ISSN :xxxx-xxxx News Letter Kebun Raya Bali letter.pdf · dan terrestrial dengan tinggi 25-30 cm....

4
News Letter Kebun Raya Bali P eneliti UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali-LIPI, Agung Kurniawan, menemukan jenis baru dari genus Alocasia. Jenis baru ini diberi nama Alocasia baginda Kurniawan & PC Boyce. Nama Baginda berasal dari bahasa Indonesia yang artinya “Raja” atau “Keagungan”, pemilihan nama ini dipengaruhi oleh “tradisi” penerapan nama pada genus Alocasia terutama pada jenis ini, dengan merit hortikultura cukup. Alocasia ini termasuk tumbuhan herba kecil dan terrestrial dengan tinggi 25-30 cm. Kurniawan menyatakan Alocasia ini berasal dari Kalimantan Timur, Indonesia melalui penelitian bersama dengan peneliti yang berasal dari Universiti Sains Malaysia. Alocasia baginda Kurniawan & PC Boyce di publikasikan di jurnal internasional “Acta Phytotax. Geo botanic” Edisi Februari 2011-Vol. 61. A. baginda termasuk Alocasia yang meyerupai A. melo, terutama pada daunnya yang tebal, kaku dan berwarna hijau pucat. D engan temuan jenis baru ini membuktikan bahwa masih banyak jenis baru dari genus Alocasia yang belum tergali khususnya Alocasia yang berasal dari Kalimantan, Indonesia dan temuan A. baginda menambah khazanah dunia taksonomi. (gd.wwn.setiadi) Alocasia baginda Kurniawan & PC Boyce. Jenis Baru dari Kalimatan Timur Vol: I Edisi: I Tahun: 2011 Konservasi & Budaya Dalam Harmoni Foto : Gd. Wawan Setiadi ISSN :xxxx-xxxx

Transcript of ISSN :xxxx-xxxx News Letter Kebun Raya Bali letter.pdf · dan terrestrial dengan tinggi 25-30 cm....

News Letter

Kebun Raya Bali

Peneliti UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka

Karya” Bali-LIPI, Agung Kurniawan, menemukan jenis baru dari genus Alocasia. Jenis baru ini diberi nama Alocasia baginda Kurniawan & PC Boyce. Nama Baginda berasal dari bahasa Indonesia yang artinya “Raja” atau “Keagungan”, pemilihan nama ini dipengaruhi oleh “tradisi” penerapan nama pada genus Alocasia terutama pada jenis ini, dengan merit hortikultura cukup. Alocasia ini termasuk tumbuhan herba kecil dan terrestrial dengan tinggi 25-30 cm. Kurniawan menyatakan Alocasia ini berasal dari Kalimantan Timur,

Indonesia melalui penelitian bersama dengan peneliti yang berasal dari Universiti Sains Malaysia. Alocasia baginda Kurniawan & PC Boyce di publikasikan di jurnal internasional “Acta Phytotax. Geo botanic” Edisi Februari 2011-Vol. 61. A. baginda termasuk Alocasia yang meyerupai A. melo, terutama pada daunnya yang tebal, kaku dan berwarna hijau pucat.

Dengan temuan jenis baru ini membuktikan bahwa

masih banyak jenis baru dari genus Alocasia yang belum tergali khususnya Alocasia yang berasal dari Kalimantan, Indonesia dan temuan A. baginda menambah khazanah dunia taksonomi. (gd.wwn.setiadi)

Alocasia baginda Kurniawan & PC Boyce. Jenis Baru dari Kalimatan Timur

Vol: I Edisi: I Tahun: 2011

Konservasi & Budaya Dalam Harmoni

Foto : Gd. Wawan Setiadi

ISSN :xxxx-xxxx

DATA BASE KOLEKSI TUMBUHAN

KEBUN RAYA ‘EKA KARYA’ BALI

Perkembangan koleksi tumbuhan Kebun Raya ‘Eka Karya’ Bali terdata rutin setiap bulan sebagai laporan pertanggung jawaban intern

kepada atasan struktural Kebun Raya dan struktural LIPI yang terkait. Data-data tanaman koleksi tersebut juga penting keberadaannya untuk memenuhi dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, mahasiswa, pelajar, dan instansi yang terkait dalam menunjang pengetahuan botani dan etnobotani, khususnya tentang flora kawasan Timur Indonesia (KTI). Hal ini berkaitan dengan Tugas pokok dan fungsi Kebun Raya Bali dalam kegiatan konservasi eks-situ tumbuhan Kawasan Timur Indonesia, utamanya terhadap tumbuhan yang berhabitat di dataran tinggi kering.

