ISSN : 1907-7556 ANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI · PDF fileANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI...

9
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI LAHAN DAS MEDE Ds KABUPATEN HALMAHERA UTARA Philipus Y. Kastanya 1) , Senawi 2) , Ambar Kusumandari 3) 1) Dosen Politeknik Perdamaian Halmahera – Tobelo 2) Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada 3) Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada ABSTRAK DAS Mede Ds merupakan salah satu DAS yang terletak di Kabupaten Halmahera Utara, yang diyakini telah mengalami degradasi lahan akibat pemanfaatan lahan tidak didasarkan pada kemampuan lahan yang ada. Tujuan dari penelitian ini pada prinsipnya adalah untuk mengkaji karakteristik lahan DAS Mede Ds dan mengetahui dampak penggunaan lahan terhadap degradasi lahan pada DAS Mede Ds.Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan melalui : (1) Kajian karakteristik lahan, (2) Erosi dan Degradasi lahan. Hasil analisis menunjukan bahwa lahan DAS Mede Ds didominasi oleh : erosi kelas sedang sampai berat, lereng bertopografi agak curam, permeabilitas agak lambat dan jenis tanah yang agak peka sampai sangat peka terhadap erosi. Luas lahan DAS Mede Ds yang terdegradasi yaitu 7.173,10 Ha (58,41%). Kata kunci : DAS, karakteristik lahan, penggunaan lahan, erosi, degradasi lahan. ABSTRACT Mede Ds watershed is one of the watershed located in North Halmahera, which is believed to have suffered degradation due to land use is not based on the ability of the existing land. The purpose of this study is to examine the principle land characteristics and determine the impact of land use on land degradation in the Mede Ds watershed. Processing techniques and data analysis was done through: (1) study the characteristics of the land, (2)Erosion and the land degradation. The results of the analysis showed that the watershed lands dominated by Mede Ds: moderate to severe erosion class, the topography is rather steep slope, permeability is rather slow and the type of soil that is somewhat sensitive to very sensitive to erosion. The land area is degraded Mede Ds watershed is 7173.10 ha (58.41%). Keywords:Watershed, lands characteristics, land use, erosion, land degradation. PENDAHULUAN Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) di dalam pengelolaannyabertujuan untuk mengaturhubungan timbal balik antara sumberdaya alam denganmanusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, agarterwujud kelestarian dan keserasian ekosistem sertameningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagimanusia secara berkelanjutan. Ekosistem DAS terbagi ke dalam tiga bagian yaitu hulu, tengah dan hilir. Ekosistem DAS khususnya bagian hulu, merupakan bagian penting karena berfungsi sebagai daerah tangkapan air (water catchment area) yang diarahkan sebagai kawasan untuk perlindungan terhadap fungsi hidrologi. Asdak (2007) menjelaskan bahwa kawasan hulu dari suatu DAS memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu mempunyai fungsi terhadap seluruh bagian DAS, antara lain dari segi fungsi tata air. Aktivitas perubahan lanskap termasuk perubahan tata guna lahan di daerah hulu DAS, tidak hanya memberikan dampak di daerah dimana kegiatan tersebut berlangsung (hulu DAS), tetapi juga akan menimbulkan dampak di daerah hilir . Kondisi DAS Mede Dsdi Halmahera Utara saat ini cukup memprihatinkan, karena penggunaan lahan dan pengelolaannya yang terus berkembang belum didasarkan pada kondisi ISSN : 1907-7556

Transcript of ISSN : 1907-7556 ANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI · PDF fileANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI...

Page 1: ISSN : 1907-7556 ANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI · PDF fileANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI LAHAN ... menjelaskan bahwa kawasan hulu dari ... Mentan Nomor 37/Kpts/Um/11/1980 tentang

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI LAHAN DAS MEDE Ds KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Philipus Y. Kastanya1), Senawi2), Ambar Kusumandari3)

1) Dosen Politeknik Perdamaian Halmahera – Tobelo2) Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada3) Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK

DAS Mede Ds merupakan salah satu DAS yang terletak di Kabupaten Halmahera Utara, yang diyakini telah mengalami degradasi lahan akibat pemanfaatan lahan tidak didasarkan pada kemampuan lahan yang ada. Tujuan dari penelitian ini pada prinsipnya adalah untuk mengkaji karakteristik lahan DAS Mede Ds dan mengetahui dampak penggunaan lahan terhadap degradasi lahan pada DAS Mede Ds.Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan melalui : (1) Kajian karakteristik lahan, (2) Erosi dan Degradasi lahan. Hasil analisis menunjukan bahwa lahan DAS Mede Ds didominasi oleh : erosi kelas sedang sampai berat, lereng bertopografi agak curam, permeabilitas agak lambat dan jenis tanah yang agak peka sampai sangat peka terhadap erosi. Luas lahan DAS Mede Ds yang terdegradasi yaitu 7.173,10 Ha (58,41%).Kata kunci : DAS, karakteristik lahan, penggunaan lahan, erosi, degradasi lahan.

