ITS-paper-24509-4208100041-Paper

6
PAPER TUGAS AKHIR TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS 1 AbstrakHovercraft adalah suatu kendaraan yang berjalan di atas bantalan udara (air cushion). Hovercraft bekerja dengan dua prinsip utama yaitu mengangkat dan mendorong. Kinerja fan pada hovercraft amat mempengaruhi kinerja keseluruhan dari sistem angkat (lifter) maupun sistem dorong (thruster) hovercraft. Maka dari itu perlu dilakukan pemilihan centrifugal fan yang yang paling sesuai berdasarkan jumlah blade dan rpm yang paling baik. Simulasi di bantu program Numeca Fine TM /Turbo V8, dengan model airfoil centrifugal fan sebagai lifter dan axial fan sebagai thruster, mendapatkan hasil bahwa Lift Force jumlah blade 15 pada lifter jauh lebih stabil dibanding variasi blade lain ketika dioperasikan pada putaran 1500 sampai 1900 RPM dan kembali meningkat pada RPM 2000 dan terus stabil hingga putaran maksimum 2100 RPM. Sedangkan hubungan antara RPM dengan thrust force adalah berbanding lurus, dengan nilai thrust force terbesar ada pada variasi 6 blade dengan pada pengoperasian 2100 RPM dengan nilai efisiensi terbesar terjadi ketika beroperasi pada putaran 1700 RPM. Karakteristik aliran fluida baik pada lifter maupun thruster adalah aliran turbulen dengan Reynolds Number diatas 4000. Kata Kunci : hovercraft, centrifugal fan, airfoil I. PENDAHULUAN overcraft memiliki beberapa kelebihan dibandingkan alat transportasi lainnya. Pada saat bergerak hovercraft berada diatas bantalan udara, maka hambatan yang dialami oleh hovercraft menjadi sangat kecil. Hal ini membuat hovercraft dapat beroperasi pada segala macam permukaan, tidak hanya rendahnya hambatan yang dialami terhadap bentuk medan kerjanya dan permukaan air, tetapi kemampuan ampibi yang unik yang membuat hovercraft dapat beroperasi pada macam-macam permukaan yang berbeda secara kontinu termasuk mencapai daerah pedalaman tanpa mengalami kendala akibat dangkalnya permukaan air sungai atau bebatuan yang banyak terdapat pada sungai-sungai Indonesia. Hovercraft TNI AL yang dijadikan objek penelitian ini bernama Lumba-Lumba, dan difungsikan untuk mengangkut pasukan dari kapal utama yang akan didaratkan. Pada saat bergabung dengan TNI AL, hovercraft ini di gunakan pada hampir setiap latihan operasi amfibi, seperti yang diadakan di Kaimana Papua, Sangata Kalimantan Timur dan beberapa operasi lainnya yang diadakan TNI AL. Kemudian kendaraan ini juga dapat digunakan untuk mobilisasi cepat VVIP Hovercraft bekerja dengan dua prinsip utama yaitu mengangkat dan mendorong. Mengangkat merupakan hal yang utama, karena prinsip dasar hovercraft berjalan tanpa menyentuh permukaan dengan kata lain kendaraan ini terangkat beberapa inci dari permukaan tanah ataupun rawa. Sistem gaya angkat (lifter) dan pengendali hovercraft ini memakai sistem centrifugal fan yang terhubung dengan hydraulic motor. Kinerja fan pada hovercraft amat mempengaruhi kinerja keseluruhan dari sistem angkat maupun sistem dorong hovercraft. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik aliran fluida untuk gaya angkat dan gaya dorong pada fan untuk Hovercraft Lumba- Lumba TNI AL dengan variasi jumlah blade serta memberitahukan pengoperasian RPM yang paling optimal. Simulasi dilakukan dengan menggunakan Numeca Fine TM /Turbo V8. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Fan Fan merupakan salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida (udara) dengan arah dan kecepatan tertentu sesuai dengan karakteristik rotor (impeller) fan yang digunakan. Kapasitas udara yang mampu dipindahkan oleh fan sangat ditentukan oleh tipe fan, kecepatan putaran dan sistem penyaluran yang digunakan bersama fan itu sendiri. Kapasitas merupakan jumlah gas yang dipindahkan oleh fan tiap satuan waktu. Jika diukur dalam unit volume, maka kapasitas yang terjadi adalah kapasitas volumetrik yang biasanya dinotasikan dengan huruf Q dan kapasitas massa gas yang dipindahkan oleh fan adalah sebagai berikut: m= p x Q…(1) B. Efisiensi Fan Efisiensi fan adalah perbandingan antara daya yang dipindahkan ke aliran udara dengan daya yang dikirimkan oleh motor ke fan. Daya aliran udara adalah hasil dari tekanan dan aliran, dikoreksi untuk konsistensi unit.. C. Sentrifugal Fan Untuk Lifter Disebut fan sentrifugal karena fan jenis ini mengalirkan udara dan daerah masukan (inlet) menuju daerah keluaran (outlet) dengan arah radial karena gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh putaran impeller. Selanjutnya udara yang secara radial terlempar keluar impeller dengan kecepatan dan tekanan tinggi kemudian masuk ke dalam casing fan yang berbentuk spiral. Untuk blade, digunakan jenis airfoil karena jenis ini memiliki nilai efisiensi lebih besar disbanding tipe yang lain. Analisa Aliran Fluida dan Analisa Gaya Pada Fan Lifter dan Thruster Hovercraft R. Rendi Pramadiansyah S., dan Ir. Amiadji M.M, M.Sc., Irfan Syarif Arief ST, MT Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected] , [email protected] H

