Sejarah Ilmu Kedokteran Forensik Permak

46
SEJARAH ILMU KEDOKTERAN FORENSIK Pembimbing Kepaniteraan Klinik: dr. Edi Syahputra Hasibuan, Sp.KF, MHKes dr. Fujianto dr. Edgar P.R.P. Hutadjulu 1 DISUSUN OLEH : Andari Putri Wardhani I11110053 Eko Saputro I11110065 Fadilla Safira I11110051 Michael Raja Pradana Sitorus I11111016 Yudo Prabowo I11110017

description

hhjhhjhjhjhjh

Transcript of Sejarah Ilmu Kedokteran Forensik Permak

DASAR ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

SEJARAHILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Pembimbing Kepaniteraan Klinik: dr. Edi Syahputra Hasibuan, Sp.KF, MHKesdr. Fujiantodr. Edgar P.R.P. Hutadjulu1DISUSUN OLEH :

Andari Putri WardhaniI11110053Eko SaputroI11110065Fadilla SafiraI11110051Michael Raja Pradana SitorusI11111016Yudo PrabowoI11110017

Pendahuluan2

Cikal bakal ilmu medis sudah ada sejak dahulu kala.

Sejumlah peradaban kuno, seperti Mesir, Yunani, Romawi, India, serta Cina sudah mulai mengembangkan dasar-dasar ilmu kedokteran dengan cara sederhana.

3Salah satu contoh perkembangan nyata dari ilmu kedokteran adalah lahirnya Ilmu Kedokteran Forensik. Istilah Kedokteran Forensik (Forensic Medicine) berasal dari bahasa Latin:Forensik, berasal dari kata Forum yang berarti tempat/lokasi untuk melakukan transaksi. Medicine, yang berarti kedokteran

4Ilmu Kedokteran Forensik : Cabang spesialistik ilmu kedokteran yang memanfaatkan ilmu kedokteran untuk membantu penegakan hukum dan pemecahan masalah-masalah di bidang hukum.Ilmu Kedokteran Forensik the mother of forensic sciences karena merupakan gabungan dari berbagai ilmu pengetahuan yang berkaitan untuk membantu membuat jelas/terang suatu perkara pidana yang berkaitan dengan manusia, antara lain ilmu biologi kedokteran, fisika kedokteran, biokimia kedokteran, kimia kedokteran, histologi, anatomi, dll.

5

Referat Sejarah Ilmu Kedokteran Forensik dirasa sangat perlu agar pembaca terutama mahasiswa kedokteran dan tenaga kesehatan lainnya mengetahui sejarah perkembangan ilmu kedokteran forensik sejak awal ditemukan hingga zaman modern seperti saat ini, beserta bagaimana aplikasinya dalam pelayanan bagi masyarakat secara luas.

Perkembangan Ilmu Kedokteran Forensik Sebelum Masehi

6

7MESIR5000 6000 SM : asal ilmu kedokteran forensik ditelusuri.

Mesir : Imhotep yang merupakan pemuka agama tertinggi, Hakim tertinggi, pimpinan penyihir, dan tabib kepala dari raja Zozer dianggap sebagai dewa oleh bangsa Mesir pada zaman Pharaoh Zoster.Imhotep orang pertama yang mengaplikasikan antara kedokteran dan hukum pada lingkungan sekitarnya.

Patung Imhotep (http://www.amazine.co)

MESIRNaskah ini dibuat sekitar tahun 1.550 SM Papirus Ebers menunjukkan bahwa orang Mesir kuno telah mengetahui adanya pembuluh darah, jantung memompa darah ke seluruh tubuh, dan 700 resep obat tradisional.INDIASama seperti di Mesir, praktek medis di India dibatasi hanya untuk anggota dari kasta kasta pilihan.

Papirus Ebers (http://www.amazine.co)

8

9CINASejarah ilmu kedokteran forensik sudah dirintis sejak beribu-ribu tahun Sebelum Masehi.3000 tahun SM Orang Cina sudah mampu menerangkan tentang efek racun terhadap tubuh manusia.Perjalanan ilmu kedokteran saat itu belum memiliki aturan jelas mengenai semua hal yang berkaitan dengan organisasi medis.

