BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

14
BALABA ARTIKEL Prevalensi dan Kepadatan Mikrofilaria pada Desa Non-Endemis Pasca Pengobatan Massal Tahun Keempat di Kabupaten Tanah Bumbu/Juhairiyah, Dwi Candra Arianti, Erli Hariyati, Deni Fakhrizal, Paisal Hubungan Infestasi Ctenocephalides felis dan Xenopsylla cheopis dengan Perawatan Kucing Rumah (Felis catus) di Kabupaten Banjarnegara/Eva Lestari, Rahmawati, Dewi Puspita Ningsih Gambaran Umum, Prevalensi, dan Pencegahan Antraks pada Manusia di Indonesia/Ihda Zuyina Ratna Sari, Silvia Apriliana Knowledge, Attitudes and Practices on Community with Dengue Haemorrhagic Fever in Mataram, West Nusa Tenggara/Nur Alvira, Tri Baskoro Tunggul Satoto, Tri Wibawa, Roger Frutos, Sylvie Maguin, I Kadek, Ali Wardana Kepatuhan Jumantik Rumah dalam Mengisi Kartu Jentik Sebagai Upaya Surveilans Vektor DBD di Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan/Hubullah Fuadzy, Heni Prasetyowati, Endang Puji Astuti Analisis Spasial Kasus Malaria di Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2018/Destika Dhaniasri, Dwi Sarwani Sri Rejeki, Setyowati Raharjo Identification of Primary Container of Aedes Mosquitoes Breeding Site in Urban Region of Dengue Endemic Area, Purwokerto Indonesia /Siwi Pramatama Mars Wijayanti, Devi Octaviana, Sri Nurlaela Indeks Maya dan Indeks Entomologi Vektor Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat/Murni, Nelfita, Risti, Hasrida Mustafa, Malonda Maksud Kondisi Kebersihan Lingkungan Berhubungan dengan Risiko Penularan Kasus Leptospirosis di Area Pasar Tradisional/Dyah Widiastuti, Dwi Priyanto Gambaran Klinis dan Respon Imun Penderita Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Kristen Lindi Mara Sumba Timur Selama Bulan Januari Sampai Dengan Desember 2018/Ruben Wadu Wila, Roy Nusa JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ISSN 1858-0882 E-ISSN 2338-9982 BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN (BALAI LITBANGKES) - BANJARNEGARA Jl. Selamanik No. 16 A Banjarnegara 53415 [email protected] BALABA, VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 Terakreditasi Peringkat 2 Kemenristek Dikti Nomor 30/E/KPT/2018

Transcript of BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

Page 1: BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

BALABA

ARTIKEL

Prevalensi dan Kepadatan Mikrofilaria pada Desa Non-Endemis Pasca Pengobatan Massal Tahun Keempat di Kabupaten Tanah Bumbu/Juhairiyah, Dwi Candra Arianti, Erli Hariyati, Deni Fakhrizal, Paisal

Hubungan Infestasi Ctenocephalides felis dan Xenopsylla cheopis dengan Perawatan Kucing Rumah (Felis catus) di Kabupaten Banjarnegara/Eva Lestari, Rahmawati, Dewi Puspita Ningsih

Gambaran Umum, Prevalensi, dan Pencegahan Antraks pada Manusia di Indonesia/Ihda Zuyina Ratna Sari, Silvia Apriliana

Knowledge, Attitudes and Practices on Community with Dengue Haemorrhagic Fever in Mataram, West Nusa Tenggara/Nur Alvira, Tri Baskoro Tunggul Satoto, Tri Wibawa, Roger Frutos, Sylvie Maguin, I Kadek, Ali Wardana

Kepatuhan Jumantik Rumah dalam Mengisi Kartu Jentik Sebagai Upaya Surveilans Vektor DBD di Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan/Hubullah Fuadzy, Heni Prasetyowati, Endang Puji Astuti

Analisis Spasial Kasus Malaria di Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2018/Destika Dhaniasri, Dwi Sarwani Sri Rejeki, Setyowati Raharjo

Identification of Primary Container of Aedes Mosquitoes Breeding Site in Urban Region of Dengue Endemic Area, Purwokerto Indonesia /Siwi Pramatama Mars Wijayanti, Devi Octaviana, Sri Nurlaela

Indeks Maya dan Indeks Entomologi Vektor Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat/Murni, Nelfita, Risti, Hasrida Mustafa, Malonda Maksud

Kondisi Kebersihan Lingkungan Berhubungan dengan Risiko Penularan Kasus Leptospirosis di Area Pasar Tradisional/Dyah Widiastuti, Dwi Priyanto

Gambaran Klinis dan Respon Imun Penderita Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Kristen Lindi Mara Sumba Timur Selama Bulan Januari Sampai Dengan Desember 2018/Ruben Wadu Wila, Roy Nusa

JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA

VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020

ISSN 1858-0882E-ISSN 2338-9982

BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN(BALAI LITBANGKES) - BANJARNEGARA

Jl. Selamanik No. 16 A Banjarnegara [email protected]

E-ISSN 2338-9982

BA

LA

BA

, VO

LU

ME

16 NO

MO

R 2 D

ES

EM

BE

R 2020

BALABA berasal dari kata Anopheles balabacensis. Nyamuk tersebut merupakan salah satu

vektor malaria yang telah terkonfirmasi di Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Banjarnegara.

Anopheles balabacensis hampir selalu ditemukan keberadaannya di wilayah dengan kasus

malaria di Kabupaten Banjarnegara. Salah satu ciri khas An. balabacensis yaitu pada

persambungan tibia dan tarsus kaki belakang terdapat gelang pucat yang lebar.

Terakreditasi Peringkat 2 Kemenristek Dikti Nomor 30/E/KPT/2018

Page 2: BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

PETUNJUK PENULISAN ARTIKEL

BALABA memuat artikel hasil penelitian, telaah pustaka dan tinjauan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan pengendalian penyakit bersumber binatang, seperti malaria, DBD, filariasis, chikungunya, leptospirosis, dll.

Petunjuk Umum1. Artikel dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dan dikirim ke website OJS Jurnal

BALABA:http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/blb/about/submissions#onlineSubmissions

2. Artikel diketik pada kertas A4 dengan batas margin atas, bawah, kiri dan kanan 25 mm.3. Judul, abstrak dan kata kunci ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

- Judul tidak lebih dari 18 kata, cetak tebal, Times New Roman 12, spasi 1.- Abstrak tidak lebih dari 200 kata, kata kunci terdiri dari 3-5 kata, Times New Roman 10, spasi 1.

4. Isi artikel ditulis dalam bentuk 2 kolom, Times New Roman 11, spasi 1,155. Gambar dan tabel dituliskan judul dan sumbernya. Foto dipilih dengan tekstur dan kontras yang

jelas (paling rendah 72 dpi). 6. Daftar pustaka disusun menurut sistem Vancouver (International Commitee of Medical Journal

Editors), diberi nomor urut dengan format superscript, diketik 1 spasi. Wikipedia, blog, dan website tidak ilmiah tidak boleh dijadikan rujukan. Sumber acuan 80% terbitan 5 tahun terakhir dan rujukan primer minimal 80%. Penulisan daftar pustaka menggunakan aplikasi referensi End Note, Mendeley, dll. Contoh penulisan daftar pustaka tercantum dalam Sample References.