Hingga akhir Februari 2011 jumlah koleksi Kebun Raya ‘Eka Karya” Bali tercatat sebanyak 2256 jenis, diantaranya termasuk koleksi

tematik seperti anggrek, kaktus, paku, Tanaman Upacara Agama Hindu Bali (TUAHB), tanaman obat (usada), dan jenis koleksi tematik lainnya yang tersimpan dalam data base di Unit Registrasi. Berdasarkan informasi dari Pengawas Pengolahan Data Registrasi Kebun Raya Bali Sumarna Ady Widjaya, S. Kom. MM SI. data base tanaman koleksi Kebun Raya Bali masih dalam proses pengerjaan, dan untuk keseragaman data base tanaman koleksi antar sesama Kebun Raya- LIPI, PKT Kebun Raya Bogor sedang merancang data base untuk seluruh Kebun Raya- LIPI.

Selama ini data base koleksi Kebun Raya Bali telah dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna (user) untuk identifikasi dan pengenalan

keragaman jenis tumbuhan, dan untuk mengoptimalkan pelayanan data tersebut Unit Registrasi dengan koordinatornya I Wayan Warnata, S.IP. telah mengupayakan dalam pengemasan dan penyempurnaan data atau dokumen pendukung seperti buku kebun, Katalog, BG-Recorder, dan data lainnya guna menciptakan data base tanaman koleksi Kebun Raya dalam informasi digital dan akan di upload dalam web-side. Sebagai langkah awal dalam hal ini Kebun Raya Bali telah meng upload data koleksi di intra LIPI, namun masih sebatas data katalog yang sudah dipublikasikan. (I Made R. Pendit)

KEGIATAN PENELITIAN &

PENGEMBANGAN

DI KEBUN RAYA BALI

Salam Hangat Dari Redaksi

Senang rasanya kami bisa menyapa Anda, pembaca setia News Letter Kebun Raya Bali.

Melalui edisi perdana ini kami hadir dengan tema “inovasi” menuju Kebun Raya Bali yang lebih maju. Seiring perkembangan zaman rekan-rekan kita telah mampu menghasilkan penemuan baru, mengukir prestasi baru dan kita senantiasa berusaha memperbaiki program kerja yang telah berjalan agar lebih sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa kita tetap memiliki semangat untuk terus berkarya. Semoga dengan sajian ini pembaca dapat informasi dan pengetahuan yang bermanfaat. Selamat membaca.

Kebun Raya Bali sebagai sebuah lembaga konservasi dan penelitian memiliki tanggung jawab yang besar untuk terus

meningkatkan jumlah koleksi tumbuhan serta mengembangkan hasil-hasil penelitian demi kemajuan ilmu pengetahuan dan masyarakat. Jumlah koleksi tumbuhan yang semakin bertambah berasal dari kawasan timur Indonesia yang diperoleh dari kegiatan eksplorasi, sumbangan maupun seed Exchange dengan berbagai pihak baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dengan dukungan berbagai fasilitas dan sumber daya manusia yang berpengalaman, menjadikan Kebun Raya Bali sebuah laboratorium alam yang menyimpan banyak potensi untuk diteliti dan dikembangkan.

Kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah berjalan di Kebun Raya Bali dibagi menjadi tiga kelompok peneliti (kelti)

sesuai dengan bidang kompetensi masing-masing peneliti. Ketiga kelompok tersebut terdiri dari; Kelompok penelitian konservasi; Kelompok penelitian domestikasi; Kelompok penelitian Re-Introduksi.

Kegiatan penelitian dan pengembangan di Kelti konservasi ini diprioritaskan pada jenis tumbuhan berdasarkan status

konservasi dan endemisitasnya, serta bidang kepakaran anggota peneliti di dalamnya. Jenis tumbuhan yang mendapat prioritas

di Kelti ini yaitu anggrek (Orchidaceae), bambu (Poaceae), paku (Cyatheaceae, Dicksoniaceae) dan talas-talasan (Araceae). Aspek penelitian dan pengembangan yang dikaji meliputi biologi tumbuhan (taksonomi, fenologi, fisiologi, genetika dsb.), autekologi (studi habitat dan populasi), etnobotani, re-introduksi serta penanggulangan hama penyakit tanaman.

Kegiatan di Kelti Domestikasi bertujuan untuk melakukan penelitian domestikasi taksa prioritas sebagai upaya pemanfaatan sumber

daya alam nasional dan untuk penganekaragaman tanaman hias, obat dan pangan. Beberapa kegiatan penelitian dan pengembangan yang berada di bawah Kelompok Penelitian Domestikasi ini adalah “Domestikasi dan Pengembangan Begonia spp.”, “Penelitian dan Pengembangan Tumbuhan Berpotensi Obat dan Pangan dari Bali dan Nusa Tenggara” serta inhouse research (Penelitian dan Pengembangan Rhododendron javanicum, R. radians dan R. renschianum; Penelitian dan Pengembangan Anggrek Kantung (Paphiopedilum javanicum (Reinw.) ex. Lindl. & Pfitz.) secarara in-vitro; dan Penelitian dan Pengembangan Adiantum spp.).

