ISSN 2338-9753 Volume 1 No 4 Desember 2015 Accountpnj.ac.id/upload/artikel/files/akuntansi/2.pdf ·...

15

Transcript of ISSN 2338-9753 Volume 1 No 4 Desember 2015 Accountpnj.ac.id/upload/artikel/files/akuntansi/2.pdf ·...

  • Redaksi Account menerima artikel penelitian untuk

    dimuat pada terbitan

    berikunya yang sesuai dengan ruangl lingkup jurnal ac-

    count.

    Kirim artikel anda ke

    [email protected].

    Sesuaikan format tulisan an-

    da dengan format yang terse-

    dia di halaman belakang, atau kirim email dengan isi

    request for format ke email

    diatas

    Account

    Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

    ISSN 2338-9753

    Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan (PD BKK) Tegal Barat Kota Tegal,. Ervani Candra Diyanti. Hesti Widianti. Hal 256-265.

    Analisis Dan Perhitungan Break Even Point (Bep) Sales Mix Paving Blok Di PT Borneo Abadi Samarinda. Achmad Rudzali. Selvy Damayanti. Hal 266-275.

    Faktor-Faktor Penentu Niat Mahasiswa Untuk Menjadi Pegawai Direktorat Jen-deral Pajak: Pendekatan Model Theory Of Reasoned Action. Yanto Darmawan. Yudi Santara Setyapurnama. Hal 276-284.

    Analisis Spillover Terhadap Pasar Ekuitas Negara Berkembang dan Negara Maju Periode 2003-2011. Husnil Barry . Hal 285-293.

    Perancangan Web Performance and Load Test Rig pada Microsoft Azure Cloud Platform untuk Sistem iBanking. Alfian Akbar Gozali. Hal 294-301.

    Pengaruh Likuiditas, Leverage, Dan Aktivitas Operasi Terhadap Kemampulabaan

    Pada Pt Kai Daop 2 Bandung. Renny Sukawati. Hal 302-307.

    Pengaruh Faktor Pendapatan, Pengetahuan Zakat Dan Kredibilitas Lembaga Pengelola Zakat Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada Lembaga Pengelola Za-kat (Kecamatan Medan Satria Kota Bekasi). Astri Yuningsih. Abdillah. Mulia Nasu-tion. Hal 308-315.

    Pengaruh Gross Domestic Product Dan Inflasi Terhadap Non Performing Financing Pada PT Bank Muamalat Indonesia Periode 2006-2013. Aidah Masthuroh. Efriyanto. Herbirowo Nugroho. Hal 316-322.

    Pengaruh Relationship Marketing terhadap Loyalitas Nasabah pada Bank BNI Syariah Kantor cabang Fatmawati. Agissa Ardania Putri. R. Elly Mirati. Aminah. Hal 323-330

    The Significance of Marketing Business Award on Corporate Reputation and Mar-keting Performance of Brand Holder Company in Indonesia. Silvia Rozza. Hal 331-341

    Volume 1 No 4 Desember 2015

    Ruang Lingkup: Account merupakan jurnal yang diterbitkan untuk memberikan ma-

    sukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang akuntansi, keuangan dan per-

    bankan. Artikel yang dimuat di jurnal ini merupakan kajian teoritis dan hasil riset

    terapan di bidang akuntansi, keuangan dan perbankan

    Redaksi Account

    menerima artikel penelitian untuk dimuat

    pada terbitan berikutnya

    yang sesuai dengan ruang lingkup jurnal account.

    Kirim artikel anda ke [email protected].

    Sesuaikan format tulisan an-da dengan format yang terse-

    dia di halaman belakang,

    atau kirim email dengan isi request for format ke email

    diatas

  • Volume 1 No 4 Desember 2015

    ISSN 2338-9753

    Susunan Redaksi:

    Pengarah: Abdillah, Fachrudin Mukhtar, Agus Supriadi, Lenny Brida, Zainal Nur Arifin

    Penangung Jawab:

    Elly Mirati

    Pimpinan Redaksi: Ali Masjono

    Tim Redaksi:

    Agus Purwaji, Titi Suhartati, Petrus Hari Kuncoro Seno, Nur Hasyim, Ahmad Abror, Bambang Waluyo, Silvia Roza, Supriatnoko.

    Mitra Bestari:

    Dr Cipto Wardoyo SE. M.Pd. M.Si., Ak. CA. (Universitas Negeri Malang) Dr. Lana Sularto SE. M.M.Si. (Universitas Gunadharma) Utami Puji Lestari. Ph.D. (Politeknik Negeri Jakarta) Dr. Silvia Roza (Politeknik Negeri Jakarta) Dr Supriatnoko (Politeknik Negeri Jakarta) Dr Endang PB (Politeknik Negeri Jakarta) Dr Nurhasyim (Politeknik Negeri Jakarta) Dr Ade Sukma Mulya (Politeknik Negeri Jakarta) Dr Silvia Roza (Politeknik Negeri Jakarta) Dr. Supriatnoko (Politeknik Negeri Jakarta) Dr. Ida Nurhayati (Politeknik Negeri Jakarta)

    Layout dan sirkulasi : Darwin dan Afriza Wijaya

    Artikel yang dimuat di Account, jurnal akuntansi, keuangan dan perbankan berupa

    hasil penelitian sesuai dengan ruang lingkup jurnal yang ditulis oleh dosen, praktisi,

    mahasiswa, pelaku ekonomi, dan siapa saja yang berminat dalam pengembangan

    bidang akuntansi, keuangan dan perbankan.

    Tujuan dari penerbitan jurnal ini untuk menyediakan forum khusus untuk publikasi

    hasil penelitian bagi para praktisi, dosen atau siapa saja yang berminat. Untuk

    menyalurkan berbagai pemikiran baru dan tujuan lainnya yang relevan.

