repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz...

95

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz...

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif
Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

iv

ABSTRAK

Diaz Ajeng Khairunnisa, NIM 11150430000018. BUDAYA PEMBUANGAN

SAMPAH SEMBARANGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN

HUKUM POSITIF. Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum, Konsentrasi

Perbandingan Fiqih, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1441 H/2019 M.

Skripsi ini bertujuan untuk membandingkan pendapat Hukum Islam dan Hukum

Positif tentang Membuang Sampah Sembarangan. Pada penelitian ini, penulis

menggunakan metode penelitian hukum normatif tertulis. Metode pengumpulan data

yang digunakan adalah library research atau kajian pustaka yaitu tela’ah yang dilakukan

untuk memecahkan sebuah masalah dengan cara pendekatan melalui bahan-bahan

pustaka dan hasil penelitian lainnya yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas yang

digunakan untuk mengeksplorasi teori-teori yang terkait dengan topik penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, perilaku masyarakat dalam membuang

sampah sembarangan yang terbagi menjadi konsumen dan produsen masih sering

dilakukan setiap hari. Dalam hukum Islam larangan untuk membuang sampah

sembarangan telah diatur dalam Fatwa MUI nomor 47 tahun 2014 tentang Pengelolaan

Sampah untuk Mencegah Kerusakan Lingkungan dan dalam Fatwa Lembaga Bahtsul

Masail Nahdhatul Ulama tentang Hukum Membuang Sampah Secara Sembarangan.

Kedua hukum tersebut sama-sama mengeluarkan fatwa Haram bagi masyarakat untuk

tidak membuang sampah sembarangan, karena akan menimbulkan kerusakan lingkungan

sekitar masyarakat. Akan tetapi dalam Fatwa Lembaga Bahtsul Masail terdapat hukum

Makruh bagi masyarakat untuk membuang sampah sembarangan apabila memiliki

kemungkinan kecil untuk merusak lingkungan.

Kemudian, dalam hukum positif telah diatur pula mengenai larangan membuang

sampah sembarangan, baik berupa sampah plastik, limbah rumah tangga, limbah industri

dan lain sebagainya. Selain itu, pemerintah juga menetapkan bagi seluruh produsen untuk

mencantumkan lebel pendaur ulangan sampah pada setiap kemasan produksinya. Apabila

produsen tersebut tidak melakukannya, maka akan ada sanksi yang diberikan oleh pihak

berwenang.

Kata Kunci : Sampah, Sembarangan, Konsumen, Produsen, Hukum Islam, Hukum

Positif

Pembimbing : 1. H. Dr. Supriyadi Ahmad, M.A

2. H. Qosim Arsadani, M.A

Daftar Pustaka : 1984-2018

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

Hal yang dimaksud dengan transliterasi adalah alih aksara dari tulisan asing (terutama

Arab) ke dalam tulisan Latin. Pedoman ini diperlukan terutama bagi mereka yang dalam

teks karya tulisnya ingin menggunakan beberapa istilah Arab yang belum dapat diakui

sebagai kata bahasa Indonesia atau lingkup masih penggunaannya terbatas.

a. Padanan Aksara

Berikut ini adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara Latin:

Huruf

Arab Huruf Latin

Keterangan

Tidak dilambangkan ا

b be ب

t te ت

ts te dan es ث

j Je ج

h ha dengan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r Er ر

z zet ز

s es س

sy es dan ye ش

s es dengan garis bawah ص

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

vi

d de dengan garis bawah ض

t te dengan garis bawah ط

z zet dengan garis bawah ظ

koma terbalik di atas ع

hadap kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

q Qo ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ه

ء

apostrop

y ya ي

b. Vokal

Dalam bahasa Arab, vokal sama seperti dalam bahasa Indonesia, memiliki vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal atau

monoftong, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

vii

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin

Keterangan

ـــــ ـــــa fathah

i kasrah ــــــــــ

u dammah ــــــــــ

Sementara itu, untuk vokal rangkap atau diftong, ketentuan alih aksaranya sebagai

berikut:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin

Keterangan

ي ـــــ ـــــai a dan i

ــــ و ــــــ au a dan u

c. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin

Keterangan

ا â a dengan topi diatas ـــــ

î i dengan topi atas ـــــى

û u dengan topi diatas ـــــو

d. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan huruf alif dan

lamال) ), dialih aksarakan menjadi huruf “l” (el), baik diikuti huruf syamsiyyahatau

huruf qamariyyah. Misalnya: اإلجثهاد = al-ijtihâd ا لرخصة = al-rukhsah, bukan ar-

rukhsah

e. Tasydîd (Syaddah)

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

viii

Dalam alih aksara, syaddah atau tasydîd dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan

menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah. Tetapi, hal ini tidak berlaku jika

huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti

oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya: الشفعة = al-syuî ‘ah, tidak ditulis asy-syuf

‘ah.

f. Ta Marbûtah

Jika ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri (lihat contoh 1) atau diikuti

oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2), maka huruf ta marbûtah tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf “h” (ha). Jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti

dengan kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihasarakan menjadi huruf “t” (te)

(lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

syarî ‘ah شريعة 1

al- syarî ‘ah al-islâmiyyah اإلسالمية الشريعة 2

Muqâranat al-madzâhib املذاهب مقارنة 3

g. Huruf Kapital

Walau dalam tulisan Arab tidak dikenal adanya huruf kapital, namun dalam

transliterasi, huruf kapital ini tetap digunakan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Perlu diperhatikan bahwa jika

nama diri didahului oleh kata sandang, maka huruf yang ditulis dengan huruf

kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

Misalnya, البخاري

= al-Bukhâri, tidak ditulis al-Bukhâri.

Beberapa ketentuan lain dalam EYD juga dapat diterapkan dalam alih aksara

ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring atau cetak tebal. Berkaitan

dengan penulisan nama, untuk nama-nama yang berasal dari dunia Nusantara

sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meski akar kara nama tersebut berasal

dari bahasa Arab. Misalnya: Nuruddin al-Raniri, tidak ditulis Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

ix

h. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism) atau huruf (harf), ditulis secara

terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara dengan berpedoman pada

ketentuan-ketentuan di atas:

No Kata Arab Alih Aksara

al-darûrah tubîhu almahzûrât احملظورات تبيح الضرورة 1

al-iqtisâd al-islâmî اإلسالمي اإلقتصاد 2

usûl al-fiqh الفقه أصول 3

al-‘asl fi al-asyyâ’ alibâhah ىف األصل اإلابحة األشياء 4

al-maslahah al-mursalah املرسلة املصلحة 5

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

x

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas diucapkan selain rasa syukur atas segala nikmat dan karunia

yang telah Allah berikan dalam setiap hembusan nafas setiap hamba-Nya dimuka bumi

ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad

S.A.W yang merupakan suritauladan terbaik seluruh umat muslim di dunia.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna menyelesaikan studi pada jenjang

Strata Satu (S1) Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta. Alhamdulillah, berkat rahmat dan karunia dari Allah S.W.T,

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul BUDAYA PEMBUANGAN

SAMPAH SEMBARANGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN

HUKUM POSITIF.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwa telah banyak rintangan

dan hambatan yang harus dilewati. Akan tetapi, berkat dukungan dari berbagai pihak

yang selalu memberikan semangat serta bimbingan maka penulis dapat melewati semua

hambatan serta rintangan dalam penulisan skripsi ini.

Oleh sebab itu, pada kesempatan yang berharga ini penulis ingin mengungkapkan

rasa hormat serta terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis., L.c., M.A, Rektor

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.

2. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H.,M.H.,M.A, Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.

3. Ibu Siti Hanna, M.A, Ketua Program Studi Perbandingan Mazhab dan Bapak

Hidayatulloh, M.H, Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab. 4. Bapak

Dr.H.Ahmad Mukri Aji, M.A Dosen Penasihat Akademik penulis.

5. Bapak Dr. Supriyadi Ahmad, M.A dan Bapak H. Qosim Arsadani, M.A Dosen

pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing,

memberikan ilmu, saran, masukan dan arahan kepada penulis dengan baik agar

dapat menyelesaikan skripsinya.

6. Seluruh Dosen dan Sivitas Akademika Fakultas Syariah dan Hukum yang telah

mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis, sehingga penulis dapat

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

xi

menyelesaikan studinya di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Hardedy dan Ibunda Zainun

Nasichah yang selalu menjaga dan mendoakan yang terbaik untukku.

Dukungan dan semangat yang selalu diberikan dikala diriku sendang merasa

tidak sanggup untuk melewati semua ini, selalu diberikan dengan penuh

keikhlasan disertai dengan iringan doa yang tiada henti hingga penulis dapat

menyelesaikan studi ini. Terimakasih atas segala doanya, semangatnya,

kesabarannya, serta keikhlasannya untuk selalu membimbingku dan

membantuku agar aku dapat melewati semua ini dengan baik dan lancar.

8. Untuk kedua Adikku, Diaz Fajri Nailul Huda dan Diaz Uwais Abroruz Zahid

yang selalu memberikan semangat serta senyuman terbaiknya untuk

mensupport penulis. Semoga kalian berdua selalu dilindungi Allah S.W.T.

9. Untuk Kakekku tercinta, Alm. Wagiman bin Mangundrono yang selalu

menyemangati dan menemani penulis ketika mengerjakan tugas di malam hari

pada tahun-tahun pertama perkuliahan. Semoga Allah mengampuni segala

dosanya.

10. Sahabat-sahabat terbaikku, Awlia Maulida, Annisa Wulandari, Dian Nuraini,

Ravika Anggraeni dan Adilatul Zahro yang selalu memberikan semangat,

masukan, serta menghibur penulis dikala sedang kesulitan dalam

menyelesaikan skripsi. Semoga persahabatan kita selalu bertahan sampai

kapanpun.

11. Rekan-rekan seperjuangan Perbandingan Mazhab angkatan 2015. Terimakasih

atas segala kenangan serta perjuangan yang dilakukan bersama-sama dalam

menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Semoga Allah meridhai segala ilmu yang telah kita dapatkan.

12. Teman-teman KKN 87 Mahabbata yang selalu memberikan semangatnya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga Allah

memberikan kesuksekan kepada kita semua.

Akhir kata, semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan dan kebaikan

kepada semuanya yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

xii

akan mendapatkan balasan terbaik dari Allah S.W.T. dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk para pembaca. Amin.

Jakarta, 29 November 2019

Diaz Ajeng Khairunnisa

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................... xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Permasalahan .................................................................... 6

1. Identifikasi Masalah ................................................... 6

2. Pembatasan Masalah .................................................. 6

3. Perumusan Masalah .................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 7

1. Tujuan Penelitian ........................................................ 7

2. Manfaat Penelitian ...................................................... 7

D. Review Kajian Terdahulu yang Relevan .......................... 8

E. Metode dan Teknik Penelitian ........................................ 10

1. Jenis Penelitian ......................................................... 10

2. Jenis dan Sumber Data ............................................. 11

3. Teknik Pengumpulan Data ....................................... 11

4. Analisis Data ............................................................ 12

5. Teknik Penulisan ...................................................... 12

F. Sistematika Penulisan ..................................................... 12

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG SAMPAH, PRODUSEN,

DAN KONSUMEN ............................................................ 14

A. Sampah dan Permasalahannya ....................................... 14

1. Pengertian Sampah dan Jenisnya ............................. 14

2. Faktor Penyebab Masyarakat Membuang Sampah

Sembarangan ............................................................ 16

B. Produsen ......................................................................... 22

1. Pengertian Produsen ................................................. 22

2. Macam-macam Produsen ......................................... 23

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

xiv

3. Fungsi dan Tujuan Produsen .................................... 24

C. Konsumen ....................................................................... 28

1. Pengertian Produsen ................................................. 28

2. Daya Guna Barang ................................................... 29

3. Perilaku Konsumen .................................................. 31

BAB III : MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN OLEH

KONSUMEN SERTA PRODUSEN DALAM

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM

POSITIF ........................................................................... 33

A. Membuang Sampah Sembarangan dalam Hukum

Islam ............................................................................... 33

1. Sejarah Singkat Fatwa MUI ..................................... 33

2. Fatwa MUI nomor 47 tahun 2014 ............................ 34

3. Fatwa Lembaga Bahtsul Masail tentang Hukum

Membuang Sampah Sembarangan ........................... 41

B. Membuang Sampah Sembarangan dalam Hukum

Positif ............................................................................. 43

1. Pengertian Ilmu Perundang-undangan ..................... 43

2. Sumber-sumber Hukum ........................................... 44

3. Hierarki Peraturan Perundang-undangan Indonesia .....

.................................................................................. 45

4. Hukum Positif yang Mengatur Larangan Membuang

Sampah Sembarangan .............................................. 47

BAB IV : ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

TENTANG MEMBUANG SAMPAH

SEMBARANGAN ........................................................... 50

A. Membuang Sampah Sembarangan dalam Perspektif

Hukum Islam .................................................................. 50

1. Maksud dan Tujuan Dikeluarkannya Hukum

Membuang Sampah Sembarangan ........................... 50

2. Hukum Membuang Sampah Secara Sembarangan

dalam Islam .............................................................. 51

B. Membuang Sampah Sembarangan dalam Perspektif Hukum

Positif ............................................................................. 54

1. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Pati nomor 7 tahun

2010 .......................................................................... 54

2. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor 3 tahun

2013 .......................................................................... 56

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

xv

3. Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun

2008 .......................................................................... 59

C. Analisis Komparatif Hukum Islam dan Hukum Positif

Mengenai Membuang Sampah Sembarangan ................ 61

1. Persamaan Antara hukum Islam dan hukum positif

mengenai hukum membuang sampah sembarangan ....

.................................................................................. 61

2. Perbedaan antara hukum Islam dan hukum positif

mengenai hukum membuang sampah sembarangan ....

.................................................................................. 62

BAB V : PENUTUP .......................................................................... 66

A. Kesimpulan ..................................................................... 66

B. Rekomendasi .................................................................. 67

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT PENULIS

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pencemaran lingkungan terkadang terlihat jelas pada keseharian kita, seperti

timbunan sampah di pasar, pendangkalan sungai akibat penuh dengan kotoran,

ataupun dapat pula pencemaran udara akibat asap yang timbul dari kendaraan

bermotor maupun cerobong asap pabrik. Akan tetapi, ada pula pencemaran

lingkungan yang tidak nampak seperti halnya terlepasnya gas hidrogen sulfida dari

sumber minyak tua. Dan juga ion fosfat dalam limbah pabrik merupakan pencemar,

tetapi hal itu merupakan rabuk yang baik bagi pepohonan.1

Namun, pada zaman modern ini semakin banyak permasalahan yang terjadi

di lingkungan sekitar kita, baik itu tercemarnya udara, rusaknya kualitas tanah,

ataupun tercemarnya air sungai dan lautan. Semua kerusakan alam tersebut

mayoritas diakibatkan oleh perbuatan manusia itu sendiri. Salah satu faktor utama

dalam kerusakan lingkungan yang ada yaitu akibat dari pola hidup masyarakat yang

selalu membuang sampah secara sembarangan dan tidak pada tempat yang telah

ditentukan.

Sampah merupakan suatu permasalahan yang besar khususnya di kota-kota

besar, baik berupa sampah rumah tangga maupun sampah industri merupakan

sumber masalah dari pencemaran lingkungan hidup yang semakin serius. Akibat dari

kemajuan industri dan gaya hidup manusia modern yang lebih banyak

mengkonsumsi barang-barang artifisial buatan industri yang tidak habis dikonsumsi,

mengakibatkan timbulnya banyak limbah padat yang sangat sulit untuk terurai.2

Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan bahan yang mengandung plastik,

kertas/karton, kaca dan yang lainnya bukanlah hal yang sulit untuk tidak ditemukan

diera seperti saat ini, khususnya bahan yang mengandung plastik lebih mudah

ditemukan dibandingkan dengan bahan yang lainnya. Baik itu yang hanya berupa

bahan plastik dalam bentuk sedotan ataupun dalam bentuk yang besar lainnya seperti

kantong belanjaan dapat kita jumpai dalam aktifitas sehari-hari.

1 Trensa Sastrawijaya,Pencemaran Lingkungan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), Cet2, h.2 2 A. Sonny Keraf, Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global, (Yogyakarta : Kanisius,

2010), h. 46

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

2

Tidak hanya sampah plastik, namun beberapa sampah lainnya baik dalam

bentuk sampah organik selalu dihasilkan oleh masyarakat Indonesia disetiap harinya.

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak pula sampah

yang akan di produksi. Sementara itu, budaya masyarakat yang selalu membuang

sampah sembarangan menjadi faktor tambahan yang semakin memperparah

pencemaran lingkungan akibat sampah ini.3

Sampah menurut KBBI adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak

terpakai lagi dan sebagainya seperti kotoran, daun dan kertas. 4 Kemudian ada

beberapa definisi mengenai sampah dari beberapa ahli5 yaitu sebagai berikut :

1. Kamus Lingkungan : sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai

atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam

produksi atau pemakaian, barang rusak atau cacat selama manufaktur,

atau meteri berkelebihan atau buangan.

2. Tanjung : sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh

pemiliknya atau pemakai semula.

3. Basryanta : sampah merupakan barang yang sudah dianggap tidak

terpakai dan dibuang oleh pemilik atau pemakai sebelumnya, tetapi masih

bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.

Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan di atas disimpulkan

bahwasanya sampah merupakan segala sesuatu baik itu berupa barang, daun, kertas

atau yang lainnya dan sudah tidak terpakai atau telah dibuang oleh pemiliknya

ataupun pemakai sebelumnya. Sampah-sampah yang telah dibuang, akan berakhir di

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang telah disediakan oleh pemerintah

dibeberapa titik atau tempat tertentu. Seperti Tempat Pembuangan Akhir dibeberapa

tempat yang ada di Indonesia, mencerminkan betapa banyaknya sampah yang

diangkut setiap harinya oleh petugas kebersihan.

Menurut Direktur Pengelolaan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan (KLHK) RI Dr Novrizal Tahar mengatakan produksi sampah nasional

mencapai sekitar 65,8 juta ton pertahunnya dimana 16 persennya adalah sampah

3 A. Sonny Keraf, Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global,h.47 4 http://kbbi.co.id/arti-kata/sampah diakses pada tanggal 12-12-2018 pukul 20 :50 5 Basriyanta, Memanen Sampah, (Yogyakarta : Kanisius, 2007), Cet.1 h.17-18

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

3

plastik. 6 Banyaknya sampah yang dihasilakan oleh masyarakat Indonesia

pertahunnya khususnya disampah plastik, mengakibatkan banyaknya penumpukan

sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, masih kurangnya kesadaran

masyarakat dalam membuang sampah pada tempat yang seharusnya mengakibatkan

banyak sisi negatif yang timbul akibat perbuatan yang mereka lakukan tersebut.

Permasalahan tentang sampah ini juga dibahas oleh Majelis Ulama Indonesia

yang dikeluarkan dalam fatwa MUI nomor 47 tahun 2014 dan menjadi salah satu

pembahasan pula dalam Musyawarah Nasional Konbes Nahdhatul Ulama pada

bulan februari lalu yang berlokasi di Pondok Pesantren Miftahul Huda AlAzhar,

Citangkolo Kujangsari, Langen Sari, Kota Banjar, Jawa Barat.7 Dalam fatwa MUI

nomor 47 tahun 2014 didalamnya berisi hukum yang melarang bagi setiap lapisan

masyarakat baik itu konsumen ataupun produsen untuk membuang sampah secara

sembarangan dan wajib untuk mengelolanya terlebih dahulu. 8 Sedangkan dalam

MUNAS Konbes Nahdhatul Ulama permasalahan tentang sampah masuk kedalam

salah satu pembahasan komisi Waqiiyah, yaitu komisi yang membahas tentang

permasalahan kontemporer9. 10Dalam MUNAS tersebut, menghasilkan dua hukum

yang berkaitan dengan pembuangan sampah secara sembarangan. Yang pertama

adalah haram apabila dapat merusak lingkungan dan yang kedua adalah makruh

apabila berkemungkinan kecil membahayakan lingkungan.11

Alasan MUI dan MUNAS NU sama-sama mengeluarkan fatwa tentang

hukum membuang sampah sembarangan, dikarenakan permasalahan tentang

sampah yang terjadi di Indonesia sudah sangatlah buruk dan dampak yang

diakibatkan oleh sampah juga sangat berbahaya bagi masyarakat Indonesia.

Kemudian, kedua lembaga tersebut juga mengeluarkan hukum yang mewajibkan

bagi setiap produsen untuk mengelola sampah mereka terlebih dahulu dan

memperbolehkan bagi masyarakat untuk memboikot produsen yang melanggar

ketentuan tersebut. Selain kedua lembaga Islam yang membahas tentang hukum

6 https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/04/16/p7abz3284-klhk-

produksisampah-nasional-658-juta-ton-per-tahun diakses pada tanggal 02-12-2018 pukul 09:48 7 https://www.nu.or.id/post/read/102963/peserta-dan-panitia-munas-nu-mulai-bertolak-

kelokasi-pagi-ini diakses pada tanggal 11-09-2019 pukul 21:12 8 Fatwa MUI Nomor 47 tahun 2014 tentang “Pengelolaan Sampah Untuk Mencegah

Kerusakan Lingkungan”. 9 http://rri.co.id/post/berita/642499/nasional/rapat_komisi_bahtsul_masail_waqiyyah_mun

as_nu_wacanakan_buang_sampah_sembarangan_hukumnya_haram.html diakses pada tanggal 18 10 -2019 pukul 21:25

11 https://www.nu.or.id/post/read/103151/ini-hukum-tidak-mengelola-dan-membuangsampah-sembarangan diakses pada tanggal 18-08-2019 pukul 21:30

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

4

membuang sampah sembarangan, di dalam hukum positif juga mengatur tentang

larangan bagi setiap lapisan masyarakat untuk membuang sampah secara

sembarangan.

Mulai dari Peraturan Daerah tingkat Kabupaten/Kota, Peraturan Daerah

tingkat Provinsi, dan yang tertinggi adalah Undang-undang nomor 18 tahun 2008

tentang Pengelolaan Sampah. Dari semua hirarki hukum positif yang berlaku di

Indonesia, mereka semua mengatur tentang larangan bagi masyarakat dan produsen

untuk membuang sampah secara sembarangan. Adapula beberapa ketentuan yang

berlaku bagi produsen sebelum memasarkan produk mereka kepada masyarakat luas.

