan dengan kebutuhan peternak anggota.

4.3.5 Palatabilitas Ternak

Palatibilitas (kesukaan) ternak merupakan keinginan dan kesukaan hewan

terhadap suatu pakan (Ridwan, dkk, 2001). Jumlah peternak yang

11

mempertimbangkan palatabilitas ternak 38 orang (95%). Frekuensi tingkat

kesukaan responden pada atribut palatabilitas ternak dalam Tabel 11 dan

terperinci pada Lampiran 3.

Tabel 11. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Palatabilitas

Ternak

Tingkat Kesukaan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Sangat tidak suka 1 2,5

Tidak suka 7 17,5

Cukup suka 6 15,0

Suka 21 52,5

Sangat suka 5 12,5

Total 40 100,0

Pada Tabel 11 dilihat bahwa 5 orang (12,5%) menyatakan sangat suka

terhadap atribut palatabilitas ternak dan sebanyak 21 orang (52,5%) menyatakan

suka karena menurut pengamatan peternak, ternak menyukai pakan konsentrat

Mako Super. Hal tersebut dapat dilihat dari pakan yang selalu habis. Sebanyak 6

orang (15%) menyatakan cukup suka terhadap atribut palatabilitas ternak karena

ternak cukup menyukai pakan konsentrat tersebut. Sebanyak 7 orang (17,5%) dan

1 orang (2,5%) menyatakan tidak suka dan sangat tidak suka terhadap atribut

palatabilitas ternak. Hal ini dikarenakan pakan konsentrat yang diberikan pada

ternak terkadang tidak habis dan diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya

adalah pakan konsentrat yang cepat mengeras dan menggumpal. Menurut Siregar

(2007) menyatakan jika konsentrat yang diberikan itu berkualitas terlalu rendah

ataupun bahan-bahannya terdiri dari bahan-bahan yang kurang palatable (kurang

disukai), maka akan terjadi sisa dan kalau hal ini terjadi produksi akan menurun.

Namun peternak KSU Tandangsari biasanya menambahkan ampas tahu dan kulit

12

singkong karena peternak beranggapan bahwa penambahan ampas tahu dan kulit

singkong dapat menambahkan nafsu makan sapi perah.

4.3.6 Pengaruh Konsentrat terhadap Kualitas Susu

Kualitas susu merupakan salah satu faktor penting dalam usaha budidaya

sapi perah. Peningkatan kualitas susu dapat dilihat atau diperhatikan melalui

warna, rasa, aroma dan berat jenis susu yang dihasilkan. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kualitas susu ialah konsentrat. Jumlah peternak yang

mempertimbangkan pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu 38 orang (95%).

Frekuensi tingkat kesukaan responden terhadap atribut pengaruh konsentrat pada

kualitas susu dapat dilihat pada Tabel 12 dan dengan terperinci pada Lampiran 3.

Tabel 12. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Pengaruh

Konsentrat terhadap Kualitas Susu

Tingkat kesukaan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Sangat tidak suka 0 0

Tidak suka 4 10,0

Cukup suka 6 15,0

Suka 25 62,5

Sangat suka 5 12,5

Total 40 100,0

Pada Tabel 12 diketahui bahwa sebanyak 5 orang (12,5) menyatakan bahwa

sangat suka terhadap atribut pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu karena

warna, rasa, aroma dan berat jenis susu telah sesuai dengan SNI. Sebanyak 25

orang (62,5%) menyatakan suka terhadap atribut pengaruh konsentrat terhadap

kualitas susu karena warna, rasa, aroma, dan berat jenis susu normal; dan

sebanyak 6 orang (15%) menyatakan cukup suka terhadap atribut pengaruh

13

konsentrat terhadap kualitas susu karena warna, rasa, aroma dan berat jenis susu

adalah cukup normal. Sebanyak 4 orang (10%) menyatakan tidak suka terhadap

atribut pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu. Hal ini tejadi karena kualitas

susu yang diterima peternak tidak ada perubahan baik warna, rasa, aroma, dan

berat jenis susu dibandingkan dengan pakan yang sebelumnya. Hasil penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Amrul (2009) pada peternak KUD Giri Tani di

Kabupaten Bogor, peternak sapi perah juga merasakan kinerja yang kurang baik

pada atribut pengaruh konsentrat terhadap kualitas pakan. Hal tersebut karena

peternak KUD Giri Tani juga tidak merasakan adanya pengaruh kualitas pada

susu. Penggunaan konsentrat terhadap kualitas susu mendorong peternak unutk

meningkatkan kualitas secara langsung. Koperasi harus membuat diferensiasi

harga untuk memotivasi peternak agar dapat meningkatkan kualitas susu.