ABSTRACT

Mede Ds watershed is one of the watershed located in North Halmahera, which is believed to have suffered degradation due to land use is not based on the ability of the existing land. The purpose of this study is to examine the principle land characteristics and determine the impact of land use on land degradation in the Mede Ds watershed.Processing techniques and data analysis was done through: (1) study the characteristics of the land, (2)Erosion and the land degradation. The results of the analysis showed that the watershed lands dominated by Mede Ds: moderate to severe erosion class, the topography is rather steep slope, permeability is rather slow and the type of soil that is somewhat sensitive to very sensitive to erosion. The land area is degraded Mede Ds watershed is 7173.10 ha (58.41%).Keywords:Watershed, lands characteristics, land use, erosion, land degradation.

PENDAHULUANKawasan Daerah Al i ran Sunga i

(DAS) di dalam pengelolaannyabertujuan untuk mengaturhubungan timbal balik antara sumberdaya alam denganmanusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, agarterwujud kelestarian dan keserasian ekosistem sertameningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagimanusia secara berkelanjutan. Ekosistem DAS terbagi ke dalam tiga bagian yaitu hulu, tengah dan hilir. Ekosistem DAS khususnya bagian hulu, merupakan bagian penting karena berfungsi sebagai daerah tangkapan air (water catchment area) yang diarahkan sebagai kawasan untuk

perlindungan terhadap fungsi hidrologi. Asdak (2007) menjelaskan bahwa kawasan hulu dari suatu DAS memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu mempunyai fungsi terhadap seluruh bagian DAS, antara lain dari segi fungsi tata air. Aktivitas perubahan lanskap termasuk perubahan tata guna lahan di daerah hulu DAS, tidak hanya memberikan dampak di daerah dimana kegiatan tersebut berlangsung (hulu DAS), tetapi juga akan menimbulkan dampak di daerah hilir .

Kondisi DAS Mede Dsdi Halmahera Utara saat ini cukup memprihatinkan, karena penggunaan lahan dan pengelolaannya yang terus berkembang belum didasarkan pada kondisi

ISSN : 1907-7556

Page 2: ISSN : 1907-7556 ANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI · PDF fileANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI LAHAN ... menjelaskan bahwa kawasan hulu dari ... Mentan Nomor 37/Kpts/Um/11/1980 tentang

Analisis Karakteristik dan Erosi Lahan Das Mede Ds Kabupaten Halmahera Utara

� Jurnal Agroforestri X Nomor 1 Maret 2015

kemampuan lahan yang ada.Dasar pemilihan ini terkait dengan konversi lahan hutan yang terjadi sangat cepat pada DAS Mede Ds dan adanya aktivitas lain di dalam kawasan hutan (seperti berkebun dan berburu), yang berdampak pada pembukaan vegetasi penutup tanah dan pembukaan akses ke hutan, termasuk pada hutan lindung. Gambaran wilayah DAS Mede Ds saat ini yaitu terdapat kota yang merupakan ibu kota kabupaten, dengan arah pengembangannya lebih mengarah ke hutan, memiliki dataran rendah ± 50%, terjadinyapengurangan luas hutan, dan kerusakan lingkungan di dalam kawasan DAS sehingga diduga mengalami erosi dan degradasi lahan.

Dari gambaran diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan terkait dengan penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah karakteristik kawasanDAS Mede Ds; 2) Bagaimana dampak penggunaan lahan terhadap degradasi lahan di DAS Mede Ds; Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah 1) Mengkaji karakteristik lahan DAS Mede Ds dan 2) Mengetahui dampak penggunaan lahan terhadap degradasi lahan pada DAS Mede Ds.