10MESOPOTAMIA2200 SM : Kitab undang-undang Hammurabi (code of hammurabi) merupakan kitab hukum formal pertama dari ilmu kedokteran yang mengatur tentang: organisasi medisbatasan-batasan, tugas, kewajiban dari profesi medis.ketetapan hukum kepada dokter malpraktekMembedakan antara luka yang mematikan dan luka yang tidak mematikan.

Kitab undang undang Hammurabi (httpi-cias.come.ohammurabi_code.htm)

11YUNANIPandangan ilmiah dan metode Hippocrates menempatkan ilmu kedokteran secara rasional.Hippocrates dan pengikutnya mempelajari tentang lamanya kehamilan, viabilitas bayi lahir prematur,Superfetation (kemungkinan terbentuknya lagi bagian tubuh lainnya dan perhatian yang besar pada ilmu mengenai racun yang termasuk di dalam Sumpah Hippocrates yaitu sumpah untuk tidak menggunakan dan menyarankan penggunaan racun.

Patung Hippocrates (http://www.myanmarphr.orgp=637)

12ROMAWIUndang-undang Romawi tidak lebih maju dari pada Yunani, tetapi selama masa kekaisaran Romawi ada kemajuan dalam pengobatan.Yunani dan Romawi melanjutkan metode rasional yang objektif otopsi, banyak ditujukan untuk kepentingan pendidikan dan penyelidikan penyakit.

13Pemeriksaan jenazah Jullius Caesar (100-44 SM):Otopsi untuk kepentingan peradilan baru dilakukan ketika Kaisar Julius dibunuh oleh anggota-anggota senat kerajaan dibawah pimpinan : Brutus dan Cassius.

Ilustrasi Pembunuhan Kaisar Julius Caesar (http://www.todayifoundout.com)

14Anthitius, seorang dokter di zaman itu menyatakan bahwa dari 23 luka yang ditemukan pada tubuh Kaisar Julius hanya satu luka saja yang menembus sela iga ke-2 sisi kiri depan yang menembus jantungnya sehingga menyebabkan kematianKasus hukum pertama yang diselesaikan dengan memanfaatkan ilmu kedokteran atau ketabiban.

Ilustrasi Otopsi Jenazah Kaisar Julius Caesar(http://www.todayifoundout.com)

Perkembangan Ilmu Kedokteran Forensik Setelah Masehi

15

16

Antara tahun 529 dan 564 M, Justinian Code (Kitab Justinian) dijadikan undang-undang hukum untuk mengatur praktek dokter,pembedahan dan kebidanan,standar malpraktek, dan tanggung jawab ahli medis. Hal tersebut dilatarbelakangi masalah kehamilan, aborsi, penyimpangan seksual, keracunan, dan perceraian.

Justinian Code (http://www.duhaime.org/)

17Memasuki abad ke-15, dimulailah era baru ilmu kedokteran forensik Eropa yang diambil dari dua kitab hukum Jerman yaitu pada tahun 1507, Bamberger code (Coda Bambergensis) dan pada tahun 1553 Caroline code (Constitutio Criminalis Carolina).

Constitutio Criminalis Carolina (http://tortury.blox.pl/2007/08/.html)

18Di dalam kitab Caroline code (Constitutio Criminalis Carolina) mengharuskan adanya kesaksian dari ahli medis pada setiap persidangan kasus pembunuhan, keracunan, luka, gantung diri, tenggelam pembunuhan terhadap bayi, aborsi dan setiap keadaan yang disertai perlukaan pada manusia

19Perkembangan di Asia berkembang lebih dahulu terutama di negara Cina, dimana Song Ci menulis dan menerbitkan buku berjudul Xi Yuan Ji Lu, pada masa Dinasti Song (1248).

