Isu politik dan kebijakan kesehatan

9
ISU-ISU POLITIK DAN KEBIJAKAN KESEHATAN DI TINGKAT LOKAL oleh Ria Rohmawati NIM 112310101015 Akhmat Robbi Tricahyono NIM 112310101061 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2014

description

nursing

Transcript of Isu politik dan kebijakan kesehatan

ISU-ISU POLITIK DAN KEBIJAKAN KESEHATAN DI TINGKAT LOKALoleh

Ria Rohmawati

NIM 112310101015

Akhmat Robbi Tricahyono

NIM 112310101061PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Definsi Kebijakan

Kebijakan adalah Suatu rangkaian praktek yang utuh berupa statemen, peraturan dan hukum yang merupakan hasil keputusan tentang bagaimana meyakinkan pembuat kebijakan sebagai bahan manajemen yang baik. Kebijakan dapat disusun di semua tingkatan pemerintah pusat atau daerah, perusahan multinasional atau daerah, sekolah atau rumah sakit. Kebijakan diekspresikan sebagai rangkaian tindakan-tindakan, pernyataan-pernyataan, peraturan-peraturan, hukum yang menghasilkan keputusan-keputusan untuk menjalankan sesuatu program (Adisasmito, 2011). Kebijakan kesehatan dapat didefinisikan sebagai jaringan keputusan saling berhubungan yang bersama-sama membentuk suatu strategi atau dalam kaitannya dengan isu praktis mengenai pelayanan kesehatan mencakup serangkaian kegiatan yang berpengaruh pada institusi, organisasi, pelayanan, dan pembiayaan sistem kesehatan dan mengatur kegiatan yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan dan organisasi pemerintah, swasta maupun lembaga lain yang bergerak dalam bidang kesehatan.2.2 Isu-Isu Politik dan Kebijakan Lokal

2.2.1 Isu-Isu Politik dan Kebijakan Kabupaten Kebumen

Isu kejadian HIV dan AIDS yang semakin meningkat dan dalam rangka pelaksanaan untuk menurunan angka kesakitan dan kematian terkait HIV dan AIDS di Kabupaten Kebumen dan juga salah satu Goals dalam MDGs yang terdapat di point ke enam adalah memerangi HIV dan penyakit menular, sehingga Bupati Kabupaten berdasarkan Keputusan Bupati Nomor : 2 tahun 2013 mengeluarkan kebijakan daerah tentang Penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten Kebumen. Dalam Peraturatan Daerah tersebut pada Bab VI pasal 16 dijelaskan tentang peran serta masyarakat dalam Penanggulangan HIV-AIDS, pada point 3 (tiga) yaitu setiap desa membentuk warga peduli HIV-AIDS yang terintegerasi dengan forum kesehatan desa. Pembentukan Warga Peduli AIDS (WPA) tersebut merupakan perwujudan partisipasi masyarakat dalam Penanggulangan HIV-AIDS. Warga Peduli AIDS adalah sebuah iktiar untuk membangun kesadaran Nasional dalam pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS yang selama ini kurang melibatkan masyarakat sebagai aktor. Melalui WPA ini, program pemberdayaan masyarakat yang ada dengan prinsip transparasi, partisipatif dan akuntabilitas, serta memperhatikan nilai agama dan budaya di masing-masing daerah, sehingga masyarakat tahu, mau dan mampu menanggulangi HIV-AIDS di lingkungannya. Kemudian pembentukan WPA ini dimaksudkan untuk menghapus stigma dan diskriminasi terhadap pengidap HIV (ODHA). Berdasarkan hal tersebut KPA Kabupaten Kebumen di pandang perlu untuk membentuk Warga Peduli AIDS (WPA) sebagai upaya Penanggulangan dan Pencegahan HIV-AIDS di Kabupaten Kebumen. Tujuan Kebijakan Lokal Penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten Kebumen yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 2 tahun 2013 antara lain. a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga mampu menanggulangi penularan HIV-AIDS.b. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dan pelayanan kesehatan yang cukup, aman, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga mampu menanggulangi penularan HIV-AIDS.c. Melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan kejadian yang dapat menimbulkan penularan HIV-AIDS.

d. Memberikan kemudahan dalam rangka menunjang peningkatan upaya penanggulangan HIV-AIDS.e. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam penanggulangan HIV-AIDS.f. Mencegah dan memutus rantai penularan HIV-AIDS.g. Memberikan perawatan dan pengobatan bagi ODHA.

h. Meningkatkan kualitas hidup ODHA.