Sistematika Artikel Hasil PenelitianJudul, nama penulis dan instansi, abstrak (masalah, tujuan, metode, hasil, kesimpulan), pendahuluan (latar belakang, teori/hasil penelitian terdahulu, pernyataan kebaruan penelitian, tujuan penelitian), metode (lokasi dan waktu penelitian, jenis/desain penelitian, prosedur pengumpulan data, dan analisis data), hasil (termasuk gambar, tabel, grafik, dll), pembahasan (tidak mengulang hasil, dibandingkan dengan hasil penelitian lain dan teori), kesimpulan (naratif), saran, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka (minimal 15).

Sistematika Artikel Telaah Pustaka dan Tinjauan Hasil-Hasil PenelitianJudul, nama penulis dan instansi, abstrak (ringkasan masalah yang mau dikaji), pendahuluan (pernyataan kebaruan dan masalah utama, deskripsi singkat latar belakang topik yang dibahas), metode, pembahasan (sub judul-sub judul sesuai keperluan), kesimpulan (naratif), daftar pustaka (minimal 25).

Pemimpin Redaksi (Editor In Chief):Dwi Priyanto, S.Si, M.Sc

Anggota Dewan Redaksi (Editors):Sunaryo, SKM, M.Sc (Geografi Kesehatan, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Asyhar Tunissea, SKM, M.Kes (Kesehatan Lingkungan, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Bina Ikawati, SKM, M.Kes (Kesehatan Lingkungan, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Tri Isnani, S.Sos, MPH (Perilaku Kesehatan, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Dyah Widiastuti, S.Si, M.Sc (Biologi Molekuler, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Dewi Marbawati, S.Si, M.Sc (Biologi Molekuler, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Zumrotus Sholichah, SKM, M.Sc (Epidemiologi, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Tri Wijayanti, SKM, M.Sc (Parasitologi, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia) Nova Pramestuti, SKM, M.Sc (Entomologi Kesehatan, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Hayani Anastasia, SKM, MPH (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang Kesehatan Donggala, Indonesia)Santoso, SKM, M.Sc (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang Kesehatan Baturaja, Indonesia)Endang Pujiastuti, SKM, M.Si (Epidemiologi dan Biostatistik, Loka Litbang Kesehatan Pangandaran, Indonesia)

Redaksi Pelaksana (Management Board):Rahmawati, S.Si, MPHNovia Tri Astuti, SKMPuji Astuti, A.MdSomsiah, A.Md

Mitra Bestari (Scientific Editorial Board):Prof (Riset) dr. Emiliana Tjitra, DTM&H, M.Sc, Ph.D (Epidemiologi Penyakit Menular, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)Prof. Dr. Rosichon Ubaidillah, M.Phill (Entomologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)Prof. drh. Setyawan Budiharta, MPH, Ph.D (Zoonosis, Epizoologi)Dr. dr. Bagoes Widjanarko, MPH, MA (Promosi Kesehatan, Universitas Diponegoro, Indonesia)Dr. M. Sakundarno Adi, M.Sc, Ph.D (Epidemiologi Penyakit Menular, Universitas Diponegoro, Indonesia)Prof. Upik Kesumawati Hadi, MS., Ph.D (Entomologi, Institut Pertanian Bogor, Indonesia)dr. Tri Baskoro Tunggul Satoto, M.Sc., Ph.D (Entomologi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia)Siwi Pramatama Mars Wijayanti, S.Si., M.Kes., Ph.D (Epidemiologi Molekuler, Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia)Dr. Tri Ramadani, M.Sc (Entomologi Kesehatan, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Dr. Dwi Sarwani Sri Rejeki, SKM, M.Kes (Epidemiologi, Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia)

Perwajahan (Layout):Nur Sholihatin, S.SosRatih Sulistiyanti, A.Md

Sekretariat (Secretariat):Ihda Zuyina Ratna Sari, S.Si, M.ScEndang Setiyani, A.MdBondan Fajar Wahyudi, SKMVina Yuliana, A.Md, KL

Diterbitkan oleh (Published by):Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara

Alamat Redaksi:Jl. Selamanik No 16 A Banjarnegara 53415, Telp/Fax (0286) 594972Website: https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/blbEmail: [email protected]

Jurnal BALABA memuat artikel hasil penelitian, telaah pustaka dan tinjauan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan pengendalian penyakit bersumber binatang, diterbitkan dua kali dalam setahun (Juni dan Desember). Jurnal ini terbit sejak Juni 2005 SK No. KH.00.04.196 Tanggal 19 April 2005. Jurnal ini telah Terakreditasi Peringkat 2 Kemenristek Dikti Nomor 30/E/KPT/2018

BALABAJURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG

BANJARNEGARA

VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020

ISSN 1858-0882E-ISSN 2338-9982

Page 3: BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT

BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA

VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020

DAFTAR ISI

Prevalensi dan Kepadatan Mikrofilaria pada Desa Non-Endemis Pasca Pengobatan Massal Tahun

Keempat di Kabupaten Tanah Bumbu

Juhairiyah, Dwi Candra Arianti, Erli Hariyati, Deni Fakhrizal, Paisal…………………………... 113-122

Hubungan Infestasi Ctenochepalides felis dan Xenopsylla cheopis dengan Perawatan Kucing

Rumah (Felis catus) di Kabupaten Banjarnegara

Eva Lestari, Rahmawati, Dewi Puspita Ningsih…………………………………………………… 123-134

Gambaran Umum, Prevalensi, dan Pencegahan Antraks pada Manusia di Indonesia

Ihda Zuyina Ratna Sari, Silvia Apriliana…………………………………………………………... 135-148

Knowledge, Attitudes and Practices on Community with Dengue Hemorrhagic Fever in Mataram,

West Nusa Tenggara

Nur Alvira, Tri Baskoro Tunggul Satoto, Tri Wibawa, Roger Frutos, Sylvie Maguin, I Kadek, Ali

Wardana.............................................................................................................................................

149-158

Kepatuhan Jumantik Rumah dalam Mengisi Kartu Jentik Sebagai Upaya Surveilans Vektor DBD

di Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan

Hubullah Fuadzy, Heni Prasetyowati, Endang Puji Astuti................................................................ 159-168

Analisis Spasial Kasus Malaria di Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2018

Destika Dhaniasri, Dwi Sarwani Sri Rejeki, Setyowati Raharjo........................................................ 169-180

Identification of Primary Container of Aedes Mosquitoes Breeding Site in Urban Region of

Dengue Endemic Area, Purwokerto Indonesia

Siwi Pramatama Mars Wijayanti, Devi Octaviana, Sri Nurlaela..................................................... 181-188

Indeks Maya dan Indeks Entomologi Vektor Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Mamuju

Tengah, Sulawesi Barat

Murni, Nelfita, Risti, Hasrida Mustafa, Malonda Maksud……………………………….................