Yaitu salah satunya seperti pencantuman lebel dalam kemasan. 12 Agar masyarakat

dapat membuang sampah kemasan sesuai dengan tempat sampah yang telah

disediakan, yaitu di tempat sampah organik apabila sampah itu termasuk sampah

yang mudah terurai dan di tempat sampah non-organik apabila termasuk sampah

yang sulit terurai.

Akan tetapi, masih banyak masyarakat baik konsumen maupun produsen

yang masih membuang sampahnya di sekitar pinggiran sungai, selokan, dan

beberapa tempat yang tidak seharusnya menjadi tempat pembuangan sampah. Serta

kurangnya kesadaran masyarakat untuk memisahkan terlebih dahulu antara sampah

organik dan non organik sebelum akhirnya dibuang ke pembuangan akhir,

mengakibatkan percampuran antara sampah yang mudah terurai dengan yang sulit

teruai sehingga untuk mengelola kembali sangat sulit dan mengakibatkan

penumpukan yang semakin banyak disetiap harinya serta mengganggu lingkungan

hidup di sekitarnya.

Karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas dan

sangat merugikan manusia maka perlu diusahakannya pengurangan pencemaran

lingkungan atau bila mungkin meniadakannya sama sekali. Usaha tersebut terbagi

menjadi dua macam yaitu sebagai berikut13 :

1. Penanggulangan secara Non-Teknis: suatu usaha untuk mengurangi dan

menanggulangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan

peraturan perundang-undangan yang dapat merencanakan, mengatur dan

12 Undang-undang nomor 18 tahun 2008 pasal 14 13 Wisnu Arya Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan, (Yogyakarta : Andi Offset,

2004), h.160 dan 166

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

5

mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi agar

tidak terjadi pencemaran lingkungan.

2. Penanggulangan secara Teknis : suatu usaha untuk mengurangi dan

menanggulangi pencemaran lingkungan dengan beberapa faktor seperti

mengutamakan keselamatan lingkungan, teknologinya telah dikuasai

dengan baik dan secara teknis dan ekonomis dapat

dipertanggungjawabkan.

Selain itu, telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah, baik itu

pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah untuk

menanggulangi permasalahan sampah tersebut. Diantaranya yaitu mengeluarkan

aturan mengenai pengelolaan sampah, membatasi penggunaan berbahan plastik dan

menggantinya dengan bahan yang ramah lingkungan, memberikan sanksi kepada

pelaku yang membuang sampah sembarangan, memberikan sanksi kepada produsen

yang tidak mencantumkan lebel pendaurulangan pada produk kemasan, serta

menyediakan tempat sampah organik maupun non organik ditempat-tempat yang

strategis.

Akan tetapi, semua itu masih belum mencapai tingkat yang maskimal dalam

pelaksanaannya. Dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang kurang paham

atau merasa tidak masalah apabila mereka membuang sampah tidak pada tempat

yang seharusnya. Serta, masih banyak pula produsen yang melanggar ketentuan yang

telah diatur dalam hukum islam maupun hukum positif mengenai pembuangan

sampah secara sembarangan dan tidak mengelolanya terlebih dahulu.

Dari uraian yang telah dijabarkan, dapatlah diambil kesimpulan bahwasanya

didalam skripsi ini saya ingin mengajukan judul “BUDAYA PEMBUANGAN

SAMPAH SEMBARANGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN

HUKUM POSITIF”.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan sebelumnya, dapat

diidentifikasikan beberapa masalah mengenai budaya pembuangan sampah

sembarangan dalam perspektif hukum Islam dan hukum positif sebagai berikut :

a. Sampah yang dibuang sembarangan dapat menimbulkan persoalan di

masyarakat.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

6

b. Kurangnya fasilitas Tempat Pembuangan Akhir menjadi persoalan

utama dalam permasalahan mengenai sampah tersebut.

c. Di dalam Hukum Islam juga telah dibahas aturan mengenai larangan

membuang sampah sembarangan yang dimuat dalam Fatwa MUI nomor

47 tahun 2014 dan Fatwa Lembaga Bahstul Masail Nahdhatul Ulama

tahun 2019.

d. Di dalam Hukum positif juga telah dibahas aturan mengenai larangan

membuang sampah sembarangan yang dimuat dalam PERDA Kab/Kota,

PERDA Provinsi, dan Undang-undang Republik Indonesia.

2. Pembatasan Masalah.

Menyadari luasnya ruang lingkup dan banyaknya masalah-masalah

penelitian sebagaimana yang teridentifikasi, penulis membatasi penelitian ini

yaitu mengenai membuang sampah secara sembarangan perspektif hukum Islam

dan hukum positif bagi konsumen dan produsen sebagai berikut :

a. Sampah dibatasi pada suatu barang atau benda yang tidak terpakai lagi

dan telah dibuang oleh pemiliknya.

b. Hukum membuang sampah sembarangan dibatasi pada pandangan

hukum Islam dan hukum positif.

c. Hukum Islam dibatasi pada Hukum menurut Fatwa MUI nomor 47 tahun

2014 dan Fatwa Lembaga Bahtsul Masail Nahdhatul Ulama.

d. Hukum positif dibatasi pada PERDA Kab/Kota Pati, PERDA

e. Provinsi DKI Jakarta, dan Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah, di Kota Pati dan DKI Jakarta peraturan mengenai

larangan membuang sampah telah diatur dengan sangat jelas bagi

seluruh masyarakat dibandingkan dengan Kota dan Provinsi lainnya.

3. Perumusan Masalah

Setelah menelaah identifikasi dan pembatasan masalah tersebut serta

berkaitan dengan kebutuhan pendekatan yang tepat untuk mengurangi objek

penelitian, maka penelitian ini dititikberatkan kajiannya pada masalah yang

dirumuskan sebagai berikut :

Perbandingan antara hukum Islam dan Hukum Positif mengenai hukum

membuang sampah sebarangan. Sebagai rincian dari perumusan masalah di atas,

agar dimunculkan pertanyaan penelitian berikut :

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

7

a. Bagaimanakah perspektif hukum Islam dan hukum positif mengenai

sampah?

b. Apasajakah hal-hal yang menyebabkan perilaku membuang sampah

sembarangan perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif?

c. Apasajakah persamaan dan perbedaan dalam hukum Islam dan hukum

positif mengenai hukum membuang sampah sembarangan yang

dilakukan oleh konsumen dan produsen?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dari draf proposal skripsi ini

adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui sampah dalam perspektif hukum Islam dan hukum

positif.

b. Untuk mengetahui penyebab perilaku membuang sampah sembarangan

perspektif hukum Islam dan hukum positif.

c. Untuk mengindentifikasi apasajakah persamaan dan perbedaan yang

terdapat pada hukum Islam dan hukum positif tentang ketentuan hukum

bagi konsumen dan produsen yang melakukan pembuangan sampah

sembarangan.

2. Manfaat Penelitian

Dari tujuan-tujuan tersebut diatas, maka diharapkan skripsi ini dapat

memberikan kegunaan atau manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai

bagian yang tak terpisahkan bagi kalangan akademisi hukum yaitu :

a. Manfaat Teoritis

Hasil dari proposal penelitian skripsi ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi pengembangan ilmu hukum, khususnya untuk

memperluas pengetahuan dan menambah referensi mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan hukum membuang sampah yang diatur bagi konsumen

dan produsen serta cara mengelola sampah yang baik dan benar agar dapat

mencegah kerusakan lingkungan.

b. Manfaat Praktis

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

8

1) Bagi Mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

wawasan ilmu pengetahuan syariah dan perundang-undangan

terhadap permasalahan-permasalahan umat islam.

2) Bagi Fakultas Syari’ah dan Hukum, dapat menambah hasil penelitian

yang aktual terhadap permasalahan umat dan menambah pengetahuan

yang lebih mendalam terkait hukum islam dan perundang-undangan

kontemporer.

3) Bagi masyatakat umum, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

reverensi bacaan dan penambahan wawasan mengenai persoalan

kontemporer. Seperti halnya tercemarnya air, tanah dan udara yang

diakibatkan oleh perilaku pembuangan sampah secara sembarangan

yang hingga saat ini masih sulit untuk diatasi.

D. Review Kajian Terdahulu yang Relevan

Dalam pembahasan proposal skripsi ini merujuk pada buku, serta

skripsiskripsi ataupun penelitian yang pernah membahas seputar pengelolaan

sampah. Untuk mengetahui kajian terdahulu yang sudah pernah ditulis dan

dibahas oleh penulis lainnya, maka penulis me-review beberapa skripsi dan karya

tulis terdahulu yang pembahasannya hampir sama dengan pembahasan yang

penulis singkat.

Dalam hal ini, penuis menemukan beberapa skripsi, tesis atau jurnal

terdahulu yaitu sebagai berikut :

1. Skripsi Mikel Armando tahun 2017, mahasiswa Universitas Islam

Negeri Raden Fatah Palembang Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan

Perbandingan Mazhab dan Hukum yang berjudul : “Sanksi Membuang

Sampah Sembarangan Menurut Hukum Islam dan Perda Kota

Palembang”. Dalam skripsi ini membahas tentang pemberian sanksi

bagi pelaku pembuangan sampah yang diatur dalam hukum islam dan

Perda Kota Palembang. Dalam penelitian ini, hukum islam

mengharamkan bagi pelaku untuk membuang sampah secara

sembarangan. Serta dalam Perda Kota Palembang diancam dengan

hukuman pidana kurungan paling lama 3 bulan atau denda paling banyak

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

9

Rp. 50.000.000,-. 14 Persamaan skripsi ini dengan yang penulis teliti

adalah penggunaan fatwa MUI nomor 47 tahun 2014. Adapun

perbedaanya yaitu dalam skripsi ini lebih membahas tentang pemberian

sanksi bagi pelaku pembuangan sampah yang diatur dalam hukum Islam

dan Perda Kota Palembang. Sedangkan penulis membahas tentang

aturan yang berlaku bagi konsumen dan produsen dalam membuang

sampah secara sembarangan menurut hukum Islam dan hukum positif.

2. Skripsi Ahmad Faqih Syaraffadin tahun 2011, mahasiswa Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan

Perbandingan Mazhab dan Hukum yang berjudul : “Sanksi Pidana

Terhadap Pelaku Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan Hidup

Menurut Hukum Islam dan Undang-undang Nomor 32 tahun 2009”.

Dalam skripsi tersebut membahas tentang bagaimanna pemberian sanksi

yang diatur menurut hukum Islam dan Undang-undang nomor 32 tahun

2009 kepada pelaku pencemaran dan perusakan lingkungan serta apasaja

yang menjadi faktor utama dalam pencemaran dan perusakan lingkungan

hidup.15 Persamaan skripsi ini dengan yang penulis teliti adalah sama-

sama membahas tentang pemberian sanksi bagi pelaku pencemaran dan

perusakan lingkungan. Adapun perbedaannya yaitu dalam skripsi ini

lebih membahas tentang pemberian sanksi kepada pelaku yang

pencemaran dan perusakan lingkungan dari segi hukum Islam yang

diambil dari segi hukum pidana Islam serta dalam perpsektif Undang-

undang Nomor 32 tahun 2009. Sedangkan penulis membahas tentang

hukum membuang sampah secara sembarangan yang dilakukan oleh

konsumen dan produsen dari segi hukum Islam dan hukum positif.

3. Skripsi Juanda tahun 2013, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Jinayah Siyasah yang

berjudul : “Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Kasus

Pencemaran Lingkungan Hidup (Tinjauan Hukum Islam dan Hukum

Pidana Indonesia). Skripsi ini membahas tentang bagaimana hukum

Islam dan hukum pidana Indonesia mengatur hukuman bagi korporasi

14 Mikel Armando, Sanksi Membuang Sampah Sembarangan Menurut Hukum Islam dan

Perda Kota Palembang, (Skripsi-Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Palembang, 2017) 15 Ahmad Faqih Syaraffadin, Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Pencemaran dan Perusakan

Lingkungan Hidup Menurut Hukum Isalm dan Undang-undang Nomor 32 tahun 2009, (Skripsi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011)

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

10

yang melanggar aturan dengan melakukan pencemaran lingkungan

hidup.16 Persamaan skripsi ini dengan yang penulis teliti adalah sama-

sama membahas tentang pemberian hukuman bagi korporasi/produsen

yang melakukan pencemaran lingkungan. Sedangkan perbedaannya

adalah skripsi ini lebih membahas tentang pertanggungjawaban pihak

korporasi yang melakukan pencemaran lingkungan dari segi hukum

Islam yang bersumber dari hukum pidana Islam serta ayat al-qur’an dan

hukum pidana Indonesia. sedangkan penulis membahas tentang

membuang sampah secara yang dilakukan oleh konsumen dan produsen

(korporasi) dari segi hukum islam dan hukum positif.

Berdasarkan literature di atas, penulis melihat hingga saat ini

belum/ditemukan karya ilmiah yang membahas secara khusus mengenai

Membuang Sampah Sembarangan dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum

Positif.

E. Metode dan Teknik Penelitian

Penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari

fakta dan prinsip-prinsip, suatu penyelidikan yang sangat cerdik untuk

menetapkan sesuatu. Pencarian yang dimaksud dalam hal ini tentunya pencarian

itu akan dipakai untuk menjawab permasalahan tertentu.17

1. Jenis Penelitian

Untuk penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian hukum

normatif tertulis, yaitu metode penelitian hukum terhadap aturan hukum

tertulis. Pada penelitian hukum yuridis normatif, peraturan perundang-

undangan dan teks fatwa yang menjadi objek penelitian menjadi sumber data

primer dalam penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, penulis

melakukan pengumpulan bahanbahan baik yang terpublikasi atau tidak yang

berkenaan dengan bahan-bahan hukum positif yang dikaji.18 Yang menjadi

bahan kajian utama dalam pembahasan ini adalah aturan yang berlaku dalam

16Juanda, “Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Kasus Pencemaran Lingkungan

Hidup (Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Pidana Indonesia), (Skripsi-Universitas

Islam Negeri Syarif Kasim, Riau, 2013) 17 Faisar Ananda Arfa dan Watni Marpung, Metode Penelitian Hukum Islam, (Jakarta :

Prenadamedia Group, 2016), h.12 18 Fahmi Muhammad Ahmadi, Jaenal Aripin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h.38

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

11

hukum Islam dan hukum positif mengenai konsumen dan produsen yang

membuang sampah sembarangan.

2. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer :

Yaitu bahan-bahan hukum yang berhubungan erat dengan permasalahan

yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi bahan hukum

primernya adalah hukum Islam yang terdiri dari Fatwa MUI Nomor 47

tahun 2014 serta hasil MUNAS Konbes Nahdhatul Ulama dan hukum

positif yang terdiri dari Perda Kabupaten/Kota, Perda Provinsi dan

Undang-undang Nomor 18 tahun 2008.

b. Data Sekunder :

Yaitu semua yang berhubungan langsung dengan objek penelitian. Dalam

hal ini yang menjadi bahan hukum sekunder antara lain : seperti buku-

buku, kitabkitab jurnal dan majalah maupun catatan pribadi.19

c. Data Tersier :

Yaitu data penunjang yang dapat memberi petunjuk dan penjelasan

terhadap sumber data primer dan sekunder, diantaranya kamus-kamus dan

esiklopedia.20

3. Teknik pengumpulan data

Karena jenis penelitian berikut ini yuridis normatif, maka metedo

pengumpulan data dicari dan menggunakan data yang relevan. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan library

research atau kajian pustaka yaitu tela’ah yang dilakukan untuk memecahkan

sebuah masalah dengan cara pendekatan melalui bahan-bahan pustaka dan hasil

penelitian lainnya yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas yang mana

dalam hal ini digunakan untuk mengeksplorasi teori-teori yang ada terkait dengan

topik penelitian.

4. Analisis data

Metode analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, atau mudah dipahami dan

19 Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI-Press,2005) h.5 20 Bambang Sunggono,Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,

2005), h.144

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

12

diinformasikan kepada orang lain. 21 Adapun metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode analisis komparatif, yaitu melakukan komparasi

antara hukum Islam dan hukum positif mengenai budaya pembuangan sampah

sembarangan.

5. Teknik penulisan

Dalam penulisan penelitian ini penulis merujuk pada buku Pedoman

Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2017.

F. Sistematika Penulisan

Dalam memudahkan penyusunan proposal skripsi ini dan untuk memberikan

gambaran secara rinci mengenai pokok pembahasan maka penulis menyusun

proposal skripsi ini dalam bebeerapa bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I Merupakan pendahuluan, yang membahas materi yang terdapat pada

latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian, study review terdahulu, dan sistematika pembahasan.

BAB II Membahas tentang tinjauan umum tentang sampah, produsen dan

konsumen. Secara sistematik, penguraian bab ini meliputi pengertian tentang

sampah dan permasalahannya dalam hukum Islam dan hukum positif, serta

pengertian mengenai produsen dan konsumen.

BAB III Berjudul membuang sampah sembarangan oleh konsumen serta

produsen perspektif hukum Islam dan hukum positif. Uraian pada bab ini meliputi

pembahasan dalam hukum Islam dalam hal ini fatwa MUI nomor 47 tahun 2014 serta

fatwa Lembaga Bahtsul Masail Nahdhatul Ulama dan hukum positif yaitu Perda

Kabupaten/Kota Pati, Perda Provinsi DKI Jakarta dan Undang-undang nomor 18

tahun 2008 mengenai membuang sampah sembarangan.

BAB IV Berjudul membuang sampah sembarangan oleh konsumen serta

produsen perspektif hukum Islam dan hukum positif. Pada bab ini membahas tentang

pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif hukum Islam dan hukum positif.

Dan yang terakhir analisis penulis mengenai perbandingan hukum yang mengatur

tentang pembuangan sampah sembarangan.

21 Sugiono,Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif,(Bandung : Alfabeta, 2004), h.244

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

13

BAB V merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan yang menjawab

rumusan masalah dan kritik serta saran yang berguna untuk perbaikan di masa yang

akan datang.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

14

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG SAMPAH, PRODUSEN DAN

KONSUMEN

A. Sampah dan Permasalahannya

1. Pengertian Sampah dan Jenisnya

Setiap hari masyarakat di Indonesia selalu menghasilkan sampah dalam

berbagai bentuk, dari yang mudah terurai hingga yang sulit untuk terurai. Sampah

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu barang atau benda yang dibuang

karena tidak terpakai lagi dan sebagainya, termasuk kotoran seperti daun dan

kertas.1 Selain itu, ada pengertian lainnya yaitu sampah merupakan sisa-sisa dari

benda atau beberapa kebutuhan manusia lainnya yang sudah tidak terpakai atau

diharuskan untuk dibuang karena sudah habis terpakai untuk kebutuhan sehari-

hari.

Sampah tidak hanya berasal dari sisa-sisa kebutuhan rumah tangga saja,

tetapi juga dapat berasal dari kegiatan lainnya seperti, industri, pertambangan,

pertanian, perternakan, perikanan, transportasi, perdagangan dan lain sebagainya.

2 Beberapa pengertian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwasanya

sampah merupakan sisa-sisa atau hasil akhir dari suatu benda ataupun produk yang

sudah tidak diperlukan dan diharuskan untuk dibuang ke tempat pembuangan

akhir. Sampah dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu sampah organik dan

sampah anorganik.3 Berikut adalah penjelasan mengenai sampah organik dan

sampah anorganik :

a. Sampah Organik : sampah organik merupakan sampah yang berasal

dari bahan-bahan yang mudah terurai oleh mikroba atau memiliki sifat

biodegreble. Biasanya yang termasuk jenis sampah organik berupa

sayuran, sisa makanan, daun kering, dan sesuatu yang mudah

membusuk. Sampah rumah tangga dan sampah pasar tradisional

merupakan penghasil sampah organik terbanyak, dikarenkan sampah

yang berasal dari kedua tempat tersebut merupakan bahan-bahan yang

mudah terurai oleh mikroba.

1 Dendy Sugono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat, (Jakarta :

PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), h.1215 2 K.E.S. Manik, Pengelolaan Lingkungan Hidup,,(Jakarta : Pranadamedia Group, 2016), h.61

3 M. Natsir Abduh, Ilmu dan Rekayasa Lingkungan, (Makasar : SAH Media, 2018), h.112

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

15

b. Sampah Anorganik : sampah anorganik merupakan sampah yang

berasal dari bahan-bahan yang berasal dari produk sinetik ataupun

dapat juga berasal dari hasil proses teknologi pengolahan barang

tambang. Biasanya yang termasuk sampah anorganik yaitu sampah

logam, plastik, kertas, kaca, keramik, dan yang terakhir sampah

detergen.

Menurut data yang dilaporkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan, Ibu Siti Nurbaya Bakar kepada Presiden RI Joko Widodo, pada tahun

2019 Indonesia dapat mengasilkan sampah sebanyak 66-67 juta ton sampah

pertahun 2019. Data ini mengindikasikan bahwasanya sampah yang dihasilkan

oleh masyarakat Indonesia meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya

berjumlah 64 juta ton menjadi 66-67 juta ton sampah. Sampah ini di dominasi oleh

60% sampah organik dan 15% sampah plastik. Selain itu, menurut data yang

diperoleh dari The World Bank tahun 2018 menyebutkan bahwasanya 87 kota di

pesisir Indonesia membuang sampah ke lautan yang diperkirakan sebanyak 1,27

juta ton sampah dengan kategori 9 juta ton merupakan sampah plastik dan 3,2 juta

ton dari sampah plastik tersebut merupakan sampah sedotan.4

Menurut data EPA USA komponen sampah biasanya terdiri dari kertas

sebanyak 37%, limbah kebun sebanyak 18%, logam sebanyak 10%, gelas 10%,

sisa makanan 8%, plastik 7% dan lain sebagainya sebanyak 10%. Selain itu, jenis-

jenis sampah dapat dikategorikan menjadi 3 bagian menurut zat pembentuknya

yaitu5 :

a. Limbah benda padat (waste) yang dibagi menjadi tiga kategori sebagai

berikut :

1) Limbah Konstruksi : limbah konstruksi merupakan hasil dari

sisasisa pembongkaran rumah, gedung, pembuatan jalan, dan dapat

berasal pula dari limbah pembersihan lingkungan.