METODOLOGI

Lokasi PenelitianPenelitian dilakukan di DAS Mede Ds

yang merupakan salah satu kawasan DAS di Kabupaten Halmahera Utara dengan luas ± 12.280,40 Ha, dan dan secara administratif terdiri dari 3 Kecamatan yaitu Tobelo Utara, Tobelo dan Tobelo Tengah. Batas DAS Mede Ds ditentukan dengan menggunakan citra SRTM dengan bentuk 3 dimensi dan peta kontur. DAS Mede Ds terletak di sebelah timur Kabupaten Halmahera Barat, antara 1041’30”LU-1048’33”LU dan 127052’35”BT-128001’45”BT.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Citra Landsat 8 tahun 2013 dan Citra SRTM 25m tahun 2009 Kabupaten Halmahera Utara. Peta RBI Maluku dan Maluku Utara skala 1:9.000.000. Data sekunder yang terdiri dari data curah hujan bulanan Kabupaten Halmahera Utara yang diambil dari BMKG Galela, dan peta tanah yang merupakan bagian dari produk RTRW Kabupaten Halmahera Utara. Sedangkan alat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah : Komputer Analisis berbasis Geographic Information System (GIS) dengan perangkat lunak : ArcGIS 10.0, ER-Mapper 6.4, ENVI 4.5, Software LCLP dan MS Excel. Global Positioning System (GPS). Peralatan lapangan untuk pengambilan sampel, dan Kamera digital. Aspek kajian dalam penelitian ini meliputi : karakteristik biogeofisik DAS dan gambaran erosi lahan; degradasi lahan berdasarkan indeks bahaya erosi (IBE).

Cara Perolehan DataDalam memperoleh data penenlitian,

maka proses yang dilakukan adalah :Tahap Persiapan, meliputi :Studi atau

telaah pustaka dan orientasi lapangan untuk mempelajari secara umum daerah penelitian.Membuat peta-peta tematik yang akan digunakan dalam proses penelitian, meliputi :Peta penggunaan lahan, peta kemiringan lereng, peta tanah, merupakan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait dan peta curah hujan wilayah penelitian, yang diperoleh melalui pengolahan data curah hujan, peta Satuan Lahan, peta jaringan sungai, merupakan data sekunder yang dilengkapi dengan pembuatan sistem hidrologi dari citra SRTM 25m menggunakan software ArcGIS 10.

Penentuan titik sampel penelitian lapangan pada peta satuan lahan dengan mempertimbangkan luas satuan lahan, keterwakilan penggunaan lahan, tanah, maupun lereng.

Tahap Pekerjaan Penelitian Lapangan, meliputi :melakukan koreksi terhadap peta tentatif satuan lahan sesuai kondisi di lapangan, mengumpulkan data primer, melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap parameter-parameter kemampuan lahan, pengambilan sampel tanah sebagai bahan analisis laboratorium.

Tahap Pekerjaan Pasca Penelitian Lapangan, meliputi :Analisis sifat fisik-kimia tanah meliputi : Uji penetapan tekstur tanah, bahan organik, permeabilitas tanah; Re-interpretasi dan revisi peta satuan lahan; Pengolahan data spasial untuk pembuatan peta-peta pendukung analisis data dengan menggunakan software ArcGIS 10 diantaranya; peta erosivitas hujan, peta erodibilitas, peta faktor kelerengan, peta faktor CP, peta tingkat erosi, peta indeks bahaya erosi.

Page 3: ISSN : 1907-7556 ANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI · PDF fileANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI LAHAN ... menjelaskan bahwa kawasan hulu dari ... Mentan Nomor 37/Kpts/Um/11/1980 tentang

Philipus Y. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari

�Jurnal Agroforestri X Nomor 1 Maret 2015

Analisis DataPemetaan satuan lahan dilakukan dengan

melakukan integrasi atau tumpang tindih peta-peta tematik kemiringan lereng, penggunaan lahan,

jenis tanah dan curah hujan, dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10. Berdasarkan hasil integrasi, diperoleh 39 kelas satuan lahan.

Gambar1. Peta Satuan Lahan DAS Mede Ds

Analisis laju erosi aktual dilakukan menggunakan metode USLE yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Scmith (1978) : A = R K LS C P. Klasifikasi kelas erosi berdasarkan solum tanah ditentukan sesuai Peraturan DIRJEN BPDAS dan Perhutanan Sosial No. P. 4/V-SET/2013.Penghitungan erosi yang dapat dibiarkan (tolerable erosion) dilakukan untuk mengetahui laju erosi standar yang terjadi pada lahan. Nilai erosi yang diperbolehkan (nilai T) dihitung menggunakan persamaan hammer (1981).