4.3.7 Pengaruh Konsentrat terhadap Kuantitas Susu

Kuantitas susu merupakan pernyataan mengenai ada tidaknya peningkatan

volume air susu sapi perah setelah menggunakan pakan konsentrat. Menurut

Toharmat (2008) dalam Fajri (2017) kuantitas dan kualitas air susu dapat

diperbaiki dan dipertahankan melalui memaksimalkan konsumsi pakan,

pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan ternak, pemberian energi pakan

(karbohidrat dan lemak, protein,serat, mineral dan vitamin) dan memonitor

komposisi pakan melalui analisis hijauan dan konsentrat secara rutin. Jumlah

peternak yang mempertimbangkan pengaruh konsentrat terhadap kuantitas susu

38 orang (95%). Frekuensi tingkat kesukaan responden terhadap atribut pengaruh

konsentrat terhadap kuantitas susu dapat dilihat pada Tabel 13 dan dengan

terperinci pada Lampiran 3.

14

Tabel 13. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Pengaruh

Konsentrat terhadap Kuantitas Susu

Tingkat kesukaan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Sangat tidak suka 0 0

Tidak suka 9 22,5

Cukup suka 9 22,5

Suka 19 47,5

Sangat suka 3 7,5

Total 40 100,0

Pada Tabel 13 diketahui bahwa sebanyak 3 orang (7,5%) menyatakan

bahwa sangat suka terhadap atribut pengaruh konsentrat terhadap kuantitas susu

karena penggunaan konsentrat sangat berpengaruh positif terhadap kuantitas susu

atau jumlah susu yang dihasilkan oleh ternak. Sebanyak 19 orang (47,5%)

menyatakan suka terhadap atribut pengaruh konsentrat terhadap kuantitas susu

karena penggunaan konsentrat berpengaruh positif terhadap kuantitas susu atau

jumlah susu yang dihasilkan oleh ternak. Sebanyak 9 orang (22,5%) dan

sebanyak 9 orang (22,5%) menyatakan cukup suka dan tidak suka terhadap atribut

pengaruh konsentrat terhadap kuantitas susu. Hal ini dikarenakan penggunaan

konsentrat KSU Tandangsari cenderung berpengaruh sedikit terhadap kuantitas

susu atau jumlah susu yang dihasilkan ternak. Jumlah susu yang dihasilkan

terkadang tidak mencapai hasil yang maksimal karena peternak merasa kandungan

yang terdapat pada pakan Mako Super tidak sesuai dengan harapan peternak.

Kandungan nutrisi yang terdapat pada pakan Mako Super KSU Tandangsari dan

menurut Balai Penelitian Ternak (2009) adalah sebagai berikut:

15

Tabel 14. Kandungan Nutrisi Pakan Mako Super dan Konsentrat menurut Balai

Penelitian Ternak (2009)

Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa terdapat beberapa kandungan

nutrisi Konsentrat Mako Super yang belum memenuhi kandungan nutrisi yang di

tetapkan oleh Balitnak. Beberapa kandungan nutrisi tersebut kemudian

berpengaruh terhadap kuantitas susu yang dihasilkan.

4.3.8 Daya Tahan Pakan

Daya tahan pakan merupakan ketahanan mutu dan kualitas konsentrat

selama disimpan. Konsentrat merupakan produk yang tidak tahan lama, sehingga

daya tahan pakan merupakan aspek penting dalam usaha budidaya sapi perah.

Jumlah peternak yang mempertimbangkan atribut daya tahan sebanyak 40 orang

(100%). Frekuensi Tingkat Kesukaan responden pada atribut daya tahan dapat

dilihat pada Tabel 15 dan terperinci pada Lampiran 3.

Tabel 15. Frekuensi Tingkat Kesukaan Responden pada Atribut Daya Tahan

Tingkat kesukaan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Sangat tidak suka 0 0

Tidak suka 8 20,0

Cukup suka 4 10,0

Suka 23 57,5

Sangat suka 5 12,5

Total 40 100,0

Kandungan Nutrisi Mako Super Balai Penelitian Ternak

Bahan Kering 83 – 86% -

Protein Kasar 15 – 16% <18%

Abu 10 – 14% 10%

Serat Kasar 15 – 18% 11%

Lemak Kasar 6 – 8% 6%

TDN 66 – 70% 75%

Kadar air - 12% Ca - 0,9 – 1,2%

P - 0,6 – 0,8%

16

Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa 5 orang (12,5%) menyatakan sangat

suka terhadap atribut daya tahan karena daya tahan pakan lebih dari 7 hari.