Kondisi Kebersihan Lingkungan Berhubungan dengan Risiko Penularan Kasus Leptospirosis di

Area Pasar Tradisional

189-198

Dyah Widiastuti, Dwi Priyanto…....................................................................................................... 199-208

Gambaran Klinis dan Respon Imun Penderita Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Kristen

Lindi Mara Sumba Timur Selama Bulan Januari Sampai Dengan Desember 2018

Ruben Wadu Wila, Roy Nusa…………………………………....... …………………………………… 209-216

Page 4: BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

PENGANTAR REDAKSI

BALABA Volume 16 Nomor 2, Desember 2020 memuat 10 artikel. Edisi ini mengulas

beberapa topik yaitu demam berdarah dengue, repelen nyamuk, filariasis, atraktan perangkap telur

Aedes aegypti, filariasis, tikus, keanekaragaman nyamuk, dan insektisida rumah tangga. Artikel

pertama yang berjudul “Prevalensi dan Kepadatan Mikrofilaria pada Desa Non-Endemis Pasca

Pengobatan Massal Tahun Keempat di Kabupaten Tanah Bumbu” membahas keberhasilan pemberian

obat pencegahan secara Massal (POPM) Desa Satiung (desa spot).

Artikel kedua dengan judul “Hubungan Infestasi Ctenocephalides felis dan Xenopsylla cheopis

dengan Perawatan Kucing Rumah (Felis catus) di Kabupaten Banjarnegara.” Dalam penelitian

tersebut diketahui bahwa ada hubungan antara frekuensi kucing dimandikan menggunakan shampoo

khusus kucing dengan keberadaan pinjal kucing. Artikel ketiga berjudul “Gambaran Umum,

Prevalensi, dan Pencegahan Antraks pada Manusia di Indonesia.” Dalam artikel tersebut diketahui

bahwa ada 14 provinsi sebagai daerah endemik antraks di Indonesia. Penyakit ini dapat dicegah

terutama dengan melakukan vaksinasi pada hewan ternak.

Artikel keempat berjudul “Knowledge, Attitudes and Practices on Community with Dengue

Haemorrhagic Fever in Mataram, West Nusa Tenggara” menjelaskan tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan penularan DBD di Mataram. Artikel kelima dengan judul “Kepatuhan Jumantik

Rumah dalam Mengisi Kartu Jentik Sebagai Upaya Surveilans Vektor DBD di Kecamatan Pondok

Aren Kota Tangerang Selatan.” Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa kepatuhan jumantik rumah

mengisi kartu jentik di wilayah kasus DBD rendah lebih baik dibandingkan di wilayah kasus DBD

tinggi.

Artikel keenam dengan judul “Analisis Spasial Kasus Malaria di Kabupaten Banyumas Tahun

2009-2018” menggambarkan tentang endemisitas malaria secara spasial dikaitkan dengan kondisi

lingkungan. Artikel ketujuh dengan judul “Identification of Primary Container of Aedes Mosquitoes

Breeding Site in Urban Region of Dengue Endemic Area, Purwokerto Indonesia.” Dalam artikel

tersebut ditemukan pot bunga dan bak kamar mandi merupakan kontainer utama perkembangbiakan

nyamuk Aedes sp. di wilayah perkotaan.

Artikel kedelapan yang berjudul “Indeks Maya dan Indeks Entomologi Vektor Demam

Berdarah Dengue di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.” Dalam artikel tersebut ditemukan

bahwa indikator entomologi di Kabupaten Mamuju Tengah termasuk kategori sedang, artinya potensi

penularan DBD masih ada. Artikel kesembilan berjudul “Kondisi Kebersihan Lingkungan

Berhubungan dengan Risiko Penularan Kasus Leptospirosis di Area Pasar Tradisional,” mengulas

tentang pekerja pasar (pedagang dan petugas kebersihan) berisiko terinfeksi leptospirosis, dibuktikan

dengan seroprevalensi leptospirosis yang tinggi. Artikel terakhir yang menutup edisi ini berjudul

“Gambaran Klinis dan Respon Imun Penderita Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Kristen

Lindi Mara Sumba Timur Selama Bulan Januari Sampai dengan Desember 2018.” Artikel ini

menggambarkan bahwa infeksi virus Dengue pada penderita DBD di rumah sakit tersebut sebagian

besar infeksi sekunder, artinya pasien terkena infeksi untuk yang kedua kalinya oleh virus yang sama

dari serotipe yang berbeda.

Semoga tulisan-tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Akhir

kata, redaksi Jurnal BALABA mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim, penulis, reviewer dan

mitra bestari, serta seluruh pihak yang mendukung dan membantu penerbitan BALABA Volume 16

No. 2 Desember 2020.

Salam,

Redaksi

Page 5: BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

LEMBAR ABSTRAK Lembar abstrak ini boleh diperbanyak/dicopy tanpa izin

Juhairiyah, Dwi Candra Arianti, Erli Hariyati,

Deni Fakhrizal, Paisal

(Balai Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Tanah bumbu)

Prevalensi dan Kepadatan Mikrofilaria

pada Desa Non-Endemis Pasca Pengobatan

Massal Tahun Keempat di Kabupaten

Tanah Bumbu

BALABA

Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 113-122

Penelitian yang dilakukan di beberapa tempat

di Indonesia menyebutkan pengobatan massal

dapat menurunkan tingkat endemisitas

filariasis. Kabupaten Tanah Bumbu telah

melakukan pengobatan massal selama 4 tahun

berturut-turut dengan hasil microfilaria rate

pada desa sentinel menurun, namun masih

terdapat penderita filariasis yang tidak

meminum obat sehingga diperlukan penelitian

pada desa spot lainnya di Kabupaten Tanah

Bumbu untuk mengetahui keberhasilan POPM

yang dilakukan. Penelitian ini merupakan studi

observasional dengan desain potong lintang

dilakukan di Desa Satiung/desa spot.

Pengambilan jumlah sampel dilakukan

berdasarkan aturan evaluasi pengobatan.

Responden yang bersedia diambil darahnya

akan diperiksa keberadaan mikrofilaria

menggunakan metode mikroskopis dan

Polymerase Chain Reaction (PCR) serta

dilakukan tanya jawab menggunakan kuesioner

tentang karakteristik dan kepatuhan responden

terhadap POPM. Data dianalisis secara

deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan

grafik. Jumlah responden sebanyak 318 dengan

karakteristik sebagian besar merupakan ibu

rumah tangga dengan rentang usia produktif,

persentasi responden meminum obat cukup

tinggi yaitu sebesar 86,16%, namun masih

ditemukan responden tidak meminum obat

yang dapat menyebabkan sumber penularan

lebih lanjut. Hasil PCR ditemukan 2 sampel

positif mikrofilaria Brugia malayi dari 318

sampel (Mf rate = 0,63%), kepadatan rata-rata

116,9 dalam 1 ml darah dengan satu penderita

tidak rutin meminum obat setiap tahun. Perlu

upaya peningkatan kepatuhan masyarakat

terhadap POPM dengan melakukan

penyuluhan dan pengawasan minum obat.