BdxW

dfxdeT

Dimana :de = Kedalaman tanah efektif (mm)fd = Faktor kedalaman tanahW = umur guna tanah (400 tahun)Bd = Kerapatan masa tanah

Indeks bahaya erosi dilakukan analisis perbandingan antara laju erosi aktual dengan erosi yang diperbolehkan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Hammer, 1981 dalam arsyad 2006).

)//()//(thhatonkanDiperbolehyangErosiJumlah

thhatonTererosiyangTanahJumlahErosiBahayaIndeks =

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Lahan DAS Mede DsCurah Hujan dan Hidrologi. Data curah

hujan3tahunan (2007-2008 dan2012), dengan hasil perhitungan intensitas curah hujan per hari hujan (mm/hari hujan) yaitu berdasarkan SK Mentan Nomor 37/Kpts/Um/11/1980 tentang kriteria dan tata cara penentapan hutan lindung, diketahui intensitas hujan yang berlaku di wilayah penelitian termasuk di dalam intensitas hujan kelas1, yaitu sangat rendah dengan intensitas curah hujan 11,68 mm/hari.

Page 4: ISSN : 1907-7556 ANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI · PDF fileANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI LAHAN ... menjelaskan bahwa kawasan hulu dari ... Mentan Nomor 37/Kpts/Um/11/1980 tentang

Analisis Karakteristik dan Erosi Lahan Das Mede Ds Kabupaten Halmahera Utara

� Jurnal Agroforestri X Nomor 1 Maret 2015

Tabel 4. Data Curah Hujan Bulanan DAS Mede Ds Selama 3 Tahun

Jumlah Hari per Bulanan (3 tahun) Rata-rata HH BulananBulan 2007 2008 2011

Januari 20 21 24 22Februari 12 15 22 16Maret 16 18 25 20April 14 22 25 20Mei 18 18 16 17Juni 22 17 17 19Juli 18 25 17 20Agustus 24 26 17 22September 19 19 19 19Oktober 16 23 19 19Nopember 19 25 19 21Desember 17 22 22 20

Jumlah 215 251 242 236

Kapasitas CH Bulanan (mm) Rata-rata CH Bulanan

Rerata Int. CH Harian2007 2008 2011

151.3 172.8 128.2 150.77 6.96175.2 247.3 459.2 293.90 17.99193.3 118.5 553.6 288.47 14.6736.3 257.6 209.2 167.70 8.25372.5 270.3 144.8 262.53 15.15211.6 294.7 3.6 169.97 9.11161.1 327.1 12.3 166.83 8.34251.1 266.4 133.6 217.03 9.72134 241.3 225.1 200.13 10.53

271.9 163.7 225.1 220.23 11.39202.1 400.2 207.7 270.00 12.86147.3 280.2 500 309.17 15.202308 3040 2802 2716.73 11.68

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Halmahera Utara (2008-2009 dan 2012

Dengan menggunakan rumus Lenvain (1975), diketahui bahwa nilai erosivitas hujan di DAS Mede Ds yaitu 1.871,73.Dari aspek Hidrologi, pada DAS Mede Ds mengalir 8 jaringan sungai besar dengan panjang total ± 161,09 km. Jaringan sungai terbesar adalah sungai Mede dengan panjang seluruh aliran sungai yaitu ± 43,15 km, dan panjang sungai utama ± 9,68 km.

Tabel 5. Jaringan Sungai DAS Mede Ds dan Panjangnya

No Jaringan Sungai Posisi di Hulu

1 Mede 43.15 G. Api Dukono

2 Kalipitu 28.28 G. Karianga

3 Ruko 23.89 G. Api Dukono

4 Wari 21.93 G. Karianga

5 Popilo 20.75 G. Karianga

6 MKCM 14.09 Kaki G. Karianga

7 Gamsungi 5.11 Ds. Gamsungi

8 Gosoma 3.58 Ds. Gosoma

9 9 sungai kecil sekitar desa Ruko 31.47 G. Mamuya

10 1 sungai Kecil sekitar desa Popilo 3,75 Ds. Popilo

Jumlah 196,00 -

Kelas kemiringan lereng yang tersebar di DAS Mede Ds yaitu 5 kelas, meliputi lereng dengan topografi datar (0-8%) sampai dengan sangat curam (>40%). DAS Mede Ds pada umumnya di dominasi oleh lereng dengan topografi datar dengan luas 4.664,04 Ha (Tabel6).Tabel6. Tabel Luas Lahan Berdasarkan Topografi dan

Kemiringan Lereng

No Topografi Kemiringan Lereng (%) Luas (Ha)

1 Datar 0 – 8 4.664,042 Landai >8 – 15 1.472,563 Agak Curam >15 – 25 3.658,214 Curam >25 – 40 1.432,005 Sangat

Curam>40 1.053,59

Total Luas 12.280,40Gambaran sebaran lahan berdasarkan

topografi dan kemiringan lereng dapat dilihat pada gambar 2.