  • Volume 1 No 4 Desember 2015

    ISSN 2338-9753

    Dari Redaksi

    Sampai terbitan ke 4 edisi Desember 2015 Account telah mendapatkan dukungan

    dari berbagai penulis di Indonesia. Kali ini ucapan terima kasih ditujukan kepada

    para penulis dan peneliti dari Politeknik Harapan Bersama, Tegal, Politeknik Negeri Samarinda, Akademik Akuntansi YKPN Yogyakarta dan Universitas

    Telkom Bandung yang telah menyumbangkan artikelnya untuk dimuat pada terbi-

    tan ini.

    Setiap terbit, Account telah diedarkan ke seluruh Indonesia sebanyak 175 examplar secara pisik (edisi cetak) kepada Perguruan Tinggi yang memiliki program studi

    akuntansi, keuangan dan Perbankan dan kepada para peneliti yang inline dengan

    jurnal ini, dan secara online juga telah dibaca oleh berbagai kalangan melalui

    http://akuntansi.pnj.ac.id

    Semoga bermanfaat.

    Depok Desember 2015

    Pimpinan Redaksi

  • Account: Achmad Rudzali, Selvy Damayanti

    Politeknik Negeri Jakarta, 2015 Halaman 266

    ANALISIS DAN PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT (BEP) SALES

    MIX PAVING BLOK DI PT BORNEO ABADI SAMARINDA

    Achmad Rudzali

    Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda

    Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan Samarinda Kalimantan Timur

    Selvy Damayanti

    Jurusan Akuntansi Manajerial Politeknik Negeri Samarinda

    Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan Samarinda Kalimantan Timur

    Abtract The aim of this research to find out how much the volume of salesbe achieved Abadi PT Borneo Samarinda in

    producing and selling 3 types of paving blocks namely; K-300, kanstin, and hexagon. They are not loss nor a

    profit or in the condition of the break even point (BEP) in selling the pavings. Research method is causal

    comparative quantitative approach. Least squares analysis tools for separating the fixed and variable costs.

    Fixed costs, variable unit, contribution margin were counted step by step, to determined production and sales.

    Graph analysis BEP is used to explained break-even point has been reached by PT Borneo Samarinda Abadi.

    Then It was planned to got profit and increased product unit. The break even point (BEP), the quantity was

    1.527unit as relatively; 84 units, 1,318 units and 126 units. While plan to profit was Rp7.193.679,00.Unit

    product was 2,000 units, as relatively 200 units, 1,500 units and 300 units which price of sales was

    Rp63.654.000,00.

    Keywords: BEP, K-300, kanstin, Hexagon

    Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar volume penjualan yang harus dicapai PT

    Borneo Abadi Samarinda dalam memproduksi dan menjual 3 jenis paving blok yaitu; K-300, kanstin, dan

    hexagon. Sehingga usaha ini tidak rugi dan tidak pula untung atau dalam kondisi break even point (BEP)

    didalam menjual 3 jenis paving blok tersebut. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif

    dengan jenis pendekatan kausal komparatif, alat analisis least square untuk memisahkan biaya tetap dan biaya

    variabel. Tahapan-tahapan dalam menghitung produk bauran yaitu penentuan biaya tetap, menentukan biaya

    dan unit variabel, menentukan margin kontribusi dan unit margin kotribusinya, pembebanan unit margin

    kontribusi serta penentuan volume produksi dan penjualannya. Analisa Grafik BEP digunakan untuk

    memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai titik impas telah dicapai oleh PT Borneo Abadi Samarinda,

    yang digunakan untuk memperoleh laba yang direncanakan dengan meningkatkan unit produksi. Diperoleh

    bahwa titk impas atau BEP berada pada saat usaha ini mencapai produksi dan penjualan sebesar 1.527unit

    yang berturut turut adalah 84 unit, 1.318 unit, dan 126 unit. Sedangkan perkiraan laba apabila yang

    diinginkan sebesar Rp7.193.679,00. Maka unit produksi sebanyak 2.000 unit dengan rincian berturut-turut

    adalah 200 unit, 1.500 unit, dan 300 unit dengan nilai penjualan sebesar Rp63.654.000,00.

    Kata kunci: BEP, K-300, kanstin, hexagon.

    Pendahuluan PT Borneo Abadi Samarinda merupakan

    perusahaan yang bergerak di bidang penjualan

    material bangunan untuk memenuhi kebutuhan

    para kontaktor pembangun yang menghasilkan

    beberapa produk dalam proses produksinya yaitu

    jenis paving blok K-300, kanstin, dan hexagon.

    Dalam memenuhi kebutuhan para

    kontraktor pembangunan, perusahaan ini secara

    terus menerus melakukan produksinya, dengan

    anggapan bahwa dengan memproduksi 3 jenis

    paving blok tersebut, dapat memperoleh

    keuntungan bagi perusahaan. Namun seiring

    dengan perjalan waktu, perusahaan ini belum

    pernah melakukan analisa produksinya sejauh

    mana perusahaan ini telah memperoleh keuntungan

    dari memproduksi 3 jenis paving blok. Artinya

    seberapa banyak dari masing-masing jenis paving

    blok tersebut harus diproduksi hingga mencapai

    titik impas, dimana kuantitas produksi dari masing-

    masing jenis paving harus dijual dan diproduksi

    sehingga usaha ini tidak menderita kerugian, tetapi

    juga tidak untung. Sehingga perusahaan dapat

    merencanakan produksinya agar dapat memperoleh

    keuntungan.