description

Paper / ducting /

Transcript of ITS-paper-24509-4208100041-Paper

  • PAPER TUGAS AKHIR TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

    1

    Abstrak Hovercraft adalah suatu kendaraan yang berjalan

    di atas bantalan udara (air cushion). Hovercraft bekerja dengan

    dua prinsip utama yaitu mengangkat dan mendorong. Kinerja

    fan pada hovercraft amat mempengaruhi kinerja keseluruhan

    dari sistem angkat (lifter) maupun sistem dorong (thruster)

    hovercraft. Maka dari itu perlu dilakukan pemilihan centrifugal

    fan yang yang paling sesuai berdasarkan jumlah blade dan rpm

    yang paling baik. Simulasi di bantu program Numeca

    FineTM/Turbo V8, dengan model airfoil centrifugal fan sebagai

    lifter dan axial fan sebagai thruster, mendapatkan hasil bahwa

    Lift Force jumlah blade 15 pada lifter jauh lebih stabil

    dibanding variasi blade lain ketika dioperasikan pada putaran

    1500 sampai 1900 RPM dan kembali meningkat pada RPM

    2000 dan terus stabil hingga putaran maksimum 2100 RPM.

    Sedangkan hubungan antara RPM dengan thrust force adalah

    berbanding lurus, dengan nilai thrust force terbesar ada pada

    variasi 6 blade dengan pada pengoperasian 2100 RPM dengan

    nilai efisiensi terbesar terjadi ketika beroperasi pada putaran

    1700 RPM. Karakteristik aliran fluida baik pada lifter maupun

    thruster adalah aliran turbulen dengan Reynolds Number

    diatas 4000.

    Kata Kunci : hovercraft, centrifugal fan, airfoil

    I. PENDAHULUAN

    overcraft memiliki beberapa kelebihan

    dibandingkan alat transportasi lainnya. Pada saat

    bergerak hovercraft berada diatas bantalan udara, maka

    hambatan yang dialami oleh hovercraft menjadi sangat kecil.

    Hal ini membuat hovercraft dapat beroperasi pada segala

    macam permukaan, tidak hanya rendahnya hambatan yang

    dialami terhadap bentuk medan kerjanya dan permukaan air,

    tetapi kemampuan ampibi yang unik yang membuat

    hovercraft dapat beroperasi pada macam-macam permukaan

    yang berbeda secara kontinu termasuk mencapai daerah

    pedalaman tanpa mengalami kendala akibat dangkalnya

    permukaan air sungai atau bebatuan yang banyak terdapat

    pada sungai-sungai Indonesia.

    Hovercraft TNI AL yang dijadikan objek penelitian

    ini bernama Lumba-Lumba, dan difungsikan untuk

    mengangkut pasukan dari kapal utama yang akan didaratkan.

