Istilah Bhsa Indonesia
-
Upload
esti-puji-astuti -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
Transcript of Istilah Bhsa Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya bahasa merupakan ungakapan ekspresi karena dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi hati dan berkomunikasi dengan sesamanya.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa terpenting di negara Republik Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara yang telah ditetapkan dan dikukuhkan dalan Sumpah Pemuda tahun1928 dan UUD 1945, BAB XV pada pasal 36.
Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan bangsa, identitas nasional dan alat perhubungan antar daerah. Fungsi bahasa Indonesia sebagai sebagai bahasa negara adalah sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar dunia pendidikan, alat perhubungan tingkat nasional, alat pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Karena semakin banyaknya masyarakat yang mengerti tentang bahasa asing terutama bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dan teknologi, serta majunya peradaban suatu bangsa, maka suatu bangsa termasuk bangsa Indonesia akan mempunyai penambahan istilah-istilah baru di dalam berbagai bidang. Jika berbicara mengenai istilah, tentu tidak lepas dari penggunaan kosakata juga ejaan karena aspek-aspek tersebut saling melengkapi dalam suatu susunan kalimat.
Ejaan dan istilah umumnya digunakan dalam bahasa tulis. Di dalam ejaan berisi kaidah yang mengatur bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana menggambarkan hubungan antara lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana menggambarkan hubungan antara lambang-lambang itu baik pemisahan atau penggabungan dalam suatu bahasa. Bahasa indonesia saat ini telah memiliki kaidah penulisan (ejaan) yang telah dibakukan yaitu Ejaan yang Disempurnakan atau biasa kita kenal dengan EYD.
Dalam makalah ini, akan dibahas mengennai kesantunan ejaan dan istilah dalam Bahasa Indonesia. Dengan begitu, diharapkan para penulis ataupun pengarang suatu karangan atau tulisan akan lebih memperhatikan penulisan ejaan dan istilah yang mereka gunakan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ejaan dan istilah ?
2. Bagaimana aturan baku penulisan ejaan dan istilah ?
3. Apa yang dimaksud dengan kesantunan ejaan dan istilah ?
1.3 Tujuan
1. Memahami definisi ejaan dan istilah.
2. Mengetahui aturan baku penulisan ejaan dan istilah.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kesantunan ejaan dan istilah.
BAB II
ISI
2.1 Ejaan
Secara umum ejaan merupakan keseluruhan peraturan penggambaran lambang-lambang bunyi ujar suatu bahasa dan hubungan lambang satu dengan lambang yang lain baik penggabungan ataupun dalam pemisahannya. Secara khusus, ejaan merupakan pelambangan bunyi-bunyi bahasa baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang sudah disusun menjadi kata, frase, atau kalimat.
Sejak peraturan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin ditetapkan pada tahun 1901berdasarkan rancangan Ch. A. van Ophuysen dengan bantuan Engku Nawawi gelar SoetanMa’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim, penyempurnaannya berkali-kali diusahakan.Pada tahun 1938, selama Kongres Bahasa Indonesia yang pertama kali di Solo, misalnya disarankan agar ejaan Indonesia lebih banyak diinternasionalkan.
Pada tahun 1947 Soewandi, Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan pada masa itu, menetapkan dalam surat keputusannya tanggal 19 Maret 1947, No. 264/Bhg. A bahwa perubahan ejaan bahasa Indonesia dengan maksud membuat ejaan yang berlaku menjadi lebih sederhana. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik. Beberapa usul yang diajukan oleh panitia menteri itu belum dapat diterima karena masih harus dirinjau lebih jauh lagi. Namun, sebagai langkah utama dalam usaha
penyederhanaan dan penyelarasan ejaan dengan perkembagan bahasa, keputusan Soewandi pada masa pergolakan revolusi itu mendapat sambutan baik.
Kongres Bahasa Indonesia Kedua, yang diprakarsai Menteri Moehammad Yamin, diselenggarakan di Medan pada tahun 1954. Masalah ejaan timbul lagi sebagai salah satu mata pertemuan itu. kongres itu mengambil keputusan supaya ada badan yang menyusun peratura ejaan yang praktis bagi bahasa Indonesia. Panitia yang dimaksud (Priyono-Katoppo, Ketua) yang dibentuk oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusannya tanggal 19 Juli 1956, No. 44876/S, berhasil merumuskan patokan-patokan baru pada tahun 1957 setelah bekerja selama setahun.
Tindak lanjut perjanjian persahabatan antara Republik Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1959, antara lain berupa usaha mempersamakan ejaan bahasa kedua Negara ini. Maka pada akhir tahun 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmuljana-Syed Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia). Perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya megurungkan peresmiannya.