Xi Yuan Ji Lu (http://www.cultural-china.com)

20Dalam buku Xi Yuan Ji Lu, mencakup acuan untuk melakukan prosedur-prosedur penanganan kematian yang tidak wajar secara detail, dan menekankan pada langkah-langkah penting yang harus dilakukan dalam investigasi secara teliti. Buku ini juga tercantum kesulitan-kesulitan pemeriksaan akibat pembusukan, luka palsu, luka antemortem, luka postmortem, dan cara membedakan antara jasad yang ditenggelamkan setelah dibunuh atau mati karena tenggelam.

21Perkembangan Kedokteran Forensik berikutnya adalah keberhasilan William Scheele pada tahun 1775, berhasil mendeteksi arsen dari tubuh seorang mayat.Kemudian, seorang ahli kimia Skotlandia bernama James Marsh ketika Ia berhasil menemukan cara mengidentifikasi racun arsen sampai seperseribu miligram, tepatnya yakni pada 1836, yang digunakan selama percobaan pembunuhan.

James Marsh (http://www.forensicsciencebester.blogspot.com)

22Perkembangan ilmu kedokteran forensik selanjutnya ialah pada awal tahun 1855, Ambroise Auguste Tardieu, Perancis menemukan bintik-bintik darah kecil yang terjadi di bawah pleura dan hati dengan pencekikan yang cepat, yang Ia beri nama Ecchymosis Tardieu (Tardieus Spots).Tardieu juga orang pertama yang menulis ttg pelecehan seksual anak, yang diklasifikasikan sebagai jenis serangan fisik. Sindrom anak yang disiksa, sekarang diakui secara luas di dunia, dikenal sebagai Sindrom Tardieu.

23Dalam perkembangan selanjutnya, tahun1863 ilmu kedokteran forensik mengalami perkembangan yang pesat. Pada tahun, Taylor dan Wilkes menulis sebuah makalah tentang penentuan waktu sejak kematian dari penurunan suhu tubuh.

Tidak lama setelah penemuan diatas, Womack menggunakan matematika yang kompleks, termasuk kalkulus, pendinginan Hukum Newton serta penggunaan massa tubuh dan luas permukaan untuk penentuan suhu tubuh setelah kematian.

24Perkembangan selanjutnya mengenai penurunan suhu tubuh setelah kematian tahun 1955 De Saram berusaha untuk mengukur, melalui rumus matematika, hilangnya panas dari tubuh oleh radiasi termal, konveksi termal dan termal konduksi, dengan mengukur efek dari suhu lingkungan, kelembaban udara, permukaan daerah, penguapan dan lain-lain pada tingkat post-mortem pendinginan dari 41 tahanan yang dieksekusi.De Saram telah melakukan pengukuran suhu rektal yang diambil pada kedalaman 3 sampai 4 inci (7.62cm ke 10.16cm).

25Dalam perkembangan pengetahuan mengenai identifikasi, tercatat thn 1892, Sir Francis Galton, seorang Antropolog Inggris, menerbitkan buku pertama tentang sidik jari.

Beberapa dekade kemudian, thn1986, Juan Vucetich membuat identifikasi sidik jari kriminal pertama. Ia mampu mengidentifikasi bekas tangan dari seorang wanita yang membunuh dua putranya dan memotong tenggorokannya sendiri dalam upaya untuk menyalahkan orang lain. Bekas darah yang tersisa di pos pintu, membuktikan identitasnya sebagai pembunuh.

Juan Vucetich (http://www.entrelineas.info)

26Otopsi forensik modern pertama menjadi suatu bagian untuk investigasi dari kematian seorang pekerja konstruksi gedung di Turki yang mana kepalanya hancur setelah tongkat besi besar jatuh tepat kepadanya pertama kali dikerjakan pada tahun 1841 oleh dr. Bernard.Gambar disamping, merupakan laporan otopsi pertama yang dilakukan oleh dr. Bernard atas seijin Sultan Mahmud II pada masa Dinasti Ottomans.