2) Limbah Khusus : limbah khusus merupakan sisa-sisa dari

beberapa tempat seperti tempat pemotongan hewan, karkas hewan

sembelihan, asbes, limbah kimia, limbah rumah sakit dan lain

sebagainya.

4 https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/indonesia-hasilkan-67-juta-ton-sampah-pada

5 Soedarto, Lingkungan Dan Kesehatan, (Jakarta : Sagung Seto, 2013), h.147

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

16

3) Limbah Pemukiman : limbah pemukiman terbagi lagi menjadi 3

bagian yaitu :

a) Limbah domestik : merupakan limbah dari sisa-sisa kegiatan

rumah tangga yang berupa kotoran dan dapat pula dihasilkan

dari sisa-sisa kegiatan dari institusi pemerintah yaitu seperti

pasar, sekolah, dan perkantoran. Serta limbah ini juga dapat

berasal dari perumahan masyarakat.

b) Limbah komersial : limbah komersial biasanya berasal dari

pasar, pertokoan, perhotelan, restoran dan lain sebagainya.

c) Limbah industri : pada jenis limbah ini, limbah konstruksi dan

limbah kimia tidaklah masuk kedalamnya. Jenis limbah ini

lebih kepada jenis limbah yang berukuran besar seperti meja

dan kursi yang tidak bisa langsung ditangani oleh mobil

pengumpul sampah. Dan jenis limbah ini diharuskan untuk

ditangani secara tersendiri, karena mempunyai ukuran yang

besar.

b. Limbah cair atau air bekas (sewage).

c. Kotoran manusia (human waste).

Dari penjabaran mengenai jenis-jenis sampah yang disebutkan diatas,

terlihat jelas bahwasanya lebih banyak sampah yang dihasilkan setiap harinya

adalah sampah hasil dari kegiatan rumah tangga atau biasa disebut dengan limbah

rumah tangga. Selain dari sisa-sisa kegiatan rumah tangga, sampah juga dapat

dihasilkan oleh kegiatan masing-masing masyarakat dalam memenuhi

kebutuhannya. Seperti halnya ketika seseorang membeli sebuah produk makanan

atau minuman yang wadahnya menggunakan bahan dari plastik ataupun

Styrofoam. Dan ketika produk tersebut telah selesai konsumsi, maka akan

menghasilkan sampah yang berasal dari wadah makanan atau minuman tersebut.

2. Faktor Penyebab Masyarakat Membuang Sampah Sembarangan.

Perilaku pembuangan sampah sembarangan tidak mengenal status sosial

masyarakat yang melakukannya, masih banyak masyarakat yang berpendidikan

seperti para mahasiswa yang di kampus dan orang-orang yang berkerja di

perkantoran pun masih cenderung melakukan pembuangan sampah sembarangan.

Bahkan beberapa orang yang berasal dari kalangan ekonomi keatas masih banyak

yang membuang sampahnya secara sembarangan, seperti ketika sedang

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

17

berkendaraan menggunaan mobil dan membuang sampah melalui jendela mobil

tersebut. Perilaku tersebut harus di hilangkan sedikit demi sedikit agar dapat

menciptakan budaya hidup bersih dan sehat yang dimulai sejak dini.6

Penggunaan kata sembarangan dalam kalimat Membuang Sampah

Sembarangan memiliki arti yang dijelaskan dalam KBBI online yaitu sebagai

berikut tidak dengan pilih-pilih; tidak dengan pandang-memandang atau asal

saja. Selain itu, kata “sembarangan” juga berasal dari kata Sembarang yang

memiliki arti apa (siapa, di mana, bilamana) saja; asal saja 7 Kemudian,

penggunaan kata “sembarangan” dalam pembuangan sampah menurut penulis

dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu :

a. Tidak pada tempatnya : ketika seseorang dengan sengaja membuang

sisa makanan atau kebutuhan sehari-hari disembarang tempat tanpa

memperdulikan aturan yang telah berlaku untuk membuang sampah

ditempat yang seharusnya. Seperti halnya membuang sampah

dipinggir jalan, sungai, ataupun di beberapa lahan kosong.

b. Tidak sesuai kategori : ketika seseorang melakukan pembuangan

sampah tidak pada jenis tempat sampah yang seharusnya. Seperti

halnya, membuang sampah plastik ditempat sampah yang

dikhususkan untuk sampah organik, ataupun sebaliknya membuang

sampah organik ditempat sampah nonorganik.

Oleh karena itu, penggunaan kata sembarangan dalam kalimat tersebut

sangatlah tepat. Dikarenakan menggambarkan kebiasaan masyarakat yang tidak

mengindahkan peraturan yang telah tersedia untuk membuang sampah sesuai

dengan tempatnya yang telah disediakan.

Sejauh ini , pembuangan sampah secara sembarangan yang dilakukan oleh

masyarakat dapat disebabkan oleh dua hal sebagai berikut :

a. Penyederhanaan aplikasi arti iman hanya kepada Ibadah Mahdhah.

Yaitu ibadah yang mengandung hubungan dengan Allah S.W.T

semata-mata, yakni hubungan vertikal. Ibadah ini hanya terbatas pada

6 Arif Fajar .W. dan Piana Dewi, Sosialisasi Bahaya Membuang Sampah Sembarangan dan

Menentukan Lokasi TPA di Dusun Deles Desa Jagonayan Kecamatan Ngablak, Jurnal Inovasi dan

Kewirausahaan, Oktober 2015 – Maret 2016 Vol. 3, No. 1, Januari : 2014, h. 26 7 https://kbbi.web.id/sembarang diakses pada tanggal 5-09-2019 pukul 15:09 WIB

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

18

ibadah-ibadah khusus. 8 Jadi, apabila seseorang melakukan

pembuangan sampah sembarangan, ia tidak akan merasa bersalah

ataupun berdosa dikarenakan anggapan mengenai keimanan dalam

dirinya hanya sebatas beriman dengan cara Ibadah Mahdhah saja.

Tetapi kalau diperhatikan Hadist Rasulullah S.A.W bersabda mengenai

keimanan seseorang sebagai berikut :

يان بيضع وس عون عن ابي هري رة رضيى هللا عنه قال : قال رسول هللا صلى هللا عليهي وسلم : "اإلي ب

ت ون شعبة, فافضلها , والياء ا نها ايماطة الذى عني ق ول : آلايله ايل هللا, واد أو بيضع وسي لطرييقي". )رواه الرتميذى(9 ياني شعبة مين الي

Artinya : “Dari Abi Hurairah ra ia berkata: Rasulullah S.A.W bersabda:

Iman itu memiliki lebih tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang

paling utama adalah pernyataan “Tiada Tuhan selain Allah dan yang

paling rendah adalah menyingkirkan hal yang menyakitkan dari

jalanan. Dan malu itu termasuk cabang dari iman”. (HR. At-Tirmidzi)

Dalam hadits tersebut telah dijelaskan bahwa keimanan

seseorang tidak hanya sebatas bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah,

melainkan menyingkirkan hal yang menyakiti dari jalanan (dalam hal

ini dapat berupa sampah) dan perbuatan malu termasuk dalam salah

satu cabang iman. Oleh sebab itu, perilaku membuang sampah pada

tempatnya juga merupakan salah satu aplikasi cabang keimanan dari

seseorang.

b. Minimnya kontekstasi iman dalam perspektif sosial juga dapat

mengakibatkan budaya pembuangan sampah sembarangan. Ketika

keimanan seseorangan dalam lingkungan sosial sangatlah kurang,

maka kesadaran akan pentingnya hidup bersih dalam lingkungan

sekitar bersama masyarakat lainnya juga minim dan mengakibatkan

timbulnya budaya membuang sampah sembarangan. Selain itu,

lingkungan yang kotor akibat pembuangan sampah sembarangan yang

dilakukan oleh masyarakat juga sangat tidak disukai oleh Allah,

dikarenakan Allah menyukai lingkungan yang bersih dan sehat sesuai

8 Misbahus Surur, Dahsyatnya Shalat Tasbih, (Jakarta : Qultum Media, 2009), H.27 9 Abu Isa At-Trimdzi, Sunan At-Tirmidzi, (Beirut : Dar Al-Qhorb Al-Islami, 1998 M), Juz 4, h.

306

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

19

dengan firman-Nya dalam surat al-Baqarah (2) ayat 222 sebagai

berikut :

ب ٱل ... يح رين إن ٱلل تطه بني ويححب ٱلمح ٢٢٢و

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat

dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (Q.S. al-Baqarah :

222)

c. Beberapa masyarakat banyak yang menyederhanakan bahwa hukum

hanya sebatas pada hukum agama saja, padahal di Indonesia juga

berlaku Hukum Positif yang dibuat oleh pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah. Yang apabila seseorang tersebut melanggar aturan

yang telah dibuat oleh pemerintah, maka akan ada sanksi yang

diberikan oleh pihak berwenang. Jadi, tidak hanya sebatas hukum

agama yang telah ditetapkan oleh Allah saja, akan tetapi hukum positif

yang telah dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia secara resmi. Seperti

yang difirmankan oleh Allah S.W.T dalam surat an-Nisa (4) ayat 59

sebagai berikut :

م فإن تنزعتحم مر منكحول ٱل

حول وأ وا ٱلرسح طيعح

وأ وا ٱلل طيعح

ين ءامنحوا أ ها ٱل ي

أ ي

ذ وٱلوم ٱألخر نتحم تحؤمنحون بٱلل ول إن كح وٱلرسح دوهح إل ٱلل ء فرح لك خي ف ش

ويلا حسنح تأ

٥٩وأ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah

Rasul (Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu

berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada

Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar

beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih

utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. an-Nisa : 59)

Tafsiran surat an-Nisa ayat 59 menurut Prof. Quraish Shihab

yaitu Dalam ayat ini ditetapkan kewajiban atas masyarakat untuk taat

kepada ulil amri, walaupun sekali lagi harus digarisbawahi penegasan

Rasul saw. bahwa: ( ق و ل خ م ل طاعة لي ق الي ال ةي ي صي ع م في ) la tha’ata li makhluqin

fi ma’shiyati al-khaliq atau tidak dibenarkan taat kepada seorang

makhluk dalam kemaksiatan kepada Khaliq. Tetapi, bila ketaatan

kepada ulil amri tidak mengandung atau mengakibatkan kedurhakaan,

maka mereka wajib ditaati, walaupun perintah tersebut tidak berkenan

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

20

di hati yang diperintah.10 Ayat tersebut sesuai dengan Kaidah Fiqih

yang berbunyi :

المصلحةي 11 مام على الرا عييةي من وط ابي تصرف اإلي

Artinya : “Kebijakan seorang pemimpin terhadap rakyatnya harus

berorientasi kepada kemaslahatannya”

Peraturan yang dibuat oleh pemerintah selalu didasari kepada

kemaslahatan masyarakatnya. Seperti halnya peraturan yang dibuat

oleh pemerintah mengenai larangan membuang sampah sembarangan

yang berlaku bagi setiap masyarakat agar dapat menciptakan

lingkungan.yang bersih dan terhindar dari segala macam penyakit serta

bencana alam seperti banjir, tercemarnya air dan sebagainya.

Ketika seseorang ingin membuang sampah, haruslah terlebih

dahulu untuk memilihanya sebelum dibuang ke tempat pembuangan

akhir. Akan tetapi, beberapa masyrakat tidak melakukan kegiatan

pembuangan sampah yang baik dan benar yaitu dengan cara pemilahan,

pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemerosesan akhir.

Masyarakat hanya melakukan pengumpulan akhir pada sampah yang

telah tidak terpakai atau sisa-sisa dari kegiatan mereka sehari-hari

kedalam suatu wadah yang biasanya hanya berupa wadah plastik. Dan

hanya sedikit dari sebagian masyarakat yang telah sadar pentingnya

memilah sampah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat

pembuangan akhir.12

Perilaku pemilihan sampah sembelum dibuang ke tempat

pembuangan akhir merupakan salah satu dari pengurangan kebiasaan

membuang sampah sembarangan. Dikarenakan, pembuangan sampah

tidak pada tempat yang seharusnya, merupakan salah satu perilaku

membuang sampah sembarangan. Sampah yang dibuang tanpa

dilakukan pemilahan terlebih dahulu akan menyulitkan bagi petugas di

10 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an), (Jakarta:

Lentera Hati,2002), Vol ke-2, h.482 11 H.A.Djazuli, Kaidah-kaidah Fiqih : Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan

Masalah-masalah yang Praktis, (Jakarta : Pranadamedia Group, 2019), Cet. Ke-8, h. 15 12 Agus Ramon dan Afriyanto, Karakteristik Penanganan Sampah Rumah Tangga di Kota

Bengkulu, Jurnal Kesahatan Masyarakat Andalas, Vol. 10, No. 1, h.30

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

21

tempat pembuangan akhir untuk memprosesnya kembali sesuai dengan

unsur atau bahan yang digunakan dalam pembuatan produk yang telah

menjadi sampah tersebut. Selain itu, alasan masyarakat enggan

melakukan pemilahan sampah terlebih dahulu dikarenakan terlalu lama

memakan waktu sehingga mereka lebih baik untuk membuanganya

dalam satu wadah yang sama.

Kemudian, perilaku membuang sampah tanpa memilahnya ini

telah membudidaya di dalam masyarakat Indonesia. Untuk

mengubahnya membutuhkan waktu yang sangatlah lama dan tidak

mudah seperti membalikkan telapak tangan. Selain tindakan tidak

memilah sampah terlebih dahulu, beberapa dari masyarakat juga masih

banyak yang membuang sampahnya di beberapa lahan kosong, tambak,

selokan dan pinggiran jalan yang mengakibatkan penumpukan sampah

dan pencemaran lingkungan akibat dari sampah yang tidak di proses

dan dibiarkan begitu saja tanpa ada yang mengelolanya.13

Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat selalu

membuang sampah secara sembarangan14 dibagi menjadi dua faktor

yaitu faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut :

1) Faktor Internal : beberapa faktor internal yang

mempengaruhi masyarakat dalam pembuangan sampah

sembarangan adalah pengetahuan, motivasi, persepsi

masyarakat, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang

pengelolaan sampah, dan yang terakhir yaitu dampak yang

akan ditimbulkan dari sampah-sampah tersebut.

2) Faktor Eksternal : beberapa faktor eksternal yang

memperngaruhi masyarakat dalam pembuangan sampah

sembarangan adalah lingkungan sekitar, baik secara fisik

seperti kurangnya tempat pembuangan sampah dibeberapa

13 M. Zamzami Elamin dkk, Analisis Pengelolaan Sampah Pada Masyarakat Desa Disanah

Kecamatan Sreseh Kabupaten Sampang, Jurnal Kesahatan Lingkungan, Oktober : 2018 Vol. 10, No.

4, h.374 14 Achmad Norival, Perilaku Masyarakat di Bagian Tengah Batang Ino Terhadap Sampah di

Nagari Salimpaung Kec. Salimpaung Kab. Tanah Datar, Jurnal Buana Vol-2 No-1 tahun 2018,

h.270-271

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

22

tempat yang strategis dan secara non fisik seperti iklim,

manusia, sosial-ekonomi, kebudayaan dan lain sebagainya.

Dari penjelasan tersebut, dapatlah dipahami bahwasanya kesadaran

masyarakat tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya masih

sangatlah kurang. Kebiasaan tersebut merupakan salah satu pengaruh yang

sangatlah besar terhadap kerusakan lingkungan akibat pembuangan sampah secara

sembarangan. Selain itu, kurang tersedianya fasilitas pembuangan sampah

menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam pembuangan sampah

sembarangan. Laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, tidak sebanding

dengan ketersediannya tempat sampah di beberapa titik atau lingkungan yang

strategis agar dapat lebih mudah untuk dijangkau oleh masyarakat. Oleh sebab itu,

permasalahan mengenai sampah yang mengakibatkan kerusakan lingkungan sulit

untuk tertangani apabila dua faktor utama dari penyebab masyarakat membuang

sampah tersebut belum teratasi.

B. Produsen

1. Pengertian Produsen Istilah kata produksi dapat diartikan sebagai suatu hasil dari sebuah proses

atau sebuah aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input).

Oleh karena itu, kegiatan produksi dapat dikatakan sebagai mengkombinasikan

berbagai input untuk menghasilkan output.15 Selain itu, makna dari kata produksi

tidak terbatas dari pembuatannya saja, akan tetapi juga dapat diartikan sebagai

penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengeceran, pengemasan kembali,

upayaupaya menyiasati lembaga regulator atau mencari celah hukum demi

memperoleh keringanan pajak atau keleluasaan untuk bergerak dengan jasa dari

para akuntan, pengacara dan lain sebagainya. 16 Kegiatan produksi dalam

perspektif hukum islam adalah terkait dengan manusia dan eksistensinya dalam

aktivitas ekonomi, produksi merupakan kegiatan menciptakan kekayaan dengan

pemanfaatan sumber alam oleh manusia.17

15 I Gusti Ngurah Agung dkk, Teori Ekonomi Mikro (Suatu Analisis Produksi Terapan),

(Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2008), h.9 16 Roger Leroy Miller & Roger E. Meiners, Teori Mikroekonomi Intermediate, (Jakarta :

RajaGrafindo Persada, 1997), h.251 17 Muhammad Turmudi, Produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam, Islamadina, Vol. XVIII,

No. 1, Maret 2017, h.43

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

23

Dalam teori ekonomi, seorang produsen ataupun pengusaha diwajibkan

untuk memutuskan dua macam keputusan sebagai berikut :

a. Berapa Output yang harus diproduksikan.

b. Berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (atau

input) digunakan.

Selain dua macam keputusan tersebut, ada beberapa kewajiban pula yang

harus dilaksanakan oleh seorang produsen seperti halnya seorang produsen atau

pengusaha selalu berusaha untuk mencapai keuntungan yang maksimum,

produsen beroperasi dalam suatu pasar persaingan sempurna, pasar persaingan

tidak sempurna, pasar monopoli dan yang terakhir adalah menentukan harga

outputnya.18 Kemudian, adapula yang disebut dengan Perilaku Produsen yang

memiliki makna sebagai suatu tindakan dari seorang produsen untuk

mendapatkan suatu keuntungan yang semaksimal mungkin dengan

menggunakan beberapa input yang dimiliki olehnya. Ketika seorang produsen

telah mencapai keuntungan yang maksimal, produsen tersebut dapat dikatakan

berada dalam suatu keadaan keseimbangan atau equilibrium produsen.19

2. Macam-macam Produsen.

Produsen tidak hanya sebatas sebuah perusahaan besar saja, tetapi juga

industri kecil-kecilan seperti industri rumahan dapat dikategorikan sebagai

sebuah produsen. Sedangkan di Indonesia, ada berbagai macam bentuk dan sifat

dari perusahaan yang berdiri di Indonesia seperti perusahaan swasta, koperasi,

perusahaan negara dan perusahaan daerah. 20 Perusahaan swasta memiliki

pengertian sebagai perusahaan yang mmodalnya diusahakan oleh pihak swasta,

baik swasta nasional, swasta asing, maupun gabungan antara keduanya. Dari

berbagai cara yang ditempuh oleh seseorang untuk berusaha, dapatlah dibagi

menjadi empat ketegori badan usaha saja yaitu sebagai berikut21 :

a. Perusahan Perseorangan : perusahaan perseorangan ini merupakan

perusahaan yang banyak ditemui di Indonesia. Karena yang termasuk

18 Boediono, Ekonomi Mikro, (Yogyakarta : BPFE, 2017), Edisi Kedua, h.63

19 Syamri Syamsudin dan Detri Karya, Mikroekonomi Untuk Menejemen, (Depok : PT

RajaGrafindo Persada, 2018), h.135 20 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi (Pendekatan Kepada Teori Ekonomi

Mikro dan Makro), PT RajaGrafindo Persada, Jakarta : 2005, h.61 21 T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, (Yogyakarta : Kanisius, 2003), h. 119

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

24

dari perusahaan perseorangan ini adalah usaha kecil-kecilan yang

dibuka oleh masyarakat.

b. Perseroan dengan Tanggung Jawab Terbatas : pada bentuk badan

usaha ini, seseorang mengumpulkan dana dari banyak orang dengan

cara menjual semacam surat berharga yang disebut dengan saham,

andil, atau sero.

c. Firma : firma memiliki kesamaan dengan Perseroan terbatas. Namun,

ia memiliki perbedaan dengan tidak mengumpulkan modal melalui

saham melainkan modal yang didapatkan firma diperoleh dari

beberapa orang dalam bentuk uang tunai bukannya saham.

d. Persekutuan Komanditer : ini merupakan kombinasi antara Firma

dengan Perseroan Terbatas. Persekutuan Komanditer digambarkan

sebagai suatu kerjasama antar perorangan dengan dua pembagian

yaitu “sekutu penguasa” atau sekutu pengurus” yang tugasnya

menjalaskan usaha, dan satu lagi yaitu “Sekutu Komanditer” yang

tugasnya adalah bertanggungjawab sebatas penyetoran saja, persis

seperti para persero yang ada di sebuah PT.

Semakin banyak produsen yang terbentuk, maka akan menghasilkan

berbagai macam produk, mulai dari produk kesehatan, kecantikan, kebutuhan

rumah tangga, kebutuhan pangan dan lain sebagainya. Selain dari pada produk

yang dapat dihasilkan, ada beberapa faktor produksi lainnya selain tenaga kerja

manusia yaitu sumber daya alam atau “tanah”, sarana produksi atau “modal” dan

kegiatan “pengusaha”22.