Kata kunci: filariasis, microfilaria rate,

Brugia malayi, daerah non-endemis

---------------------------------------------------------

Eva Lestari, Rahmawati, Dewi Puspita Ningsih

(Balai Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Banjarnegara)

Hubungan Infestasi Ctenocephalides felis

dan Xenopsylla cheopis dengan Perawatan

Kucing Rumah (Felis catus) di Kabupaten

Banjarnegara

BALABA

Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 123-134

Pinjal sebagai ektoparasit hidup pada

permukaan tubuh kucing. Jenis pinjal yang

sering dijumpai yaitu Ctenocephalides felis.

Keberadaan pinjal kucing dapat dipengaruhi

oleh cara perawatan kucing. Pinjal kucing

berpotensi menularkan penyakit pada manusia.

Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi

infestasi pinjal pada kucing rumah dan

mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi

keberadaan pinjal tersebut. Jenis penelitian

observasional analitik dengan pendekatan

cross-sectional. Penelitian dilakukan di

Kabupaten Banjarnegara pada Bulan Juni-

November 2019, sebanyak 100 ekor kucing

rumah (Felis catus) diperiksa keberadaan

pinjalnya. Wawancara dilakukan terhadap

pemilik kucing untuk memperoleh informasi

cara perawatan kucing. Data dianalisis secara

deskriptif dan statistik menggunakan uji Mann-

Whitney dan Chi-Square. Hasil penelitian

menunjukkan persentase kucing positif pinjal

lebih besar pada kucing dirawat (82%)

daripada kucing tidak dirawat (68%). Spesies

pinjal kucing yang ditemukan yaitu C. felis

(99,8%) dan Xenopsylla cheopis (0,2%).

Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa

tidak ada perbedaan signifikan antara jumlah

pinjal pada kucing dirawat dan tidak dirawat (p

= 0,072). Uji korelasi menunjukkan adanya

hubungan antara frekuensi kucing dimandikan

menggunakan shampoo khusus kucing dengan

keberadaan pinjal kucing (p = 0,001),

Page 6: BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

sedangkan kebiasaan kucing dikandangkan (p

= 0,331), pemberian obat kutu/pinjal (p =

0,177), dan jumlah kucing yang dipelihara (p =

0,884) tidak ada hubungan signifikan dengan

keberadaan pinjal pada kucing.

Kata kunci: pinjal, kucing rumah,

Ctenocephalides felis, perawatan kucing

---------------------------------------------------------

Ihda Zuyina Ratna Sari, Silvia Apriliana

(Balai Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Banjarnegara)

Gambaran Umum, Prevalensi, dan

Pencegahan Antraks pada Manusia di

Indonesia

BALABA

Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 135-148

Antraks merupakan neglected zoonotic disease

yang masih menjadi isu global karena dapat

menyebabkan epidemi reguler. Antraks tidak

hanya memberikan pengaruh pada aspek

kesehatan tetapi juga aspek sosial-ekonomi,

keamanan, dan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan dari penulisan narrative review ini

yaitu untuk memberikan gambaran umum

mengenai antraks pada manusia, prevalensi,

dan pencegahannya di Indonesia. Penelusuran

literatur dilakukan dengan menggunakan

peramban seperti Google scholar, Crossref,

Mendeley, PLos One, Elsevier, dan website

resmi Kementerian Kesehatan. Pembatasan

literatur yang digunakan yaitu diterbitkan

antara tahun 2015-2020. Antraks disebabkan

bakteri Bacillus antrachis yang dapat

menginfeksi ternak maupun manusia. Virulensi

bakteri antraks ditentukan oleh kompleks

toksin tripartite dan kapsul asam poli-γ-D-

glutamat. Antraks pada manusia dapat

dijumpai dalam empat bentuk utama yaitu

kutaneus, gastrointestinal, inhalasi, dan injeksi.

Setiap bentuk berpotensi mengalami

komplikasi menjadi antraks meningitis dan

sepsis. Pengobatan antraks umumnya

dilakukan dengan terapi antibiotik. Di

Indonesia sebanyak 14 provinsi dinyatakan

sebagai daerah endemik antraks. Prevalensi

antraks pada manusia di Indonesia bersifat

fluktuatif dan sebagian besar merupakan

antraks kutaneus. Pencegahan dan

pengendalian antraks dapat dilakukan terutama

dengan vaksinasi, mematuhi aturan/SOP dari

instansi berwenang, kerjasama multisektor,

penguatan surveilans antraks, peningkatan

kapasitas sumber daya untuk diagnosis, dan

peningkatan pengetahuan serta kesadaran

masyarakat.

Kata kunci: antraks, Indonesia, prevalensi,

penyakit zoonosis

---------------------------------------------------------

Nur Alvira, Tri Baskoro Tunggul Satoto, Tri

Wibawa, Roger Frutos, Sylvie Maguin, I

Kadek, Ali Wardana

(Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati

Yogyakarta)

Pengetahuan, Sikap dan Praktik

Masyarakat dengan Demam Berdarah

Dengue di Mataram, Nusa Tenggara Barat

BALABA

Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 149-158

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih

menjadi penyakit endemik di Kota Mataram.

Meskipun telah banyak upaya pencegahan

dilakukan, namun jumlah kasus dan kematian

cenderung meningkat. Kondisi ini

menunjukkan bahwa indikator Pengetahuan,

Sikap, Praktik (PSP) tentang DBD pada

masyarakat masih rendah. Penelitian ini

bertujuan untuk membuktikan faktor PSP pada

masyarakat dengan DBD di Kota Mataram.

Penelitian yang dilaksanakan pada Bulan

Oktober-November 2018 menggunakan studi

kasus kontrol. Teknik pengambilan sampel

menggunakan proportional stratified random

sampling. Data PSP diperoleh dari interview

menggunakan kuesioner dan observasi

dilakukan dengan menggunakan form

observasi terstruktur. Analisis data

menggunakan uji regresi logistik sederhana

dan berganda (α = 5%). Faktor yang

berhubungan dengan penularan DBD di

Mataram adalah kebiasaan masyarakat

memelihara ternak, tidak memiliki tempat

pembuangan sampah sementara, rendahnya

pengetahuan tentang DBD, banyak sampah di

sekitar rumah dan faktor determinan adalah

mobilisasi rutin ke daerah endemis (OR =

17,019). Penurunan kasus DBD di Kota

Mataram dapat dilakukan melalui kegiatan

pengendalian vektor terpadu lintas sektor

seperti pengelolaan sampah, membangun

Page 7: BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

kandang ternak yang sesuai standar kesehatan

dan memberikan edukasi terutama untuk

masyarakat yang tinggal di daerah endemis.

Kata kunci: mobilisasi, sampah, ternak,

pengetahuan, Demam Berdarah Dengue

---------------------------------------------------------

Hubullah Fuadzy, Heni Prasetyowati, Endang

Puji Astuti

(Loka Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Pangandaran )

Kepatuhan Jumantik Rumah dalam

Mengisi Kartu Jentik Sebagai Upaya

Surveilans Vektor DBD di Kecamatan

Pondok Aren Kota Tangerang Selatan

BALABA

Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 159-168

Kartu jentik pada program G1R1J dapat

digunakan sebagai media surveilan vektor.