Page 5: ISSN : 1907-7556 ANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI · PDF fileANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI LAHAN ... menjelaskan bahwa kawasan hulu dari ... Mentan Nomor 37/Kpts/Um/11/1980 tentang

Philipus Y. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari

�Jurnal Agroforestri X Nomor 1 Maret 2015

Gambar2. Peta Kemiringan Lereng DAS Mede DsTanah. Berdasarkan peta tanah, pada

DAS Mede Ds tersebar 5 jenis tanah yaitu :Gleisol Humic, Brown Forest Soil, Latosol, Andosol dan Regosol (sumber : RTRWP Halmahera Utara 2006).Tabel7. Jenis Tanah di DAS Mede Ds dan Luasannya

No Jenis Tanah

Taksonomi Tanah (Sub

Order)

Kepekaan Terhadap

ErosiLuas (Ha)

1 Gleisol Aquepts Tidak Peka

1.860,01

2 Latosol Humoxs Agak Peka

304,49

3 Brown Forest Soil

Tropepts Kurang peka

5.372,08

4 Andosol Andepts Peka 4.109,045 Regosol Orthents Sangat

Peka634,78

Total Luas

Gambar3. Peta Tanah pada Kawasan DAS Mede DsBerdasarkan tabel 7. dan gambar 3., DAS

Mede Ds di dominasi oleh lahan dengan jenis tanah Brown Forest Soil dengan luas 5.372,08 Ha, dan jenis tanah Andosol dengan luas 4.109,04 Ha.

Kepekaan erosi atau eredobilitas tanah menunjukan tingkat kepekaan tanah terhadap daya rusak hujan. Kepekaan erosi dipengaruhi oleh tekstur tanah, kandungan bahan organik tanah, permeabilitas danstruktur tanah.

Tekstur (t) tanah pada lokasi penelitian terdiri atas tekstur geluh pasiran (liat berpasir), geluh (liat) dan geluh debuan (liat berdebu). Sebaran kelas tekstur tanah di kawasan penelitian ditunjukan pada gambar 4. Secara keseluruhan, luas lahan dengan tekstur geluh 304,49 Ha, tekstur geluh debuan 54,88 Ha dan tekstur geluh pasiran 11.921,01 Ha.

Gambar 4. Peta Sebaran Tekstur Tanah DAS Mede Ds

Sebaran bahan organik (BO) pada lahan di kawasan DAS Mede Ds bervariasi tergantung keberadaan vegetasi penutup tanah maupun seresah, dan jenis penggunaan lahan. Satuan lahan yang memiliki kandungan bahan organik lebih tinggi (12,63%) terdapat pada lahan dengan jenis tanah Andosol dan penggunaan lahannya berupa kebun campur. Selain itu, pada lahan dengan jenis tanah brown forest soil dengan penggunaan lahan semak juga memiliki bahan organik cukup tinggi (9,17%).

Sebaran kelas permeabilitas (p)di kawasan penelitian bervariasi, mulai dari permeabilitas lambat sampai dengan agak cepat. Luas lahan yang memiliki kelas permeabilitas lambat yaitu 3.684,79 Ha, kelas permeabilitas agak lambat yaitu 8.220,20 Ha dan kelas permeabilitas sedang yaitu 314,86 Ha. Sebaran kelas permeabilitas ditunjukan pada gambar 5.

Page 6: ISSN : 1907-7556 ANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI · PDF fileANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI LAHAN ... menjelaskan bahwa kawasan hulu dari ... Mentan Nomor 37/Kpts/Um/11/1980 tentang

Analisis Karakteristik dan Erosi Lahan Das Mede Ds Kabupaten Halmahera Utara

� Jurnal Agroforestri X Nomor 1 Maret 2015

Gambar 5. Peta Sebaran Permeabilitas Gambar 6. Peta Sebaran Struktur Tanah DAS Mede Ds Tanah DAS Mede Ds

Struktur tanah (s)di kawasan penelitian terdiri dari granular sangat halus yang terdapat pada lahan dengan tanah-tanah Latosol serta Gleisol,dan struktur tanah granular halus yang terdapat pada tanah-tanah Brown Forest Soil, Andosol dan Regosol. Luas lahan dengan struktur tanah granular sangat halus yaitu 2.164,50 Ha, sedangkan struktur tanah granular halus yaitu 10.115,87 Ha. Sebaran kelas struktur tanah ditunjukan pada gambar 6.

Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai kepekaan erosi tanah dari masing-masing satuan lahan DAS termasuk dalam klasifikasi sangat rendah (≤ 0,1) sampai tinggi (>0,43-0,55). Kelas kepekaan erosi dan luasannya dapat dilihat pada tabel 8.Tabel8. Kelas Kepekaan Erosi dan Luasannya di DAS

Mede Ds

NoNilai

KepekaanKelas

KepekaanLuas (Ha)

1 0,00 – 0,10 Sangat Rendah

1.073,94

2 >0,10 – 0,20 Rendah 1.696,993 >0,20 – 0,32 Sedang 6.492,194 >0,32 – 0,43 Agak Tinggi 2.101,035 >0,43 – 0,55 Tinggi 916,25

Total Luas 12.280,40Kelas kepekaan erosi dan sebarannya di

DAS Mede Ds ditunjukan pada gambar 7.

Gambar 7. Peta Kepekaan Erosi Tanah DAS Mede Ds

Kedalaman tanah pada area penelitian tergolong dalam kelas kedalaman sedang (60-90 cm) dan dalam (> 90 cm). Kelas kedalaman sedang terdapat pada tanah-tanah Gleisol, Brown Forest, Andosol dan Regosol. Sedangkan untuk kelas kedalaman tanahtergolong dalam terdapat pada tanah Latosol.

Erosi yang terjadi di DAS Mede Ds berkisar dari nilai erosi yang tergolong kelas erosi rendah sampai dengan tinggi. Kelas erosi ringan dengan luas 2.515,33Ha, kelas erosi sedang dengan luas 6.625,91 Ha, kelas erosi agak berat dengan luas 2.284,30 Ha, dan kelas erosi sangat beratdengan luas 854,87. Kelas erosi dan luasannya pada kawasan DAS Mede dapat dilihat pada tabel 9.

Page 7: ISSN : 1907-7556 ANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI · PDF fileANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI LAHAN ... menjelaskan bahwa kawasan hulu dari ... Mentan Nomor 37/Kpts/Um/11/1980 tentang

Philipus Y. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari

�Jurnal Agroforestri X Nomor 1 Maret 2015

Tabel 9. Kelas Erosi dan Luasannya di Kawasan DAS Mede Ds

Kode Kelas ErosiNilai Erosi

(Ton/Ha/Thn)

Luas

Ha %

e1 Ringan >0 – 15 20,48e2 Sedang >15 – 60 53,96e3 Agak Berat >60 – 180 18,60e5 Sangat Berat > 480 6,96

Jumlah 100Sebaran kelas erosi lahan pada kawasan

DAS Mede Ds ditunjukan pada gambar 8.

Gambar 8. Peta Sebaran Kelas Erosi DAS Mede DsPenggunaan lahan yang tersebar di DAS

Mede Ds terbagi atas 6 kelas, yaitu :Hutan di DAS Mede Dstersebar pada daerah hulu, dan memiliki luas 2.346,50 Ha, kebun campuranseluas7.337,76 Ha, kelas tanaman panganseluas376,04 Ha, kelas permukiman seluas1.343,46 Ha, kelas semak seluas21,79 Ha, dan kelas lahan terbuka seluas854,86 Ha.Jenis penggunaan lahan dan luasannya dilihat pada tabel 10.Tabel 10. Kelas Penggunaan Lahan Kawasan DAS

Mede Ds dan Luasannya

No Penggunaan Lahan

Faktor CP

Luas

Ha %

1 Hutan 0,01 2.346,50 19.112 Kebun Campuran 0,02 7.337,76 59.753 Tanaman Pangan 0,08 376,04 3.064 Permukiman 0,00 1.343,46 10.955 Semak 0,20 21,79 0.176 Lahan Terbuka 1,00 854,86 6.96

Jumlah 12.280,40 100Sebaran jenis penggunaan lahan di DAS

Mede Ds ditunjukan pada gambar 10.

Gambar10. Peta Penggunaan Lahan DAS Mede DsKerikil batuan tiap satuan lahan di DAS

Mede Dshampir tidak ditemukan. Namun pada alur sungai, banyak ditemukan kerikil hingga batuan lepas. Keberadaan kerikil dan batuan-batuan ini diperkirakan berasal dari hulu sungai di lahan hutan. Berdasarkan kelas prosentase kerikil batuan, maka kelas prosentase tergolong kelas tanpa sampai sedikit (b0), yaitu persentasenya terhadap volume tanah antara 0-15%.