3. Fungsi dan Tujuan Produksi. Hubungan antara input dengan output produksi sering disebut sebagai

Fungsi Produksi. Fungsi produksi memiliki pengertian yaitu suatu fungsi yang

menunjukkan hubungan antara tingkat kombinasi penggunaan input dengan

tingkat output. Dalam ilmu ekonomi dinyatakan bahwa fungsi produksi

merupakan landasan teknis bagi suatu proses produksi. 23 Dalam ekonomi

produksi, bahasan yang paling penting adalah fungsi produksi. Hal ini

disebabkan karena beberapa alasan sebagai berikut24 :

22 T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, h. 220 23 Syamri Syamsudin dan Detri Karya, Mikro Ekonomi Untuk Manajemen, h.136 24 Masyhuri, Ekonomi Mikro, (Malang : UIN Press, 20017), Cet ke- 1, h.130

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

25

a. Dengan fungsi produksi, maka seorang produsen dan atau peneliti

akan mengetahui seberapa besar kontribusi dari masing-masing

input terhadap output.

b. Dengan fungsi produksi, seorang produsen dan atau peneliti dapat

mengetahui hubungan antara faktor produksi dan produksi secara

langsung dan hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti.

c. Dengan fungsi produksi, maka produsen dan atau peneliti dapat

mengetahui hubungan antara variabel tak bebas dan variabel

bebas dan atau hubungan antara variabel bebas.

Kemudian fungsi produksi juga terbagi menjadi dua bagian yaitu fungsi

produksi jangka pendek dan fungsi produksi jangka panjang sebagai berikut.25

a. Fungsi produksi jangka pendek : fungsi produksi jangka pendek

menjelaskan proses produksi yang menggunakan input tetap dan

variabel. Artinya, jika dalam suatu fungsi produksi terdapat satu

atau lebih input yang bersifat tetap maka fungsi ini dinamakan

fungsi produksi jangka pendek.

b. Fungsi produksi jangka panjang : fungsi produksi jangka

panjang menjelaskan tentang proses produksi yang apabila suatu

perusahaan terus berkembang, maka pengusahanya akan berpikir

bahwa kapital yang tetap tidak memadai lagi untuk produksi yang

berkelanjutan. Dan diperlukan penambahan mesin produksi agar

dapat menunjang produktivitas yang maksimal.

Syaikh Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi dalam kitabnya Al-Fiqh Al-

Iqtishadi Li Amiril Mukminin Umar Ibnu Khatab telah dijabarkan, ada beberapa

tujuan dari produksi yang telah dijelaskan dalam teori mikro eknomi Islam26

yaitu sebagai berikut :

a. Tujuan dari produksi yang pertama yaitu pemenuhan kebutuhan

manusia pada tingkat moderat. Dari tujuan tersebut dapat

mengakibatkan dua implikasi yaitu ketika produsen akan

menghasilkan suatu barang dan jasa yang akan menjadi kebutuhan

25 Arif Hoetoro, Ekonomi Mikro Islam : Pendekatan Integratif, (Malang : UB Press, 2018), h.

170 dan 177 26 Ridwan, dkk, Ekonomi Mikro Islam, (Sumatra Utara : UIN Sumatra Utara, 2017), h.94

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

26

bagi konsumen, akan tetapi barang dan jasa tersebut tidak

menjamin akan menjadi keinginan dari konsumen itu sendiri.

b. Yang kedua yaitu menemukan kebutuhan manusia dan

pemenuhannya. Pada tujuan yang kedua ini, produsen tidak hanya

bersifat sebagai penyedia sarana kebutuhan manusia saja, akan

tetapi produsen juga harus menjadi sosok yang kreatif dalam

menemukan barang dan jasa apasaja yang memang sangat

dibutuhkan bagi konsumen.

c. Yang ketiga yaitu menyiapkan barang dan jasa di masa depan.

Pada tujuan yang ketiga ini, produsen di tuntut untuk berkreasi dan

menciptkan hasil dari suatu produk yang dikembangkan dan lebih

di kreasikan kembali agar tetap dapat menarik minat konsumen

untuk tetap membelinya.

d. Yang keempat yaitu keperluan generasi yang akan datang. Pada

tujuan yang keempat ini, produsen diwajibkan untuk

memperhatikan pemanfaatan dalam pengelolaan barang dan jasa

agar tidak mengganggu dan menyulitkan keberlangsungan hidup

generasi yang akan datang untuk mengakses sumber yang sama

pula.

Sedangkan dalam perspektif fiqih ekonomi Umar bin Khattab R.A yang

ditulis oleh Syeikh Jaribah bin Ahmad Al-Hartsi dalam bukunya yang berjudul

AlFiqh Al-Iqtishadi Li Amiril Mukminin Umar Ibnu Khaththab penjelasan

mengenai tujuan terpenting dari produksi27 yaitu sebagai berikut :

a. Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin : Dalam ekonomi

Islam, landasan tujuan meraih keuntungan dalam ekonomi

konvensional tidak dapat diterima dan diterapkan dalam ekonomi

Islam. Namun, bukan berarti ekonomi Islam menolak konsep

dasarnya. Dikarenakan tujuan meraih keuntungan sebesar

mungkin yang sesuai batasan dan kaidah syariah merupakan

tuntutan dalam Islam, bahkan merupakan salah satu tujuan yang

27 Jaribah bin Ahmad Al-Hartsi ,Al-Fiqh Al-Iqtishadi Li Amiril Mukminin Umar Ibnu

Khaththab, Penerjemah : Asmuni Solihan Zamakhsyari, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab, (Jakarta : Khalifa, 2010), h.50

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

27

mendasar bagi produsen yang memberikan andil dalam

merealisasikan tujuan-tujuan yang lain bagi produsen muslim.

b. Merealisasikan kecukupan induvidu dan keluarga : Seorang

muslim wajib melakukan aktifitas yang dapat merealisasikan

kecukupannya dan kecukupan orang yang menjadi kewajiban

nafkahnya.

c. Tidak mengandalkan orang lain : Umar bin Khattab R.A tidak

memperbolehkan seseorang yang mampu bekerja untuk

menadahkan tangannya kepada orang lain meminta-minta, dan

menyerukan kaum muslimin untuk bersandar kepada diri mereka

sendiri, tidak mengharap apa yang di tangan orang lain.:

d. Melindungi harta dan mengembangkannya : Umar bin Khattab

R.A menyerukan kepada manusia untuk memelihara harta dan

mengembangkannya dengan mengeksplorasinya dalam kegiatan-

kegiatan produksi.

e. Mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi dan

mempersiapkannya untuk dimanfaatkan : Sesungguhnya Allah

telah mempersiakan bagi manusia di dunia ini banyak sumber

ekonomi, namun pada umumnya tidak memenuhi hajat insani

bila tidak dieksplorasi oleh manusia dalam kegiatan produksi

yang mempersiapkannya untuk dapat layak dimanfaatkan.

Seperti yang telah dijelaskan dalam surat al-Mulk ayat 15 28

sebagai berikut : Q.S. al-Mulk (67) ayat 15 :

زقهۦ إوله حوا من ر وا ف مناكبها وكح فٱمشححولا رض ذل

مح ٱل ي جعل لكح و ٱل هح

ورح ١ٱلنشح

Artinya : “Dialah yang menjadikab buni untuk kamu yang mudah

dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah

sebagian dari rezeki-Nya. Dan hsnya kepada-Nya lah kamu

(kembali setelah) dibangkitkan”. (Q.S al-Mulk : 15)

28 Jaribah bin Ahmad Al-Hartsi,Al-Fiqh Al-Iqtishadi Li Amiril Mukminin Umar Ibnu

Khaththab, Asmuni Solihan Zamakhsyari, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab, h.59

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

28

Tafsir dari surat al-Mulk ayat 15 menurut Quraish Shihab

yaitu ayat tersebut merupakan ajakan bahkan dorongan kepada

umat manusia secara umum dan kaum muslimin khususnya agar

memanfaatkan bumi sebaik mungkin dan menggunakannya

untuk kenyamanan hidup mereka tanpa melupakan generasi

sesudahnya. Menurut Prof. Quraish Shihab yang mengutip dari

perkataan Imam Nawawi (w.1277 M) dalam mukaddimah

kitabnya al-Majmu menyatakan bahwa : Umat Islam hendaknya

mampu memenuhi dan memproduksi semua kebutuhannya

walaupun jarum agar mereka tidak mengandalkan pihak lain.29

Kemudian, dalam Kitab Shahih Tafisr Ibnu Katsir

mengenai ayat 15 surat al-Mulk Allah S.W.T menjelaskan

nikmat-Nya kepada makhluk-Nya yang telah menundukkan

bumi untuk mereka. Dia telah menjadikannya terhampar dan

tenang, tidak goncang atau bergerak-gerak, karena Dia telah

menjadikan gunung-gunung (sebagai pasaknya). Dia telah

mengalirkan mata air, membentangkan padanya jalan-jalan,

menyiapkan padanya berbagai manfaat serta tempat-tempat yang

cocok untuk menanam tanaman-tanaman dan buah-buahan.30

Dalam ayat tersebut telah dijelaskan bahwasanya segala

sesuatu yang ada di muka bumi telah Allah siapkan untuk hamba-

Nya agar dapat dimanfaatkan sebaikbaiknya untuk kebutuhan

sehari-hari. Dan manusia dapat memafaatkan apa yang ada di

bumi ini untuk diolah dan dijadikan sebagai suatu bahan produksi

yang dapat digunakan dalam bentuk barang ataupun jasa yang

digunakan dalam kebutuhan induvidu ataupun kebutuhan rumah

tangga sehari-hari.

29 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an),(Jakarta :

Lentera Hati, 2002), Cet ke-1, Vol ke 14, h.357 30 Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Al-Misbaahul Muniir fii Tahdziibi Tafsiiri Ibni

Katsiir,Penerjemah Tim Pustaka iBnu Katsir, Shahih Ibnu Katsir Jilid 9, (Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir,

2017), Cet ke-16, h.208

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

29

C. Konsumen.

1. Pengertian Konsumen.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsumen memiliki makna yaitu

seseorang yang memakai barang dari hasil suatu produksi seperti bahan pakaian,

makanan dan sebagainya.31 Sedangkan penjelasan mengenai konsumen dalam

Ekonomi Mikro ialah konsumen merupakan seseorang yang memakai atau

menggunakan suatu barang yang berguna dalam mencukupi kehidupan sehari-

hari. Dalam jurnal Manajemen yang ditulis oleh Okta Nofri dan Andi Hafifah

yang mengutip dari perkataan Engel et al mengenai perilaku konsumen yaitu

tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul

dari tindakan ini. 32Selain dari pengertian tersebut, perilaku dari konsumen juga

dipengaruhi oleh pola kebutuhan, besar kecilnya penghasilan serta cara dari

konsumen terseut dalam membelanjakan uangnya. Dari perilaku konsumen

tersebut, menghasilkan dua teori33 sebagai berikut :

a. Teori Utility : menurut teori ini, seorang konsumen mampu untuk

membagi-bagikan pengeluaran atas berbagai macam kebutuhannya.

Sehingga tambahan kepuasan yang diperoleh perupiah yang

dibelanjkan oleh konsumen itu sebesar mungkin.

b. Teori Indeferensi : menurut teori ini, seorang konsumen mampu

membagi-bagikan pengeluarannya atas berbagai macam barang yang

sedemikian rupa sehingga konsumen tersebut mencapai kepada taraf

pemenuhan kebutuhan yang terbaik dan dicapainya sesuai dengan

kemampuan perekonomian dan harga dari barang yang berlaku.

Dalam fiqih ekonomi Umar bin Khattab R.A sebagaimana dibahas oleh

Ibnu al-Jauzi dalam bukunya Sirah Wa Manaqib Umar Ibn Abdul Aziz, telah

mengisyaratkan bahsawanya tujuan utama dari konsumsi seorang muslim yaitu

sebagai sarana penolong dalam beribadah kepada Allah. Dalam hal ini, Umar bin

Khattab R.A berkata :

31 https://kbbi.web.id/konsumen dikases pada tanggal 31-08-2019 pukul 21:19 wib 32 Okta Nofri dan Andi Hafifah, Analisis perilaku Konsumen dalam Melakukan Online

Shopping di Kota Makassar, Jurnal Manajemen, ide dan isnpirasi Juni, Vol 5 No.1, 2018, h.116 33 T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, h. 91

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

30

عيبادةي هللاي عا في ي ن البساطة أق رب ايال التحسني ، بعييد عني الدري ، واكث ر ت شجي طعاميك ، لي عا في كن متوواضي

ت عال.34

Artinya :“Hendaklah kamu sederhana dalam makanan kamu, karena

sesungguhnya kesederhanaan lebih dekat kepada perbaikan, lebih jauh dari

pemborosan, dan lebih menguatkan dalam beribadan kepada Allah Ta’ala”.

Kemudian terdapat nash (teks) yang jelas tentang perolehan pahala oleh

seorang muslim dalam setiap nafkahnya yang dikeluarkan dengan tujuan mencari

ridha Allah yaitu bahwa Nabi S.A.W. bersabda kepada Sa’ad R.A sebagai berikut :

ها حت ما تعل في فمي امرأتيك )رواه و مسلم(35 رت علي ا وجه هللاي إيل أجي تغيي بي إينك لن ت نفيق ن فقة ت ب

Artinya : “Sesungguhnya kamu tidak mengeluarkan nafkah sedikitpun dengan

tujuan mencari ridha Allah Ta’ala, melainkan kamu mendapatkan pahala padanya,

hingga sesuatu yang kamu berikan di mulut istrimu” (H.R Muslim).

2. Daya Guna Barang. Daya guna suatu barang atau biasa disebut dengan Utylity memiliki arti

kemampuan dari suatu barang dalam memenuhi kebutuhan manusia secara

objektif. Oleh sebab itu, pengertian dari daya guna dalam perilaku konsumen

dapat diartikan sebagai manfaat yang dirasakan dari konsumsi suatu barang/jasa

atau sebuah kepuasan yang diperoleh dari padanya. Jadi, dapat disimpulkan

bahwasanya daya guna suatu barang merupakan sesuatu yang subjektif,

tergantung dari konsumen tersebut sejauh mana ia merasakan kepuasan atas

kegunaan barang atau jasa yang telah ia beli.36 Daya guna dari suatu barang yang

dibeli oleh konsumen dibagi kedalam beberapa kategori sesuai dengan berbagai

sebabnya. Dan kegunaan dari suatu barang tersebut dapat di ketegorikan37 sebagai

berikut :

a. Form Utility (berguna karena bentuknya) : suatu barang dapat menjadi

berguna bagi manusia dikarenakan bentuknya telah memenuhi syarat,

atau dapat pula menjadi berguna ketika bentuknya telah diubah sesuai

dengan keadaannya.

34 Ibnu al-Jauzi dan Abul Faraj Abdurrahman, Sirah wa Manaqib Umar ibn Abdul Aziz,

(Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1404 H/1984 M), Cet ke-1, h.213-214 35 H.A. Razak dan H. Rais Lathief, Terjemah Hadis Shahih Muslim, (Jakarta : Pustaka al

Husna, 1980), Cet. Ke- 1, Jilid II, hadis no.1628, h. 185 36 T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, h. 92-93 37 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi (Pendekatan Kepada Teori Ekonomi

Mikro dan Makro), h. 45-46

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

31

b. Time Utility (berguna karena waktu) : suatu barang dapat bermanfaat

bagi seorang manusia apabila digunakan pada saat itu juga ataupun

disimpan terlebih dahulu agar dapat digunakannya dikemudian hari

sesuai dengan waktu yang tepat.

c. Place Utility (berguna karena tempatnya) : suatu barang dapat

bermanfaat bagi manusia apabila tempatya atau karena sudah

dipindahkan kepada tempat yang seharusnya. Seperti halnya sebuah

godam yang lebih bermanfaat digunakan apabila ditempatkan di

bengkel dari pada di kantor kejaksaan.

d. Own Utility (berguna karena pemilikan) : suatu barang dapat berguna

apabila telah dimiliki oleh telah dimiliki oleh seseorang dan biasanya

bersifat subjektif bagi orang-orang tertentu. Kemudian, barang itu

tidak akan kembali berguna jika telah tidak dimiliki.

e. Element Utility (berguna karena unsurnya ) : dalam hal ini dapat

diumpakan seperti halnya tanah di daerah pegunungan Merapi yang

subur yang diakibatkan oleh efek yang timbul dari letusan gunung

tersebut. Oleh karena itu, tanah yang subur dapat digunakan sebagai

lahan pertanian bagi para petani.

Kegunaan suatu barang akan menimbulkan keinginan, dan pada

gilirannya akan membutuhkan permintaan. Sebaliknya, kelangkaan suatu

barang mendorong beberapa orang untuk memanfaatkan kelangkaan itu dengan

cara menjualnya, sehingga kelangkaan menimbulkan penawaran. 38 Diantara

beberapa konsumen ada yang belum menyadari bahwasanya kepentingan

konsumsi terhadap barang dan jasa berhubungan erat dengan suatu manfaat yang

akan diperoleh dari barang dan jasa yang bersangkutan tersebut. Namun, adapula

konsumen yang merasa kecewa terhadap barang yang di konsumsinya

dikarenakan manfaat yang didapatkan dari barang ataupun jasa tersebut tidak

sebanding dengan pengeluaran yang telah mereka berikan untuk membeli suatu

barang tersebut.

Selain itu, pertumbuhan barang dan jasa yang semakin pesat setiap

harinya ditengah-tengah masyarakat mengakibatkan konsumen menginginkan

38 Nur Laily dan Budiyono Pristiyadi, Teori Ekonomi, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013),

h.13

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

32

untuk membeli barang dan jasa tersebut walaupun harus dengan cara hutang

piutang kepada produsen atau penjual. 39 Perilaku masyarakat dalam memenuhi

kebutuhannya terkadang tidak sesuai dengan kebutuhannya. Semakin tinggi

harga suatu barang, maka permintaannya pun akan berkurang. Dan sebaliknya,

semakin rendah harga barang, maka semakin banyak pula permintaan dari barang

tersebut.

3. Perilaku Konsumen

Konsumen mengalokasikan pendapatannya untuk membelanjakan atas

produk dan menjelaskan keputusan alokasi ini dalam menentukan permintaan

atas produk atau jasa yang diinginkan. Perilaku konsumen tersebut dapat terbagi

menjadi tiga tahapan40 yaitu sebagai berikut :

a. Preferensi konsumen : ini adalah langkah pertama untuk menjelaskan alasan seseorang yang lebih suka suatu jenis produk daripada jenis produk yang lain.

b. Garis anggaran : konsumen juga mempertimbangkan faktor harga dan akan memutuskannya sesuai dengan pendapatan yang dimilikinya.

c. Pilihan konsumen : dengan mengetahui preferensi dan keterbatasan pendapatan yang domiliki, konsumen memilih untuk membeli kombinasi barangbarang yang memaksimalkan kepuasan mereka.

Dalam jurnal Manajemen yang ditulis oleh Okta Nofri dan Andi Hafifah,

mereka mengutip pendapat Kotler dan Keller mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen41 yaitu sebagai berikut :

a. Faktor-faktor kebudayaan : faktor utama yang mempengaruhi

pengambilan keputusan konsumen adalah budaya. Dalam faktor ini,

ruang lingkup budaya lingkungan sehari-hari dari konsumen tersebut

memiliki pengaruh yang kuat dalam pengambilan keputusan seorang

produsen dalam membeli suatu barang ataupun jasa.

b. Faktor-faktor sosial : dalam faktor sosial ini, golongan masyarakat

menjadi pengaruh yang sangat kuat bagi perilaku konsumen. Tiga

golongan masyarakat itu terbagi menjadi golongan atas (pengusaha

kaya dan pejabat tinggi), golongan menengah (kelas

39 Agung Abdul Rasul dkk, Ekonomi Mikro (Dilengkapi Sistim Informasi Permintaan),

(Jakarta : Mitra Wacana Media, 2013), h.91 40 Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikroekonomi (Suatu Perbandingan Ekonomi

Islam dan Ekonomi Konvensional), (Jakarta : Kencana, 2010), h.109 41 Okta Nofri dan Andi Hafifah, Analisis perilaku Konsumen dalam Melakukan Online

Shopping di Kota Makassar, h.116-117

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

33

pekerja/karyawan), dan yang terakhir golongan bawah (pekerja

buruh/pegawai rendah). Pembagian tiga golongan masyarakat ini

mempengaruhi tingkah laku pembelian konsumen. Tergantung dari

mana ia sering melakukan interaksi dengan tiga golongan tersebut.

c. Faktor pribadi : faktor pribadi juga dapat mempengaruhi perilaku

konsumen. Faktor pribadi tersebut dipengaruhi oleh lima karakteristik

dari seseorang yaitu sebagai berikut :

1) Umur dan tahapan dalam siklus hidup.

2) Pekerjaan.

3) Keadaan ekonomiGaya hidup.

4) Kepribadian dan konsep diri.

d. Faktor psikologis : pembelian seorang konsumen terhadap suatu

barang atau jasa dapat di pengaruhi oleh faktor psikologis yang terdiri

dari empat faktor utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta

keyakinan dan pendirian.

