LAPORAN EROSI

10
1 A. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan adalah melakukan analisis spasial dengan case studi analisis erosi menggunakan model USLE. Sasaran yang harus dicapai, antara lain: 1) Menentukan variabel perhitungan curah hujan, jenis tanah, kelerengan dan tutupan lahan. 2) Memetakan variabel secara spasial. 3) Membuat permodelan erosi dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis. 4) Membuat klasifikasi peruntukan lahan. 5) Menggabungkan daerah rawan erosi dengan klasifikasi peruntukan lahan. Untuk itu perlu adanya pengukuran erosi untuk mengetahui tingkat erosi dan persebaran daerah rawan erosi. Cara yang dilakukan untuk mengetahui tingkat erosi dengan menggunakan perhitungan USLE (Universal Soil-Loss Equation). Sedangkan untuk melakukan analisis secara spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). B. MODEL USLE Untuk menghitung menggunakan model USLE dengan cara berikut:

description

TUGAS SISTEM INFORMASI DAN GEOGRAFIS

Transcript of LAPORAN EROSI

Page 1: LAPORAN EROSI

1

A. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan adalah melakukan analisis spasial dengan case studi analisis erosi menggunakan model

USLE.

Sasaran yang harus dicapai, antara lain:

1) Menentukan variabel perhitungan curah hujan, jenis tanah, kelerengan dan tutupan lahan.

2) Memetakan variabel secara spasial.

3) Membuat permodelan erosi dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis.

4) Membuat klasifikasi peruntukan lahan.

5) Menggabungkan daerah rawan erosi dengan klasifikasi peruntukan lahan.

Untuk itu perlu adanya pengukuran erosi untuk mengetahui tingkat erosi dan persebaran daerah

rawan erosi. Cara yang dilakukan untuk mengetahui tingkat erosi dengan menggunakan

perhitungan USLE (Universal Soil-Loss Equation). Sedangkan untuk melakukan analisis secara

spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).

B. MODEL USLE

Untuk menghitung menggunakan model USLE dengan cara berikut:

Page 2: LAPORAN EROSI

2

C. KEBUTUHAN DATA

Jenis

Data

No Sub Jenis

Data

Fungsi Data Bentuk Data Sumber Data Teknik

Pengumpulan

Data

Fisik

Alam

1 Curah Hujan Banyaknya curah hujan, intensitas dan

distribusi hujan menentukan dispersi hujan

tehadap tanah, jumlah dan kecepatan

permukaaan serta besarnya kerusakan

erosi.

Dokumen

numerik, peta

Sekunder(BAPPEDA

Kab. Kendal, Dinas

Pekerjaan Umum

Kab. Kendal)

Telaah

dokumen

2 Kelerengan Kemiringan dan panjang lereng adalah dua

faktor yang menentukan karakteristik

topografi suatu daerah. Kedua faktor

tersebut penting untuk terjadinya erosi

karena faktor-faktor tersebut menentukan

besarnya kecepatan dan volume air larian

(Asdak, 1995).

Panjang lereng dihitung mulai dari titik

pangkal aliran permukaan sampai suatu

titik dimana air masuk ke dalam saluran

atau sungai, atau dimana kemiringan

lereng berkurang sedemikian rupa

sehingga kecepatan aliran air berubah. Air

yang mengalir di permukaan tanah akan

terkumpul di ujung lereng. Dengan

demikian berarti lebih banyak air yang

mengalir dan semakin besar kecepatannya

di bagian bawah lereng dari pada bagian

atas.

Dokumen

numerik, peta

Sekunder(BAPPEDA

Kab. Kendal, Dinas

Pekerjaan Umum

Kab. Kendal)

Telaah

dokumen

3 Jenis Tanah sifat-sifat tanah yang mempengaruhi

ketahanan struktur tanah terhadap dispersi

dan pengikisan oleh butir-butir hujan yang

jatuh dan aliran permukaan. Sifat-sifat

tanah yang mempengaruhi erosi adalah

tekstur, struktur, bahan organik,

kedalaman, sifat lapisan tanah, dan tingkat

kesuburan tanah.