2.2.2 Isu-Isu Politik dan Kebijakan Kabupaten LumajangKebijakan Indonesia Sehat 2010 adalah untuk mendorong pembangunan nasional guna mencapai tingkat pembangunan manusia yang baik dan sesuai dengan tujuan dari pembangunan millenium (MDGS) yang telah diretifikasi PBB. Untuk menindaklanjuti hal tersebut terkait isu Kebijakan Indonesia Sehat 2010 dengan berlandaskan hukum daerah di tingkat kabupaten antara lain, Keputusan Bupati Nomor : 188.45/302/427.12/2005 Tentang Pembentukan Tim Gerakan Membangun Masyarakat Sehat (Gerbangmas) Kabupaten Lumajang, Keputusan Bupati Nomor 188.45/47/427.12/2009 tanggal 2 Pebruari 2009 Tentang Forum Lumajang Sehat, Keputusan Bupati Nomor : 188.45/48/427.12/2009 tanggal 2 Pebruari 2009 Tentang Tim Pembina Teknis Lumajang Sehat maka Pemerintah Kabupaten Lumajang membentuk kelompok kerja (Pokja) dibawah koordinasi Bupati dalam rangka menunjang kegiatan program Gerbangmas.

Kebijakan Tentang Pembentukan Tim Gerakan Membangun Masyarakat Sehat (Gerbangmas) bertujuan untuk memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya sendiri dan lingkungannya menuju masyarakat yang sehat, mandiri, dan produktif (Diditsusianto, 2013). Hal ini ditempuh melalui peningkatan pengetahuan, sikap positif, perilaku dan peran aktif individu, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat. Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan peningkatan kesehatan masyarakat, sedangkan kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi.2.2.3 Isu-Isu Politik dan Kebijakan Kabupaten Halmahera Selatan.

Kebijakan-kebijakan daerah diantaranya PERDA No. 06 Tahun 2007 tentang Sistem Jaminan Kesehatan daerah (Jamkesda). Selain itu, keputusan Bupati Halmahera Selatan Nomor 168 Tahun 2004 tanggal 8 Desember 2004 tentang penanggulangan Malaria melalui Pembangunan Program Malaria Centere, serta Kebijakan Pemerintah Daerah yang terkait dengan Standar Pelayanan Minimal Daerah yang kebijakannya bersumber dari pusat. Dalam kebijakan yang tertuang dalam Keputusan Bupati Halmahera Selatan Nomor 168 tahun 2004 tentang pembentukan Malaria Center, maka dibentuklah SPM atau Standar Pelayanan Minimal, yang merupakan suatu acuan yang dipakai untuk mengukur kulitas dan kuantitas pelayanan public yang diberikan termasuk pelayanan kesehatan masyarakat. Kebijakan tersebut juga merupakan program unggulan dari Kabupaten Halmahera Selatan dalam pemberantasan malaria, yang secara jelas diketahui bahwa masalah pemberantasan malaria dikategorikan sebagai masalah nasional (Abdurrahman,2012). Selain itu berdasarkan Perda No. 06 tahun 2007 tentang Jaminan Kesehatan Daerah Kabupaten Halmahera Selatan, maka dibentuk Jamkesda yang merupakan satu dari sekian kebijakan yang di usung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Selatan dalam menunjang program pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat Kabuapaten Halmahera Selatan dan merupakan program andalan pemerintah daerah dalam menanangani masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Halmahera Selatan yang dijadikan kampanye politik Bupati dan Wakil Bupati terpilih selama dua periode, Dr. H. Muhammad Kasuba, M.A dan . H, Rusli Abdul Wally pada periode pertama dan Drs Rusdan T Haruna pada periode kedua. Pelayanan kesehatan gratis melalui Sistem Jamkesda yang memulai proses perubahan dalam pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan menggratiskan biaya pengobatan, perubahan manajemen pelayanan dari waktu ke waktu, yang dulunya setiap pelayanan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas dimulai dari pagi sampai pada jam kerja berlangsung, namun sekarang waktu pelayanan kesehatan berubah menjadi 1 x 24 jam dalam sehari, jadi walaupun pasien tidak sempat lagi memeriksakan dirinya di puskesmas pada pagi hari, pasien bisa datang di rumah perawat atau bidan pada malam harinya.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito. 2011. Kebijakan Publik & Kebijakan Kesehatan. Jakarta: UI.Abdurrahman.2012. Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Kecamatan Bacan Tengah Kabupaten Halmahera Selatan. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar. [serial online] http://repository.unhas.ac.id/bitstream/ handle/123456789/1592/ Skripsi%20ammank.pdf?sequence=1. diambil tanggal 28 Februari 2012.

Diditsusianto. 2013. Menelaah Kebijakan Indonesia Sehat 2010 Dalam Sudut Pandang Dinamika Otonomi Daerah Di Kabupaten Lumajang Melalui Program Gerakan Membangun Masyarakat Sehat(Gerbangmas). [serial online] http://trimongalah. wordpress. com/2013/10/25/kebijakan- program-indonesia- sehat-2010- studi-kasus -program-gerakan-membangun-masyarakat- gerbangmas -di- kabupaten- lumajang-jawa-timur/. Diambil tanggal 28 Februari 2012.

Perda. 2013. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 2 tahun 2013 Tentang Penanggulangan Human Immunodeficiency Virusacquired Immuno Deficiency Syndrome. [serial online] www.jdih.kebumenkab.go.id/.../peraturan-daerah/tahun-2013?...peratura... Diambil tanggal 28 Februari 2012.