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

34

BAB III

MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN OLEH KONSUMEN SERTA

PRODUSEN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM

POSITIF

A. Membuang Sampah Sembarangan dalam Hukum Islam

1. Sejarah Singkat Fatwa MUI

Berdirinya MUI dilatarbelakangi oleh dua hal utama, yaitu yang pertama

adalah respon atas kebangkitan kembali masyarakat Indonesia setelah 30 tahun

merdeka. Dan yang kedua yaitu keprihatinan terhadap sektarianisme yang amat

mendominasi perpolitikan umat Islam di tahun 1970-an, sehingga mulai

mengabaikan kesejahteraan rohani umat. Selain itu, tantangan global yang sangat

berat yang ditandai dengan kemajuan sains dan teknologi, yang dapat menerobos

sekat-sekat etika dan moral, serta serbuan budaya global yang didominasi oleh alam

pikir Barat, juga pendewaan atas kebendaan dan hawa nafsu yang dapat melunturkan

aspek rohani umat, menjadi titik tolak para ulama untuk memfungsikan kembali

agama sebagai penggerak peradaban kehidupan umat manusia.1

Dalam suatu konferensi para ulama yang dilaksanakan di Jakarta pada

tanggal 30 September hingga 4 Oktober 1970 oleh Pusat Dakwah Islam, telah

diajukan suatu saran untuk memajukan kesatuan kaum muslimin dalam kegiatan

sosial mereka dengan membentuk sebuah majelis bagi para ulama Indonesia, yang

akan diberikan tugas untuk memberikan fatwa-fatwa. Pada masa pemerintahan

Soeharto, desakan untuk membentuk semacam majelis ulama nasional tampak

mudah dan jelas, ketika pada tanggal 1 Juli 1975, pemerintah yang diwakili

Departemen Agama, mengumumkan penunjukkan sebuah panitia persiapan

pembentukan majelis ulama tingkat nasional.2 Empat nama disebut duduk dalam

panitia yaitu H. Sudirman, pensiunan Jendral Angkatan Darat, selaku ketua, dan tiga

orang ulama terkenal sebagai penasihat yaitu Dr Buya Hamka, K.H Abdullah Syafi’I,

dan K.H, Syukri Ghozali. Tiga minggu kemudian suatu muktamar nasional

1 https://www.erlangga.co.id/agama/7237-selayang-pandang-majelis-ulama-

indonesiamui.html diakses pada tanggal 18-09-2019 pukul 13:52 WIB 2 M. Atho Mudzar, Fatwas of The Council of Indonesian Ulama : Astudy of Islamic Legal

Thought in Indonesia, 1975-1988, Penerjemah (Fatwa-Fatwa Majelis Ulama Indonesia : Sebuah

studi tentang pemikiran hukum Islam di Indonesia, 1975-1988), (Jakarta : U.M.I, 1993), h.54 M. Atho

Mudzar, Fatwas of The Council of Indonesian Ulama : Astudy of Islamic Legal Thought in Indonesia,

1975-1988, Penerjemah (Fatwa-Fatwa Majelis Ulama Indonesia : Sebuah studi tentang pemikiran

hukum Islam di Indonesia, 1975-1988), (Jakarta : U.M.I, 1993), h.54

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

35

dilangsungkan dari tanggal 21 hingga 27 Juli 1975 yang menghasilkan suatu

deklarasi yang ditandatangani oleh 53 orang peserta, yang mengumumkan

terbentuknya Majelis Ulama Indonesia yang diketuai oleh seorang penulis dan alim

terkenal yaitu Dr. Hamka.3

Dalam jurnal ilmiah Syariah yang ditulis oleh Widi Nopiardo, bahwasanya

Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang merupakan wadah musyawarah para ulama,

zu’ama dan cendekiawan Muslim dipandang sebagai lembaga paling berkompeten

dalam pemberian jawaban masalah sosial keagamaan (ifta’) yang senantiasa timbul

dan dihadapi masyarakat Indonesia. 4 Hal ini mengingat bahwa lembaga ini

merupakan wadah bagi semua umat Islam Indonesia yang beraneka ragam

kecenderungan mazhabnya. Oleh karena itu, fatwa yang dikeluarkan oleh MUI

diharapkan dapat diterima oleh seluruh kalangan dan lapisan masyarakat, serta

diharapkan pula dapat menjadi acuan pemerintah dalam pengambilan

kebijaksanaan.5

2. Fatwa MUI Nomor 47 tahun 2014

Dalam fatwa MUI nomor 47 tahun 2014 yang membahas tentang

Pengelolaan Sampah Untuk Mencegah Kerusakan Lingkungan terdapat pembehasan

mengenai larangan untuk membuang sampah secara sembarangan. Alasan utama

MUI mengeluarkan fatwa tersebut dikarenakan banyaknya pencemaran lingkungan

yang timbul akibat pembuangan sampah secara sembarangan serta permintaan dari

Kementrian Lingkungan Hidup kepada MUI untuk menetapkan suatu hukum tentang

pengelolaan sampah agar dapat mencegah kerusakan lingkungan. 6 Kemudian,

didalam fatwa tersebut juga menjelaskan tentang manusia sebagai khalifah di bumi

untuk melestarikan dan menjaga lingkungan dari kerusakan lingkungan. Seperti

yang di jelaskan dalam al-Qur’an surah Huud ayat 61 sebagai berikut:

3 M. Atho Mudzar, Fatwas of The Council of Indonesian Ulama : Astudy of Islamic Legal

Thought in Indonesia, 1975-1988, Penerjemah Soedarso Soekarno (Fatwa-Fatwa Majelis Ulama

Indonesia : Sebuah studi tentang pemikiran hukum Islam di Indonesia, 1975-1988), h.56 4 Widi Nopiardo, Perkembangan Fatwa MUI tentang Masalah Zakat, Jurnal Ilmiah Syariah,

Vol. 16, No.1, Januari-Juni 2017, h.90 5 Ma’ruf Amin, dkk, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Sejak 1975, (Jakarta :

Erlangga, 2011), h.13 6 Fatwa MUI Nomor 47 tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah dalam Mencegah

Kerusakan Lingkungan,h.1

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

36

ا قال ي م صلحا خاهحود أ رض ۞إول ثمح

ن ٱل م م كح

نشأ

و أ ۥ هح ه غيحهح ن إل م م ما لكح وا ٱلل قوم ٱعبحدح

يب قريب م م تحوبحوا إله إن رب وهح ثح م فيها فٱستغفرح ٦١وٱستعمركح

Artinya: “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata:

"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia

telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,

karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepadaNya,

Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa

hamba-Nya)” (Q.S. Huud ayat 61).

Maksud dari surat Hud ayat 61 dalam tafsir al-Misbah dijelaskan bahwasanya

ayat ini memiliki perintah kepada seluruh umat manusia yang secara langsung

maupun tidak langsung untuk membangun dan menjaga bumi dalam kedudukannya

sebagai seorang khalifah, sekaligus menjadi alasan mengapa manusia harus

menyembah hanya kepada Allah semata-mata. Pendapat ini dikemukakan

berdasarkan pemahaman menurut Thabathaba’I dalam memahami kata (ف كم استعمر

ista’marakum fi al-ardh yang memiliki arti mengelolah bumi sehingga (األرض

beralih menjadi suatu tempat dan kondisi yang memungkinkan manfaatnya dapat

dipetik, seperti membangun pemukiman untuk dihuni, masjid untuk tempat ibadah,

tanah untuk pertanian, taman untuk dipetik buahnya dan untuk rekreasi.7

Kemudian, Allah juga melarang kepada setiap hamba-Nya untuk melakukan

perbuatan yang dapat merusak bumi. Karena, apabila manusia melakukan perusakan

dimuka bumi, maka generasi yang akan mendatang tidak dapat merasakan berbagai

macam nikmat yang Allah berikan di bumi ini. Peruskan dibumi ini dapat dilakukan

dengan berbagai macam perbuatan, diantaranya melakukan perbuatan membuang

sampah secara sembarangan atau tidak pada tempat yang telah ditentukan.

Pembahasan tentang larangan untuk tidak merusak bumi terdapat dalam ayat tersebut

terdapat dalam potongan surat ar-Rum ayat 41 sebagai berikut :

م ي عملحوا لعلهح م بعض ٱل يدي ٱنلاس لحذيقهح وٱلحر بما كسبت أ ون ي ظهر ٱلفسادح ف ٱلب رجعح

٤١

7 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah :Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta :

Lentera Hati, 2010), Cet ke-3, Vol. 5, h.666

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

37

Artinya : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S ar-Rum : 41).

Menurut Quraish Shihab, tafsir dari potongan ayat ini memiliki makna

bahwasanya ayat tersebut menyebut darat dan laut sebagai tempat terjadinya fasad.

Ini dapat berarti daratan dan lautan menjadi arena kerusakan. Misalnya laut tercemar,

sehingga ikan mati dan hasil laut berkurang. Daratan semakin panas sehingga terjadi

kemarau panjang. Alhasil, keseimbangan lingkungan menjadi kacau. Inilah yang

mengantar sementara ulama kontemporer memahami ayat ini sebagai isyarat tentang

kerusakan lingkungan.8

Selain dari ayat yang menjelaskan tentang manusia dijadikan sebagai

khalifah dimuka bumi dan larangan untuk melakukan perusakan lingkungan, Allah

juga memberikan larangan untuk melakukan perbuatan tabzir (pemborosan) kepada

setiap hamba-Nya. Salah satu perbuatan tabzir yang dapat dilakukan oleh manusia

yaitu dengan tidak mengelola sampah agar dapat menjadi barang yang dapat

digunakan kembali dan langsung membuanganya tanpa mengelola terlebih dahulu

bahkan membuangnya tidak pada tempat yang seharusnya. Ayat yang menjelaskan

tentang perbuatan tabzir tersebut terdapat dalam surat al-Isra ayat 27 sebagai berikut :

ا ورا يطنح لرب هۦ كفح يطني وكن ٱلش ن ٱلش رين كنحوا إخو بذ ٢٧إن ٱلمح

Artinya : “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan

dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Q.S. al-Isra : 27).

Dalam tafsir Quraish Shihab, pembahasan mengenai kata (تبذير)

tabzir/pemborosan dipahami oleh para ulama memiliki arti pengeluaran yang bukan

haq, oleh karena itu jika seseorang menafkahkan/membelanjakan semua hartanya

dalam kebaikan atau haq, maka dia bukanlah termasuk kedalam seorang pemboros.

Kemudian, persaudaraam setan dengan pemboros adalah persamaan sifat-sifatnya,

serta keserasian antar keduanya. Pensifatan setan dengan kafur/sangat ingkar

merupakan suatu peringatan keras kepada para pemboros yang menjadi teman setan

itu, bahwa persaudaraan dan kebersamaan mereka dengan setan dapat mengantar

kepada kekufuran, dan sifat kekufuran sangatlah dibenci oleh Allah S.W.T.9

8 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah :Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta :

Lentera Hati, 2010), Cet ke-3, Vol 11, h77. 9 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah :Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta :

Lentera Hati, 2007), Cet ke-7, Vol. 7, h.459-460

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

38

Selanjutnya, adapula hadis yang digunakan oleh MUI dalam mengeluarkan

fatwa tentang pengelolaan sampah dalam merusak lingkungan. Salah satu hadisnya

yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi tentang keimanan sebagai berikut:

يان بيضع وس ت ون عن ابي هري رة رضيى هللا عنه قال : قال رسول هللا صلى هللا عليهي وسلم : "اإلي عون أو بيضع وسي ب ". )رواه الرت ميذى(10 ياني , والياء شعبة مين الي شعبة, فافضلها ق ول : آلايله ايل هللا, وادنها ايماطة الذى عني الطرييقي

Artinya : “Dari Abi Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Imam itu

memiliki lebih tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah

pernyataan “Tiada Tuhan selain Allah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan

hal yang menyakitkan dari jalanan. Dan malu itu termasuk cabang dari iman”. (HR.

At-Tirmidzi).

Dari hadis yang diriwayatkan oleh Tirimidzi telah menjelaskan beberapa

cabang keimanan seseorang yang terbagi menjadi tujuh puluh atau enam puluh

cabang. Dan cabang yang paling utama merupakan pernyataan “Bahwa tiada Tuhan

selain Allah” dan cabang yang paling rendah yaitu menyingkirkan hal yang

menyakitkan dari jalanan. Menyingkirkan hal yang menyakitkan dari jalanan ini

salah satunya dapat berupa membuang sampah pada tempatnya agar tidak merusak

dan menjadi pencemaran lingkungan. Karena ketika kita membuang sampah pada

tempatnya, maka kita telah membantu untuk mengurangi perusakan dan pencemaran

lingkungan yang dapat diakibatkan oleh dampak pembuangan sampah secara

sembarangan. Selain itu, menyingkirkan segala hal yang menyakitkan dijalan seperti

sampah atau kotoran merupakan salah satu sedekah yang sangat mudah dilakukan

oleh umat muslim. Seperti hadis yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai

berikut :

ى هللا عنه : قال رسول هللاي صلى هللا عليهي وسلم : "يييط الذى عني الط رييقي صدقة" )رواه عن أبي هري رة رضي

البخارى(11

Artinya : “Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Menyingkirkan gangguan dari jalan merupakan sedekah" (HR. Al Bukhari).

Menyingkirkan segala sesuatu yang terdapat dijalanan dan dapat mengganggu

umat muslim merupakan salah satu perbuatan yang dianjurkan oleh Rasullullah

S.A.W agar dapat melindungi sesama muslim lainnya dari dampak yang akan

10 Abu Isa At-Trimdzi, Sunan At-Tirmidzi, h. 306 11 Muhammad bin Ismail Al-Bukhori, Shahih Bukhari, (Beirut : Dar Thuq An-Najah, 1422

H), Cet ke-1, Juz 3,h. 133

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

39

membahayakan umat muslim lainnya. Perilaku membuang sampah sembarangan

yang dapat menimbulkan akibat yang buruk bukan hanya untuk diri sendiri, akann

tetapi dapat pula berdampak kepada orang lain. Karena, membuang sampah

sembarangan dapat menimbulkan berbagai macam kerusakan dan pencemaran

lingkungan, diantaranya banjir, tercemarnya air dan tanah, serta terganggunya

ekosistem lingkungan sekitar. Sedangkan, Rasulullah S.A.W telah bersabda dalam

salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah tetang pentingnya kewajiban

untuk tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain sebagai berikut :

رار )رواه ابن ماجة( 12 هما قال : قال رسول هللاي صلى هللا عليهي وسلم : لضرر ول ضي ى هللا عن عن ايبني عباس رضي

Artinya : “Dari Ibn Abbas ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Tidak boleh

membahayakan diri sendiri maupun orang lain” (H.R.Ibnu Majah).

Dalam hadis tersebut, Rasulullah menganjurkan kepada para umatnya untuk

saling menjaga satu sama lain dari suatu bahaya. Salah satunya yaitu dengan tidak

membuang sampah sembarangan yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi diri

sendiri maupun orang lain. Dengan cara membiasakan diri membuang sampah pada

tempatnya, serta saling mengingatkan satu sama lain untuk terbiasa melakukan pola

hidup bersih merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk saling menjaga

satu sama lain dari bahaya yang akan timbul dari perbuatan membuang sampah

sembarangan. Selain itu, menjaga kebersihan merupakan salah satu hal yang sangat

disukai oleh Allah S.W.T. Seperti hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi sebagai

berikut :

اين هللا طي يب ييب الطي يب نظييف ييب النظافة كريي ييب الكرم جواد ييب الود ف نظ يفوا أفنيي ت كم )رواه الرتمذى(13

Artinya : “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (dan) menyukai kebaikan, bersih (dan)

menyukai kebersihan, mulia (dan) menyukai kemuliaan, bagus (dan) menyukai

kebagusan. Oleh sebab itu, bersihkanlah lingkunganmu”. (HR. At-

Tirmidzi).

Hadis tersebut menjelaskan tentang Allah yang sangat menyukai kebersihan,

kebaikan, kemuliaan dan kebagusan. Dan oleh sebab itu, sebagai hamba-Nya yang

beriman wajiblah menjaga kebersihan baik itu dilingkungan sendiri maupun

lingkungan sekitar agar dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Semua

itu dapat dimulai dengan perilaku tidak membuang sampah secara sembarangan

12 Abu Abdillah, Ibnu Majah, (Beirut : Dar Ihya’ Al-Kotb Al- Arabiyah), Juz 2, h. 13 Abu Isa At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, h.409

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

40

yang dapat memiliki dampak serta akibat yang sangat buruk bagi diri sendiri maupun

orang lain.

Selain menggunakan ayat al-Qur’an dan beberapa hadist, dalam

mengeluarkan fatwanya tentang pengelolaan sampah MUI juga menggunakan

Qawaid Fiqhiyyah dan Qawaid Ushulliyah sebagai berikut :

الضرر ي زال

Artinya : “Kemudharatan itu harus dihilangkan.”14

مكاني الضرر يدفع بيقدريالي

Artinya : “Segala mudharat (bahaya) harus dihindarkan sedapat mungkin.”15

دي مقد م على جلبي المصاليحي درء المفاسي

Artinya : “Menghindarkan mafsadat (kerusakan) didahulukan atas mendatangkan

maslahat.”16

Kemudian, terdapat pula pendapat dari seorang ulama yang bernama Imam

Zakaria Al-Anshari dalam kitabnya yang berjudul Asna al-Mathalib Syarh Raudlatu

al-Thalibin, juz 19 halaman 140.17 Beliau mengutip pendapat dari Imam al-Ghazali

dalam kitab ihya’ulumiddin sebagai berikut:

در المز حياءي لو اغتسل ىفي المامي وت رك الص اب ون و الس ي ىفي اإلي رضي المامي ف )ت نبييه( ، قال الغزا لي زلق بيهي ليقيي بي

نه ف اضمان مت رد يد ب ي التاريكي و از مي ر اليحرتي يث ي ت عذ ع ل يظهر بي نه غضو، وكان في موضي اينسان ف تليف او تليف مي الماميى ي ت نظييف المامي 18

14 Fatwa MUI nomor 47 tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah dalam Mencegah

Keursakan Lingkungan 15 H.A. Djazuli, Kaidah-kaidah Fiqih : Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan

Masalah-masalah, h. 10 16 Ahmad Sudirman Abbas, Qawa’id Fiqhiyyah dalam Perspektif Fiqih, (Jakarta : Radar

Jaya Offset, 2016), h. 45 17 M. Adib Hamzawi, Qawaid Ushuliyyah dan Qawaid Fiqhiyyah (Melacak Konstruksi

Metodologi Istinbath al-Ahkam), Jurnal Inovatif, September 2016, Vol.2, No.2, h.108 18 Fatwa MUI nomor 47 tahun 2014

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

41

Artinya : “Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ulumiddin berpendapat, jika seseorang

mandi di kamar mandi dan meninggalkan bekas sabun yang menyebabkan licinnya

lantai, lantas menyebabkan seseorang tergelincir dan mati atau anggota tubuhnya

cedera, sementara hal itu tidak nampak, maka kewajiban menanggung akibat

tersebut dibebankan kepada orang yang meninggalkan bekas serta penjaga,

mengingat kewajiban penjaga untuk membersihkan kamar mandi.”

Dari pendapat Imam Zakaria Al-Anshari yang mengutip perkataan dari Imam

Al-Ghazali, beliau sepakat dengan adanya kewajiban dalam menjaga kebersihan

merupakan suatu hal yang sangatlah penting. Sekalipun hanya berupa hal kecil

seperti membersihkan sisa-sisa sabun yang terdapat di lantai kamar mandi, karena

perilaku seperti itu memiliki dampak yang sangat besar yaitu dapat mencederai

seseorang dengan atau tanpa sengaja. Oleh sebab itu, menjaga kebersihan

lingkungan merupakan suatu hal yang harus selalu diterapkan oleh masyarakat

dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah penjelasan mengenai hukum yang digunakan oleh MUI dalam

menetapkan fatwa, dapatlah diambil kesimpulan bahwasanya sampah merupakan

segala sisa-sisa dari kegiatan sehari-hari yang berasal dari manusia ataupun dapat

pula berasal dari proses alami alam yang membutuhkan pengelolaan secara khusus

menurut sifat, konsentrasi serta volumenya. Selain itu, perilaku pengelolaan sampah

merupakan salah satu kegiatan yang sistematis serta berkesinambungan dan juga

didalamnya terdapat perilaku pengurangan, pemanfaatan serta penanganan sampah

sehari-hari.19

Kemudian, MUI juga mewajibkan kepada seluruh lapisan masyarakat baik

itu konsumen ataupun produsen untuk menjaga lingkungan dengan cara menerapkan

perilaku tidak membuang sampah secara sembarangan dan juga melakukan

pengelolaan sampah atau pendaurulangan sampah yang telah dihasilkan dalam

kegiatan sehari-hari. Karena, pendaurulangan sampah hukumnya Fardhu Kifayah

dalam fatwa yang telah dikeluarkan MUI serta memanfaatkan barangbarang agar

dapat digunakan kembali dapat menciptakan lingkungan yang bersih serta

menjauhkan diri dari sifat tabzir dan israf yang merupakan salah satu sifat setan yang

sangat dibenci oleh Allah S.W.T.20

19 Fatwa MUI nomor 47 tahun 2014 20 Fatwa MUI nomor 47 tahun 2014

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

42

3. Fatwa Lembaga Bahtsul Masail tentang Hukum Membuang Sampah

Sembarangan.

Pada tanggal 31 Januari 1926 berdirilah sebuah Lembaga Bahtsul Masail

Badan Otonom Nahdhatul Ulama, yang didalamnya terdapat Komisi Bahtsul Masail

Waqi’iyah yang khusus membahas permasalahan kontemporer mengeluarkan

hukum tentang pembuangan sampah secara sembarangan dikarenakan melihat

besarnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah plastik yang selalu

dihasilkan setiap harinya. 21 Permasalahan tersebut dibahas dalam Musyawarah

Nasional Alim Ulama Konbes Nahdhatul Ulama yang dilaksanakan di Pondok

Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat pada

tanggal 27 Februari sampai 1 Maret 2019.

Komisi Bahtsul Masail Waqi’iyah mengeluarkan dua fatwa tentang hukum

membuang sampah secara sembarangan. Dikeluarkannya fatwa ini dilihat dari segi

ilmu fiqih yang menimbulkan dua hukum tentang pembuangan samaph secara

sembarangan. Fatwa yang pertama menyatakan Haram untuk membuang sampah

secara sembarangan apabila secara jelas membuang sampah secara sembaragan

tersebut dapat merusak lingkungan. Sedangkan fatwa yang kedua menyatakan

Makruh apabila memiliki kemungkinan kecil untuk merusak lingkungan.22

Kedua hukum ini dikeluarkan dengan melihat perilaku masyarakat terhadap

sampah yang mereka produksi setiap harinya. Ada berbagai macam perilaku

masyarakat dalam membuang sampah hasil produksinya, yaitu sebanyak tujuh

persen langsung membuangnya tanpa perlu dikelola, lima persen melakukan

pembakaran terhadap sampahnya, tujuh persen melakukan pendauran ulang sampah,

sepuluh persen mengubur sampahnya didalam tanah dan yang terakhir sebanyak

enam puluh sembilan persen sampah yang tertimbun di Tempat Pembuangan Akhir

(TPA) tanpa adanya penanganan apapun.23

Selain mengeluarkan fatwa haram dan makruh dalam membuang sampah

secara sembarangan, Komisi Bahtsul Waqi’iyah juga mengeluarkan hukum yang

21http://rri.co.id/post/berita/642499/nasional/rapat_komisi_bahtsul_masail_waqiyyah_mun

as_nu_wacanakan_buang_sampah_sembarangan_hukumnya_haram.html diakses pada tanggal 15-

10-2019 pukul 12:30 22 https://www.nu.or.id/post/read/103151/ini-hukum-tidak-mengelola-dan-

membuangsampah-sembarangan diakses pada tanggal 14-10-2019 pukul 12:15 23 https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4448101/munas-ulama-nu-

rekomendasikanbuang-sampah-sembarangan-haram diakses pada tanggal 14-10-2019 pukul 12:27

WIB

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

43

membolehkan bagi masyarakat untuk memboikot perusahaan yang tidak melakukan

pengelolaan terhadap sampah kemasan serta produksinya. Hukum membolehkan

untuk memboikot perusahaan ini didasarkan kepada hukum asal dari jual beli yang

menyatakan bahwasanya membeli itu bukanlah suatu kewajiban, namun selama

tidak ada unsur pemaksaan.24 Walaupun dalam Undang-undang nomor 18 tahun

2008 telah dibahas mengenai peraturan bagi perusahaan atau industri untuk

melakukan pengelolaan sampah hasil produksinya, namun menurut Komisi Bahtsul

Waqi’iyah peraturan tersebut belum berjalan dengan baik, dkarenakan masih

banyaknya perusahaan atau industri yang tidak menerapkan aturan tersebut dalam

melakukan proses produksinya.