Penerapan kartu tersebut masih mengalami

kendala. Studi ini menganalisis kepatuhan

Jumantik rumah mengisi kartu jentik di

wilayah kasus DBD tinggi dan rendah Kota

Tangerang Selatan. Data kuantitatif melalui

wawancara menggunakan kuesioner terhadap

268 Jumantik rumah, sedangkan data kualitatif

melalui wawancara mendalam terhadap 10

informan terpilih. Variabel karakteristik,

pengetahuan, sikap dan tindakan dianalisis

menggunakan uji Mann Whitney untuk melihat

perbedaan kelompok, sedangkan analisis

kualitatif menggunakan Strengtness,

Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) untuk

mengidentifikasi potensi dan motivasi

kepatuhan Jumantik rumah. Hasil studi

menunjukkan sebagian besar responden adalah

perempuan usia produktif. Sebagian besar

responden mengetahui bentuk dan manfaat

kartu jentik (p-value 0,101; 0,248), namun

responden tidak mengetahui siapa yang

mengisi kartu (p-value 0,636). Hasil tersebut

tidak berbeda (signifikan) antara kelompok

kasus DBD rendah dan tinggi, hasil ini sama

dengan analisis variabel sikap (p-value 0,254

dan 0,636). Hasil analisis tindakan

menunjukkan bahwa ada perbedaan praktek

rutinitas pengisian dan pemeriksaan kartu

jentik antara kelompok kasus rendah dan tinggi

(p value 0,000; 0,005) begitupula dengan

pelaksanaan sosialisasi G1R1J (p value 0,000).

Kepatuhan Jumantik rumah mengisi kartu

jentik di wilayah kasus DBD rendah lebih baik

dibandingkan di wilayah kasus DBD tinggi.

Hambatan dalam pengisian kartu jentik adalah

kurangnya sarana, usia lanjut, kelemahan

penglihatan, kesibukan, dan lupa.

Kata kunci: kartu kontrol, Jumantik rumah,

surveilans vektor DBD, Tangerang Selatan

---------------------------------------------------------

Destika Dhaniasri, Dwi Sarwani Sri Rejeki,

Setyowati Raharjo

(Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal

Soedirman)

Analisis Spasial Kasus Malaria di

Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2018

BALABA

Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 169-180

Malaria masih menjadi salah satu masalah

kesehatan di Kabupaten Banyumas. Informasi

spasial dapat digunakan sebagai salah satu

strategi dalam pengendalian malaria. Penelitian

ini bertujuan untuk menggambarkan

endemisitas malaria secara spasial di

Kabupaten Banyumas tahun 2009-2018 dan

dikaitkan dengan kondisi lingkungan.

Penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan

pendekatan spasial deskriptif. Data yang

dikumpulkan merupakan data sekunder yang

diperoleh dari berbagai sumber yaitu Dinas

Kesehatan, Badan Pusat Statistik, Badan

Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) dan

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banyumas.

Analisis data yang digunakan adalah analisis

deskriptif yang diolah dengan software ArcGis.

Hasil penelitian menunjukan jumlah kasus

malaria selama periode 2009-2018 di

Kabupaten Banyumas berjumlah 1624 kasus.

Persebaran terbanyak di Kecamatan Sumpiuh

dan Kecamatan Tambak. Tren Annual Parasite

Incidence (API) dari tahun 2009-2018 semakin

baik, periode 2009-2012 masih ditemukan

kecamatan kategori Moderate Case Incidence

(MCI) dan High Case Incidence (HCI), tetapi

pada periode tahun 2013-2018 hanya

ditemukan kecamatan kategori Low Case

Incidence (LCI) saja yaitu Sumpiuh dan

Kebasen, selain itu bebas malaria. Hasil

analisis spasial menunjukkan sebagian besar

kasus malaria berada pada wilayah kategori

Page 8: BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

kepadatan penduduk sedang. Tren persebaran

malaria secara spasial di Kabupaten Banyumas

sudah semakin baik, walaupun begitu kondisi

lingkungan masih berpotensi untuk

menularkan malaria.

Kata kunci: analisis spasial, malaria,

Banyumas

---------------------------------------------------------

Siwi Pramatama Mars Wijayanti, Devi

Octaviana, Sri Nurlaela

(Departemen Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal

Soedirman)

Identifikasi Kontainer Utama Tempat

Perkembangbiakan Nyamuk Aedes di

Wilayah Perkotaan Daerah Endemis DBD,

Purwokerto Indonesia

BALABA

Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 181-188

Upaya pencegahan dan penanggulangan

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih

bergantung pada upaya menurunkan populasi

vektor yakni nyamuk Aedes sp. dengan

metode Pemberantasan Sarang Nyamuk

(PSN). Oleh karena itu, identifikasi kontainer

utama untuk perkembangbiakkan nyamuk

Aedes sp. terutama di daerah endemis

wilayah perkotaan penting dilakukan untuk

pencegahan DBD yang efektif. Penelitian ini

bertujuan untuk mengidentifikasi kontainer

utama tempat perkembangbiakkan nyamuk

Aedes sp. di daerah endemis wilayah

perkotaan. Penelitian ini merupakan studi

deskriptif dengan desain cross-sectional.

Penelitian dilakukan di daerah endemis

wilayah perkotaan, Purwokerto, Kabupaten

Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia.

Observasi dilakukan pada 300 rumah di tiga

wilayah perkotaan yakni Arcawinangun,

Purwanegara dan Karangpucung (masing-

masing area 100 rumah). Sebanyak 1504

kontainer air diamati pada penelitian ini.

Setiap kontainer diamati dan dicatat tipe,

warna, kondisi penutup, posisi, dan

keberadaan larvanya. Analisis data dilakukan

dengan menghitung persentase tipe kontainer,

warna kontainer, kondisi tutup, lokasi

kontainer, dan keberadaan larva. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pot bunga dan

bak kamar mandi merupakan kontainer utama

perkembangbiakan nyamuk Aedes sp. di

wilayah perkotaan. Karakteristik kontainer

yang positif ditemukan larva Aedes sp.

umumnya terbuka, berwarna terang, dan

posisi berada di dalam rumah. Upaya

pencegahan DBD dengan menarget kontainer

utama tempat perindukan nyamuk diharapkan

dapat menurunkan kepadatan nyamuk

dewasa.

Kata kunci: dengue, kontainer, nyamuk,

Aedes sp.

--------------------------------------------------------

Murni, Nelfita, Risti, Hasrida Mustafa,

Malonda Maksud

(Balai Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Donggala)

Indeks Maya dan Indeks Entomologi

Vektor Demam Berdarah Dengue di

Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi

Barat

BALABA

Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 189-198

Keberadaan kontainer sebagai habitat potensial

bagi perkembangbiakan nyamuk di tengah

masyarakat dapat mempengaruhi kepadatan

populasi Aedes. Indeks maya merupakan

indikator untuk mengukur jumlah kontainer

yang dapat menjadi tempat nyamuk

berkembang biak. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui gambaran indeks maya dan

indeks entomologi di Kabupaten Mamuju

Tengah, Provinsi Sulawesi Barat. Penelitian ini

merupakan penelitian observasional yang

dilakukan pada tahun 2015 di tiga Kecamatan

(Topoyo, Tappilina, dan Karossa) Kabupaten

Mamuju Tengah. Pengumpulan data melalui

wawancara terstruktur terhadap kepala rumah

tangga pada 100 rumah yang dipilih secara

acak dengan metode rumah terdekat dan

pengukuran kepadatan larva menggunakan

metode single larva. Hasil analisis indeks

maya menunjukkan bahwa nilai Breeding Risk

Index (BRI) untuk tiga kecamatan di

Kabupaten Mamuju Tengah sebagian besar

berada pada kategori sedang, sedangkan nilai

Hygiene Risk Index (HRI) dan Maya Index

(MI) berada pada kategori rendah. Berdasarkan

indikator House Index (HI) dan Container

Index (CI) menunjukkan bahwa kepadatan

jentik (density figure) di Kabupaten Mamuju

Page 9: BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

tengah tergolong sedang, meskipun demikian

potensi terjadinya penularan DBD masih tetap

ada.