Spasial KarakteristikLahan Kawasan DAS Mede Ds

Spasial karakteristik lahan DAS dalam penelitian ini diperlukan untuk menyederhanakan karakteristik biofisik lahan DAS terkait dengan kemampuan lahan, agar mudah diidentifikasi dan jelas secara spasial. Spasial karakteristik lahan DAS Mede disajikan pada lampiran 5. Berdasarkan karakteristik lahan, menunjukan bahwa DAS Mede Ds memiliki tingkat curah hujan dan erosivitas yang tergolong rendah (11,68 mm/hari dan R=1.871,73), memiliki lahan yang mudah untuk diolah atau ditanam karena hampir atau sedikit memiliki kerikil/batuan. Namun, dengan didominasi oleh : kelas lereng bertopografi agak curam-sangat curam (6.143,80 atau >50%), jenis tanah yang tergolong agak peka sampai sangat peka erosi (brown forest, andosol, regosol), dan nilai kelas kepekaan tanah sedang , menjadi potensi untuk terjadinya erosi. Berdasarkan hasil penelitian, kelas erosi di DAS Mede Ds didominasi oleh kelas sedang sampai agak berat dengan luas 8.910,21 Ha (72,56%).

Page 8: ISSN : 1907-7556 ANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI · PDF fileANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI LAHAN ... menjelaskan bahwa kawasan hulu dari ... Mentan Nomor 37/Kpts/Um/11/1980 tentang

Analisis Karakteristik dan Erosi Lahan Das Mede Ds Kabupaten Halmahera Utara

� Jurnal Agroforestri X Nomor 1 Maret 2015

Degradasi Lahan pada DAS Mede DsPenggunaan lahan pada masing-masing

kemampuan lahan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap nilai erosi, yang pada akhirnya berdampak pada kemungkinan terjadinya degradasi lahan. Degradasi lahan terjadi jika nilai erosi aktual (A) melebihi nilai erosi yang ditoleransi (T). Pada DAS Mede Ds, memiliki nilai erosi yang ditoleransi berbeda-beda tergantung jenis tanah. Berdasarkan taksonomi tanah, tanah gleisol termasuk dalam sub order Aquepts dengan nilai faktor kedalaman tanah (fd)=0,95. Tanah brown forest termasuk dalam sub-order Tropepts dengan nilai faktor kedalaman tanah (fd)=1,00. Tanah latosol termasuk sub order Humoks dengan nilai fd=1,00. Tanah andosol termasuk dalam sub order Andepts dengan nilai fd=1,00. Tanah regosol termasuk dalam sub order Orthents dengan nilai fd=1,00. Untuk menentukan kepadatan partikel tanah, menurut Foth(1994), pertimbangan hanya diberikan untuk partikel yang kuat. Oleh karena itu, kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Hal ini didefinisikan sebagai massa tiap unit volume partikel tanah dan sering kali dinyatakan dalam gram/cm3. Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya rata-rata sekitar 2,6 gram/cm3. Hanafiah(2006), kerapatan partikel (bobot partikel) adalah bobot massa partikel padat persatuan volume tanah, biasanya tanah memiliki kerapatan partikel 2,6 gr/cm3. Kerapatan partikel erat hubungannya dengan kerapatan massa. Hubungan kerapatan partikel dan kerapatan massa dapat menentukan pori-pori pada tanah. Dengan demikian, nilai kerapatan tanah (Bd) yang akan digunakan dalam perhitungan nilai T yaitu Bd=2,6 gr/cm3 atau setara dengan 260 ton/ha.Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan Hammer (1981), diketahui pada jenis tanah gleisol memiliki nilai T=37,05 ton/ha/thn. Jenis tanah brown forest, andosol dan regosol memiliki nilai T=39 ton/ha/thn. Jenis tanah latosol memiliki nilai T=58,5 ton/ha/thn. Sebaran nilai T berdasarkan jenis tanah disajikan pada tabel 12.