  • Account: Achmad Rudzali, Selvy Damayanti

    Politeknik Negeri Jakarta Halaman 267

    Anisa dalam tulisannya di tahun 2012

    dengan judul analisis dan perhitungan Break Even

    Point (BEP) Sales Mix terhadap penjualan roti

    sebagai alat perencanaan laba. Break even point,

    contribution margin, memperoleh hasil penelitian

    bahwa berdasarkan break even point untuk sales

    mix penjualn roti sebesar Rp154.308.043,- atau

    sebanyak 51.436,02 unit. Perusahaan menetapkan

    laba sebesar Rp25.000.000,- atau 81,89% dan

    penjualan sebesar Rp 261.374.110,23 atau

    87.124,70 unit. Dari penelitian ini Anisa tidak

    menyebutkan secara jelas jenis roti apa saja yang

    dijual oleh usaha tersebut. Analisis Break Even

    untuk Merencanakan Laba pada PT. Tambi

    Wonosobo” (Break Even Point, Contribution

    Margin, Margin Of Safety) yang ditulis oleh Tati

    Uswatun Khasanah di tahun 2007 memperoleh

    hasil bahwasanya berdasarkan analisis besarnya

    break even point total tahun 2007 R p

    4.002.526.300,-, untuk teh hitam basah Rp

    923.440.000,-, untuk teh hitam kering

    Rp3.585.121.000,- margin of safety total adalah

    62% atau R p 6.596.490.000,-. margin of safety

    masing-masing produk 75% atau R p

    2.724.750.000,-, untuk teh hitam basah dan49%

    atau Rp3.433.185.000,- untuk teh hitam

    kering.Dari analisa BEP yang ditulis Tati

    Uswatun Khasanah terlihat jelas tentang 2 jenis teh

    dimana masing-masing perolehan nilai jualnya dan

    besaran margin of safety. Lamsihar ditahun 2007

    menulis tentang Analisis Perhitungan Biaya

    Volume Laba Untuk Mencapai Target Laba pada

    PT. Indoteras Sumatera Medan. (Break Even Point

    Contribution Margin, Margin Of Safety, Operating

    Leverage dan Laba). Hasil penelitian yang

    diperolehnya adalah Penjualan oli mesin dengan

    merek Mesran terjadi selisih target laba yang

    direncanakan perusahaan dengan ralisasi sebesar

    Rp22.930.880,-. Penjualan sebesar Rp16.257.400,-

    . Biaya tetap sebesar Rp4.380.000,-. Biaya varabel

    sebesar Rp2.293.480,-. Target laba perusahaan

    perlu menjual sebanyak 7.566 unit pertahun.

    Walaupun produk yang dianalisa dalam BEP

    adalah produk tunggal, namun Lamsiar dalam

    analisanya melakukan kajian yang mendalam

    melalui contribution margin, margin of safety,

    operating leverage dan laba.

    Reviu Pustaka

    Biaya

    Biaya merupakan hal penting bagi

    industri, sebab dengan berbagai macam biaya

    dapat diketahaui atau dijadikan pedoman dalam

    pengambilan keputusan mengenai harga jual dan

    produk tersebut. Penyajian dan analisa dari data-

    data biaya akan memberikan kegunaan atau

    maksud maksud berikut: (a) Perencanaan laba

    dengan menggunakan budget-budget sebagai alat.

    (b) Pengendalian biaya-biaya melalui akuntansi

    tanggung jawab. (c) Pengukuran laba tahunan atau

    laba berkala termasuk penilaian persediaan. (d)

    Memberi bantuan dalam menetapkan harga jual

    dan suatu kebijaksanaan harga, dan (e)

    Memberikan data-data biaya yang bersangkut-paut

    untuk proses analisa untuk pengambilan

    keputusan.

    Klasifikasi biaya berdasarkan pola perilaku

    biaya ini dapat digolongkan menurut Bustami dan

    Nurlela (2009:7) yaitu: (a) Biaya variabel (variabel

    cost) adalah biaya yang secara total berubah

    sebanding dsengan aktivitas atau volume produksi

    dalam rentang relevan tetapi per unit bersifat

    tetap. ( b ) Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya

    yang secara total tetap dalam rentang relevan tetapi

    per unit berubah, dan (c) Biaya campuran (mixed

    cost) adalah biaya yang mengandung unsur biaya

    tetap dan biaya variabel, biaya campuran disebut

    juga biaya semi variabel. Biaya semi variabel

    adalah biaya yang pada aktivitas tertentu

    memperlihatkan karakteristik biaya tetap maupun

    biaya variabel.

    Volume Penjualan

    Mulyadi (2005:239) mendefinisikan

    “volume penjualan merupakan ukuran yang

    menunjukkan banyaknya atau besarnya jumlah

    barang dan jasa yang terjual”. Dan volume

    penjualan menurut Swastha dan Basu (2005:136),

    menyatakan bahwa “volume penjualan adalah

    penjualan bersih dari laporan laba rugi perusahaan.

    Penjualan bersih ini diperoleh perusahaan melalui

    hasil penjualan seluruh produk selama jangka

    waktu tertentu dan hasil penjualan yang dicapai

    dari market share yang merupakan pasar

    potensial, yang dapat terdiri dari kelompok

    pembeli selama jangka waktu tertentu. Sementara

    Kotler (2004:68) menyatakan bahwa volume

    penjualan adalah barang yang terjual dalam bentuk

    uang untuk jangka waktu tertentu yang didalamnya

    mempunyai strategi pelayanan yang baik.

    Berdasarkan keempat pendapat para ahli di atas

    maka dapat disimpulkan bahwa volume penjualan

    merupakan hasil penjualan produk (barang atau

    jasa) selama satu periode tertentu.

    Titik Impas atau Break Even Point

    Break even atau titik impas adalah keadaan suatu

    perusahaan yang pendapatan penjualannya sama

    dengan jumlah total biayanya, atau besarnya

    contribution margin sama dengan total biaya

    tetapnya, dengan kata lain perusahaan tidak

    memperoleh laba tetapi tidak menderita rugi atau

    rugi labanya sama dengan nol (Supriyono,

    1999:516-517). Menurut Mulyadi (1997:230)

    Break even atau impas adalah keadaan suatu usaha

    yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita

    rugi atau dengan kata lain suatu usaha dikatakan

    impas jika jumlah pendapatan (revenues) sama

    dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi

    hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap

    saja. Sedangkan menurut Samryn (2012:174) break

    even atau titik impas merupakan tingkat aktivitas

    dimana suatu organisasi tidak mendapat laba dan

  • Account: Achmad Rudzali, Selvy Damayanti

    Politeknik Negeri Jakarta Halaman 268

    juga tidak menderita rugi. Syamsuddin (2007:90)

    Break even point dapat diartikan sebagai suatu titik

    atau keadaan dimana perusahaan didalam

    operasinya tidak memperoleh keuntungan dan juga

    tidak menderita kerugian, dengan kata lain dalam

    keadaan tersebut keuntungan atau kerugian adalah

    sama dengan nol.