Kata kunci: indeks maya, indeks entomologi,

Sulawesi Barat

--------------------------------------------------------

Dyah Widiastuti, Dwi Priyanto

(Balai Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Banjarnegara)

Kondisi Kebersihan Lingkungan

Berhubungan dengan Risiko Penularan

Kasus Leptospirosis di Area Pasar

Tradisional

BALABA

Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 199-208

Leptospirosis berkaitan dengan pekerjaan yang

berisiko menyebabkan paparan terhadap

pekerja ke lingkungan yang terkontaminasi

Leptospira patogen. Risiko pajanan

leptospirosis di pasar perlu dikaji karena

merupakan tempat berkumpul banyak orang

sehingga dapat menjadi dasar pengambilan

keputusan untuk mengantisipasi terjadinya

penularan leptospirosis. Tujuan penelitian ini

adalah menentukan hubungan kondisi

lingkungan pasar meliputi kebersihan, tingkat

kepadatan tikus, dan keberadaan tikus positif

leptospira dengan riwayat paparan

leptospirosis pada pekerja pasar (pedagang dan

petugas kebersihan). Suatu studi cross

sectional dilakukan di 35 pasar di

Banjarnegara dan 175 pekerja pasar dipilih

acak. Sampel darah dianalisis dengan Enzyme

Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

terhadap protein antigen Leptospira patogen

(40 Kda). Penangkapan tikus dilakukan di

setiap pasar selama dua hari menggunakan 100

perangkap. Tikus yang tertangkap diperiksa

dengan Polymerase Chain Reaction (PCR)

untuk mendeteksi keberadaan Leptospira

dalam ginjalnya. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa paparan leptospirosis ditemukan pada

pedagang dan petugas kebersihan yang

tersebar di 17 pasar di Banjarnegara. Hasil

pemeriksaan PCR menunjukkan adanya tikus

positif terinfeksi Leptospira patogen yang

tersebar di empat pasar di Banjarnegara. Uji

chi square menunjukkan bahwa kondisi

kebersihan di area pasar secara signifikan

berpengaruh dengan riwayat pajanan

leptospirosis. Pekerja pasar (pedagang dan

petugas kebersihan) berisiko terinfeksi

leptospirosis, dibuktikan dengan seroprevalensi

leptospirosis yang tinggi dalam penelitian ini.

Kata kunci: leptospirosis, pasar, kebersihan

--------------------------------------------------------

Ruben Wadu Wila, Roy Nusa

(Loka Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Waikabubak)

Gambaran Klinis dan Respon Imun

Penderita Demam Berdarah Dengue di

Rumah Sakit Kristen Lindi Mara Sumba

Timur Selama Bulan Januari Sampai

Dengan Desember 2018

BALABA

Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 209-216

Demam berdarah Dengue (DBD) adalah

penyakit arboviral yang tersebar luas di seluruh

dunia. Virus Dengue menular ke manusia

melalui gigitan nyamuk Aedes betina yang

telah terinfeksi. Infeksi dari salah satu serotipe

virus pada mayoritas kasus terkadang tidak

menimbulkan gejala atau bisa menimbulkan

gejala klinis. Infeksi virus Dengue

menyebabkan tubuh merespon secara klinis

dan membentuk antibodi. Penelitian ini

bertujuan untuk memberikan gambaran klinis

dan respon imun pada penderita Demam

Berdarah Dengue. Artikel ini menggunakan

desain studi observasional terhadap data

sekunder hasil pemeriksaan serologi IgM dan

IgG dari 52 penderita infeksi DBD di Rumah

Sakit Lindi Mara tahun 2018. Hasil analisis

deskriptif menunjukkan penderita DBD laki-

laki sebanyak 55,8%, dan umur terbanyak pada

remaja yaitu 34,6%. Gambaran klinis

terbanyak adalah demam 91,4%; sakit kepala

24,0%; nyeri telan 20,8%; muntah 21,8%; dan

nyeri ulu hati 18,7%. Pemeriksaan serologis

menunjukkan 19,2% positif IgM; 36,5% IgG;

dan sebanyak 44,2% positif IgM dan IgG.

Infeksi virus Dengue pada 52 penderita di

Kabupaten Sumba Timur sebagian besar

merupakan infeksi sekunder (80,8%) dengan

kelompok umur yang paling banyak terinfeksi

adalah kelompok dewasa ( ≥ 16 tahun).

Kata kunci: Demam Berdarah Dengue,

serologi, IgM, IgG, Sumba Timur

---------------------------------------------------------

Page 10: BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

ABSTRACT SHEET This abstract sheet may reproduced/copied without permission

Juhairiyah, Dwi Candra Arianti, Erli Hariyati,

Deni Fakhrizal, Paisal

(Health Research and Development Unit of

Tanah Bumbu)

Prevalence and Density of Microfilaria in

Non-Endemic Villages Post Fourth Year of

Mass Treatment in Tanah Bumbu District

BALABA

Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 113-122

Research conducted at several places in

Indonesia stated that mass treatment can

reduce the level of endemicity of filariasis.

Tanah Bumbu Regency has conducted mass

treatment for 4 years in a row with the results

of MF rate in sentinel villages decreased,

However, there are still filariasis sufferers who

do not take the drug so that research is needed

in other spot villages in Tanah Bumbu Regency

to determine the success of POPM. This study

is an observational study with a cross-

sectional design that was conducted at the

Satiung/spot village. The sampling technique is

based on treatment evaluation rules.

Respondents who are willing to have their

blood drawn will be examined for the presence

of microfilaria using microscopic methods and

polymerase chain reaction (PCR) and will be

asked a questionnaire about the characteristics

and compliance of respondents to POPM.

Data were analyzed descriptively and

presented in tables and graphs. Total

respondents 318 with the characteristics are

mostly housewives at a productive age range,

the percentage of respondents taking drugs is

quite high at 86.16%, but still found the

respondents did not take a medicine that can

cause further infection source. PCR

examination found 2 positive samples of

Brugia malayi microfilaria from 318 samples

(Mf rate = 0.63%), the average density of

116.9 in 1 ml of blood in one patient did not

routinely take medicine every year. Efforts

should be made to increase public compliance

with POPM by conducting counseling and

supervision on taking drugs.