Sedangkan Program penelitian di kelompok Re-introduksi terkait dengan pembuatan Plot Permanen di Tiga Bukit Cagar Alam

Batukahu Bali, yakni Bukit Pohen (2010), Bukit Tapak (2011) dan Bukit Lesung (2012). Adapun mekanisme dari penelitian ini adalah variasi kajian ilmiah terkait misalnya kajian lansekap ekologi, etnoekologi, karbon stok, komunitas tumbuhan, serta populasi dan autekologi. Selain itu dalam Kelti ini juga terdapat program ‘Tumbuhan Langka Lokal Bali’ yang menitikberatkan pada kawasan kritis dataran tinggi dengan menginventarisasi luasan kawasan kritis dan keanekaragaman tumbuhan yang masih bertahan hidup serta mengambil material untuk perbanyakan ex-situ ; dan juga terdapat program pengembangan yang merupakan suatu usaha untuk mempromosikan konsep (permodelan) dalam kegiatan restorasi ekosistem yang meliputi re-introduksi dan rehabilitasi kawasan kritis ke para stakeholder terkait.

Semoga dengan adanya tiga Kelompok peneltian ini terus meningkatkan pencapain yang positif sesuai dengan tupoksi dan

rencana yang telah disusun oleh Kebun Raya Bali. Selamat bekerja rekan-rekan peneliti Kebun Raya Bali. (gd.wwn.setiadi)

JABATAN FUNGSIONAL

KEBUN RAYA EKA KARYA BALI

Pada awalnya jabatan fungsional yang ada di Kebun Raya “Eka Karya” Bali adalah fungsional peneliti, namun selama

enam tahun terakhir ini semakin banyak pegawai Kebun Raya Bali yang memilih untuk menekuni jabatan fungsional selain Peneliti. Menurut Koordinator Kepegawaian Kebun Raya Bali I Wayan Tapak, S. Sos. Pejabat fungsional yang telah terdaftar sebanyak 28 orang, diantaranya 13 orang peneliti, enam orang litkayasa, tiga orang analis kepegawaian, dan empat orang pranata humas. Sementara untuk fungsional pranata komputer dan arsiparis masing-masing satu orang. Untuk kedepannya nanti diharapkan terjadi penambahan staf fungsional dari pegawai baru atau CPNS yang sekarang masih berstatus kandidat fungsional. I Wayan Tapak menambahkan bahwa banyak keuntungan yang dapat diperoleh pada jalur fungsional, antara lain dapat lebih berpeluang untuk meningkatkan pengembangan potensi diri sesuai dengan bidang kompetensinya, memperoleh tambahan pendapatan dari tunjangan jabatan fungsional, kenaikan pangkat relatif lebih cepat dan bisa melampaui pangkat struktural.

Pembinaan intern untuk para pejabat fungsional sering diberikan oleh perwakilan dari Kebun Raya Bogor dan BOK- LIPI, khususnya

dalam sosialisasi petunjuk teknis (Juknis) dalam pelaksanaan kegiatan fungsional tersebut. Bimbingan dan pengarahan intern untuk pelaksanaan kegiatan fungsional di Kebun Raya Bali diemban oleh Dr. Bayu Adjie selaku koordinator Jabatan Fungsional.

Keberadaan Pejabat fungsional sangat relevan untuk memberikan kontribusi kepada lembaga, salah satunya seperti

hasil dari berbagai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dalam menentukan dan mendukung perkembangan Kebun Raya Bali dalam peningkatan ilmu pengetahuan di bidang botani dan ekologi. Saat ini para peneliti Kebun Raya Bali dibagi menjadi tiga kelompok penelitian (kelti), yaitu kelompok penelitian Konservasi, Domestikasi, dan Reintroduksi. Hasil-hasil penelitian Para Peneliti Kebun Raya Bali telah banyak dipublikasikan dalam berbagai forum seminar, majalah, jurnal, baik nasional maupun internasional. Dalam bidang informasi dan publikasi nasional Kebun Raya Bali telah menerbitkan beberapa buku koleksi, antara lain Anggrek, Koleksi Tumbuhan Obat (Usada), Pohon Sulawesi, dan Koleksi Begonia. Sedangkan informasi tentang perkebunrayaan disajikan dalam bentuk brosur (leafleat) dan pemanduan langsung oleh Pranata Humas. (Md.R. Pendit)