    Keadaan break even point menunjukkan

    jumlah laba sama dengan nol atau bahwa

    penghasilan total sama dengan biaya total. Tujuan

    titik impas adalah untuk mencari tingkat aktivitas

    dimana pendapatan dari hasil penjualan sama

    dengan jumlah semua biaya variabel dan biaya

    tetap.

    Biaya variabel merupakan jenis biaya yang

    selalu berubah sesuai dengan perubahan volume

    produksi. Biaya tetap merupakan jenis biaya yang

    selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume

    produksi atau penjualan. Biaya ini umumnya

    dihubungkan dengan waktu, sehingga biaya ini

    relatif konstan atau tetap selama satu periode

    tertentu. Dari definisi para ahli di atas dapat ditulis

    secara persamaan matematis sebagai berikut.

    Bahwasanya laba(R) = penjualan(TR) – Biaya

    (TC). Dalam kondisis BEP, variabel R bernilai 0.

    Sehingga persamaan menjadi

    R=TR – TR

    Dalam kondisi Break Even Point (BEP)

    TR – TC=0

    TR=TC...................................................(2.1)

    Jika TC= FC + VC, maka

    TR= FC + VC.

    FCVCPQ

    FCVCQPQ

    QVCFCPQ

    )(

    .

    )2.2(.........................VCP

    FCBEP

    unitdalamBEP

    Q

    Sedangkan BEP dalam rupiah diperoleh dengan

    cara

    P

    VC

    P

    P

    FCBEPRp

    3).......(2.....................

    1P

    VC

    FCBEPRp

    Keterangan :

    TR= Total Pendapatan

    FC = Total Biaya Tetap

    VC = Total Biaya Variabel

    P = Penjualan

    Perubahan-perubahan yang Mempengaruhi

    Break Even

    1. Perubahan total biaya tetap mempengaruhi total biaya dan laba

    juga secara langsung akan

    mempengaruhi jumlah break even

    point karena biaya tetap merupakan

    jumlah yang harus ditutup oleh

    kelebihan penjualan atas biaya

    variabel.

    2. Perubahan biaya variabel per unit akan mempengaruhi total biaya dan laba

    perushaan. Perubahan biaya variabel

    per unit ini berpengaruh juga terhadap

    contribution margin dan break even.

    Biaya variabel akan berubah-ubah

    mengikuti jumlah produk yang akan

    diproduksi.

    3. Perubahan ini mempunyai pengaruh langsung terhadap penerimaan

    pendapatan perusahaan. Penerimaan

    pendapatan merupakan unsur

    pembentuk break even point, jika

    besarnya break even point akan

    berubah maka jumlah laba akan ber-

    ubah. Perubahan harga jual juga akan

    mempengaruhi volume penjualan.

    Margin Kontribusi Sugiri (2002:107) menjelaskan bahwa

    margin kontribusi merupakan “selisih antara hasil

    penjualan dan seluruh komponen biaya variabel

    (produksi, administrasi dan penjualan)”.

    Menurut Armila (2006:180) dalam

    menggunakan analisis biaya- volume-laba, konsep

    yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah

    laporan margin kontribusi. margin kontribusi

    merupakan selisih antara penjualan dengan biaya

    variabel pada tingkat kegiatan tertentu. Selisih

    tersebut dapat digunakan untuk menutup biaya

    tetap secara keseluruhan dan sisanya merupakan

    laba. Jika margin kontribusi > biaya tetap maka

    perusahaan mendapat laba; jika margin kontribusi

    < biaya tetap maka akan rugi dan jika margin

    kontribusi = biaya tetap maka perusahan dalam

    keadaan posisi impas (tidak laba dan tidak rugi).

    Margin Kontribusi = Total Penjualan-Biaya

    Variabel ................................................(2.4)

    %100arg

    arg xPenjualan

    siinKontribuMKontribusiinMRasio

    ...................................................(2.5)

    Samryn (2012:173).

    Pengertian Bauran Penjualan (Sales Mix)

    Samryn (2012:188) mendefinisikan bauran

    penjualan (sales mix) merupakan “komposisi relatif

  • Account: Achmad Rudzali, Selvy Damayanti

    Politeknik Negeri Jakarta Halaman 269

    penjualan produk perusahaan”. Penjualan dihitung

    dengan menyatakan penjualan tiap produk sebagai

    persentase dari total penjualan. Bauran penjualan

    terdapat dalam perusahaan yang memproduksi atau

    menjual lebih dari satu jenis produk. Pelaku bauran

    penjualan yang umum termasuk usaha-usaha

    dengan perorangan sampai dengan pasar swalayan.

    Bauran penjualan dapat dibuat analisis hubungan

    biaya volume dan laba sebagaimana dapat dibuat

    untuk penjualan produk tunggal. Terhadap bauran

    penjualan juga dapat dibuat hitungan titik impas,

    target penjualan untuk mendapatkan laba tertentu,

    margin keamanan, dan titik penutupan usaha baik

    untuk tiap produk maupun keseluruhan produk.

    Pengertian Laba

    Biaya, harga jual, volume produksi tidak

    dapat dilakukan secara terpisah karena saling

    berkaitan. Soemarso (2004:227) laba adalah

    merupakan selisih antara pendapatan dan

    pengeluaran atau suatu kelebihan pendapatan yang

    diterima oleh perusahaan sesudah dikurangi

    pengorbanan yang dikeluarkan, yang merupakan

    kenaikan bersih atas modal yang berasal dari

    kegiatan usaha.

    Pengertian laba yang dianut oleh struktur

    akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran

    pendapatan dan biaya. Dari pengertian tersebut

    dapat disimpulkan bahwa laba adalah selisih

    antara total penghasilan dan total biaya

    yang dikeluarkan pada suatu kegiatan usaha. Dalam

    analisis cost-volume-profit yaitu total penjualan

    (price per unit times quantities of sales) dikurangi

    total cost (fixed cost plus variable cost).