Keywords: filariasis, microfilaria rate, Brugia

malayi, non-endemic areas

---------------------------------------------------------

Eva Lestari, Rahmawati, Dewi Puspita Ningsih

(Health Research and Development Unit of

Banjarnegara)

The Correlation Between Infestation of

Ctenochepalides felis and Xenopsylla

cheopis with Domestic Cats (Felis catus)

Nurtureship in Banjarnegara Regency

BALABA

Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 123-134

Fleas as ectoparasites live on the cat's body

surface. Ctenocephalides felis is one of the

type fleas that often found in cats. The

presence of fleas in cats can be influenced by

the way the cat is groomed. Fleas in cats have

the potential to transmit the disease to a

human. The purpose of this study was to

determine fleas infestation in domestic cats

and determine factors that affect the presence

of fleas in cats. This study was observational

analytic with a cross-sectional approach and

conducted in Banjarnegara Regency on June-

November 2019. Total of 100 domestic cats

(Felis catus) were checked for fleas. Interviews

were conducted with cat owners to obtain

information on how to groom cats. Data were

analyzed descriptively and statistically using

Mann-Whitney and Chi-Square Test. The

results showed a greater percentage of fleas

positive in groomed cats (82%) than

ungroomed cats (68%). Fleas species found in

cats were C. felis (99.8%) and Xenopsylla

cheopis (0.2%). Based on statistical analysis

there was no difference amount of fleas

between groomed cats and ungroomed (p =

0.072). A correlation test showed a

relationship between the frequency of cats

being bathed with cat-specific shampoo and

the presence of fleas in cats (p = 0.001). While

the habits of cats caging (p = 0.331), the

supply of ectoparasiticides (p = 0.177), and

the number of cats kept (p = 0.884) showed no

significant relationship with the presence of

fleas in cats.

Keywords: fleas, domestic cats,

Ctenocephalides felis, cats nurture

---------------------------------------------------------

Page 11: BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

Ihda Zuyina Ratna Sari, Silvia Apriliana

(Health Research and Development Unit of

Banjarnegara)

General Description, Prevalence, and

Prevention of Human Anthrax in Indonesia

BALABA

Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 135-148

Anthrax is a neglected zoonotic disease that

remains a global issue because it can cause

regular epidemics. Anthrax affects not only

health systems but also social-economic

conditions, safety, and welfare of the people.

This paper aimed to give an overview of

human anthrax, prevalence, and prevention in

Indonesia. A literature search was performed

using search engines such as Google Scholar,

Crossref, Mendeley, PLoS One, Elsevier, dan

the Ministry of Health official website. The

literature used were published between 2015-

2020. Anthrax is caused by Bacillus anthracis

that affects animals and humans. The virulence

factors of these bacteria are determined by the

tripartite toxin complex and poly-γ-D-glutamic

acid capsule. Anthrax in humans can be found

in four forms, namely cutaneous,

gastrointestinal, inhalational, and injection

anthrax. Each form of anthrax can develop

into meningitis and sepsis. Anthrax treatment

is commonly done by administering antibiotics.

In Indonesia, 14 provinces have been declared

anthrax endemic areas. The prevalence of

human anthrax in Indonesia is fluctuating and

most of it is cutaneous anthrax. Prevention and

control of anthrax can be done mainly by

vaccination, obeying the rules or standard

operating procedures of the authorities,

multisectoral cooperation, strengthening

anthrax surveillance, increasing resources for

diagnosis, increasing public knowledge, and

awareness

Keywords: anthrax, Indonesia, prevalence,

zoonotic disease

---------------------------------------------------------

Nur Alvira, Tri Baskoro Tunggul Satoto, Tri

Wibawa, Roger Frutos, Sylvie Maguin, I

Kadek, Ali Wardana

(Study Program of Public Health, Faculty of

Health Science, Respati University of

Yogyakarta)

Knowledge, Attitudes and Practices on

Community with Dengue Haemorrhagic

Fever in Mataram, West Nusa Tenggara

BALABA

Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 149-158

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a

major health problem in Mataram. Even

though there have been many prevention

efforts, the rates of morbidity and mortality

tend to increase. This condition shows that the

indicators of Knowledge, Attitude, and

Practice (KAP) about DHF in the community

are still low. This study aims to prove the

factors KAP in the community with DHF in

Mataram City. The research conducted in

October-November 2018 used a case-control

study. The sampling technique used

proportional stratified random sampling. The

KAP data were collected by interview using

questionnaires and observation using a

structured checklist. Data analysis used a

simple and multiple logistic regression test (α

= 5%). Factors related to DHF transmission

in Mataram are the communities' habit of

raising livestock, does not have a temporary

landfill, low knowledge about DHF, lots of

garbage around the house and the determinant

factor is a routine mobilization to endemic

areas (OR = 17.019). DHF reduction in

Mataram City can be carried out through

integrated cross-sectoral vector control

activities as through waste management; build

livestock pens according to health standards

and provide education, especially for

community living in endemic areas.

Keywords: mobilization, waste, livestock,

knowledge, Dengue Haemorrhagic Fever

---------------------------------------------------------

Hubullah Fuadzy, Heni Prasetyowati, Endang

Puji Astuti

(Health Research and Development Unit of

Pangandaran)

House Larva Monitoring Obedience to Fill

Control Form As a Vector Surveillance Effort

in Pondok Aren Sub District South

Tangerang

BALABA

Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 159-168

Page 12: BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

Control form in one house one Jumantik

program can be a vector surveillance media.

The implementation of the control form has

many obstacles. This study described the

compliance of Jumantik in filling control form

in high and low dengue case area in South

Tangerang. Quantitative data were obtained

using a closed questionnaire with 268

respondents. Qualitative data were obtained

from in-depth interviews with 10 selected

informants. Variables in the form of

characteristics, knowledge, attitudes and

actions were analyzed using the Mann Whitney

test to see group differences, while qualitative

analysis by identifying potential and

motivation for compliance in filling control

form which is categorized into Strengtness,

Weakness, Opportunity, Threat (SWOT)

analysis. The results show that most of the

respondents are women who in productive age.

Most of the respondents knew the form and

benefits of the control form (p-value 0.101;

0.248), but respondents didn’t know who filled

out the forms (p-value 0.636). These results did

not differ significantly between low and high

DHF case groups, these results were the same

as the analysis of attitude variables (p-value

0.254 and 0.636). The action analysis showed

that there were differences in the routine

practice of filling and checking control forms

between the low and high case groups (p-value

0.000; 0.005) as well as the implementation of

G1R1J socialization (p-value 0.000). House

larva monitoring obedience to fill control form

in areas with low Dengue cases is better than

in areas with high Dengue cases. The

challenges in filling control form were lack of

facilities, old age of staff, visual impairment,

busyness, and forgetfulness.

Keywords: control card, household Jumantik,

vector surveillance, South Tangerang

---------------------------------------------------------

Destika Dhaniasri, Dwi Sarwani Sri Rejeki,

Setyowati Raharjo

(Department of Public Health, Faculty of

Health Sciences, Jenderal Soedirman

University)

Spatial Analysis of Malaria in Banyumas

Regency 2009-2018

BALABA

Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 169-180

Malaria is still a public health problem in the

Banyumas district. Spatial information can be

used as a strategy to control malaria. This

study aimed to describe malaria cases using

spatial analysis in the Banyumas District from

2009 to 2018 based on environmental

conditions. This research was quantitative

method conducted by a descriptive spatial

approach. Data collected by secondary data

which was obtained from various sources such

as Health Agency, Statistics Indonesia,

Indonesian Ministry of National Development,

National Institute of Research and

Development, and Office of Public Works of

Banyumas. The data analysis implemented was

descriptive and processed with ArcGis

software. The findings illustrated that the

number of malaria cases during the 2009-2018

period in Banyumas district was 1624 cases.