Sesuai dengan laju pengembangan nasional, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan yang pada tahun 1968 menjadi Lembaga Bahasa Nasional, dan akhirnya pada tahun 1975 menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, menyusun program pembakuan bahasa Indonesia secara menyeluruh. Di dalam hubungan ini, panitia Ejaan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (A.M. Moeliono, ketua) yang disahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Sarino Mangunpranoto, sejak tahun 1966 dalam surat keputusannya tanggal 19 September 1967, No. 062/1967, menyusun konsep yang merangkum segala usaha penyempurnaan yang terdahulu. Konsep itu ditanggapi dan dikaji leh kalangan luas di seluruh tanah air selama beberapa tahun.
Atas permintaan ketua Gabungan V Komando Operasi Tertinggi (KOTI), rancangan
peraturan ejaan tersebut dipakai sebagai bahan oleh tim Ahli Bahasa KOTI yang dibentuk oleh ketua Gabungan V KOTI dengan surat Keputusannya tanggal 21 Februari 1967, No. 011/G-5/II/1967 (S.W. Rujianti Mulyadi, Ketua) dalam pembicaraan mengenai ejaan dengan pihak Malaysia di Jakarta pada tahun 1966 dan di Kuala Lumpur pada tahun 1967.
Dalam Komite Bersama yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia, Mashuri, dan Menteri Pelajaran Malaysia, Hussen Onn, pada tahun 1972 rancangan tersebut disetujui untuk dijadikan bahan dalam usaha bersama di dalam pengembangan bahasa nasional kedua negara.
Setelah rancangan itu akhirnya dilengkapi di dalam Seminar Bahasa Indonesia di Puncak pada tahu 1972, dan diperkenalkan secara luas oleh sebuah panitia antardepartemen (Ida Bagus
Mantra, Ketua dan Lukman Ali, Ketua Kelompok Teknis Bahasa) yang ditetapkan dengan surat
keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan tanggal 20 Mei 1972, No. 03/A.I/72, maka pada
hari Proklamasi Kemerdekaan tahun itu juga diresmikanlah aturan ejaan yang baru itu
berdasarkan keputusan Presiden No. 57, tahun 1972, dengan nama Ejaan yang Disempurnakan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebar buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
Aturan Baku Penulisan Ejaan
Aturan Baku Penulisan Ejaan dibagi
A. Penggunaan Huruf Kapital ;
1.Dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
2. Dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
3. Dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan Nama Tuhan dan kitab suci.
4. Dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan.
5. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat.
6. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.7. Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa.8. Dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
9. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan.
10. Dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna pada unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan.
11. Dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan.
12. Dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
B. Penggunaan Huruf Miring ;
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata atau kelompok kata.
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah asing.
C. Penggunaan Tanda titik(.) ;
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
2. Tanda titik dipakai di akhi angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang menunjukkan waktu.
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan di antara nama penulis, judul tulisan.
5. Tanda titik dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi dan sebagainya.
6. Tanda titik dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat.
D.Penggunaan Tanda Koma(,) ;
1. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian.
2.Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara dengan kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
3. Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
4.Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh kasihan dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
5. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
6. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
7. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya.
2.2 Istilah
Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang has dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
A. Persyaratan Istilah yang santun dan benar ;
1. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk mengungkapkan konsep termaksud dan yang tidak menyimpang dari makna itu,
2. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di antara pilihan yang tersedia yang mempunyai rujukan sama.
3. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi) baik.
4. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar (eufonik).
5. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut kaidah bahasa Indonesia.
B. Penyerapan Istilah
1. Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan bahasa Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat keperluan masa depan.
2. Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.
3. Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
4. Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.
5. Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak mengandung konotasi buruk.
1. Macam-Macam Istilah
Istilah terdiri dari dua macam yaitu istilah umum dan istilah khusus. Istilah umum adalah istilah yang menjadi unsur bahasa yang digunakan secara umum.
Contoh:
Anggaran belanja. Penilaian.
Daya. Radio.
Nikah. Takwa.
Istilah khusus adalah istilah yang pemakaiannya dan maknanya terbatas pada suatu bidang tertentu.
Contoh:
Apendektomi Kurtosis
Bipatride Pleisosen
C.Sumber Istilah dan Kata Nama
a.Kosakata Bahasa Indonesia
Kata Nama Istilah
Bumi Siliwangi apotek hidup
Kota Bunga daya angkut
Kota Udang garis lintang
Taman Mekar Sari taman burung
Taman Mini Indonesia taman laut
wisata bahari
karang
menara
permata
b.Kosakata Bahasa Serumpun
Asing Bahasa Serumpun
Peat gambut
Pain nyeri
Device gawai
c.Kosakata Bahasa Asing
i.Istilah Terjemahan
Asing Indonesia
Samenwerking kerjasama
Balanced budget anggaran berimbang
Medication pengobatan
ii.Istilah Serapan
Asing Indonesia
Agent agen
Atom atom
Amputation amputasi
Bungalow bungalo
Energy energi
iii.Istilah Serapan Terjemahan
Asing Indonesia
Bound morphem morfem terikat
Clay colloid koloid lempung
Clearance volume volume ruang bakar
Supermarket pasar swalayan
Subdivision subbagian
iv. Contoh daftar istilah pertanian
Agroekoteknologi : teknologi pertanian.
