It 4_bin Kedokteran Forensik
Click here to load reader
-
Upload
alpascafirdaus -
Category
Documents
-
view
10 -
download
2
description
Transcript of It 4_bin Kedokteran Forensik
KEDOKTERAN FORENSIK
(VISUM ET REPERTUM)
A. Ilmu Kedokteran Forensik adalah imu kedokteran yang dipergunakan pada pemeriksaan
barang bukti atas permintaan penegakkan hukum demi keadilan (Pro Justicia).
- Barang bukti dapat jasad manusia yang telah mati, korban hidup, bagian dari tubuh
manusia.
B. Penegak hukum dalam hal ini penyidik untuk melakukan pemeriksaan tersebut
memperhatikan rahasia kedokteran yang dimiliki sejak mengucapkan lafal sumpah
dokter.
a. KUHP 48 : Barang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa
tidak dipidana.
b. KUHP 50 : Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan
undang-undang tidak dipidana.
c. KUHP 51 :
(1). Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan
yang diberikan oleh penguasa yang berwenang tidak dipidana.
(2). Perintah jabatan tanpa wewenang tidak menyebabkan hapusnya pidana
kecuali jika yang diperintah dengan etikad baik mengira bahwa perintah
diberikan dengan wewenang dan pelaksanaannya termasuk dalam lingkungan
pekerjaannya.
Kedokteran Forensik dalam KUHP 50.
KUHAP 133 :
(1). Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan mengenai seseorang korban baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter dan/atau ahli lainnya.
(2). Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara
tertulis, yang dalam surat ini disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka, atau
pemeriksaan mayat, dan/atau pemeriksaan bedah mayat.
(3). Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit
harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan
diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dan diberi cap jabatan yang diletakkan pada
ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.
KUHAP 134
(1). Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan bedah mayat tidak mungkin lagi
dihindari, penyidik wajib memberitahukan lebih dahulu kepada keluarga korban.
(2). Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan sejelas-jelasnya
tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.
(3). Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluargaatau pihak yang
perlu diberitahukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.
Penyidik
KUHAP Pasal 6
(1). Penyidik adalah :
a. Pejabat polisi negara republik Indonesia.
b. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang.
(2). Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur lebih
lanjut dalam peraturan pemerintah.
Hasil dari pemeriksaan dokter tersebut merupakan keterangan ahli ( KUHAP 133) yang kita
kenal dengan Visum et Refertum. Perkataan ini sebutlnya tidak ada didalam KUHAP tetapi
sudah melekat didalam masyarakat (lembaran negara no. 350 tahun 1937). Dengan demikian
keterangan ahli yang dibuat oleh dokter tersebut VetR.
Prosedur Permintaan
1. Data dari penyidik (AIPDA, KAPOLSEK).
2. Tertulis
3. Pemeriksaan Luar atau Pemeriksaan Dalam
4. Label atau Segel
Pelaksanaan pemeriksaan otopsi:
Setelah dipenuhi prosedur pemeriksaan visum diatas sesuai dengan KUHAP 134 harus ada
persetujuan dari keluarga ( informed consent). Apabila keberatan ditunggu 2 (dua) hari.
Apabila tetap keberatan dan penyidik setuju dilakukan pemeriksaan luar.
Hasil dari pemeriksaan dokter ahli dan keterangan ahli : Visum et Repertum ( khusus untuk
kedokteran).
Keterangan ahli ( KUHAP pasal 1 ayat 28)
Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seseoarang yang memiliki
keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu pekara
pidana guna kepetingan pemeriksaan.
Dalam penegakan pengadilan harus ada 2 (dua) bukti yang sah sesuai dengan
KUHAP 184.
(1). Alat bukti yang sah ialah:
a. keterangan saksi
b. keterangan ahli
c. surat
d.petunjuk
e. keterangan terdakwa
(2). Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
TujuanVisum et Repertum
(1). Hukum : sebagai alat bukti sah
(2). Medis : a. Menentukan sebab akibat kematian
b. cara kematian
c. waktu kematian
d. identifikasi
(3). Logika : Psikiatri
Format Visum et Repertum (terampil)
TOKSIKOLOGI FORENSIK
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari toksik mulai dari sifat fisis/
kima, cara masuk, mekanisme kerja, metabolisme, gejala, tanda-tanda pada hidup
atau mati dan deteksi.
Toksin adalah zat kimia dari zat kecil telah menggnggu sistem metabolisme
atau faal tubuh.
Toksin secara hukum semua zat apabila telah ditetapkan oleh undang-
undang ( Narkotika dan Psikotropika).
Macam-macam toksikologi
1. Forensik toksikologi
2. Enviromental lingkungan
3. Clinical toksikologi
Pembagian toksikologi
1. Cara masuk
2. Sifat kimia
3. Tempat kejadian perkara
4. RS atau laboratorium
Tempat kejadian perkara
1. Lapangan (pertanian, perkebunan) (insektisida, hebersida)
2. Rumah tangga racun tikus (rodensida)
3. Hotel, cafe dll alkohol, ekstasi, shabu-shabu. Amphetamine, morfin
dll).
4. Laboratorium (As, Pb, Hg).
Deteksi toksin
Merupakan hal penting toksikologi forensik untuk mengetahui apakah benar
penyebab kematian atau penyakit oleh toksik tersebut
Pengambilan sampel (darah, urin), organ harus diambil sesuai prosedur yang
telah ditetapkan dan tempat melakukan pemeriksaan laboratorium yang
ditunjuk( Pusat Laboratorium Forensik).
Sampel/ oragan pemeriksaan tersebut disaksikan dokter dan penyidik.
Menurut Curry
1. Lambung berseta isinya
2. Usus halus 60 cm
3. Usus besar 60 cm
4. Limfa dimasukkan didalam setoples berdinding kaca
5. Ginjal
6. Paru-paru
7. Otak
8. Darah
9. Urin
10. Empedu (bila diperlukan)
No 1 sd 7 dimasukkan dalam setoples berdinding kaca bermulut lebar dengan
diberi pengawet alkohol 90% apabila tidak langsung dilakukan pemeriksaan atu
dapat juga di masukkan ke dalam laci pendingin.
Darah diberi pengawet Na Fl 1%
Urin diberi Na Benzonat
Semua setoples dan darah, urin dilabel dan diberi segel serta ditanda tangani
oleh dokter dan penyidik.
Berita acara pengambilan segel dan penyegelan dengan ditanda tangani oleh
dokter dan penyidik.
Dokter membuat suarat permintaan kepada pusat laboratorium forensik
Pemerikaan laboratorium sesuai :
1. calori metri
2. TLC
3. GC
Food Poisoning
1. Dari asal makanan sendiri
2. Proses pembuatan ( pengawat, penyedap, pewarna)
3. Bakteri, jamur
4. Diberikan dari luar
5. Lingkungan
SUDDEN DEATH
Langsung meninggal dunia kurang dari 24 jam (WHO).
Sering diartikan awam sesaat atau tidak berapa lama kurang dari (1-2 jam)
meninggal dunia.
Sebab kematian sudden death
1. Naturnal sudden death : pemeriksaan menggunakan patologi anatomi
a. Penyakit jantung koronari desease
b. Otak perdarahan (aneurisme pembuluh darah)
c. Ginjal akut tubuler nekrosis
d. Paru Pneumonia
e. Pankreatitis akut.
2. Unnaturnal sudden death : pemeriksaan laboratorium tokikologi.
a. Bahan berbahaya (morfin, amphetamine, alkohol)
b. Toksin murni (arsenik, sianida)