Laporan otopsi pertama(http://www.elsevier.com)

27Dokter berkebangsaan Italia, Fortunatus Fidelis, diakui sebagai orang pertama untuk praktek kedokteran forensik modern. Dimana mulai pada tahun 1598, Ia menyatakan kedokteran forensik adalah penerapan pengetahuan medis untuk pertanyaan hukum. Ini menjadi cabang diakui kedokteran di awal abad ke-19.

Perkembangan Ilmu Kedokteran Forensik di Indonesia

28

29Publikasi pertama tentang penemuan postmortem di Indonesia diterbitkan pada akhir l620-an dalam De Medicina Indorum yang berjudul "An account of diseases, natural history and medicines of the East Indies oleh Jacobus Bontius yang merupakan petugas medis VOC.Publikasi tersebut menunjukan ilmu kedokteran forensik sudah masuk ke indonesia dari awal pemerintahan hindia belanda.

30Penerapan ilmu kedokteran forensik maupun kedokteran di indonesia pada awalnya hanya diterapkan oleh ahli medis dari Belanda.Hal ini dikarenakan belum ada nya pendidikan formal dalam bidang kesehatan untuk penduduk pribumi.Pertengahan abad 19 terjadi wabah cacar yang dimana kejadiian ini mendorong pemerintahan kolonial untuk membuka pendidikan dokter pertama di Indonesia.

31Pendidikan dokter pertama di Indonesia disebut dokter jawa school pada tanggal 1 januari 1851Sekolah ini memberikan materi tentang ilmu kedokteran kehakiman, patologi, anatomi patologi dan bedah membedah mayat. Menunjukkan mulai eksisnya ilmu kedokteran forensik (kehakiman) di Indonesia.

32Pada tahun 1898 sekolah dokter jawa diubah namanya menjadi School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) di ikuti dengan pembeharuan kurikulum yang adaDepartemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal semakin eksis pada tahun 1920-an (dulu bernama Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman) yang ditekuni oleh dr. H. J. F. Roll yang kemudian menerbitkan buku leerbook der Gerechtelick Geneeskunde.

PADA TAHUN 1920 DEPT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL SEMAKIN EKSIS..HAL INI TIDAK LAIN JUGA BEARSAL DARI JASA DR.HJF ROLL..YANG MERUPAKAN AHLI PATOLOGI PADA SAAT ITU DAN PEMIMPIN DI STOVIA... DR.HJF ROLL LALU MENERBITKAN BUKU YANG BERJUDUL LEERBOK DER GERECHTLIK GENESKUDEN.32

33Pada tanggal 16 agustus 1927 dibuka Geneeskundige Hoogeschool (GHS) untuk menggantikan STOVIA yang setara dengan sekolah serupa di negeri Belanda yang merupakan cikal bakal dari Universitas IndonesiaPada tahun-tahun berikutnya, tercatat seorang pribumi bernama Prof. Sutomo Tjokronegoro, yang juga berkarya di bagian Patologi, melanjutkan pekerjaan di bagian Kedokteran Kehakiman.

Dilanjutkan dengan prof sutomo cokronegoro, yang juga berkarya di bagian Patologi, melanjutkan pekerjaan di bagian Kedokteran Kehakiman.

Profesor cokro ini termasuk dalam tim dokter yang di bentuk oleh pangkostrad mayjen soeharto untuk melakukan visum pada jenazah2 jendral korban g30spkiBersama dr.liaw yan siang dan dr.lim joe thay (dr.arief). Pada pemeriksaan disebutkan terdapat luka2 ringan dan berat yang bukan diakibatkan dari tembakan. Tetapi dikarena kan traumpa atau kekerasan tumpul.

33

34Pada tahun yang sama dengan terbentuknya STOVIA, Sekolah dokter kedua didirikan di Surabaya.Dengan nama Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS)Prinsip-prinsip dasar kedokteran forensik telah dipelajari dari awal terbentuknya NIAS ini.

35Prinsip kedokteran forensik tersebut awalnya bernama Gerechtelzjk Gene Handleiding bij opsporen en onderzoeken van strafbarefeiten in Indie yang berarti memberi panduan dalam hal penyelidikan dan penyidikan tindak pidana di Indonesia.