    Pada saat bergabung dengan TNI AL, hovercraft ini di

    gunakan pada hampir setiap latihan operasi amfibi, seperti

    yang diadakan di Kaimana Papua, Sangata Kalimantan Timur

    dan beberapa operasi lainnya yang diadakan TNI AL.

    Kemudian kendaraan ini juga dapat digunakan untuk

    mobilisasi cepat VVIP Hovercraft bekerja dengan dua prinsip

    utama yaitu mengangkat dan mendorong. Mengangkat

    merupakan hal yang utama, karena prinsip dasar hovercraft

    berjalan tanpa menyentuh permukaan dengan kata lain

    kendaraan ini terangkat beberapa inci dari permukaan tanah

    ataupun rawa. Sistem gaya angkat (lifter) dan pengendali

    hovercraft ini memakai sistem centrifugal fan yang terhubung

    dengan hydraulic motor. Kinerja fan pada hovercraft amat

    mempengaruhi kinerja keseluruhan dari sistem angkat

    maupun sistem dorong hovercraft. Penelitian ini bertujuan

    untuk mengetahui karakteristik aliran fluida untuk gaya

    angkat dan gaya dorong pada fan untuk Hovercraft Lumba-

    Lumba TNI AL dengan variasi jumlah blade serta

    memberitahukan pengoperasian RPM yang paling optimal.

    Simulasi dilakukan dengan menggunakan Numeca

    FineTM

    /Turbo V8.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Fan

    Fan merupakan salah satu jenis mesin fluida yang

    berfungsi untuk memindahkan fluida (udara) dengan arah dan

    kecepatan tertentu sesuai dengan karakteristik rotor

    (impeller) fan yang digunakan. Kapasitas udara yang mampu

    dipindahkan oleh fan sangat ditentukan oleh tipe fan,

    kecepatan putaran dan sistem penyaluran yang digunakan

    bersama fan itu sendiri. Kapasitas merupakan jumlah gas

    yang dipindahkan oleh fan tiap satuan waktu. Jika diukur

    dalam unit volume, maka kapasitas yang terjadi adalah

    kapasitas volumetrik yang biasanya dinotasikan dengan huruf

    Q dan kapasitas massa gas yang dipindahkan oleh fan adalah

    sebagai berikut:

    m= p x Q(1)

    B. Efisiensi Fan

    Efisiensi fan adalah perbandingan antara daya yang

    dipindahkan ke aliran udara dengan daya yang dikirimkan

    oleh motor ke fan. Daya aliran udara adalah hasil dari

    tekanan dan aliran, dikoreksi untuk konsistensi unit..

    C. Sentrifugal Fan Untuk Lifter

    Disebut fan sentrifugal karena fan jenis ini mengalirkan

    udara dan daerah masukan (inlet) menuju daerah keluaran

    (outlet) dengan arah radial karena gaya sentrifugal yang

    ditimbulkan oleh putaran impeller. Selanjutnya udara yang

    secara radial terlempar keluar impeller dengan kecepatan dan

    tekanan tinggi kemudian masuk ke dalam casing fan yang

    berbentuk spiral.

    Untuk blade, digunakan jenis airfoil karena jenis ini

    memiliki nilai efisiensi lebih besar disbanding tipe yang lain.

    Analisa Aliran Fluida dan Analisa Gaya Pada

    Fan Lifter dan Thruster Hovercraft

    R. Rendi Pramadiansyah S., dan Ir. Amiadji M.M, M.Sc., Irfan Syarif Arief ST, MT

    Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh

    Nopember (ITS)

    Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

    E-mail: [email protected] , [email protected]

    H

  • PAPER TUGAS AKHIR TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

    2

    Gambar 2 Penampang Airfoil

    Jumlah daun yang paling sering digunakan digunakan

    adalah antara 8 dan 12 tetapi bisa sampai 16 daun untuk ratio

    diameter d1 / d2 yang besar atau sudut masuk daun yang besar

    1. Jumlah daun yang terlalu sedikit akan menyebabkan

    impeller tidak cukup mampu untuk menghasilkan performa

    sesuai dengan karakteristik geometriknya, sedangkan jumlah

    daun yang terlalu banyak justru akan mengurangi jumlah

    aliran-aliran yang dihasilkan dan juga menimbulkan losses

    yang lebih besar

    D. Thruster Sistem

    Untuk hovercraft ini menggunakan air propeller. Sebuah

    hovercraft yang berjalan dengan kecepatan (v) pada

    permukaan air akan menimbulkan gaya yang berlawanan

    arah berupa tahanan (R) yang menghambat laju dari

    hovercraft.