Sebanyak 23 orang (57,5%) menyatakan suka terhadap atribut daya tahan karena

daya tahan pakan sampai dengan 7 hari dan sebanyak 4 orang (10%) menyatakan

cukup suka terhadap atribut daya tahan karena daya tahan tidak sampai dengan 7

hari. Sebanyak 8 orang (20%) menyatakan tidak suka terhadap atribut daya tahan.

Hal ini karena beberapa peternak pernah memperoleh pakan yang lembab sebelum

10 hari, sehingga banyak ternak yang tidak menghabiskan pakan konsentratnya

dan banyak pakan konsentrat yang terbuang. Menurut penelitian terdahulu

Setiawati (2011) yang dilakukan pada peternak anggota di Koperasi Mitra Usaha

terhadap penggunaan pakan Cargill, atribut daya tahan pakan dianggap penting

karena menurut peternak dengan daya tahan pakan yang baik, kualitas pakan

dapat terjaga. Terbukti daya tahan pakan Cargill selama 15 hari kualitas pakan

masih baik, tidak menggumpal dan tidak busuk.

4.4 Analisis Tingkat Kepuasan dan Kepentingan Atribut Konsentrat

Mako Super

Analisis tingkat kepuasan dan kepentingan atribut dan kepentingan atribut

konsentrat KSU Tandangsari diukur dengan menggunakan Importance

Performance Analysis (IPA). Atribut yang diukur sebanyak 8 atribut diantaranya,

harga, tekstur pakan, kemasan pakan, ketersediaan pakan, palatabilitas ternak,

pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu, pengaruh konsentrat terhadap

kuantitas susu dan daya tahan. Hasil perhitungan dengan menggunakan

Importance Performance Analysis (IPA) dapat dilihat pada Tabel 16 berikut dan

terperinci pada Lampiran 3 dan Lampiran 6.

17

Tabel 16. Hasil Perhitungan Penilaian Kepuasan dan Penilaian Kepentingan pada

Atribut Konsentrat Mako Super

No. Atribut Penilaian

Kepuasan

Penilaian

Kepentingan ̅ ̅

1 Harga 114 176 2,85 4,40

2 Tekstur pakan 134 170 3,35 4,25

3 Kemasan pakan 119 173 2,98 4,33

4 Ketersediaan pakan 159 175 3,98 4,38

5 Palatabilitas ternak 142 178 3,55 4,45

6 Pengaruh konsentrat terhadap

kualitas susu 151 172 3,78 4,30

7 Pengaruh konsentrat terhadap

kuantitas susu 136 174 3,40 4,35

8 Daya tahan 145 178 3,63 4,45

Atribut ( ̿ ̿) 3,44 4,36

18

Data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam diagram kartesius.

Ilustrasi 3. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kepuasan

Pakan Mako Super Keterangan:

1. Harga

2. Tekstur pakan

3. Kemasan pakan

4. Ketersediaan pakan

5. Palatabilitas ternak

6. Pengaruh konsentrat terhadap kualitas

susu

7. Pengaruh konsentrat terhadap kuantitas

susu

8. Daya tahan

Atribut pada kuadran I yang terdapat dalam diagram kartesius dianggap

penting oleh peternak karena atribut berada pada tingkat tinggi namun tingkat

kinerja masih rendah. Atribut yang terdapat pada kuadran I ialah harga.

Atribut harga dinilai sangat penting oleh peternak anggota KSU

Tandangsari karena biaya produksi yang dikeluarkan cukup tinggi sehingga

keuntungan yang didapat peternak tergantung pada biaya pakan yang dikeluarkan.

Biaya produksi paling tinggi yang dikeluarkan oleh peternak ialah biaya pakan

konsentrat. Hal tersebut karena menurut pendapat peternak, apabila ternak sapi

perah tidak diberikan pakan konsentrat maka produksi susu akan sangat turun.

Peternak merasa tidak puas dengan atribut harga konsentrat karena harga terlalu

Kuadran I Kuadran II

Kuadran III Kuadran IV

𝒙

𝒚

𝒙 ̿

�̿�

50

tinggi, sebaiknya KSU Tandangsari menyesuaikan harga dengan kualitas pakan

agar peternak tidak merasa dirugikan dengan harga pakan yang tinggi namun

kualitas rendah.

Kuadran II menunjukkan atribut yang dirasakan penting oleh peternak dan

telah sesuai dengan harapan peternak dan harus dipertahankan. Atribut yang

berada pada kuadran ini adalah palatabilitas ternak, daya tahan dan ketersediaan

pakan.