Ned-Indische Artsen School (http://www.edukasi.kompasiana.com)

36Beberapa kali departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal tersebut merubah namanya seiring dengan perkembangan zamannyaGerechtelijk Geneeskunde (1913 1950)Ilmu Kedokteran Kehakiman (1950 - 1996)Ilmu kedokteran forensik (1996-2007)Ilmu kedokteran forensik dan medikolegal (2007-saat ini)

Perkembangan Ilmu Kedokteran Forensik Di Indonesia pada Masa Kependudukan Jepang37Pada masa penjajahan Jepang di Indonesia ilmu kedokteran di Indonesia sempat mengalami pemunduran (1942-1945)Hal ini terjadi karena ditutupnya Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) di Surabaya sehingga hanya tersisa satu sekolah kedokteran di Indonesia yaitu GHS yang otomatis akan mempengaruhi perkembangan ilmu kedokteran forensik di indonesia.GHS berubah nama menjadi Djakarta Ika Daigaku

38Perkembangan ilmu kedokteran forensik di indonesia ini juga dapat terlihat dari bagaimana departemen ini memisahkan dirinya dari sistem organisasi patologi anatomi yang terjadi pada tahun 1960. Pada tahun 1990 Ahli kedokteran forensik membentuk Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Hingga tahun 2008, organisasi ini tercatat beranggotakan sekitar 160 orang dokter spesialis forensik

Perkembangan Ilmu Kedokteran Forensik di Universitas Tanjungpura

39

Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura (FK Untan) berdiri pada tahun 2005, berada di bawah naungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), tetapi saat itu awalnya berstatus program studi di fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam Untan (FMIPA)FK Untan memisahkan diri dari FMIPA pada tahun 2008.40

Dalam menjalankan kegiatan kepaniteraan klinik bagi mahasiswanya, FK Untan menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak.Namun di rumah sakit tersebut belum ada departemen ilmu kedokteran forensik dan medikolegal.FK Untan bekerja sama dengan FKUI dalam memenuhi kebutuhan tersebut

41

Pada tahun 2009, mahasiswa angkatan pertama (angkatan 2005) menjalani kepaniteraan klinik di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo (rumah sakit pendidikan FKUI).Tenaga pengajar : Alm. dr. Abdul Munim, Sp. F., Prof. dr. Djaja Surya Atmadja, Ph D, dr. Tjetjep Dwidjasiswadja, Sp. F., dr. Wibisana Widiatmaka, Sp. F.

dr. Abdul Munim, Sp. Fdr. Wibisana Widiatmaka, Sp. F.dr. Tjetjep Dwidjasiswadja, Sp. F42

Jumlah peserta kepaniteraan klinik disetiap periode rata-rata 8 sampai 12 orang, 1 periode kepaniteraan adalah 2 minggu.Kerja sama berjalan selama kurang lebih 4 tahun (2009-2013)43

Pada tahun 2013, FK Untan tidak lagi mengirimkan mahasiswanya untuk menjalani kepaniteraan klinik di FKUI.Hal ini dilakukan karena FK Untan mulai ingin memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya dengan adanya seorang dokter spesialis kedokteran forensik satu-satunya di Kalimantan Barat, yaitu Komisaris Polisi dr. Edi Syahputra Hasibuan, Sp. KF, MHKes yang bekerja di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soedjarwo Biddokkes Polda Kalimantan Barat.

dr. Edi Syahputra Hasibuan, Sp. KF, MHKes44

Titik awal terbentuknya departemen ilmu kedokteran forensik dan medikolegal FK Untan.Kerja sama FK Untan dan Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak dimulai pada tahun 2013 akhir.Satu periode kepaniteraan berlangsung selama 4 minggu, dan hingga saat ini (pada tahun 2015) sudah berjalan sebanyak 13 periode.FK Untan juga memasukkan ilmu kedokteran forensik dan medikolegal sebagai salah satu modul pembelajaran bagi mahasiswa preklinik.45

46TERIMA KASIH