    E. Air Propeller

    Berdasarkan teori momentum untuk menentukan

    efisiensi air propeller maka harus ditentukan terlebih dahulu

    besar diameter, jumlah daun dan bentuk air propeller yang

    akan didesain. Metode desain yang telah lama dilakukan

    untuk propeller aircraft berdasarkan hasil interpretasi wind

    tunnel tes dan data dari bentuk aerofoil. Untuk non

    dimensional koefisien CT (koefisien thrust), CP (koefisien

    daya), CQ (koefisien torsi) dan J (advance ratio) ditentukan

    berdasarkan percobaan dalam wind tunnel dengan sudut

    blade pada 70% bagian propeller diameter dari center.

    CT = T / an2D

    4...........................(2)

    CQ = Q/ an2D

    5............................(3)

    CP = P / an3D

    5............................(4)

    J = V / nD .....................................(5)

    Sedangkan hubungan untuk koefisien daya dan koefisien

    torsi dapat dirumuskan sebagai berikut :

    CP = 2CQ

    III. METODOLOGI

    Tahapan Pengerjaan

    IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

    4.1 Data Umum Hovercraft

    Dimensi Panjang struktur : 13 m

    Lebar struktur : 5,9 m

    Tinggi tidak hover : 3,2 m

    Tinggi hover : 3,3 - 3,85 m

    Panjang kabin : 5,6 m

    Lebar kabin : 2,8 m

    Performa Berat kosong : 3500 - 4000 kg

    Berat maksimum : 7000 - 8000 kg

    Daya angkut : 2000 kg + 700 liter

    (BBM)

    Kecepatan maksimum : 33 knot

    Kecepatan jelajah : 28 knot

    Kapasitas : 20 personil + kru

    Tinggi rintangan keras : 30 cm

    Maksimum tinggi gelombang : 100 cm

    Mesin Lift dan Thrust : 466 HP Diesel DEUTZ

    Power Generator

    Number of Cylinders : 8

    Bore/Stroke ( mm ) : 132/145

    Displacement ( I ) : 15,87

    Compression Ratio : 17

    Acc. To Power Category A1) :466/2100

    (HP/RPM)

    Weight incl.keel cooling : 1250 kg

    Fuel Consumption (at 75%) : 0.362 lb/hp - hr

  • PAPER TUGAS AKHIR TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

    3

    Propeler :4blades

    composites (78")

    Fan : Centrifugal

    Dimensi Engine

    Engine Type BF8M1015CP mm

    A B C D E

    1673 1305 1021 361 660

    Gambar 4.1 Engine Deutz Type BF8M1015CP

    Skirt Type : Open loop dan

    Multisegment

    Material : Rubberizing Nylon

    Kendali Rudder : 3 bilah

    4.2 Perhitungan Kebutuhan Lifter dan Thruster

    a. Penentuan Cushion Pressure ( Pc )

    Pc = W/Sc W = berat total hovercraft (N)

    = AUW x gravitasi

    = 8000 kg x 9.8

    = 78400 N

    Sc = Luas Cushion Pressure (m3) = p x l

    = 13 x 5.9

    =76.7 m2

    Pc = 78400 N / 76.7 m2

    =1022.1643 N/m3

    = 1022.1643 Pa

    b. Penentuan Volume Udara Angkat (Q)

    Q = 0.015

    Sc = 76.7 m2

    ar = 1.2257 kg / m3

    Pc = 1022.1643 Pa

    Q = 46.98 m3/s

    c. Penentuan Diameter Impeller fan (D2)

    u2 = 81 m/s

    p = 3.14

    n = 1500 RPM

    D2=1.03 ~ 1 m

    d. Penentuan Luas Impeller Disc (F)

    p = 3.14

    D2 = 1 m

    = 0.81 m

    e. Penentuan Koefisien Volume Udara Fan (Q)

    Q = 46.98 m3/s

    F = 0.81 m

    u2 = 81 m/s

    Q= 0.72

    f. Penentuan Koefisien Tekanan Total Fan (H)