    Pemisahan Biaya Menggunakan Metode Least

    Square

    Adisaputro dan Asri (2003:147) alat

    analisis kedua yang digunakan untuk memisahkan

    biaya yakni Metode Kuadrat Terkecil (Last

    Square). Metode ini berbentuk garis lurus, dengan

    menggunakan metode ini penulis dapat

    menentukan hubungan antar biaya dengan volume

    kegiatan. Adapun bentuk persamaan garis lurus y

    = a + bx, dimana y merupakan variabel tidak

    bebas (dependen variabel) yaitu variabel yang

    perubahannya ditentukan oleh perubahan pada

    variabel x yang merupakan variabel bebas

    (independen variabel). Variabel y menunjukkan

    biaya sedangkan varabel x menunjukkan volume

    kegiatan. Mulyadi (2005:474). Dalam persamaan

    tersebut menunjukkan unsur biaya tetap dalam y

    sedangkan b menunjukkan unsur biaya variabel.

    Rumus perhitungan a dan b dapat dijelaskan di

    bawah ini.

    Untuk menentukan parameter b dpakai rumus

    berikut :

    22.

    ..

    xxn

    YXXYnb

    ...............................(2.6)

    Sedangkan rumus untuk parameter a adalah :

    n

    XbYa

    .

    ..............................................(2.7)

    Keterangan:

    y = total biaya

    x = ukuran kegiatan

    a = biaya tetap per unit

    b = biaya variabel per unit

    n = jumlah data

    Samryn (2012:177) mengemukakan bahwa

    analisis impas juga dapat dibuat dengan

    menggunakan grafik. Grafik titik impas

    digambarkan dengan menggunakan margin

    kontribusi. Dalam grafik daerah margin kontribusi

    terletak antara garis penjualan dengan garis biaya

    variabel. Cara meletakkan garis penjualan dan total

    biaya sama dengan cara diatas. Yang berbeda

    adalah garis biaya tetap berimpit dengan garis

    biaya. Biaya variabel ditarik ke kanan atas dari titik

    nol perpotongan sumbu x (garis volume) dan

    sumbu y (garis biaya).

    Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan adalah

    kuantitatif deskripsi, di mana penulis mencari nilai

    Break Event Pont (BEP) dari industri yang

    memproduksi 3 (tiga) jenis batako K-300, kanstein

    dan hexagon. Peneliti terdahulu dalam mencari

    BEP produk bauran mengamati 2 jenis barang

    produksi. Sedangkan penulis melakukan penelitian

    kepada 3 (tiga) jenis produksi.

    Porposive sampling adalah data yang

    digunakan dalam penelitian ini. Penggunaan

    metode ini dipakai karena pertimbangan bahwa

    jenis batako ini lebih banyak permintaannya, selain

    hampir secara berkala selalu dipesan oleh para

    kontraktor bangunan. Untuk jenis lain selain k-300,

    kanstin dan hexagon, walaupun tersedia namun

    sifatnya hanya insidensil saja.

    Objek Penelitian Dalam kegiatan akademis ini penulis

    mengambil obyek penelitian tentang penjualan

    hasil produksi paving blok jenis paving blok k-300,

    kanstin, dan hexagon pada perusahaan PT Borneo

    Abadi pada tahun 2012, 2013 dan 2014 yang

    berdomisili di Jl. Untung Suropati No 09

    Samarinda.

  • Account: Achmad Rudzali, Selvy Damayanti

    Politeknik Negeri Jakarta Halaman 270

    Teknik Pengumpulan Data

    Data diperoleh dari dokumen perusahaan

    berupa rencana anggaran biaya, catatan penjualan

    dan data penunjang lainnya.

    Teknik dan Alat Analisis

    Teknik dan alat analisis yang digunakan

    penulis adalah sebagai berikut:

    1. Mengumpulkan variabel-variabel yang digunakan dalam menentukan titik impas antara

    data biaya dan data harga jual.

    2. Mengklasifikasikan biaya-biaya tersebut menjadi biaya tetap dan biaya variabel.

    3. Dalam analisis titik impas, biaya yang dikeluarkan perusahaan harus dipisahkan ke

    dalam biaya tetap dan biaya variabel. Demikian

    juga untuk biaya semi variabel yang

    mempunyai unsur biaya tetap dan biaya

    variabel harus dipisahkan terlebih dahulu ke

    dalam kedua jenis biaya tersebut.

    4. Penentuan titik impas dengan menggunakan alat analisis yaitu Analisis Break Even Point

    dengan metode Matematis.

    Didalam menentukan Break Even Point untuk

    produk bauran (Sales Mix) diperlukan

    beberapa tahapan yang meliputi:

    1. Penentuan biaya tetap (determinasi fixed cost)

    Determinasi Fixed Cost adalah

    mengalokasikan semua harga

    perolehan aktiva menjadi beban

    penyusutan per bulan, serta

    membebankan biaya per bulan

    (monthly expense)–nya, sehingga

    diperoleh Fixed Cost.

    2. Penentuan biaya variabel dan unit variabel

    3. Penentuan margin kontribusi dan unit margin kontribusi

    Margin Kontribusi = Penjualan- Biaya

    Variabel

    4. Pembebanan unit margin kontribusi (Contribution Margin)

    Beban unit margin kontribusi dapat dihitung

    dengan cara mengalikan masing-

    masing unit margin kontribusi.

    5. Menentukan volume produksi dan penjualan

    Kuantitas = Biaya Tetap : Pembebanan unit

    margin kontribusi

    Persamaan Break Even Point :

    Pendapatan (Sales) - Biaya Variabel-Biaya

    Tetap = 0

    5. Grafik Break Even Point Grafik untuk perhitungan titik impas dalam

    pendekatan konvensional seperti gambar berikut :

    Samryn (2012:178)

    Gambar 3.1 Grafik Titik Impas

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Penyajian data pada Tabel 4.1 adalah daftar

    harga jual paving blok di PT Borneo Abadi

    Samarinda.