Alih guna lahan : peralihan penggunaan lahan dari hutan menjadi lahan perkebunan, lahan sawah menjadi areal pemukiman dan seterusnya.
Bahan organik tanah : Hasil dekomposisi seresah tumbuhan, hewan yang mati, produk sintesa mikroba, serta asam-asam
Bioaktivator : Aktivator biologis perombakan bahan organik
Cekaman air : Kondisi di mana tanaman kekurangan air dan layu akibat dari defisit neraca air
Evaporasi : proses hilangnya air melalui penguapan dari permukaan tanah,permukaan batang,dan permukaan daun.
Absorpsi, aktif : Pergerakan ion-ion dan air ke dalam akar tanaman sebagai hasil proses proses metabolisme oleh akar, dan seringkali melawan gradien aktifitas.
Absorpsi, pasif : Pergerakan ion-ion dan air ke dalam akar tanaman sebagai hasil difusi
sepanjang gradien aktifitas.
Adsorpsi : Suatu proses dimana atom-atom, molekul-molekul, atau ion-ion dijerap
oleh permukaan benda padat melalui ikatan fisika atau kimia, yaitu
penjerapan kation oleh mineral-mineral bermuatan negatif
Bahan induk : Bahan mineral tak terkonsolidasi dan lebih atau kurang terlapuk secara
kimiawi, atau bahan organik dimana solum tanah terbentuk selama
proses pedogenik.
Bahan organik tanah : Fraksi organik dari tanah termasuk hewan dan tumbuhan yang tinggal di
dalamnya yang telah mengalami dekomposisi sampai pada suatu
keadaan dimana sulit untuk mengenali bahan aslinya, residu mikrobia,
dan produk akhir dekomposisi yang relatif stabil (humus).
Bahan residu : Bahan mineral tak terkonsolidasi dan sebagian terlapuk yang
diakumulasikan oleh disintegrasi batuan terkonsolidasi di tempat.
2.3 Kesantunan Ejaan dan istilah
Santun berarti memberi penghargaan atau menghormati pendengar maupun pembaca. Rasa hormat dan kesantunan disini terhadap pembaca bukan berarti menggunakan kata-kata yang manis ataupun yang menggunakan kata yang berbelit-belit.Gaya bahasa dan kesantunan yang dimaksud dalam ejaan dan istilah adalah kejelasan dan kesingkatan serta dapat dimengerti oleh pembaca.Kejelasan disini berarti tidak membuat pembaca berpikir keras untuk mencari tahu atau mengerti terhadap apa yang ditulis atau dimaksud dalam sebuah karya tulis.Kesingkatan merupakan keefektifan dalam penulisan dan menggunakan kata-kata yang efisien.
Intinya dalam pembuatan sebuah karya tulis harus menggunakan istilah dan ejaan yang dapat mudah dimengerti dan ditangkap oleh pembaca,sehingga yang dimaksud dengan kesantunan ejaan dan istilah adalah digunakannya kata atau bahasa yang singkat,jelas,dan mudah dimngerti.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Ejaan merupakan keseluruhan peraturan penggambaran lambang-lambang bunyi ujar suatu bahasa dan hubungan lambang satu dengan lambang yang lain baik penggabungan ataupun dalam pemisahannya. Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang has dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Santun berarti memberi penghargaan atau menghormati pendengar maupun pembaca. Rasa hormat dan kesantunan disini terhadap pembaca bukan berarti menggunakan kata-kata yang manis ataupun yang menggunakan kata yang berbelit-belit.Gaya bahasa dan kesantunan yang dimaksud dalam ejaan dan istilah adalah kejelasan dan kesingkatan serta dapat dimengerti oleh pembaca.Kejelasan disini berarti tidak membuat pembaca berpikir keras untuk mencari tahu atau mengerti terhadap apa yang ditulis atau dimaksud dalam sebuah karya tulis.Kesingkatan merupakan keefektifan dalam penulisan dan menggunakan kata-kata yang efisien.
Intinya dalam pembuatan sebuah karya tulis harus menggunakan istilah dan ejaan yang dapat mudah dimengerti dan ditangkap oleh pembaca,sehingga yang dimaksud dengan kesantunan ejaan dan istilah adalah digunakannya kata atau bahasa yang singkat,jelas,dan mudah dimengerti.
http://blog.ub.ac.id/lailiniswatunazizah/2012/05/15/makalah-bahasa-indonesia-kesantunan-ejaan-dan-istilah/