    Q = 0.72

    Ns = 2.5

    H= 0.23

    g. Penentuan Tekanan Total Fan (H)

    H=H. a . u22

    a = 1.2257 kg/m3

    u2 = 81 m/s

    H=0.23 x 1.2257 x 812

    = 1883.5 N/m2

    4.2.1 Perencanaan Lifter (Centrifugal Fan)

    a. Diameter Impeller

    Q = 46.98 m3/s

    Q = 0.72

    u2 = 81 m/s

    p = 3.14

    )/2(' apcScQQ r=

    )2257.1/1643.10222(7.76015.0 xxQ =

    xn

    xuD

    p

    6022 =

    4

    2

    2xDFp

    =

    4

    114.3 2xF =

    2

    'Fxu

    QQ =

    8181.0

    98.46'

    xQ =

    34,15.0'

    '

    =

    sN

    QH

    34,15.0

    5.2

    72.0'

    =H

    pxxuQ

    xQD

    2

    2'

    4=

    14.38172.0

    98.4642

    xx

    xD =

  • PAPER TUGAS AKHIR TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS 4

    D2=1.0157988 ~ 1

    b. Diameter Impeller Daerah Input

    D1= (0.6 0.7) D2

    = 0.7 x 1

    = 0.7 m

    c. Lebar Daun Impeller

    b = 0.46 x D1

    = 0.46 x 0.7

    = 0.322 m

    4.2.2 Perencanaan Thruster

    Berdasarkan data yang diperoleh, hovercraft ini

    menggunakan Fan thruster dengan:

    Diameter fan propeller = 78 = 1.9812 ~ 2 m

    Jumlah Blade = 4

    4.4.2 Data yang Diperoleh dari Hasil Simulasi Variasi

    Pada tahap ini, diperoleh data dari hasil perhitungan yang

    dilakukan berdasarkan hasil simulasi dan dapat ditabulasikan

    pada tabel tabel berikut:

    a. Untuk lifter (Airfoil Centrifugal Fan)

    Tabel 4.1 Perolehan Lift Force Hasil variasi jumlah blade dan

    RPM pada lifter.

    BLA

    DE

    vs

    RPM

    LIFT FORCE (N)

    1500 1600 1700 1800 1900

    200

    0 2100

    8

    62880

    0

    62920

    0

    62930

    0

    62880

    0

    62880

    0

    628

    800

    6288

    00

    9

    63070

    0

    63170

    0

    63170

    0

    63170

    0 63170

    0

    631

    700

    6293

    00

    10

    63070

    0

    63020

    0

    63020

    0

    63020

    0 63020

    0

    630

    200

    6302

    00

    11

    63260

    0

    63130

    0

    63130

    0

    63130

    0

    63130

    0

    631

    300

    6305

    00

    12

    63130

    0

    63070

    0

    63290

    0

    63290

    0

    63290

    0

    631

    600

    6329

    00

    13

    63120

    0

    63350

    0

    63350

    0

    63350

    0

    63350

    0

    630

    700

    6307

    00

    14

    63240

    0

    63240

    0

    63240

    0

    63240

    0

    63240

    0

    632

    400

    6324

    00

    15

    63300

    0

    63300

    0

    63300

    0

    63300

    0

    63300

    0

    633

    200

    6332

    00

    16

    63060

    0

    63070

    0

    63070

    0

    63060

    0

    63060

    0

    631

    900

    6325

    00

    Tabel 4.2 Perolehan Efisiensi dari Hasil variasi jumlah blade

    dan RPM pada lifter. BLA

    DE/R

    PM

    EFISIENSI

    1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100

    8 0.701 0.705

    0.70

    6

    0.69

    89

    0.69

    89

    0.69

    89

    0.69

    89

    9 0.715 0.715

    0.71

    5

    0.71

    5

    0.71

    5

    0.71

    5

    0.71

    4

    10 0.715 0.727

    0.72

    7

    0.72

    7

    0.72

    7

    0.72

    7

    0.72

    7

    11 0.758 0.738

    0.73

    8

    0.73

    8

    0.73

    8

    0.73

    8

    0.73

    5

    12 0.746 0.797

    0.74

    5

    0.74

    4

    0.74

    4

    0.74

    8

    0.74

    5

    13 0.733 0.753

    0.75

    3

    0.75

    3

    0.75

    3

    0.75

    1

    0.75

    1

    14 0.774 0.774

    0.77

    4

    0.77

    4

    0.77

    4

    0.77

    4

    0.77

    4

    15 0.787 0.787

    0.78

    7

    0.78

    7

    0.78

    7

    0.77

    6

    0.77

    6

    16 0.796 0.797

    0.79

    7

    0.79

    6

    0.79

    6

    0.79

    4

    0.78

    8

    b. Untuk Thruster (Axial Fan)