The most dominant malaria cases distribution

were in Sumpiuh and Tambak Subdistrict. The

Trend of API from 2009 to 2018 was getting

better, 2009 to 2012 found that there were

subdistricts with Moderate Case Incidence

(MCI) and High Case Incidence (HCI),

however, Low Case Incidence (LCI) was

present in 2013 to 2018 in Sumpiuh and

Kebasen subdistricts and the rests were free

from malaria. The results of spatial analysis

discovered that most of the malaria cases were

in the medium population density area. The

distribution of malaria cases has decreased

significantly, even though the environmental

conditions still potentially transmit malaria.

Keywords: spatial analysis, malaria,

Banyumas

---------------------------------------------------------

Siwi Pramatama Mars Wijayanti, Devi

Octaviana, Sri Nurlaela

(Department of Public Health, Faculty of

Health Sciences, Jenderal Soedirman

University)

Identification of Primary Container of Aedes

Mosquitoes Breeding Site in Urban Region of

Dengue Endemic Area, Purwokerto

Indonesia

BALABA

Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 181-188

Dengue prevention and control more reliant on

reducing its vector, Aedes sp. mosquitoes by

Page 13: BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

mosquito breeding nest eradication method.

Therefore, identification of the primary

container of the Aedes sp. breeding site

particularly in the urban region of dengue-

endemic area is a crucial effort to conduct an

effective dengue prevention program. This

research aimed to identify the primary

container of the Aedes sp. breeding site in the

urban region of the dengue-endemic area. This

is a descriptive cross-sectional study, located

in an urban region of dengue-endemic area

within Banyumas Regency of Central Java

Indonesia. A total of 300 houses in three urban

areas were observed in urban areas of

Purwokerto namely Arcawinangun,

Purwanegara, and Karangpucung (100 houses

each area). A total of 1504 water-holding

containers were observed. All container was

observed and recorded the type, color, lid

condition, position, and the presence of

mosquito larvae. The analysis was conducted

by calculating the percentage of types, color,

lid condition, and position of the container

also the presence of mosquito larvae. The

result of this study highlighted that flower pots

and bathtubs were the primary types of

containers with Aedes sp. larvae in the urban

area. The characteristics of larvae-positive

containers mostly open, bright, and located

indoor position. Dengue prevention efforts by

targeting the primary types of containers for

mosquito breeding are expected to reduce the

adult mosquito population.

Keywords: dengue, container, mosquitoes,

Aedes sp.

---------------------------------------------------------

Murni, Nelfita, Risti, Hasrida Mustafa,

Malonda Maksud

(Health Research and Development Unit of

Donggala)

Maya Index and Entomology Index of

Dengue Hemorrhagic Fever Vector in

Central Mamuju Regency, West Sulawesi

BALABA

Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 189-198

The existence of containers as a potential

habitat breeding places for mosquitoes in the

community can affect the population density of

Aedes. The maya index is an indicator to

measure the number of containers that can be

a breeding places for mosquitoes. This study

aims to determine maya index and entomology

index in Central Mamuju Regency, West

Sulawesi Province. This study was an

observational study conducted in 2015 in three

sub-districts (Topoyo, Tappilina, and Karossa)

in Central Mamuju Regency. Data collection

through structured interviews with household

heads in 100 randomly selected houses using

the closest house method and measuring larvae

density using the single larva method. The

results showed that the Breeding Risk Index

(BRI) for the three sub-districts in Central

Mamuju Regency are mostly in the medium

category, while Hygiene Risk Index (HRI) and

Maya Index (MI) are in a low category. Based

on House Index (HI) and Container Index (CI)

indicators means Central Mamuju Regency

have a moderate risk of transmission Dengue.

Keywords: maya index, entomology index,

West Sulawesi

---------------------------------------------------------

Dyah Widiastuti, Dwi Priyanto

(Health Research and Development Unit of

Banjarnegara)

Hygene Condition Related to The

Transmission Risk of Leptospirosis in

Traditional Market Area

BALABA

Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 199-208

Leptospirosis is associated with occupations

which exposed workers to contaminated

environments. The risk of leptospirosis

exposure in the market as a gathering place for

many people needs to be assessed, to obtain

the basis for decision making to anticipate

leptospirosis transmission. This study aimed to

determine the relationship between market

environmental conditions including market

sanitation conditions, the level of rat density

and the presence of leptospira-positive rats

toward the history of leptospirosis exposure

among market workers (traders and janitors).

A cross sectional study conducted in 35

markets in Banjarnegara and 175 market

workers randomly selected. Blood samples

analysed using ELISA against 40 Kda

pathogenic Leptospira protein. Rat trapping

conducted in each market for two days with

100 traps. The caught mice examined with

Page 14: BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL

Polymerase Chain Reaction (PCR) to detect

the presence of Leptospira bacteria in their

kidneys. Leptospirosis exposure was spread in

17 markets in Banjarnegara. The PCR

examination showed that the pathogenic

Leptospira infected rats were spread in four

markets in Banjarnegara. Chi square test

showed that the hygene condition in market

area was significantly associated with the

leptospirosis exposure. Markets workers

(traders and janitors) were at risk for

leptospirosis proved by high seroprevalence of

leptospirosis in this study.

Keywords: leptospirosis, market, hygiene

--------------------------------------------------------

Ruben Wadu Wila, Roy Nusa

(Health Research and Development Unit of

Waikabubak)

Clinical Features and Immune Response on

Dengue Hemorrhagic Fever Patients in

Lindi Mara Christian Hospital Eastern

Sumba, During January to December 2018

BALABA

Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 209-216

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an

arboviral disease that is widespread

worldwide. Dengue virus is transmitted to

humans through the bite of an infected female

Aedes mosquito. Infection of one of the viral

serotypes in the majority of cases causes no

symptoms or may cause clinical symptoms.

Dengue virus infection causes the body to

respond clinically and form antibodies. This

research study is to provide clinical features

and immune response in patients with Dengue

hemorrhagic fever. This article uses an

observational study design of secondary data

of both IgM and IgG sequential examinations

of 52 people with Dengue hemorrhagic fever

infections at Lindi maria hospital in 2018.The

results of the descriptive analysis showed that

male population with Dengue hemorrhagic

fever was 55.8%, and the highest rate of

infection was in adolescents 34.6%. The most

clinical features found were fever 91.4%;

headache 24.0%; swallow pain 20.8%;

vomiting 21.8%; and gastric pain18.7%.

Serological examination showed 19.2%

positive IgM; 36.5% IgG; and 44.2% positive

both IgM and IgG. The Dengue virus infection

in 52 patients in East Sumba is mostly

secondary infection (80.8%) with the most

infected age group is the adult group (≥ 16

years old).

Keywords: Dengue Hemorrhagic fever,

serology, IgM, IgG, Eastern Sumba

---------------------------------------------------------