Atribut palatabilitas ternak dianggap penting oleh peternak karena

palatabilitas ternak sangat berkaitan dalam memenuhi kebutuhan nutrien ternak

dan berproduksi. Peternak merasa puas dengan palatabilitas ternak karena ternak

selalu menghabiskan pakan konsentrat sehingga penggunaan konsentrat dapat

sesuai dengan kebutuhan ternak. Untuk atribut ini harus tetap dipertahankan

karena apabila ternak menyukai pakan yang diberikan, tidak akan ada pakan yang

terbuang dan tidak menimbulkan kerugian bagi peternak sapi perah.

Atribut daya tahan konsentrat dianggap penting oleh peternak, karena

berpengaruh pada kualitas konsentrat. Peternak merasa puas karena pakan

konsentrat tidak mudah rusak selama masa penyimpanan. Peternak membeli

pakan konsentrat satu karung (70 kilogram) per ekor untuk jangka waktu 10 hari.

Menurut peternak, dalam jangka waktu 10 hari tersebut tidak pernah mengalami

kerusakan apabila tidak ada kelalaian dari peternak, seperti pakan terkena air

sehingga membuat pakan cepat busuk. Atribut ini harus dipertahankan karena

peternak telah merasa puas dengan daya tahan konsentrat.

Atribut ketersediaan pakan dianggap penting oleh peternak, karena

ketersediaan pakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi

ternak. Menurut peternak, apabila ternak sapi perah tidak diberikan konsentrat

51

akan berdampak pada kuantitas susu yang langsung menurun. Pentingnya

konsentrat dalam kebutuhan pokok sapi perah membuat peternak merasa cukup

puas karena setiap kali peternak ingin membeli pakan konsentrat Mako Super,

pakan konsentrat selalu tersedia di koperasi.Hal ini harus tetap dipertahankan

untuk menjaga kepuasan sehingga peternak tidak beralih menggunakan pakan

yang lain.

Atribut pada kuadran III diagram kartesius dianggap kinerjanya kurang

penting dan kurang memuaskan sehingga belum perlu dilakukan perbaikan.

Atribut yang ada pada kuadran III adalah tekstur pakan, kemasan pakan dan

pengaruh konsentrat terhadap kuantitas susu.

Peternak merasa kurang puas terhadap atribut tekstur pakan karena

terkadang terdapat pakan yang menggumpal namun dianggap kurang penting bagi

peternak, sehingga tidak diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan. Secara umum,

tekstur pakan ialah halus. Jika ingin dilakukan perbaikan terhadap tekstur pakan,

sebaiknya KSU memperhatikan proses pencampuran pakan dan apabila pakan

yang dihasilkan masih terasa kasar perlu dilakukan penggilingan agar pakan lebih

halus.

Atribut kemasan pakan dianggap kurang memuaskan karena peternak

merasa karung yang digunakan oleh KSU Tandangsari termasuk ke dalam karung

yang mudah robek. Namun peternak tidak terlalu mempertimbangkan kemasan

pakan dalam membeli pakan. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan, namun hal

tersebut tidak terlalu diprioritaskan. Jika ingin dilakukan perbaikan, sebaiknya

KSU lebih memperhatikan bahan pembuatan karung pakan agar karung pakan

yang dihasilkan tidak mudah rusak sampai ke tangan peternak.

52

Atribut pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu dianggap kurang

penting dan kurang puas bagi peternak. Peternak merasa tidak ada perubahan

yang signifikan terhadap kuantitas susu pada saat menggunakan pakan konsentrat

Mako Super. Oleh karena itu perbaikan untuk kuantitas susu tidak terlalu

diprioritaskan. Jika ingin dilakukan perbaikan, sebaiknya KSU menambahkan

kandungan protein dalam pakan.

Atribut pada kuadran IV diagram kartesius dianggap kurang penting dan

kinerjanya dianggap berlebihan. Peternak tidak mengharapkan lebih pada atribut

ini, namun kinerjanya memuaskan. Atribut yang ada pada kuadran ini ialah

pengaruh konsentrat terhadap kualitas susu. Atribut ini dinilai baik oleh peternak

karena rata-rata peternak merasa puas terhadap peningkatan kualitas susu namun

dianggap kurang penting karena peternak merasa bahwa susu yang dihasilkan dari

usahanya diterima dengan baik oleh koperasi sebagai penggunaan konsentrat

dianggap cukup. Bila penggunaan konsentrat ditambah maka akan meningkatkan

jumlah biaya yang dikeluarkan oleh peternak. Atribut ini memerlukan

penyuluhan, sosialisasi, atau edukasi untuk menumbuhkan pengetahuan peternak

mengenai pentingnya kualitas susu sapi perah. Hal tersebut ditujukan agar

peternak lebih memperhatikan kualitas susu yang dihasilkan.