Dokumen

teks, peta

Sekunder(BAPPEDA

Kab. Kendal, Dinas

Pekerjaan Umum

Kab. Kendal)

Telaah

dokumen

Fisik

Buatan

4 Tutupan

Lahan

Tutupan lahan bisa berasal dari buatan

manusia ataupun alam yang

mempengaruhi kapasitas pengikisan tanah.

Dokumen

numerik, peta

Sekunder(BAPPEDA

Kab. Kendal, Dinas

Pekerjaan Umum

Kab. Kendal)

Telaah

dokumen

Page 3: LAPORAN EROSI

3

5 Pengelolaan

Tanaman

Vegetasi penutup tanah yang baik seperti

rumput yang tebal, atau hutan yang lebat

akan menghilangkan pengaruh hujan dan

topografi terhadap erosi (Arsyad, 1989).

Asdak (1995) mengemukakan bahwa yang

lebih berperan dalam menurunkan

besarnya erosi adalah tumbuhan bahwa

karena ia merupakan stratum vegetasi

terakhir yang akan menentukan besar

kecilnya erosi percikan.

Dokumen

numerik, peta

Sekunder(BAPPEDA

Kab. Kendal, Dinas

Pekerjaan Umum

Kab. Kendal)

Telaah

dokumen

6 Tindakan

Konservasi

Tindakan terhadap penggunaan lahan yang

ada.

Dokumen

numerik, peta

Sekunder(BAPPEDA

Kab. Kendal, Dinas

Pekerjaan Umum

Kab. Kendal)

Page 4: LAPORAN EROSI

4

Curah Hujan Jenis Tanah Digital Elevation

Modeling

Tutupan Lahan

Kelas:

R 2000 mm/th : 101,44

R 2500 mm/th : 137,34

R 3000 mm/th : 176,03

R 3500 mm/th : 217,12

R 4000 mm/th : 260,28

Kelas:

K Latosol : 0,09

K Regosol : 0,19

K Grumosol : 0,27

K Kambisol : 1,29

Spatial Analyst, Surface

Analysis, Slope

Reclassify

Kelas:

0-8%

8-15%

15-25%

25-40%

>40%

Peta

Kelerengan

Convert from

raster to polygon

Peta Kelerengan Kelas:

0-8% : 0,40

8-15% : 1,40

15-25% : 3,10

25-40% : 6,80

>40% : 9,50

Peta curah hujan

Peta Jenis Tanah

Convert to raster

Convert to raster

Convert to raster

Peta Kelerengan

Raster calculate

Curah hujan x jenis tanah x

kelerengan x tutupan lahan

Persebaran daerah rawan erosi

Reclassify

Tingkat erosi

<15 ton/ha/tahun: sangat ringan

16-60 ton/ha/tahun : ringan

60-180 ton/ha/tahun : sedang

180-480 ton/ha/tahun : ringan

>480 ton/ha/tahun : sangat berat

Validasi

Peta persebaran daerah rawan erosi

Kelas:

Tubuh air : 0,05

Semak/belukar : 0,10

Kebun : 0,29

Tegalan : 0,43

Permukiman : 0,50

Sawah : 0,50

Rumput : 0,65

Lahan Terbuka : 0,90

Covert to raster

Peta Tutupan Lahan

input

PROSES

OUTPUT

Page 5: LAPORAN EROSI

5

D. ANALISIS

1. Erosivitas Hujan

Terlihat pada peta tersebut menggambarkan bahwa curah hujan tinggi di kecamatan Pageruyung,

Plantungan, Sukorejo. Curah hujan mempengaruhi kekuatan tanah untuk menahan seperti contoh hujan

yang terus menerus melanda sebuah tebing akan longsor karena tanah berair sehingga tidak kuat untuk

menopang. Air hujan yang tidak terserap oleh tanah dapat membawa material di atas permukaan tanah yang

dapat mempengaruhi ketahanan tanah sehingga dapat terjadi erosi. Nilai erosivitas hujan menunjukkan

semakin rendah nilainya curah hujan semakin tinggi curah hujan yang terjadi di suatu wilayah tersebut.