    Tabel 4.1

    Daftar Harga Produk Paving Blok

    No Produk Paving Harga Jual/Unit

    1 K-300 Rp 2.670,-

    2 Kanstin Rp 42.000,-

    3 Hexagon Rp 4.000,-

    Total Rp 48.670,-

    Sumber : data dari PT Borneo Abadi Samarinda

    Pemisahaan Realisasi Biaya Semivariabel

    Biaya semivariabel yang terdapat pada PT

    Borneo Abadi Samarinda adalah biaya listrik, biaya

    air, pemeliharaan mesin produksi. Pemisahan biaya

    ini dilakukan karena biaya semivariabel terdapat

    unsur-unsur biaya tetap dan biaya variabel. Dan

    menurut Bastian dan Nurlela (2006:208), untuk

    menganalisis break even point, seluruh biaya yang

    ada dapat dipisahkan menjadi dua jenis saya yaitu

    biaya tetap dan biaya variabel, untuk itu dilakukan

    pemisahan biaya semivariabel ini. Pemisahan biaya

    semivariabel ini menggunakan metode last square.

    Setelah dilakukannya perhitungan pemisahan biaya

    semivariabel PT Borneo Abadi Samarinda, biaya

    variabel sebesar Rp8.309.524.909,00 dan biaya

    tetap sebesar Rp1.956.839.162,00

    Perhitungan Break Even Point (BEP) Bauran

    1. Penentuan Biaya Tetap (Determinasi Fixed Cost)

    Dasar perhitungan titik impas untuk produk

    bauran perlu dilakukan. Hal ini dilakukan untuk

    penentuan biaya tetap (determinasi fixed cost)yang.

    Penentuan biaya tersebut dapat dilihat pada Tabel

    4.2 di bawah ini.

  • Account: Achmad Rudzali, Selvy Damayanti

    Politeknik Negeri Jakarta Halaman 271

    Tabel. 4.2

    Realisasi Biaya Tetap

    No Nama Perkiraan Biaya Bulan Umur

    Ekonomis Biaya/ Bulan

    1 Biaya peny. Mesin 511.337.989 14.203.833 - 14.203.833

    2 Biaya peny. Kendaraan 121.953.190 3.387.589 - 3.387.589

    3 Pemeliharaan mesin (462.158.277) (12.837.730) - (12.837.730)

    4 PemeliharaanKendaraan (59.918.989) (1.664.416) - (1.664.416)

    5 Biaya Karyawan 1.143.576.716 31.766.020 - 31.766.020

    6 Alat Tulis Kantor 33.613.668 933713 - 933.713

    7 B. Fotocopy/Percetakan 952.200 26.450 - 26.450

    8 Benda-benda Pos peng.

    Dokumen 8.262.000 229.500 - 229.500

    9 Biaya Listrik Air 21.665.887 601.830 - 601.830

    10 Biaya Telp/Fax 1.990.208 55.284 - 55.284

    11 Biaya Umum 157.009.476 4.361.374 - 4.361.374

    12 B. Adm Bank 2.970.000 82.500 - 82.500

    13 Biaya Matrai 3.600.000 100.000 - 100.000

    14 B. peny Bangunan 364.944.708 10.137.353 - 10.137.353

    15 B. peny Inventaris Kantor 37.792.011 1.049.778 - 1.049.778

    16 B. Pemeliharaan Bangunan

    Kantor 59.244.441 1.645.679 - 1.645.679

    17 B. Pemeliharaan Inventaris

    Kantor 10.013.934 278.165 - 278.165

    JUMLAH 1.956.849.162 54.356.921 - 54.356.921

    Sumber: data diolah

    2. Penentuan Biaya Variabel Dan Unit Variabel

    Dasar perhitungan titik impas bauran biaya

    variabel dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.

    Tabel 4.3

    Realisasi Biaya Variabel (Dalam Rupiah)

    No Biaya Variabel K-300 KANSTIN HEXAGON Total

    1 Bahan Baku 3.078.426.820 125.255.956 2.060.908.487 5.272.667.515

    2 Gaji Karyawan 908.452.248 36.866.659 606.588.396 1.551.907.302

    3 THR/Bonus/Honor 74.242.373 3.018.395 49.562.554 126.823.322

    4 Biaya Pengobatan 23.022.282 935.993 15.369.163 39.327.438

    5 Fee Produksi 83.589.121 3.398.396 55.802.235 142.789.752

    6 Pemeliharaan mesin 708.416 28.801 472.923 1.210.140

    7 Pem. Kendaraan 270.287 10.989 180.438 461.714

    8 Biaya Penjualan 93.353.236 3.795.366 62.320.541 159.469.143

  • Account: Achmad Rudzali, Selvy Damayanti

    Politeknik Negeri Jakarta Halaman 272

    No Biaya Variabel K-300 KANSTIN HEXAGON Total

    9 Biaya Listrik Air 39.627.186 1.611.081 26.454.227 67.692.494

    10 Biaya Telp/Fax 12.925.948 525.517 8.629.075 22.080.539

    11 B. Transfer 2.337.195 95.021 1.560.259 3.992.475

    12 B. Pemeliharaan Bangunan

    Kantor 28.748.262 1.168.788 19.191.699 49.108.749

    13 B. Pemeliharaan Inventaris

    Kantor 2.067.650 84.062 1.380.317 3.532.029

    Total 4.860.896.690 197.656.642 3.250.971.578 8.309.524.909

    Sumber : data diolah

    3. Menentukan Margin Kontribusi Penentuan Menentukan Margin

    Countribution Margin) dan Unit Margin

    Kontribusi (Unit Countribution Margin)

    Total penjualan untuk seluruh produk sudah

    diketahui sebesar Rp23.227.024.218 dan total unit

    biaya variabel Rp8.309.524.909. Dengan demikian

    dengan menggunakan persamaan Margin

    Kontribusi = Total Penjualan – Biaya Variabel

    diperoleh;

    Margin Kontribusi = Rp 48.670 - Rp 46.118

    Margin Kontribusi = Rp 2.552

    Sedangkan unit contribution margin

    diperoleh melalui prosentase harga per unit setiap

    jenis produk dari total (pendapatan- biaya variabel).