    Tabel 4.3 Perolehan Thrust Force Hasil variasi jumlah blade

    dan RPM pada thruster

    BLADE

    /RPM

    THRUST (N)

    1500 1700 1900 2100

    3 995.81128

    92

    1390.0999

    99

    1955.5141

    16

    2780.616

    1

    4 1442.0886

    32

    1990.3163

    33

    2745.9628

    12

    3836.464

    7

    5 1933.3159

    68

    2641.8988

    44

    3581.7196

    84

    4922.679

    1

    6 2476.8253

    75

    3355.0827

    27

    4477.1830

    22 6059.733

    Tabel 4.4 Perolehan Efisiensi dari Hasil variasi jumlah blade

    dan RPM pada thruster

    BLAD

    E/RP

    M

    EFISIENSI

    1500 1700 1900 2100

    3 0.3 0.25 0.23 0.22

    4 0.32 0.27 0.24 0.23

    5 0.09 0.36 0.14 0.3

    6 0.07 0.46 0.11 0.37

    4.5 Pembahasan

    4.5.1 Analisa Gaya

    Data-data yang ada didalam table 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4

    kemudian diplotkan kedalam bentuk grafik untuk mengetahui

    karakteristik dari masing-masing model yang telah

    divariasikan. Berikut adalah pembahasan dari keempat tabel

    tersebut.

    a. Untuk lifter (Airfoil Centrifugal Fan)

    Gambar 4.6 RPM vs Lift Force pada variasi Jumlah Blade

  • PAPER TUGAS AKHIR TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS 5

    Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa ada dua buah variasi

    blade yang menghasilkan lift force paling besar yaitu 13

    blade dan 15 blade. Akan tetapi pada putaran 2000 RPM 13

    blade mengalami penurunan lift force, sebaliknya 15 blade

    mengalami peningkatan lift force, dan secara keseluruhan variasi 15 blade lebih stabil ketika dioperasikan dalam

    putaran sedang sampai akhirnya di operasikan pada putaran

    tinggi (maksimum 2100 RPM).

    Gambar 4.7 RPM vs Efisiensi pada variasi Jumlah Blade

    Pada grafik efisiensi di atas, variasi jumlah blade 16 memiliki

    efisiensi paling tinggi dan relatif stabil sejak dioperasikan

    dari 1500 RPM sampai 2100 RPM. Pada variasi 13 blade

    yang memiliki lift force tinggi ternyata nilai efisiensinya

    berada di bawah variasi jumlah blade 14,15, dan 16.

    Sedangkan untuk jumlah blade 15, nilai efisiensinya berada

    pada posisi ke 2 teratas, dimana sejak pengoperasian pada

    putaran 1500 RPM sampai 1900 RPM relatif stabil, akan

    tetapi memasuki putaran 2000 RPM mengalami penurunan

    efisiensi sebesar 0.011, dan nilai efisiensi sampai 2100 RPM

    adalah sebesar 0.776

    b. Untuk Thruster (Axial Fan)

    Gambar 4.8 RPM vs Thrust pada variasi Jumlah Blade

    Pada grafik diatas, dapat dilihat bahwa kurva thrust terus

    bergerak naik berbanding lurus dengan semakin tingginya

    RPM. Nilai thrust terbesar ada pada variasi 6 blade dengan

    2100 RPM.

    Gambar 4.9 RPM vs Efisiensi pada variasi Jumlah Blade

    Pada grafik diatas, dapat dilihat bahwa secara

    keseluruhan variasi blade cenderung mengalami

    penurunan efisiensi. Akan tetapi untuk variasi 5 dan 6

    blade kembali mengalami peningkatan efisiensi seiring

    dengan pengoperasian pada putaran 2100 RPM. Nilai

    efisiensi terbesar terjadi pada variasi 6 blade dengan

    RPM 1700.