Page 6: LAPORAN EROSI

6

2. Erodibilitas Tanah

Digunakan untuk menghitung kepekaan tanah terhadap erosi. Jenis tanah mempengaruhi terhadap serapan

air pada curah hujan yang sangat berhubungan. Semakin tinggi nilai erodibilitas tanah menunjukkan

semakin tinggi rawan terjadi erosi, seperti untuk tanah berjenis kambisol.

Berikut nilai erodibilitas tanah:

Jenis Tanah Erodibilitas Tanah Kelas

Kisaran Rata-rata

Latosol 0.08-0.09 0.09 Sangat rendah

Regosol 0.17-0.21 0.19 Rendah

Gromosol 0.24-0.30 0.27 Sedang

Kambisol 0.20-0.38 0.29 sedang

Page 7: LAPORAN EROSI

7

3. Kemiringan Lereng

Kelerengan mempengaruhi dalam aktivitas pengangkutan air hujan. Semakin tajam kelerengan semakin

cepat air terangkut. Tetapi harus diimbangi dengan jenis tanah yang dapat menyerap atau hanya sebagai

tempat lewat air. Kelerengan juga mempengaruhi pengikisan tanah tergantung jenis tanah, mudah terangkut

air atau tidak. Semakin sering terngakut air semakin terkikis menunjukkan akan terjadi adanya erosi.

Berikut nilai kelerengan:

Kelas lereng Kemiringan lereng Nilai LS

I 0-8% 0.40

II 8-15% 1.40

III 15-25% 3.10

IV 25-40% 6.80

V >40% 9.50

Page 8: LAPORAN EROSI

8

4. Tutupan Lahan

Tutupan lahan mempengaruhi terhadap pengikisan tanah dan penyerapan air seperti penggunaan lahan

untuk permukiman menghambat penyerapan air hujan dan tanah semakin terkikis. Sedangkan untuk lahan

terbuka, hutan, kebun, sawah membantu penyerapan air hujan.

Penggunaan Lahan Nilai CP

Tubuh Air 0.05

Semak Belukar 0.10

Kebun 0.20

Tegalan 0.43

Permukiman 0.50

Sawah 0.50

Lahan Terbuka 0.90

Page 9: LAPORAN EROSI

9

5. Daerah Rawan Bahaya Erosi

Hasil overlay dari ke empat peta tadi menunjukkan bahwa Kabupaten Kendal termasuk dalam golongan

rendah rawan erosi dikarenakan Kendal berada pada kelerengan yang landai tidak terlalu tajam dan

termasuk dalam dataran rendah. Hanya beberapa kecamatan di Kendal yang terkena rawan erosi seperti

kecamatan Sukorejo karena memang wilayahnya terdapat banyak tebing dan berada pada dataran tinggi.

Page 10: LAPORAN EROSI

10

Berikut diagram yang menunjukkan luas wilayah yang terkena rawan erosi di Kabupaten Kendal.

Daftar Pustaka

Rahim, Sufli Efendi. 2000. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka Pelestarian Lingkungan

Hidup. Bumi Aksara . Jakarta

Nasiah. 2000. Evaluasi Kemampuan Lahan dan Tingkat Bahaya Erosi Untuk Prioritas

Konservasi Lahan di Daerah Aliran Sungai Takapala Kabupaten Dati II Gowa Propinsi

Sulawesi Selatan. Tesis. Program Pasca sarjana, UGM. Yogyakarta.

Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. UGM Press. Yogyakarta.

ringan22%

sangat ringan76%

sedang2%

DIAGRAM LUAS WILAYAH PERSEBARAN

DAERAH EROSI