Keluarnya fatwa ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk

mengeluarkan Undang-undang yang membahas secara khusus mengenai

pembuangan sampah secara sembarangan agar dapat menghilangkan madharat yang

diderita oleh masyarakat yang merasakan dampak utama dari pembuangan sampah

secara sembarangan tersebut.

B. Membuang Sampah Sembarangan dalam Hukum Positif

1. Pengertian Ilmu Perundang-Undangan.

Hukum dapat diartikan secara umum sebagai suatu keseluruhan asas-asas

dan kaidah-kaidah yang mengatur hubungan antar manusia dalam masyarakat.25

Kata “hukum” itu sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu hakama-hukman wa

hukmatan yang menurut kamus al-Munawwir memiliki arti memimpin,

memerintah, menetapkan, dan memutuskan. Kata al-hukmu dapat diartikan

sebagai putusan, ketetapan, kekuasaan, pemerintahan dan hukum. Kata lain dari

“hukum” yang umum digunakan dalam mempelajari ilmu hukum di antaranya,

ialah kata “Recht” dari kata Rectum (bahasa Latin) yang memiliki arti bimbingan,

tuntutan, atau pemerintahan. Kata “Ius” dari kata lubere (bahasa Latin) yang

memiliki arti mengatur atau memerintah, serta lata “Lex” dari kata Lesere (bahasa

Latin) yang memiliki arti mengumpulkan, perintah atau larangan.26

24 https://bincangsyariah.com/kalam/rekomendasi-munas-nu-membuang-sampah

sembarangan-haram/ diakses pada tanggal 14-10-2019 pukul 12:51 WIB 25 Dijan Widijowati, Pengantar Ilmu Hukum,(Yogyakarta : CV Andi Offset, 2018), h.57 26 Dijan Widijowati, Pengantar Ilmu Hukum, h.59

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

44

Dari pengertian hukum tersebut, terdapat pula cabang ilmu lainnya yang

yaitu Ilmu Pengetahuan Perundang-Undangan yang merupakan terjemahan dari

Gesetzgebungswissenschaft suatu cabang ilmu baru, yang mula-mula

berkembang di Eropa Barat, terutama di negara-negara yang berbahasa Jerman.

Istiilah lain yang juga sering digunakan adalah Wetgevingswetenscap, atau

Science of Legislation. Kemudian, pengertian dari Ilmu Perundang-undangan

yang dikutip dari Burkhardt Krems yaitu ilmu pengetahuan tentang pembentukan

peraturan negara yang merupakan ilmu yang bersifat interdisipliner.27

2. Sumber-Sumber Hukum. Hukum yang berlaku dan berkembang di masyarakat memiliki suatu

sumber yang dapat dijadikan suatu dasar dalam menilai dan memutuskan suatu

persoalan. Sumber hukum sangatlah penting untuk diketahui dalam menilai dan

memutus suatu persoalan, karena dengan diketahuinya sumber hukum, maka kita

dapat memahami karakteristik-karakteristik ketentuan yang menjiwai suatu

hukum.28 Dalam lapangan ilmu pengetahuan hukum, masalah sumber hukum

merupakan suatu hal yang perlu dipahami, dianalisis serta ditimbulkan problema-

problema dan pemecahannya sehingga dapat diharapkan memiliki keserasian

dengan perkembangan hukum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.29

Menurut sumbernya, hukum dapat dibedakan menjadi dua bagian sebagai

berikut:

a. Sumber hukum formal: sumber hukum formal merupaka tempat

dimana dapat ditemukan atau diperoleh aturan-aturan hukum yang

berlaku yang mempunyai kekuatan mengikat di masyarakat dan

pemerintah sehingga ditaati. Yang termasuk dalam sumber hukum

formal yaitu :

1) Undang-undang: undang-undang memiliki dua pengertian yaitu

pengertian formal dan material. Pengertian undang-undang dalam

arti material adalah setiap keputusan atau peraturan yang dibuat

oleh pemerintah atau penguasa yang berwenang yang isinya

mengikat secara hukum. Dan pengertian dalam arti formal adalah

27 Maria Farida Indarti, Ilmu Perundang-Undangan, (Yogyakarta :Kanisius, 2007), Cet ke

ke-1, h.7-8 28 Dijan Widijowati, Pengantar Ilmu Hukum, h.127 29 Ni’Matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2010),

h.23

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

45

keputusan pemerintah yang memperoleh Nama undang-undang

karena bentuk, dalam mana Ia timbul.

2) Kebiasaan perbuatan manusia mengenai hal tertentu yang tetap,

dilakukan berulang-ulang dalam rangkaian perbuatan yang sama

dan dalam waktu yang lama.

3) Yurisprudensi: keputusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap yang diikuti atau dipergunakan oleh hakim

berikutnya sebagai dasar hukum untuk memutus perkara yang

serupa atau Sama

b. Traktat: perjanjian yang diadakan antara subjek hukum internasional

yang menimbulkan akibat hukum, atau perjanjian yang mengatur

hubungan antara negara dan atau lembaga internasional yang bertujuan

menimbulkan akibat hukum tertentu.

c. Doktrin hukum: doktrin atau ajaran-ajaran atau pendapat para ahli

hukum terkemuka dan berpengaruh yang digunakan hakim untuk

menentukan hukumnya dalam memutus suatu perkara.30

d. Sumber hukum material: sumber hukum material adalah faktor-faktor

yang menentukan kaidah hukum, tempat dari mana berasalnya isi

hukum, atau faktor-faktor yang menentukan isi hukum yang berlaku.

Yang termasuk dalam sumber hukum material adalah sebagai berikut :

1) Faktor filosofis : pedoman-pedoman hidup yang tetap mengenai

nilai-nilai etika dan keadilan yang harus dipatuhi oleh para

pembentuk undang-undang ataupun lembaga pelaksana hukum

dalam melaksanakan tugasnya.

2) Faktor historis : tempat hukum dari sejarah kehidupan, tumbuh

dan berkembangnya suatu bangsa di masa lalu.

3) Faktor sosiologis : hal-hal yang nyata hidup dalam masyarakat

yang tunduk pada aturan-aturan tata kehiduppan masyarakat.31

30 Umar Said Sugiarto, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika,2014), Cet ke-

2, h.42 31 Umar Said Sugiarto, Pengantar Hukum Indonesia, h.40

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

46

3. Hierarki Peraturan Perundang-undangan Indonesia. Sejak lahirnya negara Republik Indonesia dengan Proklamasi

kemerdekaannya, sampah berlakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat,

Undang-undang Sementara 1950, Undang-undang Dasar 1945, dan Perubahan

Undang-Undang Dasar 1945 masalah hierarki perundang-undangan tidak pernah

diatur secara tegas. 32 Dalam Memorandum DPR-GR tertanggal 9 Juni 1996

yangtelah dilakukan oleh MPRS dengan Ketetapan MPRS No.

XX/MPRS/1966,MPR dengan ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Lampiran II

tentang “Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia”.

menurut UUD 1945 alam huruf A, disebutkan tata urutan bentuk-bentuk

peraturan perundang-undangan Republik Indonesia33 sebagai berikut :

a. UUD 1945.

b. Ketetapan MPRS/MPR.

c. UU/Peraturan Perintah Pengganti Undang-undang.

d. Peraturan Pemerintah.

e. Keputusan Presiden.

f. Peraturan-peraturan pelaksana lainnya seperti Peraturan Menteri,

Instruksi Menteri dan lain-lainnya.

Kemudian, pada tanggal 18 Agustus 2000 telah dilaksanakannya Sidang

Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia yang

menghasilkan Putusan Rapat Paripurna ke-9 telah menetapkan Ketapan MPR

No.II/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tatat Urutan Peraturan

Perundang-Undangan sebagai pengganti Ketetapan MPRS No.XXMPRS/1966

tentang Memorandum DPRG mengenai Sumber Tertib Hukum Republik

Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundangan Republik Indonesia. 34

Masalah hierarki peraturan perundangundangan menurut Ketetapan MPR No.

II/MPR/2000 pasal 2 sebagai berikut:

Tata urutan peraturan perundang-undangan merupakan pedoman dalam

pembuatan aturan hukum dibawahnya.

32 Maria Farida Indarti, Ilmu Perundang-Undangan, h.69 33 Ni’Matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, h.37 34 Maria Farida Indarti, Ilmu Perundang-Undangan, h.86

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

47

Tata urutan perundang-undangan Republik Indonesia adalah:

a. UUD 1945.

b. Ketetapan Majelis Permusywaratan Rakyat Republik Indonesia.

c. Undang-undang.

d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU).

e. Peraturan Pemerintah.

f. Keputusan Presiden.

g. Peraturan Daerah.

Pada tanggal 24 Mei 2004 DPR dan pemerintah telah menyetujui

Rancangan Undang-undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan menjadi Undang-Undang (UU No. 10 Tahun 2004). Pada Undang-

undang ini, diatur mengenai jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan

yang tertuang dalam Pasal 7. Sebelumnya, hierarki peraturan perundang-

undangan dituangkan dalam produk hukum Ketetapan MPR/MPRS. Adapun

jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan yang diatur dalam pasl 7

Undang-undang No. 10 tahun 200435 yaitu sebagai berikut:

a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti UU.

c. Peraturan Pemerintah.

d. Peraturan Presiden.

e. Peraturan Daerah yang terdiri dari :

1) Perda Provinsi.

2) Perda Kabupaten/Kota.

3) Perdes/Peraturan yang Setingkat.

4. Hukum Positif yang Mengatur tentang Larangan Membuang Sampah.

Ada beberapa peraturan yang berlaku di Indonesia serta mengatur tentang

larangan bagi seluruh masyarakat untuk membuang sampah secara sembarangan.

Mulai dari tingkat terendah yaitu Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, Peraturan

Daerah Provinsi, sampai yang tertinggi yaitu Undang-undang Republik Indonesia

yang mengatur secara langsung mengenai sampah. Yang pertama yaitu salah satu

Peraturan Daerah dari Kabupaten/Kota Pati nomor 7 tahun 2010 tentang

35 Ni’Matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, h.60

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

48

Pengelolaan Sampah. 36 Didalam peraturan tersebut terdapat pembahasan

mengenai larangan bagi setiap lapisan masyarakat yang tercantum dalam BAB

XXI pasal 58 huruf a dan b sebagai berikut :

• Pasal 58 huruf a : “Setiap orang dilarang untuk memasukkan sampah

kedalam wilayah Daerah tanpa izin.”

• Pasal 58 huruf b : “Setiap orang dilarang untuk membuang sampah

dijalan umum, tempat umum, perairan umum dan/atau badan air

penerima, pantai dan laut, selokan parit, taman dan halaman orang lain.”

Kemudian, ada pula salah satu Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta

nomor 3 tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah.37 Dalam Peraturan Provinsi

tersebut, terdapat Bab yang membahas mengenai larangan bagi setiap masyarakat

dalam membuang sampah secara sembarangan. Aturan tersebut dibahas dalam

BAB XXI pasal 126 huruf b, c, g, h, k, dan n sebagai berikut :

• Pasal 128 huruf b : “Setiap orang dilarang untuk membuang sampah

ke sungai/kali/kanal, waduk, situ, dan saluran air limbah.”

• Pasal 128 huruf c : “Setiap orang dilarang untuk membuang sampah

dijalan, taman dan tempat umum.”

• Pasal 128 huruf g : “Setiap orang dilarang untuk membuang,

menumpuk, menyimpan sampah atau bangkai binatang di jalan, jalur

hijau, taman, sungai, kali, kanal, saluran air, fasilitas umum, fasilitas

sosial dan tempat lainnya yang sejenis.”

• Pasal 128 huruf h : “Setiap orang dilarang untuk membuang sampah

dari kendaraan.”

• Pasal 128 huruf k : “Setiap orang dilarang untuk membuang sampah

diluar tempat/lokasi pembuangan yang telah ditetapkan.”

• Pasal 128 huruf n : “Setiap orang dilarang untuk menggunakan badan

jalan sebagai TPS.”

Dan yang terakhir Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun

2008 tentang Pengelolaan Sampah. 38 Didalam undang-undang ini terdapat

36 PERDA Kab/Kota Pati Nomor 7 tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah

37 PERDA Provinsi DKI Jakarta nomor 3 tahun 2013 tetang Pengelolaan Sampah 38 Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

49

pembahasan pula tentang larangan bagi setiap masyarakat untuk membuang

sampah secara sembarangan yang tercantum dalam BAB X pasal 29 ayat 1 huruf

a,b,c, dan e sebagai berikut :

• Pasal 29 ayat 1 huruf a : “Setiap orang dilarang memasukkan sampah

kedalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

• Pasal 29 ayat 1 huruf b : “Setiap orang dilarang mengimpor sampah.”

• Pasal 29 ayat 1 huruf c : “Setiap orang dilarang mencampur sampah

dengan limbah berbahaya dan beracun.”

• Pasal 29 ayat 1 huruf e : “Setiap orang dilarang membuang sampah

tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan.”

Dari beberapa peraturan yang telah dibahas diatas, semuanya sama-sama

menyepakati bahwasanya seluruh masyarakat dilarang untuk melakukan

pembuangan sampah secara sembarangan, baik itu berupa sampah yang bersifat

tidak membahayakan sampai dengan sampah yang bersifat membahayakan.

Alasan dikeluarkannya peraturan yang memuat tentang larangan untuk

membuang sampah secara sembarangan agar dapat terciptanya lingkungan yang

bersih serta selalu menjaga lingkungan dari kerusakan yang dapat diakibatkan

oleh perilaku membuang sampah secara sembarangan.

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

50

BAB IV

ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TENTANG

MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN

A. Membuang Sampah Sembarangan dalam Perspektif Hukum Islam.

Sampah merupakan sisa-sisa hasil dari kegiatan masyarakat sehari-

hari. 1 Berbagai macam sampah dapat dihasilkan oleh masyarakat setiap

waktunya. Mulai dari sampah organik maupun sampah non-organik selalu

menjadi permasalahan yang sangat sulit untuk diatasi. 2 Berbagai macam

peraturan tentang anjuran untuk tidak melakukan pembuangan sampah secara

sembarangan telah dikeluarkan salah satunya terdapat dalam hukum Islam yang

diatur dalam Fatwa MUI nomor 47 tahun 2014 serta dalam Fatwa Lembaga

Bahtsul Masail tentang Hukum Membuang Sampah Secara Sembarangan.

Berikut akan penulis jelaskan mengenai hukum Islam yang mengatur tentang

membuang sampah sembarangan :

1. Maksud dan tujuan dikeluarkannya hukum membuang sampah

sembarangan.

Membuang sampah secara sembarangan merupakan salah satu

perbuatan yang sangat dilarang, baik oleh agama maupun pemerintah.

Dalam hukum islam, terdapat dua hukum yang membahas tentang larangan

bagi masyarakat khususnya masyarakat muslim untuk membuang sampah

secara sembarangan, yaitu Fatwa MUI nomor 47 tahun 2014 tentang

Pengelolaan Sampah dalam Mencegah Kerusakan Lingkungan dan Fatwa

Lembaga Bahtsul Masail tentang Hukum membuang Sampah secara

sembarangan.

Ditetapkannya fatwa MUI nomor 47 tahun 2014 yaitu dikarenakan

adanya permintaan langsung dari Kementrian Lingkungan Hidup agar

dapat mengeluarkan hukum yang bekaitan tentang pengelolaan sampah

yang dapat mencegah kerusakan lingkungan. Selain itu, MUI juga alasan

utama dari keluarnya fatwa ini adalah semakin tecemarnya lingkungan

hidup yang memprihatinkan serta makin kurangnya kesadaran masyarakat

1 Fatwa MUI nomor 47 tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah dalam Mencegah

Kerusakan Lingkungan 2 M. Natsir Abduh, Ilmu dan Rekayasa Lingkungan, h.112

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

51

dalam menciptakan budaya untuk membuang sampah kedalam tempat yang

seharusnya. Dan yang terakhir yaitu sampah telah menjadi suatu

permasalahan nasional yang memiliki dampak yang sangat besar bagi

perekonomian, kehidupan sosial, kesehatan dan lingkungan.3

Sedangkan dikeluarkannya fatwa Lembaga Bahtsul Masail

mengenai fatwa tentang hukum membuang sampah secara sembarangan

dikarenakan banyaknya dampak negatif yang timbul setiap waktunya dan

semua itu diakibatkan oleh perilaku masyarakat yang membuang sampah

secara sembarangan. Oleh sebab itu, Lembaga Bahtsul Masail melalui

Komisi Waqi’iyah melakukan musyawarah untuk mentapkan hukum

mengenai membuang sampah secara sembarangan.4

Dari semua penjabaran mengenai alasan dikeluarkannya fatwa

tentang hukum membuang sampah secara sembarangan memiliki maksud

dan tujuan yang sama yaitu, agar dapat terciptanya lingkungan yang bersih

dan sehat serta menciptakan budaya masyarakat agar terbiasa untuk

melakukan perilaku membuang sampah pada tempatnya. Selain itu,

kelestarian lingkungan serta keseimbangan ekosistem dapat terjaga dengan

baik demi kelangsungan hidup yang akan datang.

2. Hukum membuang sampah secara sembarangan dalam Islam. Dalam hukum Islam, aturan mengenai hukum membuang sampah

sembarangan diatur dalam Fatwa MUI nomor 47 tahun 2014 tentang

Pengelolaan Sampah dalam Mencegah Kerusakan Lingkungan dan dalam

Fatwa Lembaga Bahtsul Masail tentang Hukum Membuang Sampah Secara

Sembarangan. Fatwa MUI mengeluarkan hukum yang menetapkan

bahwasanya perilaku membuang sampah secara sembarangan adalah

Haram hukumnya. Selain itu, setiap masyarakat juga diwajibkan untuk

menjaga kebersihan lingkungannya dan melakukan pengelolaan sampah

terlebih dahulu sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir. Terdapat

pula aturan yang diberlukan untuk produsen yaitu setiap pengusaha atau

pemerintah diwajibkan untuk melakukan pengelolaan sampah hasil

3 https://economy.okezone.com/read/2019/06/20/320/2068642/sampah-di-sungai-

danlaut-jadi-masalah-bertahun-tahun-apa-solusinya diakses pada tanggal 28-10-2019 pukul

21:00 WIB 4 http://rri.co.id/post/berita/642499/nasional/rapat_komisi_bahtsul_masail_waqiyya

h_mu nas_nu_wacanakan_buang_sampah_sembarangan_hukumnya_haram.html diakses

pada tanggal 28-10-2019 pukul 21:25

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

52

produksinya agar dapat terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat bagi

masyarakat.5

Dalam fatwa MUI tersebut telah dijelaskan secara rinci aturan yang

diterapkan bagi masyarkat yang dapat dikategorikan menjadi konsumen

dan produsen dalam perilaku membuang sampah secara sembarangan. MUI

dengan jelas mengeluarkan hukum yang secara tegas melakukan larangan

bagi seluruh lapisan masyarakat agar tidak membuang sampahnya secara

sembarangan serta melakukan budaya untuk mengelola sampahnya terlebih

dahulu sebelum dibuang atau di proses di Tempat Pembuangan Akhir.

Selain itu, melakukan pengelolaan sampah dapat menghindarkan

masyarakat dari perbuatan boros yang termasuk kedalam sifat setan dan

sangat dibenci oleh Allah.