    4.5.2 Analisa Aliran Fluida

    Diketahui:

    = 1.29 kg/m3

    = 0.000018 Ns/m2

    Hasil perhitungan berdasar data yang diambil dari simulasi

    adalah sebagai berikut:

    LIFTER

    v d (m)

    Re

    Inlet 105.214 0.7 5278236

    Wall 103.929 1 7448245

    Outlet 171.411 1 12284455

    LIFTER

    v d (m)

    Re

    Inlet 191.386 1 13715997

    Wall 227.036 1 16270913

    Outlet 186.37 1 13356517

    Berdasar hasil diatas, diketahui bahwa untuk lifter, aliran

    fluida secara keseluruhan memiliki karakteristik aliran

    turbulen, karena nilai Reynolds Number pada inlet=5278236,

    wall=7448245, outlet=12284455.

    Begitu juga pada thruster, Reynolds Number pada

    inlet=13715997, wall=16270913, dan outlet=13356517 maka

    karakteristik aliran fluidanya adalah aliran turbulen.

    V. KESIMPULAN/RINGKASAN

    Lifter (airfoil centrifugal fan) dengan jumlah blade 15 dan

    thruster (axial Fan) dengan jumlah blade 6 adalah yang

    paling optimal dan relatif stabil digunakan untuk

    menghasilkan lift dan thrust force dengan efisiensi yang

    terbaik selama dioperasikan pada 1500 RPM sampai 2100

    RPM ( RPM maksimum). Sedangkan karakteristik pada lifter

  • PAPER TUGAS AKHIR TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK ITS

    6

    adalah berupa aliran turbulen dengan Reynolds Number pada

    inlet=5278236, wall=7448245, outlet=12284455. Dan pada

    thruster juga memiliki karakteristik aliran turbulen dengan

    Reynolds Number pada inlet=13715997, wall=16270913, dan

    outlet=13356517

    LAMPIRAN

    Gambar Hasil Simulasi Aliran Fluida

    Lifter:

    Thruster:

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Terima kasih kepada Allah SWT, atas segala curahan

    nikmat dan karunia kepada penulis. Juga kepada Ayah dan

    Ibu di kampung halaman atas segala doa disetiap sujud

    mereka.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Rahim, Febri Razaqur (2008), Analisis Aliran Udara

    Yang Melalui Fan Dan Integrasinya Ke Dalam Sistem Circular Hovercraft Proto X-, Skripsi Program Studi

    Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia :

    Jakarta.

    [2] http://berita-

    iptek.blogspot.com/2008/04/hovercraft.html

    [3] Yuliawan, Hendra Dwi (2009), Perencanaan Sistem

    Thruster Dan Lifter Tipe Terpisah Untuk Hovercraft

    Militer Dengan Payload 15 Ton, Tugas Akhir Jurusan

    Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS : Surabaya.

    [4] http://www.balitbang.dephan.go.id/?q=content/hovercra

    ft

    [5] http://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_bantalan_udara

    [6] Yun, Liang. 2000. Theory And Design Of Air Cushion

    Craft.Arnold, A Member Of The Hodder Headline

    Group : London

    [7] Bleier, Frank P. (1998). Fan Handbook, Selection, Application, And Design. McGraw Hill Book Company.

    New York: USA

    [8] Bureau of Energy Efficiency (BEE), Government of

    India.(2004). Energy Efficiency Guide Book,chapter 5, p

    93-112. India.

    [9] Chun Lin, Sheam., & Chia Lieh Huang.(2001). An

    Integrated Experimental and Numerical Study of

    Forward-Curved Centrifugal Fan. Experimental Paper

    Department of Mechanical Engineering, National

    Taiwan University of Science and Technology. Taipei:

    Taiwan, ROC

    [10] Ingram, Grant. (2009). Basic Concepts in

    Turbomachinery.Ventus Publishing ApS:Durham.

    [11] Roosevelt, Avenue Franklin. (2010). Tutorials

    FINETM

    /Turbo v8. NUMECA International : Belgium

    [12] http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/

    10075/Karakteristik+Aliran+Fluida1.pdf