potensi yang ada di sini. Saya berharap kedepannya Kebun Raya Bali bisa berkembang lebih baik lagi“ ujar Catur, lajang kelahiran Yogyakarta. Sedangkan menurut Arief yang hobby travelling, “Selama bekerja di Kebun Raya Bali, saya berteman dengan orang–orang yang profesional, lingkungan yang sejuk dan rapi. Kerja di sini enak deh pokoknya.” Lain halnya dengan ungkapan Taufik, “Saya di sini banyak mengalami perkembangan, baik secara teori maupun praktek, karena selama saya disini saya mendapat pelajaran tentang budaya dan adat yang ada di Bali.”CPNS yang baru direkrut ini mempunyai potensi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kebun Raya Bali. Banyaknya karyawan yang pensiun pada tahun 2011 menyebabkan banyak posisi yang perlu ditempati oleh SDM baru yang professional. “Kami berharap bahwa CPNS baru bisa memajukan lembaga ini agar mampu bersaing dengan Kebun Raya lain di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi” ungkap Koordinator Kepegawaian Kebun Raya Bali, I Wayan Tapak, S.Sos.Saat ini Kebun Raya Bali didukung oleh 204 pegawai. Hal tersebut menjadi modal bagi Kebun Raya Bali untuk mengembangkan potensinya. Semua pegawai Kebun Raya Bali mempunyai tujuan yang sama yakni membangun Kebun Raya ini agar menjadi lebih baik lagi. Hal ini sesuai dengan penuturan Novi, salah satu CPNS baru, “Saya berharap bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada saya. Kerja sama dengan berbagai pihak perlu dibangun untuk menunjang tujuan Kebun Raya dalam konservasi tumbuhan.” Selamat bergabung dan berkarya di Kebun Raya Bali (I Gst Ngr Pt Dedi W).

INTERNSHIP PROGRAM OF LEO FRANIATTE

Leo Franiatte, pria jangkung asal Perancis ini pada bulan Februari 2011 telah melakukan internship program di Kebun Raya Bali. Leo panggilan akrabnya, tertarik untuk mempelajari koleksi tumbuhan Paku ( Pakis ) yang terdapat di Kebun Raya Bali di bawah bimbingan Kurator Koleksi Tumbuhan Paku, Wenni Setyo L, S.Si dan Dr. Bayu Adjie, Peneliti yang membidangi tumbuhan Paku. Leo mengaku sangat menggemari tanaman, hal ini sesuai dengan latar belakang pendidikannya di sekolah Superior Technician in Holticulture Spe-cialization of Botanical Gardening di Perancis.

Sebelumnya Leo pernah melakukan internship program serupa di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor pada tahun 2010. Pengalaman lain yang dimilikinya adalah sebagai Pengamat Bonsai, konservasi tumbuhan Alpine dan pernah bekerja di Pusat Rekreasi “Wednesday’s of Lyon” serta magang di beberapa Kebun Raya.

“Di sini saya dapat berinteraksi dan kerja bersama para pegawai. Saya berharap dapat kembali lagi ke Kebun Raya Bali untuk belajar lebih banyak tentang tumbuhan paku,” ungkap lajang kelahiran 26 tahun silam saat ditanya tentang pengalamannya berada di Kebun Raya Bali. Leo juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ir. I Nyoman Lugrayasa selaku Kepala Kebun Raya Bali dan semua pihak yang telah membantu selama menjalankan internship program (Renata L.).

Susunan redaksi:Pemimpin Umum: Kepala UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali-LIPI. Pemimpin Redaksi: Koordinator Jasa dan Informasi UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali-LIPI. Ketua Dewan Redaksi: Muntadliroh, S.I.Kom. Dewan Redaksi: I Wayan Mudarsa, SP, I Made Raharja Pendit, SP, I Gst Ngurah Putu Dedi Wirawan, A.Md, Renata Lusilaora, A.Md, Wenni Setyo L, S.Si, Wawan Sujarwo, M.P. Perwajahan: I Gede Wawan S, S.Sn. Alamat Redaksi: UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali-LIPI, Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali, 82191 Telp. (0368)2033211, 21273, Fax. (0368)22051. Redaksi menerima tulisan, foto dan gambar serta berhak memilih dan menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah isi.

SEMANGAT BARU REKAN CPNS 2011

Tahun 2011 Kebun Raya Bali kedatangan empat CPNS baru. Setelah melewati ribuan pesaing, akhirnya Novi Harun A.R., M.P, (S2 Pemuliaan Tanaman), Arief Priyadi, M.P (S2 Agronomi), Catur Nugroho, A.Md (D3 Teknik Mesin Otomotif ), dan Taufik Akbar, A.Md (D3 Teknik Elektro & Telekomunikasi) telah berhasil menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kebun Raya Bali. Mereka ditempatkan sesuai dengan bidang keahlian masing-masing sebagai Staf Peneliti, Teknisi Mesin dan Staf Teknologi Informatika . Mereka memiliki kesan tersendiri selama empat bulan bekerja di Kebun Raya Bali. “Saya ingin menambah pengetahuan tentang