Kemudian dalam fatwa Lembaga Bahtsul Masail, hukum mengenai

membuang sampah secara sembarangan terbagi menjadi dua kategori yaitu

Haram dan Makruh. Haram apabila secara jelas dapat merusak lingkungan

dan menimbulkan berbagai macam penyakit bagi masyarakat, serta makruh

apabila memiliki kemungkinan kecil untuk merusak lingkungan. 6 Dua

hukum ini dikeluarkan berdasarkan kategori sampah yang dihasilkan oleh

masyarakat setiap harinya. Hukum haram dikeluarkan dikarenakan

banyaknya sampah yang dibuang secara sembarangan dan beberapa

diantaranya merupakan sampah yang dapat merusak lingkungan seperti

halnya limbah atau zat kimia, sampah plastik yang sulit terurai, sisa-sisa

gedung atau bangunan, dan lain sebagainya. Sedangkan hukum makruh

dikeluarkan dengan alasan sampah yang dihasilkan tidak memiliki dampak

yang sangat buruk bagi lingkungan, seperti halnya sampah organik yang

terdiri dari sisa-sisa tumbuhan, organisme, dan bahan-bahan produksi yang

ramah lingkungan.7

Selanjutnya, terdapat pula aturan bagi produsen untuk melakukan

pengelolaan bagi barang-barang atau segala hasil produksi yang dihasilkan

oleh produsen tersebut. Apabila produsen yang dalam hal ini dapat

5 Fatwa MUI nomor 47 tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah dalam Mencegah

Kerusakan Lingkungan, h.7 6 https://www.nu.or.id/post/read/103151/ini-hukum-tidak-mengelola-dan-

membuangsampah-sembarangan 7 M. Natsir Abduh, Ilmu dan Rekayasa Lingkungan, h.112

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

53

dikategorikan menjadi perusahaan atau induvidual tidak melakukan

pengelolaan atas segala hasil produksi yang dihasilkan, maka masyarakat

boleh melakukan pemboikotan terhadap perusahaan tersebut. 8 Hal ini

dibolehkan apabila hasil dari produksi yang dihasilkan oleh perusahaan

tersebut tidak diolah terlebih dahulu akan mengakibatkan dampak yang

sangat besar bagi masyarakat sekitar dalam segi kesehatan, lingkungan serta

ekosistem alam yang terdapat di sekitar perusahaan tersebut. karena, pada saat

ini telah banyak perusahaan yang mendirikan bangunannya di sekitar

pemukiman warga dan banyak memberikan dampak atau efek negatif

terhadap masyarakat sekitarnya. Seperti halnya pembuangan limbah secara

sembarangan ke sumber air warga serta tercemarnya tanah dan udara akibat

dari proses produksi yang dilakukan di perusahaan tersebut tanpa memandang

dampak yang akan mengenai masyarakat serta lingkungan sekitarnya.9

Kesimpulan dari kedua hukum tersebut yaitu sama-sama melakukan

pelarangan yang sangat tegas bagi masyarakat yang dalam hal ini terbagi

menjadi konsumen dan produsen untuk tidak melakukan kebiasaan

membuang sampah sembarangan yang akan mengakibatkan kerusakan

lingkungan dan terancamnya kesehatan masyarakat akibat dari dampak

yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut. Dilihat dari perilaku yang

dilakukan oleh konsumen dan produsen tersebut, apabila dikaitkan kedalam

Fiqih Jinayah mengenai Jarimah yang memiliki arti perbuatanperbuatan

yang dilarang oleh Syara’, baik perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta dan

lain sebagainya, maka kategori jarimah yang tepat untuk perilaku tersebut

adalah Jarimah Ta’zir. Ta’zir adalah jenis uqubat pilihan yang telah

ditentukan dalam qanun yang bentuknya bersifat pilihan dan besarannya

dalam batas tertinggi dan/atau terendah.108

Kategori jarimah ini disesuaikan dengan perilaku membuang sampah

sembarangan yang sesuai dengan jenis pembunuhan karena kesalahan (Qatl

8 https://bincangsyariah.com/kalam/rekomendasi-munas-nu-membuang-

sampahsembarangan-haram/ diakses pada tanggal 28-10-2019 pukul 21:55 WIB 9 https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190203004645-20-366029/walhi-

masihtemukan-perusahaan-buang-limbah-b3-ke-das-citarum diakses pada taggal 28-10-2019 pukul 22:15 108 Zulkarnain Lubis dan Bakti Ritonga, Dasar-dasar Hukum Acara Jinayah, (Jakarta : Pranadamedia Group, 2016), Cet. Ke-1, h.2

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

54

alKhata’) karena dapat memenuhi unsur kategori pembunuhan karena

kesalahan sebagai berikut10 :

a. Adanya perbuatan yang menyebabkan kematian

b. Terjadinya perbuatan itu karena kesalahan.

c. Adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan kesalahan

dengan kematian korban.

Pelaku pembuang sampah sembarangan tidak dapat dikategorikan

kedalam pembunuhan sengaja dan pembunuhan semi sengaja. Dikarenakan,

perbuatan tersebut tidak dapat memenuhi unsur-unsur yang berkaitan

dengan pembunuhan sengaja maupun pembunuhan semi sengaja. Oleh

sebab itu, perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan dapat

masuk kedalam kategori pembunuhan karena kesalahan yang pemberian

hukumannya berupa ta’zir.

B. Membuang Sampah Sembarangan dalam Perspektif Hukum Positif.

Selain dalam hukum Islam yang mengatur tentang hukum membuang

sampah secara sembarangan, terdapat pula hukum positif yang mengatur

mengenai hukum membuang sampah secara sembarangan. Seperti halnya

yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Pati nomor 7 tahun 2010

tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Provinsi DKI Jakarta nomor 3 tahun

2013 tentang Pengelolaan Sampah, dan yang terakhir Undang-undang

Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Dari

semua peraturan tersebut penulis akan menjabarkannya sebagai berikut :

1. Peraturan daerah kabupaten/kota Pati nomor 7 tahun 2010

Dalam peraturan daerah kabupaten/kota Pati terdapat pasal yang

mengatur secara langsung mengenai larangan bagi masyarakat untuk

melakukan pembuangan sampah secara sembarangan. Yaitu terdapat dalam

BAB IV pasal 11 ayat 1 dan pasal 12 ayat 1 dan 2 serta BAB XXI tentang

pasal 58 huruf a dan b sebagai berikut11 :

Pada bab BAB IV Bagian Kedua pasal 11 disebutkan sebagai berikut :

10 H.A. Djazuli, Fiqih Jinayah (Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam

Islam),(Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1997), Cet.ke-2, h.134 11 Peraturan Daerah Kabupaten Pati nomor 7 tahun 2010 tentang Pengelolaan

Sampah

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

55

(1) Setiap produsen harus mencantumkan label pada produk dan/atau

kemasan produk yang menunjukan cara penanganan setelah produk

dan kemasan produk menjadi sampah.

Pada bab BAB IV Bagian Kedua pasal 12 disebutkan sebagai berikut :

(1) Produsen wajib mengelola kemasan dan/atau barang yang

diproduksinya yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam.

(2) Produsen dalam mengelola kemasan dan/atau barang yang

diproduksinya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bekerja

sama dengan petugas pengelola sampah yang ada pada masing-

masing kelompok usaha/ atau kegiatan yang menggunakanproduk

yang dihasilkan.

Pada BAB XXI bagian LARANGAN Pasal 58 disebutkan sebagai berikut:

Setiap orang dilarang :

a. Memasukkan sampah kedalam wilayah Daerah tanpa izin.

b. Membuang sampah dijalan umum, tempat umum, perairan umum

dan/atau badan air penerima, pantai dan laut, selokan parit, taman

dan halaman orang lain.

Peraturan tersebut berlaku bagi setiap masyarakat Pati dan

sekitarnya serta tidak boleh dilanggar oleh siapapun. Keluarnya peraturan

ini dikarenakan semakin bertambahnya pertumbuhan penduduk di Kota

Pati, Jawa Tengah. Semakin bertabahnya jumlah penduduk, maka

semakin banyak pula produksi sampah yang dapat dihasilkan setiap

harinya.12 Oleh sebab itu, diperlukannya peraturan mengenai pengelolaan

sampah yang didalamnya mengatur tentang larangan bagi masyarakat

untuk membuang sampah secara sembarangan serta mengelolanya

terlebih dahulu sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir. Selain

pembahasan mengenai larangan bagi masyarakat untuk tidak membuang

sampah secara sembarangan, terdapat pula ketentuan pidana yang akan

dikenakan bagi setiap masyarakat yang melanggar ketentuan tersebut.

sanksi tersebut terdapat dalam BAB XXV pasal 67 ayat 1,2,3, dan 4

12 Peraturan Daerah Kabupaten Pati nomor 7tahun 2010 tentang Pengelolaan

Sampah

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

56

sebagai berikut 13 : Pada BAB XXV bagian KETENTUAN PIDANA

pasal 67

(1) Setiap orang yang dengan sengaja memasukkan sampah ke dalam

wilayah Daerah tanpa izin dipidana dengan pidana kurungan paling

lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah).

(2) Setiap orang yang dengan sengaja membuang sampah di jalan umum,

tempat umum, perairan umum dan/atau badan air penerima, pantai

dan laut, selokan parit, taman dan halaman orang lain dipidana

dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda

paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

(3) Setiap orang yang dengan sengaja membakar sampah yang tidak

sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah dipidana

dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda

paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

(4) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan

ayat (3) adalah pelanggaran.

Ketentuan pidana tersebut berlaku bagi setiap kalangan

masyarakat, baik itu dikategorikan menjadi seorang konsumen ataupun

produsen. Dikarenakan, penetapan hukum ini didasari atas tujuan utama

agar dapat terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat serta terjauh dari

berbagai macam dampak yang sangat merugikan khususnya bagi

masyrakat Kota Pati, Jawa Tengah tersendiri serta dapat melindungi

keseimbangan ekosistem alam wilayah tersebut.

2. Peraturan daerah provinsi DKI Jakarta nomor 3 tahun 2013.

DKI Jakarta mengeluarkan peraturan khusus mengenai pengelolaan

sampah dikarenakan Jakarta merupakan salah satu kota besar yang

menghasilkan sampah terbanyak setiap harinya.14 Selain penghasil sampah

terbanyak, permasalahan yang selalu timbul akibat dari pembuangan

13 Peraturan Daerah Kabupaten Pati nomor 7tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah 14https://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabeknasional/13/11/20/mwjfqoja

karta-timur-penghasil-sampah-terbanyak-di-jakarta diakses pada tanggal 28-10-2019 pukul

22:49 WIB

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

57

sampah secara sembarangan di Jakarta di antaranya banjir, pencemaran air,

pencemaran tanah serta kurangnya kualitas lingkungan sehat bagi

masyarakat sekitar. 15 Oleh sebab itu, ditetapkanlah Peraturan Daerah

Provinsi DKI Jakarta nomor 3 tahun 2013 yang didalamnya terdapat

pembahasan mengenai larangan membuang sampah sembarangan yaitu

dalam BAB IV pasal 1, 2 dan 3 serta BAB XXI pasal 126 huruf b dan c

sebagai berikut16 :

Pada BAB IV bagian HAK DAN KEWAJIBAN pasal 16

(1) Produsen wajib mencantumkan label dan tanda yang berhubungan

dengan pengurangan dan penanganan sampah pada kemasan

dan/atau produk yang dihasilkan dan/atau beredar di daerah.

(2) Produsen wajib mengelola kemasan dan/atau produk

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tidak dapat atau sulit

terurai oleh proses alam.

(3) Kewajiban produsen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Pada BAB XXI bagian LARANGAN pasal

126

Setiap orang dilarang :

• Pasal 128 huruf b : “membuang sampah ke sungai/kali/kanal, waduk,

situ, dan saluran air limbah.”

• Pasal 128 huruf c : “membuang sampah dijalan, taman dan tempat

umum.” Pasal 128 huruf g : “membuang, menumpuk, menyimpan

sampah atau bangkai binatang di jalan, jalur hijau, taman, sungai,

kali, kanal, saluran air, fasilitas umum, fasilitas sosial dan tempat

lainnya yang sejenis.”

• Pasal 128 huruf h : “membuang sampah dari kendaraan.”

• Pasal 128 huruf k : “membuang sampah diluar tempat/lokasi

pembuangan yang telah ditetapkan.”

15 https://news.detik.com/kolom/d-3939006/jakarta-darurat-sampah diakses pada

tanggal 28-10-2019 pukul 23:13 WIB 16 Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor 3 tahun 2013 tentang Pengelolaan

Sampah

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

58

• Pasal 128 huruf n : “menggunakan badan jalan sebagai TPS.”

Segala larangan yang terdapat dalam pasal 128 merupakan beberapa

macam perilaku membuang sampah secara sembarangan yang dapat

dilakukan oleh masyarakat khususnya masyarakat yang berada di DKI Jakarta.

Semua itu lazim atau selalu kita lihat dalam kehidupan sehari-hari dan

masyarakat melakukannya tanpa merasa bersalah sedikitpun. Akan tetapi,

apabila terdapat masyarakat yang melanggar ketentuan tersebut maka akan

ada sanksi yang akan dikenakan pemerintah provinsi DKI Jakarta kepada

masyarakat yang bersangkutan. Aturan tersebut terdapat dalam BAB XXII

pasal 129 angka 2 serta pasal 130 ayat 1 huruf b dan c, 17 sebagai berikut :

Pada BAB XXII bagian SANKSI ADMINISTRATIF pasal 129

• Setiap produsen yang lalai atau dengan sengaja dan/atau tidak

mencantumkan label dan tanda yang berhubungan dengan

pengurangan dan penanganan sampah pada kemasan dan/atau

produk yang dihasilkan dan/atau beredar di daerah dan melakukan

pengelolaan kemasan dan/atau produk yang tidak dapat atau sulit

terurai oleh proses alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat

(1) dan ayat (2), kepada penanggungjawabnya dikenakan sanksi

administratif berupa uang paksa paling sedikit Rp.25.000.000,00

(dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak Rp.50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah).

Pada BAB XXII bagian SANKSI ADMINISTRATIF pasal Pasal 130

(1) Gubernur dapat memberikan sanksi administratif berupa uang paksa

kepada:

• Huruf b : setiap orang dengan sengaja atau terbukti membuang,

menumpuk sampah dan/atau bangkai binatang ke

sungai/kali/kanal, waduk, situ, saluran air limbah, di jalan,

taman, atau tempat umum, dikenakan uang paksa paling

banyak Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).

17 Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor 3 tahun 2013 tentang Pengelolaan

Sampah

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

59

• Huruf c : setiap orang dengan sengaja atau terbukti membuang

sampah dari kendaraan, dikenakan uang paksa paling banyak

Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).

Peraturan tersebut berlaku bagi setiap masyarakat yang berada di

Jakarta khususnya masyarakat yang berdomisili di DKI Jakarta. Semua

sanksi tersebut dapat diberikan oleh aparatur berwenang apabila terdapat

masyarakat yang dalam hal ini dapat disebut sebagai konsumen dan

produsen melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang telah ditetapkan

oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta. Kemudian, alasan utama dari

pememrintah DKI Jakarta mengeluarkan peraturan mengenai pengelolaan

sampah ini dengan bertujuan untuk mewujudkan kota Jakarta yang sehat

dan bersih. Karena, seiring berjalannya waktu, telah banyak volume dan

berbagai jenis karakteristik sampah yang semakin beragam.18 Oleh sebab

itu, pemerintah DKI Jakarta merasa perlu untuk mengeluarkan peraturan

daerah Provinsi nomor 3 tahun 2013 yang berhubungan langsung dengan

pengelolaan sampah agar dapat menciptakan kota yang bersih dan sehat

bagi masyarakat seikitar.

3. Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008.

Indonesia termasuk kedalam salah satu negara penghasil sampah

terbanyak di dunia.19 Banyak sampah yang dibuang secara sembarangan,

seperti halnya penumpukkan sampah yang terjadi dilautan akibat terbawa

oleh ombak dan berkumpul menjadi tumpukkan sampah yang mengganggu

ekosistem kelautan.20 Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan ini

yaitu dengan mengeluarkan peraturan yang berkaitan langsung dengan

sampah. Peraturan ini dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia dalam bentuk

Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Pasal

yang mengatur secara tegas mengenai larangan untuk membuang sampah

18 Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor 3 tahun 2013 tentang Pengelolaan

Sampah 19 https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20190721140139-33-86420/sebegini-

parahternyata-masalah-sampah-plastik-di-indonesia diakses pada tanggal 29-10-2019 pukul

09:18 WIB 20 https://www.mongabay.co.id/2018/07/26/ancaman-sampah-plastik-untuk-

ekosistemlaut-harus-segera-dihentikan-bagaimana-caranya/ diakses pada tanggal 29-10-2019

pukul 09:39

WIB

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

60

secara sembarangan terdapat dalamBAB IV pasal 14 dan 15 serta BAB X

pasal 29 ayat 1 huruf a, b, c, dan e sebagai berikut.21 :

Pada BAB IV bagian KEWAJIBAN pasal 14

Setiap produsen harus mencantumkan label atau tanda yang

berhubungan dengan pengurangan dan penanganan sampah pada kemasan

dan/atau produknya.

Pada BAB IV bagian KEWAJIBAN pasal 15

Produsen wajib mengelola kemasan dan/atau barang yang

diproduksinya yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam.

Pada BAB X bagian LARANGAN pasal 29

(1) Setiap orang dilarang :

• Huruf a : memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

• Huruf b : mengimpor sampah.

• Huruf c : mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan

beracun.

• Huruf e : Setiap orang dilarang membuang sampah tidak pada

tempat yang telah ditentukan dan disediakan.

Selain mengeluarkan tentang larangan bagi setiap masyarakat

Indonesia untuk membuang sampah secara sembarangan tersebut, terdapat

pula sanksi yang akan diberikan bagi masyarakat yang melanggarnya.

Sanksi tersebut dapat diberikan bagi siapa saja masyarakat Indonesia yang

melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia. Sanksi

tersebut terdapat dalam BAB XV pasal 39 ayat 1 dan 222 sebagai berikut :

Pada BAB XV pasal 39

(1) Setiap orang yang secara melawan hukum memasukkan

dan/atau mengimpor sampah rumah tangga dan/atau sampah

sejenis sampah rumah tangga ke dalam wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia diancam dengan pidana penjara

21 Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah 22 Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

61

paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 9 (sembilan)

tahun dan denda paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta

rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar

rupiah).

(2) Setiap orang yang secara melawan hukum memasukkan

dan/atau mengimpor sampah spesifik ke wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia diancam dengan pidana penjara

paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas)

tahun dan denda paling sedikit Rp200.000.000,00 (dua

ratus juta rupiah) dan paling banyak

Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Denda yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sesuai dengan

larangan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam pasal 29 ayat 1 huruf a,

b, c, dan e. Semua ini diterapkan agar masyarakat dapat meninggalkan

budaya membuang sampah secara sembarang serta Indonesia tidak lagi

menjadi negara terbasa pengimpor sampah plastik ke lautan yang dapat

mengakibatkan rusaknya ekosistem kelautan. Akan tetapi, peraturan ini

tidak hanya berlaku bagi masyarakat Indonesia saja, melainkan bagi warga

negara asing yang diketahui melakukan kerjasama dengan masyarakat

Indonesia untuk melakukan ekspor dan impor sampah kedalam wilayah

negara republik Indonesia.23 Selain itu, perilaku membuang sampah pada

tempatnya dapat menciptakan lingkungan yang sehat serta aman dari

bencana yang dapat diakibatkan oleh sampah.

C. Analisis Komparatif Hukum Islam dan Hukum Positif Mengenai

Membuang Sampah Sembarangan.

Setelah membahas tentang bagaimana hukum Islam dan hukum positif

mengatur mengenai hukum membuang sampah secara sembarangan oleh

masyarakat yang dalam hal ini dapat dikategorikan sebagai konsumen dan

produsen, maka penulis akan menjelaskan mengenai analisis komparatif

23 https://www.forda-mof.org/berita/post/6495-dua-wna-singapura-ditetapkan-

sebagaitersangka-kasus-impor-limbah-tanpa-izin diakses pada tanggal 29-10-2019 pukul

10:19 WIB

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

62

antara hukum Islam dan hukum positif mengenai aturan tentang hukum

membuang sampah secara sembarangan sebagai berikut.

1. Persamaan antara hukum Islam dan hukum positif mengenai hukum

membuang sampah sembarangan.

Dalam menetapkan hukum membuang sampah sembarangan oleh

masyarakat, hukum Islam dan hukum positif memiliki beberapa kesamaan,

yaitu diantaranya sebagai berikut :

a. Hukum Islam dan hukum positif memiliki tujuan yang sama

dalam mengeluarkan hukum yang berkaitan dengan sampah,

yaitu agar dapat terciptanya lingkungan yang sehat dan bersih

serta terjaganya keseimbangan ekosistem agar dapat

digunakan untuk masa yang akan datang.

b. Didalam hukum Islam dan hukum positif, terdapat

pembahasan yang mengatur secara langsung mengenai

larangan bagi masyarakat yang dikategorikan menjadi

konsumen dan produsen agar tidak melakukan pembuangan

sampah secara sembarangan.

c. Hukum Islam dan hukum positif sama-sama mewajibkan bagi

perusahaan ataupun produsen untuk melakukan pengelolaan

sampah hasil dari produksinya.

2. Perbedaan antara hukum Islam dan hukum positif mengenai hukum

membuang sampah sembarangan.

Setelah membahas tentang persamaan antara kedua hukum dalam

menetapkan aturan mengenai larangan membuang sampah secara

sembarangan, selanjutnya akan dibahas mengenai perbedaan antara kedua

hukum tersebut dalam menetapkan aturan mengenai larangan membuang

sampah sebagai berikut :

a. Dalam hukum Islam, telah terdapat perbedaan mengenai aturan

tentang hukum membuang sampah secara sembarangan. Fatwa

MUI menetapkan Haram bagi seluruh masyarakat untuk

membuang sampah secara sembarangan karena dapat

menimbulkan berbagai macam penyakit serta mengakibatkan

pencemaran lingkungan hidup. Sedangkan dalam fatwa

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

63

Lembaga Bahtsul Masail terdapat dua hukum yang ditetapkan

yaitu, Haram dan Makruh bagi masyarakat yang melakukan

pembuangan sampah sembarangan. Haram apabila memiliki

akibat yang sengat jelas dapat merusak lingkungan dan

Makruh apabila memiliki kemungkinan kecil untuk merusak

lingkungan.

b. Dalam hukum positif terdapat pula perbedaan yang terdapat

dalam sanksi yang diberikan oleh masing-masing peraturan

sebagai berikut :

Kategori

pemberian

sanksi

PERDA

Kabupaten/Kot

a Pati, Jawa

Tengah

PERDA Provinsi

DKI Jakarta

Undangundang

Republik

Indonesia

Memasukan

sampah ke

wilayah

daerah

Dipidana dengan

pidana kurungan

paling lama 6

(enam) bulan atau

denda paling

banyak Rp.

50.000.000 (lima

puluh juta rupiah)

-

Diancam dengan

pidana penjara

paling singkat 3

(tiga) tahun dan

paling lama 9

(sembilan) tahun

dan denda paling

sedikit

Rp100.000.000

(seratus juta

rupiah) dan

paling banyak

Rp3.000.000.00

0 (tiga miliar

rupiah)

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

64

Membuang

sampah

spesifik

-

-

Diancam dengan

pidana penjara

paling singkat 4

(empat) tahun

dan paling lama

12 (dua belas)

tahun dan denda

paling sedikit

Rp200.000.000

(dua ratus juta

rupiah) dan

paling banyak

Rp5.000.000.00

0 (lima miliar

rupiah)

Membuang

sampah di

beberapa

tempat yang

dilarang

Dipidana dengan

pidana kurungan

paling lama 6

(enam) bulan atau

denda paling

banyak Rp.

50.000.000 (lima

puluh juta rupiah)

Dikenakan uang

paksa paling

banyak Rp.