    Hal ini terlihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.

    Tabel 4.4

    Perbandingan harga unit (Dalam Rupiah)

    Jenis Produk Harga/Un

    it %

    Biaya

    Variabel

    (unit)

    Pendapatan - Biaya

    Variabel

    Margin

    Kontribusi

    (unit)

    K-300 2.670 5,49% 1.214 1.456 2.530

    KANSTIN 42.000 86,30% 1.216 40.784 39.798

    HEXAGON 4.000 8,22% 122 3.878 3.790

    Total 48.670 100,00% 2.552 46.118 46.118

    Sumber : data diolah

    4. Pembebanan Unit Margin Kontribusi (Contribution Margin) Beban unit margin kontribusi dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.

    Tabel 4.5

    Pembebanan Unit Margin Kontribusi

    Keterangan Unit Margin

    Kontribusi % Harga per unit

    Beban Unit Margin

    Kontribusi

    K-300 1.456 5,49% 80

    KANSTIN 40.784 86,30% 35.195

    HEXAGON 3.878 8,22% 319

    Total 46.118 100,00% 35.593

    Sumber: data diolah

    5. Tahapan Menentukan Volume Produksi dan Penjulan

    Pada bagian ini biaya tetap termasuk di

    dalam menentukan volume produksi dan penjualan

    dengan perhitungan membagi beban tetap dengan

    beban countribution margin. Dimana diperoleh

    biaya tetap sebesar Rp78.684.098 dan beban

    countribution margin sebanyak 35.593 unit, maka

    besarnya kuantitas yang harus diproduksi dapat di

    perhitungkan sebagai berikut.

    Kuantitas = Beban tetap : beban margin kontribusi

    Kuantitas = Rp54.356.921 : 35.593

    Kuantitas = 1.527 Unit. Sedangkan volume produk

    yang harus diproduksi yang terjual untuk masing-

    masing produk paving blok, dapat dilihat pada

    Tabel 4.6 di bawah ini.

    Tabel 4.6

    Menentukan volume produksi dan penjualan (Dalam Rupiah)

    Keterangan K-300 KANSTIN HEXAGON Total

    Harga Satuan 2.670 42.000 4.000 48.670

    Tarip % 5.49% 86.29% 8.22% 100%

    Biaya Variabel (unit) 1.214 1,216 122 2.552

  • Account: Achmad Rudzali, Selvy Damayanti

    Politeknik Negeri Jakarta Halaman 273

    Keterangan K-300 KANSTIN HEXAGON Total

    Margin Kontribusi (unit) 1.456 40.784 3.878 46.118

    Rerata Tertimbang CM 80 35.195 319 35.593

    Total Quantity 1.527

    Distribusi Q 84 1.318 126 1.527

    Penjualan 323.802 55.350.739 502.048 56.076.477

    Biaya Variabel 101.708 1.602.535 15.312 1.719.556

    Margin Kontribusi 121.982 53.748.204 486.735 54.356.921

    Biaya Tetap 2.981.980 46.907.555 4.467.386 54.356.921

    Laba/ Rugi (2.859.998) 6.840.649 (3.980.651) 0 (NIHIL)

    Sumber : data diolah

    Dengan demikian titik impas (BEP) dari produk

    bauran ini adalah sebesar 1.527 unit, yang terdiri

    dari produk paving k-300 sebanyak 84 unit, kanstin

    1.318 unit, dan hexagon sebanyak 126 unit. Jadi

    dalam mencapai titik impas dapat diketahui dalam

    laba dan rugi untuk keseluruhan produk, yaitu

    Total Laba-Rugi = (Rp2.859.998) + Rp6.840.649 +

    (Rp3.980.651), dan Total Laba-Rugi = Rp0,-

    (Nihil), jika digambarkan dalam bentuk tampak

    seperti Gambar 4.1 di bawah

    ini.

    Gambar 4.1 Grafik Perolehan Laba Setelah Titik BEP PT Borneo Abadi Samarinda

    Sebagai ilustrasi untuk memperoleh laba, maka produksi dari paving blok k300, kanstin, dan hexagon

    penulis berikan gambaran sebagai berikut.

    Dalam kondisi titik impas dimana produk paving agar mendapatkan laba maka diilustrasikan gambaran

    laba sebagai berikut :

    K-300 84 unit menjadi 200 unit

    Kanstin 1.315 unit menjadi 1.500 unit

    Hexagon 126 unit menjadi 300 unit

    1.527 unit 2.000 unit

    Sebagai uraian untuk mencari besarnya laba dimana berdasarkan titik impas yang telah diketahui, maka

    perhitungan penulis gambarkan sebagaimana keterangan dibawah ini :

    Penjualan : K-300 = Rp 2.670 x 200 unit = Rp 534.000,00

    Kanstin = Rp 42.000 x 1.500 unit = Rp 63.000.000,00

    Hexagon = Rp 4.000 x 300 unit = Rp 120.000,00 +

    Total Penjualan Rp 63.654.000,00

    Biaya :

    Biaya Tetap Rp 54.356.921,00

    BEP

    54.356.921

    1.527 Unit

    Rp.

    56.076.447 7.193.679

    2.000

    63.654.000

    TC

    TR

  • Account: Achmad Rudzali, Selvy Damayanti

    Politeknik Negeri Jakarta Halaman 274

    Biaya Variabel :

    K-300 = Rp 1.214 x 200 unit = Rp 242.800,00

    Kanstin = Rp 1.216 x 1.500 unit = Rp 1.824.000,00

    Hexagon = Rp 122 x 300 unit = Rp 36.600,00 +

    Total Biaya Variabel Rp 2.103.400,00 +

    Total Biaya Rp 56.460.321,00

    Laba Rp 7.193.679,00

    Kesimpulan

    Simpulan

    Dari hasil perhitungan dan pembahasan

    yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat

    disimpulkan bahwa penjualan produk paving blok

    pada PT Borneo Abadi Samarinda telah mencapai

    break even point pada saat volume penjualan

    mencapai 1.527 unit dengan nilai penjualan sebesar

    Rp56.076.477,00. Karena BEP ini adalah multi

    produk, maka rincian unit terdiri dari paving blok

    jenis K-300 sebanyak 84 unit, kanstin sebanyak

    1.318 unit dan 126 unit dengan nilai penjualan

    secara berturut-turut adalah Rp323.802,-,

    Rp55.350.739,- dan Rp502.048,-.