Tabel12.Nilai T Tanah di DAS Mede Ds dan Luasannya

No Jenis Tanah

Taksonomi Tanah (Sub

Order)de (mm)

Nilai fd

Nilai T (ton/ha/thn)

1 Gleisol Tropepts 600 0,95 37,052 Latosol Humoxs 900 1,00 58,503 Brown

Forest Soil

Tropepts 600 1,00 39,00

4 Andosol Andepts 600 1,00 39,005 Regosol Orthents 600 1,00 39,00

Has i l da r i pengo lahan da ta in i menghasilkan nilai Indeks Bahaya Erosi (IBE), dengan membandingkan nilai erosi aktual (A) dengan nilai erosi yang ditoleransi (T) dan diperoleh hasil klasifikasi terdiri dari kelas A≤T dan A>T. Jika nilai A≤T, maka terindikasi tidak terjadi degradasi lahan dan tingkat IBE tergolong rendah, namun jika nilai A>T, maka terindikasi bahwa lahan mengalami degradasi dan tingkat IBE bervariasi dari sedang sampai sangat tinggi tergantung nilai IBE. Sebaran nilai IBE dan luasannya disajikan pada tabel 4.12, dan secara spasial ditunjukan pada gambar 13.Tabel13. Kelas Indeks Bahaya Erosi (IBE) DAS Mede

Ds dan Luasannya

No A : T Indikasi Nilai IBE

Tingkat Luas

1 A ≤ T Tidak terjadi

degradasi

≤1,0 Rendah 5.107,30

2 A > T Terjadi degradasi

>1,0 – 4,0

Sedang 6.270,04

3 A > T Terjadi degradasi

>4,0 – 10,0

Tinggi 48,19

4 A > T Terjadi degradasi

> 10 Sangat Tinggi

854,87

Berdasarkan tabel 13, diketahui bahwa luas lahan yang terdegradasi di DAS Mede Ds yaitu 7.173,11 Ha, dan yang tidak terdegradasi seluas 5.107,30 Ha.

KESIMPULANBerdasarkan pada hasil penelitian

yang telah dilakukan di DAS Mede Ds, dapat disimpulkan bahwa :

Karakteristik lahan DAS Mede yang didominasi oleh : erosi kelas sedang sampai agak berat dengan luas 8.910,21 Ha (72,56%),

Page 9: ISSN : 1907-7556 ANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI · PDF fileANALISIS KARAKTERISTIK DAN EROSI LAHAN ... menjelaskan bahwa kawasan hulu dari ... Mentan Nomor 37/Kpts/Um/11/1980 tentang

Philipus Y. Kastanya, Senawi, Ambar Kusumandari

�Jurnal Agroforestri X Nomor 1 Maret 2015

permeabilitas agak lambat (8.220,20 Ha atau 66,93%), kelas lereng bertopografi agak curam-sangat curam (6.143,80 Ha atau >50%), jenis tanah yang tergolong agak peka sampai sangat peka erosi (brown forest, andosol, regosol), menggambarkan bahwa DAS Mede Ds merupakan kawasan DAS yang rentan terhadap degradasi lahan.

Penggunaan lahan memiliki dampak terhadap degradasi. Lahan terdegradasi terluas (sesuai IBE) yaitu tingkat sedang seluas 6.270,04 Ha (51,06%). Gambar 13. Peta Indeks Bahaya Erosi (IBE) DAS

Mede Ds

DAFTAR PUSTAKA

Asdakh, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Biswas A. K., 2010. Watershed Management. International Water Resources Association, Oxford, UK.

Mustafa M., Ahmad A, Ansar M, Syafiuddin M., 2012. Dasar Ilmu Tanah. Universitas Hassanudin – Makasar.

Potschin M., 2009. Catchment planning and the Ecosystems Approach (Progress towards application). Centre for Environmental Management School of Geography, University of Nottingham.

Purwadhi, S.H dan Sanjoto T. B., 2007. Pengantar Interpretasi Citra Penginderaan Jauh. LAPAN.Jakarta.

Rusnam., Ekaputra E.G., Sitanggang E.M., 2013. Analisis Spasial Besaran Tingkat Erosi Pada Tiap Satuan Lahan Di Sub Das Batang Kandis. Jurnal Teknik Lingkungan UNAND.

Senawi, 1999. Evaluasi dan Tata Guna Lahan. Fakultas Kehutanan UGM.

Senawi, 2007. Permodelan Spasial Ekologis Untuk Optimalisasi Penggunaan Lahan Daerah Alira Sungai (Kasus Di DAS Solo Hulu). Fakultas Kehutanan UGM-Yogyakarta.

Sitanggang, G. 1998, Pengenalan Teknologi Penginderaan Jauh dan Aplikasinya, LAPAN. Jakarta.

Suharsimi A, 1998. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.

Sutanto, 1994. Penginderaan Jauh Jilid I dan II (cetakan kedua). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.