500.000 (lima

ratus ribu rupiah)

-

Membakar

sampah

tidak sesuai

dengan

aturan

Dipidana dengan

pidana kurungan

paling lama 6

(enam) bulan atau

denda paling

banyak Rp.

50.000.000 (lima

puluh juta rupiah)

-

-

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

65

Membuang

sampah dari

kendaraan

-

Dikenakan uang

paksa paling

banyak Rp

500.000 (lima

ratus ribu rupiah)

-

Pencantuma

n lebel

dalam

kemasan

produk

-

Dikenakan sanksi

administratif

berupa uang paksa

paling sedikit

Rp.25.000.000

(dua puluh lima

juta rupiah) dan

paling banyak

Rp.50.000.000( li

ma puluh juta

rupiah)

-

c. Perbedaan selanjutnya ialah dalam pemberian sanksi terhadap

pelanggar ketentuan mengenai larangan membuang sampah

secara sembarangan yaitu dalam hukum Islam pemberian

sanksi terhadap pelaku pembuangan sampah sembarangan

yaitu diberikan sanksi ta’zir dikarenakan perbuatan tersebut

termasuk dalam kategori pembunuhan karena kesalahan dalam

fiqih jinayah. Sedangkan dalam hukum positif, pelaku yang

melanggar ketetapan tersebut dapat diberikan sanksi oleh pihak

yang berwenang berupa pidana penjara atupun dapat berupa

denda dengan ketentuan yang telah ditetapkan sesuai peraturan

yang dilanggarnya.

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Dari semua yang telah penulis paparkan mengenai membuang sampah secara

sembarangan yang diatur dalam Hukum Islam dan Hukum Positif yang berlaku di

Indonesia, yang di fokuskan kepada analisis komporatif penulis terhadap persamaan

serta perbedaan yang terdapat dalam Hukum Islam dan Hukum Positif dalam

menetapkan peraturan mengenai larangan bagi masyarakat dalam hal ini

dikategorikan menjadi konsumen dan produsen untuk melakukan pembuangan

sampah secara sembarangan. Berikut ini adalah beberapa point penting yang menjadi

pembahasan utama penulis dalam skripsi :

1. Sampah dalam Hukum Islam merupakan salah satu penyebab kerusakan

lingkungan yang telah disebutkan dalam al-Qur’an surat ar-Rum ayat 41

dan hadis Nabi Muhammad S.A.W yang menjelaskan bahwa tingkatan

terendah dari iman seseorang adalah menyingkirkan hal yang

menyakitkan dari jalanan (yang dalam hal ini dapat berupa sampah).

Oleh sebab itu, perilku membuang sampah sembarangan dilarang dalam

agama Islam. Sedangkan dalam Hukum positif, sampah merupakan salah

satu permasalahan yang sangat besar dikarenakan banyaknya akibat yang

sangat membahayakan bagi masyarakat yang timbul dari sampah

tersebut. Maka dari itu, terdapat aturan yang mengatur secara langsung

mengenai pengelolaan sampah yang terdapat dalam Perda Kab/Kota Pati,

Perda Provinsi DKI Jakarta dan Undang-undang nomor 18 tahun 2008.

2. Dalam hukum Islam perilaku membuang sampah disebabkan oleh

kurangnya pemahaman masyarakat yang menyederhanakan arti

keimanan hanya sebatas sebagai Ibadah Mahdhah saja, minimnya

kontekstasi iman dalam perspektif sosial, dan yang terakhir beberapa

masyarakat banyak yang menyederhanakan bahwa hukum hanya sebatas

pada hukum agama saja. Sedangkan dalam hukum positif, perilaku

membuang sampah disebabkan oleh masyarakat enggan melakukan

pemilahan sampah terlebih dahulu sebelum dibuang pada tempat yang

sesuai dengan kategori sampahnya, kurangnya kesadaran akan

pentingnya kebersihan dalam lingkungan sehari-hari, dan kurangnya

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

67

fasilitas tempat pembuangan sampah di beberapa tempat strategis di

lingkungan sekitar tempat tinggal masyarakat.

3. Persamaan yang terdapat dalam hukum Islam dan hukum positif sama-

sama mengeluarkan larangan keras bagi setiap masyarakat agar tidak

melakukan pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dan

keseimbangan ekosistem alam. Serta berbagai dampak yang akan timbul

akibat dari perilaku pembuangan sampah seperti halnya banyaknya

sumber penyakit yang dapat menyerang masyarakat, hilangnya sumber

kebutuhan hidup masyarakat yang bersumber dari lingkungan, dan lain

sebagainya. Sedangkan peerbedaan yang terdapat dalam kedua hukum

tersebut yaitu dalam hukum Islam,perilaku membuang sampah tersebut

dapat diberikan hukuman sanksi berupa ta’zir dikarenakan termasuk

kedalam kategori pembunuhan karena kesalahan. Kemudian dalam

hukum positif, bagi siapa saja masyarakat yang melanggar aturan

tersebut akan langsung diberikan sanksi oleh pihak yang berwenang

seperti halnya aparatur yang bertugas atau bertanggungjawab untuk

melakukan penindakkan tersebut.

B. Rekomendasi.

Setelah penulis menyelesaikan penulisan dalam karya tulis ini, terdapat

beberapa hal penting yang ingin penulis sampaikan yang berkaitan dengan hukum

Islam dan hukum positif mengenai aturan membuang sampah secara sembarangan,

yang diharapkan saran dari penulis ini dapat menjadi inspirasi bagi penelitian hukum

di masa yang akan datang. Adapun beberapa saran yang akan penulis berikan yaitu

sebagai berikut :

1. Direkomendasikan agar fatwa MUI dan fatwa Lembaga Bahtsul Masail

tentang permasalahan mengenai sampah ini dijadikan sebuah hukum

yang memiliki kekuatan hukum tetap atau mengikat kepada masyarakat

seperti halnya undang-undang Republik Indonesia, PERDA Kabupaten,

PERDA Provinsi tentang pengelolaan sampah. Hal ini demi

menciptakannya budaya masyarakat agar dapat membuang sampah pada

tempatnya serta menghilangkan predikat Indonesia sebagai negara

penyumbang sampah terbesar ke-2 di dunia setelah Cina.

2. Dalam pemberian sanksi bagi produsen yang tidak menempelkan lebel

untuk mengelola kemasannya sebelum dibuang agar lebih ditingkatkan

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

68

lagi. Selain itu, pemberitahuan kepada masyarakat bagaimana cara

mengelola kemasan yang diproduksi oleh produsen tersebut merupakan

suatu hal yang penting agar seluruh kalangan masyarakat lebih mudah

untuk dapat membiasakan mengelolah sampah kemasannya terlebih

dahulu serta dapat mengurangi volume sampah yang dapat dihasilkan

oleh masyarakat setiap harinya.

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

70

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Abduh, M. Natsir, Ilmu dan Rekayasa Lingkungan, (Makasar : , SAH Media, 2018)

Abbas, Ahmad Sudirman, Qawa’id Fiqhiyyah dalam Perspektif Fiqih, (Jakarta :

Radar Jaya Offset, 2016), Cet. Ke-2

Abdillah, Abu, Ibnu Majah,(Beirut : Dar Ihya’ Al-Kotb Al- Arabiyah), Juz 2

Agung, I Gusti Ngurah dkk, Teori Ekonomi Mikro (Suatu Analisis Produksi

Terapan), (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2008)

Ahmadi, Fahmi Muhammad. dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta :

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2010)

Arfa, Faisal Ananda. dan Watni Marpaung, Metode Penelitian Hukum Islam,

(Jakarta : Pranadamedia Grup 2016)

Amando, Mikel Sanksi Membuang Sampah Sembarangan Menurut Hukum Islam

dan Peraturan Daerah, Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, Fakultas

Syariah dan Hukum, Univeristas Islam Negeri Raden Fatah Palembang pada

tahun 2017.

Amin, Ma’ruf dkk, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Sejak 1975, (Jakarta :

Erlangga, 2011)

Al-Hartsi, Jaribah bin Ahmad, Al-Fiqh Al-Iqtishadi Li Amiril Mukminin Umar Ibnu

Khaththab, Asmuni Solihan Zamakhsyari, Fikih Ekonomi Umar bin

AlKhathab, (Jakarta : Khalifa, 2010)

Al Arif, Nur Rianto dan Euis Amalia, Teori Mikroekonomi (Suatu Perbandingan

Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional), (Jakarta : Kencana, 2010)

Al-Bukhori, Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, (Beirut :Dar Thuq An-Najah,

1422 H), Cet ke-1, Juz 3

Al-Jauzi, Ibnu dan Abul Faraj Abdurrahman, Sirah wa Manaqib Umar ibn Abdul

Aziz, (Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1404 H/1984 M), Cet ke-1

Al-Mubarakfuri, Syaikh Shafiyyurrahman, Al-Misbaahul Muniir fii Tahdziibi

Tafsiiri Ibni Katsiir,Penerjemah Tim Pustaka iBnu Katsir, Shahih Ibnu Katsir

Jilid 9, (Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 2017), Cet ke-16

At-Trimdzi, Abu Isa, Sunan At-Tirmidzi, (Beirut : Dar Al-Qhorb Al-Islami, 1998 M)

Basriyanta,Memanen Sampah, (Yogyakarta : Kansius, 2007)

Boediono, Ekonomi Mikro, (Yogyakarta : BPFE, 2017), Edisi Kedua

Djazuli, H.A, Kaidah-kaidah Fiqih : Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam

Menyelesaikan Masalah-masalah yang Praktis, (Jakarta : Pranadamedia

Group, 2019), Cet. Ke-8

Djazuli, H.A, Fiqih Jinayah (Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam

Islam),(Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1997), Cet.ke-2

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

71

Faqih Syaraffadin, Ahmad Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Pencemaran dan

Perusakan Lingkungan Hidup Menurut Hukum Isalm dan Undang-undang

Nomor 32 tahun 2009, (Skripsi-Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,

Jakarta, 2011)

Fatwa MUI Nomor 47 tahun 2014 tentang “Pengelolaan Sampah Untuk Mencegah

Kerusakan Lingkungan”

Gilarso, T, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, (Yogyakarta : Kanisius, 2003)

Juanda, “Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Kasus Pencemaran

Lingkungan Hidup (Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Pidana Indonesia),

(Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Kasim, Riau, 2013)

Hoetoro, Arif, Ekonomi Mikro Islam : Pendekatan Integratif, (Malang : UB Press,

2018)

Huda, Ni’Matul, Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta : RajaGrafindo Persada,

2010)

Indarti, Maria Farida, Ilmu Perundang-Undangan, (Yogyakarta : Kanisius, 2007)

Laily, Nur dan Budiyono Pristiyadi, Teori Ekonomi, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013)

Lubis, Zulkarnain dan Bakti Ritonga, Dasar-dasar Hukum Acara Jinayah, (Jakarta :

Pranadamedia Group, 2016), Cet. Ke-1

Manik,K.E.S, Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Jakarta : Pranadamedia Group,2016)

Masyhuri, Ekonomi Mikro, (Malang : UIN Press, 20017), Cet ke- 1

Miller, Roger Leroy & Roger E. Meiners, Teori Mikroekonomi Intermediate,

(Jakarta : RajaGrafindo Persada, 1997)

Mudzar, M. Atho, Fatwas of The Council of Indonesian Ulama : Astudy of Islamic

Legal Thought in Indonesia, 1975-1988, Penerjemah Soedarso Soekarno

(Fatwa-Fatwa Majelis Ulama Indonesia : Sebuah studi tentang pemikiran

hukum Islam di Indonesia, 1975-1988), (Jakarta : U.M.I., 1993)

Rasul, Agung Abdul dkk, Ekonomi Mikro (Dilengkapi Sistim Informasi Permintaan),

(Jakarta : Mitra Wacana Media, 2013)

Razak, H.A. dan H. Rais Lathief, Terjemah Hadis Shahih Muslim, (Jakarta : Pustaka

al-Husna, 1980), Cet. Ke- 1, Jilid II, hadis no.1628

Ridwan, dkk, Ekonomi Mikro Islam, UIN Sumatra Utara, Sumatra Utara : 2017

Rosyidi, Suherman, Pengantar Teori Ekonomi (Pendekatan Kepada Teori Ekonomi

Mikro dan Makro), (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2005)

Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah :Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,

(Jakarta : Lentera Hati, 2010), Cet ke-3, Vol. 2, 4, 5,7, dan 14

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press, 2005)

Soedarto, Lingkungan Dan Kesehatan, Sagung Seto, (Jakarta : 2013)

Sunggono, Bambang, Metodologi Penelitian Hukum,(Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 2005)

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

72

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Bandung : Alfabeta, 2004)

Sugiarto, Umar Said, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika, 2014),

Cet ke-2

Sugono, Dendy dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat,

(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2012)

Surur, Misbahus, Dahsyatnya Shalat Tasbih, (Jakarta : Qultum Media, 2009)

Syamsudin, Syamri dan Detri Karya, Mikroekonomi Untuk Menejemen, PT (Depok :

RajaGrafindo Persada, 2018)

Widijowati, Dijan Pengantar Ilmu Hukum, (Yogyakarta : CV Andi Offset, 2018)

B. Undang-undang

PERDA Kab/Kota Pati Nomor 7 tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah

PERDA Provinsi DKI Jakarta nomor 3 tahun 2013 tetang Pengelolaan Sampah

Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah

C. Jurnal

Elamin,M. Zamzami dkk, Analisis Pengelolaan Sampah Pada Masyarakat Desa

Disanah Kecamatan Sreseh Kabupaten Sampang, Jurnal Kesahatan

Lingkungan, Oktober : 2018 Vol. 10, No. 4

Hamzawi, M. Adib, Qawaid Ushuliyyah dan Qawaid Fiqhiyyah (Melacak

Konstruksi Metodologi Istinbath al-Ahkam), Jurnal Inovatif, September 2016,

Vol.2, No.2

Norival, Achmad, Perilaku Masyarakat di Bagian Tengah Batang Ino Terhadap

Sampah di Nagari Salimpaung Kec. Salimpaung Kab. Tanah Datar, Jurnal

Buana Vol-2 No-1 tahun 2018

Nofri, Okta dan Andi Hafifah, Analisis perilaku Konsumen dalam Melakukan

Online Shopping di Kota Makassar, Jurnal Manajemen, ide dan isnpirasi Juni,

Vol 5 No.1, 2018

Nopiardo, Widi, Perkembangan Fatwa MUI tentang Masalah Zakat, Jurnal Ilmiah

Syariah, Vol. 16, No.1, Januari-Juni 2017

Ramon, Agus dan Afriyanto, Karakteristik Penanganan Sampah Rumah Tangga di

Kota Bengkulu, Jurnal Kesahatan Masyarakat Andalas, Vol. 10, No. 1

Turmudi, Muhammad, Produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam, Islamadina, Vol.

XVIII, No. 1

W. Arif Fajar dan Piana Dewi, Sosialisasi Bahaya Membuang Sampah Sembarangan

dan Menentukan Lokasi TPA di Dusun Deles Desa Jagonayan Kecamatan

Ngablak, Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Oktober 2015 – Maret 2016 Vol.

3, No. 1, Januari : 2014

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

73

D. Rujukan Dari Website

http://kbbi.co.id/arti-kata/sampah diakses pada tanggal 12 12-2018

https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/04/16/p7abz3284klhkproduks

isampah-nasional-658-juta-ton-per-tahun diakses pada tanggal 0212-2018.

http://rri.co.id/post/berita/642499/nasional/rapat_komisi_bahtsul_masail_waqiyya

h_munas_nu_wacanakan_buang_sampah_sembarangan_hukumnya_haram

.html diakses pada tanggal 18-08-2019.

https://www.nu.or.id/post/read/103151/ini-hukum-tidak-mengelola-danmembuang-

sampah-sembarangan diakses pada tanggal 18-08-2019.

https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/indonesia-hasilkan-67-juta-ton-

sampahpada-2019/1373712 diakses pada tanggal 31-08-2019.

https://kbbi.web.id/sembarang diakses pada tanggal 5-09-2019.

https://kbbi.web.id/konsumen dikases pada tanggal 31-08-2019.

https://www.erlangga.co.id/agama/7237-selayang-pandang-majelis-

ulamaindonesia-mui.html diakses pada tanggal 18-09-2019.

http://rri.co.id/post/berita/642499/nasional/rapat_komisi_bahtsul_masail_waqiyya

h_munas_nu_wacanakan_buang_sampah_sembarangan_hukumnya_haram

.html diakses pada tanggal 15-10-2019.

https://www.nu.or.id/post/read/103151/ini-hukum-tidak-mengelola-

danmembuang-sampah-sembarangan diakses pada tanggal 14-10-2019.

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4448101/munas-ulama-

nurekomendasikan-buang-sampah-sembarangan-haram diakses pada tanggal

14-10-2019.

https://bincangsyariah.com/kalam/rekomendasi-munas-nu-membuang-

sampahsembarangan-haram/ diakses pada tanggal 14-10-2019.

https://economy.okezone.com/read/2019/06/20/320/2068642/sampah-di-

sungaidan-laut-jadi-masalah-bertahun-tahun-apa-solusinya diakses pada

tanggal 28-10-2019. masih-temukan-perusahaan-buang-limbah-b3-ke-das-

citarum diakses pada taggal 28-10-2019.

https://badilag.mahkamahagung.go.id/artikel/publikasi/artikel/kekuatan-

hukumfatwa-majelis-ulama-indonesia-mui-dari-perspektif-peraturan-

perundangundangan-di-indonesia-oleh-al-fitri-johar-s-ag-s-h-m-h-i-11-1

dikases pada tanggal 28-10-2019.

https://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabeknasional/13/11/20/mwjfqo-

jakarta-timur-penghasil-sampah-terbanyak-dijakarta diakses pada tanggal

28-10-2019.

https://news.detik.com/kolom/d-3939006/jakarta-darurat-sampah diakses

pada tanggal 28-10-2019.

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

76

FATWA

MAJELIS ULAMA INDONESIA

Nomor 41 Tahun 2014

Tentang

PENGELOLAAN SAMPAH

UNTUK MENCEGAH KERUSAKAN LINGKUNGAN

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), setelah :

MENIMBANG : a. bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah di bumi (khalifah fi al-ardl) untuk mengemban amanah dan bertanggung jawab memakmurkan bumi;

b. bahwa permasalahan sampah telah menjadi

permasalahan nasional yang berdampak buruk

bagi kehidupan sosial, ekonomi, kesehatan, dan

lingkungan;

c. bahwa telah terjadi peningkatan pencemaran lingkungan hidup yang memprihatinkan, karena rendahnya kesadaran masyarakat dan kalangan industri dalam pengelolaan sampah;

d. bahwa adanya permintaan fatwa dari

Kementerian Lingkungan Hidup kepada MUI

tentang Pengelolaan Sampah untuk mencegah

kerusakan lingkungan;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, b,

c, dan d Komisi Fatwa MUI memandang perlu

menetapkan fatwa tentang pengelolaan sampah

guna mencegah kerusakan lingkungan.

Sumber : https://-lplhsda.org/fatwa-majelis-ilama-indonesia-nomor-47-tahun-2014-

tentang-pengelolaan-sampah-untuk-mencegah-kerusakan-lingkungan/

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

77

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 18 TAHUN 2008

TENTANG

PENGELOLAAN SAMPAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan pola

konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya

volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin

beragam;

b. bahwa pengelolaan sampah selama ini belum sesuai

dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang

berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan

dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan

lingkungan;

c. bahwa sampah telah menjadi permasalahan nasional

sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara

komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar

memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi

masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat

mengubah perilaku masyarakat;

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

78

SALINAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS

IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 3 TAHUN 2013

TENTANG

PENGELOLAAN SAMPAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta yang sehat dan bersih dari sampah yang kecenderungan bertambah

volume dan jenis serta karakteristik yang semakin beragam, sehingga

dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan mencemari

lingkungan, maka perlu dilakukan pengelolaan sampah secara

komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir;

b. bahwa dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum,

kejelasan tugas dan wewenang Pemerintah Daerah serta hak dan kewajiban

masyarakat/pelaku usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan

secara proporsional, efektif dan efisien;

c. bahwa pengelolaan sampah berdasarkan Peraturan Daerah Nomor

5 Tahun 1988 tentang Kebersihan Lingkungan Dalam Wilayah Daerah

Khusus Ibukota Jakarta, sudah tidak sesuai dengan perkembangan situasi

dan kondisi saat ini sehingga perlu dilakukan penggantian;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, huruf b dan huruf c serta untuk menindaklanjuti ketentuan Pasal

47 ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah;

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3344) sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

79

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI

NOMOR 7 TAHUN 2010

TENTANG

PENGELOLAAN SAMPAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan pola

konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya

volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin

beragam;

b. bahwa pengelolaan sampah selama ini belum sesuai

dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang

berwawasan lingkungan sehingga akan menimbulkan

dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan

lingkungan;

c. bahwa pengelolaan sampah perlu dilakukan secara

komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar

memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi

masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat

mengubah perilaku masyarakat;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu

membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan

Sampah;

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv abstrak diaz ajeng khairunnisa, nim 11150430000018. budaya pembuangan sampah sembarangan dalam perspektif

80

BIOGRAFI PENULIS

Diaz Ajeng Khairunnisa, lahir di Kota

Jakarta pada tanggal 25 September 1997

yang merupakan putri pertama dari tiga

bersaudara pasangan Bapak Hardedy

dan Ibu Zainun Nasichah. Penulis

menyelesaikan pendidikan

menengahnya di Madrasah Aliyah Al-

Inaayah, yang terletak di Kabupaten

Bogor. Pada saat duduk dibangku Aliyah,

penulis pernah menjabat sebagai sekretaris Organisasi Santri Al-Inaayah selama 1 periode,

yakni pada tahun 2014-2015 dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2015. Kemudian,

penulis melanjutkan studinya pada Program Studi Perbandingan Mazhab angkatan 2015,

dan mengambil Konsentrasi Perbandingan Mazhab, Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun 2019, penulis

berhasil menyelesaikan tugas akhir kuliah Strata Satu (S1). Selanjutnya, dalam waktu

dekat ini InsyaAllah penulis akan melanjutkan studi ke jenjang S2 dan mengikuti kursus

Bahasa Inggris untuk lebih mengasah kemampuan penulis dalam berbahasa asing ketika

bekerja nanti.