    Setelah diketahui tingkat titik impas (BEP),

    sebagai ilustrasi kuantitas penjualan dinaikkan 18%

    yang terbagi kedalam 3 jenis produk yaitu K-300

    sebanyak 200 unit, kanstin sebanyak 1.500 unit dan

    hexagon sebayak 300 unit. Dari ilustrasi ini

    diperoleh laba sebesar Rp7.193.679,-.

    Saran Beberapa kendala yang peneliti alami adalah

    kesulitan memperoleh data yang cukup memadai

    sebagai contoh peneliti cukup sulit untuk

    memastikan tingkat atau tarip penyusutan atas

    aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. PT

    Borneo Abadi Samarinda menganggap kalau rusak

    ringan diperbaiki dan apabila rusak berat, artinya

    tidak bisa dipakai lagi, maka perusahaan akan

    menggantinya dengan yang baru. Jadi penilaian

    atau cadangan penyusutan atas aktiva tetap di PT.

    Borneo Abadi Samarinda kurang memperoleh

    tanggapan yang serius sehubungan dengan

    peningkatan perolehan laba. Perlunya strategi

    pemasaran dan produksi selain produk jenis

    kanstin.Kepuasan para kontraktor perlu untuk

    selalu dijaga. Mencari cara-cara yang efektif untuk

    pemasaran produk sangat diperlukan yang

    bertujuan memperluas dan meningkatkan jumlah

    pelanggan.

    Bagi peneliti selanjutnya penulis

    berpendapat agar ketelitian terhadap perlakuan

    biaya atas pemakaian aktiva tetap dalam proses

    produksi benar-benar akan menjadi perhatian

    sebagai bahan kajian yang mendalam.

    Daftar Pustaka

    Accounting, Financial, dan taxation. March 29, 2008. http:/putra-finance-accounting-taxation.blogspot.com/2008/03/break-even-point-3-sales-mixed.html?m=1

    Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. 2003. Anggaran Perusahaan, Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

    Adisaputro, Gunawan. 2007. Anggaran Perusahaan 2. Edisi pertama, cetakan ketujuh. Yogtakarta : BPFE

    Anisa. 2012. Analisis dan Perhitungan Break Even Point (BEP) Sales Mix Terhadap Penjualan Roti Sebagai Alat Perencanaan Laba pada Home Industry Nona Bakery Samarinda. Samarinda, Kalimantan Timur.

    Baridwan. Zaki. Intermediate Accounting, Edisi Delapan, Yogyakarta: Penerbit BPFE, 2004.

    Bustami Bastian dan Nurlela. 2009. Akuntansi Biaya. Jakarta, Mitra Kencana Media.

    Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

    Khasanah Tati Uswatun. 2007. Analisis dan Perhitungan Break Even Point untuk Merencanaakan Laba pada PT. Tambi Wonosobo. Universitas Negeri Yogyakarta.

    Lamsihar. 2009. Analisis Perhitungan Biaya Volume Laba Untuk Mencapai Target Laba Pada PT. Indoteras Sumatera Medan. Medan, Sumatera Utara.

    Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

    Philip Kotler. 2004. Manajemen Pemasaran, Edisi 1, Jakarta: PT Prenhallinda

    Salvatore, Dominick. 2005. Managerial Economics : Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global. Jakarta : Salemba Empat.

    Samryn 2012, Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi. Jakarta, Penerbit Kencana Prenadamedia Group.

    Slamat Sugiri. Akuntansi Pengantar 2. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

    Soemarso S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku 2,Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

    Supriyono, Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan penentuan Harga Pokok

    -

  • Account: Achmad Rudzali, Selvy Damayanti

    Politeknik Negeri Jakarta Halaman 275

    Edisi 2, Yogyakarta Penerbit BPFE,1999.

    Swastha Basu dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: liberty.

    Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

    Warindrani, Krisna, Armila. 2006. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.

  • Volume 1 No 4 Desember 2015

    ISSN 2338-9753

    Format Penulisan Artikel

    Judul

    Nama Penulis Pertama

    Program studi, Nama PT,

    alamat email

    Nama Penulis Kedua

    Program studi, Nama PT,

    alamat email

    Abstract (bhs Inggris)

    Abstrak (bhs Indonesia) Pendahuluan

    Latar belakang Tujuan

    Permasalahan

    Review Pustaka

    Metode Penelitian

    Pembahasan Kesimpulan

    Daftar Pustaka

    Ketentuan:

    Item Ketentuan

    Ukuran kertas A4

    Judul : Huruf Time New Roman 14 Point, Centre. Ti-tle Case

    Nama Penulis, Nama Program studi, nama Perguruan Tinggi:

    Times New Roman 12 Point, Italic

    Abstract Bahasa Inggris Time New Roman, Italic 10 point.

    Abstrak Bahasa Indonesia Times New Roman, Italic, 10 point

    Sub judul Time New Roman, Bold, 11 Point, Title Case

    Konten Dua Kolom, Times New Roman, 10 Point, satu spasi dan garis diantara dua kolom

    Daftar Pustaka Sesuai standard, lihat contoh di artikel terbitan kali ini.

    Jumlah Halaman Maksimum 10 halaman

    Tabel dan grafik Wajib menyebutkan judul dan sumbernya

    Secara menyeluruh Lihat sample pada terbitan kali ini

  • Volume 1 No 4 Desember 2015

    ISSN 2338-9753

    Diterbitkan oleh Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta

    Jln Prof. Dr. Ir. G.E. Siwabessy. Kampus UI Depok.

    Gedung F Lantai 2, Telp 021-7862537, Fax 021-7863537

    [email protected]